PENGARUH STRES KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN BRI CABANG BEKASI NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh : DEWI RATNASARI B100120368
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
PENGARUH STRES KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN BRI CABANG BEKASI (studi pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta) DEWI RATNASARI B100120368 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected] ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel stres kerja terhadap semangat kerja karyawan, variabel lingkungan terhadap semangat kerja karyawan, dan pengaruh variabel stres kerja dan lingkungan kerja secara bersama-sama terhadap semangat kerja karyawan Metode kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Data primer berupa kuesioneryang disebar langsung kepada karyawan Bank Rakyat Indonesia Cabang Bekasi. Sampel penelitian diambil secara total sampling sehingga diperolehsampel sebanyak 60 responden.Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas dan multikolinearitas.Teknik analisis data menggunaan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil uji t diperoleh variabel stres kerja diketahui nilai signifikasi 0,001 maka Ho ditolak pada taraf signifikansi 0,05, yang artinya terdapat hubungan yang negative yang sangat signifikan antara stres kerja dengan semangat kerja.Variabel harga diperoleh nilai signifikasi 0,000 maka H0 ditolak dan pada taraf signifikansi 0,05 sehingga lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja.Hasil uji F diperoleh nilai signifikansi 0,000, hal ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan dan stres kerja secara simultan berpengaruh terhadap semangat kerja.Uji R2diperoleh angka koefisien determinasi 0,398. Hal ini berarti bahwa stres kerja dan lingkungan kerja dapat mempengaruhi semangat kerja secara efektif dan efisien sebesar 39,8%, sedangkan sisanya sebesar 60,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Stres Kerja,Lingkungan kerja, Semangat Kerja
1
ABSTRACT The purpose of this study was to know the effect of work stress variables on employee enthusiasm, environment variables on employee enthusiasm, and the effect of work stress variables and working environment together against employee enthusiasm. This research is quantitative methods used in this study. The primary data of questionnaires distributed directly to employees of Bank Rakyat Indonesia Branch Bekasi. Samples were taken in total sampling in order to obtain a sample of 60 respondents. Prior to the data analysis first tested the classical assumption of normality test and multicollinearity. The data analysis technique uses multiple linear regression analysis. Based on the results obtained by t test known value of variable stress work with significance value 0,001, which means that there is a negative correlation very significant between stress work with enthusiasm. The results of the t test for an unknown price variable with significant value 0,000 then Ho is rejected and the significance level of 0.05 so that the working environment significantly on morale. Result of test F obtained by value significant 0,000, this matter indicate that the environmental variable and stres work by simultan have an effect on motivation work.R2 test figures obtained determination coefficient 0.398. This means that the stress of work and the work environment can affect the enthusiasm effectively and efficiently by 39.8%, while the remaining 60.2% is influenced by other variables that are not used in this study.
Keywords: work stress, work environment, enthusiasm employee
PENDAHULUAN Keunggulan yang dimiliki oleh sumber daya manusia akan berpengaruh terhadap keberhasilan tercapaian tujuan perusahaan. Meskipun canggihnya teknologi, dan perkembangan informasi jika tanpa adanya sumber daya manusia yang baik dan berkompeten perusahaan atau organisasi akan mengalami hambatan pencapaian tujuan, karena sumber daya manusia penting untuk operasional perusahaan.Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan,
2
pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Mangkunegara, 2008). Sasono (2007) mengungkapkan bahwa stres mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positif stres pada tingkat rendah sampai pada tingkat moderat bersifat fungsional dalam arti berperan sebagai pendorong semangat kerja karyawan. Sedangkan pada dampak negatif stres tingkat yang tinggi adalah penurunan pada semangat kerja karyawan yang drastis. Stres kerja merupakan aspek yang penting bagi perusahaan terutama keterkaitannya dengan semangat kerja karyawan. Karyawan harus memilikisemangat kerja yang baikatautinggi dapat membantu perusahaan memperoleh keuntungan. Sebaliknya, bila semangat kerja menurun dapat merugikan perusahaan. Bahaya stres diakibatkan karena kondisi kelelahan fisik, emosional dan mental yang disebabkan oleh adanya target yang diberikan oleh perusahaan terlalu tinggi dan karyawan tidak dapat memenuhinya secara penuh (Hulaifah, 2012). Lingkungan kerja fisik dalam suatu perusahaan merupakan suatu kondisi pekerjaan untukmemberikan suasana dan situasi kerja karyawan yang nyaman dalam pencapaian tujuan yangdiinginkan oleh suatu perusahaan. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebabkaryawan mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitaskerja. Jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerjaterlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, akan berdampak pada kenyamanan kerjakaryawan (Yoanisa&Ari, 2013). Menurut Suhaji,dkk (2012), lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar karyawan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugasnya, hal pertama yang harus diusahakan untuk memperbaiki kinerja karyawan adalah menjamin agar karyawan dapat melaksanakan tugasnya tanpa mengalami ketegangan-ketegangan atau dengan kata lain perusahaan harus menyediakan lingkungan kerja yang baik bagi karyawannya. Lingkungan kerja memegang peranan penting terhadap baik buruknya kualitas hasil kerja karyawan. Bila lingkungan kerja nyaman dan komunikasi antar karyawan berjalan lancar, maka bisa dipastikan performa yang dihasilkan pun akan maksimal. Semangat kerja dapat diartikan sebagai suatu iklim atau suasana kerja yang terdapat di dalam suatu organisasi yang menunjukkan rasa kegairahan di dalam melaksanakan pekerjaan dan mendorong mereka untuk bekerja secara lebih baik dan lebih produktif. Semangat kerja merupakan hal penting yang harus dijalani oleh setiap karyawan di perusahaan manapun karena semangat kerja menggambarkan perasaan senang individu atau kelompok yang mendalam dan puas terhadap kebijakan, karir, kondisi kerja, kerja sama, dan lingkungan kerja serta mendorong mereka untuk bekerja secara lebih baik dan produktif. Adapun ciri-ciri dari turunya semangat kerja yaitu,turunnya produktivitas kerja, tingkat absensi yang rendah, Labour turn over (tingkat perpindahan) yang menurun, tidak atau berkurangnya kegelisahan (Husni, 2013).
3
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, penulis tertarik meneliti secara lebih mendalam, stres kerja dan lingkungan kerja yang berdampak pada semangat kerja karyawan. Maka penulis mengambil judul: “Pengaruh Stres kerja dan Lingkungan kerja terhadap Semangat kerja karyawan BRI Cabang Bekasi”.
4
TINJAUANPUSTAKA A. Semangat Kerja Pengertian semangat kerja menurut Nitisemito (2006) adalah melakukan pekerjaan dengan lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan dapat selesai lebih cepat dan lebih baik, lebih lanjut dapat di artikan semangat kerja sebagai sesuatu yang positif dan sesuatu yang baik, sehingga mampu memberikan sumbangan terhadap pekerjaan dalam arti lebih cepat dan lebih baik. Adapun indikator semangat kerja karyawan menurut (Nitisemito, 2006) adalah sebagai berikut: a. Naiknya produktivitas karyawan b. Tingkat Absensi yang rendah c. Labour Turn-Over yang menurun d. Tidak terjadi atau berkurangnya kegelisahan B. Stres Kerja Hasibuan (2009) definisi stress kerja merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang, orang yang stres menjadi nervous dan merasakan kekuatiran kronis.Definisi tentang stres kerja menurut Mangkunegara (2008) adalah suatu perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini tampak dari sindrom,antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat dan mengalami gangguan penceranaan. Adapun indikator stres kerja menurut (Anoraga panji, 2009) adalah sebagai berikut: 1) Intimidasi dan tekanan 2) Ketidakcocokan dengan pekerjaan 3) Pekerjaan yang berbahaya 4) Beban lebih 5) Target dan harapan yang tidak realistis C. Lingkungan Kerja Penciptaan lingkungan kerja yang menyenangkan dan dapat memenuhi kebutuhan karyawan akan memberikan rasa puas dan mendorong semangat kerja mereka. Menurut Logahan (2009) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang sudah diembankan padanya. Lingkungan kerja yang kurang mendapat perhatian akan membawa dampak negatif dan menurunkan semangat kerja, hal ini disebabkan karyawan dalam melaksanakan tugas mengalami gangguan, sehingga kurang semangat dan kurang mencurahkan tenaga dan pikirannya terhadap tugasnya. Dengan lingkungan kerja yang baik dan nyaman, para karyawan akan dapat bekerja dengan baik tanpa adanya gangguan yang berarti, misalnya polusi asap, polusi udara dan gangguan yang lainnya. Oleh karena itu lingkungan kerja yang baik sangat diperlukan oleh setiap orang pada saat bekerja.
5
Adapun beberapa indikator lingkungan kerja menurut (Septianto, 2010) adalah sebagai berikut: 1) Suasana Kerja 2) Hubungan dengan rekan kerja 3) Tersedianya fasilitas kerja
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kuantitatif. populasipenelitian ini adalah semuakaryawan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Bekasi sebanyak 60 responden adapun teknik pengambilan sampel total sampling. Metode pengumpulan data dengan kuesioner, studi pustaka dan dokumentasi. Uji instrument menggunakan uji validitas yaitu product moment dan uji reliabilitas menggunakancronbach alpha (alpha (α) > 0,60 (Nunnally dalam Ghozali, 2009). Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Sedangkan uji hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan uji F, uji t, dan koefisien determinasi (R2). 1. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun hasil dari analisis regresi linier berganda dapat dijelaskan sebagaimana terlihat pada tabel berikut. Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Koef. Variabel thitung P value regresi Konstanta 15.710 6.504 0.000 Stres Kerja (X1) -0.217 -3.445 0.001 Lingkungan Kerja (X2) 0.351 4.883 0.000 R 0,631 R-Squared 0,398 F-Hitung 18,829 Probabilitas F 0,000 Sumber: Data primer diolah, 2016 2. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji R2 digunakan untuk mengetahui besarnya prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama dalam menjelaskan variabel dependen. Hasil perhitungan dengan menggunakan software SPSS untuk nilai Adjusted-R2 dalam analisis regresi berganda diperoleh angka koefisien determinasi 0,398. Hal ini berarti bahwa stres kerja dan lingkungan kerja dapat mempengaruhi semangat kerja secara efektif dan efisien sebesar
6
39,8%, sedangkan sisanya sebesar 60,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. 3. Uji t Uji t digunakakan untuk menguji signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap dependen. Pengujian regresi digunakan pengujian dua arah (two tailed test) dengan menggunakan α = 5%. a. Stres Kerja Berdasarkan hasil tabel tersebut dapat diketahui hasil uji t untuk variabel stress kerja diketahui nilai -thitung< -ttabel atau -3.445 < -2,002 dan dengan nilai signifikasi 0,001 < 0,05. Berdasarkan hal tersebut maka H0 ditolak yang berarti ada hubungan yang negatif yang sangat signifikan antara stress kerja dengan semangat kerja. b. Lingkungan Kerja Hasil pengujian diketahui hasil uji t untuk variabel harga diketahui nilai thitung> ttabel atau 4,883 > 2,002 dan dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan pada taraf signifikansi 0,05 sehingga lingkungan kerja signifikan terhadap semangat kerja. 4. Uji F Uji F diperlukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Pada penelitian ini digunakan level of significant = 0,05 dan diperoleh Fhitung sebesar 18,829. Berdasarkan data yang dihsilkan dari perhitungan SPSS, dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 18,829 >3,159 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 hal ini berarti menunjukan regresi yang fit untuk interpretasi. PEMBAHASAN Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi stress kerja maka akan semakin rendah semangat kerja karyawan, begitu sebaliknya semakin rendah stress kerja maka semakin tinggi produktivitas kerja karyawan. Karyawan harus memiliki semangat kerja yang baikatautinggi dapat membantu perusahaan memperoleh keuntungan. Sebaliknya, bila semangat kerja menurun dapat merugikan perusahaan. Bahaya stres diakibatkan karena kondisi kelelahan fisik, emosional dan mental yang disebabkan oleh adanya target yang diberikan oleh perusahaan terlalu tinggi dan karyawan tidak dapat memenuhinya secara penuh. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Tunjungsari (2011) menunjukkan pengaruh stress kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung menunjukkan tingkat hubungan sedang, dengan kontribusi pengaruhnya sebesar 34,3%, dan sisanya sebesar 65,7% yang dipengaruhi oleh faktor lain seperti, gaya kepemimpinan, penilaian prestasi kerja, kompensasi, dan lain-lain. Stres kerja merupakan keseriusan yang dapat menimpa setiap karyawan di tempat kerjanya. Banyak karyawan setiap tahunnya harus mengambil cuti untuk meredakan konflik dan ketegangan dalam kehidupan mereka, serta merupakan tantangan, rangsangan dan pesona. Namun, bisa pula berarti kekhawatiran, konflik, ketegangan dan ketakutan tergantung bagaimana kita memandangnya. Menurut beberapa ahli mengatakan bahwa stress dapat timbul sebagai kibat
7
tekanan atau ketegangan yang bersumber dari ketidakselarasan antara seseorang dengan lingkungannya. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, yang akhirnya mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya berarti mengganggu prestasi kerjanya (Handoko, 2008). Biasanya stres semakin kuat apabila menghadapi masalah yang datangnya bertubi tubi. Hal ini merupakan indikasi bahwa begitu banyak stres yang dialami para pekerja, tidak seharusnya terjadi dan dapat dicegah. Pengendalian terhadap stress yang disfungsional akan dapat membantu organisasi agar berjalan lebih efektif. Beberapa alasan di atas memberikan pemahaman bahwa stres yang dialami oleh individu-individu yang terlibat dalam suatu organisasi ternyata dapat membawa dampak yang cukup besar bagi orang yang bersangkutan. Karena itu perlu dipahami sumber stres yang potensial dalam suatu organisasi agar dapat diupayakan pencegahan yang diperlukan. Ketegangan yang terkait dengan pekerjaan cenderung mengurangi kepuasan kerja (Robbins, 2006). Hasil pengujian diketahui hasil uji t untuk variabel lingkungan kerja berpengaruh secarapositif dan signifikan terhadap semangat kerja. Hasil ini menunjukkan bahwa jika lingkungan kerja yang harmonis akan semakin meningkatkan semangat kerja karyawan. Lingkungan kerja fisik dalam suatu perusahaan merupakan suatu kondisi pekerjaan untukmemberikan suasana dan situasi kerja karyawan yang nyaman dalam pencapaian tujuan yangdiinginkan oleh suatu perusahaan. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebabkaryawan mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitaskerja. Jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerjaterlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, akan berdampak pada kenyamanan kerja karyawan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Anwar (2013) lingkungan kerja yang baik akan mendorong timbulnya semangat kerjapegawai. Dengan semangat kerja yang tinggi, pegawai akan dapat bekerja dengan perasaan senang dan bergairah sehingga mereka akan berprestasi dalam pekerjaanya. Sebaliknya apabila lingkungan kerja buruk tentu produktivitas kerja menurun, karena pegawai akan merasa tidak nyaman dalam bekerja. Dengan meningkatnya semangat dan gairah kerja, maka pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan dan semua pengaruh buruk dari menurunnya semangat kerja akan menghilang. Uji R2diperoleh angka koefisien determinasi 0,398, hal ini berarti bahwa stres kerja dan lingkungan kerja dapat mempengaruhi semangat kerja secara efektif dan efisien sebesar 39,8%, sedangkan sisanya sebesar 60,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. PENUTUP Kesimpulan Variabel stress kerja berpengaruh secara negative signifikan terhadap variabel semangat kerja. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi stress kerja karyawan maka semangat kerja karyawan akan semakin berkurang dan akhirnya akan semakin rendah produktivitas kerja karyawan.
8
Variabel lingkungan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap semangat kerja. Hasil ini menunjukkan bahwa jika lingkungan kerja yang kondusif dan harmonis maka karyawan akan semakin termotivasi dan lebih bersemangat lagi untuk bekerja karena karyawan merasa nyaman di lingkungan kerjanya. Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini masih menggunakan alat analisis yang sama dengan penelitian terdahulu yaitu dengan regresi linear berganda dan pengukurannya menggunakan instrumen berupa angket, sehingga interpretasi hasil masih tidak jauh perbedaannya. 2. Metode pengumpulan data hanya menggunakan metode kuesioner sehingga sehingga dimungkinkan terjadinya bias responden. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh serta adanya keterbatasan dalam penelitian, sehingga saran-saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Kondisi lingkungan kerja mempunyai pengaruh pada fisik para pegawai kantor, hendaknya setiap keadaan dapat selalu diperhatikan, khususnya di sekitar pegawai pada saat melaksanakan aktivitas kantor, untuk mendapatkan kenyamanan dalam bekerja dibutuhkan lingkungan kerja yang rapi, bersih dan sirkulasi udara yang memadai. 2. Stress kerja yang dialami karyawan pada Kantor BRI Cabang Bekasi dalam klasifikasi yang negatif, sebaiknya karyawan lebih memanfaatkan waktu secara efektif dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan agar tidak terjadi penumpukan pekerjaan sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari.2009. AnalisisStatistikuntukBisnisdenganRegresi, danNonparametrik.EdisiPertama. Yogyakarta: BPFE. Anoraga, panji. 2009. Manajemen Bisnis. Semarang. PT: Rineka Cipta
9
Korelasi,
Arikunto, S. 2006. RinekaCipta.
ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik.
Jakarta:
Burce, dkk. 2007, Model Of Teaching. Amerika : A. Pearson Education Company. DwiRetyaningyas. 2005, HubunganAntaraStresKerjaDenganProduktivitasKerja di BagianLintingRokok PT. GentongGotri Semarang, Semarang, Jurnal. Ghozali, Imam. 2009. AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Penerbit UNDIP. Gitosudarmo, Indriyo, dan I NyomanSudita. 2008. PerilakuKeorganisasian, CetakanKetiga.Jogyakarta : BPFE. Handoko. T. Tani, 2010, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi kedua, BPFE UGM Yogyakarta Hasibuan, Malayu. 2009. ManajemenSumberDayaManusia. Jakarta: BumiAksara. Iswanto, Yus. 2006, Analsis Hubungan Antara Stres kerja, Kepribadian dan Kinerja Manajer Bank, Yogyakarta: Universitas Terbuka. Jacinta. 2006. Stres Kerja. http./www.c-psikologi.com/masalah/index.htm Logahan.2009.PengaruhLingkunganKerjadanStresPekerjaanTerhadapKinerjaPek erja di PT NemanacRendem.Tarakanita. Mangkunegara, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT. Remaja RosdaKarya. Murdiarta, dkk. 2011.Manajemen Sumber Daya Manusia, Denpasar: Graha Ilmu. Nitisemito, Alex S., 2006, Manajemen Personalia,Jakarta: Ghalia Indonesia, Jakarta. Rivai,
VeithzaldanDeddyMulyadi. KepemimpinandanPerilakuOrganisasi.EdisiKetiga. GrafindoPersada.
Jakarta:
PT.
2012. Raja
Robins, Stephen P. 2008. Organisasi Behavior danKepuasanKerja, Tenth Editions. New Jersey: Prentice Hall. Sasongko, Nur. 2012. “Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, dan Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Pemalang)”. Skripsi. Semarang: Program Sarjana
10
Fakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Diponegoro. Universitas Diponegoro. Sasono. 2007. Mengelola Stres Kerja. Jurnal Fokus Ekonomi. Vol III.No.2. Septianto. 2010. “PengaruhLingkunganKerjadanStresKerjaTerhadapKinerjaKaryawan (StudiPada PT Pataya Raya Semarang)”. Skripsi. Semarang:Program SarjanaFakultasEkonomiUniversitasDiponegoro. UniversitasDiponegoro. Suhaji, dkk. 2012. Pengaruh Motivasi, Kompetensi, Kepemimpinan, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT Herculon Carpet Semarang). Jurnal Kajian Akuntansi dan Bisnis , 1 No. 1, 1-14. Supranto, J. 2006, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikan Pangsa Pasar. Jakarta: PT. Rineke Cipta. Suprayitno, dan Sukir. 2007. “Pengaruh Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan”. Dalam Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Volume 2 No. 1. Hal 23-34. Karanganyar: Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Veitzhal Rivai, dkk. 2009, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Prasada.
11