EKUITAS Akreditasi No.49/DIKTI/Kep/2003
ISSN 1411-0393
PENGARUH PENGORBANAN DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG
Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS Drs. Ec. Sumarto, MS Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” (UPN) Surabaya
ABSTRACTS This study investigates The Conceptual Model of Decision Making of Repeat Buying motorbike Honda in 20 (twenty) dealer Sale of Honda in Surabaya. This research expected can assist heads of dealer in taking decision related to Sacrifice and Quality Service with Value Service and Consumer Satisfaction, and its influence to Decision of Repeat Buying motorbike honda. According to sacrifice released by consumer to get service and product become big especial size measure the so small service value. Company (dealer) in submitting service and provide the quality of service represent all important matter in creating value to customer and his innings will be able to determine service value. Synergity among service value and satisfaction of consumer give contribution to decision of consumer in repeat buying motorbike Honda in Surabaya. Sampel in this research are repeat buyers and user of motorbike honda in region of Surabaya as responder counted 106 people. Analysis technique in this research used Structural Equation Modelling [SEM] one step & two step approach with program AMOS 4,0. Result of examination find that inexistence of multikolinierity in sacrifice, quality of service, service value, and satisfaction of consumer and also decision of repeat buying. Service value not yet earned to give influence of signifikan to sacrifice. Service value can give influence of signifikan to quality of service. While satisfaction of consumer not yet earned to give influence of signifikan to service value, but signifikan to quality of service. Decision of repeat buying can give influence of signifikan to quality of service, but not signifikan to consumer satisfaction. Keywords: Sacrifice, Quality, Satisfaction, and Structural Equation Modelling.
Pengaruh Pengorbanan dan Kualitas Layanan (Gendut Sukarno & Sumarto)
545
PENDAHULUAN Kegiatan pemasaran merupakan salah satu fokus aktivitas pranata-pranata bisnis yang paling penting. Apabila sebuah lembaga bisnis dibandingkan dengan organ tubuh yang bekerja dalam koordinasi terpadu, maka kegiatan penjualan sama seperti kerja kaki manusia. Kegiatan pelayanan pelanggan seperti kerja tangan, kegiatan pengenalan finansial perusahaan seperti sistem peredaran darah, dan kegiatan pemasaran seperti cara kerja otak manusia. Sepeda motor honda adalah salah satu kendaraan roda dua yang sampai saat ini masih mempunyai tempat di hati masyarakat karena mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki merek lainnya seperti: irit bahan bakar, jaminan suku cadang berkualitas, harga jual kembali lebih tinggi, sesuai slogannya “Honda Memang Lebih Unggul”. Dealer merupakan lembaga yang melakukan penjualan sepeda moto, penyediaan suku cadang, dan pemeliharaan (servis). Pelayanan yang diberikan oleh dealer adalah tentang servis AHASS yang sesuai dengan standar Honda seperti memiliki teknisi-teknisi yang sudah diberi training dari Honda sendiri. Dalam pengiriman barang untuk pemesanan barang yang diterima oleh konsumen datang tepat pada waktunya. Selain itu dealer-dealer honda memberikan jaminan apabila pada produk sepeda motor terdapat kecacatan. Pihak dealer harus meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen, karena alat yang bisa digunakan oleh dealer untuk menarik pelanggan adalah kualitas layanan yang prima. Kualitas yang prima ini nantinya diharapkan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan terhadap sebuah dealer. Memberikan kualitas yang baik dan mempunyai konsumen yang puas dipandang sebagai sesuatu yang harus dimiliki untuk mendapatkan keunggulan yang berkelanjutan (Shemwell, 1998). Apabila dealer dalam aktivitasnya menekankan pada pemberian pelayanan yang berkualitas diharapkan akan dapat menarik konsumen untuk berbelanja. Berfokus pada pelanggan merupakan suatu strategi untuk dapat memuaskan pelanggan. Dampak yang dicapai apabila konsumen merasa puas adalah adanya perilaku yang bersifat menguntungkan dari konsumen tersebut. Perilaku yang menguntungkan tersebut adalah merekomendasikan kepada orang lain tentang dealer tersebut, kemungkinan akan membeli ditempat yang sama dan lain sebagainya. Kualitas pelayanan ditunjukkan oleh beberapa faktor antara lain dimensi fasilitas, keandalan, daya tanggap, pengetahuan dan keramah tamahan serta kepedulian karyawan. Menciptakan kualitas layanan jasa dapat menciptakan nilai jasa sehingga dari nilai jasa tersebut dapat menciptakan kepuasan konsumen.
546
Ekuitas Vol.9 No.4 Desember 2005: 545 - 564
LANDASAN TEORI Model Perilaku Konsumen Ada tiga faktor yang berpengaruh pada proses pengambilan keputusan konsumen, yaitu seperti yang terlihat pada Gambar l. Gambar 1 Model Perilaku Konsumen Umpan Balik bagi Konsumen (Evaluasi Pasca Konsumen) Pengaruh-pengaruh lingkungan
Pembuatan keputusan konsumen
Tanggapan konsumen
Penerapan dari perilaku Konsumen pada strategi pemasaran Umpan Balik bagi Pemasar Sumber: Sutisna (2001)
Berdasarkan gambar 1 di atas, maka dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut: 1. Konsumen individual Pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu akan mempengaruhi pilihan individu terhadap berbagai alternatif merek yang tersedia. 2. Lingkungan yang mempengaruhi konsumen Pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh lingkungan ketika seorang konsumen melakukan pembelian suatu merek produk, misalnya budaya, kelas sosial, keluarga atau kelompok masyarakat dan situasi pada saat itu. Jadi interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang akan turut mempengaruhi pada pilihan-pilihan merek produk yang dibeli. 3. Strategi pemasaran Dalam hal ini, pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimuli-stimuli pemasaran seperti iklan, dan sejenisnya agar konsumen bersedia Pengaruh Pengorbanan dan Kualitas Layanan (Gendut Sukarno & Sumarto)
547
memilih merek produk yang ditawarkan. Strategi pemasaran yang lazim dikembangkan oleh pemasar yaitu harga jual produknya, strategi promosinya dan bagaimana melakukan distribusi produk kepada konsumen. Selanjutnya pemasar harus mengevaluasi strategi pemasaran yang dipilihnya dengan melihat respons konsumen untuk memperbaiki strategi pemasaran di masa depan. Sementara itu, konsumen individual akan mengevaluasi pembelian yang telah dilakukan. Jika pembelian yang dilakukan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan, atau mampu memuaskan apa yang dibutuhkan dan diinginkannya, maka di masa datang akan terjadi pembelian ulang. Bahkan lebih jauh dari itu, apabila konsumen merasa puas maka akan menyampaikan kepuasan konsumennya itu kepada orang lain, dan inilah yang disebut sebagai pengaruh dari mulut ke mulut (word of mouth communication).
Nilai Jasa Nilai adalah sebuah konsep penting dalam memahami faktor pendorong pengukuran utama kepuasan konsumen, akuisisi, serta pangsa pasar dan pangsa pelanggan. Nilai bagi perusahaan terbentuk melalui sejauh mana perusahaan dalam menyampaikan jasa dan menyediakan kualitas pelayanan sehingga tercipta kepuasan konsumen bagi pelanggan dan selanjutnya akan dapat menentukan nilai jasa (service value). Menurut Groth dan Dye (1999), menyampaikan jasa dan menyediakan kualitas pelayanan merupakan hal terpenting dalam menciptakan nilai (value) bagi pelanggan dan selanjutnya akan dapat menentukan nilai jasa. Sedangkan Zeithaml (1998) menyatakan bahwa nilai jasa adalah sebagai penilaian secara keseluruhan dari konsumen terhadap manfaat (utility) produk berdasarkan persepsi dari apa yang diterima dan apa yang diberikan. Menurut Zeithaml (1998), indikator dari nilai jasa adalah: a. nilai pada aspek fisik, adalah penilaian konsumen terhadap aspek-aspek fisik yang diberikan oleh perusahaan yang dapat dirasakan langsung dalam bentuk nyata yaitu kelengkapan peralatan dan fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan; b. nilai pada aspek non fisik, adalah penilaian konsumen terhadap aspek-aspek non fisik yang diberikan oleh perusahaan yang dapat dirasakan langsung yaitu kecepatan pelayanan, ketepatan pelayaan, aman dan nyaman; c. nilai pada aspek manfaat jasa, merupakan penilaian secara keseluruhan dari konsumen terhadap manfaat (utility) produk atau jasa berdasarkan persepsi dari apa yang diterima dan apa yang diberikan.
548
Ekuitas Vol.9 No.4 Desember 2005: 545 - 564
Pengorbanan Pengorbanan adalah sesuatu yang dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan jasa atau produk. Kesesuaian pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk dan jasa menjadi ukuran utama dalam penelitian ini. Menurut Zeithaml (1998), pengorbanan didefinisikan sebagai sesuatu yang dikeluarkan oleh konsumen yang mempunyai dimensi; a. harga, yaitu sejumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa; b. waktu, yaitu waktu yang diperlukan untuk untuk mendapatkan barang atau jasa; c. usaha, yaitu usaha yang yang diperlukan untuk medapatkan barang atau jasa.
Kepuasan Konsumen Setelah melakukan pembelian maka konsumen akan mengalami kepuasan konsumen atau ketidakpuasan. Kotler (2000) menyatakan bahwa keputusan pembeli adalah fungsi dari jauh dekatnya produk harapan (H), konsumen (K) dan pandangan (P), sehingga K=(H,P). Jika produk atau jasa dapat memenuhi harapan konsumen, maka tingkat loyalitas kepuasan konsumen tergantung pada seberapa besar gabungan antara pengharapan dan potensi. Oleh karena itu, sulit untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen. Menurut Fomell (1996), kepuasan konsumen merupakan tujuan pemasaran perusahaan. Oleh karena itu, harus diukur tingkat kepuasan konsumen tersebut. Sayangnya kepuasan konsumen sangat sulit untuk didefinisikan dan lebih sulit untuk diukur. Menurut Kotler (2000), kepuasan konsumen adalah perasaan atau kecewa seseorang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. Mengukur kepuasan konsumen adalah sulit, akan tetapi ada caracara bahwa perusahaan dapat mengukur seberapa baik produk perusahaan memuaskan konsumen. Setiap konsumen akan berusaha mendapatkan kepuasan konsumen maksimal dan konsumen akan meneruskan pembelian dan penggunaan terhadap suatu produk dan jasa atas jangka waktu yang lama, jika konsumen telah mendapatkan kepuasan konsumen dari produk dan jasa yang sama dalam hal ini kepuasan konsumen yang didapatkan sebanding atau lebih besar. Indikator-indikator dari kepuasan konsumen (Sutisna, 2001) adalah; a. evaluasi pelanggan, adalah penilaian atau persepsi pelanggan terahadap perusahaan itu sendiri; b. harapan konsumen, adalah keinginan konsumen setelah merasakan kualitas layanan yang diberikan oleh perusahaan sehingga akan tercipta kepuasan konsumen; c. evaluasi
Pengaruh Pengorbanan dan Kualitas Layanan (Gendut Sukarno & Sumarto)
549
pelayanan, adalah pelayanan atau persepsi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
Kualitas Layanan Kualitas jasa dalam pendefinisiannya tidak selalu tepat digunakan oleh berbagai macam perusahaan. Oleh karena itu, banyak perusahaan jasa yang mendefinisikan kualitas berdasarkan tujuan, kenyataan dan banyak pula perusahaan yang mengkombinasikan aspek-aspek terbaik dari definisi yang ada dan kemudian merumuskan definisinya sendiri. Kotler (2000) mendefinisikan kualitas sebagai keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau layanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Sementara itu, Tjiptono (1997) menyatakan bahwa kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak yang menyediakan jasa, melainkan berdasarkan persepsi/ sudut pandang pelanggan. Pelangganlah yang mengkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan sehingga mereka yang menentukan kualitas jasa. Persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa. Parasuraman et al. didalam Tjiptono (1997) berhasil mengidentifikasi 10 indikator kualitas layanan jasa; 1. reliability, mencakup performance dan dependability; 2. responsiveness, meliputi kamauan dan kesiapan petugas; 3. competence, yaitu memiliki keterampilan dan pengetahuan; 4. access, yaitu kemudahan dihubungi; 5. courtesy, meliputi sikap sopan, respek, perhatian dan ramah tamah; 6. communication, yaitu memberi informasi dan mendengarkan; 7. credibility, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya; 8. security, yaitu aman secara fisik, finansial dan kerahasiaan; 9. understanding the costumer, yaitu memahami kebutuhan pelanggan; 10. tangiables, yaitu bukti fisik dari jasa.
Keputusan Pembelian Ulang Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang dirasakan. Besarnya risiko yang dirasakan berbeda-beda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya 550
Ekuitas Vol.9 No.4 Desember 2005: 545 - 564
ketidakpastian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Konsumen mengembangkan rutinitas tertentu untuk mengurangi risiko, seperti penghindaran keputusan, pengumpulan informasi dari teman-teman, dan preferensi atas merek dalam negeri dan garansi. Pemasar harus memahami faktor-faktor yang menimbulkan rasa adanya risiko dalam diri konsumen dan memberikan informasi dan dukungan untuk mengurangi risiko yang dirasakan. Menurut Tjiptono (1997), keputusan pembelian didefinisikan sebagai kemungkinan perilaku konsumen setelah menggunakan jasa. Indikator dari keputusan pembelian adalah; 1. kemungkinan konsumen menggunakan jasa dari perusahaan yang bersangkutan; 2. kemungkinan konsumen menggunakan jasa dari perusahaan yang bersangkutan pada saat-saat tertentu, misalnya akhir tahun, lebaran, natal dan lain sebagainya; 3. kemungkinan melakukan pembelian ulang di perusahaan.
Hipotesis H1: H2: H3: H4:
Pengorbanan berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai jasa Kualitas layanan berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai jasa Nilai jasa berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan konsumen Kualitas layanan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan konsumen H5: Kualitas layanan berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian ulang H6: Kepuasan konsumen berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian ulang
Pengaruh Pengorbanan dan Kualitas Layanan (Gendut Sukarno & Sumarto)
551
Gambar 1 Model Konseptual Penelitian
Y11
X11 X12
Pengorbanan
Nilai Jasa
Y12 Y13
X13
Z1
X20
Keputusan Pembelian Ulang
X21
Z2 Z3
X22 X23 Y21 X24 X25
Kualitas Layanan
Kepuasan Konsumen
Y22 Y23
X26 X27 X28 X29
552
Ekuitas Vol.9 No.4 Desember 2005: 545 - 564
METODE PENELITIAN Sampel Penelitian Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 106 responden yang menjadi pembeli ulang dan pengguna di 20 (dua puluh) dealer Honda di Surabaya. Jumlah responden yang ditetapkan di atas sudah sesuai berdasarkan pertimbangan yang dikemukakan Hair et al. (1998). Jumlah responden sebesar 106 tersebut telah memenuhi syarat dengan alasan mengikuti model size yang menyatakan jumlah ideal adalah 5-10 responden untuk setiap parameter.
Identifikasi Variabel a. Pengorbanan (X1), sebagai latent variable yang diindikatori oleh observe variable; harga (X1.1), waktu (X1.2), dan usaha (X1.3). b. Kualitas pelayanan (X2), sebagai latent variable yang diindikatori oleh observe variable; 1. reliability, mencakup performance dan dependability (X2.0), 2. responsiveness, meliputi kamauan dan kesiapan petugas (X2.1), 3. competence, yaitu memiliki keterampilan dan pengetahuan petugas (X2.2), 4. access, yaitu kemudahan dihubungi (X2.3), 5. courtesy, meliputi sikap sopan, respek, perhatian dan ramah tamah (X2.4), 6. communication, yaitu memberi informasi dan mendengarkan (X2.5), 7. credibility, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya (X2.6), 8. security, yaitu aman secara fisik, finansial dan kerahasiaan (X2.7), 9. understanding the costumer, yaitu memahami kebutuhan pelanggan (X2.8), 10. tangiables, yaitu bukti fisik dari jasa (X2.9). c. Nilai jasa (Y1), sebagai latent variable yang diindikatori oleh observe variable; nilai pada aspek fisik (Y1.1), nilai pada aspek non fisik (Y1.2), dan nilai pada manfaat jasa (Y1.3). d. Kepuasan (Y2), sebagai latent variable yang diindikatori oleh observe variable; evaluasi pelanggan (Y2.1), harapan konsumen (Y2.2), dan evaulasi pelayanan (Y2.3). e. Keputusan pembelian ulang (Y3), sebagai latent variable yang diindikatori oleh observe variable; 1. kemungkinan memilih perusahaan lagi (Y3.1), 2. kemungkinan memilih perusahaan dalam melakukan pembelian (Y3.2), dan 3. kemungkinan melakukan pembelian di dealer pada masa yang akan datang (Y3.3).
Pengaruh Pengorbanan dan Kualitas Layanan (Gendut Sukarno & Sumarto)
553
Teknik Analisis dan Uji Instrumen Penelitian Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan adalah Model Persamaan Struktural (Structural Equation Modeling = SEM). Ada 2 (dua) alasan mengapa menggunakan SEM; pertama terdapat variabel latent/ factor (Unobserved served variable), dan yang kedua bertujuan mengkonfirmasi model.
Pengujian Instrumen Pengujian reliabilitas diukur dengan Cronbach Alpha, sedangkan pengujian validitas item untuk menguji apakah tiap butir pertanyaan benar-benar telah sahih/ valid digunakan Confirmatory Factor analysis (CFA). Beberapa pengujian lainnya dalam Structural Equation Modeling antara lain; uji outlier univariate, uji outlier multivariate, uji unidimensionalitas, dan uji kausalitas. Tabel 1 Kriteria Goodness of Fit Indices GOODNESS OF FIT INDEX X2 - ChiSquare Probability RMSEA GFI AGFI CMIND/DF TLI CFI
CUT-OFF VALUE
KETERANGAN Menguji apakah covariance populasi yang destimasi sama dengan cova-riance sampel (apakah model sesuai dengan data) Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariace data dan matriks covariance yang diestimasi Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sampel besar Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi (analog dengan R2 dalam regresi berganda) GFI yang disesuaikan terhadap DF Kesesuaian antara data dan model Pembandingan antara model yang diuji terhadap baseline model Uji kelayakan model yang tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kerumitan model
Diharapkan Kecil, 1 s.d 5 atau paling baik diantara 1 dan 2 Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05 ≤ 0,08 ≥ 0,90 ≥ 0,90 ≤ 2,00 ≥ 0,95 ≥ 0,94
Sumber: Hair et al. (1998)
554
Ekuitas Vol.9 No.4 Desember 2005: 545 - 564
ANALISIS DATA Penyebaran kuesioner sebanyak 106 lembar kepada responden yang sesuai dengan karakteristik populasi yang telah ditetapkan. Kuesioner yang disebarkan terdiri dari 22 pertanyaan, yaitu 3 pertanyaan tentang pengorbanan, 10 pertanyaan tentang kualitas pelayanan, 3 pertanyaan tentang nilai Jasa, 3 pertanyaan tentang kepuasan konsumen, dan 3 pertanyaan tentang keputusan pembelian pelanggan.
Uji Reliabilitas dan Validitas Koefisien Cronbach Alpha untuk mengukur reliabilitas skala pengukuran (indikator). Item to total correlation untuk mengukur dan mengeliminasi indikator yang menyebabkan rendahnya koefisien Alpha, yaitu indikator yang item to total correlationnya < 0,50. Eliminasi tidak akan dilakukan jika menghasilkan Cronbach Alpha yang lebih rendah (Hair et al., 1998). Reliabilitas pengukuran dikatakan baik jika koefisiennya menunjukkan angka≥ 0,7 (Hair et al., 1998 & DeVellis, 1991). Hasil pengujian reliabilitas pengukuran ditunjukkan di tabel 2: Tabel 2 Koefisien Reliabilitas (Cronbach Alpha) Konstruk Pengorbanan Kualitas pelayanan Nilai jasa Kepuasan konsumen Keputusan pembelian
Jumlah Indikator 3 10 3 3 3
Indikator Tak Tereliminasi 3 10 2 3 3
Cronbach Alpha 0,752 0,925 0,711 0,533 0,800
Untuk menguji validitas skala pengukuran untuk indikator yang tak tereliminasi dari setiap konstruk digunakan Confirmatory factor analysis (CFA). Hasilnya, seluruh factor loading (regression weights) untuk setiap konstruk signifikan (t hitung < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut sebagai pembentuk konstruk pengorbanan, kualitas pelayanan, nilai jasa, kepuasan konsumen, dan keputusan pembelian, seperti pada tabel 3.
Pengaruh Pengorbanan dan Kualitas Layanan (Gendut Sukarno & Sumarto)
555
Tabel 3 Hasil Uji Validitas dengan CFA Regression Weights Indikator Faktor X11 Pengorbanan X12 Pengorbanan X13 Pengorbanan X20 Kualitas Layanan X21 Kualitas Layanan X22 Kualitas Layanan X23 Kualitas Layanan X24 Kualitas Layanan X25 Kualitas Layanan X26 Kualitas Layanan X27 Kualitas Layanan X28 Kualitas Layanan X29 Kualitas Layanan Y11 Nilai Jasa Y12 Nilai Jasa Y21 Kepuasan Konsumen Y22 Kepuasan Konsumen Y23 Kepuasan Konsumen Z1 Keputusan Pembelian Ulang Z2 Keputusan Pembelian Ulang Z3 Keputusan Pembelian Ulang
Ustd Estimate 0,804 1,164 0,677 1,169 1,050 1,167 0,953 1,107 0,795 1,267 1,094 1,061 0,634 1,153 0,658 0,218 0,723 0,592 0,988 0,977 0,846
Std. Estimate 0,646 0,932 0,571 0,757 0,741 0,811 0,706 0,754 0,597 0,851 0,812 0,701 0,498 0,998 0,553 0,176 0,995 0,816 0,808 0,741 0,723
Prob.
Keterangan
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
Uji Outlier Pengujian terhadap multivariat outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Apabila kasus yang mempunyai Jarak Mahalanobis lebih besar dari nilai Chi-Square pada tingkat signifikansi 0,001, maka terjadi multivariate outliers. Nilai χ2 0.001 dengan jumlah variabel 22 adalah 46,796. Hasil analisis Mahalanobis menunjukkan nilai yang lebih besar dari pada χ2 tabel yaitu 58,288. Terdapat 4 kasus multivariate outliers. Keempat kasus outlier (17, 29, 34, 44) tersebut harus dieliminasi sehingga N pada analisis berikutnya menjadi 106-4 = 102.
556
Ekuitas Vol.9 No.4 Desember 2005: 545 - 564
PEMBAHASAN One Step Approach to SEM Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama (simultan). Metode ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan model yang fit. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama (One Step Approach To SEM). One Step Approach To SEM digunakan apabila model dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik (Hair et al., 1998). Hasil estimasi dan model yang fit dari One Step Approach To SEM dapat dilihat pada table 4: Tabel 4 Evaluasi Goodness of Fit Indice One Step Kriteria Cmin/DF Probability RMSEA GFI AGFI TLI CFI
Hasil 2.874 0.000 0.136 0.695 0.613 0.720 0.758
Nilai Kritis ≤ 2,00 ≥ 0,05 ≤ 0,08 ≥ 0,90 ≥ 0,90 ≥ 0,95 ≥ 0,94
Evaluasi Model kurang baik kurang baik kurang baik kurang baik kurang baik kurang baik kurang baik
Tabel 4 menunjukkan bahwa model menghasilkan solusi yang unik. Artinya, model tersebut mampu menghasilkan matrik informasi yang seharusnya dihasilkan (informasi fit index tidak kosong). Hasil evaluasi model belum menunjukkan seluruh kriteria baik (lihat tabel 2). Hal ini mengindikasikan bahwa model one step approach dihadapkan pada masalah interdependensi antara model pengukuran (faktor & indikatornya) dan model struktural (hubungan kausal antar faktor). Masalah interdependensi pada one step approach dapat diatasi dengan pendekatan two step appproach. Menurut Hair et al., (1998), two step approach dapat mengisolasi interdependensi antara model pengukuran (measurement model) dan model struktural (structural model) sehingga interaksi (karena interdependensi) antara keduanya dapat dihilangkan.
Pengaruh Pengorbanan dan Kualitas Layanan (Gendut Sukarno & Sumarto)
557
Two-Step Approach to SEM Setiap konstruk diukur oleh hanya satu indikator yang dihasilkan dari proses komposit berdasarkan factor score masing-masing indikator dari masing-masing konstruk. Sebelum dilakukan pengolahan data dengan AMOS 4.01, terlebih dahulu dihitung 2 besarnya error (ε) dengan rumus 0,1 kali σ dan lambda (λ) dengan rumus 0,95 kali σ (Anderson & Gerbing, 1988). Setelah error (ε) dan lambda (λ) diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter yang fix pada analisis model pengukuran SEM, dan kemudian dilakukan estimasi model struktural. Hasil perhitungan deviasi standar, construct reliability, lambda dan error term construct dengan langkah-langkah two-step approach dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Deviasi standar, Reliability construct, Lambda dan Error Konstruk Pengorbanan Kualitas layanan Nilai jasa Kepuasan konsumen Keputusan pembelian ulang
Deviasi Standar
Reliabilitas Konstruk
Lambda
Error
0.9462 0.9706 1.0028 1.0033 0.8939
0.779 0.928 0.795 0.463 0.785
0.8989 0.9221 0.9527 0.9531 0.8492
0.0895 0.0942 0.1006 0.1007 0.0799
Hasil pengujian model two-step approach to SEM dengan program AMOS 4.01 dapat dilihat pada Gambar 2 dan Tabel 5.
558
Ekuitas Vol.9 No.4 Desember 2005: 545 - 564
Gambar 2 Model Pengukuran dan Kausal, Model Specification: Two Step Approach
d_nj 1 1 0,8986
CX1 1
Nilai Jasa
Pengorbanan
0,9528
CY1 1
0,1006
0,0895
er_3
er_1
1
0,9176 CX2 1
Keputusan Pembelian Ulang
Kualitas Layanan
0,0933
0,8576
1
0,0815
er_5
1
er_2
CZ
d_kp Kepuasan Konsumen
0,9501
CY2 1
0,1
1
er_4
d_kk
Tabel 6 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Two Step Kriteria Cmin/DF Probability RMSEA GFI AGFI TLI CFI
Hasil 1.013 0.408 0.012 0.980 0.941 0.999 0.999
Nilai Kritis ≤ 2,00 ≥ 0,05 ≤ 0,08 ≥ 0,90 ≥ 0,90 ≥ 0,95 ≥ 0,94
Evaluasi Model baik baik baik baik baik baik baik
Tabel 6 menunjukkan bahwa kriteria goodness of fit seluruhnya baik, sehingga dapat dikatakan bahwa model telah sesuai dengan data. Hal ini berarti bahwa model konseptual Pengaruh Pengorbanan dan Kualitas Layanan (Gendut Sukarno & Sumarto)
559
yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model terbaik untuk menjelaskan fakta yang ada (jawaban responden).
Pengujian Hipotesis Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7 Hasil Uji Hipotesis Regression Weights Konstruk Nilai jasa Nilai jasa Kepuasan konsumen Kepuasan konsumen Keputusan pembelian ulang Keputus pembelian ulang
Konstruk Pengorbanan Kualitas layanan Nilai jasa Kualitas layanan
Kualitas layanan
Kepuasan konsumen
Ustd Estimate -0.133 0.766 0.060 0.676
Std Estimate -0.133 0.769 0.060 0.678
Prob. 0.300 0.000 0.626 0.000
0.348
0.350
0.007
0.424
0.424
0.001
Keterangan
tidak sign. Signifikan tidak sign. Signifikan Signifikan Signifikan
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai probability (p), dan dikatakan signifikan apabila nilai p ≤ 0,05. Dengan kriteria tersebut, terdapat dua jalur yang tidak signifikan yaitu pengaruh pengorbanan terhadap nilai jasa dan nilai jasa terhadap kepuasan konsumen. Dari hasil pengujian signifikansi masing-masing variabel beserta indikatornya terdapat empat hipotesis yang dapat diterima.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Kesimpulan Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengaruh pengorbanan terhadap nilai jasa adalah positif tetapi tidak signifikan yang artinya bahwa konsumen tidak lagi memandang pengorbanan sebagai sesuatu yang diperhatikan didalam menilai suatu jasa, karena pengorbanan yang meliputi uang atau harga dari produk atau jasa dianggap sebagai sesuatu yang wajar untuk mendapatkan suatu nilai jasa. Sementara itu, pengaruh kualitas layanan terhadap nilai jasa adalah positif. Penyampaian pelayanan yang berkualitas merupakan hal yang terpenting didalam menciptakan nilai jasa (service value) dibenak konsumen. Dalam menciptakan nilai dari perusahaan perlu adanya keunggulan dari perusahaan tersebut atau ciri khas dari perusahaan itu sendiri. Hasil penelitian juga 560
Ekuitas Vol.9 No.4 Desember 2005: 545 - 564
menunjukkan bahwa pengaruh nilai jasa terhadap kepuasan konsumen adalah positif tetapi tidak signifikan. Hal ini berarti nilai jasa yang diberikan oleh pihak perusahaan kurang memenuhi kepuasan konsumen karena pelayanan kurang, seperti karyawan kurang tanggap terhadap konsumen, keamanan kurang terjamin, karyawan terlalu membatasi gerak konsumen sehingga konsumen kurang leluasa pada waktu berbelanja. Pengaruh kualitas layanan terhadap keputusan pembelian ulang adalah positif. Tampak jelas bahwa dampak dari kualitas pelayanan adalah keputusan pembelian yang berulang. Konsumen akan melakukan pembelian ulang apabila perusahaan memiliki salah satunya adalah kualitas pelayanan yang prima. Sementara itu, pengaruh kepuasan konsumen tehadap keputusan pembelian ulang adalah positif. Kepuasan konsumen akan mempengaruhi minat untuk berperilaku. Konsumen yang merasa puas akan mempunyai dampak baik bagi perusahaan karena akan menimbulkan keterkaitan secara emosional. Keputusan pembelian yang berulang akan terjadi apabila konsumen merasa apa yang diharapkan itu terdapat dalam perusahaan pilihannya.
Implikasi Pengaruh Pengorbanan terhadap Nilai Jasa Pengaruh pengorbanan terhadap nilai jasa adalah negatif tetapi tidak signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsumen tidak lagi memandang pengorbanan sebagai sesuatu yang diperhatikan didalam menilai suatu jasa, karena pengorbana yang meliputi uang atau harga dari produk atau jasa dianggap sebagai sesuatu yang wajar untuk mendapatkan suatu nilai jasa. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitianpenelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa penyampaian kualitas pelayanan diperhatikan sebagai sebuah strategi yang esensial untuk kesuksesan dan untuk bertahan pada lingkungan persaingan saat ini (Reichheld & Sasser, 1990). Penyampaian jasa dan penyediaan kualitas pelayanan merupakan hal terpenting didalam menciptakan nilai (Groth & Dye,1999). Selain itu, Teas dan Agarwal (2000) menyatakan bahwa pengorbanan mempunyai hubungan yang negatif dengan nilai yang dirasakan. Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Nilai Jasa Pengaruh kualitas layanan terhadap nilai jasa adalah positif dan signifikan. Hal ini konsisten dengan pendapat Groth dan Dye (1999) yang menyatakan bahwa penyampaian pelayanan yang berkualitas merupakan hal yang terpenting didalam menciptakan nilai jasa (service value) dibenak konsumen. Dalam menciptakan nilai dari perusahaan perlu adanya keunggulan dari perusahaan tersebut atau ciri khas dari perusahaan itu sendiri. Dengan demikian akan mempermudah konsumen untuk mengingat akan keunggulan dari perusahaan tersebut. Keunggulan dari perusahaan dapat bermacam-macam, salah satunya adalah adanya keunggulan didalam pelayanan. Memiliki pelayanan yang prima akan dapat menciptakan nilai dibenak konsumen.
Pengaruh Pengorbanan dan Kualitas Layanan (Gendut Sukarno & Sumarto)
561
Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Konsumen Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen adalah positif dan signifikan. Hal ini konsisten dengan pendapat Hallowell dalam Cronin (2000) yang menyatakan bahwa kepuasan konsumen merupakan hasil dari persepsi konsumen terhadap nilai. Selain itu, pendapat tersebut juga konsisten dengan Fornell (1996) yang menyatakan bahwa determinan kedua dari kepuasan konsumen adalah nilai yang dirasakan. Pengaruh Nilai Jasa terhadap Kepuasan Pengaruh nilai jasa terhadap kepuasan konsumen adalah positif tetapi tidak signifikan. Hal ini berarti nilai jasa yang diberikan oleh pihak peusahaan kurang memenuhi kepuasan konsumen karena pelayanan kurang, seperti karyawan kurang tanggap terhadap konsumen, keamanan kurang terjamin, karyawan terlalu membatasi gerak konsumen sehingga konsumen kurang leluasa pada waktu berbelanja. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan pendapat Shermwell et al. (1998) yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Cronin dan Taylor (1992) menyatakan bahwa kualitas pelayanan merupakan hal yang terjadi sebelum kepuasan konsumen. Untuk mencapai supaya konsumen merasa puas, banyak sekali yang harus dikerjakan karena keberhasilan suatu organisasi khususnya perusahaan adalah sangat dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan tersebut dapat memuaskan pelanggan. Salah satu cara untuk dapat memuaskan konsumen adalah dengan memberikan pelayanan yang prima, dan pelayanan tersebut hendaknya diarahkan pada pelayanan yang berkesinambungan. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Pengaruh kualitas layanan terhadap keputusan pembelian ulang adalah positif dan signifikan. Hal ini konsisten dengan pendapat Cronin dan Taylor (1992) yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan akan berdampak pada purchase intention. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Bouldin et al. yang menyatakan adanya hubungan antara kualitas pelayanan dengan pembelian ulang dan keinginan untuk merekomendasikan ke orang lain. Sementara itu, Zeithaml (1998) menyatakan bahwa kualitas pelayanan akan menambah minat untuk berperilaku yang positif. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa dampak dari kualitas pelayanan adalah keputusan pembelian yang berulang. Konsumen akan melakukan pembelian yang berulang apabila dalam perusahaan itu memiliki salah satunya adalah kualitas pelayanan yang prima. Pengaruh Kepuasan KonsumenTerhadap Keputusan Pembelian Ulang Pengaruh kepuasan konsumen tehadap keputusan pembelian ulang adalah positif dan signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan pendapat Anderson dan Sullian dalam Zeithaml et al. (1998) yang menyebutkan bahwa pembelian ulang berhubungan dengan kepuasan konsumen. Dalam penelitiannya, Cronin dan Taylor (1992) juga menunjukkan bahwa kepuasan konsumen mempunyai pengaruh terhadap purchase intention. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Dabholkar et al. (1996) yang menyatakan bahwa 562
Ekuitas Vol.9 No.4 Desember 2005: 545 - 564
kepuasan konsumen akan mempengaruhi minat untuk berperilaku. Konsumen yang merasa puas akan mempunyai dampak baik bagi perusahaan karena akan menimbulkan keterkaitan secara emosional. Keputusan pembelian yang berulang akan terjadi apabila konsumen merasa apa yang diharapkan itu terdapat dalam perusahaan pilihannya.
DAFTAR PUSTAKA Anderson, James C. & David W. Gerbing. 1988. Structural Equation Modeling in Practice: A Review and Recommended Two-Step Approach. Psychological Bulletin Vol. 103. No. 3: 411-423. Beckett, A.; Hewer, P. and Howcroft B. 2000. An Exposition of Consumer Behavior in The Financial Services Industry. International Journal of Bank Marketing 18/1: 1526. Cronin, J.J; Michael K. Brady dan Thomas Hult. 2000. Assesing the Effectts of Quality, Value and Customer Satisfaction on Cunsumer Behavioral Intentions in Service Environments. Journal Of Retailing Vol.76: 193-218. Cronin, J. Joseph dan Steven A.Taylor. 1992. Measuring Service Quality Reexamination and Extension. Journal of Marketing Vol.56: 55-68. Dabholkar, P. A. dan C. David Sheperd. 1996. A Comphrehensive Framework For Service Quality: an Investigation of Critical Conceptual and Measurement Issues Through a Longitudinal Study. Journal of Retailing Vol.76. No.2: 139-173. DeVellis, Robert F. 1991. Scale Development. Sage Publication. California. Fomell, Claes. 1996. A National Customer Satisfaction Barometer The Swedish Experience. Journal of Marketing Vol.56 (Januari): 6-21. Groth, John C. and Richard T.Dye. 1999. Service Quality, Perceived Value, Expectation, Shortfalls and Bonuses. Managing Service Quality Vol.9. No.4: 274-285. Kotler, Philip. 2000. Marketing Management The Millennium Edition. Prentice-Hall International, Inc. Reichheld, F.F dan Sasser, W.E.Jr. 1990. Zero Defections: Quality Comes to Service. Harvard Business Review Vol.68. September-Oktober: 105-111. Shemwell, D.J.; Ugur Yawas dan Zeynep Bilgin. 1998. Customer Service Provider Relationships an Empirical Test of Model of Service Quality, Satisfaction an Relationship-Oriented Outcomes. International of Service Industry Management Vol.9. No.2: 155-168. Pengaruh Pengorbanan dan Kualitas Layanan (Gendut Sukarno & Sumarto)
563
Sutisna. 2001. PeriIaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran Jasa. Rosdakarya. Bandung. Teas, R.K dan Sanjeeev Agawal. 2000. The Effect of Extrinsic Products Cues on Consumers’ Perceptions of Quality, Sacrifice an Value. Journal of The Academy of Marketing Science Vol.28: 278-290. Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Andi offset. Yogyakarta. Zeithaml, A. Valarie. 1998. Consumer Perceptions of Price, Quality an Value: A Means, End Model Model Syasthesis of Evidence. Journal of Marketing Vol. 52 (July): 222.
564
Ekuitas Vol.9 No.4 Desember 2005: 545 - 564