MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014)
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA INTERNET DENGAN MOTIF KREATIF DAN MOTIF HIBURAN TERHADAP KARAKTER PESERTA DIDIK SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG Edy Sofyan1 ABSTRAK Penggunaan teknologi Internet dapat memberikan dampak positif kepada penggunanya apabila pemanfaatannya didasarkan pada nilai dan etika yang baik. Namun, saat ini telah terjadi kecenderungan pengeyampingan nilai-nilai dan etika oleh pengguna internet karena pengguna media Internet dapat menelusuri apa saja yang diinginkannya dan akan mengalami realitas di luar apa yang dijalani seharihari sehingga cenderung mengabaikan tatanan karakter, sistem nilai dan norma yang telah disepakati dalam masyarakat. Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif dan motif hiburan terhadap karakter peserta didik Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bandung. Teori yang digunakan meliputi teori kreativitas dari Torrance, 1997; Mc Quail, 2002 dan teori perkembangan moral Lickona, 1992. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Populasinya adalah peserta didik kelas XI SMA Negeri di kota Bandung. Penentuan sampel penelitian secara multi stage random sampling sebanyak 159 Peserta didik. Penjaringan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan analisis korelasi dan regresi.Berdasarkan pengolahan dan analisis data diperoleh hasil penelitian yang menggambarkan: (1) ada pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif terhadap karakter peserta didik sebesar 31,1% (2) ada pengaruh penggunaan media internet dengan motif hiburan terhadap karakter peserta didik sebesar 13,6% (3) penggunaan media internet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet dengan motif hiburan secara bersamasama mempunyai pengaruh terhadap karakter peserta didik sebesar 33,7%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Penggunaan media internet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet dengan motif hiburan memiliki pengaruh positif terhadap upaya pembinaan karakter peserta didik di sekolah, sehingga direkomendasikan agar guru pendidikan kewarganegaraan perlu mengarahkan dan membimbing peserta didik agar dapat lebih bijaksana dalam penggunaan media internet. Selain itu perlu dikembang lanjutkan oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan model pembelajaran multimedia berbasis nilai, atau dengan pemberian tugas yang bersifat kontekstual.
Kata Kunci : motif kreatif, motif hiburan, karakter.
Edy Sofyan adalah Dosen Jurusan Pendidikan IPS, Prodi. PPKn Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pasundan, Cimahi 1
131
Edy Sofyan Pengaruh Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif dan Motif Hiburan terhadap Karakter Peserta Didik SMA Negeri di Kota Bandung
PENDAHULUAN Pembangunan karakter bangsa sudah diupayakan dengan berbagai bentuk seperti melalui pendidikan formal maupun nonformal. Namun, sampai saat ini belum terlaksana dengan optimal sehingga terjadi maraknya penyimpanganpenyimpangan perilaku yang dilakukan oleh anak bangsa, baik itu remaja maupun dewasa. Penyimpangan-penyimpangan tersebut dilakukan hampir dapat ditemui disemua kalangan masyarakat, mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai swasta, pegawai negeri, pejabat negara dan lain-lain. Pembangunan karakter tidak hanya tanggung jawab pemerintah, pendidik, keluarga, dan masyarakat tetapi media massa sebagai salah satu sarana yang efektif juga bertanggung jawab terhadap pendidikan karakter mengingat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi tidak sedikit dari pengaruh media seperti video porno. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dadang Hawari dalam Yusuf Syamsu, (2008: 36-37) bahwa : perubahan-perubahan yang serba cepat sebagai konsekuensi globalisasi, modernisasi, industrialisasi, dan IPTEK telah mengakibatkan pada perubahan nilai-nilai sosial dan budaya. Perubahan ini antara lain pada nilai moral, etika, kaidah agama dan pendidikan anak di rumah, pergaulan, dan perkawinan. Perubahan ini muncul karena pada masyarakat terjadi pergeseran pola hidup yang bercorak social religious ke pola individual matrealistis dan sekuler. Salah satu dampaknya perubahan itu adalah terancamnya lembaga perkawinan yang merupakan lembaga pendidikan dini bagi anak
dan remaja. Demikian pulan pola hidup konsumtif telah mewarnai kehidupan anak dan remaja di perkotaan, yang dampaknya adalah kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika, alkohol dan zat adiktif lainnya (NAZA). Pembangunan karakter harus terus dilakukan tanpa mengesampingkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mewujudkan warga negara yang berspektif global bertindak lokal. Hal ini sesuai dengan pendapat Naisbitt (1990: 68) bahwa warga negara dalam era globalisasi saat ini harus “think globally act locally”. Lebih lanjut, Wahab memperjelas dalam konteks Indonesia bahwa dalam era globalisasi saat ini diperlukan warga negara Indonesia yang senantiasa berpikir global, refleksi nasional dan bertindak lokal (Wahab, 1996: 27). Sedangkan, teori tentang Cultural Lag atau ketertinggalan budaya dari Ogburn bahwa pertumbuhan atau perubahan unsur kebudayaan yang mengalami perubahan tidak sama cepatnya yaitu kecenderungan dari kebiasaan-kebiasaan sosial dan pola-pola organisasi sosial yang tertinggal di belakang perubahan kebudayaan materiil (Supardan, 2008: 157). Ketidakseimbangan perubahan antara budaya material dan immaterial itulah yang disebut dengan ketertinggalan budaya. Media internet sebagai budaya materiil lebih cepat perubahannya sedangkan tata krama sebagai unsur budaya immaterial lebih lambat perubahannya sehingga terpengaruh terhadap perkembangan budaya materiil. Diperkuat oleh pendapat Kenichi Ohmae dalam bukunya yang berjudul Borderless World: Power and
132
MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014)
Strategy in the Interlinked Economy (1996) dan The End of Nation State : The Rise of Regional Economies (1996), (Budimansyah, 2010: 9-10) mengatakan bahwa dalam perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah negara dalam arti geografis dan politik relatif masih tetap. Namun kehidupan dalam suatu negara tidak mungkin dapat membatasi kekuatan global yang berupa informasi, inovasi, dan industri yang membentuk peradaban modern. Menurut (Giddens,1990), perlu di catat bahwa proses globalisasi tidak berbasis pada kekuatan tunggal secara terpisah, seperti kapitalisme, teknologi informasi komunikasi, kapitalisme, militerisme, sistem negara-bangsa dan pembagian kerja internasional. (Kalidjernih,2007). Globalisasi merupakan perkembangan kontemporer yang mempunyai pengaruh dalam mendorong munculnya berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung. Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan berbagai halangan dan rintangan menjadikan dunia semakin terbuka dan saling bergantung satu sama lain. Semua orang menyadari bahwa sekarang ini proses dan pengaruh globalisasi makin dirasakan sebagai bagian dari kehidupan manusia (Purnamasari, 2010:1). Namun, hingga kini dampak negatif semakin meningkat terutama terkait dengan tatanan karakter yang mana banyak perilaku warga negara yang menyimpang dari nilai-nilai, karakter dan norma. Hal ini sesuai dengan pendapat Djahiri (2006: 13), dalam kehidupan dan generasi inilah keberadaan tatanan norma dengan perangkat nilai karakter luhur goyah, tergeser dan atau tergusur.
Menurut Djahiri (2006: 11)“Iptek telah melahirkan temuan konsep/dalil dan produk baru yang serba elektronik – masal meninggalkan ketergantungan manusia dan kehidupannya terhadap tenaga manusia, binatang, dan alam serta memperpendek jarak waktu antar space”. Hal ini nampak dengan munculnya berbagai media yang digunakan untuk berkomunikasi, salah satunya adalah media internet. Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di seluruh dunia yang memungkinkan setiap orang berkomunikasi dengan orang lain yang berada di negara lain atau tempat yang jauh tanpa mengenal batas dan waktu. Pada tataran individu dalam hal ini peserta didik, orang yang menggunakan internet akan mengalami realitas di luar apa yang dijalaninya sehari-hari. Pada titik tertentu orang-orang yang mengakses teknologi informasi dengan fasilitas komunikasi via internet misalnya, menjadi tidak peduli dengan tatanan karakter, sistem nilai dan norma yang telah disepakati dalam masyarakat selama berabad-abad yang tidak lagi peduli pada aturan yang ada. Beberapa tahun terakhir sejak internet menjadi media yang paling diminati oleh masyarakat dunia, banyak sekali kasuskasus yang muncul sehubungan dengan penggunaan media ini. Sebaliknya, sejarah juga mencatat kontribusi positif internet. Sedangkan dari sisi ilmu pengetahuan, khsususnya terkait dengan riset ilmiah, internet memberikan sumbangan yang sangat besar, terutama berkaitan dengan pengurangan personel pengambilan data, biaya untuk mengurangi perjalanan fisik, dan penghematan waktu. Selain serverserver yang menyediakan data sekunder, komunitas-komunitas dunia maya
133
Edy Sofyan Pengaruh Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif dan Motif Hiburan terhadap Karakter Peserta Didik SMA Negeri di Kota Bandung
merupakan sumber penyedia responden untuk mendapatkan data primer dengan lebih cepat, mudah, dan biaya lebih murah. Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan karakter yang dilakukan oleh media agar tidak terjadi peningkatan penyimpangan karakter dan akhlak pada berbagai kalangan masyarakat mengakibatkan kemerosotan karakter. Menurut Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Pemerintah Republik Indonesia tahun 2010-2025 (2010:2) akan terjadi : (1) disorientasi dan belum dihayati nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi dan ideologi bangsa, (2) keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila, (3) bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, (4) memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya berbangsa dn bernegara, (5) ancaman disintegrasi bangsa, dan (6) melemahnya kemandirian bangsa. Selain itu, akan terjadi kejahatan dan demoralisasi umat manusia yang mana beberapa indikator yang digunakan kemudian dijadikan ukuran bagi perkembangan kualitas kehidupan suatu bangsa. Lebih lanjut, menurut Lickona (1992: 53) terdapat sepuluh tanda dari perilaku manusia yang menunjukkan arah kehancuran suatu bangsa yaitu: meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, ketidakjujuran yang membudaya, semakin tingginya rasa tidak hormat kepada orangtua, guru dan figur pemimpin, pengaruh peer group terhadap tindakan kekerasan, meningkatnya kecurigaan dan kebencian, penggunaan bahasa yang memburuk, penurunan etos kerja,
menurunnya rasa tanggungjawab individu dan warga negara, meningginya perilaku merusak diri dan semakin kaburnya pedoman karakter. Karakter bangsa Indonesia yang sebelumnya berpegang pada ajaran-ajaran agama, nilai-nilai luhur bangsa terus mengalami kemerosotan secara cepat. Namun, berbagai bentuk pelanggaran itu dengan segera dan instan menyebar melalui media komunikasi instan seperti internet. Pada saat ini nampaknya telah terjadi kecenderuangan pengguna internet yang kerap mengeyampingkan nilai-nilai dan karakter etika padahal dalam tatanan sosial, etika sangat diperlukan guna menghindari terjadinya pergesekan yang berujung konflik. Selain itu juga warga negara muda Indonesia dengan tiadanya unsur ini menyebabkan manusia Indonesia terombang-ambing, lemah karsa, mudah diarahkan pada hal-hal yang “bengkok” (Soewardi, 2005:138). Kondisi watak atau “karakter” manusia umumnya dewasa ini, sejak dari level internasional sampai kepada tingkat personal individual, khususnya bangsa kita, kelihatan mengalami berbagai disorientasi dan kemerosotan. Bagi sebagian warga negara dalam hal ini peserta didik menggunakan dan mengekplorasi media internat dianggap sebagai sebuah cara untuk mengetahui perubahan gaya hidup modern. Seorang dikatakan modern apabila bisa mengikuti mode-mode atau gaya hidup yang banyak di gunakan oleh masyarakat moderen. Di sisi lain, kegemaran mengunakan internet memiliki dampak terhadap perilaku dan karakter peserta didik jika intensitas menggunakan internet dengan motif yang digemarinya, seorang remaja cenderung akan menghabiskan waktunya bahkan menyita waktu belajarnya. Penggunaan
134
MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014)
internet dikalangan peserta didik tidak hanya dilakukan untuk kepentingan yang menunjang kegiatan akademiknya, akan tetapi beragam motif penggunaannya sebagai kebutuhan manusia dalam mengaktualisasikan diri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Menurut Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu: need for achievement (kebutuhan akan prestasi), need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan pendapatnya Maslow), dan need for Power (dorongan untuk mengatur). Diperkuat pendapat pada pendapat McQuail (2002:72), yakni : 1) Informasi, 2) Identitas, 3) Integrasi dan Interaksi sosial, serta 4)Hiburan. Sedangkan, menurut Herbert Blumber dan Katz tidak hanya dipengaruhi teori kegunaan tetapi kepuasan juga berpengaruh. Oleh karena itu, penelitian ini penting agar di hasilkan suatu informasi yang dapat memberikan gambaran tentang Pengaruh penggunaan Internet dengan Motif Kreatif dan Hiburan oleh para peserta didik sehingga dapat memberikan informasi serta pemahaman di kalangan sekolah, orang tua serta lingkungan yang pada akhirnya menjadi masukan atau berkontribusi dalam pembuatan kebijakan. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, permasalahan pokok yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif dan motif hiburan terhadap karakter Peserta didik Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bandung?” Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, penulis merumuskan
beberapa berikut:
sub-permasalahan
sebagai
1. Apakah ada pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif terhadap karakter peserta didik pada SMA Negeri di Kota Bandung? 2. Apakah ada pengaruh penggunaan media internet dengan motif hiburan terhadap karakter peserta didik pada SMA Negeri di Kota Bandung? 3. Apakah pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif dan pengaruh penggunaan media internet dengan motif hiburan terhadap karakter peserta didik pada SMA Negeri di Kota Bandung?
Tujuan dan Manfaat Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif dan pengaruh penggunaan media internet dengan motif hiburan terhadap karakter peserta didik Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bandung. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah mencari, menganalisis informasi dan menguji hipotesis serta mengukangkap: 1. Ada tidaknya pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif terhadap karakter peserta didik pada SMA Negeri di Kota Bandung. 2. Ada tidaknya pengaruh penggunaan media internet dengan motif hiburan terhadap karakter peserta didik pada SMA Negeri di Kota Bandung. 3. Ada tidaknya pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif dan pengaruh penggunaan media
135
Edy Sofyan Pengaruh Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif dan Motif Hiburan terhadap Karakter Peserta Didik SMA Negeri di Kota Bandung
internet dengan motif hiburan terhadap karakter peserta didik pada SMA Negeri di Kota Bandung. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik secara teoritik (keilmuan) maupun secara praktis (empirik) di lapangan. Secara teoritik, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian terhadap pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah, sehingga memperkuat landasan keilmuan PKn terutama dalam upaya membangun karakter peserta didik yang pada akhirnya akan memperkuat landasan dimensi pendidikan kewarganegaraan (Civic Knowledge, Civic Skill, Civic Disposition) Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak yang diuraikan berikut ini: 1. Guru mata pelajaran PKn: Agar mampu menelaah secara praktis perlunya implementasi pembelajaran PKn di lingkup sekolah ataupun di luar sekolah terkait penggunaan media internet. 2. Warga masyarakat pada umumnya: Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya pembiasaan dalam melakukan perbuatan baik sehingga dapat membangun karakter baik (good character). 3. Institusi Pemerintah: Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi yang dapat mempertegas pentingnya habituasi dalam bentuk keteladanan dari pejabat pemerintah yang dapat menjadi contoh pembangunan karakter baik (good character). 4. Pemerhati Pendidikan: Penelitian ini dapat dijadikan bahan pengkajian
yang lebih komprehensif dalam mengembangkan pendidikan karakter sehingga pembangunan karater baik pada warga negara muda dapat segera terwujud. Definisi Operasional Untuk memperjelas variabel dalam penelitian ini, agar tidak mengundang banyak penafsiran maka dirumuskan sebagai berikut: 1. Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif (X1) Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif adalah aktivitas dalam menggunakan media internet yang dilakukan oleh peserta didik yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi, mengembangkan, memperkaya, memperinci suatu gagasan dan kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru. 2. Penggunaan Media Internet dengan Motif hiburan (X2) Penggunaan Media Internet dengan Motif hiburan (X2) adalah aktivitas dalam menggunakan media internet yang dilakukan oleh peserta didik yang berusaha untuk mengemas lebih santai sehingga pemenuhan kebutuhan akan hiburan itu bisa terpenuhi dan dapat pula untuk mengisi waktu luang sehingga ketika akan melakukan aktivitas menjadi lebih semangat dengan ide-ide yang baru. 3. Karakter peserta didik (Y) Karakter peserta didik (Y) adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat dari diri seseorang yang bersumber
136
MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014)
dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan yang berisikan nilainilai, tampilan perilaku kebaikan yang di tampilkan peserta didik atas dasar pertimbangan pengetahuan, perasaan, dan bertindak secara moralitas. Paradigma Penelitian Sugiyono ( 1998 : 24) menyatakan bahwa paradigma penelitian adalah: “Pandangan atau model, atau pola pikir yang dapat dijabarkan berbagai variabel yang akan diteliti kemudian membuat hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya”. Dari deskripsi diatas, dijelaskan bahwa penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan dan pengaruh antara variabel penggunaan media internet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet dengan motif hiburan dengan variabel karakter peserta didik sekolah yang merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan dan penurunan karakter peserta didik di sekolah. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan untuk mengukur banyaknya variabel, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan mengenai perilaku, pengalaman atau karakteristik dari suatu fenomena. Dalam penelitian ini menggunakan metode survei, dengan teknik kuesioner untuk mengumpulkan data.
Kajian Pustaka 1. Konsep Media Massa Bicara tentang komunikasi massa artinya bicara tentang media massa. Singkatnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa. Konsep “media massa” secara sederhana dapat disebut sebagai sarana komunikasi yang ditujukan secara luas, dan dapat menjangkau hampir semua orang yang berada di wilayah tertentu atau lebih luas lagi. Media massa juga dapat merujuk kepada media yang sudah akrab dalam kehidupan masyarakat semacam surat kabar, majalah, film, radio, televisi, dan rekaman musik. Media massa juga memiliki peranan yang signifikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Denis Mc Quail (2000: 4) mengatakan bahwa dalam ranah politik, media massa mampu berperan sebagai elemen yang penting guna menciptakan tatanan masyarakat yang demokratis. Media massa berperan sebagai arena atau ruang debat dan penyebarluasan berbagai macam informasi maupun opini yang berguna bagi kehidupan masyarakat itu sendiri. Media massa juga kini dilihat sebagai salah satu kekuatan yang memiliki fungsi legitimasi di dalam dunia politik. Oleh karenanya jangan heran jika kini banyak politisi berusaha menyebarkan pengaruhnya melalui kekuatan media massa. Berger dan Chaffee (1987: 17) mengatakan bahwa komunikasi massa adalah ilmu yang berupaya memahami produksi, proses, dan efek dari sistem simbol dan sinyal dengan pengembangan teori, dengan melakukan generalisasi, dan menjelaskan fenomena yang terkait dengan produksi, proses, dan efek komunikasi
137
Edy Sofyan Pengaruh Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif dan Motif Hiburan terhadap Karakter Peserta Didik SMA Negeri di Kota Bandung
massa itu sendiri. Intinya, komunikasi massa berupaya menjelaskan praktek produksi, proses, serta efek komunikasi massa, serta berbagai dinamikanya yang berlaku di dalam masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah ilmu yang berupaya memahami produksi, proses, dan efek dari sistem simbol dan sinyal dengan pengembangan teori, dengan melakukan generalisasi, dan menjelaskan fenomena yang terkait dengan produksi, proses, dan efek komunikasi massa itu sendiri. Intinya, komunikasi massa berupaya menjelaskan praktek produksi, proses, serta efek komunikasi massa, serta berbagai dinamikanya yang berlaku di dalam masyarakat. 2. Konsep Globalisasi Globalisasi dalam tatanan dunia menurut Friedman (2002) adalah memiliki dimensi ideologi teknologi. Dimensi ideologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia. Lodge dalam Wuryan dan Syaifullah (2006:142) mengetengahkan pengertian globalisasi yang lebih menekankan kepada dimensi kedekatan antar bangsa yang didorong oleh informasi, perdagangan, dan modal serta dipercepat dengan kemajuan teknologi. Lebih lanjut ia menegaskan: “….a prosess forced by global flows of people, information, trade, and capital. It a accelerated by technology, which is driven by only a few hundred multinational corporation and may be harmful to the environtment. There in lies the conundrum of whether it is wise to leave globalization in the hands of these few corporation, or
might it not make more sense to seek greater involvement from the global community.” Berdasarkan pendapat Friedman dan Lodge diatas, bahwa globalisasi merupakan suatu proses untuk meletakan dunia dibawah satu unit yang sama tanpa dibatasi oleh batas-batas geografis sebuah negara. Hal ini berimplikasi kepada keterbukaan antar negara untuk dimasuki berbagai informasi yang disalurkan secara berkesinambungan melalui teknologi komunikasi dan informasi seperti internet atau media lainnya. Sedangkan Marshall McLuhan mengkonseptualisasikan “Global village” yang dimaknai sebagai sebuah proses homogenisasi jagat sebagai akibat dari kesuksesan sistem komunikasi secara keseluruhan Wuryan dan Syaifullah (2006:140). Sesuai teori dependensi menurut pendapat Hendrique Qordoso, Andre Gunder Frank Dan Galtung (dalam Syam, 2009: 344) : Globalisasi dalam arti yang negatif adalah bila yang terjadi, bukan heterogenisasi melainkan homogenisasi budaya dan gaya hidup dengan menempatkan nilai-nilai universal menjadi tereduksi oleh suatu kepentingan kekuatan dunia yang memang ingin memaksakan kehendaknya. Lebih lanjut sejumlah sarjana Anthony Giddens, David Held, Ulrich Bck, Roland Robertoson dan Stuart Hall meyakini bahwa globalisasi membawa homogenisasi, hibridisasi dan perbedaan dalam berbagai aspek kehidupan (Kalidjernih, 2010: 57). Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian globalisasi adalah globalisasi merupakan suatu proses untuk meletakan
138
MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014)
dunia dibawah satu unit yang sama tanpa dibatasi oleh batas-batas geografis sebuah negara yang berimplikasi kepada keterbukaan antar negara untuk dimasuki berbagai informasi yang disalurkan secara berkesinambuangan melalui teknologi komunikasi dan informasi seperti internet atau media lainnya. Nampaknya, apapun esensi perdebatannya, yang ada di depan mata adalah berjalannya proses globalisasi di hampir segala bidang tanpa bisa dihentikan. 3. Konsep Motivasi Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan informasi menyebabkan semakin meningkat pula perkembangan teknologi dalam hal pemenuhan kebutuhan akan informasi. Dengan kemajuan di bidang teknologi informasi serta komunikasi sekarang ini, dunia tidak lagi mengenal batas, jarak, ruang dan waktu, sebagai contoh kini orang dapat dengan mudah memperoleh berbagai macam informasi yang terjadi di belahan dunia tanpa harus datang ke tempat tersebut. Bahkan orang dapat berkomunikasi dengan siapa saja di berbagai tempat didunia ini, hanya dengan memanfaatkan seperangkat komputer yang tersambung ke internet. Kehadiran internet telah membawa revolusi pada cara manusia melakukan komunikasi. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana komunikasi memungkinkan setiap orang berkomunikasi dengan pihak lain yang terhubung dengan internet walaupun lokasi tempat tinggal mereka berjauhan.
(2002:72),yakni : 1) Informasi, 2) Identitas, 3) Integrasi dan Interaksi sosial, serta 4) Hiburan. Maka sebagai penjabaran dari empat hal yang menarik tersebut diatas untuk melakukan penelitian terhadap pengguna internet yang mengacu kepada keempat kategori motif, yaitu : 1. Motif Informasi (Surveillance) yang lebih cenderung mengarah kepada keinginan pengguna (peserta didik) untuk mencari informasi dengan menggunakan internet, seperti mengetahui berbagai informasi mengenai segala hal yang berkaitan dengan perkembangan di Indonesia maupun Internasional. 2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity) yaitu pengguna Internet (peserta didik) diharapkan bisa mengeksplorasi semua potensi, kemampuan, bakat, citra diri, kepercayaan diri, dan nilai-nilai positif yang dimiliki pengguna untuk dijadikan acuan dalam berperilaku dan bersikap di lingkungan masyarakat dengan baik. 3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationship) dengan adanya pengguna internet (peserta didik) tersebut bisa dijadikan acuan untuk membina hubungan baik dengan sesama pengguna, misalnya : mempererat hubungan dengan orang lain dengan jalan menambah temanteman yang dikenal atau melalui referensi teman lainnya. 4.
Motif pengguna dalam menggunakan internet sebagai media komunikasi, difokuskan pada motif penggunaan media yang didasarkan pada pendapat Mc Quail 139
Motif Hiburan (Diversi) karena pengguna internet disini yakni peserta didik berusaha untuk mengemas lebih santai sehingga pemenuhan kebutuhan akan motif hiburan (Diversi) itu
Edy Sofyan Pengaruh Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif dan Motif Hiburan terhadap Karakter Peserta Didik SMA Negeri di Kota Bandung
bisa terpenuhi dan dapat pula untuk menambah mengisi waktu istirahat sehingga ketika akan melakukan aktivitas menjadi lebih semangat dengan ide-ide yang baru. Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan. 4. Konsep Kreativitas Kreativitas merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri (aktualisasi diri) dan merupakan kebutuhan paling tinggi bagi manusia (Maslow, dalam Munandar, 2009). Pada dasarnya, setiap orang dilahirkan di dunia dengan memiliki potensi kreatif. Kreativitas dapat diidentifikasi (ditemu kenali) dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat (Munandar, 2009). Menurut NACCCE (National Advisory Committee on Creative and Cultural Education) (dalam Craft, 2005), kreativitas adalah aktivitas imaginatif yang menghasilkan hasil yang baru dan bernilai. Selanjutnya Feldman (dalam Craft, 2005) mendefinisikan kreativitas adalah: “the achievement of something remarkable and new, something which transforms and changes a field of endeavor in a significant way . . . the kinds of things that people do that change the world.” Menurut Munandar (1985), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, Csikszentmihalyi (dalam Clegg, 2008) menyatakan kreativitas sebagai suatu tindakan, ide, atau produk yang mengganti sesuatu yang lama menjadi sesuatu yang baru. Guilford (dalam Munandar, 2009) menyatakan kreativitas merupakan kemampuan berpikir divergen atau pemikiran menjajaki bermacammacam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan, yang sama benarnya (Guilford, dalam Munandar 2009). Sedangkan menurut Rogers (dalam Zulkarnain, 2002), kreativitas merupakan kecenderungan-kecenderungan manusia untuk mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Menurut beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan suatu produk yang baru ataupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya, yang berguna, serta dapat dimengerti. 5. Karakter Peserta Didik sebagai Warga Negara Secara harfiah, karakter mempunyai makna psikologis atau sifat kejiwaan karena terkait dengan kepribadian, akhlak atau budi pekerti, tabiat, watak, sifat kualitas yang membedakan seseorang dengan yang lain bahkan kebiasaan dalam kehidupan keseharian. Sebagaimana diungkap Dewey (Althof dan Berkowitz, 2006: 497) yang mendefinsikan karakter sebagai ‘interpenetration of habits’ and the effect of consequences of actions upon
140
MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014)
such habits. Atau interpenetrasi kebiasaan dan dampak dari akibat tindakan-tindakan seperti kebiasaan itu.
dalam berbagai keadaan, dan komitmen untuk berkontribusi dengan komunitas dan masyarakatnya
Menurut Soedarsono (2000:11), bahwa karakter merupakan nilai-nilai dalam diri kita yang dipadukan dengan nilai-nilia moral dari luar yang diinternalisasikan dan terpatri dalam jiwa kita melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan, menjadi nilai intrinsik yang mewujud dalam sistem daya dorong, yang melintasi pemikiran, sikap dan perilaku kita. Sejalan dengan apa yang dikemukakan Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010: 3) yang menegaskan bahwa “karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak”. Selanjutnya, dalam Desain Induk Pembangunan Karakter (2010:7), mengartikan karakter sebagai nilai-nilai yang unik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik dan nyata berkehidupan baik) yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku.
Dari uraian di atas, penulis mengartikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu yang sesuai dengan nilai, norma, moral dan etika yang berlaku dalam masyarakat agar dapat hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Selanjutnya Battistich (Musfiroh, 2008: 27) menjelaskan karakter (character) mengacu pada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal yang terbaik, kapasitas intelektual seperti berpikir kritis dan alasan moral, perilaku seperti jujur dan bertanggung jawab, mempertahankan prinsip-prinsip moral dalam situasi penuh ketidakadilan, kecakapan interpersonal dan emosional yang memungkinkan seseorang berinteraksi secara efektif
HASIL PENELITIAN 1. Pengaruh Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif (X1) Terhadap Karakter Peserta Didik (Y), berpengaruh positif dan signifikan terhadap karakter peserta didik pada Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bandung. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi penggunaan media internet dengan motif kreatif , akan diikuti oleh meningkatnya perubahan karakter peserta didik. Hal ini dapat diterangkan oleh persamaan regresi Ŷ = 68.913+ 0.789X1. Dengan persamaan regresi tersebut dapat diinterprestasikan bahwa jika penggunaan media internet dengan motif kreatif (X1) dengan karakter peserta didik (Y) diukur dengan instrument yang dikembangkan dalam penelitian ini, maka setiap perubahan skor variabel penggunaan media internet dengan motif kreatif sebesar satu satuan dapat diestimasikan skor karakter peserta didik akan berubah sebesar 0.789 satuan pada arah yang sama. Dari perhitungan korelasi antara variabel penggunaan media internet dengan motif kreatif (X1) dengan karakter peserta didik (Y) tergolong sedang yaitu sebesar 0,558. ini menunjukkan antara variabel X1 dan
141
Edy Sofyan Pengaruh Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif dan Motif Hiburan terhadap Karakter Peserta Didik SMA Negeri di Kota Bandung
variabel Y memiliki hubungan yang berarti, meskipun korelasinya tergolong sedang. Secara empiris, hasil penelitian menginformasikan bahwa penggunaan media internet dengan motif kreatif yang dicerminkan oleh lima dimensi yaitu, (1) minat yang luas, (2) rasa ingin tahu yang besar, (3) merasa tidak puas, (4) percaya diri (5) ulet dan suka bekerja keras, berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap karakter peserta didik. Besarnya pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif terhadap karakter peserta didik pada Sekolah Menengah Atas Negeri di kota Bandung, adalah sebesar 31,1 %. Hal tersebut sejalan dengan teori kreativitas menurut Torrance (1977) bahwa orang kreatif itu memiliki ciri-ciri (1) minat yang luas, (2) rasa ingin tahu yang besar, (3) merasa tidak puas, (4) percaya diri (5) ulet dan suka bekerja keras, berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap karakter peserta didik. 2. Pengaruh Penggunaan Media Internet dengan Motif Hiburan (X2) Terhadap Karakter Peserta Didik (Y), berpengaruh positif dan signifikan terhadap karakter peserta didik pada Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di kota Bandung. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin besar penggunaan media internet dengan motif hiburan, akan diikuti oleh semakin tingginya karakter peserta didik. Hal ini dapat diterangkan oleh persamaan regresi Ŷ = 92.092 + 0.436X2. . Dengan persamaan regresi tersebut dapat diinterprestasikan bahwa jika variabel penggunaan media internet dengan motif hiburan (X2) dengan karakter peserta didik (Y) diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini,
maka setiap perubahan skor penggunaan media internet dengan penggunaan media internet dengan motif hiburan sebesar satu satuan dapat diestimasikan skor karakter peserta didik akan berubah sebesar 0.436 satuan pada arah yang sama. Dari perhitungan korelasi antara variabel penggunaan media internet dengan motif hiburan (X2) dengan karakter peserta didik (Y) tergolong rendah yaitu sebesar 0,369. ini menunjukkan antara variabel X2 dan variabel Y memiliki hubungan yang berarti meskipun korelasinya tergolong rendah. Secara empiris, hasil penelitian ini menginformasikan bahwa variabel penggunaan media internet dengan motif hiburan yang dilihat dari dimensi (1) mencari infromasi mengenai hobi (2) mencari informasi mengenai film dan musik (3) mencari informasi mengenai gambar (4) bermain games (5) download / upload file film dan musik (6) berkomunikasi dengan sesama pengguna internet (7) mengunjungi situs porno berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap karakter peserta didik. Besarnya pengaruh penggunaan media internet dengan motif hiburan terhadap karakter peserta didik pada Sekolah Menengah Atas Negeri di kota Bandung adalah sebesar 13,6%. Hal ini sejalan dengan teori motif pengguna dalam menggunakan internet sebagai media komunikasi, difokuskan pada motif penggunaan media yang didasarkan pada pendapat Mc Quail (2002:72) adalah Hiburan. Motif Hiburan (Diversi) karena pengguna internet disini yakni peserta didik berusaha untuk mengemas lebih santai sehingga pemenuhan kebutuhan akan motif hiburan (Diversi) itu bisa
142
MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014)
terpenuhi dan dapat pula untuk menambah mengisi waktu istirahat sehingga ketika akan melakukan aktivitas menjadi lebih semangat dengan ide-ide yang baru. Berdasarkan temuan empiris yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara penggunaan media internet dengan motif hiburan dan karakter peserta didik, hasil penelitian ini memberikan beberapa informasi berikut ini. Pertama, penggunaan media internet dengan motif hiburan memberikan pengaruh yang berarti terhadap karakter peserta didik. Kedua, salah satu cara untuk meningkatkan karakter baik peserta didik adalah dengan memberikan motivasi serta pengarahan yang baik khususnya dalam hal penggunaan media internet dengan motif hiburan. Ketiga, temuan ini memberikan penegasan terhadap teoriteori yang menyebutkan bahwa karakter peserta didik dipengaruhi oleh motivasi seseorang atau individu dalam hal ini motif penggunaan media internet dengan motif hiburan. 3. Pengaruh Penggunaan Media Internet dengan motif kreatif (X1) dan penggunaan media internet dengan motif hiburan (X2) secara Bersamasama terhadap karakter peserta didik (Y), berpengaruh positif dan signifikan terhadap karakter peserta didik sekolah Menengah Atas Negeri di kota Bandung. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi penggunaan media internet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet dengan motif hiburan dalam penggunaan media internet maka akan semakin tinggi pula kontribusi terhadap karakter penggunanya dalam
hal ini para peserta didik. Hal ini dapat diterangkan oleh persamaan regresi Ŷ = 61.197 + 0.691X1 + 0. 209X2 . Dengan persamaan regresi tersebut dapat diinterprestasikan bahwa jika variabel penggunaan media internet dengan motif kreatif (X1) dan variabel penggunaan media internet dengan motif hiburan (X2) dengan karakter peserta didik (Y) diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini, maka setiap perubahan skor penggunaan media internet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet dengan motif hiburan sebesar satu satuan dapat diestimasikan skor karakter peserta didik akan berubah sebesar 0.691 satuan X1 dan 0. 209 satuan X2 pada arah yang sama. Dari perhitungan korelasi antara motif kreatif (X1) dan motif hiburan (X2) dengan karakter peserta didik (Y) tergolong sedang yaitu sebesar 0.581 ini menunjukkan antara variabel X1 dan variabel X2 dengan variabel Y memiliki hubungan yang berarti meskipun korelasinya tergolong sedang. Secara empiris hasil penelitian ini menginformasikan bahwa penggunaan media internet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet dengan motif hiburan secara bersama berpengaruh positif dan signifikan terhadap karakter peserta didik. Besarnya pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet dengan motif hiburan terhadap karakter peserta didik adalah sebesar 33.7%. Berdasarkan temuan empiris yang menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel penggunaan media internet dengan motif kreatif dan variabel penggunaan media internet dengan motif hiburan
143
Edy Sofyan Pengaruh Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif dan Motif Hiburan terhadap Karakter Peserta Didik SMA Negeri di Kota Bandung
secara bersama dengan karakter peserta didik, hasil penelitian ini memberikan beberapa informasi berikut. Pertama, penggunaan media internet dengan motif kreatif dan variabel penggunaan media internet dengan motif hiburan dalam penggunaan media internet oleh peserta didik memberikan pengaruh yang berarti terhadap karakter peserta didik. Kedua, untuk mengembangkan dan membina karakter baik peserta didik antara lain dapat dilakukan dengan memberikan motivasi dan bimbingan kepada peserta didik secara bersama-sama dengan guru, sekolah dan orang tua. Ketiga, temuan ini memberikan penegasan terhadap teoriteori yang menyebutkan bahwa karakter peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor.
terkait dengan olah raga, automotif, mengunjungi situs Youtube untuk mencari data dan informasi mengenai musik, film dan bermain games online, berkomunikasi dengan pengguna internet lain melalui jejaring sosial seperti Facebook, Tweeter, Yahoo Messengger dan lainnya, mencari data dan informasi melalui search engine Google dan Yahoo berkaitan dengan informasi yang diinginkan baik berupa gambar atau photo, file maupun database guna dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan yang dapat membuat peserta didik tudak ketinggalan informasi melalui proses pembelajaran berbasis multimedia yang bermuatan pendidikan karakter yang mempunyai tujuan agar peserta didik mampu secara aktif memilih informasi yang masuk klarifikasi nilai yakni untuk membimbing dan mengarhkan peserta didik mengerti akan nilai-nilai baik dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Penggunaan internet dengan motif kreatif yang sebagian besar sering dilakukan adalah karena: internet menarik untuk dipelajari, mengunjungi website mengenai hal kreatif dan informatif, mengikuti perkembangan terkini melalui website serta membantu dalam pengerjaan atau penyelesaian tugas-tugas sekolah dapat mengembangkan karakter peserta didik apabila motif kreatif dalam hal positif. b. Penggunaan internet melalui motif hiburan sebagian besar digunakan untuk mencari sumber bahan informasi
c. Penggunaan internet dengan motif kreatif dan motif hiburan secara bersama-sama sebaiknya disertai dengan kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada pengerjaan tugas-tugas yang menantang yang pada akhirnya menghasilkan output kegiatan yang produktif serta kreatif dan akan memberikan landasan pengetahuan baru bagi terbentuknya sikap, nilai moral serta watak dalam diri peserta didik yang pada akhirnya dapat membantu atau memberi solusi dalam penyelesaian berbagai masalah kehidupan.
144
MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014)
REFERENSI Budimansyah, Dasim dan Suryadi, Karim. 2008. PKN dan Masyarakat Multikultural. Bandung : Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia. Budimansyah, D. 2008. Membangun Karakter Bangsa Di Tengah Arus Globalisasi dan Gerakan Demokratisasi:Reposisi Peran Pendidikan Kewarganegaraan. Pidato Pengukuhan guru besar tetap PPKN, IPS,IKIP.Bandung. Creswell, J.W. 1998) Research Design Qualitative & Quantitative Approach. London: Publication. Creswell, J.W. 2010. Research Design Qualitative & Quantitative Approach. Penerjemah Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Djahiri, A,K 2006. Budimansyah dan syaifullah (ed) Esensi Pendidikan Nilai- Moral dan PKn dalam di Era Globalisasi, 70 tahun Prof. Kosasih Djahiri. Bandung : Lab PKn UPI Djahiri, A, K, 1996. Menelusuri Dunia Afektif: Pendidikan Nilai Dan Moral, Bandung Lab. PPMP IKIP Bandung Kalidjernih, Freddy Kirana.(2010), Penulisan Akademik.Bandung:Widya Aksara. Koesoema, D,A. 2010. Pendidikan Karakter: Startegi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Kompas Gramedia Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Noorsyam, M. 2001. Etika Kehidupan Bermasyarakat dan Bernegara Demi Terpeliharanya Integritas Nasional, Jakarta: LKPBK
Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025. Prawira Budi, Triton. 2007. SPSS 13.0 Terapan; Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R&D. Bandung: Alfabeta. Sjarkawi. 2005. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Jurnal Sapriya. 2008.“ Persepektif Pemikiran Pakar tentang Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pembangunan Karakter Bangsa”. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. Program studi. Pendidikan Kewarganegaraan. Sekolah Pascasarjana. UPI, Volume 1, no 2, April 2008, Hal.199-214. Suryadi, A. 2009. “Pendidikan Kewarganegaraan Menyongsong Masa Depan Bangsa”. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. Program studi. Pendidikan Kewarganegaraan. Sekolah Pascasarjana. UPI, Volume 3, no 1, Oktober , Hal.1-15. Winataputra, Udin S dan Budimansyah, Dasim 2007. Civic Education: konteks, landasan, bahan ajar dan kultur kelas. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Winataputra, Udin S (2001). Jati diri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi. Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia Winatraputra, U. (2007). “ Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif
145
Edy Sofyan Pengaruh Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif dan Motif Hiburan terhadap Karakter Peserta Didik SMA Negeri di Kota Bandung
Internasional”. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. Program studi. Pendidikan Kewarganegaraan. Sekolah Pascasarjana. UPI, Volume 1, no 1, Oktober , Hal.1-10. Internet http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_ Internet
http://www.sejarah-internet.com/ http://bincangmedia.wordpress.com/?s= mendiskusikan+dampak+media http://duniabaca.com/pengaruh-internetmanfaat-internet-serta-dampakpositif-dan-negatif-internet-bagipenggunanya.html www.iml.jou.ufl.edu http://www.nadiroh.co.cc
146