Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol. 3 No. 1 Mei 2017
PENGARUH PENGAPIAN CDI TERHADAP EMISI GAS BUANG DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN 1800 CC Effect of Ignition CDI Exhaust Emissions and Fuel Consumption Engine 1800 CC Oleh : Tinus Ginting Dosen STT Immanuel Medan ABSTRAK Sistem pengapian kondensator (kapasitor) atau CDI (Capacitor Discharge Ignition) merupakan salah satu jenis sistem pengapian pada kendaraan bermotor yang memanfaatkan arus pengosongan muatan (discharge current) dari kondensator, guna mencatudaya kumparan pengapian. Penggunaan sistem pengapian CDI pada mesin 1800 cc ini digunakan sebagai pengganti sistem pengapian platina. Parameter dalam penelitian ini adalah pengapian konvensional dan pengapian CDI dengan tujuan meneliti pengaruh pengapian CDI terhadap emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar dengn variasi putaran 800 rpm, 1000 rpm, 2000 rpm, 3000 rpm beserta variasi saat pengapian 00, 50, 100 dan 150, dengan metode eksperimen variasi faktor level dan hasil dari penelitian diolah dengan program SPSS. Ternyata hasil yang dicapai setelah dianalisis Emisi HC minimum dengan pengapian CDI 87 ppm dengan saat pengapian 100 BTDC, sedangkan pengapian platina 90 ppm. Berarti ada penurunan HC 3 ppm dan CO2 minimum terdapat di putaran 800 rpm saat pengapian 15 0 dan Pengaruh putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar putaran mesin 0,009 %, Kata kunci : Capasitor Discharge Ignition, Saat Pengapian, Putaran Mesin, Emisi ABSTRACT Capacitor discharge ignition (capacitor) or CDI (Capacitor Discharge Ignition) is one type of ignition system in a motor vehicle which utilizes the charge discharge current (discharge current) of the capacitor, in order power supplay ignition coil. CDI ignition systems use the 1800 cc engine was used as a substitute for platinum ignition system. The parameters in this study is a conventional ignition and ignition CDI with the aim of examining the effect of CDI ignition on exhaust emissions and fuel consumption with less variation putran 800 rpm, 1000 rpm, 2000 rpm, 3000 rpm and its variation when the ignition 00, 50, 100 and 150, the experimental method variation factor levels and the results of research is processed with SPSS. It turns out that the results achieved after a minimum HC Emissions analyzer with CDI ignition 39
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol. 3 No. 1 Mei 2017
ignition current 87 ppm with 100 BTDC, whereas 90 ppm platinum ignition. Means there is a decrease in HC 3 ppm and minimum CO2 contained in the current round of 800 rpm ignition engine rev 150 and Effect on fuel consumption engine rev 0.009%, Key words:
Capacitor Discharge Ignition, Ignition Currently, Round Engine, Emissions
Menurut survey yang pernah dilakukan oleh badan kesehatan dunia (WHO) memantau polusi udara, badan tersebut memasukkan kota - kota besar di Indonesia dalam hasil pemantauan polusi udara dari 1.082 kota di 91 negara. Kota besar tersebut adalah Surabaya, Bandung, Jakarta dan Pekanbaru. Angka polusi tersebut disusun berdasarkan laporan tahunan kadar partikel udara dalam udara yang disebut PM10. Sedangkan batas maksimal PM10 yang direkomendasikan WHO adalah kurang dari 20 mikrogram PM10 per meter kubik. Apabila angka tersebut lebih besar nilai polutan di udara maka akan menyebabkan penyakit pernafasan yang serius bagi manusia. Menurut Badan Kesehatan Dunia, penyebab tingginya tingkat polusi udara bervariasi. Tetapi panyumbang terbesar adalah asap kenderaan bermotor. Setiap teknologi emisi Euro mempunyai batasan yang lebih ketat, misalnya : - Euro 1 ke Euro 2 mengharuskan penurunan tingkat emisi partikel. Untuk batas ambang CO ( Carbon Monoksida ) dari 2,75 gr/km
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor bensin sebagai penggerak mula, banyak dipakai pada kendaraan pribadi dan perkantoran, ini disebabkan oleh motor bensin menghasilkan getaran dan suara mesin yang kecil dibandingkan dengan engine solar. Sehingga Sekarang ini perkembangan engine kendaraan berbahan bakar bensin sangat pesat sekali. Yang mengakibatkan kemacetan di jalan raya dan polusi udara yang disebabkan tak lain yaitu lebih dari 4 jutaan knalpot kendaran bermotor untuk daerah propinsi Sumatera Utara [11] yang setiap harinya memacetkan jalan,dan lebih dari separuh kendaraan yang beroperasi tersebut temasuk penebar maut terutama bagi para pekerja informal yang setiap harinya mencari nafkah di jalanan, seperti tukang asongan, pengamen,tukang becak, bus kota, yang setiap saat dapat mengancam jiwanya terhadap emisi gas pembuangan dari kendaraan bermotor tersebut. Dari knalpotnya setiap tahunnya terhitung lebih dari 600 ton penyumbang poluton timbale.
40
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol. 3 No. 1 Mei 2017
menjadi 2,20 gr//km. kemudian HC ( Hidro Carbon ) + NOx ( Nitro Oksida) dari 0,97 gr/ km menjadi 0,50 gr/km dan kandungan sulfur solar pada mesin diesel dari 1500 ppm menurun ke 500 ppm. - Euro 3 mengharuskan penurunan tingkat emisi partikel yang dibuang sebesar 20 %. - Euro 4 menargetkan angka di bawah 10 %. [12] Toyota Kijang 7K adalah kendaraan konvensional yang menggunakan karburator untuk mencampur bahan bakar dan udara. Proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara menghasilkan gas buang. Gas buang mesin bensin mengandung Carbon Dioksida (CO2), Carbon Monoksida (CO), Hydro Carbon (HC), Nitrogen Oksid (NOX), Oksigen (O2) dan Uap Air (H2O), Gas CO dan HC merupakan gas beracun yang mengganggu kesehatan. Dalam meningkatkan kinerja mesin bensin maupun dalam hal perawatan yaitu merubah sistem pengapian konvensional menjadi sistem pengapian CDI yang memiliki efisiensi jauh lebih besar dari sistem pengapian konvensional terutama dalam hal perawatan, di mana pada sistem pengapian CDI ini tidak perlu melakukan penyetelan dalam jangka waktu tertentu, sebagaimana pada pengapian konvensional.
1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka dalam penelitian ini dapat di identifikasi berbagai permasalahan yang timbul berkaitan dengan faktor – faktor yang mempengaruhi kadar emisi gas buang dan pemakaian bahan bakar, adapun faktor – faktor tersebut adalah sebagai bahan bakar : a. Sistem pengapian platina b. Sistem pengapian CDI c. Saat pengapian d. Putaran mesin e. Proses pembakaran 1.3. Perumusan Masalah Permasalahan yang di kaji dalam penelitian ini adalah : a. Seberapa besarkah pengaruh pengapian CDI dengan putaran 800, 1000, 2000, 3000 rpm terhadap kadar emisi gas buang CO % ,HC (ppm) , CO2 % yang terkandung dalam gas buang? b. Seberapa besarkah pengaruh pengapian CDI dengan saat pengapian 00, 50,100,150 BTDC terhadap kadar emisi gas buang CO % ,HC (ppm) , CO2 %? c. Seberapa besarkah pengaruh yang terjadi dengan menggunakan pengapian CDI pada beberapa variasi putaran 800, 1000, 2000, 3000 rpm terhadap efisiensi bahan bakar yang bisa dihasilkan? d. Seberapa besarkah pengaruh yang terjadi dengan menggunakan
41
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol. 3 No. 1 Mei 2017
pengapian CDI pada beberapa variasi Saat pengapian 00, 50,100,150 BTDC terhadap efisiensi bahan bakar yang bisa dihasilkan?
1. Menambah ilmu pengetahuan atau wawasan tentang efisiensi bahan bakar dan emisi gas buang yang dipengaruhi oleh sistem pengapian jenis CDI 2. Sebagai pertimbangan dan perbandingan bagi pengembangan penelitian sejenis di masa yang akan datang 3. Sebagai bahan masukan dan informasi untuk pengembangan materi praktek dan teori pelajaran otomotif.
1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian harus senantiasa dibuat konsisten dengan rumusan masalah. Berdasarkan rumusan masalah yang ingin dicapai penulis dari penelitian penelitian ini adalah : a. Meneliti seberapa besar pengaruh penggunaan pengapian CDI dengan variasi putaran 800, 1000, 2000, 3000 rpm yang mampu mereduksi kadar emisi gas buang CO %, CO2 %, HC ppm, suatu mesin. b. Meneliti seberapa besar pengaruh penggunaan pengapian CDI dengan variasi saat pengapian 00, 50,100,150 BTDC yang mampu mereduksi kadar emisi gas buang CO %, CO2 %, HC ppm. c. Meneliti efisiensi bahan bakar menggunakan sistem pengapian CDI dengan variasi putaran 800, 1000, 2000, 3000 rpm d. Meneliti efisiensi bahan bakar menggunakan sistem pengapian CDI dengan dengan variasi saat pengapian 00, 50,100,150 BTDC
1.6. Parameter Penelitian dan Variabel Bebas Adapun penentuan parameter yang mau diteliti berdasarkan aktifitas sehari - hari kenderan di perkotaan dan spesifikasi kenderaan tersebut, adapun parameter yang di ukur pada penelitian tersebut adalah : 1. Carbon Monoksida ( CO % ) 2. Hydro Carbon ( HC ppm ) 3. Carbon dioksida ( CO2 % ) 4. Efisiensi Bahan bakar ( ml/det ) Variabel Bebas 1. Pengapian CDI, dengan putaran mesin 800 rpm, 1000 rpm, 2000 rpm, 3000 rpm dan saat Pengapian, 00, 50, 100, 150 BTDC 2. Pengapian Konvensional ( platina ) dengan putaran mesin 800 rpm, 1000 rpm, 2000 rpm, 3000 rpm dan saat Pengapian, 00, 50, 100, 150 BTDC
1.5. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian penelitian ini diharapkan akan mempunyai manfaat teoritis yaitu : 42
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol. 3 No. 1 Mei 2017
1.7. Batasan dan Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini dibatasi dengan empat level untuk setiap variabel bebas
II. STUDI LITERATUR 2.1. Proses Pembakaran Pembakaran didalam ruang bakar ( combustion chamber ) suatu motor bakar merupakan gabungan suatu proses kimia yang kompleks, meliputi persiapan pembakaran, perkembangan pembakaran, dan proses setelah pembakaran. Proses tersebut tergantung dari jenis dan kecepatan reaksi kimia, keadaan panas dan pertukaran massa selama proses, serta perambatan panas ke sekelilingnya [ Faisal Dasuki, 1977 ] Untuk menghasilkan suatu proses pembakaran minimal harus ada tiga komponen utama, yaitu bahan bakar, udara (oksigen), dan temperatur atau panas untuk menyulut campuran bahan bakar – udara. Panas di dapat dari lentikan bunga api listrik ( spark ignition ) atau tekanan kompressi yang tinggi ( compression ignition )
Tabel 1.1. Batasan dan Lingkup Penelitian Sistem Putaran Saat Pengapian 800,100 Pengapi CDI 0, 2000, an 3000 00 . 5 0 , rpm 100, 150 Sistem Putaran Saat Pengapian 800,100 Pengapi konvension 0, 2000, an al (platina) 3000 00 , 5 0 rpm ,100 ,150
1.8. Sistematika Penelitian Penulisan ini memiliki sistematika yang berguna untuk mengrahkan pembahasan sehingga tidak akan melebar diluar sistematika yang penulis buat, diawali dengan observasi pendahuluan, kegiatannya meliputi studi lapangan, studi literatur dan pengukuran data emisi pengapian konvensional, tahap berikutnya adalah pengukuran data emisi pada pengapian CDI dan melakukan eksperimen dengan kombinasi variabel dan level. Data hasil pengujian dianalisis untuk mengetahui data emisi yang ramah lingkungan yaitu CO % , HC ppm , CO2 % dan efisiensi bahan bakar
2.2. Teori Pembakaran Bensin Pembakaran di defenisikan sebagai reaksi kimia bahan bakar dengan oksigen dengan diikuti oleh sinar dan panas. Dikenal tiga teori mengenai terbakarnya Hydro Carbon tersebut [ Toyota, 1995 ] i. Hidro Carbon terbakar bersama – sama dengan oksigen sebelum carbon bergabung dengan oksigen. ii. Carbon terbakar lebih dahulu daripada hidrogen. iii. Senyawa hidro carbon terlebih dahulu bergabung dengan oksigen
43
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol. 3 No. 1 Mei 2017
dengan ∆ . Entalpi pembakaran juga dinyatakan dalam kJ mol-1 [Bambang Sugianto pada 14 – 06 – 200 ]. Gambar 2.1. dibawah memperlihatkan suatu grafik yang menunjukkan hubungan antara tekanan dan sudut engkol mulai dari saat penyalaan sampai akhir pembakaran.
dan membentuk senyawa hidroxilasi yang kemudian dipecah secara terbakar ( thermos ) 2.2. Pembakaran Sempurna Mekanisme pembakaran normal pada mesin bensin dimulai pada saat terjadi loncatan api dibusi.. Didalam pembakaran normal, pembagian nyala api pada waktu ignition delay terjadi secara merata pada seluruh bagian. Pada keadaan sebenarnya mekanisme kenderaan didalam mesin ini bersifat komplek dan berlangsung melalui beberapa fase. Mulai proses perambatan api dan adanya pembakaran (combustion). Pada saat gas baru dikompresikan, tekanan dan temperaturnya naik, sehingga terjadi reaksi kimia dimana molekul – molekul hidro carbon terurai dan bergabung dengan oksigen dan udara. Sebelum langkah kompresi berakhir terjadilah percikan api listrik pada busi yang kemudian membakar gas tersebut. Reaksi suatu zat dengan oksigen disebut reaksi pembakaran. Zat yang mudah terbakar adalah unsur Carbon, Hidrogen, Belerang, dan berbagai senyawa dari unsur tersebut. Pembakaran dikatakan sempurna apabila Carbon ( C ) terbakar menjadi CO2, Hidrogen terbakar menjadi H2O, belerang ( S ) terbakar menjadi SO2. Perubahan entalpi pada pembakaran sempurna 1 mol suatu zat yang diukur pada 298 K, 1 atm disebut entalpi pembakarn standar ( standard enthalpy of combustion ), yang dinyatakan
Gambar 2.1. Diagram pembakaran Campuran Udara – Bensin dan Perubahan Tekanan di Dalam Selinder III.
METODE PENELITIAN
3.1. Sistematika Penelitian Penelitian ini diawali dengan observasi pendahuluan, kegiatannya meliputi studi lapangan, studi literature. Data hasil pengujian dianalisis untuk mengetahui besarnya pengaruh throtel switch terhadap emisi dan konsumsi bahan bakar.
44
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol. 3 No. 1 Mei 2017
3.2.Diagram Alur Pemecahan Masalah Untuk memperoleh gambaran yang jelas, tentang langkah – langkah pemecahan masalah, maka dibuatkan diagram alur pemecahan masalah
a. Persiapan alat dan Bahan Merupakan studi lapangan dengan melakukan interasi dengan beberapa orang pada saat pengujian pengaruh pengapian CDI terhadap gas buang dan konsumsi bahan bakar selain itu dillakukan studi literatur.
Mulai
b. Pengaturan Mesin Berdasarkan latar belakang penelitian tentang pengaruh pengapian CDI terhadap gas buang dengan putaran 800 rpm, 1000 rpm, 2000 rpm, 3000 rpm dan penyetelan saat pengapian 00, 50, 100, 150.
Persiapan Alat dan Bahan
Pengaturan Mesin
Eksprimen Variasi Faktor Dan Level System pengapian konvensional dan CDI, saat pengapian 00,50,100,150dengan putaran mesin 800, 1000,2000,3000 rpm
c. Eksperimen Variasi Faktor dan Level Mengacu pada metode penelitian , pengaruh pengapian CDI terhadap emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar adalah dengan setiap variabel putaran pengujian terdiri dari 4 level percobaan ini dianalisis dengan anava dan melihat kontribusi setiap variabel. d. Selesai Pengujian Selama melakukan proses pengujian data – data yang dibutuhkan dicatat, lalu setelah itu data tersebut diolah menjadi bahan eksperimen kombinasi variabel dan level yang akan diteliti serta data tersebut dianalisis.
tidak Selesai Pengujian
Ya Ya Pengolahan Data
Analisa Data
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.1. Diagram Alur Pemecahan Masalah
45
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol. 3 No. 1 Mei 2017
Bahan yang digunakan untuk melaksanakan penelitian tersebut adalah 1 unit mobil Toyota kijang seri 7k, sistem bahan bakar karburator, sistem pengapian konvensional, dan diubah ke pengapian CDI.
e. Pengolahan Data Setelah data terkumpul dari hasil pengujian maka variabel dan level dijadikan objek penelitian f. Analisa Data Analisa data mengacu metode penelitian untuk mendapatkan emisi dan konsumsi bahan bakar. Analisis varians membandingkan rata-rata untuk melihat perbedaan
Peralatan / Alat Penelitian Adapun alat yang digunakan dalam melaksanakan penelitian tersebut adalah kunci – kunci dan alat ukur yaitu seperti berikut : 1. Kunci – kunci yang digunakan untuk mengatur penyetelan sistem pengapian, memutar posisi pengapian mesin bila perlu ,dan lainnya bila dianggap perlu . 2. Feeler gauge, berfungsi untuk mengukur celah diantara dua bagian yang terbuat dari lembaran baja dan memiliki ukurannya masing –masing yang telah ditentukan secara berurutan. 3. Multimeter digital adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur, volt, ampere, dan ohm meter. fungsinya untuk mengetahui/ menguji kondisi rangkaian, nilai dan keterpakaian suatu komponen. Pada sistem pengapian ini multimeter digital berfungsi untuk memeriksa hambatan coil dn kabel-kabel tegangan tinggi coil maupun kabel teganan tinggi busi.
g. Kesimpulan Setelah semuanya beres langkah terakhir, dibuatlah kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini. 3.3.Media dan Bahan Penelitian Media dan peralatan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, Tabel 3.1. Media dan Alat Penelitian N o 1
Jenis Alat
Merk
Unit Mobil
2
Engine Gas Analizer Tachomete r
Toyota Kijang HESHBON HG – 520, Sanpet
3
4 5 6 7 8
Timing Light Unit Distributor Avo Meter Alat – Alat Tangan Gelas Ukur
sanpet
Spesifik asi 1800 cc 4 gas 0 – 5000 rpm 3 kabel CDI
Sanwa
Jerman
0 -500 ml
46
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol. 3 No. 1 Mei 2017
IV. ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN
4.3.1. Grafik Respon Rerata Pengujian Emisi Gas Buang CO Grafik Respon Rerata Pengaruh Jenis Pengapian Terhadap CO Pengapian 5 BTDC
CO (%)
4.1. Analisis Data Analisa data pada penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pengumpulan data dan tahap pengolahan data. Pengumpulan data meliputi kegiatan penyetelan dan pengujian serta pengambilan data. Untuk tahap kedua adalah pengolahan data meliputi pengelompokan data analisis , faktor dan level.
1.54 1.50 1.46 1.42 1.38 1.34 1.30 1.26 1.22 1.18 1.14 1.10 1.06 1.02 0.98 0.94 0.90 0.86 0.82 0.78 0.74 0.70 0.66
Saat
Jenis Pengapian Platina CDI
800 RPM
1000 RPM
2000 RPM
3000 RPM
Putaran Mesin (RPM)
Gambar .4.3.1. Grafik Respon Rerata Pengaruh Pengapian emisi CO dengan Saat pengapian 50 Dari Grafik Respon Rerata Pengaruh Pengapian emisi CO dengan Saat pengapian 50 diatas dapat dilihat pada tabel dibawah : a. Pengapian Platina - Putaran Mesin 800 rpm : 1,25 % - Putaran Mesin 1000 rpm : 1,46 % - Putaran Mesin 2000 rpm : 1,11 % - Putaran Mesin 3000 rpm : 1 % b. Pengapian CDI - Putaran Mesin 800 rpm : 0,96 %- Putaran Mesin 1000 rpm : 1,1 % - Putaran Mesin 2000 rpm : 1,03 % - Putaran Mesin 3000 rpm : 0,79 %
4.2. Data Pengujian Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data hasil pengujian secara langsung. Pada penelitian ini dilakukan penyetelan pengapian konvensional dengan baik, serta penggantian pengapian CDI dan melakukan pengukuran emisi gas buang CO%, CO2%, HC ppm dan pemakaian bahan bakar yang minimal.
4.3. Respon Rerata Pengujian Emisi Gas Buang Dari data-data penelitian maka dapat disajikan grafik rerata respon penelitian emisi gas buang CO, HC, CO2 dan konsumsi bahan bakar.
47
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol. 3 No. 1 Mei 2017
4.3.2. Grafik Respon Rerata Pengujian Emisi Gas Buang HC dengan saat pengapian 50 BTDC
4.3.3. Grafik Respon Rerata Pengujian Emisi Gas Buang CO2 dengan saat pengapian 50 BTDC Grafik Respon Rerata Pengaruh Jenis Pengapian Terhadap CO2 Saat Pengapian 5 BTDC
Grafik Respon Rerata Pengaruh Jenis Pengapian Terhadap HC Saat Pengapian 5 BTDC 8.0
122 120
7.5
118
7.0
116 114
6.5
112
Jenis Pengapian
110
104
Jenis Pengapian
6.0
Platina CDI
106
Platina CDI
5.5
CO2 (%)
HC (ppm)
108
102 100 98 96 94
5.0 4.5 4.0 3.5
92 90
3.0
88
2.5
86 84
2.0
82 80
1.5
78
800 RPM
1000 RPM
2000 RPM
1.0
3000 RPM
Putaran Mesin (RPM)
800 RPM
1000 RPM
2000 RPM
3000 RPM
Putaran Mesin (RPM)
Gambar 4.7. Grafik respon Rerata HC pada Saat Pengapian 50 Dari Grafik Respon Rerata Pengaruh Pengapian HC dengan Saat pengapian 50 diatas dapat dilihat pada tabel dibawah : a. Pengapian Platina - Putaran Mesin 800 rpm : 118 ppm - Putaran Mesin 1000 rpm : 105 ppm - Putaran Mesin 2000 rpm : 101 ppm - Putaran Mesin 3000 rpm : 92 ppm b. Pengapian CDI - Putaran Mesin 800 rpm : 108 ppm - Putaran Mesin 1000 rpm : 100 ppm - Putaran Mesin 2000 rpm : 98 ppm - Putaran Mesin 3000 rpm : 89 ppm
Gambar 4.12. Grafik respon Rerata CO2 pada Saat Pengapian 50 Dari Grafik Respon Rerata Pengaruh Pengapian CO2 dengan Saat 0 pengapian 5 diatas dapat dilihat dibawah : a. Pengapian Platina - Putaran Mesin 800 rpm : 1,8 % - Putaran Mesin 1000 rpm : 1,9 % - Putaran Mesin 2000 rpm : 7,1 % - Putaran Mesin 3000 rpm : 7 % b. Pengapian CDI - Putaran Mesin 800 rpm : 2,1 % - Putaran Mesin 1000 rpm : 2,6 % - Putaran Mesin 2000 rpm : 7,5 % - Putaran Mesin 3000 rpm : 7,5 %
48
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol. 3 No. 1 Mei 2017
1.Emisi HC minimum dengan pengapian CDI 87 ppm dengan saat pengapian 100 BTDC, sedangkan pengapian platina 90 ppm. Berarti ada penurunan HC 3 ppm CO2 minimum terdapat di putaran 800 rpm saat pengapian 150 2. Putaran mesin berpengaruh terhadap CO 0,081 %, sedangkan waktu pengapian berpengaruh 0,2032 % dan jenis pengapian 35.035 % , putaran mesin terhadap waktu pengapian 24,018 %, putaran mesin,waktu pengapian dan jenis pengapian 2.655 %. 3. Pengaruh putaran mesin terhadap HC 0,067 %, pengaruh pengapian 0,161 % , pengaruh jenis pengapian 0.056 % , 4. Pengaruh putaran mesin terhadap CO2 0,265 %, waktu pengapian 0,007 % , jenis pengapian 0.089 % 5. Pengaruh putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar putaran mesin 0,009 %, 5.2. Saran Setelah melakukan penelitian dalam pembuatan penelitian ini maka peneliti dapat menyampaikan beberapa saran : 1. Didalam melakukan pengujianyang harus kita perhatikan adalah memperhatikan temperature mesin karena hal ini bias membuat hasil yang kurang baik. 2. Didalam melakukan pengujian emisi gas buang dengan alat
4.3.4. Grafik Respon Rerata Konsumsi Bahan Bakar (ml/det)
Grafik Respon Rerata Pengaruh Jenis Pengapian Terhadap Konsumsi BBM Saat Pengapian 5 BTDC 0.860 0.840
Konsumsi BBM (ml/det)
0.820
Jenis Pengapian
0.800
Platina CDI
0.780 0.760 0.740 0.720 0.700 0.680 0.660 0.640 0.620 0.600 800 RPM
1000 RPM
2000 RPM
3000 RPM
Putaran Mesin (RPM)
Gambar 4.17. Grafik Respon Rerata Konsumsi Bahan bakar Saat Pengapian 50 Dari Grafik Respon Rerata Pengaruh Jenis Pengapian terhadap konsumsi BBM dengan Saat 0 pengapian 5 diatas dapat dilihat keterangan dibawah : a. Pengapian Platina -Putaran Mesin 800 rpm : 0,67 ml/det - Putaran Mesin 1000 rpm:0,71 ml/det -Putaran Mesin 2000 rpm: 0,78 ml/det -Putaran Mesin 3000 rpm : 0,84 ml/det b. Pengapian CDI -Putaran Mesin 800 rpm:0,66 ml/det -Putaran Mesin 1000 rpm :0,69 ml/det -Putaran Mesin 2000 rpm :0,78 ml/det -Putaran Mesin 3000 rpm : 0,83 ml/det BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang telah dilakuakn pada bab terdahulu maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :
49
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol. 3 No. 1 Mei 2017
hashbon HG 520 ketika mulai di hidupkan kita harus menunggu proses kalibrasi alat tersebut secara otomatis, sambil menunggu temperatur kerja mesin tercapai.
1.
2.
3. 4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. PT. Toyota Astra Motor, Materi Pelajaran Enine Grup Step 1 dan Step 2 11. Witoelar. R.2006. Ambang batas emisi gas buang kenderaan bermotor lama, Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup No 5. 12. Survey Badan Kesehatan Dunia (WHO), Senin 26 september 2011
DAFTAR PUSTAKA Arismunandar Wiranto, 1988. Penggerak Mula Motor Bakar Torak, Edisi III, penerbit ITB, Bandung, 1980 Desain Motor Bakar Bensin untuk mencapai persyaratan Standar Polusi dan Penghematan Bahan Bakar, http:www.puslit petra.ac.id 28 Des 2005 Wardan Suyanto 1989 Teori Motor Bensin, Jakarta Depdikbud M.M. Abbott & H.C. Vannes,1994, Termodinamika, Penerbit Erlangga. Bernard D Wood, 1987, Penerapan Termodinamika, Penerbit Erlangga. William C Reynolds & Henry C Perkins, 1991, Termodinamika Teknik, Penerbit Erlangga. Keenan,J.H & Kaye.J. Gas Tables, Jhon Wiley & son, New York, 1945 Licthy.L.C., Internal Combustion Engine, edisi ke 6, Mc. Graw-Hill Book Cmpany, 1951. Petrovsky, N., Marine Internal Combustion Engines, MIR Publishers, Moscow. 1968.
50