1
PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Quasi Eksperimen di SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana Strata 1 (S.Pd)
Oleh : KHUTBAH NIM: 105016300598
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
2
PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Quasi Eksperimen di SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh: KHUTBAH NIM: 105016300598 Di Bawah Bimbingan: Pembimbing I
Pembimbing II
Iwan Permana Suwarna, M.Pd NIP. 19780504.200901.1.013
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP.150231356
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
3
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi
yang
berjudul
“PENGARUH
PENDEKATAN
CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA”, disusun oleh Khutbah, NIM 105016300598, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 Desember 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Program Studi Pendidikan Fisika. Jakarta, 17 Januari 2011 Panitia Ujian Munaqasyah Tanggal
Tanda Tangan
............
.....................
............
.....................
............
.....................
............
.....................
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA) Baiq Hana Susanti, M.Sc NIP. 150 299 475 Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA) Nengsih Juanengsih, M.Pd NIP. 19790510 2006042001 Penguji I Prof. Dr. Aziz Fahrurrozi, MA NIP. 19520609 1981031004 Penguji II Erina Hertanti, M.Si______ NIP. 19720419 1999032002 Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 19571005 1987031003
4
ABSTRAK Khutbah, “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Melalui Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Siswa”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan pada bulan Januari 2010. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasi Eksperimen. Pada penelitian ini sampel diambil sebanyak 60 orang dengan menggunakan tehnik Purposive Sampling dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes objektif bentuk pilihan ganda. Tes ini terdiri dari empat pilihan (opsi) dan hasilnya diuji melalui satatistik uji “t”. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 3,27 sedangkan ttabel sebesar 1,98 pada taraf signifikansi 0,05 atau dapat diketahui thitung > ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha yang menyatakan terdapat pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa diterima atau disetujui. Hal ini menunjukan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen membawa pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika. Kata Kunci : Pendekatan CTL, Metode Eksperimen, Hasil Belajar Siswa
i
5
ABSTRACT Khutbah, “The Effect of The Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach Experimental Methods to Students Learning Outcomes”. Thesis of Physics Departement, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. The aim of this research is to know the Effect of The Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach Experimental Methods to Students Learning Outcomes. This research has been done in January 2010 at SMP Negeri 6 in South Tangerang. The research methodology was used Quasi Experiment method. To get the data, the research took 60 students as a sample by using Purpsive Sampling technique, after that the class was divided into two group, i.e. experiments and control classes. The instrumentation of this research used an objective multiple choice test. This test was consisted of four options, and the result of this test had been tested through t-test statistic. The calculation of tcount was 3,27 and ttable was 1,98, and 0,05 on the significant level or tcount > ttable . The conclusion is Ha that explained there are any Effect of The Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach Experimental Methods to Students Learning Outcomes. This indicated that Effect of The Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach Experimental Methods brings the significant influence to the learning output. Key Word : Effect of The CTL, Experimental Methods , Learning output.
ii
6
KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban, untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan umat manusia, yaitu Nabi Muhammad SAW sang pemilik akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam. Atas berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada. Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis patut mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai pembimbing I dalam penulisan skripsi ini. 2. Ketua Jurusan Pendidikan IPA Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc. 3. Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd. 4. Ketua Prodi Fisika Ibu Erina Hertanti, M.Si. 5. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam menyikapi semua permasalahan dalam skripsi ini. 6. Bapak Ikbal, S.Pd. MM, selaku Kepala SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Observasi dan penelitian skripsi. 7. Bapak Saprudin, S.Pd, selaku guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan. 8. Seluruh guru, karyawan dan siswa-siswi SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan yang banyak memberikan pengetahuan selama penulis menjalankan penelitian skripsi. 9. Ayah Bundaku tercinta yang bersusah payah telah mengasuh dan mendidik penulis hingga dapat terus kuliah serta adikku tersayang dan seluruh
iii
7
keluargaku yang selalu mendoakan dan mendukung keberhasilan belajar penulis. 10. Sahabat-sahabat Program Studi Pendidikan Fisika angkatan 2005 yang telah banyak memberikan pengalaman kepada penulis tentang indahnya arti sebuah kebersamaan. Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak serta jasajasanya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan hanya kepada Allah jualah penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca umumnya.
Jakarta, Juni 2010
Penulis
iv
8
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK .....................................................................................................
i
ABSTRACT.................................................................................................... ii KATA PENGANTAR.................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................. v DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1 A.
Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B.
Identifikasi Masalah .................................................................... 3
C.
Pembatasan Masalah ................................................................... 3
D.
Perumusan Masalah .................................................................... 3
E.
Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
F.
Manfaat Penelitian ……………………………………………..
4
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .............................................................. 5 A.
Kajian Teori ............................................................................... 5 1.
Contextual Teaching and Learning (CTL) .......................... 5 a. Landasan Filosofis CTL ................................................. 5 b. Pengertian CTL .............................................................. 6 c. Karakteristik Pembelajaran CTL ..................................... 9 d. Manfaat CTL dalam Pembelajaran................................... 10 e. Langlah-langkah Penerapan CTL ..................................... 13
2.
Metode Eksperimen ............................................................. 14 a. Pengertian Metode Eksperimen........................................ 14 b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen ............. 18 v
9
3.
Hasil Belajar ........................................................................ 19 a. Pengertian Belajar............................................................ 19 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ..................... 21 c. Hasil Belajar Sebagai Objek Penilaian ............................ 22 d. Pengukuran Hasil belajar ................................................. 23
4.
Hukum Newton .................................................................. 27 a. Hukum I Newton ............................................................ 27 b. Hukum II Newton............................................................ 28 c. Hukum III Newton .......................................................... 29
B.
Kajian Penelitian yang Relevan .................................................. 30
C.
Kerangka Berpikir ...................................................................... 32
D.
Pengajuan Hipotesis ................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 34 A.
Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 34
B.
Metode Penelitian ...................................................................... 34
C.
Desain Penelitian ........................................................................ 34
D.
Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 35
E.
Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 35
F.
Prosedur Penelitian ..................................................................... 36
G.
Instrumen Penelitian .................................................................. 37
H.
Variabel Penelitian ..................................................................... 39
I.
Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................... 39
J.
Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 42
K.
Teknis Analisis Data .................................................................. 42
L.
Hipotesis Statistik ...................................................................... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 48 A.
Deskripsi Data ............................................................................ 48
B.
Data Penelitian ........................................................................... 48 1.
Deskripsi data Pretest Eksperimen dan Kontrol ................. 48 vi
10
C.
2.
Deskripsi data Posttest Eksperimen dan Kontrol ................ 49
3.
Deskripsi Normal Gain Eksperimen dan Kontrol ............... 51
Analisis Data .............................................................................. 53 1.
Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........... 53
2.
Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol ....... 53
3.
Uji Hipotesis ........................................................................ 54 a. Hipotesis Hasil Pretest Eksperimen dan Kontrol ............ 54 b. Hipotesis Hasil Posttest Eksperimen dan Kontrol .......... 55 c. Uji Normal Gain Eksperimen dan Kontrol...................... 56
D.
Interpretasi Hasil Penellitian ...................................................... 57
E.
Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 62 A.
Kesimpulan ................................................................................. 62
B.
Saran............................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 63 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 65
vii
11
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Nonrandomized Control Group Pretest Posttest Design................34
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...................................................... 38
Tabel 3.3
Interpretasi Reliabilitas .................................................................. 40
Tabel 3.4
Interpretasi Tingkat Kesukaran ..................................................... 41
Tabel 3.5
Interpretasi Daya Pembeda .......................................................... 42
Tabel 3.6
Kriteria Normal Gain.......................................................................47
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol .. 51
Tabel 4.2
Kategorisasi N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............ 52
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat ............................. 53
Tabel 4.4
Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest .................................. 54
Tabel 4.5
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest.................................... 55
Tabel 4.6
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Posttest ................................ 56
Tabel 4.7
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Normal Gain ................................... 57
viii
12
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Diagram Alir Kerangka Berpikir ................................................... 33 Gambar 3.2 Tahapan dalam Prosedur Penelitian .............................................. 36 Gambar 4.1 Grafik Batang Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol . 49 Gambar 4.2 Grafik Batang Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol 50 Gambar 4.3 Grafik Batang N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol.......... 51 Gambar 4.4 Grafik Batang Kategorisasi N-Gain ............................................... 52
ix
13
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A Instrumen Penelitian dan Uji Coba Instrumen Penelitiaan Lampiran A.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ..................................... 65 Lampiran A.2 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian…………...….. 84 Lampiran A.3 Contoh PerhitunganValiditas dan Reliabilitas Uji Coba Instrumen Penelitian ............................................ ….. 85 Lampiran A.4 Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian .................................. 87 Lampiran A.5 Lampiran A.6 Lampiran A.7 Lampiran A.8 Lampiran A.9
Distribusi Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian ………….. 88 Daya Pembeda Instrumen Penelitian ........................................ 90 Distribusi Daya Pembeda Instrumen Penelitian ….…………… 91 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ................... 93 Soal Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar yang dipakai dalam Penelitian ....................................................................... 95 Lampiran A.10 Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar Yang Dipakai Dalam Penelitian……………………………………………….101 Lampiran B Perangkat Pembelajaran ........................................................... 102 Lampiran B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ...................................................................... 102 Lampiran B.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ............................................................................. 123 Lampiran C Uji Analisis Data ....................................................................... 132 Lampiran C.1 Data Nilai Pretest – Posttest ...................................................... 132 Lampiran C.2 Distribusi Data Skor Pretest Kelas Eksperimen ....................... 133 Lampiran C.3 Distribusi Data Skor Pretest Kelas Kontrol .............................. 139 Lampiran C.4 Distribusi Data Skor Posttest Kelas Eksperimen ...................... 144 Lampiran C.5 Distribusi Data Skor Posttest Kelas Kontrol ............................ 150 Lampiran C.7 Uji Homogenitas ........................................................................ 155 Lampiran C.8 Uji Hipotesis ............................................................................... 159 Lampiran C.9 Uji Normal Gain ......................................................................... 165
x
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan dari proses pembelajaran adalah untuk meningkatkan dan mencapai suatu peningkatan hasil belajar. Dalam proses belajar mengajar, aspek yang paling penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah peran aktif siswa dan keterlibatan siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru di dalam kelas. Peran aktif siswa di dalam kelas sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada saat mengajar juga berpengaruh kepada peran aktif siswa di dalam kelas. Apabila pada saat mengajar pendekatan yang digunakan bervariasi, maka siswa akan cenderung lebih semangat untuk mengikuti materi pelajaran. Bervariasinya pendekatan yang digunakan oleh guru bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif agar tercipta suasana belajar yang aktif. Dengan demikian, akan terjadi komunikasi dua arah yaitu antara siswa dan guru. Akan tetapi, sampai saat ini proses pembelajaran masih didominasi oleh pendekatan konvensional, dimana dalam pembelajaran tersebut siswa masih dijadikan sebagai objek dalam pembelajaran. Dengan arti lain, bahwa proses pembelajaran masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya.1 Apabila
proses
pembelajaran
hanya
menggunakan
pembelajaran
konvensional tanpa divariasikan dengan pendekatan lain, hal tersebut bisa membuat siswa cenderung bosan untuk mengikuti proses pembelajaran. Padahal proses pembelajaran fisika tidak hanya sekedar memberikan pemahaman kepada siswa tentang pengertian ataupun konsep saja, tetapi siswa juga memerlukan suatu proses berlatih, menemukan dan bereksperimen tentang materi yang di pelajari. Seorang guru harus bisa menciptakan suasana lingkungan belajar yang alamiah, karena Siswa akan belajar lebih baik, apabila lingkungan belajarnya diciptakan 1
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, (Jakarta:Kencana, 2009), h 5
1
2
secara alamiah. Siswa akan belajar lebih bermakna apabila siswa sendiri yang mengalami dan merasakan sendiri pengalaman terhadap hal-hal yang telah dipelajarinya, bukan hanya transfer pengetahuan dari gurunya. 2 Untuk itu diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang bisa mendorong siswa untuk bisa mengaitkan antara materi yang telah dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari siswa. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan adalah pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen. Pendekatan pembelajaran ini mendorong siswa untuk mencari dan menemukan sendiri pengetahuan lewat pengalaman. Dengan siswa merasakan sendiri proses pembelajarannya, maka hal tersebut dapat menjadi dorongan atau motivasi pada diri siswa tersebut untuk belajar dan menambah pengetahuannya. Pengetahuan bisa didapatkan dimana saja, termasuk di alam. Fenomenafenomena alam tersebut bisa dipelajari pada mata pelajaran fisika. Karena fisika merupakan ilmu yang mempelajari materi dan interaksinya. Banyak konsepkonsep fisika yang bisa menjelaskan fenomena-fenomena tersebut. Salah satunya penerapan konsep Hukum Newton. Hukum Newton adalah salah satu materi pada mata pelajaran Fisika yang konsepnya bisa diterapkan dalam kehidupan seharihari. Konsep ini di ambil karena sesuai dengan pendekatan pembelajaran dengan menggunakan CTL melalui metode eksperimen. Pembelajaran CTL melalui metode eksperimen bisa membuat siswa lebih mudah untuk memahami materi pelajaran karena siswa sendiri yang melakukan eksperimen dan bisa menghubungkan materi pelajaran tersebut dengan dunia nyata siswa. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dan penulis ingin menuangkannya ke dalam penyusunan atau penulisan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Melalui Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Siswa”.
2
Enjah Takari R, Pembelajaran IPA dengan SAVI dan Kontekstual, (Bandung, PT. Genesindo, 2008), Cet 1 h, 36
3
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1.
Penerapan pendekatan pembelajaran di kelas masih bersifat konvensional.
2.
Adanya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
3.
Kurang adanya variasi pendekatan yang digunakan pada proses pembelajaran.
C. Pembatasan masalah Agar penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup masalah hanya akan dibatasi sebagai berikut : 1.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen.
2.
Hasil belajar yang diukur hanya pada ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom pada jenjang C1 (Pengetahuan), C2 (Pemahaman), C3 (Penerapan) dan C4 (Analisis).
3.
Konsep fisika yang dibahas adalah konsep hukum Newton.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa?” E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa.
4
F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Memberikan informasi tentang penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2.
Memberikan informasi untuk mengembangkan pemikiran dan pengetahuan yang bernilai tentang pendidikan.
3.
Memberikan informasi mengenai kemampuan kognitif siswa pada proses pembelajaran.
4.
Sebagai informasi untuk mengembangkan upaya guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.
5
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teori 1. Contextual Teaching and Learning (CTL) a. Landasan Filosofis CTL Landasan filosofis CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi harus merekonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya 3. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat
pengetahuan
yang
menekankan
bahwa
pengetahuan
kita
merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu imitasi dari kenyataan (realita). Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada, pengetahuan merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif dari kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktivitas seseorang. Pengetahuan bukanlah tentang hal-hal yang terlepas dari pengamat, tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman atau dunia sejauh dialaminya. Proses pembentukan ini berjalan terus menerus dan setiap kali terjadi reorganisasi atau rekonstruksi karena adanya suatu pemahaman yang baru. Alat/sarana yang tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah indranya. Seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungan dengan cara melihat, mendengar, menjamah, mencium dan merasakannya dari sentuhan indrawi itu, seseorang mengkonstruksi gambaran dunianya. Menurut konstruktivisme, pengetahuan ada dalam diri seseorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) ke kepala orang lain (siswa). Siswa sendirilah yang 3
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta:Bumi Aksara, 2007), cet.2, h.41
5
6
harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka atau konstruksi yang telah mereka bangun/miliki sebelumnya. Pengetahuan merujuk pada pengalaman seseorang akan dunia, tetapi bukan dunia itu sendiri. Tanpa pengalaman, seseorang tidak dapat membentuk pengetahuan. Pengalaman tidak hanya diartikan sebagai pengalaman fisik, tetapi juga pengalaman kognitif dan mental. Pengetahuan dibentuk oleh struktur penerimaan konsep seseorang sewaktu dia berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut konstruktivisme, pengetahuan bukanlah hal yang statis tetapi suatu proses menjadi tahu. Konstruktivisme juga menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita peroleh adalah hasil konstruksi kita sendiri, maka sangat kecil kemungkinan adanya transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain. Setiap orang membangun pengetahuannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan adalah sangat mustahil terjadi. Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer dari orang yang mempunyai pengetahuan. Bahkan, bila seorang guru bermaksud mentransfer konsep, ide dan pengertiannya kepada siswa, pemindahan itu harus diinterpretasikan, ditransformasikan dan dikonstruksikan oleh siswa melalui pengalamannya. Banyaknya siswa yang salah menangkap apa yang diajarkan oleh gurunya menunjukkan bahwa pengetahuan itu tidak dapat begitu saja dipindahkan, melainkan harus dikonstruksikan atau paling sedikit dikonstruksikan dan ditransformasikan sendiri oleh siswa. b. Pengertian CTL CTL adalah singkatan dari Contextual Teaching and learning. Konteks berasal dari kata kerja latin contexere yang berarti “menjalin bersama”. Kata konteks merujuk pada “keseluruhan situasi, latar belakang atau lingkungan” yang berhubungan dengan diri, yang terjalin bersamanya
7
(Webster’s New World Dictionary). 4 Teaching adalah refleksi sistem kepribadian sang guru yang bertindak secara profesional; Learning adalah refleksi sistem kepribadian siswa yang menunjukkan prilaku yang terkait dengan tugas yang diberikan. 5 Sesuai dengan kedua definisi ini, dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini, guru berperan sebagai fasilitator tanpa henti, yakni membantu siswa menemukan makna (pengetahuan). Pada dasarnya siswa memiliki responsi potensiality (potensi diri) yang bersifat kodrati. Keinginan untuk menemukan makna adalah sangat mendasar bagi manusia. Tugas utama pendidik adalah memperdayakan potensi diri ini sehingga siswa terlatih menangkap makna dan materi yang diajarkan. Ada beberapa pengertian mengenai CTL yang diberikan oleh beberapa para ahli, disini ditampilkan lima pengertian yang berbeda. Pertama, pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran kontekstual merupakan prosedur pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik memahami makna
bahan
pelajaran
yang
mereka
pelajari
dengan
cara
menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat. 6 Kelebihan konsep belajar ini yaitu hasil pembelajaran diharapkan alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Kedua, CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
4
A. Chaedar Alwasilah, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung:Mizan Learning Center, 2006), h. 83 5 Ibid, h. 19 6 Agus Suprijono, Coopertive Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009), h. 79-80
8
nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. 7 Ketiga, CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. 8 Keempat, pendekatan kontekstual (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja (US. Departement of Education the National school-to-Work Office yang dikutip oleh Blanchard, 2001). 9 Kelima, Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru dalam mengkaitkan antara materi yang dipelajarinya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan
antara
pengetahuan
yang
dimilikinya
dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen pembelajaran efektif (Nurhadi, 2005:5). 10
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan CTL dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar kelas, CTL menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam kehidupannya. CTL
7
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Kencana, 2008), h. 255 8 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional”Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan”, (Bandung:Rosdakarya, 2005), cet 2 h. 102 9 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran inovatif Progresif Konsep, landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta:Kencana, 2009), Edisi 1 Cet 1, h. 104-105 10 Nurdin, Implementasi Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam Meningkatkan Hasil Belajar, Jurnal Administrasi Pendidikan Vol. IX No. 1 (April, 2009), h. 109
9
menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi tersebut digunakan, serta berhubungan dengan bagaimana siswa belajar. Materi belajar akan semakin berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka dan menemukan arti di dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan. Siswa akan bekerja keras untuk mencapai tujuan pembelajaran dan selanjutnya siswa akan memanfaatkan kembali pemahaman pengetahuan dan kemampuannya itu dalam konteks diluar sekolah untuk menyelesaikan permasalahan dunia nyata, baik secara mandiri maupun secara kelompok. c. Karakreristik Pembelajaran CTL Pembelajaran
dengan
pendekatan
kontekstual
mempunyai
karakteristik sebagai berikut: 1) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in real life setting). 2) Pembelajaran
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning). 3) Pembelajaran yang dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (learning by doing). 4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi antar teman (learning in group). 5) Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerjasama dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam (learning to know each other deeply). 6) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif dan mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquiry, to work together).
10
7) Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning as an enjoy activity). 11 d. Manfaat CTL dalam Proses Pembelajaran Manfaat CTL dalam proses pembelajaran, konsep akan lebih bermakna bagi siswa jika pengetahuan baru siswa diperoleh berdasarkan pengalaman
pribadi,
berkomunikasi
dengan
orang
lain
dan
menghubungkan konsep dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai dengan tujuh komponen dalam CTL yaitu: 1) Konstruktivisme Konstruktivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme, pengetahuan itu memang berasal dari luar akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang. Oleh sebab itu, pengetahuan terbentuk dari dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginterpretasi objek tersebut. Kedua faktor tersebut sama pentingnya, dengan demikian pengetahuan itu tidak bersifat statis akan tetapi bersifat dinamis tergantung individu yang melihat dan mengkonstruksinya.
Lebih
jauh
Piaget
menyatakan
hakikat
pengetahuan sebagai berikut: a) Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, akan tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek. b) Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep dan struktur yang perlu untuk pengetahuan. c) Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Struktur konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi itu berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang.
11
Masnur Muslich, op. cit , h.42
11
Asumsi itu yang kemudian melandasi CTL. Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa dapat mengonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman. 2) Menemukan (Inquiry) Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apa pun materi yang diajarkannya. Menemukan akan melalui proses siklus inquiry yaitu observasi, bertanya, mengajukan dugaan (hipotesis), pengumpulan data dan penyimpulan. Langkah-langkah kegiatan inquiry adalah sebagai berikut: a) Merumuskan masalah. b) Mengamati atau melakukan observasi. c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel dan karya lainnya. d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru atau audien yang lain. 3) Bertanya Pengetahuan seseorang selalu melalui tahap bertanya. Kegiatan bertanya merupakan sebuah kegiatan kerja produktif. Kegunaan bertanya adalah: menggali informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respon kepada siswa, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, memfokuskan perhatian siswa, untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa dan menyegarkan kembali pengetahuan siswa. 4) Masyarakat Belajar Masyarakat belajar bisa saja terjadi apabila ada proses komunikasi
dua
arah.
Dalam
CTL,
guru
disarankan
untuk
melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan membentuk
12
kelompok-kelompok belajar yang heterogen. Disanalah mereka dituntut untuk bertukar pikiran antar sesama siswa dalam proses belajarnya dengan arahan dari guru. Dalam kelompok ini semua menjadi sumber belajar. 5) Pemodelan Sebuah proses pembelajaran, keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru. Model ini dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu, menirukan gerakan, mengucapkan ulang dan lain-lain. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seseorang bisa ditunjuk untuk memodelkan sesuatu berdasarkan pengalaman yang diketahuinya. 6) Refleksi Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses. Pengetahuan yang dimiliki siswa diperluas dalam konteks pembelajaran, yang kemudian diperluas
sedikit demi sedikit. Guru membantu siswa membuat
hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan-pengetahuan yang baru. Dengan begitu, siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya. Realisasi dari refleksi dapat berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperolehnya pada hari itu, catatan atau jurnal di buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu, diskusi dan hasil karya. 7) Penilaian yang sebenarnya (authentic assesment) Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan kemajuan belajar siswa dalam penilaian yang sebenarnya adalah diambil dari proses, bukan melulu hasil dan dengan berbagai cara.
13
Karakteristik authentic assesment adalah dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, bisa digunakan untuk formatif dan sumatif, mengukur keterampilan dan performance (perbuatan) siswa dan bukan hanya mengingat faktanya saja, berkesinambungan, terintegritas dan dapat digunakan sebagai feed back. Konsep pengetahuan baru siswa juga akan lebih bermakna jika seorang guru memperhatikan berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki siswa, yaitu setiap orang memiliki semua kecerdasan tersebut. Walau bagaimanapun, tahap dan kombinasi kecerdasan berbeda-beda diantara individu. Dari berbagai kecerdasan tersebut tidak hanya memberi informasi tentang apa yang dipelajari, tetapi lebih penting lagi bagaimana mempelajarinya. Justru CTL dapat membangkitkan potensi kecerdasan siswa dan pembelajaran akan lebih terkesan. Berdasarkan ke tujuh komponen di atas bisa disimpulkan bahwa CTL adalah suatu pendekatan berbeda, melakukan lebih daripada sekedar menuntun para
siswa
dalam
menggabungkan
subjek-subjek
akademik
dengan
pengalaman mereka sendiri. CTL juga melibatkan para siswa dalam mencari makna pengalaman itu sendiri. CTL mendorong mereka melihat bahwa manusia itu sendiri memiliki kapasitas berperan aktif dalam proses pembelajaran. e. Langkah-langkah Penerapan CTL Pembelajaran CTL, seorang guru berperan dalam memilih, menciptakan dan menyelenggarakan pembelajaran yang menggabungkan seberapa banyak bentuk pengalaman siswa termasuk aspek sosial, fisikal dan psikologi untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Dalam lingkungan sekitar, siswa menemukan hubungan yang bermakna antara ide abstrak dan aplikasi praktikal dalam konteks nyata. Siswa akan memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dirasakan masuk akal dengan kerangka berfikir yang dimilikinya.
14
Seorang guru dalam melaksanakan kegiatan CTL di kelas, harus memperhatikan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1) Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan. 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3) Guru membagi kelompok. 4) Melakukan percobaan. 5) Diskusi kelompok. 6) Hasil diskusi dipresentasikan. 7) Menerangkan konsep. 8) Menyimpulkan. 9) Penugasan. Dengan memperhatikan langkah-langkah pembelajaran di atas diharapkan akan lebih mempermudah dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL). 2. Metode Eksperimen a. Pengertian Metode Eksperimen Metode eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dengan melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian pengamatannya disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. 12 Penggunaan teknik mengajar ini bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri bagaimana jawaban atas persoalan yang dihadapi dengan mengadakan percobaan sendiri, juga melatih berfikir siswa secara ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa metode eksperimen merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan demikian diharapkan dengan metode ini siswa akan termotivasi dan memiliki minat yang tinggi dalam belajar, sehingga diperoleh hasil belajar yang memuaskan. 12
7 h. 80
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2008), Cet
15
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. 13 Menurut Mulyasa metode eksperimen merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan dan peralatan laboratorium, baik secara perseorangan maupun secara kelompok. 14 Metode eksperimen akan berhasil digunakan untuk mengubah pengetahuan siswa jika mereka melaksanakan tugas-tugas kecil dalam eksperimen. Banyak tugas akan membantu siswa menyusun kembali pengetahuannya dengan menghabiskan sedikit waktu dengan berinteraksi dengan alat-alat, intruksi dan cara kerja serta menghabiskan lebih banyak waktu berdiskusi dan merenung. Kegiatan eksperimen penting dilakukan secara terus menerus untuk mengembangkan pengetahuan siswa dan membandingkan apa yang mereka temukan serta mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata sehingga proses pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Kegiatan laboratorium akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap fenomena alam, serta menantang untuk berfikir kritis dalam mencari alternatif pemecahan tersebut suatu masalah-masalah. Melatih
ketekunan siswa lewat pengamatan, pengumpulan data,
analisis data serta mengembangkan daya temu siswa dalam membangkitkan
ide-ide,
gagasan-gagasan
pemikiran
di
dalam
menginterpretasikan masalah-masalah, sehingga siswa tertantang untuk mengembangkan suatu bentuk-bentuk eksperimen baru. Keberhasilan dalam kegiatan laboratorium akan memberikan perasaan
senang
secara
intrinsik,
yang
pada
akhirnya
akan
meningkatkan minat belajar siswa. Peningkatan minat belajar siswa dan sikap ilmiah akan bermuara pada peningkatan proses belajar dan kebermaknaan hasil belajar siswa. Metode eksperimen merupakan h. 163
13
Sudirman, et.all, Ilmu Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991),
14
E. Mulyasa, op cit h. 110
16
metode pembelajaran yang berupaya mengaktifkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif (keterampilan berfikir) siswa akan berkembang jika guru mengkondisikan dan memotivasi siswa untuk belajar melalui kegiatan yang direncanakan. Sementara aspek afektif biasanya dihubungkan dengan percaya diri siswa. Percaya diri akan timbul sedikit demi sedikit karena lingkungan setempat. Artinya karena dalam metode eksperimen pembelajaran terpusat pada siswa dan siswa akan banyak aktif sehingga mereka merasa bahwa mereka bisa dan bisa. Sedangkan aspek psikomotor yaitu menjadikan siswa terampil dalam penggunaan alat, bahan serta penyusunan alat. Dengan demikian diharapkan hasil belajar akan lebih bermakna karena mengaktifkan berbagai aspek yang ada. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan eksperimen adalah sebagai berikut: a) Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan dan peralatan yang akan digunakan. b) Usahakan
siswa
terlibat
langsung
sewaktu
mengadakan
eksperimen. c) Sebelum diadakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan penjelasan dan petunjuk-petunjuk seperlunya. d) Lakukan
pengelompokan
atau
masing-masing
individu
mengerjakan percobaan-percobaan yang telah direncanakan dan bila hasilnya belum memuaskan dapat dilakukan eksperimen ulangan untuk membuktikan kebenarannya. e) Setiap
kelompok
atau
individu
dapat
melaporkan
hasil
percobaannya secara tertulis. 15 Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien dan efektif, pelaksana perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
15
Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:Ciputat Pers, 2002), h. 47
17
a) Dalam ekperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih. c) Siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu. d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu. e) Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa
segi
kehidupan
sosial
dan
keyakinan
manusia.
Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada. 16 Prosedur pelaksanaan metode ekperimen atau langkah-langkah yang perlu dipersiapkan guru dalam menggunakan metode eksperimen adalah sebagai berikut: a) Tetapkan tujuan eksperimen. b) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan. c) Persiapkan tempat eksperimen.
16
Roetiyah N.K, op.cit h. 80
18
d) Pertimbangkan jumlah peserta didik sesuai dengan alat–alat yang tersedia. e) Perhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau menghindarkan resiko yang merugikan atau berbahaya. f) Perhatikan disiplin atau tata tertib, terutama
dalam menjaga
peralatan dan bahan yang akan digunakan. g) Berikan penjelasan tentang apa
yang harus diperhatikan dan
tahapan-tahapan yang harus dilakukan peserta didik, termasuk yang dilarang dan yang membahayakan. 17 b. Kelebihan dan kelemahan metode eksperimen Metode eksperimen mempunyai beberapa kelebihan, yaitu: 1) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku. 2) Dapat
mengembangkan
sikap
untuk
mengadakan
studi
eksploratoris (menjelajahi) tentang sains dan teknologi; suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuan. 3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan
baru
dengan
penemuan
sebagai
hasil
percobaannya, yang diharapkan dapat membawa manfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. 4) Hasil-hasil percobaan yang berharga yang ditemukan dari metode ini dapat memanfaatkan alam yang kaya ini untuk kemakmuran manusia. 18 Selain mempunyai kelebihan, metode mengajar dengan eksperimen juga mempunyai kelemahan, antara lain: 1) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang sains dan teknologi. 17 18
E.Mulyasa, op.cit h. 110 Sudirman, et all, op. cit, h. 164
19
2) Pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah. 3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan. 4) Hasil percobaan hanyalah usaha untuk mendekati kebenaran, bukanlah berupa kebenaran mutlak. 5) Dalam kehidupan tidak semua hal dapat dijadikan materi percobaan dan harus dicobakan. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan terbatasnya biaya, fasilitas, waktu atau karena merupakan
sesuatu
yang
perlu
diterima
secara
langsung
kebenarannya karena menyangkut nilai, moral dan keagamaan atau ketuhanan. 6) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian. 7) Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan dan bahan mutakhir. Sering terjadi siswa lebih dahulu mengenal dan menggunakan alat dan bahan tertentu daripada guru. 19 3. Hasil Belajar a.
Pengertian Belajar Belajar atau yang disebut dengan learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan, dan dengan adanya proses belajar inilah manusia dapat bertahan hidup (survived). 20
19
Ibid, h. 165 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta:Kisi Brother’s, 2006), h. 76 20
20
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.21 Salah satu ciri bahwa seseorang dikatakan sudah atau telah belajar ialah adanya suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang tersebut. Perubahan itu menyangkut perubahan dalam pengetahuan dan keterampilan atau juga perubahan dalam sikap. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 22 Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 23 Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Definisi dari belajar di atas mengandung pengertian bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang secara keseluruhan atas apa yang didapat dari suatu pengalamannya baik dari suatu penglihatan, pengamatan ataupun meniru dari seseorang yang ia anggap paling baik. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan serangkaian kegiatan dalam mencapai perubahan tingkah laku, pengetahuan, kepribadian, keterampilan yang diakibatkan oleh terjadinya interaksi antara seseorang dengan
21
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), h 10-11 22 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT: Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke 4, h. 2 23 Ibid, h. 2
21
seseorang, seseorang dengan kelompok dan seseorang dengan lingkungannya sebagai hasil dari pengalaman.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: faktor yang datangnya dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang datangnya dari luar diri siswa (faktor eksternal). Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: 1) Faktor jasmani (fisiologis), baik yang bersifat bawaan ataupun yang diperolehnya, contohnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan lain sebagainya. 2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperolehnya. Faktor ini terdiri atas faktor: a) Faktor intelektif yang meliputi: faktor potensial yaitu kecerdasan, bakat dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dan pernah dimiliki. b) Faktor non intelektif adalah unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosional dan penyesuaian diri. 3) Faktor kematangan fisik maupun psikis Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: a) Faktor sosial yang terdiri dari: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim. d) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.
22
Faktor-faktor tersebut di atas saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar siswa. 24 c. Hasil Belajar sebagai Objek Penilaian Proses belajar mengajar terdiri dari empat unsur utama yakni tujuan, bahan, metode dan alat penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dalam kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai
tujuan
pengajaran,
sedangkan
hasil
belajar
adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian dan (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni: (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler 24
h. 130
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),
23
maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. d. Pengukuran Hasil Belajar 1. Pengukuran Ranah Kognitif Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan berupa materi-materi esensial sebagi konsep fungsi dan prinsip utama. Konsep kunci dan prinsip utama keilmuan tersebut harus dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas, bukan hanya dalam bentuk hapalan. Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental. Pada ranah ini terdapat enam jenjang berpikir mulai dari yang tingkat rendah sampai tinggi, yakni: (1) pengetahuan/ingatan (knowledge), (2) pengetahuan (comprehension), (3) penerapan (application), (4) analisis (analysis), (5) sintesis (synthesis) dan (5) evaluasi (evaluation). Pada tahun 2001 Anderson dan Krathwohl melakukan revisi terhadap taksonomi Bloom menjadi: (1) Remember, (2) understand, (3) apply, (4) analyze, (5) evaluate, dan (6) create. Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk dikategorikan lebih terinci secara hierarkis kedalam enam jenjang kemampuan yakni hapalan/ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintetis (C5) dan evaluasi (C6). 25 2. Pengukuran Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang yang memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian hasil belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru. 25
Ahmad Sofyan, et all., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h 15
24
Para guru lebih banyak menilai ranah kogntif semata-mata. Tipe belajar hasil afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah kognitif. Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat karena perubahan tingkah laku siswa tidak dapat berubah sewaktuwaktu. Pengubahan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama, demikian juga pengembangan minat dan penghargaan serta nilainilai. Ranah afektif ini dirinci oleh Kathwohl dkk, menjadi lima jenjang, yakni: (1) perhatian atau penerimaan (receiving), (2) tanggapan (responding), (3) penilaian atau penghargaan (valuing), (4) pengorganisasian (organization) dan (5) karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai (characterization by a value or value complex). Tujuan-tujuan
instruksional
yang
termasuk
domain
afektif
diklasifikasikan oleh David Kathwohl ke dalam jenjang secara hierarkis, yaitu:
"Receiving" meliputi penerimaan secara pasif
terhadap suatu nilai dan keyakinan. "Responding" meliputi keinginan dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. "Valuing" meliputi pemilikan serta pelekatan pada suatu nilai tertentu. "Organization" meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai. "Characterization" mencakup pengembangan nilai-nilai menjadi karakter pribadi. 26 Kategori ranah afektif sebagai hasil belajar, kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks, yaitu:
26
Ibid, h. 20
25
a) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Tipe ini contohnya kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Evaluasi ini termasuk di dalamnya
kesediaan
menerima
nilai,
latar
belakang
atau
pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. d) Organisasi, yakni pengembangaan diri dari nilai ke dalam suatu sistem dan prioritas nilai yang telah dimilikinya, yang termasuk ke dalam organisasi adalah konsep tentang nilai dan organisasi sistem nilai. e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Kedalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya. 27 Sehubungan dengan tujuan penilaiannya ini maka yang menjadi sasaran penilaian kawasan afektif adalah perilaku anak didik, bukan pengetahuannya. Pertanyaan afektif tidak menuntut jawaban benar atau salah, tetapi jawaban yang khusus tentang dirinya mengenai minat, sikap dan internalisasi nilai.
27
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), h 30
26
3. Pengukuran Ranah Psikomotor Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar
yang
berupa
penampilan.
Namun
demikian
biasanya
pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus. Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skiil) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Simpson (1956) menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari. 28 Proses belajar mengajar di sekolah saat ini, tipe belajar hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak berarti bidang afektif dan psikomotoris diabaikan sehingga tak perlu lagi diberikan penilaian. Tipe hasil belajar ranah psikomotoris berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu secara garis besarnya berasal dari faktor internal (diri siswa sendiri) dan eksternal (dari luar siswa sendiri). Adapun faktor yang datang dari diri sendiri bisa diakibatkan oleh kemampuan dan keinginan yang kurang atau boleh dibilang mempunyai IQ yang paspasan sehingga dapat menyebabkan penurunan dalam belajarnya. Sedangkan faktor yang dari luar diri siswa yaitu bisa disebabkan oleh 28
Ahmad Sofyan, et all, op. cit, h. 23
27
keadaan keluarganya ataupun lingkungannya yang kurang mendukung dalam proses belajarnya. 4.
Hukum Newton a. Hukum I Newton Orang Yunani kuno, telah menyusun suatu hipotesis bahwa terdapat dua macam gerak, yaitu gerak di bumi dan gerak di angkasa luar. Setiap gerakan di bumi pada akhirnya cenderung untuk diam, sedangkan gerakan di angkasa luar tidak pernah berhenti. Jadi, apakah yang menyebabkan benda berhenti? Tentu saja gaya gesek. Menurut Newton, jika tidak ada gaya gesekan maka benda akan terus bergerak selamanya sampai dihentikan dan benda yang diam akan diam selamanya sampai diberikan gerakan. Sebuah bola tidak akan tiba-tiba terbang ke arahmu jika tidak ada yang melemparnya. Jika tidak ada yang menghentikan gerakan suatu benda, benda akan terus bergerak. Kecenderungan inilah yang disebut inersia oleh Newton, dan bunyi dari hukum I Newton adalah sebagai berikut: “Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam (mempertahankan keadaan diamnya) dan benda yang mula-mula bergerak akan terus bergerak dengan kelajuan tetap (mempertahankan keadaan geraknya).” Hukum I Newton juga dikenal sebagai hukum kelembaman. Contoh sifat kelembaman benda adalah: 1.
Benda yang mula-mula bergerak akan mempertahankan geraknya. Contohnya, ketika kamu berada di dalam bus yang sedang berjalan, kamu akan merasa terdorong ke depan ketika bus direm dengan tibatiba. Oleh karena itu, pengendara mobil dianjurkan memakai sabuk pengaman. Hal ini bertujuan umtuk menghindari cedera akibat benturan jika mobil direm mendadak atau mobil mengalami kecelakaan.
28
2.
Benda yang mula-mula diam akan mempertahankan keadaan diamnya. Contohnya, ketika kamu membonceng motor, sesaat motor akan berjalan seolah-olah kamu terdorong ke belakang. Hal ini karena kamu mempertahankan keadaan diam sehingga kamu terdorong ke belakang. Oleh karena itu, jangan lupa pegangan jika kamu membonceng motor.
b. Hukum II Newton Percepatan adalah pertambahan kecepatan setiap satuan waktu. Percepatan dilambangkan a dan mempunyai satuan m/s2.
a=
kecepa tan m / s = = m / s2 waktu s
1. Hubungan antara Percepatan dengan Resultan Gaya a. Doronglah sebuah meja agak besar seorang diri dengan pelan, kemudian doronglah dengan kuat! Meja akan bergerak semakin cepat. Misal didorong dengan kuat, meja memiliki percepatan 2 m/s2 (dengan satu gaya). b. Sekarang berdua dengan temanmu, doronglah meja tersebut. Meja akan terdorong lebih cepat dibandingkan jika kamu mendorongnya seorang diri. Dapat dikatakan bahwa percepatan meja makin besar, misalnya jika didorong oleh satu orang a = 2 m/s2, jika didorong oleh dua orang a = 4 m/s2 (dengan dua gaya). c. Dapat disimpulkan bahwa makin besar gaya makin besar percepatan. Jadi, percepatan sebanding dengan gaya yang bekerja. 2. Hubungan antara Percepatan dengan Massa benda a. Doronglah sebuah meja sampai meja bergerak sehingga meja memiliki percepatan. Misalnya, percepatan (a) meja 2 m/s2. b. Sekarang tambahkan 1 meja lagi ditumpuk di atas meja yang kamu dorong tadi! Meja akan bergerak lebih lambat. Dalam hal ini, berarti
29
kamu menambahkan besar massa tetapi gaya tetap karena dua meja ini kamu dorong sendiri. c. Dapat disimpulkan bahwa makin besar massa, makin kecil percepatan. Jadi, percepatan berbanding terbalik dengan massa benda. Apabila hubungan antara percepatan dengan resultan gaya dan hubungan antara percepatan dengan massa benda digabung, maka didapat teori yang dikenal dengan Hukum II Newton. Hukum II Newton menyatakan: “Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dan searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda.” Secara matematis dapat ditulis: a=
ΣF atau ΣF = ma m
Di mana: F = gaya (N) m = massa (kg) a = percepatan (m/s2) c. Hukum III Newton
Ketika jari kaki kita terantuk batu, berarti kamu memberi gaya aksi kepada batu. Sebagai balasannya, batu memberi gaya reaksi ke kakimu sehingga kakimu terasa sakit. Begitu pula ketika tanganmu bersandar pada tembok, kamu tidak jatuh karena tanganmu memberi gaya aksi ke tembok. Sebaliknya, tembok memberi gaya reaksi ke tanganmu. Kita bebas memberi nama gaya aksi dan gaya reaksi tersebut, misalnya ketika kaki tersandung batu, kaki memberi gaya reaksi dan batu memberi gaya aksi, atau sebaliknya. Kedua gaya terjadi bersamaan dan arahnya berlawanan. Oleh karena itu, besar gaya aksi = gaya reaksi. Dapat disimpulkan bahwa besar gaya aksi sama dengan gaya reaksi. Kesimpulan ini dikenal dengan Hukum III Newton, yang berbunyi:
30
“Jika A mengerjakan gaya pada B, maka B akan mengerjakan gaya pada A. Gaya tersebut besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”. Secara sistematis dapat dinyatakan: FAksi = FRe aksi Hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari dapat kita amati pada peristiwa berikut. 1.
Ketika kita berjalan kaki di atas lantai, telapak kaki mendorong lantai ke belakang sebagai aksi, dan lantai mendorong kaki ke depan sebagai reaksi.
2.
Ketika kita berenang, kaki mendorong air ke belakang sebagai aksi, dan air mendorong kaki ke depan sebagai reaksi. Gaya aksi-reaksi berbeda dengan keseimbangan. Perbedaan gaya aksireaksi dengan keseimbangan antara lain sebagai berikut.
1.
Gaya aksi dan gaya reaksi tidak akan saling meniadakan karena gaya aksi dan gaya reaksi tidak pernah bekerja pada satu benda. Dengan kata lain, gaya aksi dan gaya reaksi tidak pernah membentuk keseimbangan.
2.
Keseimbangan terjadi antara lain jika dua gaya sama besar dan berlawanan arah bekerja pada satu benda (bukan pada dua benda).
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian dengan penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Qomariah melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Penerapan Contextual Teaching and Learning dengan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan menggunakan pendekatan CTL dengan metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa dan hasil belajar siswa tersebut mengalami peningkatan. 29
29
Qomariah, Pengaruh Penerapan Contextual Teaching and Learning dengan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar, (skripsi UIN Jakarta, 2002)
31
Penelitian Syibromalisi mengenai “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada Konsep Fungsi Makanan melalui LKS dengan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual” menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual melalui media LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 30 Penelitian
Darmawan
(2005),
yang
berjudul
“Penerapan
Model
Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan”. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen, hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan awal siswa antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Hal ini dapat dilhat dari hasil uji t pada data pretest yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen, hasil dapat dilihat dari nilai rata-rata gain kelas kontrol sebesar 0,13 dan rata-rata gain kelas eksperimen 0,26 31 dengan demikian terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Penelitian Farida (2009) yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Kontekstual terhadap Hasil Belajar pada Konsep Pencemaran Lingkungan Bernuansa Nilai” hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata posttest kelas eksperimen adalah sebesar 75,12 dan kelas kontrol adalah 60,05 serta hasil uji t diperoleh thit 5,43 dan ttab sebesar 1,91, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil biologi siswa yang diajar dengan CTL dengan siswa yang diajar dengan konvensional. 32 Penelitian Rahmawati (2009) yang berjudul “ Efektifitas Pembelajaran dengan
Pendekatan
Contextual
Teaching
and
Learning
(CTL)
dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Pengelolaan Lingkungan Terintegrasi Nilai. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar kelas eksperimen sebesar 57% dan kelas control sebesar 45%. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, hal ini menunjukkan kelas eksperimen lebih
30
Iib Syibromalisi, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada Konsep Fungsi Makanan Melalui LKS dengan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual, (skripsi UIN Jakarta, 2007) 31 Angga Adil Darmawan, Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan, tersedia di http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0314106-141730/ 32 Ida Farida, Pengaruh Pendekatan Kontekstual terhadap Hasil Belajar pada Konsep Pencemaran Lingkungan Bernuansa Nilai, (Skripsi UIN Jakarta, 2009)
32
efektif dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan kelas kontrol. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan uji-t yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan. 33 C. Kerangka Berpikir
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat penting, karena
dengan
pendidikan
manusia
bisa
mendapat
ilmu
pengetahuan,
mendapatkan tata cara bersosialisasi sehingga ia dapat mempelajari misterimisteri yang terjadi di alam dan meningkatkan kualitas hidupnya sejajar dengan manusia lainnya di dunia. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada dua hal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada pada dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar diri siswa. Seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, bahwa pendekatan pembelajaran yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran adalah hal yang paling utama dalam menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Pendekatan Contextual
Teaching Learning (CTL) adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara
penuh
untuk
dapat
menemukan
materi
yang
dipelajari
dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka, sedangkan Metode eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dengan melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian pengamatannya disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. 33
Lina Rahmawati, Efektifitas Pembelajaran dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Pengelolaan Lingkungan Terintegrasi Nilai, (Skripsi UIN Jakarta, 2009)
33
Seorang siswa apabila terlibat secara aktif di dalam proses pembelajaran, maka hal tersebut akan menambah wawasan dan pengetahuan pada diri siswa tentang materi yang dipelajari,
selain itu siswa bisa menghubungkan antara
materi yang telah dipelajari dengan melakukan eksperimen. Apabila pada diri siswa sudah paham dan mengerti tentang konsep materi yang akan dipelajari maka hal tersebut bisa meningkatkan hasil belajarnya. Diagram Alir dari Kerangka Berpikir
Belajar
Faktor Internal
Penerimaan dan Penguasaan Konsep
Melakukan Eksperimen Menghubungkan Pikiran dan Tindakan
Faktor Eksternal
CTL Melalui Metode Eksperimen
Mengaktifkan Siswa
Hasil Belajar
Meningkatkan Keterlibatan Siswa
Gambar 2.1 Diagram Alir dari Kerangka Berpikir D. Pengajuan Hipotesis
Pengajuan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui
metode
eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ho : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan, yaitu pada bulan Januari tahun ajaran 2009/2010. B. Metode Penelitian
.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Dalam penelitian quasi eksperimen tidak dilakukan randomisasi untuk memasukkan subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, melainkan menggunakan kelompok subjek yang sudah ada sebelumnya. Sebelum pembelajaran dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan pretest untuk melihat kemampuan awal siswa kemudian dilakukan posttest yaitu untuk melihat hasil belajar siswa. C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan yaitu Nonrandomized Control Group Pretest-Postest Design, dimana dalam rancangan ini dilibatkan dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain penelitian ini terlihat pada tabel berikut: 34 Tabel 3.1 Nonrandomized Control Group Pretest Posttest Design Kelompok
Tes Awal
Perlakuan (X)
Tes Akhir
Eksperimen
O1
X1
O2
Kontrol
O1
X2
O2
34
Liche Seniati et.all, Psikologi Eksperimen, (Jakarta: PT. Indeks, 2008), h. 126
34
35
keterangan: O1: Pretest yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan X1: Perlakuan berupa Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen X2: Perlakuan berupa metode Demonstrasi O2: Posttest yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan D. Populasi dan Sampel penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. 35 Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan yang terdaftar sebagai siswa pada tahun pelajaran 2009/2010. Populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 6 Kota Tangerang selatan, tahun ajaran 2009/2010. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 36 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP sebanyak 60 siswa yang terdiri dari dua kelas yang masing-masing berjumlah 30 orang, yaitu 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan 30 siswa sebagai kelompok kontrol. E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan atau purposive sample yang dilakukan dengan cara mengambil subjek tidak didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. 37
35
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006), h. 130 36 Ibid, h. 131 37 Ibid, h. 139-140
36
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir penelitian. Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian dapat dilihat lebih jelas pada gambar 3.1
Survei Tempat Uji Coba Instrumen dan Penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian dan RPP
Tahap Persiapan Sebelum Penelitian
Uji Coba Instrumen Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen
Pretest Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan Pembelajaran Posttest
Tahap Akhir Penelitian
KBM dengan CTL melalui Metode Eksperimen (Kelompok Eksperimen) KBM dengan Metode Demonstrasi (Kelompok Kontrol)
Pengolahan dan Analisis Data Penelitian
Penarikan Kesimpulan
Gambar 3.1. Tahapan dalam Prosedur Penelitian 1. Tahap persiapan a. Pengurusan surat izin penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Survei tempat untuk uji coba instrumen dan penelitian.
37
c. Membuat instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat dengan bimbingan dosen pembimbing, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), skenario pembelajaran sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang diujikan. Kemudian mempersiapkan LKS, desain alat evaluasi serta segala hal yang dapat menunjang terlaksananya pembelajaran di kelas eksperimen. d. Menguji coba instrumen, menganalisis hasil uji coba instrumen, dan memperbaiki instrumen. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Mengelompokkan subjek penelitian menjadi dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. b. Memberikan tes awal (pretest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang akan disampaikan. c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen. d. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas kontrol dengan menggunakan metode demonstrasi. e. Memberikan tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah pembelajaran berakhir untuk mengetahui hasil belajar siswa. 3. Tahap Akhir Penelitian a. Analisis data b. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari pengolahan data G. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berbentuk tes, tes yang digunakan berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda yang memiliki 4 jawaban (a, b, c dan d). Skor yang digunakan untuk setiap soal adalah bernilai satu untuk jawaban
38
yang benar dan bernilai nol untuk jawaban yang salah. Instrumen penelitian akan di uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Sebelum di uji validitas, jumlahnya 36 soal dengan C1, C2, C3 dan C4 masing-masing berjumlah 9 soal, dengan taraf kesukaran soal mudah dan sukar masing-masing 25% dan soal sedang sebanyak 50%. Tabel kisi-kisi instrumen penelitian dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini : Tabel 3.2 Kompetensi Dasar
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Indikator Aspek Kognitif Pembelajaran
∑
C1
C2
C3
C4
Soal
2, 11*,
7*,
8*,
19*,
12
Newton
16,
13*
17*,
22,
usaha, gaya secara sederhana dan
27*,
23*
26*
Memahami
Mendemonstrasikan
peranan
Hukum
dan
I
energi penerapannya
dalam
dalam
kehidupan sehari-hari
kehidupan
Mendemonstrasikan
sehari-hari
Hukum II Newton dan penerapannya
1*, 18,
12*,
6*, 29,
14*,
31
21, 34
36
15*
dalam
12
30
kehidupan sehari-hari Mendemonstrasikan
20*, 35
10*,
3*, 5*,
4, 25,
Hukum III Newton dan
24*,
33
28*,
penerapannya
32, 9
dalam
12
kehidupan sehari-hari ∑ Soal
9
9
9
9
36
Presentase Soal
25%
25%
25%
25%
100 %
Keterangan:*soal yang digunakan dalam penelitian
39
H. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu varibel bebas dan terikat. Variabel bebas adalah variabel yang bersifat mempengaruhi variabel terikat sedangkan variabel terikat adalah variabel yang bersifat dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel bebas dan variabel terikat itu adalah: 1. Variabel bebas: Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode ekperimen dan demonstrasi 2. Variabel terikat: Hasil belajar siswa I. Uji Coba Instrumen Penelitian
Sejumlah tes dikatakan baik sebagai alat ukur jika memenuhi prasyarat tes yaitu memiliki validitas dan reabilitas yang baik. Dalam penelitian ini pengujian validitas yang digunakan adalah validitas isi, sebuah tes dikatakan validitas isi apabila tes tersebut mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi dan isi pelajaran yang diberikan. 1. Uji validitas butir soal Pengujian validitas butir soal dengan menggunakan korelasi point biserial
γ pbi =
M p −M t St
p q
keterangan:
γ phi = koefisien korelasi biserial Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya Mt = rerata skor total St = standar deviasi dari skor total p
= proporsi siswa yang menjawab benar
⎛ banyaknyasiswayangbenar ⎞ ⎜⎜ p = ⎟⎟ jumlahseluruhsiswa ⎝ ⎠
q
= proporsi siswa yang menjawab salah
40
(q = 1 - p) 38 2. Uji Reliabilitas Perhitungan reabilitas menggunakan rumus KR-20 yaitu sebagai berikut: 2 ⎛ n ⎞⎛⎜ S − ∑ pq ⎞⎟ r11 = ⎜ ⎟ ⎟ S2 ⎝ n − 1 ⎠⎜⎝ ⎠
keterangan: r11
= reliabilitas tes secara keseluruhan
p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 - p)
∑pq
= jumlah hasil perkalian antara p dan q
n
= banyaknya item
S
= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians) 39 Interpretasi mengenai derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh
digunakan tabel 3.3 berikut ini : Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Interval Koefisien
Kriteria
0,8 ≤ r ≤ 1,00
Sangat tinggi
0,60 ≤ r < 0,80
Tinggi
0,40 ≤ r < 0,70
Sedang
0,2 ≤ r < 0,40
Rendah
< 0,20
Kecil 40
3. Taraf kesukaran Pengujian terhadap derajat kesukaran tiap soal menggunakan rumus: 38
h. 79
39
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006)
Ibid, h. 100-101 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h.32 40
41
Ρ=
Β Js
keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar Js = jumlah seluruh siswa peserta tes 41 Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.4 Kriteria Indeks Kesukaran Interval Koefisien
Kriteria
0,00 ≤ P ≤ 0,30
Soal sukar
0,30 < P ≤ 0,70
Soal sedang
0,70 < P ≤ 1,00
Soal mudah 42
4. Daya pembeda Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut: D=
B A BB − = PA − PB JA JB
keterangan: D
= jumlah peserta tes
JA
= banyaknya peserta kelompok atas
JB
= banyaknya peserta kelompok bawah
BA
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB
= proporsi kelompok bawah yang menjawab benar 43
Klasifikasi daya pembeda:
41
Suharsimi Arikunto, op. cit, h.207-208 Ibid, h. 110 43 Ibid, h. 213-214 42
42
Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda Instrumen Interval Koefisien
Kriteria
0,00 ≤ d < 0,20
Jelek
0,20 ≤ d < 0,40
Cukup
0,40 ≤ d < 0,70
Baik
0,70 ≤ d < 1,00
Baik sekali 44
J. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil belajar siswa yaitu dari nilai pretest dan posttest. Pretest adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan awal siswa sebelum menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) metode eksperimen. Posttest adalah tes hasil belajar sesudah
melalui
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen. K. Teknik Analisis Data 1.
Uji Prasyarat Analisis
Teknik analisis data dilakukan setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan penelitian. Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Dalam pengolahan dan penganalisisan data tersebut digunakan statistik. a.
Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji chi kuadrat.
44
Ibid, h. 218
43
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1.
Mencari skor terbesar dan terkecil
2.
Mencari nilai rentangan (R) R = skor terbesar – skor terkecil
3.
Mencari banyaknya kelas (BK) BK = 1 + 3,3 log N (rumus sturgess)
4.
Mencari nilai panjang kelas (i) i=
5.
Membuat tabulasi dengan tabel penolong No Kelas Interval
Nilai ( xi )
f
Jumlah
6.
∑.f = Mencari rata-rata (mean)
Tengah
-
2
∑fx
f .x i
f .xi
∑ f .x i =
∑ f .xi
2
2
i
n
Mencari simpangan baku (standar deviasi) n. ∑ fxi − (∑ fxi ) n(n − 1) 2
s= 8.
xi
-
x = 7.
R BK
2
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5. b) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
Z =
Batas Kelas − x s
c) Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas. d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua
44
dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka-angka berbeda arah (tanda “min” dan “plus”, bukan tanda aljabar atau hanya merupakan arah) angka-angka 0-Z dijumlahkan. e) Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden. 9.
Mencari chi-kuadrat hitung ( χ 2 hitung ) k
(Oi − Ei )2
i =1
Ei
χ2 = ∑
10. Membandingkan χ 2 hitung dengan χ 2 tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1, dengan kriteria: Jika χ 2 hitung ≥ χ 2 tabel , artinya distribusi data tidak normal dan Jika χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel , artinya data berdistribusi normal 45
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan setelah kelas diuji kenormalannya. Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah uji Bartlett. Adapun langkah-langkah uji homogenitas dengan uji Bartlett menurut Riduwan dalam skripsi Ahmad Sandy, yaitu: 1. Masukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel penolong Kelompok
dk (n-1)
Si
Log Si
dk.Log Si
∑=
∑ (n-1) =
-
-
∑ dk.Log Si
Si = varians (kuadrat standar deviasi) 2. Menghitung varians gabungan dari sejumlah kelompok yang ada 3. Menghitung Log S 45
Ahmad Sandy, Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Materi Momentum, Impuls dan Tumbukan dengan Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran, (Skripsi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2008), h. 51-52
45
4. Menghitung nilai B, yaitu:
B = log S x ∑(ni − 1) 5. Menghitung nilai χ 2 hitung
χ 2 hitung =ln 10 {B − ∑(ni − 1)log Si } dengan:
∑(ni − 1)log Si = ∑ dk . log Si sehingga:
χ 2 hitung = ln 10 (B − ∑ dk . log Si ) 6.
Membandingkan χ 2 hitung dengan nilai χ 2 tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1, dengan kriteria: Jika χ 2 hitung ≥ χ 2 tabel , artinya tidak homogen dan Jika χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel , artinya homogen 46
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan mean antara dua kelompok, dilakukan dengan uji-t dengan menggunakan rumus sebagai berikut: t=
x1 − x 2 1 1 + Sg n1 n 2
dengan
Sg =
(n1 − 1)S12 + (n2 − 1)S 22 n1 + n − 2
keterangan: x1
= rata-rata skor kelompok eksperimen
x 2 = rata-rata skor kelompok kontrol
46
Ibid, h. 52-53
46
S g = varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol) 2
S1 = varians kelompok eksperimen 2
S 2 = varians kelompok kontrol n1 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen n2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut: a. Mengajukan hipotesis, yaitu: 1) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest Ho : X = Y Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Ha : X = Y Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. 2) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest Ho : X = Y Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Ha : X = Y Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. b. Menghitung nilai thitung dengan rumus uji-t c. Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus: dk = (n1 – 1) + (n2 – 1) d. Menentukan nilai t-tabel dengan α = 0,05 e. Menguji hipotesis Jika –ttabel < thitung < ttabel maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95. Jika thitung ≤ -ttabel atau ttabel ≤ thitung maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.
47
3. Uji Normal Gain
“Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan bias penelitian, karena pada nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah berbeda, digunakan uji normal gain. Rumus normal gain menurut Meltzer, yaitu:
N − gain =
skor posttest − skor pretest 47 skor ideal − skor pretest
dengan kategorisasi perolehan: Tabel 3.6 Kriteria N-Gain Interval Koefisien
Kriteria
(
) > 0,70
g-tinggi
0,70 ≥ () ≥ 0,30
g-sedang
( < 0,30
g-rendah 48
L. Hipotesis Statistik
Ho : µA = µB Ha : µA > µB keterangan: Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa Ha :Terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa µA : Rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen µB : Rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode demonstrasi 47
Inayatussholihah dkk, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Kegiatan Laboratorium (Praktikum) pada Konsep Fotosintesis, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK,UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 80 48 Ibid, h. 80
48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Pada subbab deskripsi data ini dijelaskan gambaran umum dari data yang telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan di sini adalah data hasil
pretest dan posttest dari kedua kelas yang berlaku sebagai kelompok eksperimen dan kontrol. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kuantitatif, berupa nilai maksimum, nilai minimum, modus, median, nilai ratarata dan nilai standar deviasi. B. Data Penelitian 1. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, hasil belajar pretest pada kelompok eksperimen, dari 30 siswa yang dijadikan sampel diperoleh nilai maksimum 50 dan nilai minimum 15, dengan rata-rata nilai (mean) 38,90, median 44,50, modus 48,04, standar deviasi 8,58, dan varians (8,58)2. (lihat lampiran C.2) Untuk kelompok kontrol, berdasarkan hasil perhitungan data penelitian pada kelompok kontrol, dari 30 siswa yang dijadikan sampel diperoleh nilai maksimum 50 dan nilai minimum 15, dengan rata-rata nilai (mean) 37,70, median 43,50, modus 49, standar deviasi 8,84, dan varians (8,84)2. Lebih jelasnya deskripsi skor pretest dapat dilihat pada lampiran C.3.
48
49
Gambar 4. 1 Grafik Batang Hasil Belajar (Pretest) Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan grafik batang di atas terlihat bahwa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat satu orang siswa (3,30%) yang mendapat nilai terendah pada interval 15 - 20. Pada kelompok eksperimen nilai tertinggi terdapat pada interval 45 - 50 yaitu sebanyak sepuluh orang siswa (33,30%), sedangkan pada kelompok kontrol nilai tertinggi terdapat pada interval 45 - 50 yaitu sebanyak sembilan orang siswa (30,00%). Berdasarkan grafik batang di atas, nilai terbanyak pada kelompok eksperimen ada sepuluh orang siswa (33,30%) yang terdapat pada interval 45 - 50 dan kontrol ada sembilan orang siswa (30,00%) yang terdapat pada interval 45 - 50. 2. Deskripsi Data Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian yang diperoleh dari hasil posttest pada kelompok eksperimen, dari 30 siswa yang dijadikan sampel diperoleh nilai maksimum 95 dan nilai minimum 55, dengan ratarata nilai (mean) sebesar 80,63, median 84,44, modus 83,66, standar deviasi 9,31, dan varians (9,31)2. lebih jelasnya deskripsi hasil posttest dapat dilihat pada lampiran C.4.
50
Untuk kelompok kontrol, berdasarkan hasil perhitungan data penelitian pada kelompok kontrol, dari 30 siswa yang dijadikan sampel diperoleh nilai maksimum 90 dan nilai minimum 45, dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 72,50, median 76,94, modus 77,30, standar deviasi 10,50, dan varian (10,50)2. Lebih jelasnya deskripsi skor posttest dapat dilihat pada lampiran C.5.
Gambar 4. 2 Grafik Batang Hasil Belajar (Posttest) Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan grafik batang di atas terlihat bahwa pada kelompok eksperimen terdapat satu orang siswa (3,30%) yang mendapat nilai terendah pada interval 53 - 60, sedangkan untuk kelompok kontrol nilai terendah terdapat pada interval 45 - 52
sebanyak satu orang siswa
(3,30%). Nilai terbanyak pada kelompok eksperimen terdapat pada interval 85 - 92 yaitu sebanyak sebelas orang siswa (36,67%), sedangkan pada kelompok kontrol ada 9 orang siswa (30,00%) yang terdapat pada interval 69 – 76.
51
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar kelompok Eksperimen dan Kontrol Data
Skor Max Skor Min Rata-rata
Pretest Eksperimen Kontrol 50 50 15 15 38,9 37,7
Posttest Eksperimen Kontrol 95 55 90 45 80,6 72,5
3. Deskripsi Data Normal Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Nilai perolehan N-Gain dari kelas eksperimen dijelaskan secara rinci pada lampiran C.8. Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian mengenai hasil normal gain pada kelas eksperimen, dari 30 siswa yang dijadikan sampel diperoleh N-gain minimum 0,10 N-gain maksimum 0,93, N-gain rata-rata sebesar 0,65, standar deviasi 0,18 dan varians (0,18)2. Untuk kelompok kontrol berdasarkan hasil perhitungan data penelitian mengenai hasil normal gain, dari 30 siswa yang dijadikan sampel diperoleh N-gain minimum 0,17, N-gain maksimum 0,88, nilai rata-rata sebesar 0,56, standar deviasi 0,16 dan varians (0,16)2. Data tersebut dapat dilihat pada grafik batang di bawah ini, dan untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.9.
Gambar 4. 3 Grafik Batang N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
52
Berdasarkan grafik batang di atas, maka dapat diketahui bahwa pada kelompok eksperimen ada sebanyak satu orang siswa (3,30%) yang mendapat nilai terendah pada interval 0,05 – 0,16 , sedangkan untuk kelas kontrol nilai terendah pada interval 0,17 – 0,28 ada sebanyak dua orang siswa (10,00%). Masing-masing nilai N-Gain dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu rendah (G < 0,30), sedang (0,30 ≤ G < 0,70), dan tinggi (G ≥ 0,70). Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan frekuensi dari ketiga kategori nilai N-Gain tersebut. Tabel 4.2 Kategorisasi N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol Kategorisasi
Frekuensi Eksperimen
Kontrol
Rendah
1
2
Sedang
13
24
Tinggi
16
4
Jumlah
30
30
Berdasarkan kategorisasi tersebut maka dapat dibuat sebuah grafik batang yang diperlihatkan pada Gambar 4.4 berikut ini
Gambar 4. 4 Grafik Batang Kategorisasi N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
53
C.
Analisis Data 1. Uji Normalitas Kelompok Esperimen dan Kontrol
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data yang diambil dari kedua kelompok tersebut yaitu data nilai pretest dan posttest. Untuk menguji normalitas kedua kelompok digunakan rumus Uji Kai Kuadrat (chi square test). Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0.05) dengan derajat kebebasan (dk) = 6 untuk kelompok sampel penelitian. Kolom keputusan dibuat di dasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas yaitu jika χ 2 hitung < χ 2 tabel maka dinyatakan kedua kelompok berdistribusi normal. Sebaliknya jika χ 2 hitung > χ 2 tabel maka kedua kelompok dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai χ 2 hitung kedua kelompok lebih kecil dari nilai
χ 2 tabel sehingga dinyatakan bahwa kedua kelompok berdistribusi normal. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut. Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat Data
Eksperimen
Kontrol
Keputusan
Pretest
Posttest
Pretest
Posttest
N
30
30
30
30
χ 2 hitung
6,577
1,942
5,806
0,737
χ 2 tabel
7,185
7,185
7,185
7,185
Data Berdistribusi Normal
2. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Setelah kedua kelompok sampel dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Pengujian homogenitas terhadap kedua kelompok menggunakan Uji Bartlett yang disajikan pada Lampiran C.6. Berikut ini adalah hasilnya.
54
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Statistik
Pretest
Posttest
S2eksperimen
73,697
86,791
S2kontrol
78,165
110,345
S2gabungan
75,931
98,568
χ 2 hitung
0,025
0,411
χ 2 tabel
3,841
3,841
Keputusan
Homogen
Homogen
Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas yaitu jika nilai χ 2 hitung < χ 2 tabel maka dinyatakan bahwa kedua kelompok homogen, sebaliknya jika nilai χ 2 hitung > χ 2 tabel maka dinyatakan bahwa kedua kelompok tidak homogen. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (dk) = 1 untuk kelompok sampel penelitian. Pada tabel tampak bahwa hasil perhitungan tersebut nilai χ 2 hitung < χ 2 tabel sehingga dinyatakan bahwa kedua kelompok tersebut homogen. 3. Uji Hipotesis a. Uji Hipotesis Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis berikut: Ho : X = Y Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor
pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
55
Ha : X ≠Y Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan rumus Uji
t, dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika thitung > ttabel maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan 0,95 Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95 Perhitungan untuk menentukan nilai thitung disajikan pada Lampiran C.7. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest Data
Kelompok Eksperimen
Kontrol
n
30
30
Xrata-rata
38,90
37,70
73,69
78,16
2
S
thitung
0,55
ttabel
1,98
Kesimpulan
Tidak Berbeda
Pada tabel diperoleh bahwa nilai thitung adalah 0,55 dan nilai
ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah 1,98. Berdasarkan perolehan nilai tersebut, tampak bahwa nilai thitung < ttabel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor
pretest kelompok kontrol. b. Hipotesis Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen dan kontrol. Untuk pengeujian tersebut diajukan hipotesis berikut:
56
Ho : X = Y Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor
pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol Ha : X ≠Y Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan rumus Uji t, dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika thitung > ttabel maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan 0,95 Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95 Perhitungan untuk menentukan nilai thitung disajikan pada Lampiran C.7. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Posttest Data
Kelompok Eksperimen
Kontrol
n
30
30
Xrata-rata
80,63
72,50
S2
86,79
110,25
thitung
3,27
ttabel
1,98
Kesimpulan
Berbeda
c. Uji-t N-gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan menggunakan alat pengumpul data berupa tes objektif pilihan ganda. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah NonRandomized Pretest-
Posttest Control Group Design, maka data yang disajikan untuk kedua kelompok sampel tersebut digolongkan menjadi data hasil pretest dan
posttest. Untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan, maka perlu diadakan perbandingan hasil pretest dengan posttest dari kedua
57
kelompok, serta membandingkan normal gain dari kedua kelompok tersebut. Dari hasil perhitungan untuk normal gain diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.7 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Normal Gain Data
Kelompok
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
N
30
30
Xrata-rata
0,65
0,56
S2
0,18
0,16
thitung
2,4
ttabel
1,98
Kesimpulan
Berbeda
Ketentuan pengujian hipotesis normal gain yaitu jika nilai
thitung > ttabel maka dinyatakan
bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara normal gain kelompok eksperimen dengan normal gain
kelompok kontrol, sebaliknya jika nilai thitung < ttabel maka
dinyatakan bahwa kedua kelompok tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara normal gain kelompok eksperimen dengan normal gain kelompok kontrol. Pada tabel tampak bahwa hasil perhitungan tersebut nilai thitung > ttabel sehingga dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara normal gain kelompok eksperimen dengan normal gain kelompok kontrol. D. Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pretest diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 38,90 dan kelompok kontrol sebesar 37,70 sedangkan berdasarkan hasil
posttest nilai rata-rata kelompok eksperimen 80,63 dan kelompok kontrol sebesar 72,50. dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui
58
metode eksperimen memiliki kenaikan nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan metode demonstrasi. Kedua kelompok tersebut berada pada distribusi normal, baik pada hasil uji pretest maupun posttesnya. Hal ini dapat dilihat hasil pengujian persyaratan analisis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang menyatakan bahwa χ 2 hitung < χ 2 tabel dengan nilai χ 2 tabel pada taraf kepercayaan 95% sebesar 7,81. Selain itu kelompok ekperimen maupun kelompok kontrol bersifat homogen, berdasarkan hasil uji pretest dan posttestnya yang menyatakan bahwa χ 2 hitung < χ 2 tabel dengan nilai χ 2 tabel pada taraf kepercayaan 95% sebesar 3,84. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 95%, hasil uji kesamaan dua rata-rata pretest dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dengan skor posttest kelompok kontrol, diperoleh nilai
t hitung sebesar 0,55 dan nilai t tabel sebesar 1,98 hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai t hitung berada pada daerah Ho, yaitu t hitung < t tabel atau 0,55 < 1,98. dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf kepercayaan 95% hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dengan skor pretest kelompok kontrol. Sedangkan berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest, dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen yang diajar dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) melalui metode eksperimen dengan skor posttest kelompok kontrol yang diajar dengan metode demonstrasi, diperoleh nilai t hitung sebesar 3,27 dan nilai t tabel sebesar 1,98. hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai t hitung berada pada daerah Ha, yaitu t hitung > t tabel atau 3,27 > 1,98. dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak pada taraf kepercayaan 95% hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dengan skor pretest kelompok kontrol.
59
Berdasarkan hasil uji normal gain, diketahui rata-rata normal gain dari kelompok eksperimen sebesar 0,65 dan kelompok kontrol sebesar 0,56. Dari nilai tes tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata normal gain pada kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selanjutnya, berdasarkan hasil uji-t dengan taraf kepercayaan 95% diperoleh nilai
t hitung
sebesar 2,4 dan nilai t tabel 1,98. hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa t tabel < t hitung atau 1,98 < 2,4, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa normal gain pada kelompok eksperimen berbeda secara signifikan dari kelompok kontrol. E. Pembahasan Hasil Penelitian
Belajar pada umumnya adalah segala aktivitas dengan melibatkan serangkaian pengalaman langsung. Untuk itu, setiap orang yang belajar harus aktif berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, karena belajar hanya dapat terjadi jika pengalaman secara langsung tersebut dilalui dengan penemuan atau bereksperimen. Dengan bereksperimen,
maka
siswa
bisa
menemukan
dan
menyusun
sendiri
pengetahuannya berdasarkan pengalaman yang dialaminya sendiri. Dalam penelitian ini peran aktif dan keterlibatan siswa sangat diperlukan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa, seperti penelitian Ida Farida yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang diajar dengan CTL dengan siswa yang diajar dengan konvensional. 49 Selain itu, pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Iib Sybromalisi dalam skripsinya yang menyatakan bahwa
49
Ida Farida, Pengaruh Pendekatan Kontekstual terhadap Hasil Belajar pada Konsep Pencemaran Lingkungan Bernuansa Nilai, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009
60
pendekatan pembelajaran kontekstual melalui media LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 50 Pada pertemuan pertama, guru memberikan pretest untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diberikan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen. Kemudian pada pertemuan selanjutnya guru memberikan apersepsi dan motivasi, serta tujuan dari pembelajaran yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas agar siswa siap menghadapi bahan pelajaran dan mempunyai rasa keingintahuan siswa terhadap materi yang akan dibahas. Kegiatan pendahuluan tersebut diikuti dengan kegiatan inti. Kegiatan inti dalam proses pembelajaran yang dilakukan adalah guru membagi siswa dalam 6 (enam) kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang siswa kemudian guru memberikan instuksi kepada siswa untuk menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk melakukan percobaan dan membagikan lembar kerja siswa. Setelah itu secara berkelompok siswa melakukan percobaan sesuai dengan lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru. Kemudian masing-masing kelompok mendiskusikan hasil pengamatannya dan mengisi Lembar kerja siswa dengan bimbingan guru. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil pengamatannya di depan kelas. Kemudian guru menjelaskan tentang materi atau melakukan refleksi tentang materi yangg telah dipelajari. Kegiatan penutup dalam pembelajaran ini berupa siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dengan bimbingan guru. Kegiatan ini dilakukan selama 3 kali pertemuan. Kemudian dilakukan posttest untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menangkap materi yang telah dipelajari. Selain itu guru juga mendampingi siswa perkelompok untuk melakukan bimbingan dan arahan kepada kelompok yang kelihatan kurang mampu. Dalam proses pembelajaran diharuskan menggunakan kelompok belajar karena kelompok
50
Iib Sybromalisi, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Fungsi Makanan melalui Lembar Kerja Siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007
61
belajar atau Learning Comunity sangat membantu proses pembelajaran. 51 Materi yang dijadikan bahasan pada penelitian ini adalah mengenai hukum Newton, maka pemunculan masalah untuk djadikan bahan diskusi dan praktikumpun tidaklah sulit karena banyak contoh-contoh yang dapat diambil dari lingkungan sekitar siswa. Proses menemukan bisa didapatkan siswa melalui kegiatan praktikum, dengan demikian pengetahuan yang didapat oleh siswa bukan hanya transfer dari guru saja tetapi dari proses pengalaman siswa sendiri dan menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan berbasis kontekstual. 52 Kegiatan refleksi dilakukan setelah proses pembelajaran telah selesai dengan cara mengulang kembali tentang materi yang baru saja dipelajari. Pada penilaian autentik ada beberapa hal yang bisa dijadikan bahan, salah satunya adalah dari lembar kerja siswa. Pada hasil
posttest baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini bisa di lihat dari rata-rata nilai yang mengalami peningkatan.
51
Enjah Takari R, Pembelajaran IPA dengan SAVI dan Kontekstual, (Bandung, PT Genesindo, 2008), Cet 1 h, 51 52 Ibid, h 45
62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat pengaruh pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada konsep hukum Newton. Terlihat dengan skor rata-rata
pretest sebesar 38,9 dan skor rata-rata posttest sebesar 80,6. Dengan uji t pada taraf α = 0,05 dengan thitung adalah 3,27 dan ttabel adalah 1,98, hal ini menunjukkan terdapat pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada konsep hukum Newton. B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah disebutkan, penulis ingin memberikan saran-saran sebagai berikut: 1.
Untuk mata pelajaran fisika dianjurkan agar waktu pembelajaran tidak dilakukan pada jam terakhir.
2.
Perlu adanya kontrol yang baik pada saat proses pembelajaran sehingga siswa benar-benar memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
3.
Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pendekatan yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam memahami materi pelajaran.
62
63
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Supriyono, Widodo,.Psikologi Belajar, Jakarta:Rineka Cipta, 2004 Alwasilah, A Chaedar, Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Bandung: Mizan Learning Center, 2006 Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Bumi Aksara. 2002 Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan, Strategi Belajar mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional ”Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002 Hadjar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 1996 …….Hasil UAN, tersedia dalam http://www.suarakarya-online.com/news.html.id=229657 di akses pada 17 Januari 2010 Herlanti, Yanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2006 Innayatussholihah, et all, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Kegiatan Laboratorium (Praktikum) pada Konsep Fotosintesis, Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK,UIN Syarif Hidayatullah, 2008 Iska, Zikri Neni, Psikologi Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kisi Brother’s, 2006 Muslich, Masnur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara, 2007 NK, Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008
63
64
Nurdin, Implementasi Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam Meningkatkan Hasil Belajar, Jurnal Administrasi Pendidikan Vol. IX No. 1 2009 Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta: Kencana, 2009 Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana, 2008 Seniati, Liche et all, Psikologi Eksperimen, Jakarta: PT. Indeks, 2008 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003 Sofyan, Ahmad et all, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006 Sudirman, et.all, Ilmu Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991 Sudjana, Nana, Model-model Mengajar CBSA, Bandung: Sinar Baru, 1991 Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990 Suprijono, Agus, Coopertive Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Kencana, 2009 Usman, M. Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002
65
Lampirn A.1 TABEL KISI-KISI INSTRUMEN PADA KONSEP HUKUM NEWTON Mata Pelajaran
: Fisika
Semester
: 1I
Kelas
: VIII (Delapan)
Bentuk
: PG
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
pemahaman
Nomor
Kunci
Soal
Memahami
Mendemonstrasikan Siswa mampu
C1 –
Hukum I Newton dikenal dengan Hukum....
peranan
Hukum I Newton
menyebutkan
Menyebutkan
a. Kekekalan
c. Aksi reaksi
usaha, gaya
secara sederhana
Hukum I
b. Kelembaman
d. Kesetimbangan
dan energi
dan penerapannya
Newton
dalam
dalam kehidupan
kehidupan
sehari-hari
C1 –
Sifat inersia benda dapat diartikan sebagai....
Menyebutkan
a. Benda selalu ingin berubah keadaannya
2
B
16
D
7
A
b. Benda cenderung akan bergerak
sehari-hari
c. Jika benda jatuh, arahnya selalu menuju pusat bumi d. Benda cenderung mempertahankan keadaan diamnya yang diam atau bergerak Siswa mampu
C2 –
Hukum pertama Newton berlaku jika....
menjelaskan
Menjelaskan
a. Resultan gaya sama dengan nol
tentang hukum I
b. Resultan gaya tidak sama dengan nol 65
66
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
pemahaman
Newton
Nomor
Kunci
Soal
c. Ada gaya yang berlawanan arah d. Ada gaya yang searah dengan gerak benda C2 –
Apa yang dimaksud dengan satu Newton?
Menjelaskan
a. 1 m/s2 pada benda yang massanya 1 g
13
B
27
B
b. 1 m/s2 pada benda yang massanya 1 kg c. 1 cm/s2 pada benda yang massanya 1 g d. 1 cm/s2 pada benda yang massanya 1 kg C1 -
Hukum I Newton menjelaskan tentang....
Menjelaskan
a.
Jika jumlah gaya-gaya yang bekerja sama dengan nol, benda itu mungkin dalam keadaan diam atau sedang bergerak lurus beraturan
b.
Jika sebuah benda pada awalnya sedang bergerak, pada akhirnya benda tersebut pasti diam
c.
Jika pada benda bekerja sebuah gaya gesekan, dalam selang waktu tertentu benda tersebut akan diam
d.
Jika jumlah gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol, benda tersebut 66
67
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
pemahaman
Nomor
Kunci
Soal
selalu dalam keadaan diam Sebuah benda yang berbentuk balok bergerak diatas
Siswa mampu
C3 –
mengemukakan
Mengemukakan lantai. Kecepatan balok tersebut makin lama makin
tentang hukum
kecil hingga akhirnya berhenti, kenapa?
I Newton
a. Adanya gaya yang mengakibatkan balok tersebut
23
B
22
C
semakin lambat karena adanya gaya dorong b. Adanya gaya yang mengakibatkan balok tersebut semakin lambat karena adanya gaya gesek c. Adanya gaya yang mengakibatkan balok tersebut semakin lambat karena adanya gaya tahan d. Adanya gaya yang mengakibatkan balok tersebut semakin lambat karena adanya gaya gerak Siswa mampu
C4 –
Gambar yang berkaitan dengan aplikasi Hukum I
mengaitkan
Mengaitkan
Newton adalah....
aplikasi Hukum
a.
I Newton dalam kehidupan sehari-hari 67
68
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
pemahaman
Nomor
Kunci
Soal
b.
c.
d.
68
69
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
pemahaman
C4 Mengaitkan
Nomor
Kunci
Soal
Perhatikan gambar di bawah ini!
26
A
Gambar di atas berkaitan dengan aplikasi dari.... a. Hukum I Newton b. Hukum II Newton c. Hukum III Newton d. Hukum IV Newton
69
70
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
Nomor
pemahaman
Siswa mampu menjelaskan
C1Menjelaskan
Kunci
Soal
“Untuk setiap gaya aksi akan ada gaya reaksi yang
35
C
17
A
sama besar tetapi berlawanan arah” pernyataan
tentang Hukum
diatas adalah bunyi dari....
III Newton
a. Hukum pertama Newton b. Hukum kedua Newton c. Hukum ketiga Newton d. Hukum keempat Newton
Siswa mampu mengurutkan
C3 Mengurutkan
Perhatikan langkah-langkah kegiatan berikut ini: 1. Letakkan gelas tersebut diatas kertas HVS tadi
langkah-
2. Isi gelas plastik dengan air sampai terisi
langkah kerja
setengahnya
dari percobaan
3. Letakkan kertas HVS diatas meja
Hukum I
4. Tarik kertas HVS secepat mungkin
Newton
5. Mengulang langkah 4, tetapi menarik kertas dengan lambat. Amati gelas tersebut. Urutan
langkah-langkah
kegiatan
yang
benar
adalah: a. 3, 2, 1, 4 dan 5
c. 2, 1, 3, 4 dan 5
b. 1, 2, 3, 4 dan 5
d. 4, 3, 1, 2 dan 5 70
71
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
pemahaman
Siswa mampu menyebutkan
C1 Menyebutkan
Nomor
Kunci
Soal
Hukum I Newton dapat dirumuskan dengan
11
D
19
A
persamaan.....
Hukum I
a. Σa = m.F
c. ΣF = m.a
Newton
b. Σm = F .a
d. ΣF = 0
Siswa mampu
C4 -
Perhatikan pernyataan berikut!
menyimpulkan
Menyimpulkan
1. Lempar sebuah bola diatas permukaan lantai.
tentang hukum I
Mula-mula bola akan bergerak dan akhirnya
Newton
berhenti. 2. Pada saat kamu mengayuh sepeda di jalan datar, kamu akan bergerak walaupun kamu berhenti mengayuh. 3. Doronglah sebuah buku diatas meja. Buku hanya bergerak sesaat dan akhirnya berhenti dari ketiga peristiwa diatas apa yang bisa kamu simpulkan.... a. Setiap benda yang diberikan dorongan atau tarikan sesaat akan bergerak, tetapi akhirnya berhenti
71
72
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
Nomor
pemahaman
Kunci
Soal
b. Benda akan tetap diam c. Setiap benda akan tetap bergerak apabila diberikan dorongan d. Setiap benda akan mengalami gaya gesekan Mendemonstrasikan Siswa mampu
C1 –
Hukum II Newton menjelaskan bahwa gaya sama
Hukum II Newton
menjelaskan
Menjelaskan
dengan massa kali....
dan penerapannya
rumus Hukum II
a. Berat
c. Percepatan
dalam kehidupan
Newton
b. Kecepatan
d. Inersia
sehari-hari
Siswa mampu
C2 -
Gaya yang bekerja pada sebuah benda akan selalu
menyebutkan
Menyebutkan
sebanding dengan percepatan yang dialami benda.
tentang hukum II
Pernyataan ini merupakan pernyataan....
Newton
a. Pada hukum keempat Newton
1
C
34
C
18
D
b. Pada hukum ketiga Newton c. Pada hukum kedua Newton d. Pada hukum pertama Newton Siswa mampu
C1 –
Hasil bagi massa dan percepatan adalah....
menjelaskan
Menjelaskan
a. Kecepatan
c. Percepatan
b. Momentum
d.Gaya
Hukum II Newton
72
73
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
Nomor
pemahaman
Siswa mampu menyimpulkan tentang hukum
C4Menyimpulkan
Kunci
Soal
14
Perhatikan tabel berikut! Ketinggian dari
Massa
Berat
Gravitasi
permukaan laut (m)
benda
benda
(m/s2)
(kg)
(N)
0
5
98,06
9,806
1000
5
98,03
9,803
4000
5
97,94
9,794
8000
5
97,82
9,782
II Newton
D
Yang bukan kesimpulan dari tabel diatas adalah.... a. Berat suatu benda di setiap tempat berbeda-beda b. Massa suatu benda di setiap tempat selalu tetap c. Percepatan gravitasi di setiap tempat berbedabeda d. Ketinggian tempat dipengaruhi oleh massa suatu benda
73
74
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
Nomor
pemahaman
Siswa mampu mengaitkan
C4 Mengaitkan
Kunci
Soal
Perhatikan gambar di bawah ini!
25
D
21
D
Hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari Gambar di atas berkaitan dengan aplikasi dari.... a. Hukum I Newton
c. Hukum II Newton
b. Hukum IV Newton
d. Hukum III Newton
Siswa mampu
C2 –
Persamaan w = mg adalah persamaan yang
menjelaskan
Menjelaskan
menjelaskan tentang....
tentang hokum II Newton
a. Hubungan antara massa m dengan percepatan gravitasi g b. Hubungan antara berat w dibagi dengan massa m dan percepatan gravitasi g c. Hubungan antara percepatan gravitasi g, massa
m dan berat w
74
75
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
Nomor
pemahaman
Kunci
Soal
d. Hubungan antara berat w, massa m dan percepatan gravitasi g C1 -
Hukum-hukum Newton menjelaskan tentang....
Menjelaskan
a. Tentang seluruh kehidupan manusia
31
B
15
C
b. Tentang gerak benda baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi c. Tentang kehidupan tumbuh-tumbuhan d. Tentang gerak matahari dan benda langit lainnya Siswa mampu
C4 -
mengaitkan
Mengaitkan
Perhatikan gambar bumi di bawah ini!
hukum II
A B C
Newton dalam D
kehidupan sehari-hari
benda yang massanya 1 kg akan memiliki berat terkecil di titik.... a. A
c. C
b. B
d. D
75
76
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
Nomor
pemahaman
Kunci
Soal
Siswa mampu
C2 –
Perhatikan pernyataan di bawah ini
membedakan
Membedakan
1.
12
C
36
B
Berat adalah massa benda dikali gravitasi di suatu tempat
antara hukum I,
2. Berat benda ditempat yang mempunyai gravitasi
II dan III Newton
yang berbeda akan berlainan 3. Berat benda di daerah kutub lebih kecil dari pada di daerah khatulistiwa 4. Makin jauh dari bumi berat benda akan makin kecil Dari pernyataan di atas yang bukan merupakan pernyataan tentang berat adalah.... a. 1, 2 dan 3
c. 1, 2 dan 4
Siswa mampu
C3 –
b. 2, 3 dan 4 d. 1, 3 dan 4 Sebuah bola memiliki massa 0,5 kg. Pada bola
menghitung
Menghitung
bekerja sebuah gaya konstan sebesar 4 N. Maka
soal Hukum II
percepatan yang dialami bola ialah....
Newton
a. 4 m/s2
c. 16 m/s2
b. 8 m/s2
d. 32 m/s2
76
77
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
Nomor
pemahaman
Kunci
Soal
C3 –
Sebuah benda mempunyai massa 2 kg. Jika
Menghitung
gravitasi bumi 9,8 m/s2, maka berat benda tersebut
6
D
29
D
30
B
adalah.... a. 4,9 N
c. 9,8 N
b. 6,8 N
d. 19,6 N
C3 –
Untuk memperoleh percepatan sebesar 9,8 m/s2
Menghitung
benda yang bermassa 10 kg memerlukan gaya sebesar....
C4 Mengaitkan
a. 0,98 N
c. 10,00 N
b. 1,02 N
d. 98,00 N
Perhatikan gambar di bawah ini!
77
78
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
Nomor
pemahaman
Kunci
Soal
Gambar di atas berkaitan dengan aplikasi dari.... a. Hukum I Newton
c. Hukum II Newton
b. Hukum IV Newton
d. Hukum III Newton
Mendemonstrasikan Siswa mampu
C1 –
Hukum III Newton disebut juga dengan....
Hukum III Newton menyebutkan
Menyebutkan
a. Gaya ke atas
c. Gaya aksi reaksi
b. Gaya ke bawah
d. Gaya gesek
dan penerapannya
peristiwa Hukum
dalam kehidupan
III Newton
20
C
4
C
sehari-hari Siswa mampu
C4 –
mengaitkan
Mengaitkan
Perhatikan gambar berikut!
aplikasi hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari Gambar di atas menunjukkan aplikasi hukum Newton ke.... a. I
c. III
b. II
d. IV
78
79
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
pemahaman
Nomor
Kunci
Soal
C3 -
Pada saat kamu sedang menendang tembok dengan
Mengemukakan
sepatu, kakimu terasa sakit karena....
8
A
3
A
33
A
a. Ada gaya reaksi berupa gaya yang membuat kakimu sakit b. Tak ada gaya reaksi c. Tak berlaku Hukum ketiga Newton d. Hanya ada gaya aksi berupa gaya otot yang membuat kakimu menendang Sebuah buku diletakkan di atas meja. Buku tersebut
Siswa mampu
C3 –
mengemukakan
Mengemukakan tetap diam di tempat dan dalam keadaan setimbang.
tentang hukum
Hal ini disebabkan oleh....
III Newton
a. Gaya berat yang arahnya ke bawah ditahan oleh gaya ke atas yang besarnya sama b. Tidak ada gangguan c. Bendanya tidak digerakkan d. Bendanya ringan C3 -
Roket dapat meluncur ke ruang angkasa karena
Mengemukakan adanya.... a. Gaya dorong mesin yang menyebabkan roket 79
80
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
pemahaman
Nomor
Kunci
Soal
dapat meluncur ke ruang angkasa b. Gaya gesekan mesin yang menyebabkan roket dapat meluncur ke ruang angkasa c. Gaya gesekan udara yang menyebabkan roket dapat meluncur ke ruang angkasa d. Gaya dorong udara yang menyebabkan roket dapat meluncur ke ruang angkasa Siswa mampu
C2 –
Perhatikan pernyataan berikut
membedakan
membedakan
1. Besarnya gaya sama
antara hukum I,
2. Gayanya searah
II dan III
3. Arah gaya berlawanan
Newton
4. Terjadi pada dua buah benda
24
A
28
B
Yang merupakan syarat aksi reaksi adalah....
Siswa mampu
C4 -
mengaitkan
Mengaitkan
a. 1, 2 dan 3
c. 2, 3 dan 4
b. 1, 3 dan 4
d. 1, 2 dan 4
Perhatikan gambar berikut!
aplikasi hukum III Newton 80
81
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
pemahaman
Nomor
Kunci
Soal
dalam kehidupan sehari-hari
Gambar di atas merupakan aplikasi hukum Newton ke ....
Siswa mampu mengurutkan langkahlangkah percobaan Hukum III Newton
C3 Mengurutkan
a. I
c. II
b. III
d. IV
Perhatikan langkah-langkah kegiatan berikut:
5
A
1. Siapkan kursi beroda dan tali plastik 2. Duduklah diatas kursi sambil menarik ujung tali yang bebas 3. Mengikat satu ujung tali plastik pada sebuah tembok atau tiang 4. Menarik tali dengan perlahan dan kemudian tarik dengan kuat 81
82
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
Nomor
pemahaman
Kunci
Soal
Urutan
langkah-langkah
kegiatan
yang
benar
adalah: a. 1, 3, 2 dan 4
c. 1, 2, 3 dan 4
b. 3, 2, 1 dan 4
d. 4, 3, 2 dan 1
Siswa mampu
C2 –
Perhatikan peristiwa di bawah ini!
membedakan
Membedakan
1. Seekor kuda menarik kereta
antara hukum I,
2. Bu Ani mendorong troli belanja
II dan III
3. Palu memukul paku
Newton
4. Sebuah benda dilempar ke atas
10
A
32
A
Yang merupakan peristiwa dari Hukum III Newton adalah.... a.
1, 2 dan 3
b. 2, 3 dan 4
c. 1, 3 dan 4 d. 1, 3 dan 4
C2 -
Perhatikan pernyataan berikut!
Membedakan
1. Dua gaya yang bekerja pada dua benda 2. Dua gaya bekerja pada sebuah benda 3. Besarnya kedua gaya itu sama 4. Dua gaya itu saling berlawanan arah Pernyataan di atas yang bukan merupakan ciri khas 82
83
Kompetensi
Indikator
Dasar
Pembelajaran
Indikator Soal
Tingkat
Soal
pemahaman
Nomor
Kunci
Soal
dari hukum III Newton adalah....
Siswa mampu memberikan
C2 – Mencontohkan
a. 1, 3 dan 4
c. 2, 3 dan 4
b. 1, 2 dan 4
d. 1, 2 dan 3
Perhatikan contoh di bawah ini!
9
C
1. Gerak jatuh bebas
contoh hukum
2. Gerak melingkar
III Newton
3. Gerak roket 4. Gerak lurus Manakah yang bukan merupakan contoh Hukum ketiga Newton.... a. 1, 2 dan 3
c. 1, 2 dan 4
b. 2, 3 dan 4
d. 1, 3 dan 4
83
84
Lampiran A.2 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
85
Lampiran A.3 Contoh Perhitungan Uji Coba Instrumen Penelitian A. Pengujian Validitas dengan Korelasi Point Biserial
Misal menguji validitas soal nomor 16, langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. p =
7 = 0,19 36
2. q = 1 − p = 0,80 3.
p 0,19 = = 0,23 q 0,80
4. Mp =
16 + 12 + 24 + 8 + 11 + 8 + 32 = 14,7 7
5. Mt =
ΣXt 636 = = 17,6 N 36 2
6. SD =
2
ΣXt 2 ⎛ ΣXt ⎞ 13066 ⎛ 636 ⎞ −⎜ −⎜ ⎟ = ⎟ = 7,13 N 36 ⎝ N ⎠ ⎝ 36 ⎠
(
)
⎛ Mp − Mt ⎞⎛⎜ p ⎞⎟ ⎛ 14,7 − 17,6 ⎞ =⎜ 7. rpbi = ⎜ ⎟ 0,23 = −0,1 ⎟ ⎝ SD ⎠⎜⎝ q ⎟⎠ ⎝ 7,13 ⎠ Pada daftar tabel r Product Moment diperoleh: rtabel = 0,34 Karena rpbi < rtabel, maka butir soal nomor 16 disimpulkan tidak valid
86
B. Pengujian Reliabilitas Tes dengan Rumus KR-20 2 ⎛ n ⎞⎛ SD − Σpq ⎞ ⎜ ⎟⎟ r11 = ⎜ ⎟⎜ 2 ⎝ n − 1 ⎠⎝ SD ⎠
⎛ 36 ⎞⎛ 50,8 − 7,85 ⎞ r 11 = ⎜ ⎟ ⎟⎜ ⎝ 36 − 1 ⎠⎝ 50,8 ⎠ r11 = (1,028)(0,84) r11 = 0,8 Klasifikasi Koefisien Reabilitas: r11 = 0,80 ≤ r ≤ 1,00 = Sangat tinggi r11 = 0,60 ≤ r ≤ 0,80 = Tinggi r11 = 0,40 ≤ r ≤ 0,70 = Sedang r11 = 0,20 ≤ r ≤ 0,40 = Rendah r11 = <0,20
= Sangat rendah
dari hasil perhitungan diperoleh Koefisien Reliabilitas sebesar 0,8, maka dapat disimpulkan Reliabilitas instrument penelitian tinggi.
87
Lampiran A.4 Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian
88
Lampiran A.5 Distribusi Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian Item B Js P Kategori 1 17 36 0,47 Sedang 2 29 36 0,81 Mudah 3 21 36 0,58 Sedang 4 26 36 0,72 Mudah 5 16 36 0,44 Sedang 6 23 36 0,64 Sedang 7 19 36 0,53 Sedang 8 11 36 0,31 Sedang 9 8 36 0,22 Sukar 10 14 36 0,39 Sedang 11 23 36 0,64 Sedang 12 21 36 0,58 Sedang 13 20 36 0,56 Sedang 14 22 36 0,61 Sedang 15 11 36 0,31 Sedang 16 7 36 0,19 Sukar 17 16 36 0,44 Sedang 18 34 36 0,94 Mudah 19 17 36 0,47 Sedang 20 22 36 0,61 Sedang 21 9 36 0,25 Sukar 22 10 36 0,28 Sukar 23 20 36 0,56 Sedang 24 16 36 0,44 Sedang 25 17 36 0,47 Sedang 26 23 36 0,64 Sedang 27 16 36 0,44 Sedang 28 12 36 0,33 Sedang 29 16 36 0,44 Sedang 30 25 36 0,69 Sedang 31 10 36 0,28 Sukar 32 12 36 0,33 Sedang 33 10 36 0,28 Sukar 34 15 36 0,42 Sedang 35 30 36 0,83 Mudah 36 16 36 0,44 Sedang
89
Presentase Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Kategori
Jumlah
0,00 ≤ P ≤ 0,30
Sukar
6
0,30 < P ≤ 0,70
Sedang
16
0,70 < P ≤ 1,00
Mudah
4
90
Lampiran A.6 Daya Pembeda Instrumen Penelitian
91
Lampiran A.7 Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
PA 13 17 15 10 12 15 14 9 5 10 17 15 15 16 8 2 13 18 12 15 6 9 15 10 11 11 14 9 9 14 7 8 6 12 15 12
Distribusi Daya Pembeda Instrumen Penelitian PB DP Kriteria 4 0,5 Baik 12 0,28 Jelek 6 0,5 Baik 15 -0,28 Drop 3 0,5 Baik 7 0,44 Baik 4 0,56 Baik 2 0,39 Cukup 3 0,11 Jelek 4 0,33 Cukup 6 0,61 Baik 6 0,5 Baik 5 0,56 Baik 6 0,56 Baik 3 0,28 Baik 5 -0,2 Drop 3 0,56 Baik 16 0,11 Jelek 5 0,39 Cukup 7 0,44 Baik 3 0,17 Jelek 1 0,5 Baik 5 0,56 Baik 6 0,22 Jelek 7 0,61 Baik 12 -0,1 Drop 3 0,61 Baik 3 0,33 Cukup 7 0,11 Jelek 11 0,17 Jelek 3 0,39 Cukup 4 0,22 Jelek 4 0,11 Jelek 12 0 Drop 15 0 Drop 4 0,44 Baik
92
Indeks Daya Pembeda
Presentase Daya Pembeda Klasifikasi
Jumlah
Negatif
Drop
5
0,00 ≤ d < 0,20
Jelek
10
0,20 ≤ d < 0,40
Cukup
5
0,40 ≤ d < 0,70
Baik
16
0,70 ≤ d < 1,00
Baik Sekali
0
93
Lampiran A.8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Reliabilitas = 0,80 (Tinggi) Item
Validitas
Taraf Kesukaran
Daya Pembeda
Keterangan
1
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
2
Tidak Valid
Mudah
Jelek
Dibuang
3
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
4
Tidak Valid
Mudah
Drop
Dibuang
5
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
6
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
7
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
8
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
9
Valid
Sukar
Jelek
Dibuang
10
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
11
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
12
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
13
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
14
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
15
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
16
Tidak Valid
Sukar
Drop
Dibuang
17
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
18
Tidak Valid
Mudah
Jelek
Dibuang
19
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
20
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
21
Tidak Valid
Sukar
Jelek
Dibuang
22
Valid
Sukar
Baik
Dipakai
23
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
94
Item
Validitas
Taraf Kesukaran
Daya Pembeda
Keterangan
24
Valid
Sedang
Jelek
Dipakai
25
Tidak Valid
Sedang
Baik
Dibuang
26
Tidak Valid
Sedang
Drop
Dibuang
27
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
28
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
29
Tidak Valid
Sedang
Jelek
Dibuang
30
Tidak Valid
Sedang
Jelek
Dibuang
31
Tidak Valid
Sukar
Cukup
Dibuang
32
Tidak Valid
Sedang
Jelek
Dibuang
33
Tidak Valid
Sukar
Jelek
Dibuang
34
Valid
Sedang
Drop
Dibuang
35
Tidak Valid
Mudah
Drop
Dibuang
36
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
95
Lampiran A.9
Nama : Kelas : Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar! 1. Hukum II Newton menjelaskan bahwa gaya sama dengan massa kali.... a. Berat
c. Percepatan
b. Kecepatan
d. Inersia
2. Sebuah buku diletakkan di atas meja. Buku tersebut tetap diam di tempat dan dalam keadaan setimbang. Hal ini disebabkan oleh.... a. Gaya berat yang arahnya ke bawah ditahan oleh gaya ke atas yang besarnya sama b. Tidak ada gangguan c. Bendanya tidak digerakkan d. Bendanya ringan 3. Perhatikan langkah-langkah kegiatan berikut: 1. Siapkan kursi beroda dan tali plastik 2. Duduklah diatas kursi sambil menarik ujung tali yang bebas 3. Mengikat satu ujung tali plastik pada sebuah tembok atau tiang 4. Menarik tali dengan perlahan dan kemudian tarik dengan kuat Urutan langkah-langkah kegiatan yang benar adalah: a. 1, 3, 2 dan 4
c. 1, 2, 3 dan 4
b. 3, 2, 1 dan 4
d. 4, 3, 2 dan 1
4. Sebuah benda mempunyai massa 2 kg. Jika gravitasi bumi 9,8 m/s2, maka berat benda tersebut adalah.... a. 4,9 N
c. 9,8 N
b. 6,8
d. 19,6 N
5. Pada saat kamu sedang menendang tembok dengan sepatu, kakimu terasa sakit karena....
96
a. Ada gaya reaksi berupa gaya yang membuat kakimu sakit b. Tak ada gaya reaksi c. Tak berlaku Hukum ketiga Newton d. Hanya ada gaya aksi berupa gaya otot yang membuat kakimu menendang 6. Perhatikan peristiwa di bawah ini! 1. Seekor kuda menarik kereta 2. Bu Ani mendorong troli belanja 3. Palu memukul paku 4. Sebuah benda dilempar ke atas Yang merupakan peristiwa dari Hukum III Newton adalah.... a. 1, 2 dan 3
c. 1, 3 dan 4
b. 2, 3 dan 4
d. 1, 3 dan 4
7. Hukum I Newton dapat dirumuskan dengan persamaan..... a. Σa = m.F
c. ΣF = m.a
b. Σm = F .a
d. ΣF = 0
8. Perhatikan pernyataan di bawah ini 1. Berat adalah massa benda dikali gravitasi di suatu tempat 2. Berat benda ditempat yang mempunyai gravitasi yang berbeda akan berlainan 3. Berat benda di daerah kutub lebih kecil dari pada di daerah khatulistiwa 4. Makin jauh dari bumi berat benda akan makin kecil Dari pernyataan di atas yang bukan merupakan pernyataan tentang berat adalah.... a. 1, 2 dan 3
c. 1, 2 dan 4
b. 2, 3 dan 4
d. 1, 3 dan 4
9. Apa yang dimaksud dengan satu Newton? a. 1 m/s2 pada benda yang massanya 1 g b. 1 m/s2 pada benda yang massanya 1 kg c. 1 cm/s2 pada benda yang massanya 1 g d. 1 cm/s2 pada benda yang massanya 1 kg
97
10. Perhatikan tabel berikut! Gravitasi (m/s2)
Ketinggian dari
Massa benda
Berat
permukaan laut (m)
(kg)
benda (N)
0
5
98,06
9,806
1000
5
98,03
9,803
4000
5
97,94
9,794
8000
5
97,82
9,782
Yang bukan kesimpulan dari tabel diatas adalah.... a. Berat suatu benda di setiap tempat berbeda-beda b. Massa suatu benda di setiap tempat selalu tetap c. Percepatan gravitasi di setiap tempat berbeda-beda d. Ketinggian tempat dipengaruhi oleh massa suatu benda 11. Perhatikan gambar bumi di bawah ini! A B C D
benda yang massanya 1 kg akan memiliki berat terkecil di titik.... a. A
c. C
b. B
d. D
12. Perhatikan langkah-langkah kegiatan berikut ini: 1. Letakkan gelas tersebut diatas kertas HVS tadi 2. Isi gelas plastik dengan air sampai terisi setengahnya 3. Letakkan kertas HVS diatas meja 4. Tarik kertas HVS secepat mungkin 5. Mengulang langkah 4, tetapi menarik kertas dengan lambat. Amati gelas tersebut. Urutan langkah-langkah kegiatan yang benar adalah: a. 3, 2, 1, 4 dan 5
c. 2, 1, 3, 4 dan 5
b. 1, 2, 3, 4 dan 5
d. 4, 3, 1, 2 dan 5
98
13. Perhatikan pernyataan berikut! 1. Lempar sebuah bola diatas permukaan lantai. Mula-mula bola akan bergerak dan akhirnya berhenti. 2. Pada saat kamu mengayuh sepeda di jalan datar, kamu akan bergerak walaupun kamu berhenti mengayuh. 3. Doronglah sebuah buku diatas meja. Buku hanya bergerak sesaat dan akhirnya berhenti dari ketiga peristiwa diatas apa yang bisa kamu simpulkan.... a. Setiap benda yang diberikan dorongan atau tarikan sesaat akan bergerak, tetapi akhirnya berhenti b. Benda akan tetap diam c. Setiap benda akan tetap bergerak apabila diberikan dorongan d. Setiap benda akan mengalami gaya gesekan 14. Hukum III Newton disebut juga dengan.... a. Gaya ke atas
c. Gaya aksi reaksi
b. Gaya ke bawah
d. Gaya gesek
16. Sebuah benda yang berbentuk balok bergerak diatas lantai. Kecepatan balok tersebut makin lama makin kecil hingga akhirnya berhenti, kenapa? a. Adanya gaya yang mengakibatkan balok tersebut semakin lambat karena adanya gaya dorong b. Adanya gaya yang mengakibatkan balok tersebut semakin lambat karena adanya gaya gesek c. Adanya gaya yang mengakibatkan balok tersebut semakin lambat karena adanya gaya tahan d. Adanya gaya yang mengakibatkan balok tersebut semakin lambat karena adanya gaya gerak 17. Perhatikan pernyataan berikut 1. Besarnya gaya sama 2. Gayanya searah 3. Arah gaya berlawanan 4. Terjadi pada dua buah benda
99
Yang merupakan syarat aksi reaksi adalah.... a. 1, 2 dan 3
c. 2, 3 dan 4
b. 1, 3 dan 4
d. 1, 2 dan 4
18. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah aplikasi dari hukum Newton ke... a. I
c. II
b. III
d. IV
19. Hukum I Newton menjelaskan tentang.... a. Jika jumlah gaya-gaya yang bekerja sama dengan nol, benda itu mungkin dalam keadaan diam atau sedang bergerak lurus beraturan b. Jika sebuah benda pada awalnya sedang bergerak, pada akhirnya benda tersebut pasti diam c. Jika pada benda bekerja sebuah gaya gesekan, dalam selang waktu tertentu benda tersebut akan diam d. Jika jumlah gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol, benda tersebut selalu dalam keadaan diam
100
20. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas merupakan aplikasi hukum Newton ke .... a. I
c. II
b. III
d. IV
101
Lampiran A.10 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar
1. C
11. C
2. A
12. A
3. A
13. A
4. D
14. C
5. A
15. C
6. A
16. B
7. D
17. A
8. C
18. A
9. B
19. A
10. D
20. B
102
Lampiran B.1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Nama Sekolah
: SMP Negeri 6 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: VIII/II
Materi Pokok
: Hukum-hukum Newton
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari. B. Kompetensi Dasar
Menerapkan hukum Newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. C. Materi/konsep
Hukum I Newton D. Indikator
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum I Newton 2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum I Newton secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari. E. Alokasi Waktu
2 x 40 menit (2 jam pelajaran) F. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum I Newton 2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum I Newton secara sederhana dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. G. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan: CTL Metode: Eksperimen dan ceramah
103
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Aktifitas Guru
1. Kegiatan
CTL Murid
Guru
Menjawab
awal
memberikan
pertanyaan
Motivasi
pertanyaan:
dari guru
dan
Apakah yang
apersepsi
terjadi jika
Bertanya
Metode
Alokasi
dan Media
Waktu
Ceramah
15 menit
mobil yang kamu tumpangi berhenti secara tibatiba? 2. Kegiatan inti
Guru
Siswa
membimbing
berkumpul
siswa dalam
dengan
pembagian
kelompok
kelompok
yang sudah
Informasi
5 menit
5 menit
ditentukan oleh guru Guru
Siswa
Eksperimen
memberikan
menyiapkan
Alat
instruksi
alat dan
bahan:
kepada siswa
bahan yang
Gelas,
untuk
akan
kertas HVS
menyiapkan
digunakan
dan meja
alat dan bahan
untuk melakukan percobaan
dan
104
Aktifitas Guru
CTL Murid
Guru
Siswa
memberikan
menerima
lembar kerja
lembar
siswa
kerja siswa
Guru
Siswa
Konstruktivis
memperhatika
melakukan
me,
n dan
percobaan
Inquiri,
berkeliling
tentang
pemodelan dan
melihat siswa
hukum I
Masyarakat
melakukan
Newton
belajar
Metode
Alokasi
dan Media
Waktu
5 menit
25 menit
percobaan Guru
Siswa
memberikan
menyimak
penjelasan
penjelasan
tentang
dari guru
Refleksi
Ceramah
10 menit
hukum I Newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari 3. Kegiatan akhir
Guru
Siswa
mendengar
menyimpul
kesimpulan
kan materi
dari siswa
materi yang telah diajarkan
Masyarakat Belajar
Diskusi
15 menit
105
I. Sumber Belajar
1. Tim Abdi Guru, IPA FISIKA untuk SMP kelas VIII, Jakarta, Erlangga, 2007. 2. Untoro, Joko, Buku Pintar Fisika SMP, Jakarta, Wahyu Media, 2007. 3. Wahyuni, Sri, Fisika SMP, Jakarta, Erlangga, 2006. 4. Wibowo, Tedy, Inspirasi Sains FISIKA, Jakarta, Ganeca Exact, 2007. J. Media Pembelajaran
Gelas, kertas HVS dan meja K. Penilaian
Penilaian Tertulis: Hasil Jawaban LKS pada option D dan latihan soal Mengetahui,
Ciputat, Januari 2010
Guru Bidang Studi
Peneliti
(Saprudin, S.Pd)
(Khutbah)
106
Latihan Soal
1.
Bagaimanakah bunyi dari hukum I Newton? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... …....................................................................................................................... .... ......................................................................................................................
2.
Sebutkan penerapan peristiwa hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ...........................................................................................................................
3.
Apakah yang terjadi jika mobil yang kamu tumpangi berhenti secara tibatiba? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ...........................................................................................................................
107
LEMBAR KERJA SISWA KEGIATAN PERCOBAAN HUKUM I NEWTON Hari / Tanggal
:
.........................................
Kelompok
:
.........................................
Nama Anggota
:
1. ..................................
5. ..........................................
2. ..................................
6. ..........................................
3. ..................................
7. ..........................................
4. ..................................
8. ..........................................
Konsep
:
Hukum- hukum Newton
Sub Konsep
: Hukum I Newton
Waktu
:
45 Menit
A. Tujuan
Membuktikan bahwa benda diam cenderung diam. B. Alat dan Bahan
1. Gelas 2. Kertas HVS 3. Meja C. Langkah Kerja
1. Letakkan kertas HVS di atas meja. 2. Letakkan gelas tersebut di atas kertas HVS tadi. 3. Tarik kertas HVS secepat mungkin. 4. Mengulang langkah 3, tetapi menarik kertas dengan lambat. Amati gelas tersebut.
108
D. Isilah Pertanyaan Dibawah ini !
1.
Apa yang terjadi pada gelas ketika kertas HVS ditarik cepat? ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ......................................................................................................................
2.
Apa yang terjadi pada gelas ketika kertas HVS ditarik lambat? ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ......................................................................................................................
3.
Kesimpulan apa yang bisa kamu ambil dari eksperimen tersebut? ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ......................................................................................................................
109
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Nama Sekolah
: SMP Negeri 6 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: VIII/II
Materi Pokok
: Hukum-hukum Newton
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari. B. Kompetensi Dasar
Menerapkan hukum Newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. C. Materi/konsep
Hukum II Newton D. Indikator
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum II Newton 2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum II Newton secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari. E. Alokasi Waktu
2 x 40 menit (2 jam pelajaran) F. Tujuan Pembelajaran
3. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum II Newton 4. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum II Newton secara sederhana dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. G. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan: CTL Metode: Eksperimen dan ceramah
110
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Aktifitas Guru
1. Kegiatan
CTL
Murid
Guru
Menjawab
awal
memberikan
pertanyaan
Motivasi
pertanyaan:
dari guru
dan
Dapatkah
apersepsi
kamu
Bertanya
Metode
Alokasi
dan Media
Waktu
Ceramah
15 menit
berjalan cepat di
dalam
kolam renang? 2. Kegiatan inti
Guru
Siswa
membimbing
berkumpul
Informasi
5 menit
5 menit
siswa dalam dengan pembagian
kelompok
kelompok
yang sudah ditentukan oleh guru
Guru
Siswa
Eksperimen
memberikan
menyiapkan
Alat
instruksi
alat
dan
bahan:
kepada siswa bahan yang
Kereta
untuk
akan
mainan,
menyiapkan
digunakan
karet gelang
alat
dan untuk
bahan
dan
dan
batu
melakukan
kecil/balok
percobaan
kayu
Guru
Siswa
memberikan
menerima
5 menit
111
Aktifitas
CTL
Murid
Guru
Metode
Alokasi
dan Media
Waktu
lembar kerja lembar siswa
kerja siswa
Guru
Siswa
Konstruktiv
memperhatik
melakukan
isme,
an
dan percobaan
berkeliling melakukan
pemodelan II dan
Newton
percobaan
Masyarakat belajar
Guru
Siswa
memberikan
menyimak
penjelasan
penjelasan
tentang
dari guru
hukum
menit
Inquiri,
tentang
melihat siswa hukum
25
Refleksi
Ceramah
10 menit
II
Newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari 3. Kegiatan akhir
Guru
Siswa
mendengar
menyimpul
kesimpulan
kan
dari siswa
materi yang
Masyarakat
Diskusi
Belajar
materi
telah diajarkan I. Sumber Belajar
1. Tim Abdi Guru, IPA FISIKA untuk SMP kelas VIII, Jakarta, Erlangga, 2007.
15 menit
112
2. Untoro, Joko, Buku Pintar Fisika SMP, Jakarta, Wahyu Media, 2007. 3. Wahyuni, Sri, Fisika SMP, Jakarta, Erlangga, 2006. 4. Wibowo, Tedy, Inspirasi Sains FISIKA, Jakarta, Ganeca Exact, 2007. J. Media Pembelajaran
Kereta mainan, karet gelang dan balok kayu/batu kecil K. Penilaian
Penilaian Tertulis : Hasil Jawaban LKS pada option D dan Latihan Soal Mengetahui,
Ciputat, Januari 2010
Guru Bidang Studi
Peneliti
(Saprudin, S.Pd)
(Khutbah)
113
Latihan Soal
1.
Bagaimanakah bunyi dari hukum II Newton? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... …....................................................................................................................... .... ......................................................................................................................
2.
Sebutkan penerapan peristiwa hukum II Newton dalam kehidupan seharihari? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ...........................................................................................................................
3.
Bagaimanakah bentuk hubungan antara massa dan percepatan? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ...........................................................................................................................
114
LEMBAR KERJA SISWA KEGIATAN PERCOBAAN HUKUM II NEWTON Hari / Tanggal
:
.........................................
Kelompok
:
.........................................
Nama Anggota
:
1. .....................................
5. .......................................
2. .....................................
6. .......................................
3. .....................................
7. .......................................
4. .....................................
8. .......................................
Konsep
:
Hukum Newton
Sub Konsep
:
Hukum II Newton
Waktu
:
45 Menit
A. Tujuan
Mengamati hubungan antara gaya, massa dan percepatan. B. Alat dan Bahan
1. Kereta mainan (Trolley) atau truk mainan. 2. Karet gelang 3. Balok kayu/batu kecil C. Langkah Kerja
1. Menggunting karet gelang supaya menjadi tali panjang. 2. Mengikatkan karet gelang pada kereta mainan. 3. Meletakkan kereta mainan pada bidang yang licin seperti pada lantai keramik. 4. Meminta temanmu untuk menahan kereta mainan tersebut supaya tidak bergerak sementara kamu meregang/menarik karet gelang pada panjang tertentu.
115
5. Melepaskan kereta dan mengamati jarak yang dapat ditempuh. 6. Mengulang langkah 4-5 beberapa kali dengan panjang regangan karet yang berbeda. 7. Mengulang langkah 4-6 dengan memberikan beban berupa balok kayu atau benda kecil yang berat pada kereta secara bertahap. D. Isilah Pertanyaan Dibawah ini !
1.
Apakah kereta mainan/truk mainan mengalami perubahan jarak tempuh pada langkah 5, 6 dan 7? ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ......................................................................................................................
2.
Bandingkan pengamatan untuk langkah 5, 6 dan 7.jelaskan? ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ......................................................................................................................
3.
Kesimpulan apa yang bisa kamu ambil dari eksperimen tersebut? ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ......................................................................................................................
116
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Nama Sekolah
: SMP Negeri 6 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: VIII/II
Materi Pokok
: Hukum-hukum Newton
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari. B. Kompetensi Dasar
Menerapkan hukum Newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. C. Materi/konsep
Hukum III Newton D. Indikator
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum III Newton 2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum III Newton secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari. E. Alokasi Waktu
2 x 40 menit (2 jam pelajaran) F. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum III Newton 2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum III Newton secara sederhana dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. G. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan: CTL Metode: Eksperimen dan ceramah
117
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Aktifitas Guru
1. Kegiatan
CTL Murid
Guru
Menjawab
awal
memberikan
pertanyaan
Motivasi
pertanyaan:
dari guru
dan
Apakah
apersepsi
mempengaruhi gerak
Bertanya
Metode
Alokasi
dan Media
Waktu
Ceramah
15 menit
yang suatu
benda? Mengapa gelas di atas meja tidak terjungkir jika tidak kamu senggol? 2. Kegiatan inti
Guru
Siswa
membimbing
berkumpul
siswa dalam
dengan
pembagian
kelompok
kelompok
yang sudah
Informasi
5 menit
5 menit
ditentukan oleh guru Guru
Siswa
Eksperimen
memberikan
menyiapkan
Alat
instruksi
alat dan bahan
bahan:
kepada siswa
yang akan
kursi
untuk
digunakan
beroda, tali
menyiapkan
untuk
plastik/rafia
alat dan bahan
melakukan
dan
118
Aktifitas Guru
CTL Murid
Metode
Alokasi
dan Media
Waktu
percobaan Guru
Siswa
memberikan
menerima
lembar kerja
lembar kerja
siswa
siswa
Guru
Siswa
Konstruktivis
memperhatika
melakukan
me
n dan
percobaan
Inquiri
berkeliling
tentang hukum
Pemodelan
melihat siswa
III Newton
dan
5 menit
melakukan
Masyarakat
percobaan
belajar
Guru
Siswa
memberikan
menyimak
penjelasan
penjelasan dari
tentang hukum
guru
25 menit
Ceramah
10 menit
Diskusi
15 menit
III Newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari 3. Kegiatan akhir
Guru
Siswa
mendengar
menyimpulkan
kesimpulan
materi materi
dari siswa
yang telah diajarkan
Masyarakat Belajar
119
I. Sumber Belajar
5. Tim Abdi Guru, .IPA FISIKA untuk SMP kelas VIII, Jakarta, Erlangga, 2007. 6. Untoro, Joko, Buku Pintar Fisika SMP, Jakarta, Wahyu Media, 2007. 7. Wahyuni, Sri, Fisika SMP, Jakarta, Erlangga, 2006. 8. Wibowo, Tedy, Inspirasi Sains FISIKA, Jakarta, Ganeca Exact, 2007 J. Media Pembelajaran
Kursi beroda dan tali rafia K. Penilaian
Penilaian Tertulis: Hasil Jawaban LKS pada option D dan latihan soal
Mengetahui,
Ciputat, Januari 2010
Guru Bidang Studi
Peneliti
(Saprudin, S.Pd)
(Khutbah)
120
Latihan Soal
1.
Bagaimanakah bunyi dari hukum III Newton? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... …....................................................................................................................... .... ......................................................................................................................
2.
Sebutkan penerapan peristiwa hukum III Newton dalam kehidupan seharihari? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ...........................................................................................................................
3.
Jika kamu memukul tembok dengan tanganmu, tanganmu merasa sakit bukan? mengapa demikian? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ...........................................................................................................................
121
LEMBAR KERJA SISWA KEGIATAN PERCOBAAN HUKUM III NEWTON Hari / Tanggal
:
.........................................
Kelompok
:
.........................................
Nama Anggota
:
1. .....................................
5. ......................................
2. .....................................
6. ......................................
3. .....................................
7. ......................................
4. .....................................
8. ......................................
Konsep
:
Hukum Newton
Sub Konsep
:
Hukum III Newton
Waktu
:
45 Menit
A. Tujuan
Mengamati gaya aksi-reaksi B. Alat dan Bahan
1. Kursi beroda. 2. Tali plastik/rafia. C. Langkah Kerja
1. Salah satu ujung tali di pegang oleh salah seorang siswa. 2. Duduklah diatas kursi sambil menarik ujung tali yang bebas. 3. Menarik tali dengan perlahan dan kemudian tarik dengan kuat.
122
D. Isilah Pertanyaan Dibawah ini !
1. Apakah kamu merasakan gaya yang menarik kalian ke arah tembok atau tiang? ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... 2. Apa yang kamu rasakan apabila tali ditarik perlahan atau ditarik dengan kuat? Jelaskan? ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... 3. Kesimpulan apa yang bisa kamu ambil dari eksperimen tersebut? ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ......................................................................................................................
123
Lampiran B.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Nama Sekolah
: SMP Negeri 6 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: VIII/II
Materi Pokok
: Hukum-hukum Newton
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari. B. Kompetensi Dasar
Menerapkan hukum Newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. C. Materi/konsep
Hukum I Newton D. Indikator
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum I Newton 2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum I Newton secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari. E. Alokasi Waktu
2 x 40 menit (2 jam pelajaran) F. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum I Newton 2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum I Newton secara sederhana dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. G. Metode Pembelajaran
Demonstrasi, Tanya jawab dan ceramah
124
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Aktifitas Guru
1. Kegiatan
Guru
Murid
memberikan Menjawab
awal
pertanyaan:
pertanyaan
Motivasi
Apakah yang terjadi
dari guru
dan
jika mobil yang
apersepsi
kamu tumpangi
Metode dan
Alokasi
Media
Waktu
Ceramah dan
15 menit
Tanya Jawab
berhenti secara tibatiba? 2. Kegiatan inti
Guru memberikan
Siswa
pengantar tentang
menyimak
materi hukum I
penjelasan
Newton
dari guru
Guru memberikan
Ceramah
15 menit
Siswa
Demonstrasi
10 menit
contoh dengan
melihat apa
Alat dan bahan:
melakukan
yang
- Gelas
demonstrasi
dilakukan
- Kertas HVS
guru
- Meja
Guru meminta salah
Siswa
satu siswa untuk
melihat apa
melakukan
yang
demonstrasi di
dilakukan
depan kelas
siswa lain
Guru memberikan
Siswa
penjelasan tentang
menyimak
hukum I Newton
penjelasan
dan penerapannya
dari guru
dalam kehidupan sehari-hari
10 menit
Ceramah
15 menit
125
Aktifitas Guru
3. Kegiatan akhir
Murid
Guru menyimpulkan Siswa materi pelajaran
mendengar
yang telah
kesimpulan
disampaikan
dari guru
Metode dan
Alokasi
Media
Waktu
Ceramah
15 menit
I. Sumber Belajar
1. Tim Abdi Guru, IPA FISIKA untuk SMP kelas VIII, Jakarta, Erlangga, 2007. 2. Untoro, Joko, Buku Pintar Fisika SMP, Jakarta, Wahyu Media, 2007. 3. Wahyuni, Sri, Fisika SMP, Jakarta, Erlangga, 2006. 4. Wibowo, Tedy, Inspirasi Sains FISIKA, Jakarta, Ganeca Exact, 2007. J. Media Pembelajaran
Gelas, kertas HVS dan meja K. Penilaian
Tes isian 1. Bagaimanakah bunyi dari hukum I Newton? 2. Sebutkan peristiwa hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari? 3. Apakah yang terjadi jika mobil yang kamu tumpangi berhenti secara tibatiba?
Mengetahui,
Ciputat, Januari 2010
Guru Bidang Studi
Peneliti
(Saprudin, S.Pd)
(Khutbah)
126
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Nama Sekolah
: SMP Negeri 6 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: VIII/II
Materi Pokok
: Hukum-hukum Newton
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari. B. Kompetensi Dasar
Menerapkan hukum Newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. C. Materi/konsep
Hukum II Newton D. Indikator
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum II Newton 2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum II Newton secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari. E. Alokasi Waktu
2 x 40 menit (2 jam pelajaran) F. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum II Newton 2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum II Newton secara sederhana dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. G. Metode Pembelajaran
Eksperimen, Tanya Jawab dan ceramah
127
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Aktifitas
Metode dan
Alokasi
Media
Waktu
Guru memberikan Menjawab
Ceramah dan
15 menit
awal
pertanyaan:
pertanyaan
Tanya Jawab
Motivasi
Dapatkah kamu
dari guru
dan
berjalan cepat di
apersepsi
dalam kolam
Guru
1. Kegiatan
Murid
renang? 2. Kegiatan inti
Guru memberikan
Siswa
pengantar tentang
menyimak
materi hukum II
penjelasan
Newton
dari guru
Guru memberikan
Informasi
15 menit
Siswa melihat
Demonstrasi
10 menit
contoh dengan
apa yang
Alat dan bahan:
melakukan
dilakukan
- kereta mainan
demonstrasi
guru
- karet gelang - batu kecil/balok
Guru meminta
Siswa melihat
salah satu siswa
apa yang
untuk melakukan
dilakukan
demonstrasi di
siswa lain
10 menit
depan kelas Guru memberikan
Siswa
penjelasan tentang
menyimak
hukum II Newton
penjelasan
dan penerapannya
dari guru
dalam kehidupan sehari-hari
Ceramah
15 menit
128
Aktifitas Guru
3. Kegiatan akhir
Murid
Guru
Siswa
menyimpulkan
mendengar
materi pelajaran
kesimpulan
yang telah
dari guru
Metode dan
Alokasi
Media
Waktu
Ceramah
15 menit
disampaikan L. Sumber Belajar
1. Tim Abdi Guru, IPA FISIKA untuk SMP kelas VIII, Jakarta, Erlangga, 2007. 2. Untoro, Joko, Buku Pintar Fisika SMP, Jakarta, Wahyu Media, 2007. 3. Wahyuni, Sri, Fisika SMP, Jakarta, Erlangga, 2006. 4. Wibowo, Tedy, Inspirasi Sains FISIKA, Jakarta, Ganeca Exact, 2007. I. Media Pembelajaran
Kereta mainan, karet gelang dan balok kayu/batu kecil J. Penilaian
Tes isian 1. Bagaimanakah bunyi dari hukum II Newton? 2. Sebutkan peristiwa hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari? 3. Bagaimanakah bentuk hubungan antara massa dan percepatan?
Mengetahui,
Ciputat, Januari 2010
Guru Bidang Studi
Peneliti
(Saprudin, S.Pd)
(Khutbah)
129
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Nama Sekolah
: SMP Negeri 6 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: VIII/II
Materi Pokok
: Hukum-hukum Newton
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari. B. Kompetensi Dasar
Menerapkan hukum Newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. C. Materi/konsep
Hukum III Newton D. Indikator
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum III Newton 2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum III Newton secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari. E. Alokasi Waktu
2 x 40 menit (2 jam pelajaran) F. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan bunyi hukum III Newton 2. Siswa dapat menyebutkan penerapan hukum III Newton secara sederhana dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. G. Metode Pembelajaran
Demonstrasi, Tanya Jawab dan ceramah
130
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Aktifitas
1. Kegiatan
Guru
Murid
Guru
memberikan Menjawab
awal
pertanyaan:
Motivasi
Apakah
dan
mempengaruhi
apersepsi
gerak suatu benda?
pertanyaan
Metode dan
Alokasi
Media
Waktu
Ceramah dan
15 menit
Tanya Jawab
yang dari guru
Mengapa gelas di atas meja tidak terjungkir jika tidak kamu senggol? 2. Kegiatan inti
Guru memberikan
Siswa
pengantar tentang
menyimak
materi hukum III
penjelasan
Newton
dari guru
Guru memberikan
Ceramah
15 menit
Siswa
Demonstrasi
10 menit
contoh dengan
melihat apa
Alat dan bahan:
melakukan
yang
- kursi beroda
demonstrasi
dilakukan
- tali
guru
plastik/rafia
Guru meminta salah
Siswa
satu siswa untuk
melihat apa
melakukan
yang
demonstrasi di
dilakukan
depan kelas
siswa lain
Guru memberikan
Siswa
penjelasan tentang
menyimak
hukum III Newton
penjelasan
dan penerapannya
dari guru
10 menit
Ceramah
15 menit
131
Aktifitas Guru
Murid
Metode dan
Alokasi
Media
Waktu
Ceramah
15 menit
dalam kehidupan sehari-hari 3. Kegiatan akhir
Guru menyimpulkan Siswa materi pelajaran
mendengar
yang telah
kesimpulan
disampaikan
dari guru
I. Sumber Belajar
1. Tim Abdi Guru, IPA FISIKA untuk SMP kelas VIII, Jakarta, Erlangga, 2007. 2. Untoro, Joko, Buku Pintar Fisika SMP, Jakarta, Wahyu Media, 2007. 3. Wahyuni, Sri, Fisika SMP, Jakarta, Erlangga, 2006. 4. Wibowo, Tedy, 2007, Inspirasi Sains FISIKA, Jakarta, Ganeca Exact, 2007. J. Media Pembelajaran
Kursi beroda dan tali rafia K. Penilaian Tes Isian
1. Bagaimanakah bunyi dari hukum III Newton? 2. Sebutkan peristiwa hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari? 3. Jika kamu memukul tembok dengan tanganmu, tanganmu merasa sakit bukan? Mengapa demikian?
Mengetahui,
Ciputat, Januari 2010
Guru Bidang Studi
Peneliti
(Saprudin, S.Pd)
(Khutbah)
132
Lampiran C.1 Data Nilai Pretest dan Posttest Hasil Belajar Hasil Belajar Kelas Eksperimen Kelas Kontrol No No Siswa Pretest Posttest Siswa Pretest Posttest 1 15 80 1 25 65 2 50 80 2 40 60 3 35 85 3 40 50 4 35 75 4 25 80 5 30 80 5 35 70 6 45 90 6 25 70 7 40 80 7 45 65 8 35 85 8 45 80 9 25 95 9 30 65 10 35 80 10 30 80 11 40 90 11 45 70 12 45 85 12 40 75 13 35 85 13 35 80 14 50 70 14 50 75 15 50 70 15 35 85 16 30 95 16 50 75 17 40 85 17 40 80 18 50 55 18 50 60 19 40 70 19 50 70 20 50 85 20 35 90 21 40 80 21 50 65 22 25 90 22 15 65 23 40 80 23 35 80 24 40 70 24 30 70 25 45 85 25 35 85 26 30 80 26 25 60 27 45 90 27 30 65 28 45 65 28 45 80 29 45 65 29 35 70 30 30 80 30 30 90
133
Lampiran C.2
Data skor pretest siswa kelas eksperimen No Nilai
No Nilai
No Nilai
1
15
11
40
21
40
2
50
12
45
22
25
3
35
13
35
23
40
4
35
14
50
24
40
5
30
15
50
25
40
6
45
16
30
26
30
7
40
17
40
27
45
8
35
18
50
28
45
9
25
19
40
29
45
10
35
20
50
30
30
Skor Terbesar = 50 Skor Terkecil = 15 Rentang (R)
= Skor Terbesar – Skor Terkecil = 50 – 15 = 35
Banyak Kelas (BK)
= 1 + 3,3 Log 30 = 1 + 3,3 (1,47) = 1 + 4,85 = 5,85 ≈ 6
Panjang Kelas (i)
=
R 35 = = 5,83 ≈ 6 BK 6
134
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai
fi
xi
fi . Xi
xi2
fi . xi2
15 - 20
1
17.5
17.5
306.25
306.25
21 - 26
2
23.5
47
552.25
1104.5
27 - 32
4
29.5
118
870.25
3481
33 - 38
5
35.5
177.5
39 - 44
8
41.5
332
1722.25
45 - 50
10
47.5
475
2256.25 22562.5
Jumlah
30
195
1167
6967.50 47533.5
1260.25 6301.25 13778
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai ratarata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut. a. Rata-rata ( X ) X
=
∑ f ⋅x ∑f i
i
i
1167 30 = 38,9 =
b. Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
Me
⎞ ⎛1 ⎜ n−F ⎟ ⎟ = b + P⎜ 2 ⎟ ⎜ f ⎟ ⎜ ⎠ ⎝
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 47,5
P = panjang kelas
= 6
135
n = banyaknya data
= 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 1+2+4+5+8=20 f = nilai frekuensi kelas median
= 10
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
Me
⎛1 ⎞ ⎜ .30 − 20 ⎟ ⎟ = 47,5 + 6⎜ 2 10 ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ = 47,5 + (6 × (−0,5) ) = 47,5 − 3 = 44,5
c. Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini. Mo
⎛ b1 = b + P⎜⎜ ⎝ b1 + b2
⎞ ⎟⎟ ⎠
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 47,5
P = panjang kelas
= 6
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
= 10 – 8 = 2
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
= 10 – 0 = 10
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
136
Mo
⎛ 1 ⎞ = 47,5 + 6⎜ ⎟ ⎝ 1 + 10 ⎠ = 47,5 + (6 × 0,09) = 47,5 + 0,54 = 48,04
d. Deviasi Standar (S) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini. 2 n ∑ fxi − (∑ fxi ) 30 × 47533,5 − (1167 ) 64116 = = = 73,69 = 8,58 n(n − 1) 30 × (30 − 1) 870 2
s=
2
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 14,5
20,5
26,5
32,5
38,5
44,5
b. Mencari nilai Z-Score Z= 14,5 − 38,9 = −2,84 8,58 20,5 − 38,9 = −2,14 Z2 = 8,58 26,5 − 38,9 = −1,44 Z3 = 8,58 32,5 − 38,9 = −0,75 Z4 = 8,58 38,5 − 38,9 = −0,05 Z5 = 8,58 44,5 − 38,9 = 0,65 Z6 = 8,58 50,5 − 38,9 = 1,35 Z7 = 8,58 Z1 =
Batas Kelas − x s
50,5
137
c. Mencari luas Z tabel dari tabel distribusi normal luas Z tabel dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas: Luas Ztabel = Z-2,84 - Z-2,14 = 0,4977 - 0,4838 = 0,0139 Luas Ztabel = Z-2,14 - Z-1,44 = 0,4838 - 0,4251 = 0,0587 Luas Ztabel = Z-1,44 - Z-0,75 = 0,4251 - 0,2734 = 0,1517 Luas Ztabel = Z-0,75 - Z-0,05 = 0,2734 - 0,0199 = 0,2535 Luas Ztabel = Z0,05 + Z0,65 = 0,0199 + 0,2422= 0,2621 Luas Ztabel = Z0,65 - Z1,35= 0,4115 - 0,2422 = 0,1693 d. Mencari frekuensi yang diharapkan ( Ei ) 0,0139 x 30 = 0,417 0,0587 x 30 = 1,761 0,1517 x 30 = 4,551 0,2535 x 30 = 7,605 0,2621 x 30 = 7,863 0,1693 x 30 = 5,079 Kelas
15 - 20
fi.xi
17.5
xi
17.5
fi. Xi
2
batas kelas
Z batas kelas
14.5
-2.84
306.25 20.5
21 - 26
47
23.5
27 - 32
118
29.5
33 - 38
177.5 35.5 6301.25
Oi
(Oi Ei)2/Ei
0.0139
0.417
1
0.8151
0.0587
1.761
2
0.0324
0.1517
4.551
4
0.0667
0.2535
7.605
5
0.8923
-1.44
3481 32.5
Ei
-2.14
1104.5 26.5
luas Z tabel
-0.75
138
Kelas
fi.xi
39 - 44
332
xi
41.5
fi. Xi2
batas kelas
Z batas kelas
38.5
-0.05
13778 44.5
45 - 50
475
1167
Ei
Oi
(Oi Ei)2/Ei
0.2621
7.863
8
0.0024
0.1693
5.079
10
4.7679
0.65
47.5 22562.5 50.5
Jumlah
luas Z tabel
1.35
47533.5
30 X2
6.5768
Mencari chi-kuadrat hitung ( χ 2 hitung ) k
(OI − EI )2
i =1
EI
χ 2 hitung = ∑ χ 2 hitung =
(1− 0,417)2 + (2 −1,761)2 + (4 − 4,551)2 + (5 − 7,605)2 + (8 − 7,863)2 + (10− 5,079)2
0,417 1,761 4,551 7,605 = 0,8151+ 0,0324+ 0,0667+ 0,8923+ 0,0024+ 4,7679
7,863
5,079
= 6,5768
Nilai χ 2 tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 6 – 3 = 3 pada tabel chi-kuadrat didapat, χ 2 tabel = 7,81 Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika χ 2 hitung ≥ χ 2 tabel , artinya Distribusi Data Tidak Normal dan Jika χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel , artinya Data Berdistribusi Normal Dari penghitungan didapat:
χ 2 hitung = 6,5768 dan χ 2 tabel = 7,81 Jadi, χ 2 hitung < χ 2 tabel , artinya Data Berdistribusi Normal
139
Lampiran C.3
Data skor pretest siswa kelas kontrol No Nilai No Nilai No Nilai 1 25 11 45 21 50 2 40 12 40 22 15 3 40 13 35 23 35 4 25 14 50 24 30 5 35 15 35 25 35 6 25 16 50 26 25 7 45 17 40 27 30 8 45 18 50 28 45 9 30 19 50 29 35 10 30 20 35 30 30 Skor Terbesar = 50 Skor Terkecil = 15 Rentang (R)
= Skor Terbesar – Skor Terkecil = 50 – 15 = 35
Banyak Kelas (BK)
= 1 + 3,3 Log 30 = 1 + 3,3 (1,47) = 1 + 4,85 = 5,85 ≈ 6
Panjang Kelas (i)
=
R 35 = = 5,83 ≈ 6 BK 6
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai 15 - 20 21 - 26 27 - 32 33 - 38 39 - 44 45 - 50 Jumlah
fi 1 3 4 7 6 9 30
xi 17.5 23.5 29.5 35.5 41.5 47.5 195
fi . Xi 17.5 70.5 118 248.5 249 427.5 1131
xi2 306.25 552.25 870.25 1260.25 1722.25 2256.25 6967.50
fi . xi2 306.25 1656.75 3481 8821.75 10333.5 20306.3 44905.5
140
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai ratarata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut. d. Rata-rata ( X ) X
=
∑ f ⋅x ∑f i
i
i
1131 30 = 37,7 =
e. Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
Me
⎛1 ⎞ ⎜ n−F ⎟ ⎟ = b + P⎜ 2 ⎜ ⎟ f ⎜ ⎟ ⎝ ⎠
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 47,5
P = panjang kelas
= 6
n = banyaknya data
= 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 1+3+4+7+6=21 f = nilai frekuensi kelas median
= 9
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
Me
⎞ ⎛1 ⎜ .30 − 21 ⎟ ⎟ = 47,5 + 6⎜ 2 9 ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎠ ⎝ = 47,5 + (6 × (−0,6) ) = 47,5 − 4 = 43,5
141
f. Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini. Mo
⎛ b1 = b + P⎜⎜ ⎝ b1 + b2
⎞ ⎟⎟ ⎠
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 47,5
P = panjang kelas
= 6
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
= 9–6=3
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
= 9–0=9
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut. Mo
⎛ 3 ⎞ = 47,5 + 6⎜ ⎟ ⎝3+9⎠ = 47,5 + (6 × 0,25) = 47,5 + 1,5 = 49
d. Deviasi Standar (S) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini. n ∑ fxi − (∑ fxi ) 2
s=
2
n(n − 1)
30 × 44905,5 − (1131) = = 30 × (30 − 1) 2
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: e. Menentukan batas kelas, yaitu: 14,5
20,5
26,5
32,5
38,5
44,5
f. Mencari nilai Z-Score Z=
Batas Kelas − x s
50,5
68004 = 78.16 = 8,84 870
142
14,5 − 37,7 = −2,62 8,84 20,5 − 37.7 = = −1,95 8,84 26,5 − 37,7 = = −1,27 8,84 32,5 − 37,7 = = −0,59 8,84 38,5 − 37,7 = = 0,09 8,84 44,5 − 37,7 = = 0,77 8,84 50,5 − 37,7 = = 1,45 8,84
Z1 = Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7
g. Mencari luas Z tabel dari tabel distribusi normal luas Z tabel dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas: Luas Ztabel = Z-2,62 - Z-1,95 = 0,4956 - 0,4744 = 0,0212 Luas Ztabel = Z-1,95 - Z-1,27 = 0,4744 – 0,3980 = 0,0764 Luas Ztabel = Z-1,27 - Z-0,59 = 0,3980 - 0,2224 = 0,1756 Luas Ztabel = Z-0,59 + Z0,09= 0,2224+ 0,0359 = 0,2583 Luas Ztabel = Z0,09 - Z0,77 = 0,2794 – 0,0359= 0,2435 Luas Ztabel = Z0,77 - Z1,45= 0,4265 – 0,2794 = 0,1471 h. Mencari frekuensi yang diharapkan ( Ei ) 0,0212 x 30 = 0,636 0,0764 x 30 = 2,292 0,1756 x 30 = 5,268 0,2583 x 30 = 7,749 0,2435 x 30 = 7,305 0,1471 x 30 = 4,413
143
Kelas
fi.xi
xi
fi. Xi2
batas kelas
14.5 15 - 20
17.5
17.5
306.25 20.5
21 -26
70.5
23.5
118
29.5
33 - 38 248.5
35.5
39 - 44
249
41.5
45 - 50 427.5
47.5
Jumlah
1131
0.0212
0.636
1
0.2083
0.0764
2.292
3
0.2187
0.1756
5.268
4
0.3052
0.2583
7.749
7
0.0724
0.2435
7.305
6
0.2331
0.1471
4.413
9
4.7679
0.77
20306.3 50.5
(Oi Ei)2/Ei
0.09
10333.5 44.5
Oi
-0.59
8821.75 38.5
Ei
-1.27
3481 32.5
luas Z tabel
-1.95
1656.75 26.5
27 - 32
Z batas kelas -2.62
1.45
44905.5
30 2
X
5.8056
Mencari chi-kuadrat hitung ( χ 2 hitung )
χ
χ 2 hitung =
2
hitung
k
(OI − EI )2
i =1
EI
=∑
(1 − 0,636)2 + (3 − 2,292)2 + (4 − 5,268)2 + (7 − 7,749)2 + (6 − 7,305)2 + (9 − 4,413)2
0,636 2,292 5,268 7,749 = 0,2083+ 0,2187+ 0,3052+ 0,0724+ 0,2331+ 4,7679 = 5,8056
7,305
4,413
Nilai χ 2 tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 6 – 3 = 3pada tabel chi-kuadrat didapat, χ 2 tabel = 7,81 Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika χ 2 hitung ≥ χ 2 tabel , artinya Distribusi Data Tidak Normal dan Jika χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel , artinya Data Berdistribusi Normal
Dari penghitungan didapat: χ 2 hitung = 5,8056 dan χ 2 tabel = 7,81 Jadi, χ 2 hitung < χ 2 tabel , artinya Data Berdistribusi Normal
144
Lampiran C.4
Data skor posttest siswa kelas eksperimen No Nilai
No Nilai
No Nilai
1
80
11
90
21
80
2
80
12
85
22
90
3
85
13
85
23
80
4
75
14
70
24
70
5
80
15
70
25
85
6
90
16
95
26
80
7
80
17
85
27
90
8
85
18
55
28
65
9
95
19
70
29
65
10
80
20
85
30
80
Skor Terbesar = 95 Skor Terkecil = 55 Rentang (R)
= Skor Terbesar – Skor Terkecil = 95 – 55 = 40
Banyak Kelas (BK)
= 1 + 3,3 Log 30 = 1 + 3,3 (1,47) = 1 + 4,85 = 5,85 ≈ 6
145
Panjang Kelas (i)
=
R 40 = = 6,67 ≈ 7 BK 6
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai
fi
xi
fi . Xi
xi2
fi . xi2
55 - 61
1
58
58
3364.00
3364
62 - 68
2
65
130
4225.00
8450
69 - 75
5
72
360
5184.00
25920
76 - 82
9
79
711
6241.00
56169
83 - 89
7
86
602
7396.00
51772
90 - 96
6
93
558
8649.00
51894
Jumlah
30
453
2419
35059.00 197569
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai ratarata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut. g. Rata-rata ( X )
X
=
∑ f ⋅x ∑f i
i
i
2419 30 = 80,63 =
h. Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
Me
⎛1 ⎞ ⎜ n−F ⎟ ⎟ = b + P⎜ 2 ⎜ ⎟ f ⎜ ⎟ ⎝ ⎠
146
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 79
P = panjang kelas
= 7
n = banyaknya data
= 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 1+2+5=8 f = nilai frekuensi kelas median
= 9
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
Me
⎞ ⎛1 ⎜ .30 − 8 ⎟ ⎟ = 79 + 7⎜ 2 9 ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎠ ⎝ = 79 + (7 × (0,7) ) = 79 + 5,4 = 84,44
i. Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini. Mo
⎛ b1 = b + P⎜⎜ ⎝ b1 + b2
⎞ ⎟⎟ ⎠
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 79
P = panjang kelas
= 7
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
= 9–5=4
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
= 9–7=2
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
147
Mo
⎛ 4 ⎞ = 79 + 7⎜ ⎟ ⎝4+ 2⎠ = 79 + (7 × 0,6) = 79 + 4,6 = 83,66
d. Deviasi Standar (S) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini. n ∑ fxi − (∑ fxi ) 2
s=
30 × 197569 − (2419 ) = 30 × (30 − 1)
2
n(n − 1)
2
=
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu:
54,5
61,5
68,5
75,5
82,5
89,5
b. Mencari nilai Z-Score Z= 54,5 − 80,63 = −2,81 9,31 61,5 − 80,63 = −2,06 Z2 = 9,31 68,5 − 80,63 = −1,30 Z3 = 9,31 75,5 − 80,63 = −0,55 Z4 = 9,31 82,5 − 80,63 = 0,20 Z5 = 9,31 89,5 − 80,63 = 0,95 Z6 = 9,31 96,5 − 80,63 = 1,70 Z7 = 9,31 Z1 =
Batas Kelas − x s
96,5
75509 = 86,79 = 9,31 870
148
c. Mencari luas Z tabel dari tabel distribusi normal luas Z tabel dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas: Luas Ztabel = Z-2,81 - Z-2,06 = 0,4975 - 0,4803 = 0,0172 Luas Ztabel = Z-2,06 - Z-1,30 = 0,4803 - 0,4032 = 0,0771 Luas Ztabel = Z-1,30 - Z-0,55 = 0,4032 - 0,2088 = 0,1944 Luas Ztabel = Z-0,55 + Z0,20 = 0,2088 + 0,0793 = 0,2881 Luas Ztabel = Z0,20 - Z0,95 = 0,3289 - 0,0793 = 0,2496 Luas Ztabel = Z0,95 - Z1,70 = 0,4554 - 0,3289 = 0,1265 d. Mencari frekuensi yang diharapkan ( Ei ) 0,0172 x 30 = 0,516 0,0771 x 30 = 2,313 0,1944 x 30 = 5,832 0,2881 x 30 = 8,643 0,2496 x 30 = 7,488 0,1265 x 30 = 3,795 Kelas
55 - 61
fi.xi
58
xi
58
fi. Xi2
batas kelas
Z batas kelas
54.5
-2.81
3364 61.5
62 - 68
130
65
69 - 75
360
72
76 - 82
711
79
(Oi Ei)2/Ei
0.0172
0.516
1
0.4540
0.0771
2.313
2
0.0424
0.1944
5.832
5
0.1187
0.2881
8.643
9
0.0147
-0.55
56169 82.5
Oi
-1.30
25920 75.5
Ei
-2.06
8450 68.5
luas Z tabel
0.20
149
Kelas
fi.xi
xi
fi. Xi2
83 - 89
602
86
51772
batas kelas
89.5 90 - 96
558
93
2419 453
luas Z tabel
Ei
Oi
(Oi Ei)2/Ei
0.2496
7.488
7
0.0318
0.1265
3.795
6
1.2812
0.95
51894 96.5
Jumlah
Z batas kelas
1.70
197569
30 X2
1.9427
Mencari chi-kuadrat hitung ( χ 2 hitung )
χ χ 2 hitung =
2
hitung
k
(Oi − Ei )2
i =1
Ei
=∑
(1 − 0,516)2 + (2 − 2,313)2 + (5 − 5,832)2 + (9 − 8,643)2 + (7 − 7,488)2 + (6 − 3,795)2
0,516 2,313 5,832 8,643 = 0,4540+ 0,0424+ 0,1187+ 0,0147+ 0,0318+ 1,2812 =1,9427
7,488
3,795
Nilai χ 2 tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 6 – 3 = 3 pada tabel chi-kuadrat didapat, χ 2 tabel = 7,81 Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika χ 2 hitung ≥ χ 2 tabel , artinya Distribusi Data Tidak Normal dan Jika χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel , artinya Data Berdistribusi Normal Dari penghitungan didapat:
χ 2 hitung = 1,9427 dan χ 2 tabel = 7,81 Jadi, χ 2 hitung < χ 2 tabel , artinya Data Berdistribusi Normal
150
Lampiran C.5
Data skor posttest siswa kelas kontrol No Nilai No Nilai No Nilai 1 65 11 70 21 65 2 60 12 75 22 65 3 50 13 80 23 80 4 80 14 75 24 70 5 70 15 85 25 85 6 70 16 75 26 60 7 65 17 80 27 65 8 80 18 60 28 80 9 65 19 70 29 70 10 80 20 90 30 90 Skor Terbesar = 90 Skor Terkecil = 45 Rentang (R)
= Skor Terbesar – Skor Terkecil = 90 - 45 = 45
Banyak Kelas (BK)
= 1 + 3,3 Log 30 = 1 + 3,3 (1,47) = 1 + 4,85 = 5,85 ≈ 6
Panjang Kelas (i)
=
R 45 = = 7,5 ≈ 8 BK 6
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai 45 - 52 53 - 60 61 - 68 69 - 76 77 - 84 85 - 92 Jumlah
fi 1 3 6 9 7 4 30
xi 48.5 56.5 64.5 72.5 80.5 88.5 411
fi . Xi 48.5 169.5 387 652.5 563.5 354 2175
xi2 2352.25 3192.25 4160.25 5256.25 6480.25 7832.25 29273.50
fi . xi2 2352.25 9576.75 24961.5 47306.3 45361.8 31329 160888
151
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai ratarata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut. j. Rata-rata ( X ) X
=
∑ f ⋅x ∑f i
i
i
2175 30 = 72,50 =
k. Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
Me
⎛1 ⎞ ⎜ n−F ⎟ ⎟ = b + P⎜ 2 ⎜ ⎟ f ⎜ ⎟ ⎝ ⎠
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 72,5
P = panjang kelas
= 8
n = banyaknya data
= 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 1+3+6=10 f = nilai frekuensi kelas median
= 9
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
Me
⎞ ⎛1 ⎜ .30 − 10 ⎟ ⎟ = 72,5 + 8⎜ 2 9 ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎠ ⎝ = 72,5 + (8 × (0,5) ) = 72,5 + 4,4 = 76,94
l. Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
152
Mo
⎛ b1 = b + P⎜⎜ ⎝ b1 + b2
⎞ ⎟⎟ ⎠
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 72,5
P = panjang kelas
= 8
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
= 9–6=3
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
= 9–7=2
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut. Mo
⎛ 3 ⎞ = 72,5 + 8⎜ ⎟ ⎝3+ 2⎠ = 72,5 + (8 × 0,6) = 72,5 + 4,8 = 77,30
d. Deviasi Standar (S) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini. n ∑ fxi − (∑ fxi ) 2
s=
2
n(n − 1)
30 × 160888 − (2176 ) 91664 = = = 105,360 = 10,50 30 × (30 − 1) 870 2
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: a. Menentukan batas kelas, yaitu: 44,5
52,5
60,5
68,5
76,5
84,5
b. Mencari nilai Z-Score Z=
Batas Kelas − x s
91,5
153
44,5 − 72,5 = −2,67 10,50 52,5 − 72,5 = = −1,90 10,50 60,5 − 72,5 = = −1,14 10,50 68,5 − 72,5 = = −0,38 10,50 76,5 − 72,5 = = 0,38 10,50 84,5 − 72,5 = = 1,14 10,50 91,5 − 72,5 = = 1,81 10,50
Z1 = Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7
c. Mencari luas Z tabel dari tabel distribusi normal luas Z tabel dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas: Luas Ztabel = Z-2,67 - Z-1,90 = 0,4962 - 0,4713= 0,0249 Luas Ztabel = Z-1,90 - Z-1,14 = 0,4713 - 0,3729 = 0,0984 Luas Ztabel = Z-1,14 - Z-0,38 = 0,3729 - 0,1480 = 0,2249 Luas Ztabel = Z-0,38+ Z038 = 0,1480 + 0,1480 = 0,296 Luas Ztabel = Z0,38 - Z1,14 = 0,3729 – 0,1480 = 0,2249 Luas Ztabel = Z1,14 - Z1,81 = 0,4649 – 0.3729 = 0,092 d. Mencari frekuensi yang diharapkan ( Ei ) 0,0249 x 30 = 0,747 0,0984 x 30 = 2,952 0,2249 x 30 = 6,747 0,296 x 30 = 8,880 0,2249 x 30 = 6,747 0,0920 x 30 = 2,760
154
Kelas
fi.xi
xi
fi. Xi2
batas kelas
44.5 45 - 52
48.5
48.5
2352.25 52.5
53 - 60
169.5
56.5
387
64.5
69 - 76
652.5
72.5
77 - 84
563.5
80.5
85 - 92
354
88.5
Jumlah
2175
0.0249
0.747
1
0.0857
0.0984
2.952
3
0.0008
0.2249
6.747
6
0.0827
0.296
8.880
9
0.0016
0.2249
6.747
7
0.0095
0.092
2.760
4
0.5571
30
0.7374
1.14
31329 91.5
(Oi Ei)2/Ei
0.38
45361.8 84.5
Oi
-0.38
47306.3 76.5
Ei
-1.14
24961.5 68.5
luas Z tabel
-1.90
9576.75 60.5
61 - 68
Z batas kelas -2.67
1.81
160888
Mencari chi-kuadrat hitung ( χ 2 hitung )
χ
χ 2 hitung =
2
hitung
k
(OI − EI )2
i =1
EI
=∑
(1 − 0,747)2 + (3 − 2,952)2 + (6 − 6,747)2 + (9 − 8,880)2 + (7 − 6,747)2 + (4 − 2,760)2
0,747 2,952 6,747 8,880 = 0,0857+ 0,0008+ 0,0827+ 0,0016+ 0,0095+ 0,5571 = 0,7374
6,747
2,760
Nilai χ 2 tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k –3 = 6 –3 = 3 pada tabel chi-kuadrat didapat, χ 2 tabel = 7,81
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika χ 2 hitung ≥ χ 2 tabel , artinya Distribusi Data Tidak Normal dan Jika χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel , artinya Data Berdistribusi Normal
Dari penghitungan didapat: χ 2 hitung = 0,7374 dan χ 2 tabel = 7,81 Jadi, χ 2 hitung < χ 2 tabel , artinya Data Berdistribusi Normal
155
Lampiran C.6 Uji Homogenitas
Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil pretest dan posttest digunakan uji Bartlett berdasarkan rumus berikut ini:
[ (∑dkxLogSi )]
X 2 = (ln10) B −
2
Keterangan: Si2
= Varians tiap kelompok data
dk
= n – 1 = Derajat kebebasan tiap kelompok
B
= Nilai Barlett = (Log S2gab) (∑dk)
S2gab
= Varians gabungan = S2gab =
∑ dkxS ∑ dk
2 i
Kriteria yang digunakan dalam uji bartlet adalah: -
Jika χ 2 hitung < χ 2 tabel , maka data memiliki varians yang homogen
-
Jika χ 2 hitung > χ 2 tabel , maka data memiliki varians yang tidak homogen
A. Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Langkah-langkah dalam pengujian homogenitas varians uji bartlet sebagai berikut: 1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varian tiap kelompok Jumlah sampel eksperimen = 30 Jumlah sampel kontrol = 30 S12 = SD12 = (8,584)2 = 73,69656 S22 = SD22 = (8,841)2 = 78,16558 2. Membuat tabel bantu sebagai berikut Sampel Eksperimen = 30 Kontrol = 30 ∑
db = n - 1 29 29 58
Si2
Log Si2
73.69656 1.86744721 78.16558 1.89301555 151.8621
db . Log Si2
db . Si2
54.15596911 54.89745104 109.0534201
2137.20021 2266.80181 4404.00202
156
3. Menghitung Varians Gabungan 2
S
2
gab
∑ dkxS i 4404,20021 = = = 75,93 ∑ dk 58
4. Menghitung log dari varian gabungan: LogS 2 gab = Log 75,93 = 1,8804 5. Menghitung nilai Barlett B = ( LogS 2 gab )(Σdk ) B = 1,8804 x58 B = 109,064 6. Menghitung nilai X2hitung
χ 2 = (ln 10 )[B − (∑ dkxLogSi 2 )] χ 2 = (2,30) x (109,064 − 109,053) χ 2 = (2,30) x(0,011) χ 2 = 0,025
7. Menetukan nilai X2tabel titik kritis
χ 2 tabel untuk (dk) = k-1 = 2-1 = 1 dengan α = 0,05 maka didapat χ 2 tabel = 3,8414 Dari penghitungan didapat: χ 2 hitung = 0,025 dan χ 2 tabel = 3,8414 Ternyata, χ 2 hitung < χ 2 tabel atau 0,025 < 3,8414, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
χ 2 tabel untuk (dk) = k-1 = 2-1 = 1 dengan α = 0,05, maka didapat χ 2 tabel = 3,8414
157
B. Uji Homogenitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Langkah-langkah dalam pengujian homogenitas varians uji bartlet sebagai berikut: 1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varian tiap kelompok Jumlah sampel eksperimen = 30 Jumlah sampel kontrol = 30 S12 = SD12 = (80,63)2 = 86,79196 S22 = SD22 = (72,53)2 = 110,3445 2. Membuat tabel bantu sebagai berikut Sampel Eksperimen = 30 Kontrol = 30 ∑
db = n - 1
Si2
Log Si2
db . Log Si2
db . Si2
29 29 58
86.79196 110.3445 197.1365
1.93847947 2.04275077
56.2159046 59.2397723 115.455677
2516.9667 3199.99109 5716.95778
3. Menghitung Varians Gabungan 2
S
2
gab
∑ dkxS i 5716,95778 = = = 98,56 ∑ dk 58
4. Menghitung log dari varian gabungan: LogS 2 gab = Log 98,56 = 1,993 5. Menghitung nilai Bartlet B = ( LogS 2 gab )(Σdk ) B = 1,993 x58 B = 115,634 6. Menghitung nilai X2hitung
χ 2 = (ln10)[B − (∑ dkxLogSi2 )]
χ 2 = (2,30) x(115,634 − 115,455) χ 2 = (2,30) x(0,179) χ 2 = 0,411
158
7. Menentukan nilai X2tabel titik kritis
χ 2 tabel untuk (dk) = k-1 = 2-1 = 1 dengan α = 0,05 maka didapat χ 2 tabel = 3,8414 Dari penghitungan didapat: χ 2 hitung = 0,411 dan χ 2 tabel = 3,841 Ternyata, χ 2 hitung < χ 2 tabel atau 0,411 < 3,841, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
159
Lampiran C.7 Uji Hipotesis 1. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
Hipotesis yang diajukan: Ho : X = Y Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Ha : X = Y Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t yang ditentukan dengan rumus berikut ini. X1 − X 2
t=
dsg
1 1 + n1 n 2
keterangan: X1
= rata-rata data kelas Eksperimen
X 2 = rata-rata data kelas Kontrol
dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelas Eksperimen dan kelas Kontrol n1
= jumlah data kelas Eksperimen
n2
= jumlah data kelas Kontrol
Kriteria pengujian sebagai berikut: Jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak pada tingkat kepercayaan 0,95 Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak pada tingkat kepercayaan 0,95.
160
Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut. 1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui. Dari nilai pretest diperoleh: X 1 = 38,9 X 2 = 37,7 S12 = SD12 = (8,584)2 = 73,685056 S22 = SD22 = (8,841)2 = 78,16381 2. Menentukan nilai deviasi standar gabungan (Sg) dengan rumus berikut ini. Sg =
Sg = Sg =
(n1 − 1)S1 2 + (n2 − 1)S 2 2 n1 + n2 − 2
(30 − 1) × 73,685056 + (30 − 1) × 78,16381 30 + 30 − 2 4403,617114 58
S g = 75,924433 S g = 8,713
3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data-data yang telah diperoleh.
t =
t=
x1 − x 2 1 1 + Sg n1 n2
38,9 − 37,7 8,713
1 1 + 30 30
1,2 8,713 × 0,25 t = 0,550 t=
161
4. Menentukan nilai ttabel Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah: dk = (n1-1) + (n2-1) = ( 30-1) + (30-1) = 58 pada taraf signifikansi α = 0,05 nilai ttabel diperoleh dengan interpolasi. t(0,95)(40)
= 2,021
t(0,95)(60)
= 2,000
dengan interpolasi diperoleh nilai ttabel untuk dk = 38 sebagai berikut.
8 (2,021 − 2,000) 10 = 2,000 − 0,0168
t (0,95 )(58 ) = 2,000 − = 1,9823
Sehingga didapat ttabel = 1,9823 Dari hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung sebesar 0,550 dan ttabel = 1,9823. Ternyata memenuhi kriteria pengujian ttabel > thitung atau 1,9823>0,550. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf kepercayaan 0,95 hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor pretest kelompok kontrol.
162
2. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest
Hipotesis yang diajukan: Ho : X = Y Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor post test kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Ha : X = Y Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor post test kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t yang ditentukan dengan rumus berikut ini. X1 − X 2
t=
dsg
1 1 + n1 n 2
keterangan: X1
= rata-rata data kelas Eksperimen
X 2 = rata-rata data kelas Kontrol
Sg
= nilai deviasi standar gabungan data kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
n1
= jumlah data kelas Eksperimen
n2
= jumlah data kelas Kontrol
Kriteria pengujian sebagai berikut: Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak pada tingkat kepercayaan 0,95 Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak pada tingkat kepercayaan 0,95 Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut. 1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui. Dari nilai pretest diperoleh: X 1 = 80,63 X 2 = 72,50 S12 = SD12 = (9,316)2 = 86,787856 S22 = SD22 = (10,50)2 = 110,25
163
2. Menentukan nilai deviasi standar gabungan (Sg) dengan rumus berikut ini.
Sg =
Sg = Sg =
(n1 − 1)S1 2 + (n2 − 1)S 2 2 n1 + n2 − 2
(30 − 1) × 86,787856 + (30 − 1) × 110,25 30 + 30 − 2 5714,09784 58
S g = 98,51 S g = 9,925 3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data-data yang telah diperoleh.
t=
t=
x1 − x2 1 1 Sg + n1 n2 80,63 − 72,50
1 1 + 30 30 8,13 t= 9,925 × 0,25 t = 3,27 9,925
4. Menentukan nilai ttabel Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah: dk = (n1-1) + (n2-1) = ( 30-1) + (30-1) = 58 pada taraf signifikansi α = 0,05 nilai ttabel diperoleh dengan interpolasi. t(0,95)(40)
= 2,021
t(0,95)(60)
= 2,000
164
dengan interpolasi diperoleh nilai ttabel untuk dk = 58 sebagai berikut. 8 (2,021 − 2,000) 10 = 2,000 − 0,0168 = 1,983
t (0,95 )(58 ) = 2,000 −
Sehingga didapat ttabel = 1,983 Dari hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung sebesar 1,983 dan thitung = 3,276. Ternyata memenuhi kriteria pengujian ttabel < thitung atau 1,983 < 3,276. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 0,95 hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol.
165
Lampiran C.8 UJI NORMAL GAIN skor posttest − skor pretest N − Gain = skor ideal − skor pretest
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Pretest 15 50 35 35 30 45 40 35 25 35 40 45 35 50 50 30 40 50 40 50 40 25 40 40 40 30 45 45 45 30
Eksperimen N-Gain Posstest 80 0,76 80 0,60 85 0,77 75 0,62 90 0,71 90 0,82 80 0,67 85 0,77 95 0,93 80 0,69 90 0,83 85 0,73 85 0,77 70 0,40 70 0,40 95 0,93 85 0,75 55 0,10 70 0,50 85 0,70 80 0,67 90 0,87 80 0,67 70 0,50 85 0,75 80 0,71 90 0,82 65 0,36 65 0,36 80 0,71
Kategori Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Rendah Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi
166
Skor Terbesar = 0,93 Skor Terkecil = 0,10 Rentang (R)
= Skor Terbesar – Skor Terkecil = 0,93 – 0,10 = 0,83
Banyak Kelas (BK)
= 1 + 3,3 Log 30 = 1 + 3,3 (1,47) = 1 + 4,85 = 5,85 ≈ 6
Panjang Kelas (i) =
R 0,83 = = 0,13 BK 6
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas
Nilai Tengah (xi)
Frekuensi (fi)
fi . xi
fi . xi2
0,1 – 0,23
0,16
1
0,165
0,027
0,24 – 0,37
0,30
2
0,61
0,186
0,38 – 0,51
0,44
4
1,78
0,792
0,52 – 0,65
0,58
2
1,17
0,684
0,66 – 0,79
0,72
14
10,87
7,884
0,80 – 0,93
0,86
7
5,19
4,489
Jumlah (∑)
3,09
30
19,79
14,06
a. Rata-Rata ( x ) x=
∑ fx n
i
=
19,79 = 0,65 (termasuk kategori sedang) 30
b. Simpangan Standar (Standar Deviasi)
(∑ fixi ) ∑ fixi − ∑ fi ∑ fi − 1
2
2
S=
=
Varian (S2) = (0,18)2 = 0,03
14,06 −
(19,79)2
30 30 − 1
=
1,01 = 0,03 = 0,18 29
167
Lampiran C.9 UJI NORMAL GAIN skor posttest − skor pretest N − Gain = skor ideal − skor pretest
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Pretest 25 40 40 25 35 25 45 45 30 30 45 40 35 50 35 50 40 50 50 35 50 15 35 30 35 25 30 45 35 30
Kontrol N-Gain Posstest 65 0,53 60 0,33 50 0,17 80 0,73 70 0,54 70 0,60 65 0,36 80 0,64 65 0,50 80 0,71 70 0,45 75 0,58 80 0,69 75 0,50 85 0,77 75 0,50 80 0,67 60 0,20 70 0,40 90 0,85 65 0,30 65 0,59 80 0,69 70 0,57 85 0,77 60 0,47 65 0,50 80 0,64 70 0,54 90 0,86
Kategori Sedang Sedang Rendah Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedng Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi
168
Skor Terbesar = 0,86 Skor Terkecil = 0,17 Rentang (R)
= Skor Terbesar – Skor Terkecil = 0,86 – 0,17 = 0,69
Banyak Kelas (BK)
= 1 + 3,3 Log 30 = 1 + 3,3 (1,47) = 1 + 4,85 = 5,85 ≈ 6
Panjang Kelas (i) =
0,69 R = = 0,11 BK 6
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas
Nilai Tengah (xi)
Frekuensi (fi)
fi . xi
fi . xi2
0,17 – 0,28
0,225
2
0,45
0,101
0,29 – 0,40
0,345
3
1,035
0,357
0,41 – 0,52
0,465
7
3,255
1,513
0,53 – 0,64
0,585
9
5,265
3,080
0,65 – 0,76
0,705
5
3,525
2,485
0,77 – 0,88
0,825
4
3.34
2,722
Jumlah (∑)
3,15
30
16,83
10,25
c. Rata-Rata ( x ) x=
∑ fx n
i
=
16,83 = 0,56 (termasuk kategori sedang) 30
d. Simpangan Standar (Standar Deviasi)
(∑ fixi ) ∑ fixi − ∑ fi ∑ fi − 1
2
2
S=
Varian (S2) = (0,16)2 = 0,02
=
10,25 −
(16,83)2
30 30 − 1
=
0,81 = 0,02 = 0,16 29
169
Uji-t t =
x1 − x 2 1 1 Sg + n1 n2
Dimana :
(n1 − 1)S1 2 + (n2 − 1)S 2 2
Sg = Sg =
n1 + n2 − 2
(30 − 1) × 0,03 + (30 − 1) × 0,02 30 + 30 − 2
=
1,45 = 0,02 = 0,15 58
Sehingga: t=
0,65 − 0,56 Sg
1 1 + 30 30
=
0,09 = 2,4 0,15 × 0,25
ttabel untuk (dk) = (n1-1) + (n2-1) = 58 dengan α = 0,05 didapat ttabel = 1,982 Dari hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung sebesar 2,4 dan ttabel = 1,982. Ternyata memenuhi kriteria pengujian ttabel < thitung atau 1,982 < 2,4. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara normal gain kelompok kontrol.
kelompok eksperimen dengan normal gain