PENGARUH PEMBERIAN SPORT DRINK TERHADAP PERFORMA DAN TES KETERAMPILAN PADA ATLET SEPAK BOLA USIA 15 – 18 TAHUN Artikel Penelitian disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
disusun oleh ARMINA IMMAWATI G2C007011
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011
HALAMAN PENGESAHAN Hasil penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Sport Drink Terhadap Performa dan Tes Keterampilan pada Atlet Sepak Bola Usia 15-18 Tahun” telah dipertahankan di hadapan reviewer dan telah direvisi. Mahasiswa yang mengajukan Nama
: Armina Immawati
NIM
: G2C007011
Fakultas
: Kedokteran
Program Studi
: Ilmu Gizi
Universitas
: Diponegoro Semarang
Judul Proposal
: Pengaruh Pemberian Sport Drink Terhadap Performa dan Tes Keterampilan pada Atlet Sepak Bola Usia 15 - 18 Tahun
Semarang, September 2011 Pembimbing
dr. Etisa Adi Murbawani, M.Si NIP. 19781206 200501 2 002
THE INFLUENCE OF SPORT DRINK ON PERFORMANCE AND SKILL TEST OF SOCCER ATHLETE’S AGED 15-18 YEARS Armina Immawati*, Etisa Adi Murbawani** ABSTRACT Background: The athlete’s performance and soccer skill are two of the victories decisive factor in soccer. Consumption of carbohydrates and maintaining hydration status during a game could reduce fatigue, dehydration and maintain the performance of athletes. Objective: The purpose of this study was to verify the effect of sport drink on Harvard step test, sprint test, dribble test, and jump test of soccer’s player aged 15-18 years. Methods: Experimental study with an approach of randomized pretest - post test control group design at 20 soccer’s player aged 15-18 years in Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Central Java in May 2011. The treatment group consumed 250 mL sport drink and the control group consumed 250 mL mineral water every 15-20 minutes. After the match, all players completed the Harvard step test, sprint test, dribble test, and jump test. Results: Consumption of sports drinks affect the test results of sprint 60 meters (p = 0.000), dribble 4 meters (p = 0.000), jump (p = 0.000) and the Harvard step test (p = 0.003). Percentage the influence of sports drinks are the biggest sprint 60 meters test at 94.2%, dribble 4 meters test at 76.4%, then 70.4% of jump test and 56.5% for Harvard step test. Conclusion: Consumption of sports drink affected on performance and skill test on soccer athlete’s aged 15-18 years. Keywords: Sport drinks, Soccer’s performance, Soccer’s skill test.
* Student of Nutrition Science Study Program, Medical Faculty of Diponegoro University ** Lecturer of Nutrition Science Study Program, Medical Faculty of Diponegoro University
PENGARUH PEMBERIAN SPORT DRINK TERHADAP PERFORMA KETERAMPILAN PADA ATLET SEPAK BOLA USIA 15 – 18 TAHUN
DAN
TES
Armina Immawati*, Etisa Adi Murbawani** ABSTRAK Latar Belakang: Performa dan keterampilan atlet merupakan dua faktor penentu kemenangan pada olahraga sepak bola. Konsumsi karbohidrat dan menjaga status hidrasi selama pertandingan dapat mengurangi kelelahan, dehidrasi serta menjaga performa atlet. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sport drink terhadap hasil Harvard step test, sprint test, tes menggiring bola, dan tes melompat pada atlet sepak bola usia 15-18 tahun. Metode: Studi eksperimental dengan pendekatan randomized pretest – post test control group design pada 20 atlet sepak bola usia 15-18 tahun di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Jawa Tengah pada bulan Mei 2011. Kelompok perlakuan mengonsumsi 250 mL sport drink dan kelompok kontrol mengonsumsi 250 mL air putih setiap 15-20 menit. Setelah pertandingan, semua pemain menyelesaikan tes sprint, dribel, lompatan dan Harvard step test. Hasil: Konsumsi sport drink berpengaruh terhadap hasil tes sprint 60 meter (p=0,000), dribel 4 meter (p=0,000), lompatan (p=0,000) dan Harvard step test (p=0,003). Persentase pengaruh sport drink terbesar terdapat pada tes sprint 60 meter sebesar 94,2%, tes dribel 4 meter sebesar 76,4%, tes lompatan sebesar 70,4% dan Harvard step test sebesar 56,5%. Kesimpulan: Konsumsi sport drink berpengaruh terhadap performa dan tes keterampilan sepak bola pada atlet usia 15-18 tahun. Kata Kunci: Sport drink, Performa atlet, tes keterampilan sepak bola.
* Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ** Dosen Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
PENDAHULUAN Performa atlet merupakan salah satu penentu kemenangan pada sebuah pertandingan, salah satunya pada olahraga sepak bola. Performa atlet pada sebuah pertandingan berhubungan dengan berbagai hal, yaitu kemampuan yang dimiliki, psikologi atlet saat bertanding, kebugaran tubuh atlet, latihan yang dilaksanakan sebelum pertandingan dan didukung oleh asupan karbohidrat selama pertandingan serta status hidrasi.1 Sepak bola adalah olahraga yang memiliki intensitas tinggi dan menuntut para atletnya untuk menempuh jarak sekitar 9.800 – 11.500 meter selama pertandingan dengan melakukan berbagai gerakan seperti berjalan, lari-lari kecil, lari cepat (sprint), lari menjelajah, menggiring bola, meloncat, tackling, dan menendang bola kecuali penjaga gawang.2 Intensitas yang tinggi pada olahraga sepak bola mengakibatkan para atletnya sering mengalami kelelahan sebelum pertandingan selesai. Kelelahan disebabkan penurunan glikogen otot dan glukosa darah.2 Pemberian makanan atau minuman sumber karbohidrat selama pertandingan berlangsung perlu dilakukan karena terbukti dapat meningkatkan kecepatan dan jarak lari sebanyak 33% pada babak kedua pertandingan sepak bola.3 Kelelahan juga terjadi karena atlet sepak bola mengeluarkan keringat selama pertandingan sehingga berisiko dehidrasi.3 Tubuh dapat menoleransi kehilangan cairan sebesar 1-2% dari berat tubuh pada aktivitas yang membutuhkan ketahanan tubuh dan berada pada suhu 20-21°C. Apabila tubuh kehilangan cairan sebesar 2% dalam waktu lebih dari 60 menit dan berada pada suhu 31-32°C dapat meningkatkan risiko kelelahan yang menyebabkan penurunan performa, peningkatan angka kesakitan dan penurunan fungsi kognitif.4,5 Selain itu, asupan cairan yang kurang selama latihan dapat meningkatkan suhu tubuh dan denyut nadi.2 Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI didapatkan hasil bahwa atlet sepak bola profesional Indonesia sering mengalami penurunan daya tahan pada babak kedua khususnya mulai menit ke-60. Atlet sepak bola Indonesia juga
kehilangan berat badan sebanyak 3 kg selama 90 menit pertandingan karena kehilangan cairan yang keluar melalui keringat. Kehilangan cairan tersebut hanya digantikan dengan mengonsumsi 500 mL air putih saat istirahat 15 menit antara babak pertama dan kedua karena atlet lebih mementingkan pendinginan tubuh. Akibatnya atlet kehilangan konsentrasi, salah mengumpan bola, pemain menjadi malas, salah pengertian antar pemain dan kurang kerjasama pemain di menit akhir pertandingan. Tahun 2010, asupan cairan diubah menjadi 1000 mL dengan pembagian 500 mL larutan elektrolit dan 500 mL air putih pada pertandingan. Hasilnya pada babak kedua kecepatan, akurasi, mental pada pemain relatif tetap pada babak kedua dan pemain tetap segar. Pemberian cairan dan elektrolit dapat meningkatkan performa atlet selama pertandingan.6 Kehilangan cairan pada atlet usia remaja terjadi karena atlet remaja memproduksi panas tubuh saat berolahraga lebih tinggi dibandingkan atlet dewasa sehingga simpanan cairan yang ada di dalam tubuh digunakan untuk menurunkan panas tubuh. Atlet usia remaja juga lebih sedikit berkeringat. Hal ini terjadi karena kemampuan tubuh yang rendah untuk mentransfer panas hasil kontraksi otot ke lapisan kulit sehingga menyebabkan penurunan penyaluran panas tubuh melalui pengeluaran keringat. Asupan cairan kurang saat pertandingan dapat meningkatkan status dehidrasi pada atlet usia remaja.7 Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mensuplai karbohidrat dan mengurangi dehidrasi pada atlet selama latihan maupun pertandingan yaitu dengan pemberian minuman yang biasa disebut sport drink.8 Berdasarkan hasil beberapa penelitian yang dilakukan pada atlet profesional berbagai jenis olahraga didapatkan hasil bahwa pemberian sport drink dapat meningkatkan performa atlet.9-11 Penelitian pada atlet sepak bola professional Yugoslavia menunjukkan bahwa pemberian minuman karbohidrat-elektrolit dapat meningkatkan hasi tes keterampilan sepak bola, yaitu tes dribel pada kelompok perlakuan.12 Penelitian lain pada atlet sepak bola Brazil usia 16,02 ± 1,11 tahun menunjukkan bahwa pemberian minuman 6%
karbohidrat-elektrolit setiap 15 menit pada 75 menit pertandingan sepak bola dapat meningkatkan performa sprint pada babak pertama pertandingan.13 Pemberian minuman karbohidrat-elektrolit saat pertandingan juga dapat menurunkan denyut nadi,11 suhu tubuh, dan menjaga keseimbangan elektrolit tubuh.14 Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian pengaruh pemberian sport drink terhadap performa dan tes keterampilan sepak bola pada atlet remaja terutama pada usia 15-18 tahun karena atlet usia remaja berisiko tinggi dehidrasi dan terjadi penurunan simpanan glukosa selama pertandingan berlangsung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada atlet sepak bola serta pelatih mengenai pengaruh pemberian sport drink terhadap performa dan tes keterampilan pada atlet sepak bola.
METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Jawa Tengah pada bulan Mei 2011. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan randomized pretest - post test control group design dan termasuk dalam ruang lingkup gizi masyarakat.15 Subjek penelitian adalah atlet sepak bola yang diambil dengan cara consecutive sampling16, yaitu subjek penelitian yang memenuhi kriteria dimasukkan dalam penelitian hingga jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Kriteria inklusinya antara lain berusia 15-18 tahun yang berada di PPLP Jawa Tengah, tidak sedang cedera atau dalam perawatan dokter, tidak mengonsumsi sport drink selain yang diberikan, tidak mengonsumsi suplemen sumber vitamin dan mineral atau suplemen yang berfungsi sebagai pembangkit tenaga selama penelitian berlangsung, serta bersedia mengikuti penelitian melalui persetujuan Informed Consent. Jumlah sampel minimal yang diperlukan untuk penelitian ini adalah 18 orang yang akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah sport drink yang merupakan produk minuman dengan merek “X” mengandung 5% karbohidrat, 125 mg natrium, 67 mg kalium, dan 98 mg klorida dalam 250 mL, diberikan setiap 15–20 menit selama 9 hari saat latihan, pertandingan maupun melakukan berbagai tes keterampilan sepak bola. Variabel terikat pada penelitian ini adalah performa dan tes keterampilan sepak bola. Perfoma didefinisikan sebagai penampilan atlet saat melakukan tes kebugaran setelah pertandingan selesai yang dapat dilakukan untuk menilai penampilan atlet. Tes yang dilakukan yaitu Harvard Step Test, yang dapat didefinisikan sebagai jumlah nilai yang diperoleh saat atlet melakukan gerakan naik turun menggunakan bangku setinggi 50,8 cm, dihitung menggunakan rumus Fitness Indeks II = (waktu tes (detik) x 100) / (5,5 x jumlah denyut nadi dalam 30 detik). Hasil dari perhitungan tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu apabila hasil >80 maka dikategorikan baik, 51-79 termasuk dalam kategori sedang, dan <50 termasuk dalam kategori kurang. Harvard Step Test merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur daya tahan kardiovaskuler, yang merupakan salah satu faktor utama dalam kesegaran jasmani. 17 Tes keterampilan sepak bola merupakan berbagai macam tes yang dilakukan berkaitan dengan teknik sepak bola. Tes keterampilan dalam sepak bola yang dinilai adalah sprint test, tes dribel, dan tes lompatan. Ketiga tes tersebut menggambarkan kecepatan dan kelincahan tubuh yang dapat menentukan kemampuan seseorang dalam bermain sepak bola serta berhubungan dengan kesegaran jasmani. Kecepatan merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan berkesinambungan dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya, sedangkan kelincahan merupakan
kemampuan untuk mengubah dan mengontrol posisi tubuh dengan cepat dan efisien.18 Sprint test dan tes dribel menilai waktu tercepat yang dibutuhkan seorang atlet untuk mencapai garis akhir dihitung menggunakan stopwatch dalam satuan waktu detik. Tes lompatan menilai jumlah lompatan yang dapat dilakukan dalam waktu 1 menit dan dinyatakan dengan kali/menit.
Perlakuan yang diberikan selama penelitian pada dua kelompok sama, hanya berbeda pada pemberian minuman selama latihan dan pertandingan. Setiap 15-20 menit, kelompok perlakuan mendapatkan 250 mL sport drink dan kelompok kontrol mendapatkan air putih sebanyak 250 mL. Penelitian dilakukan selama 11 hari. Hari pertama dan kedua merupakan pengambilan data awal, yaitu penilaian berbagai macam tes yang telah ditentukan dan dilakukan setelah melakukan pertandingan 2x40 menit. Hari ketiga sampai hari kesembilan, kelompok perlakuan diberikan sport drink dan kelompok kontrol diberikan air putih selama latihan sore. Hal ini bertujuan untuk membiasakan kelompok perlakuan meminum sport drink yang akan digunakan dalam pengambilan data akhir. Selain itu, kedua kelompok juga dipantau jumlah asupan energinya karena asupan energi merupakan variabel kontrol dalam penelitian ini dan hal ini dimaksudkan untuk memperkecil bias penelitian saat pengambilan data akhir. Hari kesepuluh dan kesebelas merupakan pengambilan data akhir berbagai macam tes yang sudah ditentukan dan dilakukan setelah pertandingan 2x40 menit. Selama pengambilan data akhir, kedua kelompok tetap mengkonsumsi minuman yang telah ditentukan yaitu setiap 15-20 menit, kelompok perlakuan mengkonsumsi 250 mL sport drink dan kelompok kontrol mengkonsumsi 250 mL air putih. Data yang dikumpulkan meliputi data identitas subjek penelitian, gambaran asupan, hasil Harvard step tes, sprint test, tes dribel, dan tes melompat atlet sepak bola sebelum dan sesudah pemberian sport drink. Pengukuran berat badan (BB) diperoleh dengan penimbangan menggunakan timbangan injak digital dengan ketelitian 0,1 kg. Pengukuran tinggi badan (TB) didapat dengan menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm dan panjang 2 m. Setelah dilakukan pengukuran BB dan TB, dilakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus : BB (kg)/ TB (m2). Hasil perhitungan IMT dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu kurus < 17,0 kg/m2, normal >18,5-25 kg/m2, gemuk >25 kg/m2. Kategori kurus dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kekurangan BB tingkat berat dan ringan. Kekurangan BB tingkat berat yaitu apabila IMT <17,0 kg/m2 dan kekurangan BB tingkat ringan yaitu
17,0-18,5 kg/m2. Kategori gemuk juga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kelebihan BB tingkat ringan yaitu IMT > 25,0-27,0 kg/m2 dan kelebihan BB tingkat berat dengan IMT >27,0 kg/m2.19 Gambaran asupan makan didapat dengan menggunakan formulir recall 24 jam. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tes yang telah ditentukan diukur menggunakan stopwatch dengan ketelitian 0,01 detik. Harvard step test diukur menggunakan bangku setinggi 50,8 cm. Bahan yang digunakan adalah sport drink dengan merek “X” dan air putih. Analisis data dilakukan menggunakan program komputer SPSS 16,0 for windows. Analisisi univariate dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik subjek penelitian, yaitu umur, tinggi badan, berat badan, IMT dan asupan energi. Analisis bivariate menggunakan uji beda antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis bivariate diawali uji kenormalan data yaitu uji Kolmogorov Smirnov kemudian dilanjutkan dengan uji beda menggunakan Independent t test. Analisis uji hubungan antara variabel terikat, variabel bebas dan variabel kontrol menggunakan uji analisis kovarian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu atau lebih variabel bebas dan kovarian (variabel kontrol) dengan satu variabel terikat. Analisis kovarian menghubungkan antara konsumsi sport drink dengan hasil Harvard step test, sprint test, tes menggiring bola, tes lompatan, dengan asupan energi dan data pretest sebagai variabel kontrol. Data asupan energi yang diperoleh dari hasil food recall dianalisis dengan bantuan program nutrisurvey.
HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Jawa Tengah pada bulan Mei 2011. Subjek penelitian merupakan atlet sepak bola berusia 15-18 tahun yang berada di PPLP Jawa Tengah. Sebanyak 22 orang atau dua tim sepak bola bersedia menjadi subjek penelitian. Dari jumlah tersebut hanya 20 orang yang memiliki kriteria inklusi menjadi subjek penelitian. Selama penelitian, satu
orang dari kelompok kontrol drop out karena keluar dari PPLP Jawa Tengah dan satu orang dari kelompok perlakuan drop out karena usia yang lebih dari 19 tahun.
Karakteristik Subjek Penelitian Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik Subjek
Perlakuan (n=10)
Kontrol (n=10)
Rerata ± SD
Rerata ± SD
p
Umur (tahun)
17,28 ± 0,921
16,90 ± 0,951
0,376
Tinggi Badan (cm)
171,50 ± 3,171
171,30 ± 4,423
0,909
Berat Badan (kg)
64,60 ± 7,777
60,70 ± 6,717
0,246
IMT (kg/m )
21, 92 ± 2,063
20,63 ± 1,395
0,120
Kebutuhan energi (kkal)
4354 ± 388,9
4176 ± 238,6
0,284
Asupan energi (kkal)
2770 ± 199,5
2843 ± 260,3
0,486
Persentase asupan (%)
64 ± 8,3
68 ± 5,7
0,219
2
*Independent t test p<0,01.
Tabel 1 menunjukkan rerata umur, tinggi badan, berat badan, IMT dan gambaran asupan energi pada kelompok perlakuan dan kontrol. Keseluruhan data pada karakteristik subjek penelitian menunjukkan data bersifat homogen (p>0,01). Kelompok perlakuan terdapat satu subjek yang memiliki berat badan dengan kategori kelebihan berat badan tingkat ringan, dan sembilan orang berada pada kategori normal, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat satu subjek yang memiliki kategori kekurangan berat badan tingkat ringan, dan sembilan orang berada pada kategori normal. Kategori asupan energi menunjukkan bahwa kelompok perlakuan terdapat delapan subjek yang memiliki kategori defisiensi tingkat berat dan kelompok kontrol terdapat enam orang. Sisanya, dua subjek dari kelompok perlakuan dan empat subjek dari kelompok kontrol memiliki kategori asupan energi defisiensi tingkat sedang.
Hasil Pretest Subjek Penelitian Hasil tes awal pada seluruh subjek penelitian yang disajikan untuk mengetahui perbedaan subjek sebelum perlakuan.
Tabel 2. Hasil Pretest Subjek Penelitian Jenis pengukuran
Perlakuan (n=10)
Kontrol (n=10)
Rerata ± SD
Rerata ± SD
p
Sprint 60 meter (detik)
7,97 ± 0,463
8,67 ± 0,330
0,001*
Dribel 4 meter (detik)
7,19 ± 0,897
8,35 ± 0,767
0,006*
Lompatan (x/menit)
94,10 ± 6,275
90,20 ± 12,639
0,394
Harvard step test
96,04 ±12,306
92,63 ± 8,466
0,479
*Independent t test p<0,01.
Berdasarkan hasil analisis statistik, terdapat dua jenis pengukuran yaitu sprint 60 meter (p=0,001) dan dribel 4 meter (p=0,006) yang memiliki perbedaan bermakna rerata hasil tes antar dua kelompok. Selain dua jenis pengukuran tersebut, data hasil pretest menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna pada hasil kedua kelompok dan data bersifat homogen (p>0,01). Hasil Harvard step test subjek pada kelompok perlakuan memiliki kategori baik (100%), sedangkan kelompok kontrol sebagian besar berada pada kategori baik (90%) dan hanya satu orang subjek yang termasuk dalam kategori sedang (10%).
Hasil Post Test Subjek Penelitian Hasil tes akhir pada seluruh subjek penelitian yang disajikan untuk mengetahui perbedaan subjek setelah perlakuan.
Tabel 3. Hasil Post Test Subjek Penelitian Jenis pengukuran
Perlakuan (n=10)
Kontrol (n=10)
Rerata ± SD
Rerata ± SD
p
Sprint 60 meter (detik)
7,45 ± 0,583
8,88 ± 0,546
0,000*
Dribel 4 meter (detik)
6,77 ± 0,7303
8,09 ± 0,932
0,002*
Lompatan (x/menit)
99,50 ± 5,821
91,70 ± 9,514
0,040
Harvard step test
104,71 ± 8,032
92,62± 5,085
0,001*
*Independent t test p<0,01
Tabel 3 menunjukkan tiga jenis pengukuran yaitu sprint 60 meter (p=0,000), dribel 4 meter (p=0,002), dan Harvard step test (p=0,001) memiliki perbedaan rerata hasil tes yang bermakna antar dua kelompok. Data hasil post test lompatan menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna pada hasil kedua kelompok dan data bersifat homogen (p>0,01). Hasil Harvard step test subjek pada kedua kelompok, yaitu kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol memiliki kategori baik (100%).
Perbedaan Performa Subjek Penelitian Tabel 4. Hubungan variabel terikat dengan variabel bebas dan variabel kontrol Variabel terikat
Variabel bebas
Sprint 60 meter (detik)
Perlakuan
Dribel 4 meter (detik)
Lompatan (x/menit)
Harvard step test
*Uji Ankova (p<0,01)
Variabel kontrol
p 0,002*
Pretest sprint 60 meter
0,000*
Rata-rata asupan energi
0,569
Perlakuan
0,197 Pretest dribel 4 meter
0,000*
Rata-rata asupan energi
0,792
Perlakuan
0,038 Pretest lompatan
0,000*
Rata-rata asupan energi
0,911
Perlakuan
0,002* Pretest Harvard step test
0,196
Rata-rata asupan energi
0,573
Tabel 4 menunjukkan bahwa ada perbedaan rerata tes sprint 60 meter (p=0,002) dan Harvard step test (p=0,002) antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah pemberian sport drink, sedangkan tidak terdapat perbedaan rerata tes dribel 4 meter (p=0,197) dan tes lompatan (p=0,038) sebelum dan sesudah pemberian pada kedua kelompok. Kedua kelompok perlakuan mengalami peningkatan hasil post tes terhadap pretest pada tiga tes yaitu tes sprint 60 meter, tes dribel 4 meter, tes lompatan (p=0,000), sedangkan tidak terdapat peningkatan bermakna pada Harvard step test (p=0,196). Asupan energi terbukti tidak mendukung peningkatan hasil pada keempat variabel pengukuran.
Tabel 5. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan dikendalikan oleh variabel kontrol Variabel terikat
Variabel bebas
Variabel kontrol
Sprint 60 meter (detik)
Perlakuan
Pretest sprint 60 meter Rata-rata asupan energi
Dribel 4 meter (detik)
Perlakuan
Pretest dribel 4 meter Rata-rata asupan energi
Lompatan (x/menit)
Perlakuan
Pretest lompatan Rata-rata asupan energi
Harvard step test
Perlakuan
Pretest Harvard step test Rata-rata asupan energi
p
(%)
0,000
94,2%
0,000
76,4%
0,000
70,4%
0,003
56,5%
Tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan mempengaruhi hasil pada empat variabel terikat setelah dikendalikan oleh variabel kontrol. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian sport drink berpengaruh terhadap hasil tes sprint 60 meter (p=0,000), dribel 4 meter (p=0,000), lompatan (p=0,000) dan Harvard step test (p=0,003). Persentase pengaruh sport drink terbesar terdapat pada sprint 60 meter sebesar 94,2%, kemudian pada tes dribel 4 meter sebesar 76,4%, tes lompatan sebesar 70,4% dan Harvard step test sebesar 56,5%.
PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan subjek sebanyak 20 orang yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang subjek. Karakteristik kelompok perlakuan memiliki rerata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan memiliki rerata umur 17,28 ± 0,921 tahun, tinggi badan 171,50 ± 3,171 cm, berat badan 64,60 ± 7,777 kg, IMT 21, 92 ± 2,063 kg/m2, dan terdapat satu subjek yang memiliki berat badan dengan kategori kelebihan berat badan tingkat ringan, dan sembilan orang berada pada kategori normal. Kelompok kontrol memiliki rerata umur 16,90 ± 0,951 tahun, tinggi badan 171,30 ± 4,423 cm, berat badan 60,70 ± 6,717 kg, IMT 20,63 ± 1,395 kg/m2 dan terdapat satu subjek yang memiliki kategori kekurangan berat badan tingkat ringan, dan sembilan orang berada pada kategori normal. Asupan energi selama tujuh hari masa pemantauan pada kelompok perlakuan sebesar 2770 ± 199,5 kkal dan kelompok kontrol 2843 ± 260,3 kkal. Kategori asupan energi menunjukkan bahwa kelompok perlakuan terdapat delapan subjek yang memiliki kategori defisiensi tingkat berat dan kelompok kontrol terdapat enam orang. Sisanya, dua subjek dari kelompok perlakuan dan empat subjek dari kelompok kontrol memiliki kategori asupan energi defisiensi tingkat sedang. Tidak ada perubahan pola makan yang terjadi pada subjek selama penelitian berlangsung karena semua makanan yang dikonsumsi telah ditentukan oleh pihak catering. Hasil tes kebugaran, yaitu Harvard step test menunjukkan terdapat perbedaan bermakna sebelum dan setelah pemberian sport drink pada kelompok perlakuan. Hasil tes keterampilan sepak bola yaitu sprint 60 meter, tes lompatan dan dribel 4 meter menunjukkan hasil yang bervariasi. Tes lompatan dan dribel 4 meter pada kelompok perlakuan menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna sebelum dan setelah pemberian sport drink. Meskipun demikian, tetap ada peningkatan rerata pada hasil tes setelah perlakuan. Hasil tes sprint 60 meter menunjukkan terdapat perbedaan
bermakna sebelum dan setelah pemberian sport drink pada kelompok perlakuan. Asupan energi terbukti tidak mendukung peningkatan hasil pada keempat variabel pengukuran. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian sport drink berpengaruh secara simultan terhadap hasil tes sprint 60 meter (p=0,000), dribel 4 meter (p=0,000), lompatan (p=0,000) dan Harvard step test (p=0,003) setelah dikontrol oleh hasil pretest dan asupan energi. Persentase pengaruh sport drink terbesar terdapat pada sprint 60 meter sebesar 94,2%, kemudian pada tes dribel 4 meter sebesar 76,4%, tes lompatan sebesar 70,4% dan Harvard step test sebesar 56,5%. Hal ini membuktikan bahwa pemberian sport drink setiap 15-20 menit selama pertandingan sebanyak 250 mL berpengaruh terhadap performa dan tes keterampilan sepak bola pada atlet usia 15-18 tahun. Sport drink merupakan minuman yang berfungsi sebagai pengganti kehilangan cairan tubuh saat melakukan olahraga. Sport drink berisi karbohidrat dan elektrolit yang terdiri dari natrium, kalium, magnesium dan klorida, dapat digunakan untuk rehidrasi pada atlet yang sedang latihan atau bertanding. Selain itu juga diperlukan untuk menyuplai glukosa dan mengganti elektrolit yang hilang selama latihan atau pertandingan.8 Penelitian ini menggunakan sport drink yang memiliki kandungan 5% karbohidrat dari jenis sukrosa, 125 mg natrium, 67 mg kalium, dan 98 mg klorida dalam 250 mL sport drink. Karbohidrat yang terdapat dalam sport drink adalah sukrosa yang merupakan gabungan dari glukosa dan fruktosa. Penelitian pada atlet sepak bola professional Yugoslavia menunjukkan bahwa pemberian minuman karbohidrat-elektrolit dapat meningkatkan hasi tes keterampilan sepak bola, yaitu tes dribel pada kelompok perlakuan.12 Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pada atlet sepak bola Brazil usia 16,02 ± 1,11 tahun, pemberian minuman 6% karbohidrat-elektrolit pada setiap 15 menit pada 75 menit pertandingan sepak bola terjadi perubahan dalam performa sprint pada babak pertama pertandingan.13 Minuman karbohidrat-elektrolit juga membantu penurunan denyut
nadi dan asam laktat dalam darah selama pertandingan.11 Pemberian minuman 6% karbohidrat-elektrolit selama olahraga pada olahraga beregu dapat meningkatkan jarak sprint sebanyak 20 meter dan jumlah lompatan yang lebih banyak dibandingkan dengan atlet yang tidak mengonsumsi karbohidrat.20 Penelitian lain menunjukkan bahwa performa lebih baik pada atlet yang diberi minuman 6,4% karbohidratelektrolit daripada hanya meminum air putih.21 Karateristik sport drink antara lain adalah mengandung 5-7% karbohidrat atau 14 gram dalam 237 mL cairan, mengandung 110 – 165 mg natrium, dan mengandung berbagai jenis karbohidrat yang mengandung indeks glikemik tinggi.22 Sport drink yang tepat setidaknya mengandung 300–700 mg natrium per liter, kandungan karbohidrat 4-8 %, dan beberapa tipe karbohidrat.23 Kandungan karbohidrat dalam sport drink yang baik adalah 6-8% dalam sekali penyajian.4 Kecepatan penyerapan karbohidrat dalam usus meningkat hingga 25% ketika terdapat beberapa jenis karbohidrat seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, polimer glukosa dan maltodekstrin dalam formula sport drink.24 Karbohidrat >8% dapat mempercepat distribusi glukosa dalam tubuh, tetapi menimbulkan rasa tidak nyaman karena terjadi reflux25, mempercepat pengosongan air di lambung dan absorbsinya di usus.4 Sport drink juga memiliki kandungan fruktosa yang rendah yaitu 2-3% yang bertujuan untuk mencegah gangguan pencernaan karena efek osmotik dari kadar fruktosa yang tinggi dalam usus.26 Karbohidrat merupakan sumber energi untuk seluruh jenis olahraga. Karbohidrat yang masuk kedalam tubuh, setelah dimetabolisme menjadi karbohidrat sederhana yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa yang kemudian diabsorbsi dan ditransportasi untuk digunakan sebagai energi dan ada pula yang disimpan di dalam tubuh. Salah satu simpanan glukosa di dalam tubuh adalah glikogen.27 Simpanan glikogen dalam otot menentukan performa dalam sepak bola karena besarnya simpanan glikogen dalam tubuh akan menentukan performa saat latihan maupun pertandingan.2 Olahraga yang membutuhkan daya tahan dan waktu lebih dari 90
menit menyebabkan simpanan glikogen otot dengan cepat akan berkurang dan terjadi kelelahan akibat penurunan glikogen dalam otot. Konsumsi karbohidrat selama olahraga yang mempunyai intensitas tinggi dan lebih dari 90 menit dapat meningkatkan performa selama pertandingan yaitu dengan cara tetap menjaga kadar glukosa darah dan pemulihan simpanan glikogen dalam otot.28 Atlet sepak bola selama 90 menit pertandingan mengeluarkan energi 5-10 kkal/menit. Rekomendasi konsumsi karbohidrat untuk memaksimalkan performa adalah 50 gram/jam dengan jenis karbohidratnya seperti glukosa, sukrosa, maltosa, maltodekstrin, amilopektin, fruktosa, galaktosa, isomaltulosa, trehalosa dan amilosa.29 Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi karbohidrat selama olahraga dengan intensitas tinggi menurunkan tingkat kelelahan. 2 Konsumsi karbohidrat 10 menit sebelum pertandingan dan selama jeda waktu dua babak dapat meningkatkan 20% jarak tempuh, kemampuan sprint dan meningkatkan daya jelajah sebesar 40%.3 Pemberian minuman 5% karbohidrat selama olahraga ketahanan juga meningkatkan
performa
sprint.30
Meskipun
konsumsi
karbohidrat
dapat
meningkatkan performa selama olahraga, tetapi konsumsi karbohidrat berlebihan dapat menyebabkan gangguan saluran cerna.31 Tiga mineral utama dan merupakan mineral dengan konsentrasi terbesar dalam air keringat yaitu natrium, kalium dan klorida, sedangkan mineral lain yang hilang dengan konsentrasi rendah adalah magnesium dan kalsium.32 Pemberian larutan elektrolit sebagai pengganti yang hilang melalui keringat sangat penting. Ketiga mineral yang hilang melalui keringat mempunyai berbagai fungsi yang mendukung performa atlet. Fungsi natrium untuk kontraksi otot serta membantu absorbsi glukosa. Konsumsi natrium selama olahraga dapat membantu menjaga tekanan osmotik, pada konsumsi yang tepat dapat menjaga volume plasma, memelihara konsentrasi natrium plasma dan penurunan produksi urin, mempercepat rehidrasi. Apabila status hidrasi atlet baik akan menjaga fungsi kardiovaskuler, menurunkan risiko ketidakseimbangan cairan elektrolit. Kalium juga berfungsi untuk
kontraksi otot bersama natrium, magnesium dan kalsium. Kekurangan konsumsi natrium dan kalium dapat meningkatkan kelelahan, sedangkan konsumsi berlebih natrium dan kalium dapat meningkatkan pengeluaran cairan melalui air seni. Hal ini menyebabkan rasa tidak nyaman pada atlet.33 Penelitian yang telah dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI pada tahun 2010 didapatkan hasil bahwa pemberian 1000 mL cairan dengan pembagian 500 mL larutan elektrolit dan 500 mL air putih dapat meningkatkan kecepatan, akurasi, mental pada pemain relatif tetap dan pemain tetap segar pada babak kedua. Pemberian cairan dan elektrolit dapat meningkatkan performa atlet selama pertandingan.6 Konsumsi cairan yang tepat selama pertandingan dapat meningkatkan performa, menjaga volume plasma darah, menunda kelelahan, mengurangi panas tubuh, mencegah cidera yang disebabkan karena dehidrasi. Apabila status hidrasi dijaga dengan tepat sebelum, selama dan setelah pertandingan membantu mengurangi kehilangan cairan dalam tubuh.34 Konsumsi cairan yang sesuai suhu dan volumenya dapat meningkatkan penyerapan dalam tubuh dan dapat meningkatkan performa.35 Keterbatasan dari penelitian ini adalah jumlah sampel penelitian yang terbatas. Selain itu, penggunaan produk komersial juga menjadi salah satu keterbatasan penelitian ini. Akan lebih baik apabila sport drink dibuat sendiri sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.
SIMPULAN Pemberian sport drink berpengaruh terhadap hasil tes sprint 60 meter, dribel 4 meter, lompatan dan Harvard step test pada kelompok perlakuan. Persentase pengaruh sport drink terbesar terdapat pada sprint 60 meter sebesar 94,2%, kemudian pada tes dribel 4 meter sebesar 76,4%, tes lompatan sebesar 70,4% dan Harvard step test sebesar 56,5%. Pemberian sport drink mempengaruhi perfoma dan tes keterampilan pada atlet sepak bola usia 15-18 tahun.
SARAN 1. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh sport drink dengan jumlah subjek penelitian yang lebih banyak, variabel penelitian lebih bervariasi dan menggunakan pengukuran kadar glukosa darah untuk mengetahui perbedaan pada kedua kelompok. 2. Atlet dianjurkan mengonsumsi sport drink selama pertandingan untuk menjaga kadar glukosa darah, mencegah dehidrasi, dan mempertahankan performa. 3. Sport drink yang digunakan mengandung 6% glukosa dari 250 mL cairan yang diberikan untuk menjaga kadar glukosa darah dan simpanan glikogen otot.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis sampaikan kepada subjek penelitian serta para pelatih sepak bola di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Jawa Tengah yang telah bekerja sama dan membantu terlaksananya penelitian ini. Selain itu, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada dosen pembimbing atas bimbingan yang telah diberikan, keluarga dan teman-teman atas doa dan dukungannya.
DAFTAR PUSTAKA 1. Bastinus NM. Bahan Ajar 3 Dasar Latihan Olahraga Prestasi. [serial online] [dikutip
2011
Jan
25];
[10
halaman].
Tersedia
URL:
http://file.upi.edu/Direktori/fpok/jur._pend._kelatihan/194607181985111-bastinus _n_ matjan/bahan_ajar_utama/bahan_ajar_3.p df 2. Irawan MA. Cairan, Karbohidrat Dan Performa Sepak Bola. [serial online] [dikutip 2011 Jan 25]; [10 halaman]. Tersedia URL: http://www.pssplab.com/ journal/05.pdf 3. Kirkendall DT. Creatinine, Carbs, And Fluid: How Important In Soccer Nutrition?. Sports Science Exchange 94. [serial online] 2004 [dikutip 2011 Jan
25]; 17(3): [17 halaman]. Tersedia URL: http://www.myclients.ca/customers/ gprc/a_sports_science_ exchange 94.pdf 4. Casa DJ, Lawrence EA, Scott JM, Susan KH, Ralph VR, Brent S.E.F, et all. National Athletic Trainers’ Association Position Statement: Fluid Replacement for Athletes. Journal of Athletic Training.[serial online] 2000 [dikutip 2011 Jan 25]; 35(2): [12 halaman]. Tersedia URL: http:// www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ articles/PMC1323420/pdf/jathtrain00002-0094.pdf 5. Edward FG. Fluid And Fuel Intake During Exercise. Journal of Sports Science. [serial online] 2004 [dikutip 2011 Jan 25]; 22: [17 halaman]. Tersedia URL: http://www.uni.edu/dolgener/Advanced_Sport_Nutrition/fluid_intake.pdf 6. Phaidon LT. Nutrisi dan Cairan Bikin Timnas Beringas. [serial online] 2010 Des [dikutip 2011 Jan 25]. Tersedia URL: http://health.kompas.com/read/2010/12/ 20/09044557/Nutrisi.dan.Cairan.Bikin.Timnas.Beringas 7. Stang J. Nutrition In Adolescence. In: Mahan LK, Escott-Stump S, editors. Krause’s Food And Nutrition Therapy. 12th ed. USA : Saunders; 2008. p. 246-68. 8. Sizer FS, Ellie W. Nutrition Concepts And Controversies. 10th Ed. USA : Thomson Wadsworth; 2006. p. 359-92. 9. Ajmol ALV, Clyde W, Ceri WN, Andrew F. The Influence of CarbohydrateElectrolyte Ingestion on Soccer Skill Performance. The American College of Sports Medicine. [serial online] 2007 [dikutip 2011 Jan 25]; [9 halaman]. Tersedia URL: http://www.antoniocgomes.com/cms/pdf/08062010112721.pdf 10. Khanna GL, Manna L. Supplementary Effect Of Carbohydrate-Electrolyte Drink On Sports Performance, Lactate Removal & Cardiovascular Response Of Athletes. Indian J Med Res. [serial online] 2005 May [dikutip 2011 Jan 25]; 1: [5 halaman]. Tersedia URL: http://www.portalsaudebrasil.com/artigospsb/nutri037. pdf 11. Rollo I, Clyde W. The Influence Of Fluid Solution Before and During a 1-hr Running Performance Test. International Journal of Sport Nutrition and Exercise
Metabolism. [serial online] 2009 [dikutip 2011 Jan 25]; 19: [14 halaman]. Tersedia URL: www.jsnem.org 12. Ostojic SM, Sanja M. Effects Of a Carbohydrate-Electrolyte Drink On Specific Soccer Tests And Performance. Journal of Sports Science and Medicine. [serial online] 2002
[dikutip 2011 Jan 25]; 1: [7 halaman]. Tersedia URL: http://
www.jssm.org/vol1/n2/3/v2_3pdf.pdf 13. Guerra I, Rodrigo C, Turiblo B, Julio T. The Influence Of Fluid Ingestion On Performance Of Soccer Players During A Match. Journal of Sports Science and Medicine. [serial online] 2004 [dikutip 2011 Jan 25]; 3: [5 halaman]. Tersedia URL: http://www.jssm.org/vol3/n4/1/v3n4-1pdf.pdf 14. US Soccer Federation. Youth Soccer Heat Stress Guidelines. [serial online] [dikutip
2011
Jan
25];
[5
halaman].
Tersedia
URL:
http://www.stcharlessoccer.org/downloads/heat-stress-guidelines.pdf 15. Setiawan B. Rancangan Percobaan. In: Tjokronegoro A, Sudarsono S, editors. Metodologi Penelitian. Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran. Jakarta: FKUI; 2007. p. 39-57. 16. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-3. Jakarta; Sagung Seto; 2008. hal. 88 17. Ismaryati. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press; 2008. hal. 37-125. 18. Startton G, Thomas R, AM Williams, Dave R. Youth Soccer From Science to Performance. London : Routledge Taylor & Francis Group; 2006. p.80-111 19. Direktorat Gizi Masyarakat Depkes RI. Gizi Atlet Sepak Bola. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2002. Hal. 3-12 20. Winnick JJ, Davis JM, Ralph SW, Martin DC, Murphy EA, Jill AB. Carbohydrate Feedings during Team Sport Exercise Preserve Physical and CNS Function. The American College of Sports Medicine. [serial online] 2005
[dikutip
2011
Jan
25];
[10
halaman].
Tersedia
URL:
http://www.ithaca.edu/jwiggles/ stats/exam2/winnick2005_article.pdf 21. Ali A, Clyde W. Carbohydrate Ingestion and Soccer Skill Performance During Prolonged Intermittent Exercise. Journal of Sports Sciences. [serial online] 2009 [dikutip 2011 Jan 25]; 27(14): [10 halaman]. Tersedia URL: http://pdfserve. informaworld.com/324982__917441634.pdf 22. Dorfman, Lisa. Nutrition Exercise and Sport Performance. In: Mahan LK, EscottStump S, editors. Krause’s Food And Nutrition Therapy. 12th ed. USA : Saunders; 2008. p. 587-613 23. Dietitian of Canada. Sports Drinks: Their Role in Hydration for Athletic Performance. [serial online] 2009 [dikutip 2011 Jan 25]; [7 halaman]. Tersedia URL: http://www.airforcerun.ca/res/sports_drinks.pdf 24. Roy LPG, Jentjens, Jeukendrup AE. High rates of exogenous carbohydrate oxidation from a mixture of glucose and fructose ingested during prolonged cycling exercise. British Journal of Nutrition. [serial online] 2005 [dikutip 2011 Jan 25]; 93: [8 halaman]. Tersedia URL: http://www.uoguelph.ca/hhns/undergrad/ courses/NUTR4210/NUTR4210F09JentgensFYI.pdf 25. Sadowska K, Joanna B, Jan J. The Effect Of Two Carbohydrate-Electrolyte Drinks On Gastrointestinal Complaints And Physical Performance In Rowers. Medicina Sportiva. [serial online] 2009 [dikutip 2011 Jan 25]; 13(3): [6 halaman]. Tersedia URL: www.isostar.pl/pdf/certyfikaty/why_isostar.pdf 26. Position of the American Dietetic Association, Dietitians of Canada, and the American College of Sports Medicine : Nutrition and Athletic Performance. J Am Diet Assoc. [serial online] 2009 [dikutip 2011 Jan 25]; [19halaman]. Tersedia URL: http://www.eatright.org/WorkArea/linkit.aspx?LinkIdentifier=id&ItemID=8435 27. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu GIzi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 2002. hal. 28–50; 220-48.
28. Whitney E, Sharon RR. Understanding Nutrition. 11th Ed. USA: ThomsonWadsworth; 2007. p. 508-45; 546-91. 29. Kim S, Jay HW. Effect Of Sport drink On The Performance Of Young Soccer Players. [thesis] Department of Human Nutrition, Food and Exercise, Virginia Polytechnic Institute and State University: 2001. 30. Jeukendrup A. Carbohydrate Supplementation During Exercise: Does It Help? How Much is Too Much. Gatorade Sports Science Institute. [serial online] 2007 [dikutip 2011 Jan 25]; [8 halaman]. Tersedia URL: http://www.iahsaa.org/ Sports_Medicine_Wellness/Nutrition/GSSI-Carbohydrate_Supplements _During_ Exercise.pdf 31. Siahkohian M, Farhadi H, Baghi AN, Valizadeh A. Effect of Carbohydrate Ingestion on Sprint Performance Following Continuous Exercise. Journal of Applied Sciences. [serial online] 2008 [dikutip 2011 Jan 25]; 8(4): [4 halaman]. Tersedia URL: http://eprints.arums.ac.ir/862/1/723-726.pdf 32. Coyle EF. Fluid and Fuel Intake During Exercise. Journal of Sports Sciencs. [serial online] 2004 [dikutip 2011 Jan 25]; [17 halaman]. Tersedia URL: www.uni.edu/dolgener/Advanced_Sport_Nutrition/fluid_intake.pdf 33. Irawan MA. Cairan Tubuh, Elektrolit & Mineral. [serial online] [dikutip 2011 Jan 25]; [6 halaman]. Tersedia URL: http://www.pssplab.com/journal/01.pdf 34. Williams, MH. Nutrition for Health, Fitness, and Sport. 9th ed. USA: McGrawHill; 2010. p. 351-401 35. Shirreffs SM. Symposium on ’Performance, Exercise and Health’ Hydration, Fluid and Performance. Proceedings of the Nutrition Society. [serial online] 2009 [dikutip 2011 Jan 25]; [6 halaman]. Tersedia URL:
http://www.net-
wide.biz/cat/sports/soccer/pdf/Science%20and%20Football%20VI%20-%20The %20Proceedings%20of%20the%20Sixth%20World%20Congress%20on%20Scie nce%20and%20Football.pdf
No.
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8
pr1 sprint
pr2 sprint
Rata Pr sprint
pr1 dribel
pr2 dribel
Rata Pr dribel
pr1 lompat
pr2 lompat
Air putih Air putih
8.68
9.08
8.88
8.33
7.42
7.88
70
93
9.07
8.02
8.55
9.66
7.96
8.81
85
98
normal
Air putih
9.57
8.64
9.11
9.48
7.65
8.57
47
99
normal
Air putih
8.12
8.35
8.24
8.15
7.46
7.81
112
104
normal
Air putih
8.56
8.06
8.31
9.6
5.87
7.74
100
110
normal
Air putih
8.25
8.69
8.47
12.12
6.69
9.4
84
106
normal
Air putih
8.25
9.31
8.78
8.48
6.5
7.49
85
99
kekurangan BB tingkat ringan
Air putih
8.08
8.73
8.41
9.55
8.1
8.82
85
99
Umur (th)
BB (kg)
TB (cm)
IMT
BS
15.78
65
173
21.7
normal
WEP
17.08
60
170
20.8
normal
NAP TYR YWAP AMA FFR TS
15.52 15.97 18.02 17.48 17.18 17.39
62 55 65 60 55 51
169 165 177 172 169 168
21.7 20.2 20.7 20.3 19.3 18.1
kat_IMT
Perlakuan
9
KH
18.26
59
170
20.4
normal
Air putih
8.11
10.29
9.2
9.38
9.58
9.48
91
100
10
RM
16.35
75
180
23.1
normal
Air putih
8.52
8.99
8.75
8.57
6.36
7.47
57
80
11
TW
15.85
60
169
21
normal
sport drink
7.88
8
7.94
7.36
8
7.68
90
111
12
AP
18.36
63
174
20.8
normal
sport drink
6.64
8.42
7.53
7.26
6.54
6.9
83
110
13
AH
15.98
55
169
19.3
normal
sport drink
7.85
8.48
8.16
7.4
5.97
6.69
89
102
14
DK
17.16
56
168
19.8
kelebihan BB tingkat ringan
sport drink
7.78
7.45
7.62
9.94
8.3
9.12
87
110
15
YMS
16.57
80
175
26.1
normal
sport drink
7.91
7.55
7.73
6.79
6.51
6.65
80
92
16
D
17.2
69
176
22.3
normal
sport drink
8.24
8.34
8.29
9.06
7.41
8.24
65
105
17
HA
18.07
71
175
23.2
normal
sport drink
7.84
8.62
8.23
6.67
5.76
6.22
81
100
18
MS
18.02
60
170
20.8
normal
sport drink
7.98
7.78
7.88
7.58
6.47
7.03
80
100
19
ZA
17.33
62
168
22
normal
sport drink
8.68
9.22
8.95
7.36
6.24
6.8
89
120
171
23.9
normal
sport drink
6.26
8.45
7.36
6.41
6.66
6.54
88
100
20
TIP 18.3 70 Keterangan : Pr= Pretest ; Post = Post test
Rata Pr lompat
pr1 harvard
pr2 harvard
Rata Pr harvard
1
82
83
91
87
2
92
85
94
90
Baik Baik
No
3 4 5 6 7 8
73 108 105 95 92 92
80 97 109 88 97 97
91 114 91 76 78 101
Kategori harvard
Recall 1
Recall 2
Recall 3
Recall 4
Recall 5
Recall 6
Recall 7
Rata recall
Keb energi
Persen Asupan
2571.7
3283.6
3401.5
3345.6
3145.1
3318.9
3598.2
3237.8
4406
73.49
2892.1
3070.7
2957
2533
2635
2188.3
2408
2669.2
4239
62.96
86
Baik
3188.4
2891
2885.1
3111.5
2363.5
3250.8
2430.1
2874.3
4306
66.75
106
Baik
3464.2
3604.9
3047.1
2982.8
2236
2805.7
2647.9
2969.8
3919
75.78
100
Baik
2837.8
3025.4
2542.9
2527
2356.2
2821.6
2682.5
2684.8
4191
64.05
82
Baik
2999.1
2577.3
3041.6
3358.8
2446.5
2724
3302.4
2921.4
4239
68.91
88
Baik
2706
2455.3
3275.1
2710
2876.9
2636.1
3123.1
2826.1
3919
72.11
99
Baik
2043.5
2559.5
2909
1828.4
1990.4
2594
2022.4
2278.2
3786
60.17
9
96
88
119
103
Baik
2935.7
2512.3
3627.6
2469.8
2645.7
3251.2
2849.5
2898.8
3862
75.06
10
69
91
83
87
Baik
2556.3
3861.3
4048.6
2201.7
2589.1
4039.2
2218.7
3073.6
4892
62.83
117
Baik
2335.4
2480.6
2747.6
2663.8
2297.4
3401.1
2493.5
2631.3
4239
62.07
2963.1
3230
3192.1
2527
2239.1
3332.3
2650.6
2876.3
4133
69.6
11
101
124
109
12
97
114
83
98
Baik
13
96
83
70
76
3057.4
3192
3022.6
2238.8
3315.8
3092.9
2964.4
3919
75.64
99
101
91
96
Sedang Baik
2831.1
14
2791.4
2740.1
2978.1
2598.8
2250.3
2530.5
2386.1
2610.8
3952
66.06
91
Baik
3203.6
2254.8
3461.6
2544.9
2566.6
2509.7
2335.1
2696.6
5161
52.25
94
Baik
1723.1
2878.3
2613.9
2436.7
2567.5
2944
2579
2534.6
4538
55.85
15 16
86 85
97 109
85 78
17
91
109
85
97
Baik
3022
2670.4
3066.6
2598.8
2398.1
2868.3
2938
2794.6
4519
61.84
18
90
85
76
80
Baik
3325.7
2714.3
4017.6
2711.7
2905.7
3311.2
3198.1
3169.2
4045
78.35
112
Baik
2867.4
2242.3
2574.5
3014
2095.6
2333.2
2892.5
2574.2
4306
59.78
99
Baik
3065.7
2454.3
3403.4
2588.6
2515.7
3186.2
2692.9
2843.8
4726
60.17
19 20
105 94
124 109
101 88
No
kat_asupan
post1 sprint 60
post2 sprint 60
Rata Post sprint
post1 dribel
post2 dribel
Rata Post dribel
post1 lompat
post2 lompat
Rata Post lompat
post1 harvard
post2 harvard
Rata Post harvard
Kategori harvard
1
defisiensi tingkat sedang
8.56
9
8.78
7.15
8.01
7.58
81
90
86
91
85
88
Baik
2
defisiensi tingkat berat
8.14
9.21
8.68
8.88
8.63
8.76
93
82
88
101
88
94
Baik
3
defisiensi tingkat berat
9.2
9.27
9.24
8.1
9
8.55
84
96
90
84
89
87
Baik
4
defisiensi tingkat sedang
8.05
8.16
8.11
7.99
7.32
7.66
100
105
103
94
101
98
Baik
5
defisiensi tingkat berat
8.48
9.02
8.75
6.4
5.96
6.18
99
103
101
99
92
96
Baik
6
defisiensi tingkat berat
8.71
8.53
8.62
8.27
7.88
8.07
97
98
98
91
84
87
Baik
7
defisiensi tingkat sedang
9.08
9.29
9.18
7.52
7.2
7.36
91
95
93
94
83
88
Baik
8
defisiensi tingkat berat
8.23
8.36
8.3
8.91
9.11
9.01
93
90
92
103
96
99
Baik
9
defisiensi tingkat sedang
9.16
10.9
10.03
9.25
9.49
9.37
105
92
99
91
107
99
Baik
10
defisiensi tingkat sedang
8.9
9.37
9.14
8.56
8.09
8.32
79
61
70
94
85
90
Baik
11
defisiensi tingkat sedang
7.56
7.89
7.73
7.31
7.65
7.48
100
109
105
121
111
116
Baik
12
defisiensi tingkat sedang
6.5
6.93
6.72
6.53
6.91
6.72
90
110
100
109
107
108
Baik
13
defisiensi tingkat sedang
7.85
7.49
7.67
5.84
6.2
6.02
92
103
98
91
101
96
Baik
14
defisiensi tingkat berat
7.09
7.23
7.16
8.22
7.84
8.03
99
91
95
109
99
104
Baik
15
defisiensi tingkat berat
7.11
7.37
7.24
6.87
6.9
6.89
87
92
90
101
97
99
Baik
16
defisiensi tingkat berat
8
7.98
7.99
7.48
7.76
7.62
107
100
104
124
107
115
Baik
17
defisiensi tingkat berat
7.95
7.63
7.79
5.71
5.98
5.85
92
97
95
121
101
111
Baik
18
defisiensi tingkat sedang
7.42
7.14
7.28
6.41
6.49
6.45
100
103
102
103
105
104
Baik
19
defisiensi tingkat berat
8.12
8.73
8.43
6.27
6.12
6.2
110
110
110
94
87
90
Baik
20
defisiensi tingkat berat
6.21
6.81
6.51
6.36
6.49
6.43
100
98
99
111
94
103
Baik
Descriptive Statistics Subjek Penelitian N umur subjek berat badan tinggi badan Indeks Massa Tubuh total kebutuhan energi prosentase asupan rata-rata recall 24 jam Valid N (listwise)
Minimum 20 20 20 20 20 20 20 20
Maximum
15.52 51 165 18.1 3786 52.25 2278.2
Mean
18.36 80 180 26.1 5161 78.35 3237.8
Std. Deviation
17.0932 62.65 171.40 21.274 4264.96 66.1862 2.806E3
.93157 7.350 3.747 1.8361 362.228 7.22739 228.8798
Descriptive Statistics Antar Kelompok Perlakuan perlakuan air putih
N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
umur subjek
10
15.52
18.26
16.9033
.95113
berat badan
10
51
75
60.70
6.717
tinggi badan
10
165
180
171.30
4.423
Indeks Massa Tubuh
10
18.1
23.1
20.631
1.3948
kategori IMT
10
2
3
2.90
.316
total kebutuhan energi
10
3786
4892
4176.05
328.853
prosentase asupan
10
60.17
75.78
68.2113
5.66043
kategori asupan
10
1
2
1.40
.516
rata-rata pretest sprint 60 meter
10
8.24
9.20
8.6685
.32968
rata-rata pretest dribel
10
7.46
9.48
8.3455
.76716
rata-rata pretest lompat
10
68
108
90.20
12.639
rata-rata pretest harvard step test
10
82
106
92.63
8.466
kategori harvard
10
1
1
1.00
.000
rata-rata recall 24 jam
10
2278.2
3237.8
2.843E3
260.3245
rata-rata post test sprint 60 meter
10
8.10
10.03
8.8810
.54629
rata-rata post test dribel
10
6.18
9.37
8.0860
.93239
rata-rata post test lompat
10
70
102
91.70
9.514
rata-rata post test harvard step test
10
87
99
92.62
5.085
kategori post harvard
10
1
1
1.00
.000
Valid N (listwise)
10 15.85
18.36
17.2830
.92050
sport drink umur subjek
10
berat badan
10
55
80
64.60
7.777
tinggi badan
10
168
176
171.50
3.171
Indeks Massa Tubuh
10
19.3
26.1
21.916
2.0625
kategori IMT
10
3
4
3.10
.316
total kebutuhan energi
10
3919
5161
4353.87
388.952
prosentase asupan
10
52.25
78.35
64.1611
8.31386
kategori asupan
10
1
2
1.20
.422
rata-rata pretest sprint 60 meter
10
7.35
8.95
7.9685
.46342
rata-rata pretest dribel
10
6.22
9.12
7.1845
.89731
rata-rata pretest lompat
10
85
104
94.10
6.275
rata-rata pretest harvard step test
10
76
117
96.04
12.306
kategori harvard
10
1
2
1.10
.316
rata-rata recall 24 jam
10
2534.6
3169.2
2.770E3
199.4941
rata-rata post test sprint 60 meter
10
6.51
8.42
7.4505
.58336
rata-rata post test dribel
10
5.85
8.03
6.7670
.73030
rata-rata post test lompat
10
90
110
99.50
5.821
rata-rata post test harvard step test
10
90
116
104.71
8.302
kategori post harvard
10
1
1
1.00
.000
Valid N (listwise)
10 kategori IMT
Perlakuan air putih
Frequency Valid kekurangan BB tingkat ringan Normal Total
sport drink Valid Normal kelebihan BB tingkat ringan Total
Cumulative Percent
Percent Valid Percent 1
10.0
10.0
10.0
9
90.0
90.0
100.0
10
100.0
100.0
9
90.0
90.0
90.0
1
10.0
10.0
100.0
10
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
kategori asupan Perlakuan air putih
Frequency Valid
defisiensi tingkat berat
6
60.0
60.0
60.0
defisiensi tingkat sedang
4
40.0
40.0
100.0
10
100.0
100.0
defisiensi tingkat berat
8
80.0
80.0
80.0
defisiensi tingkat sedang
2
20.0
20.0
100.0
10
100.0
100.0
Total sport drink
Valid
Cumulative Percent
Total
kategori Harvard perlakuan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
air putih
Valid
baik
10
100.0
100.0
100.0
sport drink
Valid
baik
9
90.0
90.0
90.0
sedang
1
10.0
10.0
100.0
10
100.0
100.0
Total
kategori post Harvard perlakuan
Frequency
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
air putih
Valid
baik
10
100.0
100.0
100.0
sport drink
Valid
baik
10
100.0
100.0
100.0
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic umur subjek berat badan tinggi badan Indeks Massa Tubuh total kebutuhan energi rata-rata pretest sprint 60 meter rata-rata pretest dribel rata-rata pretest lompat rata-rata pretest harvard step test rata-rata recall 24 jam rata-rata post test sprint 60 meter rata-rata post test dribel rata-rata post test lompat rata-rata post test harvard step test
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic *
df
Sig.
.145 .141 .196 .158 .155
20 20 20 20 20
.200 .200* .043 .200* .200*
.921 .949 .941 .949 .927
20 20 20 20 20
.104 .346 .246 .355 .135
.094
20
.200*
.974
20
.830
.119 .164
20 20
*
.200 .163
.947 .945
20 20
.326 .304
.093
20
.200*
.978
20
.912
.088
20
.200*
.982
20
.962
.090
20
.200*
.983
20
.967
.122 .137
20 20
.200* .200*
.957 .922
20 20
.485 .109
.122
20
.200*
.937
20
.212
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Independent Samples Test variable penelitian Levene's Test for Equality of Variances
F umur subjek
Equal variances assumed
.104
Sig. .751
Equal variances assumed
.622
Equal variances assumed
.375
Equal variances assumed
1.514
Equal variances assumed
.432
Equal variances assumed
1.144
.82509
-.907
17.981
.376
-.37973
.41857
-1.58469
.82524
.440 -1.200
18
.246
-3.900
3.250
-13.254
5.454
-1.200
17.627
.246
-3.900
3.250
-13.277
5.477
-.116
18
.909
-.200
1.721
-5.154
4.754
.548
-.116
16.318
.909
-.200
1.721
-5.214
4.814
.234 -1.633
18
.120
-1.2855
.7874
-3.5519
.9808
-1.633
15.808
.122
-1.2855
.7874
-3.5889
1.0179
.519 -1.104
18
.284
-177.829
161.068
-641.452
285.795
-1.104
17.516
.285
-177.829
161.068
-642.946
287.289
1.273
18
.219
4.05021
3.18058
-5.10489
13.20532
1.273
15.868
.221
4.05021
3.18058
-5.24978
13.35020
3.892
18
.001
.70000
.17985
.18232
1.21768
3.892
16.252
.001
.70000
.17985
.17578
1.22422
3.110
18
.006
1.16100
.37332
.08641
2.23559
3.110
17.575
.006
1.16100
.37332
.08339
2.23861
-.874
18
.394
-3.900
4.462
-16.744
8.944
-.874
13.183
.398
-3.900
4.462
-17.310
9.510
-.723
18
.479
-3.413
4.723
-17.009
10.183
-.723
15.960
.480
-3.413
4.723
-17.213
10.388
.712
18
.486
73.8014
103.7144
-224.7342
372.3371
.299
.581
.456
.017
.897
Equal variances not assumed rata-rata pretest dribel
Equal variances assumed Equal variances not assumed
rata-rata pretest lompat
Equal variances assumed
2.892
.106
Equal variances not assumed rata-rata pretest harvard step test Equal variances assumed
.133
.719
Equal variances not assumed rata-rata recall 24 jam
Equal variances assumed
.126
Upper
-1.58454
Equal variances not assumed rata-rata pretest sprint 60 meter Equal variances assumed
Lower
.41857
Equal variances not assumed prosentase asupan
Std. Error Difference
-.37973
Equal variances not assumed total kebutuhan energi
Mean Difference
.376
Equal variances not assumed Indeks Massa Tubuh
Sig. (2tailed)
df 18
Equal variances not assumed tinggi badan
t
99% Confidence Interval of the Difference
-.907
Equal variances not assumed berat badan
t-test for Equality of Means
.726
Equal variances not assumed rata-rata post test sprint 60 meter
Equal variances assumed
rata-rata post test dribel
Equal variances assumed
.712
16.860
.486
73.8014
103.7144
-227.0957
374.6986
5.660
18
.000
1.43050
.25273
.70302
2.15798
5.660
17.923
.000
1.43050
.25273
.70266
2.15834
3.522
18
.002
1.31900
.37453
.24095
2.39705
3.522
17.023
.003
1.31900
.37453
.23372
2.40428
1.118
.304 -2.211
18
.040
-7.800
3.527
-17.952
2.352
-2.211
14.911
.043
-7.800
3.527
-18.202
2.602
1.278
.273 -3.926
18
.001
-12.086
3.079
-20.947
-3.224
-3.926
14.921
.001
-12.086
3.079
-21.164
-3.007
.160
Equal variances not assumed .358
Equal variances not assumed rata-rata post test lompat
Equal variances assumed Equal variances not assumed
rata-rata post test harvard step test
.694
Equal variances assumed Equal variances not assumed
.557
ANCOVA Tes sprint - Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable:rata-rata post test sprint 60 meter F
df1
3.253
df2 1
Sig. 18
.088
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + rata_recall + rata_prsprint + perlakuan Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:rata-rata post test sprint 60 meter Type III Sum of Squares
Source
df
a
Corrected Model Intercept rata_recall rata_prsprint Perlakuan Error Total Corrected Total
15.047 .143 .020 4.804 .787 .934 1349.570 15.980
Mean Square 3 1 1 1 1 16 20 19
F
5.016 .143 .020 4.804 .787 .058
85.955 2.450 .338 82.337 13.480
Sig. .000 .137 .569 .000 .002
a. R Squared = .942 (Adjusted R Squared = .931)
Tes Dribel - Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable:rata-rata post test dribel F
df1
2.660
df2 1
Sig. 18
.120
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + rata_prdribel + rata_recall + perlakuan
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:rata-rata post test dribel Source Corrected Model Intercept rata_prdribel rata_recall Perlakuan Error Total Corrected Total
Type III Sum of Squares a
16.300 .191 6.210 .023 .570 5.023 1124.381 21.323
df
Mean Square 3 1 1 1 1 16 20 19
a. R Squared = .764 (Adjusted R Squared = .720)
5.433 .191 6.210 .023 .570 .314
F 17.306 .609 19.781 .072 1.814
Sig. .000 .447 .000 .792 .197
Tes Lompatan - Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable:rata-rata post test lompat F
df1 .258
df2 1
Sig. 18
.617
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + rata_recall + rata_prlompat + perlakuan Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:rata-rata post test lompat Type III Sum of Squares
Source
df
a
Corrected Model Intercept rata_recall rata_prlompat Perlakuan Error Total Corrected Total
1002.790 90.468 .339 634.320 134.871 421.010 184211.000 1423.800
Mean Square 3 1 1 1 1 16 20 19
F
334.263 90.468 .339 634.320 134.871 26.313
Sig.
12.703 3.438 .013 24.107 5.126
.000 .082 .911 .000 .038
a. R Squared = .704 (Adjusted R Squared = .649)
Harvard Step Test - Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable:rata-rata post test harvard step test F
df1
4.908
df2 1
Sig. 18
.040
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + rata_recall + rata_prharvard + perlakuan Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:rata-rata post test harvard step test Source Corrected Model Intercept rata_recall rata_prharvard Perlakuan Error Total Corrected Total
Type III Sum of Squares a
894.654 331.930 14.260 78.431 581.440 688.676 196268.772 1583.331
df
Mean Square 3 1 1 1 1 16 20 19
298.218 331.930 14.260 78.431 581.440 43.042
F 6.928 7.712 .331 1.822 13.509
Sig. .003 .013 .573 .196 .002
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:rata-rata post test harvard step test Source Corrected Model Intercept rata_recall rata_prharvard Perlakuan Error Total
Type III Sum of Squares a
894.654 331.930 14.260 78.431 581.440 688.676 196268.772
df
Mean Square 3 1 1 1 1 16 20
a. R Squared = .565 (Adjusted R Squared = .483)
298.218 331.930 14.260 78.431 581.440 43.042
F 6.928 7.712 .331 1.822 13.509
Sig. .003 .013 .573 .196 .002