PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIPADU DENGAN JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA 1
Ninda Cynthia Pradani, 2Siti Zubaidah, dan 3Umie Lestari Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5, Malang 65145 Email:
[email protected] Abstract: The purpose of this research are to determine differences in student’s critical thinking ability dan learning achievements with PBL learning models combined with Jigsaw compared with coventional models. The design of this research is quasi experiment with non equivalent control group design. Data had been collected from pre test, and pasca test, then had been analized by statistics of Anacova.The results showed that there are differences in critical thinking ability and student’s learning achievements class XI MIA Brawijaya Smart School with PBL learning model combined with Jigsaw compared with conventional models. Experiment’s class with PBL combined with Jigsaw obtain an average score of critical thinking ability 9.1 % higher than the control class and an average score of learning outcomes 7% higher than the control class. Keywords: problem based learning, jigsaw, critical thinking ability, learning achievements.
Biologi sebagai salah satu pelajaran yang diajarkan pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) jurusan IPA mengandung banyak konsep yang harus dikuasai oleh siswa sehingga pelajaran biologi di kalangan siswa kelas XI masih dianggap sebagai kumpulan konsep yang harus dihafal yang akhirnya berdampak pada rendahnya kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa (Hadi, 2013). Biologi selain menekankan pada aspek mengingat pengetahuan dan pemahaman, namun juga menekankan pada aspek aplikasi, analisis, evaluasi, dan kreativitas sehingga siswa dapat melatih kemampuan berpikir dan memecahkan masalah serta pengaplikasian konsep dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kemampuan berpikir yang perlu dikembangkan adalah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis melatih siswa untuk membuat keputusan dari berbagai sudut pandang secara cermat, teliti, dan logis. Jika kemampuan berpikir siswa ditanamkan dan dikembangkan pada diri siswa, maka akan terbentuk sumber daya manusia yang cerdas dalam berpikir dan kritis dalam menyelesaikan masalah, oleh karena itu pembelajaran di sekolah sebaiknya melatih siswa untuk menggali kemampuan dan keterampilan dalam mencari, mengolah, dan menilai berbagai informasi secara kritis (Sari, 2012). Informasi yang diperoleh dari guru Biologi SMA Brawijaya Smart School diketahui bahwa proses pembelajaran yang diterapkan belum memfasilitasi siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa ini ditandai dengan rendahnya siswa dalam memberikan argumen. Metode ceramah masih mendominasi 70% dari keseluruhan kegiatan pembelajaran di samping metode diskusi dan tanya jawab yang dilaksanakan secara klasikal yang mengakibatkan siswa cenderung menerima informasi hanya dari guru. Kondisi tersebut kurang mampu mengembangkan proses berpikir dan 1
Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang 3 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang 2
menghalangi berkembangnya ketrampilan siswa, meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir kritis, ketrampilan memecahkan masalah, dan pengambilan keputusan (Saguni, 2010). Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa, yang ditunjukkan lebih dari 50% masih belum mencapai KKM yang ditetapkan, yaitu 2,66. Menurut berbagai sumber, kondisi serupa juga ditemui di beberapa SMA di kota Malang, misalnya di SMA N 6 Malang yang mengungkapkan bahwa lebih dari 40% siswa kelas XI belum mencapai ketuntasan setiap diadakan tes atau ulangan harian. Kegiatan pembelajaran di MAN 1 Malang, MAN 3 Malang, SMA N 5 Malang, SMA Laboratorium, dan SMA Surya Buana cenderung monoton sehingga belum mampu memfasilitasi siswa untuk aktif belajar sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan permasalahan di atas, solusi yang ditawarkan adalah dengan mencoba menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dipadu dengan Jigsaw. Model pembelajaran PBL dipadu dengan Jigsaw ini mengharapkan siswa mampu merumuskan masalah dari permasalahan yang disajikan oleh guru serta mampu mencetuskan gagasan, mempertahankan gagasan dan mengambil kesimpulan pemecahan masalah dalam pola kerja kelompok. Pola kerja model pembelajaran ini adalah memposisikan siswa dalam beberapa kelompok dimana setiap siswa diberi permasalahan yang berbeda. Siswa memulai merumuskan masalah dalam kelompok asal dan mengumpulkan informasi, mengaplikasikan pengetahuannya untuk pemecahan masalah dalam kelompok ahli. Siswa kembali ke kelompok asal dan bertugas untuk memberikan penjelasan atau tutor sebaya kepada anggota lainnya sehingga mampu melatih ketrampilan siswa untuk berdiskusi, bertanggung jawab, dan saling membantu dalam proses belajar (Saguni, 2010). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dipadu dengan Jigsaw terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa”. METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasy experiment). Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design yang digambarkan seperti Tabel 3.1. Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Eksperimen Semu Subjek Pretestt Perlakuan E O1 X K O3 (Sumber: Sugiyono, 2014) Keterangan: E : Kelompok Eksperimen K : Kelompok Kontrol O1 : Nilai pretestt kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan O2 : Nilai posttest kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan X : Perlakuan dengan menggunakan PBL dipadu dengan Jigsaw O3 : Nilai pretestt kelompok kontrol O4 : Nilai posttest kelompok kontrol
Posttest O2 O4
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA SMA Brawijaya Smart School sedangkan sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas
XI MIA 1 sejumlah 26 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XI MIA 2 sejumlah 26 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan pertimbangan kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang setara. Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah model pembelajaran PBL dipadu dengan Jigsaw dengan variabel terikat kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan Soal Tes. Tes dilakukan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dan hasil belajar siswa tentang materi yang telah disampaikan, yaitu sistem respirasi dan sistem ekskresi. Bentuk soal tes yang digunakan adalah soal pilihan ganda berjumlah 10 soal dan soal uraian yang berjumlah 8 soal. Teknik analisa data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik menggunakan analisis kovarian dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for windows yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat yakni uji normalitas dan uji homogenitas. HASIL PENELITIAN A. Hasil Uji Keterlaksanaan Sintaks Analisis keterlaksanaan pembelajaran dilakukan dengan dua cara, antara lain melihat lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan analisis regresi linier yang diperoleh dari skor pretest dan skor posttest. Konsistensi keterlaksanaan dianalisis dengan uji regresi yang dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1276.880
2
638.440
Residual
1486.351
49
30.334
Total
2763.231
51
F 21.047
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Model, Pretest b. Dependent Variable: Posttest
Berdasarkan analisis skor pretest dan posttest dengan uji regresi diperoleh hasil bahwa nilai signifikasi sebesar 0,000. Nilai tersebut (0,000) lebih kecil daripada 0,05 (p<0,05) yang menunjukkan bahwa sintaks pembelajaran PBL dipadu dengan Jigsaw dilaksanakan secara konsisten. Selain dianalisis dengan uji statistika, keterlaksanaan sintaks pembelajaran juga dianalisis berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, keterlaksanaan sintaks pembelajaran adalah 100% yaitu semua sintaks sudah terlaksana. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang diterapkan sudah sesuai dengan sintaks PBL dipadu dengan Jigsaw. B. Hasil Uji Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji Anakova dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Dari uji hipotesis ini diperoleh hasil bahwa nilai signifikasi model pembelajaran yang digunakan yaitu 0,000. Nilai signifikasi tersebut lebih kecil dari nilai alpha 0,05 yang menunjukkan bahwa H0 ditolak dan
Ha diterima yang artinya ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dengan model pembelajaran PBL dipadu Jigsaw dibanding dengan model konvensional. Ringkasan hasil uji anakova dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Uji Anakova Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dependent variable: Posttest Sig.
Partial Eta Squared
11.078
.000
.311
20581.837
699.800
.000
.935
1
226.895
7.715
.008
.136
474.459
1
474.459
16.132
.000
.248
Error
1441.140
49
29.411
Total
377835.247
52
2092.745
51
Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
a
2
325.803
20581.837
1
Pretest
226.895
Model
Corrected Model Intercept
Corrected Total
651.605
F
a. R Squared = ,311 (Adjusted R Squared = ,283)
Dari hasil pretest didapatkan data rata-rata kemampuan bepikir kritis siswa kelas eksperimen adalah 53,82 sedangkan rata-rata nilai posttestnya adalah 87,87. Rata-rata hasil pretes kemampuan bepikir kritis siswa kelas kontrol adalah 56,25 sedangkan rata-rata nilai posttestnya adalah 82,15. Rerata nilai terkoreksi terdapat pada Tabel 4.3. Pada tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata nilai terkoreksi kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dengan model pembelajaran PBL dipadu dengan Jigsaw sebesar 88,70, sedangkan kelas kontrol sebesar 81.31. Dengan demikian, kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen 9,1% lebih tinggi dibanding kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol. Tabel 4.3 Rerata Nilai Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Rata-rata No Kelas Penyimpangan Koreksi Pretest Posttest 1 2
Eksperimen Kontrol
53,82 56,25
87,87 82,15
-1,21673 1,21673
-0,83929 0,83929
Rerata Terkoreksi 88,71 81,31
C. Hasil Uji Data Hasil Belajar Siswa Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji Anakova dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Dari uji hipotesis diperoleh hasil nilai signifikasi model pembelajaran yang digunakan yaitu 0,000. Nilai signifikasi tersebut lebih kecil dari nilai alpha 0,05 yang menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran PBL dipadu Jigsaw dibanding dengan model konvensional. Ringkasan hasil uji anakova dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Anakova Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Siswa Dependent variable: Posttest Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Partial Eta Squared
Corrected Model
1286.397a
2
643.199
20.846
.000
.460
Intercept
24019.100
1
24019.100
778.441
.000
.941
Pretest
382.925
1
382.925
12.410
.001
.202
Model
753.958
1
753.958
24.435
.000
.333
Error
1511.914
49
30.855
Total
353554.188
52
2798.311
51
Corrected Total
a. R Squared = ,460 (Adjusted R Squared = ,438)
Dari hasil pretest didapatkan data rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 55,14 sedangkan rata-rata nilai posttestnya adalah 86,30. Ratarata hasil pretes hasil belajar siswa kelas kontrol adalah 51,15 sedangkan rata-rata nilai posttestnya adalah 77,96. Rerata nilai terkoreksi terdapat pada Tabel 4.5. Pada tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata nilai terkoreksi hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan model pembelajaran PBL dipadu dengan Jigsaw sebesar 84,90, sedangkan kelas kontrol sebesar 79,35. Dengan demikian, kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen 7% lebih tinggi dibanding kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol. Tabel 4.5 Rerata Nilai Pre test dan Posttest Hasil Belajar Siswa Rata-rata No Kelas Penyimpangan Pretest Posttest 1 2
Eksperimen Kontrol
55,14 51,15
86,30 77,96
1,99519 -1,99519
Koreksi
Rerata Terkoreksi
1,397649 -1,39765
84,90 79,35
PEMBAHASAN A. Pengaruh Model Pembelajaran PBL Dipadu dengan Jigsaw terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan analisa data pengaruh model pembelajaran PBL dipadu dengan Jigsaw terhadap kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan uji anakova didapatkan nilai signifikasi 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dengan model pembelajaran PBL dipadu Jigsaw dibanding dengan model konvensional. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa hasil rerata terkoreksi kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen adalah 88,70 sedangkan kelas kontrol adalah 81,31. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen lebih tinggi 9,1% daripada kelas kontrol. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa model pembelajaran PBL dan Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa (Hadi, 2013; Ariyanti, 2013).
Adanya pengaruh model pembelajaran PBL dipadu dengan Jigsaw terhadap kemampuan berpikir kritis siswa ini berkaitan dengan integrasi sintaks pembelajaran yang digunakan, yaitu PBL dan Jigsaw. Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran, sintaks yang paling berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa terutama pada tahap orientasi siswa terhadap masalah dimana siswa menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki untuk membentuk pengetahuan baru melalui proses penemuan dan menganalisis masalah. Selanjutnya adalah tahap diskusi kelompok ahli yaitu diskusi siswa yang memiliki pokok permasalahan yang sama untuk memecahkan permasalahan. Kegiatan tersebut melatih kemampuan berpikir dan kemampuan berbicara siswa untuk memberikan argumen, mempertahankan argumennya, mempertimbangkan argumen teman, serta menarik kesimpulan untuk pemecahan masalah sebagai bekal untuk menjadi tutor sebaya saat diskusi kelompok asalnya. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Palennari (2011) yang menyebutkan bahwa pada model pembelajaran PBL dipadu dengan Jigsaw, siswa mendapatkan permasalahan yang sama pada saat berada dalam kelompok asal, kemudian masing-masing anggota kelompok dengan pokok permasalahan yang sama bergabung dengan anggota kelompok lainnya membentuk kelompok ahli untuk membahas permasalahan tersebut. Dengan demikian setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab untuk menguasai permasalahan dan mengajarkan kepada sesama anggota kelompoknya. Kegiatan seperti ini membuat siswa dapat berpikir lebih banyak untuk mengembangkan kemampuan menganalisis, mengeksplanasi, menginterpretasi, dan menginferensi permasalahan yang sedang dibahas. Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa dalam model pembelajaran PBL dipadu Jigsaw, siswa tidak hanya mendengarkan saja tetapi terlibat aktif dalam berbagai aktivitas seperti memecahkan masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan aktivitas berpikir yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis. B. Pengaruh Model Pembelajaran PBL Dipadu dengan Jigsaw terhadap Kemampuan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan hasil analisa data menggunakan uji anakova diperoleh nilai signifikasi 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran PBL dipadu Jigsaw dibanding dengan model yang biasa diterapkan oleh guru yaitu diskusi, presentasi dan tanya-jawab. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa rerata terkoreksi hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 84,90 sedangkan kelas kontrol sebesar 79,35. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi 7% daripada kelas kontrol. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyimpulkan bahwa model pembelajaran PBL dipadu dengan Jigsaw berpengaruh terhadap hasil belajar (Palennari, 2011; Limarta, 2012; Handayani, 2009). Adanya pengaruh ini tidak terlepas dari pelaksanaan sintaks pembelajaran yang dipadukan yaitu PBL dan Jigsaw terutama pada tahap diskusi kelompok ahli dan diskusi kelompok asal. Pada saat diskusi kelompok ahli siswa bersama-sama mencari solusi permasalahan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki serta mencari berbagai sumber yang mendukung sehingga terbentuk
pengetahuan baru. Pada saat kembali ke kelompok asalnya, setiap siswa bertugas untuk menjadi tutor sebaya dan menjelaskan tentang apa yang diperoleh dari kelompok ahli. Kegiatan tersebut memungkinkan munculnya penguasaan siswa tehadap bahan ajar sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Penelitian yang dilakukan oleh Limarta (2012) menunjukkan bahwa tahapan yang paling berpengaruh pada hasil belajar siswa adalah tahap diskusi kelompok ahli dan tahap tutor sebaya. Diskusi kelompok ahli adalah tahap dimana setiap siswa yang mendapatkan permasalahan sama akan berdiskusi bersama sehingga dapat menyatukan pendapat sekaligus membangun pengetahuan baru. Pada tahap tutor sebaya, kelompok asal akan menyatukan pengetahuan baru yang telah didapat untuk memecahkan masalah. siswa yang tidak mengerti akan bertanya sehingga meningkatkan kemampuan kognitifnya. Penelitian lain dilakukan oleh Alsa (2010) yang menunjukkan bahwa pola kerja kelompok membuat siswa mampu memahami materi secara lebih cepat dan efektif. Hal tersebut terjadi karena siswa yang belum memahami materi yang diberikan tidak ragu lagi bertanya sehingga mereka memperoleh jawaban melalui proses diskusi serta klarifikasi dari guru. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perpaduan antara model pembelajaran PBL dan Jigsaw mampu mengembangkan kemampuan belajar siswa, terutama dalam aspek kemampuan berpikir dan hasil belajar karena dengan pembelajaran tersebut siswa lebih banyak bertanya jawab, berargumen, dan berdiskusi untuk memecahkan permasalahan sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan bahwa (1) Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI MIA SMA Brawijaya Smart School dengan model pembelajaran PBL dipadu dengan Jigsaw dibanding dengan model konvensional. Kelas eksperimen dengan model PBL dipadu dengan Jigsaw memperoleh rata-rata skor kemampuan berpikir kritis 9,1% lebih tinggi dari kelas control, (2) Ada perbedaan hasil siswa kelas XI MIA SMA Brawijaya Smart School dengan model pembelajaran PBL dipadu dengan Jigsaw dibanding dengan model konvensional. Kelas eksperimen dengan model PBL dipadu dengan Jigsaw memperoleh rata-rata skor hasil belajar 7% lebih tinggi dari kelas kontrol. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diajukan adalah Model pembelajaran PBL dipadu dengan Jigsaw sebaiknya dimanfaatkan dan diaplikasikan dalam pembelajaran Biologi di sekolah pada tingkat SMA atau sederajat karena telah terbukti bahwa model pembelajaran ini mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.
DAFTAR RUJUKAN Alsa, A. 2010. Pengaruh Metode Belajar Jigsaw Terhadap Keterampilan Hubungan Interpersonal dan Kerjasama Kelompok pada Mahasiswa Fakultas Psikologi. Jurnal Psikologi. Vol. 37 (2). Hlm: 165-175. Aningtyas, F. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Lima Unsur Kooperatif dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-A Semester II MAN 3 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Arends, R.I. 2012. Learning to Teach. United States: The McGraw-Hill Companies. Arikunto, S. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ariyanti, N.W.P., Lasmawan, I.W., dan Dantes, N. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas IV SD Cipta Dharma Denpasar. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 3. Hlm: 2-10. (Online) (http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_pendas/article/view/9 40/691) diakses tanggal 18 Januari 2015. Aronson, E. 2010. The Jigsaw Classroom. (Online) (https://www.jigsaw.org/#steps) diakses pada tanggal 30 Desember 2014. Bloom, B.S. 1956. Taxonomy of Educational Objectives. New York: David McKay Company Inc. Depdiknas. 2006. Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA, SMK, dan SLB). Jakarta: Depdiknas. Ennis, R.H. 2011. The Nature of Critical Thinking: an Outline of Critical Thinking Dispositions and Abilities. Universitas Illionis. Fachrurazi. 2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Edisi Khusus (1). Hlm: 76-89. Facione, P. 2011. Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. (Online) (http://www.insightassessment.com), diakses tanggal 19 Januari 2015. Fadhila, C. 2014. Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 7 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Firdaus, A.D., 2013. Penerapan Problem Based Learning Dipadu Think Pair Share Melalui Implementasi Lesson Study untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Xi SMA N 5 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Guedri, P. 2001. Problem- Based Learning: Bringing Higher Order Thinking to Business School. (online)(http://neumann.hec.ca/oipg/fichiers/2001-002__Problem-Based_Learning....pdf) diakses pada tanggal 08 Desember 2014. Hadi, A.M. 2013. Pengaruh Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa SMA Negeri di Kota Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Handayani, S. dan Sapir. 2009. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative Learning) Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, dan Respon Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2 Malang. JPE Vol 2(1). Hlm: 38-52. Indarti. 2014. Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Kelas X SMA N 8 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Krathwohl, D.R. 2002. A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview. Theory into Practice. Vol.41 (4). Pages: 212-267. Limarta, L. 2014. Pengaruh Strategi Pembelajaran Problem Based Learning Dipadu dengan Jigsaw terhadap Metakognitif dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Pandaan Pokok Bahasan Kalor. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Nadriyah. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Tatanan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Swasta Dharmawangsa Medan. (Online) (Http://Digilib.Unimed.Ac.Id/Pengaruh-Pembelajaran-Berbasis-MasalahDalam-Tatanan-Pembelajaran-Kooperatif-Tipe-Jigsaw-Terhadap-HasilBelajar-Biologi-Pada-Siswa-Sma-Swasta-Dharmawangsa-Medan-888.Html) diakses tanggal 21 Juni 2015. Nurhayati. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Pada Siswa Administrasi Perkantoran Kelas X SMK PGRI 2 Malang pada Mata Diklat Bekerjasama Dengan Kolega dan Pelanggan). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Palennari, M. 2011. Potensi Strategi PBL dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi: Biologi Edukasi. Vol.3(2). Pangestuti, A.A. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Biologi Berbasis Reading-Concept Map-Team Games Tournaments untuk Meningkatkan Minat Baca, Kemampuan Berpikir Kritis, Metakognitif, dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas X IPA 4 SMA Laboratorium UM. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Prasmala, E.R. 2014. Penerapan Model Reading Map Group Investigation (GI) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Surya Buana Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Prilatama, A. 2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif STAD (Student TeamsAchievement Division) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-A MAN I Malang pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Rusmegawati. 2011. Pengaruh Supervisi Reflektif Interaktif terhadap Ketrampilan Berpikir Kritis Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Di IRNA RS Dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin. Tesistidak diterbitkan. Depok: Universitas Indonesia. Saguni, F. 2010. Perbedaan antara Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan Metode Problem Based Learning terhadap Hubungan Interpersonal.
Insan. Vol. 12(2). (Online) (http://journal.unair.ac.id/filerPDF/1-12_2.pdf) diakses 19 Januari 2015. Saguni, F. 2013. Efektivitas Metode Problem Based Learning, Cooperative Learning Tipe Jigsaw, dan Ceramah sebagai Problem Solving dalam Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran. Cakrawala Pendidikan. Vol. XXXII (2). Hlm: 207-219. Sari, D.D. 2012. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Pembelajaran IPA Kelas VIII SMP Negeri 5 Sleman. Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam-S1. Vol. 1(2). (Online) (http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/134/66/44) diakses tanggal 20 Desember 2014. Savery, J.R. 2006. Overview of Problem Based Learning: Definitoin and Distinction. Interdiciplinary Journal of Problem Based Learning. Vol. 1 (1). Pages: 9-20. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya. Sugandi, A.I. 2011. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Setting Kooperatif Jigsaw terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematis Serta Kemandirian Belajar Siswa SMA. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Susanti. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar SAINS Biologi Siswa Kelas VIII SMP N 1 Ngawen. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Tilaar, H.A.R. 2011. Pedagogik Kritis, Perkembangan substansi, dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Wahidmurni, A.M., dan Ali R. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera.