PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PENYUSUN JARINGAN PADA TUMBUHAN SISWA KELAS XI SMAN 1 KEDIRI
SKRIPSI Diajukan Untuk Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh : ARUM SANJAYANTI NPM : 11.1.01.06.0012
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PENYUSUN JARINGAN PADA TUMBUHAN SISWA KELAS XI SMAN 1 KEDIRI ARUM SANJAYANTI 11.1.01.06.0012 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan-Pendidikan Biologi Email:
[email protected] Sulistiono dan Dwi Ari Budiretnani UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Pelajaran biologi sebagian besar berupa pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural. Di sisi lain, siswa harus melakukan proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah, sehingga mampu berpikir kritis dan mandiri dalam belajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis dan kemandirian belajar siswa dengan model pembelajaran PBL dan inquiri materi struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada tumbuhan siswa kelas XI SMAN 1 Kediri. Penelitian dilaksanakan secara eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian ini adalah pretest postest control group design. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA-C dan XI MIA-D yang diambil dengan teknik random sampling. Kemampuan berpikir kritis diukur dari nilai tes awal dan akhir pembelajaran terintegrasi dalam tes hasil belajar kognitif C4-C5, sedangkan kemandirian belajar siswa diukur dari nilai test awal dan akhir pembelajaran dengan indikator yaitu: percaya diri, tanggung jawab, inisiatif dan disiplin. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan Anacova untuk kemampuan berpikir kritis dan uji Mann-Whitney untuk kemandirian belajar siswa. Hasil penelitian membuktikan bahwa (1) kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan model inquiri dipengaruhi pretest tetapi kemandirian belajar siswa tidak dipengaruhi pretest, (2) pembelajaran menggunakan model PBL meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dibandingkan dengan model inquiri tetapi tidak meningkatkan kemandirian belajar siswa, (3) pembelajaran menggunakan model PBL dan inquiri sama-sama meningkatkan kemandirian belajar siswa. Kata Kunci: Berpikir Kritis, Inquiri, Kemandirian Belajar, PBL
ARUM SANJAYANTI|11.1.01.06.0012 FKIP – Pend.Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
Hal ini akan tercermin dalam sekolah yang
LATAR BELAKANG Perkembangan pendidikan Indonesia
meningkatkan keutamaan pada kemampuan
di era globalisasi membutuhkan sumber daya
berpikir kritis dan kemandirian belajar siswa,
manusia (SDM) yang baik dan mendukung
seperti SMAN 1 Kediri.
untuk menghadapi persaingan pendidikan yang semakin global. Pendidikan
menjadi
sarana yang paling penting dan efektif untuk membekali siswa dalam menghadapi masa
depan.
Oleh
pembelajaran
yang
karena
itu,
proses
bermakna
sangat
menentukan terwujudnya pendidikan
yang
berkualitas, sehingga terbentuk siswa aktif yang mampu mengembangkan
potensi
dirinya dan memiliki kekuatan spiritual, kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan Negara. Pelajaran biologi sebagian besar berupa
SMAN 1 Kediri termasuk
sekolah
favorit di kota Kediri yang diasumsikan memiliki
kemampuan berpikir kritis dan
kemandirian belajar yang tinggi sehingga mampu mengatur waktu dan mengontrol diri dalam
berpikir,
merencanakan
strategi,
mengevaluasi dan merefleksi. Akan tetapi, dalam
beberapa
hasil
observasi
dan
wawancara langsung terhadap guru bahwa tidak semua siswa mampu dan mandiri dalam belajar, seperti siswa terlambat mengerjakan PR, datang terlambat, dan ramai saat diberikan tugas belajar sendiri dikelas.
dan
Di satu sisi, pembelajaran biologi di
harus
kelas XI MIA dengan mengukur kemampuan
melakukan proses penemuan dan sikap
berpikir kritis dan kemandirian belajar siswa
ilmiah (Depdiknas 2003 dalam Priadi et al.,
secara khusus belum diberdayakan secara
2012), sehingga siswa mampu berpikir kritis
rutin, maka dari itu siswa dibelajarkan
dalam belajar yang didukung peran utama
dengan model pembelajaran PBL dan inquiri.
pengetahuan prosedural.
faktual, Di
sisi
konseptual, lain,
siswa
seorang guru. Disatu sisi, karakteristik materi struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada tumbuhan terdapat dalam pelajaran biologi, akan
lebih
tepat
bila
siswa mempunyai gambaran yang jelas dan detail bagian tubuh tumbuhan. Hal ini, akan mendukung proses penemuan siswa sikap ilmiah siswa.
ARUM SANJAYANTI|11.1.01.06.0012 FKIP – Pend.Biologi
dan
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran PBL dan inquiri
terhadap
kemampuan berpikir kritis dan kemandirian belajar siswa pada materi struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada tumbuhan siswa kelas XI SMAN 1 Kediri materi struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada tumbuhan.
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
II. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest postest control group design, yaitu penelitian dengan melihat perbedaan pretest maupun postest
antara
kelas
eksperimen I dan kelas eksperimen II, dapat dikelompokkan
sebagai
berikut:
kelas
eksperimen I dibelajarkan dengan model pembelajaran
Problem
Based
Learning
(PBL) dan kelas eksperimen II dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiri. Sampel penelitian ini adalah 69 siswa yang terdiri dari kelas XI MIA-C dengan jumlah siswa 35
dengan Anacova untuk kemampuan berpikir kritis
dan
uji
Mann-Whitney
untuk
kemandirian belajar siswa. III. HASIL DAN KESIMPULAN Kemampuan Berpikir Kritis Hasil pengukuran kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran PBL dan dibelajarkan dengan model inquiri materi struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada tumbuhan siswa kelas XI SMAN 1 Kediri. Rata-rata pretest dan postest kemampuan berpikir kritisdapat di lihat pada gambar 1 sebagai berikut:
siswa sebagai kelas eksperimen I, sedangkan kelas XI MIA-D dengan jumlah 34 siswa sebagai kelas eksperimen II yang di ambil secara
random
dilaksanakan
mulai
sampling. bulan
Penelitian Juli
sampai
Desember 2015. Kemampuan berpikir kritis diukur dari nilai tes awal dan akhir pembelajaran terintegrasi dalam tes hasil belajar
kognitif
C4-C5,
sedangkan
kemandirian belajar siswa diukur dari nilai test awal dan akhir pembelajaran dengan indikator yaitu: percaya diri, tanggung jawab, inisiatif dan disiplin (Febriastuti, 2013). Selanjutnya penilaian
skor dengan
dimasukkan menggunakan
kedalam rumus
sebagai berikut: Nilai =
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ X100 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
ARUM SANJAYANTI|11.1.01.06.0012 FKIP – Pend.Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui
Berikutnya
berdasarkan
tabel
1
bahwa perolehan nilai rata-rata kemampuan
diperoleh nilai Fhitung sebesar 11.512 dengan
berpikir
model
nilai signifikan 0,01< 0,05 yang berarti
pembelajaran PBL dan inquiri masing-
terdapat perbedaan kemampuan berpikir
masing yaitu 67 dan 51. Nilai rata-rata kelas
kritis siswa yang dibelajarkan dengan model
PBL maupun inquiri
pembelajaran PBLdibandingkan dibelajarkan
kritis
siswa
pada
terdapat perbedaan
pada pretest dan postest masing-masing yaitu
dengan model inquiri.
31 dan 23. Simpangan baku pada kelas yang
Kemandirian Belajar Siswa
dibelajarkan
menggunakan
model
Hasil pengukuran kemandirian belajar
pembelajaran PBL dan inquiri masing-
siswa yang dibelajarkan dengan model
masing sebesar 13,8 dan 11,9. Selanjutnya
pembelajaran PBL dan dibelajarkan dengan
data kemampuan berpikir kritis diuji dengan
model inquiri materi struktur dan fungsi sel
anacova.
anacova
penyusun jaringan pada tumbuhan siswa
menggunakan SPSS 16.0 for Windows,
kelas XI SMAN 1 Kediri, dengan indikator
sedangkan ringkasannya dapat dilihat pada
yaitu percaya diri, tanggung jawab, inisiatif
tabel 1 berikut ini:
dan disiplin. Rata-rata pretest dan postest
Hasil
uji
dengan
kemandirian belajar siswa di lihat pada gambar 2 berikut ini:
Berdasarkan tabel 1 diperoleh nilai Fhitung sebesar 4.423 dengan nilai signifikan 0,039<0,05 yang berarti bahwa pretest postest
Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui
yang
bahwa perolehan nilai rata- rata kemandirian
dibelajarkan dengan menggunakan model
belajar siswa pada model pembelajaran PBL
pembelajaran PBL dan yang dibelajarkan
dan inquiri masing-masing yaitu 74 dan 78.
dengan model inquiri.
Nilai rata-rata kelas PBL maupun inquiri
memiliki kemampuan
pengaruh berpikir
terhadap kritis
siswa
terdapat perbedaan pada pretest dan postest
ARUM SANJAYANTI|11.1.01.06.0012 FKIP – Pend.Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
masing-masing yaitu 3 dan 6. Simpangan
dengan menggunakan model pembelajaran
baku
dibelajarkan
PBL dan inquiri materi struktur dan fungsi
menggunakan model pembelajaranPBL dan
sel penyusun jaringan pada tumbuhan siswa
inquiri masing-masing sebesar 4 dan 9,6.
kelas XI SMAN 1 Kediri.
Selanjutnya data kemandirian belajar siswa
tersebut ditunjukkan dengan rata-rata dan
diuji dengan Mann-Whitney Pretest Postest,
selisih nilai kemampuan berpikir kritis siswa
karena data tidak homogen dan tidak
pada model PBL masing-masing 67 dan 31
berdistribusi normal. Hasil uji Mann-Whitney
lebih tinggi, dibandingkan dengan rata-rata
Pretest Postest menggunakan SPSS 16.0 for
dan selisih model inquiri masing-masing
Windows,
yaitu 51 dan 23.
pada
kelas
disajikan
yang
pada,
sedangkan
ringkasannya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:
Perbedaan
Hal tersebut juga didukung dengan karakteristik materi struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada tumbuhan yang membutuhkan
gambaran
yang
jelas,
terstruktur dan peka terhadap alam sekitar, sehingga menekankan siswa untuk berpikir kritis melakukan proses penemuan dan menunjukkan sikap ilmiah. Disatu sisi, pretest mempengaruhi daya serap siswa Berdasarkan tabel 2 diperoleh nilai
tinggi di awal pembelajaran yang melekat
signifikan 0,052>0,05 yang berarti tidak
dan merangsang siswa untuk terus berpikir
terdapat perbedaan kemandirian belajar siswa
kritis memecahkan masalah dan menemukan
antara
ini
jawaban sendiri sampai pembelajaran selesai.
membuktikan bahwa kemandirian belajar
Menurut Natalina et al. (2013) bahwa
pretest
dan
postest.
Hal
dengan
peningkatan hasil belajar dilihat dari daya
menggunakan model pembelajaran PBL dan
serap secara individual dengan strategi
inquiri dapat dinyatakan sama.
pembelajaran inquiri terbimbing memotivasi
siswa
yang
dibelajarkan
dan mendorong siswa secara aktif menggali Pembahasan
pengetahuannya sendiri sehingga siswa dapat
Berdasarkan tabel 1 ringkasan hasil uji
menjadi pribadi yang aktif, mandiri dan
anacova menyatakan bahwa pretest memiliki
terampil dalam memecahkan masalah serta
pengaruh
kemampuan
memiliki pemahaman yang lebih terhadap
berpikir kritis, serta terdapat perbedaan
konsep yang dipelajari. Senada dengan hal
kemampuan berpikir kritis yang dibelajarkan
tersebut Anwar et al. (2014) menambahkan
terhadap
postest
ARUM SANJAYANTI|11.1.01.06.0012 FKIP – Pend.Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
rata-rata pretest dan postest mempengaruhi
belajar, memberi solusi untuk pendapat yang
peningkatan cara berpikir kritis mahasiswa
bertentangan
tetapi tidak mempengaruhi sikap kepedulian
dengan teman yang berbeda status sosial,
terhadap
suku
lingkungan
pada
pembelajaran
PBLdan inquiri.
Postest
dan
dapat
agama.
bekerja
Penelitian
sama
tersebut
didukung dengan pernyataan Anggraeni et
Berdasarkan tabel 2 uji Mann-Whitney Pretest
serta
bahwa
tidak
terdapat
al., (2013) bahwa model inquiri suatu rangkaian
kegiatan yang
melibatkan
perbedaan kemandirian belajar siswa antara
kegiatan belajar secara maksimal seluruh
pretest dan postest. Hal ini membuktikan
kemampuan
bahwa kemandirian belajar siswa yang
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
dibelajarkan dengan menggunakan model
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan
pembelajaran PBL dan inquiri sama-sama
sendiri penemuannya dengan penuh percaya
memiliki kelebihan dalam meningkatkan
diri, model ini juga memberikan porsi
kemandirian belajar siswa.
keleluasaan ruang dan waktu terbesar kepada
Hal ini disebabkan kemandirian belajar
siswa
untuk mencari
siswa untuk menyelesaikan permasalahan
siswa dipengaruhi oleh inisiatif dalam diri
dengan
sendiri, tidak ketergantungan dan kesadaran
kemandirian belajar siswa meningkat.
belajar
untuk
memecahkan
dan
jawabannya
sendiri
sehingga
dan
Hal senada juga diungkapkan oleh
menyelesaikan masalah secara mandiri yang
Handayani et al. (2014) dan Bidayasari et al.
mendorong
(2013)
keberhasilan
dalam
belajar
bahwa
terdapat
korelasi
antara
sehingga hasil dari KBM kemandirian belajar
kemandirian belajar dengan prestasi belajar
yang dilakukan siswa telah mencapai tingkat
siswa,
kemandirian belajar yang sama. Di sisi lain,
kemandirian siswa maka prestasi belajar
SMAN 1 Kediri termasuk sekolah favorit di
siswa juga semakin tinggi. Hasil studi (Darr
kota Kediri yang diasumsikan
memiliki
dan Fisher 2004 dalam Sugandi,2013) juga
kemandirian belajar yang tinggi sehingga
menambahkan, bahwa kemampuan belajar
mampu mengatur waktu dan
mandiri
mengontrol
yaitu
semakin
berkorelasi
diri dalam berpikir, merencanakan strategi,
keberhasilan belajar siswa.
mengevaluasi dan merefleksi.
Kesimpulan
Menurut Lestari(2015), bahwa PBL
tinggi
tinggi
1. Kemampuan berpikir kritis
tingkat
dengan
dalam
terbukti mampu membuat aktivitas siswa
pembelajaran menggunakan model PBL
dikelas menjadi lebih baik dalam aspek
dan model inquiri dipengaruhi pretest
menerima pendapat teman, memaksa teman
tetapi kemandirian belajar siswa tidak
untuk menerima pendapatnya, mandiri dalam
dipengaruhi pretest.
ARUM SANJAYANTI|11.1.01.06.0012 FKIP – Pend.Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
2. Pembelajaran menggunakan model PBL meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
dibandingkan
inquiri
tetapi
dengan
tidak
model
meningkatkan
kemandirian belajar siswa. 3. Pembelajaran menggunakan model PBL dan
inquirisama-sama
meningkatkan
kemandirian belajar siswa. IV DAFTAR PUSTAKA Anggareni, N. W., Ristiati, N. P., Widiyanti N. L. P. M., 2013. Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemahaman Konsep IPA Siswa SMP. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.(3). Anwar., Abdullah., Apriana, E. 2014. Penerapan Problem Based Learning Dan Inkuiri Untuk MeningkatkanKemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Kepedulian LingkunganMahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh. Jurnal EduBio Tropika. 2(2):237243 Bidayasari, S.R., Darminto, B.P., Jannah,M.H. 2013. Eksperimentasi Strategi Mind Map Pada Sub Materi Kubus dan Balok Ditinjau Dari Kemandirian Belajar.Ekuivalen:186191. Febriastuti, Y.D. 2013.Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa SMP Negeri 2 Geyer Melalui Pembelajaran Inkuiri Berbasis Proyek.Skripsi. Jurusan Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
ARUM SANJAYANTI|11.1.01.06.0012 FKIP – Pend.Biologi
Handayani, F., Nugraheni, P., Darmono, P.B. 2014. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Savi Dan Master Ditinjau Dari Kemandirian Terhadap Prestasi Belajar. Ekuivalen:115-120. Natalina, M., Yusuf, Y.,Ermadianti. 2013. Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri TerbimbingUntuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar BiologiSiswa Kelas VIII-7 SMP negeri 14 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal Biogenesis. 9(2):28-38. Lestari, I., Nurmilawati, M., Santoso, A.M. 2015. Penerapan Problem Based Learning (PBL) Untuk MeningkatkanKemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap SosialPeserta Didik Kelas VIII. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi. Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi FKIP UniversitasMuhammadiyah Malang: 465-471. Priadi, M.A., Sudarisman, S.,Suparmi. 2012. Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Problem Based Learning melalui metode eksperimen Laboratorium dan Lapangan di Tinjau dari Keberagaman Kemampuan Berpikir Analitis dan Sikap Peduli Lingkungan. Jurnal Inkuiri. 1(3):217-226. Sugandi, A.I. 2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Setting Kooperatif Jigsaw Terhadap Kemandirian Belajar Siswa SMA.Infinity Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. 2(2):144-155.
simki.unpkediri.ac.id || 10||