PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR KOTA DEPOK
Nurul Fazriyah Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Jakarta
[email protected] Abstract: This study aims to determine the effect of integrated learning model and ability to think critically about the science learning outcomes. The study was conducted in SDN Kemiri Muka 1 Depok in class V in the academic year 2014/2015 using cluster random sampling was done to 80 students. Retrieval of data obtained through the test and analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) two-lane design with treatment by level 2 x 2. The results showed that: (1) Natural Sciences learning outcomes of students who are given integrated learning model thematic integrative models higher than in groups of students who are given learning model fragmented, (2) there is an interaction effect between the ability to think critically about the science subjects by learning model thematic integrative learning outcomes Natural Sciences, (3) for students who have the ability to think critically high, the result of learning science students given thematic integrative teaching model is higher than the fragmented learning model and (4) for students who have the ability to think critically low yield higher learning science using fragmented models. The conclusion showed that the thematic integrative learning model with critical thinking skills can improve student science learning outcomes . Keywords: Model Of Integrated Learning, Critical Thinking Skills, Science Learning Outcomes Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terpadu dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar IPA. Penelitian dilakukan di SDN Kemiri Muka 1 Depok pada kelas V tahun pelajaran 2014/2015 menggunakan cluster random sampling yang dilakukan kepada 80 siswa. Pengambilan data diperoleh melalui tes dan dianalisis menggunakan Analisis Varians (ANAVA) dua jalur dengan desain treatment by level 2 x 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar IPA siswa yang diberikan model pembelajaran terpadu model tematik integratif lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diberikan model pembelajaran fragmented, (2) terdapat pengaruh interaksi antara kemampuan berpikir kritis terhadap mata pelajaran IPA dengan model pembelajaran tematik integratif terhadap hasil belajar IPA, (3) bagi siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi, hasil belajar IPA siswa yang diberikan model pembelajaran tematik integratif lebih tinggi dari pada model pembelajaran fragmented dan (4) bagi siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah hasil belajar IPA lebih tinggi menggunakan model fragmented. Kesimpulan menunjukkan bahwa model pembelajaran tematik integratif dengan kemampuan berpikir kritis mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Kata kunci : Model Pembelajaran Terpadu, Kemampuan Berpikir Kritis, Hasil \ Belajar IPA.
48
Pengaruh Model Pembelajaran Nurul Fazriyah
Pendidikan
pada
masa
ini
berorientasi
Pengujian terhadap kemampuan sains
menyiapkan manusia yang disebut dalam
salah satunya dilakukan pada studi TIMSS
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
(Trends in Internasional Matematics and
sebagai manusia seutuhnya, yaitu manusia
science). Studi TIMSS dilakukan untuk kelas
yang cerdas, berkompeten, dapat bersaing
IV dan VIII dalam bidang matematika dan
secara global tanpa melupakan jati dirinya
IPA yang diselenggarakan setiap empat tahun.
sebagai makhluk Tuhan. Rasyidin (2007: 29)
Hasil studi TIMSS dalam bidang sains pada
mengatakan
bahwa
agar
mampu
tahun 2011 Indonesia berada pada peringkat
tuntutan
40 dengan yang diikuti oleh 42 negara.
menyesuaikan
diri
dengan
perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
Berdasarkan hasil studi internasional tersebut
teknologi abad ini, maka hal yang mendesak
Indonesia penguasaan pengetahuan sains yang
untuk dilakukan sekarang adalah menata
masih sangat jauh tertinggal. Hasil pemetaan
kembali sistem pendidikan dan pembelajaran.
Programme
for
International
Pembelajaran yang baik hendaknya
Assesment
mampu menjelaskan bagaimana seharusnya
dipublikasi
for
Economic
peserta
CoOperation and Development
(OECD)
didik
belajar
dan
berpikir.
(PISA)
tahun
Student
Organisation
2012
yang
Pembelajaran tidak hanya menghafal fakta
juga menunjukkan posisi Indonesia yang
dan konsep umum materi pelajaran seperti
berada pada peringkat 64 dari 65 negara
yang terjadi pada era industry (Trilling dan
(Aulia, 2013a; Aulia, 2013b; Aulia, 2013c;
Fadel, 2009:13).
Aulia, 2013d; Driana, 2013; Napitupulu,
Dalam
keadaan
kesempatan pengetahuannya
ini
untuk
anak
diberi
2013).
mengembangkan
secara
melalui
oleh situasi belajar yang dilakukan oleh guru
proses komunikasi yang menghubungkan
di kelas. Belajar IPA menurut esensinya
pengetahuan
mempunyai
yang
mandiri
Hasil belajar IPA dapat dipengaruhi
akan/harus
mereka
tujuan,
IPA
mengembangkan
cara
temukan. Hal ini berpengaruh pada hasil
bertujuan
belajar yang dihasilkan. Hasil belajar IPA
berpikir. Ini sesuai dengan pernyataan Driver
dapat dilihat salah satunya lewat nilai USBN
(Sumaji, 2009:120) bahwa sains merupakan
SDN Kemiri Muka 1 Depok tahun 2013 yang
konstruksi pemikiran manusia. Cara berpikir
meraih rata-rata 6,5. Maka dapat diperoleh
dan hubungannya dengan sains adalah cara
informasi bahwa belum maksimalnya hasil
berpikir ilmiah. Jadi, mengajarkan sains
belajar IPA di sekolah tersebut.
berarti mengajarkan cara berpikir ilmiah. De
49
untuk
pembelajaran
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1 Mei 2015 Boer (Sumaji, 2009: 120), mendeskripsikan
evidence,
tiga alasan mengapa cara berpikir ilmiah
(presenting report, using secondary source).
adalah penting.
evaluating),
Gagne
Pertama dianjurkan bahwa usaha yang
dalam
mengembangkan
communicating
ICELS
kategori
(2014)
hasil
belajar
mensyaratkan untuk berpikir dalam suatu
berdasarkan karakteristik konten/isi yang
disiplin, cara yang rasional dapat memiliki
harus dikuasai siswa. Bloom dan kawan-
efek
penguatan
intelektual
yang
yang
menyeluruh
pada
kawan (Eveline, 2010: 8) membagi hasil
membawa
pada
belajar menjadi beberapa domain atau aspek
akan
peningkatan kekuatan intelektualnya. Kedua,
kemampuan
telah dianjurkan bahwa cara berpikir ilmiah
karakteristiknya, yaitu : (1) kognitif, perilaku
dapat ditransfer pada isi yang ilmiah dan
yang merupakan proses berpikir atau perilaku
bagaimanapun dapat membuat orang menjadi
yang termasuk hasil kerja otak, (2) afektif,
lebih efektif dalam kehidupan sehari-hari.
perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai
Ketiga, dianjurkan bahwa ilmuwan pada masa
pertanda kecenderungannya untuk membuat
yang
pilihan atau keputusan untuk beraksi di dalam
akan
datang
harus
mengetahui
dengan
bagaimana berpikir sebagaimana layaknya
lingkungan
seorang ilmuwan pada masa sekarang.”
perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja
Pada
pembelajaran
(3)
psikomotorik,
terdapat
fungsi tubuh manusia Selanjutnya ranah
keterampilan proses yang harus dikuasai
kognitif dari taksonomi Bloom direvisi oleh
anak.
(2011:93),
Anderson dan Krathwohl (2001:28) menjadi
keterampilan proses merupakan keterampilan
dua dimensi, yaitu dimensi proses kognitif
intelektual yang digunakan ilmuwan dalam
dan dimensi pengetahuan.
Menurut
IPA,
tertentu,
berbagai
Samatowa
meneliti fenomena alam. Khusus untuk pembelajaran
di
pendapat
beberapa
ahli
dimuka, yang dimaksud dengan hasil belajar
menyarankan hanya lima jenis keterampilan
IPA di Sekolah Dasar ialah perubahan tingkah
proses
laku yang dapat diukur dan diamati sesudah
harus
dasar,
dari
Harlen
yang
sekolah
Jadi,
dikuasai,
meskipun
hakekatnya mencakup pula jenis keterampilan
mengikuti
proses yang lainnya, yaitu : observing
bentuk
(collecting
diperoleh dari kegiatan keterampilan proses
data,
measuring),
planning
kegiatan
pembelajaran
pengetahuan
keterampilan,
(raising questioning, predicting, devising
dengan
enquiries)
menafsirkan, meramalkan, menggunakan alat
explanation)
hypothesizing
(suggesting
interpreting
(considering
50
indikator
dan
dalam
melakukan
observasi,
Pengaruh Model Pembelajaran Nurul Fazriyah
dan bahan, mengelompokkan, menerapkan
karena itu pengemasan pengalaman belajar
konsep, mengkomunikasikan.
akan
Model
pembelajaran
yang
dapat
sangat
kebermaknaan
berpengaruh pengalaman
terhadap
tersebut
bagi
membantu tercapainya hasil belajar secara
mereka. Pentingnya kesinambungan konsep
efektif adalah model pembelajaran tematik
diri
integratif.
diperhatikan dalam pembelajaran IPA di SD,
Model
pembelajaran
tematik
serta
lingkungan
layaknya
integratif adalah suatu model pembelajaran
mendorong
beranjak dari model pembelajaran terpadu
integratif perlu diselenggarakan di sekolah
(integratif learning). Model tematik integratif
dasar.
adalah
model
pembelajaran
dengan
Salah
model
yang
satu
menghubungkan beberapa bidang studi yang
mempengaruhi
dipayungi dengan tema (webbed).
kemampuan
Ada kecenderungan selama ini guru mengemas
pengalaman
belajar
pembelajaran
faktor hasil
berpikir
internal belajar
kritis.
tematik
yang adalah
Kemampuan
berpikir kritis penting untuk dikembangkan.
siswa
Salah
satu
alasannya
adalah
untuk
peserta
didik
untuk
terkotak-kotak dengan tegas antara satu
mempersiapkan
bidang studi yang lainnya, pembelajaran yang
kehidupan
memisahkan penyajian mata-mata pelajaran
berpikir ini dapat dipelajari serta ditingkatkan
secara tegas hanya akan membuat kesulitan
melalui proses pembelajaran IPA di sekolah.
belajar bagi siswa karena pemisahan seperti
Karena pembelajaran IPA mengembangkan
itu memberikan pengalaman belajar yang
rasa ingin tahu (curiosity) dan sikap kritis
bersifat artifisial.
terhadap gejala-gejala alam.
Sesuai
konsep
belajar
Gestalt
kedewasaannya.
Pembelajaran
IPA
Kemampuan
hendaknya
(Syaefudin, 2009:112) yang mengutamakan
mengembangkan ranah belajar ke tingkat
pengetahuan yang dimiliki siswa dimulai dari
lebih tinggi sehingga keterampilan siswa
keseluruhan baru kemudian menuju bagian-
dapat berkembang. Jika pembelajaran hanya
bagian. Dengan kata lain di mata siswa
mempelajari ranah berpikir tingkat rendah
melihat dirinya sebagai pusat lingkungan
(lower order thinking skill) maka kemampuan
yang
berpikir siswa hanya sampai mengingat dan
merupakan
secara
holistik
yang
berangkat dari sifat konkrit.
mengetahui. Pembelajaran IPA di sekolah
Ketidakmengertian tentang suatu topik belum
bisa
mewujudkan
dalam
berdasarkan
pengamatan
peneliti,
belum
bentuk
memaksimalkan ranah berpikir tingkat lanjut
kemampuan bertanya dengan baik. Oleh
(higher order thinking Skill) berupa analisis,
51
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1 Mei 2015 sistesis
serta
evaluasi.
Diharapkan
model pembelajaran dan kemampuan berpikir
pembelajaran IPA memberi perhatian pada
kritis siswa terhadap hasil belajar IPA. 3)
ranah berpikir ini terutama pada keterampilan
Perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang
berpikir kritis.
Oleh sebab itu, perlu
memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi
dilakukan studi kajian tentang faktor yang
yang belajar dengan menggunakan model
mempengaruhi hasil belajar siswa. Khususnya
pembelajaran
melakukan
menggunakan
studi
pembelajaran
pengaruh
tematik
integratif
model dan
tematik
integratif
model
dan
pembelajaran
fragmented. 4) Perbedaan hasil belajar IPA
keterampilan berpikir kritis dengan hasil
antara
peserta
didik
belajar IPA siswa sekolah dasar.. Berpikir
kemampuan berpikir kritis rendah yang
kritis menurut Facione (1990: 3) critical
belajar
thinking is a purposeful, self-regulatory
pembelajaran
judgment which results in interpretation,
menggunakan
analysis, evaluation, and inference, as well as
fragmented.
dengan
yang
memiliki
menggunakan
tematik
model
integratif
model
dan
pembelajaran
explanation of the evidential, conceptual, methodological, criteriological, or conceptual
METODE
considerations upon which that judgment is
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa
based. Sesuai dengan pendapat tersebut
kelas V SD di SDN Kemiri Muka 1 Kota
berpikir kritis adalah suatu tujuan, penilaian
Depok. Adapun penelitian dilaksanakan pada
diri regulasi yang menghasilkan interpretasi,
semester I (ganjil) tahun pelajaran 2014/2015
analisis, evaluasi, dan kesimpulan, serta
yang berlangsung sejak bulan September-
penjelasan
konseptual,
Oktober 2014. Penelitian ini menggunakan
atau
metode eksperimen, dan variabel dalam
pertimbangan konseptual di mana penilaian
penelitian ini terdiri dari; (1). Variabel bebas
yang didasarkan
adalah model pembelajaran terpadu, dan (2).
tentang
metodologis,
bukti,
criteriological,
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
Variabel terikat adalah hasil belajar IPA dan
mengetahui: 1) Perbedaan hasil belajar IPA
variabel
antara
berpikir kritis.
siswa
yang
belajar
dengan
menggunakan model pembelajaran tematik integratif
dan
menggunakan
siswa model
yang
atributnya
adalah
kemampuan
Populasi dalam penelitian ini adalah
belajar
seluruh siswa kelas V Adapun desain
pembelajaran
penelitian
fragmented. 2) Pengaruh interaksi antara
eksperimen
52
ini by
menggunakan level
2
x
rancangan 2.
Teknik
Pengaruh Model Pembelajaran Nurul Fazriyah
pengambilan sampel dilakukan dengan cara
dilakukan menggunakan Liliefors dan uji
cluster random sampling. Instrumen yang
homogenitas dengan uji Bartlett.
digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) instrument tes hasil belajar IPA siswa berupa
HASIL
tes pilihan ganda, (2) instrument kemampuan
Hasil analisis dan deskripsi, perbedaan
berpikir kritis berupa tes uraian. Koefisien
hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu
reliabilitas
pengetahuan
sebesar
instrumen 0,868
hasil
belajar
sedangkan
IPA
reliabilitas
alam
menggunakan
kemampuan berpikir kritis siswa sebesar
fragmented
0,732.
pembelajarannya
Teknik
analisis
data
antara
model dengan
siswa
yang
pembelajaran siswa
yang
menggunakan
Model
menggunakan
Pembelajaran Tematik Integratif. Adapun
ANAVA dua jalur dan pengujian simple effect
rangkuman hasil penelitian dapat dilihat pada
dengan uji Tuckey. Pengujian normalitas
table
1
di
bawah
ini:
Tabel 1 Rangkuman Hasil Penelitian A1
A2
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
Mean
74,1
68,6
84,6
63,7
63,5
73,8
Standar Dev.
12,47
8,97
7,34
5,85
5,37
9,00
Median
64,4
67,5
85,7
64,1
61,6
76,7
Modus
68,5
67,8
80,9
66,5
60,2
75,1
Varians
155,46
80,43
53,87
34,22
28,87
80,96
a) Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan teknik Analisis Varians dua jalur ( ANAVA 2 x 2). Adapun hasil perhitungan ANAVA 2 jalur ini secara ringkas dapat dilihat dari tabel berikut ini:
53
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1 Mei 2015 Tabel 1. Hasil Perhitungan dengan Anava Dua Jalur Sumber Varians
dk
JK
RJK
Fhitung
Ftabelα=0,05
Antar Kolom
1
332,75
332,75
6,72 **
4,08
Antar Baris
1
300,57
300,57
6,07 .
Interaksi
1
2673,84
2673,84
54,04 **
Dalam Kelompok
40
1979,27
49,48
Total Direduksi
43
b) Berdasarkan hasil pertama,
pengujian hipotesis
diketahui
bahwa
c) Pembuktian
penerapan
ini
penelitian
4,07
menguatkan
serta
menolak
hipotesis
H0,
dapat
model pembelajaran tematik lebih efektif
dikuatkan dengan hasil penelitian yang
meningkatkan hasil belajar siswa. hal ini
relevan bahwa Ahmad (2010:150) dalam
sejalan dengan yang diungkapkan oleh
penelitiannya
Hasil analisa data dengan menggunakan
pembelajaran terpadu dengan pendekatan
ANAVA dua jalur pada taraf signifikansi
konstruktivistik dan kooperatif terbukti
α=0,05, tersebut di atas, memberikan nilai
dapat meningkatkan kemampuan sosial
Fhitung = 6,72 lebih besar dari pada Ftabel =
dan
4,08. Hal ini berarti bahwa H0 ditolak.
siswa.Pembelajaran
Yang berarti bahwa rata-rata hasil belajar
integratif menciptakan siswa yang aktif,
matematika siswa yang diberi model
kreatif, efektif, dan berpikir kritis dengan
pembelajaran tematik integratif lebih tinggi
pengetahuan
daripada rata-rata siswa yang diberi model
sehingga pada akhirnya menempatkan
pembelajaran fragmented. Karena rata-rata
siswa sebagai subjek dan sekaligus objek
skor hasil belajar IPA siswa yang diberi
belajar, karena melibatkan siswa dalam
model pembelajaran tematik integratif
pembelajaran (Trianto, 2010: 136).
mengemukakan
kemampuan
bahwa
intelektual model
tematik
dan wawasan yang luas,
74,14 lebih tinggi dari rata-rata skor hasil
d) Hasil pengujian hipotesis kedua adalah
belajar IPA siswa yang menggunakan
menunjukkan bahwa model pembelajaran
model
terpadu
fragmented
68,64
maka
memberikan
pengaruh
yang
disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa
berbeda terhadap hasil belajar IPA jika
model pembelajaran tematik integratif
diterapkan pada siswa yang memiliki
lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang
kemampuan berpikir kritis yang berbeda
menggunakan model fragmented.
pula. Model pembelajaran terpadu dan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap 54
Pengaruh Model Pembelajaran Nurul Fazriyah
hasil belajar IPA memiliki efektifitas pada
dikembangkan
level yang berbeda. Pada siswa yang
pembelajaran
lebih
lanjut
dalam
memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi model tematik integratif lebih efektif dibandingkan
model
PEMBAHASAN
fragmented,
Hasil pengujian hipotesis yang ketiga
sebaliknya pada siswa yang memiliki
menunjukkan bahwa pada kelompok siswa
kemampuan berpikir krtiis rendah model
yang memiliki KBK tinggi lebih efektif
tematik
menggunakan
integrative
kurang
efektif
Model
Tematik
Integratif
dibandingkan freagmented. Hasil analisa
dibanding Model Fragmented Pembuktian
data dengan menggunakan ANAVA dua
hipotesis ketiga ini sejalan dengan penelitian
jalur pada taraf signifikansi α = 0,05,
Muhardjito (2008:116) dalam penelitiannya
tersebut
nilai
menemukan pengaruh kemampuan berpikir
Fhitung(Fhit) = 54,04 > dari Ftabel(Ft) = 4,07
kritis mahasiswa pada mata kuliah Fisika
hal ini berarti bahwa H0 ditolak. Yang
Dasar terhadap hasil belajar Fisika Dasar.
berarti bahwa terdapat pengaruh interaksi
Anak yang memiliki kemampuan berpikir
yg
kritis
di
sangat
atas,
memberikan
signifikan
antara
model
tinggi
bila
dirangsang
dengan
pembelajaran terpadu dengan kemampuan
menggunakan
berpikir kritis siswa terhadap hasil belajar
integrative
IPA. Interaksi tersebut dibuktikan dengan
belajarnya sesuai dengan pendapat (Kim,
penelitian
1998:91).
yang
Sekaringtyas
relevan
Tunjungsari
(2013:145),
berdasarkan
pembelajaran
akan
Hasil
lebih
tematik
meningkat
hipotesis
yang
hasil
keempat
terdapat pengaruh langsung positif untuk
menunjukkan bahwa siswa yang memiliki
variabel berpikir kritis terhadap hasil
Kemampuan Berpikir Kritis rendah , skor
belajar IPA.
hasil
e) Model pembelajaran tematik integratif
belajar
kelompok
yang
diberi
fragmented lebih tinggi. Adapun hasil uji
merangsang siswa untuk berpikir lebih
Tuckey
tinggi
menghubungkan
mempunyai kemampuan berpikir kritis rendah
berbagai konsep serta pengetahuan yang
diperoleh nilai qhitung = 4,76 lebih besar dari
dipayungi dengan tema yang menarik.
qtabel(0,05)(4;11) = 4,26. Hal ini berarti bahwa
Kemampuan berpikir tinggi inilah yang
terdapat
dikatakan
Costa
kelompok siswa yang diberi pembelajaran
(2012:178)
yang
karena
harus
dalam perlu
Kowiyah
diasah
serta
pada
kelompok
perbedaan
hasil
siswa
belajar
yang
IPA
model tematik integratif dan kelompok siswa
55
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1 Mei 2015 yang diberi pembelajaran model fragmented
SIMPULAN
untuk kelompok siswa yang mempunyai
Kesimpulan penelitian ini adalah (1)
kemampuan berpikir kritis rendah. Dengan
Model
demikian dapat disimpulkan bahwa pada
memiliki pengaruh yang lebih efektif terhadap
kelompok
hasil
siswa
yang
mempunyai
Pembelajaran
belajar
IPA
Tematik
Integratif
dibandingkan
fragmented,
Model
kemampuan berpikir kritis rendah, hasil
Pembelajaran
(2)
Terdapat
belajar IPA kelompok siswa yang diberi
pengaruh
antara
Model
pembelajaran model fragmentedlebih tinggi
Pembelajaran
Integratif
dengan
daripada hasil belajar IPA kelompok siswa
Kemampuan Berpikir Kritis terhadap hasil
yang diberi pembelajaran model tematik
belajar IPA, (3) Model Pembelajaran Tematik
integratif.
Integratif memiliki pengaruh terhadap hasil
interaksi Tematik
Diterimanya hipotesis penelitian yang
belajar IPA pada kelompok siswa yang
keempat sejalan dengan pendapat Jufri (2013:
memiliki Kemampuan Berpikir Kritis tinggi,
58) bahwa karakterisitk anak yang memiliki
(4)
kemampuan
mampu
kemampuan berpikir kritis rendah hasil
membuat keputusan kritis dan kreatif, namun,
belajar IPA lebih tinggi jika menggunakan
siswa yang kemampuan berpikir kritisnya
model pembelajaran fragmented.
rendah
kritis
tidak
hendaknya
dapat
membuat
kelompok
siswa
yang
memiliki
berbagai
keputusan rumit, apalagi menghubungkan
DAFTAR RUJUKAN
berbagai konsep serta tema yang disajikan Ali, Mohammad et al. 2007. Ilmu dan
oleh gurunya lewat pembelajaran.
Aplikasi
Maka siswa yang kemampuan berpikir
jika
menggunakan
Anderson, Rin. W dan David R. Krathwohl.
model
2001. A Taxonomy For Learning,
pembelajaran tematik integratif dibandingkan kelompok
yang
belajar
dengan
Bandung:
Pegagogiana Press.
kritis rendah hasil belajarannya akan lebih rendah
Pendidikan.
Teaching and Assessing: A Revision
model
of Bloom’s Taxonomy of Educational
pembelajaran fragmented. Karena mereka
Objektives. New York: Addison
belum terampil menghubungkan berbagai
Wesley Longman, Inc.
konsep, dan tema.
Bundu, 2006. Patta. Penilaian Keteramplan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Dirjen Pendidikan Nasional. 56
Pengaruh Model Pembelajaran Nurul Fazriyah
ICELS. “Robert Gagne’s Five Categories of
Sumaji.
Learning Outcomes and The Nine Events
of
Pendidikan
Sains
yang
Humanistis. Yogyakarta: Kanisius
ICELS
Instruction,”.
2009
Syaefudin
Online. http://www.icels-educators-
Saud,
Udin.
2009.
Inovasi
Pendidikan. Bandung: Alfabeta,
forlearning.ca/index.php?options=co
Trilling, Bernie dan Charles Fadel. 21st
m_content&view=article&id=54&ite
Century Skills. Learning For Life In
mid=73#main. (Diakses 1 Januari
Our Times. San Fransisco: Jossey-
2014).
Bass, 2009.
Kowiyah, “Kemampuan Berpikir Kritis.” Jurnal Pendidikan Dasar. Nomor 5 Tahun 3, Desember 2012. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta. Majid, Abdul. 2013 Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya. Rusman. 2011. Model- Model Pembelajaran. Mengembangkan
Profesionalisme
Guru. Jakarta: Raja Grafindo. Sisdiknas. “Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21,” Sisdiknas Online. http:// www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/uj i-publik-kurikulum_20-13-2.htm (Diakses 1 Oktober 2013). Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks, Semiawan, Conny. Landasan Pembelajaran dalam
Perkembangan
Jakarta
:
Pusat
Manusia.
Pengembangan
Kemampuan Manusia, 2007. Siregar, Eveline dan Hartati Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia, 2010.
57