PENGARUH METODE MODELING TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA Abang Supriyanto, Ahmad Atiq, Eka Supriatna Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP Untan Email:
[email protected] Abstrak: Masalah penelitian adakah pengaruh metode modeling terhadap hasil belajar passing sepak bola di SMAN Negeri 01 Nanga Taman. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode modeling terhadap hasil belajar passing. Metode penelitian adalah metode eksperimen dengan bentuk preexperimental design. Populasi yaitu seluruh siswa kelas X SMAN 01 Nanga Taman yang berjumlah 171. Teknik sampling menggunakan purposive sampling yaitu mengambil sampel siswa kelas XB SMAN 01 Nanga Taman yang jumlah populasinya 31 siswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis uji-t. Hasil analisis data yang diperoleh didapat hasil belajar rata-rata pretest 16,87 dan posttest 20,22 meningkat 4,00 dengan persentase peningkatan sebesar 23,71%. Analisi uji pengaruh didapat nilai ttest yaitu sebesar 15,748 lebih besar dari nilai ttabel 2,042. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode modeling terhadap hasil belajar passing sepak bola di Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Nanga Taman. Kata Kunci: Metode Modeling, Passing Sepak Bola. Abstract: The research problem is there any influence on learning outcomes of the modeling method of passing football at SMA Negeri 01 Nanga Taman. The purpose of this study was to determine the effect of modeling methods to the learning outcomes passing. The research method is a method of experimentation with form pre-experimental design. The population is the entire class X of SMAN 01 Nanga Taman totaling 171. The sampling technique used purposive sampling took samples XB grade students of SMAN 01 Nanga Taman that its population is 31 students . Data analysis was performed using t-test analysis. The results of the analysis of data obtained by the result of learning the average pretest and posttest 20.22 16.87 increased by 4.00 percentage increase of 23.71 %. Test analysis the effect obtained is equal to 15.748 ttest value greater than the value ttable 2,042. Based on the research results it can be concluded that there are significant modeling method to the learning outcomes of passing football in the National High School 01 Nanga Taman. Keywords : Modeling Methods, Passing Football .
PENDAHULUAN endidikan jasmani bukan dikejar hanya untuk mengolah badan dan raga supaya sehat tetapi juga ada unsur rekreasi dan hiburannya. Banyak siswa menganggap olahraga sebagai hiburan atau sebagai kegiatan pelepas penat. Tetapi disetiap sekolah pendidikan jasmani merupakan suatu kegiatan yang diadakan dan dilaksanakan sekolah untuk melatih siswa-siswi agar tubuh mereka menjadi lebih sehat dan tidak mudah stress dalam mengikuti proses belajar mengajar. Menurut Husdarta (2011) pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Sedangkan menurut Dini Rosdiani (2013) pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses pendidikan jasmani akan berjalan dengan baik kalau metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran betul-betul tepat, hal ini dikarnakan karena pendidikan jasmani dengan metode pembelajaran saling berkaitan. Mata pelajaran Penjaskes khususnya pembelajaran sepak bola merupakan materi ajar yang harus diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk memberikan keahlian dan keterampilan pada siswa. Pembelajarannya penjaskes berbeda dengan pembelajaran pada pembelajaran yang lain, yang membedakannya ialah di dalam pembelajaran penjaskes pembelajarannya lebih banyak menekankan pada keterampilan. Begitu juga sepak bola dalam menguasai teknik dasar menendang menggunakan kura-kura kaki tentunya siswa harus memiliki keterampilan gerak yang baik dengan didukung teknik yang benar sehingga gerakan yang ditimbulkan sesuai dengan yang diinginkan. Teknik dasar menendang yang dilakukan merupakan satu kesatuan tahapan yang akhirnya menjadi satu gerakan Menurut Menurut Sucipto, dkk (2000) passing atau menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepak bola. Menurut Muhajir (200) ada tiga passing yang digunakan yaitu pasing menggunakan kaki bagian dalam, Kura-kura kaki, dan kaki bagian luar. Namun dalam penelitian ini yang diteliti adalah teknik dasar yaitu passing menggunakan kura-kura kaki. Selanjutnya adapun prinsip-prinsip menendang bola menurut (Sukatamsi, 1984) yang terdiri dari 1) Pandangan mata: pandangan mata terutama untuk mengamati situasi atau keadaan permainan. Pada waktu akan menendang bola, pandangan mata ke arah sasaran kemana bola akan, kemudian pandangan jalannya arah bola. 2) Kaki tumpu: kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada persiapan akan menendang bola dan kaki tumpu merupakan letak titik berat badan. Posisi kaki tumpu atau dimana harus meletakkan kaki tumpu terhadap bola, posisi kaki tumpu terhadap letak bola akan menentukan arah lintasan bola dan tinggi rendahnya lambungan bola. Lutut kaki tumpu sedikit
P
1
ditekuk dan pada waktu menendang lutut di luruskan merupakan kekuatan mendorong ke depan. 3) Kaki yang menendang: kaki yang menendang adalah kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Pergelangan kaki yang untuk menendang bola pada saat akan menendang bola dikuatkan atau ditegangkan, tidak boleh bergerak. Tungkai kaki yang menendang diangkat ke belakang kemudian diayunkan ke depan sehingga bagian kaki yang digunakan untuk menendang mengenai bagian bola yang ditendang. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan lanjutan ke depan dan seterusnya bergerak untuk mencari posisi. 4) Bagian bola yang ditendang: bagian bola yang ditendang merupakan bagian bola yang disebelah mana yang ditendang, ini akan menentukan arah jalannya bola dan tinggi rendahya lambungan bola. 5) Sikap badan: sikap badan pada waktu menendang bola sangat dipengaruhi oleh posisi atau letak kaki tumpu terhadap bola. Posisi kaki tumpu tepat disamping bola maka pada saat menendang bola badan berada tepat diatas bola dan sikap badan akan sedikit condong ke depan, sikap badan ini untuk tendangan bola menggulir rendah atau sedikit melambung sedang. Posisi kaki tumpu berada di samping belakang bola, maka badan berada di atas bola hingga sikap badan condong ke belakang, maka hasil tendangan bola melambung tinggi. Berdasarkan hasil observasi di Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Nanga Taman, guru bidang studi penjaskes tersebut mengungkapkan bahwa 60% siswa masih banyak yang kurang menguasai teknik dasar passing bawah sepak bola dengan baik. Sedangkan hasil wawancara peneliti dengan siswa disekolah tersebut yang telah mengikuti pelajaran olahraga sepak bola, menyatakan bahwa menurut mereka penyampaian materi oleh guru kurang menarik dikarenakan guru tersebut hanya mengunakan metode ceramah. Menurut Dini Rosdiani (2013) ceramah merupakan salah satu cara pencampaian informasi dengan lisan dari seorang kepada sejumlah pendengar, tidak mempraktekan secara langsung kepada siswa dan membuat siswa merasa tidak bersemangat melakukan aktivitas pembelajaran sepak bola yang disampaikan oleh guru, sehingga apa yang diajarkan oleh guru tidak diterima dengan baik oleh siswa. Untuk itu agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, maka dalam hal ini dituntut serta diharapkan metode pembelajaran yang harus dapat dikuasai oleh guru penjaskes yang tujuannya untuk menarik motivasi siswa untuk mau melakukan proses pembelajaran sepak bola disekolah, sebagai guru penjaskes ia harus memiliki kompetensi dalam proses belajar mengajar. Salah satu kompetensi yang dimiliki oleh guru penjaskes adalah mampu mengaplikasikan suatu proses pembelajaran. Model pembelajar yang dimaksud peneliti adalah model pembelajaran pemodelan (modeling). Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2007) menyatakan bahwa pembelajaran pemodelan (modeling) adalah pembelajar pengetahuan, sikap, maupun
2
keterampilan perlu menghadirkan model yang bisa ditiru, seperti memberikan contoh yang dimaksud, mengoperasikan sesuatu, mempertontonkan penampilan atau menunjukan pristiwa. Dalam kaitan tersebut pembelajaran pemodelan (modeling) digunakan agar siswa dapat memahami pembelajaran yang diberikan dengan mencontohkan gerakan yang benar dalam melakukan passing sepak bola. Metode pemodelan menurut Amri dan Ahmadi ( 2010) memiliki lima fase penting yaitu: guru mengawali pengajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru, selanjutnya diikuti dengan persentasi materi ajar yang akan diajarkan dan memberikan contoh pemodelan tentang keterampilan tertentu, kemudian melakukan pelatihan kepada siswa dan pemberian umpan balik terhadap keberhasilan yang dicapai. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dilapangan, siswa sangat antusias untuk melakukan pembelajaran teknik passing bawah, tapi sayangnya siswa kurang mengerti atau memahami bagaimana teknik yang benar dalam melakukan passing bawah sepak bola. Upaya untuk meningkatkan sebagai salah satu solusi mengatasi masalah tersebut adalah dengan pengembangan pembelajaran menggunakan pembelajaran metode modeling. Metode modeling merupakan sebuah pembelajaran yang menggunakan keterampilan atau pengetahuan tertentu dengan model yang bisa ditiru. Metode modeling merupakan sebuah pembelajaran ini diberikan dalam proses pembelajaran pembelajaran passing di Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Nanga Taman dengan tujuan agar proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat memperaktikan dalam aktivitas pembelajaran di lapangan. METODE Metode penelitian yaitu eksperimen dengan bentuk desain eksperimen preexperimental design. Pre-experimental design adalah desain penelitian dimana masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen, jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk desain eksperimen preexperimental design. Pre-experimental design adalah desain penelitian dimana masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen, jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random (Sugiyono,
3
2010). Untuk desain penelitian eksperimen yang lebih spesifik, penulis menggunakan model penelitian one-group pretest-posttest design. O1 X O2 (Sugiyono, 2012). Keterangan : O1 : Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan) O2 : Nilai posttest (setelah diberi perlakuan) X : Perlakuan Populasi dalam penelitian ini mengambil seluruhan dari Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Nanga Taman yang berjumlah 171 orang yang terdiri dari 83 orang putra dan 88 orang perempuan. Dalam penelitian teknik pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling purposive. Sampling purposive.yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengambil sampel Siswa Kelas XB Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Nanga Taman yang jumlah populasinya 31 siswa, terdiri dari 14 orang putra dan 17 orang putri. Adapun teknik dalam pengumpulan data adalah terdiri dari tahapan tes awal (pre-test) yang merupakan tes yang diberikan pada siswa sebelum siswa diberikan perlakuan, selanjutnya setelah pre-test maka sampel penelitian akan diberikan perlakuan dengan pembelajaran passing bawah sepak bola. Menurut Tite Juliantine, dkk (2007) adapun mesocycle adalah suatu siklus jangka menengah yang lamanya antara 3 – 6 minggu. Adapun frekwensi latihan oleh Tite Juliantine, dkk (2007) berpendapat bahwa para pelatih telah sepakat, bahwa latihan 3 kali seminggu akan meningkatkan kekuatan tanpa ada resiko yang kronis. Dari pendapat para ahli di atas bahwa pemberian perlakuan (treatment) dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 12 kali pertemuan (4 minggu). Adapun pemberian perlakuan atau latihan yang berbentuk kegiatan permainan yang diberikan kepada siswa sebanyak 3 kali pertemuan dalam seminggu. Alat dalam pengumpul data adalah tes passing sepak bola menggunakan kisi-kisi penilaian gerak. Tes yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui hasil kemampuan teknik dasar siswa secara keseluruhan berkaitan dengan passing dalam sepak bola, setiap siswa diberikan kesempatan 3 kali melakukan dan diambil nilai yang paling tinggi dari kesempatan tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto (2006) didalam langkah memilih pendekatan penelitian, telah dikemukan beberapa desain eksperimen diantaranya telah disertai rumus/cara analisis datanya. Untuk testing signifikansi, maka digunakan rumus ttest. Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah yaitu persiapan,
4
tabulasi dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Sebelum dilakukan uji hipotesis maka perlu dilakukan uji prasyarat yang terdirir dari uji normalitas dan homogenitas. Selanjutnya uji pengaruh yang digunakan yaitu dengan rumus t-tes (Ali Maksum, 2007) sebagai berikut :
√
(
(
)
( )
)
Keterangan : D = Perbedaan setiap pasangan skor (pretest-posstest) N = Jumlah Sampel HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan pengaruh metode pembelajaran pemodelan (modeling) terhadap hasil belajar passing sepak bola di Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Nanga Taman. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) dari hasil belajar yang ditampilkan siswa dalam evaluasi pembelajaran melalui tes keterampilan passing sepak bola melaui kisikisi penilaian disajikan dalam tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1 Data Deskriptif hasil belajar passing sepak bola di Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Nanga Taman Deskripsi
Pretest
Posttest
Rata-rata
16,87
20,22
Skor Terendah
15
18
Skor Tertinggi
19
23
Standar Deviasi
1,499
1,384
Adapun deskripsi data penelitian berdasarkan tabel 1 menunjukkan kemampuan siswa yang terdiri dari 31 siswa maka dapat digambarkan dalam bentuk grafik 1 sebagai perbandingan antara tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) adalah sebagai berikut:
5
20.22
16.87
Pretest
Posttest
Gambar 1. Grafik Perbandingan Pretest dan Posttest Passing Sepak Bola di Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Nanga Taman Bedasarkan tabel 1 dan grafik 1 diperoleh hasil untuk tes awal (pretest) yaitu rata-rata 16,87, skor terendah 15, skor tertinggi 19, dengan standar deviasi 1,499, sedangkan untuk tes akhir (posttest) yaitu rata-rata 20,22, skor terendah 18, skor tertinggi 23, dengan standar deviasi 1,384. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya data dalam penelitian. Uji normalitas dilakukan dengan analisi dengan rumus chi-square. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapat hasil data pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Uraian
Signifikansi
Keterangan
Pretest
1,742 < 13,3
Normal
Posttest
11,387 < 15,1
Normal
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogen atau tidaknya data dalam penelitian.Uji homogenitas dilakukan dengan analisis dengan mengunakan rumus uji-f. Adapun hasil uji homogenitas yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Uraian
Signifikansi
Keterangan
Varian Pretest Posttest
1,08 < 4,18
Homogen
Adapan hasil penghitungan melalui pengaplikasian analisi menggunakan rumus uji-t diuraikan pada tabel 4 sebagai berikut
6
Tabel 4. Hasil Uji-t AntaraPretest dan Posttest
ttest
d.b.
ttabel
Taraf Signifikansi
15,748
30
2,042
5%
Berdasarkan data pada tabel 4 maka didapat nilai ttest yaitu sebesar 15,748. Dengan melihat tabel statistika dimana pada derajat kebebasan db=(N-1) adalah 31-1=30 dan pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai t tabel sebesar 2,042. Dengan demikian nilai dari ttest = 15,748 lebih besar dari nilai ttabel = 2,042, artinya hipotesis diterima berarti terdapat pengaruh metode modeling terhadap hasil belajar passing sepak bola di Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Nanga Taman. Adapun persentase peningkatan adalah sebesar 23,71% PEMBAHASAN Pemberian perlakuan yang telah dilakukan yaitu dengan metode modeling terhadap hasil belajar passing sepak bola di Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Nanga Taman. Dalam prose penelitian pembelajaran pemodelan (modeling) memberikan sumbangan peningkatan kemampuan belajar pada siswa sebesar 23,71%. Selanjutnya berdasarkan analisis uji-t disimpulkan terdapat pengaruh metode modeling terhadap hasil belajar passing sepak bola di Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Nanga Taman. Hasil peningkatan hasil belajar yang ditampilkan siswa berdasarkan analisis yang terjadi dilapangan siswa menampilkan aktivitas yang yang sesuai dengan proses pembelajaran yang diberikan dimana dengan metode pembelajaran pemodelan siswa mencontohkan dengan baik aktivitas praktik passing bawah sepak bola. Pada saat evaluasi pembelajaran saat diberikan umpan balik oleh guru siswa dapat mengungkapkan pemahaman langkahan yang benar pada aktivitas praktik passing sepak bola. Antusias belajar siswa berkaitan dengan motivasi mengikuti prose belajar mengajar semakin meningkat. Banyak kondisi yang terjadi dilapangan yang memiliki pengaruh terhadap peningkatan siswa yang dibahas sebelumnya seperti semangat mereka dalam mengikuti pembelajaran, selain itu juga sikap disiplin mereka juga sangat memberikan dampak pada hasil belajar yang ada, proses keatifan siswa dalam aktivitas belajar paraktik, antusias siswa dalam mengikuti kegiatan sangat memberikan dampak positif terhadap perkembangan dirinya. Hal ini memberikan sumbangan yang besar dalam peningkatan yang ada. Berlandasakan pada keberhasilan pembelajaran tersebut tentu saja dapat menjadi sebuah faktor pendorong dalam pencapaian tujuan pembelajaran secara maksimal yang terjadi
7
disekolah, sehingga dengan tercapainya tujuan pembelajaran tersebut para siswa akan dapat memaksimalkan dirinya sendiri dalam meningkatkan prestasi yang ada baik prestasi belajar atau prestasi olahraga di sekolah maupun luar sekolah. Dalam penelitian ini aktivitas pembelajaran dengan metode pemodelan yang diberikan memiliki kelebihan memupuk daya nalar siswa untuk menampilkan dan menganalisis isi pembelajaran yaitu passing sepak bola. memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan pemahaman belajarnya yaitu pengetahuan, sikap, maupun keterampilan perlu menghadirkan model yang bisa ditiru, seperti memberikan contoh yang dimaksud, mengoperasikan sesuatu, mempertontonkan penampilan atau menunjukan pristiwa. Dapat mengambarkan aktivitas yang sebenarnya dilapangan sehingga dapat dipraktikan pada aktivitas pembelajaran dan evaluasi penilaian hasil belajar. Selanjutnya juga terdapat keterbatas yang menjadi kendala dalam penelitian ini pada saat pelaksanaan tes hasil belajar siswa masih merasa tidak percaya diri sehingga hal ini berdampak pada kemampuan siswa yang belum termaksimalkan sepenuhnya. Pengorganisasian siswa pada saat pembelajaran sedikit mengalami kesulitan karena antusias mereka yang besar dalam melakukan pengulangan aktivitas yang diberikan. Namun kendala ini secara maksimal untuk diatasi dengan memberikan evaluasi perindividu siswa sehingga mereka dapat menganalisis sendiri kekurangan yang dimiliki. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pengambilan data baik tes awal atau tes akhir adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah 1) Terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar yaitu tes awal (pretest) 16,87, sedangkan untuk tes akhir (posttest) 20,22 meningkat 4,00. 2) Terdapat pengaruh metode pembelajaran pemodelan (modeling) terhadap hasil belajar passing sepak bola di Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Nanga Taman dengan persentase peningkatan sebesar 23,71%. 3) Berdasarkan analisi uji pengaruh didapat nilai ttest yaitu sebesar 15,748 lebih besar dari nilai ttabel = 2,042 artinya hipotesis diterima berarti terdapat pengaruh metode pembelajaran pemodelan (modeling) terhadap hasil belajar passing sepak bola di Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Nanga Taman. 4) Pembelajaran dengan metode pemodelan yang diberikan memiliki kelebihan memupuk daya nalar siswa untuk menampilkan dan menganalisis isi pembelajaran yaitu passing sepak bola. Saran Berdasarkan hasil dari penelitian yang penulis lakukan adapun saran yang dapat diajukan penulis yaitu: 1) Metode pembelajaran pemodelan (modeling) dalam proses pembelajaran dapat dijadikan sebuah metode yang baik untuk mengembangkan karakteristik kemampuan siswa khusunya pada kemampuan
8
passing dalam sepak bola dan materi lainnya dalam proses pembelajaran. 2) Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka perlu dirancang metode pembelajaran pemodelan (modeling) yang terencana dan divariasikan menekankan pada aspek yang ingin dikembangkan. 3) Untuk peningkatan yang maksimal juga diharapkan untuk memotivasi siswa untuk mencapai hasil yang lebih maksimal lagi, membangun kerjasama antar siswa dimana siswa yang telah mengerti dan memahami dapat membantu dan mengajarkan siswa yang belum memahami gerak. 4) Pemenuhan media pembelajaran dan metode yang disampaikan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar, maka indikator ini harus diperhatikan untuk dipenuhi. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi dan Nur Uhbiyati. 2007. Ilmu Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta. Amri dan Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: PrestasiPustaka. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Husdarta. 2011. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung:Alfabeta Bandung. Maksum Ali. 2007. Statistik Dalam Olahraga. Surabaya: Universitas Nebgeri Surabaya. Muhajir. 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta:Erlangga. Rosdiani Dini. 2013. Perencanaan Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung:Alfabeta. Sucipto dkk. 2000. Sepak Bola. Jakarta: Depdikbud. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sukatamsi. 1985. Teknik Dasar Bermain Sepak Bola. Surakarta: Tiga Serangkai. Titi Juliantine, dkk. 2007. Teori Latihan. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
9