PENGARUH LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA PERIODE 2004-2013
Andi Rustandi1, Nanang Rusliana1, Epi Dani Harison1, Apriliani Dewi Wulan Ayu2 Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT This study aims to determine the effect the effect of economic growth, human development index and the unemployment rate partially and together against poverty in Indonesia Period 2004-2013. The data used in this study is the annual data are secondary. Data obtained from the Central Statistics Agency ( BPS ) various publications and Pusdalisbang Bappeda. The method used is multiple regression model and analysis of ICOR. The test results hipotetsis together and partially Economic Growth, Human Development Index and Unemployment rate has no effect unindirectional relationship and strong against Poverty Level in Indonesia. Keywords : Unemployment, HDI, Poverty ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh laju pertumbuhan ekonomi, indeks pembangunan manusia dan tingkat pengangguran secara parsial dan bersama-sama terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia Periode 2004-2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahunan yang bersifat sekunder. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) berbagai terbitan dan Pusdalisbang Bappeda. Metode penelitian yang digunakan adalah model regresi berganda dan analisis ICOR. Hasil pengujian hipotetsis secara bersama-sama dan parsial Laju Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia dan Tingkat Pengangguran memiliki hubungan searah dan tidak berpengaruh kuat terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia. Kata Kunci : Pengangguran, IPM, Kemiskinan
1 2
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Alumni Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
PENDAHULUAN
pendidikan, kesehatan dan masalah-
Latar Belakang Penelitian
masalah lain yang secara eksplisit
Istilah
kemiskinan
muncul
berkaitan
erat
dengan
ketika seseorang atau sekelompok
kemiskinan.
orang tidakmampu mencukupi tingkat
pendekatannya harus dilakukan lintas
kemakmuran ekonomi yang dianggap
sektor, lintas pelakusecara terpadu
sebagai
dan
kebutuhan
minimal
dari
standar hidup tertentu. Dalam arti proper, kemiskinan dipahami sebagai keadaan
kekurangan
uang
dan
Dengan
masalah
terkoordinasi
kata
dan
lain,
terintegrasi
(www.bappenas.go.id). Kemiskinan Indonesia
yang
memang
terjadi
perlu
di
dilihat
barang untuk menjamin kelangsungan
sebagai suatu masalah yang sangat
hidup. Menurut World Bank (2004),
serius, karena saat ini kemiskinan,
salah satu sebab kemiskinan adalah
membuat
karena kurangnya pendapatan dan
mengalami
aset (lack of income and assets) untuk
memenuhi
memenuhi kebutuhan dasar seperti
Persoalan kemiskinan ini lebih dipicu
makanan, pakaian, perumahan dan
karena masih banyaknya masyarakat
tingkat
pendidikan
yang mengalami pengangguran dalam
(acceptable).
bekerja. Pengangguran yang dialami
yang
kesehatan dapat
dan
diterima
Disamping
itu
kemiskinan
berkaitan
dengan
juga
sebagian
masyarakat
Indonesia
kesusahan kebutuhan
masyarakat
dalam hidupnya.
inilah
yang
keterbatasan
membuat sulitnya dalam memenuhi
lapangan pekerjaan dan biasanya
kebutuhan hidupnya, sehingga angka
mereka yang dikategorikan miskin (the
kemiskinan selalu ada.
poor)
tidak
memiliki
(pengangguran),
Menurut
BPS
(2007),
tingkat
seseorang masuk dalamkriteria miskin
pendidikan dan kesehatan mereka
jika pendapatannya berada dibawah
pada
garis kemiskinan.Dapat dilihat Tingkat
umumnya
serta
pekerjaan
tidak
memadai.
Mengatasi masalah kemiskinan tidak
Kemiskinan
dapat dilakukan secara terpisah dari
sebagai berikut:
masalah-masalah
pengangguran,
Indonesia
di
gambar
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli – Desember 2013
Gambar 1. Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 2004-2008 Sumber: BPS Nasional dalam Angka
Tingkat kemiskinan di Indonesia pada periode tahun 2004 hingga tahun
2008
tahun 2005 yang mencapai 15,97 persen(BPS, 2009).
mengalami
Pertumbuhan
kecenderungan yang menurun, seperti
kemiskinan
terlihat
yang
pada
Gambar
1.1.
Pada
ekonomi
mempunyai
dan
keterkaitan
erat,Pertumbuhan
ekonomi
periode tahun 2004 sampai 2005
sering kali dijadikan tolak ukur kinerja
tingkat kemiskinan turun dari sebesar
perekonomian suatu wilayah, akan
16,66
tetapi
persen
pada
tahun
2004
belum
pasti
tingginya
menjadi 15,97 pada tahun 2005.
pertumbuhan ekonomi menunjukkan
Namun di tahun 2006 kenaikan tingkat
tingginya juga tingkat kesejahteraan
kemiskinan relatif tinggi menjadi 17,75
rakyatnya.
persen terjadi karena harga barang-
bahwa pertumbuhan ekonomi sangat
barang
selama
berarti bagi pengentasan kemiskinan
periode tersebut naik tinggi, yang
dan pembangunan ekonomi. Menurut
digambarkan
Siregar
sebesar
kebutuhan
oleh
17,95
pokok
inflasi
persen,
umum
akibatnya
Tidak
dan
pertumbuhan
dapat
Wahyuniarti
merupakan
namun
(necessarycondition)
berada
(2008),
ekonomi
penduduk yangtergolong tidak miskin penghasilannya
dipungkiri
syarat
memang keharusan untuk
disekitar garis kemiskinanbanyak yang
mengurangi
bergeser posisinya menjadi miskin.
syarat
Terjadi penurunan tingkatkemiskinan
condition) ialah bahwa pertumbuhan
yang cukup signifikan pada periode
tersebut efektif dalam mengurangi
tahun 2006 hingga 2008, dari 17,75
kemiskinan.
persen di tahun 2006 menjadi 15,42
Jika
persen
di
tahun
2008,
kemiskinan.
kecukupannya
Adapun (sufficient
dilihat
akan
bahkan
perkembangan Tingkat Kemiskinan
penurunan ini melebihi penurunan di
yang terjadi di Indonesia dari tahun 2004
542
sampai
tahun
2008
sesuai
Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia, dan Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia Periode 20042013 Andi Rustandi, Nanang Rusliana, Epi Dani Harison, Apriliani Dewi Wulan Ayu sumber data Badan Pusat Statistik
peningkatan pada tahun 2006 yaitu
Nasional dapat dijelaskan
menjadi 17,75 persen. Hal ini berbeda
Tingkat
Kemiskinan di Indonesia pada tahun
dengan
2004
pertumbuhan
sampai
Kemiskinan
2005
mengalami
Tingkat penurunan
2004
perkembangan ekonomi
dari
tahun
2006.
sampai
laju tahun Laju
dari angka 16,66 persen menjadi
Pertumbuhan Ekonomi dapat dilihat
15,97
dalam gambar sebagai berikut:
persen,
kemudian
terjadi
Gambar 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 2004-2008 Sumber: BPS Nasional dalam Angka
Perkembangan
pertumbuhan
2008 yang bahkan terjadi penurunan
ekonomi Indonesia jika dilihat dari
menjadi 6,01 persen. Berbeda dengan
PDB,
Laju Pertumbuhan Ekonomi
teori
pada
tahun
(Hermanto
2004
sebesar
5,03
yang
di
kemukakan
Siregar
dan
oleh Dwi
persen, tahun 2005 sebesar 5,69
Wahyuniarti,2007)
persen dan tahun 2006 sebesar 5,5
Pertumbuhan
persen yang menunjukkan kenaikan
indikator untuk melihat keberhasilan
dari tahun 2004 ke tahun 2005 dan
pembangunan dan merupakan syarat
menurun ketika tahun 2006 , namun
bagi pengurangan tingkat kemiskinan.
penurunan
Laju
Pertumbuhan
Lanjouw
ekonomi
dan
merupakan
kawan-kawan
Ekonomi dari tahun 2005 ke 2006
(dalam
tidak diikuti dengan kenaikan tingkat
menyatakan pembangunan manusia
kemiskinan.
laju
di Indonesia adalah identik dengan
pertumubuhan ekonomi di Indonesia
pengurangan kemiskinan. Investasi di
pada
bidang
tahun
Kemudian
selanjutnya
2007
Yani
bahwa
Mulyaningsih,
2008)
pendidikan dan kesehatan
meningkat menjadi 6,35 persen tetapi
akan lebih berarti bagi penduduk
peningkatan ini tidak diikuti di tahun
miskin dibandingkan penduduk tidak
543
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli – Desember 2013
miskin, karena bagi penduduk miskin
produktivitas,
aset utama adalah tenaga kasar
meningkatkan
mereka. Adanya fasilitas pendidikan
Pembangunan
dan kesehatan murah akan sangat
dapat dilihat dalam gambar sebagai
membantu
berikut:
untuk
meningkatkan
dan
pada
gilirannya
pendapatan. Manusia
Indeks
Indonesia
Gambar 3. Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2004-2008 Sumber: BPS Nasional dalam Angka
Melihat dari perkembangan data
Selain Indeks Pembangunan
IPM di Indonesia dari tahun 2004
Manusia
sampai 2008mengalami peningkatan
tingkat
yang signifikan sebesar 68,7 persen di
pun
tahun 2004, 69,57 persen tahun 2005,
kemiskinan.
pada tahun 2006 70,1 persen, tahun
masyarakat Indonesia masih tidak
2007 sebesar 70,59 persen dan tahun
merata
2008 sebesar 71,17 persen. Pada
yang
bisa
diatasi.
setiap
Pengangguran adalah orang
yang
tahunnya
mengalami
peningkatan.
Berbeda
perkembangan
tingkat
yang
mengalami
yang
dapat
kemiskinan, dapat
pengangguran
mengurangi
jumlah
Kesejahteraan
diakibatkan masih
menurunkan
pengangguran
belum
dengan
masuk dalam angkatan kerja (15
kemiskinan
tahun sampai 64 tahun) yang sedang
kenaikan
dan
mencari
pekerjaan
dan
belum
penurunan dari tahun ke tahunnya.
mendapatkannya. Orang yang tidak
tentunya
membantah
sedang
pemaparan yang dikemukakan oleh
seperti
Yani
hal
ini
Mulyaningsih
mengatakan
bahwa
mencari ibu
rumah
SMP,
contohnya
tangga,
SMA,
siswa
(2008)
yang
sekolah
IPM
akan
perguruan tinggi, dan lain sebagainya
berpengaruh mengurangi kemiskinan.
mahasiswa
yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan
544
kerja
pekerjaan.(Carda
Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia, dan Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia Periode 20042013 Andi Rustandi, Nanang Rusliana, Epi Dani Harison, Apriliani Dewi Wulan Ayu Andika
Hutabarat;2012).
Akibatnya
menjadi
rendah(kesempatan
kerja
dalam perekonomian semakin banyak
tinggi) maka tingkat kemiskinan pun
jumlah
akan
tenaga
kerja
yang
tidak
memperoleh pekerjaan. Upaya
tingkat
dan
kemiskinan
rendah.
Masalah
ketenagakerjaan merupakan masalah
menurunkan
pengangguran
semakin
tingkat
menurunkan adalah
sama
yang begitu nyata dan dekat. Bahkan, masalah
ketenagakerjaan
dapat
menimbulkan masalah-masalah baru
pentingnya. Jika masyarakat tidak
di
bidang
ekonomi
maupun
menganggur
dan
memiliki
ekonomi. Tingkat pengangguran yang
penghasilan,
penghasilan
tersebut
tinggi
menyebabkan
non
rendahnya
dapat digunakan untuk memenuhi
pendapatan yang selanjutnya memicu
biaya kebutuhan mereka untuk hidup.
munculnya
Jika
Sumarsono
kebutuhan
hidupnya
telah
kemiskinan.
Menurut
(2009).
Tingkat
terpenuhi,sehingga tidak akan miskin,
Pengangguran dalam gambar sebagai
dan diharapkan tingkat pengangguran
berikut:
Gambar 4. Tingkat Penganguran di Indonesia Tahun 2004-2008 Sumber: BPS Nasional dalam Angka
Masalah Indonesia
pengangguran
pada
tahun
di
2006 9,1 persen pada tahun 2007 dan
2004
pada tahun 2008 sebesar 8,4 persen.
mengalami peningkatan yang tinggi
Hal
sampai tahun 2005 dari 9,9 persen di
perkembangan
tahun 2004, tahun 2005 sebesar
yang
mengalami
11,2persen, dan tahun 2006 sampai
cukup
signifikan
2008
di
hingga 2008, dari 17,75 persen di
Indonesia mengalami penurunan yang
tahun 2006 menjadi 15,42 persen di
signifakan menjadi 10,3 persen tahun
tahun 2008.
tingkat
pengangguran
ini
akan
sama
tingkat
dengan
kemiskinan
penurunan pada
yang
tahun2006
545
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli – Desember 2013
Tujuan Penelitian
kemiskinan. Kenaikan pertumbuhan
Berdasarkan latar belakang
ekonomi akan menurunkan tingkat
dan rumusan masalah maka tujuan
kemiskinan.
yang akan dicapai dari penelitian ini
menunjukan pentingnya mempercepat
adalah:
pertumbuhan
1. Untuk
mengetahui
pengaruh
laju
ekonomi,
bagaimana
pembangunan
ini
ekonomi
untuk
menurunkan tingkat kemiskinan.
pertumbuhan
indeks
Hubungan
Teori menekankan
pertumbuhan pentingnya
baru
peranan
manusia dan tingkat pengangguran
pemerintah
secara parsial terhadap tingkat
meningkatkan pembangunan modal
kemiskinan di Indonesia Periode
manusia
2004-2013.
mendorong
2. Untuk
mengetahui
pengaruh ekonomi,
laju indeks
terutama
(human
dalam
capital)
penelitian
dan dan
bagaimana
pengembangan untuk meningkatkan
pertumbuhan
produktivitas manusia. Kenyataannya
pembangunan
dapat
dilihat
dengan
melakukan
manusia dan tingkat pengangguran
investasi pendidikan akan mampu
secara bersama-sama (simultan)
meningkatkan kualitas sumber daya
terhadap
manusia yang diperlihatkan dengan
tingkat
kemiskinan
di
Indonesia Periode 2004-2013.
meningkatnya keterampilan
KERANGKA PEMIKIRAN Pertumbuhan
pengetahuan seseorang.
dan
Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang, ekonomi
maka pengetahuan dan keahlian juga
merupakan indikator untuk melihat
akan
keberhasilan
mendorong peningkatan produktivitas
pembangunan
dan
meningkat
sehingga
merupakan syarat bagi pengurangan
kerjanya.
tingkat
Hasil
memperoleh hasil yang lebih banyak
harus
dengan mempekerjakan tenaga kerja
kemiskinan.
pertumbuhan menyebar
ekonomi disetiap
golongan
dengan
Perusahaan
akan
produktivitas
akan
yang
masyarakat, termasuk di golongan
sehingga
penduduk miskin. (Hermanto Siregar
bersedia memberikan gaji yang lebih
dan Dwi Wahyuniarti, 2007).Penelitian
tinggi bagi yang bersangkutan. Di
yang
sektor
dilakukan
Wongdesimiwati
perusahaan
informal
(2009), menemukan bahwa terdapat
peningkatan
hubungan
keahlian
yang
negatif
antara
pertumbuhan ekonomi dan tingkat
546
seperti
juga
tinggi,
pertanian,
keterampilan
tenaga
akan
kerjakan
dan mampu
meningkatkan hasil pertanian, karena
Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia, dan Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia Periode 20042013 Andi Rustandi, Nanang Rusliana, Epi Dani Harison, Apriliani Dewi Wulan Ayu tenaga kerja yang terampil mampu
kesejahteraan
bekerja lebih efisien. Pada akhirnya
menganggur
tentunya
seseorang yang memiliki produktivitas
meningkatkan
peluang
yang
memperoleh
terjebak dalam kemiskinan karena
kesejahteraan yang lebih baik, yang
tidak memiliki pendapatan. Apabila
diperlihatkan
tinggi
akan
masyarakat
karena akan mereka
melalui
peningkatan
pengangguran di suatu negara sangat
maupun
konsumsinya.
buruk, kekacauan politik dan sosial
Rendahnya produktivitas kaum miskin
selalu berlaku dan menimbulkan efek
dapat disebabkan oleh rendahnya
yang
akses
kesejahteraan
pendapatan
mereka
untuk
memperoleh
buruk
bagi masyarakat
pendidikan (Rasidin K dan Bonar M,
prospek
2004).
dalam jangka panjang. Lanjouw dan kawan-kawan
(dalam
Yani
Mulyaningsih,
kepada
pembangunan
Menurut
Lincolin
dan
ekonomi
Arsyad
2008)
(1997) yang menyatakan bahwa salah
menyatakan pembangunan manusia
jika beranggapan setiap orang yang
di Indonesia adalah identik dengan
tidak mempunyai pekerjaan adalah miskin,
pengurangan kemiskinan. Investasi di
sedang yang bekerja secara penuh adalah
bidang
pendidikan dan kesehatan
orang kaya. Hal ini karena kadang
akan lebih berarti bagi penduduk
kala ada pekerja di perkotaan yang
miskin dibandingkan penduduk tidak
tidak bekerja secara sukarela karena
miskin, karena bagi penduduk miskin
mencari pekerjaan yang lebih baik
aset utama adalah tenaga kasar
yang lebih sesuai dengan tingkat
mereka. Adanya fasilitas pendidikan
pendidikannya.
dan kesehatan murah akan sangat
pekerjaan yang mereka rasakan lebih
membantu
untuk
rendah dan mereka bersikap demikian
produktifitas,
dan
meningkatkan pada
gilirannya
meningkatkan pendapatan.
buruk
dari
pengangguran
menolak
karena mereka mempunyai sumber lain yang
Menurut Sukirno (2004), efek
Mereka
bisa
membantu
masalah
keuangan mereka.
adalah
Untuk mempermudah penulis
mengurangi pendapatan masyarakat
dalam
yang
kerangka berpikir untuk menjelaskan
tingkat
pada
akhirnya
kemakmuran
mengurangi yang
penelitian,
dimunculkan
telah
Pengaruh
Laju
Pertumbuhan
dicapai seseorang. Semakin turunnya
Ekonomi,
Indeks
Pembangunan
547
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli – Desember 2013
Manusia dan Tingkat Pengangguran
ini gambar kerangka Pemikiran yang
Terhadap Tingkat Kemiskinan. Berikut
skematis:
Laju Pertumbuhan Ekonomi Ekonomi Indeks Pembangunan Manusia
Tingkat Kemiskinan
Tingkat Pengangguran
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Dalam
kerangka
pemikiran
tersebut dapat dilihat bahwa faktor laju Pertumbuhan
Ekonomi,
OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian
indeks
Objek penelitian yang akan
pembangunan manusia dan tingkat
dianalisis meliputi laju pertumbuhan
pengangguran berpengaruh secara
ekonomi,
tidak langsung. Hal ini merupakan
manusia,tingkat
faktor yang mempengaruhi Tingkat
tingkat
kemiskinan
periode 2004-2013.
apabila
manusia
di
standar
dan
memiliki
pembangunan
Indonesia
memenuhi
masyarakat pekerjaan
pengangguran
akan
indeks
pembangunan
pengangguran dan
kemiskinan
di
Indonesia
Metode Penelitian
daerah
Metode yang digunakan dalam
maka
penelitian ini adalah metode deskriptif,
semakin
dimana
metode
deskriptif
menurun. Faktor-faktor inilah yang
pengumpulan
mendukung
suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
untuk
terciptanya
apa
informasi
adalah
pengentasan kemiskinan, jika suatu
menurut
adanya
bangsa pertumbuhan ekonomi stabil
penelitian dilaksanakan.
mengenai
pada
saat
dan pesat maka bangsa tersebut kesejahteraan nya akan naik. jika satu bangsa pertumbuhan ekonomi stabil atau
meningkat
maka
Jenis Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam
akan
penelitian ini adalah data sekunder
mengurangi jumlah penduduk miskin.
runtun waktu (time series), yaitu data
dengan sedikitnya pengangguran atau
yang diperoleh berdasarkan informasi
masyarakat yang bekerja tentunya
yang telah disusun dan dipublikasikan
akan mengurangi tingkat kemiskinan
oleh intansi tertentu. Dalam penelitian
di Indonesia.
data yang digunakan diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
548
Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia, dan Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia Periode 20042013 Andi Rustandi, Nanang Rusliana, Epi Dani Harison, Apriliani Dewi Wulan Ayu t-statistik
Metode Analisis Metode
analisis
dalam
penelitian ini akan menggunakan metode
Ordinary
Least
(OLS).
Berdasarkan
(0.2385)
(0.7483)
(0.2702)
(0.3418) R-Squared F Statistik
(0.877586) (14.33800)
Berdasarkan
Square
persamaan
di
operasional
atas, diketahui bahwa koefisien tiap
variabel dan landasan teori yang telah
variabel bebas adalah 0.198863 untuk
dijelaskan sebelumnya maka penulis
variabel
mendefinisikan permasalahan yang
ekonomi,
diteliti kedalam sebuah model sebagai
pembangunan
berikut:
untuk variable tingkat kemiskinan,
+
X1+
X2+
laju
0.714366
59.81167
TK= f (LPE, IPM, TP) TK=
jumlah
pertumbuhan untuk
manusia,
untuk
indeks
0.552968
variable
tingkat
kemiskinan. Yang dimaksud koefisien dalam penelitian ini adalah besarnya
X3+ e
pengaruh tiap variabel bebas terhadap Dimana:
variabel tetap yaitu 59.81167 variabel
TK = Presentase penduduk miskin (persen) LPE = Laju Pertumbuhan Ekonomi(persen) IPM = Indeks Pembangunan Manusia (persen) TP = Pengangguran (persen) β0 : Intercept β1, β2, β3: kostanta e = error term
tingkat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan Ekonomi), IPM (Indeks
Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan Tingkat Pengangguran secara Parsial terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia Periode 2004-2013
Pmbangunan
Dari Hasil Pengolahan Data didapat persamaan regresi sebagai berikut :
kemiskinan,
menganalisisnya parameter
dan
melalui
penulis beberapa
pengujian
sebagai
pengujian
statistik
berikut: Hasil menunjukan
bahwa
hasil
regresi
dengan variabel bebas LPE (Laju
(Tingkat
Manusia)
Pengangguran)
bersama-sama
dan
TP
secara (simultan)
berpengaruh positif terhadap variabel terikat TK (Tingkat Kemiskinan). Laju pertumbuhan ekonomi dan indekas pembangunan berpengaruh positif. Hasil regresi pengaruh Laju Pertumbuhan
TK = 59.81167 + 0.198863 LPE - 0.714366 IPM +
maka
Ekonomi,
Indeks
Pembangunan Manusia dan Tingkat
0.552968 TP
549
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli – Desember 2013
Pengangguran
terhadap
Tingkat
tetapi penelitian yang dilakukan di
Kemiskinan
Indonesia
periode
Indonesia
di
2004-2013 adalah sebagai berikut: Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Dari hasil regresi diperoleh koefisien
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat.
terhadap Tingkat Kemiskinan (TK)
bahwa
2004-2013
Ekonomi yang tumbuh memberi ruang bagi
hasil
periode
Paradoks pertumbuhan adalah merupakan suatu paradoks ekonomi,
dari
ketika Indonesia yang merupakan
pertumbuhan ekonomi (LPE) sebesar
negara kelautan dan pertanian justru
0,198863 memiliki hubungan searah
Produk
Domestik
dan tidak berpengaruh kuat terhadap
(PDRB)
nya
tingkat
kemiskinan
adanya
Regional
adalah
yang
Bruto paling
artinya
bahwa
terkecil, malah yang tertinggi adalah
1
persen
industri
kenaikan
pengolahan
dan
jarak
petumbuhan ekonomi akan menaikan
kesenjangan antara sektor pertanian
0,198863
(Tingkat
dan kelautan adalah sangat besar
Kemiskinan). Hasil ini tidak sesuai
dengan sektor industri pengolahan.
dengan
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
persen
TK
hipotesis
terdahulu
dan
yang
penelitian
dilakukan
oleh
efek
pengganda
(multifflier
effect)
Prastyo (2010), tentang faktor-faktor
antara industri dan pertanian dan
yang
kelautan, dan ada kesan masing-
Mempengaruhi
Kemiskinan
(Studi
Tingkat Kasus
35
masing sektor berjalan sendiri-sendiri.
Kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2003-2007) analisis
menggunakan
regresi
penelitianya
berganda.
menunjukan
alat Hasil
variabel
pertumbuhan ekonomi. Dari
hasil
Dalam
teorinya
ekonomi yang tumbuh memberi ruang bagi
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat. Dilihat dari pendapatan per kapita, itu mungkin terjadi, tetapi kesenjangan
juga
pertumbuhan ekonomi di Indonesia
Indeks
(indeks
terjadi
ukuran
paradoks
Pertumbuhan
pertumbuhan
penelitian,
laju
pertumbuhan.
ekonomi
merupakan
Gini
semakin
lebar.
Gini
adalah
ketidakmerataan
atau
ketimpangan
agregat
(secara
indikator untuk melihat keberhasilan
keseluruhan) yang mengukur tingkat
pembangunan dan merupakan syarat
distribusi
kecukupannya
meningkat,
ialah
bahwa
pertumbuhan ekonomi tersebut efektif dalam mengurangi tingkat kemiskinan
550
pendapatan
pembangunan
cenderung
sementara manusia
indeks tidak
Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia, dan Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia Periode 20042013 Andi Rustandi, Nanang Rusliana, Epi Dani Harison, Apriliani Dewi Wulan Ayu menunjukkan
perbaikan
berarti
(peringkat ke-108 pada 2010).
terjadi pada tahun tersebut malah menurunkan tingkat kemiskinan yang
Maka, pertumbuhan ekonomi di
pada tahun 2008 tingkat kemiskinan
satu sisi menimbulkan kesenjangan di
sebesar 15,42 pesen turun pada
sisi
tahun 2009 menjadi 14,15 persen. jika
lain.
Secara
sektoral,
telekomunikasi, jasa, perdagangan,
melihat
dan keuangan tumbuh pesat, tetapi
pertumbuhan ekonomi yang memberi
manufaktur,
ruang
pertambangan,
dan
dari
teori
akan
untuk
naiknya
meningkatkan
pertanian justru semakin menyusut
kesejahteraan
dan ini justru melahirkan persoalan
kejadian
baru
masalah
ekonomi yang di barengi oleh turunya
kemiskinan dan distribusi pendapatan.
tingkat kemiskinan, maka teori ini
Sampai saat ini di Indonesia,
merupakan paradok ekonomi atau
yang
tidak
menyangkut
ada
turunnya
maka
pertumbuhan
bahwa
bisa juga disebabkan faktor lain yang
pertumbuhan ekonomi yang tinggi
lebih besar pengaruhnya yang bisa
mampu memberi efek positif pada
menurunkan tingkat kemiskinanan di
kesejahteraan baik. Hal ini tentu saja
luar
bertentangan
begitu pula dengan hasil penelitian
ekonomi.
jaminan
masyarakat,
dengan
sebagai
perkembangan
teori
contoh,
tingkat
dasar melihat
kemiskinan
faktor
yang
pertumbuhan ekonomi.
menunjukan
pertumbuhan
ekonomi
Indonesia dari tahun 2006 sampai
meningkatkan
tahun 2013 cenderung mengalami
yang terjadi di Indonesia.
penurunan,
sedangkang
naiknya
tingkat
akan
kemiskinan
jika
dibandingkan dengan perkembangan
Indeks
laju
(IPM) terhadap Tingkat Kemiskinan
pertumbuhan
ekonomi
yang
terjadi di Indonesia cenderung tidak stabil, yaitu mengalami kenaikan dan penurunan
pertumbuhan
ekonomi.
Pembangunan
Manusia
(TK) Dari hasil regresi, bahwa IPM (Indeks
Pembangunan
Manusia)
bisa dilihat di tahun 2008 sampai 2009
memiliki hubungan searah dan tidak
pertumbuhan
berpengaruh
mengalami
ekonomi pernurunan
Indonesia yang
kuat
terhadap
dari
kemiskinan, yaitu sebesar 0.714366
angka 6,01persen ke angka 4,63
persen memiliki hubungan searah dan
persen. turunnya pertumbuhan yang
tidak berpengaruh kuat terhadap TK
551
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli – Desember 2013
(Tingkat Kemiskinan) yang artinya jika
dan
IPM
maka
mampu meningkatkan hasil pertanian,
menurunkan TK (Tingkat Kemiskinan)
karena tenaga kerja yang terampi
sebesar 0.71%.
lmampu bekerja lebih efisien. Pada
meningkat
Hasil
1
ini
persen
sesuai
dengan
keahlian
tenaga
kerjaakan
akhirnya seseorang yang memiliki
hipotesis peneliti yang menyatakan
produktivitas
hasil
memperoleh kesejahteraan yang lebih
positif
dan
hasil
Penelitian
yang
terdahulu. Penelitian terdahulu yang di
baik,
lakukan oleh penelitian Adhi (2011)
peningkatan
melakukan
penelitian
konsumsinya.
faktor-faktor
yang
mengenai
mempengaruhi
yang
tinggi
diperlihatkan
akan
melalui
pendapatan
maupun
Rendahnya
produktivitas
kaum
miskin
dapat
tingkat kemiskinan di Jawa Tengah.
disebabkan oleh rendahnya akses
Hasil dari penelitian ini menemukan
mereka untuk memperoleh pendidikan
bahwa Indeks Pembangunan Manusia
(Rasidin K dan Bonar M, 2004).
(IPM), tidak signifikan mempengaruhi
Dengan hasil ini bisa dikatakan bahwa
tingkat kemiskinan di Jawa Tengah.
dengan naiknya indeks pembangunan
Teori pertumbuhan baru menekankan
manusia
pentingnya
pemerintah
tingkat kemiskinan yang terjadi di
meningkatkan
Indonesia. Melihat perkembangan IPM
peranan
terutama
dalam
maka
dri
capital) dan mendorong penelitian dan
kenaikan sampai dengan tahun 2013
pengembangan untuk meningkatkan
dan
produktivitas manusia. Kenyataannya
perkembangan
dapat
terlihat pada tahun 2006 sampai tahun
dengan
melakukan
2004
mengurangi
pembangunan modal manusia (human
dilihat
tahun
akan
jika
yang
mengalami
dibandingkan
investasi pendidikan akan mampu
2013
meningkatkan kualitas sumber daya
kemiskinan.
tingkat
dengan
kemiskinan
mengalami
penurunan
manusia yang diperlihatkan dengan meningkatnya keterampilan
pengetahuan seseorang.
dan
Semakin
Tingkat
Pengangguran
terhadap Tingkat Kemiskinan (TK)
tinggi tingkat pendidikan seseorang,
Berdasarkan
maka pengetahuan dan keahlian juga
diketahui
akan
pengangguran
meningkat
sehingga
akan
(TP)
hasil
bahwa memiliki
regresi tingkat hubugan
mendorong peningkatan produktivitas
searah dan tidak berpengaruh kuat
kerjanya. Di sektor informal seperti
terhadap tingkat kemiskinan dengan
pertanian,
tingkat
552
peningkatan
ketrampilan
keyakinan
95%.
Hasil
ini
Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia, dan Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia Periode 20042013 Andi Rustandi, Nanang Rusliana, Epi Dani Harison, Apriliani Dewi Wulan Ayu sejalan dengan hipotesis yang dibuat
dikarenakan dalam hasil penilitian ini
oleh
koefisien
pengangguran di Indonesia masih
persen
belum bisa di minimalisirkan maka
Tingkat
akan meningktakan peluang mereka
Kemiskinan sebesar 0.552968 persen.
terjebak dalam kemiskinan karena
peneliti.
Kenaikan
Tingakat
Pengangguran
akan
meningkatkan
Hasil
ini
1
sesuai
dengan
tidak
memiliki
pendapatan
pendapat Sadono Sukirno (2004),
pengangguranpun
yang
meningkat.
buruk
menyatakan bahwa dampak dari
pengangguran
adalah
menunjukan
dan
semakin
Hasil
penelitian
bahwa
mengurangi pendapatan masyarakat,
pengangguran
dan
dan tidak signifikan terhadap tingkat
ini
mengurangi
tingkat
kemakmuran yang mereka capai. Dan sesuai
juga
dengan
positif
kemiskinan.
penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Dian Octaviani (2001). Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kenaikan angka pengangguran
berpengaruh
tingkat
mengakibatkan
Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Tingkat Pengangguran secara simultan terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia Periode 2004-2013
peningkatan atas angka kemiskinan, sebaliknya
semakin
pengangguran semakin
akan
kecil
angka
menyebabkan
rendahnya
tingkat
Ditinjau dari sudut individu, pengangguran menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial kepada mengalaminya.
Keadaan
pendapatan
menyebabkan
penganggur
harus
pengeluaran
pengaruh laju pertumbuhan ekonomi, indeks pembangunan manusia, tingkat pengangguran secara simultan dapat
kemiskinan di Indonesia.
yang
Dari hasil regresi, dapat dilihat
para
mengurangi
konsumsinya.
Apabila
kemiskinan di Indonesia sangat buruk,
dilihat dari hasil uji F yaitu signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai indeks pembangunan
manusia,
pengangguran
diperoleh
adalah 14,33800 dengan
tingkat
pada
taraf nyata 5% adalah 2,87. Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa >
atau 6,489075 > 2,87
kekacauan politik dan sosial selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk bagi kesejahteraan masyarakat
artinya bahwa pengaruh variabel laju pertumbuhan
ekonomi,
indeks
553
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli – Desember 2013
pembangunan manusia dan tingkat
Pengangguran (TP) terhadap Tingkat
pengangguran secara bersama sama
Kemiskinan (TK) di Indonesia tahun
adalah signifikan (nyata) terhadap
2004-2013.
Berdasarkan
hasil
tingkat
penelitian,
perhitungan
dan
kemiskinan
di
Indonesia
Periode 2004-2013. Artinya, jika laju
pembahasan
pada
pertumbuhan ekonomi dan indeks
sebelumnya,
penelitian
pembangunan
menghasilkan
manusia
meningkat
maka tingkat kemiskinan menurun. Dimana Ekonomi,
Laju
Indeks
kesimpulan
sebagai
berikut: 1. Hasil pengujian hipotetsis secara
Pembangunan
bersama-sama (simultan) Variabel
dan
Laju Pertumbuhan Ekonomi, Indeks
signifikan. Hal ini menjadi paradox
Pembangunan
ekonomi di Indonesia. Pemerintah
Tingkat
belum
memberikan
hubungan
dalam
penuntasan
berpengaruh
ekonomi
di
setiap
Manusia
Pengangguran
maksimal
perkembangan
ini
Pertumbuhan
Manusia berpengaruh negatif
kebijakan
bab-bab
searah
dan memiliki
dan
kuat
tidak
terhadap
Tingkat Kemiskinan di Indonesia.
sektor-sektor, memberikan kebijakan
Ini
dalam penanggulangan dalam bidang
peningkatan LPE, IPM, dan TP
pendidikan,
masih belum mempengaruhi TK.
masyarakat tingkat
kesehatan Indonesia.
pengangguran
pada
Sedangkan berpengaruh
Jadi
mencerminkan
yang
bahwa
dipikirkan
saat
ini
Pemerintah Indonesia harus tetap
positif dan signifikan terhadap tingkat
fokus
kemiskinan. Sesuai teori membahas
perkembangan dan pertumbuhan
bahwa pengangguran menurun maka
ekonomi.
kemiskinan
akan
menurun.
memperhatikan
2. Pengujian hipotesis secara parsial
Pemerintah Indonesia telah berhasil
pada
variabel
menurunkan atau meminimalisirkan
hubungan
pengangguran di Indonesia.
berpengaruh Tingkat
KESIMPULAN
LPE
searah
memiliki
dan
kuat
Kemiskinan.
tidak
terhadap Hal
ini
menunjukan bahwa pertumbuhan
Tujuan utama dari penelitian ini
ekonomi masih belum merata dan
untuk menganalisis sehingga dapat
masih belum memenuhi standard
diketahui pengaruh Laju Pertumbuhan
sehingga
Ekonomi (LPE), Indeks Pembangunan
peningkatan
Manusia
Pengujian hipotesis secara parsial
554
(IPM)
dan
Tingkat
akan TK
mempengaruhi di
Indonesia.
Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia, dan Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia Periode 20042013 Andi Rustandi, Nanang Rusliana, Epi Dani Harison, Apriliani Dewi Wulan Ayu pada
variabel
hubungan
IPM
searah
memiliki
dan
tidak
berpengaruh kuat terhadap TK. Dengan
hasil
tersebut
yang
mencerminkan adanya kenaikan IPM dapat menurunkan Tingkat Kemiskinan.
Tetapi
hasil
tidak
signifikan mencerminkan adanya faktor lain yang lebih penting dalam hal menurunkan Tingkat kemiskinan. Pengujian hipotesis secara
parsial
pada
variabel
Tingkat
Pengangguran
memiliki
hubungan
searah
berpengaruh Tingkat
dan
kuat
terhadap
Kemiskinan.
menunjukan
tidak
Hal
bahwa
ini
tingkat
pengangguran berpengaruh dalam kenaikan
Tingkat
Kemiskinan
namun dengan kenaikan tingkat kemiskinan yang disebabkan oleh naiknya
tingkat
pengangguran
belum tentu berpengaruh besar atas terjadinya kenaikan tingkat kemiskinan.
Terdapatnya
faktor
lain yang dapat menaikan tingkat kemiskinan
salahsatunya
faktor
salahsatunya tingginya inflasi yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA Agus, Widarjono, 2007 Ekonometrika Teori dan Aplikasi
untuk Ekonomi dan Bisnisa. Edisi Kedua, Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta. Arsyad, Lincolin, 1997, Ekonomi Mikro, BPFE, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Arsyad Lincolin (2004), Ekonomi Pembangunan, Bagian Penerbitan STIE – YKPN, Yogyakarta. Badan Pusat Statistik. 2009. Survey Angkatan Kerja Nasional. Jakarta : BPS Badan Pusat Statistik, Data Dan Informasi Kemiskinan Tahun 2003, Buku : 2, Jakarta ; CV. Nasional. Chambers, Robert, Pembangunan Desa, Mulai Dari Belakang, (Jakarta; LP3ES,1987) Damodar Gujarati. (2006). Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga. Dian, Octaviani. (2001). Inflasi, Pengangguran, dan Kemiskinan di Indonesia: Analisis Indeks Forrester Greer & Horbecke, Media Ekonomi, Hal. 100-118, Vol. 7, No. 8 Gujarati, Damodar. 2006. DasarDasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga. Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Proram SPSS, Cetakan Pertama, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang. Harahap, Sofyan, 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
555
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli – Desember 2013
Hermanto
Siregar dan Dwi Wahyuniarti, 2008, Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin, http://pse.litbang.depta n.go.id/ind/pdffiles/PRO S_2008MAK3.pdf Nurkse, Ragnar. Problems of Capital Formation in Underdeveloped Countries. New York: Oxford University Press 1953.Suryawati, C (2005). Memahami kemiskinan secara multidimensional. JMPK Vol. 08/No.03/September/2 005. Paul Spicker. 2002, Poverty and the Welfare State : Dispelling the Myths, A Catalyst Working Paper, London: Catalyst Prastyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta : RajaGrafindo Persada. Rasidin k. Sitepu dan Bonar M.Sinaga, 2004, Dampak Investasi Sumber
Daya
Manusia
Pertumbuhan
Ekonomi
Kemiskinan
Di
Pendekatan
Model
General Equilibrium
556
Terhadap
Indonesia
Dan :
Computable