Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien terhadap …
(Puspitasari dan Arifianty)
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN TERHADAP KELUHAN DAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP Nia Budi Puspitasari*, Meisarah Sabrina Arifianty Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, SH Tembalang Semarang 50239 *
Email:
[email protected]
Abstrak Kualitas pelayanan dalam sebuah industri jasa khususnya rumah sakit merupakan hal yang sangat penting. Menurut Azwar (1996) pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Rumah Sakit X merupakan rumah sakit milik pemerintah tipe C yang berada di Kabupaten Bekasi. Pihak Rumah Sakit X menargetkan jumlah kunjungan pasien meningkat 10-20% setiap bulannya, namun berdasarkan data yang diperoleh dapat terlihat bahwa Rumah Sakit X belum mencapai target. Tujuan penelitian ini untuk mengkategorikan atribut-atribut kualitas pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pasien, mengetahui pengaruh atribut-atribut kualitas terhadap kepuasan pasien, mengetahui pengaruh kepuasan pasien terhadap keluhan pasien dan loyalitas pasien, dan mengetahui pengaruh keluhan pasien terhadap loyalitas pasien Rumah Sakit Bhayangkara Semarang. Responden pada penelitian ini adalah pasien atau keluarga pasien di ruang rawat inap kelas II Rumah Sakit X sebanyak 91 responden. Model Kano digunakan sebagai metode pengelompokkan atribut-atribut kualitas pelayanan untuk kemudian dilihat pengaruhnya terhadap kepuasan pasien yang berdampak pada keluhan pasien dan loyalitas pasien menggunakan metode analisis Structural Equation Modelling (SEM) yakni Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa one-dimensional berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien, kepuasan pasien berpengaruh positif dengan loyalitas pasien, kepuasan pasien berpengaruh negatif dengan keluhan pasien, dan keluhan pasien berpengaruh negatif dengan loyalitas pasien. Sedangkan must-be dan attractive tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Kata kunci: kualitas pelayanan, kepuasan, keluhan, loyalitas, model Kano, SEM
1. PENDAHULUAN Sebagai pelayanan kesehatan masyarakat umum, Rumah Sakit memiliki masalah utama yaitu mengenai pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai harapan pasien atau tidak. Oleh karena itu, pihak Rumah Sakit dituntut untuk selalu menjaga kepercayaan pasien dengan meningkatkan kualitas pelayanannya. Menurut Azwar (1996), pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Kunjungan pasien rawat inap di Rumah Sakit X terdiri dari beberapa kategori penanggung, diantaranya Umum, BPJS, Askes, Jamkesmas, Jamkesda, NonPNS, Astek, Jampersal, dsb. Data jumlah kunjungan pasien rawat inap di Rumah Sakit X pada tahun 2015 disajikan pada Gambar1. 600 400 200 0
Gambar 1. Grafik Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap Tahun 2015 ISBN 978-602-99334-5-1
46
E.8
Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa jumlah kunjungan pasien ruang rawat inap tiap pada tahun 2015 cenderung fluktuatif, terkadang mengalami peningkatan namun terkadang mengalami penurunan meskipun tidak terlalu signifikan. Pihak Rumah Sakit X mentargetkan jumlah kunjungan pasien meningkat 10-20% setiap bulannya, namun berdasarkan data yang diperoleh dapat terlihat bahwa Rumah Sakit X belum mencapai targetnya. Jumlah kunjungan pasien yang tidak stabil setiap bulannya dan adanya berbagai keluhan pasien mungkin disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi pasien dalam memilih pelayanan kesehatan pada instalasi rawat inap sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap pasien rawat inap di Rumah Sakit X. Rekapitulasi data mengenai jumlah keluhan pasien pada Instalasi Rawat Inap RS. X pada bulan November-Desember 2015 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Jumlah Keluhan Pasien Bulan November-Desember 2015 Keluhan Jumlah Tenaga medis kurang komunikatif 50 Perawat kurang perhatian dan kurang kontrol 57 Dokter jarang bisa ditemui 63 Kurang tanggapnya petugas terhadap keluhan pasien 84 Petugas kurang ramah 48 Sistem keamanan yang kurang terjamin 42 Kebersihan kurang terjaga 41 Pelayanan yang lambat 38 Proses pelayanan administrasi yang rumit 56 Kapasitas kamar yang kurang memadai 75 Masih terjadi pembedaan pelayanan pasien 24 Adanya kerusakan fasilitas 12 Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa angka keluhan yang terjadi pada instalasi rawat inap Rumah Sakit X cukup banyak dengan berbagai macam jenis keluhan. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa masih banyak pasien yang tidak puas terhadap pelayanan di instalasi rawat inap Rumah Sakit X. Selain sering terjadinya keluhan pasien, pihak Rumah Sakit X memiliki target untuk meningkatkan status Rumah Sakit X menjadi rumah sakit tipe B pada tahun 2017 mendatang. Hal ini menjadi salah satu permasalahan yang mendorong pihak rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas kesehatan untuk memenuhi persyaratan menjadi rumah sakit tipe B. Dengan meningkatnya status Rumah Sakit X menjadi rumah sakit tipe B, maka diharapkan dapat memenuhi seluruh kebutuhan dan memberikan pelayanan yang prima kepada pasien. Berdasarkan permasalahan diatas, maka dalam penelitian ini akan dilakukan analisis mengenai atribut-atribut apa saja yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien di instalasi rawat inap Rumah Sakit X serta menganalisis apakah kepuasan pasien pasien berdasarkan atribut-atribut kualitas pelayanan berdampak pada loyalitas pasien dan keluhan pasien di Rumah Sakit X. Pengukuran kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit yang berdampak pada loyalitas dan keluhan pasien menggunakan model Kano dengan menggunakan alat analisis statistik yaitu Structural Equation Modelling (SEM). Pada penelitian ini, atribut-atribut pelayanan berdasarkan Model Kano dibagi menjadi tiga kategori yang berbeda, yaitu atribut one-dimensional, must-be, dan attractive. Dengan hasil analisis ini, diharapkan penulis dapat memberikan saran dan rekomendasi terhadap Rumah Sakit X untuk memperbaiki kualitas pelayanannya guna meningkatkan kepuasan dan loyalitas pasien di instalasi rawat inap Rumah Sakit X. 2. METODOLOGI Metodologi penelitian berisi mengenai langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian. Pada penelitian ini, metodologi penelitian ditunjukkan pada Gambar 2. 2.1 Pelayanan Kesehatan Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian alat yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba), yang terjadi akibat interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal Prosiding SNST ke-7 Tahun 2016 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
47
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien terhadap …
(Puspitasari dan Arifianty)
lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan persoalan konsumen Gronroos (1990) dalam Ratminto (2005). Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah pengunaan fasilitas pelayanan yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh petugas kesehatan ataupun bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan pelayanan tersebut yang didasarkan pada ketersediaan dan kesinambungan pelayanan, penerimaan masyarakat dan kewajaran, mudah dicapai oleh masyarakat, terjangkau serta bermutu (Azwar, 1999). 2.2 Kepuasan Sari (2008) mengatakan kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang (pasien) setelah membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan dengan apa yang diharapkannya. Adapun manfaat dari kepuasan tersebut yaitu 1. Kepuasan pasien merupakan sarana untuk menghadapi kompetensi dimasa yang akan datang 2. Kepuasan pasien merupakan promosi terbaik 3. Kepuasan pasien merupakan asset perusahaan terpenting 4. Kepuasan pasien menjamin pertumbuhan dan perkembangan suatu perusahaan 5. Pasien semakin kritis dalam memilih produk pelayanan 6. Pasien yang puas akan kembali 7. Pasien yang puas akan dengan mudah memberikan referensi
ISBN 978-602-99334-5-1
48
E.8
Gambar 2 Metodologi Penelitian 2.3 Model Kano Model Kano merupakan model yang bertujuan untuk mengkategorikan atribut - atribut dari produk atau jasa berdasarkan seberapa baik produk atau jasa tersebut memuaskan kebutuhan pelanggan. Model ini dikembangkan oleh Dr. Noriaki Kano. Ia membedakan tiga kategori produk yang diinginkan yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan (Sauerwein et. al, 1996), yaitu : a. Must be Kategori ini merupakan kebutuhan dasar yang semestinya (mutlak), sehingga tidak akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan hanya mengarah pada ketidakpuasan. b. One dimensional Pada kriteria ini, kepuasan pelanggan proporsional dengan kinerja atribut. Semakin tinggi kinerja atribut semakin tinggi juga kepuasan pelanggan, maka atribut ini selalu dituntut oleh pelanggan. c. Attractive Pemenuhan kebutuhan akan meningkatkan kepuasan pelanggan, tapi jika tidak dipenuhi tidak akan menyebabkan penurunan tingkat kepuasan. 2.4 Partial Least Square (PLS) Partial Least Square (PLS) adalah suatu metode yang berbasis keluarga regresi yang dikenalkan oleh Herman O.A Wold untuk penciptaan dan pembangunan model dan metode untuk ilmu-ilmu social dengan pendekatan yang berorientasi pada prediksi. PLS merupakan metode alternatif dari Structural Equation Modelling (SEM) yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan hubungan diantara variable yang kompleks namun ukuran sampel datanya kecil (30 sampai 100), mengingat SEM memiliki ukuran sampel data minimal 100 (Hair, et al 2010). 2.5 Model Konseptual Model yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dalam penelitian Hu, dkk (2011) dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Model Konseptual Prosiding SNST ke-7 Tahun 2016 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
49
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien terhadap …
(Puspitasari dan Arifianty)
2.6 Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Sampel yang di ambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili) (Sugiyono, 1999). Penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode Non Probability Sampling yaitu metode sampling yang tidak memberi kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap unsur atau populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2009). Sedangkan jenis Non Probability Sampling yang dipakai adalah purposive sampling, yaitu sampling dimana pengambilan elemen-elemen yang dimasukkan dalam sampel dilakukan dengan sengaja, dengan catatan bahwa sampel tersebut representative atau mewakili populasi (Supranto, 1997). Sesuai hasil perhitungan dibutuhkan sebanyak 91 responden. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat t-statistik dan path-coefficient. Nilai t-statistik menunjukkan signifikansi konstruk, sedangkan path-coefficient menunjukkan sifat hubungan antar konstruk (positif atau negatif). Hasil koefisien jalur struktural dan indikator beserta nilai signifikansinya dapat dilihat pada Tabel 2 dan diagram hasil hipotesis dapat dilihat di Gambar 4. Tabel 2 Hasil Uji Hipotesis Hipotesis
H0 One-dimensional tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien
H1 One-dimensional berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien
T tabel
Thitung
1,96
3,83989
2
Must-be tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien
Must-be berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien
1,96
0,09035
3
Attractive tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien
Attractive berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien
1,96
0,06488
4
Kepuasan pasien tidak berpengaruh terhadap keluhan pasien
Kepuasan pasien berpengaruh negatif terhadap keluhan pasien
1,96
2,77501
5
Kepuasan pasien tidak berpengaruh terhadap loyalitas pasien
Kepuasan pasien berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien
1,96
5,22176
6
Keluhan pasien tidak berpengaruh terhadap loyalitas pasien
Keluhan pasien berpengaruh negatif terhadap loyalitas pasien
1,96
0,45186
1
Keputusan Nilai T signifikan pada 0,05 H0 ditolak, H1 diterima Nilai T tidak signifikan pada 0,05 H0 diterima, H1 ditolak Nilai T tidak sigifikan pada 0,05 H0 diterima, H1 ditolak Nilai T signifikan pada 0,05 H0 ditolak, H1 diterima Nilai T signifikan pada 0,05 H0 ditolak, H1 diterima Nilai T tidak signifikan pada 0,05 H0 diterima, H1 ditolak
Gambar 4. Diagram Hasil Uji Hipotesis ISBN 978-602-99334-5-1
50
E.8
Hasil pengujian ini ada beberapa yang sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Hu dkk (2011) tetapi ada juga yang tidak. Untuk hipotesis kepuasan konsumen berpengaruh negatif terhadap keluhan pasien, hasil penelitian sesuai dengan Hu dkk (2011). Semakin tinggi kepuasan pasien maka akan semakin rendah tingkat keluhan pasien, sebaliknya jika pasien tidak puas maka akan meningkatkan keluhan pasien. Untuk hipotesis keluahan konsumen berpengaruh terhadap loyalitas tidak terjadi pada penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa keluhan pasien tidak berpengaruh terhadap loyalitas pasien. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya jumlah keluhan pasien tidak menpengaruhi tingkat loyalitas pasien. 5. KESIMPULAN a. Atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan pasien terhadap keluhan pasien dan loyalitas pasien adalah atribut dalam kategori one-dimensional, yaitu tata ruang rumah sakit yang bagus, resep dokter yang jelas dan rinci, tersedia fasilitas apotek yang lengkap, ketepatan waktu pelayanan, kecepatan penanganan pasien, dan kejelasan mengenai tujuan dari tindakan medis yang dilakukan. b. Atribut-atribut kebutuhan pelanggan (berdasarkan kategori Kano) yang berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien adalah atribut one-dimensional. Semakin meningkatnya kinerja atribut-atribut ini akan menurunnya kinerja atribut-atribut ini akan semakin menurunkan kepuasan pasien. Atribut-atribut kebutuhan pelanggan yang dikategorikan ke dalam atribut must-be dan attractive tidak berpengaruh pada kepuasan pasien. Menurut hasil penelitian, persepsi responden (pasien) terhadap kinerja atribut-atribut must-be ini sangat baik, sehingga menghasilkan pengaruh yang tidak signifikan dikarenakan terpenuhinya atribut-atribut tersebut tidak akan menambah tingkat kepuasan pasien. Menurut hasil penelitian, persepsi responden (pasien) terhadap kinerja atribut-atribut attractive ini rendah, sehingga menghasilkan pengaruh yang tidak signifikan dikarenakan rendahnya kinerja atribut tersebut tidak menurunkan tingkat kepuasan pasien. c. Kepuasan pasien berpengaruh negatif terhadap keluhan pasien dan berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien. Artinya semakin tinggi kepuasan pasien, maka akan menurunkan keluhan pasien dan loyalitas pasien akan semakin meningkat. Sebaliknya, jika pasien merasa tidak puas terhadap pelayanan, maka akan meningkatkan keluhan pasien dan menurunkan loyalitas pasien. d. Keluhan pasien tidak berpengaruh terhadap loyalitas pasien. Artinya, banyak sedikitnya jumlah keluhan pasien tidak mempengaruhi tingkat loyalitas pasien. DAFTAR PUSTAKA Azwar, A. (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Azwar, A. (1999). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hair, J.F, et al. (2010). Multivariate Data Analysis (7th Edition). New Jersey: Pearson Education Inc. Hu, dkk. (2011). A Study of Customer Satisfaction, Customer Loyalty, and Quality Attributes in Taiwan’s Medical Service Industri. African Journal of Business Management Vol. 5(1) , 187195. Ratminto, & Winarsih, A. S. (2005). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sari, D. (2008). Manajemen Pemasaran Usaha Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Sauerwein, E. (1996). The Kano Model: How to Delight Your Customer. International Working Seminar on Production Economics , 313-327. Sugiyono. (1999). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta. Supranto. (1997). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Prosiding SNST ke-7 Tahun 2016 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
51