FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
PENGARUH KUALITAS JASA PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN Aryo Wibisono1 Syahril2 1 Dosen Program Studi Manajemen, Universitas Wiraraja
[email protected] 2 Dosen Program Studi Akuntansi, Universitas Wiraraja
[email protected] ABSTRACT PT. Indonesia Railways is an enterprise transportation service provider, where the modes of transportation are often used by consumers to travel long distances, and the price of transport service providers are not too different, then they (the companies) should be thinking how to grab share of existing market, so that the company will make profits. Therefore companies must compete on service providers to satisfy customers. Therefore there is need for research that is applied by using SEM methods (Structural Equation Modeling) in view of the customer and more towards the GAP analysis of the difference between reality and the difference is desired by consumers. With this then, can provide input to the company to consider the factors that correlate to customer satisfaction, so that the company's strategy in the form of customer satisfaction is more focused and effective. The results showed that the variables have a significant influence on complaint of customer satisfaction trains, and there was a GAP between reality and expectations of customers, so customers do not feel satisfied with the services already provided from these transport service. Keywords: Customer satisfaction, SEM (structural equation modeling), GAP Analysis. yang
PENDAHULUAN Pada permintaan
dekade terhadap
terakhir,
cukup
berat.
Pelanggan
meningkatkan tuntutan akan kualitas.
peningkatan
Kecenderungan
ini
kiranya
akan
kualitas jasa pelayanan transportasi yang
diperkuat oleh tekanan persaingan di
ditawarkan
mendapatkan
masa mendatang. Setiap pelaku bisnis
banyak perhatian bagi perusahaan. Hal
yang ingin memenangkan kompetisi
ini disebabkan karena kualitas jasa
dalam dunia industri akan memberikan
pelayanan dapat digunakan sebagai alat
perhatian
untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Pelanggan tidak hanya membeli suatu
Dengan adanya peningkatan kualitas
produk, tetapi juga segala aspek jasa
jasa pelayanan yang baik maka dapat
atau layanan yang terdapat pada produk
menimbulkan
tersebut. Perusahaan harus melakukan
semakin
suatu
kepuasan
penuh
kualitas.
pelanggan, dan berkemungkinan besar
peningkatan
akan menarik pelanggan baru. Oleh
menerus sehingga dapat menghasilkan
karena
jasa
jasa yang sesuai dengan standarisasi dan
transportasi dihadapkan pada tantangan
mencapai hasil jasa yang optimum.
itu
Industri
penghasil
kualitas
pada
secara
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
32
terus-
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Kepuasan
pelanggan
adalah
suatu
dihadapi oleh sistem perkeretaapian
keadaan dimana keinginan, harapan dan
negara lain. Kendala tersebut pada
kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi.
umumnya terdiri dari defisit pendanaan,
Dalam penelitian ini difokuskan
kebutuhan subsidi yang semakin besar,
pada penyedia layanan jasa transportasi,
serta kebutuhan biaya investasi yang
yaitu pada transportasi Kereta Api.
besar.
Menurut Admin. (2007), permasalahan
Bedasarkan data dari Badan
yang dihadapi perkeretaapian nasional
Pusat Statistik (BPS) tahun 2010. selama
saat ini tidak mudah diselesaikan.
Januari-Desember
Perkeretaapian
nasional
penumpang kereta api mencapai 203,4
permasalahan
yang
menghadapi
jumlah
akibat
juta orang atau turun 1,75 persen
akumulasi
dibanding periode yang sama tahun
permasalahan baik dari dalam maupun
2009 sebesar 207,0 juta orang. Oleh
luar sistem. Selain itu perkeretaapian
karena itu diperlukan adanya standar
nasional
berbagai
untuk mengukur pelayanan perusahaan
lingkungan
tersebut. Salah satu standar yang dapat
eksternal yang berkembang semakin
digunakan adalah mengukur tingkat
kompleks dan berlangsung cepat. Di sisi
kepuasan
lain, pesatnya perubahan lingkungan
variable-variabel
eksternal dan perkembangan global baik
pelayanan, citra, harga, dan kompetisi .
terjadinya
serius
2010
berbagai
juga
tantangan
menghadapi
perubahan
dari aspek teknologi, ekonomi, sistem informasi,
dan
pelanggan
berdasarkan
komplain,
Komplain
kualitas
adalah
sikap
desentralisasi,
pelanggan yang merasa tidak puas
tingginya
dengan kinerja jasa atau perusahaan
tuntutan terhadap akuntabilitas, efisiensi
tertentu. Sedangkan secara obyektif
dan
Masalah
kualitas adalah suatu standar khusus
dihadapi
dimana
kemampuannya
(availabilit),
perkeretaapian terutama pada sistem
kinerja
(performance),
kendalannya
birokrasi diantaranya banyaknya instansi
(reliability), kemudahan pemeliharaan
pemerintahan
(maintainability) dan karakteristiknya
menyebabkan
kualitas
kelembagaan
Penyelenggaraan perkeretaapian
semakin
pelayanan. yang
yang
terlibat.
industri
dapat diukur.
manajemen
Kotler (2009) mendefinisikan
pengoperasian dan pelayanan masih
citra sebagai seperangkat keyakinan, ide,
dilakukan secara monopoli. Dari aspek
dan kesan bahwa seseorang memegang
finansial
tentang obyek. Citra merupakan persepsi
dan
termasuk
jasa
ekonomi,
masalah
perkeretaapian umumnya sama yang
masyarakat
terhadap
produk
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
33
atau
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
perusahaan. Citra yang baik dari suatu
dilakukan dengan usaha keras berkaitan
organisasi akan memberikan dampak
dengan
yang menguntungkan, sedangkan citra
individu berusaha untuk menyamai atau
yang jelek akan merugikan organisasi.
melebihi
Citra dikatakan baik, apabila masyarakat
memperlihatkan keunggulan sehingga
atau khususnya konsumen memiliki
mendapat obyek, pengakuan, gengsi,
kesan positif terhadap suatu organisasi
dan kehormatan dari orang lain. Dalam
begitu pula sebaliknya. Pemahaman itu
mengukur
sendiri muncul karena adanya informasi.
ditemukan sebuah indikator yang pasti
Kompetisi
menurut
tujuan
perorangan,
orang
suatu
dimana
lain
untuk
kompetisi
belum
Aditama
untuk mengukurnya , oleh karena itu
(2005), kompetisi menyangkut tujuan
dalam penelitian ini indikator yang
persaingan, dimana dalam kompetisi
dipakai
mencoba mendapatkan bagian yang
diambil dari indikator variabel yang lain,
lebih besar untuk penghargaan yang
setidaknya
tersedia dari anggota-anggota lain dalam
menggambarkan tentang kompetisi.
dalam
mengukur
indikator
kompetisi
tersebut
dapat
kelompok. kompetisi merupakan suatu perbuatan atau pertandingan dimana
METODE PENELITIAN
individu mencoba untuk menyaingi atau melebihi
yang
apakah
variable komplain, kualitas pelayanan,
mendapatkan obyek, pengakuan, gengsi,
citra, harga, dan kompetisi berpengaruh
hasil
serta
terhadap kepuasan pelanggan, dapat
prestasi dari orang lain. Pendapat Jersild
digunakan metode Structural Equation
tersebut didukung oleh Kamus Besar
Modeling (SEM). Responden yang akan
Indonesia Kontemporer (1991: 1304)
digunakan dalam penelitian ini adalah
yang menyatakan kompetisi kerja atau
pengguna
yang lazin dikenal persaingan adalah
kereta api eksekutif jurusan Surabaya-
usaha perseorangan atau badan usaha
Jakarta. Instrumen pengumpul data yang
untuk memeperlihatkan keunggulan.
digunkan adalah angket tertutup dengan
atau
atau
mengetahui
untuk
kerja
lain
Untuk
kehormatan
Dari berbagai pendapat diatas
jasa
layanan
transportasi
variable-variabel dan indikator-indikator
dapat dikatakan bahwa kompetisi adalah
sebagai berikut :
suatu perbuatan atau pertandingan yang
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
34
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Tabel 1. Variabel Laten dan Indikator Variabel Laten
Komplain
Indikator
Keterangan
K1
Empati
K2
Kecepatan
K3
Keadilan Kemudahan
K4
menghubungi perusahaan
Kualitas Pelayanan
Citra
Harga
KP1
Keandalan
KP2
Daya Tanggap
KP3
Jaminan
KP4
Perhatian
KP5
Tampilan Fisik
C1
Reputation
C2
General price
C3
Reliability
C4
Professionalism
H1
Move-in cost Attractiveness of
H2
alternatives Interpersonal
H3
Kepuasan Pelanggan
Kompetisi
relationship
IP1
Karakteristik Produk
IP2
Harga
IP3
Pelayanan
IP4
Lokasi
IP5
Fasilitas
KI1
Harga
KI2
Fasilitas
KI3
Kecepatan
KI4
Jaminan
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
35
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Model struktural yang dapat digunakan adalah :
Gambar 1. Model Struktural
Spesifikasi untuk
menunjukan
model
dilakukan
hubungan
antara
antar
variabel-variabel yang akan dianalisis.
variabel-variabel yang akan dianalisis.
Pada tahap ini dilakukan pembentukan
Model pengembangan dibentuk dalam
hipotesis penelitian berdasarkan antar
sebuah
variabel
path
hubungan
menggambarkan
diagram
yang
laten
yang
akan
diteliti.
Gambar 2. Spesifikasi Model Struktural
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
36
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Keterangan : Tabel 3. Variabel dan Indikator Variabel Notasi
Keterangan
(psi)
Variabel laten eksogen (variable independent)
(eta)
Variabel laten endogen (variable dependen)
Hubungan langsung variable eksogen terhadap variable
(gamma)
endogen
(beta)
Hubungan langsung variable endogen terhadap variable endogen
X
Indikator variable eksogen
Y
Indikator variable endogen
Berdasarkan Gambar 2 dapat ditentukan
Ukuran
sampel
yang
harus
Hipotesis penelitian sebagai berikut :
dipenuhi dalam pemodelan ini minimum
a) Komplain
100 dan digunakan 5 observasi untuk
berkorelasi
positif
terhadap kepuasan b) Komplain
setiap
berkorelasi
positif
terhadap kompetisi c) Kualitas
pelayanan
berkorelasi
positif terhadap kompetisi d) Kualitas
pelayanan
pelayanan
berkorelasi
jumlah
dilakukan
perancangan
kuesioner
dirancang
Setelah
sampel
maka
kuisioner, berdasarkan
penyebaran
kusisioner
sejumlah sampel yang dibutuhkan. Data berkorelasi
yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
f) Citra berkorelasi positif terhadap
data
primer.
Metode
pengumpulan yang digunakan dalam
kompetisi
penelitian ini adalah
g) Citra berkorelasi positif terhadap
metode angket.
Populasi adalah pelanggan yang pernah
kepuasan
menggunakan jasa transportasi kereta
h) Harga berkorelasi positif terhadap
api jurusan Surabaya-jakarta.
kompetisi
j)
didapatkan
dilakukan
positif terhadap citra
i)
parameter.
indikator yang digunakan. Selanjutnya
positif terhadap kepuasan e) Kualitas
estimated
Dalam tahap ini, indikator pada
Harga berkorelasi positif terhadap
masing-masing variabel, baik variabel
kepuasan
endogen maupun eksogen akan diukur
Kompetisi
berkorelasi
positif
berdasarkan jawaban responden atas
terhadap kepuasan
pertanyaan dalam kuesioner dengan skala likert (skala interval). Skala jenis
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
37
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
ini,
dibuat
4. Setuju (S) diberi √ pada kolom 4
pertanyaan-pertanyaan
5. Sangat Setuju (SS) diberi √ pada
menyangkut karakteristik objek yang dapat mempengaruhi sikap seseorang
kolom 5
terhadap objek tersebut. Lima kategori kuesioner adalah sebagai berikut:
HASIL PEMBAHASAN
1. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi √
Analisis Demografi Responden
pada kolom 1
Berdasarkan
2. Tidak Setuju (TS) diberi √ pada
jenis
kelamin,
pekerjaan, gaji perbulan serta frekuensi
kolom 2
naik kereta api yang digunakan. Berikut
3. Cukup Setuju (CS) diberi √ pada
ini
kolom 3
adalah
karakteristik
berdasarkan
jenis
responden
kelaminnya
Tabel 4. Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin
Laki-laki
Wanita
79
46
Jumlahnya
Tabel 5. Pekerjaan Responden
Tabel 6. Pendapatan Perbulan Responden
Tabel 7. Frekuensi Responden Naik Kereta Api Kereta Api <3
>3
34
91
Tabel 8. Usia Responden
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
38
:
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Berdasarkan diketahui
bahwa
tabel
4
dapat
naik kereta api < 3 kali sebanyak 34
sebagian
besar
orang
(14%),
kemudian
sisanya
responden dalam penelitian ini adalah
sebanyak 91 orang dengan frekuensi
laki-laki yaitu sebanyak 79 orang (63%)
naik kereta api > 3 (36%), sedangkan
sedangkan sisanya sebanyak 46 orang
untuk frekuensi orang yang naik pesawat
(37%) adalah perempuan. Berikut ini
< 3 kali sebanyak 74 orang (30%) dan
adalah
untuk frekuensi orang yang naik pesawat
karakteristik
responden
berdasarkan pekerjaannya. Berdasarkan diketahui
bahwa
> 3 sebanyak 51 orang (20%). Berikut
tabel
5.
sebagian
dapat
ini
besar
berdasarkan umur untuk penggunaan
responden dalam penelitian ini memiliki pekerjaan
sebagai
mahasiswa
adalah
karakteristik
responden
jasa kereta api dan pesawat terbang.
yaitu
Berdasarkan
8
dapat
sebagian
besar
sebanyak 38 orang (30%), kemudian
diketahui
sisanya sebanyak 27 orang (22%)
responden dalam penelitian ini usianya
memiliki pekerjaan sebagai PNS, 37
antara 20-30tahun sebanyak 82 orang
orang (30%) memiliki pekerjaan sebagai
(65%), kemudian sisanya sebanyak 31
pegawai swasta, dan 23 orang (18%)
orang dengan usia 31-40tahun (25%),
memiliki
wiraswasta.
sedangkan
berdasarkan
sebanyak 12 orang (10%).
pekerjaan
Karakteristik
responden
pendapatan responden tiap bulan. Berdasarkan diketahui
bahwa
responden
dalam
tabel
bahwa
tabel
untuk
usia
≥
40tahun
Uji Validitas
6
dapat
sebagian
besar
mengetahui
apakah
pertanyaan-
ini
pertanyaan telah mengukur hal yang
penghasilan dibawah Rp.1jt sebanyak 39
diinginkan. Uji validitas kuesioner ini
orang
sisanya
dilakukan dengan bantuan software
(40%)
AMOS dengan nilai standart regression
berpenghasilan antara Rp.1 s/d 3jt, 36
weight antara satu pertanyaan dengan
orang
nilai total dalam satu variabel. Untuk uji
(31%),
sebanyak
kemudian
50
(29%)
penelitian
Uji validitas dilakukan untuk
orang
berpenghasilan
diatas
Rp.3jt. Berikut ini adalah karakteristik
reliabilitas, menggunakan nilai λ
responden
frekuensi
dilakukan untuk setiap variabel. Suatu
penggunaan jasa kereta api dan pesawat
variabel jika mempunyai λ yang lebih
terbang yang digunakan.
besar dari 0,5 dikatakan valid. Pada
berdasarkan
Berdasarkan
7
dapat
tabel 4.9.a dapat dilihat bahwa ada satu
sebagian
besar
indikator dalam kuisioner yang nilainya
responden dalam penelitian ini frekuensi
kurang dari λ < 0,5, dapat dikatakan
diketahui
bahwa
tabel
dan
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
39
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
bahwa
indikator
tersebut
harus
dilakukan uji validitas lagi, ternyata
dihilangkan dan dilakukan pengujian
hasilnya semua indikator tiap variabel
validitas pada variabel yang mempunyai
dapat dikatakan valid, karena nilainya
nilai indikatornya dibawah 0,5. Setelah
diatas
0,5
pada
tabel
Tabel 4.9.a Uji validitas kuisioner
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
40
4.9.b.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Tabel 4.9.b Modifikasi hasil uji validitas kuisioner
perhitungan uji reliabel, semua variabel
Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas dilakukan
dapat dikatakan reliabel karena nilai dari
untuk mengetahui apakah kuesioner
composit variability lebih dari 0,7.
yang digunakan dalam penelitian ini
Dengan demikian dapat disimpulkan
konsisten dalam setiap pengukuran. Uji
bahwa kuesioner yang digunakan pada
reliabilitas
penelitian ini sudah reliabel.
dilakukan
dengan
menggunakan nilai composit variability
Pengujian Asumsi SEM
tiap variabelnya dimana bila hasil
Setelah dilakukan uji validitas
hitungan tersebut lebih dari 0,7 maka
dan reliabilitas pada masing-masing
dinyatakan
variabel laten, beberapa prasyarat yang
reliable.
Dari
hasil
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
41
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
harus
dipenuhi
pemodelan
penelitian. Hasil penelitian memberikan
struktural adalah asumsi normal, asumsi
nilai Determinant of sample covariance
tidak
matrix sebesar 2.76279. Nilai ini tidak
adanya
dalam
multikolinearitas
atau
singularitas dan outlier.
sama
dengan
nol
sehingga
dapat
Uji Normalitas
dikatakan bahwa tidak terdapat masalah
Normalitas dari data merupakan
singularitas pada data yang dianalisis,
salah satu syarat dalam pemodelan
maka dapat dikatakan tidak terjadi
Struktural Equation Modelling (SEM).
multikolinearitas.
Pengujian normalitas ditekankan pada
Analisis Pengujian Full Model Awal
data multivariat dengan melihat nilai
Pada keseluruhan model dapat
skewness, kurtosis, dan secara statistik
dilihat pada tabel 10 Analisis didasarkan
dapat dilihat dari nilai Critical Rasio
dari Goodness of Fit Statistics. Ukuran
(CR).
GOF yang digunakan adalah RMSEA
Jika
digunakan
tingkat
signifikansi sebesar 5 persen, maka nilai
(Root
CR yang berada di antara -1,96 sampai
Approximation), CMIN/DF (Minimum
dengan
data
Sample Discrepancy function / Degree
berdistribusi normal. Hasil pengujian
of Freedom), TLI (Tucker Lewis Index),
normalitas data nilai CR terletak diluar
dan CFI (Comparative Fit Index).
diantara -1,96 sampai dengan 1,96,
Indeks
sehingga dapat dikatakan bahwa data
menggunakan
berditribusi normal.
pengolahan data dan cut off value-nya
Uji Singularitas dan Multikolinearitas
dapat dilihat pada tabel 10. Secara
1,96
dikatakan
Singularitas
Square
kelayakan
Error
model
ukuran
of
dengan
GOFI
hasil
dilihat
keseluruhan model masih kurang baik.
melalui determinan matriks kovarians.
Hal ini dapat dilihat dari Goodness of Fit
Nilai determinan yang sangat kecil atau
yang belum memenuhi cut-off value.
mendekati nol menunjukkan indikasi
Oleh karena itu perlu dilakukan modif
terdapatnya
terhadap model tersebut.
masalah
dapat
Mean
Singularitas,
sehingga tidak dapat digunakan untuk
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
42
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Tabel 10 Kriteria Goodness of Fit Indices Model Awal
Tabel 11 Kriteria Goodness of Fit Indices Model Modif
atas, dapat dilakukan pengujian hipotesis
Analisis Pengujian Full Model Modif Model
modifikasi
dilakukan
penelitian sebagai berikut :
untuk memperbaiki goodness of fit model
struktural
terutama
a. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap citra (KP → C)
dalam
memperkecil nilai dari chi square.
Pengaruh kualitas pelayanan
Untuk mengetahui apakah model yang
terhadap citra adalah positif dengan P
dihipotesiskan didukung oleh data, akan
value sebesar 0,000. Nilai P value
dilihat
tersebut kurang dari 0,05, maka dapat
kebaikan
model
tersebut
berdasarkan kriteria-kriteria goodness of
dikatakan
fit. Berdasarkan tabel 11 dapat dilihat
demikian hipotesis yang menyatakan
bahwa kriteria kebaikan model sebagian
bahwa
sudah memenuhi cut-off value.
berpengaruh positif terhadap citra
Analisis Hubungan Kausal
diterima.
Tujuan selanjutnya dalam analisis model
struktural
adalah
signifikan.
kualitas
Dalam
untuk
Indonesia
PT.
pelayanan
Dengan
pelayanan
Kereta
Api
berpengaruh
mengestimasi parameter pengaruh antar
terhadap citra, karena PT. KAI lebih
variable. Berdasarkan hasil estimasi
mementingkan
parameter pengaruh antar variabel di
nantinya
akan
pelayanan dirasakan
yang oleh
pelanggan, dimana bila pelayanan
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
43
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
tersebut bagus, karena itu juga
value sebesar 0,900. Nilai P value
termasuk dalam visi yang mereka
tersebut
buat, maka bila itu bisa terpenuhi
sehingga dapat dikatakan bahwa
citra PT. KAI di mata pelanggannya
hipotesis yang menyatakan bahwa
akan menjadi baik.
komplain
b. Pengaruh citra terhadap kompetisi (C
lebih
besar
dari
berpengaruh
0,05
positif
terhadap kompetisi ditolak. Dalam
→ KI)
hal ini berarti pengaruh komplain Pengaruh
citra
terhadap
terhadap
kompetisi
tidak
kompetisi adalah positif dengan P
berpengaruh,
value sebesar 0,000. Nilai P value
dikarenakan komplain tidak termasuk
tersebut kurang dari 0,05 , maka
dalam suatu kompetisi.
hipotesis yang menyatakan bahwa
karena
terlalu
itu
bisa
e. Pengaruh harga terhadap kompetisi (H → KI)
citra berpengaruh positif terhadap kompetisi dapat diterima. Dalam hal
Pengaruh
harga
terhadap
ini berarti jika citra yang dimiliki
kompetisi adalah positif dengan P
oleh PT. KAI di mata pelanggan
value sebesar 0,006. Nilai P value
baik, maka mereka dapat merebut
tersebut kurang dari 0,05 sehingga
pangsa pasar yang ada.
hipotesis yang menyatakan bahwa
c. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap
harga berpengaruh positif terhadap
kompetisi (KP → KI)
kompetisi diterima. Dalam hal ini
Pengaruh kualitas pelayanan
harga
sangat
mempengaruhi
terhadap kompetisi adalah positif
kompetisi yang ada, dimana bila
dengan P value sebesar 0,163. Nilai P
harga
value
memenangi persaingan.
tersebut
diatas
dari
0,05
sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa
kualitas
berpengaruh
murah,
maka
akan
f. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan (KP → IP)
pelayanan terhadap
Pengaruh kualitas pelayanan
kompetisi ditolak. Dalam hal ini
terhadap kepuasan pelanggan adalah
berarti jika kualitas pelayanan ini
positif dengan P value sebesar 0,121.
baik atau buruk tidak akan dapat
Nilai P value tersebut lebih besar dari
mempengaruhi kompetisi yang ada.
0,05
d. Pengaruh
positif
lebih
komplain
terhadap
sehingga
menyatakan
kompetisi (K → KI)
pelayanan
hipotesis
yang
bahwa
kualitas
berpengaruh
positif
Pengaruh komplain terhadap
terhadap kepuasan pelanggan ditolak.
kompetisi adalah positif dengan P
Dalam hal ini berarti jika kualitas
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
44
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
pelayanan ini baik atau buruk tidak
value
akan
sehingga hipotesis yang menyatakan
mempengaruhi
terhadap
kepuasan pelanggan. g. Pengaruh
tersebut
lebih
dari
0,05
bahwa harga berpengaruh positif
komplain
terhadap
terhadap kepuasan pelanggan ditolak.
kepuasan pelanggan (K → IP)
j. Pengaruh citra terhadap kepuasan pelanggan (C → IP)
Pengaruh komplain terhadap kepuasan pelanggan adalah positif
Pengaruh
citra
terhadap
dengan P value sebesar 0,010. Nilai P
kepuasan pelanggan adalah positif
value tersebut kurang dari 0,05
dengan P value sebesar 0.027. Nilai P
sehingga hipotesis yang menyatakan
value tersebut lebih kecil dari 0,05
bahwa komplain berpengaruh positif
sehingga hipotesis yang menyatakan
terhadap
bahwa
kepuasan
pelanggan
citra
berpengaruh
diterima. Dalam hal ini berarti jika
terhadap
komplain yang disampaikan oleh
diterima. Dalam hal ini berarti citra
pelanggan
KAI
dari PT.KAI ini bila baik dimata
ditanggapi, maka pelanggan akan
pelanggan, maka pelanggan akan
merasa puas.
merasa puas.
h. Pengaruh
kepada
PT.
kompetisi
kepuasan
positif
pelanggan
terhadap
kepuasan pelanggan (KI → IP)
KESIMPULAN DAN SARAN
Pengaruh kompetisi terhadap
Kesimpulan
kepuasan pelanggan adalah positif
Berdasarkan pengumpulan dan
dengan P value sebesar 0,919. Nilai P
pengolahan data serta analisis yang
value tersebut lebih besar dari 0,05
dilakukan,
sehingga hipotesis yang menyatakan
kesimpulan sebagai berikut:
bahwa kompetisi berpengaruh positif
1. Tingkat kepuasan pelanggan kereta
terhadap
kepuasan
pelanggan
maka
dapat
diambil
api, dapat diuraikan sebagai berikut:
diterima. Dalam hal ini berarti jika
Dari
hasil
tabulasi
jawaban
suatu perusahaan memenangi suatu
antara penyedia jasa transportasi
kompetisi, bukan berarti pelanggan
kereta api, dapat dilihat bahwa
akan merasa puas.
nilai
i. Pengaruh harga terhadap kepuasan
setuju, harga
diperoleh
dalam
kenyataan rata-rata hanya cukup
pelanggan (H → IP) Pengaruh
yang
terhadap
sedangkan
untuk
harapannya sangat setuju.
kepuasan pelanggan adalah positif
2. Mengetahui
dengan P value sebesar 0.856. Nilai P
pengaruh
antar
variabel-variabel terhadap kepuasan
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
45
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
pelanggan, dapat diuraikan sebagai
ini
berikut:
terhadap kepuasan pelanggan.
Jasa transportasi Kereta Api
Jadi bisa disimpulkan bahwa
tidak
transportasi
ini
pencitraan
dari
berpengaruh
secara terhadap
Variabel
1. Perlu
secara
kompetisi
berpengaruh
2. Lebih dikembangkan lagi model ini supaya
terhadap
harga
Mardoko, A. dan Widyastuti, H. (2008), “Analisa Kepuasan Penumpang Pengguna Jasa Bandar Udara Terhadap Pelayanan di Terminal Domestik Bandara Juanda Surabaya”. Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sipil “ Torsi “. 49-59.
kepuasan pelanggan Variabel citra berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan
Admin. (2007), “Evaluasi Kinerja PT.Kereta Api (persero) Daerah Operasi VIII Surabaya dengan Pendekatan Balance scorecard”. Jurnal Skripsi Ekonomi (20052010).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih mode transportasi, dapat diuraikan sebagai berikut: Jasa transportasi Kereta Api
Abelson, M. A. 1987. Examination of Avoidable and Unavoidable Turnover. Journal of Allied Phsychology.
Bila dilihat dari hasil uji
variabel positif,
yang dan
variabelberkorelasi
dalam
Aditama, P. 2005. Analisa Terhadap Faktor-Faktor Pembentuk Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja dengan Metode Structural Equation Modeling (Studi Kasus di PT. Langgeng Krida Perkasa Bekasi). Tugas Akhir Jurusan
jasa
transportasi kereta api ini faktor yang mempengaruhinya ialah pada
variabel
untuk
DAFTAR PUSTAKA
terhadap
didapatkan
bagus
kedepannya.
secara
signifikan
SEM,
lebih
tidak
berpengaruh
pembanding
yang sejenis.
tidak
kepuasan pelanggan. Variabel
sebagai
variabel
antara jasa yang satu dengan lainnya
secara
signifikan
perusahaan
dikembangkannya
kompetisi
terhadap
kepuasan pelanggan. Variabel
faktor
Saran
komplain
signifikan
dari
tersebut serta komplain.
berpengaruh
positif
pelanggan lebih memilih mode
kepuasan pelanggan
berkorelasi
Variabel kualitas pelayanan
signifikan
yang
citra
dan
komplain, dimana dua variabel
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
46
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Teknik Industri Intitut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. Alavi
Anhar, B. 2010. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Melalui Kepuasan Kerja Karyawan RSAB Muslimat Jombang. Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Malang.
dan Jahandari. 2005. The Organizational Climate of Kerman Shahid Bahonar University. Public Personnel Management.
Andini, R. 2006. Analisis Pengaruh Kepuasan Gaji, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention (Studi Kasus pada RS. Roemani Muhamadiyah Semarang. Program Studi Magister Managemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
Hair, J F., Black,W C., Babin, W J. & Anderson, R E. (2010). Multivariate Data Analysis (7th ed). Upper saddle River, New Jersey: Pearson Education International. Kotler, Philip, 2009. Marketing Management, New Jersey, Prentice Hall Inc. Kotler, P., and Keller, K. L, 2012 Manajemen Pemasaran, Jilid kesatu, Jakarta: Erlangga.
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.2, September 2016
47