PENGARUH KOMPETENSI, MOTIVASI, DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SD GUGUS PANDANSARI UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL
Oleh: Ali Supriyanto1 dan Heri Prabowo2
ABSTRAK Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui pengaruh kompentensi, motivasi, dan iklim sekolah terhadap kinerja guru Pada Sekolah Dasar Gugus Pandansari UPTD Pendidikan Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. Data yang di gunakan yaitu data primer tentang variabel kompentensi guru (27 item), variabel motivasi (16 item), variabel iklim sekolah (7 item), dan variabel kinerja (10 item). Semua item pernyataan tersebut diatas menggunakan Skala Likert. Metode pengumpulan data diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 72 orang guru Sekolah Dasar Gugus Pandansari UPTD Pendidikan Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. Data dianalisis dengan metode kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa : hipotesis pertama yaitu pengaruh kompentensi terhadap kinerja guru yang diajukan di tolak, hipotesis kedua yaitu pengaruh motivasi terhadap kinerja guru yang diajukan di tolak, dan hipotesis ketiga yaitu pengaruh iklim sekolah terhadap kinerja guru yang diajukan di terima. Hal ini mengindikasikan bahwa hanya variabel iklim sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Sedangkan dari uji F menunjukan bahwa secara bersama-sama variabel kompetensi, motivasi dan iklim sekolah berpengaruh secara bersama-sama dan signifikan terhadap kinerja guru. Kata kunci : Kompetensi Guru, Motivasi, Iklim Sekolah, dan Kinerja Guru
1
Mahasiswa Program Studi Sains Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia (STIEPARI) Semarang 2 Staf Pengajar Program Studi Magister Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia (STIEPARI) Semarang
ABSTRACT The purpose of this study to determine the influence of competence, motivation, and school climate on teacher performance cluster Pandansari At Elementary School District of Weleri UPTD Kendal. The data used are primary data on teacher competence variable (27 items), motivation variable (16 items), 66
school climate variables (7 items), and a variable performance (10 items). All of the above statement items using Likert Scale. Methods of data collection was obtained by distributing questionnaires to 72 elementary school teachers Force Pandansari UPTD Weleri District of Kendal. Data were analyzed with quantitative methods.The result showed that: the first hypothesis that the effect on the performance of teachers' competence proposed in decline, the second hypothesis is the effect of motivation on the performance of teachers proposed in decline, and the third hypothesis is the influence of climate on the performance of school teachers who submitted accepted. This indicates that the school climate variables only positive and significant impact on teacher performance.While the F test showed that together variable competence, motivation and school climate together influential and significant impact on the performance of teachers. Keywords: Teacher competence, motivation, school climate, and Teacher Performance
PENDAHULUAN Guru di hadapkan pada posisi sebagai garda terdepan dan sentral dalam pelaksanaan proses pendidikan. Berkaitan hal diatas, maka guru menjadi sorotan, terutama berkaitan dengan kinerja guru tersebut. Guru pada suatu sekolah diharapkan mempunyai kemampuan atau kecakapan yang dapat membantu siswa untuk menyongsong masa depan. Usaha untuk meningkatkan kinerja guru telah dilakukan dengan berbagai proyek penataan yang dibiayai oleh Pemerintah dan pertemuan-pertemuan guru mata pelajaran sejenis yang dibiayai sekolah. Walaupun demikian masih banyak keluhan masyarakat tentang hasil pendidikan yang diselenggarakan masih dianggap kurang optimal. Pada kenyataannya mutu pendidikan sangat tergantung pada kompentensi guru, motivasi dalam mengajar dan juga iklim sekolah yang mendukung. Permasalahan yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan kinerja guru adalah memperhatikan kompentensi guru. Dikarenakan akhir-akhir ini sering muncul kepermukaan yang menjadi bahan pembicaraan dan kajian, baik dikalangan praktisi maupun ilmuan. Banyak diskusi dan seminar-seminar yang diselenggarakan oleh berbagai pihak yang berusaha mengungkap hal-hal berkaitan dengan kompentensi guru. Gejala itu menunjukkan bahwa kompentensi guru dirasakan penting dan memiliki manfaat langsung bagi perkembangan siswa didik. Kompetensi menurut Sudarmayanti yang dikutip Mardiyono (2001) adalah kemampuan dasar dan kualitas kerja yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan dengan baik. Kompetensi guru dapat mempengaruhi kinerja dan 67
kualitas pembelajaran, semakin baik kompetensi maka dapat meningkatkan kinerja guru. Robbins (1999) menyatakan motivasi adalah kemauan untuk memberikan upaya lebih untuk meraih tujuan organisasi, yang disebabkan oleh kemauan untuk memuaskan kebutuhan individual. Dengan adanya motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, kepentingan–kepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut akan tercakup pula. Dengan motivasi yang tinggi akan menciptakan sebuah komitmen terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya dalam menyelesaikan setiap pekerjaan. Menurut Davis dan Newstrom (2005) iklim suatu organisasi menunjukkan cara hidup suatu organisasi. Iklim sekolah dapat menimbulkan pengaruh besar terhadap motivasi, prestasi, dan kepuasan kerja pegawai. Iklim timbul dari system perilaku organisasi yang mencakup filsafat dan tujuan, kepemimpinan, organisasi formal dan informal, serta lingkungan social. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja diantaranya adalah: kemampuan, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi (Malthis dan Jackson dalam Umam , 2010). Sehingga kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keingginan untuk berprestasi. Untuk mencapai pembelajaran yang berkualitas di sekolah adalah suatu hal yang tidak mudah. Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan kegiatan pembelajaran. Guru yang baik memiliki kompetensi maupun profesional yang baik, mempunyai harapan yang baik akan prestasi, tentu akan berbeda kualitas pembelajarannya dengan guru yang tidak memiliki kompetensi profesional yang baik, mempunyai motivasi mengajar yang baik, dan iklim sekolah yang mendukung. Lingkungan SD Gugus Pandansari UPTD Weleri Kabupaten Kendal dengan berbagai karakteristiknya baik dari kompentensi guru, motivasi, dan iklim sekolah sangat berpengaruh terhadap kinerja guru dalam menjalankan aktifitas pembelajaran. Dari berbagai uraian tersebut diatas, apabila dikaitkan dengan kenyataan yang akan dijadikan obyek dalam penelitian ini yakni yakni SD Gugus Pandansari UPTD Weleri Kabupaten Kendal, maka yang terjadi yakni apakah kompentensi guru, motivasi guru, dan iklim sekolah yang ada dalam organisasi sekolah sudah memberikan andil mendorong kinerja guru dalam mencapai tujuan sekolah atau belum. Kinerja akan meningkat jika kompentensi, motivasi kerja guru, dan dukungan iklim sekolah juga meningkat. Hal inilah yang menarik penulis untuk 68
melakukan penelitian dengan obyek SD Gugus Pandansari UPTD Weleri Boja Kabupaten Kendal.
METODE PENELITIAN Populasi Dan Sampel Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro & Supomo, 1999). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999). Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD Gugus Pandansari UPTD Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal sebanyak 72 orang. Menurut Ida Bagoes Mantra dan Kasto (dalam Masri Singarimbun dan Sofian effendi, 1995) menyatakan bahwa apabila populasi lebih besar atau sama dengan seratus maka sampel minimal adalah 30. Pada populasi yang jumlahnya dibawah 100 dan minimal 30 maka semua individu harus diambil sebagai sampel. Dengan demikian pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah 72 guru. Teknik sampling yang digunakan adalah sensus yaitu semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Uji Kelayakan Instrumen Uji Validitas Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen penelitian (Sekaran, 2000). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mampu mengungkap data yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment yang diolah dengan program SPSS. Uji Reliabilitas Jika 11 hitung > tabel instrumen dikatakan reliabel dan, jika 11 hitung < tabel instrumen dikatakan tidak reliabel (Ghozali, 2001). Hasil jawaban responden dikatakan reliabel apabila nilai alpha lebih besar dibandingkan dengan nilai standarisasi sebesar 0,6, dimana pada pengujian reliabilitas ini menggunakan bantuan komputer program SPSS (Statistical Product and service Soloution).
PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian
69
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar yang tergabung dalam Gugus Pandansari UPTD Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD Gugus Pandansari UPTD Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal sebanyak 72 orang. Sekoloah Dasar yang ada di lingkungan KKG Pandansari Kecamatan Weleri terdiri dari 6 yaitu Sekolah Dasar Negeri dan SD Muhammadiyah. Pengaruh Kompentensi Terhadap Kinerja Guru Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa Kompetensi Guru berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap Kinerja Guru, sehingga meskipun peningkatan Kompetensi Guru memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan mempengaruhi perubahan peningkatan dalam kinerja guru. Kompetensi Guru dalam bentuk Setiap guru wajib beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa merupakan indicator yang mendapatkan respon tinggi karena berhubungan dengan keyakinan individu terhadap penciptanya. Adapaun indikator lain dari Kompetensi guru yang mendapatkan penilaian lebih rendah adalah dalam hal guru dituntut untuk bisa menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara baik, indikator ini di karenakan kebanyakan guru yang ada di KKG Gugus Pandansari masih belum mempunyai kemampuan menggunakan teknologi informasi dengan baik, hal ini bisa di lihat karena sebagian besar guru yang ada di KKG Gugus Pandansari sudah berumur 50-60 tahun. Perkembangan saat ini memang sangat di butuhkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang pembelajaran, sedangkan kurangnya kemampuan di bidang iptek akan menghambat kecepatan proses komunikasi dan informasi yang akurat. Kompetensi Guru merupakan variable yang walaupun ada pengaruh positif namun tidak cukup siginifikan mempengaruhi kinerja guru karena kenyataan di lapangan guru yang bersedia mengembangkan kompetensinya yang di tunjang teknologi informasi dan komunikasi di jalankan karena keterpaksaan dan rangsangan dan iming-iming mendapatkan sesuatu, misalnya keharusan memasukkan data online untuk mendapatkkan tunjangan profesi, adanya kewajibaban menggunakan teknologi untuk membuat laporan penunjang kenaikan jabatan, mendapatkan penilaian angka kredit dan lain sebagainya. Kenyataan ini belum menyentuh kesadaran diri untuk mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai bagian dari kompetensi dan profesi seorang guru yang memang harus mendapatkan informasi yang up to date. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa Motivasi kerja guru berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap kinerja guru yang bersangkutan. Motivasi yang tinggi tidak secara otomatis mampu meningkatkan kinerjanya. Indikator dalam motivasi yang mendapatkan respon baik dari guru meliputi ketentraman menjadi prioritas utama guru dalam menjalankan aktifitas mengajarnya, karena ketentraman dalam menjalankan aktifitasnya dapat mempengaruhi kinerja guru Gugus Pandansari.
70
Adapun indikator yang masih dinilai lebih rendah adalah dalam hal pendapatan guru yang diberikan telah dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarga, karena dengan pendapatan yang relatif cukup baik di tunjang dengan tunjangan profesi yang di berikan teryata banyak di gunakan untuk kebutuhan konsumtif seperti renovasi rumah, pembelian motor/mobil dan lain sebagainya. Dengan tuntutan konsumtif yang tinggi sehingga menyebabkan pengambilan hutang yang kurang memperhastikan penggunaan yang wajar, keadaan ini menjadikan pendapatan yang tinggi menjadi tetap kurang karena standar yang di jadikan patokan untuk biaya pengeluaran rumah tangga juga tinggi, kenyataan ini dapat mempengaruhi kinerja guru pada KKG Pandansari. Meskipun Motivasi memiliki pengaruh positif namun tidak cukup signifikan dalam menyebabkan perubahan dalam kinerja guru yang bersangkutan kurang maksimal karena dengan tuntutan konsumtif tinggi akan menjadikan seberapapun penghasilan yang di dapatkan akan terasa kurang. Saran untuk dapat meningkatkan kinerja guru melalui peningkatan motivasi adalah dengan jalan memberi penyadaran kepada guru bahwa profesi guru bukan sekedar profesi yang bisa di ukur dengan pendapatan uang saja, akan tetapi sebuah profesi yang mempunyai tujuan luhur untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Apabila setiap guru menyadari profesinya begitu bermanfaat, maka akan memotivasi guru untuk menjalankan kinerjanya sebagai pendidik dengan sepenuh hati sehingga kinerjanya akan semakin meningkat. Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa Iklim Sekolah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Guru. Iklim sekolah yang kondusif telah memiliki kontribusi positif dan berarti dalam menciptakan peningkatan kinerja guru di lingkungan KKG Pandansari Kecamatan Weleri. Adapun Iklim Sekolah meliputi penciptaan iklim hubungan karyawan dalam hal keyakinan, kepercayaan dan keterbukaan merupakan pertimbangan mendasar dan memberikan hasil Indikator dalam Iklim Sekolah yang mendapatkan tanggapan paling tinggi adalah dalam hal pengembangan sikap yang baik, karena dengan pengembangan sikap yang baik dengan di dasari pengetahuan maka sikap yang baik itu sudah teruji dan dapat di terima siapa saja secara universal. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja guru dalam hal menciptakan iklim sekolah dengan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan mendukung kegiatan belajar mengajar. Indikator dalam Iklim Sekolah yang mendapatkan tanggapan kurang tinggi adalah guru meyakini kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain karena sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap orang akan berusaha untuk menonjol dan lebih dari orang lain, demikian juga guru walaupun akan meniru orang lain yang di percaya akan tetapi tetap akan memperlihatkan pendapat dirinya paling benar hal ini dapat mempengaruhi kinerja guru dalam hal penciptaan iklim sekolah yang baik karena akan kurang bisa menerima perubahan dan hal-hal yang baru. Iklim Sekolah merupakan satu-satunya yang paling berpengaruh terhadap kinerja guru di KKG Pandansari hal ini disebabkan karena pengembangan sikap yang baik merupakan inti kegiatan belajar mengajar, dengan pengembangan sikap 71
yang baik maka akan menjadikan iklim sekolah menjadi kondusif dan akan mendukung kinerja guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran. Dalam iklim sekolah merupakan lingkungan suasana bekerja, belajar, berkomunikasi, dan bergaul dalam organisasi pendidikan. Dengan terciptanya iklim sekolah yang kondusif, maka guru akan merasa nyaman dalam mengajar dan terpacu mengembangkan sikap dan pengetahuannya untuk menjadi lebih baik. Kondisi yang kondusif akan merangsang seorang guru dalam peningkatan kinerjanya. Iklim sekolah yang baik tidak muncul dengan sendirinya, maka perlu di ciptakan dan di bina agar dapat bertahan lama. Saran dalam meningkatkan kinerja guru melalui peningkatan Iklim sekolah dapat dilakukan dengan jalan berusaha menerima perubahan dalam pendidikan, apalagi bisa kita ketahui dalam lingkungan pendidikan selalu berubah dengan cepat. Dengan perubahan yang ada seperti itu menuntut setiap guru untuk bisa mengikuti perkembangan yang ada. Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Iklim Sekolah terhadap Kinerja Guru. Hasil uji F menunjukan bahwa secara bersama-sama variabel Kompetensi, Motivasi dan Iklim Sekolah terhadap Kinerja Guru berpengaruh secara bersamasama dan signifikan terhadap Kinerja Guru. Guru yang memiliki mau mempergunakan Kompetensinya, memiliki motivasi yang kuat dan memiliki iklim sekolah yang kondusif akan berdampak positif terhadap kinerjanya. Kontribusi variabel kompentensi guru, motivasi, dan iklim sekolah dalam mempengaruhi Kinerja Guru sebesar 42,4%, artinya ke tiga variabel ini mempunyai kontribusinya walaupun kurang kuat, maka untuk lebih meningkatkannya dengan cara selalu meningkatkan kompentensi guru, motivasi, dan iklim sekolah yang baik dalam meningkatkan kinerja guru yang baik pada guru KKG Pandansari Kecamatan Weleri. Dengan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional, dan di tunjang motivasi guru yang baik, serta penciptaan iklim hubungan karyawan dalam hal keyakinan, kepercayaan dan keterbukaan merupakan pertimbangan mendasar dan memberikan hasil untuk meningkatkan kinerja guru lebih baik. Dengan kontribusi variabel kompentensi guru, motivasi, dan iklim sekolah secara bersama-sama maka akan terilhat kontribusi peningkatan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini pada guru Sekolah Dasar KKG gugus Pandansari UPTD Pendidikan Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal, Iklim sekolah berpengaruh paling kuat dalam mempengaruhi kinerja guru, karena dalam hubungan antar personal sekolah kesempatan untuk ikut berperan dalam perubahan sistem serta kondisi lingkungan sekolah yang nyaman dapat memotivasi para guru dalam melaksanakan tugasnya yang berdampak pada peningkatan kinerja guru. Di samping ketiga variabel kompentensi guru, motivasi, dan iklim sekolah yang dapat mempengaruhi kinerja guru. Banyak variabel lain di luar variabel diluar model yang di spesifikasikan dalam penelitian ini misalnya seperti budaya organisasi, kepribadian, pengembangan profesi, kemampuan mengajar, komunikasi teman sejawat, kedisiplinan, kesejahteraan, kepemimpinan sekolah, struktur organisasi, kepuasan kerja dan lain sebagainya yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam menjalankan kegiatannya. 72
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, simpulan yang dapat diambil adalah : a. Kompentensi guru tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SD Gugus Pandansari UPTD Pendidikan Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. b. Motivasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SD Gugus Pandansari UPTD Pendidikan Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. c. Iklim sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SD Gugus Pandansari UPTD Pendidikan Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. d. Kompetensi guru, motivasi, dan iklim sekolah secara bersama-sama mempengaruhi kinerja guru SD Gugus Pandansari UPTD Pendidikan Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. Saran Saran-saran penelitian ini 1. Karena Iklim sekolah yang paling mempengaruhi kinerja guru, mengingat indikator pengembangan sikap yang baik dinyatakan tertinggi dalam variabel iklim sekolah, maka perlu di tingkatkan pengembangan sikap ini untuk menjadi lebih baik. Sedangkan indikator meyakini kebenaran pengetahuan yang di dasarkan orang lain terendah dalam variabel iklim sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru, maka guna meningkatkan indikator meyakini kebenaran yang di dasarkan orang lain, maka perlu dilakukan penyamaan visi dan misi sekolah yang berwawasan ke masa yang akan datang sehingga ada kepercayaan pada orang lain khususnya dalam menghadapi perubahan yang serba cepat saat ini. Dengan mulai mempercayai kebenaran yang di dasarkan orang lain maka guru akan selalu mengembangkan nilai-nilai kepercayaan di yakini, sehingga memberikan akan meningkatkan kinerja dalam menjalankan profesinya sebagai pengajar. 2. Meskipun Kompetensi tidak signifikan indikator guru di tuntut untuk mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan dinyatakan paling rendah dalam variabel kompentensi guru berpengaruh terhadap kinerja, maka guna meningkatkan indikator pengembangan diri secara mandiri ini perlu dilakukan kegiatan-kegiatan bersama seperti dalam KKG, in hause training, outbond dan pengawasan yang berkelanjutan agar terjadi pengembangan diri dan kebersamaan dari semua guru untuk merasa sejajar satu sama lain agar meningkatkan kinerja dalam mengajar. 3. Meskipun motivasi tidak signifikan dengan indikator pendapatan guru di anggap belum memenuhi kebutuhan dinyatakan terendah dalam variabel motivasi mempengaruhi kinerja guru, maka guna meningkatkan indikator ini perlu dilakukan sosialisasi dan kegiatan-kegiatan bersama seperti pada waktu kelompok kerja guru (KKG) perlu di adakan sharing pengalaman tentang kesadaran profesi guru, sehingga tidak hanya mengejar kebutuhan finasial semata sebagai ukuran, tetapi juga perlu merubah pola hidup sederhana dan mensukuri rejeki yang di berikan. 73
DAFTAR PUSTAKA A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2008, Perencanaan dan Penggembangan Sumber Daya Manusia, Relika Aditama, Bandung. Arikunto Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta. Fatah, N. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya. Fa’ud Masud, 2004, Survei Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi), Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, I. (2001), Aplikasi Analisis Multivariate, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Jazuli Akhmad, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, STIE Widya Wiwaha, Yogyakarta. Masri Singarimbun, 1999, Metode Penelitian Survai, PT. Pustaka, Yogyakarta. Mathis, R. L., dan J.H. Jackson, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, buku 1 dan buku 2, terjemahan, Salemba Empat, Jakarta. Riduwan dan Engkos Acmad Kuncoro, (2007). Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Paht Analysis). Alfabeta. Bandung. Rusman, (2008), Manajemen Kurikulum. Edisi2, Rajawali Press, Jakarta. Rusman, (2010), Model Model Pembelajaran, Rajawali Press, Jakarta Reksohadiprodjo Sukanto dan T.Hani Handoko, 1994, Organisasi Perusahaan, BPFE, Yogyakarta. Simamora, Henry. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu ekonomi YKPN. Sondang P. Siagian, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Bumi Aksara., Jakarta. T. Hani Handoko, 2009, Manajemen Edisi 2, BPFE, Yogyakarta. Umam Khaerul, 2010, Perilaku Organisasi, CV. Pustaka Setia, Bandung. Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, Diperbanyak oleh Sinar Grafika, Jakarta. Wahjono, Sentot Imam. 2010. Perilaku Organisasi. Yogyakarta. Graha Ilmu.
74