PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN, CITRA MEREK DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP PERPINDAHAN MEREK SEPEDA MOTOR YAMAHA KE HONDA Inka Nuromavita, Euis Soliha Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank Jl. Kendeng V Bendan Ngisor Semarang Telp (024) 8414970 Email:
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT So many automotive companies in Indonesia, then consumers will be more selective about which brand of motorcycles that will be used as mean of transportation. The problem in this research is “ Whether a variable consumer dissatisfaction, brand image, and perception of price influence on the brand switching from Yamaha to Honda in semarang.The purpose of this research is to analize the variabels consumer dissatisfaction, brand image, and perception of price influence on the brand switching from Yamaha to Honda in Semarang. The samples in this research is 100 respondents, and the methodology used is purposive sampling where the respondent used is consumers who have switched from a user Yamaha to Honda. The data was collected using a questionnaire. The research showed that the variables of consumer dissatisfaction have positive and significant effect on brand switching, brand image have positive and significant effect on brand switching and perception of price have positive and significant effect on brand switching from Yamaha to Honda in Semarang. Kata Kunci: Cunsumer Dissatisfaction, Brand Image, Perseption of Price and Brand Switching
1.
PENDAHULUAN
Di era globalisasi seperti sekarang ini setiap perusahaan otomotif perlu memperhatikan nilai tambah perusahaan yang sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam memberikan nilai yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan kompetitor. Oleh karena itu, pemahaman terhadap apa yang dibutuhkan, diinginkan dan diharapkan pelanggan mutlak dilakukan oleh pimpinan perusahaan untuk memuaskan pelanggan. Seiring dengan berkembangnya jaman maka semakin banyak pula merek-merek yang menghasilkan produk yang sama. Dengan banyaknya merek yang ada, hal itu dapat menyebabkan konsumen berpindah dari satu merek ke merek lainnya. Melihat adanya fenomena tersebut, perusahaan seharusnya dapat memenuhi apa yang dibutuhkan dan diharapkan dari konsumen. Memberi janji yang berlebihan (over promise) hanya akan membuat konsumen semakin berharap. Ketika janji itu tidak terpenuhi konsumen akan merasa kecewa dan mungkin saja beralih ke merek lain terlebih merek yang tersedia begitu banyak. Tjiptono (2008:21) Jika konsumen merasa puas, ia akan memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang atau membeli produk lain diperusahaan yang sama dimasa mendatang seorang konsumen yang merasa puas cenderung menyatakan hal-hal yang baik tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain Pengambilan keputusan perpindahan merek yang dilakukan konsumen dapat terjadi karena adanya ketidakpuasan yang diterima konsumen setelah melakukan pembelian. Ketidakpuasan konsumen ini muncul karena pengharapan konsumen tidak sama atau lebih tinggi daripada kinerja yang diterimanya dari pemasar. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan yang dapat mempengaruhi sikap dan niat untuk melakukan pembelian pada masa konsumsi berikutnya (Junaidi dan Dharmmesta, 2002).Hal ini terjadi pada produk Yahama yang mengalami penurunan penjualan.
681 PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U) KE-2 Tahun 2016 Kajian Multi Disiplin Ilmu dalam Pengembangan IPTEKS untuk Mewujudkan Pembangunan Nasional Semesta Berencan (PNSB) sebagai Upaya Meningkatkan Daya Saing Global
Tabel 1.1 Penjualan Motor di Semarang Tahun 2013 – 2014 Tahun
Merek
Prosentase Kenaikan
2013
2014
Honda
4.700.871
5.055.510
7,54% (Naik)
Yamaha
2.495.796
2.390.902
4,20% (Turun)
Suzuki
400.675
275.184
Kawasaki
153.807
165.231
7,43% (Naik)
Tvs
19.865
22.114
11,32% (Naik)
Total
7.771.014
7.908.941
1,77% (Naik)
31,32% (Turun)
Sumber :atimscorner.com Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2013 s/d 2014 motor Honda mengalami peningkatan sebesar 7,54% Sedangkan, pada motor Yamaha mengalami penurunan sebesar 4,20%. Definisi dari brand switching adalah perpindahan merek yang dilakukan oleh pelanggan untuk setiap waktu penggunaan, tingkat brand switching ini menunjukkan sejauh mana sebuah merek memiliki pelanggan yang loyal (Sumarketer, Senior Business Analyst, MarkPlus & Co). Widyasari (2008) menyatakan bahwa perpindahan merek terjadi pada produk-produk dengan karakteristik keterlibatan yang rendah (low involvement). Menurut Dedi Emiri (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa variabel citra merek dan harga berpengaruh negatif terhadap perilaku brand switching. Menurut Diana Vita (2011) dalampenelitian menunjukkan bahwa variabel ketidakpuasan konsumen dan variabel harga berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap perilaku brand switching. Anandhitya (2013) dalam penelitiannya menyatakan variabel harga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perpindahan merek sedangkan ketidakpuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek.Indah Yuni (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa variabel produk berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap perilaku perpindahan merek. Dalam konsep ilmu marketing sangat terlihat jelas kepentingan konsumen haruslah diperhatikan.Keberhasilan dalam suatu pemasaran bergantung pada bagaimana konsumen tersebut menilai. Setelahnya pembeli akan menyatakan kepuasan atau tidaknya dalam membeli suatu produk atau jasa terhadap pembelian barang atau jasa tersebut. Dalam lingkungan industri bisnis khususnya otomotif akhir–akhir ini banyak mendapatkan gejala semakin banyaknya produk yang ditawarkan oleh perusahaan dari berbagai varian namun memiliki jenis dan varian dan tipe yang sama. Namun jarang dari berbagai perusahaan otomotif yang menawarkan citra merek dan kualitas yang baik yang berpengaruh pada persaingan industri otomotif. Melihat fenomena yang terjadi saat ini,terdapat faktor-faktor yang dapat memengaruhi perpindahan merek sepeda motor Yamaha ke Honda pada masyarakat Kota Semarang. Dari latar belakang yang timbul diatas, maka dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel independen yang akan digunakan yaitu ketidakpuasan konsumen, citra merek dan persepsi harga yang dapat berpengaruh terhadap keputusan perpindahan merek sebagai variabel dependen pada sepeda motor Yamaha ke Honda. Ketiga faktor tersebut berpengaruh terhadap perpindahan merek. Hal ini disebabkan karena dengan adanya ketidakpuasan konsumen, citra merek, dan persepsi harga yang melekat selama ini pada produk merek sepeda motor Honda harga yang kompetitif serta didukung dengan citra merek yang baik maka secara langsung akan memengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian sepeda motor yang diproduksi oleh PT. Astra Motor Indonesia. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengangkat tema ini lebih jauh dengan memilih judul :“Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen, Citra Merek dan Persepsi Harga, terhadap Keputusan Perpindahan Merek Sepeda Motor Yamaha ke Honda“. Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah dalam penelitian ini, maka dapat ditarik pertanyaan penelitian “bagaimana pengaruh Ketidakpuasan konsumen, citra merek, dan persepsi harga terhadap keputusan perpindahan merek sepeda motor Yamaha ke Honda. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh ketidakpuasan konsumen, citra merek, dan persepsi harga terhadap keputusan perpindahan merek sepeda motor merek Yamaha ke Honda.
682 ISBN: 978-979-3649-96-2
Unisbank Semarang, 28 Juli 2016
II. TELAAH TEORI Perpindahahan Merek Perilaku perpindahan merek oleh konsumen pada umumnya merupakan suatufenomena yang kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor behavioral, persaingan, dan waktu (Srinivasan 1996). Salah satu faktor yang juga muncul dalam diri konsumen yang menyebabkan ia mempunyai keinginan untuk berpindah merek adalah alasan ketidakpuasan konsumen yang tidak puas akan suatu produk maka ia akan berpindah dan menggunakan merek lain. Ketidakpuasan akan dapat membawa konsumen pada sikap kecewa bahkan marah pada produk tersebut dan memiliki pertimbangan lebih lanjut untuk memutuskan atau meninggalkan produk tersebut (Van Trijp, 1996:63).Sedangkan menurut Assael (1995) perpindahan merek terjadi pada produk-produk dengan karakteristik keterlibatan pembelian yang rendah.Tipe perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yang cenderung melakukan perpindahan merek adalah pengambilan keputusan terbatas dan inersia.Konsumen yang hanya mengaktifkan tahap kognitifnya adalah konsumen yang paling rentan terhadap perpindahan merek karena adanya rangsangan pemasaran (Junaidi dan Dharmmesta, 2002). Ketidakpuasan Konsumen Ketidakpuasan konsumen dapat timbul karena adanya proses informasi dalam evaluasi terhadap suatu merek. Konsumen akan menggunakan informasi masa lalu dan masa sekarang untuk melihat merek-merek yang memberikan manfaat yang mereka harapkan. Kepuasan konsumen adalah fungsi seberapa dekat harapan konsumen atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah dari pada harapan konsumen, maka konsumen akan mengalami ketidakpuasan. Konsumen membentuk harapan mereka berdasarkan pesan yang diterima dari produsen. Jika produsen melebihi-lebihkan manfaat suatu produk, harapan konsumen tidak akan tercapai sehingga mengakibatkan ketidakpuasan (Kotler, 1997). Ketidakpuasan yang dialami konsumen akan menimbulkan perilaku peralihan merek. Seperti yang dikemukakan oleh Dharmmesta (2002), bahwa penentu utama dari kemampuan diterimanya merek adalah kepuasaan ulang dirasakan oleh konsumen didalam pembelian sebelumnya. Ketidakpuasan konsumen ini muncul karena pengharapan konsumen tidak sama atau lebih tinggi daripada kinerja yang diterimanya dipasar. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan yang dapat mempengaruhi sikap untuk melakukan pembelian pada masa konsumsi berikutnya. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu dari dua tindakan berikut: mereka akan mungkin berusaha mengurangi ketidakpuasan tersebut dengan membuang atau mengurangi ketidakpuasan dengan mencari informasi yang biasa memperkuat nilai tinggi produk tersebut. Citra Merek Menurut Kotler dan Keller (2007) Citra merek adalah citra tentang suatu merek yang dianggap sebagai sekelompok asosiasi yang menghubungkan pemikiran konsumen terhadap suatu nama merek. Citra merek berhadapan dengan property ekstrinsik dari produk atau jasa, termasuk cara merek itu memenuhi kebutuhan sosial atau psikologi pelanggan.Citra merek yang positif diciptakan oleh suatu asosiasi merek yang kuat,unik, dan baik. Merek yang baik merupakan satu kesatuan dengan konsep produk yang banyak memberikan manfaat baik pada produsen maupun konsumen, menurut Kotler dan Keller (2009:269), di antara karakteristik yang harus dimiliki merek adalah sebagai berikut: 1) Dapat diingat : Merek harus mudah, dingat, dan dikenali. 2) Berarti : Merek harus menunjukan sesuatu tentang manfaat dan mutu suatu produk 3) Disukai : Merek harus dapat disukai, dibedakan serta khas dan unik. 4) Dapat ditransfer : Merek harus menyarankan ciri-ciri produk seperti kemampuan warna pada produk. 5) Dapat disesuaikan : Merek harus mudah disesuaikan dan diperbaharui 6) Dapat dilindungi : Merek harus bisa memperoleh hak untuk didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum. Persepsi Harga (Peter & Olson 2014) Persepsi atas harga menyangkut bagaimana informasi harga dipahami oleh konsumen dan dibuat bermakna bagi mereka.Dalam pengolahan kognitif informasi harga, konsumen bisa membandingkan antara harga yang dinyatakan dengan sebuah harga atau kisaran harga yang mereka bayangkan atas produk tersebut .harga yang ada dipikiran sebagai bahan melakukan perbandingan tersebut disebut harga acuan internal.Harga acuan internal adalah harga yang dianggap pantas oleh konsumen, harga yang telah ada secara historis atau yang dibayangkan konsumen sebagai harga pasar yang tinggi atau rendah.pada dasarnya harga acuan internal menjadi semacam panduan untuk mengevaluasi apakah harga yang tertera tersebut dapat diterima oleh konsumen. Penetapan harga yang baik dimulai dengan pemahaman menyeluruh dari nilai yang diciptakan suatu produk atau jasa bagi para pelanggan.Penetapan harga berdasrkan nilai (value-based pricing) menggunakan persepsi nilai dari pembeli, bukan dari biaya penjual, sebagai kunci penetapan harga.Harga dihitung bersama-sama dengan variabel bauran pemasaran lainnya sebelum program pemasaran ditetapkan (Kotler & Amstrong 2008). 683 ISBN: 978-979-3649-96-2
Unisbank Semarang, 28 Juli 2016
Pengembangan Hipotesis 1. Hubungan Ketidakpuasan Konsumen terhadap Perpindahan Merek Ketidakpuasan yang dialami konsumen akan menimbulkan perilaku peralihan merek. Seperti yang dikemukakan oleh Dharmmesta (2002), bahwa penentu utama dari kemampuan diterimanya merek adalah kepuasaan ulang dirasakan oleh konsumen didalam pembelian sebelumnya. Ketidakpuasan konsumen ini muncul karena pengharapan konsumen tidak sama atau lebih tinggi daripada kinerja yang diterimanya dipasar. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan yang dapat mempengaruhi sikap untuk melakukan pembelian pada masa konsumsi berikutnya. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu dari dua tindakan berikut: mereka akan mungkin berusaha mengurangi ketidakpuasan tersebut dengan membuang atau mengurangi ketidakpuasan dengan mencari informasi yang biasa memperkuat nilai tinggi produk tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Edho (2011) hasil dari penelitiannya menunjukan bahwa variabel ketidakpuasan pasca konsumsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek.hasil Penelitian dari Nurulia Khairani(2011) menunjukkan bahwa ketidakpuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Perpindahan Merek. penelitian yang dilakukan oleh Tlasih Wulandari (2013) menunjukkan bahwa variabel Ketidakpuasan Konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap perpindahan merek.Apabila konsumen Merasakan ketidakpuasan ketika menggunakan suatu produk maka keputusan untuk melakukan perpindahan merek akan meningkat, ketika konsumen sering merasakan keluhan saat menggunakan sepeda motor Yamaha dan kualitas sepeda motor Yamaha tidak sesuai yang di harapkan sebelumnya maka keputusan untuk berpindah merek dianggap keputusan yang paling tepat. Dari uaraian diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 = Ketidakpuasan konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan perpindahan merek. 2. Hubungan Citra Merek terhadap Perpindahan Merek Menurut Kotler (2002:215) mendefinisikan citra merek sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek.Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek tersebut. Persepsi konsumen terhadap suatu merek akan memengaruhi preferensi terhadap merek-merek yang muncul di hadapannya. Konsumen akan lebih memilih merek yang sesuai keinginannya. Merek terkait erat dengan persepsi konsumen. Kualitas dari suatu merek akan membentuk persepsi yang positif dari suatu merek. Produk tidak akan disukai dan tidak bertahan lama di pasar jika persepsi konsumen terhadap suatu produk negatif. Dalam penelitian yang di lakukan oleh Fransiskus Gunawan (2014).Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa Persepsi merek berpengaruh positifterhadap perpindahan merekpada produkSmartPhone (BlackBerry).Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dedi Emiri (2011) menunjukkan bahwa citra merek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perpindahan merek.Nurulia (2011) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa variabel citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap perpindahan merek. Pengalaman yang negative pada suatu produk akan mendorong konsumen tidak percaya pada produk lalu menyebabkan konsumen beralih ke produk sejenis dan melakukan Perpindahan Merek karena semakin bagus citra merek pesaing dimata konsumen maka akan semakin tinggi pula perilaku perpindahan merek. Dari uaraian diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: H2 = Citra Merek berpengaruh positif terhadap keputusan perpindahan merek. 3. Hubungan Persepsi Harga terhadap Perpindahan Merek Menurut Aaker (1991) dalam Kotler (1997) menyatakan bahwa pelanggan yang melakukan perpindahan merek terutama didorong oleh masalah harga.Harga sering dijadikan indikator kualitas bagi konsumen apabila harga lebih tinggi, orang cenderung beranggapan bahwa kualitasnya lebih baik.Barang dengan harga tinggi biasanya dianggap superior dan barang yang mempunyai harga lebih rendah dianggap inferior (rendah tingkatannya). Penetapan harga terhadap suatu merek yang tidak sesuai dengan persepsi konsumen terhadap kelas merek dimana merek tersebut berada, akan menyebabkan konsumen enggan untuk melakukan pembelian karena menganggap harga merek tersebut tidak sesuai dengan kelasnya (Kotler,1997). Penelitian yang di lakukan oleh Nila Sari (2012).Dalam penelitiannya menunjukkan harga berpengaruh positif terhadap perpindahan merek.Semakin tinggi ketidak sesuaian harga maka semakin tinggi keputusanperpindahan merek. Dedi emiri (2011) Dalam peneliannya menyatakan bahwa variabel harga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perpindahan merek. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Edho (2011) menyatakan bahwa variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap perpindahan merek.Indah (2014) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap perpindahan merek.Penelitian yang dilakukan oleh Tlasih Wulandari (2013) Menunjukkan bahwa variabel Harga Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap perpindahan merek.Ketika konsumen merasa bahwa harga tidak sesuai dengan harapannya maka peluang untuk 684 ISBN: 978-979-3649-96-2
Unisbank Semarang, 28 Juli 2016
berpindah merek akan semakin tinggi, Konsumen akan berpindah merek ke produk baru dan meninggalkan produk lama untuk mendapatkan kualitas dan kepuasan. Dari uaraian diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: H3 = Persepsi Harga berpengaruh positif terhadap keputusan perpindahan merek.
Model Penelitian Ketidakpuas an konsumen Perpindahan Citra Merek
merek (Y)
Persepsi Harga (X2) III. Metode Penelitian Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah responden yang pernah membeli dan saat ini menggunakan sepeda motor Honda yang dahulunya pernah membeli dan menggunakan sepeda motor Yamaha. Responden utama koesioner ini adalah responden yang pernah membeli dan saat ini sedang menggunakan sepeda motor merek Honda kota Semarang, pengambilan sampel dari populasi responden dengan menggunakan metode teknik purposive sampling yaitu sampel dimana pengambilan elemen-elemen yang dimasukkan dalam sampel dilakukan dengan sengaja, dengan catatan bahwa sampel tersebut representative atau mewakili populasi (J.Soepranto, 2008). Penentuan sampel dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti yakni konsumen yang pernah berpindah merek dari Yamaha ke Honda. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui maka penentuan jumlah sampel yang digunakan menggunakan rumus sebagaimana berikut (Widiyanto, 2008) : 1.
Keterangan : n : Jumlah sampel Z : Tingkat keyakinan yang dalam penentuan sampel 90 % = 1,96 moe : Margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi, disini ditetapkan sebesar 10 %. Dengan dasar tersebut maka dapat dilihat ukuran sampel minimal yang harus dicapai dalam penelitian ini adalah sebesar :
Berdasarkan rumus di atas, sampel yang dapat diambil dari populasi yang besar sebanyak 96,04 orang, bila dibulatkan, maka banyaknya sampel adalah sebesar 100 orang atau responden. 2. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data primer yang didapat melalui penyebaran kuesioner yang berisi daftar pertanyaan penelitian yang terdiri dari indikator-indikator setiap variabel penelitian. Pengumpulan data Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang bersifat tertutup Teknik pengambilan data yang digunakan adalah purposive sampling dimana yang menjadi responden adalah konsumen yang pernah berpindah merek dari Yamaha ke Honda.
685 ISBN: 978-979-3649-96-2
Unisbank Semarang, 28 Juli 2016
3.Defini Konsep, Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi Operasional Variabel
Perpindah an Merek (Y)
Ketidakpu asan Konsumen (X1)
Citra Merek (X2)
Persepsi Harga (X3)
Definisi Konsep Edo (2011) Perilaku keputusan perpindahan merek diartikan sebagai perilaku pembelian suatu produk dengan merek yang berbeda dari merek favorit yang biasa dibeli oleh konsumen. Dimana konsumen telah memilki komitmen terhadap suatu merek kemudian suatu saat konsumen memutuskan untuk berpaling pada merek lain dengan kategori produk yang sama.
Indikator Indikator perpindahan Merek (Edo 2011) 1. Tidak berkomitmen untuk menjadi konsumen sepeda motor Yamaha. 2. Penilaian bahwa keputusan untuk berpindah merek adalah keputusan yang tepat. 3. Kepuasan setelah berpindah merek.
(Kotler dan Keller, 2007) Perasaan Indikator Ketidakpuasan Konsumen kecewa seseorang yang muncul setelah (Kotler & Keller 2007) membandingkan antara persepsi / 1. Adanya keluhan yang dirasakan. kesannya terhadap kinerja produk yang 2. Ketidaksesuaian atas kualitas dengan lebih rendah dari harapannya harapan. 3. Ketidakpuasan atas kualitas pada merek. (kotler & keller 2007) Citra merek Indikator Citra Merek (kotler & adalah citra tentang suatu merek yang Keller, 2007) dianggap sebagai sekelompok asosiasi 1. Kinerja Merek (manfaat yang yang menghubungkan pemikiran ditawarkan) konsumen terhadap suatu nama merek. 2. Modern (inovasi) Citra merek berhadapan dengan property 3. Populer (keterkenalan produk di ekstrinsik dari produk atau jasa, mata konsumen) termasuk cara merek itu memenuhi kebutuhan sosial atau psikologi pelanggan. (Peter & Olson 2014) Persepsi atas harga Indikator Persepsi Harg (Peter & menyangkut bagaimana informasi harga Olson 2014) dipahami oleh konsumen dan dibuat 1. Kesesuaian Harga dengan kualitas bermakna bagi mereka. Dalam produk pengolahan kognitif informasi harga, 2. Perbandingan Harga dengan pesaing konsumen bisa membandingkan antara 3. Keterjangkauan harga harga yang dinyatakan dengan sebuah harga atau kisaran harga yang mereka bayangkan atas produk
4. a.
Pengujian Instrumen Penelitian Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertayaan pada kuisoner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur kuesioner tersebut (Ghozali, 2005). Untuk menguji validitas ini digunakan dengan teknik Analisis Faktor (contrust validity), yaitu untuk menguji apakah butir-butir pertanyaan atas indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasi sebuah faktor atau konstruk atau variabel. Jika masing-masing butir pertanyaan merupakan indikator pengukur variabel maka akan memiliki nilai loading factor > 0,4. Sebagai kriteria kecukupan sampel, biasanya digunakan batasan nilai KMO (KaiserMeyer-Olkin) dan Bartlett’s test > 0,50. (Ghozali, 2005). b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah data untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variable.Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika statistic Cronbach Alpha (α) > 0,60 (Ghozali, 2005). 5. Uji Regresi Linear Berganda 686 ISBN: 978-979-3649-96-2
Unisbank Semarang, 28 Juli 2016
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak bebas atau dependen variabel (Y) secara bersama-sama. Model penelitian dirumuskan sebagai berikut: Y = α + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + e Dimana : Y = Perpindahan Merek α = Konstanta dari persamaan regresi X1 = Ketidakpuasan X2 = Citra Merek X3= Persepsi Harga β1,2,3= koefisien regresi e = Variabel Penggangu 6. Uji Model a. Uji F Uji F adalah pengujian signifikansi kebersamaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (X) secara bersama – sama terhadap variabel dependen (Y). (Ghozali, 2005). b. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk menjelaskan seberapa besar variabel bebas mampu menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel terikat. Jika adjusted yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan angka yang mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakn bahwa sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel terikat relative besar. Ini berarti bahwa model yang digunakan semakin besar untuk menerangkan variabel terikatnya. Sebaliknya jika adjusted menunjukkan semakin kecil atau mendekati 0 (nol) berarti model yang digunakan semakin lemah untuk menerangkan variabel terikat(Ghozali,2005). 7. Uji Hipotesis Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel Perpindahan Merek (Y) Ketidakpuasan (X1), Citra Merek (X2), dan Persepsi Harga (X3) secara parsial.
IV. Hasil Analisis dan Pembahasan 1.
Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil perhitungan uji validitas pada masing-masing variabel penelitian diketahui nilai KMO diatas 0,50 sehingga kecakupan sampel terpenuhi. Selain itu nilai component matrix masing-masing indikator yang membentuk variabel penelitian lebih dari 0,4 sehingga dapat dikatakan bahwa indikator tersebut semuanya valid. Hasil uji reliabilitas memperlihatkan nilai Cronbach’s Alpha semua variabel di atas 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator yang digunakan oleh variabel ketidakpuasan konsumen, citra merek, persepsi harga dan perpindahan merek dapat dipercaya atau handal untuk digunakan sebagai alat ukur variabel. 2. Regresi Linier Berganda Tabel 4 Regresi Linier Berganda Model
Adjusted R Square 0,831
Uji F F
Uji t
Sig 163,266
Β
Sig
0,000
Ketidakpuasan (X1)
0,113
0,008
Citra Merek(X2)
0,482
0,000
Persepsi Harga(X3)
0,467
0,000
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang didapat maka dibuat persamaan linier berganda sebagai berikut: Y = 0,113 X1 + 0,482 X2 + 0,467 X3 Persamaan liniear berganda tersebut dapat diartikan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara ketidakpuasan konsumen, citra merek dan persepsi harga terhadap perpindahan merek.
687 ISBN: 978-979-3649-96-2
Unisbank Semarang, 28 Juli 2016
3.
Pengujian Model a. Uji F Hasil uji F antara variabel ketidakpuasan konsumen (X1), citra merek (X2) dan persepsi harga (X3) terhadap perpindahan merek (Y) dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.3.2 menunjukkan nilai Sig. 0,000 lebih kecil daripada 0,05 dan Fhitung sebesar 163,266lebih besar dibanding Ftabel (3,09). Dengan demikian model regresi antara variabel ketidakpuasan konsumen (X1), citra merek (X2) dan persepsi harga (X3) terhadap perpindahan merek (Y) dinyatakan fit atau layak (goodness of fit) dan dapat disimpulkan bahwa variabel ketidakpuasan konsumen (X1), citra merek (X2) dan persepsi harga (X3) secara simultan memiliki hubungan signifikan dan positif terhadap perpindahan merek (Y). b. Koefisien Determinasi (R2) Hasil perhitungan dengan program SPSS 16.0 diperoleh nilai koefisien determinasi (Adjusted R² Square = 0,831) berarti sebesar 83,1%, koefisien variabel ketidakpuasan konsumen, citra merek dan persepsi harga berpengaruh terhadap perpindahan merek sebesar 83,1% sedang sisanya (100% - 83,1% = 16,9%) dipengaruhi variabel lain diluar penelitian atau diluar model persamaan regresi. 4. Uji Hipotesis Uji t Uji parsial digunakan untuk menguji hipotesis adanya pengaruh ketidakpuasan konsumen, citra merek dan persepsi harga terhadap perpindahan merek secara parsial atau secara sendiri-sendiri pada tingkat signifikansi a = 0,05. Dengan rumus n-k, n = jumlah sampel dan k = jumlah variabel. Hasil uji parsial dapat dilihat. Hasil uji secara parsial yang didapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Pengaruh ketidakpuasan konsumen terhadap perpindahan merek didapat nilai sig 0,008 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti hipotesis yang berbunyi “ketidakpuasan konsumen berpengaruh signifikan terhadap perpindahan merek.” diterima. b) Pengaruh citra merek terhadap perpindahan merek didapat nilai sig. 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti hipotesis yang berbunyi “citra merek berpengaruh signifikan terhadap perpindahan merek” diterima. c) Pengaruh persepsi harga terhadap perpindahan merek didapat nilai sig. 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti hipotesis yang berbunyi “persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap perpindahan merek” diterima. Pembahasan 1. Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen Terhadap Perpindahan Merek Hipotesis 1 menyatakan “Adanya pengaruh positif dan signifikan ketidakpuasan konsumen terhadap perpindahan merek.” Hasil pengujian regresi sederhana menunjukkan nilai (thitung = 2,690) dengan tingkat probabilitas sig. sebesar 0,008 < 0,05, maka hasil uji-t adalah “signifikan” dan “positif (tanda pada t dan koefisien beta adalah positif)”, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel ketidakpuasan konsumen(X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel perpindahan merek (Y). ketidakpuasan konsumenberpengaruh signifikan terhadap perpindahan merek sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada perpindahan merek, dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dari ketidakpuasan konsumen,perubahan-perubahan yang terjadi pada perpindahan merek berjalan searah dengan perubahan-perubahan dari ketidakpuasan konsumen. Apabila variabel ketidakpuasan konsumenmengalami peningkatan, maka secara otomatis akan diikuti oleh peningkatan variabel perpindahan merek.. Koefisien beta (koefisien regresi) variabel ketidakpuasan konsumen adalah 0,113 koefisien regresi ini merepresentasikan kekuatan pengaruh variabel ketidakpuasan konsumen terhadap variabel perpindahan merek.. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Tia Aningtyas, Sampurno, Dan Djoko Wahyono (2012), Nurulia Khairani(2011), Wiwik Retnaningsih (2010), Anandhitya Bagus Arianto (2013) dan Tlasih Wulandari (2013) yang menunjukan bahwa variabel ketidakpuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan perpindahan merek. 3. Pengaruh Citra Merek Terhadap Perpindahan Merek Hipotesis 2 menyatakan “Adanya pengaruh positif dan signifikan citra merek terhadap perpindahan merek.” Hasil pengujian regresi sederhana menunjukkan (t hitung = 5,636) dengan tingkat probabilitas sig. sebesar 0,000 < 0,05, maka hasil uji-t adalah “signifikan” dan “positif (tanda pada t dan koefisien beta adalah positif)”, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel citra merek(X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel perpindahan merek (Y). citra merekberpengaruh signifikan terhadap perpindahan merek sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada perpindahan merek, dipengaruhi oleh citra merek, perubahan-perubahan yang terjadi pada perpindahan merek berjalan searah dengan perubahan-perubahan dari citra merek. Koefisien beta (koefisien regresi) variabel citra merek adalah 0,482 atau 48,2% dimana variabel Citra 688 ISBN: 978-979-3649-96-2
Unisbank Semarang, 28 Juli 2016
Merek memiliki pengaruh yang sangat tinggi terhadap perpindahan merek. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nurulia Khairani (2011) danFransiskus Gunawan (2013) yang menunjukan bahwa variabel citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan perpindahan merek. 4. Pengaruh Persepsi Harga Terhadap Perpindahan Merek Hipotesis 3 menyatakan “Adanya pengaruh positif dan signifikan persepsi harga terhadap perpindahan merek.” Hasil pengujian regresi sederhana menunjukkan (t hitung = 5,432) dengan tingkat probabilitas sig. sebesar 0,000 < 0,05, maka hasil uji-t adalah “signifikan” dan “positif (tanda pada t dan koefisien beta adalah positif)”, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel persepsi harga(X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel perpindahan merek (Y). Persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap perpindahan merek sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada perpindahan merek, dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dari persepsi harga, Apabila variabel persepsi harga mengalami peningkatan, maka secara otomatis akan diikuti oleh peningkatan variabel perpindahan merek. Koefisien beta (koefisien regresi) variabel persepsi harga adalah 0,467 atau 46,7%, Koefisien regresi ini merepresentasikan kekuatan pengaruh variabel persepsi harga terhadap variabel perpindahan merek. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Edho Ferjuangga Putra (2011), Indah Yuni Astuti (2014), Anandhitya Bagus Arianto (2013) dan Tlasih Wulandari (2013) yang menunjukan bahwa variabel persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan perpindahan merek. V. Penutup Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel ketidakpuasan konsumen dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel ketidakpuasan konsumen terhadap perpindahan merek hal ini dibuktikan bahwa semakin tinggi ketidakpuasan konsumen maka perpindahan merek akan semakin meningkat. 2. Variabel citra merek dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel citra merek terhadap perpindahan merek hal ini dibuktikan bahwa semakin baik citra merek Honda maka perpindahan merek dari Yamaha ke Honda akan semakin meningkat. 3. Variabel persepsi harga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel persepsi harga terhadap perpindahan merek hal ini dibuktikan bahwa semakin baik harga yang di tawarkan oleh Honda maka perpindahan merek dari Yamaha ke Honda akan semakin meningkat. Keterbatasan 1. Kuesioner ini bersifat tertutup, sehingga jawaban responden hanya berdasarkan pertanyaan dan kolom yang disediakan. Dengan demikian tidak diketahui alasan responden dalam memberikan pertanyaannya dan responden tidak dapat memberikam pendapat tentang hal-hal yang ada di dalam kuesioner, sehingga tidak dapat mengetahui secara mendalam persepsi responden terhadap variabel ketidakpuasan konsumen,citra merek,dan persepsi harga terhadap perpindahan merek. 2. Hasil penelitian yang didapat hanya untuk variabel-variabel yang telah diteliti dalam penelitian ini yaitu : Ketidakpuasan Konsumen,Citra Merek, Persepsi Harga dan Keputusan Perpindahan Merek. Saran 1. Hendaknya perusahaan lebih sering mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan penelitian perilaku perpindahan merek, guna mengetahui posisi perusahaan di mata konsumen agar perusahaan mudah dalam menyusun strategi di masa mendatang. 2. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai perilaku perpindahan merek dengan metode penelitian lain agar diperoleh hasil yang lebih bervariasi. IMPLIKASI PENELITIAN A. Implikasi Teoristis Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ketidakpuasan konsumen, citra merek dan persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap perpindahan merek.Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung konsep-konsep teori para ahli yang digunakan dalam penelitian ini. B. Implikasi Manajerial a. Perusahaan hendaknya lebih mengkaji mengenai variabel Citra Merek, karena pada variabel ini menjadi perhatian khusus dari konsumen, ini terlihat pada uji linier berganda dimana variabel citra merek menjadi variabel dominan terhadap perilaku perpindahan merek sepeda motor merek Yamaha ke sepeda motor merek Honda, Dalam hal ini perusahaan hendaknya meningkatkan kinerja merek karena kinerja merek menjadi indikator yang paling dominan terhadap perpindahan merek. 689 ISBN: 978-979-3649-96-2
Unisbank Semarang, 28 Juli 2016
b.
c.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa persepsi harga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap perpindahan merek. Dalam hal ini hendaknya perusahaan perlu menetapkan harga yang lebih terjangkau terhadap produk-produk yang akan dijual karena persepsi harga sangat berpengaruh terhadap perpindahan merek. Berdasarkan hasil penelitian ketidakpuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap perpindahan merek perusahaan hendaknya memperhatikan hal-hal apa saja yang membuat konsumen tidak puas sehingga dapat berpengaruh terhadap perpindahan merek.
DAFTAR PUSTAKA Aaker, David. 1991. “Managing Brand Equity: Capitalizing on The value of A BrandName”.New York. The Free Press. Aaker, David.1997. Manajemen Ekuitas Merek: Menafaatkan Nilai dari Suatu Merek, terjemahan, Penerbit Mitra Utama. Alma, B. 2003.Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.Edisi 2. Bandung: Alfabeta. Anandhitya Bagus Arianto. 2013. Pengaruh Atribut Produk, Harga, Kebutuhan Mencari Variasi dan Ketidakpuasan Konsumen terhadap Keputusan Perpindahan Merek dari Samsung Galaxy Series di Kota Malang. Assael, H. 1995. Consumer Behavior and Marketing Action, 5th Ed, Cincinnati, OH: South Western College Publishing. Bitner, Mary Jo,1990, “ Evaluating Service Encounters : The Effects of Physical Surroundings and Employee Responses “, Journal ofMarketing, Vol. 54. Dedi Emiri. 2011. “Analisis Pengaruh Citra Merek, Ketersediaan Produk, Harga, Dan CoverageTerhadap Brand Switching “. Dharmmesta, Basu, S., 1999, “ Loyalitas Pelanggan : Sebuah Kajian Konseptual Sebagai Panduan Bagi Peneli“, Jurnal Ekonomi danBisnis Indonesia, Vol. 14, No.3. Dharmmesta, B.S. 2002. Perilaku Beralih Merek Konsumen dalam Pembelian Produk Otomotif.Jurnal Ekonomidan Bisnis Indonesia Vol. 17, No. 3, 288-303. Diana Vita Lestari. 2011. “Analisis Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen, Kebutuhan Mencari Variasi, Keterlibatan Konsumen, Harga Dan Daya Tarik Pesaing Terhadap Perilaku Brand Switching “. Edho Ferjuangga Putra. 2011 Analisis Ketidakpuasan Pasca Konsumsi, Harga, Iklan Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Sepeda Motor Honda. Ferdinand, A. 2000.Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen, Badan Penerbit Diponegoro. Fransiskus Gunawan .2013. “Pengaruh persepsi merek dan kepercayaan konsumen atas produk terhadap brand switching atas produk Smartphone (BlackBerry)” Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate Dengan SPSS .Semarang: BP UNDIP Indriantoro, dan Supomo. 2009. Metode Penelitian. Jakarta : Gramedia Indah Yuni Astuti. 2014.” Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran Terhadap Perilaku Perpindahan Merek Mie Instan Merek Lain Ke Mie instan Merek Indomie Di Kota Kediri “.Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 Junaidi Shellyana dan Basu S. Dharmmesta.(2002). “Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen, Karakteristik Kategori Produk, dan Kebutuhan Mencari Variasi terhadap Keputusan Perpindahan Merek”.Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,Vol. 17, No. 1, 2002: 91-104 Keaveney, Susan, M. 1996. Customer Switching Behaviour In Service Industries: An Explanatory Study. Journal Of Marketing. Vol 59. April. 72-82. Kotler, Philip. (1997), Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation, and Control, 9th Ed, NJ: Prentice Hall, Inc. Kotler dan Gary Amstrong, 1997, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium 1. Jakarta: PT. Prenhallindo. Kotler, Philip, 2005, Manajemen Pemasaran, Erlangga Jakarta. Kotler, P., dan Gary, A. 2006.Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi, Terjemahan: Damos Sihombing. Jakarta: Erlangga. Kotler & Keller, Kevin Lane, 2007, Marketing Management, Edisi Keduabelas, Jilid 1, PT. Indeks, Jakarta. Kotler, P. dan Gary, A. 2008.Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1. Erlangga, Jakarta. Kotler, Philip, & Keller.(2009). Manajemen Pemasaran, Edisi 13.Buku 1.Erlangga. Jakarta. Keller, Kevin Lane. 2003. Strategic Brand Management. Edisi 2. New Jersey:Prentice Hall. Lamb, Hair, McDaniel. 2001. Pemasaran Buku1. Jakarta: Salemba Empat. Mowen,C.J, & Minor, M. 2001. Perilaku Konsumen,edisi 5. Jakarta : Erlangga. Marzuki. 2005. Metodologi Riset. Panduan Penelitian Bidang Bisnis dan Sosial.Ed.2. Cetakan 1. Yogyakarta: Ekonisia. Nurulia Khairani.2011. “Analisis pengaruh Citra Merek,Ketidakpuasan Konsumen,Iklan,Word of Mouth Dan karakteristik Kategori Produk Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Pada Sabun Pembersih Wajah”. 690 ISBN: 978-979-3649-96-2
Unisbank Semarang, 28 Juli 2016
Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson.2003. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran jilid 2.Jakarta: Erlangga. Peter,P.J dan Olson, J.C.2014. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran, Edisi 9. Jakarta : Salemba Empat. Srinivasan, M. 1996. New Insight into Switching Customer Behavior.Journal of Marketing Research Vol.8 No.3 (Fall1996).27-28.University Microfilms International, a Bell and Howell Company. Michigan. Sugiyono. 2004. Statistik Untuk Penelitian, Cetakan Keenam, Alfabeta, Bandung. Supranto, J. 2008. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi ketujuh, Jilid 1.Jakarta : Erlangga. Tia Aningtyas, Sampurno, Dan Djoko Wahyono . 2012. “Analisis Perpindahan Merek Hand & Body Lotion pada Wanita Mahasiswi Fakultas Farmasi UGM”. Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran, Yogyakarta : Andi. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Tlasih Wulandari 2013 “Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen, Kebutuhan Mencari Variasi Produk,Harga Produk dan Iklan Produk Pesaing Terhadap Perpindahan Merek”. Van Trip, Hans, C.M., Wayne, D., Hoyer, & J. Jeffrey, I. 1996. Why Switch? Product Category- Level Explanationsfor True Variety-Seeking Behavior.Research, August, pp. 281-292. Widiyanto, Ibnu. 2008. Pointers: Metodologi penelitian.Semarang : Bp Undip,p.126 Widyasari, Suzy. 2008. “Analisis Perilaku Brand Switching Konsumen dalam Pembelian Produk Sepeda Motor”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, September 2008, Hal.107-127. Wiwik Retnaningsih. 2010. “Pengaruh Ketidak puasan konsumen, Karakteristik kategori produk, dan Kebutuhan mencari variasi terhadap Perpindahan Merek. (www.swa.co.id). (atimscorner.com)
691 ISBN: 978-979-3649-96-2
Unisbank Semarang, 28 Juli 2016