perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LAPTOP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2012
SKRIPSI
Oleh : YANUAR PRESTI WAHYU PUSPITANINGTYAS K7405119 PTN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Yanuar Presti Wahyu Puspitaningtyas. K7405119. PENGARUH KETERLIBATAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LAPTOP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2012. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh aspek-aspek keterlibatan konsumen secara simultan terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop, (2) pengaruh aspek-aspek keterlibatan konsumen secara parsial terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Populasi sebagai subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Ekonomi yang memiliki dan menggunakan laptop yang berjumlah 430 orang. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling dengan cara random sampling. Oleh sebab itu, peneliti menetapkan jumlah sampel adalah 82 responden. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen sebagai pemilik dan pengguna laptop yang ditemui secara langsung oleh peneliti dengan menggunakan nomor undian yang telah ditentukan sebelumnya di program studi Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Try out dilakukan terhadap 30 responden di luar sampel, dengan hasil 38 item soal valid dan reliabel dari 40 item soal yang ditry-outkan. Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Teknis analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa: (1) aspek-aspek keterlibatan konsumen yang meliputi aspek pribadi, aspek produk, dan aspek situasi secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian laptop pada mahasiswa sebagai konsumen. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,000 < 0,005. (2) Aspek-aspek keterlibatan konsumen yang meliputi aspek pribadi, aspek produk, dan aspek situasi secara parsial mempengaruhi keputusan pembelian laptop pada mahasiswa sebagai konsumen. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,000 < 0,005. Penelitian ini menghasilkan persamaan regresi berganda yaitu Y = -1,551 + 0,523X1 + 0,324X2 + 0,328X3. Dalam persamaan regresi diperoleh koefisien regresi untuk masing-masing variabel adalah aspek pribadi = 0,523; aspek produk = 0,324; dan aspek situasi = 0,328.
Kata kunci: Keterlibatan Konsumen, Keputusan Pembelian
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Yanuar Presti Wahyu Puspitaningtyas. K7405119. THE INFLUENCE OF CONSUMER INVOLVEMENT AGAINST LAPTOP PURCHASE DECISION OF COLLEGE STUDENT IN ECONOMIC EDUCATION PROGRAMS, TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY, SEBELAS MARET UNIVERSITY, SURAKARTA IN 2012. Minor Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, August 2012. The research purposes were to know: (1) the aspects influence of consumer involvement as together toward college student decision in purchasing laptop, (2) the aspects impact of consumer involvement partially toward college student decision in purchasing laptop. The method was used of this research was descriptive quantitative method. The population as subject in this research was college student in Economic Education Study program who had and used laptop, all of them were 430 person. The sample was used in this research was quota sampling with random sampling. As a result, researcher decided the amount of sample was 82 respondents. The sample of this research was consumer as owner and user laptop who met directly by researcher with using lottery number that had been predetermined before in Economic Education Programs of Sebelas Maret University. Try Out did toward 30 respondents in outside of sample, with result 38 item of valid questions and reliable from 40 item questions that had been try out. The technique of collecting data was used inquiry and documentation. Technique analysis data was used technique analysis regression doubled linier. From this research could be concluded: (1) aspects of consumer involvement which include personal aspect, product aspect, and situational aspect collectively which had significant effect toward purchasing laptop decision at college student as consumer. This thing could be showed with probability value 0,000 < 0,005. (2) Aspect of consumer involvement included personal aspect, product aspect, and situational aspect partially which was influence of purchasing laptop decision at college student as consumer. This thing could be showed with probability value 0,000 < 0,005. This research produced multiple regressive equation that was Y = -1,551 + 0,523X1 + 0,324X2 + 0,328X3. In regressive equation was got regressive coefficient for each variable, they were personal aspect = 0,523; product aspect = 0,324; and situational aspect = 0,328.
Keywords: Consumer Involvement, Purchase Decision
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, pencipta semesta alam beserta seluruh isinya atas segala limpahan rahmat, berkah serta hidayah-Nya, sehingga skripsi yang telah disusun dengan penuh kesabaran dan keteguhan hati ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan skripsi banyak mendapatkan bantuan, dorongan, motivasi serta do’a dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, atas segala bentuk bantuan tersebut, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin untuk penyusunan skripsi ini. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin untuk penyusunan skripsi ini. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah menyetujui penyusunan skripsi ini. 4. Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta telah memberikan ijin untuk penyusunan skripsi ini. 5. Drs. Sunarto, MM, selaku Pembimbing I, yang dengan sabar memberikan pengarahan serta bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Jonet Ariyanto Nugroho, SE, MM, selaku Pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 7. Segenap dosen dan karyawan di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta khususnya Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga yang telah mendidik dan commit selama to user ini. memberikan bekal ilmu pengetahuan
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi yang menjadi responden dalam penelitian ini, yang telah memberikan informasinya kepada penulis dengan menjawab kuesioner yang diberikan. 9. Teman-teman seperjuangan PTN 2005, teman-teman PTN 2006-2010, serta sahabat-sahabatku (Ulfa, Suli, Yunita, Renia, Reta, Nana) atas motivasi dan dorongannya. 10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi dan pengarahan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna mencapai penulisan yang lebih baik. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak. Amin.
Surakarta,
Juli 2012
Penulis
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERNYATAAN
ii
HALAMAN PENGAJUAN
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
iv
HALAMAN PENGESAHAN
v
HALAMAN ABSTRAK
vi
HALAMAN MOTTO
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
ix
KATA PENGANTAR
x
DAFTAR ISI
xii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Perumusan Masalah
4
C. Tujuan Penelitian
5
D. Manfaat Penelitian
5
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka
6
1. Perilaku Konsumen
6
2. Keterlibatan Konsumen
10
3. Keputusan Konsumen
20
B. Hasil Penelitian yang Relevan
25
C. Kerangka Berfikir
27
D. Hipotesis
29
BAB III METODE PENELITIAN commit to user A. Tempat dan Waktu Penelitian
xii
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Rancangan Penelitian
32
C. Populasi dan Sampel
33
D. Teknik Pengambilan Sampel
35
E. Pengumpulan Data
38
F. Validasi Instrumen Penelitian
41
G. Teknik Analisis Data
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data
49
B. Pengujian Persyaratan Analisis
51
C. Pengujian Hipotesis
55
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
60
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan
63
B. Implikasi
64
C. Saran
64
DAFTAR PUSTAKA
67
LAMPIRAN
70
commit to user
xiii
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi mendorong pertumbuhan ekonomi dan laju pergerakan manusia yang semakin cepat. Maraknya pasar bebas dan globalisasi yang berkembang saat ini membuat masyarakat semakin sering memanfaatkan berbagai media elektronik untuk mengakses informasi, salah satunya dengan menggunakan komputer. Para pemain dalam industri ini pun bersaing memperebutkan pasar. Kendati demikian, peluang pasar masih cukup besar bagi para produsen elektronik. Era delapan puluhan, komputer pribadi atau biasa disebut dengan personal computer (PC) sudah mulai digunakan di rumah-rumah. Setelah itu, komputer kian menjalar ke setiap penjuru dunia dan pemakainya mulai dari anakanak hingga dewasa. Selain komputer yang harus disambungkan dengan listrik atau biasa disebut desktop/PC, ada pula komputer yang menggunakan baterai atau disebut portable notebook atau dikenal pula dengan laptop. Prospek penjualan laptop atau komputer jinjing pada tahun 2011 diprediksi mencapai 30% dibandingkan tahun 2010 (“Penjualan Laptop,” 2011). Masyarakat di perkotaan menjadi segmen pasar yang menguntungkan bagi perkembangan komputer. Fenomena penggunaan laptop pun tidak asing lagi dijumpai. Salah satunya terjadi di lingkungan kampus yang menjadi tempat semakin maraknya mahasiswa memanfaatkan laptop. Mahasiswa memang menjadi pasar yang menguntungkan bagi perkembangan laptop. Melalui teknologi, civitas akademika bisa segera mengaplikasikannya untuk tugas kuliah, berdiskusi bersama temannya di kampus, serta memanfaatkannya untuk bisa senantiasa up to date dengan perkembangan dunia akademik baik dalam maupun luar negeri. Dosen bisa menyampaikan kuliah dengan mudah dan lebih menarik di kelas. Penjualan komputer jinjing telah diklaim oleh Prasetyo (2010) akan lebih menguasai pasar pada tahun 2011 dengan persaingan yang makin ketat hingga commit to user tahun berikutnya. Produsen laptop menawarkan jenis laptop dengan merek
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
beragam. Konsumen dapat memilih dari sekian banyak merek laptop yang ada. Mahasiswa merupakan salah satu segmen penting dalam industri laptop. Inilah yang membuat mahasiswa kesulitan menentukan pilihan, sedangkan merek yang beredar di pasar sangat beragam. Beberapa merek komputer jinjing yang ada hingga saat ini beserta negara produsennya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1.1 Daftar Nama Merek Laptop Beserta Negara Produsennya yang Beredar di Pasaran Hingga Agustus Tahun 2011 No. Nama Merek Laptop Negara Produsen 1. Acer Taiwan 2. Apple California, Amerika Serikat 3. Asus Taiwan 4. Axioo Singapura 5. BenQ Taiwan 6. Dell Texas, Amerika Serikat 7. Panasonic Jepang 8. Samsung Korea 9. Sony Vaio Jepang 10. Hp California, Amerika Serikat 11. Lenovo China 12. Toshiba Jepang (Sumber: Telah Diolah Kembali dari Berbagai Sumber, 2011) Pilihan laptop yang ada di pasar makin bervariasi terlihat pada tabel 1.1. Hadirnya produk baru membuat persaingan laptop di pasaran semakin ketat. Apalagi produk baru seringkali hadir dengan tawaran harga yang menarik sehingga mendorong konsumen untuk mencari variasi. Tabel 1.2 TOP Brand Index (TBI) 2009-2011 Kategori Telekomunikasi dan TI MEREK ACER TOSHIBA HP COMPAQ SONY VAIO LENOVO APPLE ASUS BENQ AXIOO
TBI 2009 TBI 2010 32,9 35,0 17,6 20,9 10,0 7,6 6,9 5,2 4,3 2,4 3,6 4,8 2,4 2,8 2,3 commit to user 1,5 2,0 4,0
TBI 2011 42,0 15,0 12,7 4,6 1,6 5,0 1,9 4,7
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
MEREK DELL
TBI 2009 1,4
TBI 2010 2,6
TBI 2011 2,4
(Sumber: Frontier Group, 2011) Top Brand Index diukur menggunakan 3 parameter: Top of Mind (TOM), Last Usage (LU) dan Future Intention (FI). Tiga parameter tersebut memungkinkan
aplikasi
untuk
menampilkan
brand
position
diagnosis.
Berdasarkan survey merek yang dilakukan oleh Frontier Consulting Group seperti yang tertera pada tabel 1.2; Sony Vaio terlihat mengalami penurunan dari 6,9% menjadi 5,2%; dan makin turun tahun 2011 menjadi 4,6%. Penurunan TBI mengindikasikan merek tersebut tidak melekat kuat di benak konsumen. Bagi perusahaan untuk masuk dalam industri yang teknologi memiliki peran penting dalam menciptakan produk atau teknologi digital yang sudah menjadi bagian penting dari komunikasi, harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan sebagai marketer. Persaingan bisnis memaksa produsen agar lebih kreatif dalam menarik perhatian konsumen seperti laptop. Salah satu hal yang dapat dilakukan produsen adalah meningkatkan keterlibatan konsumen karena sangat berarti untuk mengerti dan menjelaskan perilaku konsumen. Seorang konsumen yang memiliki keterlibatan terhadap produk komputer jinjing akan berusaha mengumpulkan informasi sebelum memutuskan merek laptop yang akan dibelinya. Konsumen melibatkan diri karena dia sudah banyak berkorban saat membuat keputusan pembelian terhadap merek tersebut dan enggan untuk melakukan proses pengambilan keputusan kembali. Produsen komputer jinjing perlu memahami keterlibatan konsumen karena pusat dari pemahaman pemrosesan informasi dan persepsi. Sebagian pemasar tertarik dengan keterlibatan konsumen dengan produk dan merek. Akan tetapi, penting bagi pemasar untuk dapat mengidentifikasi fokus keterlibatan konsumen. Pemasar perlu mengetahui yang disebut relevansi pribadi konsumen seperti produk atau merek, objek, perilaku, peristiwa, situasi, lingkungan, dan beberapa atau semua dari hal itu.
commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Motivasi mahasiswa untuk membeli laptop tentu sangat beragam. Saat terjadi proses pencarian informasi bisa saja mahasiswa sangat terlibat untuk menentukan pilihan atau sebaliknya tidak terlibat sama sekali. Mahasiswa akan sangat terlibat dalam menentukan pilihannya jika produk tersebut penting untuk dirinya, pada situasi yang tepat, dan sesuai dengan kebutuhannya. Penyebabnya ada beberapa aspek yang mendahului keterlibatan konsumen sebelum terjadi keputusan pembelian laptop yaitu aspek pribadi, aspek objek atau produk, dan aspek situasi. Kepribadian seseorang menentukan keterlibatan dalam bentuk kebutuhan dan nilai. Saat objek dirasakan dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan, tujuan, dan nilai penting maka muncul keterlibatan. Situasi juga akan berpengaruh misalnya seseorang membeli produk sebagai hadiah kepada orang yang disayanginya. Keterlibatan konsumen di kalangan mahasiswa yang berbeda dapat menimbulkan reaksi yang beraneka ragam dalam mempengaruhi keputusan pembeliannya. Begitu juga dengan mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi saat ini, berdasarkan survey awal (2011) terdapat 430 orang di antara mereka yang telah memutuskan untuk membeli laptop. Dengan pertimbangan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah “Pengaruh Keterlibatan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka masalah yang akan diteliti oleh penulis meliputi hal-hal berikut: 1. Apakah keterlibatan konsumen (aspek pribadi, aspek objek/produk, dan aspek situasi) mempunyai pengaruh secara bersamaan/simultan terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop? 2. Apakah keterlibatan konsumen (aspek pribadi, aspek objek/produk, dan aspek situasi) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap keputusan mahasiswa commit to user dalam pembelian laptop?
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui keterlibatan konsumen (aspek pribadi, aspek objek/produk, dan aspek situasi) mempunyai pengaruh secara bersamaan/simultan terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop. 2. Untuk mengetahui keterlibatan konsumen (aspek pribadi, aspek objek/produk, dan aspek situasi) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop.
D. Manfaat Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat akan berguna bagi pihak yang berkaitan. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan ilmu manajemen bidang ilmu manajemen pemasaran khususnya perilaku konsumen yang ditinjau dari keterlibatan konsumen. b. Sebagai landasan atau acuan bagi penulis lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang perilaku konsumen. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana informasi dan masukan bagi pemasar yang bergerak dalam pemasaran produk laptop untuk mempengaruhi perilaku konsumen dalam memutuskan pembelian suatu produk yang ditawarkan sehingga pemasar dapat senantiasa menyusun kebijakan yang tepat dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Perilaku Konsumen Pemasar perlu mempelajari konsumen dalam rangka memasarkan produknya untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan konsumennya. Dengan mempelajari perilaku konsumen, pemasar mampu menentukan kebijakan perusahaan dengan tepat. Selain itu pemasar juga akan mampu mengetahui produk atau jasa yang disukai konsumen sehingga produk atau jasa akan lebih mudah terjual. Konsumen bisa saja menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka, tetapi dapat bertindak sebaliknya karena berbagai pertimbangan. Konsumen mungkin tidak memahami motivasi mereka atau dorongan yang mempengaruhi perilaku mereka dengan
lebih mendalam. Bahkan ada kemungkinan konsumen
menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir saat mereka melakukan pembelian. Oleh karena itu, kunci kesuksesan perusahaan yang bisa mendapatkan keuntungan tergantung pada perusahaan itu sendiri untuk memahami perilaku konsumen dalam melakukan pembelian. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian, konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk. Akhirnya sampai pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan. a. Definisi Perilaku Konsumen Produsen semakin menyadari pentingnya mengetahui perilaku konsumennya terutama untuk memberikan kepuasan yang maksimal kepada konsumen. Dengan demikian, produsen dapat mengantisipasi perubahancommit to userdan keinginan. Perusahaan harus perubahan dalam memenuhi kebutuhan
6
perpustakaan.uns.ac.id
7 digilib.uns.ac.id
secermat mungkin memahami konsumen yang terlibat dalam setiap proses keputusan pembelian maupun pasca pembelian. Produsen harus mampu mempengaruhi keterlibatan konsumen dalam keputusan pembeliannya. Keterlibatan konsumen merupakan salah satu kajian dalam ilmu pemasaran khususnya adalah perilaku konsumen. Dalam Sridhar (2007) keterlibatan konsumen berhubungan dengan perilaku seperti pembelian. Terlibat atau tidaknya konsumen pada suatu produk akan menunjukkan variasi-variasi perilaku. Perilaku konsumen tersebut didefinisikan oleh Kotler (2009: 190) sebagai “the study of how individuals, groups, and organizations select, buy, use, and dispose of goods, service, ideas, or experiences to satisfy their needs and wants” (studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan menjual barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka). Perilaku konsumen menurut Setiadi (2010: 2) mempunyai pengertian yaitu “tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini”. Sedangkan Mowen dan Minor (2002: 28) menyatakan perilaku konsumen merupakan “bidang studi yang menginvestigasi proses pertukaran melalui individu dan kelompok mana yang memperoleh, mengkonsumsi, dan mendisposisi barang, jasa, ide, serta pengalaman”. Definisi yang sederhana ini mengandung konsep penting yaitu pertukaran. Seorang konsumen tidak dapat mengelak dari proses pertukaran yang segala sumber daya ditransfer di antara kedua pihak. Sebagai contoh, terjadi pertukaran antara seorang dokter dengan pasiennya. Dokter memperdagangkan jasa medisnya untuk memperoleh uang. Mowen dan Minor (2002: 6) menambahkan sumber daya lainnya seperti “perasaan, informasi, dan status” mungkin juga dipertukarkan kedua belah pihak. Istilah perilaku erat hubungannya pada permasalahan manusia. commit to user Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kesimpulan perilaku konsumen adalah tindakan seseorang atau kelompok yang terlibat langsung dalam proses pertukaran untuk memilih, membeli, mengkonsumsi, dan proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. b. Model Perilaku Konsumen Konsumen sebagai titik sentral dari pemasaran semakin kritis dalam mengambil keputusan membeli suatu produk, sehingga pemasar perlu secara terus menerus memotivasi dalam mengubah perilaku konsumen agar dapat mengerti, memahami, dan menyukai produk atau jasa yang ditawarkan. Kemudian persoalan yang muncul adalah perusahaan bisa benarbenar memahami konsumen untuk menjawab dan menanggapi ciri-ciri produk yang berbeda, harga, daya tarik iklan, dan sebagainya sehingga mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dari pesaingnya. Titik tolak pemasar adalah model rangsangan jawaban. Model itu disebut model perilaku pembeli yang digambarkan oleh Kotler dan Armstrong (2008) memiliki rangsangan-rangsangan atau stimulus seperti pada rangsangan penjual (produksi, harga, tempat, promosi) dan perangsang lainnya (perekonomian, teknologi, politik, budaya). Rangsangan tersebut akan menunjukkan tingkat besarnya reaksi, sikap konsumen dalam memutuskan suatu pembelian produk karena karakter diri konsumen telah dipengaruhi oleh rangsangan tersebut, seperti gambar 2.1.
commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemasar dan rangsangan lain
Kotak hitam pembeli
Pemasaran
Rangsangan lain
Karakteristik pembeli
Produk Harga Tempat Promosi
Ekonomi Teknologi Politik Budaya
Proses keputusan pembeli
Respons pembeli Pilihan produk Pilihan merek Pilihan penyalur Waktu pembelian Jumlah pembelian
Gambar 2.1 Model Perilaku Pembeli (Sumber: Kotler & Armstrong, 2008) Karakteristik pembeli tersebut meliputi budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Karakteristik pembeli mempengaruhi cara pembeli menerima dan bereaksi terhadap rangsangan itu. Sedangkan proses keputusan pembelian meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi, keputusan, dan perilaku pembelian. Proses keputusan pembeli itu sendiri mempengaruhi perilaku pembeli. Karakteristik pembeli dan proses keputusan pembeli disebut sebagai kotak hitam pembeli karena cara rangsangan itu diproses, tidak bisa kita pahami dengan jelas atau “gelap”. Oleh sebab itu, pemasar harus memahami yang terjadi dalam kotak hitam pembeli tersebut yang berada di antara rangsangan dan jawaban. Konsumen tidak akan serta merta membuat keputusan pembelian. Perilaku pembelian mereka sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Begitu juga pada penelitian ini, setiap mahasiswa memiliki pertimbangan tertentu untuk membeli sebuah laptop, tetapi harus menghadapi sejumlah besar pilihan merek. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan mahasiswa secara lebih rinci pada gambar 2.2.
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kebudayaan Budaya
Sub-Budaya
Kelas Sosial
Sosial KelompokKelompok Referensi Keluarga Peranan dan Status
Pribadi Usia dan Tahap Daur Hidup
Psikologis Motivasi
Pekerjaan Macam-Macam Situasi Ekonomi
Persepsi
Gaya Hidup, Kepribadian dan Konsep Diri
Kepercayaan dan Sikap
PEMBELI Belajar
Gambar 2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen (Sumber: Kotler & Armstrong, 2008: 160) Penelitian ini berkaitan dengan salah satu faktor yaitu faktor psikologis khususnya motivasi. Dalam memahami keterlibatan konsumen sebagai bentuk motivasi yang merupakan salah satu bagian dari kotak hitam konsumen, maka penulis akan menggunakan model ini.
2. Keterlibatan Konsumen a. Definisi Keterlibatan Beberapa konsumen sangat perhatian pada beberapa produk atau merek dan sangat tertarik untuk mencari informasi tentang suatu produk, tetapi tidak dengan konsumen yang lain untuk produk atau merek yang sama. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan konsumen, Peter dan Olson (1999) berpendapat konsumen yang mempersepsikan sebuah produk secara pribadi memiliki konsekuensi yang relevan dikatakan lebih terlibat dengan produk dan memiliki hubungan pribadi dengan produk tersebut. Keterlibatan sangat berarti untuk menjelaskan perilaku konsumen. Definisi keterlibatan menurut Antil seperti yang dikutip oleh Setiadi (2010: 46), “Keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus commit to user di dalam situasi spesifik hingga
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jangkauan kehadirannya, konsumen bertindak dengan sengaja untuk meminimumkan resiko dan memaksimumkan manfaat yang diperoleh dari pembelian dan pemakaian.” Setiadi (2010: 47) mengatakan bahwa “keterlibatan adalah status motivasi yang menggerakkan serta mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka membuat keputusan”. Keterlibatan yang dikemukakannya itu dapat dikatakan sebagai motivasi atau dorongan untuk memproses informasi produk pada situasi yang sesuai dengan kebutuhan, tujuan, atau nilai-nilai dan pengetahuan tentang produk. Sesuai dengan pendapat Mittal dalam Sridhar (2007) berbagai keterlibatan adalah kekuatan motivasi yang mengarah pada perilaku konsumen dan tindakan. Paradigma motivasi keterlibatan konsumen dianggap dan didefinisikan sebagai keadaan gairah dan minat yang tidak teramati dan ditimbulkan oleh stimulus atau situasi yang memiliki sifat dorongan. Konsep penting yang terkandung di dalamnya adalah keterlibatan konsumen sebagai bentuk motivasi. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan keterlibatan konsumen sebagai status motivasi dari kepentingan pribadi atau minat terhadap perolehan, konsumsi dan disposisi dari barang, jasa atau ide yang menggerakkan serta mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka membuat keputusan. Dengan semakin meningkatnya keterlibatan, konsumen memiliki motivasi yang lebih besar untuk memperhatikan, memahami, dan mengelaborasi informasi tentang pembelian. Sebagai contoh, konsumen yang terlibat dengan laptop akan termotivasi sehingga berupaya keras memilih salah satu merek dari banyak alternatif merek yang akan dibelinya. b. Dimensi Keterlibatan Konsumen Hasil
penelitian
dari
Mowen
dan
Minor
(2002)
yang
mengungkapkan bahwa keterlibatan memiliki multi dimensi. Keduanya menyatakan terdapat empat dimensi yang dapat mengidentifikasi tingkat commit to user yaitu: keterlibatan konsumen terhadap pembelian,
perpustakaan.uns.ac.id
12 digilib.uns.ac.id
1) Pentingnya ekspresi diri (self-expressive importance) Produk-produk yang membantu orang untuk mengekspresikan konsep diri mereka kepada orang lain. Ini terjadi ketika pilihan akan suatu produk dipersepsikan mencerminkan citra diri, atau dengan kata lain produk penting untuk mengekspresikan diri. Orang-orang akan terlibat saat membeli busana, perhiasan, mobil, rumah, atau perlengkapan bekerja semata-mata sebagai identitas untuk menunjukkan “siapa saya (who am I)”. 2) Pentingnya hedonisme (hedonic importance) Produk-produk yang dapat menyenangkan, menarik, menggembirakan, mempesona, dan menggairahkan. Nilai hedonis secara langsung diketahui melalui pengalaman subjektif dengan produk dan hasilnya ada dalam sebuah sensasi kesenangan atau kenikmatan. Seseorang bisa menghabiskan waktu berjam-jam memilih ikan hias, musik, travel, dan lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan dalam proses membuat keputusan pembelian. 3) Relevansi praktis (practical relevance). Produk-produk yang mendasar atau bermanfaat untuk alasan yang berfaedah. Produk dibeli karena fungsi praktis yang dimilikinya. Barangbarang seperti AC, mesin cuci, dan sebagainya karena barang itu sangat esensial bagi kehidupan. 4) Resiko pembelian (purchase risk). Produk-produk yang menciptakan ketidakpastian karena pilihan yang buruk akan sangat mengganggu konsumen. Perhatian dicurahkan jauh lebih besar sebelum membuat keputusan jika konsumen merasa takut akan konsekuensi bahwa adanya kemungkinan hasil pembelian tidak sesuai dengan harapan. Semakin mahal suatu produk dan semakin tidak mungkin bisa dikembalikan setelah dilakukan pembayaran, maka seorang konsumen akan semakin terlibat. Pentingnya setiap dimensi tersebut bervariasi sesuai dengan to user karakteristik konsumen dan commit jenis produk atau jasa yang akan dibeli. Sebagai
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
contoh, pembelian perhiasan yang mahal akan memerlukan tingkat ekspresi diri, hedonisme, dan risiko pembelian yang tinggi bagi kebanyakan konsumen, tetapi memiliki relevansi pribadi yang rendah. Sebaliknya, pembelian lemari es umumnya memiliki relevansi praktis yang tinggi dan melibatkan pembelian yang dapat dipertimbangkan. Akan tetapi, pembelian itu memiliki dimensi ekspresi diri dan hedonisme yang rendah bagi kebanyakan orang. Selain itu, ada dua perbedaan keterlibatan “antara keterlibatan situasional (situational involvement) dan keterlibatan abadi (enduring involvement)” (Mowen & Minor, 2002: 84). Keterlibatan situasional terjadi selama periode yang pendek dan diasosiasikan dengan situasi yang spesifik dan sementara seperti kebutuhan untuk mengganti sebuah produk yang telah rusak. Sebaliknya keterlibatan abadi terjadi ketika konsumen menunjukkan minat yang tinggi dan konsisten terhadap sebuah produk dan seringkali menghabiskan waktunya untuk memikirkan produk tersebut. Hal itu merupakan kombinasi dari keterlibatan situasional dan abadi yang menentukan
tanggapan
keterlibatan
konsumen
yaitu
kompleksitas
pemrosesan informasi dan tingkat pengambilan keputusan oleh konsumen. Penjelasan selanjutnya mengenai jenis atau tipe keterlibatan konsumen tersebut di atas dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut: 1) Situational Involvement Keterlibatan ini terjadi hanya dalam situasi khusus dan sementara. Biasanya keterlibatan muncul hanya pada saat pembelian itu dibutuhkan. Misalnya seseorang memutuskan untuk membeli kambing sebagai hewan kurban di hari raya Idul Adha. Pada saat itu konsumen membutuhkan kambing untuk keperluan berkurban, maka dia akan terlibat dalam memilih dan membeli kambing yang akan dikurbankan. Setelah hari raya Idul Adha selesai, konsumen tidak lagi memikirkan ataupun terlibat dalam pembelian kambing. Oleh karenanya, keterlibatan konsumen commit user berakhir seiring berakhirnya hari to raya.
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Enduring Involvement Keterlibatan ini berlangsung terus menerus dan lebih permanen. Pada umumnya terjadi karena adanya ketertarikan dalam kategori produk yang berlangsung terus, walaupun pembelian tersebut dibutuhkan atau tidak. Konsumen membeli suatu produk dengan keterlibatan lebih permanen karena adanya anggapan dari konsumen jika merek produk tersebut tidak dibeli akan merusak konsep dirinya. Hal ini bisa saja terjadi misalnya konsumen selalu membeli pakaian dengan merek tertentu karena dia merasa bahwa pakaian itu mampu mengekspresikan citra dirinya. Konsep keterlibatan menurut Mowen dan Minor harus dipahami “bukan hanya dalam pemrosesan informasi” (2002: 86), tetapi juga bisa pada tingkat keterlibatan konsumen yang memiliki implikasi penting dalam proses memori, proses pengambilan keputusan, perumusan sikap dan perubahan, dan komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication). Tingkat keterlibatan dikatakan rendah apabila konsumen dalam proses pembeliannya tidak melibatkan faktor-faktor informasi yang harus ikut dipertimbangkan. Konsumen cenderung mencari informasi secara pasif, tidak begitu mau melakukan analisis terhadap informasi yang diperoleh dan tidak menjadi pertimbangan yang penting dalam membuat keputusan pembelian terhadap suatu produk. Sedangkan dalam tingkat keterlibatan yang tinggi, konsumen akan melibatkan banyak faktor pertimbangan dan informasi yang harus diperoleh sebelum keputusan diambil. Mereka akan secara aktif mencari sumber-sumber informasi untuk dianalisis.
Kemudian
mereka
akan
mempertimbangkan
berbagai
kemungkinan alternatif-alternatif pilihan merek secara selektif, baru kemudian memutuskan membeli atau tidak. c. Faktor-Faktor Anteseden Keterlibatan Konsumen Keterlibatan konsumen sudah sering diteliti oleh para pemasar sebagai sumber informasi untuk memudahkan dalam membuat kebijakan perusahaan. Pengukuran keterlibatan konsumen menurut Kapferer dan commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Laurent (1985) tidak bisa dilakukan secara langsung, melainkan dengan melalui anteseden. Keterlibatan menurut Engel et al “Involvement is best conceived as a function of people, objects, and situations” (1995: 161). Maksud yang tersirat dari kata fungsi adalah tingkat keterlibatan konsumen yang dipengaruhi oleh faktor orang, faktor produk, dan situasi pembelian yang dihadapi.
Oleh
karena
mengidentifikasi fokus
itu,
penting
keterlibatan
bagi
pemasar
untuk
dapat
konsumen. Setiadi (2010: 49)
menyatakan bahwa “rantai arti-akhir dapat menolong pemasar memahami keterlibatan produk konsumen”. Hal itu dijelaskan dengan memperlihatkan cara pengetahuan ciri produk dihubungkan dengan pengetahuan pribadi. Pengetahuan rantai akhir pada situasi tertentu juga dapat menentukan tingkat keterlibatan konsumen seperti pada gambar 2.3.
commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ciri Konsumen: · Konsep pribadi-nilai dasar, tujuan, kebutuhan · Kepribadian · Keahlian Ciri Produk: · Komitmen waktu · Harga · Arti simbolis · Tingkat bahaya · Kemungkinan kinerja tidak maksimal Konteks Situasional: · Situasi pembelian · Situasi penggunaan yang diinginkan · Tekanan waktu · Lingkungan sosial · Lingkungan fisik
Relevansi pribadi intrinsik
Relevansi pribadi situasional
Keterlibatan: Tanggapan Pengaruh dan pengetahuan tentang ciri, konsekuensi , dan nilai yang diaktifkan
Proses Interpretasi dan integrasi
Gambar 2.3 Model Dasar Keterlibatan Konsumen (Sumber: Setiadi, 2010: 49) Dari gambar 2.3 nampak jelas bahwa ada tiga hal yang menyebabkan terjadi keterlibatan konsumen yaitu ciri pribadi, ciri produk, dan konteks situasional. Namun, Setiadi (2010) merangkai ketiganya sebagai faktor anteseden atau yang mendahului dalam mempengaruhi atau menghasilkan keterlibatan konsumen yaitu: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
1) Faktor Pribadi Tanpa pengaktifan kebutuhan dan dorongan, maka tidak akan ada keterlibatan, dan ini faktor paling kuat apabila produk atau jasa dipandang sebagai hal yang mempertinggi citra diri. Bila demikian, maka hal ini mungkin langgeng, sebagaimana berlawanan dengan situasional atau temporer. Konsumen mobil biasanya akan menggunakan mobil mereka terusmenerus, tetapi ini menunjukkan keterlibatan yang rendah melalui ketidakpedulian pada mobil mereka. Lain halnya dengan para penggemar mobil yang juga mengikuti perlombaan dan reli, serta berlangganan majalah mobil. Oleh sebab itu, berdasarkan model dasar keterlibatan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam faktor pribadi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: a) Konsep pribadi nilai dasar, tujuan, kebutuhan. Dalam Setiadi (2010) dan Rifai (2007) menjelaskan konsep pribadi nilai dasar merupakan citra pribadi berdasarkan keyakinan dasar seseorang tentang sesuatu yang baik atau diinginkannya untuk memahami sikap dan motivasi, serta mempengaruhi persepsi. Solihin (2009) mendefinisikan tujuan merupakan hasil akhir atau bisa diartikan sebagai sasaran yang ingin dicapai. Pengertian kebutuhan dalam hal ini merupakan “pernyataan dari perasaan kehilangan” (Kotler & Armstrong, 2008: 7). b) Kepribadian diartikan oleh Robbins dan Judge (2008: 133) sebagai “keseluruhan cara … seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain”. c) Keahlian menurut Bateman dan Snell (2008: 27) adalah “kemampuan khusus yang dihasilkan dari pengetahuan, informasi, praktik dan kecerdasan”. 2) Faktor Produk Produk tidak menimbulkan keterlibatan dalam dan dari diri sendiri. commit merespon to user Sepertinya cara konsumen suatu produk yang akan
perpustakaan.uns.ac.id
18 digilib.uns.ac.id
menentukan tingkat keterlibatan mereka. Meskipun begitu, karakteristik produk dapat membentuk keterlibatan konsumen. Secara umum, keterlibatan lebih besar untuk produk yang memenuhi kebutuhan dan nilai yang penting. Selain itu, keterlibatan dapat meningkat karena alternatif pilihan dipandang secara lebih yang dibedakan di dalam penyajian mereka. Produk atau merek juga menimbulkan keterlibatan apabila ada semacam risiko yang dirasakan dalam suatu pembelian dan pemakaian. Ini berarti setiap tindakan konsumen akan menimbulkan akibat yang tidak dapat diantisipasinya dengan hal-hal yang mendekati kepastian dan sebagian mungkin tidak menyenangkan. Pada gambar 2.3 terdapat beberapa hal yang diperhatikan dalam faktor produk. Adapun keterangan lebih lanjut sebagai berikut: a) Komitmen waktu pada penelitian ini yaitu produk dibuat agar bisa digunakan dalam jangka panjang (Zuganef dalam Aryotedjo, 2006), dapat mempengaruhi keterlibatan konsumen. b) Banyak jenis risiko yang disadari telah teridentifikasi salah satunya risiko keuangan yang dimaksud di sini adalah harga yang merupakan suatu nilai tukar produk barang atau jasa dan dinyatakan dalam satuan moneter (Kotler & Keller, 2008). c) Pada produk terdapat simbol, menurut Dillistone (2008) simbol adalah sebuah kata atau gambar atau konsep yang bersifat umum dan dapat dicerap oleh panca indra. Sedangkan “simbolis” (Dillistone, 2008: 18) bisa diartikan “menjadi simbol”. Jadi arti simbolis dalam penelitian ini adalah produk mempunyai arti menjadi simbol seperti warna, bentuk, rasa, atau lainnya yang bisa menimbulkan risiko psikologis. d) Ada juga tingkat bahaya dari produk yang merupakan risiko fisik yaitu risiko yang membahayakan tubuh (Setiadi, 2010). e) Suatu produk menimbulkan risiko lainnya juga yaitu kemungkinan commit yang to usertermasuk dalam unjuk kerja. kinerja tidak maksimal
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
Kemungkinan kinerja tidak maksimal maksudnya adalah takut bahwa produk tidak akan bekerja sebagaimana yang diharapkan (Setiadi, 2010). Pembeli akan muncul kekhawatiran atau takut jika produk tidak bisa bekerja atau penggunaannya tidak seperti yang diharapkan. Kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi pada laptop seperti memiliki tampilan yang tidak memuaskan, tiba-tiba tidak bisa digunakan, atau komponen laptop cacat. Sebagaimana orang akan mengharapkan secara logis, semakin besar risiko yang disadari atau yang dihadapi, maka semakin besar kemungkinan adanya keterlibatan tinggi. Apabila risiko yang disadari menjadi lebih tinggi, maka akan ada motivasi baik untuk menghindari pembelian dan tidak ada pemakaian sama sekali atau meminimumkan risiko melalui pencarian dan tahap evaluasi alternatif di dalam pemecahan masalah yang lebih luas. 3) Faktor Situasi Keterlibatan yang langgeng dapat dipertimbangkan sebagai ciri yang stabil, keterlibatan situasi (instrumental) akan berubah sepanjang waktu. Keterlibatan situasi bersifat operasional atas dasar temporer dan akan memudar segera setelah hasil pembelian terpecahkan. Faktor situasi biasanya terjadi pada mode yang pada awalnya merupakan keterlibatan tinggi, tetapi dengan cepat berangsur berkurang seiring perubahan trend mode. Faktor situasi yang bisa dialami konsumen dan akan berpengaruh pada keputusan pembelian meliputi: a) Situasi pembelian yaitu suasana saat penjual mengarahkan konsumen agar mengambil langkah terakhir (melakukan pembelian). b) Setelah konsumen memilih akan timbul adanya situasi penggunaan yang diinginkan yaitu kondisi saat konsumen merasa ada perbedaan besar antara kepentingan yang disadari mengenai suatu produk dengan tujuan penggunaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
c) Semua keputusan pembelian itu bisa juga tidak lepas dari tekanan waktu yaitu tenggat waktu yang sudah dekat atau mendesak (Bateman & Sell, 2008) sehingga memicu konsumen untuk memenuhi kebutuhan dengan memanfaatkan fasilitas laptop, adanya internet gratis di sekitarnya (area hotspot), atau mengikuti tren. d) Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat sebagai tempat interaksi individu satu dengan individu lain. Pada penelitian ini lingkungan sosial berperan penting sebagai informan atau pemberi motivasi dalam proses keputusan pembelian laptop. e) Lingkungan fisik oleh Sumarwan (2002) mendefiniskan “segala sesuatu yang berbentuk fisik di sekeliling konsumen” yang berupa beraneka produk, toko (lokasi dan produk dalam toko), pusat perbelanjaan, negara, letak geografis, waktu, cuaca, kelembapan, dan tingkat kepentingan. (Setiadi, 2010) Penulis akan menggunakan ketiga anteseden tersebut di atas karena dapat mempengaruhi beberapa perilaku konsumen. Tujuan semua anteseden diperlukan dalam penelitian ini seperti halnya pernyataan Kapferer dan Laurent (1985) adalah agar dapat digunakan untuk memprediksi secara akurat setiap aspek keterlibatan dari perilaku konsumen.
3. Keputusan Konsumen Perusahaan sukses karena mampu mengetahui kebutuhan konsumen dan mampu menyediakan produk yang menjadi kebutuhan mereka. Pemasar perlu mengetahui konsumennya setidaknya tiga hal seperti mengetahui produk yang dibutuhkan konsumen, mengetahui selera konsumen, dan mengetahui cara atau proses konsumen mengambil keputusan. Pembuatan keputusan yang dilakukan oleh konsumen berbeda-beda sesuai dengan tipe keputusan membeli. Terdapat banyak perbedaan perilaku antara membeli produk yang harganya mahal dengan produk yang berharga murah. Semakin kompleks dan harga yang mahal dalam commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mempengaruhi keputusan membeli sesuatu, kemungkinannya akan lebih banyak melibatkan pertimbangan pembeli dan lebih banyak jumlah pembeli. Pelanggan dalam memutuskan pembelian suatu produk seperti yang diungkapkan Pujangkoro (2003) ada dua kepentingan utama yang menjadi perhatiannya. Pertama, keputusan konsumen pada ketersediaan dan kegunaan suatu produk. Konsumen akan memutuskan untuk membeli produk jika produk yang ditawarkan itu tersedia dan bermanfaat baginya. Kedua, keputusan konsumen pada hubungan dari produk atau jasa. Konsumen akan memutuskan untuk membeli suatu produk jika produk itu mempunyai hubungan dengan yang diinginkan. Setiap orang yang terlibat dalam proses pembelian akan mempunyai peranan sendiri-sendiri. Produsen perlu mengetahui orang-orang yang terlibat dalam setiap keputusan pembelian serta peran yang dimainkan oleh setiap orang. Oleh sebab itu, pemasar harus dapat mengidentifikasi berbagai peranan yang membuat dan melakukan input dalam keputusan pembelian yaitu: a. Pemrakarsa (initiator) adalah orang yang pertama-tama memberikan saran atau ide untuk membeli produk atau jasa tertentu. b. Pemberi pengaruh (influencer) adalah orang yang pandangan atau nasihatnya mempengaruhi keputusan. c. Pengambilan keputusan (decider) adalah seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap komponen keputusan pembelian: apakah membeli atau tidak membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau dimana membelinya. d. Pembeli (buyers) adalah orang yang melakukan pembelian nyata. e. Pemakai (users) adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa yang bersangkutan. (Kotler & Keller, 2008) Dengan demikian, kelima peran tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi produsen dalam rangka mempengaruhi keputusan pembelian. Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, peran konsumen dalam penelitian ini commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adalah orang yang berperan sebagai pengambil keputusan dan sekaligus sebagai pembeli. Ada berbagai variasi dalam pengambilan keputusan konsumen dengan jenis keputusan pembelian. Perbedaan besar akan muncul antara membeli permen, jas hujan, laptop, dan lainnya. Pembeli akan melibatkan lebih banyak pertimbangan pada pembelian kompleks dan mahal. Assael (Kotler & Armstrong, 2008) membedakan jenis perilaku konsumen berdasarkan derajat keterlibatan pembeli dan derajat perbedaan antara berbagai merek. Semuanya dapat ditampilkan pada gambar 2.4.
Banyak Perbedaan Antarmerek Sedikit Perbedaan Antarmerek
KETERLIBATAN TINGGI Perilaku pembelian kompleks Perilaku pembelian mengurangi disonansi
KETERLIBATAN RENDAH Perilaku pembelian mencari variasi Perilaku pembelian menurut kebiasaan
Gambar 2.4 Empat Tipe Perilaku Pembelian (Sumber: Kotler & Armstrong, 2008) Tipe atau jenis perilaku pada gambar 2.4 telah dijabarkan oleh Kotler dan Armstrong (2008) dengan pengertian seperti berikut: a. Perilaku pembelian kompleks adalah perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang ditentukan oleh keterlibatan konsumen yang tinggi dalam pembelian dan perbedaan yang dianggap signifikan antarmerek. b. Perilaku pembelian pengurangan disonansi adalah perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan tinggi, tetapi hanya ada sedikit anggapan perbedaan antarmerek. c. Perilaku pembelian kebiasaan adalah perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen yang rendah dan anggapan perbedaan merek sedikit. d. Perilaku pembelian mencari keragaman adalah perilaku pembelian konsumen yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen yang rendah, tetapi dengan anggapan perbedaan merek yang signifikan. commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keputusan dapat didefinisikan sebagai suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Terdapat lima proses keputusan pembelian yaitu pengenalan masalah, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian dan tingkah laku setelah pembelian. Tahap-tahap dalam melakukan proses keputusan pembelian oleh konsumen dapat disajikan gambar 2.5. Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca Pembelian Gambar 2.5 Proses Keputusan Pembeli (Sumber: Kotler & Armstrong, 2008) Tahap-tahap dalam keputusan pembelian dari gambar tersebut 2.5 dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pengenalan kebutuhan Semua bermula saat
pembeli menyadari adanya masalah
kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat
perbedaan
antara kondisi
sesungguhnya dan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Apabila seseorang dalam kondisi seperti lapar atau saat seseorang melewati toko tercium roti yang lezat, akan muncul dorongan untuk makan. Pada kondisi demikian, pembeli mulai terlibat karena membutuhkan produk barang atau jasa sehingga ingin memenuhinya. b. Pencarian informasi Seorang konsumen yang mulai muncul minat untuk membeli produk akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan, pencarian informasi dapat dilakukan dengan cara mengunjungi ke beberapa toko untuk membandingkan harga dan kualitas produk. Sedangkan pencarian pasif dapat dilakukan dengan cara melihat iklan media cetak maupun media commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
elektronik. Dengan demikian, konsumen dapat mengetahui variasi merek bersaing dan keunggulan yang dimiliki setiap merek melalui pengumpulan informasi. Selain itu pencarian informasi bisa dibedakan menurut sumbernya karena diperoleh dari beberapa sumber yang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: 1) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, dan kenalan. 2) Sumber komersial: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, dan pameran. 3) Sumber umum: media massa dan organisasi konsumen. 4) Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, dan menggunakan produk. Ada urutan kumpulan dari informasi yang terlibat dalam membuat keputusan. Awalnya konsumen mengetahui kumpulan seluruh merek yang ada di pasar. Kemudian konsumen hanya mengetahui sebagian merek atau disebut sebagai kumpulan yang disadari. Lalu konsumen mulai memilah merek-merek
yang
dapat
memenuhi
kriteria
(kumpulan
yang
dipertimbangkan). Konsumen mulai mengumpulkan lebih banyak informasi sehingga ada kumpulan pilihan, yaitu sejumlah kecil merek yang menjadi pilihan utama. Akhirnya konsumen sampai pada keputusan pembelian dari kumpulan pilihan. c. Evaluasi alternatif Tahap ini meliputi penetapan tujuan pembelian dan menilai serta melalui seleksi terhadap pembelian alternatif berdasarkan pembeliannya. Pada tahap ini konsumen terlibat untuk mencari manfaat tertentu dari produk dengan mengevaluasi atau menilai alternatif yang ada dan mengkombinasikan pengetahuan itu untuk memenuhi kebutuhannya dengan membuat keputusan. d. Keputusan pembelian Bila konsumen memutuskan untuk membeli, ia akan menjumpai bermacam-macam keputusan yang harus diambil berdasarkan jenis produk, commit to user merek, kualitas, waktu pembelian, dan cara pembelian. Dengan demikian,
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
peristiwa seperti itu termasuk dalam proses pembelian nyata yakni konsumen membeli alternatif yang dipilih. e. Perilaku pasca pembelian Semua tahap yang terdapat dalam proses pembelian bersifat operatif. Bagi perusahaan, perasaan dan perilaku konsumen sangat mempengaruhi penjualan ulang dan ucapan-ucapan pembeli kepada pihak lain tentang produk perusahaan. Ada kemungkinan bahwa pembeli merasa ada ketidaksesuaian sesudah ia melakukan pembelian karena mungkin harga tidak sesuai dengan gambaran sebelumnya. Pembeli harus menghindar untuk melihat iklan produk yang tidak dibeli dan meluangkan waktu untuk evaluasi. Dengan demikian pada tahap ini dapat dikatakan bahwa konsumen menggunakan alternatif yang dipilih dan mengevaluasinya sekali lagi berdasarkan kinerja yang dihasilkan. Oleh karena itu, perusahaan perlu menekankan segi-segi tertentu pada produknya. (Setiadi, 2010)
B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian tentang keterlibatan konsumen sudah beberapa kali dilakukan. Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan, yaitu: 1. G. Sridhar melakukan penelitian di India berjudul “Consumer Involvement in Product Choice - A Demographic Analysis”. Menurutnya penelitian mengenai keterlibatan konsumen memiliki implikasi paradigmatik terhadap pengambilan keputusan konsumen. Namun, penelitian tersebut lebih banyak dilakukan di negara-negara maju. Oleh karena itu, Sridhar meneliti hubungan antara demografi dan keterlibatan konsumen. Studi tersebut dilakukan untuk menguji hubungan antara keterlibatan konsumen dan lima kunci demografi seperti siklus hidup keluarga, usia, jenis kelamin, pendapatan dan pekerjaan. Survey itu meneliti dua produk yaitu televisi dan pasta gigi. Dia melakukan wawancara dengan kuisioner terstruktur pada responden dari wilayah Hyderabad dan Warangal. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa demografi secara commit to user signifikan mempengaruhi produk dengan keterlibatan konsumen yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id
26 digilib.uns.ac.id
Dalam kasus produk yang terlibat rendah, pengaruh demografi terhadap keterlibatan konsumen telah ditemukan untuk menjadi moderat. 2. Penelitian lainnya adalah “Identifying, Analizing, and Measuring Impact of Consumer Involvement for Product Selection” yang dilakukan oleh Sri Krishna di pasar India kota Delhi. Fokus penelitian ini pada faktor anteseden produk, sedangkan faktor pribadi dan faktor situasi disertakan secara tidak langsung. Hasil penelitiannya adalah sifat produk (ketahanan produk), intensitas pembelian mempengaruhi keterlibatan konsumen. Berdasarkan ANOVA, risiko memiliki pengaruh terutama dalam kasus produk yang sangat terlibat. Dia menjelaskan bahwa hubungan antara tingkat keterlibatan konsumen dan berbagai anteseden produk tidaklah sama untuk berbagai macam produk. Hal itu menyebabkan hasil pengamatan berbeda dengan produk berbeda karena melibatkan alasan yang berbeda. Oleh karena itu, tingkat keterlibatan konsumen memiliki dampak positif pada perilaku pembelian. 3. Pada penelitian yang berjudul Pengaruh Involvement, Familiarity, Brand Loyalty dan Price Sensitivity terhadap Consumer Evaluation pada Pembelian Produk Susu Bubuk, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, No. 10(2): 91-100. Tujuan penelitian yang telah dilakukan oleh Vita Briliana tersebut untuk. mengetahui pengaruh involvement, familiarity, brand loyalty, dan price sensitivy terhadap consumer evalution dalam pembelian produk susu merek Pediasure di Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode convenience sampling. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh involvement, familiarity, dan brand loyalty terhadap brand loyalty pada pembelian produk susu bubuk merek Pediasure di Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen memiliki suatu motivasi dengan keterlibatan tinggi dalam memutuskan pilihan produk susu yang akan dikonsumsi balitanya. Selain itu mereka pun memperhatikan merek dan produk tersebut dikenal atau tidak di pasaran. Juga terdapat indikasi mereka loyal terhadap susu bubuk Pediasure. Variabel price sensitivy tidak mempengaruhi consumer evaluation. Hal ini jelas bahwa konsumen tidak sensitif terhadap harga susu bubuk merek Pediasure. commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Ajeng Ryagita Resiyasari Sutrisno Enny Yuniartik juga melakukan penelitian dengan judul Analisis Keterlibatan Konsumen terhadap Produk Deterjen berdasarkan Faktor Pembeli (Studi Kasus pada Mahasiswa S1 IPB Dramaga Bogor). Tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat keterlibatan konsumen terhadap produk deterjen berdasarkan faktor pembeli, menganalisis perbedaan antar merek deterjen berdasarkan persepsi konsumen terhadap kualitas merek deterjen yang digunakan, mengidentifikasi tipe perilaku konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan konsumen dan perbedaan antar merek deterjen, serta menganalisis hubungan antara keterlibatan konsumen terhadap merek deterjen dengan persepsi konsumen terhadap kualitas merek deterjen. Penelitian yang telah dilakukannya itu merupakan riset deskriptif dengan teknik pengambilan sampel single cross-sectional design. Hasil penelitian baik terhadap konsumen laki-laki maupun perempuan yakni keterlibatan konsumen dalam menggunakan produk deterjen adalah tinggi (berdasarkan faktor pembeli), perbedaan antara merek deterjen satu dengan yang lain adalah signifikan, berdasarkan keterlibatan konsumen dan perbedaan antar merek deterjen tersebut termasuk tipe perilaku pembelian rumit/kompleks, serta persepsi konsumen terhadap kualitas merek deterjen memiliki hubungan yang nyata terhadap keterlibatan merek. Penelitian yang dilakukan saat ini mendasarkan pada penelitian terdahulu sehingga akan terdapat perbedaan dan persamaan. Persamaannya adalah variabel yang digunakan keterlibatan konsumen (involvement). Selain itu, metode analisisnya sama yaitu analisis deskriptif, sedangkan perbedaannya pada metode penelitian, objek penelitian berupa produk laptop, tempat serta waktu penelitian.
C. Kerangka Berfikir Persaingan bisnis di kalangan pengusaha laptop baik perusahaan maupun agen semakin ketat. Sulitnya menarik minat konsumen pada laptop produksinya, produsen dan agen berusaha menyusun kebijakan yang tepat. Perilaku konsumen menjadi salah satu hal penting yang diperhatikan oleh perusahaan atau agen commit to user sehingga konsumen tertarik pada produknya.
perpustakaan.uns.ac.id
28 digilib.uns.ac.id
Dalam perilaku ada hal yang berarti untuk mengerti perilaku konsumen yaitu keterlibatan konsumen. Apabila seorang konsumen terlibat pada keputusan pembeliannya, tentu memiliki motivasi besar untuk memperhatikan, memahami, dan mengelaborasi informasi pembelian. Hal tersebut bisa mendorong kenaikan penjualan laptop. Oleh sebab itu, perusahaan dan agen perlu memperhatikan keterlibatan konsumen sehingga produknya lebih diminati konsumen. Namun demikian, keterlibatan konsumen tidak bisa diukur secara langsung, melainkan melalui antesedennya meliputi aspek pribadi, aspek produk, dan aspek situasi. Aspek pribadi meliputi konsep pribadi nilai dasar, tujuan dan kebutuhan, kepribadian, dan keahlian. Aspek produk meliputi komitmen waktu, harga, arti simbolis, tingkat bahaya, dan kemungkinan kinerja tidak maksimal. Aspek situasi meliputi situasi pembelian, situasi penggunaan yang diinginkan, tekanan waktu, lingkungan sosial, dan lingkungan fisik. Dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka didapatkan kerangka berfikir sebagai berikut: Faktor-faktor Anteseden Keterlibatan Konsumen Aspek Pribadi (X1): · Konsep pribadi nilai dasar, tujuan, kebutuhan · Kepribadian · Keahlian Aspek Objek/Produk (X2): · Komitmen waktu · Harga · Arti simbolis · Tingkat bahaya · Kemungkinan kinerja tidak maksimal Aspek Situasi (X3): · Situasi pembelian · Situasi penggunaan yang diinginkan · Tekanan waktu · Lingkungan sosial · Lingkungan fisik commit to user Gambar 2.6 Bagan Kerangka Berpikir
Keputusan Pembelian (Y)
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara atau jawaban teoritis atas masalah penelitian. Selain itu, hipotesis juga bisa berupa pernyataan sementara tentang pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis tersebut harus dapat diuji kebenarannya melalui pengumpulan dan penganalisisan data. Dalam penelitian ini hipotesisnya adalah sebagai berikut: 1. Diduga keterlibatan konsumen (aspek pribadi, objek/produk, dan situasi) secara bersamaan/simultan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop. 2. Diduga keterlibatan konsumen (aspek pribadi, objek/produk, dan situasi) secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop.
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang akan digunakan sebagai penelitian adalah Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS yang berlokasi di jalan Ir. Sutami No. 36A. Adapun penetapan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan sebagai berikut : a. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti b. Di FKIP UNS belum ada penelitian yang sama c. Tersedianya data yang dibutuhkan
2. Waktu Penelitian Dalam Penelitian ini, waktu penelitian yang direncanakan adalah bulan Agustus tahun 2011 sampai dengan selesai yang meliputi persiapan penelitian sampai penyusunan laporan penelitian pada tabel 3.1.
commit to user
30
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Jenis Kegiatan
AgtDes
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
1. Persiapan Penelitian a. Menyusun proposal penelitian b. Menyusun angket c. Mengurus perizinan d. Melakukan uji coba angket dan merivisi angket e. Finalisasi dan penggandaan angket 2. Pelaksanaan Penelitian a. Pelaksanaan postes a. Analisis data hasil eksperimen 3. Penyusunan laporan a. Penyusunan draf b. Pengetikan skripsi 4. Pelaksanaan ujian skripsi dan revisi (Sumber: Data diolah dari Penelitian, 2012)
commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Rancangan Penelitian Penelitian deskriptif menurut Mardalis (2007: 26) adalah “penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku”. Di dalamnya
terdapat
upaya
mendiskripsikan,
mencatat,
analisis,
dan
menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Pengertian penelitian deskriptif yang bisa dipetik dari definisi tersebut adalah cara pemecahan masalah yang perlu diselidiki dengan menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat penelitian dilaksanakan berdasarkan fakta atau kondisikondisi yang ada atau terjadi saat ini. Oleh karena itu, rancangan penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan alasan bahwa metode deskriptif sesuai dengan masalah dan tujuan yang penulis rumuskan. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh keterlibatan konsumen dalam rangka mengetahui perilaku pembelian konsumen. Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui keterlibatan konsumen (aspek pribadi, aspek objek/produk, dan aspek situasi) mempunyai pengaruh secara bersamaan/simultan serta secara parsial terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop, maka rancangan penelitian disusun. Penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel independent (keterlibatan konsumen) dan variabel dependent sekaligus sebagai atribut Y (keputusan pembelian). Keterlibatan konsumen memiliki tiga sub variabel yang akan diteliti yaitu aspek pribadi (atribut X1), aspek produk (atribut X2), dan aspek situasi (atribut X3). Oleh sebab itu, penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda untuk dapat memenuhi tujuan yang ingin dicapai. Rancangan penelitian ini dimulai dari pengumpulan data dengan menggunakan instrumen angket berbentuk rating scale yang dijawab oleh responden. Langkah pertama adalah menghitung uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas data dilakukan dengan menggunakan indikator koefisien korelasi Product Moment-Pearson. Uji reliabilitas data dilakukan dengan menggunakan indikator Cronbach Alpha. Pengujian validitas dan reliabilitas dihitung dengan commit to user distribusi skor total.
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sebelum melakukan analisis data, ada beberapa persyaratan yang harus diuji kebenarannya, yaitu multikolinearitas, autokorelasi, heterokedastisitas, dan normalitas. Setelah itu, dilakukan proses analisis data untuk menguji hipotesis melalui perhitungan regresi linear berganda. Dalam perhitungan ini, dilakukan Uji F, yaitu uji yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen secara bersamasama (simultan). Langkah berikutnya adalah Uji t, yaitu uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel secara parsial. Selanjutnya, dilakukan uji koefisien determinasi. Uji ini digunakan untuk mengetahui presentase total variasi dalam variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen secara bersama-sama. Karena dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas, maka uji tersebut memakai Adjusted R Square.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Arikunto (2010: 173) berpendapat bahwa ”Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi dapat dibedakan antara populasi secara umum dan populasi target atau sasaran. Menurut Sukmadinata (2007: 250) yang dimaksud “populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran diberlakukannya kesimpulan penelitian”. Subjek atau populasi umum penelitian ini meliputi mahasiswa Prodi Ekonomi FKIP UNS yang terdiri atas empat angkatan yaitu angkatan tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011 yang berjumlah 862 orang (siakad.uns.ac.id). Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tersebut yang telah memiliki laptop terdapat 430 orang berdasarkan studi pendahuluan pada lampiran 4 dengan rincian pada tabel 3.1. Penelitian ini mengambil empat angkatan tersebut karena tercatat aktif sebagai mahasiswa FKIP UNS. Tabel 3.2 Jumlah Populasi Sasaran dari Tiap Angkatan Mahasiswa Angkatan/Semester 2011/1 commit to user 2010/3
Populasi Sasaran 80 125
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mahasiswa Angkatan/Semester 2009/5 2008/7 Jumlah
Populasi Sasaran 110 115 430
(Sumber: Data diolah dari Survei Awal, 2011)
2. Sampel Menurut Hadi dalam Narbuko dan Achmadi (2007: 107) ”sampel atau contoh (monster) adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian”. Sedangkan pengertian sampel yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008: 81) “adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Perlunya pengambilan sampel dalam penelitian ini karena terbatasnya waktu, tenaga, dan biaya yang tersedia. Selain itu juga dapat memberikan informasi yang cukup mewakili populasinya dan peneliti bisa menangani dengan lebih teliti. Besaran atau jumlah sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti (persentase dari e). Semakin besar nilai e maka jumlah sampel yang akan diambil semakin kecil. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil nilai e maka jumlah sampel yang akan diambil semakin besar. Untuk menentukan besarnya jumlah sampel, dengan pendekatan proporsi menggunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2003), yaitu: 퇘
Keterangan :
1
.
n = jumlah sampel N = ukuran populasi e = nilai kritis 10% (0,10) Dengan demikian jumlah sampel adalah : 퇘
3
�et
�et t.3
= 81,13 = 82 sampel
Dengan pertimbangan di atas, banyaknya sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 82 mahasiswa (responden). commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel merupakan cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi yang ada. Menurut Santoso dan Tjiptono (2002: 80) ”Sampling adalah metodologi yang dipergunakan untuk memilih dan mengambil unsur-unsur atau anggota-anggota populasi untuk digunakan sebagai sampel yang mewakili”. Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Ada dua macam teknik sampling, yaitu: 1. Probability Sampling Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. a. Simple Random Sampling Disebut simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Arikunto (2010) menambahkan agar lebih mudah dalam menentukan sampel yaitu dengan memberikan nomor urut pada seluruh subjek. Ada tiga beberapa cara menentukan sampel random seperti berikut: 1) Undian (untung-untungan) yaitu dengan menuliskan nomor pada kertaskertas kecil, semua kertas digulung, dan terakhir mengambil gulungan kertas yang akan menjadi nomor subjek penelitian. 2) Ordinal (tingkatan sama) mirip dengan cara undian, tetapi hanya membuat nomor antara satu sampai lima dan mengambil satu gulungan saja sebagai nomor awal dari subjek yang diteliti. Kemudian peneliti harus melihat besarnya sampel misalnya ada seperlima dari populasi, maka nomor subjek selanjutnya harus loncat lima dari nomor sebelumnya. 3) Menggunakan tabel bilangan random yaitu dengan membuat angkaangka yang tersusun secara acak dalam baris dan kolom. Lalu untuk commitsubjektif, to user angka-angka tersebut diambil dapat terlepas dari perasaan
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan langkah menjatuhkan pensil pertama kali untuk menemukan nomor baris, menjatuhkan pensil kedua kali untuk menemukan nomor kolom, dan pertemuan antara baris dan kolom itu sebagai subjek pertama. Selanjutnya bisa 2 langkah ke kanan sebagai subjek ke-2, turun 5 langkah sebagai subjek ke-3, ke kiri 2 langkah sebagai subjek ke-4, 5 langkah lagi ke atas sebagai subjek ke-5, dan seterusnya. Apabila menemukan nomor yang sudah terambil, boleh melewati langkah tersebut dan meneruskan ke langkah berikutnya. b. Proportionate stratified random sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan sampel berstrata/wilayah secara proporsional. c. Disproportionate stratified random sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. d. Cluster sampling (area sampling) Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi, atau kabupaten. Teknik ini sering digunakan melalui dua tahap yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. 2. Nonprobability sampling Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. a. Sampling sistematis Sampling
sistematis
adalah
teknik
pengambilan
sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
37 digilib.uns.ac.id
b. Sampling kuota Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. c. Sampling insidental Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. d. Sampling purposive Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi. e. Sampling jenuh Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. f. Snowball sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mulamula jumlahnya kecil kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. (Sugiyono, 2008) Adapun teknik penentuan sampel yang diperlukan penulis dalam penelitian ini adalah teknik sampling kuota. Pertimbangan menggunakan teknik ini karena populasinya memiliki ciri tertentu yaitu hanya pada mahasiswa yang membeli dan menggunakan laptop dengan segala jenis merek yang dimilikinya. Selain itu, peneliti telah melakukan survey awal untuk mengetahui nama-nama mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi yang masuk dalam populasi ini. Kemudian, jumlah kuota sampel yang sudah dihitung dengan rumus Slovin dengan batas kesalahan sebesar 10% dan hasil perhitungannya 81,13 dibulatkan commit to user menjadi 82 mahasiswa.
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Setelah diketahui jumlah sampelnya, random dilakukan pada sampel dengan cara undian dari populasi sasaran yaitu 430 mahasiswa. Penarikan anggota sampel dengan random karena peneliti sudah mengetahui nama-nama mahasiswa yang menjadi populasi penelitian ini. Langkah awal pengundian adalah menulis nomor 1 sampai 430 pada kertas-kertas kecil. Kertas-kertas tersebut digulung dan diundi dengan mengambil kertas berisi nomor untuk menjadi nomor subjek penelitian. Tujuannya untuk mempermudah dalam mengikuti uraian informasi dari responden yang sesuai dengan penelitian ini. Responden yang dijadikan sampel adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS yang memiliki dan menggunakan laptop miliknya sendiri.
E. Pengumpulan Data Dalam sebuah penelitian diperlukan data yang objektif karena data merupakan suatu hal yang sangat mendasar yang akan menentukan hasil penelitian. Apabila terjadi kesalahan dalam meneliti teknik pengumpulan datanya maka mengakibatkan hasil penelitian tidak tepat. Oleh sebab itu, cara memperoleh data dikenal sebagai metode atau teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar dapat dipercaya dan objektif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner dan dokumentasi.
1. Angket/Kuisioner Menurut
Arikunto
(2010:
194) ”Kuesioner adalah
sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Menurut Santoso dan Tjiptono (2002: 71) ”Kuesioner dimaksudkan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban responden yang kemudian dijadikan informasi sebagai bahan dasar pengambilan keputusan”. Kuesioner menurut Arikunto (2010) dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung dari sudut pandang antara lain: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
39 digilib.uns.ac.id
a. Dipandang dari cara menjawab 1) Kuesioner terbuka yaitu kuesioner yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri 2) Kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan pilihannya. b. Dipandang dari jawaban yang diberikan 1) Kuesioner langsung adalah kuesioner yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab tentang dirinya sendiri. 2) Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dijawab responden untuk menjawab tentang orang lain. c. Dipandang dari bentuknya 1) Kuesioner pilihan ganda adalah sama dengan pengertian kuesioner tertutup yaitu responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan 2) Kuesioner isian adalah kuesioner yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. 3) Check List yaitu membubuhkan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan sesuai dengan jawabnya. 4) Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan diikuti kolomkolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan. Sehubungan penelitian ini dengan bentuk langsung tertutup, angket yang digunakan berbentuk rating scale dengan menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2008: 93) ”skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial”. Seseorang dalam hal ini responden, dihadapkan pada pertanyaan yang mempunyai alternatif jawaban yang harus dipilih. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan atau dukungan sikap dengan kata-kata. Sugiyono (2008) menyatakan bahwa jawaban setiap item-item yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Untuk keperluan analisis kuantitatif, jawaban diberi skor sesuai to user dengan yang dikemukakan olehcommit Sugiyono (2008) sebagai berikut:
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Sangat setuju (SS)
diberi bobot 5
b. Setuju (ST)
diberi bobot 4
c. Ragu-ragu (RG)
diberi bobot 3
d. Tidak setuju (TS)
diberi bobot 2
e. Sangat tidak setuju (STS) diberi bobot 1 Dalam penyusunan angket, alternatif jawaban ragu-ragu dapat dihilangkan karena alternatif jawaban tersebut mempunyai arti ganda dan dapat menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih alternatif jawaban tersebut. Hal ini sesuai pendapat Arikunto (2010: 284) yang menyatakan “Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan dengan lima alternatif karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa paling aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya”. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan empat alternatif jawaban dengan masing-masing bobotnya yaitu sangat setuju (bobot 4), setuju (bobot 3), tidak setuju (bobot 2), dan sangat tidak setuju (bobot 1). Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan metode angket pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Menetapkan tujuan angket Menetapkan tujuan angket terlebih dahulu akan memberikan arah dalam langkah penelitian untuk mendapatkan item-item pertanyaan b. Menyusun matriks spesifikasi data Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas permasalahan yang dituangkan dalam angket termasuk batasan konsep yang akan diteliti, variabel-variabel yang perlu diidentifikasi. c. Menyusun kisi-kisi angket Tujuannya agar di dalam menyusun butir-butir item angka dapat menyebar pada seluruh variabel maupun indikator yang telah ditetapkan. d. Merumuskan item angket Pada saat merumuskan item angket dengan menggunakan kata-kata yang menunjukkan tindakan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Uji coba angket Uji coba angket dilaksanakan untuk mengetahui kelemahan angket yang dibuat termasuk berbagai kesulitan yang ada serta untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas. f. Revisi Angket Revisi dilakukan setelah mengetahui hasil dari uji coba angket yang telah disebarkan kepada responden. Jika ada item yang tidak valid maka perlu diadakan revisi atau dihilangkan apabila masih ada item pertanyaan yang dapat mewakili. g. Memperbanyak angket Setelah diadakan revisi langkah selanjutnya adalah memperbanyak angket yang telah direvisi tersebut melebihi jumlah responden yang telah ditentukan. Hal itu dikarenakan harus memperhitungkan kemungkinan tidak kembalinya angket dari responden. Kemudian angket dihimpun kembali untuk dianalisis hasilnya.
2. Dokumentasi Arikunto (2010: 201) mengemukakan pendapat bahwa “Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis”. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Pada penelitian ini, penulis menggunakan literaturliteratur seperti buku dan jurnal, serta data survey awal. Jadi metode ini merupakan salah satu cara menampilkan data dengan melakukan pengamatan dari dokumen atau arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
F. Validasi Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2010: 211) mengatakan bahwa “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”. Adapun syaratsyarat validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut: commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Validitas alat ukur/instrumen Validitas menurut Sugiyono (2008: 267) “merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Sedangkan Arikunto (2010: 211) menyatakan bahwa ”Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Dengan demikian, data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Pengujian validitas dalam penelitian ini dengan mengambil 30 responden yang tidak termasuk dalam sampel penelitian. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji validitas tersebut adalah dengan rumus korelasi product moment dari pearson dengan angka kasar seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010: 213) sebagai berikut :
Keterangan :
夠
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
rxy = koefisien korelasi yang dicari N = jumlah responden atau subyek yang diteliti X = skor total tiap-tiap item Y = skor total Kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel harga kritis product moment, apabila hasil yang diperoleh r hitung > r tabel dengan taraf signifikasi 5% maka angket tersebut valid.
2. Reliabilitas Alat Ukur (Instrumen) Reliabilitas menurut Sugiyono (2008: 268) adalah “berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas data atau temuan”. Sedangkan Arikunto (2010) mengemukakan reliabilitas dari suatu instrumen adalah instrumen yang baik sehingga cukup dapat dipercaya/diandalkan untuk digunakan sebagai pengumpul data. Suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu yang commit to user berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda. Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini yaitu rumus reliabilitas alpha seperti berikut: 33
Keterangan: r11
= reliabitas instrumen
k
= banyaknya item
襘
襘
1
1
∑
∑σb2 = jumlah item Σt2
= varians total Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila nilai r11 yang diperoleh
kemudian dikonsultasikan dengan r product moment pada tabel dengan ketentuan r11 > rtabel. Semakin tinggi koefisien alpha, berarti semakin baik pengukuran suatu instrumen.
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda. Arikunto (2010: 338) menyatakan ”Regresi ganda (multiple regression) adalah suatu peluasan dari teknik regresi apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk mengadakan prediksi terhadap variabel terikat”. Pernyataan tersebut mengandung pengertian regresi ganda merupakan analisis tentang hubungan antara satu variabel dependent dengan dua atau lebih variabel independent , dan sesuai penelitian ini terdiri atas tiga variabel independent dan satu variabel dependent .
1. Pengujian Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis memiliki bentuk sebaran normal atau tidak. Dalam penelitian ini, data untuk commit to user setiap variabel diuji normalitasnya. Deteksi normalitas dapat diketahui
perpustakaan.uns.ac.id
44 digilib.uns.ac.id
dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal pada suatu grafik. Penerapan dasar yang digunakan sebagai berikut: 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mendeteksi adanya hubungan linear antara varibel X dan Y. Pada penelitian ini melakukan uji linearitas dengan menggunakan plot antara residu (e) versus Y-topi (Ŷ). Jika plot yang bersangkutan menggambarkan suatu scatter diagram (diagram pencar) dalam arti tidak berpola, maka dapat dikatakan tidak terjadi misspesifikasi pada fungsi garis regresi. Hal ini berarti bahwa hubungan antara variabel X dan Y adalah linear. c. Uji Multikolinearitas Uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua Aspek variabel dalam penelitian. Apabila hasil pengujian tersebut tidak terdapat kaitan, dapat dikatakan Aspek-Aspek tersebut bersifat independent atau bebas statistik uji independensi dilakukan dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF) pada model regresi. Menurut Hair et al dalam Duwi Priyatno (2009) variabel dikatakan memiliki masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau VIF lebih besar dari 10. d. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu dalam persamaan regresi mempunyai varian yang sama atau tidak. Untuk mengetahui terjadinya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression Studentised Residual dengan Regression Standardized Predicted Value. Menurut Singgih Santoso (2001:210) menetapkan dasar commitdengan to usergambar tersebut adalah: pengambilan keputusan berkaitan
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titiknya membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heterokedastisitas.
2. Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Berganda Teknik analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent (X) dan variabel dependent (Y) dengan variabel independent lebih dari dua variabel. Rumus umum dari regresi linier berganda sebagai berikut: n
3 3
e e
Keterangan: Y = keputusan pembelian a = bilangan konstanta b = koefisien regresi X1 = Aspek pribadi
X2 = Aspek objek/produk X3 = Aspek situasi e = eror b. Uji F (Uji Signifikansi Simultan) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui variabel independent bisa atau tidak untuk secara serentak/bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent. Seperti pernyataan berikut ini: Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh secaracommit signifikan terhadap variabel terikat. Atau untuk to user mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
variabel terikat atau tidak. Signifikansi berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% atau 0,05 (Duwi Priyatno, 2009: 76) Adapun langkah-langkah dari uji F sebagai berikut: 1) Hipotesis H0 : b1 = b2 = b3 = 0 Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independent terhadap variabel dependent. H0 : b1
b2
b3
0
Berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independent terhadap variabel dependent. 2) Tingkat signifikansi (α) = 5% ; F tabel α (k-1; n-k) 3) Rumus uji F 1
⁄ 襘
Keterangan:
퇘
1
襘
R2 = koefisien determinasi n = jumlah responden k = jumlah variabel 4) Kriteria pengujian H0 diterima dan Ha ditolak apabila F hitung < F tabel atau probabilitas nilai F atau signifikan > 0,05. H0 ditolak dan Ha diterima apabila F hitung > F tabel atau probabilitas nilai F atau signifikan < 0,05. Uji F dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17 yaitu dengan melihat tabel ANOVA dalam kolom sig. Jika probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat dan model regresi bisa dipakai untuk memprediksi variabel terikat. Atau jika nilai signifikansi > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Uji t (Uji Signifikansi Parameter Individual) Pengujian ini untuk menunjukkan signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independent secara individu/parsial terhadap variabel dependent dengan asumsi variabel independent lainnya konstan. Langkahlangkah yang dilakukan sebagai berikut: 1) Hipotesis H0 : b1 = b2 = b3 = 0 Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independent terhadap variabel dependent. H0 : b1
b2
b3
0
Berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independent terhadap variabel dependent. 2) Tingkat signifikansi (α) = 5% ; t tabel = n – k – 1 3) Rumus uji t
Keterangan: = koefisien regresi = standar error koefisien regresi 4) Kriteria pengujian H0 diterima dan Ha ditolak apabila t
hitung
tabel
atau probabilitas nilai t
atau signifikan > 0,05. H0 ditolak dan Ha diterima apabila t
hitung
>t
tabel
atau probabilitas nilai t atau signifikan < 0,05. Uji t dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17 yaitu dengan melihat tabel coefficients pada kolom sig. Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Atau jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kontribusi yang diberikan oleh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Ini juga digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel-variabel di luar model. Koefisien determinasi dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17 yaitu dengan melihat tabel Model Summary pada kolom R Square. Rumus koefisien determinasi: �ĖǴ n 襘Ėndn Jumlah kuadrat regresi �ĖǴ n 襘Ėndn n Jumlah kuadrat total Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati satu berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
FITRI YUNIATI X8110021BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian yang berjudul “Pengaruh Keterlibatan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Mahasiswa Program Studi Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2012” ini menggunakan tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Tiga variabel bebas yaitu aspek pribadi (X1), aspek produk (X2), dan aspek situasi (X3). Satu variabel terikatnya adalah keputusan pembelian (Y). Berdasarkan data induk penelitian penyebaran angket kepada mahasiswa prodi Ekonomi sebagai konsumen laptop, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.1 Deskriptif Data Identitas Mahasiswa No. 1. 2.
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Jumlah 15 orang 67 orang 82 orang
(Sumber: Data Primer Diolah, 2012) Tabel 4.2 Deskriptif Data Identitas Mahasiswa Tingkat Semester 1 2 2 4 3 6 4 8 Jumlah Keseluruhan:
Jumlah 34 27 15 6 82
(Sumber: Data Primer Diolah, 2012) Tabel 4.3 Deskriptif Data Merek Laptop Mahasiswa. No. 1. 2. 3. 4. 5.
Merek Laptop Acer Apple Asus Axioo BenQ
Jumlah Mahasiswa 19 11 7 commit to user 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
No. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Merek Laptop Dell Panasonic Samsung Sony Vaio Hp Lenovo Toshiba Jumlah
Jumlah Mahasiswa 4 2 20 19 82
(Sumber: Data Primer Diolah, 2012) Deskriptif data dengan variabel aspek pribadi (X1), aspek produk (X2), dan aspek situasi (X3), serta variabel keputusan pembelian (Y), setelah dilakukan pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.4 Deskripsi Data Statistik Aspek Pribadi (X1) Aspek Produk (X2) Aspek Situasi (X3) Keputusan Pembelian (Y)
N 82 82 82 82
Minimum 17 19 19 20
Maximum 29 38 38 39
Mean 23,61 29,01 29,45 29,85
Std. Deviation 2,675 4,398 4,571 4,400
(Sumber: Data Primer Diolah, 2012) Deskriptif data tersebut menunjukkan jumlah responden penelitian adalah 82 responden dari seluruh populasi. Berdasarkan deskripsi data pada tabel 4.4 dapat diketahui skor variabel aspek pribadi diperoleh skor minimum 17; skor maksimum 29; rata-rata 23,61; dan standar deviasi 2,675. Variabel aspek produk diperoleh skor minimum 19; skor maksimum 38; rata-rata 29,01; dan standar deviasi 4,398. Variabel aspek situasi diperoleh skor minimum 19; skor maksimum 38; rata-rata 29,45; dan standar deviasi 4,571. Variabel keputusan pembelian diperoleh nilai minimum 20; nilai maksimum 39; nilai rata-rata 29,85; dan nilai standar deviasi 4,400.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
B. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang akan digunakan untuk analisis statistik dengan teknik regresi ganda harus memenuhi persyaratan uji asumsi klasik sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis memiliki sebaran normal atau tidak. Deteksi normalitas dapat dilihat dari penyebaran data pada sumbu diagonal pada suatu grafik. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun jika data menyebar tetapi tidak mengikuti garis diagonal, maka data tersebut disebut tidak normal. Hasil uji normalitas pada penelitian ini bisa dilihat dalam gambar berikut: Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Keputusan Pembelian 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual (Sumber: Data Primer Diolah, 2012) Gambar 4.1 menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
2. Uji Multikolinearitas Pengujian multikolineritas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi
ditemukan
adanya
korelasi
antara
variabel
independen.
Cara
mendeteksinya adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF), dimana menurut Hair et al dalam Priyatno (2009) variabel dikatakan mempunyai masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10. Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance Aspek Pribadi Objek / Produk Situasi
,921 ,930 ,914
VIF 1,086 1,075 1,094
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
(Sumber: Data Primer Diolah, 2012) Pada tabel coefficients terlihat nilai VIF dari variabel aspek pribadi adalah 1,086; aspek produk adalah 1,075; dan aspek situasi adalah 1,094; ketiganya kurang dari 10. Pada kolom tolerance menunjukkan bahwa nilai dari ketiga variabel lebih dari 0,1; yaitu aspek pribadi adalah 0,921; aspek produk adalah 0,930; dan aspek situasi adalah 0,914. Berdasarkan uji multikolinieritas di atas dapat dilihat bahwa nilai tolerance ketiga variabel bebas yaitu aspek pribadi (X1), aspek produk (X2), dan aspek situasi (X3) lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10. Maka, dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
pengamatan
lain.
Suatu
penelitian
diindikasikan
memiliki
masalah
heteroskedastisitas apabila ada pola tertentu, seperti titik-titiknya membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit). Namun jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dikatakan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisistas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut: Scatterplot
Regression Deleted (P ress) Residual
Dependent Variable: Keputusan Pembelian 10 5 0 -5 -10 -15 -4
-2
0
2
4
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 4.2 Scatterplot Regression Standardized Residual (Sumber: Data Primer Diolah, 2012) Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas pada model regresi, karena pada model tersebut varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain bersifat tetap (homoskedastisitas). Oleh karena itu, model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel keputusan pembelian yang didasarkan pada variabel aspek pribadi, aspek produk, dan aspek situasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
4. Uji Autokorelasi Uji
autokorelasi
digunakan
untuk
mendeteksi
apakah
variabel
pengganggu dari masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan D-W (Durbin Watson). Kriteria autokorelasi ada 3, yaitu: 1) Angka D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif. 2) Angka D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi. 3) Angka D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif. Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.6. Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Model Summaryb Model 1
R ,679a
R Square ,461
Adjusted R Square ,441
Std. Error of the Estimate 3,291
DurbinWatson 1,585
a. Predictors: (Constant), Situasi, Objek / Produk, Aspek Pribadi b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
(Sumber: Data Primer Diolah, 2012) Berdasarkan uji autokorelasi pada tabel 4.6 diperoleh hasil angka D-W sebesar 1,585. Nilai D-W terletak diantara -2 sampai 2 (-2 < 1,585 < 2), dengan demikian model regresi terbebas dari masalah autokorelasi.
5. Uji Linearitas Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Untuk mendeteksi adanya hubungan linier antara variabel X dan Y, maka dilakukan pengujian SPSS dengan menggunakan Test of Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Variabel-variabel disebut mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi kurang dari 0,05. Hasil uji linearitas dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Scatterplot
Regression Deleted (P ress) Residual
Dependent Variable: Keputusan Pembelian 10 5 0 -5 -10 -15 -4
-2
0
2
4
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 4.3 Scatterplot Regression Studentised Residual (Plot antara Residu (e) dengan Y-topi) (Sumber: Data Primer Diolah, 2012) Berdasarkan plot antara residu (e) dengan Y-topi (keputusan pembelian) di atas dapat dilihat bahwa plot menggambarkan suatu scatter diagram (diagram pencar) dalam arti tidak berpola, maka dapat dikatakan tidak terjadi misspesifikasi pada fungsi regresi, sehingga model regresi memenuhi asumsi linearitas.
C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila hasil penelitian dapat mendukung pernyataan hipotesis dan sebaliknya akan ditolak apabila hasil penelitian tidak mendukung pernyataan hipotesis. 1. Analisis Regresi Ganda Setelah diolah dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows diperoleh nilai koefisien regresi sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Tabel 4.7 Koefisien Regresi Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Aspek Pribadi Objek / Produk Situasi
-1,551 ,523 ,324 ,328
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
(Sumber: Data Primer Diolah, 2012) Berdasarkan tabel coefficients di atas, maka persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Y = -1,551 + 0,523X1 + 0,324X2 + 0,328X3 Keterangan: Y
= keputusan pembelian
X1 = aspek pribadi X2 = aspek produk X3 = aspek situasi Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a. -1,551 adalah konstanta yang artinya apabila aspek pribadi (X1), aspek produk (X2) dan aspek situasi (X3) dianggap nol, maka keputusan pembelian adalah negatif. b. Koefisien regresi variabel aspek pribadi (X1) sebesar 0,523 artinya aspek pribadi mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel keputusan pembelian. Sedangkan koefisien 0,523 berarti bahwa peningkatan satu unit variabel aspek pribadi dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,523 unit. c. Koefisien regresi variabel aspek produk (X2) sebesar 0,324 artinya aspek produk mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel keputusan commit to user pembelian. Sedangkan koefisien 0,324 berarti bahwa peningkatan satu unit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
variabel aspek produk dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,324 unit. d. Koefisien regresi variabel aspek situasi (X3) sebesar 0,328 artinya aspek situasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel keputusan pembelian. Sedangkan koefisien 0,328 berarti bahwa peningkatan satu unit variabel aspek situasi dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,328 unit.
2. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat. a. Hipotesis Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel keterlibatan konsumen (aspek pribadi, objek/produk, dan situasi) secara simultan terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop. Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel keterlibatan konsumen (aspek pribadi, objek/produk, dan situasi) secara simultan terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop. b. Kriteria Pengujian Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05. c. Nilai Probabilitas Tabel 4.8 ANOVA ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 723,661 844,583 1568,244
df 3
Mean Square 241,220
78 81
10,828
a. Predictors: (Constant), Situasi, Objek / Produk, Aspek Pribadi b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
commit (Sumber: Data Primer Diolah, 2012)to user
F 22,277
Sig. ,000a
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Berdasarkan tabel 4.8 bisa dilihat bahwa nilai probabilitas dalam kolom Sig. adalah 0,000, dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05. Maka bisa disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel keterlibatan konsumen yang terdiri dari tiga sub variabel yaitu aspek pribadi (X1), aspek produk (X2), aspek situasi (X3) terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop (Y).
3. Uji t Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. a. Hipotesis Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel keterlibatan konsumen (aspek pribadi, aspek produk, dan aspek situasi) secara parsial terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop. Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel keterlibatan konsumen (aspek pribadi, aspek produk, dan aspek situasi) secara parsial terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop. b. Kriteria Pengujian Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05. c. Nilai Probabilitas Tabel 4.9 Coefficients Coefficientsa
Model 1
t (Constant) Aspek Pribadi Objek / Produk Situasi
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
commit (Sumber: Data Primer Diolah, 2012)to user
Sig. -,393 3,672 3,752 3,923
,696 ,000 ,000 ,000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Berdasarkan tabel coefficients di atas bisa dilihat bahwa: 1) Nilai probabilitas aspek pribadi (X1) adalah 0,000. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel aspek pribadi (X1) terhadap variabel keputusan pembelian (Y). 2) Nilai probabilitas aspek produk (X2) adalah 0,000. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel aspek produk (X2 ) terhadap variabel keputusan pembelian (Y). 3) Nilai probabilitas aspek situasi (X3) adalah 0,000. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel aspek situasi (X3) terhadap variabel keputusan pembelian (Y).
4. Menghitung Koefisien Determinasi Setelah diolah dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows diperoleh nilai koefisien determinasi sebagai berikut: Tabel 4.10 Model summary Model Summaryb Model 1
Adjusted R Square ,441
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
(Sumber: Data Primer Diolah, 2012) Berdasarkan tabel model summary nilai koefisien determinasi/angka Adjusted R Square (R2) yang mengukur seberapa jauh kemampuan variabel X dalam menjelaskan variabel Y sebesar 0,441. Hal ini berarti seluruh variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 44,1%, sedangkan sisanya (100% - 44,1% = 55,9%) dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
R2 sebesar 0,441 menunjukkan bahwa pengaruh aspek pribadi, aspek produk, dan aspek situasi adalah lemah. Pengaruhnya dikatakan lemah karena nilainya di bawah 0,5.
5. Kesimpulan Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel keterlibatan konsumen yang terdiri atas: aspek pribadi, aspek produk dan aspek situasi terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop. b. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel aspek pribadi terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop. c. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel aspek produk terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop. d. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel aspek situasi terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data Setelah dilakukan analisis data dalam penelitian ini melalui SPSS, hasil pengolahan data membuktikan bahwa seluruh variabel yang ada di dalam konsep keterlibatan konsumen yang terdiri dari aspek pribadi, objek/produk, dan situasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop. Berikut menunjukkan seberapa besar pengaruh masing-masing variabel dalam konsep keterlibatan konsumen terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop yaitu aspek pribadi berpengaruh sebesar 0,523, aspek produk berpengaruh sebesar 0,324, dan aspek situasi berpengaruh sebesar 0,328. Hasil uji F diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000; karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga disimpulkan terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel keterlibatan konsumen yang terdiri atas aspek pribadi, aspek produk dan aspek situasi secara simultan terhadap commit to user keputusan pembelian. Hal ini berkebalikan dengan penelitian Sridhar (2007)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
memiliki nilai cronbach alpha rendah sebesar 0,6993 (pembelian televisi) dan 0,67 (pembelian sabun). Namun nilai reabilitas itu menurut Sridhar (2007) merupakan suatu tingkat konsistensi internal yang wajar dalam skala item. Hasil uji t diperoleh nilai probabilitas untuk ketiga variabel adalah sebesar 0,000 karena nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga bisa disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel keterlibatan konsumen yang terdiri atas aspek pribadi, aspek produk dan aspek situasi secara parsial terhadap keputusan pembelian. Sedangkan penelitian Sridhar (2007) melalui T-test dengan taraf signifikansi 0,01 menghasilkan nilai probabilitas keterlibatan konsumen yang signifikan berdasarkan nilai rata-rata skor terhadap keputusan pembelian televisi sebesar 67,52 dan sabun sebesar 55,29. Ketiga variabel keterlibatan konsumen secara parsial menunjukkan aspek pribadi = 0,523; aspek produk = 0,324; dan aspek situasi = 0,328. Nilai koefisien regresi masing-masing variabel tersebut menunjukkan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil nilai koefisien regresi tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh terbesar dalam mempengaruhi keputusan pembelian (Y) adalah variabel aspek situasi (X2) sebesar 0,341. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel keterlibatan konsumen berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian baik secara simultan maupun parsial terhadap keputusan pembelian. Aspek pribadi berpengaruh sebesar 0,318; aspek produk berpengaruh sebesar 0,323; dan aspek situasi berpengaruh sebesar 0,341. Hal ini senada dengan penelitian Yuniartik (2006) menghitung besarnya keterlibatan konsumen berdasarkan faktor pribadi terhadap produk detergen terbukti tinggi yang telah dinyatakan dengan skor untuk konsumen laki-laki 30,3 dan untuk perempuan 20,7. Berdasarkan hasil dari semua penelitian tersebut, maka dapat diketahui bahwa variabel keterlibatan konsumen sangat menentukan keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop. Semakin baik konsep keterlibatan konsumen maka akan semakin tinggi keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop. Semakin besar commit to user keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop maka akan semakin besar peluang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
produk laptop untuk meningkatkan penjualan produknya. Hal inilah yang diharapkan oleh perusahaan-perusahaan dalam melaksanakan konsep keterlibatan konsumen. Oleh karena itu, diharapkan manajemen pemasaran perusahaan laptop lebih mengoptimalkan konsep keterlibatan konsumen, dengan melakukan evaluasi serta perbaikan untuk meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Namun demikian, terdapat persamaan dan perbedaan dalam suatu penelitian. Persamaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan keterlibatan konsumen (involvement). Selain itu, metode analisisnya sama yaitu analisis deskriptif, sedangkan perbedaannya pada metode penelitian, objek penelitian ini berupa produk laptop, sampel, tempat serta waktu penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis statistik untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dan pembahasan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil perhitungan menggunakan uji F diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000; karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,005 maka Ho ditolak, sehingga hipotesis pertama penelitian yang menyatakan “terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel keterlibatan konsumen yang terdiri atas aspek pribadi, aspek produk dan aspek situasi secara simultan terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop” diterima atau terbukti kebenarannya. Selanjutnya hasil perhitungan menggunakan uji t diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000; karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,005 maka Ho ditolak, sehingga hipotesis kedua penelitian yang menyatakan “aspek pribadi (X1), aspek produk (X2), dan aspek situasi (X3) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop” diterima atau terbukti kebenarannya. Kemudian diperoleh persamaan garis regresi Y = -1,551 + 0,523X1 + 0,324X2 + 0,328X3. Pada persamaan regresi diperoleh koefisien regresi untuk masing-masing variabel adalah aspek pribadi (X1) sebesar 0,523; aspek produk (X2) sebesar 0,324; dan aspek situasi (X3) sebesar 0,328. Nilai koefisien regresi terbesar adalah 0,523 yaitu variabel aspek pribadi, sehingga dapat disimpulkan bahwa dari ketiga variabel bebas yang memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop (Y) adalah variabel aspek pribadi (X1). Nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,441. Hal ini berarti seluruh variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 44,1% sedangkan sisanya (100% - 44,1% = 55,9%) dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model. commit to user 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang disimpulkan di atas ternyata terdapat pengaruh keterlibatan konsumen yang terdiri atas: aspek pribadi, aspek produk dan aspek situasi terhadap keputusan mahasiswa dalam pembelian laptop. Oleh karena itu, dapat disajikan implikasi/dampak hasil penelitian sebagai berikut: 1. Dengan mengetahui keterlibatan konsumen berpengaruh dalam keputusan mahasiswa melakukan pembelian laptop, maka dapat memberi masukan, bahan pertimbangan, serta referensi dalam mengambil kebijakan-kebijakan bagi pihak perusahaan
maupun
agen/marketing
untuk
meningkatkan
keterlibatan
konsumen demi mencapai penjualan yang optimal. 2. Aspek pribadi, aspek produk, dan aspek situasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian laptop. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya dari pihak agen/marketing laptop untuk selalu dapat meningkatkan, menjaga dan memelihara kelangsungan penjualannya agar tetap eksis di tengah persaingan bisnis laptop yang semakin ketat, sehingga mampu menciptakan dan memelihara keterlibatan konsumen dalam meningkatkan keputusan pembelian. 3. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu manajemen dan pemasaran, hasil penelitian ini dapat dijadikan penguat teori bahwa beberapa aspek dari keterlibatan konsumen yaitu aspek pribadi, aspek produk, dan aspek situasi mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, dan pada dasarnya keterlibatan konsumen harus ditingkatkan secara berkesinambungan. 4. Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi mengenai pengaruh keterlibatan konsumen terhadap keputusan pembelian untuk penelitian yang akan datang. 5. Hasil penelitian ini akan dapat dikembangkan secara lebih lanjut melalui teori keilmuan yang ada sebagai upaya untuk dapat meningkatkan pendalaman tentang perilaku konsumen. C. Saran Berdasarkan simpulan penelitian dan implikasi penelitian yang penulis paparkan, maka penulis dapat memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
berguna bagi peningkatan keputusan pembelian terhadap produk laptop. Adapun saran-saran tersebut antara lain:
1. Bagi Perusahaan maupun Agen/Marketing a. Perusahaan laptop hanya mengandalkan keunggulan dari produknya dan kurang memperhatikan uji kehandalan produk secara berkesinambungan baik sebelum produksi dan sesudah pemakaian produk tersebut agar konsumen tidak kecewa atau merasa dirugikan atas produk yang telah dibelinya. Kemudian perusahaan juga perlu menginformasikan hasil uji kehandalan laptop melalui surat kabar, majalah, maupun website resmi perusahaan karena konsumen akan merasa produk laptop pilihannya benarbenar berkualitas sehingga dapat berpengaruh pada citra perusahaan dan besar kecilnya ketertarikan masyarakat untuk melakukan keputusan pembelian. b. Sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan aspek produk dan aspek situasi dengan melakukan promosi yang optimal dan memberikan informasi lengkap mengenai laptopnya baik dari segi fungsi dan kehandalannya melalui surat kabar, majalah, maupun brosur karena penting bagi konsumen agar tertarik untuk melakukan keputusan pembelian dan dapat mengambil keputusan yang tepat, serta pada akhirnya mempengaruhi masyarakat luas. c. Perusahaan maupun agen sebaiknya mengupayakan penyampaian informasi simbol produk yang benar-benar berarti bagi konsumen karena bisa menimbulkan perasaan positif/bangga seperti simbol tersebut menyatakan tiada tandingan dibandingkan dengan lainnya atas penggunaan produk laptopnya.
2. Bagi Konsumen a. Hendaknya konsumen mencari informasi terlebih dahulu mengenai produk laptop yang menjadi kebutuhan dan keinginannya melalui kerabat, teman, majalah, koran, internet, maupun langsung pada agennya; sehingga benarcommit to user benar memahami risiko produk laptopnya seperti bahaya produk bagi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
konsumen, menarik dan menyenangkan memiliki laptop, serta kinerja produknya. b. Hendaknya konsumen menyesuaikan antara kebutuhannya dengan harga produk dan biaya perawatannya melalui brosur, internet, atau langsung pada agennya apabila ingin melakukan keputusan pembelian yang tepat sehingga memperoleh manfaat yang optimal dari laptop setelah mengeluarkan biaya untuk membelinya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai keterlibatan konsumen terhadap produk-produk lain dengan menambahkan pengukuran tingkat keterlibatan konsumen agar penelitian lebih mendalam dan memberikan kontribusi bagi pihak yang berkepentingan. b. Sebaiknya menambah jumlah sampel karena konsumen laptop sangat banyak tidak hanya mahasiswa, tetapi juga masyarakat luas seperti karyawan, pegawai, siswa, wiraswasta, dsb. Dengan mengambil sampel lebih banyak, harapannya bisa mewakili populasi konsumen laptop.
commit to user