Vol.14, No.1, January 2017: 30-53
PENGARUH KEPRIBADIAN, LINGKUNGAN, DAN DEMOGRAFIS TERHADAP KEINGINAN DAN PERILAKU MENJADI ENTREPRENEUR DI KALANGAN MAHASISWA Mahyarni Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Email:
[email protected]
Astuti Meflinda Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Email:
[email protected]
Abstrak Disadari semakin pentingnya peran entrepreneurship dalam pembangunan di negara-negara sedang berkembang, maka pemerintah dan instansi terkait mendorong semua pihak untuk menumbuhkan keinginan dan perilaku menjadi entrepreneur dikalangan generasi muda khususnya mahasiswa. Penelitian ini dilakukan pada Universitas Negeri di Provinsi Riau dengan tujuan untuk menguji dan menganalisis variabel kepribadian, lingkungan, dan demografis terhadap keinginan menjadi entrepreneur serta untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel keinginan terhadap perilaku untuk menjadi wirausaha di kalangan mahasiswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program strata satu yang terdaftar di Perguruan Tinggi tersebut dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Analisis data digunakan metode kuantitatif dengan menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel kepribadian dan lingkungan terhadap variabel keinginan untuk menjadi entrepreneur adalah signifikan, demikian juga dengan pengaruh variabel keinginan terhadap perilaku menjadi entrepreneur adalah signifikan.
Kata kunci: Entrepreneur, Keinginan, Perilaku Abstract Realizing the growing importance of the role of entrepreneurship in development in developing countries, the government and relevant agencies encourage all parties to foster the intention and behavior become entrepreneurs among the young generation, especially students. This research was conducted at the State University in Riau province in order to test and analyze the personality, environmental, and demographic variables toward intention to be an entrepreneur and to test and analyze the effect of behavior intention variables to become entrepreneurs among students. The population in this study were all students of undergraduate courses listed in the Higher Education with the sampling technique is purposive sampling. Analysis of the data used quantitative method by using Partial Least Square (PLS). The results showed that the effect of personality and environment variable toward the intention to become an entrepreneur is significant, and the influence of intention to become entrepreneur is significant as well.
Keywords: Behavior, Entrepreneur, Intention
30
Pengaruh Kepribadian, Lingkungan… (Mahyarni dan Astuti Meflinda)
I.
yang seharusnya 4,75 juta orang. Sedangkan
PENDAHULUAN
McClelland Pembangunan
Harvard
juga
mem-
menyatakan hal yang senada suatu negara
butuhkan dukungan Sumber Daya Manusia
dapat mencapai kemakmuran jika 2% dari
(SDM). Dukungan SDM dalam proses
jumlah penduduknya menjadi entrepreneur.
pembangunan terlihat dari peran SDM di
(news.detik.com).
berbagai sektor ekonomi yang bertujuan
Osborne yang menyatakan suatu negara
untuk meningkatkan produktivitas. Namun
menjadi
dalam kenyataannya masih sedikit penduduk
mempunyai 2% entrepreneur. Hasil riset
yang tertarik untuk terlibat aktif secara
yang
langsung dalam berbagai sektor ekonomi
Entrepreneurship
terutama
menunjukkan
lulusan
ekonomi
Sosiolog
perguruan
tinggi.
Begitu
makmur
juga
apabila
dilakukan
sedikitnya
oleh
Global
Monitor sepertiga
juga
pertumbuhan
Berdasarkan data dari Ditjen Dikti tahun
ekonomi
2011, menyatakan peminat kewirausahaan
entrepreneur atau dikenal juga dengan istilah
bagi lulusan perguruan tinggi masih sangat
wirausaha. (http://www.gemconsortium.org).
rendah, yakni sebesar 6,14% dari jumlah
Ada kecenderungan di kalangan
lulusan. Angka ini lebih rendah dari peminat
generasi muda pencari kerja, terutama bagi
wirausaha dari lulusan SMA yang mencapai
mereka yang memperoleh pendidikan di
angka 22,63%. Sedangkan data tahun 2011,
Perguruan Tinggi untuk mencari kerja di
menyatakan
di
sektor formal. Hal ini menandakan bahwa
Indonesia baru mencapai 1,65 persen dari
generasi muda pencari kerja masih belum
total penduduk Indonesia, Indonesia hanya
memiliki niat yang positif terhadap pekerjaan
memiliki 3.707.205 orang wirausahawan
di
jumlah
wirausahawan
sektor
dihasilkan
menurut
swasta,
melalui
sehingga
kegiatan
membawa
31
Vol.14, No.1, January 2017: 30-53
dampak terhadap semakin meningkatnya
demi
jumlah angka pencari kerja yang tak
Memiliki
tertampung, akhirnya mereka lebih baik
mengorganisasikan
menganggur daripada bekerja di sektor
menciptakan
swasta. (Budhyani,2003).
menilai prestasi dengan uang. Seseorang
Sikap
dan
Perilaku
masa depan yang lebih baik, (7) keterampilan sumber
dalam daya
nilai tambah, (8)
untuk Selalu
sangat
dengan keinginan untuk memulai
dipengaruhi oleh sifat dan watak yang
usaha memiliki kesiapan dan kemajuan yang
dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak
lebih baik dalam menjalankan usahanya
yang baik, berorientasi pada kemajuan dan
dibandingkan seseorang tanpa keinginan
berpikir positif, merupakan sifat dan watak
untuk memulai usaha. Keinginan untuk
yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan
menjadi entrepreneur didefinisikan sebagai
agar wirausahawan tersebut dapat maju.
proses pencarian informasi yang dapat
Zimmerer dan Scarborough (1996; 6-7)
digunakan
mengemukakan delapan karakteristik yang
pembentukan suatu usaha (Katz dan Gartner,
meliputi : (1). Memiliki rasa tanggung jawab
1988).
untuk
mencapai
tujuan
atas usaha-usaha yang dilakukannya, (2)
Wirausaha adalah seorang pembuat
Lebih memilih risiko yang moderat, (3)
keputusan yang membantu terbentuknya
Percaya akan kemampuan dirinya untuk
sistem ekonomi perusahaaan yang bebas.
berhasil, (4) Selalu menghendaki umpan
Karir
balik yang segera, (5) Berorientasi ke masa
kesejahteraan masyarakat, dan menghasilkan
depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke
imbalan finansial yang nyata. Wirausaha di
depan, (6) Memiliki semangat kerja dan
berbagai industri membantu perekonomian
kerja keras untuk mewujudkan keinginannya
dengan
32
entrepreneur
menyediakan
dapat
mendukung
pekerjaan
dan
Pengaruh Kepribadian, Lingkungan… (Mahyarni dan Astuti Meflinda)
memproduksi
barang
dan
jasa
bagi
konsumen dalam negeri maupun di luar negeri.
untuk
mencapai
dan
Perilaku
sangat
dan
keunggulan (Lee, 1997: 103). - Efikasi
Sikap
kesuksesan
Diri,
Bandura
mendefinisikan
(1977:
efikasi
diri
2)
sebagai
dipengaruhi oleh sifat dan watak yang
kepercayaan seseorang atas kemampuan
dimiliki oleh seseorang. Karakteristik dalam
dirinya
menilai
pekerjaan.
keinginan
untuk
menjadi
untuk
menyelesaikan
Atau
dengan
suatu
kata
lain,
entrepreneur adalah:
kondisi motivasi seseorang yang lebih
Faktor Kepribadian
didasarkan
Buchori
(1982:92)
mengungkapkan
percaya
pada
apa
daripada
yang
apa
yang
mereka secara
“kepribadian berarti integrasi dari seluruh
objektif benar. Persepsi pribadi seperti
sifat
baik
sifat-sifat
yang
ini memegang peranan penting dalam
maupun
sifat-sifat
yang
pengembangan keinginan seseorang.
seseorang
dipelajarinya
diwarisinya, yang menyebakan kesan yang
Faktor Lingkungan, faktor lingkungan
khas, unik pada orang lain” Karakteristik
yang dipercaya mempengaruhi wirausaha
ini dilihat dari:
yaitu akses kepada modal, informasi dan
- Kebutuhan akan prestasi, McClelland
kualitas jaringan sosial yang dimiliki.
(1961, 1971) telah memperkenalkan
- Akses
kepada
modal,
konsep kebutuhan akan prestasi sebagai
hambatan
salah satu motif psikologis. Kebutuhan
memulai usaha-usaha baru, setidaknya
prestasi dapat diartikan sebagai suatu
terjadi di negara-negara berkembang
kesatuan
dengan
watak
yang
memotivasi
klasik
merupakan
dukungan
terutama
dalam
lembaga-lembaga
seseorang untuk menghadapi tantangan
33
Vol.14, No.1, January 2017: 30-53
penyedia keuangan yang tidak begitu kuat (Indarti, 2004). - Ketersediaan faktor
sebagai tulisan atau gambaran tentang
informasi,
penting
yang
merupakan
penduduk, terutama tentang kelahiran,
mendorong
perkawinan,
kematian
dan
migrasi.
keinginan seseorang untuk membuka
Demografi meliputi studi ilmiah tentang
usaha baru (Indarti, 2004) dan faktor
jumlah, persebaran geografis, komposisi
kritikal
penduduk, serta bagaimana faktor faktor
bagi
pertumbuhan
dan
keberlangsungan usaha (Duh, 2003;
ini
Kristiansen, 2002b; Mead & Liedholm,
Penelitian-penelitian
1998; Swierczek dan Ha, 2003).
menunjukkan
- Jaringan sosial, Mazzarol et al. (1999) menyebutkan
34
Faktor demografis, demografi diartikan
bahwa jaringan
sosial
berubah
demografis pendidikan
dari
waktu
waktu
terdahulu
bahwa seperti dan
ke
faktor-faktor jender,
umur,
pengalaman
bekerja
mempengaruhi keinginan entrepreneur.
seseorang
berpengaruh
Jaringan sosial didefinisikan sebagai
keinginannya
untuk
hubungan
antara
yang
wirausaha (Mazzarol et al., 1999; Tkachev
mencakup
a)
atau
dan Kolvereid, 1999). Pengaruh gender
penyampaian informasi dari satu pihak
atau jenis kelamin terhadap keinginan
ke pihak lain; b) pertukaran barang dan
seseorang menjadi wirausaha telah banyak
jasa dari dua belah pihak; dan c) muatan
diteliti (Mazzarol et al., 1999; Kolvereid,
normatif atau ekspektasi yang dimiliki
1996; Matthews dan Moser, 1996; Schiller
oleh seseorang terhadap orang lain
dan Crewson, 1997). Hasil penelitian yang
karena karakter-karakter atau atribut
dilakukan oleh Sinha (1996) di India,
khusus yang ada.
menunjukkan
dua
orang
komunikasi
menjadi
bahwa hampir
terhadap seorang
sebagian
Pengaruh Kepribadian, Lingkungan… (Mahyarni dan Astuti Meflinda)
besar
wirausaha
yang
sukses
adalah
mereka
(pengambilan
keputusan).
mereka yang berusia relatif muda. Latar
Penambahan
variabel
belakang pendidikan seseorang terutama
entrepreneur
karena
yang terkait dengan bidang usaha, seperti
sebelumnya yang dilakukan oleh Indarti,
bisnis dan manajemen atau ekonomi
2004 belum diteliti. Sementara penelitian
dipercaya akan mempengaruhi keinginan
sekarang ini ingin mengembangkan model
dan minatnya untuk memulai usaha baru di
yang pernah diteliti oleh Chatzoglou dan
masa
(1996)
Vraimaki (2009) yang melihat pengaruh
yang
kenginan terhadap perilaku. Disamping itu
memiliki pengalaman bekerja mempunyai
keinginan seseorang akan suatu objek harus
keinginan entrepreneur yang lebih tinggi
diiringi dengan perilaku aktual terhadap
dibandingkan mereka yang tidak pernah
objek tersebut. Adapun indikator yang
bekerja sebelumnya.
digunakan disesuaikan dengan situasi dan
mendatang.
menemukan
bahwa
Kolvereid seseorang
Penelitian yang dilakukan sekarang berbeda
dengan
penelitian
perilaku pada
menjadi penelitian
kondisi yang terjadi.
sebelumnya
Disadari
demikian
pentingnya
dalam hal variabel dan indikator yang
peranan wirausaha dalam pembangunan di
digunakan. Adapun tambahan variabel yang
negara-negara sedang berkembang, maka hal
digunakan adalah memasukkan variabel
ini
perilaku serta indikator dengan merujuk
menumbuhkan
penelitian yang dilakukan Fishbein dan
dikalangan
Ajzen (1975; Werner (2004), dengan asumsi
mahasiswa
individu rasional dalam mempertimbangkan
kemandirian
tindakan mereka dan implikasi dari tindakan
menimba
mendorong
semua
pihak
keinginan generasi
dalam
ilmu
berwirausaha
muda
rangka
mahasiswa di
untuk
terutama membangun
setelah
selesai
perguruan
tinggi,
35
Vol.14, No.1, January 2017: 30-53
(Budhyani,2003).
Pernyataan
di
atas
membuka peluang usaha dengan mendorong
didasarkan pada data Badan Pusat Statistik
anak muda untuk menjadi entrepreneur.
(BPS)
yang
mencatat
bahwa
jumlah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengangguran
sarjana
atau
lulusan
pengaruh variabel kepribadian, lingkungan,
universitas pada Februari 2013 mencapai 360
dan demografis, terhadap keinginan menjadi
ribu
entrepreneur
orang,
atau
5,04%
dari
total
serta
untuk
mengetahui
pengangguran yang mencapai 7,2 juta orang.
pengaruh keinginan terhadap perilaku aktual
(BPS.go.id).
untuk menjadi entrepreneur di kalangan
Penelitian yang terkait keinginan dan perilaku
mahasiswa
untuk
mahasiswa.
menjadi
entrepreneur ini dapat digunakan oleh
II.
METODE PENELITIAN
perguruan tinggi sebagai penentu kebijakan dalam menjalin kerjasama dengan dunia
Penelitian ini dilakukan di Provinsi
usaha dalam bentuk melakukan pelatihan dan
Riau yang merupakan salah satu provinsi di
magang atau PKL di tempat tersebut.
Indonesia yang langsung berbatasan dengan
Sedangkan bagi pemerintah dapat digunakan
negara tetangga Malaysia. Provinsi Riau
untuk
ketenagakerjaan
terletak di Jantung Pulau Sumatera dengan
terkait dengan semakin meningkatnya angka
letak yang sangat strategis dan merupakan
pengangguran sementara lapangan kerja
pusat perdagangan dan pendidikan. Populasi
sangat
dalam
masalah
melihat
problem
terbatas. ini
menentukan
Dalam
menyelesaikan
maka
pemerintah
arah
kebijakan
perlu dalam
menciptakan iklim usaha yang kondusif dan
36
penelitian
ini
adalah
seluruh
mahasiswa program strata 1 yang ada di Universitas Pengambilan
Negeri sampel
di
Provinsi
Riau.
didasarkan
pada
Pengaruh Kepribadian, Lingkungan… (Mahyarni dan Astuti Meflinda)
judgement atau purposive sampling, sampel
Untuk
dipilih dengan adanya beberapa kriteria
dipergunakan
tertentu
inferensial
yang
(Remenyi,
digunakan
2000).
oleh
Sampel
peneliti
ditetapkan
sebanyak 120 orang mahasiswa, dengan
keperluan
analisis
metode
dengan
data
maka
analisis
statistik
menggunakan
SEM
berbasis variance yang disebut dengan Partial Least Square (PLS).
alasan pemilihan sampel adalah mahasiswa
Adapun hubungan antar variabel
diharapkan setelah lulus dapat langsung
yang diteliti dapat diilustrasikan dalam
membuka usaha dan menjadi entrepreneur.
sebuah model pada Gambar 1. berikut ini:
Faktor Kepribadian (X1) Keinginan untuk menjadi entrepreneur (Y1)
Faktor Lingkungan (X2)
Perilaku untuk menjadi entrepreneur (Y2)
Faktor Demografis (X3)
Gambar 1. Model Struktural Penelitian Buchori (1982:92) mengungkapkan
terhadap
keinginan
mahasiswa
menjadi
“kepribadian berarti integrasi dari seluruh
wirausaha. Selanjutnya faktor lingkungan,
sifat
seseorang
baik
sifat-sifat
yang
dipercaya mempengaruhi wirausaha yaitu
maupun
sifat-sifat
yang
akses mereka kepada modal, informasi dan
diwarisinya, yang menyebabkan kesan yang
kualitas jaringan sosial yang dimiliki, dengan
khas, unik pada orang lain. H-1 menyatakan
H-2 adalah faktor lingkungan berpengaruh
bahwa
terhadap
dipelajarinya
faktor
kepribadian
berpengaruh
keinginan
mahasiswa
menjadi
37
Vol.14, No.1, January 2017: 30-53
wirausaha. Penelitian-penelitian terdahulu
didefinisikan
menunjukkan
mahasiswa
bahwa
faktor-faktor
sebagai akan
tingkat
keyakinan
melakukan
kegiatan
demografis seperti gender, umur, pendidikan
entrepreneur. Ajzen (1991, 2002), Bock dan
dan
seseorang
Kim (2000, 2002) maka H-4 mengusulkan
berpengaruh terhadap keinginannya untuk
hipotesis adanya keinginan mahasiswa untuk
menjadi seorang wirausaha (Mazzarol et al.,
menjadi
1999; Tkachev dan Kolvereid, 1999) dengan
perilaku menjadi wirausaha.
pengalaman
bekerja
wirausaha
akan
menentukan
Dari hipotesis di atas, maka untuk
H-3 faktor demografi berpengaruh terhadap keinginan mahasiswa menjadi wirausaha.
mengetahui
Hipotesis berikutnya H-4 meneliti hubungan
Perilaku Menjadi Wirausaha di kalangan
antara
Mahasiswa
keinginan
untuk
terlibat
dalam
hubungan
maka
Keinginan
diperlukan
dan
konsep
kegiatan entrepreneur dan perilaku yang
operasional variabel yang dapat dilihat pada
sebenarnya
Tabel 1. di bawah ini:
dari
entrepreneur,
Perilaku
Tabel 1. Konsep Operasional Variabel Penelitian Variabel Faktor Kepribadian (X1)
Faktor Lingkungan (X2)
Konsep Variabel Kepribadian berarti integrasi dari seluruh sifat seseorang baik sifatsifat yang dipelajarinya maupun sifat-sifat yang diwarisinya, yang menyebabkan kesan yang khas, unik pada orang lain, (Buchori,1982) Faktor lingkungan yang dipercaya mempengaruhi wirausaha yaitu akses mereka kepada modal, informasi dan kualitas jaringan sosial yang dimiliki (Indarti, 2004)
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4. 5.
38
Indikator Motivasi untuk berprestasi Untuk mendapatkan konsumen yang banyak Mengembangkan ide baru Efikasi diri
Kemudahan memperoleh modal Perbankan memberikan layanan yang sama Ketersediaan informasi tentang UMKM Mempunyai hubungan kerjasama yang baik Menjalin kerjasama dengan instansi tertentu
Pengaruh Kepribadian, Lingkungan… (Mahyarni dan Astuti Meflinda)
Variabel Faktor Demografis (X3)
Keinginan Untuk menjadi entrepreneur (Y1)
Perilaku untuk menjadi entrepreneur (Y2)
Konsep Variabel Faktor-faktor demografis seperti jender, umur, pendidikan dan pengalaman bekerja seseorang berpengaruh terhadap keinginannya untuk menjadi seorang wirausaha (Mazzarol et al., 1999; Tkachev dan Kolvereid, 1999). Keinginan untuk menjadi entrepreneur didefinisikan sebagai proses pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha (Katz dan Gartner, 1988)
Perilaku didefinisikan sebagai tingkat keyakinan mahasiswa akan melakukan kegiatan entrepreneur. Ajzen (1991, 2002), Bock dan Kim (2000, 2002)
1. 2. 3. 4.
Indikator Umur Jenis kelamin Semester Pengalaman kerja
1. Wirausaha lebih diperlukan pada masa depan 2. Menjadi wirausaha membuat perekonomian lebih efisien 3. Menjadi wirausaha akan membantu pemerintah 4. Menjadi wirausaha merupakan keinginan sendiri sejak dulu 1. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat 2. Petunjuk dan pedoman dalam melakukan entrepreneur 3. Tahu bagaimana melakukan kegiatan entrepreneur 4. Tahu dengan siapa harus melakukan kegiatan entrepreneur 5. Hidup lebih disiplin 6. Hemat
Sumber : Data olahan
III.
Berdasarkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
out
put
dari
PLS
maka
dihasilkan model sebagai berikut (Gambar 3.1
2.):
Hasil Dari
dikemukakan
hipotesis maka
yang
dilakukan
telah langkah-
langkah penyelesaian dengan menggunakan Program PLS sebagai berikut: 1. Model Pengukuran (Outer Model) 2. Model Struktural (Inner Model)
39
Vol.14, No.1, January 2017: 30-53
Gambar 2. Model Output PLS Sedangkan hasil interpretasi data dari output PLS di atas adalah pada Tabel 2. berikut ini: Tabel 2. Path Coefficients Antar Variabel yang Diteliti Variabel
Original Sample (O)
T Statistics (O/STERR|)
KEPRIBADIAN -> KEINGINAN
0.235498
3.216361
LINGKUNGAN -> KEINGINAN
0.691843
8.931551
DEMOGRAFIS -> KEINGINAN
0.102868
0.963152
KEINGINAN -> PERILAKU
0.856158
40.508246
Sumber : Data olahan
Dari Gambar 2. dan Tabel 2. di atas maka dapat diketahui hasil pengujian model
40
struktural dengan melihat pengaruh antar variabel berikut ini:
Pengaruh Kepribadian, Lingkungan… (Mahyarni dan Astuti Meflinda)
Pengaruh variabel kepribadian terhadap variabel
keinginan
untuk
menjadi
lingkungan
mendorong
meningkatnya
keinginan untuk menjadi wirausaha. Pengaruh variabel demografis terhadap
wirausaha. Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai t
variabel
hitung (statistik) sebesar 3.216361 lebih
wirausaha.
besar dari t tabel sebesar 1.96. berarti
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai t
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
hitung (statistik) sebesar 0.963152 lebih
antara
terhadap
kecil dari t tabel sebesar 1.96. berarti
menjadi
bahwa terdapat pengaruh yang tidak
variabel
variabel
kepribadian
keinginan
wirausaha kepribadian
dengan
untuk kata
mendorong
lain
faktor
meningkatnya
keinginan untuk menjadi wirausaha.
keinginan
untuk
signifikan
antara
menjadi
untuk
variabel
menjadi
demografis
terhadap variabel keinginan untuk menjadi wirausaha
Pengaruh variabel lingkungan terhadap variabel
keinginan
dengan
demografis
kata
tidak
lain
faktor
mendorong
meningkatnya keinginan untuk menjadi wirausaha.
wirausaha. Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai t
Pengaruh
hitung (statistik) sebesar 8.931551 lebih
menjadi
besar dari t tabel sebesar 1.96. berarti
perilaku menjadi wirausaha.
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai t
antara
terhadap
hitung (statistik) sebesar 40.508246 lebih
menjadi
besar dari t tabel sebesar 1.96. berarti
faktor
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
variabel
variabel wirausaha
lingkungan
keinginan dengan
untuk kata
lain
variabel wirausaha
keinginan terhadap
untuk variabel
antara variabel keinginan terhadap variabel
41
Vol.14, No.1, January 2017: 30-53
perilaku untuk menjadi wirausaha dengan
integrasi dari seluruh sifat seseorang baik
kata lain variabel keinginan mendorong
sifat-sifat yang dipelajarinya maupun sifat-
meningkatnya perilaku untuk menjadi
sifat yang diwarisinya, yang menyebabkan
wirausaha.
kesan yang khas, unik Indikator
yang
pada orang lain.
dipakai
variabel
motivasi
untuk
Pembahasan
kepribadian
Pembahasan tentang hipotesis yang
berprestasi, untuk mendapatkan konsumen
diperoleh dari pengaruh langsung maupun
yang banyak, mengembangkan ide baru dan
pengaruh tidak langsung adalah sebagai
efikasi diri.
3.2
berikut:
adalah
untuk
McClelland
(1961,
1971)
telah
memperkenalkan konsep kebutuhan akan 3.2.1
Pengaruh
langsung
variabel
prestasi sebagai salah satu motif psikologis.
kepribadian
terhadap
variabel
Kebutuhan akan prestasi dapat diartikan
keinginan
untuk
menjadi
sebagai
langsung
antara
kesatuan
watak
yang
memotivasi seseorang untuk menghadapi
wirausaha Pengujian
suatu
hipotesis variabel
pengaruh
tantangan untuk mencapai kesuksesan dan
kepribadian
keunggulan (Lee, 1997: 103). Lebih lanjut,
terhadap variabel keinginan untuk menjadi
McClelland
wirausaha diperoleh hasil terdapat pengaruh
kebutuhan akan prestasi sebagai salah satu
yang signifikan antara variabel kepribadian
karakteristik kepribadian seseorang yang
terhadap variabel keinginan untuk menjadi
akan mendorong seseorang untuk memiliki
wirausaha.
(1982:92)
keinginan menjadi wirausaha. Menurutnya,
berarti
ada tiga atribut yang melekat pada seseorang
mengungkapkan
42
Buchori “kepribadian
(1976)
menegaskan
bahwa
Pengaruh Kepribadian, Lingkungan… (Mahyarni dan Astuti Meflinda)
yang mempunyai kebutuhan akan prestasi
Semakin tinggi kebutuhan akan prestasi
yang tinggi, yaitu (a) menyukai tanggung
seorang
jawab pribadi dalam mengambil keputusan,
keputusan
(b) mau mengambil resiko sesuai dengan
Wirausaha dengan kebutuhan akan prestasi
kemampuannya, dan (c) memiliki minat
tinggi
untuk selalu belajar dari keputusan yang
menyukai hal-hal yang keuntungan dan
telah
manfaat yang tepat dan cepat.
diambil.
Scapinello
Hasil
(1989)
penelitian
menunjukkan
dari bahwa
wirausaha, tepat
adalah
semakin
yang
akan
pengambil
Dalam
banyak diambil.
resiko
penelitian
dan
ini
juga
seseorang dengan tingkat kebutuhan akan
memasukkan dua indikator yang berkaitan
prestasi yang tinggi kurang dapat menerima
dengan upaya mendapatkan konsumen yang
kegagalan
dengan
banyak dan mengembangkan ide baru, kedua
kebutuhan akan prestasi rendah. Dengan kata
indikator ini merupakan orientasi mahasiswa
lain, kebutuhan akan prestasi berpengaruh
untuk membentuk pribadi yang mandiri,
pada atribut kesuksesan dan kegagalan.
kreatif dan inovatif yang berguna untuk
Sejalan dengan hal tersebut, Sengupta dan
mengembangkan kegiatan usaha pada masa
Debnath (1994) dalam penelitiannya di India
datang.
daripada
mereka
menemukan bahwa kebutuhan akan prestasi
Sedangkan
Bandura
mendefinisikan
seorang
kepercayaan seseorang atas kemampuan
kebutuhan mendorong
akan
Lebih
prestasi
kemampuan
keputusan
dan
mengambil
resiko
spesifik,
juga
pengambilan
kecenderungan seorang
dapat
dirinya
untuk
diri
2)
berpengaruh besar dalam tingkat kesuksesan wirausaha.
efikasi
(1977:
menyelesaikan
sebagai
suatu
pekerjaan. Atau dengan kata lain, kondisi
untuk
motivasi seseorang yang lebih didasarkan
wirausaha.
pada apa yang mereka percaya daripada apa
43
Vol.14, No.1, January 2017: 30-53
yang secara objektif benar. Persepsi pribadi
dalam berkarir, semakin kuat keinginan
seperti ini memegang peranan penting dalam
entrepreneur yang dimilikinya. Selain itu,
pengembangan keinginan seseorang. Senada
Gilles
dengan
pentingnya
hal
tersebut,
menjelaskan
bahwa
Cromie efikasi
(2000)
dan
Rea
(1999)
efikasi
diri
membuktikan dalam
proses
diri
pengambilan keputusan terkait dengan karir
mempengaruhi kepercayaan seseorang pada
seseorang. Efikasi diri terbukti signifikan
tercapai atau tidaknya tujuan yang sudah
menjadi penentu keinginan seseorang.
ditetapkan. Disisi lain, banyak peneliti
Hasil penelitian ini sesuai dengan
percaya bahwa efikasi diri terkait erat
temuan penelitian yang membuktikan bahwa
dengan pengembangan karir. Merujuk Betz
faktor kepribadian seperti kebutuhan akan
dan Hacket (1986), efikasi diri akan karir
prestasi (McClelland, 1961; Sengupta dan
seseorang
Debnath, 1994) dan efikasi diri (Gilles dan
adalah
domain
yang
menggambarkan pendapat pribadi seseorang
Rea,
dalam
proses
prediktor signifikan menentukan keinginan
pemilihan dan penyesuaian karir. Dengan
menjadi wirausaha atau dengan kata lain
demikian, efikasi diri akan karir seseorang
bermakna semakin baik tingkat kepribadian
dapat
mahasiswa
hubungannya
menjadi
faktor
dengan
penting
dalam
penentuan apakah keinginan entrepreneur seseorang sudah terbentuk pada tahapan awal seseorang memulai karirnya. Lebih lanjut, Betz dan Hacket menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat efikasi diri seseorang pada entrepreneur di masa-masa awal seseorang
44
1999;
Indarti,
maka
2004)
semakin
merupakan
tinggi
keinginan untuk menjadi wirausaha.
pula
Pengaruh Kepribadian, Lingkungan… (Mahyarni dan Astuti Meflinda)
3.2.2
Pengaruh
langsung
lingkungan
terhadap
keinginan
untuk
variabel
dipandang sebagai hambatan utama dalam
variabel
kesuksesan
menjadi
wirausaha di negara-negara berkembang
menurut
calon-calon
(Marsden, 1992; Meier dan Pilgrim, 1994;
wirausaha Pengujian
usaha
pengaruh
Steel, 1994). Di negara-negara maju di mana
lingkungan
infrastruktur keuangan sangat efisien, akses
terhadap variabel keinginan untuk menjadi
kepada modal juga dipersepsikan sebagai
wirausaha diperoleh hasil terdapat pengaruh
hambatan untuk menjadi pilihan wirausaha
yang signifikan antara variabel lingkungan
karena tingginya hambatan masuk untuk
terhadap variabel keinginan untuk menjadi
mendapatkan modal yang besar terhadap
wirausaha. Adapun indikator yang dipakai
rasio tenaga kerja di banyak industri yang
dalam
lingkungan
ada. Penelitian relatif baru menyebutkan
adalah akses kepada modal, ketersediaan
bahwa akses kepada modal menjadi salah
informasi, jaringan sosial.
satu
langsung
antara
hipotesis variabel
membentuk
variabel
Akses kepada modal merupakan hambatan klasik terutama dalam memulai
penentu
kesuksesan
suatu
usaha
(Kristiansen et al., 2003; Indarti, 2004). Ketersediaan
informasi
usaha
usaha-usaha baru, setidaknya terjadi di
merupakan faktor penting yang mendorong
negara-negara berkembang dengan dukungan
keinginan seseorang untuk membuka usaha
lembaga-lembaga penyedia keuangan yang
baru (Indarti, 2004) dan faktor kritikal bagi
tidak begitu kuat (Indarti, 2004). Studi
pertumbuhan dan keberlangsungan usaha
empiris
bahwa
(Duh, 2003; Kristiansen, 2002b; Mead &
kesulitan dalam mendapatkan akses modal,
Liedholm, 1998; Swierczek dan Ha, 2003).
kredit
Penelitian yang dilakukan oleh Singh dan
terdahulu
dan
menyebutkan
kendala
sistem
keuangan
45
Vol.14, No.1, January 2017: 30-53
Krishna (1994) di India membuktikan bahwa
ekspektasi yang dimiliki oleh seseorang
keinginan yang kuat untuk memperoleh
terhadap orang lain karena karakter-karakter
informasi adalah salah satu karakter utama
atau
seorang wirausaha. Pencarian
wirausaha,
informasi
atribut
khusus jaringan
yang
ada.
Bagi
merupakan
alat
mengacu pada frekuensi kontak yang dibuat
mengurangi resiko dan biaya transaksi serta
oleh seseorang dengan berbagai sumber
memperbaiki akses terhadap ide-ide bisnis,
informasi. Hasil dari aktivitas tersebut sering
informasi dan modal (Aldrich dan Zimmer,
tergantung pada ketersediaan informasi, baik
1986).
melalui usaha sendiri atau sebagai bagian
Kristiansen (2003) yang menjelaskan bahwa
dari sumber daya sosial dan jaringan.
jaringan sosial terdiri dari hubungan formal
Ketersediaan informasi baru tergantung pada
dan informal antara pelaku utama dan
karakteristik
tingkat
pendukung dalam satu lingkaran terkait dan
infrastruktur,
menggambarkan jalur bagi wirausaha untuk
dan
mendapatkan akses kepada sumber daya
pendidikan meliputi
seseorang, dan
cakupan
seperti
kualitas media
sistem
telekomunikasi (Kristiansen, 2002b).
yang
Mazzarol et al. (1999) menyebutkan bahwa keinginan
jaringan
sosial
entrepreneur.
sosial
senada
diperlukan
diungkapkan
dalam
oleh
pendirian,
perkembangan dan kesuksesan usaha.
mempengaruhi Jaringan
Hal
Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan penelitian terdahulu yang dilakukan
didefinisikan sebagai hubungan antara dua
oleh
orang yang mencakup a) komunikasi atau
bahwa faktor lingkungan seperti hubungan
penyampaian informasi dari satu pihak ke
sosial, infrastruktur fisik dan institusional
pihak lain; b) pertukaran barang dan jasa dari
dapat mempengaruhi keinginan menjadi
dua belah pihak; dan c) muatan normatif atau
wirausaha atau dengan kata lain semakin
46
Kristiansen
(2001;2002)
menyebut
Pengaruh Kepribadian, Lingkungan… (Mahyarni dan Astuti Meflinda)
bagus
tingkat
lingkungan
penguasaan
akan
semakin
terhadap
tinggi
pula
keinginan untuk menjadi wirausaha.
pengalaman
bekerja
diperhitungkan
sebagai
seseorang penentu
bagi
keinginan menjadi wirausaha. Penelitian ini dilakukan di India yang menemukan bahwa
3.2.3
Pengaruh
langsung
variabel
latar
demografis
terhadap
variabel
menentukan tingkat keinginan seseorang dan
keinginan
untuk
menjadi
kesuksesan suatu bisnis yang dijalankan atau dengan
wirausaha Pengujian langsung
antara
belakang
hipotesis
lain
faktor
seseorang
demografis
mendorong keinginan menjadi wirausaha.
demografis
Perbedaan hasil antara penelitian
terhadap variabel keinginan untuk menjadi
terdahulu dengan penelitian yang dilakukan
wirausaha diperoleh hasil terdapat pengaruh
berdasarkan fakta yang terjadi pada saat
yang
sekarang sudah menjadi hal yang tidak asing
tidak
variabel
pengaruh
kata
pendidikan
signifikan
antara
variabel
demorafis terhadap variabel keinginan untuk
bagi
menjadi wirausaha. Pada penelitian ini
“pengangguran”, sering kita
indikator
keluhan dari orang yang tidak mendapat atau
yang
dipakai
untuk
variabel
kita
ketika
mendengar
demografis adalah umur, jenis kelamin,
mempunyai pekerjaan.
semester, dan pengalaman kerja.
Aulia (2007), menyatakan
kata
mendengar
Aribowo dalam dahulu kita
Hasil penelitian ini tidak sejalan
beranggapan bahwa entrepreneur merupakan
dengan temuan penelitian terdahulu yang
bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui
dilakukan
pengalaman langsung di lapangan, maka
oleh
Sinha,
1996,
yang
menyatakan faktor demografi seperti umur,
sekarang
ini
paradigma
tersebut
telah
jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan
bergeser karena masyarakat yang tidak
47
Vol.14, No.1, January 2017: 30-53
berbakat
dan
semua
bisa
variabel perilaku untuk menjadi wirausaha
melakukannya. Entrepreneur telah menjadi
diperoleh hasil terdapat pengaruh yang
suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang
signifikan antara variabel keinginan terhadap
nilai, kemampuan (ability) dan perilaku
variabel perilaku untuk menjadi wirausaha
seseorang
Adapun
dalam
orang
menghadapi
tantangan
indikator
yang
dipakai
pada
hidup untuk memperoleh peluang dengan
penelitian ini untuk variabel keinginan
berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.
adalah wirausaha lebih diperlukan pada
Dari pendapat di atas bermakna siapa saja
masa depan, menjadi wirausaha membuat
bisa menjadi seorang wirausaha, tidak harus
perekonomian
didasarkan pada faktor demografis seperti
wirausaha
umur,
menjadi wirausaha merupakan keinginan
jenis
kelamin,
semester,
dan
pengalaman kerja. Hal yang terpenting disini
dan
pembelajaran
tentang
akan
efisien,
membantu
menjadi
pemerintah,
sendiri sejak dulu.
adalah adanya kemauan untuk menjadi wirausaha
lebih
Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan
penelitian
terdahulu
entrepreneur sudah harus kita berikan kepada
menyatakan
generasi muda sejak usia dini.
menjadi wirausaha maka semakin tinggi pula perilaku
3.2.4
untuk
tinggi
menjadi
keinginan
wirausaha.
Pengaruh
langsung
variabel
Keinginan menjadi wirausaha dapat diartikan
keinginan
untuk
menjadi
sebagai proses pencarian informasi yang
wirausaha
terhadap
variabel
dapat digunakan untuk mencapai tujuan
perilaku menjadi wirausaha
pembentukan suatu usaha (Katz dan Gartner,
Pengujian
1988),
hipotesis
pengaruh
langsung antara variabel keinginan terhadap
48
semakin
yang
sedangkan
entrepreneur
dalam
perilaku
menjadi
penelitian
ini
Pengaruh Kepribadian, Lingkungan… (Mahyarni dan Astuti Meflinda)
didefinisikan
keyakinan
peluang lebih besar untuk berhasil, hal ini
kegiatan
sesuai dengan program pemerintah dalam
entrepreneur. Ajzen (1991, 2002); Bock dan
percepatan penciptaan pengusaha kecil dan
Kim
dengan
menengah yang kuat dan bertumpu pada
akan
ilmu pengetahuan dan teknologi (Indarti dan
mahasiswa
akan
(2000,
keinginan
sebagai
melakukan
2002).
untuk
tingkat
Seseorang
memulai
usaha
memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih baik
dalam
usaha
dijalankan
Penelitian ini telah dilakukan dengan
dibandingkan seseorang tanpa keinginan
mengacu pada kaedah-kaedah ilmiah, namun
untuk
yang
penelitian ini masih memiliki keterbatasan
dinyatakan oleh Krueger dan Carsrud (1993),
sebagai berikut: penelitian ini terbatas hanya
keinginan telah terbukti menjadi prediktor
mengukur pengaruh variabel kepribadian,
yang terbaik bagi perilaku entrepreneur.
lingkungan
Oleh karena itu, keinginan dapat dijadikan
keinginan dan perilaku menjadi entrepreneur.
sebagai pendekatan dasar yang masuk akal
Hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisasi
untuk memahami siapa-siapa yang akan
untuk seluruh universitas di tanah air karena
menjadi wirausaha (Choo dan Wong, 2006).
masih sedikitnya jumlah sampel yang diteliti
memulai
yang
Rostiani, 2008).
usaha,
seperti
dan
demografis
terhadap
Untuk menumbuhkembangkan jiwa
dan perlu pertimbangan untuk penelitian
entrepreneur dan meningkatkan aktivitas
yang akan datang menambah variabel lain
entrepreneur agar para lulusan perguruan
yang
tinggi lebih menjadi pencipta lapangan kerja
keinginan
dari pada pencari kerja, maka diperlukan
agama dan budaya.
berkaitan
dengan
menjadi
perilaku
entrepreneur
dan seperti
suatu usaha nyata. Berwirausaha merupakan pilihan yang tepat dan logis, sebab selain
49
Vol.14, No.1, January 2017: 30-53
IV.
pengaruh yang tidak signifikan antara
KESIMPULAN DAN SARAN
variabel Dari
hasil
penelitian
dan
pembahasan, maka kesimpulan yang dapat
demorafis
terhadap
variabel
keinginan untuk menjadi wirausaha. Pengujian hipotesis pengaruh langsung
diambil sebagai berikut:
antara variabel keinginan terhadap variabel
Pengujian hipotesis pengaruh langsung
perilaku
antara
variabel
variabel
kepribadian
keinginan
wirausaha
diperoleh
untuk
menjadi
signifikan
hasil
terdapat
terhadap variabel perilaku untuk menjadi
kepribadian terhadap variabel keinginan
Dari
untuk menjadi wirausaha.
lingkungan
keinginan
wirausaha
diperoleh
antara
pembahasan,
Pengujian hipotesis pengaruh langsung
variabel
wirausaha
diperoleh hasil terdapat pengaruh yang
wirausaha.
variabel
menjadi
terhadap
pengaruh yang signifikan antara variabel
antara
untuk
terhadap
variabel
hasil maka
keinginan
penelitian saran
yang
dan dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut: Bagi pemerintah daerah penelitian ini
untuk
menjadi
diharapkan:
hasil
terdapat
- Hasil penelitian ini dapat membantu
pengaruh yang signifikan antara variabel
pemerintah
lingkungan terhadap variabel keinginan
tentang entrepreneur
untuk menjadi wirausaha.
dengan perlu dilakukan pelatihan secara
Pengujian hipotesis pengaruh langsung antara
variabel
variabel wirausaha
50
diperoleh
kebijakan
yang berkaitan
rutin di kalangan mahasiswa tentang
terhadap
kewirausahaan,
untuk
menjadi
marketing
hasil
terdapat
kepariwisataan
demografis
keinginan
menentukan
kepemimpinan,
online, dan
perbankan khusus
dan untuk
Pengaruh Kepribadian, Lingkungan… (Mahyarni dan Astuti Meflinda)
kalangan anak-anak muda yang putus
berbagai kegiatan pelatihan yang diminati
sekolah dilanjutkan pelatihan tentang
oleh mahasiswa dan berpeluang untuk
Kejuruan
membuka usaha secara mandiri.
Informasi
dengan konsentrasi Design
Grafis,
dan
Teknologi
Multi Media dan
Kejuruan
Otomotif
konsentrasi mobil bensin dan sepeda motor,
Kejuruan
Aneka
Kejuruan
dengan konsentrasi menjahit dan bordir serta Kejuruan Listrik dan Elektronik dengan
konsentrasi
Jurusan
teknik
pendingin (AC, kulkas dan mobil). - Hasil penelitian ini dapat memperbaiki iklim usaha dengan adanya perhatian pemerintah yang lebih besar terhadap UMKM,
sehingga
menarik
minat
mahasiswa untuk menjadi entrepreneur. Bagi Pimpinan Universitas penelitian ini bisa digunakan untuk menjalin kerjasama dengan instansi terkait dengan melakukan
51
Vol.14, No.1, January 2017: 30-53
DAFTAR PUSTAKA I .2002, “Constructing a TPB questionnaire: conceptual and methodological considerations”,availableat:wwwunix.oit.umass.edu/,aizen/pdf/tpb.measurement.pdf (accessed 9 June 2004). Ajzen, I. 1991. The Theory of Planned Behavior, Organizational Behavior and Human Decision Processes, vol. 50, no. 2, pp. 179-211. Aulia, NH, 2007, “Center for Innovation”, Entrepreneurship dan Leadership, Sekolah Bisnis dan Manajemen, ITB. Aldrich, H., dan C. Zimmer, 1986. “Entrepreneurship through Social Network’, in D. L. Sexton and R. W. Smilor (eds.”.) The Art and Science of Entrepreneurship, Cambridge: Ballinger Publishing, 3-25. Bandura, A., 1977. Social Learning Theory, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall. Bock, G.W. and Kim, Y.G. 2002. “Breaking the myths of rewards An Exploratory Study of Attitudes About Knowledge Sharing”, Information Resources Management Journal; Apr-Jun, ABI/INFORM Global pg. 14 Buchori, M. 1982. Psikologi Pendidikan. Bandung: Jemars Choo, S., dan M. Wong, 2006. “Entrepreneurial intention: triggers and barriers to new venture creations in Singapore”. Singapore Management Review 28 (2): 47-64. Cromie, S., 2000. “Assessing entrepreneurial inclinations: some approaches and business start-ups”. International Journal of Entrepreneurial Behaviour and Research 5 (2): 48-63. Duh, M., 2003. “Family enterprises as an important factor of the economic development: the case of Slovenia”. Journal of Enterprising Culture 11 (2): 111-130. Giles, M., dan A. Rea, 1970. “Career self-efficacy: an application of the theory of planned behavior”. Journal of Occupational & Organizational Psychology 73 (3):393-399 Ghozali, Imam. 2008 , Aplikasi Analisis Multivariate, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Global Entrepreneurship Monitor. http://www.gemconsortium.org/ 2010. Global Entrepreneurship Monitor Special Report. http://www.gemconsortium.org/ Hacket, G. dan N. E. Betz, 1986. “Application of self-efficacy theory to understanding career choice behavior”. Journal of Social Clinical and Phsycology 4: 279-289. Indarti, N., 2004. “Factors affecting entrepreneurial intentions among Indonesian”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis 19 (1): 57-70. Indarti dan Rostiani, 2008. “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan antara Indonesia, Jepang dan Norwegia” , Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, Vol 23, Universitas Gajah Mada. I Dewa Ayu Made Budhyani, 2003, “Niat untuk berwiraswasta pada kalangan remaja siswa sekolah menengah kejuruan negeri di Provinsi Bali” , Jurnal Pendidikan dan pengajaran IKIP Singaraja, No 3 th XXXVI juli 2003, issn 02158250 Katz, J., dan W. Gartner, 1988. “Properties of emerging organizations”. Academy of Management Review 13 (3): 429-441. Kolvereid, L., 1996. “Prediction of employment status choice intentions”. Entrepreneurship Theory and Practice 21 (1): 47-57. Kourilsky, M. L. dan W. B. Walstad, 1998. “Entrepreneurship and female youth: knowledge, attitude, gender differences, and educational practices”. Journal of Business Venturing 13 (1): 77-88. Kristiansen, S., 2001. “Promoting African pioneers in business: what makes a context conducive to smallscale entrepreneurship?”. Journal of Entrepreneurship 10 (1): 43-69. Kristiansen, S, 2002. “Individual perception of business contexts: the case of small-scale entrepreneurs in Tanzania”. Journal of Developmental Entrepreneurship 7 (3). Krueger, N. F. dan A. L. Carsrud, 1993. “Entrepreneurial intentions: applying the theory of planned behavior”. Entrepreneurship & Regional Development 5 (4): 315-330. Lee, J., 1997. “The motivation of women entrepreneurs in Singapore”. International Journal of Entrepreneurial Behaviour and Research 3 (2): 93-110. Ajzen,
52
Pengaruh Kepribadian, Lingkungan… (Mahyarni dan Astuti Meflinda)
Mazzarol, T., T. Volery, N. Doss, dan V. Thein, 1999. “Factors influencing small business start ups”, International Journal of Entrepreneurial Behaviour and Research 5 (2):48-63 McClelland, D., 1961. The Achieving Society, Princeton, New Jersey: Nostrand. McClelland, D., 1971. “The Achievement Motive in Economic Growth, in: P. Kilby (ed.)”. Entrepreneurship and Economic Development, New York The Free Press, 109-123. Marsden, K., 1992. “African entrepreneurs – pioneer of development”. Small Enterprise Development 3 (2): 15-25. Mead, D. C. dan C. Liedholm, 1998. “The dynamics of micro and small enterprise in developing countries”. World Development 26 (1): 61-74. Meier, R. dan M. Pilgrim, 1994. “Policy-induced constraints on small enterprise development in Asian developing countries”. Small Enterprise Development 5 (2): 66-78. Remenyi, D., B. Williams, A. Money, dan E. Swartz, 2000. Doing Research in Business and Management: An Introduction to Process and Method. London: Sage Publications. Scapinello, K. F., 1989. “Enhancing differences in the achievement attributions of high and low motivation groups”. Journal of Social Psychology 129 (3): 357-363. Schiller, B.R., dan P. E. Crewson, 1997. “Entrepreneurial origins: a longitudinal inquiry”. Economic Inquiry 35 (3): 523–531. Sengupta, S. K. dan S. K. Debnath, 1994. “Need for achievement and entrepreneurial success: a study of entrepreneurs in two rural industries in West Bengal”. The Journal of Entrepreneurship 3 (2): 191204. Singh, K.A., dan K. V. S. M. Krishna, 1994. “Agricultural entrepreneurship: the concept and evidence”. Journal of Entrepreneurship 3 (1): 97-111. Sinha, T. N., 1996. “Human factors in entrepreneurship effectiveness”. Journal of Entrepreneurship 5 (1): 23-29. Swierczek, F. W., dan T. T. Ha, 2003. “Entrepreneurial orientation, uncertainty avoidance and firm performance: an analysis of Thai and Vietnamese SMEs”. International Journal of Entrepreneurship and Innovation 4 (1): 46-58. Tkachev, A., dan L. Kolvereid, 1999. “Self-employment intentions among Russian students”. Entrepreneurship & Regional Development 11: 269-280. Werner, P. 2004. “Reasoned Action and Planned Behavior, in S.J. Peterson and T.S. Bredow (eds)”, Middle range Theories: Application to Nursing Research, Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia, pp. 125-147. Zimmerer, W. Thomas, Norman M Scarborough, 1996, Entrepreneurship and the new venture Formation, New Jersey.
53