PENGARUH BRAND COMMUNITY TERHADAP LOYALITAS MEREK SEPEDA MOTOR YAMAHA ( STUDI KASUS PADA KOMUNITAS MOTOR YAMAHA VIXION CLUB INDONESIA CHAPTER UNGARAN )
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Cholilullah Yusuf NIM 7350406552
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 i
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada : Hari
: Selasa
Tanggal : 2 Agustus 2011
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dra.Harnanik, M.Si NIP. 195108191980032001
Dra. Suhermini, M.Si NIP. 194807121976032001
Mengetahui Ketua Jurusan Manajemen
Drs. Sugiharto, M.Si NIP. 195708201983031002
ii
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada: Hari
: Selasa
Tanggal : 16 Agustus 2011 Penguji Skripsi
Dorojatun Prihandono, SE, MM NIP. 197311092005011001 Anggota I
Anggota II
Dra. Harnanik, M.Si
Dra.Suhermini, M.Si
NIP. 195108191980032001
NIP. 194807121976032001
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. S. Martono, M.Si NIP. 196603081989011001
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya. Pendapat atau temuan lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Juli 2011
Cholilullah Yusuf NIM. 7350406552
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “ Belajar dari kemarin, hidup di hari ini dan punya harapan untuk hari esok”. (Albert Einstein) “Kebahagiaan yang sebenarnya adalah bila kita bisa membuat orang lain bahagia dan membutuhkan kita”. ( Mario Teguh ) “Tidak ada jaminan kesuksesan, namun tidak mencobanya adalah jaminan kegagalan”. ( Bill Clinton )
Skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan perhatian sampai saat ini. 2. Almamaterku.
v
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha, Studi kasus pada komunitas motor Yamaha vixion club Indonesia chapter ungaran”. Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, dukungan dan saran dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis akan menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi strata satu di Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini. 3. Drs. Sugiharto, M.Si, Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin observasi dan penelitian. 4. Dra. Harnanik, M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan dalam pembuatan skripsi ini. 5. Dra. Suhermini, M.Si, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan dalam pembuatan skripsi ini. 6. Seluruh staf dan dosen pengajar jurusan Manajemen yang telah membimbing dan memberikan ilmunya.
vi
7. Teman-teman Yamaha Vixion Club Ungaran yang telah membantu dan meluangkan waktunya dalam mengisi kuesioner penelitian skripsi ini. 8. Ayah dan Ibuku tercinta atas doa, kasih sayang, pengorbanan, motivasi, bimbingan, nasehat, bekal ilmu hidup, dan segalanya sehingga penulis dapat lancar dalam menjalankan hidup. 9. Teman-teman Manajemen angkatan 2006 yang senantiasa memberi motivasi dan bantuannya. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga segala kebaikan Bapak/Ibu dan Rekan-rekan semua mendapat balasan dari Allah SWT. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.
Semarang, 7 Juli 2011
Peneliti
vii
SARI Cholilullah Yusuf, 2011, “Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha, Studi Kasus Pada Komunitas Motor Yamaha Vixion Club Chapter Ungaran”. Skripsi. Jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 107 halaman. Pembimbing I. Dra. Harnanik, M.Si. II. Dra. Suhermini, M.Si Kata Kunci: Brand community, Loyalitas merek Merek mempunyai peranan penting dan merupakan aset terbesar bagi perusahaan,agar mrek produk dapat bertahan lama dalam kondisi pasar yang semakin kompetitif dan keluar sebagai pemenang dibutuhkan konsumen yang memiliki loyalitas merek yang tinggi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh faktor-faktor brand community yang terdiri dari legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota dan membantu dalam penggunaan merek terhadap loyalitas merek pada komunitas motor Yamaha Vixion Club Ungaran secara parsial maupun simultan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota dan membantu dalam penggunaan merek terhadap loyalitas merek pada komunitas motor Yamaha Vixion Club Ungaran secara parsial maupun simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota komunitas Yamaha vixion club Ungaran. Sampel ditentukan dengan teknik sensus,yaitu semua angota populasi dijadikan sampel yaitu 72 responden. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah uji instrumen (uji validitas dan uji reliabilitas), analisis deskriptif persentase, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, koefisien determinasi, dan pengujian hipotesis menggunakan SPSS 16 for Windows. Hasil penelitian diperoleh persamaan regresi liner berganda Y= 7,165 + 0,082X1 + 0,083X2 + 0,403X3 + 0,285X4 + 0,116X5 + 0,419X6. Hasil koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,171 artinya variabel legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota dan membantu dalam penggunaan merek berpengaruh terhadap loyalitas merek dengan kontribusi 17,1%, serta sisanya 82,9% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota dan membantu dalam penggunaan merek terhadap loyalitas merek pada komunitas motor Yamaha Vixion Club Ungaran baik secara parsial maupun secara simultan. Saran kepada pihak perusahaan harus lebih optimal dalam menggarap target marketnya, seperti banyak mengadakan eventevent olahraga, musik atau pendidikan secara berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan loyalitas konsumen, serta lebih peduli dan memperhatikan sektor komunitas motor Yamaha yang selama ini masih didirikan oleh konsumen.
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii PERNYATAAN.............................................................................. ...................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................v PRAKATA ............................................................................................................ vi SARI
………………………………………………………………………..viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 1.1. Latar Belakang ..................................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah ..........................................................................................13 1.3. Tujuan Penelitian ...........................................................................................14 1.4. Manfaat Penelitian ..........................................................................................15 BAB II LANDASAN TEORI ..............................................................................16
ix
2.1. Loyalitas Merek ..............................................................................................16 2.2. Brand Community ...........................................................................................25 2.3. Hubungan Brand Community dengan Loyalitas Merek ..................................40 2.4. Penelitian Terdahulu .......................................................................................43 2.6. Kerangka Pemikiran Teoritis. .........................................................................45 2.7. Hipotesis……………………………………………………………..............48 BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................49 3.1. Populasi ..........................................................................................................49 3.2. Sampel ............................................................ ................................................49 3.3. Variabel Penelitian ..........................................................................................50 3.4. Sumber Data ....................................................................................................54 3 5. Metode Pengumpulan Data .............................................................................54 3.6. Validitas dan Realibilitas ................................................................................56 3.7. Metode Analisis Data ......................................................................................59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................64 4.1. Hasil Penelitian ..............................................................................................64 4.2. Pembahasan .....................................................................................................94 BAB V PENUTUP……………...........................................................................99 5.1. Simpulan………………………………………………………………….....99 5.2. Saran ……………………………………………………………………….100
x
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................102 LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1. Data Penjualan Distributor Sepeda Motor Yamaha Vixion Cabang Ungaran Tahun 2010 .................................................................4 Tabel 1.2. Data Perkembangan Anggota Komunitas YVCI-UR Tahun 2009-2010……………………………………..……………….12 Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu .............................................................................43 Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas…………………………………………………….57 Tabel 3.1. Hasil Uji Reliabilitas…………………………………………………..58 Tabel 4.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................67 Tabel 4.2. Responden Berdasarkan Usia................................................................68 Tabel 4.3. Responden Berdasarkan Pekerjaan .......................................................68 Tabel 4.4. Distribusi Variabel Legitimasi ..............................................................69 Tabel 4.5. Deskripsi Indikator Legitimasi..............................................................70 Tabel 4.6. Distribusi Variabel Loyalitas Merek Oposisi........................................71 Tabel 4.7. Deskripsi Indikator Loyalitas Merek Oposisi .......................................71 Tabel 4.8. Distribusi Variabel Merayakan Sejarah Merek .....................................72 Tabel 4.9. Deskripsi Indikator Merayakan Sejarah Merek ....................................73 Tabel 4.10. Distribusi Variabel Berbagi Cerita Merek .........................................74 Tabel 4.11. Deskripsi Indikator Berbagi Cerita Merek ..........................................75 xii
Tabel 4.12. Distribusi Variabel Integrasi dan Mempertahankan Anggota.............76 Tabel 4.13. Deskripsi Indikator Integrasi dan Mempertahankan Anggota………77 Tabel 4.14. Distribusi Variabel Membantu dalam Penggunaan Merek .................78 Tabel 4.15. Deskripsi Indikator Membantu dalam Penggunaan Merek.................78 Tabel 4.16. Distribusi Variabel Loyalitas Merek ...................................................79 Tabel 4.17. Deskripsi Indikator Loyalitas Merek ..................................................80 Tabel 4.18. Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov ................81 Tabel 4.19. Hasil Uji Multikolinieritas ..................................................................84 Tabel 4.20. Analisis Regresi linear berganda ........................................................86 Tabel 4.21. Hasil Uji Parsial ( Uji t ) .....................................................................89 Tabel 4.20. Hasil Uji Simultan ( Uji F ).................................................................93 Tabel 4.20. Koefisien Determinasi.........................................................................93
xiii
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir .............................................................................47 Gambar 4.1. Grafik Normalitas..............................................................................82 Gambar 4.2. Grafik Normal P-P Plot .....................................................................83 Gambar 4.3. Grafik Scatterplot ..............................................................................85
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Ijin Observasi .........................................................................104 Lampiran 2. Instrumen Penelitian ........................................................................105 Lampiran 3. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Angket .............................................110 Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................111 Lampiran 5. Tabulasi Data Penelitian ..................................................................114 Lampiran 6. Tabel Frekuensi Brand Community dan Loyalitas Merek ...............117 Lampiran 7. Hasil Pengujian ................................................................................124
xv
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan liberalisasi mewarnai milenium baru (abad 21). Berbagai perubahan telah, sedang dan akan terjadi. Bahkan Dapat dikatakan bahwa tidak ada yang tidak berubah, kecuali perubahan itu sendiri. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia, disisi lain keadaan tersebut memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing ( Durianto, sugiarto, & sitinjak, 2001:1). Persaingan mencakup semua tawaran dari pesaing serta barang pengganti yang actual dan potensial yang mungkin dipertimbangkan oleh seorang pembeli (Kotler 2004:16). Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat, maka produsen dituntut lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen terutama pada strategi untuk mempertahankan loyalitas konsumennya. Pada umumnya loyal konsumen tidak mencari alternatif dan tidak mudah berpaling pada merek produk lain, dengan alasan tersebut perusahaan berusaha untuk menciptakan konsumen yang loyal.
1
2
Kotler&A.B Susanto (1999:298) menyatakan bahwa pesaing terdekat adalah mereka yang mengejar pasar sasaran yang sama pula. Begitu perusahaan mengidentifikasi pesaingnya, maka harus mengetahui dengan pasti karakteristik, khususnya strategi, tujuan, kelemahan, dan pola reaksi pesaing ketika mendapat ancaman pasar. Persaingan yang semakin ketat saat ini untuk semua kategori produk melahirkan berbagai macam merek yang semakin menjadi identitas masing-masing produk tersebut. Peranan merek bukan lagi sekedar nama atau pembeda dengan produk-produk pesaing, tetapi sudah menjadi salah satu faktor penting dalam keunggulan bersaing. Merek memberikan konsumen suatu sumber pilihan, menyederhanakan keputusan, menawarkan jaminan mutu dan mengurangi risiko, membantu ekspresi diri, serta menawarkan persahabatan dan kesenangan. Durianto dkk (2001:1) menyatakan bahwa fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perkonomian Indonesaia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share). Hal seperti ini dapat terlihat pada persaingan produk sepeda motor. Indonesia Commercial Intelegence (2009) menyatakan bahwa industri sepeda motor nasional merupakan industri yang masih terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan ini didorong oleh kebutuhan masyarakat akan transportasi yang murah dan fleksibel. Kebutuhan masyarakat ini masih akan terus ada mengingat belum adanya sistem tranportasi massal yang terintegrasi apalagi rasio kepemilikan sepeda motor di indonesia masih tergolong rendah di kawasan ASEAN sehingga potensi di masa datang masih sangat baik.
3
Kondisi ini membuat investasi berupa peningkatan kapasitas pada pabrik yang sudah ada maupun pembangunan pabrik baru termasuk oleh produsen baru masih terjadi hingga tahun 2008. Beberapa investasi untuk menambah kapasitas maupun pendirian pabrik baru ini meningkatkan kapasitas produksi industri sepeda motor sehingga pada tahun 2008 mencapai 7,86 juta unit per tahun. Pada tahun 2009, produksi diperkirakan akan tetap atau bahkan terkoreksi mengingat faktor pendorong yang ada seperti deflasi sifatnya hanya mengurangi tekanan namun secara fundamental tidak akan mendorong pertumbuhan (www.ICN.com). Peningkatan kapasitas ini memang untuk merespon permintaan yang tumbuh cukup tinggi pada tahun 2008 dan mengurangi lamanya waktu pemesanan. Tingginya permintaan membuat calon pembeli terpaksa memesan dengan jangka antara sampai 3 bulan untuk produk-produk motor terbaru sepeda motor. Karena nyaris tidak ada produk yang ditolak oleh pasar. Begitu produsen menggelontorkan produk baru, langsung disambar oleh konsumen. Tidak aneh, jika volume penjualan sepeda motor indonesia, nomor ketiga terbesar di dunia setelah Cina dan India (edorusyanto.wordpress.com). Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa persaingan industri sepeda motor di Indonesia sangat ketat, untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat, maka produsen dituntut lebih memperhatikan kebutuhan
dan
keinginan
konsumen
mempertahankan loyalitas konsumennya.
terutama
pada
strategi
untuk
4
Berikut ini adalah data penjualan sepeda motor Yamaha di Ungaran tahun 2010. Tabel 1.1 Data Penjualan Distributor Sepeda Motor Yamaha Vixion Cabang Ungaran Tahun 2010 : Total Penjualan Bulan (Unit) Januari
224
Febuari
257
Maret
245
April
180
Mei
213
Juni
178
Juli
165
Agustus
184
September
176
Oktober
168
November
156
Desember
160
Sumber : Bagian Administrasi Distributor Cabang Ungaran (PT.Harpindo Jaya dan Mahkota Motor). Angka penjualan di sepanjang tahun 2010 terlihat fluktuatif dan cenderung memperlihatkan penurunan, padahal pihak manajemen telah berkontribusi dalam mensponsori brand community yang ada di Ungaran, dan di Ungaran hanya terdapat dua dealer Yamaha, yaitu PT Harpindo Jaya dan Mahkota Motor. Hal
5
tersebut harusnya menjadi keuntungan bagi perusahaan dalam menerapkan strategi pemasarannya. Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan dunia otomotif hingga saat ini masih mampu memikat perhatian. Kebutuhan akan sepeda motor tidak hanya menjadi sekedar alat tranportasi biasa tetapi bagi sebagian kalangan masyarakat telah menjadi bagian dari gaya hidup. Antusiasme sebagian kalangan masyarakat terhadap motor sport adalah salah satu gambaran dari fenomena tersebut. Komunitas penggemar motor sport selaku konsumen sepeda motor dalam hal ini telah terlibat pada jenis perilaku pembelian yang rumit. Dimana perilaku pembelian yang rumit itu lazim terjadi bila produknya mahal, jarang dibeli, beresiko, dan sangat mengekspresikan diri (Kotler& A.B Susanto 1999:247). Karena seperti diketahui bahwa sebuah motor sport identik dengan harga yang relatif mahal dan konsumsi bahan bakar yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan konsumen dalam membeli bukan hanya mengacu pada pertimbangan ekonomis semata, tetapi lebih berorientasi pada seberapa besar utilitas dan nilai kepuasan yang didapat dari apa yang dikorbankan, serta bagaimana suatu produk dapat mewakili kebutuhannya. Kondisi ini tentunya menuntut setiap produsen sepeda motor untuk senantiasa mengembangkan konsep produk yang ditawarkan, mengingat produk sepeda motor sangat peka terhadap selera konsumen dan tuntutan perkembangan jaman . Dalam dunia usaha dengan tingkat persaingan yang kompetitif, perusahaan yang tidak mempersiapkan produk barunya akan menghadapi resiko yang berat. Yaitu bahwa perusahaan semacam ini akan mendapatkan produk-produknya
6
menjadi korban kebutuhan dan selera konsumen yang berubah-ubah, teknologi baru dan daur hidup produk yang pendek serta persaingan yang meningkat baik itu dari dalam maupun dari luar negeri ( Durianto, sugiarto, & sitinjak, 2001:1), disisi lain era globalisasi sudah tidak bisa ditawar lagi kedatangannya. Sehingga semua pihak yang telah menyepakati munculnya era tersebut mau tidak mau harus segera berbenah diri untuk memasukinya, karena pasca era ini berbagai jenis industri baik otomotif maupun unit bisnis lain akan kedatangan pesaing-pesaing potensial yang sebelumnya terhambat proteksi yang diciptakan antar Negara. Seiring dengan kemajuan yang ada, baik kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dilihat dari adanya inovasi-inovasi baru telah menyebabkan konsumen melakukan tindakan pengeluaran uang yang selektif dalam melakukan pembelian. Seorang konsumen akan memilih produk atau merek tertentu berdasarkan kriteria yang berlaku pada dirinya yang merupakan bentukan dari pengaruh faktor lingkungan dan faktor individu. Dalam menetukan pilhan ini konsumen melewati fase serta proses tertentu dan akan memilih produk atau merek yang mempunyai kepuasan tertinggi menurtnya berdasarkan jangkauan ekonominya, demikian pula halnya untuk menggambarkan tentang apa yang terjadi pada diri komunitas penggemar motor sport ditanah air. Durianto dkk (2001:2) berpendapat bahwa salah satu aset untuk merebut pangsa pasar tersebut adalah merek produk yang dewasa ini berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan. Simamora (2000:483) menyebutkan bahwa merek merupakan nama, simbol, desain, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang
7
ditunjukkan untuk mengidentifikasi sebuah produk. Identitas merek yang kuat dapat menciptakan suatu keunggulan kompetitif yang besar. Merek memberi konsumen suatu sumber pilihan, menyederhanakan keputusan, menawarkan jaminan mutu dan mengurangi resiko, membantu ekspresi diri, serta menawarkan persahabatan dan kesenangan. Lebih lanjut Kotler (1996:85) mengatakan bahwa merek adalah suatu hal yang mendasar, sama halnya dengan segmentasi dan positioning di dalam pemasaran. Ini merupakan hal yang paling utama untuk masuk dan tinggal di benak konsumen. Diperlukan sebuah cara yang dapat menjadi alternatif bagi pengembangan dan pembangunan bagi sebuah brand yang bertujuan untuk menarik perhatian dan mempertahankan konsumen. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai peranan penting dan merupakan aset terbesar bagi perusahaan. Namun agar merek produk dapat bertahan lama dalam kondisi pasar yang semakin kompetitif dan keluar sebagai pemenang, dibutuhkan konsumen yang memiliki loyalitas merek yang tinggi. Sebuah merek yang dikenali oleh komunitas pembeli akan merangsang pembelian ulang (Simamora 2000:483). Konsumen akan memiliki preferensi terhadap satu merek meski banyak tersedia merek alternatif. Pengukuran sikap konsumen terhadap suatu merek menyangkut seluruh perasaan konsumen mengenai produk dan merek serta kecenderungan mereka untuk membeli produk dan merek tersebut. Pengukuran perilaku bergantung pada respon perilaku konsumen
yang
telah
diberi
sebuah
stimulus
yang
bertujuan
untuk
8
mempromosikan produk atau merek alternatif. Bagi pemasar, kesetiaan atau loyalitas pelanggan biasa menjadi barometer kelangsungan perusahaan. Karena dengan memiliki pelanggan setia, perusahaan mendapat jaminan produknya akan terus dibeli dan bisnis kedepan akan berjalan lancar. Pelanggan yang setia tidak akan berpidah ke merek lain meskipun diberi iming-iming yang menggiurkan (Durianto dkk, 2001:126). Loyalitas merek dapat diartikan bahwa konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa mendatang (Mowen dan Minor, 1998) dalam Ahmad Mardalis (2005:111). Hal ini juga terjadi di dalam komunitas Yamaha Vixion yang loyal akan merek tersebut. Keloyalan anggota ini akan merek tersebut dapat diketahui dari beberapa anggota yang melakukan pembelian ulang akan kendaraan tersebut. Usaha untuk mendapatkan loyalitas konsumen diperlukan strategi yang lebih sulit dibandingkan menciptakan kepuasan konsumen. Oliver (1999) dalam Retno Purbaningtyas (2009:2) menyatakan bahwa untuk mencapai loyalitas tertinggi diperlukan adanya komunitas sosial sebagai perlindungan dari serangan persaingan. Adanya keunggulan produk dibanding produk pesaing mutlak dibutuhkan karena dapat menjadi daya tarik pertama dan utama bagi konsumen. Selanjutnya jika konsumen telah memiliki kepuasan atas produk tersebut, dibutuhkan dukungan dari lingkungan sosial konsumen yang dapat menahan keinginan konsumen untuk berganti pilihan konsumsinya ke produk lain. Kedua hal diatas pada akhirnya akan berpadu pada diri konsumen dan menciptakan
9
tingkat loyalitas tertinggi dari konsumen seperti yang diutarakan oleh Oliver sebagai ultimate loyality. Tumbuhnya berbagai komunitas pelanggan belakangan ini sedikit-banyak berpengaruh terhadap strategi pengembangan sebuah merek. Pasalnya, komunitas terbukti punya pengaruh yang sangat besar bagi preferensi merek yang digunakan oleh anggota komunitasnya.Hal ini sudah sangat disadari oleh sebagian produsen merek. Lihat saja PT Yamaha Motor Indonesia (YMI). Perusahaan yang pernah tercatat sebagai pemimpin pasar sepeda motor di Tanah Air ini memiliki divisi khusus yang ditugasi untuk menangani segala hal terkait pelanggan. Salah satunya, terkait dengan komunitas, yaitu Yamaha Customer Care Center . Sejumlah produsen yang jeli seperti YMI, telah berhasil menangkap fenomena komunitas ini dan memanfaatkannya sebagai tool untuk semakin memahami konsumennya, sekaligus mendapatkan banyak masukan berharga untuk perbaikan kualitas maupun produk layanannya. Bagaimanapun, inilah jenis pasar yang paling fokus, karena itu juga bisa digarap secara efektif. Dengan mengunjungi komunitas konsumen, akan lebih mudah mengembangkan programprogram loyalitas, yang akhirnya diharapkan mampu meningkatkan penjualan. Bahkan, seperti yang terjadi di negara maju, ide-ide inovasi produk atau jasa sering bersumber dari anggota-anggota komunitasnya. Salah satu fenomena Commmunity Car Club pemakai Jarum Black, yang memiliki mobil berwarna hitam sesuai warna Jarum Black, serta pembanguna`n product community yang dilakukan oleh setiap perusahaan. Yamaha misalnya dari setiap tipe produk memiliki community tersendiri. Dari sekian banyak jenis motor
10
keluaran Yamaha sekarang mempunyai klub, bahkan ada beberapa jenis yang mempunyai dua lebih klub. Seperti : Yamaha MX Club Indonesia,Yamaha Jupiter Owner Community, Yamaha Vixion Club Indonesia, dan masih banyak lagi.. Komunitas ini didirikan oleh perusahaan, namun ada beberapa komunitas yang didirikan atas inisiatif konsumen. Namun tidak hanya komunitas dengan produk yang masih diproduksi saja yang ada, tetapi jsuga ada komunitas dengan produk yang sudah discontinue. Seperti komunitas Taft Diesel Indonesia (TDI), komunitas para pengguna Daihatsu Taft bermesin diesel yang tersebar di beberapa chapter di seluruh Tanah Air. Fenomena diatas merupakan upaya pemasar dalam rangka relationship marketing. Sebuah komunitas yang beranggotakan para pengguna suatu produk/merek tertentu, atau merupakan sekumpulan orang dengan hobi yang sama. Hasil surveynya di tampilkan pada majalah SWA edisi No.24/XXIII/8-21 November 2007. Ada tiga hal yang melatar belakangi survei ini: keyakinan bahwa komunitas adalah pasar potensial masa depan, potensi dan manfaat komunitas belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai sarana pemasaran, belum banyak produsen yang sadar memanfaatkan atau mengantisipasi kelahiran komunitas yang kian marak ini. Saat komunitas berkumpul, sesungguhnya mereka sedang berinteraksi intens dengan sebuah merek. Merek-merek itu bahkan berfungsi menjadi pengikat yang menyatukan anggota komunitas. Oleh karena itu tujuan survey ini adalah melihat sejauh mana komunitas konsumen dapat menjulangkan merek dan nama baik perusahaan, juga bias menjadi indikator positif arus kas perusahaan. Setelah dilakukan survey terhadap 17 komunitas di Indonesia dengan jumlah responden
11
1.173 orang, menghasilkan gambaran bahwa: keberadaan komunitas konsumen selama ini kebanyakan masih berproses sederhana, tidak banyak produsen yang memperhatikan secara penuh dan mengemasnya dengan baik, walaupun semuanya tampak turut berkontribusi, tapi umumnya hal itu terjadi secara alamiah, dengan sedikit polesan. Muniz dan O’Guin (2001) dalam Isabelle Szmigin and Alexander E. Reppel (2002:627) menyatakan bahwa komunitas merek adalah sesuatu yang spesial, hubungan yang tak terbatas wilayahnya, berdasarkan kepada seperangkat struktur hubungan sosial diantara pecinta merek. Konsep ini digagaskan dalam sebuah jurnal penelitian konsumen, yaitu gagasan dalam dunia pemasaran yang memberikan sense of belonging bagi para pelanggannya. Lebih lanjut diungkapkan oleh P.Raj Devasagayam dalam situs www.balancestudios.com
bahwa
pembentukan
komunitas
merek
yang
beranggotakan konsumen dan konsumen potensial adalah cara yang menjalin hubungan jangka panjang, dengan tujuan memberikan kepuasan yang nyata dari penyedia produk atau jasa kepaada konsumennya, dengan cara ini konsumen yang telah menggunakan produk merek tertentu dapat memiliki wadah untuk mengkomunikasikan kepuasan maupun ketidakpuasan mereka, langsung ke perusahaan. Sebuah komunitas dibentuk oleh sekelompok orang yang memiliki hubungan khusus antara mereka. Komunitas cenderung diidentifikasikan sebagai dasar atas kepemilikan atau identifikasi bersama,. Melalui komunitas sekelompok orang berbagi nilai-nilai kognitif, emosi atau material.
12
Dari penjelasan diatas, peneliti akan meneliti seberapa besar pengaruh komunitas merek pada komunitas sepeda motor di Kota Ungaran terhadap loyalitas suatu merek. Dimana di Kota Ungaran terdapat berbagai macam komunitas otomotif mulai dari mobil hingga sepeda motor dari berbagai merek dan tipe. Peneliti mengambil objek penelitian pada komunitas motor Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Ungaran (YVCI-Ur).
Tabel 1.2 Data Perkembangan Anggota Komunitas YVCI-Ur Tahun 2009/2010 No
Bulan
Jumlah Anggota
1
Desember 2009
52
2
Januari 2010
55
3
Febuari 2010
57
4
Maret 2010
59
5
April 2010
59
6
Mei 2010
60
7
Juni 2010
64
8
Juli 2010
65
9
Agustus 2010
68
10
September 2010
68
11
Oktober 2010
69
12
November 2010
72
Sumber : Data Arsip YVCI
13
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa komunitas tersebut anggotanya terus bertambah dari waktu ke waktu. Hal ini menyatakan komunitas mempunyai andil dalam pemasaran akan sebuah produk. Di sini peneliti akan meneliti pada komunitas sepeda motor di Kota Ungaran. Dimana di Kota Ungaran terdapat berbagai macam komunitas otomotif mulai dari mobil hingga sepeda motor dari berbagai merek dan tipe. Selain itu Ungaran merupakan kota yang mempunyai pertumbuhan kendaraan bermotor yang cukup tinggi. Peneliti mengambil objek penelitian pada komunitas motor Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Ungaran (YVCI-Ur), karena komunitas ini merupakan komunitas yang belum berdiri lama tapi bisa dikatakan komunitas Yamaha Vixion yang eksis di Ungaran.
1.2.
Rumusan Masalah Dari rumusan masalah diatas dapat disusun pertanyaan penelitian sebagai
berikut : 1. Adakah pengaruh legitimasi terhadap loyalitas merek? 2. Adakah pengaruh loyalitas merek oposisi terhadap loyalitas merek? 3. Adakah pengaruh merayakan sejarah merek terhadap loyalitas merek? 4. Adakah pengaruh berbagi cerita merek terhadap loyalitas merek? 5. Adakah pengaruh integrasi dan mempertahankan anggota terhadap loyalitas merek? 6. Adakah pengaruh membantu dalam penggunaan merek terhadap loyalitas merek?
14
7. Adakah pengaruh legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota, dan membantu dalam penggunaan merek secara simultan terhadap loyalitas merek
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh legitimasi terhadap loyalitas merek. 2. Untuk menganalisis pengaruh loyalitas merek oposisi terhadap loyalitas merek. 3. Untuk menganalisis pengaruh merayakan sejarah merek terhadap loyalitas merek. 4. Untuk menganalisis pengaruh berbagi cerita merek terhadap loyalitas merek. 5. Untuk menganalisis pengaruh integrasi dan mempertahankan anggota terhadap loyalitas merek. 6. Untuk menganalisis pengaruh membantu dalam penggunaan merek terhadap loyalitas merek. 7. Untuk menganalisis pengaruh legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota, dan membantu dalam penggunaan merek secara simultan terhadap loyalitas merek.
15
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam organisasi terutama dalam bidang perilaku konsumen (consumen behavior) mengenai pengaruh brand community terhadap loyalitas merek pada komunitas sepeda motor. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti-peneliti lain yang ingin meneliti mengenai perilaku konsumen sebagai referensi teoritis dan empiris. c. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah teknik pengukuran konsep loyalitas merek dan brand community. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh brand community terhadap loyalitas merek sehingga dapat menjadi masukan yang berguna bagi para pelaku pasar khususnya distributor sepeda motor dan pengelola brand community terutama dalam hal strategi pemasaran.
16
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Loyalitas Merek 2.1.1. Pengertian Loyalitas Merek Loyalitas secara harfiah diartikan kesetiaan, yaitu kesetiaan seseorang terhadap suatu objek. Ada banyak definisi loyalitas merek ditinjau dari berbagai macam sudut pandang. Definisi yang umum dipakai adalah penjelasan bahwa loyalitas merek merupakan suatu preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifikasi atau pelayanan tertentu. Setiadi (2003:124) menyatakan bahwa loyalitas merek dapat didefinisikan sebagai sikap menyenangi suatu merek yang direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu. Pada loyalitas merek, tidak 16 ada lagi merek yang dipertimbangkan untuk dibeli selain merek produk yang sering dibelinya. Loyalitas merek juga merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik yang menyangkut harga ataupun atribut lain. Pelanggan yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian merek tersebut meski dihadapkan banyak alternatif merek pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul. Sebaliknya, pelanggan yang
tidak
loyal
pada
suatu
merek,
pada
saat
mereka
melakukan
pembelian akan merek tersebut, pada umumnya tidak didasarkan karena
16
17
keterikatan mereka pada mereknya tetapi lebih didasarkan pada karakteristik produk, harga, dan kenyaman pemakaiannya serta atribut lain yang ditawarkan oleh merek lain (Durianto, 2001:126). Loyalitas menurut Mowen dan Minor (1998) dalam Dharmmesta (1999:74) adalah kondisi dimana pelanggan mempunyai sikap yang positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen terhadap merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya dimasa mendatang. Pernyataan yang sama berasal dari Dharmmesta (1999) dalam Ahmad Mardalis (2005:112) yang menyatakan bahwa loyalitas menunjukkan kecenderungan pelanggan untuk menggunakan suatu merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi. Hal ini berarti loyalitas selalu berkaitan dengan preferensi pelanggan dan pembelian aktual. meskipun pengaruh situasional dan upaya pemasaran berpotensi untuk menyebabkan perilaku beralih merek. Adapun menurut Griffin (2005:21) prasyarat untuk mengembangkan loyalitas diperlukan adanya 2 keterikatan yang dirasakan pelanggan terhadap produk dan jasa tertentu yaitu pertama tingkat preferensi (seberapa besar keyakinan) pelanggan terhadap produk dan jasa tertentu dan yang kedua tingkatan differensiasi produk yang dipersepsikan, misalnya seberapa signifikan pelanggan membedakan produk atau jasa tertentu dari alternatif-alternatif lain. Berdasarkan beberapa definisi diatas, loyalitas merek merupakan bentuk preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu sehingga
18
pengukuran loyalitas merek akan melibatkan pengukuran sikap (aspek kognitif, afektif, dan konatif konsumen terhadap merek).
2.1.2.
Aspek-aspek Loyalitas Merek Loyalitas merupakan sebuah konsep yang menekankan pada runtutan
pembelian, proporsi pembelian, atau dapat juga probabilitas pembelian (Basu Swastha, 1999: 126). Loyalitas berkembang melalui empat tahap, yaitu: a) Kognitif (cognitive) merupakan representasi dari apa yang dipercayai oleh konsumen. Komponen kognitif ini berisikan persepsi, kepercayaan dan stereotype seorang konsumen mengenai suatu merek. Loyalitas berarti bahwa konsumen akan setia terhadap semua informasi yang menyangkut harga, segi keistimewaan merek dan atribut-atribut penting lainnya. Konsumen yang loyal dari segi kognitif akan mudah dipengaruhi oleh strategi persaingan dari merek-merek lain yang disampaikan lewat media komunikasi khususnya iklan maupun pengalaman orang lain yang dikenalnya serta pengalaman pribadinya. b) Afektif (affective), yaitu komponen yang didasarkan pada perasaan dan komitmen konsumen terhadap suatu merek. Konsumen memiliki kedekatan emosi terhadap mrek tersebut. Loyalitas afektif ini merupakan fungsi dari perasaan (affect) dan sikap konsumen terhadap sebuah merek seperti rasa suka, senang, gemar, dan kepuasan pada merek tersebut. Konsumen loyal secara afektif dapat bertambah suka dengan merek-merek pesaing apabila merek-merek pesaing tersebut mampu menyampaikan pesan melalui asosiasi dan bayangan konsumen
19
yang dapat mngarahkan mereka kepada rasa tidak puas terhadap merek yang sebelumnya. c) Konatif (conative), merupakan batas antara dimensi loyalitas sikap dan loyalitas perilaku yang direpresentasikan melalui kecenderungan perilaku konsumen untuk menggunakan merek yang sama di kesempatan yang akan datang. Komponen ini juga berkenaan dengan kecenderungan konsumen untuk membeli merek karena telah terbentuk komitmen dalam diri mereka untuk tetap mengkonsumsi merek yang sama. Bahaya-bahaya yang mungkin muncul adalah jika para pemasar merek pesaing berusaha membujuk konsumen melalui pesan yang menantang keyakinan mereka akan merek yang telah mereka gunakan sebelumnya. Umumnya pesan yang dimaksud dapat berupa pembagian kupon berhadiah maupun promosi yang ditujukan untuk membuat konsumen langsung membeli. d) Tindakan (action), berupa merekomendasikan atau mempromosikan merek tersebut kepada orang lain. Konsumen yang loyal secara tindakan akan mudah beralih kepada merek lain jika merek yang selama ini ia konsumsi tidak tersedia di pasaran. Loyal secara tindakan mengarah kepada tingkah laku mempromosikan merek tersebut kepada orang lain.
2.1.3.
Merek Keahlian dari pemasar yang sangat profesional adalah kemampuannya
untuk menciptakan, memelihara, melindungi, dan meningkatkan merek. Para pemasar mengatakan bahwa pemberian merk adalah seni dan bagian paling penting dalam pemasaran.
20
American Marketing Association (AMA) dalam Kotler (2002:460) mendefinisikan merek sebagai nama, istlah, tanda, symbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Jadi merek membedakan penjual, produsen atau produk dari penjual, produsen atau produk lain. Aaker dalam Rangkuty (2002:36) menyatakan merek adalah “ A distinguishing name and or symbol (such as logo, trade mark, or package design) intended to identify to goods or service of either one seller of a group of seller, and to differentiate those goods or service from those of competitors”. Suatu merek pada gilirannya memberi tanda pada konsumen mengenai sumber produk tersebut. Di samping itu, merek melindungi, baik konsumen maupun produsen dari para kompetitor yang berusaha memberikan produk-produk yang tampak identik. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merekmerek terbaik memberikan jaminan mutu. Akan tetapi, merek lebih dari sekedar simbol. Merek dapat memiliki enam level pengertian. Kotler (2002:460) menyatakan sebagai berikut : 1. Atribut: merek mengingatkan pada atribut tertentu. Mercedes memberi kesan sebagai mobil yang mahal, dibuat dengan baik, dirancang dengan baik, tahan lama, dan bergengsi tinggi.
21
2. Manfaat: bagi konsumen, kadang sebuah merek tidak sekadar menyatakan atribut, tetapi manfaat. Mereka memberi produk tidak membeli atribut, tetapi membeli manfaat. Atibut yang dimiliki oleh suatu produk dapat terjemahkan menjadi mafaat fungsional dan atau emosional. Sebagai contoh: atribut “tahan lama” diterjemahkan menjadi mafaat fungsional “tidak perlu cepat beli lagi, atribut”mahal” diterjemahkan menjadi manfaat emosional “bergengsi”, dan lainlain. 3. Nilai: merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Jadi, Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan lain-lain. 4. Budaya: merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya Jerman, terorganisai, efisien, bermutu tinggi. 5.
Kepribadian:
merek
mencerminkan
kepribadian
tertentu.
Mercedes
mencerminkan pimpinan yang masuk akal (orang), singa yang memerintah (binatang), atau istana yang agung (objek). 6. Pemakai: merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Mercedes menunjukkan pemakainya seorang diplomat atau eksekutif. Pada intinya merek adalah penggunaan nama, logo, trade mark, serta slogan untuk membedakan perusahaan-perusahaan dan individu-individu satu sama lain dalam hal apa yang mereka tawarkan. Penggunaan konsisten suatu merek, simbol, atau logo membuat merek tersebut segera dapat dikenali oleh konsumen sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengannya tetap diingat. Dengan demikian, suatu merek dapat mengandung tiga hal, yaitu sebagai berikut
22
1. Menjelaskan apa yang dijual perusahaan. 2. Menjelaskan apa yang dijalankan oleh perusahaan 3. Menjelaskan profil perusahaan itu sendiri. Suatu merek memberikan serangkaian janji yang di dalamnya menyangkut kepercayaan, konsisten, dan harapan. Dengan demikian, merek sangat penting, baik bagi konsumen maupun produsen. Bagi konsumen, merek bermanfaat untuk mempermudah proses keputusan pembelian dan merupakan jaminan akan kualitas. Sebaliknya, bagi produsen, merek dapat membantu upaya-upaya untuk membangun loyalitas dan hubungan berkelanjutan dengan konsumen.
2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas merek Gounaris & Stathakopoulus (2004:283) menyatakan bahwa loyalitas merek dipengaruhi oleh beberap aktor, yaitu : a.
Consumer Drivers merupakan dorongan-dorongan yang berasal dari
konsumen itu sendiri,yang terdir dari : 1)
Aspek demografis yang menyangkut faktor usia dan penghasilan.
Hubungan antara usia dan loyalitas merek adalah positif. Semakin bertambahnya usia seseorang, maka loyalitasnya terhadap merek semakin meningkat. 2)
Apek psikografis yang menyangkut pengetahuan, pengalaman dan
kepribadian konsumen. Faktor psikografis yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap merek adalah tipe kepribadian individu yang tidak meyukai resiko ( risk aversion) dan tipe kepribadian individu yang suka mencari variasi, termasuk merek (variety seeking). Individu yang bertipe kepribadian tidak
23
menyukai resiko akan mempertahankan merek yang telah dipakai meski banyak tawaran untuk berpindah merek. Mereka sangat mencemaskan ketidaknyamanan yang mungkin akan mereka terima jika berpindah merek, sehingga loyalitasnya akan suatu merek akan cenderung tinggi. Konsumen yang bertipe kepribadian suka mencari variasi akan berperilaku kebalikan dari tipe kepribadian sebelumnya. Mereka tidak peduli dengan resiko yang akan mereka hadapi jika harus berpindah merek. Mereka akan selalu memanfaatkan untuk mencoba merekmerek baru, sehingga loyalitasnya pada suatu merek akan rendah. b)
Brand drivers, merupakan atribut-atribut pada merek yang juga berperan
sebagai komponen karakteristik produk yang memilki keterikatan emosional dengan konsumen. Karakteristik produk yang dimaksud adalah 1) Reputasi merek ( brand reputation ), yaitu tanda ekstrinsik yang dihubungkan dengan produk. Reputasi memberikan indikasi kuat terhadap kualitas produk sehingga akan menciptakan loyalitas terhadap merek. Reputasi yang kuat terhadap merek merupakan faktor yang signifikan dalam membangun loyalitas merek karena reputasi merek memperkuat persepsi terhadap ekuitas merek. Selain itu, reputasi merek akan memperkuat kebiasaan konsumen untuk menggunakan merek tertentu dan membuat merek tersebut disukai konsumen. Hasilnya, reputasi merek akan menciptakan loyalitas merek yang tinggi pada konsumen yang juga akan meningkatkan pangsa pasar (market share). 2) Ketersediaan merek pengganti ( availability of substitute brand ). Ketika beberapa produk dipersepsi secara sama oleh konsumen, perbedaan diantara merek tersebut sukar untuk diketahui. Akibatnya, individu tidak
24
mempunyai alasan untuk loyal terhadap merek tertentu. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa jika beberap merek memiliki persepsi yang sama, maka akan memeunculkan loyalitas yang rendah. Hal tersebut muncul karena pada saat akan melakukan pembelian, konsumen tidak menetapkan merek yang akan dibelinya melainkan menentukan beberapa alternatif merek yang dianggap sama oleh konsumen. c)
Social Drivers, yaitu lingkungan sosial disekitar konsumen yang dapat
mempengaruhic sikap konsumen terhadap suatu merek, diantaranya adalah: 1) Pengaruh kelompok sosial (social group influences). Kelompok sosial berpengaruh langsung terhadap siakap dan perilaku seseorang. Suatu kelompok akan menjadi referensi utama seseorang dalam membeli produk. Ketika individu mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok tersebut, besar tidaknya pengaruh dari kelompok referensi tergantung dari mudah tidaknya individu untuk dipengaruhi, kedekatan dengan kelompok dan tingkat kejelasan produk. Pengaruh referensi yang kuat dengan mudah akan dapat mengubah perilaku anggotanya atau calon anggotanya. Salah satu contoh dari social group adalah virtual group dan brand community. Para produsen sangat tertarik dalam mempelajari tentang mengorganisasikan
dan
memfasilitasi
suatu
brand
community
(Mc.
Alexander,Schouten and Koenig, 2002:66). Banyak alasan yang mendasari ketertarikan
tersebut,
diantaranya
kemampuan
brand
community
dalam
mempengaruhi persepsi dan tindakan anggotanya. 2) Rekomendasi teman sebaya ( peer recomendation ), selain kelompok referensi, anjuran teman juga dapat mempengaruhi loyalitas merek.
25
Pengaruh normatif teman sebaya dan identifikasi terhadap kelompok teman sebaya merupakan petunjuk bagi individu unutuk mencari produk, merek dan toko.
2.1.5. Penilaian Loyalitas Merek Dalam penelitian ini untuk menentukan variabel loyalitas, indikator yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Tetap setia 2. Tidak akan pindah ke merek lain 3. Menyatakan hal positif 4. Mendorong orang-orang dekat untuk menjadi konsumen. (Alba & Hutchinson, 2001 : 8-13)
2.2. Brand Community 2.2.1. Pengertian Brand community Brand community adalah suatu komunitas yang disusun atas dasar kedekatan dengan suatu produk atau merek. Perkembangan terakhir dalam pemasaran dan penelitian perilaku konsumen sebagai hasil dari hubungan antara merek, identitas individu dan budaya. Diantara konsep yang menjelaskan perilaku konsumen dengan suatu merek tertentu. Istilah “brand community” pertama dikemukakan oleh Muniz & O’Guinn (1995) dalam Association for Consumer Research Annual Conference in Minneapolis.
Pada
tahun
2001
artikel
berjudul
“brand
community”
26
dipublikasikan dalam jurnal penelitian konsumen (SSCI), mereka menjelaskan konsep brand community sebagai “suatu bentuk komunitas yang terspesialisasi, komunitas yang memiliki ikatan yang tidak berbasis pada ikatan secara geografis, namun lebih didasarkan pada seperangkat struktur hubungan sosial di antara penggemar merek tertentu”. Schouten & Mc Alexander (1995:146) mendefinisikan brand community (komunitas merek) sebagai kelompok sosial yang berbeda yang dipilih secara pribadi berdasarkan pada persamaan komitmen terhadap kelas produk tertentu, merek dan aktivitas konsumsi. Herek dan Glunt (1995:86) mendefinisikan kata komunitas memiliki beberapa pengertian seperti adanya lokasi geografis, keanggotaan pada organisasi sosial tertentu dan sekumpulan individu yang memiliki perasaan bersama dan karakteristik sama. Terpenting disini adalah faktor utama pembentuk komunikasi. Hubungan komunikasi tersebut tidaklah perlu aktif tetapi paling tidak keberadaannya dapat ditemukan. Hubungan antara komunitas dan kebutuhan konsumen menurut Resnick Marc (2001:84) ada beberapa kebutuhan konsumen yang dapat terpenuhi di dalam suatu komunitas, diantaranya adalah : a. Informasi Konsumen diberikan kebebasan untuk membagikan informasi mengenai pengalaman mereka bersama produk yang mereka miliki, hal ini dapat membantu konsumen dalam menentukan produk mana yang akan mereka beli. Adanya review dari anggota yang ahli (expert) memberikan banyak informasi dan
27
masukan bagi konsumen mengenai bagaimana memaksimalkan penggunaan produk. b. Komunikasi Bukti nyata dari sebuah komunitas adalah adanya suatu komunikasi dari setiap anggota. Berbagai aktivitas dapat menjadi sangat bernilai bagi konsumen dan didalam aktivitas tersebuut terjalin komunikasi antar konsumen. Komunikasi dapat menjadi media informasi bagi konsumen untuk mengetahui lebih banyak mengenai produk. c. Entertainment Komunitas menyediakan hiburan bagi konsumen yang menjadi anggotanya. Konsumen dapat menikmati setiap aktivitas hiburan yang disediakan oleh pemilik komunitas dengan mengikuti berbagai kegiatan dalam komunitas. d. Productivity Konsumen dapat meningkatkan produktivitas mereka dalam memberikan masukan dalam kemajuan produk atau perusahaan melalui komunitas. Komunitas menyediakan akses bagi konsumen untuk menyalurkan berbagai macam informasi yang berguna bagi perusahaan atau pihak lainnya yang berhubungan. e. Feedback Konsumen menggunakan fasilitas berbagi informasi di dalam komunitas untuk memberikan feedback kepada perusahaan mengenai kesukaan atau ketidaksukaan mereka terhadap produk yang telah dikonsumsi. Selain itu feedback diberikan dalam bentuk solusi pemecahan masalah serta product improvement.
28
Definisi brand community diungkapkan oleh Albert M. Muniz dan Thomas O. Guinn (2001) dalam jurnalnya yang berjudul “Brand Community” adalah “ A specialized, non geographically bound community, based on a structure set of social relation among admires of a brand”. Kotler (2003:126) menyatakan bahwa, didalam brand community terdapat consumer community atau komunitas konsumen yang merupakan salah satu alat yang penting dalam membangun merek. Consumer community atau komunitas konsumen yang merupakan salah satu alat yang penting dalam membangun merek. Consumer community membuat konsumen mencurahkan perhatiannya kepada merek yang mereka miliki. Dijelaskan kembali oleh Kevin Keller (2006:214) bahwa komunitas merek atau klub merek dapat terbuka bagi setiap orang yang membeli produk atau jasa. Selain itu dengan strategi ini perusahaan membangun sebuah ikatan hubungan jangka panjang dengan konsumen. Dari definisi diatas, Brand community berangkat dari essensinya yaitu merek itu sendiri dan selanjutnya berfungsi dalam membangun relasi dari setiap angggota yang merupakan pengguna atau yang tertarik dengan merek tersebut. Mark Resnick (2001:96) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa terdapat beberapa manfaat dari keberadaan brand community : a. Bagi konsumen Bagi konsumen keberadaan brand community memberi banyak keuntungan diantaranya informasi mengenai jenis produk yang akan mereka beli.
29
b. Bagi produsen Salah satu manfaat utama adanya suatu komunitas bagi perusahaan adalah meningkatnya relasi antara perusahaan dengan konsumen. Peningkatan hubungan dengan konsumen memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan, yaitu memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengenal dan mempelajari lebih jauh karakteristik konsumen (demografi, consumer preference, gaya hidup konsumen), kebutuhan serta masukan produsen dari konsumen mengenai berbagai aspek produk atau desain produk. Hal terpenting lainnya adalah keberadaan komunitas merek (brand community) dapat menciptakan hubungan jangka pannjang dengan konsumen dengan tujuan untuk mempertahankan kesetiaan konsumen. Muniz dan O Guinn (2001:415) menjelaskan bahwa terdapat beberapa karakteristik dalam brand community, diantaranya yaitu: a. Online brand community bebas dari batasan ruang dan wilayah. b. Komunitas dibangun dari produk atau jasa komersial. c. Merupakan tempat saling berinteraksi dimana setiap anggota memiliki budaya untuk mendukung dan mendorong anggota lainnya untuk membagikan pengalaman bersama produk yang mereka miliki. d. Relatif stabil dan mensyaratkan komitmen yang kuat karena tujuan. e. Anggota komunitas memiliki identitas dengan level diatas rata-rata konsumen awam karena mereka mengetahui seluk beluk produk.
30
Oskar Syahbana dalam artikelnya yang berjudul community branding pada situs www.permagnus.com , menyatakan bahwa komunitas merek adalah strategi kampanye merek yang melibatkan komunitas dalam pemasarannya. Secara kasat mata komunitas merek adalah sebuah bentuk strategi pemasaran yang manusiawi karena pada akhirnya perusahaan terkesan “mendengarkan” apa yang diinginkan oleh konsumen atau calon konsumen potensial mereka. Bila diteliti lebih seksama, komunitas merek adalah sebuah proses awal dalam perjalanan untuk lebih mengerti keinginan pelanggan dan merupakan langkah awal dalam sebuah usaha untuk mengikat loyalitas konsumen. Sifat-sifat utama dari komunitas merek adalah: a. Bersifat personal, tapi kedekatan yang terjalin lebih diakibatkan karena pelanggan menggunakan merek-merek tertentu. b. Komunitas adalah sebuah alat untuk propagansi merek oleh brand owner (pemilik brand) sehingga sebenarnya keterikatan yang terjalin adalah keterikatan yang semu. c. Keterikatan antara pemilik merek dengan pelanggan akan terputus bila ternyata pelanggan memutuskan untuk menggunakan merek lain. d. Komunitas merek dibentuk dengan tujuan mengikat loyalitas pelanggan melalui rasa kepemilikan merek.
31
2.2.2. Komponen-komponen Brand Community Muniz dan O’Guin (2001), dalam Isabelle Szmigin and Alexander E. Reppel (2002:627), menemukan bahwa terdapat tiga tanda penting dalam komunitas, yaitu : A. Consciousness of kind ( kesadaran bersama ) Elemen terpenting dari komunitas adalah kesadaran masyarakat atas suatu jenis produk, dan ini jelas terlihat dalam komunitas. Setiap anggota saling berbagi (share), setiap anggota merasa bahwa hubungannya dengan merek itu penting, namun lebih penting lagi, mereka merasa hubungannya lebih kuat satu sama lain sesama anggota. Anggota merasa bahwa mereka yang saling mengenal, walaupun mereka tidak pernah bertemu. Segitiga ini adalah konstelasi sosial yaitu pusat dari komunitas merek. Setiap anggota juga memiliki catatan penting yang menjadi batasan antara pengguna merek lain. Ada beberapa kualitas penting, tidak mudah diungkapkan secara verbal, yang membedakan mereka dari yang lain dan membuat mereka serupa satu sama lain. Demarkasi seperti ini biasanya meliputi referensi merek untuk pengguna yang “berbeda” atau “khusus” dibandingkan dengan pengguna merek lain. Seperti mereka memiliki cara untuk menyapa khusus antar anggota atau sebutan khusus antar anggota. Kesadaran dari jenis yang ditemukan pada komunitas merek tidak terbatas pada suatu daerah geografis. Hal ini terlihat pada penelitian kolektif tentang komunitas, serta analisis dalam halaman Web. Komunitas merek digambarkan oleh besarnya komunitas. Anggota merasa menjadi bagian dari anggota besar, namun dengan mudah membayangkan komunitas. Komunitas merek tidak hanya diakui namun juga dirayakan.
32
Didalam indikator Conciousness of Kind ini terdapat dua elemen, yaitu: 1) Legitimacy (Legitimasi) Legitimasi adalah proses dimana anggota komunitas membedakan antara anggota komunitas dengan yang bukan anggota komunitas, atau memiliki hak yang berbeda (Muniz dan O’Guin 2001:143). Dalam konteks ini merek dibuktikan atau ditunjukkan oleh “yang benar-benar mengetahui merek” dibandingkan dengan “alasan yang salah” memakai merek. Alasan yang salah biasanya dinyatakan oleh kegagalan dalam menghargai budaya, sejarah, ritual, tradisi, dan simbol-simbol komunitas. Komunitas merek secara umum membuka organisasi sosial yang tidak menolak adanya anggota apapun, namun seperti komunitas pada umumnya bahwa mereka memiliki status hirarki. Siapapun yang setia kepada suatu merek bisa menjadi anggota komunitas, tanpa kepemilikan. Namun, kesetiaan kepada merek harus tulus dan memiliki alasan yang tepat. Yang membedakan antara anggota komunitas yang benar-benar memiliki kepercayaan pada merek dan mereka yang hanya kebetulan memiliki produk merek tersebut adalah kepeduliannya terhadap merek tersebut. Namun legitimasi tidak selalu ada dalam suatu komunitas merek. Indikator yang dipakai dalam variabel Legitimacy adalah a.
Ikatan emosional
Ikatan emosional adalah hubungan suatu produk dikaitkan dengan kemampuan produk tersebut untuk membangkitkan perasaan atau emosi penggunanya (Rangkuty, 2006:32)
33
b.
Mengetahui logo/simbol komunitas Digunakan untuk mengetahui sajauh mana pengetahuan responden tentang
simbol komunitasnya,dalam hal ini adalah komunitas Yamaha vixion club. c.
Peduli terhadap merek
d.
Digunakan untuk mengetahui sajauh mana pengetahuan responden tentang
kepedulian terhadap merek Yamaha. (Muniz dan O’Guin 2001 dalam Scott A.Thompson & Rajiv K.Sinha 2008 :66)
2) Oppositional Brand Loyalty (Loyalitas Merek Oposisi) Komunitas merek oposisi adalah proses sosial yang terlibat selain kesadaran masyarakat atas suatu jenis produk (Muniz dan O’Guin (2001:143). Melalui oposisi dalam kompetisi merek, anggota komunitas merek mendapat aspek pengalaman yang penting dalam komunitasnya, serta komponen penting pada arti merek tersebut. Ini berfungsi untuk menggambarkan apa yang bukan merek dan siapakah yang bukan anggota komunitas merek. Pilihan konsumen dalam menggunakan merek adalah yang menandai bahwa itu merupakan pilihan mereka dalam berbagai gaya hidup. Indikator yang dipakai dalam variabel Oppositional Brand Loyalty adalah a.
Percaya dengan komunitas
b.
Senang bergabung dengan komunitas
c.
Terus berpartisipasi dengan komunitas
d.
Pengalaman dalam komunitas
(Muniz dan O’Guin 2001 dalam Scott A.Thompson & Rajiv K.Sinha 2008 :66)
34
B. Rituals and tradition ( ritual dan tradisi ) Ritual dan tradisi juga nyata adanya dalam komunitas merek. Ritual dan tradisi mewakili proses sosial yang penting dimana arti dari komunitas itu adalah mengembangkan dan menyalurkan dalam komunitas. Beberapa diantaranya berkembang dan dimengerti oleh seluruh anggota komunitas, sementara yang lain lebih diterjemahkan dalam asal usulnya dan diaplikasikan. Ritual dan tradisi ini dipusatkan pada pengalaman dalam menggunakan merek dan berbagi cerita pada seluruh anggota komunitas. (Muniz dan O’Guin 2001:143). Seluruh komunitas merek bertemu dalam suatu proyek dimana dalam proyek ini ada beberapa bentuk upacara atau tradisi. Ritual dan tradisi dalam komunitas merek ini berfungsi untuk mempertahankan tradisi budaya komunitas. Ritual dan tradisi yang dilakukan diantaranya yaitu : 1) Celebrating The History Of The Brand (Merayakan Sejarah Merek). Menanamkan sejarah dalam komunitas dan melestarikan budaya adalah penting. Pentingnya sejarah merek yang juga tampak jelas tertera di halaman web yang dikhususkan. Adanya konsistensi yang jelas ini adalah suatu hal yang luar biasa. Misalnya adanya perayaan tanggal berdirinya suatu komunitas merek. Apresiasi dalam sejarah merek seringkali berbeda pada anggota yang benar-benar menyukai merek dengan yang hanya kebetulan memiliki merek tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan suatu keahlian, status keanggotaan, dan komitmen pada komunitas secara keseluruhan. Mitologi merek ini menguatkan komunitas dan menanamkan nilai perspektif. Status anggota diperoleh dari migrasi dari marginal ke status
35
komunitas yang mendalam menambahkan nilai pengalaman dalam menggunakan merek. Indikator yang dipakai dalam variabel Celebrating The History Of The Brand adalah : a. Merayakan event merek Untuk mengetahui sejauh mana responden dalam mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas merek b. Aktualisasi diri Untuk mengetahui sejauh mana responden mengaktualisasikan dirinya dalam komunitas. c. Menanamkan sejarah merek Menanamkan sejarah merek yaitu dengan mengikuti perayaan hari jadi berdirinya komunitas merek. (Muniz dan O’Guin 2001 dalam Scott A.Thompson & Rajiv K.Sinha 2008 :66) 2) Sharing Brand Stories (Berbagi Cerita Merek) Berbagi cerita pengalaman menggunakan produk merek adalah hal yang penting untuk menciptakan dan menjaga komunitas. Cerita berdasarkan pengalaman memberi arti khusus antar anggota komunitas, hal ini akan menimbulkan hubungan kedekatan dan rasa solidaritas antar anggota. Secara mendasar, komunitas menciptakan dan menceritakan kembali mitos tentang pengalaman apa yang dialaminya pada komunitas. Berbagi cerita merek adalah hal yang penting karena proses ini mengukuhkan kesadaran yang baik antara
36
anggota dan merek yang memberikan kontribusi pada komunitas. Hal ini juga membantu dalam pembelajaran nilai-nilai umum. Lebih lanjut, dengan berbagai komentar dengan anggota komunitas lainnya, maka salah satu anggota akan merasa lebih aman didalamnya, pemahaman bahwa ada banyak anggota yang juga merasakan pengalaman yang sama. Ini adalah keuntungan utama dalam komunitas. Hal ini juga membantu melestarikan warisan sehingga merek tetap hidup dari budaya dan komunitas mereka. Dalam semua komunitas, teks dan simbol yang kuat adalah yang mewakili budaya kelompok, tetapi komunitas merek mungkin lebih mengarah pada pandangan masyarakat kontemporer konsumen. Anggota komunitas merek berbagi interpretasi strategi, dan dengan itu juga mewakili interpretasi komunitas. Indikator yang dipakai dalam variabel Sharing Brand Stories adalah : a. Berbagi cerita pengalaman merek b. Paham dengan nilai-nilai merek Nilai didefinisikan sebagai pengkajian secara menyeluruh manfaat dari suatu produk,yang didasarkan pada persepsi pelanggan atas apa yang diperoleh oleh pelanggan dan yang telah diberikan oleh produk tersebut (Fredy Rangkuti:2006:31). c. Melestarikan merek (Muniz dan O’Guin 2001 dalam Scott A.Thompson & Rajiv K.Sinha 2008 :66)
37
C. Moral responsibiliy ( rasa tanggung jawab moral ) Komunitas juga ditandai dengan tanggungjawab moral bersama. Tanggungjawab moral adalah memiliki rasa tanggungjawab dan berkewajiban secara keseluruhan, serta kepada setiap anggota komunitas. (Muniz dan O’Guin 2001:143). Rasa tanggungjawab moral ini adalah hasil kolektif yang dilakukan dan
memberikan
kontribusi
pada
rasa
kebersamaan
dalam
kelompok.
Tanggungjawab moral tidak perlu terbatas untuk menghukum kekerasan, peduli pada hidup. Sisitem moral bisa halus dan kontekstual. Demikianlah halnya dengan komunitas merek. Sejauh ini tanggungjawab moral hanya terjadi dalam komunitas merek. Hal ini nyata, paling tidak ada dua hal penting dan misi umum tradisional, yaitu : 1) Integrating and retaining members (Integrasi dan Mempertahankan Anggota). Dalam komunitas tradisional memperhatikan pada kehidupan umum. Perilaku yang konsisten dianggap sebagai dasar tanggungjawab keanggotaan komunitas. Untuk memastikan kelangsungan hidup jangka panjang yang diperlukan untuk mempertahankan anggota lama dan mengintegrasikan baru. Tradisional masyarakat di sana adalah adanya kesadaran moral sosial. Komunitas yang formal dan tidak formal mengetahui batas dari apa yang benar dan yang salah, yang tepat dan yang tidak tepat. Walaupun ada, lebih kurang dari variabilitas yang dijelaskan secara resmi oleh anggota komunitas, ada rasa di antara anggota masyarakat bahwa adanya kesadaran sosial dan kontrak. Hal ini juga berlaku dalam komunitas merek.
38
Indikator yang dipakai dalam variabel Integrating and retaining members a. Membela merek b. Bangga dengan produk merek c. Kontribusi (Muniz dan O’Guin 2001 dalam Scott A.Thompson & Rajiv K.Sinha 2008 :66) 2) Assisting in the use of the brand (Membantu Dalam Penggunaan Merek). Tanggungjawab moral meliputi pencarian dan membantu anggota lain dalam penggunaan merek. Meskipun terbatas dalam cakupan, bantuan ini merupakan komponen penting dari komunitas. Sebagian besar informan melaporkan telah membantu orang lain baik yang dikenal maupun tidak. Ini adalah sesuatu yang mereka lakukan “tanpa berpikir,” hanya bertindak dari rasa tanggungjawab yang mereka rasakan terhadap anggota komunitas. Salah satu cara ini merupakan perwujudan dari diri sendiri, bantuan itu sendiri melalui tindakan untuk membantu sesama anggota komunitas memperbaiki produk atau memecahkan masalah, khususnya yang melibatkan pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman beberapa tahun menggunakan merek. Masing-masing elemen dari komponenkomponen brand community tersebut selanjutnya merupakan variabel yang mandiri. Indikator yang dipakai dalam variabel Assisting in the use of the brand adalah : a. Pertukaran informasi antar anggota b. Rasa tanggung jawab
39
c. Memecahkan masalah (Muniz dan O’Guin 2001 dalam Scott A.Thompson & Rajiv K.Sinha 2008 :66)
2.2.3. Karakteristik yang Mendorong Terbentuknya Brand Community Sebuah penelitian tentang komunitas merek dalam industri majalah di New Zeeland (Davidson et.al,2007) menemukan terdapat 5 karakteristik yang mendorong terbentuknya komunitas merek, yaitu : a. Brand Image Citra merek yang terdefinisi dengan baik akan membentuk komunitas merek. b. Aspek Hedonis Komunitas merek umumnya lebih pada produk yang kaya akan kualitas daya ekspresi, pengalaman dan hedonis. c. Sejarah Merek yang memiliki sejarah hidup yang panjang akan lebih memungkinkan terciptanya komunitas merek secara alamiah. d. Konsumsi publik Produk-produk yang dikonsumsi secara publik mampu menciptakan komunitas mereknya. Produk yang dikonsumsi publik akan melahirkan konsumen yang saling berbagi apresiasi dengan sesamanya, hal ini menjadikan kesempatan untuk menciptakan komunitas merek lebih tinggi.
40
e. Persaingan yang tinggi Tingginya persaingan produk mendorong konsumen setianya untuk bersatu dan membentuk komunitas terhadap merek yang disukai. 2.3 Hubungan brand community dengan loyalitas merek 1.
Conciousness of Kind (Kesadaran Bersama) a. Legitimacy (Legitimasi) Legitimasi adalah proses dimana anggota komunitas membedakan antara anggota komunitas dengan yang bukan anggota komunitas, atau memiliki hak yang berbeda. Dalam konteks ini merek dibuktikan atau ditunjukkan oleh “yang benar-benar mengetahui merek” dibandingkan dengan “alasan yang salah” memakai merek. Purbaningtyas (2009) menyatakan bahwa legitimasi merupakan proses yang membedakan anggota komunitas dengan yang bukan anggota komunitas atau memiliki hak yang berbeda. Sehingga hal ini dapat menimbulkan loyalitas merek pada anggota komunitas tersebut, karena anggota komunitas akan memperoleh fasilitas yang lebih dari produsen. b. Opposotional Brand Loyalty (Loyalitas Merek Oposisi) Komunitas merek oposisi adalah proses sosial yang terlibat selain kesadaran masyarakat atas suatu jenis produk (Conciousness of kind). Melalui oposisi dalam kompetisi merek, anggota komunitas merek mendapat aspek pengalaman yang penting dalam komunitasnya, serta komponen penting pada arti merek tersebut.
41
Purbaningtyas (2009) menyatakan bahwa loyalitas merek oposisi berpengaruh terhadap loyalitas merek. Melalui oposisi dalam kompetisi merek, anggota komunitas merek mendapat aspek pengalaman yang penting dalam komunitasnya serta komponen penting dari arti merek tersebut.
2.
Ritual and Tradition (Ritual dan Tradisi) a. Celebrating The History Of The Brand (Merayakan Sejarah Merek) Menanamkan sejarah dalam komunitas dan melestarikan budaya adalah penting. Pentingnya sejarah merek yang juga tampak jelas tertera di halaman web yang dikhususkan. Adanya konsistensi yang jelas ini adalah suatu hal yang luar biasa. Yudianto (2010) menyatakan bahwa dengan merayakan sejarah merek maka anggota komunitas dapat lebih memaha memahami akan merek tersebut, sehingga dengan mengetahui sejarah merek anggota komunitas menjadi loyal dengan merek tersebut dan tercipta loyalitas merek. b. Sharing Brand Stories (Berbagi Cerita Merek) Berbagi cerita pengalaman menggunakan produk merek adalah hal yang penting untuk menciptakan dan menjaga komunitas. Cerita berdasarkan pengalaman memberi arti khusus antar anggota komunitas, hal ini akan menimbulkan hubungan kedekatan dan rasa solidaritas antar anggota. Choudhry dan Krishnan (2007) menyatakan bahwa berbagi cerita merek adalah hal penting, karena proses ini mengukuhkan kesadaran yang
42
baik antar anggota dan merek yang memberikan kontribusi pada komunitas, sehingga dapat timbul loyalitas merek pada komunitas tersebut. 3.
Moral Responsibility (Rasa Tanggung Jawab Moral) a. Integrating and retaining members (Integrasi dan Mempertahankan Anggota). Dalam komunitas tradisional memperhatikan pada kehidupan umum. Perilaku yang konsisten dianggap sebagai dasar tanggungjawab keanggotaan komunitas. Untuk memastikan kelangsungan hidup jangka panjang yang diperlukan untuk mempertahankan anggota lama dan mengintegrasikan baru. Kurniasih
(2005)
mempertahankan
anggota
menyatakan dianggap
bahwa
sebagai
dasar
integrasi
dan
tanggungjawab
keanggotaan komuitas. Untuk memastikan hidup jangka panjang yang diperlukn untuk mempertahankan anggota lama dan mengintegrasikan yang baru, sehingga menimbulkan loyalitas merek. b. Assisting in the use of the brand (Membantu Dalam Penggunaan Merek) Sebagian besar informan melaporkan telah membantu orang lain baik yang dikenal maupun tidak. Ini adalah sesuatu yang mereka lakukan “tanpa berpikir,” hanya bertindak dari rasa tanggungjawab yang mereka rasakan terhadap anggota komunitas. Salah satu cara ini merupakan perwujudan dari diri sendiri, bantuan itu sendiri melalui tindakan untuk
43
membantu sesama anggota komunitas memperbaiki produk atau memecahkan masalah. Kurniasih (2005) menyatakan bahwa membantu dalam penggunaan merek merupakan bentuk tanggungjawab terhadap anggota komunitas, dengan membantu sesama anggota komunitas dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam menggunakan merek dapat membuat anggota tersebut merasa puas dan terjadi loyalitas merek dalam komunitas tersebut.
2.4.
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Hasil Penelitian terdahulu
Peneliti
Judul
Metode Penelitian Variabel Penelitian Kuantitatif 1.Brand 2.Product 3.Company,and 4.Other Owner
1. James H.Mc.Ale xander, John W.Schout en,&Haro ld F.Koenig (2002)
Building Brand Study: Jambore Camp Jeep dan HOG (Harley Owner Group)
2. Majalah SWA dan Sekolah Bisnis
Survey : Struktural Potensi dan Equation Ekspresi Modeling Komunitas
1.Katalis komunitas konsumen 2.Komunitas
Hasil penelitian Terdapat hubungan positif yang semakin kuat antara konsumen dengan produk Jeep, konsumen dengan merek Jeep, konsumen dengan perusahaan,se rta konsumen dengan konsumen lain Ada hubungan yang erat antara katalis
44
Prasetya Mulya (2007)
3. Retno Purbaning tyas (2009)
Konsumen Indonesia
“Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek (Studi Pada Komunitas Motor Jakarta Mio Club)”
konsumen 3. Indikator arus kas positif produsen
Kuantitatif
komunitas dengan komunitas konsumen dan indikator arus kas positif terhadap bisnis produsen. Hasilnya 1.Consciousness terdapat of kind 2.Ritual and pengaruh yang tradition signifikan 3.Moral antara brand responsibility community dengan loyalitas merek pada motor Yamaha Mio. Hubungan antar variabel brand community dan loyalitas merek adalah kuat menuju sangat kuat serta merupakan hubungan yang positif.
45
2.5.
Kerangka Pemikiran Teoritis Merek mempunyai peranan penting dan merupakan aset terbesar bagi
perusahaan. Namun agar merek produk dapat bertahan lama dalam kondisi pasar yang semakin kompetitif dan keluar sebagai pemenang, dibutuhkan konsumen yang memiliki loyalitas merek yang tinggi. untuk mencapai loyalitas tertinggi diperlukan adanya komunitas merek sebagai perlindungan dari serangan persaingan. Loyalitas merek dapat tercipta dengan adanya brand community yang baik. Komunitas merek dibentuk dengan tujuan mengikat loyalitas pelanggan melalui rasa kepemilikan merek. komunitas merek adalah strategi kampanye merek yang melibatkan komunitas dalam pemasarannya. Secara kasat mata komunitas merek adalah sebuah bentuk strategi pemasaran yang manusiawi karena pada akhirnya perusahaan dapat mendengarkan apa yang diinginkan oleh konsumen atau calon konsumen potensial mereka. Komunitas merek (brand community) adalah sebuah proses awal dalam perjalanan untuk lebih mengerti keinginan pelanggan dan merupakan langkah awal dalam sebuah usaha untuk mengikat loyalitas konsumen. Untuk mengetahui tingkat brand community dapat dinilai dari enam indikator yaitu legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota, membantu dalam penggunaan merek (Albert Muniz and Thomas O’Guinn 2001 dalam Scott A.Thompson & Rajiv K. Sinha 2008:66). Sedangkan loyalitas merek dapat diukur dengan indikator tetap setia,
46
tidak akan pindah ke merek lain, menyatakan hal positif, dan mendorong orangorang dekat untuk menjadi konsumen (Alba & Hutchinson, 2001 : 8) Berdasarkan uraian di atas maka dapat dibuat suatu kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran dibuat untuk memudahkan suatu penelitian, kerangka pikir penelitian menggambarkan hubungan dari variabel bebas dalam hal ini legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota, membantu dalam penggunaan merek terhadap variabel terikat yaitu loyalitas merek. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:
47
Gambar 2.1. Kerangka pikir Teoritis
Legitimasi (X1)
H1 Loyalitas merek oposisi (X2)
Merayakan Sejarah merek (X3)
H2
Loyalitas Merek (Y)
H3
1. Tetap setia 2. Tidak akan pindah ke merek lain 3. Menyatakan hal positif 4. Mendorong orang-orang dekat untuk menjadi konsumen
H4 Berbagi Cerita Merek (X4)
H5
Alba & Hutchinson (2001:813)
Integrasi dan mempertahankan anggota (X5)
Membantu dalam penggunaan merek (X6)
H6
Albert M. Muniz and Thomas C. O’Guinn
(2001)
dalam
Scott
A.Thompson & Rajiv K.Sinha 2008 :66)
H7
48
2.6.
Hipotesis Penelitian Berdasarkan pada kerangka pemikiran teoritis di atas dan penelitian
terdahulu, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut : H1 = Legitimasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek sepeda motor Yamaha Vixion di Kota Ungaran. H2 = Loyalitas merek oposisi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek sepeda motor Yamaha Vixion di Kota Ungaran. H3 = Merayakan sejarah merek berpengaruh positif dan sigfinikan terhadap loyalitas merek sepeda motor Yamaha Vixion di Kota Ungaran. H4 = Berbagi cerita merek berpengaruh positif dan sigfinikan terhadap loyalitas merek sepeda motor Yamaha Vixion di Kota Ungaran. H5 = Integrasi dan mempertahankan anggota berpengaruh positif dan sigfinikan terhadap loyalitas merek sepeda motor Yamaha Vixion di Kota Ungaran. H6 = Membantu dalam penggunaan merek berpengaruh positif dan sigfinikan terhadap loyalitas merek sepeda motor Yamaha Vixion di Kota Ungaran. H7 = legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota, dan membantu dalam penggunaan merek berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap loyalitas merek sepeda motor Yamaha Vixion di Kota Ungaran.
49
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2005: 55). Populasi dalam penelitian ini adalah komunitas merek Yamaha vixion di kota Ungaran dengan karakteristik, yaitu tergabung dalam komunitas Yamaha vixion dan menjadi anggota komunitas Yamaha vixion yang berjumlah 72 orang.
3.2
Sampel Adapun pengambilan sampel dilakukan adalah dengan teknik sensus.
Pengertian dari sampling jenuh atau sensus menurut Sugiyono (2009 : 122) Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Jadi berdasarkan pendapat tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota total aktif dari komunitas Yamaha Vixion Club Ungaran yang berjumlah 72 orang,
49
50
3.3. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan yaitu variabel independent dan variabel dependent. Variabel independent adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain dan variabel dependent adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dari penelitian yang akan diteliti adalah loyalitas merek sebagai variabel dependen (Y) sedangkan variabel independen (X) adalah brand community. 3.3.1 Variabel Y (loyalitas merek) Loyalitas merek dalam penelitian ini adalah kondisi dimana anggota mempunyai sikap yang positif terhadap suatu merek Yamaha Vixion, mempunyai komitmen terhadap merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya dimasa mendatang. Dalam penelitian ini loyalitas merek konsumen dinilai berdasarkan berikut ini: 1. Tetap setia 2. Tidak akan pindah ke merek lain 3. Menyatakan hal positif 4. Mendorong orang-orang dekat untuk menjadi konsumen. (Alba & Hutchinson, 2001 : 8-13)
51
3.3.2 Variabel X (Brand Community) Brand Community dalam penelitian ini merupakan persepsi individu terhadap suatu komunitas sepeda motor Yamaha Vixion yang didasarkan pada seperangkat hubungan sosial dan persamaan komitmen terhadap produk, merek, dan aktivitas konsumsi diaantara penggemar merek Yamaha Vixion. Pemahaman individu terhadap brand community diukur dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan komponen-komponen dari brand community. Albert Muniz and Thomas O’Guinn 2001 dalam Scott A.Thompson & Rajiv K. Sinha (2008:66) menyatakan bahwa Terdapat tiga elemen dari brand community yaitu : 1. Conciusness of kind ( kesadaran bersama ) a.
Legitimacy (Legitimasi) adalah adalah proses dimana anggota komunitas Yamaha Vixion Club membedakan antara anggota komunitas dengan yang bukan anggota komunitas, atau memiliki hak yang berbeda. Indikator legitimasi adalah : 1. ikatan emosional 2. Mengetahui logo/simbol komunitas 3. Peduli terhadap merek
b.
Oppositional Brand Loyalty (Loyalitas Merek Oposisi) adalah proses sosial yang terlibat selain kesadaran masyarakat atas suatu jenis produk (Conciousness of kind). Melalui oposisi dalam kompetisi merek, anggota komunitas merek mendapat aspek pengalaman yang penting dalam komunitasnya, serta komponen penting pada arti merek tersebut. Indikator Loyalitas merek oposisi adalah :
52
1. Percaya dengan Komunitas 2. Senang bergabung Dengan Komunitas 3. Terus berpartisipasi dengan komunitas 4. Pengalaman dalam komunitas
2. Ritual and tradition ( ritual dan tradisi ) a. Celebrating The History Of The Brand (Merayakan Sejarah Merek). Menanamkan sejarah dalam komunitas dan melestarikan budaya adalah penting. Apresiasi dalam sejarah merek seringkali berbeda pada anggota yang benar-benar menyukai merek dengan yang hanya kebetulan memiliki merek tersebut.Mitologi merek ini menguatkan komunitas Yamaha Vixion Club Indonesia dan menanamkan nilai perspektif. Indikator Merayakan Sejarah Merek adalah: 1. Merayakan event merek 2. Aktualisasi diri 3.Menanamkan sejarah merek b. Sharing Brand Stories (Berbagi Cerita Merek) Cerita berdasarkan pengalaman memberi arti khusus antar anggota komunitas Yamaha Vixion Club Indonesia, hal ini akan menimbulkan hubungan kedekatan dan rasa solidaritas antar anggota. Indikator Berbagi Cerita Merek adalah : 1.Berbagi cerita pengalaman merek 2. Nilai-nilai merek
53
3.Melestarikan merek
3. Moral responsibility ( rasa tanggung jawab moral ) a. Integrating and Retaining Members (Integrasi dan Mempertahankan Anggota). Untuk memastikan kelangsungan hidup jangka panjang yang diperlukan untuk mempertahankan anggota lama dan mengintegrasikan anggota baru Yamaha Vixion Club Indonesia. Indikator Integrating and Retaining Members adalah : 1.Membela merek 2.Bangga dengan produk merek 3.Kesadaran moral sosial b. Assisting in The Use Of The Brand (Membantu dalam Penggunaan Merek). Salah satu cara ini merupakan perwujudan dari diri sendiri, bantuan itu sendiri melalui tindakan untuk membantu sesama anggota komunitas Yamaha Vixion Club Indonesia memperbaiki produk atau memecahkan masalah, khususnya yang melibatkan pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman beberapa tahun menggunakan merek Yamaha . Indikator Assisting in The Use Of The Brand adalah : 1.Pertukaran informasi antar anggota 2.Rasa tanggung jawab 3.Memecahkan masalah
54
Brand community dapat dilihat dari skor nilai yang diperoleh individu dari skala tersebut. Jika skor brand community subjek tinggi, maka subjek menilai positif terhadap brand community. Demikian sebaliknya, jika skor brand community yang diperoleh subjek rendah, maka subjek menilai negatif pada brand community. 3.4 Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Sumber Data dibagi menjadi dua yaitu: 3.4.1 Data Primer Data primer merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung antara pengumpul dan sumber data (Darmawan,2003:37). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara menyebarkan angket kepada anggota komunitas merek Yamaha vixion di kota Ungaran. 3.4.2.Data Sekunder Data Sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data tersebut telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya (Darmawan,2003:37). Data ini diperoleh dari literatur, internet dan dokumen yang diperlukan untuk penyusunan penelitian ini.
3.5. Metode Pengumpulan Data Di dalam suatu penelitian, metode pengumpulan data merupakan suatu faktor yang penting, karena perhitungan diperoleh dari data yang didapatkan
55
dalam penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 3.5.1. Metode Kuesioner ( Angket ) Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi,2006: 151). Dalam penelitian ini kuesioner (angket) yang digunakan sebagai metode utama untuk memperoleh data tentang brand community dan loyalitas merek dengan menggunakan skala likert, dimana unsur-unsur yang diteliti masingmasing jawaban diberi skor. Skor respon responden dijumlahkan dan jumlah tersebut merupakan total skor, skor paling tinggi diberikan pada jawaban yang paling menunjang, dan skor terendah diberikan pada jawaban paling tidak menunjang (Moh. Nazir,2005:339). Penentuan skor dari jawaban responden adalah sebagai berikut : a. Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 b. Jawaban Setuju (S) diberi skor 4 c. Jawaban Netral (N) diberi skor 3 d. Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 e. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1 3.5.2. Metode Dokumentasi Yaitu digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Suharsimi, 2006: 231). Metode ini dipilih untuk
56
memperoleh informasi tentang brand community dan loyalitas merek, karena data yang diambil berupa sejarah dan data penjualan.
3.6. Validitas dan Reliabilitas 3.6.1. Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh konsumen tersebut (Ghozali,2009:49). Pada penelitian ini uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Untuk menguji apakah masingmasing indikator valid atau tidak, dapat dilihat pada tampilan output Cronbach Alpha pada kolom Correlated Item–Total Correlation. Bandingkan nilai Correlated Item – Total Correlation dengan hasil perhitungan r-tabel. Jika rhitung > r-tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Jumlah responden dalam uji validitas ini sebanyak 20 orang sehingga rtabel dalam uji validitas ini adalah 0,44. Uji validitas dilakukan dengan SPSS 16 for Windows. Terdapat 2 butir pernyataan yang tidak valid karena nilai pada kolom Correlated Item – Total Correlation < 0,444 yaitu nomor 16 dan 25. Butir pernyataan yang tidak valid dihilangkan karena pernyataan yang lain sudah dapat mewakili, maka diperoleh semua butir pernyataan valid (24 pernyataan), nilai pada kolom Correlated Item – Total Correlation > 0,444 ,
57
sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini valid dan dapat digunakan dalam pengambilan data.
Tabel 3.1. Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Legitimasi, Loyalitas Merek Oposisi , Merayakan Sejarah Merek, Berbagi Cerita Merek, Integrasi dan Mempertahakan Anggota, Membantu dalam Penggunaan Merek, dan Loyalitas Merek. Variabel Item r hitung r table Keterangan Legitimasi 1 0, 748 0,444 Valid (X1) 2 0, 602 0,444 Valid 3 0, 588 0,444 Valid Loyalitas merek 4 0, 574 0,444 Valid 5 0, 497 0,444 Valid oposisi (X2) Valid 6 0, 602 0,444 Valid 7 0, 568 0,444 8 Merayakan 0, 792 0,444 Valid 9 sejarah merek 0, 680 0,444 Valid (X3) 10 0, 785 0,444 Valid 11 0, 804 0,444 Valid 12 0, 619 0,444 Valid Berbagi cerita 13 0, 653 0,444 Valid merek 14 0, 653 0,444 Valid (X4) 15 0, 513 0,444 Valid Integrasi dan 16 0, 096 0,444 Tidak Valid mempertahankan 17 0, 769 0,444 Valid anggota (X5) 18 0, 601 0,444 Valid 19 0, 446 0,444 Valid Membantu 20 0, 595 0,444 Valid penggunaan 21 0, 548 0,444 Valid merek 22 0, 454 0,444 Valid (X6) Loyalitas Merek 23 0, 712 0,444 Valid (Y) 24 0, 759 0,444 Valid 25 0, 317 0,444 Tidak Valid 26 0, 586 0,444 Valid Sumber : Data primer diolah tahun 2011
58
3.6.2. Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,2009:46). Pengukuran reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Di sini pengukurannya hanya sekali, kemudian hasilnya dibandingkan dengan pernyataan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pernyataan. Nunnally dalam Ghozali (2009:46) mengatakan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 16 for Windows menunjukkan bahwa nilai alpha hitung
nilai alpha tabel 0,60.
Tabel 3.2 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Legitimasi, Loyalitas Merek Oposisi , Merayakan Sejarah Merek, Berbagi Cerita Merek, Integrasi dan Mempertahakan Anggota, Membantu dalam Penggunaan Merek, dan Loyalitas Merek. Variabel Alpha Keterangan Legitimasi 0, 760 Reliabel Loyalitas merek oposisi 0, 757 Reliabel Merayakan sejarah merek 0, 881 Reliabel Berbagi cerita merek 0, 724 Reliabel Integrasi dan 0,683 Reliabel mempertahankan anggota Membantu dalam 0,704 Reliabel penggunaan merek Loyalitas Merek 0,761 Reliabel Sumber : Data primer diolah tahun 2011 Dengan demikian semua variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini reliabel, sehingga dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
59
3.7. Metode Analisis Data 3.7.1.
Analisis Deskriptif Persentase Analisis ini digunakan untuk mengkaji variabel-variabel yang ada dalam
penelitian serta menggambarkan situasi hasil penelitian. Variabel-variabel yang ada dalam penelitian yaitu kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, loyalitas merek dan keputusan pembelian. Variabel-variabel tersebut terdiri dari indikator yang dikembangkan menjadi instrumen (angket). Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi jawaban angket 2. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan. 3. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap responden. 4. Memasukkan skor tersebut ke dalam rumus sebagai berikut: DP = Keterangan: DP = Deskriptif Persentase n = Nilai yang diperoleh N = Jumlah nilai total Kemudian disusun kriteria sebagai berikut: 1. % terendah (%r) = (1:5) x 100% = 20% 2. % tertinggi (%t)
= (5:5) x 100% = 100%
3. Jarak
= 100% - 20% = 80%
4. Interval kriteria = 80% : 5
= 16%
60
5. Menentukan nilai interval adalah : Interval Persentase Kriteria 84 < % skor ≤ 100 Sangat Baik 68 < % skor ≤ 84 Baik 52 < % skor ≤ 68 Kurang Baik 36 < % skor ≤ 52 Tidak Baik 20 < % skor ≤ 36 Sangat Tidak Baik (Sumber : Suharsimi, 2002:204)
3.7.2. Uji Asumsi Klasik Untuk menghindari pelanggaran asumsi-asumsi klasik, perlu diadakan pengujian asumsi klasik. Adapun uji asumsi klasik tersebut adalah: a. Uji Normalitas data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent) mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Alat analisis yang dapat digunakan adalah dengan melihat tampilan plot
atau
data
dapat
juga menggunakan
uji
Kolmogrov
(Ghozali,2009:147). b. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada
61
tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut : 1. Jika
tinggi sedangkan sebagian besar atau bahkan seluruh
koefisien
regresi
tidak
signifikan
mungkin
terdapat
multikolinearitas dalam model tersebut. 2. Menganalisis matriks korelasi variabel independen. Jika korelasi antar variabel independen tinggi yaitu diatas 0,90 maka terdapat multikolonieritas. 3. Melihat nilai tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10 berarti ada multikolonieritas. 4. Bila ternyata dalam model regresi terdapat multikolonieritas, maka harus menghilangkan variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi (Ghozali,2009:95) c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians konstan maka disebut
homoskedastisitas,
jika
berbeda
disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
62
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2009:125).
3.7.3.
Analisis Regresi Linier Berganda Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah
hasil penelitian guna memperoleh suatu instrumen dan kesimpulan. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier berganda. Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu variabel terikat dengan lebih dari satu variabel bebas (Moh. Nazir, 2005:462). Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variable terikat dilakukan dengan analisis regresi berganda. Model analisis regresi linier berganda adalah : Y= a + β1X1 + ……. β nXn ( Sumber : Arikunto, 2006 :381) Y= a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 Dimana : a = Konstanta Y = Loyalitas merek β1 = Koefisien regresi Legitimasi β2 = Koefisien regresi Loyalitas merek oposisi β3 = Koefisien regresi Merayakan sejarah merek β4= Koefisien regresi Berbagi cerita merek
63
β5 = Koefisien regresi Integrasi dan mempertahankan anggota β6 = Koefisien regresi Membantu dalam penggunaan merek X1 = Legitimasi X2 = Loyalitas merek oposisi X3 = Merayakan sejarah merek X4 = Berbagi cerita merek X5 = Integrasi dan mempertahankan anggota X6 = Membantu dalam penggunaan merek
3.7.4 Uji Hipotesis 3.7.4.1 Uji Parsial (Uji Statistik t) Uji t, yaitu uji untuk mempengaruhi pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Apabila hasil t hitung dengan signifikansi > 0,05, maka Ho diterima, dengan demikian variabel bebas tidak dapat menjelaskan variabel terikat yang ada dalam model, sebaliknya apabila t hitung dengan signifikansi < 0,05 , maka Ho ditolak, dengan demikian variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat atau dengan kata lain ada pengaruh antara dua variabel yang diuji. 3.7.4.2 Uji Simultan (Uji Statistik F) Uji F, yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Apabila hasil perhitungan F hitung dengan signifikansi > 0,05 Ho diterima sehingga dapat dikatakan bahwa variabel dari model regresi tidak mampu menjelaskan variabel
64
terikat, sebaliknya jika hasil perhitungan F hitung dengan signifikansi < 0,05 Ho ditolak, dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari model regresi linier berganda mampu menjelaskan variabel terikat. 3.7.5 Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat (Ghozali, 2006:87). Multikolinearitas terjadi apabila nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi varibel terikat ( Ghozali, 2006:95). Adapun rumus koefisien determinasi adalah :
Dimana : = koefisien determinasi r = koefisien korelasi
65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Yamaha Vixion Club Indonesia 4.1.1 Sejarah Yamaha Vixion Club Indonesia Yamaha Vixion Club Indonesia adalah Club pertama dari produk motor Yamaha varian vixion yang berdiri di Indonesia dan diakui oleh Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI). Yamaha Vixion Club Indonesia berdiri di bawah naungan Yamaha Riders Club (YRC) yang merupakan organisasi resmi dibawah naungan YMKI yang menaungi seluruh club Motor Yamaha Resmi. YRC sendiri sudah tergabung di IMI Pusat. Saat ini yang mewakili tiap varian Motor di YRC hanya satu club tiap produk dan club tersebut merupakan pelopor yang menaungi seluruh Club dari varian produk tersebut di seluruh Indonesia. Yamaha Vixion Club Indonesia berdiri pada tanggal 7 bulan 7 tahun 2007 di Yamaha DDS Cempaka Putih - Jakarta. Sejarah nya YVC Indonesia terbentuk dari
teman
teman
yang
bernaung
di
dalam
milis
vixion-
[email protected] yang berinisiatif untuk mendirikan Club resmi dibawah naungan YMKI. Adapun para pendiri Club Ini pertama kali juga merupakan anggota milis yang terdiri dari teman teman di jakarta dan juga luar jakarta yang merupakan para pemilik awal motor Yamaha Vixion yang kemudian kopdar dan akhirnya mengadakan deklarasi di DDS. Yamaha Vixion Club Indonesia adalah club yang berorientasi kekerabatan dan juga mengedepankan program "safety ridding" serta juga tempat berkumpul
65
66
serta berorganisasi teman teman para pengguna Yamaha Vixion. Disini mereka mempunyai banyak teman, saling sharing bahkan berbisnis serta juga menjalin kekeluargaan. Bagi mereka teman teman di club merupakan saudara sendiri. Dengan semangat "Brotherhood" YVC terus berusaha mengembangkan diri dan juga memberikan semangat untuk teman teman lain untuk maju bersama.
4.1.2 Profil Yamaha Vixion Club Ungaran YVCI (Yamaha Vixion Club Indonesia) beranak pinak di kota Ungaran, Jawa Tengah. Di hadiri berbagai komunitas motor dari berbagai daerah.. Yamaha Vixion Club chaper Ungaran resmi berdiri mendeklarasikan diri pada tanggal 9 Januari 2011. Jika melihat track record YVCI. Chapter Ungaran adalah anak ke19 dari regional jawa tengah dari 127 chapter YVCI di seluruh Indonesia. YVCI terus tumbuh di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan setiap bulan pasti ada pertambahan chapter..Dihadiri perwakilan dari 30-an YVCI seluruh Indonesia seperti dari regional Jateng, Jatim, Jabar, Banten, DKI, Sumatera bahkan dari Kalimantan pun ada. Turut pula hadir klub-klub lain daerah Ungaran seperti SSFC, Tiger Ungaran, Scorpio Club, MX Rider, Pulsarian dan beberapa klub motor matic. Sekretariat Yamaha Vixion Club Ungaran berlokasi di Jl Halmahera no 1 ungaran,Indonesia. Club ini dibentuk seperti ini karena pentingnya komunikasi antar pengguna motor Yamaha Vixion yang ada dikota-kota tersebut agar semakin mudah dan lengkap informasi yang disalurkan dan motto adalah "KEEP BROTHERHOOD AND SAFETY RIDING " ini mengandung arti bahwa Yamaha
67
Vixion Club Ungaran sangat menjunjung tinggi safety riding, tidak ugal-ugalan, menghormati pengguna jalan lain, bebas dari aroganisme, dan sangat amat menjunjung tinggi pesaudaraan sesama bikers.
4.1.3 Deskripsi Responden Penelitian Deskripsi responden merupakan gambaran atau identifikasi para responden yang melakukan pengisian kuesioner dalam penelitian ini. Identifikasi ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan. Responden yang dijadikan subjek dalam penelitian ini berjumlah 72 responden. Hasil identifikasi responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini : 1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian dan data yang didapat dari penyebaran angket, diperoleh data mengenai jenis kelamin responden sebagai berikut: Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Keterangan 1. Pria 2. Wanita Jumlah Sumber : Data primer diolah, 2011
Jumlah 58 14 72
Persentase 80,5% 19,5% 100 %
Dari tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah pria yaitu sebesar 80,5%, sedangkan responden wanita sebanyak 19,5%.
68
2. Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan hasil penelitian dan data yang didapat dari penyebaran angket, diperoleh data mengenai usia responden sebagai berikut :
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia No 1 2 3 4
Usia
≥20 20-29 30-39 ≤40 Total Sumber: Data primer diolah,2011
Jumlah Responden 22 35 14 1 72
Persentase 30,6% 48,6% 19,4% 1,4% 100 %
Dari tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 20-29 tahun yaitu sebanyak 35 orang (48,6%), dan yang paling sedikit responden berusia ≥40 tahun yaitu berjumlah 1 orang (1,4%). 3. Responden Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian dan data yang didapat dari penyebaran angket, diperoleh data mengenai pekerjaan responden sebagai berikut : Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pekerjaan No. Jenis Pekerjaan 1 Pegawai Negeri 2 Pegawai Swasta 3 Wiraswasta 5 Pelajar/Mahasiswa Jumlah Sumber: Data primer diolah, 2010
Jumlah 5 16 19 32 72
Persentase 7,0% 22,2% 26,4% 44,4% 100%
Dari tabel 4.3 di atas, dapat diketahui sebagian besar responden masih berstatus Pelajar/Mahasiswa yaitu sebanyak 32 orang (44,4%) dan yang
69
paling sedikit adalah responden yang bekerja sebagai pegawai negeri yaitu sebanyak 5 orang (7%).
4.2 Deskriptif Variabel Penelitian Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai deskripsi data masing-masing variabel penelitian dan pengaruh 6 variabel bebas dengan satu variabel dependen loyalitas merek (Y) pada komunitas merek sepeda motor Yamaha vixion club ungaran. 4.2.1 Variabel Legitimasi Pada variabel deskriptif legitimasi, penilaian dilakukan dengan 3 indikator, diantaranya adalah ikatan emosional, logo komunitas, dan rasa kekeluargaan antar anggota. Berikut adalah tabel deskriptif legitimasi. Tabel 4.4 Distribusi variabel Legitimasi Interval Persen 84% - 100% 68% - 84% 52% - 68% 36% -52 %
Kriteria
Sangat Baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak 20% - 36% baik Jumlah Sumber : data primer diolah, 2011
Frekuensi
Persentasi
24 39 9 0
33,3% 54,2% 12,5% 0%
0
0%
72
100%
Rata rata klasikal
Kriteria
79.25%
B
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa 39 responden (54,2%) berpendapat legitimasi dengan kriteria baik, sedangkan 9 responden (12,5%) berpendapat legitimasi dengan kriteria kurang baik. Secara klasikal persentase
70
Legitimasi sebesar 79,25% dan termasuk dalam kriteria baik.Untuk lebih detailnya mengenai variabel legitimasi dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap indikator legitimasi berikut ini:
Tabel 4.5 Deskripsi Indikator Legitimasi Pernyataan
SB F
Memiliki ikatan emosional dengan 43 merek Yamaha Mengetahui gambar merek atau logo komunitas Yamaha 11 vixion club Memiliki rasa kekeluargaan antar 7 anggota komunitas
B
TB
KB
%
F
%
F
%
59.7
18
25.0
11
15.3
15.3
43
59.7
18
25.0
9.7
33
45.8
24
33.3
F
%
0
0.0
0
0.0
8
11.1
STB F
%
0
0.0
0
0.0
0
0.0
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2011
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa anggota komunitas Yamaha vixion club ungaran memiliki ikatan emosional yang sangat baik dengan merek Yamaha, pengetahuan anggota terhadap logo komunitas dan rasa kekeluargaan antar anggota komunitas ini sudah baik. 4.2.2 Variabel Loyalitas merek oposisi Pada variabel deskriptif loyalitas merek oposisi, penilaian dilakukan dengan 4 indikator. Berikut adalah tabel deskriptif loyalitas merek oposisi :
71
Tabel 4.6 Distribusi variabel Loyalitas merek oposisi Interval Persen
Kriteria
84% - 100% 68% - 84% 52% - 68% 36% -52 %
Sangat Baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak ≤ 0.36 baik Jumlah Sumber : data primer diolah, 2011
Frekuensi
Persentasi
23 38 11 0
32% 53% 15% 0%
0
0%
72
100%
Rata rata klasikal
Kriteria
77,36%
B
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa 38 responden (53%) berpendapat Loyalitas merek oposisi dengan kriteria baik, sedangkan 11 responden (15%) berpendapat Loyalitas merek oposisi dengan kriteria kurang baik. Secara klasikal persentase Loyalitas merek oposisi sebesar 77,36% dan termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih detailnya mengenai variabel Loyalitas merek oposisi dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap indikator loyalitas merek oposisi berikut ini: Tabel 4.7 Deskripsi indikator Loyalitas Merek Oposisi
Pernyataan
SB
B
KB
STB
TB
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
Percaya dengan komunitas Yamaha 0 vixion club
0.0
29
40.3
43
59.7
0
0.0
0
0.0
Senang bergabung dengan komunitas 11 Yamaha vixion club
15.3
47
65.3
14
19.4
0
0.0
0
0.0
Ikut kopdar dalam komunitas Yamaha 5 vixion club
6.9
36
50.0
28
38.9
3
4.2
0
0.0
72
Mengetahui berbagai jenis 41 produk Yamaha
56.9
27
37.5
4
5.6
0
0.0
0
0.0
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2011
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa anggota komunitas Yamaha vixion club ungaran mengetahui berbagai jenis produk Yamaha dengan sangat baik, cukup baik dalam bergabung dan mengikuti kopdar dengan komunitas Yamaha
vixion club, dan kurang baik dalam kepercayaan dengan komunitas Yamaha vixion club. 4.2.3 Variabel merayakan sejarah merek Pada variabel deskriptif merayakan sejarah merek, penilaian dilakukan dengan 5 indikator. Berikut adalah tabel deskriptif merayakan sejarah merek, Tabel 4.8 Distribusi variabel merayakan sejarah merek. Interval Persen 84% - 100% 68% - 84% 52% - 68% 36% -52 %
Kriteria
Sangat Baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak 20% - 36 % baik Jumlah Sumber : data primer diolah, 2011
Frekuensi
Persentasi
35 32 5 0
48,6% 44,4% 7% 0%
0
0%
72
100%
Rata rata klasikal
Kriteria
81.83%
B
73
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa 35 Responden (48,6%) berpendapat merayakan sejarah merek dengan kriteria sangat baik, sedangkan 5 responden (7%) berpendapat merayakan sejarah merek dengan kriteria kurang baik. Secara klasikal persentasi merayakan sejarah merek sebesar 81,83% dan termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih detailnya mengenai variabel merayakan sejarah merek, dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap indikator merayakan sejarah merek, berikut ini:
Tabel 4.9 Deskripsi Indikator Merayakan Sejarah Merek
Pernyataan
SB
B
KB
STB
TB
F
%
F
%
F
%
Mengikuti touring yang diselenggarakan oleh 16 Yamaha vixion club
22.2
21
29.2
35
48.6
0
0.0
0
0.0
0.0
51
70.8
21
29.2
0
0.0
0
0.0
61.1
24
33.3
4
5.6
0
0.0
0
0.0
58.3
29
40.3
1
1.4
0
0.0
0
0.0
15.3
42
58.3
19
26.4
0
0.0
0
0.0
Mengikuti kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan oleh 0 Yamaha vixion club Memakai kostum klub ketika hadir pada 44 pertemuan rutin Memiliki tradisi tegur sapa dengan sesama anggota komunitas 42 Yamaha vixion club Mengikuti perayaan hari jadi berdirinya komunitas Yamaha 11 Vixion Club
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2011
F
%
F
%
74
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa anggota komunitas Yamaha vixion club ungaran selalu memakai kostum klub ketika hadir pada pertemuan rutin dengan sangat baik, memiliki tradisi tegur sapa dengan sesama anggota komunitas sangat baik dan cukup baik dalam mengikuti perayaan hari jadi berdirinya komunitas serta dalam mengikuti kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan oleh Yamaha vixion club dan beberapa anggota kurang menyukai kegiatan touring yang diselenggarakan oleh Yamaha vixion club.
4.2.4 Variabel berbagi cerita merek Pada variabel deskriptif berbagi cerita merek, penilaian dilakukan dengan 3 indikator. Berikut adalah tabel deskriptif berbagi cerita merek. Tabel 4.10 Distribusi variabel berbagi cerita merek. Interval Persen 84% - 100% 68% - 84% 52% - 68% 36% -52 %
Kriteria
Sangat Baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak 20% - 36 % baik Jumlah Sumber : data primer diolah, 2011
Frekuensi
Persentasi
16 42 14 0
22,2% 58,3% 19,5% 0%
0
0%
72
100%
Rata rata klasikal
Kritera
76,75%
B
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa 42 responden (58,3%) berpendapat berbagi cerita merek dengan kriteria baik, sedangkan 14 responden (19,5%) berpendapat berbagi cerita merek dengan kriteria kurang baik. Secara
75
klasikal persentasi berbagi cerita merek, sebesar 76,75% dan termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih detailnya mengenai variabel berbagi cerita merek, dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap indikator berbagi cerita merek, berikut ini:
Tabel 4.11 Deskripsi Indikator Berbagi Cerita Merek
Pernyataan
SB F
Berbagi informasi dengan anggota lain mengenai pengalaman dalam 4 menggunakan merek motor Yamaha Mengetahui keunggulan merek 4 motor Yamaha Perlu melestarikan merek Yamaha. 12
B
KB
STB
TB
%
F
%
F
%
F
%
F
%
5.6
58
80.6
10
13.9 0
0.0
0
0.0
5.6
58
80.6
10
13.9 0
0.0
0
0.0
16.7
28
38.9
29
40.3 3
4.2
0
0.0
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2011
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa anggota komunitas Yamaha vixion club ungaran sudah baik dalam mengetahui keunggulan merek motor Yamaha dan berbagi informasi dengan anggota lain mengenai pengalaman dalam menggunakan merek motor Yamaha dan kurang baik dalam melestarikan merek Yamaha.
76
4.2.5 Variabel integrasi dan mempertahankan anggota Pada variabel deskriptif integrasi dan mempertahankan anggota, penilaian dilakukan dengan 3 indikator. Berikut adalah tabel deskriptif integrasi dan mempertahankan anggota, Tabel 4.12 Distribusi variabel integrasi dan mempertahankan anggota. Interval Persen
Kriteria
Frekuensi
Persentasi
55 13 4 0
76,4% 18,1% 5,5% 0%
0
0%
72
100%
84% - 100% 68% - 84% 52% - 68% 36% -52 %
Sangat Baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak 20% - 36 % baik Jumlah Sumber : data primer diolah, 2011
Rata Kriteria rata klasikal
87,59%
SB
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa 55 Responden (76,4%) berpendapat integrasi dan mempertahankan anggota dengan kriteria sangat baik, sedangkan 4 responden (5,5%) berpendapat integrasi dan mempertahankan anggota dengan kriteria kurang baik. Secara klasikal persentasi integrasi dan mempertahankan anggota sebesar 87,59% dan termasuk dalam kriteria sangat baik. Untuk lebih detailnya mengenai variabel integrasi dan mempertahankan anggota, dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap indikator integrasi dan mempertahankan anggota, berikut ini:
77
Tabel 4.13 Deskripsi tentang Integrasi dan Mempertahankan Anggota
Pernyataan
SB
F Bangga bergabung dengan komunitas Yamaha Vixion 31 Club
B
KB
STB
TB
%
F
%
F
%
F
%
F
%
43.1
33
45.8
8
11.1
0
0.0
0
0.0
Menjaga nama baik komunitas Yamaha Vixion 48 Club
66.7
22
30.6
2
2.8
0
0.0
0
0.0
Memiliki kartu keanggotaan 28 komunitas ini
38.9
29
40.3
15
20.8
0
0.0
0
0.0
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2011
Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa anggota komunitas Yamaha vixion club ungaran sangat baik dalam menjaga nama baik komunitas Yamaha Vixion Club dan sudah baik dalam penggunaan kartu keanggotaan dalam komunitas Yamaha Vixion Club dan bangga bergabung dengan
komunitas
Yamaha Vixion Club. 4.2.6 Variabel Membantu dalam Penggunaan Merek Pada variabel deskriptif Membantu dalam Penggunaan Merek, penilaian dilakukan dengan 3 indikator. Berikut adalah tabel deskriptif Membantu dalam Penggunaan Merek.
78
Tabel 4.14 Distribusi variabel Membantu dalam Penggunaan Merek. Interval Persen 84% - 100% 68% - 84% 52% - 68% 36% -52 %
Kriteria
Sangat Baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak 20%-36% baik Jumlah Sumber : data primer diolah, 2011
Frekuensi
Persentasi
47 16 9 0
65,3% 22,2% 12,5% 0%
0
0%
72
100%
Rata rata klasikal
Kriteria
81,57%
B
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa 47 responden (65,3%) berpendapat membantu dalam penggunaan merek dengan kriteria sangat baik, sedangkan 9 responden (12,5%) berpendapat membantu dalam penggunaan merek dengan kriteria kurang baik. Secara klasikal persentase membantu dalam penggunaan merek sebesar 81,57% dan termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih detailnya mengenai variabel membantu dalam penggunaan merek, dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap indikator membantu dalam penggunaan merek berikut ini:
Tabel 4.15 Deskripsi tentang membantu dalam penggunaan merek
Pernyataan
SB F
Pertukaran informasi tentang produk 46 Yamaha Memiliki tanggung mengingatkan tiap anggota selalu safety
rasa jawab pada 8 untuk riding
B
KB
STB
TB
%
F
%
F
%
F
%
F
%
63.9
26
36.1
0
0.0
0
0.0
0
0.0
11.1
38
52.8
26
36.1
0
0.0
0
0.0
79
menggunakan motor Yamaha Membantu sesama anggota komunitas dalam memperbaiki 4 motor Yamaha
5.6
53
73.6
15
20.8
0
0.0
0
0.0
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2011
Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa anggota komunitas Yamaha vixion club ungaran sangat merespon dengan baik dalam pertukaran informasi tentang produk Yamaha dan sudah baik dalam mengingatkan pada tiap anggota untuk selalu safety riding menggunakan motor Yamaha dan . membantu sesama anggota komunitas dalam memperbaiki motor Yamaha.
4.2.7 Variabel loyalitas merek Pada variabel deskriptif loyalitas merek, penilaian dilakukan dengan 3 indikator. Berikut adalah tabel deskriptif loyalitas merek. Tabel 4.16 Distribusi variabel loyalitas merek Interval Persen 84% - 100% 68% - 84% 52% - 68% 36% -52 %
Kriteria
Sangat Baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak 20% - 36% baik Jumlah Sumber : data primer diolah, 2011
Frekuensi
Persentasi
18 51 3 0
25 % 70,9% 4,1% 0%
0
0%
72
100%
Rata rata klasikal
Kriteria
79,81%
B
80
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa 51 responden (70,9%) berpendapat loyalitas merek dengan kriteria baik, sedangkan 3 responden (4,1%) berpendapat loyalitas merek dengan kriteria kurang baik. Secara klasikal persentasi loyalitas merek sebesar 79,81% dan termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih detailnya mengenai variabel loyalitas merek,
dapat dilihat dari
deskripsi tiap-tiap indikator loyalitas merek berikut ini:
Tabel 4.17 Deskripsi tentang Loyalitas Merek Pernyataan
SB
B
F % F % F Senantiasa menggunakan 21 29.2 47 0 0.0 motor merek Yamaha Tidak akan pindah ke merek 5 6.9 57 0 0.0 motor lain selain Yamaha. Mengajak orangorang disekitar untuk 12 16.7 34 0 0.0 menggunakan motor merek Yamaha Sumber : Data primer yang diolah tahun 2011
KB
STB
TB
%
F
0
0.0
0
0.0
% 0.0
F
%
0
0.0
0
0.0
0.0
0.0
0.0
0
0.0
0.0
Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa sebagian besar anggota komunitas Yamaha vixion club ungaran sudah baik untuk senantiasa menggunakan motor merek Yamaha, tidak akan pindah ke merek motor lain selain Yamaha dan mengajak orang-orang disekitarnya untuk menggunakan motor merek Yamaha
81
4.3 Hasil Pengujian 4.3.1 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Kenormalan data dapat dilihat dari uji normalitas KolmogorovSmirnov berdasarkan nilai unstandarized residual. Data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS 16.0 . Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas > 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal. Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat berdasarkan output SPSS versi 16.0 seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan Variable Dependent Loyalitas Merek One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N
72
Normal Parametersa Most Differences
Mean
.0000000
Std. Deviation
1.06402789
Extreme Absolute
.114
Positive
.114
Negative
-.077
Kolmogorov-Smirnov Z
.966
Asymp. Sig. (2-tailed)
.308
a. Test distribution is Normal. Berdasarkan tabel 4.18
Pada baris Asymp. Sig untuk dua sisi
diperoleh nilai signifikansi untuk loyalitas merek sebagai variabel dependen adalah sebesar 0,308 > 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima
82
atau model regresi yang diperoleh berdistribusi normal. Disamping menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, analisis kenormalan data ini juga dapat dilihat pada grafik normalitas dan didukung dengan Plot of Regression Standardized Residual. Apabila grafik yang diperoleh berdasarkan output SPSS versi 16.0 ternyata titik-titik mendekati garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. Lebih jelasnya hasil uji normalitas data dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.1 Grafik Normalitas
83
Gambar 4.2 Normal P-P Plot Berdasarkan gambar 4.2 , titik-titik mendekati garis diagonal yang berarti bahwa model regresi berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Syarat berlakunya model regresi ganda adalah antar variabel bebasnya tidak memiliki hubungan sempurna atau tidak mengandung multikolinearitas. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna di antara beberapa atau semua varibel independen yang menjelaskan model regresi. Pengujian multikolinearitas ini dapat dilihat berdasarkan nilai variance inflation factor (VIF). Antara variabel bebas dikatakan multikolinearitas
84
apabila toleransinya <
0,1 dan VIF
> 10. Hasil pengujian
multikolinearitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.19 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa Collinearity Statistics Model
Tolerance
VIF
1(Constant) Legitimasi
.954
1.048
.512
1.954
.311
3.212
Berbagi Cerita Merek .680
1.470
Integrasi dan Mempertahankan .279 Anggota
3.588
Membantu Dalam Penggunaan Merek .502
1.991
Loyalitas Oposisi Merayakan Merek
Merek Sejarah
a. Dependent Variable: Loyalitas Merek Berdasarkan tabel 4.19 diketahui variance inflation factor (VIF) dibawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1. Jadi dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas.
3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena varian pengganggu yang berbeda antara satu observasi ke observasi yang lain. Model yang bebas berdasarkan
85
heteroskedastisitas memiliki grafik Scatterplot dengan pola titik-titik yang menyebar di atas dan dibawah sumbu Y atau tidak adanya pola tertentu pada gambar Scatterplot 4.1 berikut ini :
Gambar 4.3 Normal Scatterplot Berdasarkan gambar Scatterplot 4.3 dapat diketahui bahwa grafik pola titik-titik yang menyebar disekitar angka nol pada sumbu Y. Jadi tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.3.2
Analisis Regresi linear berganda Berdasarkan perhitungan regresi linear berganda antara legitimasi(X1),
loyalitas merek oposisi(X2), Merayakan Sejarah Merek (X3), Berbagi Cerita Merek(X4) Integrasi dan Mempertahankan Anggota (X5), Membantu Dalam Penggunaan Merek (X6) terhadap loyalitas merek (Y) dengan dibantu program SPSS 16 dalam proses perhitungannya dapat diperoleh hasil sebagai berikut.
86
Tabel 4.20 Analisis Regresi linear berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
Std. Error
B
1 (Constant)
7.165
2.006
Legitimasi
.066
.089
Loyalitas Merek Oposisi
.059
Merayakan Sejarah Merek Berbagi Merek
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
3.572
.001
.082
.742
.461
.108
.083
.546
.587
.207
.099
.403
2.081
.041
.252
.116
.285
2.176
.033
Integrasi dan Mempertahankan Anggota
.091
.160
.116
.567
.573
Membantu Dalam Penggunaan Merek
.392
.143
.419
2.747
.008
Cerita
a. Dependent Variable: Loyalitas Merek Berdasarkan hasil tersebut apabila ditulis dalam bentuk standardized dari persamaan regresinya adalah sebagai berikut : Y = 7,165 + 0,082 X1+ 0,083 X2 + 0,403 X3 + 0,285 X4 + 0,116 X5 + 0,419 X6 X1 = Legitimasi X2 = Loyalitas Merek Oposisi X3 = Merayakan Sejarah Merek X4 = Berbagi Cerita Merek X5 = Integrasi dan Mempertahankan Anggota X6 = Membantu Dalam Penggunaan Merek
87
Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut: 1.
Konstanta = 7,165 Jika variabel legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota, membantu dalam penggunaan merek dianggap sama dengan nol, maka variabel loyalitas merek sebesar 7,165
2.
Koefisien X1 = 0,082 Jika variabel legitimasi kenaikan sebesar satu poin, sementara loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota, membantu dalam penggunaan merek dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan loyalitas merek sebesar 0,082
3.
Koefisien X2 = 0,083 Jika variabel loyalitas merek oposisi mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara legitimasi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota, membantu dalam penggunaan merek dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan loyalitas merek sebesar 0,083.
4.
Koefisien X3 = 0,403 Jika variabel merayakan sejarah merek mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara legitimasi, loyalitas merek oposisi, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota, membantu dalam penggunaan merek dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan loyalitas merek sebesar 0,403.
88
5.
Koefisien X4 = 0,285 Jika variabel berbagi cerita merek mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, integrasi dan mempertahankan anggota, membantu dalam penggunaan merek dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan loyalitas merek sebesar 0,285.
6.
Koefisien X5 = 0,116 Jika variabel integrasi dan mempertahankan anggota mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara legitimasi, loyalitas merek oposisi, berbagi cerita merek, merayakan sejarah merek,
membantu dalam penggunaan merek
dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan loyalitas merek sebesar 0,116. 7.
Koefisien X6 = 0,419 Jika variabel membantu dalam penggunaan merek mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota, dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan loyalitas merek sebesar 0,419.
4.3.3 Uji Hipotesis 1. Uji parsial ( Uji t ) Uji t statistik untuk menyelidiki masing-masing variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap loyalitas merek. Pengujian
89
dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas t
hitung
dengan
probabilitas 0,05. Apabila nilai probabilitas sigifikansi < 0,05 maka terdapat pengaruh signifikan secara individual masing-masing variabel. Hasil uji t menggunakan program SPSS dapat dilihat pada tabel 4.21 sebagai berikut :
tabel 4.21 Hasil Uji Parsial (uji t) Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
7.165
2.006
Legitimasi
.066
.089
Loyalitas Merek Oposisi
.059
Merayakan Sejarah Merek
Correlations T
Sig.
3.572
.001
.082
.742
.461
.092
.108
.083
.546
.587
.068
.207
.099
.403
2.081
.041
.250
Berbagi Cerita Merek .252
.116
.285
2.176
.033
.261
Integrasi dan Mempertahan .091 kan Anggota
.160
.116
.567
.573
.070
Membantu Dalam Penggunaan Merek
.143
.419
2.747
.008
.323
.392
Partial
Dependent Variable: Loyalitas Merek Hasil uji yang tercantum pada tabel 4.21 dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Loyalitas merek dipengaruhi variabel legitimasi
90
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa loyalitas merek dipengaruhi variabel legitimasi dengan koefisien sebesar 0,082 dengan tingkat signifikansi 0,461, dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut berada di atas taraf 5%, maka legitimasi tidak berpengaruh dan signifikan terhadap loyalitas merek, dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak sehingga hipotesis pertama yang menyatakan semakin tinggi legitimasi, maka semakin tinggi loyalitas merek, ditolak. b. Loyalitas merek dipengaruhi variabel loyalitas merek oposisi Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa loyalitas merek dipengaruhi variabel loyalitas merek oposisi dengan koefisien sebesar 0,083 dengan tingkat signifikansi 0,587, dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut berada di atas taraf 5%, maka loyalitas merek oposisi tidak berpengaruh dan signifikan terhadap loyalitas merek, dengan demikian, Ho diterima dan Ha ditolak sehingga hipotesis kedua yang menyatakan semakin tinggi loyalitas merek oposisi, maka semakin tinggi loyalitas merek ditolak. c. Loyalitas merek dipengaruhi variabel merayakan sejarah merek Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa loyalitas merek dipengaruhi variabel merayakan sejarah merek dengan koefisien sebesar 0,403, dengan tingkat signifikansi 0,041, dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut berada di bawah taraf 5%, maka merayakan sejarah merek berpengaruh positif dan signifikan
91
terhadap loyalitas merek, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan semakin tinggi merayakan sejarah merek, maka semakin tinggi loyalitas merek diterima. d. Loyalitas merek dipengaruhi variabel berbagi cerita merek Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa loyalitas merek dipengaruhi variabel berbagi cerita merek dengan koefisien sebesar 0,285 dengan tingkat signifikansi 0,033, dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut berada di bawah taraf 5%, maka berbagi cerita merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima sehingga hipotesis keempat yang menyatakan semakin tinggi berbagi cerita merek, maka semakin tinggi loyalitas merek,diterima. e. Loyalitas merek dipengaruhi variabel integrasi dan mempertahankan anggota Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa loyalitas merek dipengaruhi variabel integrasi dan mempertahankan anggota dengan koefisien sebesar 0,116, dengan tingkat signifikansi 0,573, dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut berada di atas taraf 5%, maka integrasi dan mempertahankan anggota tidak berpengaruh dan signifikan terhadap loyalitas merek, dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak sehingga hipotesis kelima yang menyatakan
92
semakin tinggi integrasi dan mempertahankan anggota, maka semakin tinggi loyalitas merek, ditolak.
f. Loyalitas merek dipengaruhi variabel membantu dalam penggunaan merek Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa loyalitas merek dipengaruhi variabel membantu dalam penggunaan merek dengan koefisien sebesar 0,419, dengan tingkat signifikansi 0,008, dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut berada di bawah taraf 5%, maka membantu dalam penggunaan merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima sehingga hipotesis keenam yang menyatakan semakin tinggi membantu dalam penggunaan merek, maka semakin tinggi loyalitas merek, diterima. Oleh karena dari enam variabel yang tiga diterima dan yang tiga ditolak, dan variabel yang paling dominan adalah variabel Pengaruh membantu dalam penggunaan merek.
2. Uji Simultan ( Uji F ) Hasil uji F menggunakan program SPSS dapat dilihat pada tabel 4.22 . Syarat hipotesis dapat diterima apabila p value < 0,05 maka hipotesis diterima dan Ho ditolak. Hasil uji simultan dapat dilihat pada tabel berikut :
93
tabel 4.22. Uji Simultan (Uji F) Model Summaryb Model
R
Adjusted Change Statistics R Square R Square F Change Sig. F Change
1 .491a .241 .171 3.445 .004 a. Predictors: (Constant), legitimasi , loyalitas merek oposisi , merayakan sejarah merek , berbagi cerita merek , integrasi dan mempertahankan anggota , membantu dalam penggunaan merek b. Dependen : Loyalitas merek Berdasarkan uji simultan diperoleh nilai F hitung = 3,445 Serta p value 0,004 < 0,05, ini berarti Ho ditolak. ini berarti variabel independen legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota, membantu dalam penggunaan merek secara simultan benar-benar berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen loyalitas merek.
4.3.4 Koefisien Determinasi Tabel 4.23 Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
R
Adjusted Change Statistics R Square R Square F Change Sig. F Change
1 .491a .241 .171 3.445 .004 B a. Predictors: (Constant), legitimasi , loyalitas merek oposisi , merayakan sejarah merek , berbagi cerita merek , integrasi dan mempertahankan anggota , membantu dalam penggunaan merek b. Dependen : Loyalitas merek
94
Besarnya persentase variabel loyalitas merek mampu dijelaskan oleh variabel bebas ( koefisien determinasi ) yang ditunjukkan dengan nilai Adjused R Square ( R2 ) sebesar 0,171. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa loyalitas merek mampu dijelaskan oleh legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek,integrasi dan mempertahankan anggota, membantu dalam penggunaan merek sebesar 17,1 %, sedangkan sisanya 82,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.4 Pembahasan Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa dari. keenam variabel ada yang tiga diterima dan yang tiga ditolak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan berikut : 1.
Pengaruh legitimasi terhadap loyalitas merek Legitimasi secara deskriptif termasuk dalam kriteria baik,karena mayoritas
anggota memiliki ikatan emosional yang baik, mengetahui logo komunitas dengan baik dan memiliki rasa kekeluargaan yang baik antar anggota komunitas. Berdasarkan hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa legitimasi tidak berpengaruh dan signifikan terhadap loyalitas merek, karena legitimasi tidak dominan mempengaruhi loyalitas merek. Pihak perusahaan Yamaha
kurang
memperhatikan sektor komunitas yang sedang marak, komunitas masih berproses sederhana, sedangkan ada banyak sekali komunitas Yamaha yang dibentuk oleh para konsumen sendiri sehingga berpengaruh terhadap loyalitas merek Yamaha itu
95
sendiri. Hal ini berarti legitimasi yang baik tidak akan meningkatkan loyalitas merek, serta tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Purbaningtyas (2009) yang menyatakan semakin baik legitimasi, maka semakin tinggi loyalitas merek tersebut. 2. Pengaruh loyalitas merek oposisi terhadap loyalitas merek Loyalitas merek oposisi secara deskriptif termasuk dalam kriteria baik, karena kebanyakan anggota percaya dan senang bergabung dengan komunitas Yamaha vixion club dan selalu ikut kopdar dalam komunitas tersebut. Berdasarkan hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa loyalitas merek oposisi tidak berpengaruh dan signifikan terhadap loyalitas merek karena loyalitas merek oposisi tidak dominan mempengaruhi loyalitas merek, karena para perusahaan kendaraan bermotor kebanyakan hanya mengarah pada inovasi dan teknologi saja dan tidak melihat sektor-sektor potensial lainnya, salah satunya adalah komunitas motor sehingga berpengaruh terhadap loyalitas merek itu sendiri. Hal ini berarti loyalitas merek oposisi yang tinggi tidak akan meningkatkan loyalitas merek,serta tidak mendukung dalam penelitian Purbaningtyas (2009) yang menyatakan loyalitas merek oposisi berpengaruh terhadap loyalitas merek. Hal tersebut dibuktikan oleh hasil penelitian ini yang menunjukkan loyalitas merek oposisi bukan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas merek suatu komunitas. 3. Pengaruh merayakan sejarah merek terhadap loyalitas merek Merayakan sejarah merek secara deskriptif termasuk dalam kriteria baik, karena kebanyakan anggota komunitas Yamaha vixion club berpartisipasi aktif
96
dalam komunitas,antara lain mengikuti touring, bakti sosial, memiliki tradisi tegur sapa sesama anggota, dan mengikuti perayaan hari jadi komunitas. Berdasarkan hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa merayakan sejarah merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek karena variabel merayakan sejarah merek dominan mempengaruhi loyalitas merek, dan mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Yudianto (2010) yang menyatakan merayakan sejarah merek berpengaruh terhadap loyalitas merek. Hal ini berarti merayakan sejarah merek yang tinggi akan meningkatkan loyalitas merek, karena dengan merayakan sejarah merek, anggota dapat mengetahui sejarah panjang perjalanan merek Yamaha mulai kapan berdirinya merek sampai bias berkembang menjadi merek yang besar seperti sekarang ini dan hal ini akan mampu membangun keterikatan yang kuat antara konsumen dengan merek. Hasil ini menunjukkan merayakan sejarah merek merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas merek suatu komunitas. 4. Pengaruh berbagi cerita merek terhadap loyalitas merek Berbagi cerita merek secara deskriptif termasuk dalam kriteria baik, ksrena kebanyakan anggota komunitas Yamaha vixion club saling berbagi informasi tentang
pengalaman
menggunakan
merek,
mengetahui
keunggulan
dan
melestarikan merek Yamaha dengan baik. Berdasarkan hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa berbagi cerita merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek karena variabel berbagi cerita merek dominan mempengaruhi loyalitas merek dan mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Choudhry dan Krishnan (2007) yang menyatakan berbagi cerita merek
97
berpengaruh terhadap loyalitas merek. Hal ini berarti berbagi cerita merek akan meningkatkan loyalitas merek, karena aktifitas-aktifitas yang mampu melahirkan keterikatan antar anggota dengan merek atau produk, keterikatan ini akan membentuk sikap yang positif dan kesetiaan pada merek tertentu. Hasil ini menunjukkan pengalaman memberikan arti khusus antar anggota komunitas dan hal ini akan menimbulkan hubungan kedekatan dan rasa solidaritas antar anggota. Berbagi cerita merek adalah hal penting, karena proses ini mengukuhkan kesadaran yang baik antar anggota dan merek yang memberikan kontribusi pada komunitas. 5. Pengaruh integrasi dan mempertahankan anggota terhadap loyalitas merek Integrasi dan mempertahankan anggota secara deskriptif termasuk dalam kriteria sangat baik, karena anggota komunitas Yamaha vixion club bangga dan menjaga nama baik komunitas. Berdasarkan hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa integrasi dan mempertahankan anggota tidak berpengaruh dan signifikan terhadap loyalitas merek karena variabel integrasi dan mempertahankan anggota tidak dominan mempengaruhi loyalitas merek dan tidak mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Kurniasih (2005) yang menyatakan integrasi dan mempertahankan anggota berpengaruh terhadap loyalitas merek. Hal ini berarti integrasi dan mempertahankan anggota tidak akan meningkatkan loyalitas merek. Hal ini dikarenakan masih kurang aktifnya anggota mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas akibat adanya kesibukan pribadi anggota masing-masing.
98
6. Pengaruh membantu dalam penggunaan merek terhadap loyalitas merek Membantu dalam penggunaan merek secara deskriptif termasuk dalam kriteria baik, karena kebanyakan anggota komunitas Yamaha vixion club merespon pertukaran informasi tentang produk Yamaha dengan baik, dan bersedia membantu sesama anggota komunitas dalam memperbaiki motor Yamaha. Berdasarkan hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa membantu dalam penggunaan merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek karena variabel membantu dalam penggunaan merek dominan mempengaruhi loyalitas merek dan mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Kurniasih (2005) yang menyatakan membantu dalam pengguaan merek berpengaruh terhadap loyalitas merek, karena melalui aktivitas tersebut anggota dapat mengetahui banyak informasi tentang merek Yamaha sehingga akan dapat menciptakan suatu keterikatan dengan merek tersebut. Hal ini berarti membantu dalam penggunaan merek akan meningkatkan loyalitas merek. Hasil ini menunjukkan bentuk tanggungjawab terhadap anggota komunitas. Salah satu cara ini merupakan perwujudan dari diri sendiri, bantuan itu sendiri melalui tindakan untuk membantu sesama anggota komunitas, khususnya yang melibatkan pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman beberapa tahun menggunakan merek.
99
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan Dari hasil dan analisis data serta pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut ini : 1. Legitimasi tidak berpengaruh terhadap loyalitas merek. 2. Loyalitas merek oposisi tidak berpengaruh terhadap loyalitas merek. 3. Merayakan sejarah merek berpengaruh positif terhadap loyalitas merek. 4. Berbagi cerita merek berpengaruh positif terhadap loyalitas merek. 5.
Integrasi dan mempertahankan anggota tidak berpengaruh terhadap loyalitas.
6. Membantu dalam penggunaan merek berpengaruh positif terhadap loyalitas merek. 7. Secara simultan dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa keenam variabel independen yaitu legitimasi (X1), loyalitas merek oposisi (X2), merayakan sejarah merek (X3), berbagi cerita merek (X4), integrasi dan mempertahankan anggota (X5), dan membantu dalam penggunaan merek (X6) berpengruh terhadap loyalitas merek dengan kontribusi 17,1 %. 8. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap loyalitas merek adalah variabel membantu dalam penggunaan merek.
99
100
5.2 Saran
5.2.1 Saran Bagi Perusahaan Dari pembahasan yang telah diuraikan, beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak Yamaha adalah : 1. Produsen Yamaha vixion sebaiknya bisa menunjukkan diferensiasi produknya, sehingga produk tersebut memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan motor
sport
lainnya,
mengingat
ketatnya
persaingan
industri
otomotif
menyebabkan konsumen sulit membedakan karakteristik dari masing-masing produk motor sport yang ada. 2. Produsen Yamaha vixion harus lebih optimal dalam menggarap atau mengedukasi target marketnya, seperti banyak mengadakan event-event olahraga, musik atau pendidikan secara berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk tersebut. Serta lebih peduli dan memperhatikan sektor komunitas motor Yamaha yang selama ini masih didirikan oleh konsumen. 3. Produsen Yamaha vixion harus terus meningkatkan performance-nya seperti memberikan garansi mesin kepada pelanggan, melakukan perubahan kecanggihan teknologi mesin yang lebih baik dan pendirian komunitas motor pihak perusahaan Yamaha vixion sehingga loyalitas merek Yamaha vixion terus meningkat di benak konsumennya.
101
5.2.2 Saran Bagi Penelitian Selanjutnya Bagi pihak yang berminat dengan penelitian sejenis atau mengembangkan penelitian lebih lanjut, hendaknya untuk memperluas variabel penelitian, tidak hanya brand community tetapi juga variabel-variabel lainnya (seperti brand image, pengetahuan konsumen, promosi dan lain-lain) sehingga diperoleh informasi yang lebih lengkap tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi loyalitas merek.
102
DAFTAR PUSTAKA
Alba, J.W. & Hutchinson. 2001. Dimension of Consumer Expertise, Journal of Consumer Research, Vol. 13, March, pp. 411-454 Basu Swastha, 2000, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedelapan, Yogyakarta : Liberty. Darmawan, Wibisono. 2003. Riset Bisnis. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama. Dharmmesta, B.S. 1999. Loyalitas Pelanggan: sebuah kajian Konseptual Sebagai Panduan Bagi Peneliti. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 3, h. 73-88. Durianto, D., Sitinjak, T. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivarian Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit UNDIP. Griffin, Jill. 2005. Customer Loyalty. Jakarta: Erlangga. Isabelle Szimigin and Alexander E. Reppel. 2002. Internet Community Bonding: The Case of Macnews. Vol.38, August pp. 626-640 Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta: Indeks. Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta:PT Indeks. Kotler & A.B. Susanto), 1999, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Empat Kotler, Philip. 2003. Marketing Manajemen. 11th ed. New Jersey: Pearson Education. McAlexander, JamesH., John W. Schouten, & Harold F. Koenig, 2002, Building Brand Community, Journal of Marketing, 66, 1, Januari, hal 48-74 Mowen, C. & Minor, M. 2001. Perilaku konsumen. Bandung : Erlangga. Muniz, A.M. Jr. And T.C. O’Guinn. 1995. “Brand Community”, Journal of Consumer Research, 27(4): 412-32. Nazir, Muhammad. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
103
Rangkuti, F. 2002. Riset Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie L. 2004. Consumer Behaviour (8th ed). New Jersey: Printice Hall. Setiadi, Nugroho J, 2003, Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Jakarta : Kencana. Simamora, Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta : Salemba Empat. Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT. Rineka Cipta. Scott A. Thompson & Rajiv K. Sinha. 2008. Brand Community and New Product Adoption : The Influence and Limits of Oppositional Loyalty. Vol. 72. November pp. 65-80 Tjiptono, F. 2001. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Situs Online : www.aisi.com www.triatmono-wordpress.com www.wordpress.com www.ICN.com
104
Lampiran 1. Surat Penelitian
105 Lampiran 2 Instrument Penelitian
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS EKONOMI Kampus Sekaran Gunung Pati,Gedung C6 Semarang Kepada : Yth. Anggota Komunitas Merek Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Ungaran Dengan Hormat, Dalam rangka penyusunan skripsi untuk menyelesaikan studi jenjang Strata 1, maka dengan segala kerendahan hati, dimohon Saudara/saudari untuk membantu mengisi angket yang disediakan. Angket ini untuk mengumpulkan data guna menyelesaikan tugas akhir perkuliahan berupa penyusunan skripsi yang berjudul : “PENGARUH BRAND COMMUNITY TERHADAP LOYALITAS MEREK SEPEDA MOTOR YAMAHA” (Studi Kasus Pada Komunitas Motor Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Ungaran) . Sehubungan dengan hal tersebut,maka dimohon bantuan Saudara/i untuk mengisi angket sesuai dengan keadaan yang dialami,dirasakan dijamin penuh kerahasiaan atas informasi yang saudara/i berikan Atas kerjasama dan kesediaan saudara/i untuk mengisi angket ini,saya ucapkan banyak terimakasih.
Semarang, 2 Maret 2011 Peneliti Cholilullah Yusuf
106
KUESIONER PENELITIAN “PENGARUH BRAND COMMUNITY TERHADAP LOYALITAS MEREK SEPEDA MOTOR YAMAHA” (Studi Kasus Pada Komunitas Motor Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Ungaran). Identitas Responden 1. No ( di isi peneliti)
:
2.
Nama
:
3.
Jenis Kelamin
:
4.
Usia
:
5.
Pekerjaan
:
6.
Alamat
:
Petunjuk pengisian 1.
Isilah daftar pernyataan berikut dengan cara memberi tanda checklist (√) pada salah satu jawaban yang tersedia sesuai dengan persepsi Saudara/i . Tidak ada jawaban benar atau salah, peneliti lebih melihat angka-angka terbaik dari persepsi saudara/i.
2.
Jawaban tersedia berupa huruf yang mempunyai arti sebagai berikut : •
SS
: Sangat Setuju
•
S
: Setuju
•
N
: Netral
•
TS
: Tidak Setuju
•
STS
: Sangat Tidak Setuju
107
Tanggapan Responden Tentang Brand Community Yamaha Pernyataan Variabel Legitimasy NO 1
SS
Anda mengetahui gambar merek atau logo komunitas Yamaha Vixion Club
3
Anda memiliki rasa kekeluargaan antar anggota komunitas Pernyataan variabel Oppositional Brand Loyalty SS Anda percaya dengan komunitas Yamaha Vixion Club
5
Anda senang bergabung dalam komunitas Yamaha Vixion Club
6
Anda selalu ikut kopdar dalam komunitas Yamaha Vixion Club
7
Anda mengetahui produk Yamaha
8
STS
JAWABAN S N TS
STS
JAWABAN N TS
STS
Anda memiliki ikatan emosional dengan merek Yamaha
2.
4
JAWABAN S N TS
Berbagai
jenis
Pernyataan variabel Celebrating The History Of The Brand SS Anda selalu mengikuti touring yang diselenggarakan oleh Yamaha vixion club
9
Anda selalu mengikuti kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan oleh Yamaha vixion club
10
Anda memakai kostum klub ketika hadir pada pertemuan rutin
11
Anda memiliki tradisi tegur sapa dengan sesama anggota komunitas Yamaha vixion club
S
108
12
13
Anda selalu mengikuti perayaan hari jadi berdirinya komunitas Yamaha Vixion Club Pernyataan variabel Sharing Brand Stories SS Anda berbagi informasi dengan anggota lain mengenai pengalaman dalam menggunakan merek motor Yamaha
14
Anda mengetahui keunggulan merek motor Yamaha
15
Anda perlu Yamaha
16
melestarikan
STS
JAWABAN S N TS
STS
JAWABAN S N TS
STS
merek
Pernyataan variabel Integrating and Retaining Members SS Anda bangga dengan produk Yamaha
17
Anda bangga bergabung dengan komunitas Yamaha Vixion Club
18
Setiap anggota menjaga nama baik komunitas Yamaha Vixion Club
19
Setiap anggota memiliki keanggotaan komunitas ini
20
JAWABAN S N TS
kartu
Pernyataan variabel Assisting in The SS Use Of The Brand Pertukaran informasi tentang produk Yamaha selalu direspon dengan baik oleh anggota lain
21
Anda memiliki rasa tanggung jawab mengingatkan pada tiap anggota untuk selalu safety riding menggunakan motor Yamaha.
22
Anda bersedia membantu sesama anggota komunitas dalam memperbaiki motor Yamaha
109
Pernyataan variabel Loyalitas merek SS 23
Anda senantiasa menggunakan motor merek Yamaha
24
Anda tidak akan pindah ke merek motor lain selain Yamaha
25
Motor Yamaha terbukti berkualitas
26
Anda mengajak orang-orang disekitar anda untuk menggunakan motor merek Yamaha
JAWABAN S N TS
STS
Lampiran 3. Tabulasi Data Uji Coba Angket
110
111
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas
Variabel Legitimasi (X1)
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .760
3 Item-Total Statistics Scale Mean Scale if Item Variance if Deleted Item Deleted
VAR00001 VAR00002 VAR00003
7.5500 7.3500 7.6000
Corrected Item-Total Correlation
1.313 1.713 .884
.748 .602 .588
Cronbach's Alpha if Item Deleted .529 .725 .810
Loyalitas Merek Oposisi (X2) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .757
4 Item-Total Statistics
Scale Mean Scale if Item Variance if Deleted Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004
11.8500 11.3000 11.7500 10.8500
Merayakan Sejarah Merek (X3) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .881
5
2.239 2.116 1.776 2.029
Corrected Item-Total Correlation .574 .497 .602 .568
Cronbach's Alpha if Item Deleted .698 .731 .676 .693
112
Item-Total Statistics Scale Mean Scale if Item Variance if Deleted Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005
16.5500 16.5500 15.7000 15.8500 16.3500
Corrected Item-Total Correlation
3.418 4.787 4.116 4.450 4.345
.792 .680 .785 .804 .619
Cronbach's Alpha if Item Deleted .846 .868 .839 .842 .879
Berbagi Cerita Merek (X4) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .724
3 Item-Total Statistics
Scale Mean Scale if Item Variance if Deleted Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003
7.5500 7.5500 7.8000
Corrected Item-Total Correlation
1.208 1.208 .695
.653 .653 .513
Cronbach's Alpha if Item Deleted .575 .575 .848
Integrasi dan Mempertahankan Anggota (X5) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .683
4
Item-Total Statistics Scale Mean Scale if Item Variance if Deleted Item Deleted VAR00001
12.9000
2.832
Corrected Item-Total Correlation .096
Cronbach's Alpha if Item Deleted .770
113
VAR00002 VAR00003 VAR00004
12.6000 12.5000 12.7000
1.411 1.737 1.589
.769 .601 .446
.381 .527 .656
Membantu dalam Penggunaan Merek (X6) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .704
3 Item-Total Statistics
Scale Mean Scale if Item Variance if Deleted Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003
7.6000 8.5000 8.4000
Corrected Item-Total Correlation
.884 .684 .989
.595 .548 .454
Cronbach's Alpha if Item Deleted .536 .600 .691
Loyalitas Merek (Y) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .761
4
Item-Total Statistics Scale Mean Scale if Item Variance if Deleted Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004
12.5000 12.6500 12.5500 12.5500
1.632 1.818 2.366 1.313
Corrected Item-Total Correlation .712 .759 .317 .586
Cronbach's Alpha if Item Deleted .619 .625 .808 .733
114 Lampiran 5. Tabulasi Data Penelitian
115
116
Lampiran 6 , Tabel Frekuensi Responden
117
Frequencies Brand Community
VAR00001 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3
11
15.3
15.3
15.3
4
18
25.0
25.0
40.3
5
43
59.7
59.7
100.0
100.0
100.0
Total 72 VAR00002
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3
18
25.0
25.0
25.0
4
43
59.7
59.7
84.7
5
11
15.3
15.3
100.0
100.0
100.0
Total 72 VAR00003
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
8
11.1
11.1
11.1
3
24
33.3
33.3
44.4
4
33
45.8
45.8
90.3
5
7
9.7
9.7
100.0
100.0
100.0
Valid 2
Total 72
VAR00004 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3
43
59.7
59.7
59.7
4
29
40.3
40.3
100.0
100.0
100.0
Total 72
118
VAR00005 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3
14
19.4
19.4
19.4
4
47
65.3
65.3
84.7
5
11
15.3
15.3
100.0
100.0
100.0
Total 72
VAR00006 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
4.2
4.2
4.2
3
28
38.9
38.9
43.1
4
36
50.0
50.0
93.1
5
5
6.9
6.9
100.0
100.0
100.0
Valid 2
Total 72
VAR00007 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
4
5.6
5.6
5.6
4
27
37.5
37.5
43.1
5
41
56.9
56.9
100.0
100.0
100.0
Valid 3
Total 72
VAR00008 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3
35
48.6
48.6
48.6
4
21
29.2
29.2
77.8
5
16
22.2
22.2
100.0
100.0
100.0
Total 72
119
VAR00009 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3
21
29.2
29.2
29.2
4
51
70.8
70.8
100.0
100.0
100.0
Total 72
VAR00010 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
4
5.6
5.6
5.6
4
24
33.3
33.3
38.9
5
44
61.1
61.1
100.0
100.0
100.0
Valid 3
Total 72
VAR00011 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.4
1.4
1.4
4
29
40.3
40.3
41.7
5
42
58.3
58.3
100.0
100.0
100.0
Valid 3
Total 72
VAR00012 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3
19
26.4
26.4
26.4
4
42
58.3
58.3
84.7
5
11
15.3
15.3
100.0
120
VAR00012 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3
19
26.4
26.4
26.4
4
42
58.3
58.3
84.7
5
11
15.3
15.3
100.0
100.0
100.0
Total 72
VAR00013 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3
10
13.9
13.9
13.9
4
58
80.6
80.6
94.4
5
4
5.6
5.6
100.0
100.0
100.0
Total 72
VAR00014 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3
10
13.9
13.9
13.9
4
58
80.6
80.6
94.4
5
4
5.6
5.6
100.0
100.0
100.0
Total 72
VAR00015 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
4.2
4.2
4.2
3
29
40.3
40.3
44.4
4
28
38.9
38.9
83.3
5
12
16.7
16.7
100.0
Valid 2
121
VAR00015 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
4.2
4.2
4.2
3
29
40.3
40.3
44.4
4
28
38.9
38.9
83.3
5
12
16.7
16.7
100.0
100.0
100.0
Valid 2
Total 72
VAR00016 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
8
11.1
11.1
11.1
4
33
45.8
45.8
56.9
5
31
43.1
43.1
100.0
100.0
100.0
Valid 3
Total 72
VAR00017 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
2.8
2.8
2.8
4
22
30.6
30.6
33.3
5
48
66.7
66.7
100.0
100.0
100.0
Valid 3
Total 72
VAR00018 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3
15
20.8
20.8
20.8
4
29
40.3
40.3
61.1
5
28
38.9
38.9
100.0
122
VAR00018 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3
15
20.8
20.8
20.8
4
29
40.3
40.3
61.1
5
28
38.9
38.9
100.0
100.0
100.0
Total 72
VAR00019 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 4
26
36.1
36.1
36.1
5
46
63.9
63.9
100.0
100.0
100.0
Total 72 VAR00020
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3
26
36.1
36.1
36.1
4
38
52.8
52.8
88.9
5
8
11.1
11.1
100.0
100.0
100.0
Total 72 VAR00021
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3
15
20.8
20.8
20.8
4
53
73.6
73.6
94.4
5
4
5.6
5.6
100.0
100.0
100.0
Total 72
123
Frequencies Loyalitas Merek VAR00001 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3
4
5.6
5.6
5.6
4
47
65.3
65.3
70.8
5
21
29.2
29.2
100.0
Total
72
100.0
100.0
VAR00002 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3
10
13.9
13.9
13.9
4
57
79.2
79.2
93.1
5
5
6.9
6.9
100.0
72
100.0
100.0
Total
VAR00003 Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3
26
36.1
36.1
36.1
4
34
47.2
47.2
83.3
5
12
16.7
16.7
100.0
Total
72
100.0
100.0
124
Lampiran 7 Hasil pengujian
1. Uji Normalitas Data a. Uji Statistik Non-Parametrik Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N
72 a
Normal Parameters Most Differences
Mean
.0000000
Std. Deviation
1.06402789
Extreme Absolute
.114
Positive
.114
Negative
-.077
Kolmogorov-Smirnov Z
.966
Asymp. Sig. (2-tailed)
.308
a. Test distribution is Normal. b. Grafik Normalitas
125
c.
Grafik Normal P Plot
2. Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model
Tolerance
VIF
1(Constant) Legitimasi
.954
1.048
.512
1.954
.311
3.212
Berbagi Cerita Merek .680
1.470
Integrasi dan Mempertahankan .279 Anggota
3.588
Membantu Dalam Penggunaan Merek .502
1.991
Loyalitas Oposisi Merayakan Merek
Merek Sejarah
a. Dependent Variable: Loyalitas Merek
126
3. Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot
4. Uji Parsial Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
Std. Error
B
1 (Constant)
7.165
2.006
Legitimasi
.066
.089
Loyalitas Merek Oposisi
.059
Merayakan Sejarah Merek
.207
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
3.572
.001
.082
.742
.461
.108
.083
.546
.587
.099
.403
2.081
.041
127
Berbagi Merek
Cerita
.252
.116
.285
2.176
.033
Integrasi dan Mempertahankan Anggota
.091
.160
.116
.567
.573
Membantu Dalam Penggunaan Merek
.392
.143
.419
2.747
.008
a. Dependent Variable: Loyalitas Merek
5. Uji simultan F
Model Summaryb
Model
R
Adjusted Change Statistics R Square R Square F Change Sig. F Change
1 .491a .241 .171 3.445 .004 a. Predictors: (Constant), legitimasi , loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota, membantu dalam penggunaan merek