PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KOTA GORONTALO Theovani Marinu, Maryam Rahim,Meiske Puluhulawa
ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan menggunakan desain penelitian “One Group Pre-Test and Post-Test Design” yang terdiri dari dua variabel yaitu variabel X (teknik diskusi) dan variabel Y (penyesuaian diri) siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kota Gorontalo dengan sampel penelitian sejumlah 10 orang siswa. Anggota sampel berjumlah 10 orang siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan menggunakan teknik pengumpul data berupa teknik angket yang menjaring data tentang variabel Y (penyesuaian diri). Alat pengumpul data yang digunakan adalah angket yang disebar sebanyak dua kali yakni Pre-test dan Post-test atau sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan. Uji hipotesis menggunakan uji t yang menghasilkan harga thitung sebesar -5,90 sedangkan t daftar pada taraf nyata 5% sebesar 2,10. Ternyata harga thitung memperoleh harga lain (harga thitung telah berada diluar daerah penerimaan H0) sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima HA. Artinya bimbingan kelompok teknik diskusi berpengaruh terhadap kemampuan penyesuaian diri siswa, sehingga dapat direkomendasikan bimbingan kelompok teknik diskusidapat digunakan secara intensif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri. Kata Kunci: Teknik Diskusi, Penyesuaian Diri Siswa.
Theovani Marinu, Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo, Pembimbing I Ibu Dra. Hj Maryam Rahim, M.Pd, Pembimbing II Meiske Puluhulawa, M.Pd , Selaku Dosen tetap pada Jurusan Bimbingan dan Konseling pada Universitas Negeri Gorontalo.
Pada umumnya, manusia merupakan makhluk yang dalam hidupnya saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya secara terus menerus sepanjang hidupnya, sehingga dibutuhkan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan orang lain. Penyesuaian diri lebih bersifat pada suatu proses sepanjang hayat, dan manusia secara terus menerus menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi yang sehat. Penyesuaian diri merupakan cara tertentu bagi individu (kelompok) untuk beraksi (merespon) terhadap tuntutantuntutan internal dan eksternal. Neo-Freudianisme (dalam Fudyartanta.2012:227) menjelaskan bahwa penyesuaian diri yang baik adalah perkembangan menyeluruh dari potensi individu secara sosial dan mampu membentuk hubungan-hubungan sosial yang hangat, peduli orang lain, pandai bertindak sosial yang dinamis dan kreatif. Penyesuaian diri yang berhasil baik dengan keterbatasan individu, belajar bereaksi terhadap dirinya dan lingkungannya dengan cara yang matang, bermanfaat, efisien, memuaskan, dan dapat menyelesaikan semua permaslahan yang dihadapinya, baik secara pribadi, sosial, maupun alamiah.Jadi dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan lingkungan. Fakta di lapangan menunjukan bahwa di SMP Negeri I Kota Gorontalo khususnya siswa kelas VII ada 10% yang memiliki penyesuaian diri rendah. Adapun ciri-ciri dari siswa yang memiliki penyesuaian diri rendah yakni tidak mampu menerima diri sendiri, tidak memiliki motivasi diri, tidak dapat mengontrol emosi dengan baik, kurang bersosial dengan lingkungan sekitar, dan kurang penerimaan terhadap orang lain. Memiliki penyesuaian diri sangat penting bagi individu dalam bermasyarakat apabila individu tidak mampu meneyesuaikan diri maka individu tersebut akan mengalami masalah dengan orang lain dan lingkungannya. Untuk mencegah terjadinya masalah maka diperlukan strategi berupa bantuan layanan agar masalah tersebut tidak akan terjadi. Adapun layanan yang biasa membantu mengatasi masalah tersebut adalah layanan bimbingan kelompok dengan memakai teknik diskusi.
Bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk usaha pemberian bantuan kepada orang-orang yang mengalami masalah. Sebagaimana dikatakan Kurt Lewin dan Ronald Lippitt (dalam Hartinah.2009:8) kegunaan dari bimbingan kelompok adalah dengan bimbingan kelompok siswa dilatih menghadapi suatu tugas bersama atau memecahkan suatu masalah bersama, siswa didorong untuk berani mengungkapkan pendapatnya dan menghargai pendapat orang lain, siswa bermasalah dapat mengenal dirinya melalui teman-teman kelompok, siswa dapat mengembangkan sikap-sikap positif seperti toleransi, saling menghargai, kerjasama, tanggung jawab, disiplin, dan kreativitas, Siswa dapat menghilangkan beban-beban moril seperti malu, penakut, dan sifat-sifat egoistis, agresif dan manja, siswa dapat menghilangkan ketegangan-ketegangan emosi, konflikkonflik, kekecewaan-kekecewaan, curiga-mencurigai, dan iri hati, serta siswa dapat mengembangkan gairah hidup dalam melakukan tugas, suka menolong dan sikap-sikap sosial lainnya. Diskusi adalah Sebuah dialog yang saling bertukar pikiran antara satu dengan yang lainnya. Kelebihan dari teknik diskusi ini dibandingkan dengan teknik-teknik lain dalam hal meningkatkan kemampuan penyesuaian diri siswa yaitu: (1) Menjadikan siswa lebih percaya diri, (2) Menjadikan siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, (3) membantu siswa mendapatkan motivasi diri, (4) dan menjadikan siswa sebagai pribadi yang bisa menghargai orang lain. Berdasarkan latar belakang maka diadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Bimbingan
Kelompok Teknik Diskusi Terhadap Kemampuan
penyesuaian diri Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kota Gorontalo”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap kemampuan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri I Kota Gorontalo?.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap kemampuan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri I Kota Gorontalo. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: (a) Memberikan dan mampu menjadi sumbangsih pemikiran serta menambah wawasan bagi dunia pendidikan umumnya dan juga
bermanfaat bagi para siswa sehingga bisa memiliki kemampuan dalam hal penyesuaian dir, (b) Memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan layanan bimbingan kelompok teknik diskusi, khususnya pada jenjang pendidikan sekolah menengah pertama, (c) Menjadi alternatif dalam pemecahan masalah khususnya penyesuaian diri siswa dilingkungan sekolah. KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Penyesuaian Diri Dalam kehidupan sehari-hari selaku manusia tentunya tidak lepas dari hubungan interaksi dengan orang lain atau beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Untuk menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan tentunya hal yang sulit apabila tidak mampu menyesuaiakan diri.individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik merupakan individu yang mampu berinteraksi dan mampu menjalin hubungan sosial yang baik dengan orang lain di lingkungan sekitar baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat tempat ia beradaptasi. Oleh karena itu penyesuaian diri ini sangat penting untuk dimiliki oleh setiap individu. Apabila individu memiliki penyesuaian diri yang baik maka otomatis individu tersebut akan menjadi pribadi yang mampu bertanggung jawab. Cahrles Darwin (Fatimah, 2008:194) Ia mengatakan tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai tujuan dan tekanan lingkungan tempat ia hidup, dan berbagai unsur alamiah lainnya. Penyesuaian diri juga merupakan suatu proses bagi individu untuk beraksi antara individu dengan lingkungannya untuk mencapai hidup yang lebih baik atau harmonis. Menurut Schneiders (dalam Asrori, 2012:173) dapat ditinjau dari tiga sudut pandang yaitu (1) penyesuaian diri sebagai adaptasi, (2) penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas, dan (3) penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan. kebutuhannya sendiri. Penyesuaian diri yang baik akan dimiliki oleh individu yang mau berusaha menjadikan dirinya sebagai bagian dalam lingkungan tempat ia berada. Menyesuaikan diri berarti mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan diri, yang artinya kegiatan individu di tentukan oleh lingkungan dan mempengaruhi
lingkungan.Seseorang
dikatakan
memiliki
kemampuan
penyesuaian diri yang baik jika mampu melakukan respon-respon yang matang, efisien, memuaskan, dan sehat.Menurut H. Bonner (Gerungan, 2010:62), interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya.Sehingga hubungan antara individu yang berinteraksi senantiasa merupakan hubungan timbal balik, saling pengaruh timbal balik. Menyesuaikan diri berarti mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan diri, yang artinya kegiatan individu di tentukan oleh lingkungan dan mempengaruhi lingkungan.Seseorang dikatakan memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik jika mampu melakukan respon-respon yang matang, efisien, memuaskan, dan sehat.Dikatakan efisien artinya mampu melakukan respon dengan mengeluarkan tenaga dan waktu sehemat mungkin.Dikatakan sehat artinya bahwa respon-respon yang dilakukan sesuai dnegan hakikat individu, lembaga, atau kelompok antarindividu, dan hubungan antarindividu dengan penciptanya.Bahkan dapat dikatakan sifat sehat ini adalah gambaran karakteristik yang paling menonjol untuk dilihat atau menentukan bahwa suatu peyesuaian diri itu dikatakan baik.Menurut H. Bonner (Gerungan, 2010:62), interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya.Sehingga hubungan antara individu yang berinteraksi senantiasa merupakan hubungan timbal balik, saling pengaruh timbal balik. Dengan demikian orang yang dipandang mempunyai penyesuaian diri yang baik adalah individu yang telah belajar beraksi terhadap dirinya dan lingkungannya dengan cara-cara yang matang, dan sehat, serta dapat mengatasi konflik mental, frustasi, kesulitan pribadi dan sosial tanpa mengembangkan perilaku simptomatik dan gangguan psikomatik yang mengganggu tujuan-tujuan moral, sosial, agama, dan pekerjaan. Individu demikian dapat menciptakan dan mengisi hubungan antarpribadi dan kebahagiaan timbal balik yang mengandung realisasi dan perkembangan kepribadian secara terus menerus.
Proses Penyesuaian Diri Proses penyesuaian diri menurut Schneiders (dalam Asrori, 2012:176) setidaknya melibatkan tiga unsur, yaitu (1) motivasi, (2) Sikap terhadap realitas, dan (3) Pola dasar penyesuaian diri. Karakteristik Penyesuaian Diri Dalam mencapai sesuatu yang baik pada diri sendiri khususnya dalam melakukan penyesuaian diri tentunya tidak selalu berjalan dengan mulus, namun ada hambatan yang sering menghampiri yang dapat membuat individu tidak mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik. Berikut ini karakteristik penyesuaian diri yang baik: (a) Penyesuaian diri dalam menghadapi masalah secara langsung, (b) Penyesuaian diri dengan melakukan eksporasi (penjelajahan), (c) Penyesuaian diri dengan trial and error, (d) Penyesuaian dengan subtitusi, (e) Penyesuaian diri dengan belajar, (f) Penyesuaian diri dengan pengendalian diri, dan (g) Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat. Aspek-Aspek penyesuaian Diri Menurut
Mu’tadin
(dalam
skripsi
Yuliastri:2011)
Pada
dasarnya
penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Remaja Menurut Schneiders (dalam Asrori, 2012:181), setidaknya ada lima faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri remaja. (a) Kondisi fisik, (b) Kepribadian, (c) Edukasi/pendidikan, (d) Lingkungan, (e) Agama dan budaya. Upaya menumbuh kembangakan penyesuaian diri remaja (dalam
skripsi
Yuliastri:2011)
untuk
menumbuh
kembangkannya
penyesuaian diri adalah sebagai berikut: (a) Menciptakan interaksi yang edukatif, (b) Menghilangkan, atau minimal menghindari perilaku negative dihadapan remaja, dan (c) Mencegah peran yang kontradiktif dengan jenis kelamin remaja.
Pengertian Bimbingan Kelompok Hartinah (2009:12) mengatakan bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk usaha pemberian bantuan kepada orang-orang yang mengalami masalah. Sukardi (2008:64) menyatakan bahwa bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan guna peserta didik setelah bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari sumber tertentu (terutama dari pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Selaras dengan pengertian-pengertian Sukardi dan Kusumawati
(2008:78)
mengemukakan
bahwa
layanan
bimbingan
kelompokadalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing/konselor) dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari, untuk perkembangan dirinya naik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu Jadi bimbingan kelompok merupakan suatu proses yang dilaksanakan secara bersama oleh beberapa orang yang didalamnya terdapat pemimpin kelompok dan anggota kelompok dengan tujuan untuk menunjang hidup seseorang dalam sehari-hari. Tujuan Bimbingan Kelompok Dalam bimbingan kelompok terdapat tujuan yang akan mengarahkan proses layanan bimbingan kelompok sehingga dapat berjalan dengan baik dan membuat individu didalam kelompok tersebut memiliki pemahaman baru. Prayitno (2004:2-3) merumuskan tujuan bimbingan kelompok adalah tujuan umum dan tujuan khusus yang sama-sama bertujuan untuk melatih siswa agar dapat percaya diri dalam mengungkapkan pendapat dan mampu menerima pendapat orang lain dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau pembahasan didalam kelompok tersebut.
Manfaat layanan bimbingan kelompok Pada layanan bimbingan kelompok selain memiliki tujuan ada juga manfaat yang hendak dicapai oleh layanan bimbingan kelompok.Manfaat bimbingan kelompok menurut Sukardi (2008:67) yaitu (1) bertukar pikiran dengan teman kelompok, (2) mampu menyesuaikan diri, dan (3) mampu mengambil keputusan yang baik. Langkah-Langkah Bimbingan Kelompok Dalam proses pelaksanaan bimbingan kelompok ada beberapa lagkahlangkah yang harus ditempuh (a) tahap I : tahap pembentukan, (b) tahap II : tahap transisi, (c) tahap III : tahap kegiatan, (d) tahap IV : Pengakhiran. Teknik-Teknik Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok akan membuahkan hasil yang baik apabila menggunakan teknik-teknik yang sesuai dengan pembahasan atau masalah yang dibahas pada kelompok tersebut. Menurut Rusmana 2009:16-28 bimbingan kelompok dapat dilakukan melalui berbagai teknik latihan (a) menulis, (b) gerak, (c) lingkaran, (d) Dyad dan triad, (e) Creative Props, (f) seni dan kerajinan tangan, (g) fantasi, (h) bacaan umum, (i) uman balik, (j) kepercayaan, (k) experiental, (l) dilemma moral, (m) keputusan kelompok, dan (n) sentuhan. Keempat belas teknik diatas memiliki manfaat yang sangat penting bagi proses layanan bimbingan kelompok. Teknik-teknik tersebut mampu membantu konselor/pemimpin kelompok mudah dalam menemukan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah dengan memilih salah satu teknik sehingga masalah bisa selesai secara terarah dan menuju pada hasil yang positif.
Kerangka Berpikir Penyesuaian
sosial
Bimbingan kelompok
Penyesuaian
diri rendah
teknik diskusi
yang baik
- Tidak mampu
- Menjadikan siswa
- Mampu
menerima diri
untuk percaya diri
sendiri - Tidak memiliki motivasi diri - Tidak dapat mengontrol emosi dengan baik - Kurang
- Melatih siswa untuk dapat
yang tinggi
pendapat orang lain - Mampu
dengan
dengan lingkungan
penerimaan
- Memiliki
pendapat
menyesuaiakan diri
- Kurang
keadaan diri
motivasi diri
bersosialisasi
lingkungan sekitar
menerima
mengungkapkan
- Mampu menerima
- Mampu mengambil keputusan yan baik
diri
- Memiliki pola dasar penyesuaian diri - Melestarikan budaya yang ada - Selalu mensyukuri berkat Tuhan
terhadap orang lain
Hipotesis Terdapat pengaruh bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap kemampuan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri I Kota Gorontalo. Metode Penelitian Pelelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Kota Gorontalo. Subjek penelitian ini adalah kelas VII SMP Negeri I Kota Gorontalo yang berjumlah 30 orang.Objek penelitian ini adalah pengaruh bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap kemampuan penyesuaian diri.Penelitian ini menggunakan metode
penelitian eksperimen (quasi experiment atau eksperimen semu)dengan desain ”One Group Pre-test and Pos-test Design”. Pre-test
Treatment
Pos-test
X1
T
X2
Keterangan : X1 = Pre-test penyesuaian diri sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok X2= Post-test penyesuaian diri siswa setelah diberikan layanan bimbingan kelompok T = Penerapan layanan bimbingan kelompok Dalam penelitian eksperimen semu ini terdapat variabel
Y, yaitu
kemampuan penyesuaian diri dengan indikator yaitu, (1) mampu menerima diri sendiri, (2) memiliki motivasi diri, (3) dapat mengontrol emosi dengan baik, (4) mampu bersosial dengan lingkungan sekitar, (5) penerimaan terhadap orang lain, (6) berterimakasih kepada pencipta, (7) mampu melestarikan budaya. dan variabel X,yaitu bimbingan kelompok teknik diskusi. Dalam penelitian ini yang menjadi anggota populasi adalah siswa kelas VII di SMP Negeri I Kota Gorontalo dengan jumlah populasi 532 orang siswa.Anggota sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII yang berjumlah 10 orang siswa.Untuk pengambilan sampel, peneliti menggunakan purposive sampling atau pengambilan sampel berdasarkan tujuan. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara memilih satu kelas kemudian menyebarkan tes awal, hasil dari tes awal tersebut diketahui siswa yang memiliki penyesuaian diri tinggi, sedang, dan rendah. 10 tersebut diambil dari 5 orang yang memiliki penyesuaian diri tinggi dan 5 orang yang memiliki penyesuaian rendah.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari hasil analisis deskriptif variabel X1 (Pre-test) diperoleh skor terendah X1 (Pre-test) 138 dan skor tertinggi 173; range diperoleh sebesar 35, banyak kelas 4; panjang kelas 9; rata-rata kelas diperoleh sebesar 154,6; varian diperoleh 183,6; dan standar deviasi diperoleh sebesar 13,54. Pengujian Normalitas Data Variabel Pre-test dan Post-test Dari hasil perhitungan variabel pre-test dan post-test diperoleh data dengan hasil χ2hitung Pre-Test = -56,4 dan χ2hitung Post-Test = -74,53 sedangkan harga χ2tabel pada taraf nyata α = 5,99. Ternyata harga χ2hitung <χ2tabel sehingga disimpulkan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal. Pengujian Homogenitas Data Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh 𝑥 2 hitung sebesar 8,28. Pada taraf nyata a=0,05 diperoleh 𝑥 2 (1-0,05)(5-1)= 𝑥 2 (0,95)(4) = 9,49. Ternyata harga chikuadrat hitung lebih kecil dari chi-kuadrat daftar.Jadi dapat disimpulkan bahwa data variabel X1 (Pre-Test) dan variabel X2 (Post-Test) memiliki varians populasi yang HOMOGEN. Pengujian Hipotesis Dalam pengujian ini dilakukan komparasi antara hasil yang dicapai sebelum eksperimen (X1) dengan setelah eksperimen (X2). Dari hasil perhitungan diperoleh harga thitung sebesar –5,90 sedangkan dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t(0.975) (18) = 2,10. Ternyata harga thitung memperoleh harga lain, atau harga thitung telah berada di luar daerah penerimaan H0, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima HA. Pembahasan Dari hasil pelaksanaan analisis terhadap data yang ada, menggunakan teknik pengolahan statistika pengujian normalitas data dengan hasil χ2hitung Pre-Test = 3,74 dan χ2hitung Post-Test = -11,98 sedangkan harga χ2tabel pada taraf nyata α = 5,99. Ternyata harga χ2hitung <χ2tabel sehingga disimpulkan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal. Uji hipotesis menggunakan uji t yang menghasilkan harga thitung sebesar -5,90 sedangkan t daftar pada taraf nyata 5% sebesar 2,10. Ternyata
harga thitung memperoleh harga lain (harga thitung telah berada diluar daerah penerimaan H0) sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima HA. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis yang berbunyi “Pengaruh bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap kemampuan penyesuaian diri siswa”, dapat diterima. Hasil eksperimen yang dilakukan oleh peneliti menunjukan terjadinya peningkatan kemampuan penyesuaian diri siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Gorontalo setelah dibimbing dengan menggunakan bimbingan kelompok teknik diskusi yang dapat dilihat dari adanya peningkatan skor rata-rata dari penyesuaian diri siswa pada saat penelitian. Hal ini menunjukan bahwa bimbingan kelompok teknik diskusi yang telah dilakukan memberikan dampak positif terhadap kemampuan penyesuaian diri siswa. Penutup Simpulan Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan penyesuaian diri siswa kelas VII setelah diberikan perlakuan dengan bimbingan kelompok teknik diskusi. Hal ini dapat diketahui dari hasil pengujian hipotesis, dimana harga thitung sebesar –5,90 dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t(0.975) (18) = 2,10. Ternyata harga thitung memperoleh harga lain, atau harga thitung telah berada di luar daerah penerimaan H0, sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima HA. Sehingga hipotesis yang berbunyi “Pengaruh bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap kemampuan penyesuaian diri pada siswa kelas VII” ini dapat diterima. Saran Berdasarkan simpulan tersebut, maka sebagai saran yakni: (a) Bagi Guru Bimbingan dan Konseling hendaknya menggunakan bimbingan kelompok teknik diskusi dalam upaya mengembangkan kemampuan penyesuaian diri siswa, (b) Bagi siswadiharapkan dapat terus menjaga kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Asrori dan Ali M. 2012. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: PT Bumi Aksara. Emzir.2013.Metodologi
penelitian
pendidikan
kuantiatif
dan
kualitatif.Jakarta:Rajagrafindo persada Fani dan Latifah Ahyani.2012. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan.(Online). (http://portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=114129, diaskes Juni 2012). Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: Pustaka Setia. Fudyartanta, Ki. 2012. Psikologi Perkembangan. Yogjakarta: Pustaka Belajar Gerungan. 2010. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditima Hartinah,Sitti. 2009.Konsep Dasar Bimbingan Kelompok.Bandung:Refrika. Kartini Kartono. 2007. Patologi Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Moeklasstain. 2012. Bimbingan Kelompok. (Online). (http://moeklasstain.wordpress.com/2012/12/23/bimbingan-kelompok-2/, diaskes 23 Desember 2013). Rusmana,
Nandang.
2009.Bimbingan
dan
Konseling
Kelompok
Disekolah.Bandung. Sudjana.2002.Metode statistika.Bandung: Tarsito Sukardi dan Kusumawati. 2008.. Proses Bimbingan dan Konseling Di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Syarif.2011. Pengertian Bimbingan dan Konseling Menurut Para Ahli. (Online)
(http://www.syafir.com/2011/11/25/pengertian-bimbingan-dan-konselingmenurut-para-ahli, diaskes 25 November 2011). Wilis, Sofyan, S. 2012. Remaja dan Permasalahannya. Bandung: Alfabeta Yuliastari, Mohamad. 2011. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Penyesuaian Diri Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Gorontalo. Skripsi. Gorontalo: Program Bimbingan dan Konseling UNG.