PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VIII SMPN 3 RAMBATAN Rita Satriana1, Niniwati1, Puspa Amelia1 1 Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bung Hatta E-mail :
[email protected] Abstract Implementation of learning mathematics in class VIII SMPN 3 Rambatan is dominated by the teacher, so that the interaction between teachers and students or students with students is rare. This adversely affects the students mathematics learning outcomes. One way to overcome this problem is to implement Active Learning Strategies with The Power of Two Type of learning mathematics in class VIII SMPN 3 Rambatan. The purpose of this study is to determine how the activity of students and whether students mathematics learning outcomes improved over the type of implement Active Learning Strategies The Power of Two on the students concerned . This type of research is experimental. The population in this study were all students of class VIII SMPN 3 Rambatan which consists of four classes. Sampling was done by simple random sampling technique. Instruments that be used are activities and learning outcomes. Based on the analysis, indicated that mathematics learning activity of class VIII SMPN 3 Rambatan in the school year 2012/2013 generaly increase the students learning activities. While the data from two classes that learn mathematics were normally distributed and have a homogenous variance. Formula that been used for hypothesis test is t-test formula with a confidence level of 95% (α=0.05), with tcount = 1.7746 and ttable = 1.677. Because tcount> ttable, so the research hypothesis is accepted. Based Can be concluded that students mathematics learning outcomes after applying Active Learning Strategies with The Power of Two Type is better than using the conventional learning in class VIII SMP 3 Rambatan. Key words : Active Learning, The Power of Two , Students Activities , Learning Outcomes matematika di kelas VIII SMPN 3 Rambatan,
Pendahuluan peranan
siswa masih kurang aktif, pembelajaran
penting dalam kehidupan manusia, sehingga
masih terpusat pada guru dan berlangsung
matematika
monoton.Pada
Matematika
memegang
menjadi
salah
satu
mata
saat
pelajaran wajib yang diberikan disetiap
berlangsung
jenjang
pada
memperhatikan guru menjelaskan dan ada
siswa
juga beberapa diantara mereka yang asyik
pendidikan.Namun
kenyataannya
Sebagian
menganggap
matematika
besar
merupakan
berbicara
ada
dengan
siswa
pembelajaran yang
hanya
temannya. Saat guru
pelajaran yang sulit dipahami sehingga
memerintahkan siswa untuk mengerjakan
matematika menjadi pelajaran yang kurang
soal
disenangi oleh sebagian peserta didik.
masing-masing, mereka lebih cenderung
Berdasarkan observasi yang peneliti
latihan
jarang
siswa
mengerjakan
menunggu hasil latihan dari temannya yang
lakukan pada tanggal 10September 2012,
berkemampuan
tinggi.
Pada
saat
terlihat bahwa dalam proses pembelajaran
pembelajaran berlangsung hanya sebahagian
kecil siswa yang bertanya tentang materi
harus mengerjakan banyak sekali tugas.
yang diajarkan guru dan pada saat guru
Mereka harus menggunakan otak, mengkaji
bertanya siswa cenderung diam.
gagasan,
Hal ini
memecahkan
masalah
dan
berdampak pada hasil belajar matematika
menerapkan apa yang mereka pelajari.
siswa yang masih berada di bawah Ktriteria
Belajar aktif harus gesit, menyenangkan,
Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70.
bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan
Untuk mengatasi permasalahan diatas, perlu
diadakan
perubahan
dalam
sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving dan
Untuk
pembelajaran matematika. Guru sebagai
about
penyelenggara proses pembelajaran perlu
memahami
mengusahakan strategi pembelajaran yang
mendengar dan melihat saja. Siswa harus
dapat mengaktifkan siswa sehingga hasil
mampu
belajar siswa dapat lebih baik dan aktivitas
informasi yang telah diperoleh sehingga
siswa
pembelajaran
diharapkan adanya umpan balik guna melihat
matematika. Salah satu strategi yang dapat
tingkat pemahaman siswa terhadap materi
digunakan untuk mengatasi masalah diatas
atau konsep yang sedang dipelajari. Bahkan
adalah dengan menerapkan Strategi Aktif
diharapkan siswa mampu dan tertarik untuk
tipe The Power of Two, dengan strategi ini
mencari pengetahuan lebih dari yang di
dapat membiasakan siswa belajar aktif secara
dapatnya di sekolah. Sehingga siswa akan
individu dan kelompok. Belajar individu
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan
bertujuan untuk melihat tingkat pemahaman
sekaligus.
meningkat
dalam
thingking sesuatu
melakukan
aloud)”.
tidak
cukup
sesuatu
hanya
terhadap
memberi
Proses pembelajaran akan lebih efektif
kesempatan siswa mempunyai tanggung
jika guru mengkondisikan setiap siswa
jawab secara pribadi atas apa yang telah
terlibat secara aktif, dan terjadi hubungan
dipelajari. Belajar kelompok bertujuan untuk
yang dinamis serta saling mendukung antara
memberi kesempatan kepada siswa dalam
siswa satu dengan siswa yang lainnya.
mengembangkan potensi yang ada dalam
Silberman
dirinya, belajar dari teman dan belajar
pembelajaran aktif tipe The Power of Two
bertukar fikiran.
berarti menggabungkan kekuatan dua kepala,
siswa
terhadap
materi
dan
(2011:173)
menyatakan
untuk
menggabungkan dua kepala dalam hal ini
meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara
adalah membentuk kelompok kecil yaitu
mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki
masing-masing siswa berpasangan. Kegiatan
oleh siswa. Silberman (2011:9) menyatakan
ini dilakukan agar muncul suatu sinergi yakni
bahwa “agar belajar menjadi aktif, siswa
dua kepala lebih baik dari satu.
Belajar
aktif
dimaksudkan
2
Silberman (2011:173) mengungkapkan
b. Selanjutnya siswa diminta untuk
langkah-langkah yang dilaksanakan dalam
menjawab
menerapkan The Power of Two (kekuatan
perseorangan.
a. berikan siswa satu atau beberapa pertanyaan yang memerlukan perenungan dan pemikiran. b. perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan secara perseorangan. c. setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka, aturlah menjadi sejumlah pasangan dan perintahkan mereka untuk berbagi jawaban satu sama lain. d. perintahkan pasangan untuk membuat jawaban baru bagi tiap pertanyaan, memperbaiki tiap jawaban perseorangan. e. bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru, bandingkan jawaban dari tiap pasangan lain di dalam kelas. langkah-langkah
pembelajaran tipe The Power of Two yang dikemukakan
Silberman
di
atas,
maka
penulis akan melaksanakan penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikit: 1. Guru menjelaskan materi pembelajaran dan memberikan beberapa contoh soal, dan memberi kesempatan bertanya mengenai materi yang diberikan. 2. Kemudian guru menerapkan strategi The Power of Two dalam pembelajaran yaitu dengan cara : a. Guru memberikan siswa satu atau beberapa pertanyaan secara lisan kepada siswa.
secara
c. setelah semua siswa menyelesaikan
dua kepala) sebagai berikut :
Berdasarkan
pertanyaan
jawaban
mereka,
guru
memerintahkan siswa untuk duduk bersama pasangannya. Pembagian pasangan
dilakukan
dengan
memberikan tes awal kepada siswa. Selanjutnya nilai siswa diurutkan dari nilai tertinggi sampai nilai terendah, kemudian siswa yang nilainya paling tinggi dipasangkan dengan siswa yang nilainya paling rendah atau berdasarkan tingkat kemampuan akademisnya. Begitu seterusnya sampai masing-masing siswa
memperoleh
pasangan.
Kemudian siswa berbagi jawaban satu
sama
lain
dengan
pasangannya. d. Guru meminta setiap pasangan bekerjasama untuk menyelesaikan jawaban sekaligus
dari
tiap
pertanyaan,
memperbaiki
jawaban
perseorangan. e. Guru meminta setiap pasangan mengumpulkan jawaban baru yang telah
mereka
bahas
bersama
pasangan. f. Guru
meminta
memiliki
pasangan
jawaban
yang
terbaikuntuk
mengerjakan di papan tulis.
3
g. Guru mengemukakan penjelasan dan solusi untuk tiap pertanyaan.
g. Mental Activities h. Emosional Activities
3. Pada akhir pembelajaran siswa diberi
Berdasarkan pendapat diatas, aktivitas yang
kuis mengenai materi yang dipelajari
akan diamati adalah oral activities, listening
pada tiap pertemuan.
activities, writing activities, mental activities, siswa
emotional activities. Alasan penulis memilih
terhadap materi yang telah disampaikan
ke lima aktivitas ini, karena lima aktivitas ini
dapat digunakan suatu alat ukur yaitu tes. Tes
yang sesuai untuk diamati dalam pelaksanaan
yang
penelitian yang penulis lakukan.
Untuk
melihat
digunakan
penguasaan
dalam
penelitian
ini
diberikan dalam bentuk kuis. Berdasarkan hasil kuis dapat dilihat tingkat perkembangan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
dalam
a. Untuk mengetahui aktivitas belajar
pembelajaran matematika. Pemberian kuis ini
siswa kelas VIII SMPN 3 Rambatan
dilakukan
pertemuan.
yang pembelajarannya menggunakan
Pemberian kuis yang berulang kali ini akan
strategi pembelajaran aktif tipe The
memberi manfaat yang besar bagi siswa.
Power of Two.
siswa
dalam
menguasai
pada
tiap
materi
akhir
hasil
b. Untuk mengetahui apakah hasil belajar
belajar, sekolah juga merupakan arena
matematika siswa dengan pembelajaran
mengembangkan aktivitas karena sekolah
aktif tipe The Power of Two lebih baik
merupakan salah satu pusat kegiatan belajar.
dari hasil belajar matematika siswa
Siswa yang aktif dalam pembelajaran dapat
siswa
ditandai
menggunakanpembelajaran
Selain
untuk
meningkatkan
dengan
memperhatikan
guru
sering dengan
bertanya, baik,
mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan yang dimilikinya. Indikator yang menyatakan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar menurut Paul B. Diedrich dalam Sardiman(2011:101) adalah:
yang
pembelajarannya
konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 3 Rambatan. Metodologi Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen.
Arikunto
mengemuka-kan
bahwa
(2009:207) “penelitian
a. Visual Activities
eksperimen
b. Oral Activities
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
c. Listening Activities
akibat dari sesuatu yang dikenakan pada
d. Writing Activities
subjek selidik”.
adalah
penelitian
yang
e. Drawing Activities f. Motor Activities
4
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 3 Rambatan sebanyak empat kelas.Sampel terdiri atas dua kelas
dikemukakan
oleh
(2005:263) sebagai berikut: 1) Menghitung variansi gabungan dari
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
semua
Langkah-langkah
∑ (n − 1)S S = ∑ ( − 1) n
penentuan
sampel
dilakukan sebagai berikut : kelas
populasi
2
i
VIII
SMPN
3
Rambatan, setelah itu dihitung ratarata dan simpangan bakunya. b. Uji Normalitas
B = log S
2
∑ (n − 1) i
3) Melakukan uji barlett mengunakan statistik Rumus:
kelompok
menggunakan
data uji
Liliefors.Dalam uji normalitasdiuji hipotesis apakah data hasil belajar sampel
2 i
dengan rumus:
masing-masing
matematika
rumus:
2) Menghitung harga satuan barlett (B)
Melakukan uji normalitas terhadap dengan
dengan
i
a. Mengumpulkan nilai Ulangan Harian pertama
Sudjana
siswa
berdistribusi
keempat normal
χ
2
Chi-Kuadrat
dengan
{
= ln10 B − ∑ (ni − 1)log S i
}
2
Dalam hal ini akan diuji:
kelas :
atau
tidak. Dari analisis data diperoleh hasi sebagai berikut : Hasil Uji Normalitas Seluruh Populasi Kelas Keterangan VIII.1 0,0902 0,1706 VIII.2 0,0825 0,1706 VIII.3 0,1275 0,1540 VIII.4 0,0968 0,1832
Kemudian harga
dibandingkan
dengan harga
dengan taraf
nyata
, kriteria pengujian terima
adalah populasinya mempunyai variansi yang homogen. Dari analisis yang dilakukan didapat
7,81 pada taraf nyata karena
Dari tabel di atas, diperoleh hasil bahwa seluruh populasi berdistribusi normal dengan taraf nyata ( = 0,05).
1,3151 dan 0,05
maka dapat
disimpulkan bahwa populasi tersebut bervariansi homogen. d. Melakukan uji kesamaan rata-rata
c. Melakukan uji homogenitas variansi
dengan mengunakan teknik anava
populasi dengan mengunakan uji
satu arah. Dari analisis didapat Fhitung
barlett dengan langkah-langkah yang
= 1,6023 dan Ftabel= 2,706 pada α = 5
0,05.
F
Karena
F
,
:
sehingga hipotesa
diterima pada tingkat kepercayaan 95%. Kesimpulan yang diperoleh adalah keempat kelas memiliki ratarata nilai yang sama. dilakukan
uji
homogenitas
variansi dan uji kesamaan rata-rata, maka yang dilakukan selanjutnya adalah menentukan kelas sampel sebanyak dua kelas yaitu satu kelas untuk kelas eksperimen dan satu kelas untuk kelas kontrol.Didapat kelas VIII.4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.2 sebagai kelas kontrol. Penelitian
ini
a. Jenis data 1) Data Kualitatif adalah data mengenai aktivitas siswa. 2) Data Kuantitatif adalah data nilai hasil belajar siswa.
e. Menentukan sampel dari populasi Setelah
Jenis data dalam penelitian ini ada dua yaitu:
b. Sumber data 1. Sumber data primer adalah data yang diperoleh dari di kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari guru dan tata usaha SMPN 3 Rambatan. Prosedur penelitian dapat dibagi atas tiga bagian yaitu: 1) Tahap persiapan; 2) Tahap
mempunyai
dua
variabel yaitu:
pelaksanaan;
penyelesaian.
dan
Sedangkan
3)
Tahap
instrumen
penelitian yang peneliti gunakan diantaranya
a. Variabel bebas
adalah lembar observasi dan tes hasil belajar.
Variabel bebas dalam penelitian ini
Adapun langkah-langkah dalam melakukan
adalah pembelajaran matematika di kelas
tes adalah sebagai berikut:
VIII SMPN 3 Rambatan.Pada kelas eksperimen
dengan
menggunakan
pembelajaran aktif tipe The Power of Two, sedangkan pada kelas kontrol
1. Menyusun tes. 2. Ujicoba tes, ujicoba tes dilakukan di MTsS Rambatan. 3. Analisis butir soal.
menggunakanpembelajaran konvensional.
Dalam melakukan analisi butir item,
b. Variabel terikat
komponen yang perlu diperhatikan
Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah
yaitu aktivitas dan hasil belajar siswa
pembeda, serta reliabilitas tes.
yang
diperoleh
perlakuan.
setelah
diberikan
tingkat
kesukaran,
daya
4. Pelaksanaan tes akhir yang dilakukan pada
kedua
kelas
yaitu
kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
6
Teknik analisis data yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
dikemukakan
Sudjana
(2005:249)
adalah :
1. Aktivitas siswa Hasil
observasi
dianalisis
dengan
menggunakan rumus yang dikemukakan
dengan : S12=
Variansi hasil belajar terbesar
oleh Sudjana dalam Ibrahim (2007:130)
2
S2 =Variansi
yaitu:
hasil
belajar
= Perbandingan
antara
terkecil 100%
F
dengan :
variansi hasil belajar
P = Persentase aktivitas F = Frekuensi aktivitas N = Jumlah siswa Data berupa persentase diolah dengan menggunakan dikemukakan
kriteria oleh
yang
Dimyati
dalam
Mudjiono (2010:125) yaitu:
terkecil Kriteria
pengujian
adalah
terima
hipotesis H0 jika : ,
Sedikit sekali Sedikit Banyak Banyak sekali
dengan
variansi hasil belajar
F
Aktivitas Belajar
Persentase Aktivitas Belajar (P) 0% < P ≤ 25% 25% < P ≤ 50% 50% < P ≤ 75% 75% < P ≤ 100%
terbesar
, dan tolak H0 jika
,
d. Uji Hipotesis Pasangan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: H0 :
:
Hasil
belajar matematika
siswa yang pembelajaran-
2. Hasil belajar Teknik analisis data yang digunakan
nya
adalah
pembelajaran aktif tipe The
perbedaan
t-test.
Dengan
menerapkan
strategi
langkah-langkah:
Power of Two sama dengan
a. Menentukan rata-rata hasil belajar
hasil
masing-masing kelompok, simpangan
siswa
baku (S) dan variansi (
menggunakan pembelajaran
).
c. Uji Homogenitas Variansi
H1: μ1 > μ 2 : Hasil
Rumus yang digunakan untuk menguji adalah
matematika
yang
diajar
konvensional.
b. Uji Normalitas.
hipotesis
belajar
uji
F
yang
belajar matematika
siswa yang pembelajarannya menerapkan
strategi
pembelajaran aktif tipe The
7
Poweer of Two leebih baik darri pada
hasil
mateematika
c. Siswa S mendeengar penjellasan guru
belajaar
siiswa
Indiikator 3
yangg
mengggunakan pembelajaran p n konv vensional.
1000% 800% 600% 400% 200% 0% 0
Hasil dan n Pembahassan 1. Dataa aktivitas siswa s dipero oleh melaluui lembbar observassi. Data ini dapat dilihaat Gambar 3 : Grafik akktivitas siswa mendengarkaan penjelasaan guru
padaa diagram berrikut : a. Siiswa mengajukan pertanyaann teentang materri dan tugas yang kurangg diimengerti.
S menuulis atau meencatat mateeri d. Siswa yang y dipelajaari
Indik kator 1
Indiikator 4
40% 30% 20% 10% 0%
1000% 800% 600% 400% 200% 0% 0
Gambar 1 : Grafik akktivitas Siswaa mengajukann pertanyaan n tentang materi dan tugas yangg kurang dim mengerti
Gambar 4 :Grafik akktivitas siswaa menulis ataau mencatatt materi yang dipelajari
e. Menyelesaik M kan
tugas
berpasangaan
yang y berupa mendiskusiikan soal yanng b. Menjawab M peertanyaan yaang diberikann
diberikan d guuru
guuru
Indiikator 5 Indik kator 2
1000% 80 0% 60 0% 40 0% 20 0% 0% 0
80% % 60% % 40% % 20% % 0% %
Gambar 2 : Graffik aktivitass pertanyaan n yang diberikan guru
menjawabb
Gambar 5 : Graffik aktivitas siswa yanng Menyelesaikan tugas berpasangann yang beruppa mendiskuusikan soal yaang diberikan n guru
8
f. Mengobrol M deengan temann c. Pengujian Perbedaan P Rata-rata R
Indik kator 6
untuuk pengujiian hipotessis
25% % 20% % 15% % 10% % 5% % 0% %
dengan makka
diperoleeh = 1,6777
. Deengan kondiisi
ini berarti hipootesis H0 dittolak. Dengaan dem mikian dapat disimpulkan n bahwa hassil belaajar Gambar 6 : Grafik aktiv vtas siswa yaang mengobrool man dengan tem
g. Bekerja senddiri, tidak mau m bertanyaa attau diam
matem matika
sisswa
dengaan
mennerapkan Strrategi Pemb belajaran akttif tipee The Powerr of Two leebih baik daari hasiil belajar matematika m siswa yanng pem mbelajarannyya
menggunaka m an
pem mbelajaran kkonvesional pada sisw wa
Indik kator 7
kelaas VIII SMP PN 3 Rambattan.
40% 30% 20% 10% 0%
Pem mbahasan 1. Aktivitas A
Belajar
Matematik ka
S Siswa Dii dalam kelaas eksperimeen ada 2 oranng observerr yang menngamati keaaktifan sisw wa Gambar 7 :Grafik aktivvitas siswa yaang bekerja sendiri, tidaak mau bertannya atau diam m
selama proses pem mbelajaran berlangsunng. Aktivitaas siswa terrsebut dilihhat dari tujuuh indikatoor
2. Hasil Belajar
yang
terdapat
p pada
lembar
observassi. Secara keseluruhan n pada kelas
U Normalitas Data a. Uji
eksperim men terjadi peningkataan persentase
Kela as
siswa yaang melakukkan aktivitass untuk setiaap
Eksperim men Kontrrol
Jum mlah sisw wa 22 2 26 6
0,07778 0,11337
0,18322 0,17066
pertemuuan
pada
aktivitas
positif p
yaiitu
indikatoor 1 samppai 5, dann mengalam mi penurunnan untuk aktivitas negatif n yaiitu
b.
M Menguji Homogenitas Variansi V
indikatoor 6 dan 7.
D skor hassil tes akhir diperoleh: Dari d V Variansi terbbesar = 334,77707
D gambarr 1 dan gambbar 2 aktivitas Dari
V Variansi terkkecil = 226,66715
siswa mengalami m kenaikan dan ada yanng mengalaami
penurrunan.Pada
gambar
1 9
aktivitas siswa mengalami peningkatan dari
besar
pertemuan pertama sampai pertemuan ke
menjelaskan tapi masih ada beberapa siswa
tiga, hal ini disebabkan karena siswa selalu
yang tidak memperhatikan.Pada gambar 4
diberi motivasi untuk selalu bertanya jika
siswa selalu melakukan aktivitas mencatat
masih ada materi yang belum atau kurang
materi
dipahami.Namun pada pertemuan ke empat
beberapa pertemuan masih ada siswa yang
aktivitas ini mengalami penurunan dari
tidak mencatat materi yang diberikan. Pada
pertemuan sebelumnya, hal ini disebabkan
gambar 5 aktivitas siswa yang menyelesaikan
karena materi yang diberikan ada pembuktian
tugas
rumus, sehingga siswa hanya memperhatikan
mendiskusikan soal yang diberikan guru
dan
dalam
cenderung meningkat, karena siswa setiap
memahaminya. Pada pertemuan ke lima dan
kali pertemuan semakin terbiasa dengan
ke enam siswa sudah tidak malu-malu untuk
pembelajaran The Power of Two,akibatnya
bertanya, siswa sudah mau bertanya tanpa di
siswa berusaha untuk serius melaksanakan
suruh bertanya. Pada gambar 2 aktivitas
tiap langkah-langkah pembelajaran dan siswa
siswa meningkat dari pertemuan pertama ke
berusaha untuk belajar dengan sungguh-
pertemuan ke dua.Pada pertemuan ke tiga
sungguh meskipun masih ada siswa yang
aktivitas
masih main-main dalam belajar.
kelihatan
siswa
kebingungan
mengalami
penurunan
dibanding pertemuan sebelumnya hal ini disebabkan
karena
siswa
hanya
memperhatikan guru menjelaskan tapi agak kebingungan
dalam
memahami
materi
tentang menentukan panjang busur dan luas juring.Pada pertemuan ke empat siswa sudah bersemangat untuk banyak bertanya karena siswa selalu dimotivasi untuk tidak malumalu dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.
yang
memperhatikan
disampaikan
berpasangan
guru
meskipun
yang
di
berupa
Dari gambar 6 dan gambar 7 terlihat bahwa
aktivitas
mengalami
penurunan
karena merupakan aktivitas negatif. Pada gambar
6
aktivitas
siswa
pada
awal
pertemuan lumayan tinggi, karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran The Power of Two sehingga siswa cenderung mengobrol dengan temannya bahkan pada saat
diskusi
berpasangan
siswa
juga
cenderung mengobrol dengan teman. Namun
Dari gambar 3,4 dan, gambar 5 dapat dilihat
sudah
aktivitas
siswa
mengalami
setelah di terapkan beberapa kali pertemuan siswa semakin paham dan jika masih ada
peningkatan.Pada gambar 3 siswa selalu di
siswa
beri
mendengarkan
menegurnya dan mereka kembali serius
penjelasan guru sehingga siswa sebahagian
untuk belajar.Pada gambar 7 terlihat aktivitas
motivasi
untuk
yang
mengobrol,
maka
penulis
10
mengalami
penurunan
untuk
setiap
pertemuan. Pada awal pertemuan masih banyak siswa yang bekerja sendiri, tidak mau
kuis belum memuaskan karena masih banyak siswa belum benar yelesaikan soal. 3. Hasil Belajar Selama
bertanya atau diam, bahkan untuk bertanya
penelitian
pada
kelas
kepada sesama teman siswa cenderung malu,
eksperimen, pada awalnya siswa tampak
Untuk itu siswa di beri motivasi dan
kesulitan dan kebingungan saat penulis
semangat
untuk
menyampaikan langkah-langkah yang akan
bertanya, dandiberi pasangan agar dapat
dilakukan siswa dalam penerapan strategi
saling berbagi pengetahuan satu sama lain
pembelajaran aktif tipe The Power of Two.
sehingga
Namun setelah pertemuan berikutnya siswa
agartidak
aktivitas
malu-malu
siswa
mengalami
terbiasa dan dapat menjalankan tugas – tugas
penurunan.
yang diberikan oleh penulis sesuai dengan
2. Pemberian Kuis pemberian kuis bertujuan untuk melihat tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Pemberian kuis dilaksanakan pada tiap pertemuan. Namun pada pertemuan 1 dan 4 pemberian kuis tidak terlaksana
karena
terkendala
dalam
memaksimalkan waktu. Pada pertemuan 2, 3, 5 dan 6 pemberian kuis sudah terlaksana. Dari hasil pelaksanaan kuis, pada pertemuan ke 2 sebahagian siswa yang memperoleh nilai rendah, hal ini disebabkan karena siswa terkendala dalam soal yang berbentuk soal cerita. Masih ada siswa yang belum bisa mengaplikasikan rumus keliling dan luas lingkaran
ke
dalam
soal
cerita.
Pada
pertemuan ke 3 nilai kuis siswa pada umumnya memperoleh nilai tinggi, hal ini membuktikan bahwa siswa sudah memahami materi yang diberikan pada pertemuan ke tiga dengan baik. Pada pertemuan ke 5 nilai
strategi yang diterapkan.
dengan apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
bahwa
penerapan
strategi
pembelajaran aktif tipe The Power of Two dapat membuat siswa lebih aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Setelah dilakukan analisis data dan pengujian
hipotesis
terhadap
hasil
tes
matematika siswa, diperoleh bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar kelas kontrol.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe The Power of Two lebih baik dari pada
hasil
belajar
siswa
yang
tidak
menggunakan Strategi pembelajaran aktif tipe The Power of Two pada siswa kelas VIII SMPN 3 Rambatan. Berdasarkan
hasil
analisis
yang
dilakukan setelah melakukan tes akhir, persentase
Hal ini sesuai
ketuntasan
kelas
eksperimen 11
dengan
kelas
kontrol
tidak
pembelajarannyamenerapkan
memiliki
perbedaan yang begitu signifikan, hal ini
pembelajaran konvensional pada siswa
disebabkan oleh pengalaman penulis dalam
kelas VIII SMPN 3 Rambatan.
mengajar masih terbatas dan pelaksanaan penelitian belum berjalan sebagai mana
Daftar Pustaka
mestinya. Hasil yang penulis peroleh sesuai dengan landasan teori yang dikemukakan sebelumnya,
bahwa
penerapan
strategi
pembelajaran aktif tipe the Power of Two menuntut siswa untuk belajar sistematis dan terarah, berpikir tentang apa yang dipelajari, berkesempatan berdiskusi dengan teman, dan berbagi pengetahuan satu sama lain dalam pasangan.Akibatnya dapat diperoleh hasil belajar yang lebih baik dari pada hasil belajar tanpa menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe The Power of Two. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
Arikunto, S. (2009). Manajemen penelitian. Jakarta : Reneka Cipta. Mudjiono. (2010). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sardiman. (2011). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Silberman, M. (2011). learning101cara belajar Bandung:Nusamedia
Active aktif.
Sudjana. (2005). Metode statistika, Bandung : Tarsito Sudjana, N & Ibrahim. (2007). Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sanar Baru.
diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Aktivitas siswa yang pembelajarannya
menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe The Power of Two pada siswa kelas VIII SMPN 3 Rambatan tahun pelajaran 2012/2013 dapat dikatakan cenderung meningkat pada setiap pertemuan untuk aktivitas positif dan mengalami penurunan untuk aktivitas negatif. 2. Hasil belajar matematika siswa yang menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe The Power of Two lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang
12