PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 PADANG Lisnawati1, Susi Herawati1, Khairudin1 1 Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] Abstract This study was motivated by the low student learning outcomes as a result of a lack of student motivation. This can be seen when the teacher explains the lesson there are some students talking with his friend, moved the seat, and the lack of willingness of the students to take note of the lessons. Therefore, it is necessary innovation to the learning process using active learning strategies type Listening Team. The final results of mathematical hypothesis test students analyzed using t-tests. Based on the hypothesis testing results obtained = 4.17 and = 1.7 at the 95% confidence level. Because , it meant that the hypothesis can be accepted. And the hypothesis is rejected. Based on the description above can be concluded that the learning outcomes of students learning mathematics applying Listening Team learning strategy rather than a result of learning mathematics students who use regular learning in class VIII SMP Negeri 18 Padang. Key words: Active Learning, Listening Team, learning of mathematics . Hal ini sesuai dengan ungkapan Pendahuluan Matematika adalah salah satu cabang
ilmu
pengetahuan
yang
mempunyai peranan penting dalam dunia
pendidikan.
Matematika
dikatakan penting karena matematika membantu berkembangnya ilmu lain.
Suherman
(2003:25)
bahwa
”matematika sebagai ratu atau ibunya ilmu dimaksudkan bahwa matematika adalah sebagai sumber dari ilmu lain”. Dapat disimpulkan bahwa banyak ilmu-ilmu
yang
penemuan
dan 1
pengembangannya
bergantung
dari
matematika.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di kelas VIII SMP
Menyadari
pentingnya
Negeri 18 Padang pada tanggal 19 –
maka
22 Januari 2015. Banyak masalah yang
pembelajaran
ditemukan dalam pembelajaran, yaitu
begitu
peranan
matematika,
peningkatan
kualitas
matematika
pada
pendidikan
perlu
tiap
jenjang
kurangnya
motivasi
siswa
dalam
mendapatkan
belajar, siswa tidak menguasai materi
perhatian yang serius. Berbagai usaha
prasyarat dengan baik, siswa malas
telah
untuk
berpikir sehingga siswa tidak punya
meningkatkan kualitas pembelajaran
kegigihan dalam menyelesaikan soal.
matematika
pelatihan
Beberapa siswa kurang disiplin dalam
seminar
belajar, dan hasil belajar siswa yang
dilakukan
pemerintah
seperti
pengajaran
kepada
guru,
pendidikan,
perbaikan
dan
rendah masih dibawah KKM yaitu 78.
prasarana serta yang baru-baru ini
Beberapa penyebab dari masalah yang
diterapkan
perubahan
ditemukan
kurikulum
pembelajaran yang dilakukan guru
(KTSP) ke kurikulum 2013. Tetapi
belum mampu meningkatkan motivasi
usaha
mampu
belajar siswa, dan dari pribadi siswa
memberikan hasil yang maksimal,
sendiri malas untuk belajar sehingga
kualitas pembelajaran yang terjadi
menyebabkan rendahnya hasil belajar
sekarang
matematika siswa.
kurikulum
sarana
adalah yaitu
tersebut
masih
dari
belum
jauh
dari
yang
diharapkan, dan belum semua sekolah
disekolah
adalah
Tujuan dari penelitian ini adalah
mampu menerapkannya dengan baik.
untuk
mengetahui
Karena banyak kendala-kendala yang
matematika siswa kelas VIII
SMP
dihadapi guru dan siswa dalam proses
Negeri
yang
belajar mengajar, serta belum mampu
pembelajarannya menerapkan strategi
meningkatkan kualitas hasil belajar
Listening Team lebih baik dari hasil
siswa secara maksimal.
belajar
18
hasil
Padang
matematika
siswa
belajar
yang 2
pembelajarannnya
menerapkan
pembelajaran biasa. Untuk belajar
terhadap tugas dan kelompoknya.
memaksimalkan
matematika
diberikan
siswa,
variasi
menyampaikan
berbagai
hasil
Suyono (2014:9) mengemukakan
perlu
“belajar adalah suatu aktivitas atau
dalam
materi
menggunakan
pelajaran, dan bertanggung jawab
yaitu
proses
untuk
memperoleh
pengetahuan,
meningkatkan
pendekatan
keterampilan, memperbaiki prilaku,
dan metode-metode serta strategi yang
sikap dan mengokohkan kepribadian”.
tepat. Oleh karena itu, perlu dilakukan
Susanto
inovasi terhadap proses pembelajaran
Pembelajaran matematika adalah suatu
di kelas. Salah satunya adalah dengan
proses belajar mengajar yang dibangun
menerapkan
oleh
strategi
pembelajaran
(2014:186)
guru
untuk
mengatakan:
mengembangkan
yang menyenangkan, membangkitkan
kretivitas berfikir siswa yang dapat
antusias siswa dan mampu melibatkan
meningkatkan
kemampuan
siwa di dalam proses pembelajaran.
siswa,
dapat
Salah
satunya
yaitu
serta
berfikir
meningkatkan
strategi
kemampuan
pembelajaran aktif Tipe Listening
pengetahuan
Team. Pada pembelajaran strategi
meningkatkan penguasaan yang baik
Listening Team siswa ditempatkan
terhadap materi matematika.
dalam empat tim yang terdiri dari 7-8
mengkontruksi baru
Pembelajaran
sebagai
Aktif
upaya
tipe
orang siswa, dan setiap tim memiliki
Listening Team atau Tim pendengar
tugas masing-masing. Yaitu sebagai
merupakan aktivitas yang membantu
tim penanya, tim penyetuju, tim
siswa agar tetap fokus dan jeli selama
pembantah, dan tim pembuat contoh.
berlangsungnya pengajaran berbasis-
Penerapan strategi Listening Team ini
ceramah. Listening Team merupakan
baik untuk diterapkan disekolah karena
kelompok-kelompok kecil yang terdiri
dapat meningkatkan keseriusan siswa
dari 7-8 orang dan bertanggung jawab
dalam
untuk
belajar,
memahami
materi
mengklarifikasi
materi 3
pelajaran. Adapun langkah-langkah
penerapan khusus dari materi
pembelajaran strategi Listening Team
pelajaran
menurut
Silberman
(2013:121-122)
2. Sajikan
pengajaran
berbasis
adalah :
ceramah anda. Setelah selesai,
1. Bagilah siswa menjadi empat tim,
berikan waktu bagi tim untuk
dan berikan tim-tim tersebut tugas berikut :
menyelesaikan tugasnya. 3. Perintahkan
a. Tim Penanya yang bertugas
menanyakan,
tiap
tim
untuk
menyetujui
dan
Setelah pengajaran berbasis-
sebagainya.
Anda
mesti
ceramah, ajukan setidaknya
mendapatkan
lebih
banyak
dua
partisipasi siswa ketimbang yang
pertannyaan
tentang
materi yang dibahas b. Tim
anda bayangkan.
Penyetuju
Setelah
pengajaran berbasis ceramah,
Metodologi
katakan hal-hal mana yang mereka
setujui
(dirasa
dan
jelaskan
Pembantah
Setelah
membantu) alasannya. c. Tim
pembelajaran ceramah,
beri
berbasis komentar
tentang hal mana yang tidak mereka setujui (atau tidak banyak
membantu)
dan
jelaskan alasannya. d. Setelah
pengajaran
berbasis
ceramah, berilah contoh atau
Jenis penelitian (2005:19)
penelitian
ini
eksperimen. mengemukakan
adalah Sudjana bahwa
“Metode eksperimen adalah metode yang mengungkapkan hubungan antara dua variable atau lebih dan mencari pengaruh
suatu
variabel
terhadap
variabel lainnya”. Sesuai dengan jenis penelitian tersebut, maka penulis menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas
yang
pembelajarannya
menggunakan strategi pembelajaran 4
aktif tipe Listenng Team, dan kelas
menggunakan
kontrol
yang
3) melakukan uji homogenitas dengan
menggunakan
menggunakan uji berlett; 4) melakukan
pembelajaran biasa. Menurut Sugiyono
uji kesamaan rata-rata. Jenis data
(2013:297) “Populasi adalah wilayah
dalam
generalisasi
atas:
kuantitatif. Data kuantitatif adalah data
mempunyai
yang berbentuk angka atau bilangan,
kualitas dan karakteristik tertentu yang
berupa nilai tes akhir kelas VIII SMPN
ditetapkan
18 Padang.
adalah
kelas
pembelajarannya
yang
obyek/subyek
terdiri
yang
penelitian
ini
Lilifors;
yaitu
data
peneliti
untuk
dan
kemudian
ditarik
Instrumen yang digunakan dalam
kesimpulannya”.
Populasi
dalam
penelitian ini adalah tes akhir. Tes
seluruh siswa
akhir digunakan untuk mengetahui
kelas VIII.2 – VIII.6 SMP Negeri 18
apakah hasil belajar matematika siswa
Padang yang terdaftar pada semester
yang menerapkan Pembelajaran Aktif
genap tahun pelajaran 2014/2015.
Tipe Listening Team lebih baik dari
dipelajari
oleh
uji
penelitian ini adalah
Sampel
adalah
sebagian
dari
populasi, segala karakteristik populasi tercermin dalam sampel yang diambil. Menurut
Arikunto
(2010:174)
mengatakan bahwa “Sampel
adalah
sebagian atau wakil populasi yang
hasil belajar matematika siswa yang menerapkan pembelajaran biasa di kelas VIII SMPN 18 Padang. Analisis data tes akhir yang digunakan adalah perbedaan
rata-rata
dengan
menggunakan uji t.
diteliti”.Pengambilan sampel dilakukan
Berdasarkan hasil uji normalitas
dengan random sampling, yaitu: 1)
yang dilakukan, diperolah nilai L0
mengumpulkan nilai ulangan harian
maks kelas ekperimen sebesar 0,0841
matematika ke-2 semester Genap siswa
dengan
kelas VIII SMPN 18 Padang; 2)
nilai L0=0,1329 dengan
melakukan uji normalitas terhadap masing-masing
kelas
dengan
=0,161 dan kelas kontrol = 0,1634
Karena L0 yang diperoleh lebih kecil dari Ltabel dengan α = 0,05 maka 5
dikatakan sampel berdistribusi normal
menggunakan pembelajaran biasa pada
(Terima H0).
siswa kelas VIII SMPN 18 Padang.
Dari
perhitungan
tersebut
F0,05( 29, 28) 1,88
diperoleh =1,78.
Karena
dan didapat
, maka hipotesis
H 0 : 12 22 diterima dengan taraf nyata α = 0,10. Kesimpulannya adalah data hasil belajar matematika pada kedua kelas sampel memiliki variansi yang
homogen.
hipotesis
terlebih
Hasil Dan Pembahasan
Untuk
menguji
dahulu
dihitung
harga variansi (s), dan diperoleh s = 9,43 selanjutnya digunakan rumus
Berdasarkan analisis data tentang hasil
belajar
diperoleh t(0,95;57)
matematika
thitung =
1,67
disimpulkan ditolak,
=
4,17
.
dan
Maka
bahwa
artinya
siswa
dapat
hipotesis hasil
H0
belajar
matematika siswa yang menerapkan pembelajaran aktif tipe Listening Team lebih
baik
dari
hasil
belajar
matematika siswa yang menggunakan pembelajaran biasa pada siswa kelas VIII SMPN 18 Padang. Hasil tes dapat
uji t, dan diperoleh t = 4,17.
dilihat pada tabel 4.2. Harga
thitung
dibandingkan
dengan ttabel dengan peluang 0,95% dan
Tabel 4.2 : Persentase Ketuntasan Hasil Tes Akhir
dk = n1 n2 2 =57 diperoleh
ttabel = 1,67 ternyata didapat thitung > ttabel sehingga hipotesis H1 :
Persentase Ketuntasan Kelas
>
diterima yang berarti H0 ditolak, artinya hasil belajar matematika siswa
Eksperimen
Tidak tuntas
Tuntas
(<78)
(≥78)
33,33% ( 10 orang)
yang menerapkan pembelajaran aktif tipe Listening Team baik dari hasil belajar
matematika
siswa
yang
Kontrol
66,67% (20 orang)
65,52 (19
34,48 (10
orang )
orang)
6
Terjadinya perbedaan pada hasil
listening Team ini, dikarenakan siswa
belajar matematika di kedua kelas ini
belum pernah melaksanakan proses
disebabkan
karena
pembelajaran
eksperimen
menerapkan
pembelajaran
aktif
pada
tipe
kelas
dengan
strategi
strategi
sebelumnya. Pembagian anggota untuk
Listening
setiap kelompok yang terlalu banyak
Team, sedangkan pada kelas kontrol
menimbulkan
keributan
menerapkan pembelajaran biasa.
pembelajaran
berlangsung.
Proses
ini
ketika Ada
4
pembelajaran
dikelas
kelompok dalam pembelajaran ini,
dilaksanakan
dengan
Setiap kelompok terdiri dari 7- 8 orang
menerapkan strategi Listening Team.
siswa. setiap tim memiliki tugas
Dalam penelitian ini peneliti bertindak
masing-masing. Yaitu sebagai tim
sebagai guru. Dengan menggunakan
penanya, tim penyelesaian soal, tim
strategi pembelajaran Listening Team
pembuat contoh, dan tim pembuat
siswa lebih terarah dan aktivitas ini
kesimpulan.
eksperimen
merupakan
cara
untuk
membantu
Pembelajaran ini diawali dengan
siswa agar tetap fokus dan jeli selama
penjelasan materi dari guru, dan setiap
berlangsungnya pengajaran berbasis-
kelompok
ceramah. Listening Team merupakan
tugas dari setiap timnya masing-
kelompok-kelompok
masing.
kecil
yang
bertugas
Setelah
menyelesaikan
itu
jawab
untuk
mengklarifikasi
materi
pelajaran.
kelompoknya dan tim lain diminta
menerapkan
strategi
menanggapi presentasi tersebut. Jadi
pembelajaran aktif tipe Listening Team
setiap kelompok memiliki tugas-tugas
diharapkan
mampu
yang berbeda. Peneliti yang bertindak
melaksanakan dan memahami masing-
sebagai guru memposisikan diri untuk
masing tugas yang menjadi tugasnya.
selalu
Pada
masing-masing
awalnya
siswa
siswa
mengalami
kesulitan dalam melaksanakan strategi
aktif
hasil
tim
bertanggung
Dengan
mempresentasikan
setiap
mengontrol tim,
agar
diskusi
kinerja diskusi
kelompok berjalan dengan baik. Tetapi 7
masih
ada
anggota
dari
setiap
adalah
tim
penanya,
tim
kelompok yang hanya melihat saja
penyelesaian soal dari guru, tim
tanpa ada rasa ingin tau. Untuk
pembuat contoh, dan tim pembuat
menghargai
diakhir
kesimpulan.
pertemuan setiap tim yang aktif akan
Kendala
kerja
mendapatkan
siswa
poin
untuk
nilai
kelompok.
yang
masih
kurangnya penguasaan kelas selama pembelajaran
Dalam
lain
berlangsung.
pelaksanaan
Diantaranya Suara dari peneliti
pembelajaran ini tidak semua langkah-
sendiri yang kecil sehingga apabila
langkah berjalan dengan baik,terdapat
siswa ribut, kelas kurang terkontrol
kendala yang dihadapi oleh peneliti,
dengan baik. kemudian saat peneliti
baik kendala yang ditemukan pada saat
meminta siswa untuk duduk pada
pembelajaran di kelas eksperimen
kelompoknya
maupun kendala yang dihadapi dikelas
suasana kelas ribut. Selain itu masih
kontrol.
yang
terlihat beberapa orang siswa yang
dihadapi peneliti dan dari siswa sendiri
mengerjakan pekerjaan lain seperti
yaitu:
mengobrol
1) Kendala yang berasal dari peneliti
sebangkunya
Adapun
Kendala peneliti
yang
adalah
pembelajaran
kendala
berasal
dari
langkah-langkah yang
masing-masing,
dengan
teman
ketika
peneliti
memberikan arahan. Kendala lain adalah
waktu
penelitian
yang
diterapkan
kurang kondusif karena banyak
kurang sesuai dengan kajian teori.
waktu libur seperti UN, tanggal
Diantaranya pada pembentukan tim,
merah, dan persiapan perpisahan
pada kajian teori tim yang dibuat
disekolah tersebut.
adalah tim penanya, tim penyetuju, tim pembantah, dan tim pembuat
2) Kendala yang berasal dari siswa
contoh. Sedangkan pada proses
Adapun kendala yang berasal
pembelajaran tim yang diterapkan
dari diri siswa antara lain siswa 8
belum terbiasa menerapkan strategi
pembelajaran
dan berpartisipasi pada saat diskusi tim
Listening
berlangsung.
Team dalam belajar. Dan dari
Namun
keberhasilan
yang
pribadi siswa sendiri malas belajar.
dicapai tidak semata karena perlakuan
Ada
malas
yang peneliti berikan. Faktor lain yang
teman-temannya
menyebabkan hasil belajar siswa lebih
yang lain, sehingga membuat kelas
baik adalah karena adanya kemiripan
sedikit ribut. Kemudian kebiasaan
soal tes akhir dengan soal-soal latihan
siswa yang sebentar permisi keluar
yang
meminta
siswa
yang
mempengaruhi
izin
ada
pada
LKS.
Meskipun
dalam
proses
demikian, dengan adanya penggunaan
Hal
ini
strategi ini dalam pembelajaran, berarti
mengakibatkan peneliti kesulitan
sebagaian besar siswa belajar dan
untuk mengarahkan siswa agar
memahami apa yang telah mereka
berdiskusi dengan kelompoknya.
kerjakan, sehingga mereka mampu
pembelajaran.
Selanjutnya
untuk
melihat
mengerjakan
pemahaman siswa terhadap materi
meskipun
yang diberikan, guru memberikan
kesalahan.
latihan kepada siswa melali LKS yang
soal
yang
ditemukan
Peneliti
diberikan kesalahan-
menyimpulkaan
berupa soal-soal sesuai dengan materi
pembelajaran dengan menggunakan
yang telah dipelajarai. Sebagian besar
Strategi Listening Team ini baik untuk
siswa
diterapkan
mampu
mengerjakan
LKS,
disekolah,
dan
apabila
walaupun ada siswa yang belum
pembelajaran ini sering diterapkan
selesai mengerjakan LKS pada jam
maka
pelajaran,
berkelompok
melanjutkannya
tetapi dirumah
mereka dan
dikumpul pada pertemuan berikutnya.
siswa akan terbiasa dalam dan
mengemukakan
pendapatnya, sehingga siswa lebih aktif lagi dalam pembelajaran.
Sebagian besar siswa aktif berdiskusi
9
Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
Sugiyono.2013.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.
yang penulis lakukan maka dapat diambil
kesimpulan
bahwa:
Hasil
belajar
matematika
siswa
yang
menerapkan Pembelajaran Aktif Tipe Listening Team lebih baik dari hasil belajar
matematika
siswa
yang
menerapkan pembelajaran biasa di kelas VIII SMPN 18 Padang.
Daftar Pustaka Arikunto. Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
Hariyanto dan Suyono.2014. Belajar dan pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Silberman, Melvin L.2009. Active Learning 101 Cara Belajar Aktif.Bandung:Nusamedia Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Gravindo. Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. 10