e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT BERBANTUAN MEDIA MICE TARGET BOARD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS Ni Kadek Ayu Sintya Dewi1, Made Sulastri2, Dewa Nyoman Sudana3 1,3Jurusan
PGSD, 2Jurusan BK, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected] [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 3 Ambengan tahun pelajaran 2015/2016 setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) berbantuan media mice board target. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 3 Ambengan yang berjumlah 24 orang, terdiri dari 11 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi/evaluasi, dan tahap refleksi. Data hasil belajar IPS siswa dikumpulkan dengan tes. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil belajar IPS siswa pada siklus I sebesar 67% dalam (kategori sedang) dan hasil belajar IPS siswa pada siklus II meningkat sebesar 82% dalam (kategori tinggi). Jadi, hasil belajar IPS siswa mengalami peningkatan sebesar 15% dari siklus 1 ke siklus II. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) berbantuan media mice board target dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelas V SD Negeri 3 Ambengan. Kata-kata kunci: TGT, mice board target, hasil belajar IPS. Abstract This research was aimed to find out the enhancement of student's result in learning IPS for the fifth grade in SD Negeri 3 Ambengan in academic year 2015/2016 after the implementation of cooperative model type teams game tournament (TGT) using mice board target media. The subject of this research was the students of fifth grade in SD Negeri 3 Ambengan with the total were 24 students, they were 11 boys and 13 girls. The classroom step research conducted in two cycles, each cycle consists of four stages, namely plan’s stage, execution’s stage, observation or evaluation’s stage, and reflection’s stage. Data of the result of student's learning in IPS collected by test method. The data were analyzed by using quantitative descriptive. Student's result in learning IPS at the first cycle is 67% which is in the medium category and to the second cycle and student's result in learning IPS at the second cycle increases to 82% which is in the high category. The enhancement of student's result in learning IPS from first cycle to second cycle is 15%. The result of this research indicates that the implementation of cooperative learning model type teams games tournament (TGT) using which using mice board target can improve the result of students learning in IPS. Key words: TGT, mice target board, the result of student's learning in IPS
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peranan penting dalam membangun masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap individu, oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:2-3) menjelaskan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang ada merupakan penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Siswa yang belajar diharapkan mengalami perubahan baik dalam bidang pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan masalah sosial. Tujuan dari pendidikan IPS adalah pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang memungkinkan anak berpartisipasi dalam kelompoknya, baik itu keluarga, teman bermain, sekolah, masyarakat yang luas, bangsa, dan negara untuk menjadi warga negara yang baik (Susanto, 2013). Akan tetapi, pola pikir sentralistik dan monolitik masih mewarnai pengemasan dunia pendidikan di negeri ini, sehingga menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi membosankan dan pengetahuan yang dimiliki siswa masih bersifat hafalan. Siswa hanya menjadi pendengar pasif, hal lain disebabkan karena tidak ada kreativitas
yang dilakukan oleh guru untuk menghasilkan pembelajaran yang menarik. Hal tersebut lebih banyak disebabkan oleh kegiatan pembelajaran masih didominasi model pembelajaran konvensional yang menekankan pemberian ceramah dalam penyampaian materi. Kegiatan pembelajaran ceramah kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dengan guru mata pelajaran IPS di kelas V SD Negeri 3 Ambengan, pada hari Senin tanggal 11 Januari 2016, terlihat bahwa dalam proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru bersangkutan masih satu arah (teacher centered) guru yang lebih aktif dilain pihak siswa cenderung pasif. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Selain itu metode pembelajaran yang diterapkan masih menggunakan metode ceramah dan metode tanya jawab. Guru dalam mengajar juga kurang memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada beliau tidak memanfaatkan media dalam proses pembelajaran. Pernyataan tersebut diperkuat dari hasil studi dokumen yaitu rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas V di SD Negeri 3 Ambengan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan 65,00 karena masih banyak siswa yang memperoleh hasil belajar dibawah 65,00. Dari 24 siswa hanya 6 orang yang memperoleh hasil belajar di atas KKM mencapai sedangkan 18 orang yang memperoleh hasil belajar di bawah KKM dengan rata-rata kelas untuk hasil belajar IPS yaitu 59. Berdasarkan hasil observasi dan studi dokumen, dilakukan wawancara dengan guru kelas V di SD Negeri 3 Ambengan untuk mengetahui penyebab rendahnya hasil belajar IPS. Hasil wawancara menunjukkan bahwa yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas V yaitu: 1) Siswa kurang aktif memperhatikan penjelasan guru dalam proses pembelajaran, 2) Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah. Guru masih memberikan materi dengan bercerita, 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
3) kurangnya media pembelajaran dan buku sumber untuk menunjang proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, studi dokumen dan wawancara yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas V perlu dilakukan perbaikan dalam rangka membantu siswa meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS. Gambaran permasalahan-permasalahan tersebut perlu diperbaiki guna meningkatkan motivasi, perhatian, pemahaman dan prestasi belajar, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa adalah model Teams Games Tournament (TGT). Model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok–kelompok belajar yang beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Dalam penerapan model pembelajaran tipe TGT dengan berbantuan media pembelajaran berupa Media Mice Target Board diharapkan dapat mengoptimalkan penerapan model pembelajaran tersebut. Tujuan dari penggunaan media adalah meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa, peneliti tertarik ntuk menerapkan model teams games tournament dalam pembelajaran IPS dengan mengambil judul penelitian "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Mice Target Board Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Semester Genap SD Negeri 3 Ambengan Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Penelitian yang akan dilaksanakan ini termasuk dalam Negeri 3 Ambengan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 3 Ambengan tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 24 orang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian ini adalah bentuk kolaborasi antara peneliti dengan guru bidang studi IPS di kelas V. Objek penelitian ini adalah hasil belajar setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament berbantuan media mice target board pada mata pelajaran IPS. Pelaksanaan kegiatan penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian tindakan kelas, kegiatan penelitian dilakukan secara dua siklus. Kegiatan setiap siklus meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Alur kegiatannya tampak pada gambar 3.1 berikut.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Penelitian dilaksanakan di SD
Gambar 3.1 Model PTK dalam Dua Siklus 1) Perencanaan Tindakan Pada tahap ini disusun rancangan tindakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut.
Perencanaan tindakan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan tindakan
Observasi/ evaluasi
Perencanaan tindakan II
Refleksi II
SIKLUS II
Pelaksana an tindakan II
Observasi/ evaluasi II Siklus selanjutnya
Diadaptasi dari Arikunto (2010
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
a)
Berkoordinasi dengan kepala sekolah dan guru untuk membahas persiapan penelitian. b) Menyamakan persepsi dengan guru di sekolah mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament berbantuan media mice target board pada mata pelajaran IPS. c) Menentukan materi yang akan disajikan bersama guru di sekolah, serta merumuskan indikator pembelajaran untuk masing-masing pertemuan berdasarkan kompetensi dasar yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. d) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) bersama guru dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament berbantuan media mice target board pada materi IPS yang disesuaikan dengan pokok bahasan yang akan disajikan. e) Menyiapkan instrument penelitian bersama guru berupa lembar tes objektif/alat evaluasi yang digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa. Tes yang digunakan dalam bentuk objektif. f) Menyusun kunci jawaban dan kriteria penilaian untuk menilai tingkat hasil belajar IPS siswa. 2) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan, Pada tahap ini dilaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament berbantuan media mice target board. Pada tahap pelaksanaan siklus I ini peneliti berkolaborasi dengan guru dalam mengelola kelas. Pelaksanaan tindakan ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Secara rinci langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah sebagai berikut.
a) Menjelaskan kepada siswa terkait dengan pelaksanaan model pembelajaran Teams Games Tournament berbantuan media mice target board pada mata pelajaran IPS. (fase orientasi) b) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai siswa sebelum pembelajaran berlangsung. (fase orientasi) c) Pembagian kelompok: siswa membentuk kelompok secara heterogen beranggota 4-5 orang berdasarkan kriteria kemampuan (prestasi) siswa dari pretest atau ulangan harian sebelumnya, jenis kelamin (gender), etnik dan ras. d) Kerja kelompok (Team study): Setelah menerima LKS dari guru, siswa bekerjasama dalam kelompok masing-masing, diskusi, praktikum atau menjawab soal-soal pada LKS. e) Bimbingan kelompok/ kelas (Scafolding): Guru membimbing kerja kelompok, mengamati psikomotorik dan sikap siswa secara individual dalam kerja kelompok. f) Tournament (Quizzes): Guru memberikan nama untuk tiap kelompok sesuai dengan nama binatang yang disukai murid, misalnya team kelinci, team gajah, team zebra dan lain-lain. Guru juga memberikan penomoran 1, 2, 3, dan 4 untuk setiap anggota dalam team yang telah ditentukan untuk digunakan menentukan anggota team tersebut bermain pada turnamen ke berapa. g) Validation: Guru melakukan validasi, penjelasan tentang soal dan kunci jawaban kuis. h) Penghargaan kelompok (Team recognition): Guru bersama siswa menghitung perolehan skor masingmasing anggota berdasarkan jumlah jawaban benar sekaligus untuk perhitungan skor kelompok dan Guru memberikan
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
reinforcement dan reward kepada siswa. Pertemuan ketiga, siswa diberikan tes berupa lembar tes objektif untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung. 3) Observasi/Evaluasi Observasi dilakukan untuk mengetahui tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan kaidah-kaidah pembelajaran yang diterapkan, khususnya dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament berbantuan media mice target board. Observasi ini perlu dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I. 4) Refleksi Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi/evaluasi selama proses pembelajaran, bertujuan untuk mengkaji hasil tindakan yang sudah diperoleh pada siklus I. Permasalahan yang muncul kemudian didiskusikan bersama guru pamong untuk menemukan alternatif pemecahan. Selanjutnya dirumuskan tindakan terbaik yang akan dilaksanakan pada siklus II. Untuk mengumpulkan data penelitian, maka digunakan metode dan instrument penelitian yang disesuaikan dengan variabel yang ingin di ukur. Adapun metode dan instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Metode Penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode Tes yang bertujuan untuk memperoleh data yang diharapkan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPS Siswa kelas V SD Negeri 3 Ambengan setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament berbantuan media mice target board. Data mengenai tingkat hasil belajar siswa dikumpulkan melalui metode tes dengan menggunakan instrument lembar tes objektif. Data yang sudah dikumpulkan, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
2) Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk objektif untuk mengukur tingkat hasil belajar IPS siswa. Penggunaan tes objektif dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Dalam penelitian ini, tes belajar terdiri dari 20 soal dengan empat pilihan jawaban (a,b,c,d). Metode analisis data menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif, seperti menentukan mean (rata-rata). Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan tingkat tinggi rendahnya hasil belajar siswa dengan mencari rata-rata skor kelas dan persentase, langkah-langkah yang ditempuh adalah. 1. Menghitung Mean Untuk menghitung angka rata-rata (mean) digunakan rumus sebagai berikut.
M
X n
(Koyan, 2012:18)
Keterangan: M = Rata-rata nilai ∑X = Jumlah nilai perolehan n = Jumlah siswa 2. Menentukan Tingkatan Hasil Belajar Tingkatan hasil belajar IPS siswa dapat ditentukan dengan mengkonversikan M (%) atau rata-rata persen ke dalam PAP skala lima. Adapun rumus yang digunakan untuk analissis ini adalah sebagai berikut.
M M (%) NM i
x 100%
Keterangan: M (%) = Rata-rata persen M = Rata-rata nilai NMi = Nilai maksimal ideal (dalam Agung, 2010:78) Kriteria keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut. a. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila tingkat hasil belajar IPS siswa kelas V mencapai standar
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
ketuntasan yang sudah ditentukan oleh sekolah dengan Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) 65,00 dan rata-rata persentase hasi belajar siswa secara keseluruhan mencapai minimal 75%. b. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata hasil belajar IPS secara klasikal mencapai 80-89% yaitu dalam kreteria hasil belajar Tinggi.
Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I terdapat 10 orang siswa yang masih belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang sudah ditentukan yaitu 65 sesuai dengan kriteria keberhasilan. Jumlah siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mengalami penurunan karena jumlah siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada sebelum tindakan (pra siklus) yaitu sebanyak 18 orang. Selain itu, persentase hasil belajar IPS siswa pada siklus I adalah 67%. Persentase hasil belajar IPS siswa selanjutnya dikonversikan ke dalam PAP skala lima berada pada rentang nilai 65%-79%, sehingga persentase hasil belajar IPS siswa pada siklus I termasuk dalam kategori “sedang”. Berdasarkan persentase hasil belajar IPS yang diperoleh, bahwa persentase hasil belajar IPS siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan sebesar 8% dibandingkan persentase hasil belajar sebelum tindakan (pra siklus) tetapi masih belum mencapai kriteria keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu pada kategori “tinggi”. Berdasarkan data yang diperoleh sampai akhir siklus I, dapat direfleksikan hal sebagai berikut. a) Saat kegiatan berdiskusi berlangsung masih ada siswa yang kurang disiplin mengikuti kegiatan tersebut. b) Siswa belum terlalu aktif dalam kegiatan menanya, hal ini disebabkan siswa belum terlatih untuk mengajukan pertanyaan. c) Siswa belum mampu mengatur waktu dalam mengerjakan tugastugas yang diberikan oleh guru, sehingga ketika waktu yang diberikan telah habis, tugas tersebut belum selesai dikerjakan. Berdasarkan refleksi tersebut, perbaikan tindakan yang diambil untuk dilaksanakan pada siklus II sebagai berikut. a) Guru memberikan teguran atau peringatan kepada siswa yang
HASIL Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri 3 Ambengan tahun pelajaran 2015/2016. Jumlah siswa kelas V di SD Negeri 3 Ambengan adalah 24 orang yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Data awal yang diperoleh sebelum tindakan yaitu rata-rata hasil belajar IPS siswa adalah 59 dengan persentase hasil belajar IPS siswa adalah 59% dan jumlah siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebanyak 18. Penelitian ini dilaksanakan untuk satu kompetensi dasar dalam satu standar kompetensi yaitu menghargai peranan tokoh perjuangan dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 1. Hasil Penelitian Siklus I Pada siklus I untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Maret 2016, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Maret 2016. Proses pembelajaran yang berlangsung pada pertemuan pertama dan kedua ketiga dilaksanakan sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah disiapkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament berbantuan media mice target board . Pada pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada hari Kamis, 31 Maret 2016 dilaksanakan tes untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif dengan menggunakan instrumen tes yang terdiri dari 20 soal obyektif yang dikerjakan dalam waktu 30 menit. 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
target board . Pada pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada hari Kamis, 21 April 2016 dilaksanakan tes untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif dengan menggunakan instrumen tes yang terdiri dari 20 soal obyektif yang dikerjakan dalam waktu 30 menit. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II seluruh siswa sudah mencapai hasil belajar sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang sudah ditentukan yaitu 65 sesuai dengan kriteria keberhasilan. Jumlah siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mengalami penurunan yang signifikan karena seluruh siswa sudah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Pada siklus I jumlah siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu sebanyak 10 orang. Selain itu, persentase hasil belajar IPS siswa pada siklus II adalah 82%. Persentase hasil belajar IPS siswa selanjutnya dikonversikan ke dalam PAP skala lima berada pada rentang nilai 80%89%, sehingga persentase hasil belajar IPS siswa pada siklus II termasuk dalam kategori “tinggi”. Berdasarkan persentase hasil belajar IPS yang diperoleh, bahwa persentase hasil belajar IPS siswa pada siklus II sudah mengalami peningkatan sebesar 15% dibandingkan persentase hasil belajar siklus I dan sudah mencapai kriteria keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu pada kategori “tinggi”. Sehingga pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah berhasil. Pada siklus II, seluruh siswa sudah medapatkan hasil belajar sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang sudah ditentukan, rata-rata hasil belajar dan persentase hasil belajar IPS siswa juga sudah meningkat dan sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan. Peningkatan hasil belajar IPS dari siklus I ke siklus II sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan. Kekurangan atau kendala pada siklus I sudah teratasi walaupun masih perlu dilakukan bimbinganbimbingan untuk membuat siswa meningkatkan cara belajar yang lebih baik
kurang disiplin dan serius dalam kegiatan tersebut. Selanjutnya, guru juga lebih memberikan bimbingan yang intensif dalam diskusi kelompok. b) Guru memberitahu siswa untuk menggaris bawahi kalimat-kalimat yang tidak mereka mengerti ketika membaca buku ajar, selanjutnya pada kegiatan menanya siswa langsung bisa menanyakan kalimatkalimat yang mereka tidak mengerti tersebut. Guru juga memberikan bimbingan kepada siswa agar mengajukan pertanyaan. c) Mengingatkan alokasi waktu yang masih tersisa 10-15 menit sebelum waktu habis untuk melakukan kegiatan, mengingatkan siswa agar setiap siswa turut aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan sehingga tugas tersebut selesai tepat pada waktunya. Selain itu, membiasakan siswa untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang dianggap mudah terlebih dahulu, sehingga waktu yang diperlukan untuk mengerjakan soal menjadi tepat dengan waktu yang disediakan. Dengan menerapkan perbaikan tindakan di atas, diharapkan hasil belajar siswa lebih meningkat sehingga bisa memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. 2. Hasil Penelitian Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II diesuaikan dengan hasil refleksi siklus I yaitu dengan melakukan beberapa perbaikan tindakan. Pada siklis II untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 7 April 2016, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 14 April 2016. Proses pembelajaran yang berlangsung pada pertemuan pertama dan kedua ketiga dilaksanakan sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah disiapkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament berbantuan media mice
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
lagi dan memperoleh hasil belajar yang maksimal. Rekapitulasi data hasil belajar IPS siswa sebelum tindakan (pra siklus),
siklus I dan siklus II disajikan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Belajar IPS Siswa (Pra Siklus), Siklus I dan Siklus II Siswa yang Siswa yang Rata-rata Belum Persentase Siklus Mencapai Hasil Mencapai Hasil Belajar KKM Belajar KKM Sebelum Tindakan 18 6 59 59% (Pra Siklus) Siklus I
10
14
67
67%
Siklus II
0
24
82
82%
Rekapitulasi data hasil belajar IPS siswa pada sebelum tindakan (pra siklus), siklus I dan siklus II disajikan pada gambar grafik batang 4.1.
sedang) yang belum memenuhi kriteria keberhasilan sehingga pelaksanaan tindakan pada siklus I belum berhasil serta belum mencapai kriteria keberhasilan. Dalam pelaksanaan siklus I masih terdapat beberapa kendala yang terjadi sehingga belum mencapai kriteria keberhasilan yang sudah ditentukan antara lain: a) Saat kegiatan berdiskusi berlangsung masih ada siswa yang kurang disiplin mengikuti kegiatan tersebut; b) Siswa belum terlalu aktif dalam kegiatan menanya, hal ini disebabkan siswa belum terlatih untuk mengajukan pertanyaan; c) Siswa belum mampu mengatur waktu dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, sehingga ketika waktu yang diberikan telah habis, tugas tersebut belum selesai dikerjakan. Selanjutnya pada siklus II dilaksanakan perbaikan terhadap kendala-kendala yang terjadi pada siklus I. Perbaikan tindakan yang diambil untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain: a) Guru memberikan teguran atau peringatan kepada siswa yang kurang disiplin dan serius dalam kegiatan tersebut. Selanjutnya, guru juga lebih memberikan bimbingan yang intensif dalam diskusi kelompok; b) Guru memberitahu siswa untuk menggaris bawahi kalimat-kalimat yang tidak mereka mengerti ketika membaca buku ajar, selanjutnya pada
Gambar 4.1 Grafik Batang Rekapitulasi Data Hasil Belajar IPS Siswa Sebelum Tindakan (Pra Siklus), Siklus I dan Siklus II PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas V di SD Negeri 3 Ambengan yang telah dilaksanakan dalam 2 siklus telah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) berbantuan media mice target board. Pada siklus I persentase hasil belajar IPS siswa sebesar 67% (kategori
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
kegiatan menanya siswa langsung bisa menanyakan kalimat-kalimat yang mereka tidak mengerti tersebut, guru juga memberikan bimbingan kepada siswa agar mengajukan pertanyaan; c) Mengingatkan alokasi waktu yang masih tersisa 10-15 menit sebelum waktu habis untuk melakukan kegiatan, mengingatkan siswa agar setiap siswa turut aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan sehingga tugas tersebut selesai tepat pada waktunya. Selain itu, membiasakan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dianggap mudah terlebih dahulu, sehingga waktu yang diperlukan untuk mengerjakan soal menjadi tepat dengan waktu yang disediakan. Berdasarkan identifikasi kendalakendala yang terjadi pada siklus I dan perbaikan-perbaikan yang telah diterapkan pada siklus II ternyata menghasilkan hasil yang memuaskan. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 15% dengan persentase hasil belajar sebesar 82% (kategori tinggi) sesuai dengan kriteria keberhasilan sehingga pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah berhasil dan sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan. Terjadinya peningkatan hasil belajar IPS siswa disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil. Pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan suku dan ras dan mengandung unsur permainan yang menyenangkan, yang dapat menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar. Dengan adanya permainan akademik dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat menimbulkan rasa tanggung jawab siswa untuk memberikan hal-hal yang positif pada kelompoknya dan meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga nantinya dapat berpengaruh
terhadap hasil belajar. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih senang dan menarik serta menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar (Trianto, 2009). Kedua, dalam proses pembelajaran guru juga menggunakan media pembelajaran pada tahap mengamati untuk menarik minat/perhatian siswa untuk belajar dan sebagai alat bantu mengajar agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dalam proses pembelajaran, guru menggunakan media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran agar penggunaan media pembelajaran efektif dan bisa menjadi pemusat perhatian siswa. Media pembelajaran yang digunakan berupa media mice target board. Mice berarti tikus, target berarti sasaran, sedangkan board merupakan papan. Jadi Mice Target Board berarti papan berbentuk tikus dengan lingkaran sasaran yang terdapat pada papan tersebut. Media Mice Target Board merupakan media yang terbuat dari papan gabus berbentuk tikus yang terdiri dari papan lingkaran sasaran yang dipakai untuk bermain dengan panahan untuk menembak ke papan sasaran. Media ini digunakan agar siswa lebih mudah dalam memahami materi yang disajikan dalam pembelajaran IPS di SD sehingga siswa menjadi lebih termotivasi karena media yang disajikan lebih menarik minat siswa untuk belajarKetiga, guru bersama siswa pada saat kegiatan inti dan setelah kegiatan inti melaksanakan evaluasi dilakukan agar siswa mengetahui kemampuan yang mereka miliki sesuai dengan tujuan pembelajaran secara berkelompok ataupun individu (Riyanto, 2009). Keempat, selama proses pembelajaran berlangsung dari awal sampai akhir pembelajaran, guru memberikan penguatan/rasa bangga kepada siswa secara berkelompok maupun individu berupa kata-kata pujian, tepuk tangan, senyuman dan ancungan jempol atas 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
keberhasilan yang mereka capai. Penguatan/rasa bangga diberikan kepada siswa agar siswa lebih termotivasi untuk terus berprestasi dan berhasil (Riyanto, 2009). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Fatmawati (2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase hasil belajar IPA pada siklus I sebesar 69,23% dalam (kategori sedang) dan persentase hasil belajar IPA pada siklus II meningkat sebesar 85,52% dalam (kategori tinggi). Jadi, persentase hasil belajar IPA mengalami peningkatan sebesar 16% dari siklus I ke siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran TGT dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Yulita Pratiwi (2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase hasil belajar Matematika pada siklus I sebesar 66,53% dalam (kategori sedang) dan persentase hasil belajar Matematika pada siklus II meningkat sebesar 80,54% dalam (kategori tinggi). Jadi persentase hasil belajar Matematika mengalami peningkatan sebesar 14% dari siklus I ke siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran TGT berbantuan media Questions box dapat meningkatkan hasil belajar matematika.
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) untuk memantapkan proses pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa, bagi siswa pengalaman belajar yang diperoleh setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) yang telah berhasil meningkatkan hasil belajar IPS agar selalu dipertahankan dan dtingkatkan lagi untuk memperoleh hasil belajar yang lebih maksimal, bagi guru agar lebih kreatif dan berani mencoba dalam menerapkan model pembelajaran yang lain selain yang digunakan sehari-hari dalam upaya meningkatkan hasil belajar. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan bagi peneliti lain yang ingin melaksanakan penelitian model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) bidang ilmu IPS atau bidang ilmu lainnya yang sesuai, hasil temuan dalam penelitian ini dapat memberikan informasi dan bahan rujukan untuk melakukan penelitian yang sejenis. DAFTAR RUJUKAN Agung. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: FIP Undiksha. Arikunto, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arends, Richard. 2008. Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Fatmawati. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Semester II SD Negeri 1 Penebel Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Universitas Pendidikan Ganesha. Koyan, I Wayan. 2012. Asesmen dalam Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press. Pratiwi, Yulita. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Questions Box Untuk Meningkatkan
SIMPULAN DAN SARAN Persentase hasil belajar IPS siswa pada siklus I sebesar 67% dalam (kategori sedang) dan persentase hasil belajar IPS siswa pada siklus II sebesar 82% dalam (kategori tinggi). Persentase hasil belajar IPS mengalami peningkatan sebesar 15% dari siklus I ke siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) berbantuan media mice target board dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat diajukan saran-saran yaitu, bagi kepala sekolah sebaiknya mempertimbangkan 10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Semester II SD Negeri 1 Delod Peken Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Universitas Pendidikan Ganesha. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Tegeh, Made. 2009. Media Pembelajaran. Undiksha Singaraja Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Media.
11