1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT ( TGT ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 013 BUKIT NENAS Rasianna Sipayung,Munjiatun,Mahmud Alpusari
[email protected],
[email protected]
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau,Pekanbaru Abstract: This research is Classroom Action Research (CAR), which is done to improve the learning outcomes of fifth grade students of SDN 013 Bukit Nenas with implementing cooperative learning model Team Games Tournament (TGT). This research was conducted in April 2014 with 2 cycles executed. The subjects were 013 fifth grade students of SDN Bukit Nenas, amounting to 24 people which is used as the data source. Data collection instrument in this study is the observation activity sheets and teacher and student learning outcomes. Average - The average student learning outcomes before the 55.20 of 27 students who completed only 7 with classical completeness 26.00 % while students who did not complete 20 people with classical completeness 74.00 % .At this study are presented the percentage of teachers and student activities and the results of the first cycle and the daily test cycle activity II. Persentase teacher in cycle I and II was increased to 92.12 % 89.64 student activity in cycle I and II was 87.50, rising to 89.76 average - average learning outcomes students in the first cycle was 76.26 of 27 people, who completed 18 percent of people with a 75,00 % average .flat student learning outcomes is a 80,18 second cycle of the 27 people who completed 23 people with percentage of 81,00 %. It can be concluded that the hypothesis is that if the applied model types Cooperative Learning Teams Games Tournament (TGT), then can improve learning outcomes fifth grade students of SDN 013 Bukit Nenas acceptable. Keywords: Cooperative Learning Model Implementation Team Type Games Tournament, science learning outcomes.
2
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT ( TGT ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 013 BUKIT NENAS Rasianna Sipayung, Munjiatun, Mahmud Alpusari
[email protected],
[email protected]
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau, Pekanbaru
Abstrak : Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan untuk meningkatkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 013 Bukit Nenas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT).Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 yang dilaksanakan dengan 2 siklus.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 013 Bukit Nenas yang berjumlah 24 orang yang dijadikan sumber data.Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembar pengamatan aktivitas Guru dan Siswa serta hasil belajar.Rata –rata hasil belajar siswa sebelumnya yaitu 55,20 dari 27 orang siswa yang tuntas hanya 7 dengan ketuntasan klasikal 25,9% sedangkan siswa yang tidak tuntas 20 orang dengan ketuntasanklasikal74%.Pada penelitian ini disajikan persentase aktivitas guru dan siswa serta hasil ulangan harian siklus I dan siklus II.Persentase aktivitas guru pada siklus I dan II adalah 89,64 meningkat menjadi 92,12 Persentase aktivitas siswa pada siklus I dan II adalah 81,00 % meningkat menjadi 85,00 % rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 75,37 dari 27 orang,yang tuntas 18 orang dengan persentase 75,00%. Rata-rata hasil belajar siswa siklus II adalah 81,66 dari 27 orang yang tuntas 23 orangdengan persentase 81,00 %.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini yaitu jika diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), Maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 013 Bukit Nenas dapat diterima.
Kata Kunci : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament, Hasil belajar IPA.
3
PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan alam (IPA)adalah ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA juga merupakan Suatu pengetahuan tentang alam semesta yang bertumpu pada data yang dikumpulkan melalui pengamatan dan percobaan sehingga di dalamnya memuat produk, peroses, dan sikap manusia.Berdasarkan hasil penelitian penulis di kelas V Sekolah Dasar Negeri 013 Bukit Nenas Kota Dumai bahwa pada umumnya pembelajaran IPA dikelas dilakukan dengan texs book oriented dan metode ceramah (konvensional) dengan keterlibatan siswa yang sangat minim, sehingga hasil belajar siswa tergolong rendah dan tanya jawab, terkadang dalam proses belajar dilakukan berkelompok. Penerapan metode seperti ini terlihat bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung yang banyak berbicara adalah guru atau pengajar, sedangkan siswa lebih banyak menerima.Hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala yang penulis temukan di lapangan yaitu banyaknya siswa yang tidak dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan tuntas, dalam menjawab soal yang diberikan siswa lebih banyak menerka jawaban ,rasa ingin tahu siswa tentang pelajaran IPA yang rendah, terlihat dari sedikit sekali siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan, dan siswa merasa kesulitan dalam menjawab tes evaluasi belajar. Dari pengamatan sementara tentang hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 013 Bukit Nenas belum tercapai dengan baik. Nilai yang dicapai siswa dalam ulangan IPA pada kelas V yang jumlah muridnya 27 orang dan KKM 70 pada pelajaran IPA dapat dilihat dari Tabel 1 . Hasil Belajar Ulangan Harian Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 013 Bukit Nenas Pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012 / 2013 berikut ini : Tabel 1. Data awal Hasil Belajar IPA siswa Kelas V SD Negeri 013 Bukit Nenas Pada Semester Ganjil T.A.2012/2013 Jumlah Siswa Nilai Kompetensi UH Jumlah Mencapai RataDasar Persentase siswa KKM rata Kelas Mengidentifikasi 7 20 1 cara tumbuhan hijau 27 55,20 25,9% 74,1% membuat makanan Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang di tentukan sekolah sebesar 70, masih banyak siswa yang belum mencapai KKM,yaitu 20 orang siswa dengan persentase 74,1%. Dengan nilai rata-rata 55,20. Melihat fakta- fakta di atas, pembelajaran sekolah dasar dengan model konvensional tidak efektif diterapkan. Untuk mengatasi kelemahan pembelajaran IPA dan meningkatkan mutu pendidikan maka perlu mengubah paradigma (cara pandang) pendidikan sekolah dasar (SD) dari pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) kepembelajaran yang berpusat kepada siswa (student centered) Kondisi yang terjadi yaitu siswa tidak ada keinginan untuk belajar atau membaca buku pelajaran dirumah .Sebagai seorang guru, merasa tidak puas apabila dalam proses pembelajaran terdapat berbagai hambatan seperti kelas yang pasif, sulit kerja sama, tidak mau berbaur, minat belajar yang sangat rendah, serta sulit untuk menimbulkan interaksi
4
antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru sehingga akhirnya kelas selalu didominisasi oleh guru, dengan melihat kondisi diatas, hendaknya guru melakukan hal hal lain yang bisa meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam belajar.Model pelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, kerja sama antara siswa untuk penguasaan materi pembelajaran dan meningkatkan motivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran, sehingga setiap siswa akan bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Pengelompokan heterogenitas merupakan ciri yang menonjol dalam pembelajaran kooperatif. Salah satu model pembelajaran Kooperatif adalah Team Games Tournamets (TGT) atau pertandingan permainan tim. Metode TGT ini menekankan kepada siswa untuk memainkan permainan dengan anggota tim mereka masing masing. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 013 Bukit Nenas Kota Dumai ”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT)dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas V SDN 013 Bukit Nenas ?. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 013 Bukit Nenas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Diharapkan penerapan model pembelajaran dapat bermanfaat bagi siswa, guru, kepala sekolah, dan peneliti. Bagi siswa : dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar,dan membantu siswa untuk memiliki kemampuan dalam belajar .Bagi guru: dapat dijadikan sebagai model pembelajaran dapat dijadikan perbandingan hasil belajar.Bagi sekolah : Dapat dijadikan suatu bahan masukan bagi kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas dan hasil belajar IPA disekolah, sebagai bahan perbandingan perbaikan pembelajaran IPA, dan dapat dijadikan bukti bagi sekolah dalam rangka peningkatan kualitas guru. Bagi peneliti : hasil penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan dan memperluas wawasan serta sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran terhadap peserta didik. METODE PENELITIAN Penerlitian ini dilakukan dengan dua siklus. Berikut rancangan dan penjelasan masing – masing tahap penelitian yang dilaksanakan. Penjelasan pada setiap siklusnya dapat dilihat dari gambar Siklus indakan Kelas Berikut :
5
Refleksi
Perencanaan SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan ? Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Arikunto, 2008:16 (dalam Slavin,2005) Instrument Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), Lembar Kerja Siswa ( LKS ), Lembar Pengamatan ( Observasi ) baik untuk kegiatan guru dan juga kegiatan siswa, dan sistem penilaian serta instrument pengumpulan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tentang aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran, dan data hasil belajar IPA siswa kelas V ( lima ), yang diperoleh dengan alat pengumpulan data yang meliputi tes tertulis, dengan memberikan ulangan harian kepada siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan lembar pengamatan yang bertujuan untuk mencatat secara sistematis terhadap kekurangan dan kelebihan aktivitas – aktivitas yang dilakukan guru dalam menerapkan langkah – langkah pembelajaran penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tounament ( TGT ) Bukit Nenas. Teknik Pengumpulan data terdiri dari : teknik pengamatan aktivitas guru dan siswa yang gunanya untuk mengetahui kesesuaian pelakasanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya, kemudian teknik tes hasil belajar IPA, tes bertujuan untuk menentukan ketuntasan hasil belajar dan keberhasilan tindakan. Tes hasil belajar siswa dikumpulkan dengan melaksanakan ulangan harian sebanyak 2 kali yaitu ulangan harian I yang dilaksanakan setelah siklus I dan ulangan harian II yang dilaksanakan setelah siklus II. Setelah data terkumpulkan kemudian dianalisis. untuk menyatakan nilai skor dari aktivitas guru dan siswa, diperoleh melalui lembar pengamatan dengan cara menentukan rata – rata yang diperoleh selama menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam proses pembelajaran di kelas. Tindakan dikatakan berhasil apabila siswa mencapai KKM setelah tindakan lebih banyak dari pada sebelumnya.Aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dapat dihitung dengan meggunakan rumus :
6
x 100 (Ngalim Purwanto, 2001:102) Keterangan: NR : Presentase rata-rata aktivitas (guru/siswa) JS : Jumlah Skor aktivitas yang dilakukan SM : Skor Minimal yang didapat dari aktivitas guru/siswa Adapun interval kategori aktivitas guru dan siswa menurut KTSP(2007:367) dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Aktivitas Guru % Internal 90 s/d 100 70 s/d 89 50 s/d 69 30 s/d 49 10 s/d 29
Kategori Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat Kurang
Untuk menganalisis hasil belajar IPA dpat dilakukan dengan membandingkan skor hasil belajar siswa melalui model pembelajaran TGT dengan KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Siswa dikatakan tuntas apabila siswa sudah mencapai nilai KKM yang ditetapkan SDN 013 Bukit Nenas. Hasil Belajar IPA siswa tersebut dapat di hitung dengan menggunakan rumus : Keterangan S=Nilai yang diharapkan R=Skor yang diperoleh N=Nilai maksimal (Ngalim Purwanto.2001:112) Setelah menganilis hasil belajar IPA siswa, kemudian menganalisis peningkatan hasil belajar IPA untuk mengetahui persentase peningkatan hasil belajar IPA dari data awal. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus : x 100% Keterangan: P = Peningkatan Posrate = Nilai sesudah diberikan tindakan. Baserate = Nilai sebelum tindakan (Zainal Aqip,dkk.2009:52) Dan ketuntasan klasikal tercapai apabila 80 % siswa telah mencapai KKM yaitu 70.Ketuntasan klasikal dapat dianalisis dengan menggunakan rumus : x 100% ( KTSP, 2007 ∶ 382 )
7
Keterangan: KK =Ketuntasan Klasikal JT = Jumlah siswa yang tuntas JS = jumlah siswa seluruhnya
No 1 2 3 4
Tabel 3.Interval dan Kategori hasil belajar Interval Kategori >85 Sangat Tinggi 71 – 85 Tinggi 56 – 70 Sedang 41 - 55 Kurang
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dengan bentuk Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan menerapkan model pembeleajaran tipe kooperatif tipe TGT yang terdiri dari dua siklus . Untuk setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan ulangan siklus. Dari setiap pertemuan siklu diperoleh data hasil penelitian berupa data hasil aktivitas guru dan siswa , hasil belajar siswa , peningkatan hasil belajar siswa dan ketuntasan klasikal siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas V SD Negeri 013 Bukit Nenas.
Siklus Siklus I Siklus II
Tabel 4.Peningkatan Aktivitas Guru Pertemuan Persentase Pertemuan I 88,64 % Pertemuan II 79,55 % Pertemuan I 90,90 % Pertemuan II 93,18 %
Kategori Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari tabel di atas kita dapat diketatui bahwa Aktivitas guru mengalami peningkatan 88,64 % pada siklus I pertemuan I dan menurun pada siklus II sebesar 79,55 % .Dengan kata lain pada pertemuan I siklus I dengan siklus I pertemuan II aktivitas guru menurun sebesar 9,09 poin . Kemudian mengalami peningkatan pada siklus II pertemuan I sebesar 90,90 % dengan kata lain pertemuan II siklus I mengalami peningkatan pada siklus II pertemuan I sebesar 11,35 poin, dan meningkat lagi pada pertemuan II siklus II sebesar 93,18 % ,dengan kata lain pada siklus II pertemuan II mengalami peningkatan sebesar 2,28 poin pada siklus II pertemuan II dengan kategori Sangat baik .
Siklus Siklus I Siklus II
Tabel 5. Peningkatan Aktivitas Siswa Pertemuan Persentase Pertemuan I 88,36 % Pertemuan II 88,64 % Pertemuan I 88,63 % Pertemuan II 90,90 %
Kategori Baik Baik Baik Sangat Baik
8
Pada tabel dapat diketahui Aktivitas siswa terus meningkat dari pertemuan I siklus I sebesar 88,36 % samppai dengan pertemuan II siklus II sebesar 90,90 %. Tabel 6.Ketuntasan Individu dan Klasikal Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Kelompok Nilai
Jumlah Siswa
Ketuntasan Individu Siswa Siswa Tuntas TT 7 20
Ketuntasan Klasikal Persentase Ketuntasan 22,64%
Ketuntasan Klasikal TT
Skor Dasar
27
Ulangan Harian I Ulangan Harian II
27
21
6
75,76%
TT
27
25
2
91,00%
TT
Pada tabel diketahui bahwa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif TGT 91,00 % siswa sudah tuntas secara klasikal.Hanya terdapat 2 0rang siswa yang tidak tuntas. Hal ini disebabkan karena tingkat kecerdasannya di bawah rata – rata dan pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa tersebut kurang konsentrasi. Tabel 7.Peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) Kelompok Nilai Skor Dasar Ulangan Harian I Ulangan Harian II
Jumlah Siswa 27 27
Rerata
Minimum
Maksimum
55,20 76,26
20 40
85 100
27
81,60
20
100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan rata-rata nilai siswa, yaitu pada skor dasar ulangan harian I meningkat sebesar 21,06 dari ulangan harian I ke ulangan harian II meningkat lagi sebesar 05,34. Tabel 8.Nilai Perkembangan siswa pada siklus I dan Siklus II Nilai perkembangan 5 10 20 30
Siklus I
Siklus II
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
6 2 8 23
15,38% 5,13% 20,52% 58,97%
3 1 3 32
7,69% 2,57% 7,68% 49,59%
Dari tabel diatas terlihat nilai perkembangan siswa Siklus II lebih baik dari nilai perkembangan Siklus I . Nilai perkembangan terlihat pada presentase siklus II.
9
Kemudian dicari rata-rata dan disesuaikan dengan penghargaan kelompok. Penghargaan masing-masing kelompok dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 9.Peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) Siklus Kategori Kelompok Baik Hebat Super I 2 1 2 II 1 1 3 Dari tabel di atas terlihat bahwa perubahan nilai penghargaan yang diperoleh meningkat, berikut uraiannya :Pada siklus I kelompok yang memperoleh kategori baik ada 2 kelompok yaitu kelompok IV dan V dengan rata-rata 21, 21 kategori hebat ada 1 kelompok yaitu kelompok I dengan rata-rata 24 kategori super ada 2 kelompok yaitu kelompok II dan III dengan rata-rata 26 dan 25.Pada siklus II kelompok yang memperoleh kategori baik ada 1 kelompok yaitu kelompok IV dengan rata-rata 19, kategori hebat ada 1 kelompok yaitu kelompok 1 dengan rata-rata 20, kategori super ada 3 kelompok yaitu kelompok II, III, V dengan rata-rata 30, 30, 30. Pembahasan penelitian ini berdasarkan hasil penelitian, aktivitas guru dan siswa telah sesuai dengan perencanaan. Semua siswa bisa bekerja secara aktif dan partisipatif dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Melalui tahapan pembelajaran yang dilaksanakan, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa dibimbing memahami pelajaran yang diberikan berdasarkan LKS da bekerja sama dengan teman kelompoknya yang terdiri dari 5-6 orang, meminta bimbingan dari guru, aktif dalam permainan, agar pembelajaran lebih kreatif dan menyenangkan, berani dan percaya diri untuk mempresentasikan hasil kerja serta menanggapi hasil presentasi temannya. Berdasarkan pengamatan peneliti, pada awal pembelajaran siswa terlihat masih bingung dengan model pembelajaran yang digunakan peneliti. Hal ini disebabkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) ini merupakan pengalaman pertama bagi siswa. Tetapi pada pertemuan-pertemuan berikutnya siswa mulai memahami dan mengikuti model pembelajaran yang diterapkan. Dalam mengikuti setiap aktifitas pembelajaran siswa berusaha untuk memahami materi yang diajarkan melalui mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan LKS dengan teman sekelompoknya dan berani untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas serta mengikuti langkah-langkah Teams Games Tournaments (TGT) sesuai dengan materi pada hari itu.Berdasarkan nilai rata-rata siswa juga terjadi peningkatan dari skor dasar, rata-rata hasil ulangan siswa mengalami peningkatan dari Skor Dasar UH 1 meningkat menjadi 76,26 meningkat lagi pada UH II menjadi 81,60. Secara keseluruhan terjadi peningkatan, walaupun belum mencapai ketuntasan 100%, tetapi menunjukkan peningkatan hasil belajara pada setiap siklus. Dari pembahasan diatas disampaikan bahwa hipotesis tindakan yang diajukan dapat diterima. Dengan kata lain penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 013 Bukit Nenas.
10
SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Beradasarkan hasil analisis data penelitian, disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 013 Bukit Nenas. Peningkatan dapat dilihat pada beberapa aspek yaitu : Hasil belajar siswa pada data awal yang tuntas berjumlah 7 orang (26%) dan siswa tidak tuntas 20 orang (74%) dengan nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 55,20. Pada ulangan harian siklus I yang tuntas 18 orang (85%) dan yang tiak tuntas 6 orang (15%) dengan nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 76,26 dengan peningkatan yang diperoleh adalah 10,2 poin. Pada ulangan harian siklus II yang tuntas 22 0rang (100%) dengan nilai ratarata yang diperoleh adalah 81,6 poin,Peningkatan aktivitas guru, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus I adalah 45,9% meningkat pada siklus II yaitu 81%.Aktivitas siswa, peningkatan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus I adalah 48,2% meningkat pada siklus II yaitu 73,2%. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberi rekomendasi yang berhubungan dengan hasil penelitian yaitu : 1.Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru dapat menerapkan model pembelajaraan kooperatif tipe TGT, 2.Setiap guru selalu mereflesikan kegiatan pembelajaran yang telah selesai agar kekurangan pada pertemuan sebelum nya menjadi perbandingan pada pertemuan selanjutnya, 3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan diskusi dalam rangka memberi masukan pada guru yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Rusman, 2011. Model –Model Pembelajaran. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta. Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya. Slavin. 2005. Cooperative Learning. Penerbit Nusa Media. Bandung. Syahrilfuddin, 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Cendekia Insani. Pekanbaru. Arikunto, Suharsimi,dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. Arikunto, 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Asara. Jakarta. Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. Eddy Noviana,dkk. 2010. Kajian Pengembangan Pembelajaran IPA SD.Erlangga. Hudan Miftahul, 2011. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Ryanto Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Kencana. Jakarta. Rusman, 2010. Model - model Pembelajaran. PT.Raja Gravindo Persada. Sunhaji, 2010. Strategi Pembelajaran. Grafindo. Jakarta. Haryanto, 2004. SAINS 5 Kelas V. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta. Kamisa, 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Kartika. Surabaya.