ISSN 2252-9063 Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 5, Juli 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Index Card Match dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran KKPI (Studi Kasus: Siswa Kelas X Analis Kesehatan A SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar) I Kadek Adhi Suarjana1, I Gede Sudirtha2, Made Windu Antara Kesiman3 Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali E-mail:
[email protected] ,
[email protected] ,
[email protected]
Abstrak—Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk [1] Mengetahui peningkatan hasil belajar KKPI siswa kelas X Analis Kesehatan A SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif index card match dan [2] Mengetahui respon siswa kelas X Analis Kesehatan A SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif index card match pada pelajaran KKPI. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah Siswa kelas X Analis Kesehatan A SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 34 orang. Objek penelitian ini adalah (1) hasil belajar siswa, (2) respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif index card match pada pelajaran KKPI. Pengumpulan data hasil belajar KKPI siswa dikumpulkan melalui metode tes dan observasi serta data respon siswa dikumpulkan melalui angket. Data-data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan, pada siklus I untuk nilai rata-rata hasil belajar dan presentase ketuntasan klasikal siswa yaitu sebesar 74,72 dan 61,76% pada siklus II menjadi 81,53 dan 94,12% Selain itu, respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif index card match adalah positif dengan rata-rata skor sebesar 62.
application kooperatif index card match to KKPI subject.This study was a Classroom Action Research which consisted of two cycles. Each cycle consisted of four steps namely planning, action, observation and evaluation, and reflection. The subject of this study was the students in class X Analis Kesehatan A of SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar at academic year 2012/2013. The class consisted of 34 students. The objects of this study were [1] students learning results and [2] students response toward the use of model application kooperatif index card match to KKPI subject. The data of students’ learning results in KKPI subject were collected through the test and observation and the data of students responses were collected through questionnaire. The collected data was analyzed by using descriptive analysis.The result of this study showed that the students learning results got improvement. In cycle 1, the mean of students scores was 74.72 and the percentage of students classical success was 61.76%. In cycle 2, the mean of students scores was 81,53 and the percentage of students classical success was 94.12%. Besides, the students responses toward the use of model cooperative index card match to KKPI subject were positive with a mean of 62. Key words—Cooperative Index Card Match, Learning Results, Classroom Action Research, respon and KKPI.
I. PENDAHULUAN Dalam dunia pendidikan, suatu pengajaran yang hanya mengutamakan prinsip individual tidak akan menciptakan suasana belajar yang efektif antara pendidik dan peserta didik. Kehidupan sebagian besar peserta didik dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya terutama hubungan sosial baik dengan keluarga, guru dan juga teman-teman di sekitarnya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya interaksi sosial. Begitu pula halnya dalam proses belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik.
Kata kunci—Kooperatif Index Card Match, Hasil Belajar, Penelitian Tindakan Kelas, Respon dan KKPI. Abstract—This classroom action research was aimed at [1] improving the students’ learning results in KKPI in class X Analis Kesehatan A of SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar and [2] investigating the students’ response in class X Analis Kesehatan A of SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar toward the use of model
663
ISSN 2252-9063 Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 5, Juli 2013 Dalam setiap kegiatan mengajar guru dituntut agar sanggup menciptakan suasana sosial yang membangkitkan kerja sama diantara para siswa dalam mewujudkan materi pelajaran supaya dapat diserap lebih efektif dan efisien. Perubahan orientasi pendidikan dengan menempatkan siswa sebagai pusat perhatian menuntut para guru untuk lebih kreatif dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Guru dituntut mampu menggeser penekanan kegiatan pembelajaran dari “apa bahan yang akan dipelajari siswa” ke “bagaimana membelajarkan kompetensi dan memperkaya pengalaman belajar siswa”.
maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan diluar sekolah (Trianto, 2007). [2] C. Model Pembelajaran Index Card Match Model pembelajaran index card match (mencari pasangan jawaban). Yaitu suatu strategi pembelajaran yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan jawaban yang cocok dengan pertanyaan yang sudah disiapkan. Index Card Match merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan media kartu, dimana kartu tersebut berisi soal dan sekaligus jawabanya. Dalam penggunaannya, kartu tersebut dibagikan kepada seluruh siswa dan siswa berfikir sejenak apa yang cocok untuk jawaban pertanyaan yang ada di kartu tersebut dan mencari jawabannya dikartu yang lainnya.
Namun sejalan bagaimana guru mengembangkan pembelajaran yang efektif kepada peserta didik terdapat beberapa masalah yang menghambat proses pembelajaran tersebut, masalah yang timbul dalam diri siswa yang dapat memperngaruhi hasil belajar siswa tersebut. Seperti permasalahan yang ditemukan setelah melakukan wawancara dengan guru yang mengajar di SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar ditemukan permasalahan Dari 34 orang siswa dalam satu kelas yang telah mengikuti ulangan akhir semester mata pelajaran KKPI hanya sekitar 48% yang tuntas nilai standar ketuntasan minimal yaitu 80. II.
Keadaan ini menggambarkan bahwa kegiatan proses belajar mengajar di kelas tidak hanya berupa penyajian informasi saja, siswa datang duduk dan mendengarkan, tetapi siswa juga ikut berperan aktif dalam berlangsungnya proses belajar mengajar. Proses pembelajaran semacam ini tidak harus didalam kelas, bisa juga diluar kelas agar peserta didik tidak merasa bosan sebab penyakit yang banyak diderita peserta didik selama mengikuti pelajaran adalah kejenuhan. Model pembelajaran index card match merupakan strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi pelajaran yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya “reviewing strategis” (Silberman, 2006). [3]
KAJIAN TEORI
A. Konstruktivisme dalam Pembelajaran Kontruktivisme merupakan sebuah landasan berpikir, dimana filosofi ini bertujuan untuk membangun suatu tatanan. Dalam pembelajaran, pendekatan ini memiliki arti bahwa suatu pengetahuan dibangun oleh siswa itu sendiri . Guru dapat membantu proses ini dengan cara mengajar yang membuat informasi lebih bermakna dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide mereka. Sesuai dengan pendapat Syaiful Sagala (2003) [1] bahwa pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit dan hasilnya akan diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba.
D. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2005). [4] Hasil belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya adalah perubahan-perubahan yang diharapkan dari tingkah lakunya. Perubahan tersebut mencangkup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Benyamin S. Bloom mengelompokkan bentuk perilaku belajar ke dalam tiga kalsifikasi yang dikenal dengan The Taxonomi of Educational Objective, yaitu:
B. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan pembelajaran kooperatif disini adalah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.
1) Ranah kognitif, berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan pemecahan masalah. 2) Ranah afektif, berkaitan dengan sikap, nilai-nilai. Intensitas, apresiasi dan penyesuaian perasaan sosial. 3) Ranah psikomotor, berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual dan motorik.
Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara berkolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama,
Ketiga ranah tersebut tidak dapat berdiri sendiri tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini
664
ISSN 2252-9063 Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 5, Juli 2013 tercermin dalam proses belajar siswa. Pendapat tersebut juga di dukung oleh Sudjana “Hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar”.
menjadi lebih aktif, berpikir kritis, memiliki motivasi belajar yang tinggi dan siswa dapat mencapai kompetensi yang diinginkan. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, ada kalanya interaksi yang terjadi sangat minim. Kalaupun ada interaksi yang dilakukan menyimpang dari kegiatan pembelajaran. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya inisiatif dari guru untuk menerapkan salah satu model – model pembelajaran yang dapat mendukung proses pembelajaran ke arah yang lebih baik.Seperti yang kita ketahui bahwa di dalam suatu kelas akan ditemukan heterogenitas dan karakteristik yang berbedabeda dari kumpulan siswa tersebut, yang mana terlihat pada keaktifan siswa di kelas dan perbedaan kemampuan dalam menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Tentunya hal ini akan menimbulkan permasalahan di dalam kelas yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Keadaan ini juga terjadi di kelas X Analis Kesehatan A SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar. Jadi, guru perlu mencari formula khusus untuk menyiasati permasalahan yang ada di kelas, salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif index card match.
E. Respon Siswa Seorang peserta didik akan mendapatkan hasil dari pembelajaran berupa informasi dan perubahan tingkah laku dengan cara belajar, sehingga belajar dapat juga diartikan sebagai perubahan tingkah laku atau peluang terjadinya respon. (Arikunto, 2008) [5] Respon yang diberikan terhadap pembelajaran dapat mencerminkan atau menggambarkan ketertarikan, minat, sikap siswa dalam pembelajaran . Respon yang positif dapat menunjukkan bahwa siswa tertarik dengan pembelajaran yang kita lakukan, sedangkan respon negative menunjukkan siswa tidak tertarik dan netral terhadap pembelajaran yang kita lakukan. Ketertarikan siswa terhadap suatu pembelajaran juga dapat mempengaruhi proses pemahaman siswa pada materi atau konsep pelajaran yang kita sampaikan. F. KKPI KKPI adalah singkatan dari Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi. KKPI merupakan mata diklat baru pada kurikulum SMK edisi 2000 yang merupakan penyempurnaan dari mata diklat “komputer” pada kurikulum SMK edisi 1999). KKPI adalah salah satu mata pelajaran adaptif yang diberikan kepada semua bidang keahlian di Sekolah Menengah Kejuruan (Kurikulum SMK, 2004). Sedangkan pada SMU dan SMP dikenal dengan nama mata pelajaran TIK.
H. Hipotesis Tindakan 1) Hasil belajar TIK siswa kelas X Analis Kesehatan A SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar meningkat hingga mencapai standar ketuntasan nilai minimal belajar sebesar 80 dan ketuntasan klasikal belajar yang ditetapkan sebesar 75% melalui penerapan model pembelajaran kooperatif index card match 2) Respon siswa kelas X Analis Kesehatan A SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif index card match dalam pembelajaran KKPI tergolong positif.
Substansi kurikulum KKPI disusun selain agar peserta didik dapat mengikuti dinamika inovasi perangkat keras, sistem operasi, dan aplikasi komputer yang mengacu pada standar kompetensi seperti tertuang pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Mata pelajaran ini sebagai dasar pengetahuan teknologi informasi, dengan demikian generasi masa depan dapat mengikuti derap perkembangan global.
III. METODOLOGI A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah PTK (penelitian tindakan kelas/classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara professional. Tujuan utama PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu profesional guru didalam proses pembelajaran. Adapun bentuk - bentuk penelitian tindakan yaitu (a)Guru sebagai peneliti, (b) Penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan-terintregasi, dan (d)Administrasi sosial eksperimental.
G. Kerangka Berpikir Proses belajar mengajar merupakan perpaduan yang harmonis antara antara kegiatan pengajaran yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Di dalam pelaksanaan proses pembelajaran tentunya diharapkan adanya interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa lainnya maupun siswa dengan sumber belajarnya. Dengan adanya interaksi tersebut, proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik sehingga siswa dapat
665
ISSN 2252-9063 Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 5, Juli 2013 Dalam penelitian ini bentuk penelitian yang akan digunakan adalah guru sebagai peniliti, karena dalam bentuk PTK yang memandang guru sebagai peneliti mempunyai ciri ciri penting yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam proses PTK.Penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah pada umumnya dan dalam kelas pada khususnya yang bermuara pada peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X Analis Kesehatan A SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar. Pada penelitian ini penulis mengacu pada penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggard. Secara umum penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc. Taggard adalah meliputi beberapa tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi, dan refleksi.
siswa diperoleh melalui 3 aspek yaitu aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Nilai aspek kognitif dicapai melalui memberikan pretest pada setiap siklus di pertemuan yang sudah ditetapkan dan aspek kognitif dicapai melalui memberikan post test tiap akhir siklus, untuk penilaian aspek psikomotor dicapai melalui pemberian tes praktik yang diberikan pada setiap siklus dipertemuan yang sudah ditetapkan dan untuk penilaian aspek afektif dinilai dengan menggunakan lembar observasi didapat melalui pengamatan di setiap pertemuan. Ketiga nilai tersebut nantinya dirata-ratakan dan menjadi nilai akhir hasil belajar siswa. Berikut adalah hasil penelitian yang diperoleh: 1) Hasil Belajar Hasil rata-rata dari ketiga aspek tersebut kemudian dijumlahkan sesuai dengan rumus hasil belajar dan dijadikan nilai rata-rata hasil belajar siklus I. Berdasarkan hasil tes dan observasi hasil belajar siswa siklus I, diperoleh hasil seperti Tabel I.
B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Analis Kesehatan A SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar tahun pelajaran 2012/2013. Alasan peneliti menggunakan siswa kelas X Analis Kesehatan A sebagai subjek penelitian karena di kelas tersebut ditemukan permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakan pada latar belakang. Objek penelitian ini adalah hasil belajar dan respon siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif index card match.
Tabel I. Hasil Belajar Siswa Siklus I No. 1. 2. 3. 4.
Hasil Belajar Siklus I 74,72 21 Orang 13 Orang 61,76 %
Sedangkan untuk siklus II, hasil rata-rata dari ketiga aspek tersebut kemudian dijumlahkan sesuai dengan rumus hasil belajar dan dijadikan nilai rata-rata hasil belajar siklus II. Berdasarkan hasil tes dan observasi hasil belajar siswa siklus I, diperoleh hasil seperti Tabel II berikut.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar yang beralamat di Jalan Cargo Saridana IV No.1 Denpasar. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Siswa kelas X Analis Kesehatan A dipilih sebagai subjek penelitian karena di kelas ini ditemui permasalahan-permasalahan seperti yang diutarakan pada latar belakang. Objek penelitian ini adalah hasil belajar dan respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif index card match.
Tabel II. Hasil Belajar Siswa Siklus II No 1. 2. 3. 4.
D. Rencana Tindakan Pada penelitian ini penulis mengacu pada penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggard. Secara umum penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc. Taggard adalah meliputi beberapa tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi, dan refleksi. IV.
Kategori Rata-rata kelas Banyak siswa yang tuntas Banyak siswa yang tidak tuntas Ketuntasan Klaksikal
Kategori Rata-rata kelas Banyak siswa yang tuntas Banyak siswa yang tidak tuntas Ketuntasan Klaksikal
Hasil Belajar Siklus II 81,53 32 Orang 2 Orang 94,12 %
2) Respon Siswa Berdasarkan analisis data respon siswa diperoleh nilai rata-rata respon siswa sebesar 62 dengan kategori positif. Hasil respon siswa pada masing-masing kategori yang ditetapkan disajikan pada table III berikut.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif index card match di kelas X Analis Kesehatan A SMK kesehatan Bali Medika Denpasar. Aspek hasil belajar
666
ISSN 2252-9063 Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 5, Juli 2013 1) Penerapan model pembelajaran kooperatif index card match pada mata pelajaran KKPI dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Analis Kesehatan A SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar tahun ajaran 2012/2013. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan antara nilai hasil belajar siswa pada siklus I dengan siklus II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 74,72 dan ketuntasan klasikal 61,76%, sedangkan pada siklus II meningkat dengan nilai rata-rata sebesar 81,53 dan ketuntasan klasikal 94,12%. 2) Respon yang diberikan siswa kelas X Analis Kesehatan A SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar tahun ajaran 2012/2013 terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif index card match dengan nilai rata-rata sebesar 62 yang digolongkan pada kategori positif.
Table III. Hasil Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Index Card Match Kriteria Kualifikasi
X ≥ 64 64> X ≥ 48 48> X ≥ 32 32> X ≥ 16 X <16
Kategori
Respon Siswa Frekuensi Presentase (%)
Sangat Positif
10
29,41%
Positif
24
70,59%
Cukup Positif
0
0%
Negatif
0
0%
Sangat Negatif
0
0%
Berdasarkan analisis nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I, menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas secara individu dan belum tercapai ketuntasan klasikal yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Nilai ratarata siswa pada siklus I sebesar 74,72 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 13 orang serta ketuntasan klasikalnya 61,76%. Penelitian dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata siswa mencapai lebih besar atau sama dengan 80 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 75 %. Kriteria keberhasilan penelitian dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa belum dapat tercapai dalam tindakan siklus I.
REFERENSI [1] Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: cv. Alfabeta. [2] Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Berdasarkan perbaikan yang dilakukan terhadap kendalakendala dan kekurangan dalam siklus I, maka pada siklus II nilai hasil belajar belajar siswa meningkat. Ketuntasan klasikal mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I hanya sebesar 61,76% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 94,12%. Hal tersebut menunjukkan peningkatan ketuntasan klasikal siswa sebesar 32,33%.
Berorientasi
[3] Silberman, Melvin L. 1996. Active Learning: 101 Stategies to Teach Any Subject. Terjemahan Muttaqien, Raisul. 2006. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia. [4] Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. [5] Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Secara keseluruhan, berdasarkan hasil belajar yang telah ditunjukkan siswa pada siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif index card match dapat meningkatkan hasil belajar belajar siswa kelas X Analis Kesehatan A SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar tahun ajaran 2012/2013. Respon yang diberikan siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif index card match pada pelajaran KKPI tergolong positif, yaitu sebesar 70,59%. Hal tersebut berarti bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif index card match pada pelajaran Jaringan Komputer mampu menciptakan suatu suasana yang kondusif dalam belajar. V.
Inovatif
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
667