PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI HARGA DIRI PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 MANDONGA KOTA KENDARI
SKRIPSI
Oleh
SULEMAN TANGKA A1B409099
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI HARGA DIRI PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 MANDONGA KOTA KENDARI
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
SULEMAN TANGKA A1B409099
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Panitia Ujian Skripsi Program Sarjana (S1) Kependidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo pada hari Rabu, 30 Maret 2016 berdasarkan SK. Dekan No. 0884/UN29.5.1/PP/2016 tanggal 24 Maret 2016 dan telah dinyatakan Lulus.
Panitia Ujian: Ketua
: Prof. Dr. La Iru, S.H., M.Si.
..........................................
Sekretaris : Muhamad Abas., S.Pd., M.Si.
..........................................
Anggota
: Drs. La Rabani, S.Pd., M.Pd.
..........................................
Drs. Ahid Hidayat, M.Hum.
..........................................
La Ode Safiun Arihi, S.Pd., M.Pd.
..........................................
Lisnawati Rusmin, S.Pd., M.Sc.
..........................................
Kendari,
April 2016
Disahkan oleh Dekan FKIP Universitas Halu Oleo,
Prof. Dr. La Iru, S.H., M.Si. NIP 19601231 198610 1 001
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul
: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Harga Diri pada Siswa Kelas III SD Negeri 3 Mandonga Kota Kendari
Nama
: Suleman Tangka
Stambuk
: A1B409099
Telah diperiksa oleh pembimbing I dan Pembimbing II dan dipertahankan dihadapan tim penguji pada ujian skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Lisnawati Rusmin, S.Pd.,M.Sc. NIP. 19751102 200501 2 003
La Ode Safiun Arihi, S.Pd, M.Pd. NIP. 19730406 200606 1 001
Mengetahui Ketua Jurusan PGSD,
Drs. La Rabani, S.Pd., M.Pd. NIP. 19591231 198803 1 011
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah asli, merupakan hasil karya saya sendiri, tidak pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di perguruan tinggi mana pun, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam skripsi ini dan disebutkan sumber kutipan dan daftar pustakanya. Apabila dikemudian hari ditemukan bahwa dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan adanya unsur-unsur plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (Sarjana) dibatalkan, serta diproses menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kendari,
Maret 2016
Penulis
v
ABSTRAK Suleman Tangka (2015) “Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Harga Diri pada Siswa Kelas III SD Negeri 3 Mandonga Kota Kendari”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. Pembimbing: (I) Lisnawati Rusmin, S.Pd.,M.Sc. dan (II) La Ode Safiun Arihi, S.Pd, M.Pd. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi harga diri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 3 Mandonga, 2) Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan aktivitas mengajar guru kelas III SD Negeri 3 Mandonga, 3) Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III SD Negeri 3 Mandonga. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di Kelas III SD Negeri 3 Mandonga, dengan jumlah siswa 21 orang. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus dan dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai seperti yang didesain dalam faktor yang diteliti. Adapun prosedur penelitian ini adalah: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan evaluasi; (5) refleksi. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelejaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 3 Mandonga. Hasil belajar siklus I, yakni siswa yang tuntas belajar berjumlah 8 orang siswa atau sebesar 38.1% dan yang belum tuntas berjumlah 13 orang siswa atau sebesar 61,9%. Pada pembelajaran siklus II, siswa yang tidak tuntas berjumlah 3 orang atau sebesar 14.29% dan yang tuntas berjumlah 18 orang atau sebesar 85,71%. Pada pelaksaanaan proses pembelajaran juga mengalami peningkatan yang terlihat dari persentase aktivitas mengajar guru siklus I pertemuan 1 (satu) sebesar 66,67% dan pertemuan 2 (dua) sebesar 73,33%, sedangkan pada siklus II meningkat sebesar 93,33%. Begitupula dengan persentase akivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 (satu) sebesar 60% dan pertemuan 2 (dua) sebesar 73,33%, sedangkan pada siklus II meningkat sebesar 93,33% sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn materi harga diri pada siswa kelas III SD Negeri 3 Mandonga dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelejaran CTL.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini. Disamping itu, dukungan dan keterlibatan berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Olehnya itu, pertama-tama penulis ingin menghaturkan terimakasih yang mendalam
kepada
Lisnawati Rusmin, S.Pd.,M.Sc., selaku
pembimbing I dan La Ode Safiun Arihi, S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing II atas kontribusi yang besar, dukungan, arahan, dan masukan-masukan yang bermanfaat untuk kesempurnaan penulisan karya ini. Penulis juga menghaturkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang terkait baik itu secara langsung maupun tidak langsung dalam studi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada: 1.
Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S., selaku Rektor Universitas Halu Oleo Kendari yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Universitas Halu Oleo.
2.
Prof. Dr. La Iru, SH. M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
3.
Drs La Rabani, S.Pd., M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Halu Oleo yang telah memberikan dukungan selama perkuliahan.
v
4.
Lisnawati Rusmin, S.Pd., M.Sc., Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Halu Oleo yang telah memberikan kemudahan pengurusan administrasi dalam proses perkuliahan.
5.
Dosen serta staf administrasi dalam lingkungan FKIP Universitas Halu Oleo yang telah membantu penulis selama pelaksanan perkuliahan.
6. Kepala SD Negeri 3 Mandonga yang telah memberikan dukungannya dalam pelaksanaan penelitian ini. 7.
Saudaraku Dahlia Tangka, S.Pd., Nursalam dan Sumarjan Lamris, A.Md. Keb yang telah memberikan dukungan moril dan materil.
8.
Teristimewa kepada istri Rita, S.Pd dan anakku Sultan Naufal Al Faqih dan Naura Shafwatunnisa yang telah memberikan spirit sehingga penulisan skripi ini bisa selesai. Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang terhingga
kepada kedua orang tuaku, yang telah memberikan semangat dan motivasi yang begitu berarti dalam menyelesaikan pendidikan. Akhir kata semoga bantuan dan petujuk dari berbagai pihak dalam penyelesaian penulisan skripsi ini dapat bernilai ibadah dan memperoleh imbalan pahala yang berlipat ganda disisi Allah SWT. Amin. Kendari,
Penulis
vi
Maret 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ ABSTRAK ............................................................................................................ KATA PENGANTAR ......................................................................................... DAFTAR ISI ......................................................................................................... DAFTAR TABEL ................................................................................................ DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
i ii iii iv v vii ix x xi
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ B. Rumusan Masalah ......................................................................... C. Tujuan Penelitian .......................................................................... D. Manfaat Penelitian ........................................................................
1 3 4 5
TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori .................................................................................. 1. Hasil Belajar ............................................................................. 2. Konsep Contextual Teaching and Learning (CTL) ................. 3. Konsep Pembelajaran PKn ....................................................... 4. Konsep Pemerintah Pusat dan Daerah ..................................... B. Penelitian yang Relevan ................................................................. C. Kerangka Berpikir ......................................................................... D. Hipotesis Tindakan ........................................................................
6 6 8 17 18 22 22 23
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .............................................................................. B. Setting Penelitian .......................................................................... C. Subyek Penelitian ........................................................................... D. Faktor yang Diteliti ........................................................................ E. Rencana Tindakan .......................................................................... F. Data dan Teknik Pengumpulan Data.............................................. 1. Data .......................................................................................... 2. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... G. Analisis Data .................................................................................. H. Indikator Kinerja ............................................................................
24 24 24 24 25 29 29 30 30 32
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .............................................................................. B. Pembahasan ...................................................................................
33 46
vii
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... B. Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
52 53
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Sintaks Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran PKn ....................................................
16
Tabel
4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I .........................................................
38
Tabel
4.2 Hasil Analisis Ketuntasan Pembelajaran Siswa Siklus I ...............
39
Tabel
4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II ........................................................
44
Tabel
4.4 Hasil Analisis Ketuntasan Pembelajaran Siswa Siklus II..............
45
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Alur Kerangka Pikir ...........................................................
23
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas .........................................
26
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ................
46
Gambar 4.2 Grafik Skor Aktivitas dan Persentase Aktivitas Guru siklus I dan Siklus II ......................................................................
48
Gambar 4.3 Grafik Skor Aktivitas dan Persentase Aktivitas Siswa siklus I dan Siklus II ......................................................................
x
50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran.....................................................................
56
Lampiran 2 RPP Siklus I...................................................................................
58
Lampiran 3 RPP Siklus II .................................................................................
62
Lampiran 4 LKS Siklus I Pertemuan 01 ...........................................................
65
Lampiran 5 LKS Siklus I Pertemuan 02 ...........................................................
66
Lampiran 6 LKS Siklus II .................................................................................
67
Lampiran 7 Tes Siklus I ...................................................................................
68
Lampiran 8 Kunci Jawaban Tes Siklus I .........................................................
70
Lampiran 9 Tes Siklus II ..................................................................................
71
Lampiran 10 Kunci Jawaban Tes Siklus II ........................................................
73
Lampiran 11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 01 ................
74
Lampiran 12 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 02 ................
76
Lampiran 13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ......................................
78
Lampiran 14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 01 ...............
80
Lampiran 15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 02 ...............
82
Lampiran 16 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .....................................
84
Lampiran 17 Hasil Belajar Siswa Siklus I ..........................................................
86
Lampiran 18 Hasil Belajar Siswa Siklus II .........................................................
87
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan lebih memposisikan guru sebagai fasiltator dan motivator. Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai motivator, guru diharapkan mampu menumbuhkan motivasi dalam diri siswa untuk belajar. Dalam upaya membelajarkan siswa, guru dituntut untuk mampu membangkitkan motivasi siswa agar lebih aktif dalam belajar. Semakin banyak siswa yang terlibat secara aktif dalam belajar, semakin tinggi pula kemungkinan hasil belajar yang dicapainya. Demikian pula dalam meningkatkan kualitas mengajar, guru hendaknya mampu merencanakan program pembelajaran dengan baik serta mampu melakukan berbagai inovasi pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk interaksi dalam proses pembelajaran. Kemampuan tersebut harus dikuasai oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa khusunya dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memberikan kontribusi positif dalam memacu ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menjadi sangat penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan rasa keimanan dan ketaqwaan serta memberikan bekal rasa percaya diri berahlak
1
2
mulia serta diharapkan siswa dapat menjunjung tinggi nilai-nilai perjuangan bangsanya sendiri. Hasil observasi di kelas pada saat guru mengajar siswa kelas III, menunjukan bahwa sebagian besar siswanya cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran. Selama kegitan pembelajaran, siswa jarang sekali mengajukan pertanyaan, gagasan ataupun menanggapi pertanyaan serta kurang mampu untuk bekerjasama dalam kelompok. Siswa juga kurang termotivasi untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sehingga pada akhir pembelajaran tidak menampakkan adanya peningkatan hasil belajar yang mengakibatkan aspek kognitif siswa masih berada dibawaah standar rata-rata. Hal ini dapat dilihat dari nilai Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diperoleh siswa SD Negeri 3 Mandonga kelas III dengan jumlah siswa 21 orang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 10 orang perempuan pada tahun pelajaran 2014/2015 menunjukan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tergolong masih rendah yaitu 60% siswa yang tuntas, karena belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu minimal 80% siswa memperoleh nilai ≥70 sehingga perlu mengikuti remidial pada ulangan harian. Sesuai dengan faktor kebutuhan individual siswa, maka untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran dan pengajaran kontekstual. Anak belajar dengan cara berinteraksi dengan lingkungan. Pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar
3
bermakna. Melalui keterlibatan secara aktif, anak secara terus-menerus mendapatkan pengalaman belajar. Belajar yang bermakna tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah atau membaca buku tentang pengalaman orang lain yang sudah diabrasikan. Untuk itu perlu dicari pemecahan masalahnya dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat, dengan tetap mempertimbangkan kondisikondisi dalam kelas. Semuanya dimaksudkan untuk memperoleh model pembelajaran yang tepat bagi seluruh siswa. Oleh karena itu, penulis menganggap perlu untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran serta siswa didorong untuk berusaha menemukan sendiri apa yang seharusnya dipelajari. Atas dasar pertimbangan yang mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa, maka peneliti mencoba melakukan penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul: ”Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Harga Diri pada Siswa Kelas III SD Negeri 3 Mandonga”. B. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
4
1. Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi harga diri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 3 Mandonga? 2. Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan aktivitas mengajar guru kelas III SD Negeri 3 Mandonga? 3. Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III SD Negeri 3 Mandonga? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi harga diri melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas III SD Negeri 3 Mandonga. 2. Untuk meningkatkan aktivitas mengajar guru pada materi harga diri melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas III SD Negeri 3 Mandonga 3. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi harga diri melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas III SD Negeri 3 Mandonga.
5
D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat bermanfaat: 1. Bagi siswa, dapat meningkatkan kemampuan dan kreativitas siswa dalam belajar PKn, memecahkan segala persoalan di sekolah yang berdampak meningkatkan hasil belajar PKn siswa. 2. Bagi guru, dapat memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan guru dan pada akhirnya dapat meningkatkan profesionalisme guru yang bersangkutan. 3. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang baik pada sekolah dalam memperbaiki proses pembelajaran PKn yang berimplikasi pada peningkatan hasil belajar siswa.
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Inti dari kegiatan pendidikan adalah satu proses belajar, karena dengan belajar tujuan pendidikan akan tercapai. Oleh karena itu kegiatan belajar sangat penting karena berhasil tidaknya seseorang untuk menempuh pendidikan sangat ditentukan oleh baik tidaknya kegiatan belajarnya. Melalui proses belajar seseorang dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya maupun yang ada pada lingkungannya guna meningkatkan taraf hidupnya. Sudjana (2008:5) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang relatif dan permanen dari suatu kecenderungan. Hamalik (2003:27) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingatkan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Dari pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang mengakibatkan bertambahnya pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang diperoleh dari interaksi individu dengan lingkungannya. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari kemampuan dan nilai yang baru. Dalam proses pembelajaran hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa dan penting diketahui oleh guru, agar dapat merencanakan 6
7
kegiatan belajar mengajar secara tepat,secara umum didefinisikan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran. Di sekolah, hasil belajar adalah nilai perolehan siswa suatu mata pelajaran tertentu selanjutnya di kenal sebagai prestasi belajar. Arifin (2003:13) menyatakan hasil belajar sebagai suatu tingkatan keberhasilan yang dicapai pada akhir suatu kegiatan keberhasilan yang dicapai pada akhir suatu kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selanjutnya Arikunto (2005:21) memberikan pengertian hasil belajar sebagai suatu hasil yang mengambarkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dilaksanakan. Sudirman (2002:24) menyatakan hasil belajar diartikan sebagai taraf kemampuan aktual yang bersifat terukur berupa perbuatan yang dicapai dari apa yang dipelajari di sekolah, sedangkan menurut Sudjana (2008:40) hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Arikunto (2005:10) menyatakan tujuan pengukuran hasil belajar adalah sebagai berikut: (1) menguasai tinkat penguasaan materi pelajaran yang dicapai oleh siswa dalam kurun waktu tertentu, (2) mengetahui posisi atau kedudukan siswa dalam kelompok kelasnya dan tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar dan (3) mengetahui tingkat dan daya guna model mengajar yang telah digunakan guru dalam proses pembelajaran.
8
Hasil belajar merupakan indiator dari perubahan yang terjadi pada individu setelah mengalami proses belajar mengajar, dimana untuk mengungkapkannya biasanya menggunakan suatu alat penilaian yang dibuat oleh guru, seperti tes evaluasi. Hal ini dimaksudkan untuk memahami dan mengerti pelajaran yang diberikan (Arifin, 2003:47). Sehubungan dengan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran hasil belajar untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran yang dikuasai siswa serta untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran yang ditarapkan dalam proses belajar mengasjar. Belajar terjadi jika terdapat suatu perubahan atau modifikasi pada perilaku yang berlangsung dalam kehidupan individu. Dalam pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. 2. Konsep Contextual Teaching and Learning (CTL) Pendekatan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan
nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2007:253). Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) mendorong peran aktif siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat belajar efektif dan bermakna.
9
Proses pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting yaitu : a. Mengaitkan (relating) Adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketika Ia mengaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Dengan demikian guru mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa. b. Mengalami (experiencing) Merupakan
inti belajar inti belajar kontekstual menghubungkan
informasi baru dengan pengalaman maupun pengetahuan sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif. c. Menerapkan (applying) Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia melakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapat memotivasi siswa dengan memberikan latihan yang realistis dan relevan. d. Bekerjasama (cooperating) Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengalami masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membantu siswa mempelajari konsisten dengan dunia nyata.
bahan ajar, tetapi
10
e. Mentransfer (transfering) Peran guru membuat bernacam-macam pengalaman belajar dengan fokus pada pemahaman bukan hafalan. Menurut Nurhadi (2002:20) bahwa ada beberapa karakteristik pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL), yaitu : a. Adanya kerja sama, sharing dengan teman dan saling menunjang b. Siswa aktif dan kritis, belajar dengan bergairah, menyenangkan dan tidak membosankan, serta guru kreatif c. Pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber d. Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa misalnya: peta, gambar, atau diagram e. Laporan kepada orang tua bukan sekedar rapor akan tetapi hasil karya siswa, laporan praktikum Untuk memahami model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) maka ada kata kunci dalam pembelajaran kontekstual yaitu : a. Real world learning, mengutamakan pengalaman nyata b. Berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, dan kreatif, guru berperan mengarahkan c. Pengetahuan bermakna, dekat dengan kehidupan nyata, serta adanya perubahan prilaku dan pembentukan mental yang baik. d. Siswa praktek, bukan menghafal, Learning bukan teaching, pendidikan bukan pengajaran. e. Memecahkan masalah dan berpikir tingkat tinggi.
11
f. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes. Dari berbagai pengertian diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan pembelajaran yang membawa situasi dunia nyata kedalam pembelajaran dikelas sehingga belajar akan lebih mudah dan menyenagkan selain itu belajar akan lebih bermakna. Ciri- ciri pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebagai berikut : a. Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah. b. Kegiatan belajar dilakukan dalam berbagai konteks. c. Mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara mandiri. d. Pembelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbedabeda. e. Menggunakan penilaian otentik. (http: ipotes.wordpress.com/pendekatan kontekstual). Menurut Sanjaya (2007:262), pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki tujuh asas. Asa-asas ini yangb melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan mengguanakan pendekatan contextual teaching and learning. Selanjutnya asas ini dijelaskan dibawah ini yaitu sebagai berikut : a. Konstruktivisme (constructivism)
12
Konstruktivisme
adalah
proses
membangun
atau
menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan, tetapi merupakan suatu prosese belajar mengajar dimana siswa aktif secara mental membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengeyahuan yang dimilikinya. b. Menemukan (Inquiry) Merupakan sebuah siklus yang terdiri dari perumusan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan dan yang terakhir membuat kesimpulan. Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan kontekstual karena pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. c. Bertanya (Questioning) Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya dan menjawab
pertanyaan.
keingintahuan
setiap
Bertanya individu,
dipandang
sebagai
sedangkan
menjawab
mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Kegiatan bertanya berguna untuk : 1) menggali informasi, 2) menggali pemahaman siswa, 3) membangkitkan respon kepada siswa, 4) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa,
refleksi
dari
pertanyaan
13
5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, 6) menfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru, 7) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa. d. Masyarakat belajar (Learning community) Hasil belajar diperoleh dari “sharing” antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Masyarakat belajar terjadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok, atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. e. Pemodelan (Modelling) pemodelan
pada
dasarnya
membahasakan
yang
dipkirkan,
mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya malakukan apa yang guru inginkan. Dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar. f. Refleksi (Reflection) Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu.
14
g. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment) Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bias member gambaran mengenai perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis contextual teaching and learning, gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bias memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil. Rencana pembelajaran adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan sistem penyampaiannya untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan belajar, termasuk didalamnya pengembangan paket pembelajaran, kegiatan pembelajaran, uji coba dan revisi paket pembelajaran, terakhir mengevaluasi program dan hasil belajar (Depdiknes, 2003:6). Slameto (1991:22) menjelaskan bahwa dalam menyusun desain pembelajaran atau merencanakan kegiatan pembelajaran, perlu menjawab tiga pertanyaan pokok : (1) kompetensi apakah yang akan diajarkan; (2) bagaimana cara memberikan pengalaman belajar untuk mencapai kompetensi tersebut; dan (3) bagaimana mengetahui bahwa kompetensi yang diajarkan telah dikuasai oleh siswa. Pertanyaan pertama “kompetensi apakah yang akan diajarakan” menyangkut masalah evaluasi atau penilaian. Guru professional harus mampu mengembangkan persiapan mengajar yang baik, logis dan sistematis. Karena disamping untuk meaksanakan
15
pembelajaran, persiapan tersebut mengemban “professional accountability” sehingga guru dapat mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya. Persiapan mengajar yang dikembangkan guru memiliki makna yang cukup mendalam bukan hanya kegiatan ritmis untuk memenuhi kelengkapan administrative, tetapi merupakan cerminan dari pandangan, sikap dan keyakinan profesional guru mengenai apa yang terbaik untuk peserta didiknya. Oleh karena itu, setiap guru harus memiliki persiapan mengajar yang matang sebelum malaksanakan pembelajaran, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis (Mulyasa, 2004:82). Model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) memiliki tujuh komponen utama. Kelas dikatakan menerapkan
model
pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) jika menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembelajarannya. Nurhadi (2002: 20) mengungkapkan bahwa secara garis besar langkah-langkah penerapan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) dalam kelas sebagai berikut: a. Guru mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. b. Guru melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik . c. Guru mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. d. Guru menciptakan masyarakat belajar dengan mengarahkan siswa untuk belajar secara berkelompok.
16
e. Guru menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. f. Guru melakukan refleksi diakhir pertemuan. g. Guru melakukan penilaian dengan berbagai cara. Dari penjelasan sebelumnya, maka dapat disusun sintaks pembelajaran PKn meteri Sistem Harga diri dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning). Sintaks pembelajaran tersebut ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) pada Pembelajaran Pkn Kegiatan Pembelajaran
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Kegiatan Awal
Memotivasi siswa untuk belajar
Memperhatikan penjelasan guru Menjawab pertanyaan guru
Mengeksplorasi pengetahuan awal siswa tentang kegiatan ekonomi Menyampaikan tujuan Memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai pembelajaran yang dijelaskan guru Menjelaskan peristiwa dalam Memperhatikan penjelasan kehidupan sehari-hari yang guru tentang peristiwa dalam berkaitan dengan kegiatan kehidupan sehari-hari yang ekonomi berkaitan dengan kegiatan ekonomi Kegiatan Inti Menanyakan hal yangb erkaitan Menjawab pertanyaan guru - Kontruktivis dengan kegiatan ekonomi kepada me siswa - Inquiry Mengarahkan jawaban pada siswa Menjawab pertanyaan guru - Kooperatif pada konsep kegiatan ekonomi - Bertanya Membagi siswa dalam Berada dalam kelompoknya kelompok masing-masing Memberikan LKS, berupa gambar Mendapat LKS, untuk untuk diamati dan soal untuk mengamati gambar dan dikerjakan mengerjakan soal Meminta peserta didik mengamati Mengamati gambar untuk gambar untuk mendapatkan mencari informasi yang informasi yang berhubungan berhubungan dengan
17
dengan kegiatan ekonomi Meminta siswa mengerjakan LKS yang sudah disiapkan Memeriksa kegiatan dan membantu siswa Memeriksa kegiatan dan membantu siswa
Kegiatan Penutup
kegiatan ekonomi Mengerjakan LKS yang sudah disiapkan Meminta bantuan guru ketika mendapatkan masalah Perwakilan kelompok maju di depan kelas mempresentase-kan hasil kerjanya Siswa berdiskusi tentang konsep kegiatan ekonomi Menanyakan materi yang kurang dimengerti Memperhatikan penjelasan guru
Guru dan siswa berdiskusi tentang kegiatan ekonomi Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa Menjelaskan kembali materimateri yang belum dimengerti siswa Membimbing siswa Siswa dan guru menyimpulkan materi menyimpulkan materi pembelajaran yang telah diajarkan pembelajaran yang telah diajarkan Memotivasi siswa agar rajin Memperhatikan arahan guru belajar Memotivasi siswa untuk belajar Memperhatikan penjelasan guru
3. Konsep Pembelajaran PKn Strategi pemebelajaran pada dasarnya merupakan suatu rangkaian yang penting dalam pendekatan system belajar mengajar. Rasionalnya, strategi pembelajaran berhubungan langsung dengan pemilihan kegiatan pembelajar yang dipandang efektif dan efisien dalam memberikan pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kendatipun demikian, tidak mungkin seseorang guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya hanya menerapkan satu strategi pembelajaran yang bersifat umum dan mampu menjangkau seluruh kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena setiap tujuan pemeblajaran memiliki karekteristik yang
18
bersifat khusus, untuk mengambarkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar. Pembelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan
lebih
merincikan
komponen-komponen umum dari seperangkatbahan atau materi pelajaran dan prosedur yang akan digunakan terhadap bahan atau materi tersebut guna membantu siswa dalam mencapai hasil pembelajaran (Ruminiati, dkk., 2008:10).
sementara
itu,
Romiszowsky
(dalam
Trianto,
2010:50).
Menegaskan bahwa strategi sebagai suatu pandangan umum mengenai rangkaian tindakan yang diadaptasikan dari perintah-perintah terpilih untuk menerapkan metode pembelajaran. Dengan kata lain, strategi adalah seperangkat metode yang dipilih dalam melaksanakan suatu program pembelajaran. Hakekat strategi adalah memberikan kemudahan atau fasilitas kepada peserta didik menuju tercapinya tujuan pembelajaran. 4. Konsep Harga Diri a. Pentingnya Harga Diri Harga diri dapat diartikan kehormatan diri. Harga diri merupakan pendapat seseorang mengenai dirinya sendiri, seperti hal yang dipikirkan dan dirasakan tentang dirinya sendiri. Manusia sering disebut sebagai makhluk sosial. Makhluk sosial, artinya manusia membutuhkan orang lain. Setiap orang memiliki perasaan ingin dihormati oleh yang lain. Rasa ingin dihormati menyebabkan seseorang berpikir bahwa harga diri itu penting. Setiap orang tidak suka harga dirinya direndahkan. Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh harga diri. Harga diri membuat seseorang berusaha
19
memperoleh penghargaan orang lain. Contohnya, orang yang pandai menunjukkan
kepandaiannya.
Orang
terampil
menunjukkan
keterampilannya. Banyak cara dapat dilakukan agar dihormati orang lain. Salah satunya dengan mengembangkan kemampuan yang kitamiliki. Contoh kemampuan untuk meningkatkan harga diri adalah kemampuan berprestasi dalam bidang olahraga. Selain kemampuan berprestasi dalam bidang olahraga, kemampuan lainnya di antaranya sebagai berikut: 1) Kemampuan untuk berbicara di depan orang banyak dengan mengikuti lomba pidato. 2) Kemampuan dalam bidang kesenian dengan mengikuti lomba membaca puisi. 3) Kemampuan membantu orang lain dengan ikut menolong korban bencana alam 4) Kemampuan berprestasi dalam bidang pendidikan dengan mengikuti lomba cerdas cermat antar sekolah. 5) Kemampuan untuk memimpin orang lain, misalnya menjadi ketua kelas. Selain kemampuan yang dimiliki, harga diri juga ditentukan oleh sikap dan tingkah laku dalam hal-hal berikut:
20
1) Berbicara Seseorang yang berbicara ramah dan sopan akan lebih disenangi. Sebaliknya, orang yang berbicara kasar tidak akan disukai. Cara berbicara seseorang juga sangat menentukan tingkat harga dirinya. 2) Berpakaian Cara berpakaian dapat memengaruhi penilaian orang terhadap diri kita. Seseorang berpakaian rapi, bersih, dan sopan lebih dihormati daripada orang yang berpakaian kotor dan kumal. Cara berpakaian seseorang pun dapat meningkatkan atau mengurangi harga diri 3) Berpenampilan Jika ingin dihormati, kita harus belajar menghormati diri sendiri dan orang lain. b. Bentuk Harga Diri Bentuk harga diri tersebut, di antaranya menghargai diri sendiri dan menghargai orang lain. 1) Menghargai Diri Sendiri Jika ingin dihormati orang lain, terlebih dahulu kita harus belajar menghargai diri sendiri. Kemampuan menghargai diri sendiri dapat menentukan tingkat harga diri. Orang yang mampu menghargai dirinya akan mampu menghargai orang lain. 2) Menghargai Orang Lain Setelah menghargai diri sendiri, harus mampu menghargai orang lain. Jika pandai menghargai diri sendiri, tetapi tidak mau menghargai orang
21
lain, orang lainpun tidak akan menghargai kita. Jika antarteman saling menghargai, kerukunan dapat tercipta. Cara menghargai orang lain salah satunya dengan mengakui kelebihan dan kekurangan diri sendiri dan orang lain. Penghargaan yang diberikan oleh orang lain sangat berharga. Ketika mengalami kegagalan, akan ada yang menghibur. Selalu mengucapkan terima kasih atas bantuan orang lain merupakan salah satu contoh menghargai orang lain. c. Harga Diri Dalam Kehidupan Sehari-hari Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan harga diri. Misalnya, berpendirian teguh, bertanggung jawab, dan membantu teman dengan tulus. 1) Memiliki Pendirian yang Teguh Pendirian dapat diartikan sebagai sikap berpegang teguh pada diri sendiri. Setiap orang harus memiliki pendirian. Orang
yang
memiliki pendirian lebih dihargai dari pada orang yang tidak memiliki pendirian. 2) Bertanggung Jawab Tanggung jawab berarti sesuatu yang wajib dilakukan. Orang yang bertanggung jawab selalu melaksanakan tugas dan kewajibannya. 3) Selalu Berkata Jujur Jujur berarti tidak pernah berkatabohong. Orang yang jujur memiliki banyak teman.
22
B. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Fredy Anwar Saepi (2008) dengan judul Meningkatkan hasil belajar PKn materi Kami Bangga Sebagai Bangsa Indonesia melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas IIIa SD Negeri 1 Baruga Kota Kendari, dengan hasil penelitian penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran. 2. Penelitian yang dilakukan Marwati (2012), dengan judul penelitian Penerapan
Contextual
Teaching
And
Learning
(CTL)
untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Keputusan Bersama di Kelas V SDN II Ponrewaru Kabupaten Kolaka, dengan hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi keputusan bersama. C. Kerangka Berpikir Untuk memudahkan kita dalam memahami penelitian tindakan kelas ini maka kami membuat kerangka pikir yang disesuaikan dengan langkahlangkah pembelajaran CTL. Sehingga dengan hanya melihat dan membaca kerangka pikir ini kita bisa melihat gambaran apa saja yang peneliti lakukan didalam memecahkan masalah yang dihadapi peneliti yaitu rendahnya pemahaman siswa mengenai konsep harga diri pada mata pelajaran PKn Kelas III SD Negeri 3 Mandonga. Berikut ini adalah kerangka berfikir peneliti dalam menyelesaikan permasalahan yang telah ditemukan di atas:
23
Hasil Belajar PKn Materi Harga Diri pada Siswa Kelas III SD Negeri 3 Mandonga Masih Rendah
ASPEK GURU 1. 2. 3.
Kurang menggunakan metode yang bervariasi Kurang mengaktifkan siswa Kurang melibatkan siswa dalam belajar kelompok
ASPEK SISWA 1.
2.
Kurang Memahami konsep – konsep pada mata pelajaran PKn Kurang pengembangan pemikiran siswa dalam mengali konsep
Penerapan Contextual Teaching and Learning
1. 2. 3. 4. 5.
Pelaksanaan Penerapan Contextual Teaching and Learning Menyampaikan semua tujuan yang ingin dicapai selama pembelajaran dan memotivasi siswa. Menyajikan informasi kepada siswa dengan cara demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari serta meminta kepada setiap kelompok untuk mempersentasikan hasil kerja kelompoknya.
Hasil Belajar PKn Materi Harga Diri pada Siswa Kelas III SD Negeri 3 Mandonga dapat Meningkat
Gambar 2.1 Bagan Alur Krangka Pikir D. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas III SD Negeri 3 Mandonga.
24
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas. Karakteristik yang khas dari penelitian tindakan kelas yakni adanya tindakantindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas (Muhtar, 2007:25). B. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus yang dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016 di kelas III SD Negeri 3 Mandonga. C. Subyek Penelitian Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas III SD Negeri 3 Mandonga yang berjumlah 21 orang yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. D. Faktor yang Diteliti Faktor-faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu: 1. Faktor hasil belajar yaitu yaitu melihat atau memperhatikan nilai siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan pembelajaran pada materi harga diri dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
24
25
2. Faktor guru, yaitu melihat atau memperhatikan aktivitas guru dalam menyajikan materi pelajaran serta teknik yang digunakan guru dalam menerapkan model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL). 3. Faktor siswa, yaitu melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada materi harga diri melalui penerapan contextual teaching and learning (CTL). E. Rencana Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus yang disesuaikan cakupan luasan materi sesuai alokasi waktu yang tersedia. Setiap siklus dilaksanakan dengan tahapan: a. Perencanaan (planning) b. Pelaksanaan tindakan (action) c. Observasi dan evaluasi (observation and evaluation) d. Refleksi (reflection) Adapun rancangan dan model pelaksanaan penelitian tindakan kelas digambarkan sebagai berikut:
26
Observasi Awal Permasalahan
Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan I)
Pelaksanaan Tindakan I
Refleksi I
Analisis Data I Evaluasi
Observasi I
Belum Terselesaikan
Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan II)
Pelaksanaan Tindakan II
Terselesaikan
Siklus I
Siklus II Analisis Data II Evaluasi
RefleksiII
Terselesaikan
Observasi
(Tim Pelatihan Proyek PGSM (1999:7) Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas Secara rinci penelitian ini dalam setiap siklus dijabarkan sebagai berikut: Siklus I 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: a. Membuat
skenario
pembelajaran
dengan
menerapkan
pembelajaran Kontekstual (satu RPP untuk satu kali pertemuan) b. Membuat/menyiapkan: 1. Lembar kerja siswa (LKS) 2. Lembar observasi guru 3. Lembar observasi siswa c. Mendesain/membuat alat evaluasi berupa soal-soal uraian
model
27
2. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah disusun sebelumnya pada perencanaan. Guru
melaksanakan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
dilaksanakan
untuk
pembelajaran Kontekstual. 3. Observasi dan Evaluasi Kegiatan
observasi
pada
siklus
ini
mendapatkan informasi bagaimana kemampuan guru dalam membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh pengamat (observer) dengan lembar observasi berupa pengamatan aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru selama kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan evaluasi pada siklus ini untuk mendapat informasi sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi harga diri yang diajarkan. Evaluasi dilaksanakan dengan penilaian tes tertulis serta kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. 4. Tahap Refleksi Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, Peneliti melaksanakan diskusi dengan pengamat untuk merefleksi hasil observasi dan evaluasi yang dilakukan. Refleksi dilakukan untuk mengkaji hal-hal yang telah dicapai dan belum dicapai. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah-langkah lebih lanjut pada siklus berikutnya.
28
Siklus II Pelaksanaan penelitian pada tindakan siklus II dilaksanakan dengan tahapan-tahapan yang sama pada pelaksanaan tindakan siklus I. 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: a. Membuat skenario pembelajaran yang meliputi RPP 2, untuk 1 kali pertemuan b. Membuat/menyiapkan: 1). Lembar kerja siswa (LKS) 2). Lembar observasi guru 3). Lembar observasi siswa c. Mendesain/membuat alat evaluasi berupa soal-soal uraian 2. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah disusun sebelumnya pada perencanaan. Guru
melaksanakan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
dilaksanakan
untuk
pembelajaran Kontekstual. 3. Observasi dan Evaluasi Kegiatan
observasi
pada
siklus
ini
mendapatkan informasi bagaimana kemampuan guru dalam membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh pengamat (observer) dengan lembar observasi berupa
29
pengamatan aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru selama kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan evaluasi pada siklus ini untuk mendapat informasi sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi harga diri yang diajarkan. Evaluasi dilaksanakan dengan penilaian tes tertulis serta kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. 4. Tahap Refleksi Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, peneliti melaksanakan diskusi dengan pengamat untuk merefleksi hasil observasi dan evaluasi yang dilakukan. Refleksi dilakukan untuk mengkaji hal-hal yang telah dicapai dan belum dicapai. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah-langkah lebih lanjut pada siklus berikutnya. F. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Data a. Jenis Data Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa kegiatan proses pembelajaran aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru, dan data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa. b. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 3 Mandonga dan guru yang menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kontekstual. 2. Teknik Pengumpulan Data
30
Data dikumpulkan dari hasil tindakan yang dilakukan pada observasi selama proses pembelajaran dan tes hasil belajar yang dijabarkan sebagai berikut: a. Data aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dikumpulkan dengan lembar observasi. b. Hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar. G. Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif untuk menghitung rerata perolehan nilai siswa pada setiap siklus. Dengan rumus sebagai berikut : a. Keberhasilan aktivitas mengajar guru (KAMG) Keberhasilan aktivitas mengajar guru dihitung berdasarkan jumlah skor perolehan guru dibagi dengan jumlah skor maksimum dikalikan dengan seratus persen. % KAMG
JSPG x100 % JSMG
(Usman dan Setiawati, 1993: 139)
Dimana: JSPG
:
Jumlah skor perolehan guru dalam proses pembelajaran
JSMG
:
Jumlah skor maksimum yang mungkin diperoleh guru dalam
pembelajaran
b. Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa (KABS)
31
Keberhasilan pembelajaran siswa dihitung berdasarkan skor perolehan siswa dibagi dengan skor maksimum dikalikan dengan seratus persen. % KABS
JSPS x100 % JSMS
(Usman dan Setiawati, 1993: 132)
Dimana: JSPS
:
Jumlah skor perolehan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran (skenario)
JSMS
:
Jumlah
skor
maksimum
dalam
proses
pembelajaran
(skenario). c. Menentukan Nilai Siswa Nilai siswa ditentukan berdasarkan skor yang diperoleh siswa pada tes yang dilakukan dengan rumus:
Nilai Siswa
Skor Perolehan Siswa x100 Skor Maksimum
(Suparno, 2008: 80)
d. Menentukan ketuntasan belajar 1) Ketuntasan Individu Ketuntasan individu siswa ditentukan berdasarkan nilai yang diperoleh pada setiap siklus. Siswa dikatakan belajar tutas jika nilai yang diperoleh siswa adalah ≥ 70 sesuai KKM yang ditetapkan sekolah. 2) Ketuntasan Klasikal Ketuntasan klasikal ditentukan berdasarkan persentase ketuntasan individu siswa pada setiap siklus pembelajaran dengan rumus sebagai berikut.
32
% tuntas
fi x100 % n
Dengan : n
: Jumlah siswa secara keseluruhan
fi :
Jumlah siswa pada kategori ketuntasan belajar (Suparno, 2008: 82)
Ketuntasan klasikal tercapai jika minimal 80% siswa telah mencapai ketuntasan individual. H. Indikator Kinerja Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu, indikator tentang keterlaksanaan skenario pembelajaran dan indikator peningkatan prestasi PKn siswa dalam penelitian ini. 1. Hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila 80 % siswa mencapai nilai 70 sesuai KKM yang ditetapkan sekolah. 2. Ketuntasan aktivitas mengajar guru dianggap berhasil apabila dalam pelaksanaan
skenario
pembelajarn
mencapai
minimal
85%
dari
keseluruhan skenario pembelajaran. 3. Ketuntasan aktivitas belajar siswa dikatakan berhasil apabila dalam kegiatan siswa dalam proses pembelajaran mencapai 85% dari keseluruhan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1.
Kegiatan Pendahuluan Kegiatan yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian yaitu peneliti mengidentifikasi permasalahan pembelajaran PKn yang terjadi di kelas III SD Negeri 3 Mandonga, dengan bekerjasama dengan guru PKn di sekolah tersebut. Peneliti melakukan observasi awal terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru PKn dalam pembelajaran di kelas, yang diamati oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui kendala-kendala yang terjadi dalam pembelajaran. Dari data hasil observasi awal tersebut terungkap bahwa pembelajaran PKn di kelas pada dasarnya belum melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar, sehingga mengakibatkan siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru. Selain mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran PKn, peneliti juga memperoleh data awal hasil belajar siswa terhadap materi PKn pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Dari data hasil belajar siswa tersebut terungkap bahwa hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn rendah khususnya terhadap materi harga diri dalam kategori rendah dengan ketuntasan 60%. Kondisi ini masih belum mencapai standar KKM yang ditetapkan di sekolah yaitu minimal 80% siswa memperoleh nilai 70. 33
34
Dari hasil observasi, peneliti menganggap perlu melakukan tindakan alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Pada saat wawancara, peneliti menjelaskan tentang prinsip pembelajaran
PKn
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
kontekstual kepada guru kelas III dan mendiskusikan jadwal pelaksanaan tindakan. Peneliti memberikan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) dan lembar observasi yang telah disusun kepada guru kelas III yang bertindak sebagai observer/pengamat untuk mengamati aktivtas guru dan siswa selama penelitian berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada guru mendiskusikan hal-hal yang kurang jelas yang ada pada rencana perbaikan pembelajaran (RPP) dan lembar observasi sebelum tindakan diberikan. 2.
Siklus I a. Perencanaan Tindakan Sebelum aktivitas pembelajaran PKn dikelas dilaksanakan, guru mempersiapkan: rencana pembelajaran dan instrument yang akan digunakan selama pembelajaran berlangsung. Rencana pembelajaran digunakan untuk pelaksanaan aktivitas yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran termasuk didalamnya
pelaksanaan kegiatan
35
pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual. Sedangkan instrument digunakan untuk mendapatkan informasi tentang peningkatan hasil belajar PKn. Dalam hal ini, guru juga mempersiapkan buku-buku yang dapat digunakan oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan perencanaan sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Kegiatan pembelajaran diarahkan pada penerapan elemen-elemen pendekatan kontekstual dalam kelompok-kelompok kecil. Elemenelemen tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dalam
pembelajaran
kontekstual
adalah
memberikan
penjelasan/presentasi materi pelajaran, dan diskusi dalam bentuk tanggapan yang diajukan oleh kelompok lain. Setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang. Kegiatan pendahuluan pada pertemuan pertama siklus I, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah memberi penjelasan kepada siswa tentang tehnik pembentukan kelompok belajar, dimana dalam pembentukan kelompok harus mempertimbangkan tingkat intelegensi siswa dan jenis kelamin sehingga membentuk kelompok yang heterogen. Hal ini sangat penting
karena
faktor
tersebut
dapat
mempengaruhi
kegiatan
pembelajaran. Topik yang akan menjadi bahan diskusi setiap kelompok adalah masalah harga diri sebagai individu.
36
Setelah seluruh kelompok siap menerima pembelajaran, maka guru memberikan penjelasan tentang tugas yang akan dilakukan siswa dalam kelompok tersebut. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang kurang dipahami. Setelah bertanya siswa diberikan petunjuk tentang pelaksanaan kegiatan dan bagaimana cara melaksanakannya. Penentuan siapa yang akan tampil terlebih dahulu juga menggunakan sistem acak. Dengan demikian, diharapkan seluruh siswa dalam kelompok akan aktif dalam mempersiapkan kelompoknya dalam persentasi yang akan menjadi tanggung jawabnya. Pada kesempatan ini guru mempersiapkan kebutuhan siswa sebagai sumber belajar berupa buku paket dan buku penunjang. Tugas guru dalam ,hal ini selain sebagai sumber belajar juga sebagai fasilitator, pembimbing, dan motivator. Selama pelaksanaan tindakan, siswa diharapkan dapat melakukan beberapa kegiatan terkait dengan penggunaan pendekatan kontekstual. c. Observasi dan Evaluasi 1) Pengamatan Aktivitas Guru Hal-hal yang diobservasi pada pelaksanaan tindakan siklus I adalah cara guru menyajikan materi pembelajaran apakah sudah sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan atau belum. Kesesuaian aktivitas mengajar guru dengan skenario pembelajaran menjadi salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru.
37
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer selama pembelajaran berlangsung dalam pelaksanaan tindakan guru siklus I pertemuan 1 (satu) adalah: terlaksana 10 komponen dari 15 komponen dengan persentase 66,67%. Sedangkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer selama pembelajaran berlangsung dalam pelaksanaan tindakan guru siklus I pertemuan 2 (dua) adalah: terlaksana 11 komponen dari 15 komponen dengan persentase sebesar 73,33 %. Observer mengamati pelaksanaan tindakan siklus I sejak awal sampai akhir pembelajaran setiap pertemuan dengan menggunakan lembar observasi. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa rerata keterlaksanaan skenario pembelajaran pada siklus I sebesar 70%. 2) Pengamatan Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer selama pembelajaran berlangsung dalam pelaksanaan aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 (satu) adalah: terlaksana 9 komponen dari 15 komponen dengan persentase 60%. Sedangkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer selama pembelajaran berlangsung dalam pelaksanaan aktivitas siswa siklus I pertemuan 2 (dua) adalah: terlaksana 11 komponen dari 15 komponen dengan persentase sebesar 73,33 %.
38
Observer mengamati pelaksanaan tindakan siklus I sejak awal sampai akhir pembelajaran setiap pertemuan dengan menggunakan lembar observasi. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa rerata keterlaksanaan skenario pembelajaran aktivitas siswa pada siklus I sebesar 66,67%. d. Evaluasi Siklus I Setelah diterapkan model pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran, kemudian dilaksanakan evaluasi atau tes akhir tindakan siklus I berupa tes tertulis kegiatan evaluasi ini dilaksanakan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui penerapan model pembelajaran kontekstual. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil belajar siswa pada tindakan siklus I dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
AG AA AS AR BT JG HK AL RN RS DE TY RH MB RP
Siklus I Nilai 55 50 73 60 75 70 40 70 70 75 59 70 72 70 70
Ket Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
39
16 17 18 19 20 21
ZA 51 BN 71 RC 70 PZ 70 CY 56 CM 50 Rata-rata 63,67 Ketuntasan 61,9 % Secara Klasikal (Sumber: diolah dari hasil penelitian)
Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
Berdasarkan tabel di atas, hasil tes menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan tersebut masih tergolong rendah karena belum memenuhi standar ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah yakni 80% siswa telah mencapai nilai ≥70. Hasil evaluasi siklus I siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak 13 orang dari 21 orang siswa atau sebesar 61,9% dengan nilai rata-rata 63,67. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Hasil Analisis Ketuntasan Pembelajaran Siswa Siklus I No Skor Jumlah Siswa Persentase (%) 1. 0 – 69 8 38.1 2. 70 – 100 13 61,9 3. Jumlah 21 100 (Sumber: diolah dari hasil penelitian)
Keterangan Belum tuntas Tuntas
Berdasarkan tabel di atas, jumlah siswa tuntas (mencapai nilai 0-69) adalah 13 orang atau sebesar 61,9 % sedangkan jumlah siswa belum tuntas (mencapai nilai 70-100) adalah 8 orang atau sebesar 38.1% dengan rata-rata perolehan nilai 63,67.
40
e. Refleksi Pada tahap ini, peneliti bersama observer (teman sejawat) menilai dan mendiskusikan kelemahan-kelemahan yang terdapat pada pelaksanaan tindakan siklus I yang akan diperbaiki pada siklus II. Pada siklus I, penerapan model kontekstual pada mata pelajaran PKn belum terlaksana secara maksimal. Hal ini terlihat dari keterlaksanaan skenario pembelajaran belum mencapai indikator keberhasilan sebesar 80%. Adapun hal-hal yang belum terlaksana dan menjadi kelemahan pada siklus I adalah: 1.
Guru belum mengarahkan siswa untuk menyimak gambar yang berkaitan materi pelajaran.
2.
Kurangnya kesempatan siswa untuk bertanya jawab berdasarkan hasil pengamatan gambar.
3.
Siswa belum mampu menjelaskan kembali hal-hal yang telah dijelaskan oleh guru.
4.
Pada pertemuan pertama, siswa masih malu-malu maju di depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
5.
Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi pemaparan temannya.
6.
Guru belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa
serta nilai evaluasi siklus I peneliti memutuskan untuk melanjutkan
41
proses pembelajaran pada siklus II karena indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya belum mencapai. i.
Siklus II a.
Perencanaan Tindakan Berdasarkan refleksi atas hasil tindakan siklus pertama, maka disusun perencanaan yang perlu diperbaiki. Ada berapa kelemahan yang ditemukan pada tindakan siklus I yang perlu diperbaiki. Misalnya pada proses pembelajaran guru selalu menggunakan bahasa yang terlalu pelan dan kurang jelas sehingga sebagian siswa tidak memahami apa yang disampaikannya. Guru juga tidak tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana harus melakukannya dan hal itu membuat siswa menjadi gugup. Kelemahan lainnya, yaitu siswa sangat sibuk bertanya pada teman, meminjam pulpen kepada temantemannya karena tidak semua siswa siap. Kelemahan selanjutnya adalah siswa terlalu sibuk untuk memikirkan dirinya sendiri dibanding dengan memikirkan keadaan kelompok. Untuk itu guru memberi penjelasan kepada seluruh siswa dan menyampaikan agar siswa tidak boleh merasa takut salah karena ini merupakan proses pembelajaran dan selalu memberikan penguatan berupa pujian.
b. Pelaksanaan tindakan Pada siklus II ini digunakan untuk menyerahkan hasil evaluasi yang telah mereka kerjakan pada pertemuan sebelumnya. Pada kesempatan ini siswa diberi kesempatan untuk melihat kembali
42
jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Apabila ada hal-hal yang perlu diklarifikasi, maka siswa diminta untuk bertanya dan akan ditanggapi oleh teman lainnya. Pada kesempatan ini fungsi guru adalah sebagai penengah dan pemberi penguatan terhadap topik yang sementara dibahas. Seperti halnya yang dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya siswa diminta untuk kembali pada kelompok yang telah ada dan diberikan suatu topik berupa gambar yang akan dipersentasikan di depan kelas dan ditanggapi oleh kelompok yang lain.setiap kelompok memperoleh giliran yang dilaksanakan secara acak. Setelah mereka mendapatkan gambar mereka diperkenankan untuk mendaptakan referensi untuk tugas yang diberikan. Mereka diberi keleluasaan untuk mendapatkan referensi tersebut didalam kelas atau diperpustakaan. Pada kesempatan ini terlihat siswa lebih aktif dan antusias dalam melaksanakan tugas karena mereka sudah memahami apa yang harus dilakukan. Demikian juga terjadi pada kelompok pendengar. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan kepada penyaji dan selanjutnya dijawab.apabila ada soal yang tidak bisa dijawab, maka soal itu ditangguhkan dan akan dibahas diakhir pertemuan. Pada akhir pertemuan siklus II, guru kembali memberi tes yang harus dijawab oleh siswa secara individu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemampuan siswa dalam pelajaran PKn terhadap topik-topik yang telah mereka sajikan dan
43
pelajari pada waktu mereka persentasi, bertanya, menjawab, member klarifikasi, dan argumentasi, lebih baik dari pada yang mereka peroleh pada siklus I. c.
Observasi dan Evaluasi 1) Pengamatan Aktivitas Guru Hal-hal yang diobservasi pada pelaksanaan tindakan siklus II adalah cara guru menyajikan materi pembelajaran apakah sudah sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan atau belum. Kesesuaian aktivitas mengajar guru dengan skenario pembelajaran menjadi salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer selama pembelajaran berlangsung dalam pelaksanaan tindakan guru siklus II adalah terlaksana 14 komponen dari 15 komponen dengan persentase 93,33%. Observer mengamati pelaksanaan tindakan siklus II sejak awal sampai akhir setiap pertemuan dengan menggunakan lembar observasi. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa rerata keterlaksanaan skenario pembelajaran aktivitas guru pada siklus II sebesar 93,33%. 2) Pengamatan Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer selama pembelajaran berlangsung dalam pelaksanaan aktivitas siswa
44
siklus II terlaksana 14 komponen dari 15 komponen dengan persentase sebesar 93,33 %. Observer mengamati pelaksanaan tindakan siklus II sejak awal sampai akhir pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa rerata keterlaksanaan skenario pembelajaran aktivitas siswa pada siklus II sebesar 93,33%. 3) Evaluasi Siklus II Setelah menerapkan Pendekatan Kontekstual dalam proses pembelajaran, kemudian dilaksanakan evaluasi atau tes akhir tindakan siklus II berupa tes tertulis. Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui penerapan pendekatan Kontekstual. Untuk lebih jelasnya hasil pelajaran siswa pada tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II No.
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AG AA AS AR BT JG HK AL RN RS
Siklus II Nilai 70 71 60 75 90 83 60 82 85 90
Ket Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
45
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
DE TY RH MB RP ZA BN RC PZ CY CM
76 84 75 85 80 71 79 85 85 80 60 77,38 85,71 %
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
Rata-rata Ketuntasan Secara Klasikal (Sumber: diolah dari hasil penelitian)
Berdasarkan tabel di atas, hasil tes menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan tersebut sudah memenuhi standar ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah yakni 80% siswa telah mencapai nilai ≥70. Hasil evaluasi siklus II siswa yang memperoleh nilai ≥70 sebanyak 18 0rang dari 21 orang siswa atau sebesar 85,71% dengan nilai rata-rata 77,38. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4. Hasil Analisis Ketuntasan Pembelajaran Siswa Siklus II Jumlah Persentase Siswa (%) 1. 0 – 69 3 14,29 2. 70 – 100 18 85,71 3. Jumlah 21 100 (Sumber: diolah dari hasil penelitian) No
Skor
Ketuntasan belajar Belum tuntas Tuntas
Berdasarkan tabel di atas, jumlah siswa tuntas adalah 18 orang atau sebesar 85,71% sedangkan jumlah siswa belum tuntas
46
adalah 3 orang atau sebesar 14,29% dengan rata-rata perolehan nilai 77,38. d. Refleksi Pada tahap ini, kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I telah diperbaiki pada siklus II. Namun masih terdapat kelemahan pada siklus II adalah masih terdapat beberapa siswa malu-malu menanggapi jawaban temannya. Selain itu, kurangnya kesempatan siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami. Guru harus mampu memaksimalkan waktu yang diberikan sehingga
penerapan
model
pembelajaran
kontekstual
dapat
terlaksana dengan baik. Hasil pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa serta nilai evaluasi siklus II peneliti memutuskan untuk menghentikan proses pembelajaran pada siklus II karena indikator kinerja telah tercapai maka dengan demikian penelitian hanya sampai pada siklus II. B. Pembahasan 1. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa, guru melakukan analasis untuk menentukan ketuntasan belajar siswa. Hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada Siklus I dan Siklus II menunjukkan peningkatan. Peningkatan ketuntasan belajar siswa pada penelitian ini dapat dilihat pada grafik 4.1 berikut:
47
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
85,71
61.9
Tuntas Belum Tuntas 38,1 14,29
18
13
8
3
Jumlah Siswa Persentase Jumlah Siswa Persentase (%) (%) Siklus I Siklus II
Gambar 4.1. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Berdasarkan
gambar
di
atas,
menunjukkan
bahwa
pada
pembelajaran siklus I, siswa yang tuntas belajar berjumlah 8 orang siswa atau sebesar 38.1% dan yang belum tuntas berjumlah 13 orang siswa atau sebesar 61,9%. Pada pembelajaran siklus II, siswa yang tidak tuntas berjumlah 3 orang atau sebesar 14.29% dan yang tuntas berjumlah 18 orang atau sebesar 85,71%. 2. Aktivitas Mengajar Guru Selama proses pembelajaran peneliti mengadakan observasi untuk mengetahui kelemahan dan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Halhal yang observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada penelitian tindakan pembelajaran menjadi dasar untuk menentukan skor perolehan guru. Skor perolehan guru digunakan untuk menentukan persentase keberhasilan aktivitas mengajar guru.
48
Dengan adanya kekurangan-kekurangan yang terjadi pada tindakan siklus I, sehingga KAMG pada tindakan I pertemuan 1 hanya mencapai 66,67% dari keseluruhan kegiatan pembelajaran dan pada pertemuan kedua hanya mencapai 73,33%. Sebelum melaksanakan penelitian pada tindakan II, peneliti mengadakan refleksi bersama observer untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada tindakan I. Pada pelaksanaan tindakan II, keberhasilan aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa sudah menggembirakan bagi peneliti, karena menurut hasil observasi pelaksanaan skenario pembelajaran pada siklus II aktivitas mengajar guru telah
mencapai 93,33%. Skenario dalam
pembelajaran telah terlaksana dengan baik. Peningkatan skor perolehan dan persentase keberhasilan aktivitas mengajar guru pada penelitian ini dapat dilihat pada grafik 4.2 berikut:
93,33
100 90 73,33
80 70
Skor Perolehan Guru
66,67
60 Persentase Keberhasilan Aktivitas Mengajar Guru
50 40 30 20
10
11
14
10 0 Pert. 1 Siklus I Pert. 2
Siklus II
Gambar 4.2. Grafik Skor Aktivitas dan Persentase Keberhasilan Aktivitas Mengajar Guru Siklus I dan Siklus II
49
Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan bahwa skor perolehan guru pada siklus I pertemuan pertama adalah 10 dan pertemuan kedua 11, siklus II pertemuan pertama adalah 13 dan pertemuan kedua adalah 14. Persentase keberhasilan aktivitas mengajar guru pada siklus I pertemuan pertama adalah 66,67% dan pertemuan kedua 73,33%. Persentase keberhasilan aktivitas mengajar guru pada siklus II meningkat menjadi 93,33%. 3. Aktivitas Belajar Siswa Keberhasilan aktivitas belajar siswa pada tindakan I pertemuan 1, dari 15 aspek pembelajaran yang terlaksana hanya 9 skenario pembelajaran dan pada pertemuan kedua hanya mencapai 11 aspek pembelajaran. Dengan demikian, maka KABS pertemuan I hanya mencapai 60% dan pertemuan 2 mencapai 73,33%. Ketidakberhasilan aktivitas belajar siswa pada tindakan I disebabkan karena peneliti masih terbiasa dengan cara mengajar model lama, dimana siswa dibiarkan sendiri-sendiri dalam mengerjakan tugas atau tidak membimbing kelompok dengan baik dan siswa masih merasa asing dengan belajar dalam kelompok sehingga belum dapat menyesuaikan diri dengan teman dalam kelompoknya. Hal-hal tersebut menyebabkan keaktifan siswa dalam bekerja sama dalam kelompok, partisipasi siswa dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas, memberikan gagasan dalam menyelesaikan tugas, dan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat serta tanggung jawab siswa dalam kelompok, tidak sesuai dengan yang diharapkan dalam
50
penerapan model pembelajaran Kontekstual. Setelah menerima saran-saran dari observer berdasarkan hasil diskusi pada kegiatan refleksi, maka peneliti mengadakan tindakan siklus II. Aktivitas belajar siswa dalam kelompok pada tindakan II, sesuai dengan pengamatan peneliti melalui lembar pengamatan kerja kelompok telah berjalan dengan baik. Setiap anggota kelompok sudah dapat berpatisapasi dengan aktif, saling memberi gagasan dengan berbagi tugas dalam menyelesaikan LKS dengan penuh tanggung jawab dan siswa nampak ceriah dalam bekerja. Dengan keberhasilan aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa yang sudah cukup baik, maka mempengaruhi hasil belajar siswa. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar berikut:
93,33
100 90 73,33
80 70
Skor Perolehan Siswa
60
60 Persentase Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa
50 40 30 20
9
11
14
10 0 Pert. 1 Siklus I Pert. 2
Siklus II
Gambar 4.3. Grafik Skor Aktivitas dan Persentase Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
51
Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan bahwa skor perolehan siswa pada siklus I pertemuan pertama adalah 9 dan pertemuan kedua 11, siklus II pertemuan pertama adalah 12 dan pertemuan kedua 14. Persentase keberhasilan aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama adalah 60% dan pertemuan kedua 73,33%. Persentase keberhasilan aktivitas belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 93,33%. Dari hasil evaluasi tersebut menunjukan bahwa usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Syah (2007:132) bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa dan faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan pembelajaran. Karena indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai dalam hal ini aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran sudah cukup baik dan minimal 80% siswa telah memperoleh nilai ≥70. Maka, hipotesis tindakan dalam penelitian ini telah tercapai yaitu penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok harga diri di Kelas III SD Negeri 3 Mandonga.
52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan,
maka
dapat
disimpulkan sebagai berikut: 1. Penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi harga diri, dimana pada siklus I hasil belajar siswa mencapai ketuntasan 61,9% dengan rata-rata nilai sebesar 63,67, sedangkan pada siklus II hasil belajar mencapai ketuntasan 85,71% dengan rara-rata nilai sebesar 77,38. 2. Penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran PKn di kelas III SD Negeri 3 Mandonga, dimana pada tindakan siklus I pertemuan 1 (satu), aktivitas mengajar guru mencapai 66,67% dan pertemuan 2 (dua) mencapai 73,33%, sedangkan pada tindakan siklus II aktivitas mengajar guru mencapai 93,33%. 3. Penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn khususnya terhadap materi harga diri di kelas III SD Negeri 3 Mandonga, dimana pada tindakan siklus I pertemuan 1 (satu), aktivitas belajar siswa mencapai 60% dan pertemuan 2 (dua) mencapai 73,33%, sedangkan pada tindakan siklus II mencapai 93,33%.
52
53
B. Saran Melihat kenyataan yang ada bahwa pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar, untuk itu disarankan sebagai berikut: 1. Bagi siswa, diharapkan hasil belajarnya lebih ditingkatkan lagi. 2. Bagi guru bidang studi, diharapkan agar menerapkan model pembelajaran kontekstual pada pembelajaran di kelas. 3. Bagi sekolah, diharapkan dapat mengembangkan model pembelajaran kontekstual pada pembelajaran di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, 2003. Evaluasi Instruksuonal. Remaja Rosdakarya, Bandung Arikunto, S., 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Depdiknas. 2003. Pendekatan Pembelajaran Kontektual. Dirjen Depdiknas. Jakarta. Fredy Anwar Saepi, 2008. Meningkatkan hasil belajar PKn materi Kami Bangga Sebagai Bangsa Indonesia melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas IIIa SD Negeri 1 Baruga Kota Kendari. Kendari: Skripsi FKIP Universitas Halu Oleo Hamalik, O. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Penetapan Sistem. Bandung: Bumi Aksara. Nurhadi, dkk. 2002. Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press. Marwati, 2012. Penerapan Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Keputusan Bersama di Kelas V SDN II Ponrewaru Kabupaten Kolaka. Kendari: Skripsi FKIP Universitas Halu Oleo. Mulyasa, E., 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Evaluasi. Bandung: PT Remaja Rasdakarya Muhtar, Roni, 2007. Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Kendari: FKIP Universitas Halu Oleo. Ruminiati, dkk 2008. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Sanjaya,
2007. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Berbasis
Slameto,1991. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudirman, 2002. Ilmu Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
54
55
Sudjana, N., 2008. Teori-Teori Pembelajaran Untuk Pengajaran. Jakarta: Pusat Penerbit UT. Suparno Paul. 2008. Riset Tindakan untuk Pendidik. Jakarta: Grasindo Syah M., 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Tim Pelatihan Proyek PGSM, 1999. Balai Pelatihan Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah. Jakarta: Depdikbud Dikti PGSM. Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Kharisma Putra Utama Usman Uzer dan Setiawati Lilis. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Sumber Internet http: ipotes.wordpress.com/2011/06/03/pendekatan kontekstual. Diakses pada 12/09/2014.
Lampiran 1
SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Standar kompetensi
: : : :
SDN 3 Mandonga Pendidikan Kewarganegaraan III/2 3. Memiliki Harga Diri Sebagai Individu
Kompetensi Dasar
Materi Ajar
3.1 Mengenal pentingnya memiliki harga diri
Harga Diri
Kegiatan Pembelajaran Menunjukkan pengertian harga diri dari buku teks Menentukan pentingnya harga diri Mengklafikasi untuk menentukan tindakan yang tepat bila mendapat perlakuan yang merendahkan harga diri
Penilaian Indikator
Teknik
3.1.1 Mampu menemukan pengertian harga diri 3.1.2 Mampu menentukan pentingnya harga diri 3.1.3 Mampu menentukan tindakan yang tepat bila mendapat perlakuan yang merendahkan harga diri
Tugas individu.
Bentuk Instrumen Penilaian lisan.
Contoh Instrumen Harga diri adalah ..... Orang yang akan selalu tampil dengan rasa ... Bila kita sering dicemooh dan dihina karena kemiskinan kita, maka tindakan kita adalah ...
Alokasi Waktu (menit) 6x35 menit
Sumber/Bahan Belajar Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas III, terbitan ESIS, karangan Dra. Dyah Sriwilujeng, M.Pd.) hal. 23-26. - Orang tua. - Teman. - Lingkungan rumah keluarga),sekolah, dst.
3.2 Memberi con toh bentuk harga diri, seperti menghargai diri sendiri, mengakui kelebihan dan kekurangan diri sendiri
3.3 Menampilkan perilaku yang mencerminkan harga diri
Mencari informasi tentang cara menghargai diri sendiri Mampu menunjukkan dan kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya Menunjukkan perilaku yang mencerminkan harga diri
3.2.1 Mampu menemukan cara dalam menghargai diri sendiri 3.2.2 Mampu menemukan kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya 3.3.1 Mampu menunjukkan perilaku yang mencerminkan harga diri
Berikan satu coontoh kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kalian masingmasing!
Tunjukkan dengan menyebutkan salah satu cara sebagai manusia yang memiliki harga diri!
58
Lampiran 2 RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah Mata pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu A.
: : : :
SDN 3 Mandonga Pendidikan Kewarganegaraan III / 2 4 x 35 menit (2x Pertemuan)
Standar kompetensi 3. Memiliki Harga Diri Sebagai Individu
B.
Kompetensi dasar 3.1. Mengenal pentingnya memiliki harga diri 3.2 Memberi contoh bentuk harga diri, seperti menghargai diri sendiri, mengakui kelebihan dan kekurangan diri sendiri
C.
Indikator 1. Mampu menemukan pengertian harga diri 2. Mampu menentukan pentingnya harga diri 3. Mampu menentukan tindakan yang tepat bila mendapat perlakuan yang merendahkan harga diri 4. Mampu menemukan cara dalam menghargai diri sendiri 5. Mampu menemukan kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya
D.
Tujuan Perbaikan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran diharapkan siswa dapat: 1.
Aspek kognitif: melalui penerapan model pembelajaran kontekstual, siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya
2.
Aspek afektif: melalui penerapan model pembelajaran kontekstual, siswa mampu menunjukkan prilaku bentuk harga diri seperti menghargai diri sendiri, mengakui kelebihan dan kekurangan diri sendiri
3.
Aspek
psikomotorik:
melalui
penerapan
model
pembelajaran
kontekstual, siswa mampu bekerjasama dan presentasi dalam kelompok dengan siswa lainnya
59
E.
Materi Ajar (Materi Pokok) Harga Diri
F.
Model dan Metode Pembelajaran
G.
a. Model Pembelajaran Pendekatan Kontekstual b. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Diskusi kelompok Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama 1. Kegiatan awal (± 5 Menit) a. Mengemukakan tujuan pembelajaran b. Memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran c. Mengemukakan langkah-langkah apa yang akan dilakukan selama pembeajaran berlangsung 2. Kegiatan Inti (± 45 Menit) a. Guru mengemukakan informasi mengenai materi yang diajarkan. b. Mendorong siswa mengemukakan pemahaman awalnya terhadap materi pelajaran, yang dijadikan acuan untuk menyelidikinya (Konstruktivisme). c. Guru membentuk, dan membimbing siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil (learning Community) d. Setiap kelompok diberikan persoalan/masalah, dimana setiap kelompok diajak berlatih mendiskusikan (Inquiry) e. Guru memberikan informasi/demonsatrasi berupa gambaran materi pelajaran (Pemodelan) f. Mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan siswa bekerja secara kelompok dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memacu perkembangan pemahaman mereka terhadap persoalanpersoalan yang diberikan kepada mereka, dengan menghubungkan antara materi dengan kanteks keseharian siswa di lingkungannya, (Quistioning) g. Setiap kelompok siswa mempresentasekan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas h. Siswa mencatat hasil diskusi kelompok mereka, serta mengingat kembali kejadian-kejadian yang yang dianggap kurang penting yang dapat menganggu jalannya proses diskusi dalam kelompok (reflection) i. Mengumpulkan hasil diskusi kelompok siswa j. Menilai hasil diskusi siswa (penilaian produk), serta memberikan pertanyaan seputar materi yang telah dibahas kepada siswa (Authentic Asessment)
60
3. Kegiatan akhir (± 5 Menit) a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari b. Memberikan tindak lanjut berupa PR Pertemuan Kedua 1. Kegiatan awal (± 5 Menit) a. Mengemukakan tujuan pembelajaran b. Memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran c. Mengemukakan langkah-langkah apa yang akan dilakukan selama pembeajaran berlangsung 2. Kegiatan Inti (± 45 Menit) a. Guru mengemukakan informasi mengenai materi pelajaran; b. Mendorong siswa mengemukakan pemahaman awalnya terhadap materi pelajaran, pemahaman awal tersebut dijadikan acuan untuk menyelidikinya (Konstruktivisme). c. Guru membentuk, dan membimbing siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil (learning Community) d. Setiap kelompok diberikan persoalan/masalah, dimana setiap kelompok diajak berlatih mendiskusikan (Inquiry) e. Guru memberikan informasi/demonsatrasi berupa gambaran materi pelajaran (Pemodelan) f. Mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan siswa bekerja secara kelompok dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memacu perkembangan pemahaman mereka terhadap persoalanpersoalan yang diberikan kepada mereka, dengan menghubungkan antara materi dengan kanteks keseharian siswa di lingkungannya, (Quistioning) g. Setiap kelompok siswa mempresentasekan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas h. Siswa mencatat hasil diskusi kelompok mereka, serta mengingat kembali kejadian-kejadian yang yang dianggap kurang penting yang dapat menganggu jalannya proses diskusi dalam kelompok (reflection) i. Mengumpulkan hasil diskusi kelompok siswa j. Menilai hasil diskusi siswa (penilaian produk), serta memberikan pertanyaan seputar materi yang telah dibahas kepada siswa (Authentic Asessment) 3. Kegiatan akhir (± 5 Menit) a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari b. Memberikan tindak lanjut berupa PR c. Evaluasi
61
H. Sumber dan Alat 1. Sumber a) Standar isi KTSP 2006 kelas III. b) Silabus KTSP 2006 kelas III. c) Buku paket PKn kelas III. d) Buku lain yang relevan. 2. Alat dan Bahan a. LKS (Lembar Kerja Siswa) E. Penilaian Tes lisan/pengamatan Unjuk kerja Tes tertulis
Mengetahui Kepala SD Negeri 3 Mandonga
Kendari, Peneliti
Januari 2016
Sirajuddin, S.Pd. NIP. 196011251986101001
Suleman Tangka NIM. A1B409099
62
Lampiran 3 RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Nama Sekolah Mata pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu
: : : :
SD Negeri 3 Mandonga Pendidikan Kewarganegaraan III / 2 2 x 35 menit (1x Pertemuan)
A. Standar kompetensi 3. Memiliki Harga Diri Sebagai Individu B.
Kompetensi dasar 3.3 Menampilkan perilaku yang mencerminkan harga diri
C.
Indikator Mampu menunjukkan perilaku yang mencerminkan harga diri
D. Tujuan Perbaikan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran siswa diharapakan:. 1.
Aspek kognitif: melalui penerapan model pembelajaran kontekstual, siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya
2.
Aspek afektif: melalui penerapan model pembelajaran kontekstual, siswa mampu menunjukkan prilaku mencerminkan harga diri seperti menghargai diri sendiri, mengakui kelebihan dan kekurangan diri sendiri
3.
Aspek
psikomotorik:
melalui
penerapan
model
pembelajaran
kontekstual, siswa mampu bekerjasama dan presentasi dalam kelompok dengan siswa lainnya E. Materi Ajar (Materi Pokok) Harga Diri F. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model pembelajaran kontekstual 2. Metode a. Ceramah b. Pengamatan c. Diskusi d. Penugasan
63
G.
Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan awal (± 5 Menit) a. Mengemukakan tujuan pembelajaran b. Memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran c. Mengemukakan langkah-langkah apa yang akan dilakukan selama pembeajaran berlangsung 2. Kegiatan Inti (± 45 Menit) a. Guru mengemukakan informasi mengenai materi pelajaran b. Mendorong siswa mengemukakan pemahaman awalnya terhadap materi pelajaran, pemahaman awal tersebut dijadikan acuan untuk menyelidikinya (Konstruktivisme). c. Guru membentuk, dan membimbing siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil (learning Community) d. Setiap kelompok diberikan persoalan/masalah, dimana setiap kelompok diajak berlatih mendiskusikan (Inquiry) e. Guru memberikan informasi/demonsatrasi berupa gambaran materi pelajaran (Pemodelan) f. Mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan siswa bekerja secara kelompok dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memacu perkembangan pemahaman mereka terhadap persoalanpersoalan yang diberikan kepada mereka, dengan menghubungkan antara materi dengan kanteks keseharian siswa dilingkungannya, (Quistioning) g. Setiap kelompok siswa mempresentasekan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas h. Siswa mencatat hasil diskusi kelompok mereka, serta mengingat kembali kejadian-kejadian yang yang dianggap kurang penting yang dapat menganggu jalannya proses diskusi dalam kelompok (reflection) i. Mengumpulkan hasil diskusi kelompok siswa j. Menilai hasil diskusi siswa (penilaian produk), serta memberikan pertanyaan seputar materi yang telah dibahas kepada siswa (Authentic Asessment) 3. Kegiatan akhir (± 5 Menit) a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari b. Memberikan tindak lanjut berupa PR
H.
Sumber dan Alat 1. Sumber a.
Standar isi KTSP 2006 kelas III.
b.
Silabus KTSP 2006 kelas III.
c.
Buku paket PKn kelas III.
64
d.
Buku lain yang relevan.
2. Alat dan Bahan LKS (Lembar Kerja Siswa)
I. Penilaian 1. Tes lisan/pengamatan 2. Unjuk kerja 3. Tes tertulis
Mengetahui Kepala SD Negeri 3 Mandonga
Kendari, Januari 2016 Peneliti
Sirajuddin, S.Pd. NIP. 196011251986101001
Suleman Tangka NIM. A1B409099
65
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 01
66
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 02
67
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II
68
Lampiran 7 TES SIKLUS I
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, atau c di depan jawaban yang paling tepat! 1. Manusia sebagai makhluk Tuhan diberi kelebihan …. a. akal dan benda b. harta benda c. akal dan budi 2. Sesuatu yang dapat menyangkut harga diri adalah …. a. kekayaan b. pekerjaan c. perbuatan 3. Harga diri yang baik akan mempertebal …. a. rasa tinggi hati b. rasa percaya diri c. rasa rendah diri 4. Melakukan perbuatan tercela, menjadikan seseorang memiliki …. a. harga diri rendah b. percaya diri tinggi c. keberanian diri 5. Orang yang memiliki harga diri yang baik akan …. a. dipuja b. dihormati c. disanjung 6. Kelebihan yang kita miliki, membuat sikap kita …. a. tinggi hati b. rendah hati c. cela diri 7. Sikap membantu yang tidak boleh dilakukan adalah …. a. teman mengalami kesulitan dalam belajar kelompok
69
b. teman kesulitan dalam ulangan c. teman yang tertimpa bencana 8. Kekurangan yang ada pada diri kita, sebaiknya …. a. merasa rendah diri b. berusaha mengurangi c. ditutup-tutupi 9. Contoh harga diri dihormati antara lain …. a. pendapatnya didengar b. kekayaannya diakui c. kepandaiannya ditunjukkan 10. Manusia memiliki harga diri sehingga dapat berhubungan dengan …. a. manusia b. lingkungan c. manusia dan lingkungan
70
Lampiran 8 Kunci Jawaban Tes Siklus I 1. C 2. C 3. B 4. A 5. B 6. B 7. B 8. B 9. A 10. C
71
Lampiran 9 TES SIKLUS II A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, atau c di depan jawaban yang paling tepat! 1. Tinggi atau rendahnya harga diri yang dimiliki oleh seseorang ditentukan oleh .... a. orangtua b. orang lain c. diri sendiri 2. Ketika mengikuti latihan pramuka, Noval ditegur temannya karena melakukan kesalahan. Noval seharusnya bersikap .... a. menerima diingatkan b. acuh tidak acuh c. tidak peduli 3. Jika kamu mampu menghargai diri sendiri, kamu juga akan mampu .... a. menghargai orang lain b. menghargai teman c. semua jawaban benar 4. Sikap memamerkan barang yang dimiliki kepada orang lain merupakan perbuatan yang .... a. terpuji b. tidak terpuji c. biasa saja 5. Jika ada seseorang yang berbuat baik kepadamu, kata yang kamu ucapkan adalah .... a. terima kasih b. maaf c. sampai jumpa 6. Setiap manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kemampuan yang ....
72
a. berbeda b. sama c. tidak sama 7. Orang yang tidak pernah mau menghargai orang lain akan .... a. dijauhi teman b. disenangi teman c. mendapat pujian 8. Berikut bukan contoh perilaku menjaga harga diri dalam kehidupan, yaitu .... a. selalu berkata tidak jujur b. mengakui kelebihan dan kekurangan diri sendiri dan orang lain c. menghindari perbuatan yang merugikan orang lain 9. Romi selalu berusaha mengakui kekurangan diri sendiri dan mengakui kelebihan orang lain, Romi akan .... a. mampu menghargai orang lain b. mampu menghargai dir sendiri c. mampu menghargai diri sendiri dan orang lain 10. Dodi merasa bangga pada dirinya. Ia pandai dalam pelajaran matematika. Oleh karena itu, ia menjadi anak yang sombong sehingga banyak teman .... a. sayang kepada Dodi b. memuji Dodi c. menjauhi Dodi
73
Lampiran 10 Kunci Jawaban Tes Siklus I 1. A 2. A 3. C 4. B 5. A 6. B 7. A 8. A 9. C 10. C
74
Lampiran 11
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU Siklus I Pertemuan 01 No. 1.
Proses Pembelajaran Pendahuluan
Aktivitas Guru 1
2
3 2.
Jumlah Skor Kegiatan Inti
Guru membuka pelajaran dengan berdoa bersama dan mengabsen kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran. Guru memotivasi siswa.
4
Guru menjelaskan materi pelajaran sesuai RPP.
5
Guru membagikan gambar yang berkaitan dengan materi kepada masing-masing siswa. Guru menyuruh siswa menyimak gambar yang berkaitan materi pelajaran. Guru meminta siswa menanyakan hal-hal yang diamati dalam gambar. Guru dan siswa mengadakan diskusi berdasarkan hasil pengamatan gambar. Dengan menggunakan gambar, guru menjelaskan materi pelajaran Guru menyuruh seorang siswa maju di depan kelas untuk menjelaskan kembali hal-hal yang telah dijelaskan oleh guru.
6
7
8
9
10
Terlaksana Ya Tidak √
√ √ √
√
√
√
√
√
√
75
No.
Proses Pembelajaran 11
12
13
Guru meminta siswa lain untuk menanggapi pemaparan temannya. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang kurang dimengerti. Guru menjelaskan kembali materi yang masih dianggap sulit.
√
√
√
Jumlah Skor 14
15
Guru dan siswa membuat kesimpulan materi pelajaran Guru memberikan tugas rumah.
Jumlah Skor Persentase Aktivitas Mengajar Guru
√ √ 10
5
10 x 100 % 66,67% 15
Observer
La Kadir, S.Pd.
76
Lampiran 12
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU Siklus I Pertemuan 02 No. 1.
Proses Pembelajaran Pendahuluan
Aktivitas Guru 1
2
3 2.
Jumlah Skor Kegiatan Inti
4 5
6
7
8
9
10
11
Guru membuka pelajaran dengan berdoa bersama dan mengabsen kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran. Guru memotivasi siswa. Guru menjelaskan materi pelajaran sesuai RPP. Guru membagikan gambar yang berkaitan dengan materi kepada masing-masing siswa. Guru menyuruh siswa menyimak gambar yang berkaitan materi pelajaran. Guru meminta siswa menanyakan hal-hal yang diamati dalam gambar. Guru dan siswa mengadakan diskusi berdasarkan hasil pengamatan gambar. Dengan menggunakan gambar, guru menjelaskan materi pelajaran Guru menyuruh seorang siswa maju di depan kelas untuk menjelaskan kembali hal-hal yang telah dijelaskan oleh guru. Guru meminta siswa lain
Terlaksana Ya Tidak √
√ √ √ √
√
√
√
√
√
√
77
12
13
untuk menanggapi pemaparan temannya. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang kurang dimengerti. Guru menjelaskan kembali materi yang masih dianggap sulit.
√
√
Jumlah Skor 14
15
Guru dan siswa membuat kesimpulan materi pelajaran Guru memberikan tugas rumah.
Jumlah Skor Persentase Aktivitas Mengajar Guru
√ √ 11 4 11 x 100 % 73,33% 15
Observer
La Kadir, S.Pd.
78
Lampiran 13
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU Siklus II No. 1.
Proses Pembelajaran Pendahuluan
Aktivitas Guru 1
2
3 2.
Jumlah Skor Kegiatan Inti
4 5
6
7
8
9
10
11
Guru membuka pelajaran dengan berdoa bersama dan mengabsen kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran. Guru memotivasi siswa. Guru menjelaskan materi pelajaran sesuai RPP. Guru membagikan gambar yang berkaitan dengan materi kepada masing-masing siswa. Guru menyuruh siswa menyimak gambar yang berkaitan materi pelajaran. Guru meminta siswa menanyakan hal-hal yang diamati dalam gambar. Guru dan siswa mengadakan diskusi berdasarkan hasil pengamatan gambar. Dengan menggunakan gambar, guru menjelaskan materi pelajaran Guru menyuruh seorang siswa maju di depan kelas untuk menjelaskan kembali hal-hal yang telah dijelaskan oleh guru. Guru meminta siswa lain
Terlaksana Ya Tidak √
√ √ √ √
√
√
√
√
√
√
79
12
13
untuk menanggapi pemaparan temannya. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang kurang dimengerti. Guru menjelaskan kembali materi yang masih dianggap sulit.
√
√
Jumlah Skor 14
15
Guru dan siswa membuat kesimpulan materi pelajaran Guru memberikan tugas rumah.
Jumlah Skor Persentase Aktivitas Mengajar Guru
√ √ 14 1 14 x 100 % 93,33% 15
Observer
La Kadir, S.Pd.
80
Lampiran 14 HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA Siklus I Pertemuan 01 No. 1.
2.
Proses Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan Inti
Aktivitas Guru Siswa melakukan doa bersama dan mendengarkan absen dari guru. 2 Siswa memperhatikan dan menulis tujuan pelajaran yang disampaikan oleh guru. 3 Siswa termotivasi. Jumlah Skor 4 Memperhatikan penjelasan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru 5 Menerima gambar yang berkaitan dengan materi dari guru. 6 Menyimak gambar yang berkaitan materi pelajaran. 7 Siswa menanyakan hal-hal yang diamati dalam gambar. 8 siswa berdiskusi berdasarkan hasil pengamatan pada gambar. 9 Memperhatikan penjelasan materi dari guru melalui gambar 10 Siswa menjelaskan kembali hal-hal yang telah dijelaskan oleh guru. 11 Siswa menanggapi pemaparan temannya. 12 Siswa bertanya tentang materi yang kurang dimengerti. 13 Memperhatikan kembali penjelasan dari guru tentang materi yang masih dianggap sulit.
Terlaksana Ya Tidak
1
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
81
Jumlah Skor 14 siswa terlibat membuat kesimpulan materi pelajaran 15 Siswa menuliskan tugas rumah yang diberikan oleh guru. Jumlah Skor Persentase Aktivitas belajar Siswa
√ √ 9
6
9 x 100 % 60% 15
Observer
La Kadir, S.Pd..
82
Lampiran 15 HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA Siklus I Pertemuan 02 No. 1.
2.
Proses Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan Inti
Aktivitas Guru Siswa melakukan doa bersama dan mendengarkan absen dari guru. 2 Siswa memperhatikan dan menulis tujuan pelajaran yang disampaikan oleh guru. 3 Siswa termotivasi. Jumlah Skor 4 Memperhatikan penjelasan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru 5 Menerima gambar yang berkaitan dengan materi dari guru. 6 Menyimak gambar yang berkaitan materi pelajaran. 7 Siswa menanyakan hal-hal yang diamati dalam gambar. 8 siswa berdiskusi berdasarkan hasil pengamatan pada gambar. 9 Memperhatikan penjelasan materi dari guru melalui gambar 10 Siswa menjelaskan kembali hal-hal yang telah dijelaskan oleh guru. 11 Siswa menanggapi pemaparan temannya. 12 Siswa bertanya tentang materi yang kurang dimengerti. 13 Memperhatikan kembali penjelasan dari guru tentang materi yang masih dianggap sulit.
Terlaksana Ya Tidak
1
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
83
Jumlah Skor 14 siswa terlibat membuat kesimpulan materi pelajaran 15 Siswa menuliskan tugas rumah yang diberikan oleh guru. Jumlah Skor Persentase Aktivitas belajar Siswa
√ √ 11
4
11 x 100 % 73,33% 15
Observer
La Kadir, S.Pd..
84
Lampiran 16 HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA Siklus II No. 1.
2.
Proses Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan Inti
Aktivitas Guru Siswa melakukan doa bersama dan mendengarkan absen dari guru. 2 Siswa memperhatikan dan menulis tujuan pelajaran yang disampaikan oleh guru. 3 Siswa termotivasi. Jumlah Skor 4 Memperhatikan penjelasan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru 5 Menerima gambar yang berkaitan dengan materi dari guru. 6 Menyimak gambar yang berkaitan materi pelajaran. 7 Siswa menanyakan hal-hal yang diamati dalam gambar. 8 siswa berdiskusi berdasarkan hasil pengamatan pada gambar. 9 Memperhatikan penjelasan materi dari guru melalui gambar 10 Siswa menjelaskan kembali hal-hal yang telah dijelaskan oleh guru. 11 Siswa menanggapi pemaparan temannya. 12 Siswa bertanya tentang materi yang kurang dimengerti. 13 Memperhatikan kembali penjelasan dari guru tentang materi yang masih dianggap sulit.
Terlaksana Ya Tidak
1
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
85
Jumlah Skor 14 siswa terlibat membuat kesimpulan materi pelajaran 15 Siswa menuliskan tugas rumah yang diberikan oleh guru. Jumlah Skor Persentase Aktivitas belajar Siswa
√ √ 14
1
14 x 100 % 93,33% 15
Observer
La Kadir, S.Pd..
86
Lampiran 17. HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
AG AA AS AR BT JG HK AL RN RS DE TY RH MB RP ZA BN RC PZ CY CM Rata-rata Ketuntasan Secara Klasikal
Siklus I Nilai 55 50 73 60 75 70 40 70 70 75 59 70 72 70 70 51 71 70 70 56 50 63,67 61,9 %
Ket Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
87
Lampiran 18 HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II No.
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
AG AA AS AR BT JG HK AL RN RS DE TY RH MB RP ZA BN RC PZ CY CM Rata-rata Ketuntasan Secara Klasikal
Siklus II Nilai 70 71 60 75 90 83 60 82 85 90 76 84 75 85 80 71 79 85 85 80 60 77,38 85,71 %
Ket Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
88
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Guru menjelaskan materi pelajaran
Gambar 2. Siswa mendengarkan penjelasan guru
89
Gambar 3. Siswa mendiskusikan tugas yang diberikan guru
Gambar 4. Siswa mendiskusikan tugas yang diberikan guru
90
91
RIWAYAT HIDUP
Suleman tangka, lahir di Kendari 10 Maret 1985. Anak ke dua dari pasangan bapak La Tangka dan ibu Wa Lidja. Penulis menempuh pendidikan sekolah Dasar di SD Negeri 1 Labibia, lulus tahun 1996. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama lulus pada tahun 1999 pada SMP N 8 Kendari. Kemudian melanjutkan ke SMU N 7 Kendari selesai pada tahun 2002. Kemudian pada tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan pada Universitas Halu Oleo Jurusan D-II PGSD dan memperoleh gelar A.Ma., pada tahun 2007. Pada Tahun 2009 melanjutkan pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru sekolah Dasar FKIP Universitas Halu Oleo kendari selesai tahun 2016. Saat ini penulis bekerja sebagai guru pada SD Negeri 3 Mandonga.