e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR BEBAS Ni Putu Eka Tirtayati 1, Ni Ketut Suarni 2, Mutiara Magta3 1,3
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia 2
Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreativitas anak melalui menggambar bebas dengan metode pemberian tugas pada kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Panji Widia Kumara Singaraja. Jenis penelitian ini adalah penelitian kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus. Subyek Penelitian ini adalah anak kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Panji Widia Kumara Singaraja. Data tentang mengembangkan kreativitas anak diperoleh dengan menggunakan observasi yang dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar bebas pada kelompok B dengan metode pemberian tugas, pada siklus I sebesar 74,00% yang berada pada kategori sedang ternyata mengalami peningkatan kemampuan kreativitas pada siklus II menjadi 86,81% tergolong pada kategori tinggi. Jadi peningkatan kemampuan kreativitas pada kelompok B di TK Panji Widia Kumara Singaraja sebesar 12,81%. Kata-kata kunci: metode pemberian tugas, kreativitas, menggambar bebas.
Abstract The purpose of this research was to know the improvement of creativity throught the implementation free drawing by using method the students of group B TK Panji Widia Kumara Singaraja by the second semester in the academic year 2013/2014. The study was conducted under classroom action research (CAR) using two cycles. The subjects of the research were 19 children in group B at TK Panji Widia Kumara Singaraja by the second semester in the academic year 2013/2014. Data on this creativity collected by the method of observation. The data collected was analyzed using descriptive analysis method and quantitative descriptive analysis method. The result of study showed that the improvement of students creativity free drawing in group B by using method, first cycle of is 74,00% in which was categorized as intermediate stage improved. and attained the total percentage creativity into is 86,81% in the second cycle which was categorized as high level. The improvement of student creativity in group B at Panji Widia Kumara Singaraja is 12,81%. method improved students creativity Free drawing and got students interent.
Keywords : giving task method, creativity, free drawing
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
PENDAHULUAN
Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan pengetahuan dan teknologi sehingga pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya agar dapat memperoleh hasil yang optimal. Pendidikan anak usia dini sangat penting diterapkan mengingat usia ini anak mempunyai daya ingat yang sangat tinggi. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, keperibadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Sejalan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sekolah merupakan lembaga formal penyelenggara pendidikan. Masyarakat berpandangan bahwa pendidikan bagi anak baru dimulai pada usia tujuh tahun ketika anak mulai memasuki pendidikan SD (Sekolah Dasar). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang lebih mengutamakan pada peletakan dasar kearah pembinaan tumbuh kembang anak dengan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak baik fisik maupun non fisik (Nuarca 2009:10). Pendidikan anak usia dini adalah pembinaan yang ditujukan kepada anak usia 0-6 tahun yang dilakukan dengan memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya agar anak dapat memasuki pendidikan lebih lanjut. Penerapan metode pemberian tugas menjadi penting agar anak TK mengetahui dengan jelas batasan tugas sehingga dapat menyelesaikannya secara tuntas. Secara umum, anak TK masih berada pada perkembangan kognitif fase praoperasional yang artinya anak mulai menyadari bahwa pemahamannya terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya tidak hanya dapat
dilakukan melalui aktivitas sensorimotor akan tetapi juga dapat dilakukan melalui aktivitas yang bersifat simbolik. Salah satu penerapan metode pemberian tugas yang dapat meningkatkan kreativitas anak yaitu dengan kegiatan menggambar. Kegiatan menggambar selain melatih kemampuan motorik halus anak dapat juga mengembangkan kreativitaskreativitas yang dimiliki anak. Pengembangan motorik halus dengan menggambar dapat dikembangkan di Taman Kanak-Kanak. Hal ini mengingat bahwa anak harus sedini mungkin dapat mengembangkan kemampuan motoriknya agar dapat berkembang sesuai dengan yang diinginkan. Kegiatan menggambar dapat membantu anak usia dini untuk lebih dapat menuangkan apa yang mereka rasakan dan menuangkannya kedalam gambaran. Berdasarkan observasi di TK Panji Widia Kumara Singaraja kebanyakan anak TK kurang bersemangat dan kreativitas anak masih rendah dalam mengikuti kegiatan belajar menggambar. Mereka kurang aktif dan kurang antusias dalam kegiatan sehingga tidak ada proses interaksi antara guru dan anak maupun anak dengan temannya, yang pada akhirnya anak tidak menunjukkan minat yang tinggi dalam proses kegiatan maupun pembelajaran. Bukti riil yang dapat ditemukan pada saat observasi di lapangan yaitu rendahnya kegiatan pembelajaran menggambar. Persoalan di atas muncul disebabkan oleh beberapa factor. Faktor pertama yaitu cara guru dalam menyuruh anak menggambar hanya berpatokan pada satu contoh saja. Seperti anak hanya disuruh mengikuti gambar yang guru buat dan guru contohkan. Faktor kedua guru kurang memperhatikan anak pada saat menggambar, selain itu metode yang digunakan guru kurang bervariasi sehingga anak tidak memiliki aktivitas menggambar yang tinggi, kebanyakan dari mereka tidak kreatif, aktif dan kurang antusias. Berdasarkan permasalahan di atas maka dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Pemberian Tugas untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Menggambar Bebas Pada
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Kelompok B Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 di TK Panji Widia Kumara Singaraja”. Metode pemberian tugas dapat membantu anak untuk dengan bebas mengekpresikan kreativitas dan meningkatkan kreativitas anak melalui menggambar bebas. Santoso (2007:2.9) menyatakan bahwa “anak usia dini adalah sosok individu sebagai makhluk sosiokultural yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu”. Ada beberapa batasan yang diberikan terhadap program PAUD, namun dalam hal ini UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan anak usia dini sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam hal ini Hariwijaya (2007:14), “mengemukakan bahwa PAUD dapat diartikan sebagai salah satu bentuk jalur pendidikan dari usia 0-6 tahun, yang diselenggarakan secara terpadu dalam satu program pembelajaran agar anak dapat mengembangkan segala guna dan kreativitasnya sesuai dengan karakteristik perkembangannya”. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan jalur pendidikan formal dari usia 0-8 tahun yang dirancang secara terpadu untuk menggali potensi anak dan sesuai dengan tarap anak usia dini. Proses pembelajaran pada anak usia dini harus memadukan berbagai aspek pembelajaran, yakni dengan penggunaan tema yang menarik dan dapat mengembangkan minat siswa dan bersifat kontekstual. Dilaksanakan secara bertahap, berulang-ulang dan terus menerus. Kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara bertahap, di mulai dengan konsep yang sederhana dan sesuai dengan lingkungan yang dikenal anak, Juga harus dilaksanakan berulang-ulang dan terus menerus sehingga apa yang dipelajari
dapat menjadi bagian dari kehidupan anak. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup (Life Skills) memberikan berbagai kecakapan hidup dapat melalui proses pembiasaan, hal tersebut bertujuan agar anak mampu mandiri, disiplin, menolong dirinya sendiri dan bertanggung jawab. Kurikulum Taman Kanak-Kanak (dalam Moeslichatoen 2004:181) menjelaskan bahwa metode pemberian tugas merupakan: tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak TK yang harus dilaksanakan dengan baik. Tugas itu diberikan kepada anak TK untuk memberi kesempatan kepada mereka untuk menyelesaikan tugas yang didasarkan pada petunjuk langsung dari guru yang sudah dipersiapkan sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan melaksanakan tugas dari awal sampai tuntas. Tugas yang diberikan kepada anak diberikan secara perseorangan atau kelompok”. Moeslichatoen (2004) menyatakan Pemberian tugas kepada anak bertujuan untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak termasuk prilaku dan kemampuan dasar anak. Pemberian tugas dapat diberikan secara berkelompok maupun secara individual. Tugas dalam bentuk individu dikerjakan oleh anak sendiri, tugas kelompok dikerjakan oleh anak dalam kelompok kecil (3-4 anak) maupun dalam kelompok yang lebih besar (misalnya berupa proyek kelas yang harus diselesaikan bersama). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Badudu dan Sultan Mohammad Zain, 1996: 107), tugas diartikan sebagai sesuatu yang wajib dikerjakan atau ditentukan untuk dilakukan, pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang atau pekerjaan yang wajib dibebankan. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode pemberian tugas merupakan salah satu tehnik dalam proses belajar mengajar dengan memberikan tugas kepada anak didik yang didasarkan pada petunjuk langsung dari guru. Jika metode pemberian tugas dapat dirancang dengan baik secara tepat dan proposional maka akan mendapatkan hasil yang optimal dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Menurut Moeslichatoen (2004:186) metode pemberian tugas memiliki banyak manfaat diantaranya : a). pemberian tugas bila dirancang dengan tepat akan dapat meningkatkan cara belajar yang benar. b). pemberian tugas yang diberikan secara teratur, berkala, dan ajeg akan dapat menimbulkan prakarsa anak untuk mengembangkan kegiatan belajar sendiri. c). pemberian tugas secara tepat dan dirancang secara seksama akan menghasilkan prestasi belajar optimal. D). bila pemberian tugas itu menggunakan bahan yang bervariasi, dan sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa, maka akan dapat membangkitkan minat anak terhadap tugas yang diberikan. e). bila pemberian tugas kepada siswa memperhitungkan waktu dan kesempatan yang tersedia, maka pemberian tugas itu merupakan pengalaman belajar yang dapat dirasakan manfaatnya bagi siswa. Metode pemberian tugas juga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal karena metode pemberian tugas dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. Metode pemberian tugas dapat digunakan untuk melatih keterampilan berfikir. Kemampuan berfikir tersebut meliputi kemampuan berfikir paling sederhana sampai yang paling kompleks yakni dari kemampuan mengingat sampai kemampuan menyelesaikan masalah. Contoh pemberian tugas yang terkait dengan pengembangan kreativitas yakni dengan kegiatan melatih kemampuan motorik halus anak dengan menggambar. Kegiatan menggambar yang diberikan kepada anak adalah menggambar bebas agar kreativitas dan keterampilan yang dimiliki anak dapat berkembang. Adapun tujuan metode pemberian tugas menurut Moeslichatoen (2004), yaitu: a). melalui pemberian tugas anak memperoleh pemantapan cara mempelajari materi pelajaran secara lebih efektif karena dalam kegiatan melaksanakan tugas anak memperoleh pengalaman belajar untuk memperbaiki cara belajar yang keliru atau kurang tepat dan dapat meningkatkan cara belajar yang lebih baik. b). pemberian tugas dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan berpikir, meliputi kemampuan yang paling sederhana sampai kepada
kemampuan yang kompleks dari kemampuan mengingat sampai dengan kemampuan memecahkan masalah yang dapat meningkatkan kreativitas anak. c). pemberian tugas dapat mengembangkan keterampilan motorik dan kognitif dan juga kreativitas anak. Kreativitas sangat penting untuk dikembangkan sejak usia dini, seperti yang dikemukakan oleh Munandar (1992: 46). Kreativitas yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru dari anggota masyarakatnya. Untuk mencapai hal itu, perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini, agar anak didik kelak tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan baru dan pencari kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru (wiraswasta). Menurut Gordon dan Browne (dalam Moeslichatoen, 2004:19), bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan gagasan baru yang imajinatif dan juga kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang sudah ada. Dalam pandangan Gordon, kreativitas ialah berupa gagasan baru yang diciptakan seseorang atau merenovasi gagasan yang sudah ada menjadi lebih inovatif dan imajinatif. Adapun menurut Supriadi (2000:7), definisi kreativitas pada intinya adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan yang telah ada sebelumnya. Munandar (1999:47-50), juga mengungkapkan tentang pengertian kreativitas dengan beberapa rumusan yang merupakan kesimpulan para ahli antara lain: Kreativitas ialah kemampuan untuk membuat komposisi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada, Kreativitas (berfikir kreatif atau berfikir divergen) ialah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap sesuatu masalah, di mana penekannya adalah pada kuantitas, ketepat gunaan, dan keragaman jawaban. Secara
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, merinci) suatu gagasan. Menurut Cziksentmihslyi (dalam Susanto, 2011: 116), kreativitas seseorang ditandai oleh beberapa ciri yaitu: (a) Predisposisi genetis (genetic predispotition), (b) Minat pada usia dini pada ranah tertentu, (c) Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu, sehungga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas, (d) Akses terhadap suatu bidang, (e) Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina atau mentor dalam bidang yang diminati sangat membantu pengembangan bakat, (f) Akses ke lapangan (acces to a field), (g) Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat, tokohtokoh penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam bidang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orangorang penting, (h) Orang-orang kreatif ditandai dengan adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk mencapai tujuannya. Menurut Hurlock (1978: 2) pengertian kreativitas dibagi menjadi delapan yaitu: (1) Kreativitas menekankan pada pembuatan sesuatu yang baru dan berbeda, (2) Kreativitas sebagai kreasi sesuatu yang baru dan orisinil secara kebetulan, (3) Kreativitas yaitu apa saja yang diciptakan selalu baru dan berbeda dari yang telah ada dank karena uniknya, (4) Kreativitas merupakan proses mental yang unik, suatu proses yang semata-mata dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, dan orisinil, (5) Kereativitas dianggap sama dengan kecerdasa tinggi, (6) Kreativitas yaitu sepercik kejeniusan yang diwariskan pada seseorang dan tidak ada kaitannya dengan belajar atau lingkungan menyatakan bahwa
orang kreatif merupakan sarana konsep, (7) Kreativitas umumnya dianggap sinonim dengan imajinasi dan fantasi dan karenanya merupakan bentuk permainan mental, (8) Kreativitas adalah bahwa semua orang umumnya terbagi dalam kelompok besar: penurut dan pencipta, penurut melakukan apa yang diharapkan dari mereka tanpa mengganggu atau menyulitkan orang lain sedangkan pencipta menyertakan gagasan orisinil , titik pandang yang berbeda atau cara baru menangani masalah dan menghadapinya. Berdasarkan pemaparan dari beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan kegiatan otak yang teratur serta imajinatif untuk menciptakan berbagai gagasan atau hal yang baru atau inovatif dan masih orisinal. Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kreativitas pada anak yaitu dengan kegiatan menggambar, khususnya dengan menggambar bebas Pamadhi (2011: 2.5) menyatakan menggambar adalah membuat gambar yang dilakukan dengan cara mencoret, menggores, menorehkan benda tajam ke benda lain dan memberi warna sehingga menimbulkan gambar. Menggambar merupakan kebiasaan anak usia dini dapat dilakukan dengan kesadaran penuh berupa maksud dan tujuan tertentu maupun sekedar membuat gambar tanpa arti. Kegiatan ini dimulai dari menggerakkan tangan untuk mewujudkan sesuatu bentuk gambar secara tidak sengaja, sampai dengan menggambar untuk maksud tertentu. Jauhari (dalam Hartawan 2012) menyatakan pada hekekatnya menggambar ini adalah pengungkapan seseorang secara mental dan visual dari apa yang dialaminya dalam bentuk garis dan warna. Menggambar merupakan wujud pengekplorasian teknis dan gaya, penggalian gagasan dan kreativitas, bahkan bisa menjadi ekpresi dan aktualisasi diri. Pada intinya menggambar adalah perpaduan keterampilan, kepekaan rasa, kreativitas, ide, pengetahuan, dan wawasan. Ada beberapa metode dalam menggambar yang tujuannya mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak yaitu: menggambar dengan cara
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) mengamati (observasi). Anak bisa menggambar dan mewarnai gambarnya sendiri tanpa menjimplak atau dengan contoh pola. Dengan demikian anak dapat melupakan observasi dengan cara menciptakan, berekperimen, dan melampaui kemampuannya, Menggambar berdasarkan pengalaman/kenangan. Menggambar dengan metode ini lebih memotivasi anak untuk menggambar dengan metode ini lebih memotivasi anak untuk menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman dan kenangannya. Saat latihan, guru harus banyak mengunakan pertanyaan untuk membantu mereka mengingat detail yang berarti dari pengalaman mereka. Menggambar berdasarkan imajinasi. Kejadian mendorong kita untuk keluar dan bisa diekspresikan dalam bentuk gambar, lukisan, dan model. Menggambar dengan imajinasi menjadi lebih efektif dengan latihan yang rutin. Pamadhi (2011: 2.10) menyatakan manfaat mengaambar bagi anak usia dini secara garis besar yaitu: (a) Menggambar sebagai alat bercerita (bahasa visual/bentuk), (b) menggambar sebagai media mencurahkan perasaan, (c) menggambar sebagai alat bermain, (d) menggambar melatih ingatan, (e) menggambar melatih berpikir komprehensif (menyeluruh), (f) menggambar sebagai media sublimasi perasaan, (g) menggambar melatih keseimbangan, (h) menggambar mengembangkan kecakapan emosional, (i) menggambar melatih kreativitas anak, (j) menggambar melatih ketelitian melalui pengamatan langsung. Hidayati (dalam Hartawan, 2012) manfaat kegiatan menggambar bagi anak usia dini adalah :menggambar dalam bentuk apapun merupakan ekspresi dan bagian dari proses kreatif dan imajinatif mereka dimasa kecil. Melalui menggambar, anak akan belajar mencipta atau berkreasi, menuangkan ide-idenya, serta memvisualisasikan dan merealisasikannya dalam sebuah karya. Membantu proses perkembangan aspek kognitif, kecerdasan emosional dan kecerdasan motorik mereka. Menggambar dapat membantu meningkatkan konsentrasi anak, melatih daya ingat, kesabaran, ketelitian dan
keuletan anak dalam menghasilkan sesuatu. Selain sebagai bentuk ekspresi, menggambar juga dapat membantu menyalurkan bentuk-bentuk emosi yang dirasakan anak melalui gambar. Menggambar juga melatih keterampilan dan kemampuan motorik halus anak. Seperti halnya menulis, menggambar dapat melatih gerak tangan untuk menghasilkan tulisan atau bentuk gambar yang lebih baik. Mengasah bakat anak yang bisa berdampak signifikan terhadap kemampuan dan skil mereka di masa depan. Semua anak mungkin suka menggambar dan bisa menggambar, tetapi anak yang berbakat menggambar bisa menghasilkan gambar yang lebih bagus, karena itu, ketika anak mulai mencorat-coret media yang ditemukannya, simpanlah kata “jangan” dan gantilah dengan memberikan media menggambar yang tepat seperti kertas, buku gambar, atau karton. Biarkan mereka berekspresi, serta berikan pula apresiasi atas gambar yang mereka buat atau mereka warnai. Bakat bisa diminati jika terus dilatih, dibiasakan dan dikembangkan dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan. Menggambar sebagai sebuah stimulus untuk menumbuhkan minat belajar, sekaligus metode pembelajaran dan pendidikan berbasis kreativitas, dengan syarat anak dibiarkan mengekspresikan pikiran dan perasaanya lewat gambar tanpa selalu diberikan objek tiruan. Gambar yang berantakan khas coretan anak lebih mencerminkan naturalitas dan kreativitas dari pada kehalusan bentuk yang dihasilkan dari meniru objek yang ada. Terdapat permasalahan yang perlu dikaji dalam penelitian ini adalah apakah penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar bebas pada kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Panji Widia Kumara Singaraja?. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar bebas dengan metode pemberian tugas pada kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Panji Widia Kumara singaraja.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Secara umum ada dua manfaat dalam penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat Teoritis yaitu: penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai metode pembelajaran, khususnya metode pemberian tugas untuk menigkatkan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar bebas. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: (1) Bagi anak, dengan penggunaan metode pemberian tugas menggambar bebas ini anak memperoleh pengalaman belajar tentang kegiatan menggambar bebas dan diharapkan dapat mengembangkan kreativitas serta memupuk semangat belajar anak. (2) Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru tentang metode pembelajaran yang akan diterapkan agar dapat meningkatkan kreativitas dengan metode menggambar bebas. (3) Bagi Kepala Sekolah, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi kepala sekolah untuk mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam kaitannya dengan menigkatkan kreativitas anak di sekolah, (4) Bagi Peneliti Lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi para peneliti bidang pendidikan (metode pemberian tugas melalui kegiatan menggambar bebas untuk meningkatkan kreativitas anak), untuk meneliti aspek atau variabel lain yang diduga memiliki kontribusi terhadap meningkatkan kreativitas anak dan teoriteori tentang pembelajaran METODE Penelitian ini dilaksanakan dengan subjek penelitian anak kelompok B TK Panji Widia Kumara Singaraja yang berjumlah 19 anak, terdiri dari 9 perempuan dan 10 lakilaki. Jenis penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Agung (2012: 24) “PTK merupakan penelitian yang bersifat aplikasi (terapan), terbatas, segera, dan hasilnya untuk memperbaiki dan menyempurnakan program pembelajaran yang sedang berjalan”. Dalam model PTK ini ada empat tahapan pada satu siklus penelitian. Keempat tahapan tersebut terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat
disimpulkan bahwa PTK merupakan penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan secara sistematis untuk memecahkan permasalahan yang ada di kelas dengan tahap-tahap tertentu untuk memperbaiki pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Penelitian ini akan berjalan melalui dua siklus sesuai dengan waktu dan pencapaian tujuan dari tujuan penelitian yang diinginkan. Penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas, sebagaimana dikemukakan Arikunto, dkk (2011: 16) yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi (pengamatan) dan evaluasi dan refleksi dan siklus berikutnya. Berikut ini adalah model penelitian yang menggambarkan beberapa siklus secara berkelanjutan. Pada penelitian ini disusun perencanaan tindakan yang akan dilakukan. Berikut langkah-langkah penerapan metode pemberian tugas pada kegiatan menggambar dengan tema yang sudah ditentukan sebelumnya, yaitu dilakukan pelaksanaan pembelajaran atau proses pembelajaran sesuai dengan rencana kegiatan harian (RKH) yang telah disusun atau dirancang, serta menggunakan lembar observasi sebelum proses belajar mengajar dimulai. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas adalah yaitu: (a) Tahap pemberian tugas, tugas yang diberikan kepada anak hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga akan di mengerti apa yang ditugaskan sesuai dengan kemampuan anak, ada petunjuk dan sumber yang dapat membantu pekerjaan anak, tugas bergantung pada umpan balik personal, yakni umpan balik yang ditunjukan, sediakan waktu yang cukup. (b) Tahap pelaksanaan tugas, tahap ini anak melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk guru dan tujuan yang harus dicapai. Adapun langkah-langkahnya adalah: Adanya bimbingan/ pengawasan oleh guru dalam kegiatan menggambar anak, dari segi pewarnaan (kuantitas dan kualitas), banyaknya bentuk yang dibuat anak, lengkap tidaknya subjek gambar. Berikan dorongan dan motivasi agar anak
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) mau bekerja dan menyelesaikan gambar. Mengawasi pekerjaan anak agar dikerjakan sendiri oleh anak bukan oleh orang lain. (c) Tahap mempertanggung jawabkan tugas, tahap ini disebut juga dengan istilah resitasi (metode pemberian tugas). Hal yang harus dikerjakan dalam tahap ini antara lain: adanya tanya jawab dan diskusi hasil dari pekerjaan tersebut, adanya penilaian hasil kerja anak Selain tahap perencanaan dan pelaksanaan tindakan juga dilakukan tahaptahap lainnya yaitu: observasi, evaluasi dan refleksi untuk dapat mengetahui secara langsung proses pembelajaran yang dilaksanakan. Tahap observasi merupakan kegiatan mengamati semua kejadian yang terjadi saat proses tindakan berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengamati pada saat kegiatan menggambar dalam proses pembelajaran di kelas. Kegiatan observasi meliputi: Mengobservasi guru dalam mengajar di kelas dari membuka pelajaran, menyampaikan materi sampai menutup pelajaran. Mengobservasi anak dalam melaksanakan kegiatan. Tahap Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil dari kegiatan yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini adalah pengembangan kreativitasnya. Tahap refleksi ini dilakukan untuk melihat, mengkaji dan mempertimbangkan dampak dan kekurangan tindakan yang telah diberikan. Berdasarkan hasil refleksi maka dapat dilakukan perbaikan kekurangankekurangan dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada rencana refleksi ini adalah mengkaji hasil penelitian terhadap pelaksanaan tindakan tersebut dan jika terjadi kendala, akan dicari pemecahan masalahnya untuk direncanakan tindakan pada siklus II. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi. Menurut Agung (2012: 61) metode observasi adalah “suatu cara memperoleh atau mengumpulkan data dengan jalan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang suatu objek tertentu”. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa metode observasi merupakan cara memperoleh data atau informasi yang lebih dominan menggunakan indera penglihatan (mata)
dalam proses pengukuran terhadap suatu objek atau variabel tertentu sesuai dengan tujuan penelitian yang dilaksanakan. Observasi dilakukan terhadap kegiatan siswa dalam kegiatan menggambar bebas melalui metode pemberian tugas. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang perubahan ranah kreativitas. Selain menggunakan metode observasi diatas penelitian ini juga menggunakan instrument penelitian berupa kisi-kisi intrumen. Kisi-kisi instrumen ini mengacu pada perkembangan kemampuan kreativitas anak. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Menurut Agung (2012: 67), Analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum. Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan tingkatan tinggi rendahnya hasil belajar siswa yang dikonversikan kedalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) dengan skala lima. Hasil perhitungan M% peningkatan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar kemudian dibandingkan dengan tabel Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Patokan (PAP) skala lima dengan berpedoman pada kriteria tingkat kreativitas anak seperti pada tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Pedoman Konversi PAP Skala Lima tentang Tingkatan Kemampuan Kreativitas melalui kegiatan menggambar bebas Persentase (%) Pencapaian 90-100 80-89 65-79 55-64 0-54
Kriteria peningatan kreativitas anak Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan April 2014 di kelompok B TK Panji Widia Kumara Singaraja, Semester II tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah subjek sebanyak 19 orang. Tema yang digunakan dalam penelitian ini adalah gejala alam. Penelitian ini dikemas menjadi dua siklus, setiap siklus dilakukan dalam enam kali pertemuan dan setiap pertemuan dalam pelaksanaan proses kegiatan anak. kegiatan menggambar digunakan untuk melibatkan anak secara langsung dalam proses pembelajaran dan membantu anak aktif bersama. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak, oleh karena itu anak dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5-7 orang untuk memperlancar proses kegiatan menggambar yang akan dilakukan. Dari jumlah anak kelompok B TK Widia Kumara Singaraja sebanyak 19 orang dibentuk menjadi 3 kelompok, yang terbagi menjadi dua kelompok beranggotakan 7 orang dan satu kelompok beranggotakan 5 orang. Pelaksanaan penelitian ini disesuaikan dengan perencanaan yang telah disusun, yang disesuaikan dengan metode pemberian tugas. Proses pembelajaran yang dilakukan dalam satu kali pertemuan dilaksanakan dalam kurun waktu satu jam pelajaran yaitu 1x60 menit. Berikut ini akan dipaparkan lebih lanjut deskripsi hasil penelitian pada siklus I dan siklus II. Data kreativitas menggambar bebas pada penelitian siklus I dan siklus disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,
menghitung mean (M), median (Me), modus (Mo), grafik polygon, dan membandingkan rata-rata atau mean dengan model PAP skala lima. Dari hasil observasi yang dilakukan pada saat penerapan metode pemberian tugas melalui kegiatan menggambar bebas dengan menggunakan 4 indikator yang muncul dalam proses pembelajaran akan diberi bobot, yakni 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup baik), 1 (kurang baik). Adapun hasil analisis data statistik deskriptif disajikan pada Tabel 2. . Statistik Siklus I Siklus II Mean Median Modus M%
11,84 11,00 10,00 74,00%
13,89 15,00 16,00 86,81%
grafik data siklus I 7 6 5 4 f
Kriteria keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah terjadi peningkatan kreativitas anak. Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka akan terlihat langsung bagaimana kualitas dari masingmasing kegiatan yang dilakukan oleh anak. Penerapan metode pemberian tugas untuk meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar bebas dikatakan berhasil apabila masing-masing kegiatan tersebut dilakukan dengan baik oleh anak serta telah mencapai kriteria minimal ketuntasan yaitu sebesar 80-89% secara klasikal sesuai dengan skala PAP.
3 f 2 1 0 10
11
12 x
13
14
M= 18,84 Me= 11,00 Mo=1 0, 00
Gambar . Grafik Polygon Siklus I Dari hasil observasi, pada siklus I diperoleh data bahwa rata-rata skor anak adalah 11,84 dan rata-rata persentase kreativitas anak adalah 74,00%, jika di konversikan dengan PAP skala lima anak masuk kriteria sedang. Dilihat dari refleksi terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus I, terlihat adanya kendala-kendala yang
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) skala lima rata-rata persentase peningkatan kreativitas anak termasuk dalam kriteria tinggi, sehingga rata-rata persentase kreativitas anak dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 12,81% yaitu dari 74,00% pada siklus I menjadi 86,81% pada siklus II. grafik data siklus II 8 7 6 5 f
muncul dalam proses pelaksanaannya. Kendala-kendala tersebut disebabkan oleh beberapa hal yaitu a). Masih ada beberapa anak yang kurang baik memperhatikan materi pelajaran yang dijelaskan. b). Saat melakukan kegiatan menggambar, masih banyak anak yang kurang disiplin waktu. Hal ini terlihat dari kegiatan menggambar yang melebihi batas waktu yang telah ditetapkan. c). Selama pelaksanaan pada siklus I ini, anak belum mampu bersosialisasi dengan teman kelompok.Terlihat anak belum bersikap sosial dalam memberikan temannya meminjamkan alat-alat menggambar. Bertolak dari kekurangan-kekurangan yang dihadapi pada siklus I, didiskusikan kembali tindakan untuk selanjutnya yang akan diterapkan pada siklus II. Perbaikan yang dilakukan diantaranya a). Sebelum melakukan tindakan pada siklus II, anak diberikan penjelasan tentang kegiatan menggambar, agar anak memiliki kesiapan dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas melalui kegiatan menggambar bebas untuk meningkatkan kognitif dan antusias anak, b). Selalu memberikan penghargaan kepada anak yang sudah terlibat dalam pembelajaran. Selain hal tersebut peneliti memotivasi anak dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang berkaitan dengan meningkatkan kognitif anak, c). Peneliti dengan dibantu guru kelompok B perlu mengawasi dan mengingatkan anak secara menyeluruh agar anak dapat berhubungan sosial. Sehingga hubungan sosial anak yang satu dengan anak yang lainnya menjadi lebih baik, d). Memberikan pemahaman kepada anak agar anak benar-benar memperhatikan baik kegiatan didalam kelas maupun kegiatan sosial. Sehingga peningkatan kreativitas anak menjadi lebih baik dan mengalami peningkatan. Rancangan tindakan pada siklus II yang merupakan perbaikan tindakan pada siklus I, memberikan peningkatan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar bebas anak. Dari hasil observasi, pada akhir siklus II diperoleh data bahwa rata-rata skor adalah 13,89 dan rata-rata persentase anak mencapai 86,81% jika dikonversikan sengan PAP
4 3
f
2 1 0 12
13
14
15
16
x
M= 14,00 Me= 15,00 Mo= 16, 00 Gambar. Grafik Polygon Siklus II Pada siklus II, anak sudah mulai terbiasa menggunakan metode pemberian tugas untuk meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar bebas, anak juga sangat antusias dan kreativitas anak meningkat dalam menggambar dan terlihat sangat senang dalam mengikuti pelajaran dan anak juga merasa semua usahanya mendapat penghargaan, penghargaan tersebut seperti memberi pujian, tepuk tangan dan acungan jempol. Selain itu dalam peroses pembelajaran anak juga sudah terbiasa belajar secara mandiri maupun secara berkelompok namun tetap terarah selain bisa belajar bersama-sama anak juga mengalami kegembiraan, yaitu bangkitnya minat dalam melakukan kegiatan belajar menggambar bebas, keterlibatan penuh anak dan menjadikan pembelajaran yang dilakukan bermakna. Implementasi metode ini memberikan pengaruh positif untuk meningkatkan
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) kreativitas anak dan juga berdampak bagi perkembangan anak. Penelitian dihentikan pada siklus II karena pada siklus II telah diperoleh data bahwa peningkatan kreativitas anak telah mencapai kriteria keberhasilan yang sudah ditentukan melalui metode pemberian tugas untuk meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar bebas pada kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Panji Widia Kumara Singaraja. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut. Metode pemberian tugas dapat meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar bebas pada kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Panji Widia Kumara Singaraja. Hal ini dapat dilihat pada persentase hasil observasi siklus I sebesar 74,00%dengan kriteria pencapaian sedang, dan pada siklus II sebesar 86,81% dengan kriteria tingkat pencapaian sangat tinggi dengan persentase peningkatan sebesar 12,81%. Kreativitas anak khususnya dalam kegiatan menggambar bebas dapat ditingkatkan dengan menggunakan media yang menarik dan kreatif. Dalam memberikan kegiatan menggambar guru tidak hanya sekedar memberikan kertas kosong kepada anak tetapi guru juga dapat mengkolaborasikan kegiatan lain seperti mencetak dengan kegiatan menggambar. Hal ini dapat meningkatkan minat anak dan membuat anak menjadi lebih semangat dalam melakukan kegiatan. Anak menjadi lebih kreatif, antusias dan tidak cepat jenuh ataupun bosan dalam kegiatan. Kegiatan menggambar bebas dapat dikolaborasikan dengan kegiatan-kegiatan lain dan mengunakan media-media yang menarik, serta dapat meningkatkan kreativitas anak. Kegiatan-kegiatan yang dapat dikolaborasikan dengan kegiatan menggambar bebas tersebut yaitu seperti kegiatan mencetak, melipat, dan menggunting.Kegiatan tersebut tidak hanya dapat meningkatkan kreativitas anak tetapi juga dapat melatih kemampuan motorik halus anak.
Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, maka diajukan saran-saran sebagai berikut: Anak dalam proses pembelajaran diharapkan selalu terlibat langsung dalam pembelajaran dengan mengalami dan menemukan sendiri serta dapat menggali pengetahuannya sendiri sehingga anak mampu mandiri dalam melakukan kegiatan baik di dalam kelas maupun di luar kelas.Guru diharapkan mampu memilih dan menerapkan metodemetode pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas anak. Dalam proses pembelajaran agar anak selalu bersemangat dan tidak jenuh dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Pihak sekolah diharapkan selalu mendukung proses belajar dan mengajar dengan menggunakan metode pemberian tugas dengan cara menyediakan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran serta menginformasikan kepada guru untuk menggunakan metode pembelajaran inovatif yang lain. Peneliti lain diharapkan mampu menyempurnakan penerapan metode pemberian tugas serta mampu melaksanakan penelitian dengan menerapkan. DAFTAR RUJUKAN Agung, A.A. G. 2012. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Sngaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha Arikunto, S. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Badudu, J.S. dan Sultan Mohammad Zain.1996.Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hartawan. 2012. Penerapan Metode Pemberian Tugas Melalui Kegiatan Menggambar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Di Tk Surapati Singaraja. Tesis (Tidak diterbitkan). Universitas Pendidikan Ganesha Hurlock, E. B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Moeschalicatoen. 2004. Metode Pengajaran di TK. Jakarta: Rineka Cipta Nuarca, K. 2009. Paud Sebagai Kebutuhan Mendasar. Denpasar: Udayana University Press. Hamalik, O. 2001.Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara Pamadhi, H. dan Evan S. 2011. Seni Ketrampilan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Santoso, S. 2007. Dasar-Dasar Pendidikan TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Susanto, A. 2011.Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Predana Media Group UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta: Visimedia.