Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Pada Kompetensi Menggerinda Pahat
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA KOMPETENSI MENGGERINDA PAHAT SISWA KELAS XI TPM 3 DI SMK ANTARTIKA 1 SIDOARJO Rezaqi Adenan S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail:
[email protected]
Budihardjo A. H. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail:
[email protected] Abstrak Banyak cara dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, diantaranya menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang dimaksud adalah metode demonstrasi. Penelitian ini dilatar belakangi untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kompetensi menggerinda pahat. Fenomena yang terjadi di SMK Antartika 1 Sidoarjo jurusan teknik pemesinan dalam pembelajaran praktik masih menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan konsep penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di SMK Antartika 1 Sidoarjo kelas XI TPM 3. Penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar siswa dan minat belajar siswa pada kompetensi menggerinda pahat. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan jobsheet, sedangkan untuk mengetahui minat belajar siswa menggunakan angket, di dalam angket terdapat 15 butir pertanyaan. Hasil analisis yang didapat setelah proses pengambilan data bahwa siklus 1 nilai rata- rata kelas sebesar 81,5 dalam kategori tinggi, sedangkan ketuntasan klasikal sebesar 87 %. Untuk siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 89,6 kategori tinggi, sedangkan ketuntasan klasikal sebesar 97%. Untuk hasil skor angket minat belajar siswa sebesar 83% dalam kategori tinggi. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi pada kompetensi menggerinda pahat dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa dapat menerima metode demonstrasi dengan baik. Kata Kunci : Metode pembelajaran demonstrasi, hasil belajar dan PTK Abstract Many methods for teachers to improve student learning quality , including use of appropriate learning methods . The learning method is a method demonstration . This research backgraound is to determine student learning outcomes in competency cutting tool grinding. Phenomena occurring in Antarctica 1 Sidoarjo SMK majoring in mechanical engineering in practice learning still using conventional learning. This study uses the concept of Classroom Action Research (CAR ). This research was conducted in Antartika 1 Sidoarjo SMK class XI TPM 3. Study is to examine student learning outcomes and student interest in competency cutting tool grinding. The research instrument used to determine student learning outcomes using jobsheet, while to determine student interest using a questionnaire, in the questionnaire contained 15 items questions. The results obtained after the analysis of the data retrieval process that cycles 1 class average value of 81.5 in high categories, while the classical completeness by 87 % . For the second cycle the average value reached 89,6 in high category , while the classical completeness of 97 % . For the results of student interest questionnaire scores by 83 % in high categories. It can be concluded that the application of the method demonstration on cutting tool grinding competence can improve student learning outcomes and and students can receive a demonstration of the method is well. Keywords : Demonstration teaching methods , study result and CAR. ini menjadikan landasan untuk pemerintah melaksanakan progam wajib 9 tahun belajar SD 6 tahun dan SMP 3 tahun yang biaya pendidikan disubsidi oleh pemerintah yang menjadikan SD dan SMP sebagian besar wilayah Indonesia biaya pendidikan gratis. Nilai positif yang bisa diambil dari program ini pintar tidak harus mahal.
PENDAHULUAN Latar Belakang Di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tertera bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan nasional
49
JPTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, 49 - 55
SMK merupakan sekolah menengah kejuruhan yang mencetak lulusan siap kerja. Siswa SMK dibekali keahlian atau kemampuan yang sesuai dengan bidang yang ditempuh. SMK bertanggungjawab atas keahlian yang diperoleh siswa selama di sekolah. Untuk meningkatkan keahlian siswa, sekolah dapat melakukan dengan perbaikan sarana belajar, tenaga pengajar, pembelajaran dan administrasi sekolah. SMK juga memberikan pengalaman praktik di industri guna menambah keahlian dibidangnya. Proses pembelajaran berperan penting dalam ketuntasan belajar siswa. Dahulu pembelajaran lebih ditekan atau difokuskan kepada guru dan siswa cenderung lebih pasif. Dengan seiringnya perkembangan zaman proses pembelajaran seperti itu kurang cocok untuk perkembangan siswa. Seperti hukum alam model maupun metode pembelajaran juga semakin banyak variasinya, hal ini tidak lain tidak bukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Model dan metode pembelajaran banyak dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang dimaksudkan pembelajaran berjalan maksimal. Fenomena yang terjadi di SMK Antartika 1 Sidoarjo jurusan teknik pemesinan dalam pembelajaran praktik melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda masih menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional guru lebih dominan. Potret pembelajaran disana siswa masih kebingungan menggerinda pahat, itu ditandai dengan aktivitas siswa yang terlalu sering bertanya kepada guru dan teman sejawat tentang hal-hal yang sama, pengerjaannya lama, kurang percaya diri dalam pengerjaan. Kondisi tersebut menjadikan pembelajaran di kelas kurang efektif. Hal ini diakibatkan guru kurang memberi contoh pengerjaan kepada peserta didik karena dalam menggerinda pahat harus diberi contoh step by step. Idealnya guru memberi contoh kepada siswa atau menggunakan metode pembelajaran demonstrasi. Pembelajaran metode demonstrasi membutuhkan contoh pengunaan pemakaian suatu alat, proses pengerjaan dan gerakan tubuh. Pembelajaran ini diharapkan siswa mencontoh yang dilakukan guru. Guru dan siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran ini mempunyai kelebihan untuk melatih kemampuan siswa mendengarkan, melihat, berkonsentrasi serta ketrampilan. Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi harus menggunakan langkah-langkah yang benar untuk menghasilkan pembelajaran yang optimal. Pengaruh minat belajar siswa juga menjadi sorotan. Minat merupakan ketertarikan terhadap sesuatu. Minat dapat berpengaruh terhadap hasil belajar karena siswa jika berminat terhadap pelajaran melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda dan cara mengajar guru siswa akan bersungguh-sungguh memahami dan menguasai materi.
Minat siswa dari pantauan guru tergolong cukup, namun minat ini dapat dioptimalkan lagi Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang akan digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI TPM 3 dengan menggunakan metode demonstrasi pada kompetensi menggerinda pahat? Bagaimana minat siswa kelas XI Tpm 3 SMK Antartika 1 Sidoarjo terhadap metode pembelajaran demonstrasi pada kompetensi menggerinda pahat? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI TPM 3 dengan menggunakan metode demonstrasi pada kompetensi menggerinda pahat. Untuk mengetahui minat siswa kelas XI Tpm 3 SMK Antartika 1 Sidoarjo terhadap metode pembelajaran demonstrasi pada kompetensi menggerinda pahat. KAJIAN TEORITIK Belajar dan Mengajar Menurut Slameto, (2003: 2). “ Secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya”. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku siswa yang kompleks yang membawa perubahan pada individu dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Menurut Nana Sudjana & Achmad Rifai, (2002: 37). “ Mengajar sebagai alat yang direncanakan melalui pengaturan dan penyediaan kondisi yang memungkinkan siswa melakukan berbagai kegiatan belajar”. Menurut Slameto, (2003: 29). “ Mengajar merupakan kebudayaan berupa pengalaman dan kecakapan kepada anak didik. Seorang guru memberikan arahan, instruksi, dan evaluasi kepada anak-anak didiknya dalam proses pembelajaran”. Secara singkatnya mengajar merupakan kegiatan mengorganisasi lingkungan disekitarnya yang dilakukan oleh guru yang menghubungkan kepada siswa yang terjadinya proses belajar untuk memudahkan siswa belajar. Metode Pembelajran Demonstrasi Menurut Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, (2006: 90). “Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau
Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Pada Kompetensi Menggerinda Pahat
benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan yang disertai penjelasan lisan”. Menurut Suyono & Hariyanto, (2011: 220). “Demonstrasi artinya guru menunjukkan perilaku dan sifat-sifat suatu, mencoba sesuatu di hadapan siswa tanpa ada keharusan bagi siswa untuk mencobanya sendiri”. Dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi merupakan cara mengajar yang dilakukan guru dengan memberikan suatu contoh tertentu yang mengandung proses, sehingga siswa dapat mengamati apa saja yang terjadi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Basrowi & Suwandi, (2008: 25). “ Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas”. Menurut Sarwiji Suwandi, (2010: 11). “ PTK adalah tindakan nyata (action) yang dilakukan guru ( dan bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam pemecahan masalah tersebut”. Secara singkatnya penelitian tindakan kelas ini dilakukan guru atau peneliti untuk memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran dikelas.
Gambar 1. Alur Siklus PTK (Sumber : Susanto, 2010:10) Sesuai dengan diagram di atas ada tiga tahapan dalam satu siklus penelitian tindakan kelas. Secara Garis besar, tahapan-tahapan penelitian dalam satu siklus dapat dijelaskan sebagai berikut : Tahap Perencanaan Pada tahap ini, setelah masalah diidentifikasi dan dirumuskan, Kebutuhan yang diperlukan bagi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yaitu : membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pelajaran praktik (melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda), mempersiapkan bahan pelajaran berupa peralatan ( mesin gerinda, alat ukur dan keselamatan dan kesehatan kerja). Menyiapkan instrumen pengumpulan data seperti angket minat siswa pada metode pembelajaran demonstrasi pada pelajaran praktik (melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda) dan jobsheet pahat rata. Tahap Tindakan dan observasi Peneliti menerapkan rencana pelaksaaan pembelajaran pelajaran praktik (melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda) yang telah disusun dengan menggunakan metode demonstrasi. Tahap tindakan dilakukan bersamaan dengan tahap observasi. Saat tahap tindakan berlangsung, peneliti mengamati semua kejadian yang berlangsung dan melakukan refleksi di lapangan. Tahap relfeksi setelah observasi Setelah tahap tindakan dan tahap observasi selesai dilakukan,tim peneliti secara bersama-sama membahas hasil observasi dan melakukan penilaian atau refleksi untuk menentukan hasil dari tindakan yang telah dilakukan. Satu dari dua kemungkinan keputusan kemudian diambil : (1) apabila hasilnya memuaskan, penelitian dihentikan, atau (2) apabila
Minat Menurut Muhibbin Syah, (2008: 136). “ Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar atas sesuatu”. Minat ini seperti ketertarikan terhadap sesuatu, apabila dikaitkan dengan belajar akan memacu siswa lebih giat belajar yang diminati itu. Menurut Dalyono, (2005: 56). “ Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari”. Dapat dijelaskan bahwa minat merupakan ketertarikan terhadap apa yang diinginkan, sehingga akan menimbulkan dorongan untuk menguasai hal tersebut. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Susanto, (2010 :7). “PTK adalah penelitian yang permasalahannya diangkat dari konteks kelas”. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar siswa. Alur Penelitian Alur penelitian ini menggunakan konsep penelitian tindakan kelas. Adapun diagram alur penelitian tindakan kelas seperti di bawah ini:
51
JPTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, 49 - 55
hasilnya belum memuaskan, penelitian dilanjutkan dengan siklus ke 2. 8 Instrumen Penelitian Menurut Margono, (2007 : 155 ). “ Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya”. Instrumen penelitian digunakan untuk pengambilan data dari responden. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode untuk pengambilan data diantaranya : Kuesioner Menurut Margono, (2007 :16). “Kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden”. Dalam penelitian ini angket atau kuisoner langsung diberikan dan isi langsung oleh responden (siswa). Kuesioner ini untuk mengetahui seberapa besar minat terhadap pembelajaran dengan metode demonstrasi pada mata pelajaran praktik (melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda). Adapun rincian isi dalam angket tercantum dibawah ini: Tabel 1. Kuesioner minat siswa pada metode pembelajaran demonstrasi pada pelajaran praktik (melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda) No Pertanyaan 1 2 3 4 5 1 Saya tertarik mengikuti mata pelajaran praktik (melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda) dengan pokok bahasan menggerinda pahat rata. 2 Saya tertarik dengan penerapan metode demonstrasi yang dilakukan guru. 3 Saya tertarik memahami materi dengan menggerinda pahat rata dengan penerapan menggunakan metode demonstrasi. 4 Saya bersemangat saat guru menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan menggerinda pahat rata. 5 Saya antusias bertanya setelah guru menjelaskan materi menggunakan metode demonstrasi 6 Saya melihat, mendengarkan, dan mengamati guru saat proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi 7 Saya antusias menjawab pertanyaan dari guru setelah
9
10
11
12
13
14
15
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi Saya datang tepat waktu pada mata pelajaran praktik (melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda) dengan pokok bahasan menggerinda pahat rata. Saya mengerjakan jobsheet menggerinda pahat rata yang diberikan guru dengan senang hati Setelah selesai pembelajaran, saya masih mengingat apa yang diajarkan oleh guru dengan pokok bahasan menggerinda pahat rata. Saya merasa rileks atau nyaman saat mengikuti mata pelajaran praktik (melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda) dengan pokok bahasan menggerinda pahat rata. Walaupun hujan saya tetap berangkat mengikuti mata pelajaran praktik (melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda) dengan pokok bahasan menggerinda pahat rata. Saya mempelajari ulang di rumah apa yang sudah dijelaskan guru tentang pokok bahasan menggerinda pahat rata. Saya terlebih dahulu belajar di rumah materi tentang pokok bahasan menggerinda pahat rata sebelum diajarkan oleh guru di bengkel. Saya mencari informasi lebih diluar jam pelajaran tentang pokok bahasan menggerinda pahat rata.
Keterangan : Rentang nilai menggunakan Skala Likert 1 : Sangat tidak tertarik 2 : Tidak tertarik 3 : Cukup tertarik 4: Tertarik 5 : Sangat tertarik Tes Menurut Margono, (2007: 170 ). “ Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka”. Dalam penelitian ini menggunakan tes
Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Pada Kompetensi Menggerinda Pahat
hasil praktek (jobsheet). Tes praktek yaitu berupa jobsheet yang sudah dikerjakan sesuai perintah.
HASIL PENELITIAN Jadwal Penelitian Jadwal penelitian disusun sesuai dengan jadwal peneliti dan sekolah. Penelitian ini dilakukan di kelas XI TPM 3 SMK Antartika 1 Sidoarjo di bengkel pemesinan yang kegiatan inti dilakukan pada tanggal 5 sampai 22 Mei 2014.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data ini digunakan untuk mengolah teknik pengumpulan data yang sudah ditentukan oleh peneliti. Setiap teknik pengumpulan data diolah sesuai dengan teknik analisis yang tepat. Berikut ini rincian teknik analisis data yang digunakan. Angket Minat Setelah angket diisi oleh siswa, peneliti untuk mengetahui hasil angket. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
F
P=
Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa didapatkan setelah serangkaian proses pembelajaran dengan materi menggerinda pahat yang akhiri dengan sebuah jobsheet. Jobsheet ini dikerjakan secara individu. Berikut ini daftar nilai ratarata hasil belajar siswa siklus 1 dan 2: Tabel 5. Daftar Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Menggerinda Pahat Rata Siklus 1 dan 2 Rata-Rata Prosentase Kategori No Siklus Nilai 1 I 81,5 81,5% Tinggi 2 II 89,6 89,6% Tinggi
100%
N Keterangan: P = Prosentase jawaban responden F = Jumlah jawaban responden N = Jumlah responden (Sumber: Riduan, 2005:13) Kriteria skor yang dihasilkan untuk setiap jawaban yang diberikan sebagai berikut: Tabel 2. Skor penilaian siswa berdasarkan skala Guttman Pilihan Jawaban Sangat Tidak Teratrik Tidak Tertarik Cukup Tertarik Tertarik Sangat Tertarik
Nilai individual siswa mempengaruhi ketuntasan klasikal kelas. Ketuntasan klasikal merupakan jumlah siswa yang harus nilai belajarnya mencapai batas minimal terhadap acuan tertentu. Dalam hal ini ketuntasan klasikal sebesar 85%. Adapun rincian ketuntasan hasil belajar siswa sebagai berikut : Tabel 6. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Nilai Jawaban 1 2 3 4 5
Siklus I II Jumlah siswa 42 42 Jumlah siswa yang mengikuti tes 39 35 Jumlah siswa yang tuntas 34 34 Jumlah siswa yang tidak tuntas 5 1 Ketuntasan klasikal (%) 87 97 Keterangan : 7 siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dikarenakan sakit 2 siswadan 5 siswa tanpa izin. Karakteristik
Guna mengetahui minat siswa dengan menggunakan metode demonstrasi mengggunakan interpretasi skor seperti dibawah ini: Tabel 3. Interprestasi Skor Rentang Total Skor
Kategori
0%-40% Sangat rendah 40%-59% Rendah 60%-79% Cukup tinggi 80%-89% Tinggi 90%-100% Sangat tinggi Hasil Belajar Siswa Sesuai dengan peraturan di SMK Antartika 1 Sidoarjo siswa dikatakan lulus mata pelajaran apabila mencapai nilai ≥ 80, serta kelas dianggap tuntas apabila mencapai ≥85%. Hasil praktik jobsheet yang diberikan dengan rentang nilai 0-100. Setelah nilai individu diketahui, kemudian dicari nilai rata-rata kelas yang diprosentasikan seperti tabel di bawah ini: Tabel 4. Interprestasi Nilai Rata-Rata Kelas Rentang Total Skor
Kategori
0%-40% 40%-59% 60%-79% 80%-89% 90%-100%
Sangat rendah rendah Cukup tinggi tinggi Sangat tinggi
Angket Minat Siswa Angket minat ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar minat siswa terhadap penerapan metode pembelajaran demonstrasi pada mata pelajaran praktik (melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda) kompetensi menggerinda pahat rata. Angket ini diisi oleh siswa pada akhir pembelajaran siklus 2. Untuk mengetahui minat siswa terdapat 15 butir petanyaan dalam angket. Apabila dihitung menggunakan rumus seperti berikut ini :
F
100% N 2188 P= 100% 2625 = 83 % P=
53
JPTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, 49 - 55
Pembahasan Nilai hasil belajar siklus 1 dan 2 Berdasarkan nilai hasil belajar siswa siklus 1 dan 2 yang didapat oleh siswa, kemudian akan diperoleh rata-rata nilai kelas, sebagaimana ditampilkan seperti grafik di bawah ini:
Gambar 2. Grafik nilai rata-rata kelas dan ketuntasan kelas Sesuai dengan grafik di atas nilai hasil belajar siswa siklus 1 sebesar 81,5 dalam kategori tinggi dan ketuntasan klasikal sebesar 87%. Dalam siklus 1 siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 5 siswa dari jumlah siswa yang mengikuti tes sejumlah 39 siswa. Dalam siklus 2 nilai hasil belajar siswa sebesar 89,6 dan ketuntasan klasikal sebesar 95% dari 35 siswa yang mengikuti tes. Siklus 1 dan siklus 2 terjadi peningkatan nilai hasil belajar siswa sebesar 8,1. Terjadi peningkatan juga dalam ketuntasan klasikal sebesar 10%. Skor angket minat belajar siswa Setelah pengisian angket minat belajar siswa pada akhir siklus 2, kemudian diolah mempunyai skor 83% dalam kategori tinggi. Angket minat belajar siswa mempunyai pertanyaan 15 butir dan skala penilain skala 1-5. Adapun hasil perolehan skor tiap butir pertanyaan apabila ditampilkan dalam bentuk grafik seperti di bawah ini: 100%
89% 89%84% 85% 83%84%87%79%81%81%80% 78%77% 80%84%
50%
0% 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15
Gambar 3. Grafik perolehan skor tiap butir pertanyaan PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian penerapan metode pembelajaran demonstrasi pada kompetensi menggerinda pahat siswa kelas TPM 3 SMK Antartika 1 Sidoarjo, maka dapat disimpulkan bahwa : Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1 nilai ratarata mencapai 81,5 dalam kategori tinggi, sedangkan
ketuntasan klasikal sebesar 87%. Untuk siklus 1 jumlah siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 5 siswa. Untuk ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 2 rata-rata mencapai 89,6 dalam kategori tinggi, sedangkan ketuntasan klasikal sebesar 97%. Untuk siklus 2 jumlah siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 1 siswa. Dari hasil tersebut metode pembelajaran demonstrasi pada kompetensi menggerinda pahat rata dapat menuntaskan hasil belajar siswa. Minat belajar siswa terhadap metode pembelajaran demonstrasi pada kompetensi menggerinda pahat mencapai 83% kategori tinggi. Dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada kompetensi menggerinda pahat ddapat diterima siswa dengan baik. Saran Dari simpulan yang didapat dari penelitian penerapan metode pembelajaran demonstrasi pada menggerinda pahat, maka peneliti dapat memberikan saran, yaitu : Untuk guru pengajar teknik pemesinan di SMK Antartika 1 Sidoarjo diharapkan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi saat pembelajaran yang membutuhkan suatu proses pengerjaan. Diharapkan adanya pengembangan metode pembelajaran demonstrasi untuk penelitian selanjutnya guna hasil yang lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Basrowi., & Suwandi. (2008). Prosedur penelitian tindakan kelas. Bogor: Ghalia Indonesia. Dalyono. (2005). Psikolodi pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Margono. (2007). Metodologi penelitian pendidikan.Jakarta: PT. Rineka Cipta. Riduan. (2005). Metode dan teknik menyusun tesis. Bandung: Alfabeta. Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sudjana, Nana., & Achmad Rivai. (2002). Media pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Susanto. (2010). Konsep penelitian tindakan kelas dan penerapannya. Surabaya: Lembaga penerbitan FBS UNESA. Suwandi, Sarwiji. (2010). Penelitian tindakan kelas (PTK) dan penulisan karya ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka Suyono., & Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi pendidikan dalam pendekatan baru edisi revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya