PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR Dian Kurniawati Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Nurul Hidayati Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Agus Riyanto Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Alfia Magfirona Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected] Abstract
This article is focused on the comparison of the characteristics of route service between the existing conditions and the results of the Nearest Neighbour Method. The parameters used to compare consist of total distance and total travel time used in the distribution of the LPG gas cylinders. To answer the problems associated with the Nearest Neighbour Method, the initial data should be prepared are distance matrix, and savings matrix. The results were obtained: Total distance distribution of the existing condition is 2,071.2 km with a total travel time of 66 hours 6 minutes. The values are different from the Nearest Neighbour Method calculation, in which a total distance of 1,483.6 km of distribution obtained with a total travel time of 59 hours 49 minutes. Based on these results, it can be concluded that the Nearest Neighbour Method produces a better route characteristic. Keywords: Nearest Neighbour Method, route service, distance distribution, travel time Abstrak Artikel ini difokuskan pada perbandingan karakteristik layanan rute antara kondisi eksisting dan hasil analisis menggunakan Metode Nearest Neighbour. Parameter yang digunakan untuk membandingkan terdiri atas jarak total dan total waktu perjalanan yang digunakan dalam distribusi tabung gas LPG. Untuk menjawab masalah yang terkait dengan Metode Nearest Neighbour, data awal yang harus disiapkan adalah matriks jarak dan tabungan matriks. Hasil yang diperoleh: Jumlah distribusi jarak kondisi yang ada adalah 2.071,2 km dengan total waktu tempuh 66 jam 6 menit. Nilai-nilai yang berbeda dari perhitungan Metode Nearest Neighbour, ketika total jarak 1.483,6 km dari distribusi diperoleh dengan total waktu tempuh 59 jam 49 menit. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dinyatakan bahwa Metode Nearest Neighbour menghasilkan karakteristik rute yang lebih baik. Kata-kata kunci: Nearest Neighbour Method, layanan rute, distribusi jarak, waktu tempuh
PENDAHULUAN Distribusi pergerakan, baik orang maupun barang, merupakan salah satu bagian dalam perencanaan transportasi. Secara umum, transportasi di lingkup perusahaan menyatakan perpindahan produk dari penjual ke pembeli, sedangkan distribusi adalah terminologi dalam ilmu ekonomi dan industri. Kegiatan operasional pendistribusian suatu produk dilakukan dengan menyusun jadwal dan menentukan rute. Penentuan rute merupakan keputusan pemilihan jalur terbaik sebagai upaya pelayanan konsumen. Perencanaan rute
Jurnal Transportasi Vol. 17 No. 1 April 2017: 59-70
59
mempunyai peran penting bagi kegiatan distribusi, agar suatu produk sampai secara cepat ke pelanggan. Tanpa perencanaan yang baik dalam proses tersebut, risiko keterlambatan bisa terjadi. Ada berbagai faktor yang dapat digunakan dalam menentukan rute. Hal ini berkaitan dengan parameter aksesibilitas suatu lokasi tujuan dari lokasi asal. Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk menentukan rute terbaik adalah jarak terpendek, waktu tercepat, dan biaya termurah (Muslim, 2005). PT Graha Gas Niaga adalah salah satu agen gas LPG 3 kg di Klaten. Tingginya permintaan masyarakat terhadap produk ini menyebabkan kelangkaan produk di pasaran pada beberapa waktu yang lalu. Titik koordinat suatu pangkalan oleh perusahaan hanya digunakan untuk mencari lokasi, belum dimanfaatkan dalam penentuan rute yang tepat. Selama ini, pemilihan rute yang diterapkan perusahaan hanya berdasarkan asumsi pengemudi belum berdasarkan metode tertentu. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik rute pada kondisi eksisting yang selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan algoritma Nearest Neighbour. Kedua hasilnya kemudian dibandingkan agar dapat diketahui hasil yang lebih baik.
METODE PENELITIAN Salah satu metode yang digunakan dalam penentuan rute adalah Nearest Neighbour. Secara prinsip, metode ini mengurutkan titik-titik dalam rute dari lokasi terdekat sampai lokasi terjauh. Keuntungan metode ini adalah kesederhanaan teknik analisis yang efisien dan efektif di bidang pengenalan pola, kategorisasi teks, pengenalan subjek, dan lain-lain, tetapi memiliki keterbatasan pada kebutuhan memori dan kompleksitas komputasi (Bhatia dan Vandana, 2010). Pada penelitian ini dilakukan pencarian rute dengan mengidentifikasi pangkalan berdasarkan jarak, alokasi, dan kapasitas kendaraan. Berkaitan dengan proses distribusi gas di atas, kendaraan melakukan perjalanan dari depot ke beberapa pelanggan dengan melintasi rute tertentu, sampai semua pelanggan terkunjungi sesuai jadwal. Penerapan metode nearest neighbour diharapkan dapat membantu mengatasi masalah pendistribusian gas LPG di PT Graha Gas Niaga. Matriks Jarak Untuk mendapatkan matrik jarak terlebih dahulu perlu diketahui titik koordinat yang menunjukkan titik lokasi dalam bentuk bilangan. Koordinat tersebut dicari dengan menggunakan rumus jarak pada persamaan (1): (
)
√(
)
(
)
(1)
dengan: d(1,2) = jarak antara lokasi 1 ke lokasi 2,
60
Jurnal Transportasi Vol. 17 No. 1 April 2017: 59-70
x1 x2 y1 y2
= koordinat x lokasi 1, = koordinat x lokasi 2, = koordinat y lokasi 1, dan = koordinat y lokasi 2.
Saving Matrix Saving matrix adalah penghematan matriks dengan menggabungkan jarak dua lokasi ke dalam satu rute menggunakan rumus: S (1,2) = J (G,1) + J (G,2) – J (1,2)
(2)
dengan: S (1,2) = saving matrix, J (G,1) = jarak antara Gudang ke lokasi 1, J (G,2) = jarak antara Gudang ke lokasi 2, dan J (1,2) = jarak antara lokasi 1 ke lokasi 2. Hasil perhitungan saving matrix diperoleh sejumlah nilai yang tiap komponennya berada di antara dua pangkalan. Keseluruhan pangkalan berjumlah 148, sehingga nilai saving matrix pada tabel matriks pada kolom dan baris adalah 148 x 148 atau sama dengan 21.904. Nilai saving matrix maksimal berada pada pangkalan A dan B yang kemudian menjadi pangkalan terpilih. Pangkalan terpilih adalah pangkalan yang mempunyai alokasi pada hari yang sama, jika sudah terpilih maka diabaikan dan beralih ke pangkalan berikutnya. Nilai terbesar dimulai pada angka 32,96 kemudian diurutkan ke nilai terbesar berikutnya berakhir di angka 0,71 atau keseluruhan alokasi habis. Pangkalan yang harinya sama dikelompokkan dari hari Senin sampai Sabtu. Misalnya hari Senin memiliki 10 pangkalan, bila pangkalan 1 sampai 5 memiliki jumlah alokasi kurang atau sama dengan kapasitas kendaraan 220 tabung maka masuk rute pertama, sedangkan rute 6 sampai 10 apabila memenuhi kapasitas kendaraan maka masuk rute kedua. Algoritma Nearest Neighbour Algoritma Nearest Neighbour adalah suatu metode pencarian dengan konsep penambahan titik terdekat terhadap titik sebelumnya sampai semua titik dalam satu lintasan habis (Hutasoit dkk, 2014). Pada tahap ini Gudang ditetapkan sebagai titik awal (t0) perjalanan. Lokasi terdekat dicari dan ditambahkan lalu dianggap sebagai titik akhir (t1). t1 diasumsikan sebagai t0, kemudian prosedur di atas diulangi sampai semua titik habis dan kembali ke gudang sebagai akhir perjalanan.
Penentuan Rute Pendistribusian Gas LPG (Dian Kurniawati dkk.)
61
HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Rute di PT Graha Gas Niaga Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai karakteristik rute pada kondisi eksisting, berupa jarak dan waktu tempuh rata-rata driver, serta jumlah alokasi barang. Untuk rute eksisting, waktu tempuh, dan aloksai diperoleh dari data perusahaan, sedangkan jarak tempuh diperoleh dari persamaan (1). Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Data Rute Eksisting Rute Eksisting
Armada Hari Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
1 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
G-75-15-39-G G-101-23-118-84-G G-113-43-114-G G-90-57-64-G G-36-123-93-G G-101-23-112-42-G G-27-62-3-52-G G-69-14-129-68-G G-81-109-97-5-G G-40-16-13-G G-82-23-112-G G-56-33-121-128-G G-2-77-54-G G-73-137-55-141-G G-132-127-115-G G-23-118-87-G G-27-35-125-9-G G-90-84-57-G G-11-100-99-G G-22-9-79-122-142-1-G G-118-51-126-105-G G-52-125-31-G G-18-133-76-G G-143-141-20-147-111-G G-130-94-59-G G-101-112-87-148-47-G G-19-132-37-G G-32-67-82-G G-98-138-85-G Total Rata-rata/hari
2 G-144-38-58-7-G G-48-95-G G-35-80-22-G G-120-135-103-G G-10-116-82-G G-53-47-148-G G-63-45-131-G G-50-26-110-G G-61-71-34-G G-140-100-83-G G-148-25-21-G G-43-62-28-G G-124-46-78-41-G G-20-3-108-G G-107-145-92-148-G G-119-134-51-30-G G-147-24-146-G G-89-66-102-117-G G-104-49-72-6-G G-62-19-65-G G-60-88-8-G G-74-4-96-31-G G-28-44-111-G G-116-29-139-136-G G-86-17-12-134-G
Total Jarak Tempuh (km) 73,3 48,1 52,6 73,9 49,8 85,3 55,3 86,9 26,1 51,1 91,0 80,8 55,7 69,3 75,8 127,7 92,9 26,3 104,9 66,7 32,7 111,2 48,9 40,9 77,5 61,9 92,2 57,2 117,8 2.071,2 345,2
Total Waktu Tempuh (jam:menit) 2:12 1:41 1:40 2:19 1:34 2:53 1:53 2:33 1:01 1:49 2:56 2:34 1:43 2:16 2:26 3:56 3:02 1:00 3:11 2:10 1:04 3:30 1:40 1:17 2:26 2:09 2:51 1:53 3:47 66:06 11:01
Total Alokasi Tabung Minggu ke 1
2
349 272 269 345 231 330 371 435 321 304 355 397 336 258 336 361 422 279 282 171 206 380 280 218 280 185 317 343 365
350 272 270 345 231 330 375 436 319 308 355 397 336 256 332 365 423 278 284 171 209 380 281 220 280 185 316 343 365
1.550
3
350 270 273 345 229 330 375 437 317 304 355 397 334 255 331 364 423 278 282 169 209 382 280 219 279 185 316 342 365 37.185 1.552 1.549
4 349 270 270 345 228 330 375 435 316 299 355 397 334 256 331 363 421 278 282 169 209 382 279 219 278 185 316 342 365 1.546
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui, distribusi rata-rata per hari menempuh jarak 345,2 km selama 11 jam 1 menit. Jarak terpendek dilalui armada 5 sebesar 26,1 km pada hari Selasa, sedangkan terjauh dilalui armada 2 sebesar 127,7 km pada hari Kamis yang juga memiliki waktu terlama 3 jam 56 menit. Waktu tercepat ditempuh oleh armada 4 pada hari Kamis selama 1 jam. Total jarak tempuh adalah 2.071,2 km dengan total waktu tempuh 66 jam 6 menit. Range muatan per hari sekitar 169-437 tabung, sedangkan distribusi per minggu sekitar 1.546-1.552 tabung. Muatan terbanyak berada pada hari Selasa minggu ketiga oleh armada 4 sebesar 437 tabung untuk dua kali perjalanan. Muatan terkecil terjadi pada hari Jumat pada minggu ke-3 dan 4 oleh armada 1 sebesar 169 tabung untuk satu kali perjalanan. Jarak terpendek belum tentu memiliki waktu tercepat, begitu pula sebaliknya. Sebagai contoh jika rute terpendek tersebut ditempuh selama 1 jam 1
62
Jurnal Transportasi Vol. 17 No. 1 April 2017: 59-70
Alokasi Tabung
menit dibandingkan dengan rute pada hari Jumat oleh armada 2 dengan jarak 32,7 km ditempuh selama 1 jam 4 menit. Berdasarkan kondisi eksisting dapat dijelaskan bahwa driver memilih rute melalui jalan lingkungan yang sepi dan kondisi jalan halus. Jarak yang ditempuh lebih jauh, tetapi perjalanan lebih lancar dan lebih cepat sampai. Meskipun jumlah pangkalan yang dikunjungi sama, ternyata keduanya mempunyai kinerja yang berbeda. Berdasarkan Tabel 1 dapat dibuat pula pola distribusi per hari, seperti pada Gambar 1 sampai Gambar 3. 436 422 450 397 381 374 365 363 400 350 345 355 343 335 333 330 318 316 350 304 301 271 283 280 279 278 271 300 256 230 219 208 250 185 170 200 150 100 50 0 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Hari
pick up 1
pick up 2
pick up 3
pick up 4
pick up 5
Gambar 1 Pola Distribusi Tabung Per Hari Berdasarkan Alokasi pada Kondisi Eksisting
Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat alokasi tertinggi dimiliki armada 4 pada hari Selasa, sedangkan terendah pada hari Jumat oleh armada 1. Alokasi terbanyak terjadi pada hari Selasa, sedangkan terendah terjadi pada hari Jumat. Muatan terbanyak per hari dimiliki oleh armada 3 dan muatan terkecil dimiliki armada 1. Armada 2 dan 3 memiliki rata-rata muatan yang sama pada hari Senin. Selisih muatan yang terlalu jauh terlihat pada hari Jumat oleh armada 1 dan 3 sebesar 211 tabung. Pola distribusi alokasi per hari mayoritas berada di atas 225 tabung, berdasarkan nilai tengah antara 0-450 frekuensi armada terbanyak. 127,7
Jarak Tempuh (km)
140 120 100 80 60 40
91,0 85,3 86,9 80,8 75,8 73,3 73,9 69,3 52,6 55,7 49,8 55,3 51,1 48,1 37,4 26,1
104,9 92,9
111,2
66,7 26,3
32,7
48,9 40,9
117,8
92,2 77,5 61,9 57,2
20 0
Senin pick up 1
Selasa pick up 2
Rabu Hari pick up 3
Kamis
Jumat pick up 4
Sabtu pick up 5
Gambar 2 Pola Distribusi Tabung Per Hari Berdasarkan Jarak Tempuh pada Kondisi Eksisting
Penentuan Rute Pendistribusian Gas LPG (Dian Kurniawati dkk.)
63
Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat jarak terjauh dimiliki armada 2 pada hari Kamis, sedangkan jarak terpendek dimiliki armada 5 pada hari Selasa. Jarak terjauh terjauh terjadi pada hari Kamis, sedangkan terpendek terjadi pada hari Senin. Jarak terjauh per hari dimiliki oleh armada 3 dan terpendek dimiliki oleh armada 4. Selisih jarak yang terlalu jauh terlihat pada hari Kamis oleh armada 2 dan 4 sebesar 101,4 km. Pola distribusi jarak tempuh per hari mayoritas berada di bawah 70 km, berdasarkan nilai tengah antara 0-140 frekuensi armada terkecil.
Gambar 3 Pola Distribusi Tabung Per Hari Berdasarkan Waktu Tempuh pada Kondisi Eksisting
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat waktu terlama dimiliki armada 2 pada hari Kamis, sedangkan tercepat dimiliki armada 4 pada hari yang sama. Jadwal distribusi terlama terjadi pada hari Kamis, sedangkan tercepat terjadi pada hari Senin. Waktu terlama per hari dimiliki oleh armada 2 dan waktu tercepat dimiliki armada 4. Armada 1 memiliki waktu tempuh yang sama pada hari Kamis dan Sabtu, begitu juga armada 3 dan 4 pada hari Senin dan Jumat. Armada 5 (Selasa), armada 4 (Kamis) dan armada 2 (Jumat) memiliki selisih waktu tempuh hanya 4 menit. Selisih waktu yang terlalu jauh terlihat pada hari Kamis oleh armada 2 dan 4 selama 2 jam 56 menit. Pola distribusi waktu tempuh per hari mayoritas berada di atas 2 jam 9,5 menit, berdasarkan nilai tengah antara 0:00-4:19 (jam:menit) frekuensi terbanyak dan terkecil. Berdasarkan Gambar 1sampai dengan Gambar 3 dapat diketahui bahwa rute yang dilewati setiap armada berbeda-beda. Pola distribusi antara alokasi tabung, jarak, dan waktu tempuh terjadi pada hari Senin dengan trend yang hampir sama. Apabila terdapat beban kerja yang besar pada salah satu armada, jadwal distribusi dapat diputar ke armada lain setiap minggunya tergantung pada kebijakan perusahaan. Penentuan Rute dengan Metode Nearest Neighbour Penentuan rute merupakan keputusan penting dalam proses distribusi (Chopra dan Meindl, 2010). Beberapa tahapan dalam penentuan rute adalah sebagai berikut:
64
Jurnal Transportasi Vol. 17 No. 1 April 2017: 59-70
Perhitungan Matriks Jarak Perhitungan matriks jarak bertujuan untuk mengetahui jarak antarlokasi. Contoh perhitungannya adalah: 1. Koordinat Gudang: x1 adalah -7.713985 dan y1 adalah 110.614673 dan 2. Koordinat Pangkalan 1: x2 adalah -7.749775 dan y2 adalah 110.696182 Data kordinat tersebut dimasukkan ke dalam persamaan (1) sehingga diperoleh d sebesar 9,9 km atau jarak Gudang ke Pangkalan adalah 9,9 km. Perhitungan Saving Matrix Perhitungan saving matrix dilakukan untuk menghemat jarak, contoh perhitungannya dapat dilihat sebagai berikut: 1. Jarak dari Gudang ke Pangkalan 1 adalah J (G,1) sebesar 9,9 km 2. Jarak dari Gudang ke Pangkalan 2 adalah J (G,2) sebesar 5,07 km 3. Jarak dari Pangkalan 1 ke Pangkalan 2 adalah J (1,2) sebesar 14,41 km Data tersebut dimasukkan ke dalam Persamaan 2 sehingga diperoleh S (1,2) sebesar 0,56 (berasal dari 9,9 + 5,07 – 14,41). Dengan demikian nilai saving matrix pangkalan 1 dan 2 adalah sebesar 0,56 km. Mengalokasikan Pangkalan ke Kendaraan atau Rute Berdasarkan nilai maksimal saving matrix dapat diidentifikasi pangkalan terpilih berdasarkan alokasi pada hari yang sama. Misalnya pangkalan pada hari rabu adalah 46, 78, 124, 41, 112, dan seterusnya, dengan masing-masing alokasi tabung sebesar 100, 63, 30, 25, 25, dan seterusnya. Jumlah alokasi pangkalan 46, 78, 124, dan 41 adalah 218 tabung. Jumlah alokasi tersebut sudah memenuhi kapasitas kendaraan sebesar 220 tabung. Bila ditambah alokasi pangkalan 112, yaitu 25 tabung, akan menjadi sebesar 243 tabung, sehingga akan kelebihan kapasitas. Alokasi pangkalan per hari selama 4 minggu ini didasarkan pada data perusahaan. Algoritma Nearest Neighbour Pangkalan dalam kelompok rute teridentifikasi masih acak sehingga perlu diurutkan. Diasumsikan bahwa tiap pangkalan melakukan rute perjalanan GudangPangkalan-Gudang, kemudian diurutkan dari jarak terpendek hingga terjauh sehingga diperoleh rute G-43-58-23-101-118-G. Contoh jarak rute pangkalan dapat dilihat pada Tabel 2. Rute Nearest Neighbour kemudian dibagi ke dalam 5 armada. Sebagai contoh pada hari Senin memiliki 8 rute, untuk masuk ke dalam 5 armada maka akan ada 2 rute yang digabung ke dalam 1 armada untuk dua kali perjalanan. Sebagai contoh, misalnya rute G-103-70-G berjarak 0,78 km dapat digabungkan dengan rute G-20-143-141-22-135-G berjarak 37,3 km.
Penentuan Rute Pendistribusian Gas LPG (Dian Kurniawati dkk.)
65
Tabel 2 Contoh Jarak Rute Pangkalan Rute Pangkalan Jarak (km) G-118-G 21,96 G-43-G 19,36 G-23-G 19,45 G-101-G 20,13 G-58-G 19,44
Tabel 3 Rute Nearest Neighbour Hari
Armada (Pick Up)
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Total Rata-rata/hari
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Total Total Jarak Waktu Tempuh Tempuh (km) (jam:menit)
Rute Nearest Neighbour 1 G-43-58-23-101-118-G G-38-75-114-7-G G-20-143-141-22-135-G G-64-120-15-39-G G-95-35-80-90-57-G G-42-26-68-110-G G-36-148-23-101-G G-112-50-47-53-G G-123-93-10-116-131-82-G G-71-52-62-G G-3-108-82-21-62-G G-41-124-46-78-G G-20-141-28-G G-100-148-43-23-112-G G-82-25-G G-119-134-72-30-G G-51-118-87-49-G G-145-92-125-G G-100-148-23-99-G G-57-132-107-24-G G-51-118-125-G G-65-1-31-19-G G-22-147-9-111-79-122-G G-20-143-141-133-G G-18-142-62-G G-86-112-17-47-134-G G-139-44-111-148-G G-31-98-87-G G-85-28-19-G G-94-59-4-74-101-G
2 G-103-70-G G-106-144-G G-91-84-113-48-G G-69-G G-5-61-97-45-G G-14-129-63-G G-109-81-34-27-3-G G-56-128-G G-121-33-140-G G-13-73-137-16-83-G G-55-40-2-77-54-G G-66-89-117-102-G G-84-146-11-6-G G-147-115-127-9-G G-104-27-35-90-G
G-8-88-52-76-126-60-G G-105-G G-32-67-29-G G-136-12-130-138-G G-96-37-116-82-132-G
74,4 61,8 38,1 39,5 35,8 59,1 45,6 43,0 28,7 59,2 69,5 38,8 38,6 48,9 44,7 58,3 52,5 52,9 54,5 59,7 47,2 35,0 34,1 50,3 35,9 52,0 50,9 40,5 61,6 72,5 1.483,6 247,3
2:43 2:20 1:33 1:33 1:24 2:02 1:49 1:45 1:11 2:35 2:37 1:14 1:37 2:22 1:57 2:12 2:13 2:05 2:22 2:41 1:51 1:23 1:29 2:11 1:27 1:58 1:58 1:41 2:30 3:07 59:49 9:58
Total Alokasi Tabung Minggu ke 1 206 200 393 324 413 220 292 407 367 402 205 305 354 436 350 191 345 370 387 387 180 210 214 400 251 205 177 343 415 350 37.185 1.550
2 208 200 393 325 412 221 293 408 365 404 205 305 359 434 349 196 345 367 387 388 180 210 220 400 251 205 176 343 415 350
3 208 200 393 325 411 221 293 407 364 403 205 304 353 435 348 194 345 366 385 388 180 210 216 399 254 205 176 343 415 348
4 208 200 392 324 410 220 292 405 364 403 205 304 349 435 348 193 345 366 384 387 180 210 216 398 254 205 176 343 415 347
1.552
1.549
1.546
Rute Nearest Neighbour secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3. Proses distribusi rata-rata per hari menempuh jarak 247,3 km dengan waktu tempuh 9 jam 58 menit. Total jarak tempuh sebesar 1.483,6 km dengan total waktu tempuh 59 jam 49 menit. Range muatan per hari sekitar 176-436 tabung, sedangkan distribusi per minggu sekitar 1.5461.552 tabung. Jarak terpendek dilalui armada 4 sebesar 28,7 km pada hari Selasa yang juga memiliki waktu tercepat 1 jam 11 menit. Jarak terjauh dilalui armada 1 sebesar 74,4 km pada hari Senin. Muatan terbanyak berada pada hari Rabu pada minggu pertama oleh armada 4 sebesar 436 tabung untuk dua kali perjalanan. Muatan terkecil terjadi pada hari Sabtu pada minggu ke-2 sampai ke-4 oleh armada 2 sebesar 176 tabung untuk satu kali
66
Jurnal Transportasi Vol. 17 No. 1 April 2017: 59-70
perjalanan. Jarak terpendek memiliki waktu tercepat, akan tetapi ada juga rute yang lebih jauh memiliki waktu tempuh minimum. Sebagai contoh rute G-41-124-46-78-G pada hari Rabu oleh armada 2 memiliki selisih jarak 10 km dengan selisih waktu hanya 4 menit. Jarak terjauh belum tentu memiliki waktu terlama. Sebagai contoh, jika jarak terjauh di atas ditempuh selama 2 jam 43 menit dibandingkan dengan rute pada hari Sabtu oleh armada 5 ditempuh selama 3 jam 7 menit. Berdasarkan kondisi eksisting dijelaskan, bahwa rute Nearest Neighbour (Lihat Gambar 3) melewati ruas dalam kota dengan kondisi ramai lancar ataupun jalan lingkungan dengan kondisi yang lebih sepi. Meskipun rute terpendek memiliki jumlah kunjungan lebih banyak, akan tetapi jarak antarlokasi berdekatan sehingga waktu tempuh lebih cepat. Rute terjauh memiliki jumlah kunjungan lebih sedikit tetapi jarak antarlokasi berjauhan. Waktu terlama memiliki jumlah kunjungan yang sama, akan tetapi dilakukan dalam dua kali perjalanan. Berdasarkan Tabel 3 dapat dibuat pola distribusi per hari seperti Gambar 4 sampai 6.
Gambar 4 Pola Distribusi Tabung Per Hari Berdasarkan Alokasi pada Rute Nearest Neighbour
Gambar 4 menunjukkan bahwa alokasi tertinggi dimiliki armada 4 pada hari Rabu, sedangkan terendah pada hari Sabtu oleh armada 2. Alokasi terbanyak terjadi pada hari Selasa, sedangkan terkecil terjadi pada hari Jumat. Muatan terbanyak per hari dimiliki oleh armada 4 dan muatan terkecil dimiliki armada 1. Armada 1 memiliki muatan yang sama pada hari Rabu dan Sabtu. Armada 1 juga memiliki range alokasi per hari yang berdekatan sekitar 180-221 tabung. Selisih muatan yang terlalu jauh terlihat pada hari Sabtu oleh armada 2 dan 4 sebesar 239 tabung. Pola distribusi alokasi per hari mayoritas berada di atas 225 tabung, berdasarkan nilai tengah antara 0-450 frekuensi terbanyak dan terkecil. Pada Gambar 5 terlihat bahwa pola distribusi jarak tempuh per hari. Jarak terjauh dimiliki armada 1 pada hari Senin, sedangkan jarak terpendek dimiliki armada 4 pada hari Selasa. Jadwal distribusi terjauh terjadi pada hari Kamis, sedangkan terpendek terjadi pada hari Jumat. Jarak terjauh per hari dimiliki oleh armada 1 dan terpendek dimiliki oleh armada 3. Selisih jarak yang terlalu jauh terlihat pada hari Senin oleh armada 1 dan 5 sebesar 38,61 km. Pola distribusi jarak tempuh per hari mayoritas lebih besar dari 40 km, berdasarkan nilai tengah antara 0-80 frekuensi terbanyak dan terkecil.
Penentuan Rute Pendistribusian Gas LPG (Dian Kurniawati dkk.)
67
Gambar 5 Pola Distribusi Tabung Per Hari Berdasarkan Jarak Tempuh pada Rute Nearest Neighbour
Gambar 6 Pola Distribusi Tabung Per Hari Berdasarkan Waktu Tempuh pada Rute Nearest Neighbour
Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa pola distribusi waktu tempuh per hari. Waktu terlama dimiliki armada 5 pada hari Sabtu, sedangkan waktu tercepat dimiliki armada 4 pada hari Selasa. Jadwal distribusi terlama terjadi pada hari Kamis, sedangkan tercepat terjadi pada hari Jumat. Waktu terlama per hari dimiliki oleh armada 5 dan waktu tercepat dimiliki armada 2. Armada 3 dan 4 memiliki waktu tempuh yang sama pada hari Senin, begitu juga armada 1 dan 2 pada hari Sabtu. Armada 4 memiliki waktu tempuh yang sama pada hari Rabu dan Kamis. Selisih waktu yang jauh terlihat pada hari Sabtu oleh armada 3 dan 5 selama 1 jam 26 menit. Pola distribusi waktu tempuh per hari mayoritas berada di atas 1 jam 40,5 menit, berdasarkan nilai tengah antara 0:00-3:21 (jam:menit) frekuensi terbanyak dan terkecil. Perbedaan muatan antararmada menyebabkan beban kerja yang berbeda pula, akan tetapi jadwal distribusi dapat diputar ke armada lain. Perbandingan Rute Eksisting dengan Rute Nearest Neighbour Berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya dapat diketahui perbedaan nilai antara rute eksisting dengan metode nearest neighbour seperti terlihat pada Tabel 4. Penghematan total jarak sebesar 587,6 km dan waktu tempuh selama 6 jam 17 menit pada rute Nearest
68
Jurnal Transportasi Vol. 17 No. 1 April 2017: 59-70
Neighbour. Berdasarkan selisih jarak terpendek dapat diketahui, bahwa rute eksisting lebih dekat 2,6 km daripada Nearest Neighbour pada hari yang sama. Meskipun demikian diketahui juga, bahwa rute tersebut lebih jauh 53,3 km dilihat dari selisih jarak terjauh. Berdasarkan selisih waktu terpendek dapat diketahui bahwa rute eksisting lebih cepat 11 menit dibandingkan Nearest Neighbour, akan tetapi rute tersebut ditempuh 49 menit lebih lama. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan mengurutkan rute dapat direncanakan pangkalan mana terlebih dahulu yang akan dikunjungi sehingga tidak terjadi perjalanan yang tidak perlu dan membuang waktu. Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Rute Nearest Neighbour Rute Nearest Parameter Rute Driver Neighbour Total jarak tempuh (km) 2.071,2 1.483,6 Total waktu tempuh (jam:menit) 66:06 59:49 Rata-rata jarak tempuh (km/hari) 345,2 247,3 Rata-rata waktu tempuh (jam:menit/hari) 11:01 9:58 Range jarak tempuh (km) 26,1-127,7 28,7-74,4 Range waktu tempuh (jam:menit) 1:00-3:56 1:11-3:07
Selisih 587,6 6:17 97,9 1:03 2,6-53,3 0:11-0:49
KESIMPULAN Karakteristik rute eksisting memiliki range pendistribusian 26,1-127,7 (km) dengan waktu tempuh 1:00-3:56 (jam:menit). Total jarak tempuh diperoleh hasil sebesar 2.071,2 km dengan total waktu tempuh 66 jam 6 menit. Karakteristik rute Nearest Neighbour menghasilkan range pendistribusian 28,774,4 (km) dengan waktu tempuh antara 1:11-3:07 (jam:menit). Total jarak tempuh diperoleh hasil sebesar 1.483,6 km dengan total waktu tempuh 59 jam 49 menit dengan rute terpilih berdasarkan metode Nearest Neighbour. Hal ini didukung dengan selisih jarak sebesar 587,6 km dengan waktu tempuh 6 jam 17 menit.
DAFTAR PUSTAKA Bhatia, N. dan Vandana. 2010. Survey of Nearest Neighbour. International Journal of Computer Science and Information Security, Vol. 8. (Online), (http://arxiv.org/ftp/ arxIV/papers/1007/0085.pdf.). Chopra, S. dan Meindl, P. 2010. Supply Chain Management: Strategy, Planning and Operations. Upper Saddle River. N. J.: Prentice Hall. Hutasoit, C.S., Susanty, S., dan Imran, A. 2014. Penentuan Rute Distribusi Es Balok Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour dan Local Search: Studi Kasus PT X.
Penentuan Rute Pendistribusian Gas LPG (Dian Kurniawati dkk.)
69
Jurnal Institut Teknologi Nasional, 2 (2): 268-276. (Online), (http://ejurnal.itenas. ac.id). Muslim, A. 2005. Aplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi DINAMIK, 10 (2): 76-83. (Online), (http://down load.portalgaruda.org/article).
70
Jurnal Transportasi Vol. 17 No. 1 April 2017: 59-70