.
PENGARUH LATIHAN GROUNDSTROKE DENGAN METODE ROTATION DAN RALLYERS AND RUNNERS TERHADAP KEMAMPUAN RALLY 3 MENIT PADA MAHASISWA PUTRA PESERTA IKK TENIS JURUSAN PKLO FIK UNNES TAHUN 2011
SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Maharani Fatima Gandasari 6301407118
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
i
ii
SARI Maharani Fatima Gandasari. “Pengaruh Latihan Groundstroke dengan Metode Rotation dan Rallyers and Runners Terhadap Kemampuan Rally 3 Menit Pada Mahasiswa Putra Peserta IKK Tenis Jurusan PKLO FIK UNNES Tahun 2011”. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Permasalahan penelitian ini adalah apakah ada perbedaan pengaruh antara latihan groundstroke dengan menggunakan metode rotation dan rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011, jika ditemukan perbedaan mana yang lebih baik antara latihan groundstroke dengan menggunakan metode rotation dan rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK Tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011. Tujuan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh latihan groundstroke dengan menggunakan metode rotation dan rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit, jika ditemukan perbedaan mana yang lebih baik antara latihan groundstroke dengan menggunakan metode rotation dan rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011. Populasi penelitian adalah mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011 dengan jumlah 22 mahasiswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling, cara yang digunakan untuk merandomisasi menggunakan cara undian dengan jumlah sampel 16 mahasiswa. Variabel penelitian meliputi variabel bebas yaitu: 1) rotation (C1 ) , 2) rallyers and runners (C 2 ) dan variabel terikat Y yaitu hasil rally 3 menit. Instrumen penelitian: 1) tes kemampuan rally 3 menit. Metode pengumpulan data menggunakan eksperimen. Metode analisis data penelitian menggunakan analisis data statistik dengan rumus t-test yang diperhitungkan menggunakan rumus pendek. Hasil analisis data berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh nilai t.hitung sebesar 2,557. Hasil ini menunjukkan angka yang lebih besar dari nilai t.tabel yang besarnya 2,365 yang diuji berdasarkan taraf signifikansi 5% dengan (db) 7. Berdasarkan hasil uji coba beda mean yang diperoleh dari kedua kelompok, diketahui bahwa mean kelompok kontrol lebih besar daripada kelompok eksperimen atau 38,125 > 31,5 sehingga dapat diketahui bahwa kelompok kontrol lebih baik daripada kelompok eksperimen, berarti metode rotation lebih baik daripada metode rallyers and runners. Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan kepada: 1) Bagi mahasiswa khususnya peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES untuk lebih memperhatikan pukulan groundstroke dalam bermain tenis, karena groundstroke merupakan pukulan dasar yang wajib dikuasai, 2) Bagi mahasiswa lain yang tertarik melakukan penelitian sejenis dapat membandingkan hasil penelitian ini dengan metode yang lain agar diperoleh informasi yang semakin akurat terkait suatu metode yang tepat dalam meningkatkan kemampuan rally 3 menit. ii
iii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : “Selalu bersyukur, melakukan yang terbaik karena Tuhan akan selalu menunjukkan kebesaran dan kuasaNya bagi hambaNya yang sabar dan tak pernah putus asa” (D’Masiv : Jangan Menyerah ).
Persembahan : 1. Papi Drs.Sunardi, mami Sundarini dan kedua kakakku yang selalu memberikan motivasi, doa dan dukungannya 2. Yudo Tri Atmojo serta teman-temanku jurusan PKLO angkatan 2007 yang telah menjadi semangat dan motivasi untuk bisa menyelesaikan skripsi tepat waktu. 3. Almamaterku Unnes
iv
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan studi di Universitas Negeri Semarang.
2.
Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.
3.
Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah memberikan semangat, motivasi dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi tepat waktu.
4.
Bapak Soedjatmiko, S. Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan selaku dosen mata kuliah IKK Tenis Lapangan tahun 2011 yang telah sabar dalam memberikan petunjuk dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5.
Bapak Drs. Margono, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah sabar dalam membimbing dan memberikan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
v
vi
6.
Seluruh mahasiswa IKK Tenis Lapangan jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian dan telah bekerjasama selama pelaksanaan penelitian.
7.
Teman-teman jurusan PKLO angkatan 2007 khususnya IKK tenis lapangan tahun 2010 atas bantuannya selama ini dan terimakasih karena kalian telah banyak memberikan banyak motivasi dan bantuannya sehingga penulis dapat mengerjakan skripsi tepat waktu.
8.
Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini. Atas segala bantuan dan dukungannya yang telah diberikan, penulis doakan semoga amal dan bantuan saudara mendapat berkah yang melimpah dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca semua.
Semarang,
Penulis
vi
vii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... i SARI ............................................................................................................ ii PENGESAHAN............................................................................................ iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv KATA PENGANTAR .................................................................................. v DAFTAR ISI ................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ........................................................................................ x DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 1.2 Permasalahan ............................................................................ 5 1.3 Tujuan Penelitian....................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 7 1.5 Penegasan istilah ....................................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori .......................................................................... 11 2.1.1 Olahraga Tenis ....................................................................... 11 2.1.2 Teknik dasar permainan tenis .................................................. 12 2.1.3 Pengertian forehand drive ....................................................... 15 2.1.3.1 Teknik pegangan atau grip ............................................ 15 2.1.3.2 Persiapan ...................................................................... 17 vii
viii
2.1.3.2 Ayunan kebelakang (back swing) .................................. 18 2.1.3.2 Ayunan kedepan (forward swing) ................................ 19 2.1.3.2 Gerak Lanjutan (Follow Trough) ................................. 20 2.1.4 Pengertian backhand drive ...................................................... 21 2.1.4.1 Teknik pegangan atau grip ............................................ 22 2.1.4.2 Persiapan ...................................................................... 23 2.1.4.3 Ayunan kebelakang (back swing) .................................. 24 2.1.4.4 Ayunan kedepan (forward swing) ................................ 25 2.1.4.5 Gerak Lanjutan (Follow Trough) ................................. 26 2.1.5 Pengertian Rally 3 menit ......................................................... 27 2.1.6 Pengertian latihan ................................................................... 27 2.1.6.1 Tujuan latihan ............................................................... 28 2.1.6.2 Prinsip-prinsip dasar latihan .......................................... 29 2.1.6.3 Metode rotation ............................................................ 31 2.1.6.4 Metode Rallyers And Runners ....................................... 32 2.2 Kerangka berfikir ...................................................................... 32 2.2.1 Pengaruh metode latihan groundstroke dengan rotation terhadap kemampuan rally 3 menit. .......................................... 32 2.2.2 Pengaruh metode latihan groundstroke dengan rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit ....................... 33 2.3 Hipotesis ................................................................................... 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi..................................................................................... 36 3.2 Sampel dan Teknik Sampling .................................................... 36 3.3 Variabel Penelitian ................................................................... 37 viii
ix
3.4 Rancangan Penelitian ................................................................ 37 3.5 Instrumen penelitian .................................................................. 37 3.6 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 40 3.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi latihan ................................. 43 3.8 Analisis Data ............................................................................. 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 48 4.2 Pembahasan ............................................................................... 49 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ................................................................................... 51 5.2 Saran ......................................................................................... 51 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 53 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 55
ix
x
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
3.2 Tabel persiapan perhitungan statistik .......................................................
45
4.1 Perbedaan nilai t-hitung dan t-tabel .........................................................
48
x
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1 Pegangan Estern......................................................................................
16
2.2 Sikap berdiri siap pada pukulan ...............................................................
17
2.3 Pelaksanaan Ayunan kebelakang pada pukulan forehand drive ...............
18
2.4 Pelaksanaan Ayunan kedepan pada pukulan forehand drive ....................
19
2.5 Pelaksanaan Gerak lanjutan pada pukulan forehand drive .......................
20
2.6 Rangkaian Melakukan pukulan forehand drive........................................
21
2.7 Pelaksanaan Eastern Backhand Grip .......................................................
23
2.8 Pelaksanaan Ayunan ke Belakang Pada Pukulan Backhand drive ............
24
2.9 Pelaksanaan Ayunan ke Depan pada Pukulan Backhand drive.................
25
2.10 Pelaksanaan Ayunan Gerak Lanjut pada Pukulan Backhand drive .........
26
2.11 Rangkaian Melakukan pukulan Backhand drive ....................................
26
2.12 Cara Pelaksanaan Metode Rotation .......................................................
31
2.13 Cara Pelaksanaan Metode rallyers and runners .....................................
32
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Surat Usul Penetapan Pembimbing Skripsi.................................................. 2. Surat Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ............................................
56 57
3. Surat Permohonan Ijin Penelitian Skripsi .................................................
58
4. Daftar Nama Dosen Pembimbing dan Petugas Lapangan .........................
59
5. Petunjuk Pelaksanaan Instrument Tes Kemampuan Rally 3 Menit ...........
60
6. Daftar Nama Sampel Penelitian ...............................................................
63
7. Daftar Hasil Tes Awal Rally 3 Menit Mahasiswa Putra Peserta IKK Tenis PKLO FIK Tahun 2011 .................................................................
64
8. Rangking Hasil Test Awal (Pre-Test) ......................................................
65
9. Daftar Hasil Pembagian Kelompok Kontrol dan Eksperimen Tes Awal (Pre-Test) ................................................................................
66
10. Data Perhitungan Statistik Hasil Tes Awal(Pre-Test) dengan Pola M-S ...
67
11. Daftar Hasil Tes Akhir Rally 3 Menit Mahasiswa Putra Peserta IKK Tenis PKLO FIK Tahun 2011 .................................................................
69
12. Rangking Hasil Test Akhir (Post-Test) ....................................................
70
13. Daftar Hasil Pembagian Kelompok Kontrol dan Eksperimen Tes Akhir (Post-Test) ..............................................................................
71
14. Data Perhitungan Statistik Hasil Tes Akhir(Post-Test) dengan Pola M-S..
72
15. Program Latihan Groundstroke IKK Tenis Lapangan PKLO FIK Tahun 2011.. ....................................................................................
74
16. Uji Perbedaan Mean ................................................................................
80
17. Dokumentasi Penelitian ..........................................................................
81
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan
olahragawan secara terencana, berjenjang dan berkelanjutan melalui kompetensi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan (UU RI No. 3 tahun 2005). Adapun kelompok yang terlibat diantaranya yaitu pelatih, pemain atau atlet dan semua pengurus yang berwewenang
terhadap
pengembangan
dan
pembinaan
olahraga
untuk
menciptakan bibit-bibit olahragawan yang berprestasi. Menurut Harsono (1988:98), Prestasi olahraga di Indonesia belakangan ini telah meningkat secara mencolok seperti dibuktikan pada cabang olahraga sepak bola yang sejak dulu prestasinya terpuruk kini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Prestasi olahraga yang semula dibayangkan orang sukar atau malah mustahil akan dapat dicapai, kini menjadi hal yang lumrah, dan jumlah atlet yang mampu untuk mencapai prestasi semakin banyak. Banyak orang yang bertanya, faktor apa saja yang dapat memungkinkan peningkatan prestasi yang demikian mencolok dan jawabannya adalah olahraga. Karena olahraga merupakan suatu kegiatan yang begitu menantang sehingga menumbuhkan motivasi yang begitu tinggi pada atlet untuk berlatih keras dan tekun. Saat ini sudah banyak dukungan dari peralatan canggih dan sarana prasarana yang semakin modern. Disamping itu, ilmuwan dan spesialis olahraga
1
2
juga menjadi semakin banyak. Semua ini terefleksikan di dalam peningkatan metodologi dan sistem latihan menurut Harsono (1988:99). Menurut Harsono (1988:100), Tujuan serta sasaran utama dari latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Ada empat aspek latihan yang dapat mencapai tujuan dari latihan itu sendiri yaitu: 1) Latihan Fisik (physical training) dalam hal ini dimaksudkan supaya dalam latihan harus ada perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh. Beberapa komponen fisik yang harus dikembangkan adalah daya tahan kardiovaskuler, daya tahan kekuatan, strength, flexibility ,speed, stamina, agility dan power. 2) Latihan Teknik (technical training) yang dimaksud dengan latihan teknik di sini adalah latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang dalam suatu cabang olahraga yang ditekuni si atlet. 3) Latihan Taktik (tactical
training)
tujuan
latihan
taktik
adalah
untuk
menumbuhkan
perkembangan interpretive atau daya tafsir pada atlet. Teknik gerakan yang telah dikuasai dengan baik kini harus dituangkan dan diorganisir dalam pola-pola permainan, formasi, strategi, serta taktik pertahanan dan penyerangan. 4) Latihan Mental (psychological training) adalah latihan yang lebih menekankan pada perkembangan kedewasaan (maturitas) atlet serta perkembangan emosional dan implusif. Tujuan dari latihan mental adalah untuk mempertinggi efisiensi mental atlet, terutama apabila atlet berada dalam situasi stress yang kompleks. Dalam cabang olahraga apapun keempat aspek tersebut harus sering dilatih dan diajarkan secara serempak. Kesalahan umum para pelatih biasanya
3
mengabaikan aspek psikologis dan kurang diperhatikan pada waktu melatih. Maka di dalam melatih harus di seimbangkan keempat aspek tersebut. Sedangkan dalam cabang olahraga tenis khususnya, teknik bermain tenis lapangan bagi pemain wajib dikuasai, karena dapat menentukan beberapa variasi permainan dan tingkat kemenangan pada saat bertanding di sebuah pertandingan. Penguasaan teknik dasar adalah untuk pemantapan dan pengembangan pukulan selanjutnya. Adapun teknik pukulan dasar menurut Katili (1973:15) bahwa ada empat jenis pukulan dasar dalam permainan tenis, yaitu: 1) groundstrokes, 2) volley, 3) secvice, 4). Smash, 5) Lob. Menurut Magethi (1990:31) dikenal ada 4 jenis pukulan dasar yaitu : 1) groundstroke, 2) service, 3) lob, dan 4) volley. Menurut Brown (2002:31) pengertian dari groundstroke adalah pukulan setelah bola memantul kelapangan. Mengapa groundstroke sangat penting karena dalam permainan pukulan jenis groundstroke yang paling sering digunakan adalah jenis pukulan forehand drive maupun backhand drive. Forehand drive menurut Katili (1973:24) pada umumnya adalah pukulan disebelah kanan pemain. Pada pemain kidal dari sebelah kirinya. Sedangkan backhand drive merupakan salah satu pukulan yang sangat menentukan dalam bermain tenis, karena backhand drive juga salah satu pukulan yang sering digunakan dalam permainan tenis yang sering kali digunakan untuk mendapatkan poin. Dalam hal ini untuk mengembangkan dan meningkatkan pukulan khusunya untuk forehand drive dan backhand drive dengan menggunakan tes kemampuan rally 3 menit. Menurut pendapat Magethi (1990:15) pengertian rally adalah serangkaian pukulan yang
4
terdiri dari suatu permainan, biasanya dilakukan untuk mencari kelemahan lawan atau untuk menguras stamina lawan. Ada begitu banyak latihan tenis, beberapa pelatih memberikan bentuk latihan tertentu untuk meningkatkan kualitas bermain tenis, disini peneliti melakukan penelitian yaitu rally 3 menit yang menjadi salah satu bentuk latihan groundstroke dalam permainan tenis. Salah satu penemuan membuktikan bahwa seberapa baik suatu keterampilan yang dipelajari sangat dipengaruhi oleh sejauh mana pemain harus bervariasi dalam latihan apapun, dimana dalam penelitian ini adalah variasi latihan groundstroke dengan menggunakan metode rotation dan rallyers and runners, karena metode rotation dan rallyers and runners belum pernah dicoba oleh para pelatih dalam melatih khususnya di Indonesia. Maka dari itu penulis ingin mencoba meneliti menggunakan 2 metode tersebut yaitu metode rotation dan metode rallyers and runners yang ditujukan kepada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES dimana tujuannya adalah agar mahasiswa dapat memperbaiki dan lebih memahami tentang apa itu pukulan groundstroke dengan alasan pukulan groundstroke merupakan pukulan yang paling sering digunakan dan wajib untuk menguasainya. Selain itu koordinasi dan konfirmasi yang lebih mudah didapat penulis selama pelaksanaan penelitian. Penulis melakukan koordinasi dan konfirmasi tidak hanya sekali atau dua kali saja namun beberapa kali penulis melakukan koordinasi dan konfirmasi kepada pelatih IKK dan juga mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES itu sendiri, karena kemudahan tersebut penulis merasa bersemangat untuk segera melakukan penelitian. Dari beberapa hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti
5
masalah tersebut dengan judul "PENGARUH LATIHAN GROUNDSTROKE DENGAN METODE ROTATION DAN RALLYERS AND RUNNERS TERHADAP KEMAMPUAN RALLY 3 MENIT PADA MAHASISWA PUTRA PESERTA IKK TENIS JURUSAN PKLO FIK UNNES TAHUN 2011”. Sebagai alasan pemilihan
judul tersebut sebagai berikut: 1. Adanya perubahan peningkatan dan pengembangan pukulan groundstroke terhadap kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011. 2. Ada beberapa macam bentuk latihan groundstroke salah satunya dengan menggunakan metode rotation dan rallyers and runners 3. Belum ada penelitian yang sama tentang pengaruh metode rotation dan rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit di jurusan PKLO FIK UNNES. 4. Adanya kemudahan dalam koordinasi dan konfirmasi dengan pelatih dan mahasiswa peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.
1.2
Permasalahan Dalam suatu penelitian apapun terdapat suatu permasalahan yang tentunya
sangat perlu untuk diteliti, dianalisis, dan diusahakan pemecahannya. Setelah memperhatikan beberapa uraian diatas, penulis merumuskan masalah penelitian ini dengan membatasi permasalahan pada perbedaan hasil metode rotation dan rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit
6
Sesuai dengan judul yang telah dipilih penulis seperti di atas maka dengan demikian timbul suatu pemikiran, perhatian dan permasalahan bagi penulis untuk meneliti suatu masalah seperti sebagai berikut: 1.2.1
Apakah ada perbedaan pengaruh antara latihan groundstroke dengan menggunakan metode rotation dan rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011?
1.2.2
Manakah yang memberikan hasil lebih baik antara latihan groundstroke dengan menggunakan metode rotation dan rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011?
1.3
Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang akan dilakukan harus mempunyai tujuan, agar
memperoleh gambaran yang jelas serta bermanfaat bagi yang menggunakan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: 1.3.1
Mengetahui
perbedaan
pengaruh
latihan
groundstroke
dengan
menggunakan metode rotation dan rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011. 1.3.2
Mengetahui hasil yang lebih baik antara latihan groundstroke dengan menggunakan metode rotation dan rallyers and runners terhadap
7
kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.
1.4
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1.4.1
Menambah wawasan serta pengetahuan dan juga merupakan pengalaman yang berharga bagi penulis. Sebagai bahan kajian untuk melakukan koreksi dan pengkajian ulang terhadap hasil dan metode latihan yang ada, sehingga latihan yang dicapai memperoleh hasil yang maksimal dan tentunya yang diharapkan.
1.4.2
Bagi mahasiswa khususnya peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES untuk lebih memperhatikan pukulan groundstroke dalam bermain tenis, mengingat bahwa pukulan groundstroke merupakan pukulan dasar yang wajib dikuasai.
1.4.3
Bagi mahasiswa lain yang tertarik melakukan penelitian sejenis dapat membandingkan hasil penelitian ini dengan metode yang lain agar diperoleh informasi yang semakin akurat terkait suatu metode yang tepat dalam meningkatkan kemampuan rally 3 menit.
1.5
Penegasan Istilah Untuk menghindari salah penafsiran dalam memberi pengertian yang
dimaksud dalam judul, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang
8
dianggap penting, dengan demikian ada kesamaan pendapat dalam memberikan penafsiran, maka perlu adanya penegasan istilah yang meliputi: 1.5.1
Pengaruh Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:849)
adalah daya yang ada atau timbul dari suatu (baik orang maupun benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh dalam hal ini dimaksudkan bahwa pada penelitian ini yaitu latihan
groundstroke
memberikan
pengaruh
atau
tidak
dalam
menggunakan 2 bentuk metode yang berbeda yaitu metode rotation dan rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit. 1.5.2
Latihan Groundstroke Latihan menurut pengertiannya adalah latihan yang berdasarkan
satu jenis bahan atau situasi untuk mengembangkan kemampuan umum, keterampilan, atau sifat tertentu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:643). Dalam penelitian ini yang dimaksud latihan groundstroke adalah suatu bentuk atau cara pengembangan teknik dasar tenis yaitu groundstroke dalam bentuk kegiatan yang rutin (latihan), dimana dalam melakukan kegiatan latihan tersebut menggunakan metode rotation dan rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011. 1.5.3
Rotation Menurut Charles (1988:35), rotation merupakan suatu bentuk metode yang digunakan dalam latihan groundstroke yang bertujuan untuk
9
mengembangkan konsistensi pukulan groundstroke dalam permainan rally. Konsistensi pukulan baik forehand drive maupun backhand drive sangat berpengaruh, karena jika pukulan tidak konsisten maka tidak akan terjadi rally. Dengan adanya latihan groundstroke dengan metode rotation konsistensi pukulan dapat diharapkan adanya peningkatan pukulan groundstroke terhadap kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011. 1.5.4 Rallyers and Runners Rallyers and Runners adalah suatu bentuk metode latihan yang bertujuan untuk meningkatkan konsistensi pukulan groundstroke dengan menggunakan unsur olahraga (Charles, 1988:35). Dalam penulisan ini yang dimaksud dengan rallyers and runners adalah salah satu metode yang merupakan suatu bentuk latihan groundstroke, dilakukan dengan tujuan yakni pengembangan dan peningkatan pukulan groundstroke terhadap kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011. 1.5.5
Rally Menurut pendapat Magethi (1990:15) rally merupakan serangkaian pukulan yang terdiri dari suatu permainan, biasanya dilakukan untuk mencari celah–celah/kelemahan lawan atau untuk menguras stamina lawan. Sedangkan menurut Lardner (1996:179) rally adalah kedua pihak mengembalikan bola ketika berlatih atau ketika memperebutkan suatu point. Istilah ini juga dipakai sebagai kata benda. Rally diberikan oleh
10
pelatih kepada setiap pemain pemula untuk memperbaiki pukulan forehand drive dan backhand drive. Rally dapat menjadi senjata yang ampuh jika digunakan pemain untuk mengalahkan lawan, pemain yang menguasai permainan rally konsistensi pukulannya tidak diragukan lagi. 1.5.6
Mahasiswa IKK Tenis Lapangan Dalam hal ini yang dimaksud mahasiswa IKK adalah sekumpulan mahasiswa yang memilih cabang olahraga tertentu sesuai bakat dan minatnya sebagai mata kuliah Ilmu Kepelatihan Khusus. Ilmu Kepelatihan Khusus merupakan mata kuliah khusus yang berisi praktek dan teori mengenai kepelatihan sesuai cabang olahraga yang diambil. Dalam penelitiaian ini yang dipakai sebagai objeknya adalah mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.
11
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1. Landasan Teori 2.1.1 Olahraga Tenis Tenis adalah salah satu cabang olahraga permainan bola kecil. Olahraga tenis menggunakan lapangan berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 23,77m dan untuk ukuran lebar ada dua yaitu untuk lebar lapangan tunggal 8,23 m dan untuk lapangan ganda lebarnya 10,97 m. Lapangan terbagi menjadi dua bagian yang sama panjang dengan dipisahkan oleh net yang melintang ditengah-tengah lapangan dengan tinggi dibagian tengah 91,4 m dan pada tiap-tiap tiang net 1,067 m. Permainan tenis dapat
dilakukan di atas
lapangan dengan permukaan keras (hard court), tanah liat (gravel), maupun lapangan rumput (grass court). Tenis bisa dimainkan oleh dua orang yang saling berhadapan dalam permainan tunggal, baik itu tunggal putra maupun tunggal putri. Bisa juga dimainkan dalam permainan ganda baik itu ganda putra maupun ganda campuran. Peralatan yang dibutuhkan untuk bisa memainkan olahraga ini adalah raket dan bola yang khusus untuk permainan tenis. Penguasaan teknik dasar dan teknikteknik pukulan dengan baik merupakan salah satu landasan yang sangat penting agar dapat meningkatkan prestasi dalam bermain tenis.
11
12
2.1.2
Teknik Dasar Permainan Tenis Teknik dasar permainan antara lain adalah: 1) Groundstroke (forehand
dan backhand), Menurut Brown (2002:31) groundstroke adalah pukulan setelah bola memantul ke lapangan. Konsep dasar dari gerakan groundstroke adalah mengayun (swing). Groundstroke adalah teknik memukul bola setelah memantul dari lapangan. Menurut L’Esgay Opa (2008:7), Ada berbagai macam groundstroke drive yaitu a) Topspin dimana bola berputar kemuka dan menukik, karena resistensi udara lebih besar dibagian atas bola (pukulan bola yang menukik ke kaki lawan yang lari ke net), b) Lift merupakan pukulan yang mana untuk mengembalikan pukulan slice bola berspin tapi tidak begitu kuat sperti topspin, c) Slice drive yang mana pada umumnya digunakan dalam situasi defensive dan untuk mengubah tempo permainan lawan (dapat digunakan untuk mengembalikan bola service dan bola tinggi dari lawan), d) Flat adalah drive yang bolanya melintas paling cepat, maka itu baik sekali digunakan untuk pukulan menyerang dan passing shot. Teknik groundstroke terdiri dari forehand dan backhand. Forehand adalah teknik memukul bola dengan posisi telapak tangan pemukul mengahadap ke arah datangnya bola, sedangkan backhand adalah teknik memukul bola dengan posisi punggung telapak tangan pemukul menghadap ke arah datangnya bola. Grip yang digunakan untuk groundstroke bagi pemula memakai eastern grip, sedang bagi advanced players semua jenis pegangan baik dan juga tidak baik, tergantung dari kebutuhan dan posisi berdiri pemain. Groundstroke dapat menghasilkan lintasan bola topspin, slice (backspin), side, dan flat.
13
2) Volley, Menurut Yudoprasetio (1981:118) volley adalah pukulan terhadap bola yang belum menyentuh tanah (lapangan). Sedangkan menurut Lardner (1996:62) volley adalah suatu cara memukul sebelum bola mental di lapangan, pada umumnya terjadi di wilayah dekat net. Pukulan volley merupakan pukulan tembakan sebelum bola jatuh ke tanah (lapangan). Konsep dasar dari gerakan volley adalah mengeblok (block/punch). Sama dengan groundstroke, teknik volley juga terdiri dari forehand dan backhand. Grip yang di pakai umumnya continental. Jenis-jenis teknik volley antara lain: volley attack (hit volley), volley center attack, volley block, touch volley, volley follow through. 3) Service, Menurut Brown (2002:53) Service merupakan bagian yang sangat penting, karena angka tidak akan diperoleh tanpa melakukan service terlebih dahulu. Sebenarnya service bertujuan untuk mencegah lawan melakukan serangan dan lawan dipaksa untuk bertahan (Yudoprasetio,1981:78). Konsep dasar dari gerakan service adalah melempar (throwing). Service adalah teknik memukul bola sebelum memantul di lapangan, sebagai usaha untuk mengawali permainan yang dilakukan dengan cara dilambungkan sendiri. Menurut Yudoprasetio (1981:80) macam-macam teknik service antara lain: flat service, topspin service, twist service side spin service. 4) Smash, Menurut Magethi (1990:35) pukulan smash sering dianggap sebagai tembakan serangan yang paling banyak dilakukan dalam tenis. Konsep dasar dari gerakan smash adalah melempar (throwing) sama dengan teknik service. Perbedaanya terletak pada datangnya bola, kalau service diumpan sendiri, tetapi kalau smash bola berasal dari lawan. 5) Lob, Merupakan pukulan lamban. Konsep dasar dari gerakan lob adalah mengangkat (pull-up). Lob
14
merupakan salah satu teknik untuk menyerang dan menyelamatkan posisi tenis. Dalam lintasan bola pada teknik lob juga dapat dengan cara topspin, jadi tidak hanya sekedar mengangkat bola saja (Magethi,1990:79). Menurut L’Esgay Opa (2008:21), dari ke-5 teknik dasar permainan tenis, namun masih ada beberapa teknik lain yang merupakan pengembangan groundstroke diantaranya adalah: a) Drop shot, b) Approach shot, c) Cop. Sedangkan menurut sumber lain teknik lain yang merupakan pengembangan groundstroke diantaranya adalah: a) Drop shot adalah suatu tembakan sentuhan yang dipukul dengan amat halus. Drop shot juga merupakan teknik memukul bola dengan cara mengeblok, sehingga seolah-olah hanya meletakkan bola dekat dengan net. Teknik drop shot efektif dilakukan di lapangan rumput, clay, dan gravel sehingga pantulan bolanya tidak dapat tinggi (Lardner, 1996:86). Selain itu, drop shot efektif dilakukan oleh petenis putri b) Approach shot adalah pukulan groundstroke drive dari dekat garis service untuk menyerang, disusul dengan lari ke net untuk memvolley bola yang dikembalikan oleh lawan. Teknik ini biasanya dilakukan dengan cara sambil berlari (Magethi,1990:12). c) Passing shot, Menurut Magethi (1990:15) passing shot merupakan teknik memukul bola yang dapat melewati lawan yang berada dekat dengan net. d) Emergency shot, Menurut Scharff (1981:110) Emergency shot merupakan teknik memukul bola dalam kondisi yang emergency. Biasanya teknik pukulan ini dilakukan karena petenis dalam keadaan darurat dan harus mengembalikan bola dari lawan.
15
2.1.3
Pengertian Forehand drive Menurut Lardner (1996:31) pukulan forehand merupakan pukulan yang
paling mendasar dalam permainan tenis, hal ini begitu penting mengingat selama permainan tenis stroke yang paling sering dipakai adalah pukulan forehand. Kegunaan utama dari forehand adalah untuk memulai permainan dan untuk mengembangkan koordinasi antara raket dan mata. Diharapkan adanya kesiagaan dan pengembangan ayunan (swing) yang dapat diandalkan dikarenakan jika nantinya unsur-unsur stroke sudah dikuasai, maka pemain akan dapat memusatkan perhatian untuk memukul bola dari posisi lebih dekat dengan net serta dapat mengarahkannya keberbagai sudut di daerah lawan. Forehand drive adalah stroke yang dapat membuat lawan anda berlari kesana-kemari selama rally yang panjang/lama. Jika forehand drive dapat dilakukan dengan baik, maka forehand drive dapat menjadi senjata yang bisa memaksa lawan untuk melakukan kesalahan. 2.1.3.1 Teknik Pegangan atau Grip Untuk dapat memukul forehand drive dengan baik, selain diperlukan penguasaan teknik pukulan yang baik dan benar tapi juga harus didukung oleh penguasaan teknik pegangan atau grip yang tepat. Ada beberapa grip yang terkenal untuk forehand drive yakni eastern, western dan continental. Pendapat lain Lardner (1996:35) menyatakan bahwa eastern forehand grip adalah cara memegang raket yang dapat memberikan penunjang yang baik terhadap raket, yakni saat raket berayun sejajar dengan tanah pada pukulan forehand dan memungkinkan seseorang berayun mengikuti bola. Genggaman ini
16
akan memberi kekokohan, dan posisi telapak tangan di belakang pegangan raket akan memberikan kekuatan yang lebih besar. Ini juga dapat membantu anda dalam mencapai bola dengan berbagai ketinggian. Banyak pelatih tenis menganjurkan pada petenis pemula untuk menggunakan pegangan eastern grip karena dapat dipakai untuk memukul bola rendah maupun bola tinggi dan hasilnya memuaskan.
Gambar 2.1 Pegangan Estern Sumber : Barron’s (2000:36) Untuk pertama kalinya pemain pemula biasanya pasti akan menggunakan pegangan eastern atau shakehand dimana cara ini merupakan cara alami dalam hal teknik memegang raket, bentuk “V” terdiri dari susunan jari. Jari telunjuk akan membentuk suatu pegangan lurus, pada pegangan eastern seorang pemain akan menemukan bahwa mereka harus membelokkan lengan pada saat sedang memukul bola,dan menuggu memukul bola saat melayang pada saat ketinggian diantara pinggang dan pundak, menurut Agus salim (2008:50)
17
Untuk backhand kebanyakan pemain satu tangan (single handed player) adalah grip konvensional yang dikenal dengan sebutan eastern backhand grip. Menurut Magethi (1990:42) Untuk pemain yang melakukan 2 tangan (two handed backhand player) dan yang biasa menggunakan adalah petenis perempuan. 2.1.3.2 Persiapan Dalam melakukan rally sikap berdiri harus selalu berdiri ditengah arena baseline. Raket tergenggam erat mengarah pada net, berat badan harus berada pada ujung kaki, kaki direntangkan selebar kira-kira 30 cm, dan kedua lutut sedikit ditekuk agar cepat bergerak kearah datangnya bola baik ke kiri atau ke kanan. Leher raket juga harus ditunjang oleh jari-jari tangan kanan kiri. Ini akan mengurangi beban yang ditanggung tangan kanan, dan cara ini juga memungkinkan tangan kiri untuk memutar bahu ke kiri atau ke kanan pada saat raket ditarik sebagai persiapan untuk melakukan pengambilan pukulan bola dari lawan.
Gambar 2.2 Sikap Berdiri Siap pada Pukulan Sumber : Barron’s (2000:15)
18
2.1.3.3 Ayunan kebelakang (back swing) Ayunan ke belakang harus dilaksanakan dengan cepat dan baik, pada saat bola dari lawan melewati net, back swing harus sudah siap, dan mata mengawasi arah bola terus menerus. Pada back swing dimulai, berat badan harus ditanamkan dikaki kanan (belakang), dan bahu kiri disiapkan untuk diarahkan ke jaring. Raket diayunkan kebelakang dan badan harus diputar kekanan. Pada akhir back swing berat badan sudah tertanam di kaki depan dan badan berputar kekiri. Daun raket sudah lebih tinggi dari pada tinggi bola yang akan dipukul. Daun raket tidak boleh diturunkan lebih rendah dari pada pergelangan tangan, dalam usaha memukul bola. Untuk memukul bola rendah, pemain harus membengkokkan lututnya lebih rendah. B.Yudoprasetio (1981:35), berikut adalah gambar dari pelaksanaan back swing (ayunan kebelakang) pada pukulan forehand drive.
Gambar 2.3 Pelaksanaan Ayunan ke Belakang Pada Pukulan Forehand drive Sumber : Baron’s (2000:80)
19
2.1.3.4 Ayunan kedepan (forward swing) Ketika bola berada kira-kira 60 cm didepan pinggang sebelah mulailah mengayunkan raket kedepan, dengan permukaannya tegak lurus dari tanah, putarlah pinggang dan bahu ke kiri, lalu miringkan badan untuk melakukan tembakan sampai mengalihkan berat badan ke kaki kanan depan, pada saat mengayunkan raket pegangan pada raket harus kencang. Seandainya datangnya bola rendah, tekuklah lutut lebih rendah untuk memukulnya dan jangan menjatuhkan kepala raket. Saat terjadi kontak dengan bola usahakan untuk mengikuti bola, yakni mengayunkan raket sehingga senar-senarnya menempel pada bola selama beberapa saat atau sekitar 15-30 cm sebelum mengakhirinya dengan follow-trough. Jika terlalu cepat mengayunkan raket dan tidak mengikuti bergeraknya bola ini hanya akan mencapai ketepatan pukulan yang tidak seharusnya. Menghentakkan pergelangan tangan untuk menghasilkan topspin adalah salah (Lardner,1996:39).
Gambar 2.4 Pelaksanaan Ayunan ke Depan Pada Pukulan Forehand drive Sumber : Baron’s (2000:32)
20
2.1.3.5 Gerak Lanjutan (Follow Trough) Waktu melakukan forehand drive berat badan berpindah dari kaki kanan ke kaki kiri dan raket bergerak menuju bola lalu membentur bola sampai gerakan lanjutannya. Gerakan lanjutan ini sangat penting, karena gerakan inilah yang menentukan laju bola. Dalam gerakan lanjutan ini berat badan kedepan atau kearah bola dan selama ini kedua kaki harus selalu berada di tanah. Keseimbangan harus selalu dijaga dengan kaki kanan, lengan kiri dan dengan mengangkat tumit sedikit dari tanah. Satu kesalahan yang sering terjadi adalah mengangkat kaki yang di belakang selama memukul bola atau sebelum gerak lanjut selesai. Setelah memukul bola, pinggang harus berputar dan raket terayun kedepan dan berputar dalam suatu gerakan follow trough yang mulus. Berhenti pada suatu titik di hadapan bahu sebelah kiri setelah melakukan stroke (pukulan) gerakan yang dilakukan adalah bergerak lagi dengan cepat ke tengah arena dan dilanjutkan posisi siap (Lardner, 1996:39).
Gambar 2.5 Pelaksanaan Gerak lanjutan Pada Pukulan Forehand drive Sumber : Baron’s (2000:80&84)
21
Secara urut, pelaksanaan pukulan dari mulai sikap berdiri, ayunan ke belakang, ayunan kedepan dan gerak lanjutan dalam pelaksanaan melakukan gerakan forehand drive.
Gambar 2.6 Rangkaian Melakukan Pukulan Forehand drive Sumber: Barron’s (2000:80-81)
2.1.4
Pengertian backhand drive Backhand drive juga merupakan salah satu pukulan yang sangat
menentukan dalam bermain tenis, karena backhand drive juga salah satu pukulan yang sering digunakan dalam permainan tenis yang sering kali digunakan untuk mendapatkan poin. Sesungguhnya backhand drive merupakan suatu stroke yang lebih alami daripada forehand karena tubuh sudah menghadap sasaran tembakan. Bila stroke ini dilakukan dengan lengan bergerak kedepan dan mengikuti arah bola dengan gerakan yang bebas dan tubuh berayun dibelakang dengan kekuatan wajar yang amat besar. Disamping untuk mengembangkan pukulan, backhand drive juga sering digunakan untuk mempertahankan diri karena jika mempunyai
22
pukulan backhand yang kuat maka lawan tidak akan mengarahkan ke arah backhand secara terus menerus. Bila dapat melakukan dengan baik bukan tidak mungkin backhand drive akan menjadi suatu pukulan penekanan yang kuat, yakni memaksa lawan mundur. Jika lawan maju ke depan/arah net, maka backhand drive dapat sebagai sarana untuk melontarkan bola tinggi yang melintasi kepalanya atau memaksa lawan melakukan kesalahan. Untuk dapat memukul backhand drive yang kuat dan keras pemain harus memiliki teknik-teknik pukulan backhand drive yang benar, mulai dari teknik pegangan/grip sampai pada saat melakukan pukulan yaitu meliputi sikap berdiri, ayunan ke belakang, ayunan ke depan sampai gerak lanjutan. 2.1.4.1 Teknik Pegangan atau Grip Untuk dapat memukul backhand drive dengan baik, selain diperlukan penguasaan teknik pukulan yang baik dan benar tetapi juga harus didukung oleh penguasaan teknik pegangan atau grip yang tepat. Pendapat (lardner, 1996:45) menyatakan bahwa untuk menghasikan pukulan backhand yang baik adalah menggunakan pegangan ala ”Timur” (Eastern backhand grip) dianjurkan semua pemain pemula. Karena pegangan ini memberikan dukungan yang cukup bagi raket, pada saat raket diayunkan ke depan untuk menyambut bola. Untuk melakukan pegangan eastern backhand grip lakukan seperti grip forehand Timur selanjutnya telapak tangan berada dibelakang handel, pegang raket di depan tubuh dan gerakan raket dengan seperdelapan putaran ke arah kanan. Ini akan membuat telapak tangan berada pada handel bagian atas dan ibu jari menyilang pada sisi kirinya. Huruf V yang terbentuk oleh ibu jari dan telunjuk, terletak pada sisi
23
miring handel sebelah kiri. Ibu jari dapat diletakkan disepanjang punggung handel jika anda merasa cara ini memberikan dukungan yang lebih baik. Agar dapat memperoleh kontrol yang lebih baik lingkarkan jari telunjuk pada sisi miring hendel sebelah kanan atas.Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.7 di bawah berikut.
Gambar 2.7 Pegangan Eastern Backhand Grip Sumber : Baron’s (2000:37). Setelah menguasai cara memegang dengan baik, selanjutnya harus mempelajari teknik pukulan secara benar. Menurut (Yudoprasetio, 1981:33), Kunci keberhasilan atau urutan melakukan backhand drive melalui tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan yang terdiri dari back swing (ayunan ke belakang) dan forward swing (ayunan ke depan), serta follow trough (ayunan lanjutan). 2.1.4.2 Persiapan Seperti halnya dengan forehand lakukan posisi siap dan perhatikan pada saat bola lepas dari raket lawan. Perhatikan juga posisi raket pada saat bola kontak dengan raket. Dalam hal persiapan pada saat akan melakukan pukulan forehand
24
dan backhand
tidak ada perbedaan yang jauh karena gerakan yang akan
dilakukan itu sama dan tidak jauh berbeda. 2.1.4.3 Ayunan kebelakang (back swing) Ayunan ke belakang harus dilaksanakan dengan cepat dan baik, pada saat bola dari lawan melewati net, back swing harus sudah siap, dan mata mengawasi arah bola terus menerus. Setelah melakukan posisi siap untuk melakukan pukulan, selanjutnya ketika bola sudah dekat ambilah untuk memukul dengan cara membebankan berat tubuh pada kaki yang di belakang dan melangkahkan kaki kanan kearah sideline sebelah kiri dan kaki kanan harus berada pada sekitar kirakira 60 cm. Lebih dekat dengan sideline kiri dari pada kaki kiri, bahu kanan harus diputar sehingga punggung hampir tepat mengarah pada net, dan berat badan harus lebih ditumpukan pada kaki belakang. Kedua lutut harus ditekut (lutut kanan lebih ditekuk dari lutut kiri).
Gambar 2.8 Pelaksanaan Ayunan ke Belakang Pada Pukulan Backhand drive Sumber : Baron’s (2000:84&85)
25
2.1.4.4 Ayunan kedepan (forward swing) Ketika sudah siap melakukan pukulan backhand selanjutnya mulailah memutar tubuh ke kanan sambil melepaskan tangan kiri dari tangan. Raket bergerak ke depan sejajar dengan tanah, tubuh berputar ke depan dan berat badan beralih ke kaki yang di depan. Raket di ayun memutar memukul bola dengan permukaan tegak lurus kira-kira 30 cm di depan punggung sebelah kanan dan berayun dengan gerak menyapu. Saat terjadi kontak dengan bola usahakan untuk mengikuti bola, yakni mengayunkan raket sehingga senar-senarnya menempel pada bola selama beberapa saat atau sekitar 15-30 cm sebelum mengakhirinya dengan follow-through.
Gambar 2.9 Pelaksanaan Ayunan ke Depan pada Pukulan Backhand drive Sumber : Baron’s (2000:32)
26
2.1.4.5 Gerak lanjutan (follow trough) Setelah raket mengenai bola pada gerakan lanjutan (follow trough) dilakukan dengan sedikit naik dan lengan harus terentang raket harus benar-benar melewati bahu kanan dan pada ketinggian sama dengan kepala. Topspin dihasilkan secara wajar oleh ayunan lengan dan pergelangan tangan cenderung berputar pada saat raket di ayun ke depan
Gambar 2.10 Pelaksanaan Ayunan Gerak Lanjut pada Pukulan Backhand drive Sumber : Baron’s (2000:84&85) Secara urut, pelaksanaan pukulan dari mulai sikap berdiri, ayunan ke belakang, ayunan kedepan dan gerak lanjutan dalam pelaksanaan melakukan gerakan backhand drive dapat di lihat pada gambar 2.11 berikut.
Gambar 2.11 Rangkaian Melakukan Pukulan Backhand drive Sumber : Baron’s (2000:84&85)
27
Setelah mengetahui berbagai macam teknik dasar bermain tenis lapangan yang sangat mendukung dalam permainan tenis diantaranya forehand drive dan backhand drive dimungkinkan pemain dapat bermain tenis lapangan dengan baik.
2.1.5
Pengertian Rally 3 menit Pengertian rally menurut Magethi (1990:15) adalah serangkaian pukulan
yang terdiri dari suatu permainan, biasanya dilakukan untuk mencari celahcelah/kelemahan lawan atau untuk menguras stamina lawan. Tujuan dari rally 3 menit adalah untuk mengukur kemampuan seorang pemain menguasai bola dengan bermacam-macam cara memukul/pukulan dalam permainan tenis (Depdikbud, 1997:5). Menurut Lardner (1996:139) dalam melakukan rally diusahakan agar bola selalu di dalam dan jauh dari pemain.
2.1.6
Pengertian Latihan Latihan menurut Harsono (1988:101) adalah proses yang sistematis dari
berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaanya. Sistematis maksudnya adalah berencana menurut jadwal, menurut pola sistem tertentu, metodis, dari mudah ke sukar, latihan yang teratur, dari sederhana ke yang lebih kompleks. Berulangulang maksudnya ialah agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah, otomatis dan reaktif pelaksanaannya sehingga semakin menghemat energi, kian hari maksudnya adalah setiap kali secara periodik, segera
28
setelah tiba saatnya untuk ditambah bebannya, jadi bukan harus setiap hari (Harsono, 1988:101). 2.1.6.1 Tujuan Latihan Tujuan utama dari latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu: 1) Latihan fisik, dalam hal ini dimaksudkan supaya dalam latihan harus ada perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh. Beberapa komponen fisik yang harus dikembangkan adalah, daya tahan kardiovaskuler, daya tahan kekuatan, strength, flexibility ,speed, stamina, agility dan power, 2) Latihan teknik, yang dimaksud dengan latihan teknik di sini adalah latihan untuk mempermahir teknikteknik gerakan yang dalam suatu cabang olahraga yang ditekuni si atlet, 3) Latihan taktik, tujuan latihan taktik adalah untuk menumbuhkan perkembangan interpretive atau daya tafsir pada atlet. Teknik gerakan yang telah dikuasai dengan baik kini harus dituangkan dan diorganisir dalam pola-pola permainan, formasi, strategi, serta taktik pertahanan dan penyerangan, 4) Latihan mental, (Harsono,1988:100) latihan mental adalah latihan yang lebih menekankan pada perkembangan kedewasaan (maturitas) atlet serta perkembangan emosional dan implusif. Tujuan dari latihan mental adalah untuk mempertinggi efisiensi mental atlet, terutama apabila atlet berada dalam situasi stress yang kompleks. Tujuan latihan dalam penelitian ini merupakan salah satu bentuk latihan groundstroke untuk meningkatkan kemampuan rally 3 menit dalam permainan tenis lapangan pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK
29
UNNES tahun 2011 dengan menggunakan metode rotation dan rallyers and runners. 2.1.6.2 Prinsip Dasar Latihan Seorang pelatih maupun atlet di dalam mengerjakan latihan dilaksanakan oleh atlet dengan tujuan harus menganut prinsip-prinsip tertentu baik secara umum, maupun spesialisasi suatu cabang olahraga. Prinsip-prinsip latihan menurut Harsono (1988:45) terdiri dari: 1) Prinsip beban berlebih (overload principle), 2) Prinsip perkembangan menyeluruh (multilateral development), 3) Prinsip kekhususan, 4) Prinsip individual, 5) Intensitas latihan, 6) Kualitas latihan, 7) Variasi latihan, 8) Prinsip pulih asal. Prinsip beban lebih adalah peningkatan beban latihan secara bertahap yang diberikan kepada atlet. Jika latihan dilakukan secara sistematis maka diharapkan tubuh atlet dapat menyesuaikan diri semaksimal mungkin dengan beban latihan, serta dapat bertahan terhadap berbagai stress yang ditimbulkan oleh latihan tersebut, baik stress fisik maupun stress mental. Beban yang diberikan masih pada batas-batas
kemampuan
manusia
(sesuai
kemampuan)
sehingga
tidak
menimbulkan ketegangan yang berlebihan baik fisik maupun mental sehingga tidak merugikan atlet menurut Harsono (1988:104). Prinsip perkembangan menyeluruh merupakan prinsip yang telah diterima secara umum dalam dunia pendidikan. Meskipun seseorang pada akhirnya memiliki spesialisasi keterampilan, dalam permulaan belajar dia sebaiknya dilibatkan dalam berbagai aspek kegiatan, agar dapat memiliki dasar-dasar yang lebih menunjang keterampilan spesialisasinya kelak menurut Harsono (1988:109).
30
Prinsip kekhususan mempunyai pengertian apapun cabang olahraga yang diikutinya tujuan serta motif atlet biasanya adalah untuk melakukan spesialisasi dalam olahraga tersebut. Dengan memiliki spesialisasi dia akan sukses dan menonjol dalam olahraga tersebut (Harsono, 1988:109). Prinsip individual mengharuskan seluruh konsep latihan disusun sesuai dengan kekhasan setiap individu agar tujuan latihan dapat tercapai. Faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, bentuk tubuh, kedewasaan, latar belakang pendidikan, tingkat kesegaran jasmani, dan cara psikologinya harus ikut dipertimbangkan dalam mendesain latihan bagi atletnya (Harsono, 1988:111). Intensitas latihan adalah suatu dosis latihan yang harus dilakukan seseorang atlet, menurut program yang ditentukan (M. Sajoto, 1995:133). Intensitas latihan dapat diukur dengan menghitung denyut nadi maksimal (DNM)= 220 – usia (dalam tahun). Kualitas latihan adalah apabila latihan atau drill yang dilakukan memang benar-benar sesuai dengan kebutuhan atlet. Koreksi-koreksi konstruktif sering diberikan dan pengawasan diberikan oleh pelatih sampai ke detail gerakan dan prinsip overload diterapkan baik dari segi fisik maupun mental (Harsono, 1988:121). Variasi dalam latihan adalah sampai beberapa minggu atau beberapa bulan program tersebut dijalankan (M. Sajoto, 1995:139). Dalam penelitian ini, lama penelitian ini adalah 16 kali pertemuan. Frekuensi adalah beberapa kali seseorang melakukan latihan yang cukup intensif dalam satu minggu (M. Sajoto, 1995:139). Menurut Fox dan matheus dalam M. Sajoto (1988:136), dikemukakan frekuensi latihan 3-5 kali dalam seminggu adalah cukup efektif. Dalam penelitian ini frekuensi latihan dalam
31
seminggu adalah 3 kali latihan. Prinsip pulih asal yaitu hilangnya atau mengurangnya tension atau ketegangan baik fisik maupun mental. Relaksasi fisik adalah masalah yang berhubungan dengan tinggi rendahnya tegangan yang ada di dalam otot. Jangan memaksa otot-otot yang tegang untuk bekerja lebih dari yang dibutuhkan (Harsono, 1988:122). 2.1.6.3 Metode Rotation Menurut Charles (1988:37), Rotation merupakan suatu metode latihan groundstroke yang bertujuan untuk mengembangkan konsistensi pukulan dalam permainan rally. Dalam rally konsistensi pukulan baik forehand maupun backhand sangat berpengaruh, karena jika pukulan tidak konsisten maka tidak akan terjadi rally. Dengan adanya metode latihan groundstroke dengan rotation konsistensi pukulan dapat dikembangkan, dan diharapkan adanya peningkatan kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011. Lebih jelasnya lihat gambar 2.13 di bawah berikut.
Gambar 2.12 Cara pelaksanaan metode rotation Sumber: Charles Applewhaite (1988:35)
32
2.1.6.4 Rallyers and Runners Rallyers and Runners adalah suatu bentuk latihan groundstroke yang bertujuan untuk meningkatkan konsistensi pukulan dalam rally dengan menggunakan unsur olahraga (Charles, 1988:35). Dalam penulisan ini yang dimaksud dengan rallyers and runners adalah suatu bentuk latihan groundstroke yang digunakan dalam pengembangan dan peningkatan kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.
Gambar 2.13 Cara pelaksanaan metode rallyers and runners Sumber: Charles Applewhaite (1988:35)
2.2 Kerangka Berfikir 2.2.1
Pengaruh metode latihan groundstroke dengan rotation terhadap kemampuan rally 3 menit. Menurut Charles (1988:37), rotation merupakan salah satu metode dari
suatu bentuk latihan groundstroke yang bertujuan untuk mengembangkan konsistensi pukulan dalam permainan rally. Metode rotation sangat dipengaruhi
33
oleh konsentrasi dan konsistensi pukulan yang baik, pemain tidak hanya melakukan pukulan forehand atau backhand saja, tetapi pemain juga harus berpindah tempat atau bertukar posisi ketika ada salah satu pemain single ada yang melakukan kesalahan sehingga pemain diwajibkan mempunyai fisik yang kuat untuk dapat melakukan rally secara bergantian dan berpindah dari posisi yang satu ke posisi yang lain. Kelebihan rotation adalah konsentrasi dan konsistensi pukulan yang baik, serta efisiensi waktu yang digunakan. Sedangkan kelemahan dari rotation adalah kurang fokusnya seseorang kepada bola pada saat melakukan rally dan juga fisik pemain untuk berpindah posisi dengan pemain lainnya. Pada penelitian ini kelompok kontrol diberi perlakuan berupa latihan groundstroke menggunakan metode rotation. Sampel diberi latihan groundstroke selama 3 menit secara bergantian. Setelah melakukan latihan groundstroke menggunakan metode rotation sebanyak 14 kali pertemuan, dimungkinkan adanya pengaruh latihan terhadap peningkatan kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011. 2.2.2
Pengaruh metode latihan groundstroke dengan rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit. Rallyers and Runners adalah salah satu metode yang digunakan dalam
suatu bentuk latihan groundstroke yang bertujuan untuk meningkatkan konsistensi pukulan dalam rally dengan menggunakan unsur olahraga (Charles, 1988:35). Dalam penulisan ini yang dimaksud dengan rallyers and runners adalah suatu
34
bentuk latihan groundstroke yang digunakan dalam pengembangan dan peningkatan kemampuan rally 3 menit. Kelebihan metode rallyers and runners adalah meningkatkan seberapa kuat daya tahan yang dimiliki oleh seseorang. Selain melatih konsistensi pukulan groundstroke seseorang dalam permainan rally daya tahan tubuh juga diuji dalam metode rallyers and runners. Kelemahan metode rallyers and runners adalah fisik dari pemain itu sendiri, dimana dalam metode ini dibutuhkan fisik yang kuat untuk dapat mempertahankan daya tahan tubuh, konsentrasi, konsistensi pukulan dalam permainan rally dan juga tidak begitu efisien waktu yang digunakan. Pada penelitian ini kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa latihan groundstroke menggunakan metode rallyers and runners. Sampel kelompok eksperimen melakukan metode rallyers and runners secara bergantian. Tujuan latihan groundstroke menggunakan metode rallyers and runners adalah agar dapat meningkatkan kemampuan rally khususnya pada pukulan forehand drive dalam bermain, serta daya tahan yang baik. Setelah melakukan latihan groundstroke menggunakan metode rallyers and runners sebanyak 14 kali pertemuan, dimungkinkan adanya pengaruh latihan groundstroke terhadap peningkatan kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011. Pengaruh latihan groundstroke dengan menggunakan metode rotation dan rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit. Dalam hal ini metode rotation dan rallyers and runners sangat berpengaruh terhadap kemampuan rally 3 menit, dikarenakan pentingnya daya tahan, konsentrasi dan konsistensi pukulan
35
memang sangat berpengaruh dalam permainan khususnya pada pukulan groundstroke. Di dalam rally pemain diwajibkan melakukan rally selama 3 menit dan diharapkan pula pukulan forehand dalam permainan rally masih konsisten justru tidak menjadi semakin lemah. 2.3 Hipotesis Apabila peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data, bahan penguji hipotesis, tentu akan sampai kepada sesuatu kesimpulan atau menolak hipotesis tersebut (Suharsimi Arikunto, 2006:74). Berdasarkan kerangka berfikir yang telah dibuat, maka hipotesis penelitian ini adalah: 2.3.1
Ada
perbedaan
pengaruh
antara
latihan
groundstroke
dengan
menggunakan metode rotation dan rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011. 2.3.2
Latihan groundstroke dengan menggunakan metode rotation lebih baik daripada rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.
36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130), populasi adalah keseluruhan
objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut populasi atau studi sensus. Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat sama. Dalam penelitian ini subjek yang akan digunakan adalah mahasiswa putra peserta IKK Tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011” sebanyak 22 orang.
3.2
Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. (Suharsimi
Arikunto, 2006:131). Dari pengertian di atas, yang dimaksud sampel dalam penelitian ini adalah sebagian individu yang mempunyai sifat yang sama untuk diselidiki dan dapat mewakili seluruh populasi (homogen). Dalam mengambil sampel penelitian menggunakan teknik random sampling, yaitu pembagian kelompok kontrol dan eksperimen didasarkan acak atau random. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011” sebanyak 16 orang.
36
37
3.3
Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian atau
suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:91). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat. 1) Variabel bebas terdiri dari:a) rotation, dan b). rallyers and runners. 2) Variabel terikatnya yaitu kemampuan rally 3 menit dalam tenis.
3.4
Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan
rancangan penelitian “Pre test – Post test – Group design”. Dalam eksperimen ini, maka ada dua Variabel penelitian meliputi variabel bebas yaitu: 1) rotation (C 1 ) , 2) rallyers and runners (C 2 ) dan variabel terikat atau Y yaitu hasil rally 3 menit.
3.5
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2006: 136) merupakan
alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lengkap, cermat dan sistematis sehingga mudah diolah. Proses dari pengumpulan data yaitu dari tes awal (pre-test), pelaksanaan latihan (perlakuan) dan tes akhir (post-test). Instrumen atau alat tes yang digunakan adalah tes kemampuan melakukan rally 3 menit Kemp-Vincent Rally Test29 dengan tingkat validitas 0,80 dan 0,93 sedangkan reliabilitas 0,90 dan 0,86 (Collins and Patrick, 1978: 439).
38
3.5.1
Tujuan Tujuan tes ini untuk mengukur kemampuan seorang pemain testee
menguasai bola dengan bermacam-macam cara memukul dalam permainan tenis. 3.5.2
Peralatan
Alat-alat yang digunakan dalam tes ini adalah sebagai berikut: 3.5.2.1 Raket Raket yang digunakan dalam penelitian ini adalah raket milik mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011 sendiri, dimana mahasiswa yang dimaksud sebagai subjek dalam penelitian ini. 3.5.2.2 Bola Tenis Dalam penelitian ini menggunakan bola tenis Tens Super sebanyak 8 buah untuk tes awal dan tes akhir. Sedangkan untuk perlakuan dalam latihan disediakan bola Tens Super yang sudah dipakai untuk bertanding dan masih layak digunakan dalam penelitian. 3.5.2.3 Lapangan Tenis Lapangan yang digunakan adalah lapangan yang masih baik, cepat kering menjamin keamanan pemain dan sesuai dengan standar ukuran baku. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lapangan indoor FIK UNNES dengan dua lapangan yaitu lapangan C dan D. 3.5.2.4 Stopwatch Untuk memperlancar jalannya penelitian peneliti menggunakan stopwatch untuk menghitung waktu pada saat penelitian berlangsung.
39
3.5.2.5 Daftar Presensi dan Format Penelitian Daftar presensi berisi daftar mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011 yang sudah diurutkan. Format penelitian merupakan panduan pelaksanaan penelitian. 3.5.3
Petunjuk Empat bola disiapkan untuk digunakan pada permulaan tes. Jika keempat
bola sudah digunakan, para subyek harus menggunakan bola mereka sendiri selama sisa pertandingan. Dua subyek dengan kemampuan yang sama bermain sebagai lawan di satu lapangan. Setelah ada tanda pertandingan dimulai, salah satu subyek memantulkan bola dibelakang garis pangkalan dan memainkannya dengan pukulan yang baik. Para siswa lalu tetap mempertahankan bermain bola sampai 3 menit. Jika bola mengenai net atau keluar dari batas sementara permainan dihentikan sampai salah satu subyek mengambil bola baru untuk dimainkan. Bola baru tersebut dimainkan dengan cara yang sama seperti waktu memulai test rally. 3.5.4
Skor Skor pukulan yang didapat tiap pasangan akan dijumlah dan akan
dikurangi kesalahan yang dibuat oleh masing-masing pemain/pasangan. 3.5.5
Penilaian Pada awalnya jumlah seluruh pukulan dari siswa dihitung termasuk
pukulan kesalahan. Sebuah pukulan awal yang baik dihitung satu pukulan. Dari seluruh jumlah pukulan yang digabungkan dari kedua subyek, masing-masing dikurangi nilainya dengan jumlah pukulan yang salah untuk menentukan nilai akhir dari tes rally. Dipermainan tenis single, bola yang menyentuh garis batas
40
tetap bisa dimainkan, dan bola yang menyentuh net bagian atas dan mendarat digaris batas juga dimainkan. Bola yang mendarat diluar garis batas bisa dimainkan dengan pertimbangan subyek untuk tujuan menyingkat waktu. Kesalahan yang dilakukan subyek bisa berarti gagal mengawali pertandingan dengan pukulan yang baik, gagal memukul bola melewati net pada rally, gagal memulai permainan baru dari belakang garis pangkalan, gagal mempertahankan permainan dalam satu lapangan, dan gagal memukul bola sebelum pantulan kedua.
3.6 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik eksperimen adalah metode yang memberikan dan menggunakan suatu gejala yang disebut latihan atau percobaan. Dengan adanya latihan tersebut akan terlihat adanya hubungan sebab akibat sebagai pengaruh dari pelaksanaan latihan. Metode eksperimen adalah metode yang paling jitu untuk menyelidiki hubungan sebab akibat menurut Sutrisno hadi (1987:89) Pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matched subjeck atau pola M-S yaitu eksperimen yang menggunakan kelompok kontrol yang sudah disamakan subyek demi subyek sebelum eksperimen dilaksanakan (Sutrisno hadi 1987:278). Yang disamakan adalah salah satu variable atau lebih yang telah diketahui pengaruh terhadap hasil eksperimen yaitu variable atau faktor yang dieksperimenkan (Sutrisno hadi 1987:277).
41
Untuk menyamakan atau menyeimbangkan kedua kelompok tersebut dengan cara Matched Subject ordinal pairing yaitu subyek yang hasilnya sama hampir sama dalam tes awal kemudian dipasangkan dengan rumus A-B-B-A maka terbentuk dua kelompok , dimana kedua kelompok tersebut mempunyai tingkat kemampuan yang seimbang. Untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kedua kelompok yang mempunyai tingkat kemampuan yang sedang diundi. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama pada kedua kelompok tersebut untuk menjadi kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, sehingga subyektifitas dari peneliti tidak masuk didalamnya. Sehingga akan dapat ditentukan kelompok mana yang akan menjadi kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap tes awal, perlakuan dan tahap tes akhir. Perlakuan dilaksanakan 14 kali pertemuan dimana latihan dilakukan 3 kali dalam seminggu. 3.6.1
Test awal Kelompok eksperimen melakukan tes awal (pre test) rally selama 3 menit
dan dicatat oleh petugas. Setelah diadakan test awal hasil kemampuan subyek diurutkan dari nilai tertinggi sampai nilai terendah. Tujuan tes ini adalah untuk menentukan rangking yang selanjutnya dijadikan pedoman untuk melakukan matching dalam penelitian populasi dan menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 3.6.2
Perlakuan Setelah subyek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol selanjutnya setiap kelompok diberi perlakuan latihan
42
groundstroke.
Kelompok
eksperimen
diberi
perlakuan
berupa
latihan
groundstroke dengan menggunakan metode rotation dan kelompok kontrol diberi perlakuan berupa latihan groundstroke dengan menggunakan metode rallyers and runners. Perlakuan diberi latihan selama 3 menit dan tiap kali pertemuan sebanyak 1 jam 30 menit. 3.6.3
Pemanasan (Warming up) Sebelum melakukan latihan inti, sampel melakukan pemanasan terlebih
dahulu bertujuan untuk mempersiapkan kondisi fisik dan mental agar dalam menghadapi latihan selanjutnya dapat mengurangi terjadinya cedera bagi sampel. Pemanasan dalam penelitian ini meliputi lari keliling lapangan, latihan peregangan (stretching), dan senam yang menunjang latihan forehand untuk rally. 3.6.4
Pelaksanaan perlakuan Latihan inti, yang dilakukan yaitu latihan groundstroke menggunakan
metode rotation dan rallyers and runners. Pada setiap pertemuan sesuai program yang telah ditetapkan. Untuk kelompok kontrol melakukan latihan groundstroke menggunakan metode rotation dan kelompok eksperimen melakukan latihan groundstroke menggunakan metode rallyers and runners. 3.6.5
Pendinginan Kegiatan ini bertujuan untuk memulihkan kondisi tubuh agar normal
kembali atau kondisi seperti semula sebelum latihan, sehingga keteganganketegangan pada otot saat latihan akan berkurang secara berangsur-angsur dan kemungkinan rasa sakit dapat dihindari. Setelah pendinginan selesai, dilakukan evaluasi secara keseluruhan terhadap subyek dari latihan yang telah dilaksanakan.
43
3.6.6
Test akhir (post test) Kelompok eksperimen dan kontrol melakukan rally selama 3 menit.
3.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Latihan Tujuan penelitian dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila berbagai kendala yang dapat mempengaruhi penelitian dapat diwaspadai. Adapun faktorfaktor yang dapat mempengaruhi Latihan antara lain: 3.7.1
Faktor Kebosanan Faktor yang sering muncul dalam hal apapun adalah kebosanan, hal ini
juga yang sering dihadapi oleh peneliti dilapangan. Faktor kebosanan sering muncul bila model latihan yang diberikan oleh pelatih monoton (itu-itu saja). Hal tersebut dapat diantisipasi oleh peneliti dengan memberikan model latihan yang lebih bervariasi, menyenangkan dan tidak tegang sehingga latihan menjadi lebih menarik dan model dapat melakukan latihan dengan senang. 3.7.2
Faktor Kesungguhan hati Kesungguhan hati muncul dari dalam diri individu masing-masing, karena
setiap
individu
memiliki
karakteristik
yang
berbeda-beda
hal
tersebut
dikhawatirkan oleh peneliti karena dapat mempengaruhi hasil suatu penelitian. Hal tersebut dapat disikapi dan dilakukan oleh peneliti dengan terus memberikan motivasi serta dukungan dari berbagai pihak untuk subjek yang akan diteliti agar dapat melakukannya dengan sungguh-sungguh dan diharapkan hasil yang diperoleh dapat maksimal serta sesuai harapan peneliti.
44
3.7.3
Faktor Kondisi fisik sampel Kondisi fisik setiap individu memang berbeda-beda, hal tersebut dapat
mempengaruhi kemampuan individu untuk menerima tugas gerak, contohnya dalam proses penerimaan informasi dari pelatih kurang dapat diserap secara maksimal, sehingga kemungkinan dapat melakukan kesalahan dalam latihan. Koreksi atau evaluasi merupakan cara untuk mengantisipasi hal tersebut. 3.7.4
Faktor Peralatan sampel Dalam penelitian ini peralatan yang diwajibkan oleh masing-masing
sampel adalah memakai raket milik sendiri jadi tidak diperkenankan bagi sampel untuk memakai atau meminjam raket orang lain. Sedangkan bola yang digunakan sampel adalah bola dengan merk Tens Super sebanyak 16 buah. 3.7.5
Faktor Lapangan Lapangan yang digunakan oleh peneliti adalah lapangan tenis FIK
UNNES. Lapangan tersebut memiliki 4 lapangan yaitu A, B, C dan D, namun yang akan digunakan untuk penelitian hanya dua yaitu lapangan C dan D. 3.7.6
Faktor Ketelitian petugas Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan yang dilakukan
oleh petugas pembantu penelitian, sebelum penelitian dilaksanakan, penulis mengadakan pengarahan kepada petugas pembantu penelitian agar melakukan tugas sesuai dengan perannya masing-masing dan dengan sebaik mungkin.
45
3.8 Analisis Data Dalam penelitian, analisis data merupakan salah satu hal yang penting karena dengan menganalisis data akan dapat ditarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Setelah dilakukan tes akhir, didapat data dari hasil latihan oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Menganalisis data diperlukan suatu cara atau metode sehingga didapatkan data dalam penelitian ini. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah t-test yang diperhitungkan menggunakan rumus pendek. Setelah diperoleh hasil tes akhir, perlu diuji signifikannya dengan rumus ttest. Analisis terhadap hasil eksperimen didasarkan atas subject matching (M-S) selalu menggunakan t-test pada corelated sample (Sutrisno Hadi, 2004:26). Tabel 3.2 Tabel persiapan perhitungan statistik Pasangan NO
Xk
B
D
(Xk-Xe)
(D-MD)
∑B
∑d=0
Xe
Subjek
d2
1 2 3 4 Dst ∑Xk Keterangan: Xk
: Nilai kelompok kontrol
∑Xe
∑d2
46
Xe
: Nilai kelompok eksperimen
D
: Perbedaan dari tiap-tiap pasangan
d2
: Kuadrat dari deviasi mean perbedaan
∑
: Sigma atau jumlah Sebagai langkah untuk menganalisis data digunakan rumus t-test (Sutrisno Hadi, 2004:278), yaitu: |
|
∑
∑
Keterangan: MD
: Mean Diference
∑b2
: Jumlah dari deviasi perbedaan
N
: Banyak subjek
Setelah dilakukan perhitungan lewat perhitungan statistik data pre-test maupun
post-test
maka
kemungkinan-kemungkinan
yang
terjadi
dalam
perhitungan adalah: Pada pre apabila nilai t yang diperoleh dari perhitungan statistik itu sama atau lebih besar dari t-tabel, maka hipotesis nihil ditolak. Apabila nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel, maka hipotesis nilai diterima. Jika nilai t-hitung < t-tabel maka dengan demikian dikatakan bahwa kelompok sampel tidak terdapat perbedaan, berarti merupakan tingkat kemampuan sama sebelum treatment dilaksanakan. Kebalikan dengan hasil pre-test, pada waktu post-test apabila nilai thitung lebih besar dari t-tabel, maka hipotesis nihil diterima, namun kebalikannya
47
apabila nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel, maka hipotesis nihil ditolak. Jika nilai t-hitung > t-tabel maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya salah satu metode yang lebih baik dari kedua metode tersebut baik itu metode rotation maupun metode rallyers and runners Selanjutnya untuk mengetahui yang lebih baik dari kedua metode latihan terhadap kemampuan rally 3 menit, yaitu dengan melihat besarnya mean dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jika Mk > Me, maka latihan groundstroke dengan menggunakan metode rotation lebih baik daripada metode rallyers and runners, dan jika Mk > Me, maka latihan groundstroke dengan metode rotation lebih baik daripada metode rallyers and runners.
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh nilai t.hitung sebesar
2,557. Hasil ini menunjukkan angka yang lebih besar dari nilai t.tabel yang besarnya 2,365 yang diuji berdasarkan taraf signifikansi 5% dengan (db) 7. Tabel 4.1 Perbedaan nilai t-hitung dan t-tabel
Keterangan 2,557
2,365
Signifikan
Berdasarkan hasil tersebut diatas, maka hipotesis nihil yang menyatakan bahwa:”Tidak ada pengaruh antara latihan groundstroke dengan menggunakan metode rotation dan rallyers and runners terhadap kemampuan melakukan rally3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011 ” ditolak, berarti “Ada pengaruh antara latihan groundstroke dengan menggunakan metode rotation dan rallyers and runners terhadap kemampuan melakukan rally3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011” Berdasarkan hasil uji coba beda mean yang diperoleh dari kedua kelompok, diketahui bahwa mean kelompok kontrol lebih besar daripada
48
49
kelompok eksperimen atau 38,125 > 31,5 sehingga dapat diketahui bahwa kelompok kontrol lebih baik daripada kelompok eksperimen, berarti metode rotation lebih baik daripada rallyers and runners terhadap kemampuan melakukan rally3 menit dalam permainan tenis.
4.2
Pembahasan Hasil analisis data membuktikan bahwa, pengujian ini memberikan hasil
yang berarti. Data hasil perhitungan statistik menggunakan t-tes menghasilkan bahwa t.hitung > t.tabel dengan demikian ada perbedaan yang signifikan antara metode rotation dengan metode rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit.nilai t-hitung lebih besar t-tabel. Dilihat dari hasil mean masing-masing dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ternyata lebih besar kelompok kontrol. Hal ini berarti bahwa metode rotation terhadap kemampuan melakukan rally 3 menit dalam permainan tenis lebih baik. Sisi lain yang dilihat dari kelebihan metode rotation adalah memiliki efisiensi waktu yang cukup baik dibanding dengan metode rallyers and runners yang lebih dominan untuk mengedepankan latihan groundstroke dengan menggunakan unsur olahraga yang mana jika metode rallyers and runners diterapkan di IKK tenis maka pada saat pelaksanaan tidak akan berjalan lancar yang mana dimungkinkan para mahasiswa peserta IKK mengalami kelelahan akibat fisik mereka yang lemah. Rotation yang lebih efisien waktunya, konsistensi dan tingkat konsentrasinya lebih terjaga dan juga fisik hal ini memang sesuai
50
dengan hasil uji coba beda mean dimana menunjukkan memang rotation lebih baik daripada rallyers and runners. Jadi dalam latihan groundstroke khususnya mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES, lebih baik menggunakan metode rotation. Ada beberapa hal yang terjadi dalam penelitian ini, sehingga bisa mempengaruhi pelaksanaan dan hasil penelitian, faktor kesungguhan hati, kehadiran sampel dan faktor kondisi fisik sampel. Namun hal tersebut dapat diatasi oleh peneliti dengan adanya koordinasi dengan pelatih dan pemberian motivasi dan semangat pada anak. Dari beberapa masalah diatas yang telah dijelaskan oleh peneliti seperti halnya diatas yang dapat mempengaruhi jalannya penelitian dan hasil penelitian dapat diatasi oleh peneliti, sehingga pelaksanaan berjalan dengan lancar, mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan peneliti.
51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 5.1.1
Ada perbedaan pengaruh yang berarti antara latihan groundstroke dengan menggunakan metode rotation dan rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.
5.1.2
Latihan groundstroke dengan menggunakan metode rotation memberikan hasil yang lebih baik dari pada metode rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.
5.2 Saran Berdasarkan simpulan diatas, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: 5.2.1
Bagi mahasiswa khususnya peserta IKK tenis jurusan PKLO FIK UNNES tahun 2011.untuk lebih memperhatikan pukulan groundstroke dalam bermain tenis, karena groundstroke merupakan pukulan dasar yang wajib dikuasai
51
52
5.2.2
Bagi mahasiswa lain yang tertarik melakukan penelitian sejenis dapat membandingkan hasil penelitian ini dengan metode yang lain agar diperoleh informasi yang semakin akurat terkait suatu metode yang tepat dalam meningkatkan kemampuan rally 3 menit.
53
DAFTAR PUSTAKA Applewhite, Charles.1988. Tennis Practices ITF. Canada. Agus Salim. 2008. Buku Pintar Tenis. Bandung: Nuansa. Barron’s. 2000. Tennis Course Techniques and Tactics Vol. 1. Hongkong : Barron’s Education Series, Inc. Brown, Jim. 2002, Tenis Tingkat Pemula. Jakarta; PT Radja Grapinda Persada. Collins, D. Ray & Hudges, Patrick. 1978. A Comprehensive Guide to Sport Skills Test and Measurement. Charles C. Thomas. Publisher. Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Depdikbud, 1997. Tes Keterampilan Bermain Tenis. Jakarta : Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Harsono. 1988. Ilmu Coaching. Jakarta : PIO KONI PUSAT Katili, A.A. 1973, Olahraga Tenis Jilid I. Jakarta : Bumi Restu. Lardner, Rex. 1996. Teknik Dasar Tenis. Semarang : Dahara Prize. L’Esgay, Opa. 2008. Tenis Luwes dan Cerdas. Bandung: Angkasa. Magethi Bey. 1990. Tenis Para Bintang. Bandung : Pioner Jaya. Motram, Tony. 1996. Fundamental Tenis. Semarang : Dahara Prize. M. Sajoto. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Scharff, Robert, 1981. Bimbingan Main Tenis Cepat Dan Mudah. Jakarta : Mutiara. Suharno HP, 1986. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta : Yayasan STO. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
53
54
Sutrisno Hadi. 2004. Statistik. Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Sutrisno Hadi. 1987. Metodologi research. Yogyakarta : Yayasan penerbit Fakultas Psikologi UGM. Undang-undang RI No.3 tahun 2005. 2006. Jakarta: Sinar Grafika. Yudoprasetio, B. 1981. Belajar Tenis Jilid II. Jakarta: Bhatara Karya Aksara.
55
55
56
Lampiran 1 USUL PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING
57
Lampiran 2 SK PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING
58
Lampiran 3 SURAT PERMOHONAN IJIN PENELITIAN
59
Lampiran 4 DAFTAR NAMA DOSEN PEMBIMBING DAN PETUGAS LAPANGAN No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama
Keterangan
Soedjatmiko, S. Pd, M.Pd Dosen Pembimbing I Drs. Margono, M.Kes Dosen Pembimbing II Wijanarko
Penghitung jumlah pukulan A dan B
Fringgas Weke Penghitung waktu 1 Ossy Ambarita Saputri
Cristyna Hayu Wulandari
Julia.P
Pengawas/penghitung kesalahan A Pengawas/penghitung kesalahan B Pencatat hasil.
60
Lampiran 5 PETUNJUK PELAKSANAAN INSTRUMENT TES KEMAMPUAN RALLY 3 MENIT A.Tujuan Tes Tes ini untuk mengukur kemampuan seorang pemain/testee menguasai bola dengan bermacam-macam cara memukul/pukulan dalam permainan tenis. B. Alat dan perlengkapan 1. Lapangan tenis. 2. Raket tenis. 3. Bola tenis sebanyak 16 buah. 4. Stopwatch 1 (satu). 5. Alat-alat tulis. C. Petugas tes 1. Penghitung waktu 1 (satu) orang. 2. Penghitung jumlah pukulan 1 (satu) orang. 3. Pengawas/penghitung 2 (dua) orang. Keterangan: Seorang bertugas menghitung jumlah kesalahan pemain/testee A dan seorang lagi menghitung jumlah kesalahan pemain/testee B. 4. Pencatat hasil D. Pelaksanaan Tes Sebelum tes dimulai, sample akan melakukan pemanasan terlebih dahulu setelah itu sample secara berpasangan dan bergantian mel;akukan tes rally 3 menit. Pelasanaan dari tes kemampuan melakukan rally 3 menit tersebut adalah
61
sebagai berikut : Empat bola disiapkan untuk digunakan pada permulaan tes. Jika keempat bola sudah digunakan, para subyek harus menggunakan bola mereka sendiri selama sisa pertandingan. Dua subyek dengan kemampuan yang sama bermain sebagai lawan di satu lapangan. Setelah ada tanda pertandingan dimulai, salah satu subyek memantulkan bola dibelakang garis pangkalan dan memainkannya dengan pukulan yang baik. Para siswa lalu tetap mempertahankan bermain bola sampai 3 menit. Jika bola mengenai net atau keluar dari batas sementara permainan dihentikan sampai salah satu subyek mengambil bola baru untuk dimainkan. Bola baru tersebut dimainkan dengan cara yang sama seperti waktu memulai test rally. Dipermainan tenis single, bola yang menyentuh garis batas tetap bisa dimainkan, dan bola yang menyentuh net bagian atas dan mendarat digaris batas juga dimainkan. Bola yang mendarat diluar garis batas bisa dimainkan dengan pertimbangan subyek untuk tujuan menyingkat waktu. Kesalahan yang dilakukan subyek bisa berarti gagal mengawali pertandingan dengan pukulan yang baik, gagal memukul bola melewati net pada rally, gagal memulai permainan baru dari belakang garis pangkalan, gagal mempertahankan permainan dalam satu lapangan, dan gagal memukul bola sebelum pantulan kedua. E. Penilaian Pada awalnya jumlah seluruh pukulan dari siswa dihitung termasuk pukulan kesalahan. Sebuah pukulan awal yang baik dihitung satu pukulan. Dari seluruh jumlah pukulan yang digabungkan dari kedua subyek, masing-masing
62
dikurangi nilainya dengan jumlah pukulan yang salah untuk menentukan nilai akhir dari tes rally.
63
Lampiran 6 DAFTAR SAMPEL PENELITIAN MAHASISWA PUTRA PESERTA IKK TENIS PKLO FIK TAHUN 2011
Nama
No. 1.
EKO
2.
AHMAD AMIR
3.
AGUS
4.
SYUKUR
5.
MASHUDI
6.
LAZUARDY
7.
ADITYA
8.
YULIANTO
9.
M. NURUL
10.
AHMAD ALI
11.
FAUZUL
12.
DESI
13.
YOGA
14.
AULIA RIO
15.
FAHMI
16.
MARTA
64
Lampiran 7 DAFTAR HASIL TES AWAL RALLY 3 MENIT MAHASISWA PUTRA PESERTA IKK TENIS PKLO FIK TAHUN 2011
Nomor pasangan
No Tes
Nama
(1)
(2)
(3)
1
Rally 3 menit Jumlah Jumlah pukulan Kesalahan (4)
EKO
1
Nilai
(5)
(6)
7
20
27 2
AHMAD AMIR
3
24
3
AGUS
6
23
4
SYUKUR
8
21
5
MASHUDI
20
9
6
LAZUARDY
20
9
7
ADITYA
10
24
2
29
3
29
4
34 8
YULIANTO
11
23
9
M. NURUL
11
14
10
AHMAD ALI
11
14
11
FAUZUL
12
16
5
25
6
28 12
DESI
13
15
13
YOGA
17
40
14
AULIA RIO
17
40
15
FAHMI
8
74
6
76
7
57
8
82 16
MARTA
65
Lampiran 8 RANGKING HASIL TEST AWAL (PRE-TEST) No.
Nama
Rangking
hasil
Matching
1
76
A
16.
MARTA
15.
FAHMI
2
74
B
14.
AULIA RIO
3
40
B
13.
YOGA
4
40
A
7.
ADITYA
5
26
A
8.
YULIANTO
6
25
B
2.
AHMAD AMIR
7
24
B
3.
AGUS
8
23
A
4.
SYUKUR
9
21
A
1.
EKO
10
20
B
11.
FAUZUL
11
16
B
12.
DESI
12
15
A
9.
M. NURUL
13
14
A
10.
AHMAD ALI
14
14
B
5.
MASHUDI
15
9
B
6.
LAZUARDY
16
9
A
66
Lampiran 9 DAFTAR HASIL PEMBAGIAN KELOMPOK KONTROL DAN EKSPERIMEN TES AWAL (PRE-TEST)
Kelompok eksperimen
Kelompok kontrol No.
No. No.Tes
Nama
Nilai
No.tes
1.
16
Marta
76
1.
2.
13
Yoga
40
2.
3.
7
Aditya
26
3.
4.
3
Agus
23
4.
5.
4
Syukur
21
5.
6.
12
Desi
15
6.
7.
9
M.Nurul
14
7.
8.
6
Lazuardy
9
8.
∑
Diketahui:
224
∑K = 224 Mean A =
15 14 8 2 1 11 10 5
Nama
Nilai
Fahmi
74
Aulia Rio
40
Yulianto
25
A.Amir
24
Eko
20
Fauzul
16
A.Ali
14
Mashudi
9
∑
222
∑E = 222 = 28
Mean B =
= 27,75
67
Lampiran 10 DATA PERHITUNGAN STATISTIK HASIL TES AWAL(PRETEST) DENGAN POLA M-S
No.urut
No.
pasangan
E
D
d
1
16 – 15
76
74
2
1,75
3,0625
2
13 – 14
40
40
0
-0,25
0,0625
3
7–8
26
25
1
0,75
0,5625
4
3–2
23
24
-1
-1,25
1,5625
5
4–1
21
20
1
0,75
0,5625
6
12 – 11
15
16
-1
-1,25
1,5625
7
9 – 10
14
14
0
-0,25
0,0625
8
6–5
9
9
0
-0,25
0,0625
224
222
2
0
7,5
∑ Diketahui:
MB =
K
∑
=
∑K = 224
∑E = 222
∑B = 2
MB = 0,25
∑b = 0
∑
= 0,25
Mean A =
= 7,5
= 28
Mean B =
=
27,75 t =
∑
t-hitung
,
=
t-tabel
,
0,683
=
, ,
=
, √ ,
=
, ,
= 0,683
2,365
Data perhitungan statistik hasil tes awal (pre-tes) dengan pola M.S Data hasil perhitungan diatas diketahui t-hitung = 0,683 sedangkan t-tabel = 2,365 berarti t-hitung
t-tabel
0,683
2,365 dengan demikian dikatakan
68
bahwa kelompok sampel tidak terdapat perbedaan, berarti merupakan tingkat kemampuan sama sebelum treatment dilaksanakan.
69
Lampiran 11 DAFTAR HASIL TES AKHIR RALLY 3 MENIT MAHASISWA PUTRA PESERTA IKK TENIS PKLO FIK TAHUN 2011
Nomor pasangan
No Tes
Nama
(1)
(2)
(3)
1
Rally 3 menit Jumlah Jumlah pukulan Kesalahan (4)
EKO
1
Nilai
(5)
(6)
11
26
37 2
AHMAD AMIR
6
31
3
AGUS
5
30
4
SYUKUR
8
27
5
MASHUDI
20
15
21
14
10
32
2
35
3
35 6
LAZUARDY
7
ADITYA
4
42 8
YULIANTO
10
32
9
M. NURUL
16
16
10
AHMAD ALI
17
15
11
FAUZUL
14
18
14
18
14
58
5
32
6
32 12
DESI
13
YOGA
7
72 14
AULIA RIO
16
56
15
FAHMI
19
81
16
MARTA
5
95
8
100
70
Lampiran 12 RANGKING HASIL TEST AKHIR (POST-TEST) No.
Nama
16.
MARTA
15.
FAHMI
14.
AULIA RIO
13.
YOGA
7.
ADITYA
8.
YULIANTO
2.
AHMAD AMIR
3.
AGUS
4.
SYUKUR
1.
EKO
11.
FAUZUL
12.
DESI
9.
M. NURUL
10.
AHMAD ALI
5.
MASHUDI
6.
LAZUARDY
Rangking
hasil
Matching
1
95
A
2
81
3
58
4
56
5
32
6
32
7
31
8
30
9
27
10
26
11
18
12
18
13
16
14
15
15
15
16
14
B B A A B B A A B B A A B B A
71
Lampiran 13 DAFTAR HASIL PEMBAGIAN KELOMPOK KONTROL DAN EKSPERIMEN TEST AKHIR (POST-TEST)
No.
Kelompok eksperimen
Kelompok kontrol No.Tes
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
16 13 7 3 4 12 9 6
Nama
Nilai
No.tes
Nama
Nilai
Marta
95
1.
15
Fahmi
81
Yoga
56
2.
14
Aulia Rio
58
Aditya
32
3.
8
Yulianto
30
Agus
32
4.
2
A.Amir
27
Syukur
31
5.
1
Eko
18
Desi
18
6.
11
Fauzul
16
M.Nurul
26
7.
10
A.Ali
8
Lazuardy
15
8.
5
Mashudi
14
∑
Diketahui:
No.
305
∑K = 305 Mean A =
∑
252
∑E = 252 = 38,125
Mean B =
= 31,5
72
Lampiran 14 DATA PERHITUNGAN STATISTIK HASIL TES AKHIR (POSTTEST ) DENGAN POLA M-S No.
No.urut
K
E
D
d
pasangan 1
16 – 15
95
81
14
7,375
54,39063
2
13 – 14
56
58
-2
-8,625
74,39063
3
7–8
32
30
2
-4,625
21,39063
4
3–2
32
27
5
-1,625
2,640625
5
4–1
31
18
13
6,375
40,64063
6
12 – 11
18
16
2
-4,625
21,39063
7
9 – 10
16
8
18
11,375
129,3906
8
6–5
15
14
1
-5,625
31,64063
305
252
53
0
375,875
∑
Diketahui:
MB =
∑
t =
∑
=
∑K = 305
∑E = 252
∑B = 53
MB = 6,625
∑b = 0
∑
= 6,625 =
Mean A =
,
, ,
=
= 38,125
, ,
=
, √ ,
= 375,875 Mean B = =
6,625 2,590763
= 31,5 =
2,557162 = 2,557 t-hitung
t-tabel
2,557
2,365
Data perhitungan statistik hasil tes awal (pre-tes) dengan pola M.S Data hasil perhitungan diatas diketahui t-hitung = 2,557 dengan db= 7 dan taraf signifikasi 5% = 2,365 berarti t-hitung
sedangkan t-tabel t-tabel
2,557
73
2,365 dengan demikian ada perbedaan yang signifikan antara metode rotation dengan metode rallyers and runners terhadap kemampuan rally 3 menit.
74
Lampiran 15 PROGRAM LATIHAN GROUNDSTROKE DENGAN METODE ROTATION DAN RALLYERS AND RUNNERS IKK TENIS JURUSAN PKLO FIK UNNES TAHUN 2011 No. 1 2
Tanggal 2-3-2011 4-3-2011
Kelompok Eksperimen No. Tanggal Kelompok Kontrol Tes awal rally 3 menit bersama-sama Pertemuan 1 2 4-3-2011 Pertemuan 1 - Pemanasan 10 menit - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit - Inti 60 menit Penjelasan cara Penjelasan cara memegang raket
memegang raket
dengan metode rallyers
dengan metode
and runners. Anak
rotation. Anak berdiri
berdiri di garis baseline
di garis baseline
dengan melakukan
dengan melakukan
pukulan groundstroke
pukulan groundstroke
yang diumpan sasaran
yang diumpan sasaran
lurus dari garis service,
silang dari garis
repetisi 5 (4 set)
service, repetisi 5 (4
- Evaluasi - Istirahat antar set 60 detik - Pendinginan 5 menit
3
7-3-2011
Pertemuan 2 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan latihan
set) repetisi 10 ( 2 set)
3
7-3-2011
- Evaluasi - Istirahat antar set 120 detik Pendinginan 5 menit Pertemuan 2 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan latihan
groundstroke dengan
groundstroke dengan
menggunakan metode
menggunakan metode
rallyers and runners
rotation repetisi 10 ( 2
75
repetisi 5 (4 set)
4
9-3-2011
- Evaluasi - Istirahat antar set 60 detik Pendinginan 5 menit Pertemuan 3 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan spider run
set)
4
9-3-2011
kemudian melakukan
shuttle run kemudian
latihan groundsroke
melakukan latihan
berpasangan dengan
groundsroke
sasaran lurus repetisi 4
berpasangan dengan
(6 set)
sasaran silang, repetisi
- Evaluasi - Istirahat antar set 30 detik Pendinginan 5 menit 5
11-3-2011
- Evaluasi - Istirahat antar set 120 detik Pendinginan 5 menit Pertemuan 3 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan latihan
Pertemuan 4 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan lari 30
6 ( 4 set)
5
11-3-2011
- Evaluasi - Istirahat antar set 45 detik Pendinginan 5 menit Pertemuan 4 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan
meter yang mana
groundstroke diumpan
dilanjutkan dengan
skip maju ke depan dan
melakukan latihan
mundur ke belakang,
groundstroke diumpan
repetisi 6 ( 4 set)
skip ke samping
- Evaluasi Istirahat antar set 45 detik Pendinginan 5 menit
sasaran silang , repetisi 4 (6 set)
6
14-3-2011
- Evaluasi - Istirahat antar set 30 detik Pendinginan 5 menit Pertemuan 5 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit
6
14-3-2011
Pertemuan 5 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit
76
7
8
16-3-2011
18-3-2011
Melakukan lari 3 menit
Melakukan squat trust
kemudian melakukan
kemudian melakukan
latihan groundstroke
groundstroke diumpan
diumpan sasaran lurus
skip ke samping dan
dan menyilang, repetisi
diagonal sasaran silang,
6 (4 set)
repetisi 4 ( 6 set)
- Evaluasi - Istirahat antar set 30 detik Pendinginan 5 menit Pertemuan 6 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan spider run
- Evaluasi Istirahat antar set 45 detik Pendinginan 5 menit 7
16-3-2011
Pertemuan 6 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan dogging
kemudian melakukan
run kemudian
latihan groundstroke
melakukan latihan
diumpan skip ke
groundstroke diumpan
samping dan diagonal
skip ke samping dan
sasaran silang, repetisi
diagonal sasaran lurus,
6 (4 set)
repetisi 4 ( 6 set)
- Evaluasi - Istirahat antar set 30 detik Pendinginan 5 menit Pertemuan 7 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan latihan
8
18-3-2011
- Evaluasi - Istirahat antar set 45 detik Pendinginan 5 menit Pertemuan 7 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan latihan
groundstroke rally
groundstroke rally
berkelompok 3 menit
berkelompok 3 menit
menggunakan metode
menggunakan metode
rallyers and runners,
rotation , 1 set
1 set
Evaluasi rotation
- Evaluasi rallyers and runners Pendinginan 5 menit
Pendinginan 5 menit
77
9
10
11
21-3-2011
23-3-2011
25-3-2011
Pertemuan 8 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan latihan
9
21-3-2011
Pertemuan 8 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan latihan
groundstroke dengan
groundstroke dengan
menggunakan metode
menggunakan metode
rallyers and runners
rotation repetisi 10 ( 3
repetisi 5 (6 set)
set)
- Evaluasi - Istirahat antar set 60 detik Pendinginan 5 menit Pertemuan 9 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan spider run
10
23-3-2011
- Evaluasi - Istirahat antar set 120 detik Pendinginan 5 menit Pertemuan 9 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan shuttle run
kemudian melakukan
kemudian melakukan
latihan groundsroke
latihan groundsroke
berpasangan diumpan
berpasangan maju
skip ke samping,
mundur, repetisi 10 ( 3
repetisi 5 (6 set)
set)
- Evaluasi - Istirahat antar set 30 detik Pendinginan 5 menit Pertemuan 10 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan lari 30 m
11
25-3-2011
- Evaluasi - Istirahat antar set 45 detik Pendinginan 5 menit Pertemuan 10 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan squatr trust
kemudian melakukan
kemudian melakukan
latihan groundsroke
latihan groundsroke
berpasangan secara
diumpan skip ke
silang, repetisi 6 (6set)
samping kanan dan kiri
- Evaluasi - Istirahat antar set 60 detik Pendinginan 5 menit
repetisi 6 ( 6 set) - Evaluasi - Istirahat antar set 120 detik
78
12
28-3-2011
Pertemuan 11 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan latihan
12
28-3-2011
groundstroke
run kemudian
menggunakan metode
melakukan latihan
rallyers and runners,
groundsroke
repetisi 6 (6 set)
menggunakan metode
- Evaluasi - Istirahat antar set 30 detik Pendinginan 5 menit
13
14
30-3-2011
1-4-2011
Pendinginan 5 menit Pertemuan 11 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan dogging
Pertemuan 12 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan latihan
rotation , repetisi 6 ( 6 set)
13
30-3-2011
- Evaluasi - Istirahat antar set 45 detik Pendinginan 5 menit Pertemuan 12 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan latihan
groundstroke
groundstroke
menggunakan rallyers
menggunakan metode
and runners , repetisi 8
rotation, repetisi 4 ( 8
(4 set)
set)
- Evaluasi - Istirahat antar set 30 detik Pendinginan 5 menit Pertemuan 13 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan lari 50 m
14
1-4-2011
- Evaluasi - Istirahat antar set 45 detik Pendinginan 5 menit Pertemuan 13 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan shuttle run
kemudiian melakukan
kemudian melakukan
latihan groundstroke
latihan groundstroke
diumpan skip ke
diumpan skip ke depan
samping dan diagonal
dan diagonal sasaran
sasaran silang, repetisi
lurus, repetisi 6 ( 6 set) - Evaluasi
79
6 (6 set)
15
2-4-2011
- Evaluasi - Istirahat antar set 30 detik Pendinginan 5 menit Pertemuan 14 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan latihan
2-4-2011
Pertemuan 14 - Pemanasan 10 menit - Inti 60 menit Melakukan latihan groundstroke rally
berkelompok 3 menit
berkelompok 3 menit
menggunakan metode
menggunakan metode
rallyers and runners, 2
rotation , 2 set
- Evaluasi rallyers and runners
2-4-2011
15
groundstroke rally
set
16
- Istirahat antar set 45 detik Pendinginan 5 menit
- Evaluasi rotation - Istirahat antar set 6 menit
Pendinginan 5 menit - Istirahat antar set 6 menit Pendinginan 5 menit Tes akhir rally 3 menit bersama-sama
80
Lampiran 16
\ UJI PERBEDAAN MEAN
Guna mengetahui mana yang lebih baik antara latihan groundstroke menggunakan metode rotation dengan rallyers and runners terhadap kemampuan melakukan rally 3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK Tenis PKLO FIK tahun 2011. Dilakukan uji perbedaan mean, yaitu: ∑K = 305
Mk =
∑E = 252
∑B = 53
∑
= = 38,125
Me =
∑
= = 31,5
Berdasarkan perhitungan diatas dan diperoleh Mk= 38,125 dan Me= 31,5 berarti Mk > Me atau 38,125 > 31,5. Melihat uji perbedaan mean diatas, maka dengan demikian latihan groundstroke dengan menggunakan metode rotation lebih baik dari pada latihan groundstroke dengan dengan menggunakan metode rallyers and runners terhadap kemampuan melakukan rally3 menit pada mahasiswa putra peserta IKK Tenis PKLO FIK tahun 2011.
81
Lampiran 17 Dokumentasi pengarahan kepada sampel
Dokumentasi pelaksanaan Tes Rally 3 menit
7
82
Dokumentasi Petugas Lapangan
Dokumentasi Alat dan Perlengkapan