Konferensi Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mataram 14-16 Pebruari 2013
Makalah Nomor: 97
PEMODELAN APLIKASI EMBEDED LEARNING SYSTEM PADA TABLET Henderi1, Sri Hartati2 1
Mahasiswa S3 Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada 2 Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada 1,2 Jl. Sekip Utara Bulak Sumur, Yogyakarta 55281 1
[email protected] , 2
[email protected]
Abstrak Penggunaan teknologi informasi (TI) dalam menciptakan perubahan tingkah laku dan pengalaman pembelajar mempunyai banyak ragam, namun memiliki karakteristik dan tujuan yang hampir sama. Pada bagian lain, konvergensi layanan TI dan telekomunikasi dalam memenuhi kebutuhan pertukaran data, suara dan video telah mendorong terciptanya berbagai inovasi model pembelajaran. Konvergensi TI selanjutnya mendorong e-learning berevolusi menjadi mobile learning (m-Learning). Namun demikian, m-learning mempunyai berbagai keterbatasan, diantaranya dari aspek catu daya, layar, fitur yang terbatas, dan content yang bisa ditampilkan. Untuk itu, paper ini membahas pengembangan model aplikasi embeded learning system pada tablet untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Metodologi pengembangan yang digunakan adalah object oriented design (OOD) yang digambarkan dalam bentuk diagram unified modeling language (UML) menggunakan software Visual Paradigm 6.4 Entreprise Edition. Sementara aplikasi embeded learning system pada tablet dikontruksi menggunakan bahasa HTML. Berdasarkan hasil analisis, uji coba dan pembahasan yang dilakukan, diketahui bahwa model aplikasi embeded learning system pada tablet yang dikembangkan mampu mengatasi permasalahan yang terdapat pada sistem m-learning, mudah digunakan, layar yang lebih nyaman, daya tahan catu mencapai 10 jam, keybord lebih nyaman, menyediakan informasi secara visual dan sumber belajar personalized, dapat mengubah situasi belajar dengan seting yang relatif bebas, tidak membosankan, memudahkan pemahaman, dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Key word: konvergensi, e-learning, mobillearning, embeded learning system, tablet
1.
E-learning adalah salah satu istilah model pembelajaran dengan memanfaatkan TI yang paling dikenal oleh masyarakat, dan banyak digunakan oleh lembaga pendidikan. Alasan e-learning banyak digunakan dikuatkan oleh pendapat Taryana Acep, et.al [3] bahwa pemilihan sistem e-learning yang tepat dapat meningkatkan skabilitas, kecepatan akses, dan keamanan. E-learning marak digunakan karena dianggap lebih praktis, efektif, dan efisien digunakan dalam kegiatan belajar mengajar [4]. Perkembangan model pembelajaran tidak berhenti. Konvergensi layanan TI dan telekomnikasi untuk memenuhi kebutuhan pertukaran data, suara dan video, banyak melahiran standar, metode, teknik dan perangkat baru, salah satunya perangkat mobile yang sudah menggunakan sistem operasi komputer [5]. Konvergensi TI pada gilirannya mendorong e-learning berevolusi menjadi mobile learning (m-learning). Perkembangan perangkat mobile yang sangat cepat disertai dengan perkembangan aplikasi yang mendukungnya mendorong perubahan istem
Pendahuluan
Strategi pembelajaran dipengaruhi oleh teknologi informasi (TI) dan mengarah kepada cara belajar aktif yang diwarnai dengan problem-baselearning. Cara belajar guru aktif semakin ditinggalkan dengan cara melakukan pengayaan dan pembuatan perangkat ajar berbantuan TI untuk menciptakan hight impact learning. Namun pembuatan perangkat ajar berbantuan TI harus dapat mengakomodasikan berbagai aspek proses belajar dan membutuhkan multidisiplin [1]. Penggunaan TI dalam pembelajaran bertujuan untuk menciptakan perubahan dan persediaan tingkah laku dan pengalaman bagi peserta pembelajar. Penggunaan TI tersebut mempunyai banyak variasi namun memiliki tujuan yang sama. Beberapa istilah sistem pembelajaran yang yang dimaksud diantaranya: e-learning, distance learning, distance education, online learning, dan computer base training [2].
350
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mataram 14-16 Pebruari 2013
pembelajaran yang pada awalnya berbasis clientserver, dimana client dalam bentuk personal computer/laptop beralih ke perangkat mobile seperti telepon selular, iPhone, blackberry, tablet, atau yang lainnya. Sehingga materi pembelajaran dapat diakses kapan pun dan dimana pun [6]. Pengunaan e-learning lebih mengutamakan aspek efektifitas dan efisiensi dari aspek waktu, biaya, dan materi pembelajaran yang ingin disampaikan [7]. Pendapat lainnya [1, 2, 3, 4, 7, 8] menyatakan ahwa sistem e-learning yang digunakan saat ini memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut diantaranya: belum banyak digunakan sebagai media diskusi dan belum memberikan perhatian yang memadai terhadap aspek evaluasi. Permasalahan pada sistem e-learning ini penting untuk dipecahkan. Jika tidak, maka proses pembelajaran berbasis e-learning kurang optimal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pada bagian lain, model m-learning yang mulai diterapkan akhir-akhir ini juga memiliki beberapa permasalahan. Misalnya: keterbatasan layar, keypad, dan catu daya perangkat mobile yang digunakan. Keterbatasan layar menyebabkan tampilan m-learning pada perangkat mobile tidak optimal, dan keterbatasan catu daya menyebabkan m-learning tidak bisa diakses dalam waktu lama. Pada aspek kegiatan evaluasi, sistem m-learning mempunyai keterbatasan pada keypad perangkat mobile karena kurang nyaman digunakan. Akibatnya perangkat pembelajaran berbasis e-learning maupun m-learning menjadi kurang optimal. Penelitian ini bermaksud memecahkan permasalahan dan keterbatasan-keterbatasan tersebut melalui pengembangan model aplikasi embeded learning system pada tablet sebagai sebuah transpormasi sistem pembelajaran. 2.
3.
Pembahasan
3.1 Elektronic Learning (e-Learning) Model pembelajaran e-learning berfungsi untuk memperkaya wawasan dan pemahaman pembelajar, serta proses pembiasaan agar sadar terhadap sumber informasi khususnya informasi dari teknologi internet [9]. E-Learning bisa dikatakan sebagai proses pembelajaran yang lebih mengutamakan aspek efektifitas dan efisiensi dari aspek waktu, biaya, maupun materi pembelajaran yang ingin disampaikan [7]. Agar pembelajar tertarik dengan sistem e-learning maka: (a) tampilan dengan grafik/gambar yang menarik, (b) penempatan teks dekat grafik/gambar, (c) pemanfaatan sistem audio secukupnya/tidak berlebihan, (d) menggunakan gaya bahasa percakapan/bukan bahasa formal, (e) keterlibatan learner dalam permainan, bila materi dikemas secara game, (f) hindari adanya suara, tampilan gambar dan teks yang sembarangan dan terkesan over animated, (h) hindari aspek perwarnaan yang membuat mata lelah [2]. 3.2 Mobile Learning (m-Learning) Beberapa penelitian mendefinisikan m-learning sebagai migrasi dari e-learning ke perangkat portabel [6]. Mobile learning merupakan sebuh istilah yang mengacu kepada suatu kegiatan, biasanya pendidikan yang menggunakan beberapa jenis perangkat bergerak. Hal ini juga merupakan upaya dari pemanfaatan teknologi dan perangkat bergerak yang telah melebihi fungsi dasaranya yaitu untuk berkomunikasi seperti smartphone, PDA, dan tablet [10,11]. Model pembelajaran m-learning tumbuh seiring dengan perkembangan perangkat mobile yang sangat cepat disertai dengan aplikasi yang mendukungnya. Sistem pembelajaran berbasis TI yang pada awalnya berbasis client-server, dimana client dalam bentuk personal computer/laptop dapat beralih ke perangkat mobile seperti telepon selular. Sehingga materi pembelajaran dapat diakses kapan pun dan dimana pun [6].
Metodologi
Pengembangan model aplikasi embeded learning system pada tablet dilakukan menggunakan metode object oriented design (OOD) yang digambarkan dalam diagram unified modeling language (UML) menggunakan software Visual Paradigm 6.4 Entreprise Edition for UML. Sementara aplikasi embeded learning system dikontruksi menggunakan bahasa HTML.
Gambar 1. Arsitektur m-Learning [6]
351
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mataram 14-16 Pebruari 2013
Gambar 1 menjelaskan bahwa arsitektur model pembelajaran m-learning sedikitnya memerlukan lima komponen utama, yaitu: (1) database server mlearning, (2) application server m-learning, (3) jaringan internet, (4) operator seluler, dan (5) perangkat portable (berupa smartphone/handphone). Agar sistem m-learning dapat berjalan dengan baik, kelima elemen pada gambar 1 harus saling mendukung, terintegrasi, dan bersinergi baik. Pada kenyataannya, pengembangan aplikasi mobile learning tersebut memiliki keterbatasan, diantaranya adalah catu daya, kapasitas penyimpan, pemroses, layar tampilan dan sarana masukan/keluaran.
Model embeded learning system pada tablet berbeda dengan model e-learning karena memungkinkan pembelajar meningkatkan kemampuan otak kanan dan otak kiri secara berimbang. Peningkatkan kemampuan kedua sisi otak tersebut dapat dilakukan karena aplikasi embeded learning system pada tablet dapat menjadi enabler peserta pembelajar melakukan kegiatan belajar, bermain, bekerja, dan berdoa menggunakan perangkat mobile berbentuk tablet. 4.
Rancangan Aplikasi Embeded Learning System
4.1 Collaboration Diagram
3.3 Embeded Learning System
Pengembangan aplikasi embeded learning system pada tablet memperhatikan unsur kolaborasi. Kolaborasi merupakan salah satu unsur penting pembelajaran untuk membantu pemahaman terhadap materi ajar yang diberikan [1]. Implementasi prinsip kolaborasi pada aplikasi embeded learning system pada tablet diilustrasikan dalam collaboration diagram pada gambar 2.
Embeded learning system merupakan model pembelajaran yang memiliki tujuan yang sama dengan model e-learning dan m-learning. Perbedaan model embeded learning dengan e-learning dan mlearning yang paling utama terdapat pada sumber pembelajaran dalam bentuk iBook dan berbagai bentuk applikasi yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman Xcode, atau yang tersedia di appstore.
Gambar 2. Collaboration Diagram Embeded Learning System Pada Tablet Tampak pada gambar 2, embeded learning system pada tablet dapat digunakan secara kolaboratif oleh lecture dan students sebagai komunitas pembelajar berdasarkan hak akses dan behavior sistem. Gambar 2 menunjukan fitur dan behavior utama aplikasi embeded learning system yang dikembangkan yang terdiri dari: browes, absen, iBook application, dan 2 behavior include (contents dan quest). Behavior pada aplikasi embeded learning system pada tablet juga mengandung fitur note/comment pada iBook sebagai sumber belajar yang disimpan dalam collections dan store.
Kenyataan ini membuat aplikasi embeded learning system pada tablet menjadi enabler meningkatnya pemahaman pembelajar secara personalize. 4.2 Activity Diagram Untuk mempermudah penggunaan aplikasi, maka aktivitas pada berbagai behavior embeded learning system pada tablet digambarkan dalam bentuk activity diagram (gambar 3). Activity diagram dibuat dengan memperhatikan pendapat Jeffry L. Whitten, et. al [12].
352
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mataram 14-16 Pebruari 2013
Gambar 3. Activity Diagram Embeded Learning System Pada Tablet Gambar 3 menjelaskan aktivitas yang dapat dilakukan oleh pembelajar dan fasilitator pada aplikasi embeded learning system pada tablet. Main stream pengembangan aplikasi embeded learning system dilakukan pada iBook sebagai sumber belajar. Aplikasi embeded learning system pada tablet dapat menampilkan informasi dan menerima masukan dari user dalam bentuk aktivitas make bookmark, do quest, make notes, dan make resume pada sumber belajar berupa iBook (gambar 3). Aplikasi embeded learning system pada tablet merupakan penerapan jenis modul komunikasi sebagai modul interface, yang akan berinteraksi dengan user, menampilkan informasi, dan menerima masukan dari user seperti pada aplikasi intelligent tutorial system (ITS) yang dikembangkan oleh Saptian R. Yahya, et. at [13]. Aplikasi embeded learning system pada tablet dalam penelitian ini lebih lengkap dibandingkan dengan aplikasi ITS karena dapat menerima masukan dari user untuk memperkaya sumber belajar sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber belajar dan proses pembelajaran. Sementara aplikasi ITS hanya dapat digunakan sebagai media penyampai informasi, menerima masukan dari user melalui media evaluasi dalam proses pembelajaran, belum menerima masukan dari user untuk memperkaya sumber belajar. Tidak hanya itu, pengayaan sumber belajar pada aplikasi embeded
learning system pada tablet merupakan activity mandatory, dimana pembelajar diwajibkan (mandatory behavior) untuk melakukan pengayaan bahan ajar secara mandiri. Perilaku tersebut merupakan kewajiban pembelajar. 4.3 Componen Diagram Embeded Learning System Teknologi pembelajaran embeded learning system pada tablet merupakan model pembelajaran on line yang dapat menciptakan suasana menyenangkan dalam proses pembelajaran karena pembelajar terlibat aktif secara dan on line menggunakan tablet (gambar 4). Tampak pada gambar 4, interaksi antara tablet dengan aplikasi embeded learning system dapat dilakukan secara langsung atau melalui node tablet dosen yang berfungsi sebagai interface layer kedua. Gambar 4 juga mengilustrasikan bahwa aplikasi embeded learning system pada tablet memerlukan dukungan repeater sebagai penguat sinyal wifi agar koneksi antara tablet sebagai device utama yang digunakan oleh pembelajar dan fasilitator untuk menggunakan embeded learning system berfungsi optimal.
Gambar 4 Component Diagram Embeded Learning System Pada Tablet pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran yang berbeda, serta ditekankan pada komunikasi terbuka diantara seluruh bagian yang terlibat. Kombinasi efektif pada embeded learning system pada tablet terjadi antara dosen, teknologi, sumber belajar, dan pembelajar.
4.4 Deployment Diagram embeded learning Pengembangan aplikasi embeded learning system pada tablet bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan merupakan bentuk lain penerapan konsep blended learning seperti yang disampaikan Noveandini Rahayu, et al. [14], yaitu
353
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mataram 14-16 Pebruari 2013
Gambar 5 Deployment Diagram Embeded Learning System Pada Tablet Penerapan konsep blended learning diilustrasikan dalam bentuk deployment diagram. Tampak pada gambar 5, untuk menciptakan unsur kombinasi yang efektif maka pembangunan embeded learning system pada tablet didukung oleh aplikasi sebagai interface antara tablet sebagai node front end dan server sebagai node back end pada mac mini server. Pada implementasinya, aplikasi interface pada embeded learning system pada tablet dipengaruhi oleh performance sinyal wifi yang tersedia. Jika sinyal wifi lemah maka aplikasi interface dapat mereduksi unsur blended learning
karena peran teknologi menjadi tidak optimal. Kelemahan dapat ditanggulangai dengan baik sesuai dengan kemampuan fasilitator dalam menggunakan sumber pelajaran berupa game yang ada pada iBook untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. 5 5.1
Implementasi Sumber Belajar iBook
Fungsi add on untuk melakukan sharing iBook melalui e-mail (mengirim e-mail)
Fungsi add on untuk memilih sumber belajar pada iBook (Book atau FDFs)
Teks sumber belajar yang bisa menerima input dari pembelajar untuk memberikan pengayaan terhadap materi belajar (note, bookmark, stabilo, resume, dll).
Gambar 6. iBooks Application Bentuk sumber belajar berupa iBook tampak pada gambar 6. Materi pembelajaran yang digunakan disimpan dalam bentuk iBook dan merupakan komponen aplikasi embeded learning system pada tablet. Pembelajar dan fasilitator menggunakan iBook pada embeded learning system. Aplikasi iBook pada gambar 6 dapat menerima masukan dari user berupa: note, bookmark, stabilo teks, membuat resume, gungsi add on untuk memilih sumber belajar (iBook dan PDFs), dan sharing sumber belajar dengan cara mengklik fungsi plug in pada iBook yang terletak pada sisi kiri, sisi kanan dan bagian bawah iBook. Semua sumber belajar yang berbentuk iBook dapat diakses oleh semua
pembelajar dan fasilitator yang terkoneksi dengan aplikasi embeded learning system pada tablet. 5.2 iQuest (integrated Quest) Sumber belajar pada aplikasi embeded learning system pada tablet berbentuk iBook yang dikembangkan juga memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan model e-learning dan m-learning karena memiliki embeded aplikasi iQuez. Setiap akhir pokok bahasan pada iBook terdapat soal latihan dalam bentuk iQuez. Tampilan dan soal iQuez pada iBook tampak pada gambar 7.
354
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mataram 14-16 Pebruari 2013
Fungsi submit untuk mengirim jawaban iQuez
Gambar 7. Tampilan Aplikasi iQuez Pada iBook Aplikasi iQuez (gambar 7) dibuat dalam bentuk pilihan ganda. Pembelajar wajib mengerjakan soal iQuez pada setiap akhir pokok bahasan. Pembelajar menjawab soal iQuez dengan cara melakukan tab pada salah satu jawaban yang tersedia pada soal dan mengirimkannya kepada dosen setelah menjawab semua soal. Pengiriman dilakukan dengan cara men-
tab fungsi submit pada palikasi iQuez. Fungsi aplikasi iQuez pada iBook pada gambar 7 juga merupakan implementasi dan bukti bahwa aplikasi embeded learning system pada tablet dapat menerima input dari user, dan dapat digunakan dalam mengevaluasi hasil belajar.
Gambar 8. Jawaban iQuez Beruapa E-mail yang Diterima Dosen (Fasilitator) Gambar 8 merupakan bentuk jawaban iQuez berupa e-mail yang diterima oleh fasilitator ketika pembelajar selesai menjawab soal iQuez. Berdasarkan hasil analisa selama uji coba, aplikasi iQuez pada iBook dapat berfungsi dengan baik, namun fasilitator masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan nilai kepada pembelajar karena fungsi iQuez yang dikembangkan belum memiliki fungsi auto correction terhadap jawaban soal pada iQuez. Hasil uji coba dan analisa juga mengetahui bahwa aplikasi embeded learning system pada tablet termasuk jenis aplikasi pembelajaran berbasis moodle (modular object-oriented dynamic learning environment) karena merupakan paket perangkat lunak yang dibangun untuk kegiatan belajar berbasis internet dan website [15]. Aplikasi embeded learning system pada tablet juga memungkinkan
terjadinya kolaborasi dan interaksi antara user menggunakan fasilitas contact dan e-mail yang tersedia pada perangkat tablet. Dengan demikian dapat pula dibuktikan bahwa aplikasi embeded learning system pada tablet dapat menjalankan fungsi-fungsi e-forum seperti yang dikembangkan oleh Joko Lianto Buliali, et. al [16], yaitu: pengelolaan komunitas dengan baik, memungkinkan meningkatkan interaksi pengguna, meningkatkan komunikasi, pertukaran informasi dan kolaborasi bagi stakeholder. Aplikasi embeded learning system pada tablet juga terbukti dapat menjalankan fungsifungsi m-learning. 5.3
Pengujian
Pengujian dan verifikasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilkan aplikasi embeded
355
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mataram 14-16 Pebruari 2013
learning system pada tablet yang kembangkan. Konsistensi data terutama pada proses download materi pembelajaran, upload, dan pengiriman jawaban iQuez antar device yang digunakan (tablet pembelajar, tablet dosen, dan mac mini server) diperiksa secara seksama. Pengujian yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan pengujian yang dilakukan oleh Thio Pratama Putra, et. al . [5] terhadap aplikasi mobile learning berbasis moodle. Sementara lingkungan pengujian yang dilakukan pada aplikasi embeded learning system pada tablet dalam penelitian ini adalah:
meningkatkan kualitas pembelajaran, dan sebagian besar user (70,5%) menyatakan sumber belajar iBook pada aplikasi embeded learning system pada tablet dapat memudahkan pemahaman dan memberikan pengayaan sumber belajar secara personalize. Hasil evaluasi selama uji coba juga menyimpulkan bahwa aplikasi embeded learning system pada tablet memiliki kemampuan menyediakan informasi secara visual dan lebih menarik sehingga dapat menjadi media alternatif mengubah situasi belajar di kelas dengan setting yang relatif bebas, santai dan tidak membosankan.
embeded learning server: Mac Mini Server (sebagai server
SIMPULAN
embeded learning system)
embeded learning clien : iPad 2 (clien yang digunakan oleh pembelajar dan dosen) Jumlah member : 31 pembelajar, dan 1 dosen Waktu diakses : Pukul 11:20:40 wib Akses internet : Speedy
Berdasarkan hasil analisis, uji coba dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model aplikasi embeded learning system pada tablet yang dikembangkan dapat memecahkan permasalahan yang terdapat pada sistem m-learning, mudah digunakan, mempunyai tampilan layar yang lebih nyaman dari perangkat m-learning, daya tahan catu daya yang lebih lama (mencapai 10 jam) jika dibandingkan dengan m-learning yang hanya mencapai maksimum 4 jam, keyboard lebih nyaman, menyediakan informasi secara visual, menyediakan sumber belajar secara personalized, dapat mengubah situasi belajar dengan seting yang relatif bebas, tidak membosankan, memudahkan pemahaman, dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, diketahui bahwa aplikasi embeded learning system pada tablet dapat berfungsi dengan baik, sumber belajar (iBook) dapat diakses dan di-download dengan baik, aplikasi iQuez dapat digunakan dan berfungsi baik, jawaban iQuez dari pembelajar dapat terkirim dengan baik, dan dosen dapat menerima semua jawaban iQuez. Dengan demikian, hasil pengujian terhadap penerapan aplikasi embeded learning system pada tablet merupakan sebuah aplikasi m- leaning yang yang memanfaatkan fungsi mobile sebagai pengganti buku dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Pada batas-batas tertentu, iBook pada aplikasi embeded learning system pada tablet merupakan gabungan diantara audio dan video yang dapat meningkatkan ketertarikan didalam proses pembelajaran. Walau demikian, keberhasilan penerapan aplikasi embeded learning system pada tablet juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: (a) faktor kebijakan, (b) faktor sumber daya manusia, (c) content sistem, dan (d) faktor budaya. Hal ini sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Maimunah, et. al [7] tentang faktor yang mempengaruhi keberhasilkan aplikasi e-forum. Berdasakan hasil uji coba pula diketahui bahwa aplikasi embeded learning system pada tablet yang dikembangkan mempunyai kelebihan dari aspek tampilan layar tablet yang lebih besar dari perangkat m-learning, daya tahan catu daya bisa mencapai10 jam (lebih lama dibanding device mlearning), dan keybord yang lebih nyaman dibading perangkat mobile pada m-learning. Sementara berdasarkan hasil evaluasi terhadap tingkat kepuasan user, diketahuai bahwa hampir seluruh user (86,3%) menyatakan sangat mudah menggunakan aplikasi embeded learning system pada tablet, sebagian besar user (73,8%) menyatakan yakin aplikasi embeded learning dapat
[1] Lili Tanti, 2010, Pengembangan Perangkat Ajar Berbantuan Komputer untuk Mempelajari Tata Bahasa Inggris, CCIT Journal, Vol.3 No.2, 206219 [2] Fredy Susanto, Asep Saefullah, Jawahir, 2007, E-Learning: Metode Pembelajaran Anytime Anyplace, Jurnal Cyber Raharja, Edisi 7 Tahun 4, 44-52. [3] Acep Taryana, Hari Siswantoro, 2010, Penerapan E-Learning Olat dengan Webserver Ter-Cluster untuk Peningkatan Kapasitas Akses E-Learning, Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI), Universitas Islam Indonesia, A-85- A91 [4] Affan Mahtarami, Andario Dwi Wardhana, 2010, Pengembangan Konten E-Learning Berbasis GIM Komputer untuk Materi Ekspresi Reguler, Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI), Universitas Islam Indonesia, A-103-A-106 [5] Thio Pratama Putra, Suswanto Sanjaya, Surya Agustian, 2012, Aplikasi Mobile Learning Berbasis Moodle Pada Platform Android,
356
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mataram 14-16 Pebruari 2013
Prosiding Konferensi Sistem Informasi (KNSI), STIKOM Bali, 541-546 [6] Dini Nurmalasari, 2011, Implementasi Aplikasi M-Learning Berbasis J2ME di Politeknik Caltex Riau, Prosiding Konferensi Sistem Informasi (KNSI), STIMIK Potensi Utama-Medan, 89-95 [7]Maimunah, Kristiana, Hendra, 2010, Perancangan Aplikasi Diskusi Pada Media e-Learning Berbasis Web, CCIT Journal, Vol.3 No.2, 153173 [8]Chaniago, L., & Barnet-Eliis, P., 20007. Checking Out Facebook.Com: The Impact of a Digital Trend on Academic Libraies. Informatioan Technology and Libraries, 26 (1), 23-24. [9] Prabowo Pudjo Widodo, Maimunah, Henderi, 2009, Kajian Persepsi Pengguna Teknologi Pembelajaran Raharja Multimedia Edutainment (RME) Menggunakan Metode Technology Acceptance Model, CCIT Journal, Vol.2 No.3, 231-256 [10]Parson, David, et. at., 2007, A Design Requirment Framewrok Mobile Learning Environment, Journal of Computer, Vol.2, No. 4 [11] Santoso, Gatoto, et.al., 2009, Perancangan Konten M-Learning dengan Sistem Live Multimedia Berbasis Seluler, Jurnal Teknologi, Institut AKPRIN, Vol.2. No. 2. [12] Jeffry L. Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittmen, 2004. Metode dan Desain dan Analisis Sistem, Mc. Graw Hill Education dan Penerbit Andi, Yogyakarta. [13] Yahya R. Saptian, Laifa Humairo, 2010, Penerapan Metode Pembelajaran Pada Intelligent Tutoring System (ITS), Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI), Universitas Islam Indonesia, A92-A97. [14] Rahayu Noveandini, Maria Sri Wulandari, 2010, Pemanfaatan Media Pembelajaran Secara On Line, Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI), Universitas Islam Indonesia, A71-A74. [15] Efendi, Empy dan Hartono Zhuny, 2005, E-Learning Knep dan Aplikasi, Yogyakarta, Penerbit Andi [16] Joko Lianto Buliali, Suhadi Lili, Muhamad Zuber, 2008, Model dan Implementasi EForum Berbasis J2EE Menggunakan EJB Design Pattern dan Struts Application Framework, CCIT Journal, Vol.2 No.1, 13-31.
357
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mataram 14-16 Pebruari 2013
358