PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Volume XIII No.1 April 2013
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SMK NEGERI. 4 PADANG
Oleh: Ardisal, Damri Universitas Negeri Padang
Abstract Penelitian ini berawal dari penyelenggaraan proses pembelajaran siswa ABKh Tunanetra di SMKN Kota Padang. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keadaan umum pembelajarannya meliputi penggunaan strategi pembelajaran, penggunaan metoda ,penyampaian materi pelajaran dan pengelolaan kelas Penelitian ini ditetapkan dengan teknik sampel bola salju yang terdiri siswa, guru, kepala sekolah, orang tua murid, pengawas sekolah, dinas pendidikan dan masyarakat. Informan tetap berjumlah 24 orang. Hasil Temuan, ada empat Tema Sentral keberhasilan penyelenggaraan pembelajaran di SMK.4 inklusi kota Padang. 1. Pelaksanaan program pendidikan inklusi di SMKN 4 Padang , sangat didukung oleh persepsi positif dari kepala sekolah, guru,GPK, orang tua, masyarakat dan dinas pendidikan. 2 strategi pembelajaran dan penggunaan metoda masih menggunakan pedoman regulasi umum, termasuk pengelolaan kelas sangat memerlukan perbaikan dan pembenahan. 3. Seluruh personil sekolah menjadi actor penting yang siap melayani semua anak, tanpa perbedaan dan bertanggung jawab atas kelancaran proses pelaksanaan pembelajaran sehingga kondisi diatas dapat menjadi kunci kemajuan sekolah inklusi. Kerjasama antar personal, baik kedalam maupun keluar sehingga pengembangan sekolah inklusi tidak banyak mengalami kendala yang berarti. meskipun masih memerlukan perbaikan pembenahan dan pengembangan. 4. Meskipun pelaksanaan pembelajaran SMK inklusi berjalan dengan baik, namun berbagai perbaikan seperti yang dituangkan dalam tema sentral diatas harus dan terus diperbaiki dan dikembangkan sebagaimana mestinya. , Kata kunci : Pembelajaran inklusi di SMK, Anak Tunanetra
PENDAHULUAN Tujuan utama penyelenggaraan program inklusi disekolah ini antara lain adalah: (1) Membuka peluang yang seluas-luasnya kepada siswa tamatan SMP yang berkebutuhan khusus untuk mendapatkan layanan pendidikan lanjutan yang tersedia sesuai dengan kemampuannya. (2) Pendidikan inklusif memberikan pelajaran yang bermutu baik strategi,metoda maupun pengelolaan kelas yang dapat mengakomodir kebutuhan anak berkebutuhan khusus, sehingga keberadaan ABKh berfungsi dan mendapat pengalaman berharga bagi bagi kesetaraan dan kesamaan dengan siswa normal.Begitu juga dengan masyarakat. Yang mengikuti dapat berinteraksi, berkomunikasi dan melakukan penyesuaian dan partisipasi social. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan proses belajar mengajar terutama
pengelolaan dan strategi pembelajaran pada siswa ABKH Tunanetra di SMK Negeri 4 Padang. Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikann secara lahiriah,apa yang sedang terjadi didalam diri seseorang yang sedang belajar. Bahkan hasil belajar seseorang tidak lansung kelihatan, tanpa ,melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Belajar dapat dirumuskan sebagai suatu perubahan akaibat dari pengalaman (Edwar.L.Walker,1973; 2 ) Selanjutnya pendapat Crider, Goethals, Kavanaugh dan Solomon (1983- 190 ) yang menyatakan “ learning can be defined as a relatively permanent change in immediate or potential behavior that results from experience. This 105
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Volume XIII No.1 April 2013
definition has three critical aspects: (1) learning involves a change in either immediate or potential behavior, (2) the change must be relatively permanent ; and (3) the change must be due to experience”. Tidak ada anak yang tidak mampu belajar, semua anak mampu belajar secara aktif dan efektif asal mereka difasiltasi dengan baik seperti penciptaan pembelajaran aktif yang diwarnai dengan pembelajaran kooperatif, yang didukung dengan lingkungan belajar yang demokratis, kooperatf, ramah, usaha mental yang kuat dan besar untuk terus berjuang dan tidak mengenal menyerah dalam setiap usaha pembelajaran, atau yang dikenal dengan AIME (among investement mentality effors) “Salomon (1993) Strategi pembelajaran Anak berkebutuhan khusus Siswa berkebutuhan dengan gangguan penglihatan. 1. Strategi pembelajaran adalah kegiatan atau aktivitas yang dilaksanakan oleh siswa bersama guru, baik di kelas maupun di luar kelas, supaya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan bisa dicapai. Strategi pembelajaran dikenal juga dengan istilah “rekonstruksi pembelajaran” atau yang dilaksanakan untuk menghasilkan “pengalaman belajar”. Strategi pembelajaran biasanya berkaitan dengan beberapa factor di antaranya adalah: a) metoda,, b).media dan c) pengelolaan kelas dan aktifitas guru dan siswa. Misalnya, apakah siswa harus membaca, mendengarkan, mengerjakan tugas. Apakah guru akan menjelaskan, menugaskan siswa membaca, memperagakan sesuatu dll. d) Alat/media, yakni alat atau media apa yang akan dilibatkan dan digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. e) Sumber dan bahan belajar, artinya sumber belajar (dan bahan ajar) apa yang akan digunakan oleh guru selama dalam proses pembelajaran. Beberapa contoh bentuk sumber belajar di antaranya adalah: buku, majalah, laboratorium, kebun sekolah, puskesmas, lingkungan masyarakat, kebun binatang dll. f) Karena adanya hambatan penglihatan pada siswa, maka guru harus melakukan beberapa perubahan atau modifikasi terkait dengan pelaksanaan pembelajaran kepada siswa tunanetra di kelas inklusif. Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan atau dilakukan oleh guru dalam menggunakan strategi pembelajaran bagi siswa tunanetra di kelas
inklusif, di antaranya adalah: a) Tempatkan siswa tunanetra di tempat duduk yang dekat dengan guru, supaya mereka lebih mudah mendengar penjelasan secara lisan dari guru. Hal ini penting karena tunanetra sangat membutuhkan mendengar. b) Ketika guru menuliskan sesuatu di papan tulis, maka harus diikuti dengan penjelasan secara lisan, karena mereka tidak mengetahui apa yang tertulis di papan tulis, kecuali jika dibacakan. c) Beri kesempatan siswa tunanetra untuk merekam (memakai recorder) ketika guru sedang mengajar, karena hasilnya akan diputar ulang ketika dibutuhkan. d) Jika guru menghadirkan alat atau media pembelajaran, maka beri ilustrasi secara lisan mengenai alat tersebut. e) Gunakan media atau alat-alat pembelajaran yang dapat diraba (timbul), dapat didengar, atau dapat dicium, karena cara itulah yang dapat dipahami oleh tunanetra. Misalnya peta timbul, penggaris timbul, mesin tik barille, benda-benda model, dll. f) Kalau memungkinkan gunakan alat atau media pembelajaran yang asli dan konkrit untuk menghindari kesalahan dalam pemahaman konsep pada siswa tunanetra. g) Beri kesempatan siswa tunanetra untuk membaca dan menulis dengan Braille. Dan beri waktu yang sedikit lebih lama karena membaca dan menulis dengan Braille membutuhkan waktu yang lebih lama. h) Jika memungkinkan, gunakan computer bicara yang dilengkapi dengan program jaws untuk membantu siswa tunanetra membaca dan menulis dengan sistem tulisan umum. i) Sediakan sumber-sumber bacaan dalam tulisan Braille. j) Sewaktu-waktu proses pembelajaran dilakukan di ruang sumber, khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran khusus tunanetra, misalnya belajar Braille atau belajar orientasi dan mobilitas (OM). METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang merupakan sebuah studi yang menggungkap prilaku dan tindakan guru bidang studi dan guru pembimbing khusus didalam pelaksanaan pembelajaran Langkah- Langkah Penelitian Strategi yang digunakan didalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif adalah induksi konseptualisasi (Faisal, 1990) yaitu bertolak dari fakta /informasi empiris/data untuk membangun konsep hipotesis dan teori .Adapun langkahlangkah yang ditempuh dalam penelitian ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Spradley (1980) yaitu menentukan situasi sosial, melakukan 106
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Volume XIII No.1 April 2013
observasi lapangan ,melakukan analisis kawasan, melakukan observasi terseleksi, melakukan analisis komponensia , menemukan tema penelitian dan menulis laporan penelitian. Teknik penjaminan keabsahan data adalah dengan melakukan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, trianggulasi, oleh sejawat melalui diskusi. Informan penelitian ini adalah , guru bidang studi , guru pembimbing khusus (GPK) serta kepala sekolah, dengan informan kunci adalah guru bidang studi dan GPK yang terdapat di SMK.N 4 Kota Padang, penelitian akan dihentikan apabila data diperoleh sudah memadai. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dikumpulkan berupa kata-kata, tindakkan dan dokumen tertulis, data yang diperoleh dicatat dengan menggunakan catatan, hasilnya digunakan digunakan untuk membuat catatan lapangan yang lebih lengkap. Untuk melihat keabsahan data, digunakan Trianggulasi dilakukan melalui pengecekkan ulang terhadap sumber-sumber data, dengan membandingkan hasil wawancara, dengan hasil pengamatan,membandibngkan apa yang disampaikan oleh guru bidang studi, wali kelas, guru kelas dan guru pembimbing khusus. Setelah data terkumpul, maka dilakukan analisis data, analisis dimaksudkan,sebagai proses penggorganisasian data dalam pola,kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema, setelah data dianalisa melalui pengelompokkan data, kemudian dilakukan penafsirkan guna untuk memberikan arti terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan antar dimensi yang telah diuraikan dalam analisis. Hasil pengklasifikasian dari analisa dan penafsiran ,digunakan untuk mencari pola yang akan diungkapkan didalam proses pelasanaan pembelajaran di SMKN 4 Padang dalam setting Inklusi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian
Berdasarkan tema sentral penelitian ini dan setelah penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan maka diketemukan hasil sebagai berikut: Pelaksanaan program pendidikan inklusi di SMKN 4 Padang , sangat didukung oleh persepsi positif dari kepala sekolah, guru,GPK, orang tua, masyarakat dan dinas pendidikan. 2 strategi pembelajaran dan penggunaan
metoda masih menggunakan pedoman regulasi umum, termasuk pengelolaan kelas sangat memerlukan perbaikan dan pembenahan. 3. Seluruh personil sekolah menjadi actor penting yang siap melayani semua anak, tanpa perbedaan dan bertanggung jawab atas kelancaran proses pelaksanaan pembelajaran sehingga kondisi diatas dapat menjadi kunci kemajuan sekolah inklusi. Kerjasama antar personal, baik kedalam maupun keluar sehingga pengembangan sekolah inklusi tidak banyak mengalami kendala yang berarti. meskipun masih memerlukan perbaikan pembenahan dan pengembangan. 4. Meskipun pelaksanaan pembelajaran SMK inklusi berjalan dengan baik, namun berbagai perbaikan seperti yang dituangkan dalam tema sentral diatas harus dan terus diperbaiki dan dikembangkan sebagaimana mestinya. , Proses belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai normatif yang mempunyai tujuan , artinya didalam pembelajaran sekolah dan guru tetap berpegang teguh pada ketentuan dan pedoman penyelenggaraan yang sesuai dengan persyaratan sekolah inklusif. Aspek inilah yang menjadi dasar untuk merumuskan tujuan, pengelolaan dan penggunaan strategi pembelajaran inklusif terutama didalam pemberian pelayanan kepada siswa tunanetra saat ia belajar bersama dengan siswa regular. Adapun hasil temuan penelitian ini anatara lain : 1. Pelaksanaan program pendidikan inklusi di SMKN.4 Padang , sangat didukung oleh persepsi positif dari kepala sekolah , guru,GPK, orang tua , masyarakat dan dinas pendidikan. 2. Tata kelola, perencanaan, strategi pembelajaran, media serta evaluasi, terlaksana sesuai dengan kondisi sekolah yang pedoman kepada regulasi umum, meskipun masih memerlukan perbaikan dan pembenahan. 3. Seluruh personil sekolah menjadi actor penting yang siap melayani semua anak, tanpa perbedaan dan bertanggung jawab atas kelancaran proses pelaksanaan pembelajaran sehingga kondisi diatas dapat menjadi kunci kemajuan sekolah inklusi. 4. Kerjasama antar personal, baik kedalam maupun keluar sehingga pengembangan sekolah inklusi tidak banyak mengalami kendala yang berarti. meskipun masih memerlukan perbaikan pembenahan dan pengembangan. 107
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Volume XIII No.1 April 2013
Pembahasan Strategi pembelajaran bagi Anak Tunanetra (Setting Inklusi) di SMK.N 4 Padang meliputi Guru kelas telah merancang RPP dengan lengkap dan PPI juga telah dirancang bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah ini.Sampai saat ini,GPK di sekolah ini yang terdiri dari dua orang GPK,hanya satu orang GPK yang merancangnya. Dalam mengajar guru masih belum mempergunakan metode dan kegiatan yang bervariasi dalam mengajar. Dalam mengajar guru hanya mempergunakan metode ceramah dan metode pemberian tugas. Sehingga tidak terlihat keaktifan dan partisipasi siswa dalam belajar. Pengaturan tempat duduk siswa telah bervariasi dilakukan oleh guru. Guru telah berusaha mengatur tempat duduk di dalam kelas agar siswa mampu menangkap pelajaran. Sebagian guru telah menerapkan dan menggunakan media yang sesuai dengan materi pelajaran.Namun ada juga guru yang tidak menggunakan media dalam proses pembelajaran. Materi pelajaran antara siswa berkebutuhan khusus dan siswa normal sama. Sedangkan penyederhanaan materi pelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dalam kelas dilakukan oleh GPK. penilaian yang dilakukan guru hanya penilaian tertulis saja. Guru tidak ada melakukan penilain unjuk kerja, penilaian produk, dan penilaian portofolio. Kendala- Kendala dalam Pembelajaran bagi Anak Berkebutuhan khusus di SMK.N 4 (Setting Inklusi) Padang. Berdasarkan kenyataan dilapangan guru telah merancang RPP dan PPI dengan baik.sehingga kendala tidak begitu signifikan dihadapi oleh guru kelas dan GPK. Banyaknya jumlah siswa didalam kelas serta ditambah dengan adanya siswa hiperktif,low vision dan lambat belajar menyebabkan guru terkendala dalam mempergunakan metode pengajaran yang bervariasi. Selain itu kurangnya pemahaman guru tentang bagimana membelajarkan siswa berkebutuhan tersebut di dalam kelas menjadi kendala bagi guru dalam menyampaikan materi. Pengaturan tempat duduk siswa telah bervariasi dilakukan oleh guru. Guru telah berusaha mengatur tempat duduk di dalam kelas agar siswa mampu menangkap pelajaran.Jadi guru tidak mengalami kendala dalam pengaturan tmpat duduk. Dalam menentukan materi yang akan diajarkan kepada siswa guru tidak mengalami kendala, karena materi pelajaran antara siswa normal dan siswa
berkebutuhan khusus sama. Kendala yang dihadapi oleh guru dalam melakukan penilaian dikarenakan kurangnya pengetahuan guru bagaimana melakukan penilain portofolio kepada sisiwa. Usaha-usaha yang dilakukan dalam mengatasi kendala dalam pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus di SMK 4 Padang Tidak ada usaha yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi kendala dalam rancangan RPP dan PPI, karena guru sadar bahwa rancangan tersebut memang harus dibuat untuk membantu proses pembelajaran dan sudah menjadi tanggung jawab sebagai seorang guru. Tidak ada usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala dalam mempergunakan metode pengajaran yang bervariasi kepada siswa. Sedangkan usaha yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh siswa dalam belajar tidak ada. Guru sudah melaksanakan menggilir posisi tempat duduk siswa satu kali dalam satu bulan,jadi tidak ada usaha yang harus dilakukan. Tidak ada usaha yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kendala dalam memperoleh media pembelajaran. Guru tidak mengalami kendala dalam menentukan materi pelajaran kepada siswa, sehinga tidak ada usaha yang dilakukan oleh guru. Tidak ada usaha yang dilakukan oleh guru dalam melakukan penilaian produk, dan portofolio. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diberikan saran yakni agar guru meningkatkan kerjasama dengan guru pembimbing khusus,agar guru mempergunakan metode yang bervariasi dalam kegiatan pembelajaran,agar guru melakukan penilaian produk dan penilaian portofolio sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan SMK Negeri 4 Padang diharapkan kedepan terus mendukung penyelenggaraan program inklusi dan terus berupaya mensosialisasikan kepada seluruh elemen masyarakat, terutama kepada orang Tua /wali murid yang memeliki anak berkebutuhan khusus yang telah tamat SMP/Sederajat untuk memasukkan anak ke sekolah SMKdan SMA inklusi. Saran Meskipun pelaksanaan pembelajaran SMK inklusi berjalan dengan baik, namun berbagai perbaikan harus dan terus dilaksanakan antara lain berkenaan dengan pengembangan kualitas guru, strategi pembelajaran dan penanganan masalah 108
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Volume XIII No.1 April 2013
indifidual siswa, metoda mengajar, pengelolaan kelas , hubungan kerjasama yang sinergis antara guru bidang studi dengan GPK, penguatan partisipasi dan dukungan kuat masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Abdurahman Fatohi.(2006).Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Jakarta: Rineka Cipta Bandi
Delphie. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung : Refika Aditama.
Bogdan, Robert C., and Biglen, Sari Knopp.( 1982). Qualitative research for education : an instruduction to teory and methods. Boston; Allyn and Bacon, Inc Brunner, J.S. (1996) Thoward a theory of instruction ,Cambrigde: Harvard University. Burhan Bungin. (2005). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Davies, Ivor K. (terjemahan Sudarsono dkk). (1991) Pengelolaan belajar. Jakarta:PAU-UT dan Rajawali Pres.
Depdikbud RI. (1995) Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Damri. ( 2006) Rekonstruksi Materi Manajemen Pendidikan Anak Berkebuthan khusus. Edwar.L warkel ,(1973) Teori belajar . Moh.Uzer
Usman. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Solomon ( 1983 ), media dan skematha kognitif. Sanafiah Faisal.1993. Penelitian Kualitatif. Malang : Universitas Brawijaya. Sugiyono.( 2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabet. SuharsimiArikunto.(2005).Manajemen Penelitian.Jakarta:PT.Asdi Mahasatya. Sumadi Suryabrata.( 2000).Metodologi Penelitian. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada. Suryosubroto.( 2002). Proses Belajar Mengajar di Kelas. Jakarta:Rineka Cipta. Tarmansyah. (2007). Inklusi (Pendidikan Untuk Semua). Jakarta: Depdiknas.
109
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang