Prosiding Seminar asional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
ISSN 1410-6086
PEGGUAA FLOKULA Al2(SO4)3.18H2O DA Ca(OH)2 DALAM PEMEKATA RADIOUKLIDA Cs-137 DA Co-60
Sudiyati, Sutoto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN
ABSTRAK PEGGUAA FLOKULA Al2(SO4)3.18H2O DA Ca(OH)2 DALAM PEMEKATA RADIOUKLIDA Cs-137 DA Co-60. Telah dilakukan pemekatan radionuklida Cs-137 dan Co-60 menggunakan flokulan Al2(SO4)3.18H2O dan Ca(OH)2. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sensitivitas pengukuran spektrometri-γ. Dalam percobaan digunakan variasi konsentrasi flokulan dari 100– 500 ppm ditambahkan ke dalam limbah simulasi dengan aktivitas Cs-137 = 193 Bq/l dan Co-60 = 14.5 Bq/l. Hasil flokulasi optimum kedua flokulan, yaitu 400 ppm kemudian dicoba pada sampel limbah cair asal PRSG. Hasil pemekatan pada larutan simulasi yang diperoleh Cs-137 dapat terflokulasi maksimum 88.9 % oleh flok Al(OH)3 dan 90.9 % oleh flok CaCO3, sedang Co-60 dapat terflokulasi maksimum 97.3 % oleh flok Al(OH)3 dan 95.8 % oleh flok CaCO3. Proses flokulasi radionuklida menggunakan dua jenis flokulan Al2(SO4)3.18H2O dan Ca(OH)2 dapat diaplikasikan pada limbah cair lingkungan lainnya seperti limbah cair PBT dan ISSF.
ABSTRACT THE USE OF Al2(SO4)3.18H2O AD Ca(OH)2 FLOCCULAT FOR COCETRATED OF RADIOUCLIDE Cs-137 AD Co-60. Concentrated radionuclide of Cs-137 and Co-60 has been done using Al2(SO4)3.18H2O and Ca(OH)2 flocculant. The aim of this study is to increase the sensitivity of measurement spectrometry-γ. Ιn this study, various concentration of flocculant from 100 – 500 ppm which added to simulated waste with Cs-137 = 193 Bq/l dan Co-60 = 14.5 Bq/l activities have been used. The optimum result of both flocculant, which is 400 ppm have been tried to liquid waste sample from PRSG. Concentrated result of simulation liquid was Cs-137 can 88.9% maximally flokulated by Al(OH)3 flox and 95.8% by CaCO3 flox. Radionuclide flokulation prasses using both flocculant, Al(OH)3 dan CaCO3 can applicated in other environtment waste water such as liquid waste PBT and ISSF.
pretreatment. Percobaan dilakukan dengan cara pemekatan terhadap sampel limbah cair, yaitu dengan 2 jenis flokulan, percobaan I menggunakan flokulan Al2(SO4)3. 18H2O dan percobaan II menggunakan flokulan lime : Ca(OH)2. Selain kedua jenis flokulan tersebut fero sulfat (FeSO4) juga dapat digunakan, namun faktor pemekatan lebih kecil, sehingga tidak dipilih.[2]. Flokulan alumunium sulfat atau Al2(SO4)3. 18H2O dalam suasana basa (pH:8) akan membentuk flok berwarna putih dari Al(OH)3 yang bersifat elektro positip. Endapan Al(OH)3 menarik ion (OH)- dalam larutan yang selanjutnya awan negatif dari endapan tersebut menarik kation Cs-137 dan Co-60.
PEDAHULUA Limbah cair yang ditimbulkan dari operasi reaktor riset GA. Siwabeesy mengandung radionuklida Cs-137, Co-60 dan Zn-65 beraktivitas rendah ( 0.74, 14.4 dan 3.19) Bq/l. Penetapannya dilakukan secara langsung pada sampel limbah cair tersebut dengan metode spektrometri-γ. Salah satu jalur perpindahan (pathway) radionuklida ke tubuh manusia adalah melalui air. Konsentrasi tertinggi dari Cs137 pada tubuh manusia ditemukan pada otot, sedangkan yang terendah ditemukan pada tulang dan lemak. Paparan radiasi Cs137 dapat meningkatkan resiko kanker, bila paparannya sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.[1]. Mengingat bahayanya limbah radioaktif tersebut, maka diperlukan pretreatment dalam melakukan analisis untuk meningkatkan sensifitas pengukuran spektrometri-γ. Salah satu tugas dari BKL-PTLR adalah membuat rekomendasi pembuangan limbah cair dari PRSG, berkaitan dengan hal tersebut adalah dalam melakukan analisis diperlukan
Proses pemekatan terjadi dalam 2 tahap, tahap I yaitu tahap koagulasi atau pembentukan emulsi Al(OH)3 dengan kondisi pengadukan kecepatan tinggi (rapid mixing) dan dilanjutkan dengan tahap II (flokulasi) dengan kondisi kecepatan pengadukan rendah, yaitu proses pembentukan flok atau padatan yang akan
73
Prosiding Seminar asional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
terendapkan secara presipitasi dan tinggal dibagian bawah larutan. Untuk pembentukan flok yang sempurna diperlukan waktu dan pengaturan keasaman sehingga larutan bersifat basa. Proses koagulasi-flokulasi terjadi dengan selang waktu beberapa detik saja, selanjutnya dilakukan percobaan koagulasi-flokulasi dengan memvariasikan konsentrasi flokulan dan analisis hasilnya ditetapkan dengan metode spektrometri-γ.
ISSN 1410-6086
diperoleh dari PTKMR) dengan aktivitas hasil pengenceran = 193 Bq/l Cs-137 dan 14.5 Bq/l Co-60, NH4(OH) 6M, Al2(SO4)3.18H2O, Ca(OH)2, limbah cair dari PRSG, kertas lakmus (kertas pH). Metode Proses koagulasi-flokulasi [2] Peralatan yang digunakan : corong, batang pengaduk, kertas saring whatman 40, pengaduk magnit (stirer), timbangan analitis, alat cacah Spektrometer-γ. Ditentukan aktivitas jenis radionuklida Cs137 dan Co-60 dalam larutan simulasi dan juga ditentukan pH awal, kemudian dilakukan pemekatan kedua radionuklida tersebut melalui proses koagulasi-flokulasi dengan penambahan flokulan Al2(SO4)3.18H2O dan Ca(OH)2 dengan cara sbb:
Pemekatan Cs-137 dan Co-60 dalam contoh lingkungan sebagai langkah pretreatment analisis radionuklida Cs-137 dan Co-60 diperlukan untuk meningkatkan ketelian dalam melakukan analisis, dengan mendapatkan konsentrasi aktivitas maksimum yang dapat dipekatkan oleh flokulan. Dalam penelitian ini dipelajari variasi konsentrasi penambahan flokulan Al2(SO4)3. 18H2O dan jenis flokulan lain yaitu lime : Ca(OH)2 antara100 – 500 ppm.
•
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan sensifitas pengukuran terhadap sampel lingkungan dengan cara pemekatan dengan menggunakan 2 jenis flokulan, yaitu flokulan Al2(SO4)3.18H2O dan lime:Ca(OH)2. Teknik ini diaplikasikan pada Limbah Cair Aktivitas Rendah (LCAR) dari Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG), karena untuk melakukan pengukuran langsung (tanpa pemekatan) terhadap sampel tersebut diperlukan waktu yang relatif lama (8-24 jam) . Selain disebabkan karena kandungan radionuklida Co-60 dan Cs-137 kecil (<15 Bq/l), juga disebabkan karena detektor yang digunakan mempunyai relative - efficiency rendah yaitu (10 %). Tahapan selanjutnya adalah memanfaatkan metode pemekatan tersebut untuk sampel lingkungan lain yang berbentuk cair seperti pada air PBT (Pembuangan Bak Terpadu), air kolam dan air kanal hubung pada ISSF (Interim Storage For Spent Fuel) karena jenis sampel tersebut ada kemungkinan mengandung radionuklida Co-60 dan Cs137 dengan jumlah yang relatif kecil, sehingga dengan menggunakan metode pemekatan ini kemudian dilakukan pengukuran dengan spektrometri-γ akan diperoleh hasil analisis yang lebih cepat dan mempunyai tingkat akurasi yang tinggi.
•
•
•
•
Dimasukkan 50 ml larutan simulasi ke dalam beker gelas ukuran 250 ml, kemudian ditambahkan flokulan dengan variasi konsentrasi (100; 200; 300; 400 dan 500 ppm). Kemudian pH larutan diatur sampai menjadi basa (pH=8.0) dengan menggunakan larutan NH4(OH) 6M, dilakukan pengadukan dengan kecepatan tinggi yaitu pada 700 rpm, diikuti dengan pengadukan lambat yaitu pada 250 rpm, selama 30 menit. Setelah itu dienapkan semalaman, kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring whatman 40. Dari tahapan di atas kemudian dilakukan aplikasi analisis terhadap Limbah Cair Aktivitas Rendah dari PRSG yang mengandung radionuklida Cs-137 , Co-60 dan Zn-65. Filtrat dan flok yang diperoleh kemudian ditentukan aktivitas jenis radionuklida dengan menggunakan alat cacah spektrometer-γ.
a. Perhitungan aktivitas [3] Perhitungan aktivitas Cs-137 dan Co60 secara otomatis dilakukan dengan memakai softwere Gamma-Trac. Secara teori dapat dijelaskan sebagai berikut : aktivitas Cs-137 dan Co-60 dalam larutan dihitung dengan menggunakan persamaan :
TATA KERJA Bahan Larutan simulasi : akuades + sumber standar (hasil pengenceran sumber yang
74
Prosiding Seminar asional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
A ( Bq / l ) =
C t − Cb ................ ε VR Y
MM’(SO4)2.12H2O, dimana M adalah kation bermuatan (+1) : NH4+ dan M’ adalah kation bermuatan (3+): AL3+. Garam aluminat yang terbentuk adalah NH4{AL(SO4)2.12H2O. Dari 12 molekul H2O, 6 molekul H2O akan mengikat ion Al3+ membentuk asam karena terbentuk {AL(H2O)6}3+, dan 6 molekul H2O lainnya secara simetris berikatan dengan ion NH4+, tetapi tidak membentuk {NH4(H2O)6}+. Secara umum reaksi hidrolisa ion positip dapat ditulis :
(1)
Dimana: A : aktivitas jenis contoh (Bq/l) Ct : laju cacah total (cps) Cb : laju cacah latar (cps) ε : efisiensi pencacahan pada energi tertentu V R Y
ISSN 1410-6086
: volume contoh yang dianalisis (liter)
M+ + H2O → M(OH) + H+ ............ (4) ↓
: kedapatulangan pada analisis contoh (%)
Al3+ dengan air dalam suasana basa akan terbentuk flok atau koloid berwarna putih dari Al(OH)3,
: Kelimpahan energi gama (%)
b. Perhitungan batas deteksi terendah pada tingkat kepercayaan 95% [3]
Al3+ + 9H2O → 3Al(OH)3 + 9H+ ...... (5) ↓ Koloid putih
LLD = dimana : nb
4,66 nb ......................... (2) εT Y
Dalam suasana asam Al3+ dan terjadai reaksi hidrolisa sbb : Al3+ + H2O → H+ + {Al(OH)}2+ ...... (6)
: laju cacah latar (cps)
T
: waktu cacah latar (detik)
ε
: efisiensi pencacahan pada energi tertentu (%)
Y
: kelimpahan energi gama (%)
Pada flokulasi dengan flokulan Ca(OH)2 dalam suasana basa maka terbentuk Ca(CO3). Sebagai pengatur pH digunakan larutan NH4(OH) 6M, seperti persamaan reaksi berikut : suasana basa H2O + CO2 (dari udara) → HCO3- .... (7)
c. Perhitungan Faktor pemekatan (Fp) [4] Prosentase faktor pemekatan (Fp) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Ca2+ +HCO3- →Ca(CO3) +H2O+CO2 (8) ↓ Ca2+ + HCO3 - +OH-→Ca(CO3) +H2O (9) ↓ koloid putih
Fp = Kt/Ka x 100 % .........................(3)
HASIL DA PEMBAHASA
Fp Kt Ka
Dari analisis terhadap larutan awal dengan menggunakan alat cacah spektrometer-γ, maka diperoleh hasil seperti disajikan pada Tabel 1. Dari percobaan ini diperoleh data besaran aktivitas radionuklida Cs-137 dan Co-60 yang terflokulasi (dalam flok) dan besaran aktivitas radionuklida Cs137 dan Co-60 yang tidak terflokulasi (dalam filtrat). Dari data tersebut kemudian ditentukan Faktor pemekatan (Fp) dengan rumus (3), maka diperoleh prosentase Faktor pemekatan (Fp) dari radionuklida Cs-137 dan Co-60 dengan flokulan Al2(SO4)3. 18H2O dan Ca(OH)2 . Hasil percobaan disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.
= Faktor pemekatan) = konsentrasi terendapkan = konsentrasi awal
d. Flokulan [5] Al3+; Cr3+ dan Zn2+ adalah ion-ion logam amfotir, sebagai bahan flokulan dipakai Al3+ dari Al2(SO4)3.18H2O, maka dalam melakukan pengaturan pH harus hatihati dalam melakukan penambahan larutan basa (NH4OH) atau melakukan penambahan Al2(SO4)3.18H2O. Karena jika dalam suasana asam Al3+ bersifat basa dan dalam suasana basa bersifat asam. Al3+ akan membentuk garam aluminat dengan rumus umum:
75
Prosiding Seminar asional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
ISSN 1410-6086
Tabel 1. Data komposisi larutan awal. Jenis Radionuklida
Energi (KeV)
Yield (%)
Co-60
1173.21 1332.50
100 100
Cs-137
661.60
Zn-65
1115.5
T½
pH awal
Aktivitas, Bq/l Larutansi mulasi
LCAR
5.26 Th
14,5
14,4
85.1
30.0 Th
193
0,74
50.6
50.6
-
3.19
Larutan simulasi
LCAR
5,5
5,7
Tabel 2. Prosentase faktor pemekatan (Fp) radionuklida Cs-137 dan Co-60 dengan flokulan Al2(SO4)3.18H2O dengan variasi konsentrasi (percobaan I)
1
Konsentrasi Al2(SO4)3, ppm 100
2
200
3
300
4
400
5
500
o.
R Cs-137 Co-60 Cs-137 Co-60 Cs-137 Co-60 Cs-137 Co-60 Cs-137 Co-60
Aktivitas jenis, Bq/l filtrat flok 159 34 0.79 13.71 38.9 154.1 0.51 13.99 22.6 170.4 0.45 14.05 21.3 171.7 0.39 14.11 29.8 163.2 0.39 14.11
Tabel 3. Prosentase faktor pemekatan (Fp) radionuklida Cs-137 Ca(OH)2 dengan variasi konsentrasi (percobaan II)
1
Konsentrasi Ca(OH)2, ppm 100
2
200
3
300
4
400
5
500
o.
R Cs-137 Co-60 Cs-137 Co-60 Cs-137 Co-60 Cs-137 Co-60 Cs-137 Co-60
dan Co-60 dengan
Aktivitas jenis, Bq/l filtrat flok 32.4 160.6 1.8 12.7 27.5 165.5 0.97 13.53 21.9 171.1 0.92 13.58 17.6 175.4 0.61 13.89 21.8 171.2 0.81 13.69
Dari Tabel 2. terlihat pada penambahan flokulan Al2(SO4)3.18H2O pada konsentrasi 400 ppm, diperoleh konsentrasi aktivitas yang terflokulasi mencapai maksimum yaitu 171.7 Bq/l atau 88.9 % untuk Cs-137 dan 13.89 Bq/l atau 97.3 % untuk Co-60. Pemekatan Co-60 mulai dari penambahan Al2(SO4)3.18H2O dengan konsentrasi 100 ppm sudah terflokulasi >90 % hal ini disebakan karena konsentrasi awal Co-60
Faktor pemekatan, (Fp), % 17.6 94.5 79.8 95.9 88.3 96.9 88.9 97.3 84.5 97.3
flokulan
Faktor pemekatan, (Fp), % 83.2 87.6 85.7 93.3 88.6 93.6 90.9 95.8 88.7 94.4
yaitu 14.5 Bq/l, konsentrasi ini jauh lebih kecil dibanding dengan konsentrasi Cs-137 awal yaitu 193 Bq/l. Sedang pada Tabel 3. penambahan Ca(OH)2 pada konsentrasi 400 ppm dicapai konsentrasi aktivitas terflokulasi maksimum yaitu 175.4 Bq/l atau mencapai 90.9 % untuk Cs-137 dan 13.89 Bq/l atau 95.79 % untuk Co-60. Pemekatan Co-60 oleh flokulan Ca(OH)2 pada konsentrasi mulai dari 100 ppm sudah
76
Prosiding Seminar asional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
mencapai 87.6 %. Sehingga flokulan Al2(SO4)3.18H2O dan Ca(OH)2 dapat digunakan sebagai bahan pemekatan radionuklida Cs-137 dan Co-60 dalam sampel. Perbandingan prosentase pemekatan Cs-137 dengan kedua jenis flokulan hampir sama yaitu 88.9 % untuk Ca(OH)2 dan 90.9 % untuk Al2(SO4)3.18H2O. Pemekatan Co60 juga hampir sama antara kedua jenis flokulan yaitu pemekatan maksimum pada penambahan 400 ppm Al2(SO4)3.18H2O dan pada penambahan 400 ppm Ca(OH)2. Perbedaan faktor pemekatan ini disebabkan oleh konsentrasi aktivitas Co-60 dalam larutan awal jauh lebih kecil yaitu 14.5 Bq/l dibandingkan dengan Cs-137 yaitu 193 Bq/l. Hubungan antara konsentrasi flokulan dengan aktivitas pemekatan Cs-137 dan Co-60 dari larutan dapat dilihat dalam Gambar 1 dan Gambar 2.
terflokulasi secara maksimal pada penambahan flokulan 400 ppm. Hal ini dapat dijelaskan dengan perbedaan besar jari-jari atom.[5]. Jika ditinjau dari perbedaan besar jari-jari atom antara Co-60 dan Cs-137 adalah cukup signifikan. Radionuklida Co-60 mempunyai jari-jari atom lebih pendek = 0,116 nm, dengan inti atom = 27+ (dengan konfigurasi elektron : 2e- 8e- 8e- 8e- 1e-) maka konfigurasi elektronnya juga lebih pendek dibanding dengan Cs-137 yang mempunyai inti atom 55+ (dengan konfigurasi elektron : 2e- 8e18e- 18e- 8e- 1e-) dan mempunyai jari-jari atom lebih panjang = 0,235 nm, selain ukuran jari-jari atom sifat keelektropositifan Cs-137 terhadap air juga lebih besar, sehingga jumlah konsentrasi aktivitas Cs137 yang dapat terflokulasi jauh melebihi jumlah aktivitas Co-60, tetapi karena aktivitas jenis awal kecil maka Co-60 dapat terflokulasi hampir seluruhnya. Hal ini terlihat dari Gambar 1 dan Gambar 2, aktivitas terflokulasi Co-60 jauh lebih kecil dari pada aktivitas Cs-137 sesuai dengan tngkat aktivitas jenis awal
Gambar 1 dan Gambar 2. menunjukkan bahwa besar aktivitas terflokulasi dipengaruhi oleh besar aktivitas jenis awal. Untuk Cs-137 aktivitas jenis awal = 193 Bq/l; sedang untuk Co-60 aktivitas jenis awal = 14.5 Bq/l, aktivitas
A ktivitas terserap , B q /l
ISSN 1410-6086
200 150 Cs-137 100 Co-60 50 0 100
200
300
400
500
Konsentrasi Al2(SO4)3, ppm
Gambar 1. Grafik pemekatan Cs-137 dan Co-60 (Bq/l) dengan flokulan Al2(SO4)318H2O (ppm) .
77
A ktivitas terserap , B q /l
Prosiding Seminar asional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
ISSN 1410-6086
200 150 Cs-137 100 Co-60 50 0 100
200
300
400
500
Konsentrasi Ca(OH)2, ppm
Gambar 2. : Grafik pemekatan Cs-137 dan Co-60 (Bq/l) dengan flokulan Ca(OH)2 (ppm) Pada perlakuan aplikasi pretreatment terhadap limbah cair dari PRSG yang mengandung Cs-137, Co-60, dan Zn-65 pada konsentrasi flokulan 400 ppm, maka diperoleh hasil seperti disajikan pada Tabel 4. sebagai berikut : Tabel 4. Prosentase faktor pemekatan (Fp) radionuklida Cs-137, Co-60 dan Zn-65 dengan flokulan Al2(SO4)3. 18H2O dan Ca(OH)2.
o.
Flokulan : 400 ppm
1
Al2(SO4)3
2
Ca(OH)2
R Cs-137 Co-60 Zn-65 Cs-137 Co-60 Zn-65
Aktivitas jenis, Bq/l filtrat flok 0.29 0.91 0.36 0.99 -
Tabel 4 adalah hasil percobaan pada aplikasi terhadap limbah cair dari PRSG. Dengan flokulan Al2(SO4)3. 18H2O, faktor pemekatan Cs-137 = 60.81 %, Co-60 = 13.61 %, dengan flokulan Ca(OH)2, faktor pemekatan Cs-137 = 51.35 %, Co-60 = 13.05 %. Hasil ini lebih kecil dibanding faktor pemekatan pada larutan simulasi. Hal ini disebabkan karena larutan simulasi dibuat dari akuades ditambahkan sumber standar Cs-137 dan Co-60, tidak ada unsur pengganggu. Sedang pada limbah cair dari PRSG dimungkinkan ada unsur pengganggu yang memperkecil terbentuknya flok. Batas deteksi limit alat cacah spektrometer-γ yang digunakan, adalah : Co-60 = 0.0053 Bq/l; Cs-137 = 0.002 Bq/l; dan Zn-65 = 0.0018 Bq/l. Hasil pengukuran aktivitas awal untuk Cs-137 = 0.74 Bq/l, Co-60 = 14.4 Bq/l dan Zn-65 = 3.19 Bq/l. Pengukuran aktivitas dalam filtrat untuk mengetahui radioaktivitas yang tersisa dalam sampel. Dari percobaan pretreatment analisis dengan pemekatan ini diperoleh peningkatan sensifitas pengukuran.
0.45 1.96 3.19 0.38 1.88 3.19
Faktor pemekatan, (Fp), % 60.81 13.61 100 51.35 13.05 100
KESIMPULA Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan flokulan Al2(SO4)3.18H2O dan Ca(OH)2 diperoleh konsentrasi aktivitas terflokulasi Cs-137 lebih banyak dibanding dengan Co-60 dalam larutan simulasi dan limbah cair PRSG. Hasil flokulasi optimum kedua flokulan pada 400 ppm kemudian dicoba pada sampel limbah cair asal PRSG. Faktor pemekatan Cs-137 pada larutan simulasi yang diperoleh terflokulasi maksimum 88.9 % oleh flok Al(OH)3 dan 90.9 % oleh flok CaCO3, sedang Co-60 dapat terflokulasi maksimum 97.3 % oleh flok Al(OH)3 dan 95.8 % oleh flok CaCO3. Metode ini dapat diaplikasikan terhadap limbah cair dari PRSG yang mengandung radionuklida Cs-137, Co-60 dan Zn-65. Hasil pemekatan yang diperoleh 60.81 % untuk Cs-137, 13.61 % untuk Co60 dan 100 % untuk Zn-65 dengan flokulan Al2(SO4)3.18H2O. Sedang dengan flokulan lime : Ca(OH)2 51.35 % untuk Cs-137,
78
Prosiding Seminar asional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATA Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
13.05 % untuk Co-60 dan 100 % untuk Zn65. Metode pemekatan ini dapat digunakan untuk analisis sampel lingkungan yang lain, seperti sampel air PBT (Pembuangan Bak Terpadu), air kolam dan air kanal hubung ISSF (Interim Storage For Spent Fuel).
3.
4.
5. DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
A REPORT OF COMMITTEE 2 OF THE INTERNATIONAL COMMISSION ON RADIOLOGICAL PROTECTION, Annals of the ICRP, Limits for intakes of Radionuclides by Wokers, Pergamon press Oxford, NY, 1978. PT NUSANTARA WATER CENTER, Environmental Laboratory and Consultant, Jakarta, 2004.
6.
7.
79
ISSN 1410-6086
BATAN, Prosedur Analisis sampel radioaktivitas Lingkungan, Kep. Dirjen Batan No: 156/DJ/IV/98, 1998. JAPAN CHEMICAL ANALYSIS CENTER, Environmental Radioaktivity Analysis and Measurement, Course No.: Japan -94-00454, F.Y.1994. DAVID R. LIDE, ”Crc Hand Book of Chemistry and Physics” Editor in Chief 75 th Edition 1913 – 1995. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, “Treatment of low and intermediate level liquid Radioactive Waste”, Technical Report Series No. 236, IAEA, Viena, 1984. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, “Treatment of low and intermediate level liquid Radioactive Waste”, Technical Report Series No. 337, IAEA, Viena, 1992.