PARTISPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) PADI NON HIBRIDA (Sudi Kasus : Desa Matang Ara Jawa Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darusslam) Muhammad Sholeh*), Prof.Dr.Ir.H.Meneth Ginting, MADE**) dan Ir.Yusak Maryunianta M.Si**) *) Mahasiswa Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP. 081360021389, E-mail:
[email protected] **)
Staf Pengajar Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK SL-PTT merupakan program yang berfungsi sebagai pusat belajar pengambilan keputusan para petani/kelompok tani, sekaligus tempat tukar menukar informasi dan pengalaman lapangan, pembinaan manajemen kelompok serta percontohan bagi kawasan lainnya guna tercapainya peningkatan produktivitas tanaman pangan. Penelitian ini bertujuan untuk 1)mengetahui perkembangan program SL-PTT, 2)karateristik sosial ekonomi petani program SL-PTT, 3)tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT, 4)perbedaan tingkat partisipasi petani dalam program SLPTT dan 5)hubungan faktor sosial ekonomi petani (tingkat pendidikan, umur, pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan dan frekuensi mengikuti penyuluhan/pertemuan) dengan tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT. Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang mengikuti program SL-PTT di daerah penelitian. Metode analisis data yang digunakan yaitu secara deskriptif dan analisis korelasi Rank Spearman dengan bantuan uji t. Dari hasil penelitian diperoleh perkembangan program SL-PTT dari segi perkembangan luas lahan, luas areal panen, produktivitas, jumlah produksi dan jumlah kelompok tani mulai tahun 2009 – 2012. Persentase kenaikan luas lahan yang menerapkan program SL-PTT sebesar 100%, persentase kenaikan jumlah kelompoktani yang mengikuti program SL-PTT sebesar 100%, persentase kenaikan luas areal panen 10,7%, persentase kenaikan produktivitas padi per hektarnya sebesar 11,1% dan persentase kenaikan jumlah produksi sebesar 130%; tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT pada Kelompoktani Tani Makmur adalah tinggi dengan berada di tangga Patnership level Citizen Power dan pada Kelompoktani Tunas Baru adalah rendah dengan berada di tangga Placation level Degree of Tokenism; terdapat hubungan antara umur petani, pengalaman bertani dan luas lahan dengan tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT pada Kelompoktani Tani Makmur dan terdapat hubungan antara luas lahan, jumlah tanggungan dan frekuensi mengikuti penyuluhan dengan tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT pada Kelompoktani Tunas Baru. Kata Kunci: SL-PTT, Partisipasi Petani, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani
1
ABSTRACT SL-PTT is a program that serves as a learning center of the decisionmaking of farmers / farmer groups , as well as a place to exchange information and field experience , coaching and group management model for other areas in order to achieve an increase in productivity of food crops . This study aimed to 1 ) determine the development of SL-PTT program, 2) socio-economic characteristics of farmers SL-PTT program, 3) the level of participation of farmers in the SL PTT program, 4) differences in the level of farmer participation in the program SL - PTT and 5) relationships farmer socioeconomic factors ( education level , age , farming experience , number of dependents , land area and the frequency of follow counseling/meeting ) with the level of participation of farmers in the SLPTT program. The population in this study is that farmers SL-PTT program in the study area. Data analysis method used is descriptive and Spearman Rank correlation analysis with the help of t-test. The results were obtained SL-PTT program development in terms of land development , crop acreage , productivity , the amount of production and the number of farmer groups beginning in 20092012. Percentage increase in land area implement SL-PTT at 100 % , the percentage increase in the number of farmer group SL-PTT program at 100 % , the percentage of increase in crop area 107 % , the percentage increase in the productivity of rice per hectare by 11.1 % and the percentage increase number of production by 130 %, the level of participation of farmers in the SL-PTT program on farmer group Tani Makmur is located high on the ladder with level patnership Citizen Power and the farmers group Tunas Baru is located in the lower level stairs placation degree of Tokenism ; relationship exists between age of farmers , farming and extensive experience with the level of participation of farmers' land in SL - PTT program on Tani Makmur farmer groups and the relationship between land area , number of dependents and the frequency of follow counseling with the level of participation of farmers in the SL - PTT program on farmer group Tunas Baru . Keywords : SL - PTT , Farmer Participation , Socio-Economic Characteristics of Farmers. PENDAHULUAN Latar Belakang Terlepas dari berbagai persoalan, banyak pihak menyadari bahwa kegiatan penyuluhan pertanian masih sangat diperlukan oleh petani. Kondisi pertanian rakyat masih lemah dalam banyak aspek, sementara tantangan yang dihadapi semakin berat, jadi sebenarnya mereka justru memerlukan kegiatan penyuluhan yang makin intensif, berkesinambungan dan terarah. Untuk mewujudkan kondisi penyuluhan pertanian seperti ini memang tidak mudah, dan tidak mungkin dapat dilakukan dalam waktu singkat. Meskipun demikian, upaya-upaya perbaikan yang
2
nyata perlu segera dilakukan, karena jika tidak, kinerja penyuluhan pertanian yang memang sudah mengalami kemunduran besar akan semakin memburuk. Salah satu metode penyuluhan yang berfungsi untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di desa dengan objek metode adalah Metode Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) yang dicanangkan Pemerintah guna meningkatkan kualitas dan produktifitas padi. Metode ini sangat membantu para petani padi dalam melakukan pengelolaan untuk hasil yang lebih baik (Mar,2010). Melalui penerapan SL-PTT petani akan mampu mengelola sumberdaya yang tersedia (varietas, tanah, air dan sarana produksi) secara terpadu dalam melakukan budidaya di lahan usahataninya berdasarkan kondisi spesifik lokasi sehingga petani menjai lebih terampil serta mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka peningkatan produksi padi. (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh, 2012). Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1) Bagaimana perkembangan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi non hibrida di daerah penelitian selama empat tahun terakhir? 2) Bagaimana karakteristik petani padi sawah anggota Kelompok Tani (tingkat pendidikan, umur, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, luas lahan dan frekuensi mengikuti penyuluhan) di daerah penelitian? 3) Bagaimana tingkat partisipasi petani dalam program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi non hibrida di daerah penelitian? 4) Bagaimana perbedaan tingkat partisipasi di daerah penelitian? 5) Bagaimana hubungan karateristik sosial ekonomi petani program SL-PTT padi non hibrida (tingkat pendidikan, umur, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, luas lahan dan frekuensi mengikuti penyuluhan) dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program SL-PTT di daerah penelitian? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Mengetahui perkembangan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi
3
non hibrida di daerah penelitian selama empat tahun terakhir. 2) Mengetahui karakteristik petani padi sawah anggota Kelompok Tani (tingkat pendidikan, umur, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, luas lahan dan frekuensi mengikuti penyuluhan) di daerah penelitian. 3) Mengetahui tingkat partisipasi petani dalam program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi non hibrida di daerah penelitian. 4) Mengetahui perbedaan tingkat partisipasi di daerah penelitian. 5) Mengetahui hubungan karateristik sosial ekonomi petani program SL-PTT padi non hibrida (tingkat pendidikan, umur, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, luas lahan dan frekuensi mengikuti penyuluhan) dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program SL-PTT di daerah penelitian. TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Partisipasi
menjadi
salah
satu
faktor
pendukung
keberhasilan
pembangunan, dilain pihak, juga dapat dikatakan bahwa pembangunan berarti kalau dapat meningkatkan kapasitas masyarakat termasuk dalam berpartisipasi. Secara harfiah, partisipasi berarti “turut berperan serta dalam suatu kegiatan”, “keikutsertaan atau peran serta dalam suatu kegatan”, “peran serta aktif atau proaktif dalam suatu kegiatan”. Partisipasi dapat didefenisikan secara luas sebagai bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan. Prinsip dalam partisipasi adalah melibatkan atau peran serta masyarakat secara langsung dan hanya mungkin dicapai jika masyarakat sendiri ikut ambil bagian sejak dari awal, proses dan perumusn hasil (Ginting, 2011). Dalam makalahnya yang berjudul ” A Ladder of Citizen Participation” dalam Journal of the American Planning Association (1969), Sherry Arstein mengemukakan delapan tangga atau tingkatan partisipasi. Kedelapan tingkatan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Manipulation, 2) Therapy, 3) Informing, 4) Consultation, 5) Placation, 6) Partnership, 7) Delegated Power, 8) Citizen Control.
4
Hermanto dan Iwan (2010) mengemukkan bahwa partisipasi terhadap kegiatan yang dijalankan dalam sebuah program dipengaruhi oleh karateristik sosial ekonomi. Karateristik sosial ekonomi merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi yang berasal dari petani itu sendiri. Karateristik sosial ekonomi tersebut meliputi tingkat pendidikan, umur, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, luas lahan dan frekuensi mengikuti penyuluhan. METODE PENELITIAN Metode Penentuan Sampel Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah petani padi sawah. Metode sampel yang digunakan adalah metode Stratified Random Sampling. Sampel berada pada satu wilayah kerja penyuluhan pertanian yang terdiri dari 40 Kelompok Tani. Kelompok Tani yang telah mendapat Program Penyuluhan Pertanian SL PTT di daerah penelitian adalah sebanyak 4 Kelompok Tani yaitu 3 dari Kelompok Tani lama dan 1 dari Kelompok Tani baru. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 petani. Gay dalam Husein (2005) menyatakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan yaitu minimal 30 sampel. Sampel terdiri dari 30 petani di Kelompok Tani yang telah lama terbentuk dan 30 petani di Kelompok Tani yang baru terbentuk yang mendapatkan program penyuluhan pertanian SL PTT di daerah penelitian. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah metode survey dan observasi langsung, dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari keterangan petani anggota Kelompok Tani selaku responden dan PPL yang bertugas pada Kelompok Tani tersebut. Sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait dan beberapa buku-buku pendukung penelitian.
5
Metode Analisis Data Untuk identifikasi masalah 1, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriftif yaitu dengan mengamati perkembangan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu dalam jumlah penyuluh, jumlah kelompok tani, jumlah anggota kelompok tani dan fasilitas penunjang program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadudi daerah penelitian. Untuk identifikasi masalah 2, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriftif yaitu dengan menggunakan kuesioner yang dijawab oleh petani sampel. Untuk identifikasi masalah 3, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriftif 8 tangga tingkatan partisipasi. Tingkat partisipasi kelompok diukur dari Frekuensi kehadiran dalam pertemuan, Keaktifan kelompok dalam berdiskusi, Keterlibatan dalam kegiatan fisik dan Kesediaan membayar iuran atau sumbangan. Untuk identifikasi masalah 4, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriftif yaitu dengan hasil dari tingkat partisipasi petani di daerah penelitian. Untuk identifikasi masalah 5, dianalisis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman (rs) untuk membuktikan adanya keeratan hubungan antara faktor sosial ekonomi petani dengan tingkat partisipasinya. Uji-t berpasangan (paired T-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua. Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu tidak memberikan perlakuan sama sekali terhadap objek penelitian. Data yang digunakan adalah data hasil kuesioner petani yang tergabung dalam kelompok tani yang mengikuti program SL-PTT. Hipotesis 1 : ada hubungan karateristik sosial ekonomi petani pelaksana SL-PTT Padi non Hibrida
dengan tingkat partisipasinya
dalam pelaksanaan program SL-PTT Padi non Hibrida.
6
Ho
: Tidak ada hubungan karatersitik sosial ekonomi petani pelaksana SL-PTT Padi non Hibrida
dengan tingkat partisipasinya dalam
pelaksanaan program SL-PTT Padi non Hibrida. H₁
: ada hubungan karateristik sosial ekonomi petani pelaksana SL-PTT Padi non Hibrida dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program SL-PTT Padi non Hibrida.
Ho ditolak dan H₁ diterima, jika t hitung ≥ t tabel; α=0,05 Ho diterima dan H₁ ditolak, jika t hitung ≥ t tabel; α=0,05 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Program SL - PTT di Daerah Penelitian Program SL – PTT di laksanakan di Kecamatan Manyak Payed pada tahun 2008. Kemudian pada tahun 2009 program SL – PTT di laksanakan di Desa Matang Ara Jawa Kecamatan Manyak Payed. Pada awalnya kegiatan SL – PTT hanya di ikuti oleh dua Kelompok Tani saja, kemudian baru disusul oleh kelompok-kelompok tani lain pada tahun berikutnya. Secara ringkas dapat dilihat perkembangan SL-PTT di daerah penelitian di tinjau dari jumlah kelompok tani, kebutuhan benih, luas lahan, produktivitas dan jumlah produksi. Tabel 1. Perkembangan Program SL-PTT di Daerah Penelitian Tahun 2009 2010 2011 2012
Jumlah Rata-rata Luas Areal Luas Areal Kelompok Produktivitas Tanam (ha) Panen (ha) Tani (kw/ha) 2 50 48.2 54 2 50 49 56 3 75 73.9 58 4 100 99.8 60
Kebutuhan Produksi Benih (kg) (ton) 260.28 1250 274.4 1250 428.62 1875 598.8 2500
Dari tabel 11 dapat dilihat peningkatan jumlah Kelompok Tani yang mengikuti program SL-PTT. Luas areal tanam yang semula hanya 50 ha meningkat menjadi 100 ha pada tahun 2012. Artinya ada peningkatan sebesar 50 ha dalam 4 tahun. Luas areal panen juga meningkat yang semula hanya 48,2 ha menjadi 99,8 ha. Rata-rata produktivitas, produksi dan kebutuhan benih juga meningkat setiap
7
tahunnya. Ini menunjukkan terjadi perkembangan yang positif dari program SLPTT di daerah pertanian. Karateristik Petani Sampel di Daerah Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang mengikuti program SLPTT yang tergabung di dalam Kelompok Tani Tani Makmur dan Kelompok Tani Tunas Baru. Jumlah sampel keseluruhan adalah 60 orang dengan rincian 30 orang dari kelompok tani Tani Makmur dan 30 orang dari kelompok tani Tunas Baru. Adapun karateristik petani yang diidentifikasi dalam penelitian meliputi tingkat pendidikan, umur, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, luas lahan dan frekuensi mengikuti penyuluhan. Tingkat Pendidikan Sampel Jumlah dan presentase sampel berdasarkan tingkat pendidikan di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Jumlah dan Presentase Sampel berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan 1 2 3 4
SD sederajat SMP sederajat SMA sederajat di atas SMA total
Kelompok Tani Tani Makmur Jumlah Presentase 12 40% 9 30% 8 26.6% 1 3.4% 30 100%
Kelompok Tani Tunas Baru Jumlah Presentase 8 26.6% 14 46.7% 8 26.6% 30
100%
Umur Sampel Jumlah dan presentase sampel berdasarkan umur di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Jumlah dan Presentase Sampel berdasarkan Umur No
Tingkat Umur
1 20 - 30 2 31 - 40 3 41 - 50 4 > 50 total
Kelompok Tani Tani Makmur Jumlah Presentase 0 0% 10 33.4% 11 36.6% 9 30.0% 30 100%
Kelompok Tani Tunas Baru Jumlah Presentase 5 16.6% 9 30.0% 13 43.4% 3 10% 30 100%
Pengalaman Bertani Sampel Jumlah dan presentase sampel berdasarkan pengalaman bertani dapat dilihat pada tabel 14.
8
Tabel 14. Jumlah dan Presentase Sampel berdasarkan Pegalaman Bertani No Pengalaman Bertani 1 5 - 10. 2 11 - 15. 3 >16 total
Kelompok Tani Tani Makmur Jumlah Presentase 10 33.3% 8 26.7% 12 40.0% 30 100%
Kelompok Tani Tunas Baru Jumlah Presentase 16 53.3% 5 16.7% 9 30.0% 30 100%
Jumlah Tanggungan Sampel Jumlah dan presentase sampel berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 15. Jumlah dan Presentase Sampel berdasarkan Jumlah Tanggungan No Jumlah Tanggungan 1 1 - 2. 2 3 - 4. 3 >4 total
Kelompok Tani Tani Makmur Jumlah Presentase 8 26.7% 12 40.0% 10 33.3% 30 100%
Kelompok Tani Tunas Baru Jumlah Presentase 9 30.0% 18 80.0% 3 10.0% 30 100%
Luas Lahan Sampel Jumlah dan presentase sampel berdasarkan Luas Lahan dapat dilihat pada tabel 16. Tabel 16. Jumlah dan Presentase Sampel berdasarkan Luas Lahan No
Luas Lahan
1 ≤0.3 2 0.3 - 0.6 3 >0.6 total
Kelompok Tani Tani Makmur Jumlah Presentase 4 13.4% 12 40.0% 14 46.6% 30 100%
Kelompok Tani Tunas Baru Jumlah Presentase 3 10.0% 12 40.0% 15 50.0% 30 100%
Frekuensi Mengikuti Penyuluhan Jumlah dan presentase sampel berdasarkan Frekuensi Mengikuti Penyuluhan dapat dilihat pada tabel 17. Tabel
17.
Jumlah
dan
Presentase
Sampel
berdasarkan
Frekuensi
Penyuluhan No
Frekuensi Mengikuti Penyuluhan
1 ≥6 2 3 -5 . 3 1 -2 . 4 tidak pernah total
Kelompok Tani Tani Makmur Kelompok Tani Tunas Baru Jumlah Presentase Jumlah Presentase 7 23.3% 5 16.7% 16 53.4% 14 46.6% 7 23.3% 11 36.6% 30 100% 30 100% 9
Tingkat Partisipasi Petani dalam Program SL - PTT di Daerah Penelitian Dalam subab ini dibahas tentang tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT). Dengan melakukan analisis ini maka akan diketahui derajat keterlibatatan masyarakat dalam pelaksanaan program SL-PTT. Derajat keterlibatan masyarakat tersebut diukur dari variabel-variabel tingkat kehadiran dalam pertemuan, keaktifan dalam diskusi, keterlibatan dalam kegiatan fisik dan kesepakatan untuk membayar sumbangan. Dari keempat analisis di atas, dapat dirangkum sehingga dapat diperoleh Tingkat Partisipasi Petani dalam pelaksanaan program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) sebagaimana berikut ini: Tabel 27.
Tingkat Partisipasi Kelompok Tani Makmur dalam Program SL-PTT
No Variabel 1 Tingkat kehadiran dalam pertemuan Keaktifan dalam berdiskusi dan 2 menyampaikan pendapat 3 Keterlibatan dalam kegiatan fisik 4 Kesediaan untuk membayar Jumlah
Skor 179 180 165 186 710
Berdasarkan Tabel di atas, maka tingkat partisipasi
Petani di
Kelompoktani Tani Makmur dalam pelaksanaan program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) adalah termasuk ke dalam tingkat Patnership (tangga keenam dari delapan tangga Arsntein) , karena memiliki skor 565. Tabel 28.
Tingkat Partisipasi Kelompok Tunas Baru dalam Program SL-PTT
No Variabel 1 Tingkat kehadiran dalam pertemuan Keaktifan dalam berdiskusi dan 2 menyampaikan pendapat 3 Keterlibatan dalam kegiatan fisik 4 Kesediaan untuk membayar Jumlah
Skor 150 153 134 161 598
Berdasarkan Tabel di atas, maka tingkat
partisipasi Petani di
Kelompoktani Tunas Baru dalam pelaksanaan program Sekolah Lapangan
10
Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) adalah termasuk ke dalam tingkat placation, karena memiliki skor 598. Perbedaan Tingkat Partisipasi di Daerah Penelitian Berdasarkan hasil analisis tingkat partisipasi di atas, maka dapat di jelaskan tingkat partisipasi Petani di Kelompoktani Tani Makmur dalam pelaksanaan program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) adalah termasuk ke dalam tingkat Patnership, karena memiliki skor 710. Sedangkan tingkat partisipasi Petani di Kelompoktani Tunas Baru dalam pelaksanaan program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) adalah termasuk ke dalam tingkat placation, karena memiliki skor 598. Artinya tingkat partisipasi Petani Kelompoktani Tani Makmur dalam pelaksanaan program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) lebih tinggi satu tingkat dalam delapan tangga Arsntein dibandingkan dengan tingkat partisipasi Petani Kelompoktani Tunas Baru dalam pelaksanaan program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Petani Pelaksana Program SL-PTT dengan Tingkat Partisipasi Faktor sosial yang diduga berhubungan dengan tingkat partisipasi petani adalah tingkat pendidikan, luas lahan, lama berusaha tani, umur, dan frekuensi mengikuti penyuluhan. Untuk mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi petani pelaksana program
SL-PTT
dengan
tingkat
partisipasi,
maka
dianalisis
dengan
menggunakan analisis korelasi Rank Spearman. Kelompoktani Tani Makmur a. Analisis hubungan umur petani dengan tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT. Dari hasil analisis pada lampiran 5a dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara umur petani dengan tingkat partisipasi petani. b. Analisis hubungan tingkat pendidikan petani dengan tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT. Dari hasil analisis pada lampiran 5a disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi petani. 11
c. Analisis hubungan pengalaman bertani petani dengan tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT. Dari hasil analisis pada lampiran 5a dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengalaman bertani petani dengan tingkat partisipasi petani. d. Analisis hubungan luas lahan petani dengan tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT. Dari hasil analisis pada lampiran 5a dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara luas lahan petani dengan tingkat partisipasi petani. e. Analisis hubungan jumlah tanggungan petani dengan tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT. Dari hasil analisis pada lampiran 5a dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara jumlah tanggungan petani dengan tingkat partisipasi petani. f. Analisis hubungan frekuensi petani dengan tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT. Dari hasil analisis pada lampiran 5a dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara frekuensi mengikuti penyuluhan dengan tingkat partisipasi petani. Kelompoktani Tunas Baru a. Analisis hubungan umur petani dengan tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT. Dari hasil analisis pada lampiran 5b dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara umur dengan tingkat partisipasi petani. b. Analisis hubungan tingkat pendidikan petani dengan tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT. Dari hasil analisis pada lampiran 5b dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi petani. c. Analisis hubungan pengalaman bertani petani dengan tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT.
12
Dari hasil analisis pada lampiran 5b dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara pengalaman bertani dengan tingkat partisipasi petani. d. Analisis hubungan luas lahan petani dengan tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT. Dari hasil analisis pada lampiran 5b dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara luas lahan petani dengan tingkat partisipasi petani. e. Analisis hubungan jumlah tanggungan petani dengan tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT. Dari hasil analisis pada lampiran 5b dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah tanggungan petani dengan tingkat partisipasi petani. f. Analisis hubungan frekuensi petani dengan tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT. Dari hasil analisis pada lampiran 5b dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara frekuensi mengikuti penyuluhan petani dengan tingkat partisipasi petani. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Perkembangan program SL-PTT di daerah penelitian dapat dilihat dari segi perkembangan luas lahan, luas areal panen, produktivitas, jumlah produksi dan jumlah kelompok tani mulai tahun 2009 – 2012. Persentase kenaikan luas lahan yang menerapkan program SL-PTT sebesar 100%, persentase kenaikan jumlah kelompoktani yang mengikuti program SLPTT sebesar 100%, persentase kenaikan luas areal panen 107%, persentase kenaikan produktivitas padi per hektarnya sebesar 11,1% dan persentase kenaikan jumlah produksi sebesar 130%. 2. Tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT pada kelompoktani Tani Makmur adalah tinggi dengan berada di tangga Patnership level Citizen Power. Tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT pada kelompoktani Tunas Baru adalah rendah dengan berada di tangga Placation level Degree of Tokenism.
13
3. Tingkat partisipasi petani dalam program SL-PTT di daerah penelitian berbeda. Tingkat partisipasi petani Kelompoktani Tani Makmur lebih tinggi daripada tingkat partisipasi Kelompoktani Tunas Baru. 4. Pada kelompoktani Tani Makmur, karateristik sosial ekonomi petani yang mempunyai hubungan dengan tingkat partisipasi adalah umur petani, pengalaman bertani dan luas lahan. Sedangkan karateristik social ekonomi petani meliputi tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan frekuensi mengikuti penyuluhan tidak berhubungan dengan tingkat partisipasi petani. Pada kelompoktani Tunas Baru, karateristik sosial ekonomi petani yang mempunyai hubungan dengan tingkat partisipasi adalah luas lahan, jumlah tanggungan dan frekuensi mengikuti penyuluhan. Sedangkan karateristik sosial ekonomi petani meliputi umur petani, tingkat pendidikan dan pengalaman bertani tidak berhubungan dengan tingkat partisipasi petani. Saran 1. Kepada Pemerintah Program yang diberikan sudah baik, namun sebaiknya di perhatikan lagi waktu realisasi pencairan bantuan untuk program SL-PTT. 2. Kepada Masyarakat Pengurus lebih mengikutsertakan anggota dalam memberi saran dan kritik tentang proses pembuatan keputusan atau kebijakan (participation in decision making). Pengurus
lebih
mengimplementasi
mengikutsertakan keputusan
atau
anggota kebijakan
terlibat
dalam
(participation
in
implementation). Pengurus mulai mengajak anggota untuk member kontribusi dalam mengevaluasi keputusan atau kebijakan (participation in evaluation). 3. Kepada PPL Peran penyuluh pertanian sangat diperlukan dan ditingkatkan lagi dalam upaya memotori, mengawasi dan memberikan arahan agar petani mampu mengikuti dan mencapai tujuan dari program SL-PTT. 4. Kepada Petani
14
Kepada Petani lebih berpartisipasi lagi mengikuti suatu kegiatan atau program karena dengan adanya partisipasi dari petani program tersebut akan berjalan lebih baik. 5. Kepada Peneliti Selanjutnya Diharapkan dilakukan penelitian serupa yang megikutsertakan variabelvariabel lain yang dapat menentukan tinggi rendahnya tingkat partisipasi petani seperti kepemimpinan, status keanggotaan, rasa memiliki, bertanggung jawab dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA Arnstein, Sherry. 1969. A ladder of citizen participation. JAIP (35) No. 4. hal 216-224 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh. 2012. Petunjuk Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) PadiTahun 2012. Banda Aceh. Ginting, Meneth. 2011. Community Development (CD). Medan : USU Press. Husein, U. 2005. Pokok-Pokok Materi Statistik. Edisi ke-2. Bumi Aksara. Jakarta. Iwan.2010. Analisis Hubungan Karateristik Petanidengan Partisipasi Petani terhadap Program Pengembangan Agribisnis Jagung Hibrida pada Kabupaten Karanganyer. http://iwansas.wordpress.com. Mar, 2010. SL PTT. http:/www.IT Koran Sore Wawasan.com. Diakses 02Maret 2013.
15
PARTISPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) PADI NON HIBRIDA (Sudi Kasus : Desa Matang Ara Jawa Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darusslam)
JURNAL
Oleh:
MUHAMMAD SHOLEH 080309045 SEP - PKP
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
16
PARTISPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) PADI NON HIBRIDA (Sudi Kasus : Desa Matang Ara Jawa Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darusslam)
JURNAL Oleh:
MUHAMMAD SHOLEH 080309045 SEP - PKP
Jurnal Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Disetujui oleh, Komisi Pembimbing
Ketua
Anggota
(Prof.Dr.Ir. H. Meneth Ginting, MADE ) NIP. 1940 0715 1968 0910 01
(Ir. Yusak Maryunianta, M.Si) NIP. 1962 0624 1986 0310 01
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
17
MUHAMMAD SHOLEH 080309045 AGRIBISNIS / PKP
PARTISPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) PADI NON HIBRIDA (Sudi Kasus : Desa Matang Ara Jawa Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darusslam) Participation in the farmer field school program of integrated crop management (SL-PTT) non hybrid rice (Case study: Matang Ara Jawa Village sub-district of Manyak Payed Aceh Tamiang district, Nanggroe Aceh Darussalam)
Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing
Ketua
(Prof.Dr.Ir. H. Meneth Ginting, MADE ) NIP. 1940 0715 1968 0910 01
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
18