OPTIMIS MENATAP KEMENANGAN BESAR ﴿ َوِإ ّ َن ُجنَدَنا ل َُهُم ال َْغاِلُبوَن, ِإن َُّهْم ل َُهُم ال َْمنُصوُروَن,ت ك َِلَمتَُنا ِلِعَباِدَنا ال ُْمْرَسِليَن ْ ﴾ َول ََقْد َسبََق "Dan sungguh janji Kami telah tetap bagi hamba-hamba Kami yang menjadi Rasul. (Yaitu) pasti mereka akan mendapatkan pertolongan. Dan sesungguhnya bala tentara Kami-lah itulah yang pasti mennag." (QS. Ash-Shaffat: 171-173). Udara tenang menyapa Madinah, kota Rasulullah saw seperti hari-hari sebelumnya. Suasana siang itu berubah menjadi panas yang menggerahkan tatkala datang seorang utusan kepada Umar bin Khattab ra, membawa surat penting dari Abdullah bin Abdullah bin Utban, pejabat sementara untuk wilayah Kufah, Iraq. Utusan itu bernama Qarib bin Zhafar Al 'Abdi. Isi surat itu mengabarkan perihal konspirasi Persia di Nahawand untuk menyerang kaum muslimin, sebagai upaya balas dendam atas kekalahan besar mereka di Qadisiyah dan Madain. Jumlah personil pasukan mereka cukup besar, sekitar 150 ribu personil. Yang dipimpin oleh panglima Fairuzan yang dipanggil “Bundar” atau bergelar “Dzul Hajib”. Mereka sepakat akan meluluh lantahkan Bashrah dan Kufah yang telah ditaklukkan oleh kaum muslimin. Dalam surat itu Abdullah bin Abdullah bin Utban mengusulkan kepada Amirul mukminin agar kaum muslimin mendahului mereka untuk menyerang sisa-sisa pasukan Persia tersebut di Nahawand. Setelah Amirul Mukminin menyambut hangat utusan tersebut, ia bertanya kepadanya, "Siapa namamu?." Ia menjawab, "Namaku Qarib" (yang berarti dekat). "Bin (putera) siapa?," kata Umar. "Bin Zhafar" (putera kemenangan)." Jawab Qarib. "Jika demikian, kemenangan telah dekat insya Allah." Kata Umar merangkai makna nama utusan tersebut dengan nada optimis. Setelah waktu Zhuhur telah masuk, ia memerintahkan agar masyarakat dikumpulkan untuk shalat. Orang-orang segera datang berkumpul dan yang pertama kali masuk masjid adalah Sa’ad bin Abi Waqqash, ia baru saja kembali dari Qadisiyah. Dengan kedatangan Sa’ad setelah wilayah kekuasaan Persia itu takluk, membuat Umar ra menjadi lebih optimis. Setelah shalat, Umar naik mimbar dan berpidato memberi taujih kemenangan di hadapan kaum muslimin, “Sesungguhnya hari ini adalah penentu untuk hari esok. Aku akan memberikan sebuah arahan kepada kalian maka dengarkanlah dengan baik dan patuhi! Jangan kalian saling berselisih sehingga kekuatan kalian menjadi rapuh. Aku berkeras hati untuk maju bersama orang-orang yang berada di depanku hingga sampai ke suatu tempat antara dua kota ini (Bashrah dan Kufah). Selanjutnya aku kerahkan manusia untuk berangkat bersamaku sebagai bala bantuan bagi pasukan kaum muslimin hingga Allah memberi kemenangan kepada kita."
Ada beberapa sahabat terkemuka, seperti; Utsman, Ali, Thalhah, Zubair, Adurrahman bin Auf dan beberapa sahabat senior lain bangkit dan masing-masing dari mereka memberikan masukan, ide dan gagasannya demi kebaikan dan kemenangan bagi kaum muslimin. Intinya, mereka tak sependapat dengan pandangan Umar yang akan keluar dari Madinah. Cukup ia mengutus pasukan sebagai bala bantuan dan tetap memberikan instruksi serta ide-idenya kepada para utusan tersebut sambil mendo'akan mereka. Demikian pula menunjuk seorang panglima dari pasukan yang telah berada di Iraq. Umar ra memutuskan untuk menunjuk Nu'man bin Muqarrin sebagai panglima pasukan kaum muslimin. Dan semua sahabat setuju dengan penunjukan Umar tersebut. Ia menginstruksikan Huzaifah bin Yaman agar membawa pasukannya dari Kufah. Sementara Abu Musa al-Asy'ari membawa pasukannya dari Basrah. Dan bertemu kedua pasukan tersebut di Mahu. Dan di sana mereka telah ditunggu oleh sang panglima perang; Nu'man bin Muqarrin. Terkumpul di sana 30 ribu pasukan kaum muslimin. Jumlah pasukan yang tidak kecil, walaupun tak sebanding dengan jumlah pasukan Persia. Hanya seperlima dari personil para penyembah api itu. Di antara isi surat sang khalifah kepada Nu'man adalah bahwa satu nyawa pasukan kaum muslimin lebih berharga daripada 100.000 dinar. Umar telah menunjuk pula Huzaifah bin Yaman sebagai pengganti panglima pasukan jika Nu'man terbunuh. Juga ia menginstruksikan pasukan untuk memperbanyak ucapan "La haula wala quwata ilia billah", karena kekuatan dan kemuliaan serta kemenangan bersumber dari Zat yang Maha Kuat dan Perkasa. Untuk meneropong seberapa besar kekuatan musuh dan informasi jumlah personil, Nu’man mengutus Thulaihah yang pernah mengaku dirinya sebagai nabi lalu bertaubat nashuha, ‘Amr bin Ma’dikarib, dan ‘Amr bin Abi Salamah sebagai satuan intelijen di depan pasukan. Thulaihah berhasil menyusup ke dalam barisan pasukan Persia, sementara kedua sahabat lainnya kembali di tengah jalan. Bahkan Thulaihah al-Asadi berhasil membunuh beberapa perwira pasukan Persia, menawan salah satu pimpinan mereka, dan mendapatkan data akurat tentang kekuatan musuh. Disimpulkan bahwa rute yang mereka lalui menuju Nahawand tidak akan mendapatkan rintangan yang berarti. Strategi jitu yang dipasang Nu'man adalah menempatkan pasukan yang ia pimpin di barisan terdepan. Pertahanan sayap kanan; Hudzaifah dan sayap kiri; Suwaid bin al-Muqarrin. Pasukan penyerang dipimpin oleh Qa’qa’ bin Amr dan pertahanan belakang dipimpin oleh Mujasyi’ bin Mas’ud. Dalam hitungan logika manusia, 30 ribu pasukan kaum muslimin sulit mengalahkan 150 ribu personil pasukan Persia. Tapi di hadapan Allah swt hitungan matematika ini tidak berlaku. Ruh maknawiyah, kekuatan iman dan yakin dengan pertolongan Allah swt, yang ditopang dengan usaha manusiawi, maka akhirnya pasukan kaum muslimin mengalami kemenangan besar. Dalam sejarah, perang Nahawand yang terjadi tahun 21 H ini dikenal dengan sebutan "fathul futuh" kemenangan yang besar. Para kader terbaik! Ini hanya sepenggal kisah kemenangan yang diraih oleh generasi terbaik. Di zaman berbeda dengan pelaku sejarah yang tak sama. Tapi dengan manhaj dan jalan kemenangan yang serupa.
Di hadapan kita terbentang jihad siyasi, memenangkan dakwah di area kekuasaan di daerah lewat jalur Pikada 9 Desember 2015. Agar mimpi kemenangan menjelma di alam realita dakwah kita, ada beberapa rambu yang mesti kita perhatikan, bercermin kepada kemenangan kaum muslimin di Nahawand. • Optimis menyongsong kemenangan. Dengan mendengar nama utusan dari Kufah; Qarib bin Zhafar, Umar bin Khattab langsung menghubungkannya dengan kemenangan besar di Nahawand. Abdul Hakim dan Evan Tolani adalah nama-nama besar yang identik dengan kemenangan besar, kemenangan dakwah pada Pilkada serentak 9 Desember 2015. • Banyak bermunajat kepada Allah swt Sebelum Umar naik mimbar, ia mengajak masyarakat untuk menunaikan shalat Zhuhur berjama'ah dan berdo'a. Karena kemenangan tak mungkin akan terwujud di alam realita, jika tanpa pertolongan Allah swt. Dan pertolongan itu datang jika kita banyak memohon kepada-Nya. Demikian pula Nu'man bin Muqarrin memulai tugasnya memimpin pasukan kaum muslimin dengan bertakbir tiga kali dan do'a. Umar ra dan kaum muslimin pun turut mendo'akan dari jarak jauh; Madinah demi kemenangan kaum muslimin. Kita yakin, sekuat apapun kita tanpa menghubungkan kekuatan langit, kita menjadi lemah dan rapuh. Cita-cita kemenangan pun hanya menjadi cerita hidup, yang tak akan terwujud dalam kehidupan jama'ah kita. • Menghidupkan ruh musyawarah, mendengarkan nasihat, gagasan dan ide-ide cemerlang dari para kader senior yang sarat pengalaman. Salah satu kunci kemenangan Umar bin Khattab ra adalah karena ia selalu meminta pendapat dan nasihat dari sahabat-sahabat terkemuka di sekitarnya. Para penasihat memiliki tempat khusus di hati Amirul mukminin. Di medan perjuangan, jihad politik yang terhampar di hadapan kita, semua pihak hendaknya bekerja keras dan menuangkan ide dan berkontribusi nyata demi meraih kejayaan yang kita damba bersama. • Memaksimalkan PJ TPS, jaringan dan semua pilar yang terkait. Umar ra menunjuk Nu'man bin Muqarrin sebagi magnet untuk menaklukan Nahawand. Dengan wewenangnya, Nu'man merumuskan berbagai macam strategi untuk memenangkan peperangan. Terlebih jumlah dana, personil dan persenjataan yang tidak berimbang, yang mengharuskannya berpikir lebih keras lagi. Dan tentunya kita sebagai kader dan simpatisan partai dakwah, semestinya kita menjadi bagian dari tim sukses itu dan memberikan peran dan andil nyata sesuai dengan kemampuan kita. Walaupun bisa jadi nama kita tak tercatat dalam daftar tim sukses. Tapi tercatat di atas sana. • Persatuan zahir dan bathin, merupakan kunci kemenangan. Salah satu nasihat Umar dalam khutbahnya adalah singkirkan perselisihan, yang akan melumpuhkan kekuatan. Kesatuan zahir akan tercipta, jika kesatuan bathin telah terbentuk. Dan kesatuan hati akan terwujud jika kita merapat kepada Pemilik Hati, yakni Allah swt. Sedangkan taqarrub kepada-Nya
dapat kita tempuh dengan jalan mendaki puncak ubudiyah kepada-Nya. Untuk menyambut kemenangan dakwah yang sudah terbayang di depan mata, maka setiap kader dakwah dituntut mengerahkan segala potensi dan kemampuan yang dimiliki. Ibarat lari marathon, ketika sudah mendekati finish, maka kita tidak lagi berlari biasa. Tapi sudah saatnya kita melakukan sprint sekuat dan secepat kemampuan kita. Agar target menjadi pemenang tidak sirna ditelan masa. Dan salah satu sisi yang harus semakin kita kuatkan dalam rangka menyambut kemenangan dakwah adalah sisi ruhaniyah. Semakin merapat kepada yang di Atas. Mendaki puncak ubudiyah. Waspada terhadap kelalaian, keteledoran dan kesia-siaan. Dengan demikian Bidang Kaderisasi DPW PKS Lampung, menginstruksikan kepada seluruh Kader Terbina di semua jenjang keanggotaannya dan juga simpatisan PKS Lampung untuk mensukseskan program unggulan awal Desember 2015, yakni "Usbu' Ruhi" (puncak ruhiyah dalam satu pekan) terhitung dari hari Rabu: 02 Desember sampai dengan hari Rabu: 09 Desember 2015, dengan rincian amalan sebagai berikut: 1. Qiyamul-lail dan witir, setiap malam. 2. Puasa Sunnah, Kamis (03 Desember) dan Senin (07 Desember). 3. Membaca al-ma'tsurat al-kubra, setiap pagi dan petang hari. 4. Tilawah al-Qur'an, sekurang-kurangnya dua juz setiap hari. 5. Mabit atau jalsah ruhiyah, minimal dilakukan per-usar atau halaqah. 6. Melantunkan do'a kemenangan, khususnya untuk Pilkada Metro dan PesBar, dibaca setelah shalat fardhu dan waktu-waktu lain yang mustajab untuk berdo'a, seperti akhir malam dan setelah Ashar pada hari Jum'at. Tugas tambahan untuk para Naqib/ah untuk memutaba'ah pelaksanaan usbu' ruhi bagi para a'dha'nya. Demikian pula para Murabbi/ah untuk memutaba'ah pelaksanaan usbu' ruhi bagi para binaannya. Mudah-mudahan Allah swt memudahkan kita untuk melaksanakan program usbu' ruhi ini dan memasukan kita ke dalam golongan orang-orang yang berkontribusi secara maksimal untuk kemenangan jama'ah dan partai dakwah kita. Aamien ya Mujiibas Saailiin. Do'a kemenangan: ب ال َْعل َِميَن ْ َ عَداَءَك أ ْ َ َالل َُّهّمَ أ َِع َّز ا ِْلْسل ََم َوال ُْمْسِلِميَن َوأ َِذ َّل الِّشْرَك َوال ُْمْشِرِكيَن َوَدِّمْر أ َ عَداَء الِّديَن َوْجَمْع ك َِلَمَة ال ُْمْسِلِميَن َّ حِّق َيا َر َ ْ عَلى ال Ya Allah, muliakanlah Islam dan Kaum Muslimin, hinakanlah kesyirikan dan kau musyrikin, hancurkanlah musuh-Mu musuh agama, himpunkanlah kalimat kaum muslimin di atas kebenaran, wahai Rabb semesta alam. كاِفِريَن َ ْ عَلى ال َْقْوِم ال ْ َالل َُّهّمَ أ َْفِر َ ت أ َْقَداَمَنا َوان ُْصْرَنا ْ ّعل َيَْنا َصبًْرا َوثَ ِب َ غ "Ya Allah, limpahlanlah atas kami kesabaran, kokohkanlah pijakan kaki kami, dan menangkanlah kami atas kaum kafirin." ت بَيَْن ال ُْمَهاِجِريَن َوا ْل َن َْصاِر َ َالل َُّهّمَ أ َلِ ّْف بَيَْن ُقُلوِبَنا ك ََما أ َل َّْف "Ya Allah, satukanlah hati-hati antar-kami sebagaimana Engkau satukan antara kaum Muhajirin dan Anshar." ت َيا ال َْمِلُك ال ُْق ُّدْوُس ْ حاَفَظِة َباِسيِْسْير َباَر َ َألل َُّهّمَ اْجَعْل َ حاَفَظِة ِمي ْتُْرْو َوِإيَْفاْن ُطْول َِنْي َناِئًبا ِلُم َ حِكيِْم َواِلًيا ِلُم َ ْ عبَْد ال
"Ya Allah, jadikanlah Abdul Hakim sebagai Wali Kota Metro dan Evan Tolani sebagai Wakil Bupati Pesisir Barat, ya Penguasa Yang Maha Suci." ب ال َّرِحيِم َ ب َ ْ عل َيَْنا ِإن ََّك أ َن َ ْ َربََّنا تََقبَّْل ِم ّ َنا ِإن ََّك أ َن ْ ُت ال ّ َسِميُع ال َْعِليُم –َوت ُ ت التّ َ ّ َوا "Ya Rabb kami, kabulkanlah kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." عَلى ن َْفِسَك َ الل َُّهّمَ ِإ َّنا ن َُعوُذ ِبِرَضاَك ِمْن َس ُ خِطَك َوِبُمَعاَفاِتَك ِمْن َ ت َ حِصى ثََناًءا ْ ُ عُقوبَِتَك َوِبَك ِمن َْك ل َ ن َ ْت ك ََما أ َثْن َي َ ْ عل َيَْك أ َن "Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung dengan keridha'an-Mu dari murka-Mu, dan dengan kemaafan-Mu dari hukuman-Mu, dan dengan-Mu dari-Mu. Tidaklah kami bisa menghitung pujian atasMu, Engkau adalah sebagaimana Engkau memuji Diri-Mu sendiri." َ ب ال َْعل َِميَن ْ عَلى َءاِلِه َوَص َ ح ّ َمٍد َو َ ََوَص ّ ِل الل َُّهّم َ ْ حِبِه َوَسلِ ّْم َوال َ عَلى ن َِب ِيَّنا ُم ّ ِ حْمُد لِّ َر "Dan sampaikanlah ya Allah, shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad, serta kepada keluarga dan para sahabatnya. Dan segala puji adalah milik Allah Rabb seru sekalian alam."