Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI – UPN “Veteran” Jawa Timur
Optimasi Perencanaan Hasil Produksi dengan Aplikasi Fuzzy Linear Programming (FLP) Akhmad Fauzi Jurusan Teknik Informatika UPNV”Veteran” Jawa Timur Email:
[email protected]
Abstract Fuzzy Linear Programming (FLP) is a Linear Programming method applied in Fuzzy environment. In this research, it was applied in a production planning problem. In Fuzzy Linear Programming, objective functions and constraints do not mean as strict as it should be in Linear Programming because of several reasons to be considered in the system. Fuzzy Linear Programming implementation in production planning problem gave a maximum sales point and can be compared to typical Linear Programming technique. Keywords: Fuzzy Linear Programming, Fuzzy, Simplex
PENDAHULUAN Sebagian besar persoalan manajemen adalah berkenaan dengan penggunaan sumber daya secara efisien atau pengalokasian sumber-sumber yang terbatas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam keadaan sumber daya yang terbatas harus dicapai suatu hasil yang optimum. Dengan perkataan lain bagaimana caranya agar dengan masukan (input) yang serba terbatas dapat dicapai hasil kerja yang optimum. Seperti halnya dalam penelitian ini diharapkan keluaran (output) berupa produksi barang atau jasa yang optimum. Linear programming akan memberikan banyak alternatif pemecahan persoalan, sebagai alternative pengambilan keputusan atau tindakan. Akan tetapi hanya ada satu yang optimum (maksimum atau minimum). Mengambil keputusan berarti memilih alternatif, yaitu alternatif yang terbaik. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu persoalan dapat dipecahkan dengan teknik Linear Progamming secara lengkap adalah sebagai berikut : a. Fungsi obyektif harus didefinisikan secara jelas dan dinyatakan sebagai fungsi obyektif yang linear. Misalnya jumlah hasil penjualan harus maksimum, jumlah biaya yang dikeluarkan harus minimum. b. Harus ada alternatif pemecahan untuk dipilih salah satu yang terbaik. c. Sumber-sumber dan aktifitas mempunyai sifat dapat ditambahkan. d. Fungsi obyektif dan ketidaksamaan untuk menunjukkan adanya pembatasan harus linear. e. Variabael keputusan harus positif, tidak boleh negatif. f. Sumber-sumber dan aktifitas mempunyai sifat dapat dibagi. g. Sumber-sumber dan aktifitas mempunyai jumlah yang terbatas. h. Aktifitas harus proposional terhadap sumber-sumber. Hal ini berarti ada hubungan yang linear antara aktifitas dengan sumber-sumber. Misalnya output dinaikkan dua kali, kalau permintaan naik satu setengah kali maka output harus naik satu setengah kali, jadi menggunakan prinsip constant returns to scale. i. Model progamming deterministik, artinya sumber dan aktifitas diketahui secara pasti. Pemecahan persoalan dengan Linear Progamming dapat digambarkan dengan blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 1.
B-1
Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI – UPN “Veteran” Jawa Timur
Representasi Perencanaan Produksi Dimisalkan dimiliki bahan mentah sebanyak m macam, masing-masing tersedia sebanyak hi unit (i = 1,2,…,m). Berdasarkan bahan mentah yang tersedia akan diproduksi sebanyak r produk, masing-masing sebesar x j unit (j = 1,2,…,r). Setiap produk memerlukan seluruh bahan mentah dengan proporsi tertentu yaitu setiap 1 unit produk ke j memerlukan aij unit bahan mentah ke i. Dengan demikian kalau produk j diproduksi sebanyak x j unit maka diperlukan aij x j unit bahan mentah ke i. Model
Fungsi obyektif linear
Ketidaksamaan linear sebagai pembatas
Nilai variabel aktifitas positif
Berbagai alternatif pemecahan
Pemecahan optimal
Gambar 1. Pemecahan dengan Linear Programming Apabila semua produk dijual, 1 unit produk j harganya c j rupiah. Kalau yang dijual x j unit maka penerimaan hasil penjualan untuk produk ke j sebasar c j x j unit. Persoalannya sekarang, berapa besarnya x j agar dapat diperoleh jumlah hasil penjualan yang maksimum dengan pembatasan bahwa jumlah bahan mentah yang dipergunakan tidak dapat melebihi persediaan yang ada selain itu nilai x j tidak boleh negatif. Perumusan umum: Cari x j , j = 1,2,…,r sedemikian rupa sehingga Z= c j x j : maksimum
∑
(1)
dengan batasan: r
∑a j =1
ij
xj ≤ hj : xj ≥ 0
(2)
Penyelesaian dengan FLP Penyelesaian dengan Fuzzy Linear Progamming (FLP), adalah pencarian suatu nilai Z yang merupakan fungsi obyektif yang akan dioptimasikan sedemikian rupa sehingga tunduk pada batasan-batasan yang dimodelkan dengan menggunakan himpunan fuzzy. B-2
Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI – UPN “Veteran” Jawa Timur
Dalam penjelasan selanjutnya hanya akan dibahas untuk persoalan maksimisasi. Model matematika untuk persoalan maksimisasi adalah sebagai berikut: Tentukan x sedemikian hingga :
cT x ≥ Z ~
Ax ≤ b
(3)
~
X
≥0
dengan tanda ‘ ≤ ’ merupakan bentuk fuzzy dari ‘ ≤ ’ yang menginterpretasikan ‘pada ~
dasarnya kurang dari atau sama dengan’. Demikian pula, tanda ‘ ≥ ’ merupakan bentuk fuzzy ~
dari ‘ ≥ ’ yang menginterpretasikan ‘pada dasarnya lebih dari atau sama dengan’. Bentuk persamaan (3) dapat dibawa kedalam bentuk persamaan yaitu:
Bx ≤ d ~
x
(4)
≥ 0
dengan:
−c B= dan A −Z d = d Tiap-tiap baris atau batasan akan direpresentasikan dengan sebuah himpunan fuzzy, dengan fungsi keanggotaan pada himpunan ke-i adalah µ i [Bi x ] . Fungsi keanggotaan untuk model keputusan himpunan fuzzy dapat dinyatakan sebagai berikut: µ d [x ] = min {µ i [Bi x ]} (5) i
tentu saja diharapkan akan mendapatkan solusi terbaik, yaitu suatu solusi dengan nilai keanggotaan yang paling besar, dengan demikian solusi yang sebenarnya adalah:
max µ d [x ] = max min {µ i [Bi x ]} (6) x≥0
x≥0
i
dari sini terlihat bahwa µ i [Bi x ] = 0 jika batasan ke-i benar-benar dilanggar. Sebaliknya,
µ i [Bi x ] = 1 jika batasan ke-i benar-benar dipatuhi. Nilai µ i [Bi x ] akan naik secara monoton pada selang [0,1], yaitu:
1;
jika Bi x ≤ d i
µ i [Bi x ] = ∈[0,1]; jika di < Bi x ≤ di + pi (7) 0;
jika Bi x > d i + p i
B-3
Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI – UPN “Veteran” Jawa Timur
Gambar 2. Fungsi Keanggotaan
µ i [Bi x ] =
jika Bi x ≤ d i
1; 1−
Bi x − di ; jika di < Bi x ≤ di + pi pi
0;
(8)
jika Bi x > d i + pi
dengan pi adalah toleransi interval yang diperbolehkan untuk melakukan pelanggaran baik pada fungsi obyektif maupun batasan. Dengan mensubstitusikan persamaan (8) ke (6) akan diperoleh:
B x − di max µ d [Bx] = max min 1− i x ≥0 x ≥0 i pi
(9)
Dari Gambar 2. dapat dilihat bahwa, semakin besar nilai domain, akan memiliki nilai keanggotaan yang cenderung semakin kecil. Sehingga untuk mencari nilai λ -cut dapat dihitung sebagai λ =1 − t , dengan:
d i + pi = ruas kananbatasanke − i (10) Dengan demikian akan diperoleh bentuk linear programming baru sebagai berikut: Maksimumkan: λ Dengan batasan:
λp i + Bi x ≤ d i + p i x≥0
(11)
Metode Algoritma FLP untuk menyelesaiakn kasus perencanaan produksi dalam hal memaksimumkan hasil penjualan ini digambarkan dalam bentuk flow chart seperti pada gambar 3. Secara ringkas masing-masing dijabarkan sebagai berikut. Proses Fuzzyfikasi Proses ini lakukan untuk mendapatkan nilai lower bound dan upper bound dari inisialisasi awal variabel keputusan dan batasan. Untuk menghitung nilai lower bound dan upper bound ini dapat diselesaikan dengan menggunakan metode simpleks . Langkah-langkah metode simpleks adalah sebagai berikut:
B-4
Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI – UPN “Veteran” Jawa Timur
a. Fungsi tujuan menjadi fungsi implisit, maksudnya semua x digeser ke kiri dan fungsi batasan yang memiliki tanda lebih kecil atau sama dengan harus diubah menjadi kesamaan dengan cara menambah slack variabel. b. Menyusun persamaan-persamaan di dalam tabel.
Gambar 3. Flowchart Fuzzy Linear Programming c. Memilih kolom kunci. Pilihlah kolom yang mempunyai nilai pada garis fungsi tujuan yang bertanda negatif dengan angka terbesar. Bila negatif ini tidak ada berarti masalahnya dianggap sudah menemukan solusi optimal. d. Memilih baris kunci. Tentukan baris kunci dengan mencari indeks pada setiap baris dengan membagi nilai pada kolom nilai kunci dengan nilai yang sebaris dengan kolom kunci. Kemudian pilihlah baris dengan indeks positif yang terkecil. e. Mengubah nilai baris kunci. Nilai baris kunci diubah dengan cara membagi dengan angka kunci kemudian variabel dasar pada baris tersebut diganti dengan variabel yang terdapat pada bagian atas kolom kunci tersebut. f. Mengubah nilai-nilai selain nilai pada baris kunci dengan rumus: Baris baru = baris lama–(koofisien kolom kunci) x nilai baru baris kunci g. Melanjutkan perubahan-perubahan. Ulangi langkah (a) sampai langkah (f) untuk memperbaiki tabel-tabel yang telah diperbaiki nilainya. Perubahan baru berhenti setelah pada baris pertama (fungsi tujuan) tidak ada yang bernilai negatif. Proses Defuzzyfikasi Proses ini dilakukan setelah nilai lower bound dan nilai upper bound didapatkan. Untuk melakukan proses defuzzyfikasi digunakan aturan Zadeh’s dan Bellman. Proses defuzzyfikasi kemudian akan membentuk suatu bentuk linear programming yang baru dan untuk menyelesaikan bentuk linear programming baru ini dapat digunakan metode 2 tahap atau metode Big M. Dibawah ini akan dijelaskan secara singkat mengenai metode 2 fase dan metode Big M. Metode 2 Fase Fase 1 : Menyelesaikan linear programming yang fungsi tujuannya adalah meminimumkan variabel artificial pada model, lakukan iterasi sampai solusi ditemukan.
B-5
Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI – UPN “Veteran” Jawa Timur
Fase 2 : Mulai dengan hasil yang ditemukan pada fase 1, ganti fungsi tujuan dengan masalah yang asli dan hilangkan variabel artificial, lakukan iterasi dengan simpleks biasa sampai solusi ditemukan. Metode Big M a. Tentukan nilai positif M yang besar, misal M = 1000. b. Bentuk fungsi obyektif baru dengan: Z = (fungsi obyektif asli) – M (variabel artificial). Lakukan iterasi sampai solusi ditemukan, untuk melakukan iterasi juga digunakan metode simpleks biasa. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini diberikan hasil penjualan maksimum dari hasil uji coba dengan 15 data yang berbeda-beda. Dari tabel hasil ujicoba terlihat bahwa hasil maksimum dari penjualan akan bertambah jika menggunakan Fuzzy Linear Programming. Tabel 1. Hasil penelitian No 1
2
3
4
5
6
7
8 9
Model perencanaan produksi Z = 5000x1 + 6000x2 + 3000x3 5x1 + 2x2 + 6x3 = 1200 + 300t 3x1 + 5x2 + 7x3 = 900 + 100t 4x1 + x2 + 2x3 = 1000 + 200t Z = 3x1 + 2x2 2x1 + x2 = 5 + 9t x1 + x2 = 3 + 6t Z = 5000x1 + 6000x2 10x1 + 8x2 = 1200 + 300t 6x1 + 10x2 = 900 + 100t 12x1 + 9x2 = 1250 + 500t 4x1 + 3x2 = 420 + 100t 2x1 + 4x2 = 504 + 130t Z = 1000x1 + 1200x2 10x1 + 14x2 = 25200 + 10080t 12x1 + 8x2 = 25200 + 7560t 15x1 + 9x2 = 25200 + 5040t Z = 50x1 + 40x2 3x1 + 5x2 = 150 + 900t x2 = 20 + 50t 8x1 + 5x2 = 300 + 708t 1x1 + x2 = 50 + 600t Z = 15x1 + 9x2 + 11x3 4x1 + 7x2 + 6x3 = 4500 + 500t 8x1 + 3x2 + 5x3 = 6400 + 450t Z = 12x1 + 15x2 2x1 + 4x2 = 30 + 10t 5x1 + 2x2 = 25 + 10t 3x1 + x2 = 22 + 20t Z = 2x1 + x2 3x1 + 5x2 = 15 + 80t 6x1 + 2x2 = 24 + 75t Z = 2800x1 + 3500x2
Solusi hasil penjualan Non-Fuzzy
Solusi hasil penjualan FLP
1389473,68
1497368,42
8
15,5
633333,33
687202,3
2310000
2730000
1980
4463,88
12797,73
13303,98
123,75
145,31
8,25
22,52
30100
35350
B-6
Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI – UPN “Veteran” Jawa Timur
10
11
12
13
14
15
40x1 + 20x2 = 300 + 100t 10x1 + 30x2 = 250 + 100t 20x1 + 40x2 = 280 + 100t 30x1 + 10x2 = 350 + 100t Z = 3x1 + x2 + 2x3 x1 + 3x2 + 2x3 = 10 + 40t 4x1 + 2x2 + x3 = 20 + 50t Z = 3000x1 + 6000x2 2,1x1 + 2,4x2 = 300 + 370t 3,4x1 + 3,8x2 = 250 + 100t 500x1 + 750x2 = 800 + 60t 1.3x1 + 3,2 x2 = 400 + 90t Z = 3x1 + 2x2 x1 + 4x2 = 15 + 50t 2x1 + x2 = 16 + 55t Z = 4x1 + 5x2 5x1 + 2x2 = 20 + 80 3x1 + 7x2 = 42 + 88 Z = 60x1 + 90x2 15x1 + 45x2 = 90 + 120t 23x1 + 11x2 = 20 + 60t Z = 6x1 + 8x2 3x1 + 9x2 = 45 + 70t 5x1 + x2 = 12 + 66t
18,57
33,57
6400
6640
25
67,86
33,59
77,31
163,64
317,45
45
96,9
SIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan algoritma Fuzzy Linear Programming (FLP) terbukti mampu meningkatkan hasil penjualan dibandingkan dengan digunakannya linear programming biasa dalam memecahkan masalah perencanaan produksi.
DAFTAR RUJUKA Anderson, Sweeney, Williams, 1997, Manajemen Sains : Pendekatan Kuantitatif untuk Pengambilan Keputusan Manajemen, Jilid I, Erlangga, Jakarta. Daihani, Dadan Umar, 2001, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Kadarsah Suryadi, M. Ali Ramdhani, 1998, Sistem Pendukung Keputusan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Kusumadewi Sri, Hari Purnomo, 2004, Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan, Graha Ilmu, Yogyakarta. McLeod, Raymond, Jr., 1996, Sistem Informasi Manajemen, Jilid II, PT. Prenhallindo, Jakarta. Sulistyawati, Eka, SE. MM, 2004, Catatan Kuliah : Operation Research I, URL: http://www.agungpurbayana.mutiaracyber.com. Supranto, Johannes, 1988, Riset Operasi Untuk Pengambilan Keputusan, Universitas Indonesia, Jakarta. Taylor W., Bernard, III, 2001, Sains Manajemen :Pendekatan Matematika untuk Bisnis, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta. Taylor W., Bernard, III, 2001, Sains Manajemen Pendekatan Matematika untuk Bisnis, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.
B-7