0
UPAYA MENINGKATKAN KECAKAPAN HIDUP MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PERMAINAN SIMULASI PADA SISWA SMK NEGERI 1 KLEGO KABUPATREN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Oleh : ARIE KHURNIAWAN NPM. 12500004
SKRIPSI Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA 2016
1
ABSTRAK
Arie Kurniawan, 12500004, UPAYA MENINGKATKAN KECAKAPAN HIDUP MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PERMAINAN SIMULASI PADA SISWA SMK NEGERI 1 KLEGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2015. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Mei 2016. Latar belakang masalah. Kecakapan hidup diharapkan dapat dimiliki oleh setiap peserta didik setelah menempuh suatu proses pendidikan. Secara formal sistem pendidikan indonesia diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi dapat meningkatkan kecakapan hidup siswa SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016. Metode penelitian. Jenis penelitian yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research). Kunci dalam penelitian tindakan yakni adanya siklus yang terdiri dari beberapa tahap secara berurutan yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaannya di lapangan, peneliti melaksanakan 2 siklus penelitian. Berdasarkan prosedur dasar dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, maka jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 10 siswa. Instrumen penelitian yakni pedoman observasi untuk melihat perkembangan kecakapan hidup siswa dan pedoman observasi untuk melihat proses pelaksanaan tindakan. Analisis data menggunakan analisis deskriptif deskriptif kualitatif. Hasil penelitian. Perolehan skor rata-rata angket kecakapan hidup (life skills) pada tahap pasca siklus 2 adalah 90. Skor ini masuk pada kategori tinggi. Hasil ini menunjukan bahwa bimbingan kelompok dapat meningkatkan kecakapan hidup siswa di SMK Negeri 1 Klego Boyolali. Kata kunci: kecakapan hidup, layanan bimbingan kelompok, siswa SMK
2
3
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Berdasarkan definisi di atas, terdapat beberapa nilai kecakapan hidup yang diharapkan dapat dimiliki oleh setiap peserta didik setelah menempuh suatu proses pendidikan. Definisi di atas dapat pula dipahami bahwa secara formal sistem pendidikan indonesia diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat. Guna menjawab tantangan tersebut, saat ini pendidikan di Indonesia khususnya untuk tingkat sekolah menengah atas lebih ditekankan pada pendidikan kejuruan (SMK). SMK merupakan jalur pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, melihat peluang kerja dan mengembangkan diri di kemudian hari. Bisa diasumsikan bahwasanya kemampuan dasar yang sekiranya dimiliki oleh siswa SMK adalah kecakapan hidup. Dengan memiliki kecakapan hidup yang baik, maka seorang individu akan mampu menjalani pekerjaannya dengan optimal, sehingga kesuksesan dalam berkarir akan dapat dicapai. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal tentunya harus menjadi garda terdepan dalam membekali siswa untuk dapat mengembangkan kecakapan hidup siswa secara optimal. Layanan BK yang sekiranya relevan dengan konsep peningkatan kecakapan hidup siswa SMK adalah bimbingan kelompok teknik permainan
4
simulasi. Menurut Ahmad Juntika Nurihsan (2005:31) pemberian informasi dalam bimbingan kelompok terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan, dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas serta meraih masa depan dalam studi, karir, maupun kehidupan. Aktivitas kelompok diarahkan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuain diri dan pengembangan diri. Secara lebih spesifik Tatiek Romlah (2006:118) menyatakan jika layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi dibuat untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya membantu siswa untuk mempelajari pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan aturan-aturan sosial. SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali merupakan salah satu SMK yang mengalami progress yang signifikan. Asumsi tersebut berdasar dari beberapa indikator, diantaranya, (1) sarana dan prasarana sekolah yang semakin representatif; (2) program peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, seperti workshop, seminar dan pelatihan diadakan secara kontinyu; dan (3) jumlah pendaftar setiap tahun mengalami peningkatan. Oleh karena itu, sekolah ini diharapkan untuk mampu menyelenggarakan proses pendidikan dan pembelajaran dalam tataran yang ideal, sehingga kecakapan hidup pada diri siswa benar-benar bisa ditingkatkan secara optimal. Layanan BK di SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali selama ini didominasi oleh layanan klasikal. Materi yang diberikan juga bersifat monoton, bahkan lebih terfokus pada layanan bimbingan belajar. Padahal untuk SMK, materi layanan bimbingan karir baik dalam bentuk bimbingan individu maupun kelompok seharusnya mendapat porsi yang lebih banyak, karena siswa diorientasikan untuk bekerja setelah mereka lulus nanti, walaupun tidak menutup kemungkinan lulusan SMK juga melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hasil penelitian dari Agus Maemun (2012:104) menyatakan bahwa layanan bimbingan kelompok teknik modeling efektif dalam mengembangkan budi pekerti siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Slawi. Relevansi dengan
5
penelitian ini bahwa kecakapan hidup merupakan salah satu bentuk dari budi pekerti siswa di sekolah. Selain itu intervensi yang digunakan adalah sama, yakni layanan bimbingan kelompok. Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada saat guru bimbingan dan konseling melaksanakan layanan bimbingan kelompok, peneliti melihat bahwa layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan tidak melewati tahap pembentukan, peralihan, kegiatan, dan pengakhiran secara runtut sehingga efektivitas layanan tidak tercapai. Kondisi tersebut menjadi salah satu penyebab rendahnya kecakapan hidup siswa di SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bimbingan dan konseling didapat informasi bahwa rendahnya kecakapan hidup pada siswa ditandai oleh beberapa hal, antara lain, siswa tidak percaya diri ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, terutama yang berkaitan dengan penjualan produk; siswa kurang mampu berkomunikasi secara baik dengan orang lain; masih ada siswa yang berkonflik dengan siswa lain dalam satu sekolah; siswa kurang mampu menunjukkan kemampuan motoriknya saat kerja praktik; dan siswa tidak memiliki kemampuan perencanaan karir yang baik. Hasil paparan tersebut menegaskan bahwa untuk membantu siswa SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali meningkatkan kecakapan hidupnya, peneliti akan melaksanakan satu kajian ilmiah berupa penelitian tindakan bimbingan dan konseling dengan judul “Upaya Meningkatkan Kecakapan Hidup melalui Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Permainan Simulasi pada Siswa SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016”. 2. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dapat adalah untuk mengetahui apakah layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi dapat meningkatkan kecakapan hidup siswa SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016.
6
B. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini bahwa layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi dapat meningkatkan kecakapan hidup siswa SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016.
C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK). PTBK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dalam layanan bimbingan dan konseling dengan memberikan intervensi kepada subjek penelitian, kemudian menilai proses pelaksanaannya serta memantau hasil yang didapat (Dede Rahmat Hidayat dan Aip Badrujaman, 2012:6). 2. Subjek Penelitian Peneliti mengambil 10 siswa sebagai subjek penelitian untuk diberikan layanan
bimbingan
kelompok
teknik
permainan
simulasi.
Dalam
menentukan siswa yang dipilih, peneliti melakukan need assessment terhadap siswa yang ada di SMK Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali. Peneliti menggunakan metode wawancara terhadap guru bimbingan dan konseling. Siswa yang dipilih sebagai subjek penelitian adalah siswa yang memiliki kecenderungan kecakapan hidup rendah. 3. Teknik Pengumpulan Data Alat Pedoman
Tujuan observasi Mengetahui perkembangan kecakapan hidup
perkembangan kecakapan siswa hidup siswa Pedoman
sebelum
dan
setelah
pemberian
tindakan. observasi Mengetahui proses pelaksanaan tindakan.
pelaksanaan tindakan
7
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Tingkat Kecakapan Hidup Siswa sebelum Pelaksanaan Tindakan No
Nama
Skor
Kriteria
1
Adi Suprobo
57,5
Kurang
2
Nuri Cahyono
57,5
Kurang
3
Agung Setiawan
57,5
Kurang
4
Khairul Ali Alatas
57,5
Kurang
5
Wibowo Fajar Dwi
52,5
Kurang
6
Riki Hidayat
52,5
Kurang
7
M.Mauldina Isnaini
57,5
Kurang
8
Mulyono
57,5
Kurang
9
Dodi Prasetyo
60
Kurang
10
Priska Tri MJ
57,5
Kurang
56,75
Kurang
Rata-rata
Dari tabel di atas terlihat jika siswa yang terpilih menjadi anggota kelompok memiliki tingkat kecakapan hidup (life skills) yang homogen (sama) sebelum mereka mendapat layanan bimbingan kelompok, semuanya masuk dalam kategori kurang. Data ini menandakan jika pemilihan siswa yang menjadi anggota kelompok sudah tepat, karena tingkat kecakapan hidup (life skills) mereka masih dalam kategori kurang belum masuk pada kategori tinggi. 2. Tingkat Kecakapan Hidup Siswa sesudah Pelaksanaan Tindakan No
Nama
Skor Pasca Siklus 2
Kriteria
1
Adi Suprobo
90
Tinggi
2
Nuri Cahyono
92,5
Tinggi
3
Agung Setiawan
90
Tinggi
4
Khairul Ali Alatas
90
Tinggi
5
Wibowo Fajar Dwi
90
Tinggi
6
Riki Hidayat
90
Tinggi
8
7
M.Mauldina Isnaini
90
Tinggi
8
Mulyono
90
Tinggi
9
Dodi Prasetyo
90
Tinggi
10
Priska Tri MJ
87,5
Tinggi
90
Tinggi
Rata-rata
Dari tabel di atas tampak bahwa semua siswa masuk dalam kategori tinggi. Secara rata-rata hasil pasca siklus 2 masuk dalam kategori tinggi. Jika dibandingkan antara rata-rata hasil pasca siklus 2 yakni 90 dengan rata-rata hasil pra siklus yakni 56,75 maka terjadi peningkatan hasil rata-rata sebesar 33,25 poin. Hasil ini semakin menguatkan asumsi bahwa bimbingan kelompok bisa meningkatkan kecakapan hidup siswa di SMK Negeri 1 Klego Boyolali.
E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, maka peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut: a. Rata-rata tingkat kecakapan hidup siswa sebelum diberi bimbingan kelompok adalah 56,75. Skor ini masuk pada kategori kurang. b. Layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecakapan hidup siswa sudah dilaksanakan dengan baik oleh peneliti sebagai pemberi layanan. 1) Pada siklus 1 pertemuan 1 untuk kinerja peneliti mendapat skor 50% (kategori kurang), pada pertemuan 2 skornya meningkat menjadi 75% (kategori sedang). Di siklus yang ke 2 untuk kinerja peneliti mendapatkan skor 87,5% (kategori tinggi). 2) Pada siklus 1 pertemuan 1 untuk peran serta siswa yang menjadi anggota kelompok mendapat skor 50% (kategori kurang), pada pertemuan 2 skornya meningkat menjadi 75% (kategori sedang). Di
9
siklus yang ke 2 untuk kinerja guru mendapatkan skor 87,5% (kategori tinggi). c. Perolehan skor rata-rata pedoman observasi perkembangan kecakapan hidup (life skills) pada tahap pasca siklus 2 adalah 90. Skor ini masuk pada kategori tinggi. Hasil ini menunjukan bahwa bimbingan kelompok dapat meningkatkan kecakapan hidup siswa di SMK Negeri 1 Klego Boyolali.
2. Saran a. Bagi Sekolah Sekolah diharapkan dapat memberikan kesempatan, dukungan, dan atau fasilitas kepada guru bimbingan dan konseling untuk melaksankan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecakapan hidup (life skills) siswa. b. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling 1) Guru bimbingan dan konseling tidak mengesampingkan masalah kecakapan hidup (life skills) siswa, tetapi sebaliknya harus serius menanganinya, karena tinggi-rendahnya tingkat kecakapan hidup (life skills) siswa akan berdampak pada kualitas siswa saat proses pembelajaran. 2) Sehubungan dengan pentingnya masalah kecakapan hidup (life skills), penanganannya dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok dapat diprogramkan secara periodik terutama terhadap siswa-siswa yang skala kecakapan hidup (life skills) nya masuk pada kategori kurang dan rendah. 3) Guru bimbingan dan konseling perlu menjalin kerjasama yang baik dengan guru mata pelajaran, guru bidang kesiswaan, dan ketua program studi agar mendapat dukungan untuk melaksanakan layanan bimbingan kelompok.
10
DAFTAR PUSTAKA Agus Maemun. 2012. Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Teknik Modeling untuk Mengembangkan Budi Pekerti Berbasis Nilai-nilai Humanistik Siswa Kelas XI SS di SMA Negeri 1 Slawi Tahun Ajaran 2011/2012. [Tesis]. Semarang: Program Pascasarjana Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang. Ahmad Juntika Nurihsan. 2005. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama. Dede Rahmat Hidayat dan Aip Badrudjaman. 2012. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Indeks. Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Mamat Supriatna. 2007. Pengembangan Kecakapan Hidup di Sekolah. Jakarta: Depdiknas. Putera Lengkong. 2008. Koleksi Game Seru. Jakarta: Galang Press. Tatiek Romlah. 2006. Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang. Winkel, W.S. & Sri Hastuti. 2010. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.