Konselor Volume 2 | Number 4 | December 2013 ISSN: Print 1412-9760
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor
Received October 12, 2013; Revised Nopember 12, 2013; Accepted December 30, 2013
Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja Awal dalam Aspek Kemandirian Emosional (Studi Eksperimen di SMP Frater Padang) Nurjelita Sihotang, A. Muri Yusuf & Daharnis Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Padang & Universitas Negeri Padang e-mail:
[email protected] Abstract Teenagers have developmental task, one of them is emotional independence aspect. If the task could not be completed, it will cause the unhappiness for individual as well as the difficulties in solving the next developmental tasks. Teens that do not have emotional independence will always be dependent on parents or other adults so that when the teenagers growing up would have difficulty in completing development tasks. This research is a pre-experiment design of The One Group PretestPosttest Design. Subjects in this study were 10 students eighth grade of SMP Frater Padang. To determine the amount of sample used purposive random sampling technique. Data analysis technique uses the Wilcoxson Signed Rank Test. The findings of this study are there are significant differences between pretest and posttest conditions achievement early adolescent developmental tasks in the emotional aspects of students' independence. Based on the findings above, it can be concluded that the achievement of the group guidance can affect the early adolescent developmental tasks on the emotional aspects of self-reliance. Keywords: Developmental task, emotional independence, Group Counseling
Copyright ©2016 Universitas Negeri Padang PENDAHULUAN Remaja adalah usia individu yang sedang tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang matang secara fisik dan psikologis. Masa remaja yaitu masa dimana timbulnya berbagai kebutuhan dan emosi. Dalam masa perkembangannya, remaja penuh dengan berbagai perasaan yang tidak menentu, cemas, binggung, juga berkecamuk harapan, tantangan, kesenangan dan kesengsaraan.
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu berproduksi. Rentangan kehidupan remaja wanita umur 13-15 tahun dan berakhir umur 18-21 tahun sedangkan rentangan kehidupan remaja pria umur 15-17 tahun dan berakhir umur 19-22 tahun. Oleh karena itu perlu perbedaan perlakuan terhadap remaja wanita dan pria yang berumur sama (Luella Cole, 1963). Menurut Konopka (Pikunas, 1976) masa remaja meliputi remaja awal (12-15 tahun), remaja madya (15-18 tahun) dan remaja akhir (18-22 tahun). Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja. Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas yaitu permasalahan yang menyangkut emosional karena remaja awal mengalami tahap transisi awal dari anak-anak menuju dewasa. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi dan sosial. Sebagian remaja
1
KONSELOR
ISSN: 1412-9760
180 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor
mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Menurut Elida Prayitno (2006:53) tugas-tugas perkembangan remaja yang amat penting adalah mampu membina hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya, menerima keadaan dirinya, memahami peran seks/jenis kelamin, mengembangkan kemandirian secara ekonomi, mengembangkan tanggung jawab pribadi dan sosial, mandiri secara emosi, mengembangkan keterampilan intelektual, menerapkan filsafat hidup atau nilai sistem etika bertingkah laku, dan mempersiapkan diri untuk berkarir. Sedangkan menurut Havighurst (dalam Elida Prayitno, 2006) tugas-tugas perkembangan remaja yang berkembang sempurna dapat memperlihatkan berbagai kemampuan yaitu sebagai hasil dari pencapaian tugas-tugas perkembangan remaja. Dengan demikian perkembangan remaja yang berkembang sempurna yaitu ditandai dengan fisiknya yang sudah semakin kuat dan semakin menarik, sudah mulai mampu berpikir abstrak dan memecahkan masalah yang bersifat hipotetis, memiliki emosi yang menggelora/semangat yang membara, memiliki hubungan sosial yang semakin menunjukkan sikap toleransi kepada semua orang terlebih kepada sesama kelompok remajanya, bahasa yang dimiliki remaja sudah semakin kompleks, bakat khusus yang dimilikinya sudah dapat menunjukan kemampuan luar biasa. Remaja juga sudah menyadari akan pentingnya nilai moral yang dapat dijadikan sebagai pegangan hidupnnya. Semakin banyak tugas-tugas perkembangan yang dapat dilewati dengan baik maka semakin baik juga pencapaian tugas-tugas perkembangan remaja sehingga remaja tersebut dapat mencapai kematangan secara fisik dan psikologis. Hasil pengamatan yang dilakukan mengenai problem remaja yang terjadi yaitu diantaranya siswa belum mampu memfungsikan secara maksimal fungsi fisik dan psikisnya. Masih ada siswa yang belum bisa belajar menerima diri sendiri, bentuk tubuh, bentuk wajah. Masih ada siswa belum menggunakan tubuh secara efektif seperti masih banyaknya siswa yang merokok, dan pacaran yang melewati batas kewajaran. Masih terdapat beberapa siswa yang menyelesaikan masalah atau konflik dalam hubungan sosial atau pertemanan yang sudah terjalin dengan cara-cara agresif dan egois karena ketidakmampuan mengenali emosi dan menempatkannya secara tepat. Masih adanya siswa yang mengalami kecanggungan dalam pergaulan, adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup, adanya sikap menentang orang tua yang disebabkan pertentangan di dalam dirinya karena kurangnya kehangatan dari orang tua, kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya, remaja senang bereksperimentasi dan senang bereksplorasi yang tak terkendalikan, serta penilaian negatif dari orang tua dan orang-orang terdekat yang menyebabkan remaja mengalami ketegangan psikologis. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengatasi permasalahan kematangan emosional salah satunya adalah dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok. Menurut Prayitno (2012: 149) yang dimaksud dengan layanan bimbingan kelompok adalah “Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi atau pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran dan sebagainya, apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta maupun peserta lainnya. Dalam hal ini peneliti mencoba menerapkan layanan bimbingan kelompok terhadap siswa SMP Frater Padang. Pencapaian tugas perkembangan remaja awal dalam aspek kemandirian emosional harus dicapai oleh semua remaja pada akhir tugas perkembanganya agar remaja nantinya tidak sulit menyelesaikan tugas perkembangan selanjutnya. Maka dari itu peneliti perlu untuk lebih menghidupkan dinamika kelompok dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok bagi siswa. METODOLOGI Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian Pre eksperimen dengan rancangan The One Group Pretest-Posttest Design. Pre-eksperimen adalah eksperimen yang dilakukan dengan tanpa melakukan pengendalian terhadap variabel-variabel yang berpengaruh. Dalam penelitian ini yang diutamakan adalah perlakuan saja, tanpa ada kelompok kontrol. Dalam penelitian ini, akan dicari perbedaan antara kondisi pretest dan posttest pencapaian tugas perkembangan remaja awal pada aspek Copyright ©2016 Universitas Negeri Padang
Nurjelita Sihotang, A. Muri Yusuf, Daharnis 181 Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja Awal DalamAspek Kemandirian Emosional (Studi Ekperimen Di SMP Frater Padang)
kemandirian emosionalnya. Hasil perbedaan antara kondisi pretest dan posttest merupakan hasil perlakukan, yaitu layanan bimbingan kelompok. Subjek penelitian ini berjumlah 10 siswa kelas VIII SMP Frater Padang. Untuk menentukan jumlah sampel penelitian digunakan teknik Purposive Random Sampling. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah menggunakan model likert. Data penelitian dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu: 1) Untuk mendeksripsikan kemandirian emosional digunakan mean hipotetic, 2) untuk hipotesis penelitian digunakan teknik analisis statistic non-parametric, yaitu Wilcoxon (signed ranks test). HASIL Sesuai dengan tujuan penelitian, hasil penelitian disajikan menjadi subbagian-subbagian sehingga akan mudah untuk memahami hasil penelitian yang telah diperoleh. Hasil penelitian secara rinci sebagai berikut: a. Deskripsi Data Kemandirian Emosional 1) Data Pretest Hasil pretest kemandirian emosional pada subjek penelitian yang berjumlah 10 siswa kelas VIII SMP Frater Padang diperoleh nilai rata-rata dan kategori sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Nilai Rata-rata Tahap Pretest Sampel Nilai Rata-rata Kelompok
N
Eksperimen
10
104,4
Kategori
Sedang
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata skor pre-test pada variable kemandirian emosional sebesar 104,4, jika dibandingkan dengan pengkategorian kemandirian emosional yang telah ditetapkan, disimpulkan subjek penelitian memiliki kategori kemandirian emosional pada kategori sedang.
2) Data Posttest Hasil posttest kemandirian emosional pada subjek penelitian yang berjumlah 10 siswa kelas VIII SMP Frater Padang diperoleh nilai rata-rata dan kategori sebagai berikut: Tabel 2. Distribusi Nilai Rata-rata Tahap Posttest Sampel Rata-rata Kelompok
N
Eksperimen
10
132,2
Kategori
Tinggi
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa skor rata-rata posttest kemandirian emosional subjek penelitian setelah diberikan perlakuan layanan bimbingan kelompok tergolong dalam kategori tinggi. Berdasarkan kedua tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan kondisi kemandirian emosional siswa antara sebelum dan sesudah mendapat perlakuan bimbingan kelompok. Hal ini membuktikan bahwa pencapaian tugas perkembangan remaja awal dalam aspek kemandirian emosional terjadi peningkatan setelah diberikan perlakuan oleh peneliti. Untuk melihat kondisi kemandirian masing-masing siswa pada subjek penelitian dari hasil pretest dan posttest dapat dijelaskan pada gambar sebagai berikut.
KONSELOR | Volume 2 Number 4 December 2013, pp 172-185
KONSELOR
182
ISSN: 1412-9760
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor
200 150 100
Pretest
50
Posttest
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar 1. Diagram Batang Hasil Pretest dan Posttest Kemandirian Emosional. Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan tingkat kemandirian emosional siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan layanan bimbingan kelompok. Dari 10 orang siswa yang mendapat perlakuan, semua siswa mengalami peningkatan. b.
Uji Hipotesis Hipoteis yang diajukan dalam penelitian adalah “Terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi pretest dan posttest pencapaian tugas perkembangan remaja awal dalam kemandirian emosional siswa kelas VIII SMP Frater Padang”. Adapun kriteria keputusan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1) Tolak Ho dan terima H1, bila probabilitas (Asym.Sig) < alpha. 2) Terima Ho dan tolak H1, bila probabilitas (Asym.Sig) > alpha.
Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Hasil analisis Wicoxon’s Signed Ranks Test perbedaan kemandirian emosional pretest dan posttest. Uji Statistik PRE TEST-POST TEST Kelompok Eksperimen -2,805 Z ,005 Asynm.Sig (2-tailed)
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa angka probabilitas Asmyp. Sig.(2-tailed) kemandirian emsional sebelum dan sesudah sebesar 0,005, atau probabilitas di bawah alpha 0,05 (0,005 < 0,05). Dari hasil tersebut maka Ho ditolak dan HI diterima. Dengan demikian hipotesis yang diuji dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu ”Terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi pretest dan posttest pencapaian tugas perkembangan remaja awal dalam kemandirian emosional siswa kelas VIII SMP Frater Padang." Selanjutnya untuk melihat tentang arah perbedaan tersebut, apakah pretest atau posttest yang lebih tinggi, dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4. Arah perbedaaan pretest dan posttest kemandirian emosional Ranks N Mean Rank a 0 .00 Postest - Pretest Negative Ranks Positive Ranks 10b 5.50 Ties 0c Total 10
Copyright ©2016 Universitas Negeri Padang
Sum of Ranks .00 55.00
Nurjelita Sihotang, A. Muri Yusuf, Daharnis 183 Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja Awal DalamAspek Kemandirian Emosional (Studi Ekperimen Di SMP Frater Padang)
Berdasarkan tabel di atas nilai 10b berarti bahwa dari 10 responden yang dilibatkan dalam perhitungan, sebanyak 10 orang siswa mengalami peningkatan dari pretest ke posttest. Hasil tersebut di atas dapat diartikan bahwa subjek penelitian mengalami peningkatan kemandirian emosional setelah mendapatkan perlakuan bimbingan kelompok. Jika hasil ini dikaitkan dengan hasil perhitungan sebelumnya yaitu tabel 3 yang menunjukkan perbedaan signifikan antara pretest dengan posttest, maka peningkatan yang terjadi antara pretest dan posttest pada subjek penelitian juga signifikan. PEMBAHASAN 1. Deskripsi Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja Awal Dalam Aspek Kemandirian Emosional Siswa SMP Frater Padang. Berdasarkan tujuan dilakukannya pretest, yaitu untuk mengetahui gambaran awal pencapaian tugas perkembangan remaja awal dalam aspek kemandirian emosional sebelum diberikan perlakuan. Dari hasil pre-test tersebut dapat dideskripsikan bahwa kondisi pencapaian tugas perkembangan remaja awal dalam aspek kemandirian emosional di SMP Frater Padang pada subjek penelitian memiliki nilai rata-rata tingkat kemandirian emosional yaitu 104,4 dengan katagori sedang. Setelah diberikan perlakuan layanan bimbingan kelompok diperoleh hasil post-test yang dapat dideskripsikan bahwa terjadi pencapaian tugas perkembangan remaja awal dalam aspek kemandirian emosional SMP Frater Padang pada subjek penelitian yaitu tingkat kemandirian emosional sebesar 132,2 dengan katagori tinggi. 2. Perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test pencapaian tugas perkembangan remaja awal dalam aspek kemandirian emosional Kemandirian emosional adalah hal yang penting yang harus dimiliki oleh siswa untuk menyelesaikan tugas perkembangan remajanya, oleh karenanya perlu suatu upaya untuk membantu siswa meningkatkan kemandirian emosional. Layanan bimbingan kelompok adalah salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling yang terbukti efektif membantu meningkatkan kemandirian emosional. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4 dimana hasil pretest (sebelum perlakuan) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata antara hasil pretest dan posttest pada subjek penelitian. Rata-rata tingkat kemandirian emosional subjek penelitian pada saat pretest adalah 104,4 dengan katagori sedang sedangkan pada postest tingkat kemandirian emosional sebesar 132,2 dengan katagori tinggi. Setelah layanan bimbingan kelompok diberikan pada subjek penelitian tingkat kemandirian emosional siswa menjadi meningkat, yang mana semula berada pada kategori sedang, berubah menjadi kategori sangat tinggi & tinggi walaupun masih ada pada kategori sedang akan tetapi skornya meningkat dari pretest 105 menjadi 110 pada posttest. Dengan demikian kemandirian emosional itu bisa meningkat apabila menggunakan layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang berbunyi “Terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi pretest dan posttest pencapaian tugas perkembangan remaja awal dalam kemandirian emosional siswa kelas VIII SMP Frater Padang”. Pengujian dilakukan dengan Wilcoxon Signed Rank Test. Hal ini sesuai dengan asumsi peneliti yang berpendapat bahwa kemandirian emosional siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok. Siswa dalam kegiatan layanan ini banyak memperoleh hal baru yang sesuai dengan yang disampaikan Rusmana (2009:13) “Proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana kelompok yang memungkinkan anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya pengembangan wawasan, sikap, dan atau keterampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah timbulnya masalah atau dalam upaya pengembangan pribadi”. Melalui layanan bimbingan kelompok yang dilakukan banyak hal yang dapat dibahas siswa di dalam kelompok sehingga siswa memiliki pemahaman yang obyektif, mampu bersikap positif terhadap perkembangannya serta mau melaksanakan komitmen yang telah disepakati untuk membantu siswa dalam pencapaian tugas perkembangan remaja awal dalam aspek kemandirian emosional. Hal ini juga dapat mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Prayitno (1995:103) tentang pentingnya bimbingan kelompok untuk siswa yaitu: KONSELOR | Volume 2 Number 4 December 2013, pp 172-185
KONSELOR
ISSN: 1412-9760
184 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor
(1) siswa mendapatkan kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan berbagai hal yang terjadi di sekitarnya, (2) siswa memiliki pemahaman yang objektif, tepat serta luas tentang berbagai hal yang mereka bicarakan, (3) siswa belajar untuk bersikap positif terhadap keadaan diri dan lingkungan pribadi mereka yang bersangkut paut dengan hal yang mereka bicarakan di dalam kelompok, (4) menyusun program kegiatan yang mewujudkan penolakan ter-hadap hal yang buruk dan sokongan terhadap yang baik, (5) melaksanakan kegiatan nyata langsung untuk membuahkan hasil sesuai dengan yang dibicarakan.
Kesimpulan dari studi ini kebanyakan siswa aktif dalam kegiatan ini untuk mengembangkan kemandirian emosionalnya. Siswa yang selalu bergantung kepada orang tua dalam segala hal sudah mulai belajar berpikir abstrak dan logis. Siswa juga mulai belajar memahami orang tua dan orang lain. Siswa sudah mampu memberikan respon yang positif terhadap orang lain. Siswa mampu menerima kondisi fisiknya dan tidak minder lagi, siswa mulai belajar mengambil keputusan sendiri tahu mana yang baik dan bukan, serta siswa mulai mengerti tentang pentingnya menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki hubungan sosial yang baik dan mau untuk bekerja sama dengan orang lain. Studi dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok yang ditemukan, ketika diterapkan di dalam program sekolah, bisa untuk membantu pencapain tugas perkembangan remaja awal dalam aspek kemandirian emosional. Intisari dari deskripsi singkat di atas adalah bahwa bimbingan kelompok efektif dalam pencapain tugas perkembangan remaja awal dalam aspek kemandirian emosional siswa, dengan kegiatan bimbingan kelompok tersebut, individu atau peserta akan menumbuhkan keinginan untuk mengubah dirinya menjadi pribadi yang mandiri secara emosional di dalam aktifitasnya sehari-hari baik di sekolah, rumah, maupun dilingkungan bermain
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan data atau hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan secara umum bahwa layanan bimbingan kelompok efektif dalam meningkatkan kemandirian emosional siswa, secara khususnya adalah: 1) Pencapaian perkembangan tugas remaja awal pada aspek kemandirian emosional siswa pada saat pretest berada pada kategori sedang, dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok pencapaian tugas perkembangan remaja pada aspek kemandirian emosional siswa (posttest) berada pada kategori tinggi, 2)Terdapat perbedaan kemandirian emosional pada subjek penelitian sebelum (pretest) dan setelah diberikan perlakuan layanan bimbingan kelompok (posttest). Berdasarkan uji hipotesis dalam penelitian ini terbukti bahwa layanan bimbingan kelompok bermanfaat dalam upaya meningkatkan kemandirian emosional siswa. Layanan bimbingan kelompok yang bersifat aktif, dinamis, bebas, terbuka, meluas dan melibatkan siswa dengan keragaman inteligensi, latar belakang keluarga serta keadaan ekonomi dapat membantu siswa dalam pencapaian tugas perkembangan remaja pada remaja awal dalam aspek kemandirian emosional. Saran Saran yang dapat diberikan antara lain kepada: Bagi Guru BK; Disarankan untuk meningkatkan frekuensi penggunaan layanan bimbingan kelompok di sekolah, karena bimbingan kelompok dapat mengarahkan siswa kepada berbagai pengalaman belajar secara terpadu, dan mampu membantu siswa dalam pencapaian tugas perkembangan remaja pada remaja awal dalam aspek kemandirian emosional. Layanan bimbingan kelompok akan terlaksana secara intensif, bila terprogram secara terpadu dengan program sekolah. Untuk itu disarankan pada guru BK agar memprogramkan kegiatan bimbingan kelompok dalam program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Kepada kepala sekolah ; Diharapkan untuk dapat bekerjasama dalam membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangan remajanya, yaitu mempersiapkan diri untuk masa depannya kelak, sehingga siswa dapat menjadi pribadi yang lebih mandiri secara emosional. Sarjana Bimbingan dan Copyright ©2016 Universitas Negeri Padang
Nurjelita Sihotang, A. Muri Yusuf, Daharnis 185 Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja Awal DalamAspek Kemandirian Emosional (Studi Ekperimen Di SMP Frater Padang)
Konseling; Untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, khususnya layanan bimbingan kelompok. Bagi Peneliti lainnya; Perlu dilakukan penelitan yang serupa akan tetapi dilatar belakangi oleh konteks yang berbeda agar dapat membandingkan temuan dari hasil penelitian ini. DAFTAR RUJUKAN Elida Prayitno. (2006). Buku Ajar : Psikologi Perkembangan Remaja. Padang : Angkasa Raya. Luella Cole. (1963). Psychology of Adolescence. Nework: Holt, Renehart, and Winston. Nandang Rusmana. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di sekolah (Metode, Teknik dan Aplikasi). Bandung: Rizki Press Pikunas lustin. (1976). Human Development. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd. Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil).Jakarta : Ghalia Indonesia. ________. (2012). Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Program PPK Jurusan BK UNP.
KONSELOR | Volume 2 Number 4 December 2013, pp 172-185