Pengelolaan Pembeajaran PAUD pada TK Al-Azhar Lamgugob
{197
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PADA TAMAN KANAK-KANAK AL-AZHAR DESA LAMGUGOB KECAMATAN SYIAH KUALA BANDA ACEH Rini Aswita Mahasiswi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Abstract Learning management is a problem that must be faced by educational institutions in preparing lesson plans, implement and evaluate learning lessons. The results showed that (1) planning the daily activities of TKIT Al-Azhar in Banda Aceh created by classroom teachers approved by the head TKIT based Weekly Activity Plan that was formulated by a team of curriculum. (2) The implementation of learning activities has been started from the morning journal activities, beginning with the classical activities, the teacher explained that the subtheme will be studied, Iqra and Raudhah activities. Core activities use the centre as of learning and close student learning outcomes and learning activities conclude. (3) Evaluation of learning is done on a regular basis. (4) Supporting factors include students, teachers, and curriculum learning while inhibiting factor includes media/ visual aids, facilities and infrastructure, teacher attitudes toward students, and finance.
1
TKIT
.
TKIT
2 . 4
.Raudhah 3
198}
Vol. I, No. 01, September 2013
/ . Keywords: Management Learning
A. Pendahuluan Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang teratur dan sistematis, mempunyai jenjang dalam kurun waktu tertentu berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas dan unggul, diperlukan pendidikan sedini mungkin. Hal ini sesuai dengan UndangUndang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa “PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pentingnya pendidikan bagi anak usia dini karena fase ini yang sangat penting bagi pertumbuhan, baik fisik maupun mental anak. PAUD Al-Azhar Banda Aceh merupakan lembaga pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal. PAUD Al Azhar mempunyai program-program pengelolaan di antaranya: Taman KanakKanak (TK) yang merupakan jalur pendidikan formal, Play Group (Kelompok Bermain), Tempat Penitipan Anak (TPA) merupakan jalur pendidikan non formal. PAUD ini didirikan berdasarkan kebutuhan masyarakat, memberikan pelayanan pendidikan untuk ikut berpartisipasi dalam mencerdaskan anak bangsa melalui program-program yang tertulis dalam kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan. Berhasil tidaknya pembelajaran sangat tergantung dari guru di TKIT Al-Azhar dalam mengelola pembelajaran, mulai dari membuat perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan
pembelajaran
dan
melaksanakan
evaluasi
pembelajaran. Guru TKIT Al azhar dalam membuat perencanaan pembelajaran dibuat sebelum proses pembelajaran berlangsung. Namun, dalam proses pengelolaan pembelajaran masih ada guru yang kurang memperdulikan
Pengelolaan Pembeajaran PAUD pada TK Al-Azhar Lamgugob
{199
dan mempersiapkan perencanaan seperti membuat silabus, Rencana Kegiatan Mingguan dan menjabarkannya menjadi Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang memuat sekurang-kurangnya indikator, tujuan pembelajaran, tema dan subtema, metode, sumber belajar dan penilaian hasil belajar, sehingga tidak ada perencanaan yang sistematis sehingga sulit bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya dalam pelaksanaan pembelajaran masih ada guru TKIT Al Azhar yang belum menjadikan Rencana Kegiatan Harian sebagai fokus kegiatan dalam mengajar serta belum dapat mengembangkan acuan pembelajaran sehingga proses belajar mengajar tidak terarah dan sistematis. Dan yang paling penting melakukan penilaian secara berkala terhadap peserta didik untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang telah dicapai setelah pelaksanaan kurikulum. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, “Bagaimanakah pengelolaan PAUD pada Taman Kanak-Kanak Al-Azhar desa Lamgugob Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh?”. B. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) PAUD merupakan jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang bertujuan sebagai upaya pembinaan bagi anak-anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal dan informal “Pada masa 0-8 tahun merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia, sehingga proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak”.1
____________ 1
Berk (Sujiono), Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini , (Jakarta:PT Indeks, 2009), hal. 6
200}
Vol. I, No. 01, September 2013
Untuk itu, Pendidikan Anak Usia Dini adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar, kecerdasan(daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio-emosional (sikap, perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. 1. Tahapan Proses Perencanaan Manajemen Pembelajaran Pada tahap manajemen pengelolaan pembelajaran terjadi melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini tidak terlepas dari fungsi manajemen pembelajaran itu sendiri. Pengajaran merupakan suatu pola yang di dalamnya tersusun suatu prosedur yang direncanakan dan terarah serta bertujuan. “Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian merupakan suatu sistem yang terpadu (integrative) yakni antara yang satu dengan yang lain saling berkaitan secara utuh”.2 Artinya perencanaan harus diorganisasikan, diarahkan dan dikendalikan. Pengorganisasian juga harus direncanakan dan diorganisasikan, diarahkan dan dikendalikan. 2. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini. Satuan pendidikan anak usia dini merupakan institusi pendidikan anak usia dini yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia lahir 0 tahun sampai dengan 6 tahun. Menurut Permendiknas no 58 tahun 2009 tentang standar Pendidikan Anak Usia Dini, bentuk layanan PAUD sebagai berikut:
a. Taman Kanak-kanak (TK) atau Raudhatul Atfal (RA) TK merupakan bentuk satuan pendidikan bagi anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia 4 sampai 6 tahun, yang terbagi menjadi 2 kelompok: Kelompok A untuk anak usia 4 – 5 tahun dan Kelompok B untuk anak usia 5 – 6 tahun.
____________ 2
, hal.4
Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2009)
Pengelolaan Pembeajaran PAUD pada TK Al-Azhar Lamgugob
{201
b. Kelompok Bermain (Play Group) “Kelompok bermain merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun”.3 Sasaran kelompok bermain adalah anak usia 2 – 4 tahun dan anak usia 4 – 6 tahun yang tidak dapat dilayani TK (setelah melalui pengkajian dan mendapat rekomendasi dari pihak yang berwenang).
c. Taman Penitipan Anak (TPA) Taman Penitipan Anak salah satu program satuan Pendidikan Anak Usia Dini yang berusia 0-6 tahun. “Taman penitipan anak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun”.4
d. Satuan PAUD Sejenis (SPS) SPS merupakan PAUD layanan minimal, yaitu PAUD yang hanya melayani minimal 1-2 kali/ minggu atau merupakan layanan PAUD yang diintegrasikan dengan program layanan lain. Peserta didik pada SPS adalah anak 24 tahun. 3. Mengembangkan Perencanaan Pembelajaran Guru di ruang kelas yang mengutamakan perkembangan sikap memperhatikan pola bermain sebagai kegiatan anak karena menjadi pusat untuk kegiatan belajarnya. “Melalui spontanitas, kesungguhan, bermain dengan cara mengarahkan diri, maka anak-anak akan mempelajari keterampilan dan memperoleh pengetahuan karena hal ini penting bagi mereka. Mengembangkan perencanaan pembelajaran sebagai persiapan kegiatan yang meliputi Perencanaan Semester, Rencana Kegiatan Mingguan (RKM), Rencana Kegiatan Harian (RKH)”.5
____________ 3
Ibid, hal.23. Ibid, hal.24. 5 Chourmain, Pendekatan-Pendekatan-Pendekatan Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). (Jakarta : Rineka Cipta, 2011) , hal.47 4
202}
Vol. I, No. 01, September 2013
Perencanaan semester dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar tingkat pencapaian perkembangan anak serta pedoman pelaksanaan. RKM dan RKH dijabarkan dari perencanaan semester. Setiap guru berkewajiban menyusun RKM dan RKH secara lengkap dan sistematis agar kegiatan pembelajaran atau kegiatan belajar sambil bermain berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. “Perencanaan semester merupakan program pembelajaran yang dipetakan berisi jaringan tema, bidang pengembangan, kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator yang ditata secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema, dan sebarannya ke dalam semester 1 dan 2”.6 Langkah-langkah pengembangan program semester sebagai berikut: 1) Mempelajari dokumen kurikulum, yakni dan standar perkembangan dasar, 2) Menentukan tema yang dapat mempersatukan kompetensi tersebut untuk setiap kelompok dalam satu semester 3) Membuat matriks Hubungan Kompetensi Dasar dengan Tema”. Dalam langkah ini yang harus dilakukan adalah memasukkan hasil belajar dan/atau indikator ke dalam jaringan tema 4) Menetapkan pemetaan jaringan tema dengan memerhatikan keleluasaan cakupan pembahasan tema dan sub-subtema serta minggu efektif sekolah, sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan. 2) Perencanaan Mingguan Dalam perencanaan mingguan disusun dalam bentuk Satuan Kegiatan Mingguan. “Satuan Kegiatan Mingguan merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan keleluasaan pembahasan tema dan subtema”.7 Kegiatan mingguan dijabarkan dalam perencanaan harian.
____________ 6
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik (Bagi ANak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas awal SD/MI). (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2011), hal.291 7 Ibid, hal.292
Pengelolaan Pembeajaran PAUD pada TK Al-Azhar Lamgugob
{203
3) Perencanaan Harian Perencanaan harian disusun dalam bentuk Satuan Kegiatan Harian (SKH). SKH merupakan penjabaran suatu kegiatan mingguan yang membuat kegiatan pembelajaran baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari. Pelaksanaan pembelajaran PAUD dilakukan dalam individu, kelompok kecil, dan kelompok besar meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu pembukaan, inti dan penutup. “Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/ awal/ pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup”.8 B. Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini 1. Perencanaan Pembelajaran di TKIT Al-Azhar Perencanaan pembelajaran di TKIT Al-Azhar dalam hal menyusun perangkat pembelajaran dilakukan setiap semester dan setiap wali kelas terlibat langsung dalam penyusunan perangkat pembelajaran. Dari hasil penelitian, semua wali kelas membuat perencanaan pembelajaran. “perencanaan pengajaran adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang guru untuk merumuskan tujuan mengajar”.9 Setiap kegiatan pembelajaran bukan merupakan proyeksi keinginan dari guru secara sebelah pihak, akan tetapi merupakan perwujudan dari berbagai keinginan yang dikemas dalam suatu kurikulum”. Menurut JSIT Indonesia “sekolah Islam terpadu menawarkan satu model sekolah alternative. Sekolah Islam Terpadu adalah sekolah yang mencoba menerapkan pendekatan penyelenggaraan yang memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama menjadi satu jalinan kurikulum”.10 Dengan demikian, diharapkan semua pelajaran serta semua kegiatan sekolah tidak terlepas dari bingkai ajaran dan pesan nilai Islam.
____________ 8
Ibid; , hal.216 Syafaruddin, Manajemen Pembelajaran. (Jakarta: Kuantum Teaching, 2005) h 93. 10 Ibid. 9
204}
Vol. I, No. 01, September 2013
Selanjutnya menentukan tema. “Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada peserta didik secara utuh”.11 Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya pembendaharaan bahasa peserta didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema dimaksudkan agar peserta didik mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas. Berdasarkan hasil penelitian, guru wali kelas di TIKIT AL-Azhar telah mempersiapkan perencanaan kegiatan harian dengan baik. Selanjutnya, wali kelas bersama tim kurikulum mendiskusikan pembelajaran untuk setiap bulan ke depan. Sehubungan dengan hal ini guru dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan kurikulum berupa bahan ajar sehingga muncul potensi aktif dalam diri setiap pengajar. Guru perlu mengembangkan potensi aktif di dalam dirinya dengan membuat pelatihan-pelatihan baik internal ataupun eksternal, workshop, seminar pendidikan, lokakarya secara berkesinambungan demi mengasah dan melatih kemampuan guru dalam membuat metode pembelajaran. Keterbatasan fasilitas pembelajaran pada lembaga pendidikan juga dapat berdampak pada pembuatan perencanaan pembelajaran oleh guru tersebut. Dalam hal ini terlihat dari kenyataan bahwa dengan keterbatasan fasilitas pembelajaran, guru dituntut untuk lebih kreatif membuat sendiri bahan/alat permainan untuk mendorong proses belajar dan menciptakan metode yang bervariasi sesuai dengan subtema yang akan diajarkan. Anak usia dini dalam merespons pembelajarannya harus menggunakan media agar ketika guru mengajar di kelas anak-anak antusias dan termotivasi karena guru menyiapkan berbagai macam media yang menarik sesuai subtema yang diajarkan. Dari hasil penelitian, kemampuan guru dalam pengelolaan kelas sudah cukup baik tetapi guru setiap hari melakukan kegiatan awal seperti mengulang doa dan surat pendek, membaca iqra, menulis, membaca cerita dengan monoton dan kurang variatif sehingga anak-anak cepat bosan dan ingin bermain bersama temantemannya di kelompok. Untuk itu, diharapkan kepada guru-guru agar meramu
____________ 11
Ibid 283
Pengelolaan Pembeajaran PAUD pada TK Al-Azhar Lamgugob
{205
kegiatan setiap hari dengan berbagai metode agar peserta didik tertarik untuk memperhatikan. Perencanaan penilaian pembelajaran oleh guru TKIT Al Azhar sudah baik. Proses penilaian di TKIT Al Azhar sangat objektif dan kontinu. Untuk melihat tingkat perkembangan peserta didik setiap hari maka dilakukan evaluasi proses setiap kegiatan pembelajaran. 2. Pelaksanaan Pembelajaran di TKIT Al-Azhar Hasil penelitian menjelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran oleh semua guru sebagai subjek penelitian dilakukan dalam tiga tahapan yaitu tahap awal (membuka pembelajaran), tahap inti dan tahap akhir (penutup) pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran “tidak hanya sekedar menyampaikan materi, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar”.12 Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses pembelajaran siswa harus dijadikan pusat dari kegiatan. a. Kegiatan Awal/ Pendahuluan Berdasarkan hasil observasi, dalam membuka pembelajaran guru melakukan apersepsi berkaitan dengan tema yang akan dibahas pada hari itu. Anak-anak menjawab pertanyaan guru. Hal ini membangkitkan motivasi dan rasa ingin tahu peserta didik akan pengetahuan prasyaratnya. Pengetahuan prasyarat sebagai pengetahuan awal sangat diperlukan oleh siswa agar mereka tidak mengalami kesulitan belajar. ”Pada waktu memberikan penjelasan, hendaknya guru memperhatikan gerak-gerik dan mimik peserta didik, apakah penjelasan yang diberikan dapat dipahami atau meragukan, menyenangkan atau membosankan, dan apakah menarik perhatian atau tidak”.13 Berdasarkan observasi, dokumentasi dan wawancara menunjukkan bahwa guru TKIT Al-Azhar telah mampu membuka pembelajaran dengan baik tetapi masih ada guru yang kurang memberikan motivasi sehingga
____________ 12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 103 13
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. (Bandung: PT. Rosdakarya, 2010), hal. 82
206}
Vol. I, No. 01, September 2013
anak kurang bergairah dalam belajar. Untuk itu, kepala sekolah mencoba melakukan pelatihan untuk guru terkait dengan psikologi anak. b. Kegiatan Inti Dalam kegiatan inti, TKIT Al-Azhar menggunakan sentra sebagai pusat kegiatan belajar. Sentra adalah zona, titik atau stasiun di mana anak memulai kegiatan bermain dan belajarnya sebagai awal dari kehidupannya, karena belajar di sentra adalah belajar problem solving (memecahkan masalah), yang kelak anak menjadi lebih mandiri, disiplin, dan tanggung jawab. Selain itu, agar siswa memiliki pengalaman belajar melalui learning by doing (pembelajaran secara langsung). Pembelajaran secara langsung oleh anak dengan melibatkan pancainderanya maka akan memperoleh pengetahuan dari interaksi anak dengan lingkungannya secara langsung. Adapun sentra yang digunakan adalah sentra ibadah, sentra seni, sentra persiapan, sentra bahan alam, sentra musik, sentra balok, sentra peran mikro dan sentra peran makro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan belajar melalui sentra sudah efektif tetapi masih banyak yang harus dibenahi terutama kelengkapan media pembelajarannya serta guru-guru yang masih harus dibina melalui pelatihanpelatihan atau workshop agar ketika guru diberikan tugas untuk mengelola sentrasentra sudah siap dan tidak terkesan asal-asalan. Walaupun pembelajaran sentra baru diterapkan setahun yang lalu, namun kepala sekolah terus berupaya menggali dan mempelajari sistem sentra yang efektif agar terwujud tujuan yang ingin dicapai. c. Menjelaskan Materi Ajar Dalam menyampaikan materi ajar, guru TKIT Al Azhar telah menyampaikan materi ajar dengan baik dengan beragam metode variatif yang digunakan. Penyampaian materi ajar sebaiknya disampaikan dengan memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami peserta didik dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif. Guru yang telah memiliki pemahaman tentang psikologi anak akan memiliki perasaan menghargai terhadap seluruh usaha siswa. Dengan demikian guru tidak akan menempatkan siswa sebagai objek yang harus dijejali dengan materi
Pengelolaan Pembeajaran PAUD pada TK Al-Azhar Lamgugob
{207
pembelajaran akan tegapi memandang siswa sebagai objek belajar yang memiliki potensi untuk dikembangkan sehingga pengajar tersebut akan mendisain proses pembelajaran yang dapat mendorong siswa aktif dan kreatif dalam proses pengalaman belajar. Dari hasil penelitian, hampir semua guru telah dapat dan mampu memberikan contoh-contoh ketika melaksanakan proses pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif. d. Penggunaan Alat Bantu/Media Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa media pembelajaran di TKIT Al-Azhar masih terbatas terutama media/alat yang ada di setiap sentra. Kegiatan sentra sangat banyak membutuhkan alat peraga untuk itu dibutuhkan upaya dari guru untuk membuat alat/media sendiri agar pembelajaran efektif. Terkait dengan masalah tersebut kepala TK, kepala PAUD dan instansi terkait dalam lingkungan pemerintah kota Banda Aceh kiranya perlu melakukan upaya pelatihan tentang pembuatan dan penggunaan media pembelajaran menurut bidang studi dan sekaligus mengupayakan ketersediaan berbagai media pembelajaran yang diperlukan guru TKIT Al-Azhar. e. Pengembangan Sikap Positif Peserta Didik Hasil penelitian melalui observasi dan wawancara TKIT Al-azhar bahwa guru-guru telah menunjukkan sikap positif kepada siswa, berkata yang baik dan sopan kepada siswa, merangkul siswa. Tetapi peneliti juga ada menemukan guru yang tidak sabar dalam mengajar sehingga guru memarahi anak-anak dan menakuti anak–anak dengan kata-kata yang tidak benar ketika anak melakukan kesalahan. Menurut hasil penelitian, guru TKIT Al Azhar sudah bagus dalam memberikan respons positif dalam kegiatan belajar. Upaya pengembangan sikap positif siswa dapat juga dengan variasi stimulus yakni upaya guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian dan tidak membosankan sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan partisipatif aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.
208}
Vol. I, No. 01, September 2013
3. Upaya Menumbuhkan Kegairahan Dan Kesungguhan Belajar Siswa Berdasarkan hasil observasi, di TKIT Al-Azhar diperoleh hasil bahwa setiap guru sudah mampu menampilkan kegairahan dan kesungguhan mengajar. Hal ini di lihat dari sikap guru yang selalu ramah dan peduli peserta didik. a. Mengelola Interaksi Dalam Kelas Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru telah mengelola interaksi di dalam kelas dengan baik hal ini terlihat dari keseriusan guru dalam memberi perhatian terhadap siswa yang ribut dan tidak memperhatikan penjelasan. b. Menutup Pembelajaran Kegiatan akhir dari pembelajaran adalah menarik kesimpulan pembelajaran yang telah dipelajari pada hari ini di kegiatan inti dan merefleksikan kembali kepada siswa apa yang telah dipelajari. Berdasarkan observasi, dan wawancara setelah melakukan kegiatan inti, peserta didik kembali lagi ke kelas masing-masing. Selanjutnya, wali kelas mencoba merefleksikan kembali kegiatan apa saja yang telah di lakukan ketika berada di sentra. Guru juga meminta peserta didik mengulang dan mengingat kembali secara lisan materi yang telah dipelajari. 4. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Evaluasi merupakan salah satu komponen pengajaran yang berusaha untuk mendapatkan jawaban dan sebagai informasi mengenai sejauh mana keberhasilan kegiatan belajar dan mengajar yang dapat dicapai selama satu periode tertentu. Berdasarkan hasil penelitian guru TKIT Al-Azhar melakukan evaluasi pembelajaran pada saat proses pembelajaran berlangsung setiap hari. Penilaian yang dilakukan mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Nilai hasil evaluasi setiap hari direkap oleh wali kelas sebagai laporan hasil perkembangan peserta didik setiap hari. Di akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi berupa memberi pertanyaan lisan mengenai proses pembelajaran. Selain itu, TKIT Al-Azhar juga melaksanakan ujian semester. “Tujuan evaluasi pendidikan ialah untuk mendapat data pembuktian yang
Pengelolaan Pembeajaran PAUD pada TK Al-Azhar Lamgugob
{209
akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler”.14 Untuk itu, evaluasi semesteran perlu dibuat untuk melihat tingkat perkembangan peserta didik. 5. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pembelajaran PAUD a. Kurikulum Dari hasil penelitian penulis mendapatkan bahwa aplikasi dari pembelajaran berbasis islam terpadu telah nampak dan diaplikasikan oleh peserta didik. Misalnya, peserta didik diajarkan untuk menyisihkan makanannya untuk di sedekahkan, setiap hari Jumat semua peserta didik dan guru membawa uang sedekah untuk di infakkan, selanjutnya peserta didik diajarkan praktek ibadah dalam hal ini wudhu, shalat wajib dan sunnah, mengenalkan agama Allah yang benar yaitu Islam dan lain-lain. b. Peserta didik Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa peserta didik memiliki tingkat perkembangan yang berbeda-beda. Ada yang kemampuannya tinggi, sendang dan rendah. Selain itu, jumlah peserta didik yang banyak setiap kelas dan kelompok akan menghambat pelaksanaan program pembelajaran, karena jumlah siswa yang banyak akan menyulitkan seorang guru untuk memperhatikan setiap gerak-gerik anak dan kemampuan belajar siswa. Untuk itu disarankan kepada pengelola TKIT Al-Azhar agar melakukan perencanaan yang efektif dalam mengelola kelas dengan cara meminimalkan jumlah siswa dalam setiap kelas, efektifnya sebuah kelas dengan jumlah sepuluh orang siswa. c. Guru Guru bisa saja dianggap faktor pendukung atau penghambat dalam melaksanakan penciptaan suasana yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar. Untuk itu, guru harus kreatif dan variatif dalam menciptakan suasana
____________ 14
Purwanto, Ngalim (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung: Rosda, 2009) , hal. 5
210}
Vol. I, No. 01, September 2013
belajar yang menyenangkan. Dari hasil penelitian, guru TKIT memiliki kepribadian yang baik. Tapi ada juga yang belum memiliki kepribadian sebagai seorang pendidik, karena masih ada guru yang kurang sabar dalam mengajar dan mendidik siswanya. d. Sarana dan prasarana Hasil penelitian melalui observasi dan wawancara di TKIT Al-Azhar menunjukkan bahwa fasilitas sarana dan prasarana belum lengkap, terbatasnya alat pembelajaran membuat proses belajar terhambat. Untuk itu pihak sekolah berusaha untuk dapat melengkapi sarana dan prasarana yang ada melalui bantuan-bantuan pendidikan, dari LSM dan komite tentunya. Sarana dan prasarana tersebut mencakup penambahan gedung sekolah, kamar mandi, dan taman tempat bermain. e. Keuangan Dari hasil penelitian penganggaran sudah terorganisir secara baik dan ada beberapa pihak pendidikan yang menjadi donatur dana demi terlaksananya kegiatan proses pembelajaran. C. Penutup Perencanaan pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini pada TKIT Al-Azhar Banda Aceh dalam merencanakan kegiatan harian dibuat oleh guru kelas disetujui oleh kepala sekolah berdasarkan Rencana Kegiatan Mingguan yang telah dirumuskan oleh tim kurikulum, Rencana Kegiatan Harian dijabarkan dari Rencana Mingguan yang memuat aspek perkembangan dan indikator, konsep, tema dan subtema, kegiatan pembelajaran, nilai karakter, alat dan sumber belajar, dan penilaian. Kurikulum di ramu sesuai dengan tahap perkembangan anak, memenuhi kebutuhan dan minat anak, menyeluruh, mengoptimalkan potensi lingkungan tetapi tidak keluar dari jalur yang telah di tetapkan pemerintah. Sejauh hasil penelitian, perencanaan kegiatan harian di TKIT Al-Azhar sudah berjalan dengan baik dan terencana. Perumusan pengembangan kurikulum juga disesuaikan dengan visi dan misi sekolah sebagai tujuan yang ingin dicapai. Kemudian pelaksanaan kegiatan belajar Pendidikan Anak Usia Dini pada TKIT Al-Azhar Banda Aceh sudah sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian,
Pengelolaan Pembeajaran PAUD pada TK Al-Azhar Lamgugob
{211
dimulai dari kegiatan jurnal pagi, kegiatan awal dengan klasikal. Selanjutnya, guru menerangkan subtema yang akan dipelajari, kegiatan Iqra dan Raudhoh. Kegiatan inti yang melingkupi menjelaskan sub materi, penggunaan media/alat bantu kegiatan bermain sambil belajar, melaksanakan pusat kegiatan belajar (sentra), pengembangan sikap positif siswa, upaya menumbuhkembangkan kegairahan dan kesungguhan belajar siswa,mengelola interaksi dalam kelas, Kegiatan inti menggunakan sentra sebagai pusat kegiatan belajar siswa. Adapun sentra yang digunakan adalah sentra agama, sentra balok, sentra persiapan, sentra bahan alam, sentra seni dan kreativitas, sentra peran makro, sentra peran mikro, dan sentra musik. Kegiatan menutup pembelajaran dengan menyimpulkan hasil kegiatan belajar. Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan belajar secara keseluruhan sudah baik dan sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian. Walaupun demikian, kepala sekolah terus berupaya memperbaiki kinerja guru-guru terutama yang masih baru dalam hal memotivasi peserta didik agar bersemangat dalam belajar, serta menggunakan bahasa yang lemah lembut kepada peserta didik. Dalam melakukan evaluasi pembelajaran TKIT Al-Azhar Banda Aceh melakukannya secara menyeluruh. Selanjutnya, evaluasi pembelajaran juga dilaksanakan setiap 1 semester, evaluasi ini untuk melihat tingkat kemampuan siswa dan perkembangan siswa dari perkembangan kognitif dengan melaksanakan ujian membaca iqra, hafalan doa sehari-hari dan surat-surat pendek, membaca, menulis dan berhitung.***
DAFTAR PUSTAKA Bafadal, Ibrahim. 2005. Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Bumi Aksara Chourmain, Iman. 2011. Pendekatan-pendekatan Alternatif Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta : Rineka Cipta JSIT Indonesia. 2010. Standar Mutu Sekolah Islam Terpadu Jaringan Islam Terpadu. Jakarta: JSIT Indonesia Empowering Islamic School Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
212}
Vol. I, No. 01, September 2013
_______ . 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara Mulyasa. 2010. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Rosdakarya Nasution. 2009. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini http://ebekunt. wordpress.com/2010/06/30/ konsep-konsep-dasar-pendidikan-anak-usia-dini-3/ Presiden Republik Indonesia (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika. _______. 2005 . Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: CV. Eko Jaya. Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Jakarta: Kencana. Semiawan, Conny R. 2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks _______ . 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT. Indeks Tedjasaputra, S Mayke. 2007. Bermain, Mainan, dan Permainan (untuk Pendidikan Usia Dini). Jakarta: PT. Grasindo. Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik (Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI). Jakarta: Kencana. Usman, Husaini. 2009. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.