NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL TRILOGI NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: LAELATUS SAFITRI NIM 1123301122
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO 2015
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Laelatus Safitri
NIM
: 1123301122
Jenjang
: S-1
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul
: Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi
Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian atau karya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Purwokerto, 9 Juni 2015 Saya yang menyatakan
Laelatus Safitri NIM.1123301122
ii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERIPURWOKERTO FAKULTAS TARBIYAH Alamat : Jl. A. Yani No. 40A Telp. 0281-635624 Fak. 636553 Purwokerto53126
PENGESAHAN Naskah skripsi dengan : Judul
: Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi
Nama : Laelatus Safitri NIM : 1123301122 Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / PAI Telah diajukan dalam sidang munaqasah oleh Dewan Penguji dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata satu PAI. Purwokerto, DEWAN PENGUJI
Ketua,
Sekretaris,
......................
.................. Pembimbing,
……………………… Penguji I
Penguji II
....................
..................... Mengetahui/Mengesahkan Dekan FTIK
KholidMawardi, S.Ag.M.Hum. NIP. 19740228 199903 1 005
iii
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal
: Pengajuan Munaqosyah Skripsi Sdri. Laelatus Safitri Lamp : 5 eksemplar
Purwokerto, 9 Juni 2015
Kepada Yth. Dekan FTIK IAIN Purwokerto Di Purwokerto Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah saya mengadakan bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari: Nama
: Laelatus Safitri
Nim.
: 1123301122
Judul
: Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi Dengan ini kami mohon agar skripsi mahasiswa tersebut di atas
dapat dimunaqosyahkan. Demikian atas perhatian Bapak kami mengucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
Heru Kurniawan, S. Pd., M.A. NIP. 19810322 200501 1 002
iv
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL TRILOGI NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI Laelatus Safitri NIM. 1123301122 Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto ABSTRAK Arus globalisasi saat ini menimbulkan banyak perubahan dari segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Tidak terkecuali pendidikan Islam yang juga tidak bisa lepas dari bias fenomena globalisasi ini. Maka dari itu, pendidikan Islam di sini harus memiliki peran yang positif, di antaranya dengan memberikan sebuah usaha dalam menanamkan serta mempertahankan nilai-nilai pendidikan Islam agar tidak terjadi split personality oleh penetrasi perkembangan yang ada. Ada banyak cara yang dapat digunakan dalam penyampaian nilai-nilai pendidikan Islam, antara lain dapat dilakukan melalui media pendidikan yang berupa karya sastra novel, mengingat fungsi karya sastra yaitu menjadi sarana penyampaian pesan kebenaran. Salah satu novel yang dapat dijadikan media pendidikan Islam yaitu Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. Novel best seller tersebut bahkan telah menjadi bahan ajar dan bahan diskusi oleh beberapa lembaga pendidikan di luar negeri. Persoalan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apa saja nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi? Adakah relevansi antara nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi dengan materi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Kelas XI? Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apa saja nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi, serta untuk mengetahui adanya relevansi nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi dengan materi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Kelas XI. Penelitian ini termasuk library research dengan pendekatan struktural. Adapun dalam pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi. Kemudian data yang ditemukan peneliti analisis dengan metode content analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Nilai-nilai pendidikan Islam dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi adalah nilai pendidikan akidah meliputi: iman kepada Allah, iman kepada rasul, dan iman kepada kitab. Nilai pendidikan ibadah meliputi: shalat, puasa, berdoa, dzikrullah, beramal dengan tulus, menuntut ilmu, dan dakwah. Nilai pendidikan akhlak meliputi akhlak kepada Allah (khauf, tawakal, syukur, dan taubat), akhlak kepada manusia (akhlak terhadap diri sendiri, akhlak akhlak terhadap masyarakat, akhlak terhadap bangsa), akhlak kepada alam (memelihara dan melestarikan alam). (2) Terdapat relevansi antara nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi dengan materi pelajaran PAI di SMA kelas XI. Kata kunci: pendidikan Islam, nilai-nilai pendidikan Islam, dan Novel Trilogi Negeri 5 Menara. v
MOTTO
“Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.”1
1
Kata mutiara dari Imam Syafi’i yang dikutip oleh Ahmad Fuadi di dalam Novel Negeri
5 Menara.
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap kalimat syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada penulis, sehingga berhasil menyelesaikan skripsi. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian tugas dan syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Institut Agama Islam Negeri Purwokerto. Terlaksananya seluruh rangkaian kegiatan penelitian hingga terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang memfasilitasi dan membantu terlaksananya kegiatan penelitian. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Kholid Mawardi, S.Ag., M.Hum. Dekan FTIK (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan) Institut Agama Islam Negeri Purwokerto. 2. Dr. Fauzi, M.Ag. Wakil Dekan I FTIK (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan) Institut Agama Islam Negeri Purwokerto. 3. Dr. Rohmat, M.Ag., M.Pd. Wakil Dekan II Dekan FTIK (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan) Institut Agama Islam Negeri Purwokerto. 4. Drs. Yuslam, M.Pd. Wakil Dekan III FTIK (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan) Institut Agama Islam Negeri Purwokerto serta Penasehat Akademik PAI D angkatan 2011 IAIN Purwokerto. 5. Dr. Suparjo, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam FTIK (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan) Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.
vii
6. Pak Guru Heru Kurniawan, M.Pd., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Para Dosen Institut Agama Islam Negeri Purwokerto yang telah memberikan ilmunya sebagai bekal peneliti dalam melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi ini. 8. Bang Ahmad Fuadi selaku pengarang Novel Trilogi Negeri 5 Menara, semoga
karya-karya beliau selanjutnya dapat senantiasa menginspirasi. Man jadda wajada. 9. Ayahanda Muntohar dan Ibunda Sobariyah yang tak henti-hentinya berdoa untuk anak-anaknya tercinta agar kesuksesan selalu bersama kami. 10. Mbak Iis, adikku Khalid, dan sepupuku Asna terima kasih atas perhatian, bantuan, dan doanya. 11. Kawan-kawan terhebatku nun jauh di sana, Inay, Umi, dan Ruroh, yang tiada henti-hentinya memberikan ide, motivasi serta inspirasinya. Kalian luar biasa. 12. Para sahabat seperjuangan PAI Sekawan 2011, terkhusus Pak Kosma Miftah, Indah, Wahyu, Reni, Elis, Ami, Afiq, dan teman-teman yang lain terima kasih atas kebersamaan, dukungan, nasihat, dan doa kalian. 13. Semua pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, semoga mejadi amal shaleh. Tidak ada hal yang dapat penulis berikan untuk menyampaikan rasa terima kasih ini melainkan doa, semoga apa yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
viii
namun tetap berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Purwokerto, 9 Juni 2015 Penulis
Laelatus Safitri NIM 1123301122
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................
ii
PENGESAHAN ........................................................................................
iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ...............................................................
iv
ABSTRAK .................................................................................................
v
MOTTO.......................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...............................................................................
vii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
x
DAFTAR TABEL ................................................................................ ....
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xiv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................
1
B. Definisi Operasional ..........................................................
9
C. Rumusan Masalah ..............................................................
11
D. Tujuan dan Manfaat ..........................................................
11
E. Kajian Pustaka ...................................................................
12
F. Metodologi Penelitian ........................................................
14
G. Sistematika Pembahasan ....................................................
17
BAB II: LANDASAN TEORI A. Nilai Pendidikan Islam.......................................................
19
1. Pengertian Nilai ..........................................................
19
x
2. Pendidikan Islam ........................................................
20
3. Bentuk Nilai Pendidikan Islam ...................................
30
B. Novel sebagai Media Pendidikan 1. Pengertian Novel ........................................................
42
2. Media Pendidikan .......................................................
44
3. Novel sebagai Media Pendidikan ...............................
46
C. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel.........................
49
D. Relevansi Sastra dengan Masyarakat .................................
50
E. Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA kelas XI ................................................................
53
BAB III: BIOGRAFI AHMAD FUADI A. Pendidikan Ahmad Fuadi...................................................
59
B. Penghargaan dan Beasiswa Ahmad Fuadi .........................
60
C. Karya-karya Ahmad Fuadi.................................................
61
D. Pengalaman Profesional Ahmad Fuadi ..............................
61
E. Pengalaman Mengajar Ahmad Fuadi .................................
62
BAB IV : SINOPSIS DAN ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL TRILOGI NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI DAN RELEVANSINYA DENGAN MATERI PAI DI SMA KELAS XI A. Sinopsis Novel Trilogi Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi ................................................................... B. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel Trilogi
xi
64
Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi 1. Nilai Pendidikan Akidah ...........................................
70
2. Nilai Pendidikan Ibadah ............................................
79
3. Nilai Pendidikan Akhlak ...........................................
98
C. Relevansi Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara dengan Materi PAI di SMA kelas XI ..............................................................
162
BAB V : PENUTUP A. Simpulan ..........................................................................
172
B. Saran ................................................................................
174
C. Kata Penutup ...................................................................
174
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Format identifikasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel identifikasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi Lampiran 2 Kabar berita Repulika Online (“Negeri 5 Menara Jadi Bahan Kuliah di Universitas California, Amerika Serikat” http://www.republika.co.id/berita) Lampiran 3 Sertifikat-sertifikat
xiv
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL TRILOGI NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI Laelatus Safitri NIM. 1123301122 Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto ABSTRAK Arus globalisasi saat ini menimbulkan banyak perubahan dari segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan.Tidak terkecuali pendidikan Islam yang juga tidak bisa lepas dari bias fenomena globalisasi ini.Maka dari itu, pendidikan Islam di sini harus memiliki peran yang positif, diantaranya dengan memberikan sebuah usaha dalam menanamkan serta mempertahankan nilai-nilai pendidikan Islam agar tidak terjadi split personality oleh penetrasi perkembangan yang ada. Ada banyak cara yang dapat digunakan dalam penyampaian nilai-nilai pendidikan Islam, antara lain dapat dilakukan melalui media pendidikan yang berupa karya sastra novel, mengingat fungsi karya sastra yaitu menjadi sarana penyampaian pesan kebenaran. Salah satu novel yang dapat dijadikan media pendidikan Islam yaitu Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. Novel best seller tersebut bahkan telah menjadi bahan ajar dan bahan diskusi oleh beberapa lembaga pendidikan di luar negeri. Persoalan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apa saja nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi? Adakah relevansi antara nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalamNovel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi dengan materi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Kelas XI? Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apa saja nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi, serta untuk mengetahui adanya relevansi nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalamNovel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi dengan materi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Kelas XI. Penelitian ini termasuk library researchdengan pendekatan struktural. Adapun dalam pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi. Kemudian data yang ditemukan peneliti analisis dengan metode content analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Nilai-nilai pendidikan Islam dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi adalah nilai pendidikan akidah meliputi: iman kepada Allah, iman kepada rasul, dan iman kepada kitab. Nilai pendidikan ibadah meliputi: shalat, puasa, berdoa, dzikrullah, beramal dengan tulus, menuntut ilmu, dan dakwah. Nilai pendidikan akhlak meliputi akhlak kepada Allah (khauf, tawakal, syukur, dan taubat), akhlak kepada manusia (akhlak terhadap diri sendiri, akhlak akhlak terhadap masyarakat, akhlak terhadapbangsa),akhlak kepada alam (memelihara dan melestarikan alam). (2) Terdapat relevansi antara nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi dengan materi pelajaran PAI di SMA kelas XI. Kata kunci: pendidikan Islam, nilai-nilai pendidikan Islam, dan Novel Trilogi Negeri 5 Menara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi saat ini menimbulkan begitu banyak perubahan dari segala aspek kehidupan. Perubahan ini tidak dapat dihindari akibat dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat. Hal ini menggugah kesadaran masyarakat umum akan pentingnya pendidikan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kewajiban bagi mereka. Begitupun dalam dunia pendidikan, mau tak mau harus menerima perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang sebagian besar bersumber dari negara-negara barat, seperti handphone, komputer, laptop, dan lain-lain, tidak terkecuali pendidikan Islam yang juga tidak bisa lepas dari bias fenomena globalisasi ini, karena tidak mungkin pendidikan Islam hanya melalui cara-cara dasar seperti ceramah dalam penyampaian materi. Tetapi pendidikan Islam juga diharapkan memiliki kreativitas dalam pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan yang ada. Meskipun demikian, umat Islam harus bisa membentengi pendidikan Islam itu sendiri. Apabila hal itu tidak bisa dilakukan maka besar kemungkinan yang akan terjadi adalah pendidikan Islam akan melenceng dari ajaran-ajaran Islam yang sesuai dengan apa yang Nabi SAW ajarkan. Seperti yang kita lihat di lingkungan sekitar misalnya baik secara langsung ataupun melalui berbagai media. Ada banyak kasus terkait dampak negatif dari
1
2
globalisasi khususnya yang terjadi pada anak-anak ataupun remaja yang notabenenya masih pelajar, di antaranya yaitu maraknya pencurian, narkoba, pemerkosaan, pelacuran, judi, berpakaian ketat, tawuran, penipuan, dan masih banyak lagi, di mana hal tersebut membawa pada menurunnya spiritualitas pada diri seseorang. Mengetahui hal tersebut, maka pendidikan Islam di sini harus memiliki peran yang positif, di antaranya dengan memberikan sebuah usaha dalam rangka menanamkan serta mempertahankan nilai-nilai pendidikan Islam, yaitu dengan tujuan untuk membuktikan bahwa pendidikan Islam khususnya yang ada di Indonesia ini mampu berperan dengan teknologi dan informasi yang berkembang pesat saat ini namun tetap melapisi diri dengan kesadaran religius agar tidak terjadi split personality (kepribadian yang terpecah belah) oleh penetrasi perkembangan global yang mulai menyusup keseluruh ruang kehidupan manusia,1 terlebih kepada para peserta didik yang merupakan calon generasi muda bangsa. Ada banyak cara yang dapat digunakan dalam penyampaian nilai-nilai pendidikan Islam. Di antaranya yaitu melalui media pendidikan. Media merupakan salah satu faktor terpenting yang dapat membantu dalam pencapaian tujuan pendidikan. Karena melalui media maka proses penyampaian pesan pendidikan akan terbantu sehingga memudahkan dalam
1
Imam Tholkhah dan Ahmad Barizi, Membuka Jendela Pendidikan (Mengurai Akar Tradisi dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm.7.
3
pencapaian pendidikan sesuai dengan yang diinginkan.2 Salah satunya adalah dengan menggunakan media pendidikan yang memuat cerita atau kisah. Cerita atau kisah ini, tidak hanya terpaku pada apa yang telah ada di buku-buku wajib yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Akan tetapi dapat dikembangkan melalui alternatif lainnya, misalnya dengan melalui karya sastra seperti novel. Seperti halnya buku-buku lain, novel juga dapat difungsikan sebagai media pendidikan. Novel dapat dikatakan sebagai media pendidikan karena novel merupakan salah satu bentuk perwujudan yang bersifat teknis dari metode cerita.3 Sedangkan cerita yang baik adalah cerita yang mampu mendidik akal budi, imajinasi dan etika seseorang, serta mengembangkan potensi pengetahuan yang dimiliki.4 Wahyudi Siswanto dalam bukunya yang berjudul Membentuk Kecerdasan Spiritual Anak menjelaskan bahwa pendidikan itu bisa dilakukan dengan apa saja, salah satunya yaitu dengan menggunakan cerita. Karena cerita dianggap sebagai salah satu cara yang cocok untuk menanamkan rasa cinta dan kasih sayang, sehingga dapat memberikan dampak energi positif kepada diri pendidik ataupun peserta didik.5
2
Miftahul Huda, Idealitas Pendidikan Anak (Tafsir Tematik QS. Luqman), (Malang: UIN Malang press, 2009), hlm. 46-47. 3 Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hlm. 43. 4 Abdul Majid Abdul Aziz, Mendidik dengan Cerita, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008), hlm. 64. 5 Wahyudi Siswanto, Membentuk Kecerdasan Spiritual Anak, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 27.
4
Dalam sebuah cerita yang dibungkus novel, terdapat bermacam-macam nilai atau pesan yang disampaikan oleh seorang pengarang. Mengingat salah satu fungsi karya sastra yaitu menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran, tentang apa yang baik dan buruk. Ada pesan yang sangat jelas disampaikan, ada pula yang bersifat tersirat secara halus.6 Sebagai contoh misalnya ada pesan yang disampaikan melalui para tokoh cerita dan kepribadiannya, atau melalui sebuah peristiwa yang pengarang tulis di dalamnya. Sejalan dengan itu, di sini pengarang Ahamd Fuadi menyampaikan sebuah pesan terkait nilai-nilai pendidikan Islam melalui novel triloginya yaitu Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna, dan Rantau 1 Muara. Beliau merupakan seorang penulis dan fiksi Terfavorit pada Anugerah Pembaca Indonesia 2010 dan penulis buku fiksi terbaik pada Perpustakaan Nasional Indonesia 2011.7 Novel terbaik kategori pendidikan dan motivasi pada tahun 2011 di Liputan6 Award, SCTV ini terinspirasi oleh kisah nyata dengan berlatar belakang pondok pesantren. Mengisahkan tentang seorang remaja yang bernama Alif Fikri yang harus menerima keputusan dari orang tuanya untuk melanjutkan belajarnya di sebuah Madrasah Aliyah dengan tujuan agar anaknya lebih memperdalam ilmu agama sehingga dapat turut membangun bangsa ini menjadi bangsa yang tidak hanya berilmu, namun juga beragama. Pada mulanya, sang tokoh Alif ini mendambakan dirinya menjadi sosok intelek seperti Habibie. Ia menginginkan bersekolah di SMA Bukittinggi
6
Melani Budianta, dkk., Membaca Sastra (Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi), (Magelang: Indonesia Tera, 2008), hlm. 19. 7 Ahmad Fuadi, Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Fuadi, diakses pada 04 April 2015, pukul 09.01.
5
Sumatera Barat demi mencapai cita-citanya itu. Namun ia merasa harapannya itu pupus ketika orang tuanya memutuskan keputusan tersebut. Alif sebenarnya berat hati, tetapi pada akhirnya ia menuruti Amaknya dan melanjutkan pendidikan di sebuah Pondok Madani di Jawa. Dalam novel pertama dari trilogi ini, yaitu Negeri 5 Menara, pengarang Ahmad Fuadi dengan mantera saktinya “Man jadda wajada” (siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil) menceritakan tentang pengalaman dan perjuangan hidup Alif di pondok Madani yang jauh dari sanak saudaranya dengan paksaan orang tuanya yang pada akhirnya menjadi sebuah anugerah. Di sini pengarang Ahmad Fuadi tidak hanya menceritakan kisah persahabatan yang kental, tetapi juga perjuangan seseorang dalam mencapai kesuksesan, di mana kesuksesan tidak didapatkan dengan bersantai-santai, melainkan harus diiringi dengan semangat, tekad, keteguhan hati, dan yang paling penting yaitu doa. Selain itu, juga digambarkan bagaimana keikhlasan seorang guru dalam mendidik dan keikhlasan seorang murid untuk dididik. Kemudian dilanjutkan dengan mantera “Man shabara zhafira” (siapa yang bersabar akan beruntung) pada novel triloginya yang kedua yaitu Ranah 3 Warna. Di novel kedua dari triloginya ini menceritakan Alif yang baru tamat dari Pondok Madani. Ia pulang ke kampung halamannya Maninjau. Dan ia ingin kembali melanjutkan belajarnya di teknologi Bandung seperti Habibie, lalu merantau ke Amerika. Namun Alif tersadar, ada satu hal penting yang ia tidak punya, yaitu ijazah SMA.
6
Melalui novel Ranah 3 Warna ini, pengarang Ahmad Fuadi mencoba menekankan pentingnya memiliki kesabaran. Ini dibuktikan dengan kutipan berikut: Bagaimanapun tingginya impian, dia tetap wajib dibela habis-habisan walau hidup direlung oleh nestapa akut. Hanya dengan sungguhsungguhlah jalan sukses terbuka. Tapi hanya dengan sabarlah takdir itu terkuak menjadi nyata. Dan Tuhan selalu memilihkan yang terbaikdan paling kita butuhkan. Itulah hadiah Tuhan buat hati yang kukuh dan sabar. Sabar itu awalnya pahit, tetapi akhirnya lebih manis daripada madu. Dan Alhamdulillah aku sudah mereguk madu itu. Man shabara zhafira. Siapa yang sabar akan beruntung.8 Dilanjutkan pada novel terakhir dari Trilogi Negeri 5 Menara yaitu Rantau 1 Muara, Ahmad Fuadi bercerita tentang perjalanan Alif dalam pencarian besar makna hidup dengan berbekal mantera yang ketiga yaitu “Man saara ala darbi washala” (siapa yang berjalan di jalannya akan sampai di tujuan). Di sinilah perjalanan Alif sesungguhnya, dimulai ketika Alif lepas dari dunia pendidikan kuliah dan mencari pekerjaan di era yang kurang baik. Di dalam novel yang ketiga ini, diceritakan ketika Alif ditanya tentang apa arti hidup. Berikut kutipannya: Hidup itu seni menjadi. Menjadi hamba Tuhan, sekaligus menjadi penguasa alam. Kita awal mulanya makhluk rohani, yang kemudian diberi jasad fisik oleh Tuhan dengan tugas menghamba kepada Dia dan menjadi khalifah untuk kebaikan alam semesta. Kalau kedua peran ini bisa kita jalankan, aku yakin manusia dalam puncak bahagia. Berbakti dan bermanfaat. Hamba tapi khalifah.9 Melalui tokoh Alif dengan bekal tiga mantera yang diajarkan di Pondok Madani pada mata pelajaran mahfuzhat tersebut, pengarang Ahmad Fuadi tak pernah enggan untuk menyampaikan pesan terkait pendidikan Islam. Di sini
8 9
A. Fuadi, Ranah 3 Warna, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 468-469. A. Fuadi, Rantau 1 Muara, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014), hlm. 139.
7
beliau menggiring pembaca ke arah yang baik, yaitu mengingatkan untuk selalu beribadah kepada Allah dengan bahasa yang begitu menyentuh. Selain perihal ibadah, melalui tulisannya ini Ahmad Fuadi juga menyampaikan pesannya terkait pentingnya memiliki akhlaqul karimah. Namun, sebagai seorang novelis yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan Islam, beliau tidak hanya sekedar memberikan pesan, tetapi juga disertai dengan beberapa cara yang menurut pengarang dapat membantu untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam. Sehingga hal ini dapat membantu pembaca untuk mampu melahirkan karya terpuji serta memiliki kepribadian dengan sifat-sifat positif. Di dalam kutipan yang lain, melalui tokoh Kiai Rais Ahmad Fuadi menulis: Tahukah kalian birrul walidain? Artinya berbakti kepada orang tua. Mereka berdua adalah tempat pengabdian penting kalian di dunia. Jangan pernah menyebutkan kata kasar dan menyebabkan mereka berduka. Selama mereka tidak membawa kepada kekafiran, wajib bagi kalian untuk patuh.10 Penggalan cerita di atas merupakan salah satu contoh bentuk penyampaian nilai-nilai pendidikan Islam yang di tulis oleh Ahmad Fuadi melalui nasihat. Pendidikan melalui nasihat akan berpengaruh di dalam jiwa, dan akan menjadi suatu yang sangat besar dalam pendidikan rohani.11 Kemudian dalam beberapa komentar yang salah satunya disampaikan oleh bapak mantan presiden RI yang ketiga, Bj Habibie. Beliau mengatakan:
10 11
334.
A. Fuadi, Negeri 5 Menara, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), hlm. 141. Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, (Bandung: PT Al-Ma’arif, 1993), hlm.
8
Novel yang berkisah tentang generasi muda bangsa ini penuh motivasi, bakat, semangat, dan optimisme untuk maju dan tidak mudah menyerah, merupakan pelajaran yang amat berharga bukan saja sebagai karya seni, tetapi juga tentang proses pendidikan dan pembudayaann untuk terciptanya sumber daya insani yang handal. Andaikan banyak bangsa yang mempunyai banyak kesempatan dan pengalaman seperti mereka, akan beruntunglah bangsa Indonesia dalam mewujudkan masa depannya yang maju dan sejahtera, yang disegani dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain.12 Dalam sebuah kabar berita yang dipublikasikan oleh Damanhuri Zuhri di Repulika Online pada 1 April 2014 sebagaimana terlampir, ditulis bahwa Novel Negeri 5 Menara sudah menjadi bahan bacaan di Sekolah Xin Min di Singapura. Selain itu, Novel Negeri 5 Menara edisi berbahasa Inggris yang berjudul The Land of Five Towers juga dijadikan sebagai bahan ajar di sekolah SMA Lote Secondary School di Australia. Kemudian Profesor Jeff Hadler selaku profesor dan pimpinan Departement of South and Southeast Asian Studies, UC Barkeley memakai Novel Negeri 5 Menara sebagai bahan kuliahnya. Bahkan di kelas Islam in Southeast Asia, The Land of Five Towers menjadi bagian diskusi tentang pesantren. Melalui Novel Trilogi Negeri 5 Menara-nya, Ahmad Fuadi berharap dapat meluaskan orang Barat tentang pendidikan Islam di Tanah Air.13 Novel Trilogi Negeri 5 Menara merupakan salah satu dari sekian usaha untuk memanfaatkan media menarik berupa novel yang menjadikan nilai-nilai pendidikan Islam mudah dicerna oleh pembacanya. Selain itu juga ada banyak penyampaian pesan-pesan yang dapat memberikan pencerahan kepada
12
A. Fuadi, Negeri 5 Menara, hlm. 407. Damanhuri Zuhri, “Negeri 5 Menara Jadi Bahan Kuliah di Universitas California, Amerika Serikat,” http://www.republika.co.id/berita, 2014, diakses pada 05 Desember 2014, pukul 20.29. 13
9
pembaca sehingga dapat diambil hikmahnya. Oleh karena itu, penulis mengkaji Novel Trilogi Negeri 5 Menara sebagai sebuah karya yang sarat akan nilai-nilai pendidikan Islam. B. Definisi Operasional Untuk memperjelas dan mempertegas judul penelitian di atas, maka peneliti perlu membatasi beberapa kata kunci yang terdapat dalam judul penelitian sebagai berikut: 1. Nilai-nilai Pendidikan Islam Kata nilai berasal dari bahasa Latin vale re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan sesorang atau sekelompok orang. Nilai adalah kualitas suatu hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan dapat membuat orang yang menghayatinya menjadi bermartabat.14 Adapun pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung ialah suatu proses spiritual, akhlak, intelektual, dan sosial yang berusaha membimbing manusi dan memberinya nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan teladan ideal dalam kehidupan yang bertujuan mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat. Dalam definisi lain, menyebutkan bahwa pendidikan Islam adalah segala upaya atau proses pendidikan yang dilakukan untuk membimbing tingkah laku manusia, baik individu, maupun sosial untuk mengarahkan 14
Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter (Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif), (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 56.
10
potensi melalui proses intelektual dan spiritual yang berlandaskan ajaran Islam untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.15 Dalam penelitian ini nilai-nilai pendidikan Islam yang dimaksud yaitu nilai pendidikan akidah, nilai pendidikan ibadah, dan nilai pendidikan akhlak. 2. Novel Trilogi Negeri 5 Menara Novel Trilogi Negeri 5 Menara merupakan novel hasil karya dari Ahmad Fuadi yang terdiri dari tiga novel bersambung, yaitu Negeri 5 Menara adalah buku pertamanya, yang kedua adalah Ranah 3 Warna, dan yang terakhir adalah Rantau 1 Muara. Novel yang bertemakan pendidikan ini mengangkat tentang kehidupan di sebuah pesantren modern dengan pola pendidikan dan komunikasi pengajaran yang mengandung akan nilainilai pendidikan Islam, yang kemudian diharapkan mampu menjadi bahan media pembelajaran yang digunakan oleh guru di sekolah. Dalam hal ini akan direlevansikan dengan materi pada mata pelajarn PAI di SMA dan dalam penelitian ini dibatasi di kelas XI. Dari definisi operasional tersebut, maka yang dimaksud dengan nilainilai pendidikan Islam dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk menganalisis dan menemukan nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi.
15
Moh. Hailami Salim dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 33.
11
C. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang masalah yang penulis paparkan di atas, maka rumusan masalah yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah: 1. Apa saja nilai-nilai Pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi? 2. Adakah relevansi antara nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi dengan materi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA kelas XI? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu: a. Untuk mengetahui apa saja nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. b. Untuk mengetahui relevansi antara nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi dengan materi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA kelas XI. 2. Manfaat Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: a. Dapat menambah wawasan bagi penulis khususnya, dan bagi semua pembaca umumnya, tentang keberadaan karya sastra (novel) yang memuat tentang nilai-nilai pendidikan Islam.
12
b. Bagi guru Pendidikan Agama Islam, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif media serta sumber bahan pembelajaran dalam rangka penanaman nilai-nilai pendidikan Islam kepada peserta didik. c. Dapat memberikan masukan kepada pembaca untuk senantiasa berbuat baik dan mengurangi hal-hal yang kurang terpuji. d. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan acuan bagi pelaksanaan penelitian-penelitian yang relevan di masa yang akan datang. E. Kajian Pustaka Dewasa ini, berbagai penelitian atau kajian tentang yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan Islam telah banyak dilakukan. Selanjutnya penulis akan memaparkan beberapa penelitian yang telah berbentuk skripsi yang memilki kesamaan tema dengan penelitian yang penulis akan lakukan tentang nilai-nilai pendidikan Islam. Pertama, skripsi Afifah Nur Hidayah yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Lagu Anak-anak Ciptaan AT Mahmud” STAIN Purwokerto tahun 2008. Dalam skripsinya, Afifah menjelaskan bahwa nilainilai pendidikan Islam yang terkandung dam lagu anak-anak ciptaan AT Mahmud yaitu nilai keimanan, nilai ibadah, dan nilai akhlak. Adapun yang lebih dominan yaitu nilai akhlak.16 Persamaan skripsi tersebut dengan penulis adalah terletak pada objek penelitian yaitu sama-sama mengkaji tentang
16
Afifah Nur Hidayah, Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Lagu Anak-anak Ciptaan AT Mahmud, Skripsi, Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Purwokerto, 2008.
13
pendidikan Islam. Sedangkan perbedaannya terletak pada subjek penelitian, di sini penulis mengkaji Novel Trilogi Negeri 5 Menara. Kedua, penelitian Soliah mahasiswa Tarbiyah prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Purwokerto tahun 2013, yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Album XII Renungan dalam Nada karya Rhoma Irama.” Skripsi ini menjelaskan bahwa dalam album XII Renungan dalam Nada karya Rhoma Irama tentang nilai-nilai pendidikan Islam, yaitu baik dalam ibadah maupun sikap, serta perilaku dalam kehidupan sehari-hari.17 Adapun persamaan dari skripsi ini yakni sama-sama mengkaji pendidikan Islam. Dan perbedaannya yaitu saudari Soliah mengkaji pada album lagu, sedangkan pada skripsi ini penulis mengkaji novel. Ketiga, skripsi berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy”. Skripsi ini ditulis oleh Lasmini mahasiswa Tarbiyah prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Purwokerto tahun 2014. Isi skripsi ini menjelaskan tentang nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam novel Bumi Cinta yang meliputi nilai akidah, nilai ibadah, nilai akhlak. Nilai sosial juga tersirat di dalamnya seperti nilai persahabatan, nilai peduli terhadap sesama, dan nilai tolong menolong.18 Persamaan dari skripsi ini yakni sama-sama mengkaji pendidikan Islam pada novel. Namun novel yang dikaji berbeda, pada skripsi ini penulis mengkaji Novel Trilogi Negeri 5 Menara.
17
Soliah, Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Album XII Renungan dalam Nada karya Rhoma Irama, Skripsi, Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Purwokerto, 2013. 18 Lasmini, Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy, Skripsi, prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Purwokerto, 2013.
14
Beberapa penelitian terdahulu tersebut dapat menjadi referensi dalam penelitan ini karena memiliki subtansi yang sama yaitu adanya upaya penanaman nilai-nilai dalam sebuah karya seni. Adapun nilai-nilai yang ditanamkan khususnya yaitu nilai-nilai pendidikan Islam. F. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam skripsi ini yaitu: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah library research, yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data dan informasi melalui penelaahan buku-buku yang memiliki relevansi dengan permasalahan yang dibahas dengan menggunakan sumber kepustakaan.19 2. Sumber data Sumber data digunakan dalam penelitian ini adalah Novel Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna, dan Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data ialah cara yang digunakan untuk mengumpulkan
data-data
pengumpulan
data
menggunakan
metode
19
yang
yang
diteliti
digunakan
dokumentasi,
dalam
penelitian.
dalam
penelitian
yaitu
untuk
Teknik
ini
mencari
ialah dan
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), hlm. 1-3.
15
mengumpulkan data melalui penulusuran bahan dokumentasi yang dalam penelitian ini yaitu berupa kata-kata, kalimat, dan wacana yang disajikan dalam bentuk deskriptif. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara sebagai berikut. Pertama, membaca dan memahami teks cerita novel secara berulang-ulang. Kedua, membaca buku-buku yang berhubungan dengan penelitian. Ketiga, mencatat setiap kata-kata atau kalimat yang mengandung nilai-nilai pendidikan yang ditemukan sewaktu membaca teks novel. 4. Metode Analisis Data Metode analisis data merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul. Dalam penelitian ini penulis menggunakan menggunakan analisis isi (content
analysis). Content
analysis merupakan teknik penelitian yang ditujukan untuk membuat kesimpulan dengan cara mengidentifikasi dan menafsirkan isi yang ada pada suatu buku yang kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi.20 Jadi metode ini sangat penting sekali untuk mengetahui pesan atau nilai-nilai yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data dalam penelitian ini yaitu: a. Pengumpulan data dilakukan dengan membaca dan memahami isi, makna, dan peristiwa yang terdapat dalam novel dan mengidentifikasi
20
Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme hingga Postrukturalisme Wacana Naratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 48-49.
16
pendidikan Islam yang terdapat dalam teks novel berupa ucapan, tindakan tokoh, atau paparan naratif di dalam novel. b. Setelah data dikumpulkan, kemudian dilakukan pengelompokkan data dengan memasukkan hasil temuan yang terdapat dalam teks novel ke dalam tabel berikut ini, sesuai dengan nilai-nilai pendidikan Islam. Tabel 1. Identifikasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi Nilai-nilai pendidikan Islam
Bentuk Data No
Data
hlm.
Ucapan tokoh
Tindakan tokoh
Paparan naratif
Akidah
Ibadah
Indikator
Akhlak
c. Menganalisis dan membahas data yang terdapat dalam novel, sehingga terindikasi adanya nilai-nilai pendidikan Islam. d. Merumuskan simpulan. 5. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ialah cara yang dilakukan oleh peneliti untuk memahami dan mengarahkan pada bahan kajiannya. Dalam skripsi ini menggunakan teori struktural dengan pendekatan yang berorientasi objektif yaitu pendekatan yang mengkaji karya sastra secara otonom, melepaskan diri dari berbagai aspek di luar karya sastra, karena dengan unsur-unsur yang ada dalam dirinya, karya sastra dapat memaknai dirinya sendiri secara otonom. Menurut Teeuw yang dikutip oleh Heru Kurniawan
17
menyatakan bahwa analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, sedetail, dan sedalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur karya sastra
yang bersama-sama
menghasilkan makna yang menyeluruh. Maka pendekatan struktural menjadi teori sastra yang hadir untuk mengkaji karya sastra sebagai usaha untuk memahami dan memaknai karya sastra.21 G. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam skripsi yang akan penulis susun terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pernyataan keaslian, halaman pengesahan, halaman nota dinas pembimbing, halaman persembahan, abstrak, kata pengantar, dan daftar isi. Bagian kedua merupakan isi dari skripsi yang terdiri dari lima bab, yaitu: Bab I merupakan pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan. Selanjutnya bab II berisi berisi tentang landasan teori yaitu nilai pendidikan Islam, yang meliputi pengertian nilai, pengertian pendidikan Islam, bentuk nilai pendidikan Islam. Novel sebagai media pendidikan, yang berisikan pengertian novel, media pendidikan, novel sebagai media pendidikan. Nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel, relevansi sastra dengan masyarakat, dan materi pada mata pelajaran PAI di SMA kelas XI. 21
Heru Kurniawan, Sastra Anak (dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi, Semiotika, hingga Penulisan Kreatif), (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm. 67-69.
18
Kemudian pada bab III membahas tentang biografi Ahmad Fuadi, yang meliputi pendidikan, penghargaan dan beasiswa, karya-karya, pengalaman profesional, pengalaman mengajar dari Ahmad Fuadi. Pada bab VI merupakan inti dari pembahasan skripsi ini, yaitu membahas tentang hasil analisis penelitian terkait nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi dan relevansi antara nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi dengan materi pada mata pelajaran PAI di SMA kelas XI. Dan pada bab V merupakan penutup, berisi tentang simpulan, saran, dan kata penutup. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, serta daftar riwayat hidup penulis.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Setelah penulis mengkaji dan menganalisis nilai-nilai pendidikan Islam dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Novel Trilogi Negeri 5 Menara merupakan sebuah karya sastra yang mengandung nilai-nilai pendidikan Islam dengan cerita yang mampu menggerakan motivasi serta pengaruh bagi pembaca. Adapun nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara yaitu: a. Nilai Pendidikan Akidah, yaitu terdiri dari iman kepada Allah, iman kepada para rasul, dan iman kepada kitab-kitab Allah. b. Nilai Pendidikan Ibadah, yaitu terdiri dari shalat, puasa, berdoa, dzikrullah, beramal dengan tulus, menuntut ilmu, dan dakwah. c. Nilai Pendidikan Akhlak 1) Akhlak terhadap Allah, yaitu mencakup khauf, tawakal, syukur, dan taubat. 2) Akhlak terhadap manusia a) Akhlak terhadap diri sendiri, yaitu mencakup shidiq, amanah, istiqamah, iffah, syaja’ah, tawadhu’, malu, qana’ah, sabar, dan dermawan.
172
173
b) Akhlak terhadap keluarga, meliputi dari birrul walidain, adil terhadap saudara, membina dan mendidik keluarga, dan silaturrahim dengan kerib kerabat. c) Akhlak
terhadap
masyarakat,
meliputi
ukhuwah
atau
persaudaraan, bertamu dan menerima tamu, hubungan baik dengan tetangga, dan hubungan baik dengan masyarakat. d) Akhlak terhadap bangsa, yaitu berupa kepeduliaan untuk menjunjung tinggi dan menjaga nama baik bangsa sendiri. 3) Akhlak terhadap alam, meliputi memelihara dan melestarikan alam. 2. Terdapat relevansi antara nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi dengan materi pada mata pelajaran PAI di SMA kelas XI. Kerelevansian tersebut dapat dilihat dari banyaknya nilai pendidikan Islam yang ada di dalam novel tersebut yang hal itu dapat memperkuat materi PAI di sekolah, sehingga dapat mendorong motivasi sesorang untuk belajar dan mengejar cita-cita setingi-tingginya. Sejalan dengan itu maka Novel Trilogi Negeri 5 Menara dapat dijadikan referensi bagi guru untuk mengembangkan media pembelajaran yang lebih kreatif khususnya pada mata pelajaran PAI, mengingat salah satu fungsi penggunaan cerita dalam pendidikan yaitu menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik.
174
B. Saran Setelah penulis melakukan pengkajian nilai-nilai pendidikan Islam dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan: 1. Bagi sebagian masyarakat yang selama ini beranggapan bahwa novel hanya sekedar sebagai penghibur haruslah diubah, dan menjadikan sebuah karya sastra sebagai salah satu media pendidikan atas pesan-pesan mendidik yang tekandung di dalamnya. 2. Bagi para pendidik diharapkan agar lebih kreatif dalam memanfaatkan media pendidikan, seperti halnya memanfaatkan karya sastra sebagai salah satu media belajar, mengingat di dalam karya sastra seperti halnya novel memiliki pesan mendidik yang bahkan relevan dengan mata pelajaran sehingga dapat dijadikan salah satu rujukan sebagai media pendidikan. C. Kata Penutup Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas rahmat-Nya yang telah memberikan kekuatan dan petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi” setelah melalui proses panjang yang melelahkan dan penuh rintangan. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Baginda Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Penulis menyadari bahwasanya sebagai manusia yang selalu dihinggapi kekhilafan dan kesalahan, maka dalam penulisan skripsi ini asih jauh dari
175
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Perjalanan panjang penulisan skripsi ini juga menyadarkan betapa kecil dan terbatasnya kekuatan berfikir, kemampuan dan kesempatan yang dimiliki. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam, serta dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi refrensi perseorangan atau lembaga Islam, untuk berjuang demi tercapainya pendidikan Islam, khususnya bagi pengembangan keilmuan pendidikan Islam dikemudian hari. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala dorongan, bantuan, dukungan, semangat serta keyakinan yang telah diberikan oleh berbagai pihak kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Amin.
Purwokerto, 9 Juni 2015 Penulis
Laelatus Safitri NIM. 1123301122
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M. Yatimin. 2007. Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Quran. Jakarta: AMZAH. Adisusilo, Sutarjo. 2014. Pembelajaran Nilai Karakter (Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif). Jakarta: Rajawali Pers. Ahmadi, Abu dan Noor Salimi. 2008. Dasar-dasar Pendidikan Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara. Alim, Muhammad. 2011. Pendidikan Agama Islam (Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim). Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Al-Rasyidin dan Samsul Nizar. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Ciputat: Ciputat Press. Arifin, M. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara. As Sadr, Sayyid Mahdi. 2005. Mengobati Penyakit Hati, Meningkatkan Kualitas Diri. Jakarta: Pustaka Zahra. Aziz, Abdul Majid Abdul. 2008. Mendidik dengan Cerita. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Budianta, Melani dkk. 2008. Membaca Sastra (Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi). Magelang: Indonesia Tera. Daradjat, Zakiyah, dkk.. 1984. Dasar-dasar Agama Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Daradjat, Zakiyah. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Agama RI. 1990. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Saudi Arabia: Mujamma’ Al Malik Fahd li Thiba’at Al Mushaf As Syarif Madinah Munawwarah. Fuadi, A. Negeri 5 Menara. 2013. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. ______. Ranah 3 Warna. 2012. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. ______. Rantau 1 Muara. 2014. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hidayah, Afifah Nur. 2008. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Lagu Anak-anak Ciptaan AT Mahmud. Skripsi. Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Purwokerto. Huda, Miftahul. 2009. Idealitas Pendidikan Anak (Tafsir Tematik QS. Luqman), Malang: UIN Malang Press.
Ilyas, Yunahar. 1998. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: LPPI. ___________. 2000. Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: LPPI. Kurniawan, Heru. 2009. Sastra Anak (dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi, Semiotika, hingga Penulisan Kreatif). Yogyakarta: Graha Ilmu. ___________. 2012. Teori, Metode, dan Aplikasi Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu. Lasmini. 2014. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Skripsi. Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Purwokerto. Mansur. 2001. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda Karya. Multahim, dkk. 2007. Pendidikan Agama Islam (Penuntun Akhlak). Yogyakarta: Yudhistira. Munadi, Yuhdi. 2012. Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: Gaung Persada. Muriah, Siti. 2000. Metodologi Dakwah Kontemporer. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Muttaqin , Zainal dan Ghazali Mukri. 2012. Do’a dan Dzikir Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Priyatni, Endah Tri. 2012. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta: Bumi Aksara. Quthb, Muhammad. 1993. Sistem Pendidikan Islam. Bandung: PT Al-Ma’arif. Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme hingga Postrukturalisme Wacana Naratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam (Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat). Yogyakarta: LkiS. Sadiman, Arief S. dkk. 2009. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan Dan Pemanfaatannya). Jakarta: Rajawali Press.
Salim, Moh. Hailami dan Syamsul Kurniawan. 2012. Studi Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Siswanto, Wahyudi. 2010. Membentuk Kecerdasan Spiritual Anak. Jakarta: Amzah. Soliah. 2013. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Album XII Renungan dalam Nada karya Rhoma Irama. Skripsi. Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Purwokerto. Somad, Adi Abdul. 2008. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia (untuk kelas XII SMA/MA Program Bahasa). Surabaya: JP Books. Subur. 2014. Model Pembelajaran Nilai Moral Berbasis Kisah. Purwokerto: STAIN Press. Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tholkhah, Imam dan Ahmad Barizi. 2004. Membuka Jendela Pendidikan (Mengurai Akar Tradisi dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam Untuk SMA Kelas XI. (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional. Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Fuadi, diakses pada 04 April 2015. Zuhri, Damanhuri, “Negeri 5 Menara Jadi Bahan Kuliah di Universitas California, Amerika Serikat,” http://www.republika.co.id/berita, diakses pada 05 Desember 2014.
Lampiran 1. Tabel Identifikasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi 1. Novel Negeri 5 Menara Bentuk Data No
Data
hlm. Ucapan tokoh
1.
2.
3.
“Beberapa orang tua menyekolahkan anak ke sekolah agama karena tidak punya cukup uang. Ongkos masuk madrasah lebih murah....” “...Tapi lebih banyak lagi yang mengirim anak ke sekolah agama karena nilai anak-anak mereka tidak cukup untuk masuk SMP atau SMA...” “Akibatnya, madrasah menjadi tempat murid warga kelas dua, sisasisa... coba waang bayangkan bagaimana kualitas para buya, ustad dan dai tamatan madrasah kita nanti. Bagaimana mereka akan bisa memimpin umat yang semakin pandai dan kritis? Bagaimana nasib umat Islam nanti?”
Tindakan tokoh
Paparan naratif
Nilai-nilai pendidikan Islam Akidah
Ibadah
Indikator
Akhlak
7
x
x
“Menjadi pemimpin agama lebih mulia daripada menjadi insiyur, Nak.” “Amak ingin memberikan anak yang terbaik untuk kepentingan agama. Ini tugas mulia untuk akhirat.”
9
x
x
“Baik-baik di rantau orang, Nak. Amak percaya ini perjalanan untuk membela agama. Belajar ilmu agama sama dengan berjihad di jalan Allah.”
14
x
x
Akhlak terhadap Keluarga (Membina dan Mendidik Keluarga)
Akhlak terhadap Keluarga (Membina dan Mendidik Keluarga)
Akhlak terhadap
Keluarga (Membina dan Mendidik Keluarga)
4.
5.
6.
“Assalamualaikum Pak. Saya Ismail siswa kelas enam PM atau Pondok Madani. Bapak mau mengantar anak sekolah ke Madani?” ayah mengangguk. “Baik Pak, tolong ikuti saya...” dengan sigap dia mengangkat tas dan kardus kami lalu mengikatnya di atas bus biru PM Transport. Sejenak kemudian kami telah menembus perkampungan dan persawahan yang menghijau, disupiri oleh Ismail. “Bapak, Ibu dan tamu pondok yang berbahagia. Selamat datang di Pondok Madani. Hari ini saya akan menemani Anda semua untuk keliling melihat berbagai sudut pondok yang seluas lima belas hektar ini. Jangan takut, kita tidak akan mengelilingi semua, hanya yang penting-penting saja. Kira-kira butuh waktu satu jam. Siapa yang tertarik ikut tur, silakan berkumpul lagi di sini setengah jam lagi. Kamar menginap anda sudah kami atur sesuai dengan nomor urut kedatangan. Semoga Anda menikmati kunjungan ini dan kami bisa melayani dengan sebaik-baiknya.”
“Anak-anakku. Mulai hari ini, bulatkanlah niat di hati kalian. Niatkan menuntut ilmu hanya karena Allah, lillahi taala. Mau
2526
x
x
3031
x
x
Akhlak terhadap Masyarakat (Bertamu dan Menerima tamu)
Akhlak terhadap Masyarakat (Bertamu dan Menerima tamu)
membulatkan niat kalian??” Lalu sejenak dia memandu kami menundukkan wajah dan memantapkan niat bersih untuk menuntut ilmu. Allahumma zidna ilman war zuqna fahman... Tuhan tambahkan ilmu kami dan anugerahkan pemahaman... Kiai Rais kembali melanjutkan pidato. “Menuntut ilmu di PM bukan buat gagah-gagahan dan bukan biar bisa bahasa asing. Tapi menuntut ilmu karena Tuhan semata. Karena itulah kalian tidak akan kami beri ijazah, tidak akan kami beri ikan, tapi akan mendapat ilmu dan kail. Kami, para ustad, ikhlas mendidik kalian dan kalian ikhlaskan pula niat untuk mau dididik.”
7.
“Beruntunglah kalian sebagai penuntut ilmu karena Tuhan memudahkan jalan kalian ke surga, malaikat membentangkan sayap buat kalian, bahkan penghuni langit dan bumi sampai ikan paus di lautan memintakan ampun bagi orang yang berilmu. Reguklah ilmu di sini dengan membuka pikiran, mata dan hati kalian.”
8.
“Sebelum kita tutup acara malam hari ini, mari kita berdoa untuk misi hidup kita, yaitu rahmatan lil alamin, membawa keberkatan buat dunia dan akhirat.” Ucap kiai Rais sambil memimpin sebuah doa.
9.
“Man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Jangan risaukan penderitaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang akan terjadi di depan. Karena yang kita tuju bukan sekarang, tapi ada yang lebih besar dan prinsipil, yaitu menjadi manusia yang telah menemukan misinya dalam hidup,” “Misi yang dimaksud adalah ketika kalian melakukan sesuatu hal
50
x
x
Menuntut Ilmu
5051
x
x
Menuntut ilmu
52
x
x
Berdoa
106108
x
x
x
Akhlak terhadap Manusia (diri sendiri: Istiqamah)
positif dengan kualitas sangat tinggi dan di saat yang sama menikmati prosesnya. Bila kalian merasakan sangat baik melakukan suatu hal dengan usaha yang minimum, mungkin itu misi hidup yang diberikan Tuhan. Carilah misi kalian masing-masing. Mungkin misi kalian adalah belajar Al-Quran, mungkin menjadi orator, mungkin membaca puisi, mungkin menulis, mungkin apa saja. Temukan dan semoga kalian menjadi orang yang berbahagia.” “Resep lainnya adalah tidak pernah mengizinkan diri kalian dipengaruhi oleh unsur di luar diri kalian. Oleh siapa pun, apap pun, dan suasana bagaimana pun. Artinya jangan mau sedih, marah, kecewa, dan takut karena ada faktor luar. Kalianlah yang berkuasa terhadap diri kalian sendiri, jangan serahkan kekuasaan kepada orang lain. Orang boleh mendorong senapan, tapi kalian punya pilihan, untuk takut atau tetap tegar. Kalian punya pilihan di lapisan diri kalian paling dalam, dan itu tidak ada hubungannya dengan pengaruh luar...” “Jangan biarkan bagian keamanan menghancurkan mental terdalam kalian. Jangan biarkan diri kalian kesal dan marah, hanya merugi dan menghabiskan energi. Hadapi dengan lapang dada, dan belajar darinya. Bahkan kalian bisa tertawa karena ini hanya gangguan sementara.” “jadi pilihlah suasana hati kalian, dalam situasi paling kacau sekalipun. Karena kalian master dan penguasa hati kalian. Dan hati yang selalu bisa dikuasai pemiliknya, adalah hati orang sukses.”
10.
“Bacalah Al-Quran dan hadits dengan mata hati kalian. Resapi dan lihatlah mereka secara menyeluruh, saling berkaitan menjadi pelita bagi kehidupan kita.”
113
x
x
Iman kepada Kitab
11.
12.
13.
“Apakah kawan-kawan yang main dan berkelahi tadi orang Islam?” tanya Amak lembut. Aku mengangguk sambil memajukan bibirku, merengut. “Apa perintah Nabi kita kepada sesama muslim?” “Memberi salam.” “Yang lain?” “Tersenyum.” “Yang lain?” “Bersaudara.” “Nah, bersaudara itu berteman, tidak berkelahi, saling menyayangi. Itu perintah Nabi kita. Mau ikut Nabi?” “Mau.” “Jadi harus bagaimana ke kawan-kawan?” kali ini Amak bertanya sambil tersenyum damai. “Bersaudara dan tidak berkelahi.” “Itu baru anak Amak dan umat Nabi Muhammad.” Katanya sambil merengkuh kepalaku dan menyuruh mandi.
Akhlak terhadap Masyarakat, Ukhuwah. 137138
x
x
“Kita di sini adalah pendidik dan ini tidak mendidik. Ke mana muka kita disembunyikan dari Allah yang Maha Melihat. Ambo tidak mau bersekongkol dalam ketidakjujuran ini.”
“Bang, ambo ingin berlaku adil, dan keadilan harus dimulai dari diri sendiri, bahkan dari anak sendiri. Aturannya adalah siapa yang tidak mau praktek menyanyi dapat angka merah.” Kata Amak ketika Ayah bertanya, kok tega memberi angka buruk kepada anak sendiri.
139
x
x
139
x
x
Akhlak terhadap Manusia, Shidiq
Akhlak terhadap
“Tapi ini kan hanya masalah kecil, Cuma pelajaran kesenian,” bela Ayah. “Justru karena ini hal kecil jangan sampai dia meremehkan suatu hal, sekecil apa pun. Semua pilihan hidupnya ada konsekuansi, walau hanya sekedar pelajaran kesenian. Itu juga supaya dia belajar bahwa tidak ada yang diistimewakan. Semuanya harus berdasarkan usaha sendiri,” timpal Amak.
14.
15.
Walau resah harus berbeda dengan kawan-kawannya, dia puas karena berhasil menegakkan kebenaran. Amak pun mengulang sebuah hadits yang cukup masyhur, “Bila kamu melihat kemungkaran, lihatlah dengan tanganmu, kalau tidak mampu, ubahlah dengan kata-kata, kalau tidak mampu juga, dengan hatimu”. Walhasil, berbulan-bulan Amak tidak disapa, dilihat dengan sudut mata, dan dibicarakann di belakang punggung. “Janganlah ananda lihat di bawah selop ibu kalian ada surga, yang ada hanya tanah. Yang harus kalian cari adalah ridho ibu, karena dengan ridhonyalah pintu-pintu surga terbuka buat kalian. Surga yang air sungainya adalah madu dan susu, dan buah-buah aneka warna dan rasa bergelantungan setinggi tangan saja,...” “Apa yang ada di bawah telapak kaki ayah, Angku?” tanyaku polos. Dia terdiam sejenak. Mungkin agak kaget dengan pertanyaan asalasalanku. “Kita disuruh berbakti kepada kedua orangtua, tapi surga memang hanya dekat dengan kaum ibu”. Perihal apa yang ada di bawah telapak kaki ayah tidak dijawab. Begitulah, aku diajarkan untuk selalu berbakti kepada orang tua, dan yang lebih utama adalah ibu. Amak bagiku adalah junjungan dan bos besar. Beliau juga penguasa pintu masuk surga bagiku.
Keluarga, Adil terhadap saudara
140
140141
x
x
x
x
x
x
Akhlak terhadap Manusia, Syaja’ah
Akhlak terhadap Keluarga, Birrul Walidaian
16.
17.
18.
19.
“Tahukah kalian birrul walidain? Artinya berbakti kepada orang tua. Mereka berdua adalah tempat pengabdian penting kalian di dunia. Jangan pernah menyebutkan kata kasar dan menyebabkan mereka berduka. Selama mereka tidak membawa kepada kekafiran, wajib bagi kalian untuk patuh.”
Seorang pernah bertanya urutan orang yang harus dihormati dan dihargai. Rasulullah menjawab, “ibumu”. Dia bertanya ”kemudian siapa?”. Beliau menjawab, “ibumu”. Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?”. Beliau menjawab, “ibumu”, dia bertanya lagi, “kemudian siapa?”. Beliau menjawab, “ayahmu”. “Jadi, ibu punya posisi lebih tinggi lagi dari pada ayah. Karena itu, beruntunglah kalian yang masih punya orangtua, karena pintu pengabdian itu terbuka lebar. Bayangkan bagaimana susahnya dulu kalian dikandung dan dibesarkan sampai seperti sekarang. Bagi yang punya orangtua, pergunakan kesempatan sekarang ini untuk membalas budi, gembirakan mereka, beri kabar mereka, surati mereka,” anjur Kiai Rais kepada kami.
Aku tiba-tiba merasa menjadi seorang egois yang hitam dan sangat berdosa pada Amak. Lebih-lebih lagi aku juga merasa bersalah kepada Allah karena tidak menuruti perintah birrul walidain ini.
Untuk pertama kalinya aku hanyut ketika melagukan syair nakal Abu Nawas bersama sebelum shalat Maghrib. Syair ini kami
141
x
x
Akhlak terhadap Keluarga, Birrul Walidaian
141142
x
x
Akhlak terhadap Keluarga, Birrul Walidaian
142
x
x
Akhlak terhadap Allah, Taubat
lantunkan dengan syahdu, meminta segala ampun hadap segala dosa kami yang bertabur seperti butir pasir ribuan orang bersipongang bagai guruh ke segala arah. naik dengan nada meratap. Efeknya menjalar dalam ke urat hatiku. Aku jiwai dengan sepenuh hati setiap bait-baitnya…
20.
Amak, maafkan ananda ini karena sudah lama tidak memberi kabar berita. Ambo telah banyak membuat Amak sedih akhir-akhir ini. Ambo memang sempat kesal karena tidak boleh masuk SMA. Tapi kini ambo sadar kalau Amak benar. PM adalah sebuah sekolah yang baik dan banyak yang ambo bisa dipelajari di sini. Tadi sore, Kiai Rais memberi nasihat yang membuat ambo sadar kalau selama beberapa bulan ini ambo tidak bersikap baik kepada Amak. Semoga Amak bersedia memaafkan kesalahan-kesalahan ambo supaya hati ambo tenang. Sekolah ambo berjalan lancar walau terasa berat. Selain masuk kelas, sangat banyak kegiatan yang harus kami jalani seperti pramuka, latihan pidato, lari pagi dan lainnya. Kata Kiai Rais, apa yang kami lihat, kami dengar, kami rasakan, kami baca, adalah pendidikan. Kawan-kawan di kelas dan di kamar datang dari berbagai daerah di Indonesia. Sudah diatur supaya tidak ada orang satu daerah tinggal di satu kamar. Juga anggota kamar akan diacak set iap 6 bulan sehingga kami makin banyak teman. Jadwal harian kami luar biasa ketat dan penuh disiplin. Hukuman langsung ditegakkan bagi yang melanggar aturan. Ambo pernah kena, dijewer berantai di depan orang ramai karena terlambat 5 menit. Kalau Amak jadi anak laki-laki, pasti cocok sekolah di PM ini....
142143
144145
x
x
x
Akhlak terhadap Allah, Taubat
x
Akhlak terhadap Keluarga, Birrul Walidaian
21.
22.
23.
24.
Setiap bait aku lantunkan dengan sepenuh hati, mohon ampun kepada Tuhan dan mohon ampun kepada Amak. Dadaku terasa lu ruh dan plong. Rasanya pengaduanku didengar olehNya. Pengaduan pendosa yang tidak ada tempat lain untuk mengadu selain kepadaNya.
Berbekal dua kepala Pak Harto sebagai prangko di amplopnya, aku kirim surat pertamaku kepada Amak. Semoga dengan surat ini, Amak terhibur dan aku termasuk bagian orang yang beruntung mendapat ridha dan doa dari ibu. Seperti kata Angku Datuak Rajo Basa dulu, surga itu dekat, sangat dekat, dia di bawah kaki ibu. Sejak itulah aku teratur menulis surat ke Amak. Satu sampai dua kali sebulan. “Eh Baso, anta kan hapal banyak hadits. Nah, ingat gak hadits yang bilang bahwa Nabi itu ingin umatnya sehat dan kuat. Makanya dianjurkan kita bisa berbagai keterampilan fisik, mulai dari memanah, berkuda dan berenang. Itu artinya olah raga, Nabi saja olahraga, masak Kiai Rais tidak. Apalagi kamu…,” katanya menyorongkan telunjuknya ke muka Baso sampai Baso terlonjak kaget menghindari telunjuk Said yang hampir mengenai hidungnya. Baso tampak berpikir keras sebelum akhirnya setuju untuk ikut ke lapangan besok. Wejangan Kiai Rais terasa dekat, “Jangan berharap dunia yang berubah, tapi diri kita lah yang harus berubah. Ingat anak-anakku, Allah berfirman, Dia tidak akan mengubah nasib sebuah kaum, sampai kaum itu sendirilah yang melakukan perubahan. Kalau kalian mau sesuatu dan ingin menjadi sesuatu, jangan hanya
144
x
x
148
x
x
167
x
158
x
Akhlak terhadap Allah, Taubat
Akhlak terhadap Keluarga, Birrul Walidaian
Iman kepada Rasul
x
x
Dakwah
bermimpi dan berdoa, tapi berbuatlah, berubahlah, lakukan saat ini. Sekarang juga!”
25.
26.
27.
“Anak-anakku, ilmu bagai nur, sinar. Dan sinar tidak bisa datang dan ada di tempat yang gelap. Karena itu, bersihkan hati dan kepalamu, supaya sinar itu bisa datang, menyentuh, dan menerangi kalbu kalian semua,” Kiai Rais memulai wejangannya dengan lemah lembut. Beliau menegaskan keutamaan menuntut ilmu, bahkan sampai disebutkan siapa yang menuntut ilmu dengan niat yang ikhlas, dia mendapat kehormatan sebagai mujahid, pejuang Allah. Bahkan kalau mati dalam proses mencari ilmu, dia akan diganjar dengan gelar syahid, dan berhak mendapat derajat premium di akhirat nanti. Tidak main-main, Rasulullah sendiri yang mengatakan agar kita menuntut ilmu dari orok sampai menjelang jatah umur kita expired. Uthlubul ilma minal mahdi ila lahdi. Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat. “Kerahkan semua kemampuan kalian belajar! Berikan yang terbaik! Baru setelah usaha disempurnakan berdoalah dan bertawakal lah. Tugas kita hanya sampai usaha dan doa, serahkan kepada Tuhan selebihnya, ikhlaskan keputusan kepadaNya, sehingga kita tak pernah stres dalam hidup ini. Stres hanya bagi orang yang belum berusaha dan tawakal. Ma’annajah, good luck.” Intonasi lembutnya berubah menjadi berkobar-kobar. Kiai Rais telah menyetrum 3000 murid kesayangannya. Kami bertepuk tangan dengan gempita.
Maka, di diari terpercayaku, aku tuliskan rencana konkrit untuk mengatasi masalah ujian ini. Yang pertama, aku ingin meningkatkan doa dan ibadah. Salah satu hikmah ujian bagiku ternyata menjadi
190
x
190
X
194195
x
Menuntut Ilmu
x
x
x
x
Akhlak terhadap Allah, Tawakal
Berdoa
lebih mendekat padaNya. Bukankah Tuhan telah berjanji kalau kita meminta kepadaNya, maka akan dikabulkan?
28.
29.
30.
Aku akan menerapkan praktik berprasangka baik bahwa doaku akan dikabulkan. Tapi berdoa saja rasanya kurang cukup. Aku mencanangkan untuk menambah ibadah dengan shalat sunat Tahajud setiap jam 2 pagi. Di papan pengumuman asrama telah tertulis, “Daftarkan diri kalau ingin dibangunkan shalat Tahajud malam ini”. Aku langsung mendaftar untuk dua minggu ke depan.
195
“Ya Allah, hamba datang mengadu kepadaMu dengan hati rusuh dan berharap. Ujian pelajaran Muthala’ah tinggal besok, tapi aku belum siap dan belum hapal pelajaran. HambaMu ini datang meminta kelapangan pikiran dan kemudahan untuk mendapat ilmu dan bisa menghapal dan lulus ujian dengan baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar terhadap doa hamba yang kesulitan. Amiiinnn.”
197
Aku membentang sajadah dan melakukan shalat Tahajud. Di akhir rakaat, aku benamkan ke sajadah sebuah sujud yang panjang dan dalam. Aku coba memusatkan perhatian kepada Nya dan menghilang selain-Nya. Pelan-pelan aku merasa badanku semakin mengecil dan mengecil dan mengkerut hanya menjadi setitik debu yang melayang-layang di semesta luas yang dicipt akanNya. Betapa kecil dan tidak berartinya diriku, dan betapa luas kekuasaanNya. Dengan segala kerendahan hati, aku bisikkan doaku.
197
x
x
x
x
Shalat
x
Berdoa
x
Shalat
31.
32.
33.
34.
Alhamdulillah, selesai tahajud badanku terasa lebih enteng dan segar. Aku siap sahirul lail, belajar keras dini hari sampai subuh. Dengan setumpuk buku di tangan, sarung melilit leher dan sebuah sajadah, aku bergabung dengan para pelajar malam lainnya di teras asrama...
197
x
x
Shalat
Sebuah doa aku kumandangkan lamat-lamat sebelum membuka buku pelajaran muthalaah. “Allahumma iftah alaina hikmatan….” Tuhan, mohon bukakanlah pintu hikmah dan ilmuMu buatku. Rabbi zidni ilman warzuqni fahman. Tuhanku tambahkanlah ilmuku dan berkahilah aku dengan pemahaman.
198
x
x
Berdoa
Dengan lega aku angkat buku itu dan benamkan di wajahku sambil berdoa, “Ya Allah telah aku sempurnakan semua usahaku dan doaku kepadaMu. Sekarang semuanya aku serahkan kepadamu. Aku tawakal dan ikhlas. Mudahkanlah ujianku besok. Amin.”
199220
x
x
Berdoa
205
x
Minggu ini aku juga menerima surat dari Pak Etek Gindo. Dia sangat senang aku ternyata mengikuti sarannya masuk PM. Di dalam amplop suratnya aku menemukan lipatan kertas karbon hitam. Di dalam lipatan ini lembar dolar Amerika pecahan 20 dolar. “Terimalah sedikit hadiah masuk PM. Sengaja diselubungi kertas karbon hitam supaya tidak diganggu tikus-tikus pos. Dolar ini bisa ditukar ke rupiah di bank besar terdekat,” tulisnya. Aku melakukan sujud syukur setelah menerima hadiah tidak terduga ini. Ini mungkin yang dimaksud Ustad Faris, Tuhan itu bisa mendatangkan rezeki kepada manusia dari jalan yang tidak pernah kita sangkasangka.
x
Akhlak terhadap Keluarga, Silaturahim dengan Karib Kerabat
35.
36.
37.
Ustad Faris dalam kelas Al-Quran selalu mengingatkan bahwa Allah itu dekat dan Maha Mendengar. Dia bahkan lebih dekat dari urat leher kami. Dia pasti tahu apa yang kami pikirkan dan mimpikan. Semoga Tuhan berkenan mengabulkan mimpi-mimpi kami. Siapa tahu, senda gurau kami di bawah menara, mencoba melukis langit dengan imajinasi kami untuk menjelajah dunia dan mencicipi khazanah ilmu, akan didengar dan dengan ajaib diperlakukan Allah kelak.
211
“Silakan gunakan liburan untuk berjalan, melihat alam dan masyarakat di sekitar kalian. Di mana pun dan kapan pun, kalian adalah murid PM. Sampaikanlah kebaikan dan nasihat walau satu ayat,” begitu pesan Kiai Rais di acara melepas libur minggu lalu. 219 Kesempatan seperti yang disampaikan Atang adalah kesempatan kami untuk mempraktikkan apa yang telah kami pelajari di luar PM, menjalankan amanah Kiai Rais dan melaksanakan ajaran Nabi Muhammad, Ballighul anni walau aayah. Sampaikanlah sesuatu dariku, walau hanya sepotong ayat. “Syukran ya ikhwani lihudurikum…Pokoknya kalian tidak akan rugi main ke sini dulu,” katanya membantu mengangkat koperku. Dia memasukkan koper-koper kami ke Suzuki Hijet biru dan menyetir sendiri ke rumahnya, di daerah Ampel. Keluarga besar Said menyambut kami dengan tidak kalah meriah. Bapaknya, kami panggil Abi. Seorang laki-laki paruh baya yang tegap dan berambut putih. Dia memakai baju putih terusan seperti piyama dan jari tangannya terus memetik tasbih yang dibawa ke mana-mana. Abi menepuk-nepuk bahu kami, seakan-akan bertemu
223
x
x
x
x
x
Iman kepada Allah
x
Dakwah
x
x
Akhlak terhadap Masyarakat, Bertamu dan Menerima tamu
kawan lama. “Tafadhal. Silakan. Anggap rumah sendiri ya,” katanya dengan logat jawa timuran yang kental.
38.
39.
40.
41.
“...Semua waktu, pikiran, dan tenaga saya, saya serahkan hanya untuk PM. Tidak ada kepentingan pribadi, tidak ada harapan untuk dapat imbalan dunia, tidak gaji, tidak rumah, tidak segala-galanya. Semuanya ikhlas hanya ibadah dan pengabdian pada Allah.... Bukankah di Al-Quran disebutkan bahwa manusia diciptakan untuk mengabdi?”
253
x
Teman sekamarku berteriak girang, dan mereka segera me-rubung . dengan piring kosong terulur ke arahku. Satu potong rendang buat satu orang. Sudah tradisi kami, siapa pun yang menerima rezeki 270 paket dari rumah, maka dia harus berbagi dengan kami semua sebagai lauk tambahan di dapur umum nanti. Sama rasa sama rata, seperti gaya sosialis.
x
“Anak-anakku semua. Mari kita bersyukur kita telah diberi jalan oleh Tuhan untuk bersama melangkah sampai sejauh ini. Selamat atas naik ke kelas enam. Tujuan akhir kalian tidak jauhlagi. Terminal sudah tampak di ujung sana.” Seperti biasa beliau menyapa kami dengan lemah lembut dan intim.
291
x
“Kami ikhlas mendidik kalian dan kalian ikhlas pula berniat untuk mau dididik.” Inilah kalimat penting pertama yang disampaikan Kiai Rais di hari pertama aku resmi menjadi murid PM tiga tahun silam. Keikhlasan?
295
x
Beramal dengan tulus ikhlas
x
x
x
x
x
Akhlak terhadap Masyarakat, Hubungan baik dengan Masyarakat
Akhlak terhadap Allah, Syukur
Beramal dengan tulus ikhlas
Waktu itu, aku tidak terlalu mafhum makna dibalik itu. Bahkan aku curiga, kalau ini hanya bagian dari lip service saja.
42.
43.
44.
Tapi kini, setelah tiga tahun mendengar kata keikhlasan berulangulang, aku mulai mengerti. Wawancaraku dengan Ustad Khalid dulu tentang konsep mewakafkan diri membuka hijab pikiranku. Aku kini melihat keikhlasan adalah perjanjian tidak tertulis antara guru dan murid. Keikhlasan bagai kabel listrik yang menghubungkan guru dan murid. Dengan kabel ini, ilmu lancar mengucur. Sementara aliran pahala yang melingkupi para guru yang budiman dan nikmatnya hanya demi memberi kebaikan kepada alam raya, seperti yang diamanatkan Tuhan. Hubungan tanpa motivasi, karena yakin Tuhan Sang Maha Pembalas terhadap pengkhidmatan ini. Keikhlasan ialah sebuah pakta suci. “Alif, syukur ALHAMDULLILLAH, aku telah DITERIMA di TEKNIK MESIN ITB, persis seperti yang aku harapkan. Sekolahnya Bung Karno dan Pak Habibie….” Aku hentikan membaca sampai di situ. Aku lipat surat ini. Lalu aku panjatkan syukur kepada Allah atas karuniaNya ini kepada Randai. Sebagai kawan, aku senang kawanku mimpinya jadi kenyataan. Tapi jantungku berdenyut keras.
Di depan kaca, aku temukan wajahku sendiri yang terjerat antara bangga dan grogi. Aku pandang mataku sendiri, dan lamat-lamat aku lafalkan nasihat Kiai Rais suatu kali: “Jangan pernah takut dan tunduk kepada siapa pun. Takutlah hanya kepada Allah. Karena yang membatasi kita atas dan bawah hanyalah tanah dan langit.”
295
x
311
x
318
x
Beramal dengan tulus ikhlas
x
x
x
akhlak terhadap Allah, Syukur
x
x
Akhlak terhadap Allah, Khauf
45.
46.
47.
“Alhamdulillah, aku masih punya seorang nenek yang menampungku. Dia punya warung nasi kecil di halaman rumah dan hanya cukup untuk makan sehari-hari. Dengan kondisi itu, aku bahkan tidak berani membayangkan sekolah lebih tinggi dari SMP, apalagi bisa berlayar jauh ke Jawa untuk sekolah. Kalau aku sekarang bisa di PM ini karena dibantu oleh Pak Latimbang, seorang nelayan tetangga kami yang menyisihkan beberapa sebagian tangkapannya untuk membantu kami. Karena itulah aku belajar keras tanpa istirahat, karena aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini…” “Yang sekarang merisaukan hatiku, keluarga satu-satuku nenekku sendiri, yang aku anggap seperti bapak dan ibuku, sekarang sedang sakit tua. Dia tidak punya anak lagi, orang terdekatnya adakah aku. Dia tidak bisa lagi berjualan dan hanya beristirahat di dalam rumah. Makannya saja diurus oleh keluarga Pak Latimbang. Mungkin sudah saatnya aku membalas jasanya..,.” “Kalian tahu aku sudah habis-habisan mencoba menghapal AlQuran. Sudah selama ini, aku baru hapal 10 juz, atau sekitar 2000 ayat. Aku ingin semuanya, lebih dari 6000 ayat. Tahukah kalian, ada sebuah hadits yang mengajarkan bahwa kalau seorang anak menghapal Al-Quran, maka kedua orangtuanya akan mendapat jubah kemuliaan di akhirat nanti. Keselamatan akhirat buat kedua orangtuaku…” Dia berhenti. Kilau tadi akhirnya luruh. Menyisakan jejak basah di pipinya.
361
362
362
x
x
x
x
x
x
Akhlak terhadap Masyarakat, Hubungan baik dengan Tetangga
Akhlak terhadap Keluarga, Birrul Walidaian
Akhlak terhadap Keluarga, Birrul Walidaian
48.
49.
“Hanya hapalan… hanya hapalan Quran inilah yang bisa aku berikan untuk membalas kebaikan mereka kepadaku. Aku ingin 362 mereka punya jubah kemuliaan di depan Allah nanti,” katanya sambil mematut-matut foto itu, seakan baru pertama kali melihatnya. “Ini baktiku kepada nenek yang masih hidup. Siapa tahu kepulanganku bisa menjadi obat nenekku. Sedangkan hapalan AlQuran adalah hadiah buat almarhum bapak dan ibuku, yang hanya aku kenal lewat foto saja.”
x
365
x
50.
Baso menggeleng pendek. “Aku sudah membuat keputusan. Bahkan 366 aku sudah shalat Istikharah untuk meminta keputusan terbaik dari Allah. Hatiku sudah mantap.
x
51.
“….Amak tidak pernah lupa ketika ananda mencium tangan Amak sebelum berangkat masuk sekolah agama di Jawa tiga tahun lalu. Tidak terkatakan bahagianya hati Amak. Inilah cita-cita Amak sejak ananda masih sebulan dalam kandungan Amak. Waktu itu Amak berniat, kalau Amak diberi anak laki-laki, Amak akan mendidiknya menjadi seorang pemimpin agama. Melakukan amar ma’ruf nahi mungkar, mengajak orang kepada kebaikan dan meninggalkan kemungkaran. Amak bermimpi ananda nanti akan bisa menerangi jalan umat Islam, seperti yang telah dilakukan Buya Hamka. Amak sedih melihat kualitas pemimpin agama kita menurun. Amak ingin memberikan anak yang terbaik untuk kepentingan agama. Ini tugas mulia untuk akhirat. Sejak itu, tidak lepas-lepasnya doa Amak kirimkan untuk kesuksesan ananda belajar di Jawa...”
371
x
x
Akhlak terhadap Keluarga, Birrul Walidaian
x
Akhlak terhadap Keluarga, Birrul Walidaian
x
x
Shalat
x
Akhlak terhadap Keluarga, Birrul Walidaian
52.
53.
54.
“Seperti kata Kiai Rais, mari kita kerahkan semua kemampuan kita. Setelah itu kita bertawakal.” “Kita perbanyak juga ibadah, karena ilmu yang sedang kita pelajari itu kan nur. Cahaya. Dan nur hanya bisa ada di tempat yang bersih dan terang,” timpal Dulmajid. “Aku sedang berpikir-pikir. Semakin lama di PM, aku semakin sadar bahwa inti hidup itu adalah kombinasi niat ikhlas, kerja keras, 382 doa dan tawakal Ingat kan kata Kiai Rais, ikhlaskan semuanya, sehingga tidak ada kepentingan apa-apa selain ibadah. Kalau tidak ada kepentingan, kan seharusnya kita tidak tegang dan kaget,” katanya mulai dengan gaya dewasanya. Umurnya memang sudah 23 tahun. Walau sok bergaya dewasa, sebetulnya aku selalu berusaha mendengar Said. Aku menganggap dengan usia 4 tahun lebih tua, dia lebih dewasa dan aku pantas belajar kepadanya. “Persis. Kita perlu bertekad belajar lebih banyak dari orang kebanyakan. Kalau umumnya orang belajar pagi, siang dan malam, maka aku akan menambah dengan bangun lagi dini hari untuk mengurangi ketinggalan dan menutupi kelemahanku dalam hapalan. Di atas semua itu, ketika semua usaha telah kita sempurnakan, kita berdoa dengan khusyuk kepada Allah. Dan hanya setelah usaha dan doa inilah kita bertawakal, menyerahkan semuanya kepada Allah,” tandas Said. “Dengan ini kami sempurnakan amanah orangtua kalian untuk mendidik kalian dengan sebaik-baiknya. Berkaryalah di masyarakat dengan sebaik-baiknya. Ingat, di kening kalian sekarang ada stempel PM. Junjunglah stempel ini. Jadilah rahmat bagi alam
x
x
Akhlak terhadap Allah, Tawakal
x Akhlak terhadap Allah: Tawakal
x
396
x
Akhlak terhadap Manusia, Amanah
semesta. Carilah jalan ilmu dan jalan amal ke setiap sudut dunia. Ingatlah nasihat Imam Syafii: Orang yang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang. Selamat jalan anak-anakku,” ucap Kiai Rais dalam nasihat terakhirnya. Sepasang matanya berpendar menatap kami. Juga berkaca-kaca. Suasana begitu hening dan syahdu.
x
2. Novel Ranah 3 Warna Bentuk Data No
Data
hlm. Ucapan tokoh
1.
2.
3.
Namaku tercetak jelas di sana. Telunjukku yang gemetar aku geser ke kanan lagi. Dan tercetaklah di sana nomer kode untuk Jurusan Hubungan International Universitas Padjadjaran Bandung. Alhamdulillah ya Tuhan. Aku sujud syukur untuk keajaiban ini. Keajaiban usaha dan tekad keras. Walau bukan Teknik Penerbangan ITB, seperti impian awalku, jurusan Hubungan Internasional adalah sebuah rezeki besar bagi diriku. Beralasan koran pengumuman, aku sujud syukur untuk keajaiban ini. Keajaiban tekad dan usaha, keajaiban restu orang tua, keajaiban doa. Di sebelahku, ayah juga sujud lama sekali. Beberapa orang yang lewat di jalan terheran-heran melihat kami berdua menungging di pinggir jalan. “Alif, bagiku belajar adalah segalanya. Ini perintah Tuhan, perintah Rasul, perintah kemanusiaan. Bayangkan, kata pertama wahyu yang diterima Rasulullah itu adalah iqra. Bacalah. Itu artinya juga belajar. Makanya, aku akan terus mempraktikkan ajaran Rasul itu, bahwa kita perlu belajar dari buaian sampai liang lahat...” Baso menulis...“Aku akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa hidup itu masalah penyerahan diri. Kalau aku sudah bingung dan terlalu capek menghadapi segala tekanan hidup, aku praktikkan
Nilai-nilai pendidikan Islam
30
34
Tindakan tokoh
x
x
Paparan naratif
Akidah
Ibadah
x
Akhlak
x
x
Indikator
Akhlak terhadap Allah, Syukur
Menuntut Ilmu
Akhlak
nasihat Kiai Rais, yaitu siapa saja yang mewakilkan urusannya kepada Tuhan, maka Dia akan „mencukupkan‟ semua kebutuhan kita. „Cukup‟ kawanku. Itu yang harusnya kita cari. Apa artinya banyak harta tapi tidak pernah merasa cukup? Itulah janji Tuhan buat orang yang tawakal. Aku ingin tawakal sempurna. Aku ingin dicukupkanNya segala kebutuhan.”
4.
5.
6.
7.
Isi ranselku hanya empat helai baju, dua helai celana panjang berbahan tetoron, dan satu plastik rendah yang khusus dimasak amak untukku. Di dalam dompetku ada beberapa helai puluhan ribu hasil berhemat jajan, bekal dari Ayah dan Amak, serta hadiah dari kakek dan nenekku. Semua milikku kecil dan sederhana, kecuali hati dan kepercayaan diri yang menggelembung sebesar gajah.
3536
x
41
x
x
x
terhadap Allah, Tawakal
Akhlak terhadap diri sendiri, Qana’ah
“Nak, sudah wa’ang patuhi perintah Amak untuk sekolah agama, kini pergilah menuntut ilmu sesuai kenginanmu. Niatkanlah untuk ibadah, insya Allah selalu dimudahkanNya. Setiap bersimpuh setelah salat, Amak selalu berdoa untuk wa’ang.” Kata Amak.
41
x
x
Menuntut Ilmu
“Anak-anakku, sungguh doa itu didengar Tuhan, tapi Dia berhak mengabulkan dalam berbagai bentuk. Bisa dalam bentuk yang kita minta, bisa ditunda, atau diganti dengan yang lebih cocok buat kita.”
46
x
x
Berdoa
x
Dakwah
Aku juga meluangkan waktu 2 jam seminggu untuk mengajar Bahasa Arab di Masjid Salman ITB. Tentu saja gratis. Ini caraku mengabdikan ilmu yang aku dapat di Pondok Madani kepada
6465
x
masyarakat. Nasihat Kiai Rais berdengung-dengung di kepalaku, “jadilah seperti Nabi, khairunnas anfauhum linnas, sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang memberi manfaat bagi orang lain.”
8.
9.
...Ada gejolak panas di hatiku. Kenapa kasar betul? Masa setiap lembar tulisanku buruk?... Tapi hatiku mencoba menenangkan perasaanku yang panas. Mungkin ini bagian dari perjuangan menuntut ilmu. Bukankah Imam Syafi‟i pernah menasihati bahwa menuntut ilmu itu perlu banyak hal, termasuk tamak dengan ilmu, waktu ynag panjang, dan menghormati guru. Kalau dia guruku, aku harus hormat padanya dan bersabar menuntut ilmu darinya. Peduli amat, banyak kok guru yang lain. Hatiku lalu bertanya: “Apa sih niatmu? Kalau ikhlas untuk belajar, ya ikhlaskan niatmu diajar dia.”
Angku Imam Masjid menggamitku, menyuruh aku sebagai anak laki-laki kandung untuk menjadi imam salat jenazah, memimpin doa, dan ikut memanggul keranda ke kuburan. Berkelebat. Sampai di depan lubang tanah merah itu, aku meloncat ke dalam liang lahat, menengadah ke atas untuk menerima badan Ayah yang putih dibalut kafan. Aku bisa memeluk Ayah terakhir kali sebelum aku baringkan di lubang lahat yang sempit, suram, bau tanah merah, dan gerah. Aku siapkan bantal terakhir buat Ayah dari beberapa kepal tanah liat merah. Dengan takzim, pelan-pelan aku membuka ikatan kafan di bagian kepala. Aku lelapkan pipi Ayah di atas tanah di liang yang gelap dan sempit ini. Badan beliau aku miringkan menghadap ke arah Kiblat. Aku tercenung beberapa saat melihat wajah laki-laki terdekatku ini berkalang tanah. Apa salam perpisahanku? “Ya Allah, ampunilah dia dengan belas kasihMu, maafkanlah dia.”
7576
97
x
x
x
x
Akhlak terhadap diri sendiri, Sabar
Akhlak terhadap Keluarga, Birrul Walidain
10.
11.
Aku cari-cari jalan agar bisa tetap bertahan di Bandung dengan uang bulanan yang semakin menipis. Aku hasut teman-teman kos untuk iuran menggaji Bi Ipah, tetangga kami, untuk memasak makan siang dan malam. Dengan cara ini aku bisa menghemat uang makan. Tinggal sarapan yang harus tetap kami beli sendiri. Dalam rangka pengiritan pula, biasanya aku berebut bangun paling pagi dengan Asto kawan sebelah kamarku yang juga prihatin. Subuh-subuh kami berebut bergegas ke dapur, berharap masih ada sisa nasi kemarin di periuk dan remah-remah ekor tongkol yang masih mengambang di penggorengan. Lumayan, kriyuk-kriyuk, kami bisa merayu perut untuk bertahan sampai makan siang.
102103
x
108
x
x
Akhlak terhadap diri sendiri, Qana’ah
Surat Perjanjian dengan Diri Sendiri “Ya Tuhan yang Maha Menyaksikan, Engkau telah mengatakan tidak akan memberi manusia cobaan di atas kemampuannya. Kalau begitu, semua cobaan ini masih bisa aku hadapi. Engkau tidak akan mengubah nasib kaum sebelum kaum itu mengubah nasibnya. Karena itu aku ingin mengubah nasibku dengan mencari kerja sekarang juga. Pertama supaya kuliahku tidak putus, kedua supaya aku bisa mengirim uang untuk membantu Amak dan adik-adik.”
x
Iman kepada Allah
Yang berjanji: Alif Fikri Yang pasti menyaksikan di atas sana: Allah.
12.
“...Engkau tidak akan mengubah nasib kaum sebelum kaum itu mengubah nasibnya. Karena itu aku ingin mengubah nasibku
Akhlak
dengan mencari kerja sekarang juga. Pertama supaya kuliahku tidak putus, kedua supaya aku bisa mengirim uang untuk membantu Amak dan adik-adik.”
13.
14.
15.
Randai dan teman-teman satu kos serta bibi Ipah bahu- membahu merawatku. Geng UNO yang sudah pulang dari Yogya berkali-kali datang menjengukku yang hanya terbujur lemas. Kecuali satu kali. Ya, hanya satu kali aku bisa duduk lurus- lurus di kasur, bersandar ke dinding. Itu pun karena terkejut dan malu. Raisa dan kawankawannya datang mengantarkan sekantong jeruk dan berdoa untuk kesehatanku. Dengan segenap kekuatan, aku coba duduk dan tersenyum walau tak berdaya di depan gadis berkilau ini.
Lekas aku membuka sampul surat, dan membaca kalimat awal amak: “Kenapa sudah beberapa lama ini Amak punya perasaan tidak enak? Apakah Ananda sakit? Teguhkanlah hati untuk terus berjuang. Selesaikanlah apa yang Ananda mulai, biar Amak yang memikirkan yang di kampung. Allah bersama kita.... Perbanyaklah zikir dan sabar, maka Tuhan membantu kita.” “Yang namanya dunia itu ada masa senang dan masa kurang senang. Di saat kurang senanglah kalian perlu aktif. Aktif untuk bersabar. Bersabar tidak pasif, tapi aktif bertahan, aktif menahan cobaan, aktif mencari solusi. Aktif menjadi yang terbaik. Aktif untuk tidak menyerah pada keadaan. Kalian punya pilihan untuk tidak menjadi pesakitan. Sabar adalah punggung bukit terakhir sebelum sampai tujuan. Setelah ada di titik terbawah, ruang kosong
108
x
x
126
x
x
130
x
131
x
terhadap Keluarga, Birrul Walidain
Akhlak terhadap Masyarakat, Ukhuwah
Dzikrullah
x
x
Akhlak terhadap diri sendiri, Sabar
hanyalah ke atas. Untuk lebih baik. Bersabar untuk menjadi lebih baik. Tuhan sudah berjanji bahwa sesungguhnya Dia berjalan bersama orang yang sabar.”
16.
17.
18.
“Coba kalian bayangkan, misalnya Thomas Alfa Edison yang mencipatakan lampu ini kurang sabar, tidak tahulah kita bagaimana dunia ini jadinya. Dia gagal dalam eksperimen membuat lampu sampai ribuan kali. Tapi dia sabar, karena tahu di depan ada jalan. Bila dia sabar dan terus man jadda wajada, tentu lama kelamaan dia akan beruntung. Dia bertahan dan mencoba lagi, dan terciptalah lampu pijar yang menjadi penerang dunia. Kalau dia tidak sabar, kita mungkin masih pakai obor untuk menerangi rumah. Tuhan akan menerangi jalan orang yang sabar....” Begitu jelas nasihat Ustad Salman dulu kepada kami sekelas ketika membahas mantra man shabara zhafira. “Kepada Yth. Ananda Togar... Ananda Togar yang baik, terima kasih telah menjadi seorang guru dan kakak yang baik. Meski kita belum pernah bertatap muka, anak saya telah bercerita tentang kebaikan hati Ananda mengajari dia menulis. Kepada Ananda, saya titipkan Alif selama dia hidup di rantau. Semoga tidak ada keberatan di hati Ananda. Jauh di lubuk hati, saya tahu telah meminta kepada tangan yang tepat.” ...“Itulah, Lif, yang jadi beban beratku. Aku awalnya menaggapi biasa saja surat ini. Bahkan tidak ada niat juga untuk melatih kau sekeras ini.” Dia berhenti sebentar. Menghela napas panjang. “Tapi begitu tahu Ayah kau meniggal, aku sadar surat ini artinya
133
143
144
x
x
x
x
x
x
Akhlak terhadap diri sendiri, Sabar
Akhlak terhadap diri sendiri, Amanah
Akhlak terhadap diri sendiri,
amanah besar, sebuah wasiat buat aku—mendidik kau mandiri. Mana mungkin aku menolak wasiat dari seorang bapak. Itulah tugasku dari almarhum, Ayah kau,” katanya dengan wajah sungguhsungguh menatapku tajam. Aku hanya menjawab dengan diam.
19.
20.
Di bagian atas berjudul “Diplomasi Alternatif buat Negara Palestina.” Di bawah judul tersebut tercetak rapi: Alif Fikri, pengamat masalah international. Mahasiswa HI Unpad.” Alhamdulillah, pekikku, tulisanku akhirnya dimuat di media, mukaku bersemu merah karena senang. “Tapi satu hal yang kau tak boleh lupa. Dalam rezeki kau ada hak orang lain. Walau sedikit, tapi honor itu kau potong dulu. Sisihkan buat amal, kalau perlu kan antar sendiri ke panti asuhan.” “Iya, Bang,” jawabku pendek. Pikiranku melayang jauh ke masa aku di Pondok Madani. Betapa seringnya Kiai Rais mengingatkan kami untuk mencari anak yatim. “Jangan baru nulis satu tulisan, sudah boros, sudah nraktir orang sekampus. Nanti dulu traktir-traktir itu. Yang penting kasih orang yang nggak mampu, anak yatim. Itu yang selalu aku lakukan, merayakan dengan orang kecil. Ini memperlihatkan kita bersyukur.” Aku jadi malu untuk bercerita tentang rencana ke Cisangkuy yang batal kemarin. Anak yatim. Dua kata ini akrab sekali dengan kupingku ketika aku masih belajar di PM. Ustadku selalu bilang betapa banyaknya ayat Tuhan yang menyuruh segenap masyarakat menjaga dan menyayangi anak yatim. Sore itu, aku datangi sebuah panti asuhan di Jalan Nilem. Aku kaiskais lembar terakhir isi dompetku dan aku serahkan ke bapak
Amanah
148149
155
x
x
x
x
x
Akhlak terhadap Allah, Syukur
Akhlak terhadap diri sendiri, Dermawan
pengurus panti itu. Dia tersenyum sejuk, lalu menyalamiku lama sekali. Matanya terpejam sambil khusuk mendoakan aku. Aku merinding didoakan seperti itu hanya karena menyumbang 7 ribu rupiah.
21.
22.
23.
24.
Mujarab, mungkin karena kombinasi berkah doa anak yatim dan doa amak, pelan-pelan pintu rezeki terbuka. Setelah beberapa kali 156 dimuat di koran lokal dengan honor kecil itu, tulisanku akhirnya terpampang di Pikiran Rakyat, Koran lokal paling bergengsi di Jawa Barat. Alhamdulillah, kini aku punya uang cukup untuk biaya hidup sebulan ke depan. Kalau aku bisa menulis dengan konsisten, insya Allah aku akan bisa benar-benar mandiri. “Mulai bulan ini, ambo insya Allah sudah bisa mandiri secara keungan. Jadi Amak tidak perlu mengirimkan uang bulanan bulan depan. Pasti Amak dan adik-adik lebih butuh lagi. Satu hal yang ambo minta, mohon doa selalu dari Amak agar rezeki ananda di sini dimudahkan Allah,”
Sampai di tempat kos, yang pertama aku lakukan adalah shalat dan melekatkan keningku lama-lama dan kuat-kuat di kepala sajadah. Rasanya inilah sujudku yang peling berarti selama ini. Betapa banyak nikmat yang aku lupakan dan aku anggap wajar dan biasa saja. Seakan-akan aku berhak mendapat nikmat tanpa usaha... “Sekali-kali aku main ke sini, menyumbang sekadarnya, agar mereka masih bisa sekolah. Kebetulan ada yayasan yang membuka
x
156
x
164
x
Berdoa
x
x
x
Akhlak terhadap Keluarga, Birrul Walidain
Shalat
Akhlak
kelas belajar membaca di belakang rumah-rumah seng itu. Aku ajak juga orang tuanya yang kebanyakan pemulung untuk menyadari pentingnya pendidikan untuk masa depan anak mereka. Kadangkadang bawa makanan...”
25.
26.
27.
28.
Aku tidak mau kalah. Aku siap meluncurkan serangan balasan yang tidak kalah pedas. Aku buka mulut dan kata-kata panas itu sudah siap aku tembakkan dari ujng lidah. Tapi aku hela napas, aku timbang-timbang lagi, dan akhirnya aku batalkan. “Seingatku ada sebuah komputer tua di gudang rumah kontrakanku. Sudah lama tidak aku pakai. Kalau kau mau, bisa kau pakai itu saja. Tua-tua begitu tapi masih bisa dipakai untuk menulis. Tidak gratis ya. Kau tetap harus bayar, cicil semampu kau.”
Ke hadapan Amak yang mulia. Hanya ini yang bisa ananda kirimkan kepada Amak. Walau hanya Rp30.000, tapi insya Allah ini hasil keringat sendiri yang halal. Semoga bisa membantu Amak dan adik-adik. Mohon doa Amak agar ananda dimudahkan selalu untuk hidup di rantau, menuntut ilmu dan mencari rezeki. Sembah sujud ananda. Alif.
...Kami sudah sepakat, Franc akan berusaha banyak berbicara Prancis kepadaku, kecuali aku tidak mengerti baru dia menerjemahkan. Sedangkan aku akan mengoreksi bahasa Inggrisnya. Dengan begitu kami akan saling membantu.
161
x
x
terhadap diri sendiri, Dermawan
169
x
x
Akhlak terhadap diri sendiri, Sabar
x
Akhlak terhadap Masyarakat, Ukhuwah
174
x
174
x
x
Akhlak terhadap Keluarga, Birrul Walidain
183
x
x
Akhlak terhadap Masyarakat,
Ukhuwah
29.
...Kalau mengikuti nasihat Kiai Rais, aku telah menunaikan semua tugas untuk mencapai keberhasilan. Yaitu niat lurus dan ikhlas, usaha keras, doa khusyuk. Tinggal aku genapi saja dengan huznuzhan, berprasangka baik. 208
x
Iman kepada Allah
x
Ya Tuhan, aku berprasangka baik untuk keputusanMu. Lambat laun, hatiku pun menjadi sejuk dan tentram... Biar Tuhan yang memutuskan mana yang terbaik buatku. Dia Maha tahu, Dia Maha Mengerti, Dia Maha Adil. Insya Allah, Tuhan tahu yang terbaik buatku. Dan sungguh Dia selalu memberi yang terbaik.
30.
31.
32.
“...Kalian semua lulus. LULUS. SELAMAT SELAMAT!” Kali ini, banyak yang melonjak-lonjak bahagia. Aku menutup mukaku dengan telapak tangan, tertunduk bersyukur, kawankawanku merangkul kami bertiga...
227
“Teman-teman, ini Alif, mahasiswa yang hebat, karena menulis di berbagai media dan menguasai bahasa Arab dan Inggris,” promosinya ke mereka. Aku tersenyum malu-malu.
229
“Sekali-kali aku main ke sini, menyumbang sekadarnya, agar mereka masih bisa sekolah. Kebetulan ada yayasan yang membuka
x
x
x
x
Akhlak terhadap Allah, Syukur
Akhlak terhadap diri sendiri, Tawadhu‟
kelas belajar membaca di belakang rumah-rumah seng itu. Aku ajak juga orang tuanya yang kebanyakan pemulung untuk menyadari pentingnya pendidikan untuk masa depan anak mereka. Kadangkadang bawa makanan. Kalau melihat mereka hidup seperti ini, sungguh malu aku kalau tidak rajin berkarya.” Muka Batak yang keras itu terlihat melembut. “Coba kau lihat. Berapa pun mereka berusaha keras, kemungkinan besar mereka tetap jadi orang miskin. Begitu juga anak keturunan mereka nanti. Begitu seterusnya. Sedangkan kau, boleh tidak punya duit, tapi kau ada kesempatan untuk berhasil, bahkan membantu orang seperti mereka. Mereka tidak punya akses untuk pendidikan, kau punya. Jadi kenapa malas? Kau orang yang beruntung. Tidak pantas kau malas!” katanya berapi-api menunjuk-nunjuk hidungku.
33.
34.
Rasa nasionalismeku menjadi terbakar. Dalam hati aku berjanji akan berusaha mendapatkan medali ini, untuk membuktikan bahwa kami anak Indonesia bisa mengalahkan anak-anak Kanada ini. Kalaupun bukan aku yang akan mendapatkan nanti, paling tidak salah satu temanku orang Indonesia. Ini masalah harga diri bangsa, masalah nasionalisme. Indonesia harus dilihat setara sebagai bangsa. Kalau bisa lebih tinggi.
Alhamdulillah ya Rabbi. Ini seperti menyusup lolos di lubang jarum. Ketika semua kemungkinan tidak ada lagi, rupanya Tuhan mendengar doaku. Solusi masalah dari Engkau selalu datang dari tempat yang tidak disangka-sangka dan pada waktu yang tidak pernah bisa dikira. Min haitsu la yahtasib. Betapa Tuhan suka memberi surprise. Membuat aku sering terkaget-kaget.
161162
x
x
x
287
x
297
x
x
x
Akhlak terhadap diri sendiri, Malu
Akhlak terhadap Masyarakat, Hubungan dengan Bangsa
Iman kepada Allah
35.
36.
37.
38.
Dalam perjalanan pulang, aku dan Franc memutar otak bagaimana supaya bisa membantu Rusdi mendapatkan tempat kerja yang lebih menyenangkan. “Kalau tidak dibantu, jangan-jangan dia bisa depresi. Tentu tidak bagus membaca kepala berita di korang sini berbunyi: „Seorang Anak Kalimantan Mengalami Depresi di Kanada‟,” Kata Franc, ikut prihatin. Dalam rangka menyelamatkan mental Rusdi yang rusuh, aku mengundang semua anak Indonesia berkumpul di Cafe Quebecois di Rue Saint-Joseph hari Sabtu menjelang siang. Mungkin dengan ramai-ramai begini, Rusdi bisa terhibur. Dan siapa tahu kami bisa sekalian mencari solusi untuk nasib Rusdi. “Rus, kiaiku dulu mengajarkan untuk man shabara zhafira. Artinya siapa sabar akan beruntung. Jadi selama kamu sabar, hanya soal waktu, keberuntungan ini akan hadir cepat atau lambat,” aku coba hibur dia. “Tugas saya memastikan pemburu datang ke tempat yang diizinkan. Di lokasi-lokasi ini populasi hewan sudah melebihi daya tampung sebuah kawasan alamiah. Kalau populasi terlalu padat bisa menjadi hama. Selain itu saya juga mengajarkan pemburu untuk menghormati alam. Semua makhluk hidup punya ruh. Jadi kalau berburu, pastikan prosesnya cepat dan tidak menyakiti hewan buruan kita.”
Nah, aku harus berhati-hati. Aku tidak pernah mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan ini. Aku tahu banyak perburuan liar yang telah membuat banyak hewan yang dilindungi di Indonesia terancam punah. Harimau jawa sudah punah, harimau sumatra
327
x
x
331
x
x
345
x
x
Akhlak terhadap Masyarakat, Ukhuwah
Akhlak terhadap diri sendiri, Sabar
Akhlak; Akhlak terhadap Alam
Akhlak terhadap Masyarakat,
sudah terdesak, burung cendrawasih, penyu hijau, dan orangutan diburu. Tapi tidak mungkin bagiku bercerita hal-hal negatif seperti ini. Aku bisa mempermalukan bangsa sendiri. Lalu, bagaimana aku harus menjawabnya? Aku harus mencari satu cerita yang menarik, yang tidak malu-maluin.
39.
40.
41.
“Indonesiaku memang belum baik, tapi aku lebih memilih mencintai dan berusaha memperbaiki Indonesia dari sekarang. Kanada membuka mataku untuk mencontoh hal-hal baik, tapi juga membuka mataku bahwa kita punya banyak kebaikan pula. Contohnya, orang kita masih kental memegang sikap hormat kepada orang tua, bertetangga baik, gotong royong, dan dekat dengan agama. Belum lagi kita punya budaya pantun, di sini Cuma ada musik rap. Semua ini yang membikin aku kangen pulang,” aku Rusdi. “Ini soal nasionalisme. Tidak lama lagi sepuluh November. Yok, kita bikin sesuatu untuk menyambut Hari Pahlawan. Kalau perlu kita adakan upacara bendera?”
“Aku bertekad akan membalas jasa para pahlawan dengan merawat bangsa ini dengan baik, dengan semampuku. Detik ini adalah detik aku paling bangga dan terharu menjadi orang Indonesia.”
346
389
390
404
x
x
x
x
x
x
x
x
Hubungan dengan Bangsa
Akhlak terhadap Masyarakat, Hubungan dengan Bangsa
Akhlak terhadap Masyarakat, Hubungan dengan Bangsa
Akhlak terhadap Masyarakat, Hubungan dengan Bangsa
42.
43.
“Suka boleh saja, tapi jangan sampai kalian berduaan, karena banyak mudharat-nya. Nanti kalau berdua-duaan, ada makhluk ketiga yang diam-diam berada di antara kalian. Dia adalah setan yang membisikkan berbagai hal buruk yang bisa membuat kalian terbawa arus dan melanggar aturan agama. Jadi berteman boleh saja, tapi jangan berpacaran. Kalau nanti tiba masanya, umur kalian cukup dan kemampuan ada, barulah kalian berpasang-pasangan menjadi sebuah keluarga, melalui pernikahan. Percayalah, sesungguhnya itu lebih baik dan aman buat kalian semua.”
Jarak antara sungguh-sungguh dan sukses hanya bisa diisi sabar. Sabar yang aktif, sabar yang gigih, sabar yang tidak menyerah, sabar yang penuh dari pangkal sampai ujung yang paling ujung. Sabar yang bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan seakan-akan itu sebuah keajaiban dan keberuntungan. Padahal keberuntungan adalah hasil kerja keras, doa, dan sabar yang berlebih-lebih. Bagaimanapun tingginya impian, dia tetap wajib dibela habishabisan walau hidup sudah digelung oleh nestapa akut. Hanya dengan sungguh-sungguhlah jalan sukses terbuka. Tapi hanya dengan sabarlah takdir akan terkuak menjadi nyata. Dan Tuhan selalu memilihkan yang terbaik dan paling kita butuhkan. Itulah hadiah Tuhan buat hati yang kukuh dan sabar. Sabar itu awalnya terasa pahit, tetapi akhirnya lebih manis daripada madu. Dan alhamdulillah, aku sudah mereguk madu itu. Man shabara zhafira. Siapa yang sabar akan beruntung.
433
468469
x
x
x
x
Akhlak terhadap diri sendiri, Iffah
Akhlak terhadap diri sendiri, Sabar
Identifikasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam Novel Trilogi Negeri 5 Menarakarya Ahmad Fuadi 3. Novel Rantau 1 Muara Bentuk Data No
Data
hlm. Ucapan tokoh
1.
Aku ingat pesan kiai Rais “Berusahalah untuk mencapai sesuatu yang luar biasa dalam hidup kalian setiap tiga sampai lima tahun, konsistenlah selama itu, maka Insya Allah akan ada terobosan prestasi yang tercapai.”
2.
...Alhamdulillah ya Tuhan. Disaat aku terdesak, tangan-Mu selalu datang menjangkauku. Entah sudah keberapa kali Engkau menyelamatkanku...
3.
Aku menerima gaji pertama, dalam sekejap Rp.1.250.000 habis aku bagi-bagi untuk amak, adik-adik, utang, biaya makan, dan membeli sepotong pantalon dan kemeja. Hari ini aku tunaikan kembali tugasku yang sempat tertunda sebagai anak laki-laki dan kakak tertua: membantu secara financial, sesuai dengan kemampuanku.
4.
Malam-malam aku bangun dan bersimpuh di sajadah minta kemudahan dalam hidup dan karierku.
Nilai-nilai pendidikan Islam
29
Tindakan tokoh
Paparan naratif
Akidah
Ibadah
x
x
38
x
6970
x
71
x
x
Indikator
Akhlak
Akhlak terhadap Manusia (Istiqamah)
x
Akhlak terhadap Allah (Syukur)
x
Akhlak terhadap Keluarga (Birrul Walidain)
Shalat
5.
Mendengar ribut-ribut, Mas Aji menjengukkan kepalanya dari jendela lantai atas. Dan dia berteriak, “Pasus, dari mana kau dapatkan kulkas itu?” Pasus mendongak dan berteriak, “Mas, anu. Ini hadiah doorprize waktu aku liput ultah departemen tadi. Bukan sogokan, Mas. Cuma doorprize. Sumpah!” Sedetik kemudian, kami mendengar suara mengguntur, bagai hukuman dari langit: “ITU JUGA SOGOKAN! Tidak hanya amplop dan duit. Semua yang kalian dapat tanpa membayar dari nara sumber adalah sogokan. Sana, kembalikan sekarang juga. Jangan sampai kalian yang aku kembalikan ke rumah kalian, tidak bekerja lagi di sini!”
6.
“Bersyukur dong. Kita orang yang terpilih dan beruntung bisa kerja di derap. Jurnalistik yang berpihak kepada keadilan, kepada yang dikalahkan jumawa. Ini perjuangan, kawan. Itu kalau niat kau jadi wartawan.”
7.
“Hidup itu seni menjadi. Menjadi hamba Tuhan, sekaligus menjadi penguasa alam. Kita awal mulanya makhluk rohani, yang kemudian diberi jasad fisik oleh Tuhan dengan tugas menghamba kepada Dia dan menjadi khalifah untuk kebaikan alam semesta. Kalau kedua peran itu bisa kita jalankan, aku yakin manusia dalam puncak bahagia. Berbakti dan bermanfaat. Hamba tapi khalifah.”
80
x
x
Akhlak terhadap Manusia (Shidiq)
108
x
x
Akhlak terhadap Allah (Syukur)
139
x
x Iman kepada Allah
8.
9.
10.
11.
Selesai mengatupkan kedua tanganku di wajah sebagai penutup doa, aku ambil Al-Quran kecilku di rak mushala. Hari Kamis malam Jumat biasanya jadwalku membaca Yasin. Aku niatkan mengirimi kebaikan bacaan mulia ini untuk almarhum Ayah dan keluargaku yang telah mendahului kami.
Tuhan ini Maha Melihat siapa yang paling bekerja keras. Dan Dia adalah sebaik-baiknya penilai. Tidak akan pernah Dia menyiayiakan usaha manusia. Aku percaya setiap usaha akan dibalas-Nya dengan balasan sebaik-baiknya.
Sejak alam ini terkembang, malam-malam sepi telah menjadi saksi orang-orang besar dalam sejarah. Malam yang hening kadang menjadi waktu lahirnya karya-karya besar. Ada kekuatan ajaib di dalam kerja keras dan perenungan di tengah kesenyapan malam. Ada kemesraan yang personal dengan Zat Yang Kuasa dalam sepi. Ada keberkahan di saat-saat sepertiga malam. Mungkin ini waktu pintu langit terbuka untuk menyetor semua doa manusia yang mengapung kepada Tuhan. Bahkan, Nabi Muhammad pun melakukannya. Ketika Kota Mekkah terlelap, dia mendekatkan diri dalam kepada Sang Pencipta di Gua Hira.
Dengan pelupuk mata yang berat, aku bubungkan doaku terakhir sebelum tidur. Semoga doaku ditiup oleh baling-baling sampai ke langit. Ya Tuhan, mudahkanlah jalankku menuntut ilmu ke negeri orang. Lalu aku telungkupkan buku TOEFL ke mukaku, siapa tahu malam ini isi buku ini mencair dan mengalir pindah ke otakku.
149
x
x
154
x
154
x
156
x
x
Akhlak terhadap Keluarga (Birrul Walidain)
Iman kepada Allah
x
Shalat
x
Berdoa
12.
13.
14.
15.
...Siapa tahu aku ikut tertular, jadi seperti mereka, memenangi Nobel atau Pulitzer. Siapa tahu. Aku diajarkan untuk tidak meremehkan impian setinggi apapun, karena sungguh Tuhan Maha Mendengar. Cita-cita yang baru berupa bisikan di dalam hati terdalam, telah terdengar oleh-Nya dan bisa jadi nyata.
Barulah setelah tahajud, hatiku berangsur tenang dan sejenak kemudian aku akhirnya tertidur juga dengan pulas.
Aku duduk bersimpuh di depan Amak dan tidak berani beringsur sampai mendengar jawabannya. Setelah beberapa saat diam, Amak mengulang nasihatnya lagi, “ke manapun dan apapun yang waang lakukan, selalu perbaharui niat, bahwa hidup singkat kita ini hanya karena Allah dan untuk membawa manfaat. Jangan berorientasi materi. Kalau memang sekolah jauh itu membawa manfaat dan waang niatkan sebagai ibadah, pergilah.”
Pagi besoknya aku raih tangan Amak lalu aku cium dan letakkan di kening. “Mohon doa Amak selalu agar sukses di rantau urang.” Tangan amak mengusap tanganku seperti dulu, dan belaian tangan itu telah cukup membuat aku tenang. Doa Amak aku bayangkan sedang terbang melesat melintas langit dan diikuti doa Safya dan Laily. Aku yakin, doa mereka adalah kombinasi doa terbaik dan termujarab.
170
x
171
174
175
x
x
x
Iman kepada Allah
x
Shalat
x
x
x
Akhlak terhadap Keluarga (Membina dan Mendidik Keluarga)
Akhlak terhadap Keluarga (Birrul Walidain)
16.
17.
17.
18.
Dia membaca keraguanku. “Alif, mungkin agak aneh ya bagi kamu. Tapi bagi kami yang sudah lama merantau di sini, numpang tinggal di saudara senegara itu sudah biasa. Sebulan dua bulan itu sudah biasa. Jadi jangan khawatir main dulu saja ke apartemen saya sederhana tapi bisa untuk sekedar tidur.” “Jamaah Jumat di kampus makin ramai, musala tidak mencukupi. Karena itu kami dari Muslim Student Association mencari tempat yang lebih lapang di seputar kampus. Ada beberapa pilihan seperti lapangan basket indoor, meeting hall, serta aula. Tapi ruangan ini tidak sepenuhnya kosong di hari Jumat. Satu-satunya tempat yang nyaman dan tidak dipakai di hari jumat adalah sebuah ruangan bernama Miriam‟s Kitchen di basement. Ternyata pastor gereja ini mengizinkan kami memakai ruangan ini sebagai tempat salat Jumat. Kebetulan kami beberapa kali mengadakan kegiatan sosial bersama dengan pengurus gereja ini.” “Ketika bos saya ini tidak meneruskan kontrak, saya memutuskan mencari pekerjaan lain di Arab. Walau saya tidak punya izin kerja, saya nekad saja. Saya bekerja apa saja, serabutan. Pernah jualan sandal, jadi tukang sapu, sopir sampai juru masak. Pokoknya tekad saya waktu itu mengumpulkan modal untuk membelikan rumah buat orangtua dan mengobati sakit Mbok saya. Saya juga ingin buka usaha, bangun ruko, dan tentu melamar calon istri.”
...Mas Garuda bercerita, dia langsung menggelar sajadah di sudut rumah, duduk dan berdoa sejadi-jadinya, begitulah terus setiap hari. Setelah setahun rajin berdoa di sudut rumah, dia melihat perut Ibunya terus membesar. Akhirnya hadirlah seorang bayi laki-laki
204
x
x
209210
x
x
216
306
x
x
x
x
Akhlak terhadap Masyarakat (Ukhuwah)
Akhlak terhadap Masyarakat (Hubungan baik dengan Masyarakat)
Akhlak terhadap Manusia (Qana’ah)
Akhlak terhadap Manusia,
tepat seperti doanya. Seumur hidup inilah hadiah terbesar yang dia terima. Seorang adik.
19.
20.
21.
Hari itu sampai juga. Commencement day. Hari resmi aku boleh memakai titel Master of Art di belakang namaku. Hari itu juga aku mengirim surat lamaran kerja ke beberapa media Internasional, di antaranya ke European Broadcasting Corporation di London. Aku juga mengirimkan e-mail ke Tom Watson, Chief of Service ABN, dengan harapan lowongan itu masih terbuka. Selang sehari, datang e-mail Tom yang menyambut baik lamaranku. “congratulations on your graduation. We are delightied to have you in our team.” Hanya dalam tempo seminggu, aku mulai bekerja di ABN. Alhamdulillah. “Bang, cobalah pikir lebih panjang. Apa yang akan kita dapatkan di sini akan habis ketika kita mati. Apa yang kita nikmati ini hanya untuk diri sendiri. Saatnya untuk lebih bermanfaat.” Tiba-tiba di mataku Dinara berubah laksana seorang pengkhotbah nilai-nilai luhur bangsa. Dari mana dia dapat kata-kata itu? Kenapa harus Indonesia? Kalau mau bermanfaat, di sini juga bisa. “karna abang sendiri yang pernah bilang, sebaik-baiknya manusia yang bermanfaat buat orang lain. Yang paling perlu manfaat itu ya Indonesia. Bangsa kita.” dia tiba-tiba jadi Nasionalis tulen.
Kami temukan Mas Nanda terbaring dengan kondisi lemah, bahu dan mukanya di bebat perban. Walau lengannya patah menurut perawat kondisinya stabil dan mungkin bisa segera pulang. Kalaulah dia sedang tidak sakit, aku ingin peluk seerat-eratnya. Alhamdulillah, rasanya sebagian beban yang menyesakkan dada kami hilang.
(Istiqamah)
311
329
350
x
x
x
x
x
x
Akhlak terhadap Allah (Syukur)
Akhlak terhadap Masyarakat (Hubungan dengan Bangsa)
Akhlak terhadap Allah, Syukur
22.
Ramadan dan Idul Fitri datang ke DC dengan kemeriahan tersendiri. Kami berdua berusaha sering hadir di tarawih bersama di KBRI yang diimami Ustad Faris, yang dikelola oleh Ikatan Muslim Indonesia. Kalo tidak sempat berjalan ke KBRI yang cukup jauh, kami salat di musala kampus. Kadang kala, kami mencoba pula salat di Islamic Center Washington DC yang gagah di Embassy Row, Massachussets Avenue. Menjelang pengujung Ramadan, aku diminta Ustad Faris ikut menjadi juri lomba azan dan mengaji, serta pernah pula menjadi imam salat Tarawih. Dinara mendapat tugas menjadi pembaca acara Nuzulul Quran dan bersama ibu-ibu punya kesibukan sendiri mengatur penyaluran infak, menyiapkan buka bersama, dan lomba mengaji para ibu. Puncak kegiatan Ramadan kami adalah pesantren kilat. Di pekan terakhir bulan puasa, Ikatan Muslim Indonesia menyewa sebuah camping ground di pinggir DC yang punya banyak chalet kayu untuk menginap di akhir pekan. Peserta pesantren kilat adalah keluarga. Anak-anak tinggal di kemah dan kami ajak untuk bermain dan diskusi di alam terbuka tentang Islam dan keindonesiaan. Sedangkan para orangtua boleh tinggal di chalet untuk mengikuti ceramah dan khatam Quran.
361362
x
Keterangan: 1. Nilai Akidah (indikator: iman kepada Allah, iman kepada para rasul, dan iman kepada kitab-kitab Allah). 2. Nilai Ibadah (indikator: shalat, puasa, berdoa, dzikrullah, beramal dengan tulus, menuntut ilmu, dan dakwah). 3. Nilai Akhlak
x
Puasa
a. Akhlak terhadap Allah (indikator: khauf, tawakal, syukur, dan taubat). b. Akhlak terhadap manusia 1) Akhlak terhadap diri sendiri (indikator: shidiq, amanah, istiqamah, iffah, syaja’ah, tawadhu’, malu, qana’ah, sabar, dan dermawan). 2) Akhlak terhadap keluarga (indikator: birrul walidain, adil terhadap saudara, membina dan mendidik keluarga, dan silaturrahim dengan kerib kerabat). 3) Akhlak terhadap masyarakat (indikator: ukhuwah atau persaudaraan, bertamu dan menerima tamu, hubungan baik dengan tetangga, dan hubungan baik dengan masyarakat). 4) Akhlak terhadap bangsa (indikator kepeduliaan untuk menjunjung tinggi dan menjaga nama baik bangsa sendiri). c. Akhlak terhadap alam (indikator: memelihara dan melestarikan alam).
Lampiran 1 NEGERI 5 MENARA JADI BAHAN KULIAH DI UNIVERSITAS CALIFORNIA, AMERIKA SERIKAT (1) 01 April 2014 09:56 WIB
ahmad Fuadi, penulis Novel Negeri 5 Menara menjadi pembicara di University of California, Berkeley di Amerika Serikat. Film Negeri 5 Menara sempat diputar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahmad Fuadi, penulis novel trilogi Negeri 5 Menara yang telah diangkat ke layar lebar, terus keliling dunia, mengunjungi berbagai negara. Bila pertengahan Maret lalu, persisnya 12 hingga 22 Maret, menjadi pembicara sekaligus menayangkan film Negeri 5 Menara di kampus terpandang, University of California, Berkeley di Amerika Serikat, kini Fuadi sedang berada di Timur Tengah untuk melakukan kegiatan serupa. ''Sekarang saya lagi di Yerusalem dan Amman. Salam,'' tulis Ahmad Fuadi melalui email kepada Republika Selasa (1/4) pagi. Kegiatan yang berlangsung selama 10 hari di Universitas California, Amerika serikat, jelas alumnus Pondok Modern Gontor Ponorogo Jawa timur ini, terlaksana berkat undangan dari Center for Southeast Asia Studies, UC Berkeley yang meminta Fuadi menjadi artist-in-residence. Selama satu minggu di Berkeley, Fuadi diminta memberikan public lecture untuk para mahasiswa dan dosen, menjadi pembicara tamu di tiga kelas, sekaligus memutar film Negeri 5 Menara dan mendiskusikan film itu dengan para penonton. Novel Negeri 5 Menara edisi bahasa Inggris yang berjudul The Land of Five Towers menjadi buku bacaan wajib untuk beberapa mata kuliah di UC Berkeley.
Profesor Jeff Hadler yang menjadi profesor dan pimpinan Department of South & Southeast Asian Studies, UC Berkeley memakai novel Negeri 5 Menara sebagai bahan kuliahnya. Jeff mengatakan, dirinya mengajarkan The Land of Five Towers (edisi Inggris dari Negeri 5 Menara) di kelas-kelas undergraduate karena bisa dibaca dalam berbagai tingkatan. Di kelas sejarah literatur, Jeff mengajarkan buku ini sebagai bagian dari memoir masa kecil Alam Melayu, bersama Hikayat Abdullah dan buku karangan Radjab, Semasa Ketjil di Kampung. ''Kami mendiskusikan ihwal nasionalisme, efek pendidikan, perubahan ide tentang diri di Asia Tenggara dan Malay World,'' ujar Fuadi mengutif pernyataan Jeff.
Red: Damanhuri Zuhri
NEGERI 5 MENARA JADI BAHAN KULIAH DI UNIVERSITAS CALIFORNIA, AMERIKA SERIKAT (2-habis) 01 April 2014 10:02 WIB
ahmad Fuadi, penulis Novel Negeri 5 Menara menjadi pembicara di University of California, Berkeley di Amerika Serikat. Film Negeri 5 Menara sempat diputar.
Di kelas Islam in Southeast Asia, The Land of Five Towers jadi bagian diskusi tentang pesantren. Sedangkan di kelas budaya dan masyarakat, novel karya Fuadi ini menggambarkan tensi antara kampung dan kota, Jawa dan luar Jawa. ''Buku ini membahas banyak hal dan mahasiswa suka sekali karena buku ini menyenangkan untuk dibaca. The students love it because it's a fun read,'' ungkap Jeff seperti ditirukan Fuadi. Fuadi mengaku senang, novelnya menjadi bahan kuliah di universitas Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya. “Sebagai seorang penulis, saya sangat bersyukur novel saya tidak hanya menjadi bacaan para pembaca novel, tapi juga jadi rujukan akademis di kampus ternama seperti UC Berkeley,'' ungkapnya penuh syukur. Fuadi berharap, novel trilogi Negeri 5 Menara tersebut, bisa meluaskan wawasan orang Barat tentang pendidikan Islam di Tanah Air, ” kata Fuadi. Sebelumnya, novel karya Fuadi ini sudah menjadi bahan bacaan juga di Sekolah Xin Min di Singapura dan Lote Secondary School di New South Wales, Australia. Selain itu sudah tidak terhitung sekolah di Indonesia yang menjadikannya sebagai bacaan wajib. Setelah berbicara di Berkeley, Fuadi melanjutkan perjalanan ke Kairo untuk berbicara di depan mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Mesir.
Jadi bahan ajar untuk mengenal Indonesia The Land of Five Towers, edisi berbahasa Inggris dari Negeri 5 Menara dijadikan sebagai bahan ajar di sekolah SMA di Australia yang bernama Lote Secondary School. Fuadi yang diundang menjadi pembicara di Byron Bay Writers Festival tahun lalu sempat berdiskusi dengan guru dan murid SMA di Australia yang mempelajari novelnya. 'Guru dan muridnya antusias sekali, mereka minta waktu ketemu dan berfoto bersama,” kata Fuadi semringah.
Red: Damanhuri Zuhri
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri Nama
: Laelatus Safitri
NIM
: 1123301122
Tempat/Tgl Lahir : Banyumas, 28 Maret 1993 Alamat
: Pancasan 06/03, Ajibarang, Banyumas.
Orang tua
:
Ayah
: Muntohar
Ibu
: Sobariyah
B. Riwayat Pendidikan: 1. TK Pertiwi Pancasan 2. MI Ma’arif NU 01 Pancasan 3. SMP Takhassus Al-Qur’an Wonosobo 4. SMA Takhassus Al-Qur’an Wonosobo 5. IAIN Purwokerto
Purwokerto, 9 Juni 2015
Laelatus Safitri