HUBUNGAN PREDISPOSING, ENABLING DAN REINFORCING FAKTOR DENGAN PENGGUNAAN APD (ALAT PELINDUNG DIRI) PADA BIDAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN DI RUMAH SAKIT KIA SADEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh: Nia Supiana 201210104179
PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAHYOGYAKARTA TAHUN 2013
HALAMAN PERSETUJUAN HUBUNGAN PREDISPOSING, ENABLING DAN REINFORCING FAKTOR DENGAN PENGGUNAAN APD (ALAT PELINDUNG DIRI) PADA BIDAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN DI RUMAH SAKIT KIA SADEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh: Nia Supiana 201210104179
Telah Memenuhi Persyaratan dan disetujui Untuk mengikuti Ujian Skripsi Penelitian Pada Program Bidan Pendidik Jenjang DIV STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta Oleh: Pembimbing
: Evi Nurhidayati, S.ST., M.Keb
Tanggal
: ……………
Tanda Tangan
:
HUBUNGAN PREDISPOSING, ENABLING DAN REINFORCING FAKTOR DENGAN PENGGUNAAN APD (ALAT PELINDUNG DIRI) PADA BIDAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN DI RUMAH SAKIT KIA SADEWA YOGYAKARTA TAHUN 20131 Nia Supiana2, Evi Nurhidayati3 INTISARI Latar Belakang : Pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan mempunyai resiko besar terhadap keterpaparan penyakit dan akhirnya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi mereka, apalagi tidak menggunakan alat perlindungan diri. Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan prilaku penggunaan APD yaitu faktor Predisposing (umur, prndidikan, pengetahuan,sikap dan masa kerja), faktor Enabling (sarana APD) dan faktor Reinforcing (kebijakan dan penilaian). Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik dengan pendekatan crosssectional study bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor Predisposing, Enabling dan faktor Reinforcing dengan penggunaan APD oleh bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Populasi dalam penelitian ini seluruh bidan yang bertugas di RSKIA Sadewa Yogyakarta dan sekaligus menjadi sampel penelitian sebanyak 33 bidan. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Analisis data menggunakan uji Kendall’s tau dan uji Regresi Multinominal Logistik pada taraf kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa 72,7% bidan di RSKIA Sadewa Yogyakarta menggunakan APD sudah sesuai dengan standar dalam melakukan tindakan pelayanan kebidanan. Hasil uji kendall’s tau, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan variabel pendidikan (p=0,844) dengan penggunaan APD oleh bidan, dan terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan (p=0,002), sikap (p=0,000), penilaian (p=0,000), kebijakan (p=0,018), masa kerja (p=0,007), dan ketersediaan sarana APD (p=0,001) dengan penggunaan APD. Hasil Uji Regresi Multinominal Logistik menunjukkan bahwa variabel umur (p=0,000) merupakan variabel paling berhubungan dengan penggunaan APD oleh bidan dalam pelayanan kebidanan, hal tersebut dikarenakan pada usia dewasa awal maupun akhir telah memiliki lebih dari 2-4 tahun pengalaman kerja sehingga berpengaruh pada kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan usia dibawahnya. Kesimpulan : Ada hubungan faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing dengan penggunaan APD pada bidan dalam pelayanan kebidanan di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2013. Saran :Untuk meningkatkan pengetahuan bidan dalam menggunakan APD, peningkatan pengawasan atau penilaian terhadap perilaku bidan dan kinerja bidan dan menerapkan kebijakan yang mendukung prilaku bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan. Kata Kunci : Predisposing, Enabling, Reinforcing, dan Alat Pelindung Diri
RELATIONS BETWEEN PREDISPOSING, ENABLING AND REINFORCING FACTORS WITH THE USE OF PPE (PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT) ON MIDWIVES IN MATERNITY CARE IN KIA SADEWA HOSPITALS YOGYAKARTA 20131 Nia Supiana2, Evi Nurhidayati3 ABSTRACT Background of the study: Midwifery services which performed by midwives have a great risk of exposure to disease and may eventually lead to health problems for them, let alone not using personal protective equipment. There are several factors associated with the behaviour of the use of PPE, i.e. predisposing factors (age, education, knowledge, attitude and years of service), enabling factors (means of PPE) and reinforcing factors (policy and assessment). Research methodology: This research is Analytical Survey, with cross-sectional approach to study aimed to determine the relationship of predisposing factors, Enabling factors and Reinforcing factors with the use of APD by midwives in providing midwifery services. The population in this studies all midwives in RSKIA Sadewa Yogyakarta and also selected as sample, a total of 33 midwives. Data was collected through questionnaires. Data analysis using Kendall's tau test and Logistic Regression Multinomial at 95% confidence level (α = 0,05). Results: The results showed that 72.7% of midwives in RSKIA Sadewa Yogyakarta used PPE in accordance with standards of midwifery services in action. Test results Kendall’s tau, showed that there was no a significant relationship between the variables of education (p = 0.844) with the use of PPE by midwives, and there is a significant relationship between knowledge (p = 0.002), attitude (p = 0.000), assessment (p = 0.000), Policy (p = 0.018), years (p = 0.007), and the availability of PPE (p = 0.001) with the use of PPE. Multinomial Logistic Regression Test results indicate that the variable age (p = 0.000) were variable most associated with PPE use by midwives in midwifery services, it is because at the early adulthood and late adulthood has had more than 2-4 years of work experience and therefore contributes to better performance compared with age beneath. Conclusion: There is a relationship between predisposing, enabling and reinforcing factors with the use of PPE on midwives in maternity care in RS KIA Sadewa Yogyakarta in 2013. Suggestion: To improve the knowledge of midwives in the use of PPE, increased supervision or assessment of the behaviour and performance of midwives and implement policies that support the behaviour of midwives in carrying midwifery services. Keyword : Predisposing, Enabling, Reinforcing, and PPE (Personal Protective Equipment).
PENDAHULUAN Berdasarkan studi dokumentasi diunit Pengendalian Infeksi RSUP Dr.Djamil Pada tahun 2010 terhitung dari bulan Januari sampai April 2010 adalah sebanyak 6 kasus. Kejadian tersebut terjadi hampir merata disetiap unit yang ada dirumah sakit termasuk unit emergensi. Adapun yang menjadi korban kecelakaan kerja tersebut adalah perawat, bidan dan mahasiswa praktek dengan jenis kecelakaan yaitu tertusuk jarum bekas pakai pasien, Dari 15 kasus tersebut, 3 orang diantaranya adalah tertusuk jarum bekas pakai pasien HIV/AIDS (Tim Voluntary Consultationand Testing [VCT] RSUP Dr.M.Djamil Padang, 2010) . Adapun alasan petugas tidak menggunaan APD ketika bekerja adalah malas, lupa, tidak terbiasa, dan repot. Pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan juga mempunyai resiko besar terhadap keterpaparan penyakit dan akhirnya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi mereka, apalagi tidak menggunakan alat perlindungan diri. Melihat tingginya resiko terhadap penularan berbagai penyakit dirumah sakit khususnya pada bidan, maka perlu dilakukan upaya–upaya pencegahan terhadap kajadian penyakit atau traumatik akibat lingkungan kerja dan faktor manusianya. Salah satu diantaranya adalah penggunaan alat pelindung diri dan hampir pada semua kasus, transmisi HBV atau HIV ke petugas kesehatan telah terjadi melalui kecelakaan yang sebenarnya dapat dicegah, seperti luka tusukan, percikan cairan tubuh pasien (John Ridley, 2008). Sehubungan dengan adanya resiko penularan atau terinfeksi terhadap penyakit, WHO telah mengeluarkan himbauan untuk seluruh petugas kesehatan agar melakukan tindakan kewaspadaan dalam melaksanakan tugasnya guna melindungi pasien maupun petugas kesehatan dari penularan HIV/AIDS. Mengingat ancaman yang dihadapi adalah kematian, seharusnya seluruh petugas kesehatan yang bekerja di pelayanan kesehatan secara disiplin mematuhi tindakan kewaspadaan dengan menggunakan APD, termasuk bidan (Dep Kes, 2004). Penggunaan alat pelindung diri merupakan usaha terakhir dalam upaya keselamatan dan kesehatan kerja bidan. Faktor manusia memang berperan penting dalam mempengaruhi terjadinya penularan penyakit. Perilaku bidan dalam penggunaan alat pelindung diri penting diperhatikan dalam upaya mencegah tertularnya penyakit dari pasien ke petugas maupun sebaliknya. Pada kenyataannya banyak para pekerja (bidan sebagai tenaga kerja dalam bidang kesehatan) yang masih belum menggunakan alat ini secara lengkap karena merasakan ketidak nyamanan dalam bekerja dan itu masuk dalam kategori faktor predisposing dan enabling sedangkan faktor reinforcing disini kaitannya dengan adanya supervisi dari pihak instasi (rumah sakit) dan kurangnya perhatian terhadap pemeriksaan tenaga kerja sebelum dan setelah bekerja di rumah sakit (Anizar, 2009).
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik, dengan menggunakan pendekatan Cross-Sectional. Dari segi jenis data yang dikumpulkan penelitian ini bersifat data primer dan data skunder Rianto A (2011). Populasi dalam penelitian ini seluruh bidan yang bertugas di RSKIA Sadewa Yogyakarta dan sekaligus menjadi sampel penelitian sebanyak 33 bidan yaitu dengan total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang telah di lakukan uji Validitas dan Reliabelitas di Rumah Sakit Ibu Anak Sakinah Idaman Yogyakarta. Analisis data menggunakan uji Kendall’s Tau dan uji Regresi Multinominal Logistik pada taraf kepercayaan 95% (α=0,05).Ho ditolak dan Ha diterima jika pvalue < 0,05. HASIL PENELITIAN 1. ANALISA UNIVARIAT a. Faktor Predisposing FaktorPredisposing merupakan faktor yang mendukung berasal dari individu terhadap penggunaan alat pelindung diri dalam melaksanakan pelayanan kebidanan. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Faktor Predisposing dalam Pelayanan Kebidanan di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2013 No.
Faktor Predisposing 1.
2
3
4
Pendidikan Terakhir D-1 D-II D-III D-IV Umur 17-25 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun Lama pengalaman Kerja ≤ 2 tahun 2 - 4 tahun >4 tahun Agama Islam Katolik Protestan
Frekuensi
Persentase (%)
1 0 29 3
3,0 0 87,9 6,1
14 16 3
42,4 48,6 9,0
13 12 8
39,4 36,4 24,2
30 2 1
90,9 6,1 3,0
Hindu Budha 5
6
0
0
Pengetahuan a. Baik b. Cukup c. Kurang Sikap
0 1 8 24
0 3,0 24,2 72,7
a. Baik b. Cukup c. Kurang Jumlah
2 23 8 33
6,1 69,7 24,4 100,0
Sumber: Data primer diolah 2013 Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui bahwa jumlah responden sebanyak 33 orang bidan dengan mayoritas pendidikan terakhir adalah tingkat D-III yaitu 29 responden (87,9%), usia paling banyak antara 26-35 tahun yaitu 16 orang (48,5%), berdasarkan lama pengalaman kerja paling banyak adalah ≤ 2 tahun yaitu 13 orang (39,9%). Dilihat dari pengetahuan responden, mayoritas responden mempunyai pengetahuan tentang penggunaan alat pelindung diri dalam pelayanan kebidanan mayoritas termasuk dalam kategori kurang yaitu sebanyak 24 (72,2%) responden, dan hanya 1 (3,0%) responden yang mempunyai pengetahuan dalam kategori baik, sedangkan sikap responden terhadap penggunaan alat pelindung diri dalam pelayanan kebidanan mayoritas memiliki sikap dengan kategori cukup yaitu 23 (69,7%) responden, 8(24,4%) respondeng dengan sikap kurang dan hanya 2(6,1%) responden dengan sikap baik. b. Faktor Enabling Faktor Enabling merupakan yang memungkinkan seorang bidan untuk menggunakan alat pelindung diri dalam melakukan pelayanan kebidanan di rumah sakit yaitu ketersedianan serana alat pelindung diri.Seperti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Faktor Enabling yaitu Sarana/Fasilitas APD dalam Pelayanan Kebidanan di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2013 No Sarana APD/faktor Frekuensi Persentase Enabling (%) 1. Baik 8 24,4 2. Cukup 25 75,8 3 Kurang 0 0 Jumlah 33 100,0 Sumber: data primer diolah 2013
Hasil penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 2, menunjukkan bahwa responden mengatakan ketersediaan alat pelindung diri dirumah sakit dalam kategori cukup sekitar 25 (75,8%) responden, sedangkan yang mengatakan ketersediaan alat pelindung diri di rumah sakit dalam kategori hanya baik 8 (24,2%) responden. c. Faktor Reinforcing Faktor Reinforcing merupakan faktor yang penguatkan seseorang bidan untuk menggunakan alat pelindung diri dalam pelayanan kebidanan, faktor tersebut terdiri dari kebijakan dan pengawasan menajemen terhadap prilaku bidan dalam menggunakan alat pelindung diri di rumah sakit Seperti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Faktor Enabling Dalam Pelayanan Kebidanan di RSKIA Sadewa Yogyakarta Tahun 2013 No Faktor Reinforcing Frekuensi Persentase (%) 1 Kebijakan a. Baik 4 12,1 b. Cukup 21 63,6 c. Kurang 8 24,2 2 Penilaian/pengawasan a. Baik 3 9,1 b. Cukup 10 30,3 c. Kurang 20 60,6 Jumlah 33 100,0 Sumber: data primer diolah 2013 Berdasarkan hasil penelitian yang terlihat pada Tabel 3, diatas menunjukkam bahwa 21 (63,3%) responden yang mengatakan penilaian yang dikaukan pihak rumah sakit dalam kategori cukup dan hanya 4 (12,1%) yang mengatakan baik, sedangkan 8 (24,4%) responden yang mengatakan kurang. Adapun variabel penilaian/pengawasan menunjukkan 20 (60,6%) yang mengatakan pengawasana dalam kategori kurang, 10 (30,3%) dalam kategori cukup dan hanya 3 (9,1%) dalam ketegori baik. d. Variabel Penggunan Alat Pelindung Diri Penggunaan alat pelindung diri merupakan alat yang digunakan bidan pada saat melakukan pelayanan kebidanan yang berfungsi melindungi bidan dan pasien dari resiko terinfeksi menyakit menular. Sebelum dilakukan pengukuran variabel penggunaan alat pelindung diri terlebih dahulu dilakukan penggalian informasi tentang pengawasan dan penyuluhan terhadap bidan yang menggunakan alat pelindung diri dalam melakukan pelayanan kebidanan di RS KIA Sadewa Yogyakarta,seprti dercantum dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Penggunaan Alat Pelindung Diri Dalam Pelayanan Kebidanan di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2013 No Penggunan alat pelindung diri Frekuens Persentase (%) . i 1. Menggunakan APD 24 72,7 2 Tidak mmenggunakan APD 9 27,3 Jumlah Sumber: data primer diolah 2013
33
100,0
Hasil penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 7, menunjukkan bahwa mayoritas responden menggunakan APD dalam melakukan pelayanan kebidana yaitu sebanyak 24 (72,7%), sedangkan 9 (27,3%) responden tidak menggunakan APD karena berada atau bertugas di ruang rawat jalan yang tugasnya hanya melakukan pemerikasaan anamnesa dan memeriksa tekanan darah. 2. ANALISA BIVARIAT
a.
Hubungan Predisposing Faktor dengan Penggunaan Alat APD Hasil penelitian berdasarkan variabel umur, pendidikan, masa kerja, pengetahuan dan sikap. Tabel 5. Hubungan Predisposing Faktor Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dalam Pelayanan Pelindung Diri di RS KIA Sadewa Yogyakarta tahun 2013 Variabel Penggunaan APD Total % Ρ Predisposing Ya Tidak N % N % Umur a. 17-25 1 85,7 2 14,3 14 100 tahun 2 87,5 4 25 16 100 0,000* b. 26-35 1 100 0 0 3 100 * tahun 4 c. 36-45 3 tahun Pendidikan a. D-1 1 100 0 0,0 1 100 b. D-III 1 58,6 12 41,4 29 100 0,844 c. D-IV 7 66,7 1 33,3 3 100 2 Pengalaman kerja 1 85,6 2 15,4 13 100 a. ≤ 2 tahun 1 50 6 50 12 100 b. 2-4 tahun 6 25 6 75 8 100 0,007* c. > 4 tahun 2 *
Pengetahuan a. Baik b. Cukup c. Kurang
1 7 2 2
100 87,5 91,7
0 1 2
Sikap 2 100 0 a. Baik 1 65,2 8 b. Cukup 5 25 6 c. Kurang 2 Sumber: data primer diolah 2013
0,0 4,2 8,3
1 8 24
100 100 100
0,002* *
0,0 34,7 75
2 23 8
100 100 100
0,00**
b. Hubungan Enabling Faktor dengan Penggunaan APD Faktor Enabling tersebut adalah ketersediaan sarana APD, yaitu pendapat responden mengenai ketersediaan sarana APD di rumah sakit untuk kepantingan pelayanan kebidanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menggunakan APD 51,5% menyatakan bahwa ketersediaan sarana kategori baik, 42,4% responden yang mengatakan ketersediaan sarana APD cukup. 6,1%menyatakan bahwa ketersediaan sarana kategori kurang. Hasil uji kendall’s tau menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan sarana APD dengan penggunaan APD dalam pelayanan kebidanan dengan nilai ρ=0,001 (ρ<0,05).Seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 6. Hubungan Enabling Faktor Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pelayanan Kebidanan Di RSKIA Sadewa Yogyakarta Tahun 2013 Variabel Penggunaan APD Total % Ρ Enabling Ya Tidak N % N % Baik 6 75 2 25 8 100 Cukup 14 60,9 9 39,1 23 100 0,001 Kurang 0 0,0 2 100 2 100 Sumber: data primer diolah 2013 c. Hubungan Reinforcing Faktor dengan Penggunaan APD Tabel 7. Hubungan Reinforcing Faktor Dengan Penggunaan APD Dalam Pelayanan Kebidanan di RSKIA Sadewa Yogyakarta Tahun 2013 Variabel Reinforcing Penggunaan APD Total % Ρ Ya Tidak N % n % Penilaian/pengawasan a. Baik 2 20 8 80 10 100 0,000 b. Cukup 9 39,1 1460,9 23 100 Kebijakan a. Baik 23 88,4 3 11,5 26 100 0,018 b. Cukup 4 57,4 3 42,6 7 100
Sumber: data primer diolah 2013 3. Analisa Multivariat Hasil analisa bivariat menunjukkan terdapat lima variabel independen yang mempunyai nilai signifikan ρ<0.01, yaitu (1) variabel umur, (2) variabel pengalaman kerja, (3) variabel sikap, dan (4) variabel kebijakan. Adapun hasil pengujian keempat variabel tersebut dengan menggunakan uji regresi multinominal logistik, seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 8. Analisa Multivariat Uji Regresi Multinominal Logistik Antara Variabel Independen Terhadap dependen. Likelihood Ratio Tests Model Fitting Criteria Effect
Likelihood Ratio Tests
-2 Log Likelihood of Reduced Model
Intercept Umur Pendidikan Pengalaman Pengetahuan Sikap Sarana Kebijakan Penilaian
Chi-Square a
1.622 18.171 3.348a 10.794a 4.397a 14.652 4.399a 8.893a 4.470a
. 16.539 1.716 9.162 2.765 13.020 2.768 7.262 2.838
df
Sig. 2 2 2 2 2 2 2 2 2
. .000 .424 .010 .251 .001 .251 .026 .242
Sumber: data primer diolah 2013
Berdasarkan tabel diatas diketahui hasil uji regresi multinominal logistik menunjukkan bahwa terdapat empat variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap penggunaan APD yaitu umur (ρ=0,000), pengalaman kerja (ρ=0,010), sikap (ρ=0,001), kebijakan (ρ=0,026). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Hubungan predisposing, enabling dan Reinforcing faktor dengan penggunaan APD dalam pelayanan kebidanan di RS KIA Sadewa Yogyakarta tahun 2013, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan faktor Presisposing dengan penggunaan APD pada bidan dalam pelayanan kebidana di RSKIA Sadewa Yogyakarta Tahun 2013, dari beberapa variabel yang terdapat pada faktor Predisposing, hanya faktor pendidikan yang tidak memiliki hubungan dengan penggunaan APD, yang di lihat dari hasil uji statistik menggunakan uji kendall’s tau adalah ρ=0,844 (ρ>0,05), sedangkan pengetahuan ρ=0,002, sikap ρ=0,000, pengalaman kerja ρ=0,007, umur ρ=0,000 Terdapat hubungan yang signifikan dengan penggunaan APD karena ρ<0,05.
2. Terdapat hubungan faktor Enabing dengan penggunaan APD pada bidan dalam pelayanan kebidana di RSKIA Sadewa Yogyakarta Tahun 2013, di lihat dari hasil uji statistik menggunakan uji kendall’s tau adalah ρ=0,001 (ρ<0,05). 3. Terdapat hubungan faktor Reinforcing dengan penggunaan APD pada bidan dalam pelayanan kebidana di RSKIA Sadewa Yogyakarta Tahun 2013, di lihat dari hasil uji statistik menggunakan uji kendall’s tau pada faktor penilaian ρ=0,000 (ρ<0,05) dan faktor kebijakan ρ=0,018 (ρ<0,05). 4. Variabel Predisposing yaitu faktor umur merupakan variabel yang paling kuat atau dominan yang mempengaruhi penggunaan alat pelindung diri oleh bidan dalam melakukan pelayanan kebidanan di RS KIA Sadewa Yogyakarta tahun 2013, dilihat dari uji regresi multinomina logistik yaitu dengan nilai ρ=0,000 (ρ<0,05). SARAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan beberapa hal yaitu : 1. Perlu peningkatan pengawasan dan penilaian terhadap prilaku bidan dan kinerja bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan khususnya dalam penggunaan alat pelindung diri, serta memberikan sanksi yang tegas, bentuk sanksi tersebut berupa sanksi peringatan secara lisan dan tertulis atau pemindahan atau rotasi ke unit lain seperti unut gawat darurat. 2. Perlu kebijakan secara tertulis seperti surat keputusan maupun dalam bentuk kebijakan lain yang berkaitan dengan manajemen kebijakan. Seperti kegiatan yang ditetapkan tertulis pimpinan rumah sakit tentang sistem pencatatan/pelaporan K 3. 3. Bagi manajemen rumah sakit RS KIA Sadewa agar meningkatkan kegiatan yang dapat menambah pengetahuan/pengalaman dan ketrampilan melalui seminar, workshop, pertemuan ilmiah, pendidikan lanjutan. pengetahuan bidan dalam menggunakan alat pelindung diri melalui pelatihan dan bimbingan teknis baik secara berkala maupun rutin serta malalui study kasus ke rumah sakit lain,yang dimaksud dengan pelatihan adalah latihan praktek dalam bidang pencegahan infeksi didalam maupun diluar rumah sakit. 4. Perlu penelitian lanjut tentang prilaku tenaga medis terhadap penggunaan alat pelindung diri di rumah sakit lain dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan membandingkannya dengan beberapa rumah sakit lainnya. DAFTAR PUSTAKA Afifah, Adilah. (2012) faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya dermatitis kontak akibat kerja pada karyawan binatu. Jurnal Media Medika Muda. Anizar, (2009), Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Arikunto, S. (2002) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi V). Rineka Cipta : Jakarta. Buchari.(2007) Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Terkait Kerja. Thesis, Universitas Sumatra Utara. Budiarto, E. (2002). Biostatistik untuk kedokteran & kesehatan masyarakat, ECG. Jakarta. Depkes RI. (2001) Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit. .
(2003) Pedoman PelaksanaanKewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan. . (2010) Buku Acuan APN. JNPK/KR. Jakarta.
Depnaker. (2003) Undang-undang ketenagakerjaan. Jakarta. Erliana. (2009) hubungan karakteristik individu dan alat pelindung diri dengan kejadian penyakit dermatitis kontak pada pekerja paving blok. Thesis, Universitas Sumatra Utara. Fitri, Aisjah. (2007) Perilaku Bidan Dalam Praktek Perlindungan Diri Dari Penyakit Menular Pada Saat Menolong Persalinan Di Klinik Bersalin Pontianak. Thesis, Universitas Gadjah mada Yogyakarta. Hidayat,A,A. (2007) Metode penelitian kebidanan & teknik analisa data, salemba medika: jakarta. Hindra, Liauw. (2012) Presiden: Tekan Penularan HIV/AIDS. Jakarta, Kompas.Com. [diakses 1 Agustus 2012 | 15:15 WIB]. IBI (1993) Undang-Undang Kesehatan, Pengurus Daerah IBI, Yogyakarta. Indahwati., Dian K., Iin Maena, Forum Statistika dan Komputasi. (2010) The Application of Multilevel Ordinal Logistic Regression for Modeling and Classification The Final Grade of Statistical Methods Course at Faculty of Mathematics and Natural Science, Oktober 2010 p : 23-31 Vol 15 No.2 ISSN : 0853-8115. JN-PKR. (2008) Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Depkes Kepmenkes, R.I. 1087/MENKES/SK/VIII/2010, Standar Dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit, Jakarta. Lea,M. (2012) Indonesia Peringkat ke-3 Jumlah Penderita Hepatitis. Kompas, 20 Mei, hal. 9. Linda T, dkk. (2004) Panduan pencegahan Infeksi untuk fasilitas pelayanan kesehatan dengan sumber daya terbatas, yayasan bina pustaka
sarwono prawirohardjo bekerja sama dengan JNPKKR/POGI dan JHPIEGO (program MNH & Starh, Jakarta. Mochtar, Rustam (1998) Sinopsis Obstetri Jilid 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta. Mulyanti, dedek. (2009) faktor predisposing, enabling dan reinforcing terhadap penggunaan alat pelindung diri dalam asuhan persalinan normal. Thesis, Universitas Sumatra Utara. Notoatmodjo S. (2007). Promosi kesehatan & perilaku, PT rineka cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S. (2010). Metode penelitian kesehatan, Rineka Cipta: jakarta. Nursalam. (2008) Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Pedoman Bersama ILO/WHO Tentang Pelayanan Kesehatan & HIV/AIDS. (2005) Direktorat Pengawasan Kesehatan Kerja Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenaga Kerjaan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Permenkes. (2007) Standar Profesi Kebidanan. Jakarta: PPIBI. Pusdiknakes. (2003) Asuhan Antenatal. Jakarta: Pusdiknakes. Rahmawati, Titik. (2012). Dasar-dasar Kebidanan. PT Prestasi Pustakaraya : Jakarta. Rahmawati.,& Titik. (2012). Dasar-dasar Kebidanan. PT Prestasi Pustakaraya : Jakarta. Rianto, A. (2011) Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta. Ridley, J. (2008) kesehatan dan keselamatan kerja edisi ke tiga, Erlangga, Jakarta. Saifuddin, A., Bari., dkk.(2001) Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Setyawati, L. (2002) Infeksi Nosokomial. Kumpulan Bahan Kuliah Higiene Industri. UGM Silalahi, B.N.B, dan Silalahi R.B, 1985. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan. Singarimbun,M,. Efendi, S,. (1989) Metode penelitian survay, LP3ES: jakarta. Soeaidy, S. (1996) Himpunan peraturan kesehatan, Arcan, Jakarta.
Stikes Aisyiyah. (2012). Buku panduan penulisan proposal dan ahsil skripsi, Asyiyah: Yogyakarta. Suaeb, Achmad. (2013) Kesehatan dan Keselamatan Kerja(pembersi kaca jendela). Studi Kasus, Universitas Gunadarma. Sugiyono. (2006) Statistik Untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung Sugiyono. (2007) Statistika Untuk Penelitian, CV Alfabeta: Bandung. Suma’mur. (2009) Higien perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes), Sagung Seto, Jakarta. Suryani,. & Evi, S. (2011). Konsep Kebidanan. Nuha Madika : Yogyakarta. Swartz, Mark. H. (1995) Buku Ajar Diagnostik Fisik. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta Tresnaningsih, E. (2001) Kesehatan dan kecelakaan kerja bagi petugas laboratorium rumah sakit, makalah keselamatan dan kesehatan kerja (online). http://ww.sefety-health.go.id, [diakses 8 maret 2013]. Waspodo, Djoko dkk. (2002) Asuhan Persalinan Normal, Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi : Jakarta. Wawan dan dewi. (2011) Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Manusia Dilengkapi Contoh Kuesioner. Nuha Medika. Yogyakarta. Wiknjosastro, Hanifa, dkk. (2010) Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. Yusuf,N. (2003) Modul Terapan Analisa Data Multivariat Konsep Dan Aplkasi Regresi Linear Ganda, Depok.