PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SMS (SERIUS MENGERJAKAN SOAL) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI MANGGUNG 2 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh : Siti Rusminah A 510 090 163
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
SURAT T PERSETU UJUAN
Y Yang bertannda tangan inni pembimbing skripsi/tu ugas akhir : N Nama
: Dr. D Samino, MM.
N NIP/NIK
: 501 5
T Telah memb baca dan mencermati naskah artikel publikasi ilm miah, yang merupakan m r ringkasan sk kripsi/tugas akhir a dari maahasiswa: N Nama
: Siti S Rusminaah
N NIM
: A 510 090 163 1
P Program Stu udi
: PGSD P
J Judul Skripssi
: “PENINGK KATAN AKTIVITAS A BELAJAR R SISWA PADA
MATA
MELALUII
P PELAJARAN N
MATE EMATIKA
IMP PLEMENTA ASI
S STRATEGI
PEMBELA AJARAN SM MS (SERIU US MENGE ERJAKAN SOAL) PADA SISW WA KELA AS IV SD NEGERI MANGGU UNG 2 NGEMPLAK B BOYOLALII TAHUN AJARAN 2012/2013” 2
N Naskah artikkel tersebut, layak dan daapat disetujuui untuk dipuublikasikan. D Demikian peersetujuan diibuat, semogga dapat dipeergunakan seeperlunya.
Surakaarta, 6 Februaari 2013 Pembimbingg
Dr.. Samino, M.M. M
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SMS (SERIUS MENGERJAKAN SOAL) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI MANGGUNG 2 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 Siti Rusminah (A 510 090 163) PGSD FKIP UMS ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika melalui implementasi strategi pembelajaran SMS (Serius Mengerjakan Soal) pada siswa kelas IV SD Negeri Manggung 2 Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya aktivitas belajar pada mata pelajaran matematika. Dalam penelitian tindakan kelas ini, subyek penerima tindakan adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Manggung 2 yang berjumlah 31 siswa. Subyek pelaku tindakan adalah peneliti sendiri yang bertindak sebagai guru kelas IV. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang meliputi tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar matematika yang berdampak pula pada peningkatan hasil belajar matematika, yaitu: peningkatan aktivitas bertanya/menjawab secara lisan pada siklus I mencapai 52,68% dan pada siklus II mencapai 66,12%. Aktivitas menjawab soal ke depan kelas pada siklus I mencapai 59,14% dan pada siklus II mencapai 69,35%. Aktivitas serius mengerjakan soal pada siklus I mencapai 57,52% dan pada siklus II mencapai 71,5%. Sedangkan nilai hasil belajar siswa pra siklus rata-rata kelas mencapai 48,39 atau 29,03%, siklus I rata-rata kelas mencapai 59,19 atau 54,84%, dan siklus II rata-rata kelas mencapai 65,81 atau 77,42%. Dengan demikian, dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa implementasi strategi pembelajaran SMS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SD Manggung 2 Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2012/2013. Kata kunci: SMS dan Aktivitas Belajar
PENDAHULUAN Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Peranan guru terhadap keberhasilan pendidikan sangatlah dominan. Hal ini tampak pada sebagian rincian tugas dan tanggung jawab para guru dalam pelaksanaan pendidikan. Keberhasilan peningkatan pendidikan, tidak saja berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuan para guru, tetapi tergantung sejauh mana guru mau menggunakan kemampuannya dalam praktek pendidikan. Selain sebagai perancang pengajaran, seorang guru harus mampu meningkatkan aktivitas siswa yang berdampak pada keberhasilan belajar siswa terutama untuk mata pelajaran tertentu yang tidak diminati siswa. Karena dengan belajar sambil beraktivitas, maka siswa akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, serta mengembangkan ketrampilan sehingga tidak mudah terlupakan aktivitas belajar yang dilakukan dan siswa lebih berminat untuk belajar serta belajar akan lebih bermakna. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Kesulitan mereka dirasakan karena kurang terbiasanya siswa terhadap matematika. Siswa terbiasa benci melihat/mendengar judulnya sebelum melakukan pendekatan pada isi di dalamnya. Matematika merupakan obyek yang abstrak, pembahasannya mengandalkan pada nalar, pengertian dan konsep berkesinambungan. Untuk mencapai keberhasilan dalam belajar matematika, bekal yang harus dimiliki siswa tidak hanya harus menguasai konsep materi saja, tetapi juga menguasai perhitungan atau pengerjaan sesuai proses yang benar. Maka dari itu, guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerima banyak contoh penyelesaian soal dan latihan soal mandiri sendiri hingga tangan, fikiran, dan semua organ tubuh terbiasa bekerja sama menyelesaikan masalah matematika. Belajar matematika bisa karena terbiasa, hal ini dituntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar dalam pembelajaran matematika terutama aktivitas mengerjakan soal-soal atau latihan-latihan, karena dengan banyak aktivitas belajar siswa akan lebih aktif belajar melalui pengalaman. Seorang guru bertugas untuk
menyajikan sebuah pengajaran dengan tepat, jelas, menarik, dan efisien. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu memiliki pendekatan atau strategi pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar matematika. Salah satunya adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran SMS (Serius Mengerjakan Soal). SMS ialah strategi yang sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk mewujudkan belajar secara nyata, dimana siswa diberi kesempatan untuk serius berlatih mengerjakan soal, mencatat konsep, bertanya, dan beberapa aktivitas belajar lainnya. Strategi ini juga membuat peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif. Berdasarkan hasil pengalaman peneliti berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran matematika di SD Negeri Manggung 2, bahwa pembelajaran matematika masih menekankan pada aktivitas siswa yang minimum dan kurang terstruktur, yaitu siswa hanya mendengarkan penjelasan guru kemudian mengerjakan soal tanpa adanya umpan balik dari guru yang bearti dan berkesan bagi siswa. Hal ini membuat pembelajaran kurang efektif, karena siswa kurang merespon terhadap pelajaran yang disampaikan. Pengajaran semacam ini cenderung menyebabkan kebosanan kepada siswa. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akhir-akhir ini mulai populer, dipandang merupakan salah satu penelitian yang sangat diperlukan dan sangat mendukung dalam keberhasilan pengajaran seorang guru. PTK berorientasi pada penerapan tindakan pada situasi nyata dengan melihat pada proses yang dilakukan dan hasil yang didapatkan. Penelitian ini ingin mengkaji sejauh mana proses dan keberhasilan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran SMS pada mata pelajaran matematika.Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika melalui strategi pembelajaran SMS (Serius Mengerjakan Soal) pada siswa kelas IV SD Negeri Manggung 2 Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2012/2013.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan melalui proses kolaborasi antara kepala sekolah, guru, dan peneliti di lingkungan sekolah dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui implementasi strategi pembelajaran SMS pada mata pelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri Manggung 2 Ngemplak. Ebbut (Rubiyanto, 2009:106) menjelaskan, “Penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil tindakan tersebut”. Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri Manggung 2 Ngemplak Boyolali. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2012 sampai dengan Februari 2013. Subjek pemberi tindakan dalam penelitian ini adalah peneliti yang bekerjasama dengan guru matematika kelas IV. Sedangkan subjek penerima tindakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Manggung 2 Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2012/2013, yang berjumlah 31 siswa. Jenis data yang digunakan pada penelitian tindakan kelas adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa yang meliputi aktivitas bertanya/menjawab, aktivitas menjawab soal di depan kelas, dan aktivitas serius mengerjakan soal. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari guru dan siswa kelas IV SD Negeri Manggung 2. Data dari siswa meliputi data aktivitas belajar siswa dan nilai hasil belajar matematika. Guru sebagai narasumber atau informan yang membantu melengkapi data lain yang diperlukan peneliti. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Menurut Margono (Rubiyanto, 2009:75) “Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian”. Observasi dilakukan untuk mengetahui
bagaimana proses pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri Manggung 2 yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa. Rubiyanto (2009:73) menyatakan, “Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan dan respondent menjawab secara lisan pula”. Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk menggali informasi guna memperoleh data yang berkenaan dengan aspek-aspek pembelajaran, penentuan tindakan, dan respon yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Wawancara mendalam digunakan untuk menggali informasi mengenai kesulitan atau kendala yang dialami oleh guru dalam pembelajaran matematika. Sedangkan wawancara terstruktur kepada siswa dilakukan untuk mencari data dari siswa mengenai pembelajaran matematika yang diberikan oleh guru dan kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika. Arikunto (2006:150) menyatakan, “Teknik tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengetahui ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu (Arikunto, 2006:151). Tes diberikan untuk mendapatkan data kuantitatif, yaitu data nilai hasil belajar siswa setelah menerima pembelajaran yang dapat dianalisis secara deskriptif. Peneliti memberikan tes kepada siswa pada akhir pembelajaran untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi matematika yang telah dipelajari. Arikunto (2002:231) mengatakan, “Dokumentasi merupakan cara yang dipergunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda, dan sebagainya”. Dalam penelitian ini terdapat pula sumber data yang berasal dari nonhuman resources (bukan manusia), seperti dokumen, dan foto-foto. Teknik analisis data dari penelitian ini adalah dengan cara deskriptif kualitatif dengan model analisis interaktif Miles dan Huberman yang mempunyai
empat buah komponen pokok, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi data).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak 2x siklus. Setiap siklus terdiri dari 2x pertemuan. Berdasarkan hasil observasi tindak belajar maka dapat disebutkan bahwa pada setiap pertemuan terjadi peningkatan aktivitas belajar maupun pada hasil belajar matematika yang bertahap dan signifikan. Peningkatan aktivitas belajar ditinjau dari beberapa indikator aktivitas belajar yang meliputi aktivitas bertanya/menjawab secara lisan, aktivitas menjawab soal ke depan kelas, dan aktivitas serius mengerjakan soal. Berdasarkan hasil observasi maka dapat dideskripsikan bahwa aktivitas belajar siswa secara keseluruhan sudah ada peningkatan dibandingkan pada kegiatan awal sebelum diterapkannya strategi SMS. Hasil penelitian siklus I Pada pertemuan ke-1 persentase aktivitas belajar siswa untuk indikator bertanya /menjawab secara lisan mencapai 47,31%, aktivitas belajar siswa pada indikator mengerjakan soal ke depan kelas mencapai 53,76%, aktivitas belajar siswa pada indikator serius mengerjakan soal mencapai 53,76%. Sedangkan pada pertemuan ke-2 siklus I aktivitas belajar siswa pada indikator bertanya/menjawab secara lisan mencapai 58,06%, aktivitas belajar siswa pada indikator mengerjakan soal ke depan kelas mencapai 64,52%, dan aktivitas belajar siswa pada indikator serius mengerjakan soal mencapai 61,29%. Kemudian pada siklus II pertemuan ke-1 persentase aktivitas belajar siswa untuk bertanya/menjawab
secara
lisan
mencapai
62,36%,
persentase
aktivitas
mengerjakan soal di depan kelas mencapai 68,82%, dan aktivitas siswa dalam mengerjakan soal secara serius mencapai 69,89%. %. Sehingga jika dirata-rata prosentase aktivitas belajar yang diperoleh pada siklus I, yaitu pada aktivitas bertanya/menjawab secara lisan mencapai 52,68 %, aktivita menjawab soal ke depan kelas mencapai 59,14 %, dan aktivitas serius mengerjakan soal mencapai 57,52 %.Sedangkan pertemuan ke-2 siklus II, persentase aktivitas belajar siswa pada indikator bertanya/menjawab secara lisan mencapai 69,89%, persentase
aktivitas belajar pada indikator mengerjakan soal ke depan kelas mencapai 69,89%, dan persentase aktivitas belajar pada indikator serius mengerjakan soal mencapai 73,12%. Sehingga jika dirata-rata prosentase aktivitas belajar yang diperoleh pada siklus II, yaitu pada aktivitas bertanya/menjawab secara lisan mencapai 66,12 %, pada aktivitas menjawab soal ke depan kelas mencapai 69,35 %, dan pada aktivitas serius mengerjakan soal mencapai 71,5%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka implementasi strategi SMS terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Sebagai dampak dari meningkatnya aktivitas belajar tersebut, maka hasil belajar matematikanya pun juga meningkat. Pada kegiatan pembelajaran Pra Siklus rata-rata hasil belajar yang diperoleh sebesar 48,39. Dari pekerjaan siswa hanya 9 siswa (29,03%) yang mencapai KKM. Sedangkan 22 siswa (70,97%) belum mencapai KKM. Kemudian dengan menerapkan strategi pembelajaran SMS pada siklus I dan II terjadi peningkatan hasil belajar secara bertahap. Berdasarkan hasil post tes pada setiap pertemuan pada siklus I, dapat dilihat bahwa rata-rata kelas pada pertemuan ke-1 mencapai 58,06 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 18 siswa (58,06%) dan pada pertemuan ke-2 ratarata kelas mencapai 60,32 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 21 siswa (67,74). Sedangkan jika nilai siswa pada pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 dirata-rata untuk dijadikan nilai siklus I, maka diperoleh rata-rata kelas mencapai 59,19 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 17 siswa (54,84%). Sedangkan pada Siklus II hasil penelitian menunjukkan rata-rata kelas pada pertemuan ke-1 siklus II mencapai 62,58 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM berjumlah 22 siswa (70,97%) dan pertemuan ke-2 siklus II ratarata kelas mencapai 69,03 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 26 siswa (83,87%). Dan jika nilai siswa pada pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 siklus II dirata-rata untuk dijadikan nilai siklus II, maka diperoleh rata-rata kelas mencapai 65,81 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 24 siswa (77,42%). Peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika terjadi setelah diterapkannya strategi pembelajaran SMS. Strategi pembelajaran
SMS adalah salah satu strategi yang menekankan pada pemberian contoh soal kepada siswa dan banyak latihan. Dengan banyaknya contoh soal itu maka diharapkan siswa lebih cepat memahami dan mampu menyelesaikan masalah matematika. Selain itu, strategi ini juga menekankan pada kewajiban siswa untuk mencatat materi yang diajarkan. Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan melalui ide-ide kreatif dan inovatif guru dalam mengelola kelas yang salah satunya menerapkan suatu strategi pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan, bahwa aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan perkembangan kognitif, afektif, maupun psikomotor siswa, yang diantaranya adalah penerapan model problem solving dan improving learning. Meningkatnya aktivitas belajar siswa diharapkan dapat meningkatkan pula hasil belajar siswa yang sesuai dengan pendapat Hamalik (2001:171) yang menjelaskan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar siswa atau melakukan aktivitas sendiri. Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika, khususnya pada aktivitas bertanya/menjawab secara lisan, aktivitas mengerjakan soal ke depan kelas, dan aktivitas dalam serius mengerjakan soal. Maka dari itu, peneliti berniat untuk meningkatkan aktivitas-aktivitas tersebut melalui penerapan strategi pembelajaran SMS pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Manggung. Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran SMS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri Manggung 2 tahun ajaran 2012/2013. Hipotesis ini diterima karena hasil penelitian ini adalah meningkatnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika melalui penerapan strategi pembelajaran SMS pada siswa kelas IV SD Negeri Manggung 2 tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan, maka yang dijadikan tolok ukur adalah tercapainya indikator pada masing-masing aktivitas belajar yang diamati hingga 65%. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas IV menyatakan bahwa aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
matematika dapat ditingkatkan melalui penerapan strategi pembelajaran SMS. Dampak yang ditimbulkan dari meningkatnya aktivitas belajar siswa adalah meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang relevan yang dicantumkan pada bab II, bahwa dari beberapa judul penelitian tersebut yang mengangkat fokus tentang meningkatnya aktivitas belajar dengan menerapkan strategi pembelajaran tertentu dapat dikuatkan melalui hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Aktivitas belajar siswa dapat diperbaiki atau ditingkatkan dengan upaya penerapan sebuah strategi inovatif yang di dalamnya menekankan pada aktivitas siswa. Pada penelitian ini adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran SMS.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Manggung 2 dalam dua siklus yang berkelanjutan secara singkat dapat disimpulkan bahwa, penerapan strategi pembelajaran SMS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri Manggung 2 Ngemplak tahun ajaran 2012/2013 yaitu: aktivitas bertanya/menjawab secara lisan pada siklus I mencapai 52,68% dan siklus II mencapai 66,12%. Aktivitas menjawab soal di depan kelas pada siklus I mencapai 59,14% dan siklus II mencapai 69,35%. Aktivitas serius mengerjakan soal pada siklus I mencapai 57,52% dan siklus II mencapai 71,5%. Dan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebagai dampak meningkatnya aktivitas belajar siswa melalui penerapan strategi SMS, yaitu pada kegiatan pra siklus rata-rata kelas mencapai 48,39 atau 29,03%. Pada siklus I ratarata kelas meningkat menjadi 59,19 atau 54,84%. Dan pada siklus II rata-rata kelas mencapai 65,81 atau 77,42%. Dari kesimpulan di atas, maka penerapan strategi pembelajaran SMS terbukti dan menjawab dari hipotesis, yaitu penerapan strategi SMS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri Manggung 2 Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2012/2013.
Berdasarkan pengalaman melalui PTK yang dilakukan pada kelas IV SD Negeri Manggung 2 Ngemplak Boyolali dalam penerapan strategi SMS, maka penulis menyampaikan saran kepada pihak-pihak terkait, yaitu: kepada Kepala sekolah, kepada guru SD khususnya guru kelas IV SDN Manggung 2 Ngemplak, dan kepada peneliti selanjutnya. Kepala sekolah hendaknya menganjurkan perbaikan dan peningkatan pembelajaran melalui pembelajaran yang kreatif dan inovatif diantaranya strategi pembelajaran SMS untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Kemudian Guru hendaknya perlu mengadakan perubahan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif agar siswa mempunyai aktivitas belajar yang baik dan tinggi. Guru dapat menerapkan
strategi
SMS
sebagai
pertimbangan
dan
alternatif
model
pembelajaran matematika yang dapat memberikan pengalaman bermakna serta meningkatkan aktivitas belajar siswa.kepada peneliti berikutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan ide-ide untuk menciptakan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif. Dengan adanya pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif diharapkan dapat memberikan kontribusi pada dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Dan hasil penelitian ini dapat digunakan referensi dalam melakukan penelitian khususnya yang berkaitan dengan strategi SMS. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Montarcih, Lily. 2009. Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press). Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: UMS Press.