PERENCANAAN DAN PEMBUATAN FILM KARTUN “ISYARAT AND UNIQUE” SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN TUNA RUNGU YAYASAN ASUHAN ANAK-ANAK TUNA (SLB-B YAAT)
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Nur Chasanah 09.11.3255
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2015
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN FILM KARTUN “ISYARAT AND UNIQUE” SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN TUNA RUNGU YAYASAN ASUHAN ANAK-ANAK TUNA (SLB-B YAAT) Nur Chasanah1), Melwin Syafrizal2), 1)
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 2)
Email :
[email protected]),
Abstract - The film is one of media that usually used to covey ideas and messages either directly or indirectly, used as a media of learning and entertaiment. One of kind film that watched by all people is a cartoon. Cartoon aren’t only used for entertaiment media but also used as learning media such as for the hearing impaired. By using the cartoons as a medium of learning sign language, deaf childerm can learn in a fun way. Cartoon “Isyarat and Unique”introduce sign languages of the alphabet and afamily. This cartoons using the type of 2D animation and used Adobe Flash with frame to frame technique.
[email protected])
Animasi juga dapat diartikan sebagai: Animated, a motion picture consisting of series of individual hand-drawn sketches, in which the positions or gestures of the figures are varied slightly from one sketch to another. Generally, the series is film and, when projected on screen, suggest that figures are moving [2]. Sedangkan media pembelajaran menurut pada Briggs (1997) berarti sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti buku, film, video dan sebagainya[3]. 2.1 Sejarah Animasi Animasi telah ada di Mesir sekitar 2000 SM yang terdapat di dekorasi dinding dan di Jepang dapat dilihat pada lukisan Jepang kuno masa Heian (794-1192). Alat yang menunjukkan animasi adalah Thaumatrope, Phenakistiscope dan Zoetrope.
Keywords: animation, cartoons, 2D, frame by frame 1. Pendahuluan Setiap orang memiliki keunikan sendiri-sendiri termasuk anak tuna rungu yang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat. Bahasa ini tidak hanya mengandalkan gerakan tangan namun juga mimik atau ekspresi muka sehingga disebut juga sebagai komtal atau komunikasi total.
Animasi pertama di dunia yaitu:
Agar pembelajaran bahasa isyarat yang dilakukan tidak membosankan dan untuk membantu belajar mengenal bahasa isyarat namun menyenangkan, penulis melakukan penelitian dan pembuatan film kartun. Perencanaan dan Pembuatan Film Kartun “Isyarat and Unique” Sebagai Media Pembelajaran di Sekolah Luar Biasa Bagian Tuna Rungu Yayasan Asuhan Anak-Anak Tuna (SLB-B YAAT) dibuat agar pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan tidak membosankan.
a.
Humorous Phase of Funny Face (1906): gambar kartun pertama
b.
Felix the Cat : animasi bisu hitam putih pertama
c.
Kentaky Home: animasi pertama dengan suara.
d.
Flower and Trees : animasi berwarna pertama
e.
Snow White and Seven Dwarft : kartun panjang pertama.
2.2 Bentuk Animasi Berdasarkan pada buku Full Length Animated Feature Film[4], animasi digolongkan menjadi:
Film kartun ini memperkenalkan bahasa isyarat yang meliputi alfabet dan keluarga dengan menggunakan adobe flash. Penelitian dilakukan oleh penulis dengan metode observasi, wawancara dan study literatur atau kajian pustaka. 2. Landasan Teori Animasi merupakan proses yang menghidupkan objek (gambar atau benda) yang menggunakan media tertentu. Menurut bahasa latin, animasi berarti jiwa, hidup, semangat. Secara harafiah, animasi berasal dari kata to animate atau animation yang berarti menghidupkan[1].
1
a.
Film spot yang memiliki masa putar 10-60 detik.
b.
Film „pocket cartoon‟ yang memiliki masa putar 50-120 detik.
c.
Film pendek (short) dengan lama putar sekitar 220 menit.
d.
Film setengah panjang atau medium length film dengan masa putar 20-50 menit.
Pembuatan animasi harus melalui beberapa proses, yaitu:
2.3 Prinsip Animasi Berdasarkan pada buku Art of Animation“ dari Disney, terdapat 12 dasar prinsip animasi yaitu squash and stretch, anticipation., staging, straight ahead and pose to pose animation, follow throught and overlappong action, slow-out and slow-in, arcs, secondary action, timing, exaggeration, solid drawing, appeal[5].
a.
Ide cerita
b.
Cerita dan naskah film dan dalam pengembangan cerita terdapat 7 pertanyaan menurut Suyanto dan Yuniawan[6] yaitu:
Siapa tokoh utama yang ada dalam film itu?
Apa yang diinginkan oleh tokoh utama?
Siapa atau apa yang menghalangi tokoh utama untuk mendapatkan keinginannya?
Bagaimana akhirnya tokoh utama tersebut berhasil mencapai apa yang dicita-citakan dengan cara yang luar biasa, menarik dan unik?
Apa yang ingin Anda sampaikan dengan mengakhiri cerita seperti itu?
Bagaimana Anda?
Bagaimana tokoh utama dan tokoh-tokoh pendukung lain mengalami perubahan dalam cerita ini?
2.4 Jenis Animasi Jenis animasi dibedakan menjadi 2 macam yaitu: a.
Berdasarkan materi film dikelompokkan menjadi: o
o b.
animasi
dan
Film animasi dwi-mantra (flat animation) dan jenis animasi yang termasuk dalam flat animation yaitu animasi sel (cel animation), animasi potongan (cut-out animation), animasi bayangan (silhoutte animation), animasi kolage (collage animation), penggambaran langsung pada film. Film animasni animation).
tri-mantra
(Object
Berdasarkan proses film animasi dibagi menjadi
Film animasi boneka (puppet animation)
Film animasi model
Pixilisasi (pixilation)
Sedangkan jenis animasi berdasarkan pada proses pembuatan atau produksi animasi dibagi menjadi:
Film animasi klasik (classic animation).
Film animasi stop-motion (stop-motion animation).
Film animasi animation).
komputer/digital
(digital
2.5 Gaya Animasi Gaya animasi dibedakan menjadi 3 yaitu:
Anda
mengisahkan
cerita
c.
Storyboard
d.
Drawing dalam animasi memerlukan key animation dan in between.
e.
Scanning
f.
Tracing
g.
Background
h.
Coloring
i.
Lip-synch
j.
Dubbing
k.
Editing dan rendering
2.8 Kebutuhan Sumber Daya Manusia
a.
Rothoscope atau gaya menjiplak realistis.
b.
Limited atau gaya sederhana mengutamakan unsur cerita.
c.
Exeggeration atau gaya berlebihan yang gerak animasinya melebih-lebihkan dan merupakan imajinasi dari animator.
Kebutuhan SDM yang diperlukan dalam pembuatan film kartun adalah produser, sutradara, scriptwriter/screenwriter, drawing artist, coloring artist, backgroun artist, checker dan scannerman, editor, sound editor, talent.
yang
2.9 Perangkat Lunak yang Digunakan
2.6 Peralatan Pembuatan Animasi
Perangkat yang dipergunakan adalah Adobe CS3, Adobe Flash CS3, Audacity, Adobe Premiere CS3.
Peralatan yang diperlukan dalam perancangan kartun yaitu:drawing table/lightboxes, decent chair, desk lighting, mirror /cermin, kertas, pensil, penghapus pensil, pelubang kertas (peghole/punch), pegbar atau penjepit kertas, scanner, komputer, kamera/webcam.
3.
Analisis System
Analisis sistem digunakan untuk menemukan permasalahan dalam sistem sehingga dapat dilakukan evaluasi dan menentukan seberapa jauh sistem yang dilakukan. Analisis sistem menggunakan SWOT (strenght, weakness, opportunities, threatness).
2.7 Proses Animasi
2
Analisis kelayakan sistem dapat dilihat berdasarkan pada: a.
Analisis kelayakan teknis
b.
Analisis kelayakan hukum
c.
Analisis kelayakan operasional
d.
Analisis kelayakan ekonomi
Pembuatan membutuhkan:
konsep
Gambar 3. Karakter dino
untuk
film
kartun
Berumur 14 tahun, dengan sifat yang mudah emosi, keras kepala, kreatif dan memaksakan kehendak. Bericiri-ciri menggunakan celana panjang warna biru, rambut hitam, mata bulat dan kulit agak gelap.
a. Ide b. Tema c. Logline d. Sinopsis
f.3. Ibu
e. Diagram scene yang keseluruhan jalan cerita
menggambarkan
Gambar 4. Karakter ibu Berumur 40 tahun dengan sifat cinta damai, suka memberi nasehat baik hati. Memiliki ciri-ciri memakai rok pink-putih, mata coklat, berambut bob, menggunakan jepit rambut pita kuning pink, kulit agak gelap.
Gambar 1. Diagram scene f. Character development
g. Naskah
Terdapat 3 karakter utama dalam cerita film kartun ini yaitu: o
h. Storyboard 4.
Dani
Implementasi dan Pembahasan
Hal pertama yang harus dilakukan adalah merancang cerita, membuat storyboard. Skema pengerjaan yaitu:
Gambar 2. Karakter dani Berumur 14 tahun, mudah bosa, tertarik melakukan sesuatu yang baru dan jujur. Berciri-ciri: kulit putih, rambut tidak begitu hitam, warna mata coklat kemerahan. o
Dino Gambar 5. Skema pembuatan
3
4.1.
g.
Drawing
Pertama harus membuat gambar karakter terlebih dahuli dari depan, serong, samping dan belakang sehingga untuk pengerjaan menjadi lebih mudah. Penggambaran dilakukan di kertas kemudian dilakukan scanning sehingga dapat diubah menjadi vektor dan graphic. Dalam animasi terdapat key animation yang merupakan gambar utama pergerakan animasi dan in between yang merupakan gambar tambahan sehingga gerakan animasi menjadi lebih halus.
Gambar yang ada di dalam gambar graphic utama akan ditampilkan dan dapat swaping dengan gambar yang ada untuk frame lainnya.
Gambar 8. Hasil keyframe caddy Gambar 6. Key animation
Gambar 9. Timeshetting setelah swap Selain frame by frame, animasi yang digunakan adalah motion animation dan masking animation. Cara melakukan animasi masking atau masking animation yaitu:
Gambar 7. In between Setelah karakter, penggambaran background dilakukan. Pewarnaan atau coloring baik untuk pewarnaan dasar ataupun pemberian warna gelap atau shadow atau bayangan dilakukan di photoshop. Dalam proses animasi, penulis melakukan editing gambar di photoshop dan adobe flash. Penggambaran langsung diflash dapat mempercepat proses animasi namun memerlukan ketelitian. 4.2.
a.
Buat layar baru
b.
Insert layar dan buat persegi panjang dengan menggunakan rectangel tool dan beri warna dengan ketentuan
Animasi
Animasi menggunakan teknik frame by frame sehingga semakin banyak frame, gerakan animasi akan menjadi lebih halus. Penggunaan keyframe caddy mempermudah penulis dalam penganimasiannya. Cara penggunaan keyframe caddy yaitu: a.
Buka salah satu file .fla
b.
Confert salah satu gambar ke dalam graphic atau tekan F8.
c.
Klik gambar yang telah diconvert sehingga masuk ke work area dalam gambar.
c.
Insert layar dan gunakan brush tool pada gambar yang akan dimasking.
d.
Setelah menambahkan gambar dalam frame, kembali ke work area utama.
d.
Klik kanan dan pilih mask pada layar
e.
Select gambar tersebut.
f.
Klik keyframe caddy dan klik load thumbnails.
Gambar 10. Pengaturan color
4
Gambar 11. Masking layer e.
Buat keyframe pada masing-masing layer.
f.
Untuk memberikan efek seolah terdapat kilau, geser persegi panjang ke tempat yang diinginkan pada layer 11.
g.
Gambar 14. Kotak dialog metadata e.
4.4. Pasca produksi
Klik kanan dan pilih motion twin dan jangan lupa untuk melakukan unlock.
Masuk ke pasca produksi yaitu penggabungan video dengan menggunakan adobe premiere CS3. Penggunaan PAL digunakan karena PAL memiliki perbandingan area grafis 3:4 seperti yang biasa ditonton di televisi Indonesia. pengeditan video tidak dilakukan terlalu banyak seperti perpindahan atau transisi dari video yang satu ke video yang lainnya.
Gambar 12. Unlock masking h.
Klik OK.
Kunci kembali
Rendering dilakukan untuk merubah video yang telah diedit ke bentuk AVI. Langkah perenderan yaitu: a.
Pilih file lalu eksport
b.
Pilih adobe media encoder sehingga dapat diekspor ke avi, bluray atau ke MPEG.
c.
Pilih ok
5. Gambar 13. Hasil masking
Pada bab ini penulis membuat kesimpulan dari hasil pembuatan film kartun Isyarat and Unique yaitu:
4.3. Dubbing Dubbing dan pengeditan sound dilakukan di Audacity. Pengeditan yang dilakukan yaitu penghilangan noise sehingga hasil rekaman yang dilakukan bebas dari suara yang mengganggu dan berisik. Setelah selesai editing sound, dilakukan eksport menjadi .wav. Caranya yaitu: a.
Pilih file yang akan diekspor
b.
Pilih berkas > ekspor atau ekspor terpilih
c.
Muncul kotak dialog, namai file lalu pilihsave.
d.
Muncul metadata yang diisi dengan keterangan seputar file yang disimpan.
Kesimpulan dan Saran
a.
Membuat film kartun dengan alur cerita yang mudah dipahami dan dimengerti.
b.
Film kartun dibuat dengan menggunakan dengan menggunakan warna yang cerah yang mampu menarik perhatian dari anak-anak.
c.
Film kartun ini mampu memberikan bahasa isyarat dasar seperti alfabet dalam bahasa isyarat.
d.
Pemilihan film diharapkan mampu untuk lebih menarik minat orang yang melihatnya untuk mempelajari menganai bahasa isyarat.
Terdapat beberapa saran yang didapatkan oleh penulis setelah membuat film kartun Isyarat and Unique, yaitu:
5
a.
Memperjelas gerakan atau posisi tangan untuk meminimalkan kesalahpahaman mengenai bahasa isyarat yang dilakukan.
b.
Pembuat kartun diharapkan menambah frame dan gerakan sehingga gerakan menjadi lebih halus.
c.
Pengembang film kartun ini dapat menambahkan scene agar film menjadi lebih menarik.
d.
Langsung ke pokok permasalahan dan hindari menanyakan benar atau salah agar anak tidak bingung.
e.
Pengembang dapat membuat film kartun ini menjadi film animasi 3D.
Daftar Pustaka [1] Pamungkas, O. Bayu. 2011. Pembuatan Animasi 2D Dengan Teknik Rottoscoping (Skripsi). Yogyakarta: STMIK AMIKOM Yogyakarta. [2] Manvell, Roger. “Animation.” Encyclopedia Americana. Grolier Online, 2015. Web. 14 Desember 2015. [3] Septyaningrum, R. Dwi. 2015. Pembuatan Film Animasi Pendek “Pindy The Little Panda” Menggunakan Teknik Animasi Claymotion, Motion Graphics dan Visual Efek (Skripsi). Yogyakarta: STMIK AMIKOM Yogyakarta. [4] Zaharuddin G. Djalle, Edi Purwantoro, Demi Dasmana. 2007. The Making of 3D Animation Movie. Bandung: Informatika. Hal 23. [5] Zaharuddin, G. Djalle. 2007. The Making of 3D Animation using 3DstudioMax. Bandung: Informatika. Hal 27. [6] Suyanto, M. Yumiawan, A. 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hal 17.
Biodata Penulis Nur Chasanah, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2015. Melwin Syafrizal, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2004. Memperoleh gelar Master of Engineering (M.Eng) Program Pasca Sarjana Magister Teknologi Informasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Gajah Mada Yogyakarta, lulus tahun 2008. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta.
6