Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
PENERAPAN METODE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) DENGAN TEKNIK AWAN KATA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENULIS PUISI BERDASARKAN GAMBAR DENGAN PILIHAN KATA YANG MENARIK Multiati¹, Dadan Djuanda², Julia³ 123Program
Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang ¹Email:
[email protected] ²Email:
[email protected] ³Email:
[email protected] Abstrak Pembelajaran menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik di kelas III A SDN Margamukti mengalami permasalahan. Oleh sebab itu, peneliti memilih metode Team Accelerated Instruction (TAI) dengan teknik Awan Kata sebagai solusi. Di dalam penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kemmis dan Taggart. Berdasarkan hasil penelitian, perencanaan kinerja guru meningkat tiap siklusnya yaitu, siklus I 88,89%, siklus II 95,56%, dan siklus III 100%. Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan yaitu siklus I 66,67%, siklus II 97,49%, dan siklus III 100%. Aktivitas siswa mengalami peningkatan yaitu, siklus I 12,5%, siklus II 45,83%, dan siklus III 87,5%. Hasil belajar, siklus I siswa yang tuntas 41,67%, siklus II 83,33%, dan siklus III 95,83%. Hal tersebut membuktikan bahwa metode Team Accelerated Instruction (TAI) dengan teknik Awan Kata sangat efektif untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik. Kata Kunci: Metode TAI, Teknik Awan Kata, Menulis Puisi Berdasarkan Gambar PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang sama-sama mempunyai peranan penting dalam pembelajaran di Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran bahasa Indonesia di SD tentunya bertujuan agar siswa dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa Indonesia di SD tentunya tidak lepas dari peran guru untuk memaksimalkan pengajaran kepada siswanya. Hal itu diwujudkan dengan menciptakan pembelajaran yang komunikatif dan menyenangkan bagi siswanya. Pembelajaran yang dikembangkan harus
mampu membuat siswa berkomunikasi secara efektif dalam lingkungannya, baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu, pembelajaran bahasa Indonesia juga harus mampu mengembangkan kemampuan intelektual siswa dan mampu membuat siswa untuk menikmati dan memanfaatkan karya sastra dengan baik. Oleh karena itu, berhasil atau tidaknya pembelajaran bahasa Indonesia di SD dapat diukur berdasarkan peningkatan kemampuan siswa. Tercapainya tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, tidak lepas dari pengembangan empat keterampilan bahasa yang harus dikuasai siswa, yakni keterampilan menyimak,
321
Multiati, Dadan Djuanda, Julia
berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling berkaitan satu sama lain dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Jika keempat keterampilan bahasa tersebut dapat dikuasai siswa maka tujuan pembelajaran bahasa Indonesia pun dapat tercapai dengan baik. Semua keterampilan bahasa yang saling berkaitan, baik itu menulis maupun membaca, menyimak, atau berbicara sama-sama memiliki fungsi untuk mengkomunikasikan pesan melalui bahasa. Dari keempat keterampilan bahasa, keterampilan menulis merupakan salahsatu keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki setiap siswa, itu pun tidak terlepas dari tiga keterampilan lainnya. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, artinya tidak secara bertatap muka langsung dengan orang lain. Kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif, karena dengan menulis dapat menuangkan segala ide dan pikiran ke dalam sebuah tulisan atau karya tulis. Keterampilan menulis ini tidak akan langsung datang secara tiba-tiba, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang sering. Sejalan dengan hal tersebut, Resmini, dkk (2009, hlm. 215) mengemukakan bahwa “kemampuan menulis itu tidaklah berdiri sendiri, melainkan saling berhubungan dengan kemampuan lain”. Adapun salahsatu ragam tulisan yaitu puisi. Menulis puisi adalah kegiatan menulis pribadi yang sangat menyenangkan. Melalui puisi, seseorang dapat menuangkan perasaan pribadinya maupun apa yang dilihatnya secara tertulis. Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang sudah cukup lama dikenal oleh semua kalangan masyarakat dari zaman dahulu. Puisi lahir dari semua kalangan masyarakat, baik anak-anak maupun orang dewasa. Keterampilan menulis puisi untuk anak-anak, salahsatunya adalah keterampilan menulis
puisi di SD. Menulis puisi di SD tidak memerlukan ketentuan-ketentuan yang rumit seperti menulis puisi orang dewasa. Pembelajaran menulis puisi di SD, di antaranya adalah pembelajaran tentang menyalin puisi anak sederhana, melengkapi puisi berdasarkan gambar, menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik, dan menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Pembelajaran menulis ini tentu tidak lepas dari kurikulum. Adapun kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini memuat mata pelajaran Bahasa Indonesia, dengan empat aspek keterampilannya. Salahsatunya adalah keterampilan menulis puisi yang dibahas di sekolah dasar ada di kelas tiga yang tercantum dalam KTSP. Pembelajaran bahasa Indonesia di SD lebih diarahkan pada kompetensi siswa untuk berbahasa dan berapresiasi sastra. Hal itu tidak lepas dari cara pembelajaran yang diterapkan di sekolah. Misalnya saja, menerapkan metode pembelajaran sebagai penunjang keberhasilan pembelajaran. “Keberhasilan pengajaran bahasa Indonesia ditentukan oleh banyak faktor. Di antaranya ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan secara cermat yaitu tujuan pembelajaran, guru, materi ajar, metode, dan faktor lingkungan”. (Resmini, dkk, 2009, hlm.14). Jadi jelaslah bahwa metode pembelajaran yang digunakan secara tepat adalah salahsatu faktor yang akan membuat pembelajaran berhasil. Guru hendaknya merancang pembelajaran dengan menerapkan metode yang sesuai dengan materi ajar dan kemampuan yang dimiliki siswanya agar pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Berdasarkan hasil temuan penelitian yang dilakukan di kelas III A SDN Margamukti pada tanggal 05 Januari 2016 menunjukkan rendahnya keterampilan menulis siswa pada
322
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
materi menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik. Pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam, meminta siswa untuk berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa, diikuti dengan penyampaian aperspsi yang dikaitkan dengan materi menulis puisi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkondisikan siswa untuk siap belajar. Kemudian pada saat guru melaksanakan kegiatan inti, yaitu ketika memberikan penjelasan tentang puisi dan menulis puisi berdasarkan gambar sebagian siswa tertarik ketika menyimak penjelasan yang disampaikan oleh guru, bahkan beberapa siswa perempuan pun ikut aktif dalam kegiatan tanya jawab mengenai puisi dan ada pula yang hanya diam saja mendengarkan proses tanya jawab guru dengan siswa yang lain. Permasalahan selalu muncul saat pengerjaan LKS karena siswa dituntut untuk menulis puisi berdasarkan gambar bersama kelompok (teman sebangkunya). Siswa kebingungan ketika ditugaskan untuk menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik, dengan kata lain siswa masih belum mampu menemukan kata-kata menarik dari sebuah gambar yang disajikan oleh guru. Kebanyakan siswa terus menerus bertanya ketika menulis puisi dan hampir semua siswa saling mencontek, padahal guru sudah menjelaskan apa saja yang harus dikerjakan siswa. Suasana kelas terlihat gaduh, namun ketika dicoba untuk dikondisikan agar siswa tidak ribut, siswa memang berhenti untuk ribut walaupun hal tersebut tidak bertahan lama. Lalu, pada akhir proses pembelajaran guru memberikan evaluasi menulis puisi berdasarkan gambar. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, hampir seluruh siswa tidak bisa menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik. Hasil evaluasi siswa dalam keterampilan menulis puisi berdasarkan gambar pun tidak
mencapai tujuan yang diharapkan. Dari 23 siswa yang mengikuti evaluasi, hanya ada satu orang siswa atau 4,35% yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 22 siswa atau 95,65% masih belum memenuhi KKM, yaitu 70. Dengan demikian, kemampuan siswa kelas III A SDN Margamukti dalam menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik masih sangat rendah. Berdasarkan observasi dapat diperoleh fakta bahwa guru tidak memperhatikan penerapan metode pembelajaraan menulis yang tepat, guru tidak memberikan teknik untuk menemukan kata menarik, dan beberapa siswa kurang memahami materi yang dimaksud oleh guru. Selain itu, guru menyampaikan materi pembelajaran secara singkat, guru tidak memberikan contoh yang jelas dalam menulis puisi berdasarkan gambar, serta guru kurang terampil dalam mengkondisikan kelas sehingga siswanya selalu gaduh. Kemudian, ada beberapa siswa yang cenderung aktif, namun ketika siswa dibuat kelompok untuk mengerjakan sebuah puisi banyak siswa yang tidak memberikan pendapatnya dalam kelompok tetapi justru mencontek kepada kelompok lain. Kerjasama siswa juga kurang terlihat begitu pun tanggung jawabnya masih kurang, karena beberapa siswa tidak mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Berdasarkan fakta tersebut, ternyata yang menjadi penyebab terjadinya masalah dalam pembelajaran menulis puisi berdasarkan gambar, yakni guru tidak memperhatikan penerapan metode pembelajaran menulis yang tepat untuk diterapkan saat menulis puisi, sehingga penerapan metode yang kurang tepat tidak akan memudahkan siswa untuk memahami materi yang sedang dipelajari dan membuat siswa agak sulit untuk dikondisikan di dalam kelas. Selain itu, teknik pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran pun tidak diperhatikan oleh
323
Multiati, Dadan Djuanda, Julia
guru, padahal teknik merupakan hal yang harus diperhatikan oleh guru agar proses dan hasil belajar siswa dalam menulis puisi dapat meningkat karena melalui teknik pembelajaran yang tepat maka kemampuan siswa dalam menulis puisi pun akan meningkat. Berdasarkan permasalahan di atas, dirancanglah sebuah perencanaan untuk memperbaiki masalah tersebut, yakni metode pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) yang pada awalnya dikenal dengan Team Assisted Individualization (TAI). Penerapan metode Team Accelerated Instruction (TAI) dipadukan dengan teknik Awan Kata untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam menulis puisi berdasarkan gambar. Metode TAI ini dapat membuat suasana belajar yang lebih aktif dan menyenangkan. Suasana belajar seperti itu dapat membantu siswa dalam menulis puisi berdasarkan gambar. Siswa dapat dilatih tanggung jawabnya dalam mengerjakan soal secara individu ketika berada di kelompok. Kemudian, dengan bekerja sama secara kelompok maka siswa dapat saling mengoreksi apabila ada siswa lain yang melakukan kesalahan. Dalam metode TAI ini juga menggunakan sebuah terobosan teknik pembelajaran, yakni teknik Awan Kata. Teknik Awan Kata sendiri mengadopsi teknik pembelajaran Mind Map, namun teknik Awan Kata lebih sederhana dalam penerapannya. Teknik Awan Kata juga sangat membantu siswa dalam menemukan kata menarik dari setiap baris puisi yang akan ditulis karena dengan gambar dan warna yang ada pada LKS puisinya membuat anak tertarik, sehingga menulis puisi berdasarkan gambar akan menjadi lebih menyenangkan. Selain itu, metode TAI juga melatih keaktifan, kerja sama, dan tanggung jawab agar lebih baik lagi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis dalam menulis puisi berdasarkan gambar tentu perlu diterapkannya suatu metode dan teknik pembelajaran yang sesuai. Lebih rincinya berikut adalah uraian tentang rumusan masalah dalam penelitian ini. a. Bagaimana perencanaan pembelajaran keterampilan menulis dengan menerapkan metode TAI dengan teknik Awan Kata dalam menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik di kelas III A SDN Margamukti Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang? b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis dengan menerapkan metode TAI dengan teknik Awan Kata dalam menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik di kelas III A SDN Margamukti Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang? c. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran keterampilan menulis dengan menerapkan metode TAI dengan teknik Awan Kata dalam menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik di kelas III A SDN Margamukti Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang?
METODE PENELITIAN Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan penelitian berbasis kelas yang bermula dari adanya suatu permasalahan, lalu dilakukan suatu tindakan refleksi untuk memperbaiki permasalahan tersebut. Elliot (dalam Sumadayo, 2013, hlm. 20) mengemukakan bahwa “Penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas
324
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
praktek. Lebih lanjut dijelaskan, penelitian tindakan melibatkan proses telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan menjalin hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan pengembangan professional”. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di SDN Margamukti, Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Adalah Alasan peneliti memilih sekolah ini tentu saja dikarenakan ditemukannya permasalahan pada kelas III A di SDN Margamukti. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini ialah siswa-siswi kelas III A di SDN Margamukti, yang terdiri dari 24 siswa. Masing-masing siswa laki-laki berjumlah 11 orang dan siswi perempuan berjumlah 13 orang. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, catatan lapangan, dan tes hasil belajar. Menurut Denzin (Wiriatmadja, 2005, hlm. 117), “wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sercara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu”. Kemudian, observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap suatu keadaan untuk mencapai tujuan tertentu. Catatan lapangan dibuat untuk memperoleh data yang terjadi di kelas selama proses pembelajaran. Catatan lapangan berisi tentang catatan singkat tentang kejadiankejadian yang dialami guru maupun siswa selama penelitian. Tes hasil belajar adalah tes yang dilakukan ketika akhir proses pembelajaran untuk menilai sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai.
Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini, mencakup pengolahan data proses dan pengolahan data hasil. Pengolahan data proses yang diolah yaitu penilaian berupa lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi kinerja guru. Pengolahan data aktivitas siswa diolah berdasarkan pemberian skor pada kolom aspek yang dinilai berdasarkan deskriptor penilaiannya. Nilai diperoleh dari 3 aspek yang dinilai, yaitu kerja sama, keaktifan, dan tanggung jawab. Untuk menilai kinerja guru dalam mengajar, aspek yang dinilai yaitu dari kegiatan yang dilakukan guru dari mulai perencanaan, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, maka dilakukan tes hasil belajar. Adapun empat aspek yang dinilai, yaitu pengertian puisi, unsur-unsur puisi, kesesuaian isi dengan gambar, dan pilihan kata yang menarik. Tes hasil belajar tersebut diinterpretasikan dengan target keberhasilan yang diharapkan yaitu jika 85% siswa mencapai KKM. KKM menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik adalah 70. Sedangkan, analisis data dilakukan dengan tiga tahap, yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan metode TAI untuk meningkatkan hasil belajar menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik pada siswa kelas III A SDN Margamukti Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan hasil. Perencanaan Perencanaan dilakukan dengan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan ketika penelitian. Dalam hal perencanaan dari penerapan metode TAI ini baik siklus I, II, sampai III tidak terdapat banyak perubahan
325
Multiati, Dadan Djuanda, Julia
yang signifikan diantaranya hanya perubahan gambar pada LKS siklus I, II, dan III yaitu perbedaan pada gambar untuk puisi dengan tingkat kesulitan yang sama, media gambar yang berbeda-beda untuk setiap siklus, dan soal tes individu setiap siklusnya memiliki redaksi soal dan gambar yang berbeda dengan tingkat kesulitan yang sama. Selain itu, pencantuman alokasi waktu dari setiap siklus makin dicantumkan dengan jelas. Perubahan yang paling sering terjadi terletak pada media gambar yang digunakan guru serta gambar yang dipakai di LKS. Hal ini berkaitan dengan asimilasi dan akomodasi. Piaget (dalam Sagala 2005, hlm. 24) berpendapat ada dua proses yang terjadi dalam perkembangan dan pertumbuhan kognitif anak yaitu: (1) proses “assimilation”,
dalam proses ini menyesuaikan atau mencocokkan informasi yang baru itu dengan apa yang telah ia ketahui dengan mengubahnya bila perlu; dan (2) proses “accommodation” yaitu anak menyusun dan membangun kembali atau mengubah apa yang telah ia ketahui sebelumnya sehingga informasi yang baru itu dapat disesuaikan dengan lebih baik”. Oleh karena itu, pada saat siswa melihat gambar maka persepsi siswa bisa berbeda-beda tergantung pengetahuan awalnya dalam menerjemahkan gambar yang dilihatnya tersebut. Berikut adalah diagram perbandingan persentase perencanaan kinerja guru tiap siklus.
100 100 95
95,59 Siklus I
88,89
Siklus II
90
Siklus III
85 80 Persentase
Gambar 1. Diagram Perbandingan Persentase Perencanaan Kinerja Guru Tiap Siklus Berdasarkan gambar 1 di atas, dapat disimpulkan bahwa pada siklus I perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mencapai persentase 88,89% dengan kriteria baik sekali. Silkus II mencapai persentase 95,56% dengan kriteria baik sekali dan pada siklus III sudah mencapai target yang telah ditentukan, yaitu 100% dengan kriteria baik sekali. Pelaksanaan Pada tindakan siklus I saat pelaksanaan langkah team dalam metode TAI ketika guru membentuk kelompok siswa, guru langsung membentuk kelompok siswa secara
heterogen, yakni dengan kemampuan siswa yang beragam karena menginginkan pembelajaran yang optimal. Meskipun dalam pelaksanaan tindakan siklus I pembentukan kelompok siswa suasana kelas masih gaduh, namun pada akhir tindakan siklus berikutnya siswa dapat bekerjasama dengan ikut berperan aktif dalam kelompoknya serta menghargai pendapat teman sekelompoknya, sesuai dengan pendapat Djuanda (2014, hlm. 19) yang mengemukakan “Di dalam belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif siswa dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan”. Saat pelaksanaan
326
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
pembelajaran langkah student creative dimulai, siswa banyak bertanya kepada guru yang membuat guru melakukan mini lesson terhadap kelompok yang bertanya tersebut. Hal ini sejalan dengan metode Team Accelerated Instruction (TAI) yang dikemukakan oleh Slavin (2005, hlm. 190), “guru setidaknya menghabiskan separuh waktunya untuk mengajar kelompokkelompok kecil”. Mini lesson tentunya sangat membantu kelompok siswa yang mengalami kesulitan pada saat mengerjakan tugas. Pada tindakan siklus II saat pelaksanaan langkah team study yang mengharuskan siswa untuk bekerja kelompok untuk mengisi LKS kelompok menulis puisi, siswa sudah dapat bekerjasama dan menghargai setiap pendapat dalam kelompoknya pada saat menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata menarik. Hal tersebut sejalan dengan tujuan dalam penerapan pembelajaran kooperatif adalah “...agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok”. (Isjoni, 2014, hlm. 21). Selain itu, guru menemukan temuan baru dalam pelaksanaan pembelajaran yang difokuskan pada media gambar yang dipilih oleh guru. Gambar yang diperlihatkan membuat siswa tertawa, sehingga siswa aktif dalam merespon arahan dari guru untuk menyebutkan kata menarik dari gambar tersebut meskipun siswa meresponnya masih dengan keadaan tertawa. Akan tetapi, siswa memperhatikan baik-baik gambar yang diperlihatkan guru tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Riyana & Susilana (2009, hlm. 9) yang mengemukakan “Manfaat media secara umum adalah menimbulkan gairah belajar, interaksi langsung antara murid dengan sumber belajar”. Guru yang menggunakan media pada saat
pembelajaran berperan sebagai penyaji (stimulus) dan siswa yang melihat atau mengamati gambar tersebut adalah sebagai penerima (respon) informasi. Kemudian, jika siswa menyebutkan kata-kata menarik dari media gambar yang disajikan guru, maka guru juga memberikan penguatan berupa pujian. Pujian tersebut merupakan penguatan dari guru atas apa yang siswa lakukan. Sesuai dengan teori Skinner (dalam Sagala, 2005,hlm.14), “guru perlu memperhatikan dua hal yang penting yaitu (1) pemilihan stimulus yang diskriminatif, dan (2) penggunaan penguatan”. Pada tindakan siklus III tidak terlalu banyak yang berubah. Pada siklus III ini difokuskan pada kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode TAI secara keseluruhan. Metode TAI merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang telah dilaksanakan dengan baik pada materi menulis puisi berdasarkan gambar. Metode TAI juga dapat mengatasi perbedaan siswa dengan dibentuknya kelompok heterogen untuk mengerjakan soal secara individu maupun berkelompok dalam kelompoknya. Selain itu, guru menemukan temuan pada saat pelaksanaan langkah team score and team recognition perilaku siswa menjadi sangat tertib dalam mengikuti intruksi dari guru karena guru menerapkan aturan pada saat penyampaian hasil diskusi dan pemberian skor. Peraturan yang diterapkan guru adalah pada saat perwakilan siswa menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas, siswa yang lain harus duduk siap dan tidak ribut. Jika ada yang melanggar maka skor yang diperoleh kelompoknya akan dikurangi. Hal ini sejalan dengan teori behaviorisme yang dikemukakan oleh Skinner (dalam Sagala, 2005, hlm. 16) yang mengemukakan “mengajar itu pada hakekatnya adalah rangkaian dari penguatan yang terdiri dari (1) suatu peristiwa dimana perilaku terjadi; (2) perilaku itu sendiri; dan (3) akibat perilaku”. Berikut adalah diagram
327
Multiati, Dadan Djuanda, Julia
perbandingan persentase pelaksanaan kinerja guru dan aktivitas siswa tiap siklus. 100
97,49 100 66,67
80
Siklus I
60
Siklus II
40
Siklus III
20 0 Persentase
Gambar 2. Diagram Perbandingan Persentase Nilai Pelaksanaan Guru Tiap Siklus dan pada siklus III sudah mencapai target Berdasarkan gambar 2 dapat disimpulkan yang ditentukan, yaitu 100% . Selain bahwa persentase akhir pelaksanaan kinerja penilaian pelaksanaan kinerja guru , berikut guru pada siklus I adalah 66,67% dengan adalah tabel perbandingan persentase kriteria baik. Kemudian mengalami aktivitas siswa tiap siklus. peningkatan pada siklus II menjadi 97,49% 87,5
90 80 70 60 50
45,83
50 45,83
Siklus 1 37,5
40
Siklus 2 Siklus 3
30 20
12,5
12,5 4,17 0
10
4,17 0 0
0 0 0
K
KS
0 BS
B
C
Gambar 3. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Siswa Tiap Siklus Berdasarkan gambar 3 di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang mendapatkan kriteria baik sekali pada tiap siklusnya. Siklus I hanya ada 3 orang siswa atau 12,5%, siklus II naik menjadi 11 orang atau 45,83%, dan siklus III sudah melebihi target yang ditentukan (85%) yakni makin meningkat menjadi 21 orang siswa atau 87,5%.
Hasil Belajar Penilaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik mencakup empat ranah yaitu pengertian puisi, unsur-unsur puisi, kesesuaian isi puisi dengan gambar, dan pilihan kata yang menarik. Metode TAI dapat meningkatkan
328
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
hasil belajar siswa karena dalam pelaksanan langkah team study jika ada siswa yang tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, maka siswa lain dalam kelompoknya dapat membantunya. Hal tersebut tentu membantu siswa dalam memahami tugas atau materi yang diberikan guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Hal ini sejalan dengan pendapat Slavin (2005, hlm. 195) bahwa “Dengan membuat para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kooperatif, dengan status yang sejajar,
100
95,83 83,33
80 60
program ini akan membangun kondisi untuk terbentuknya sikap-sikap positif terhadap siswa-siswa mainstream yang cacat secara akademik dan di antara para siswa dari latar belakang rasa tau etnik berbeda”. Meskipun siswa dalam kelompoknya dapat membantu satu sama lain, tetapi siswa juga tidak ragu untuk bertanya langsung kepada guru. Berikut adalah diagram tentang perbandingan persentase hasil tes belajar siswa tiap siklus.
58,33 41,67
Siklus 1 Siklus 2
40
16,67 4,17
20
Siklus 3
0 Tuntas
Belum Tuntas
Gambar 4. Diagram Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus Berdasarkan Diagram 4 dapat dilihat siklus I siswa yang tuntas sebanyak 10 orang siswa dengan persentase pencapaian 41,67% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 14 orang siswa dengan persentase pencapaian 58,33%, pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 20 orang siswa dengan persentase pencapaian 83,33% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 orang siswa dengan persentase pencapaian 16,67%, dan pada siklus III siswa yang tuntas sebanyak 23 orang siswa dengan presentase pencapaian 95,83% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 1 orang siswa dengan persentase pencapaian 4,17%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan hasil belajar siswa dari tiap siklus dan pada siklus III hasil belajar siswa sudah melebihi target yang ditentukan.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas III A SDN Margamukti Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang pada pembelajaran menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik dengan penerapan metode TAI dengan teknik Awan Kata diperoleh simpulan berikut. Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan RPP sesuai dengan langkahlangkah penerapan metode TAI dengan perubahan dan perbaikan tindakan pada setiap siklus disesuaikan dengan hasil analisis dan refleksi, yakni media gambar, hadiah untuk penyampaian hasil diskusi kelompok dan kuis, disertai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang di setiap siklusnya memiliki perbedaan pada gambarnya namun dengan
329
Multiati, Dadan Djuanda, Julia
tingkat kesulitan yang sama, menyusun lembar aktivitas siswa dan kinerja guru guna mengamati penerapan metode TAI dengan teknik Awan Kata di kelas III A SDN Margamukti. Pada tahap pelaksanaan kinerja guru terjadi perubahan proses pembelajaran pada setiap siklus sesuai dengan hasil refleksi pada setiap siklusnya. Pada siklus I, persentase kinerja guru yang dicapai adalah (66,67%) dengan kriteria baik. Pada siklus II meningkat menjadi (97,49%) dengan kriteria baik sekali, dan pada siklus III mencapai (100%) dengan kriteria baik sekali dan mencapai target yang telah ditentukan. Selain itu, aktivitas siswa yang berkriteria baik sekali terjadi peningkatan di setiap siklusnya, dapat diketahui peningkatan yang terjadi pada siklus I adalah jumlah siswa yang berkriteria baik sekali sebanyak 3 orang siswa (12,5%). Pada siklus II jumlahnya bertambah menjadi 11 siswa (45,83%), dan pada siklus III jumlahnya menjadi 21 siswa (87,5%). Pembelajaran menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik dengan menerapkan metode TAI dengan teknik Awan Kata telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti pada data awal hanya 1 siswa (4,35%) yang mencapai batas minimal ketuntasan sebesar 70. Setelah dilakukan tindakan di siklus pertama, 10 siswa (41,67%) telah tuntas, kemudian setelah tindakan di siklus kedua persentase jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 83,33% atau 20 siswa dinyatakan tuntas. Kemudian, setelah dilakukan tindakan ketiga persentase jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 95,83% atau 23 siswa dinyatakan tuntas.
Isjoni. (2014). Cooperative learning efektifitas pembelajaran kelompok. Bandung: ALFABETA. Resmini, N., Hartati, T., & Cahyani, I. (2009). Pembinaan dan pengembangan pembelajaran bahasa dan sastra indonesia.Bandung: UPI PRESS. Riyana, C & Susilana, R. (2009). Media Pembelajaran hakikat, pengembangan, pemanfaatan, dan penilaian. Bandung: CV wacana prima. Sagala, D. (2005). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: alfabeta. Slavin, E, R. (2005). Cooperative learning teori, riset, dan praktik. Bandung: Penerbit Nusa Media. Sumadayo, S. (2013). Penelitian tindakan kelas. Yogyakarta: GRAHA ILMU. Wiriaatmadja, R. (2005). Metode penelitian tindakan kelas. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.
DAFTAR PUSTAKA Djuanda, D. (2014). Pembelajaran bahasa indonesia yang komunikatif dan menyenangkan. Sumedang: UPI SUMEDANG PRESS. 330