IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS
MODUL TATA KELOLA PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR
USAID-KINERJA Gedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46 Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832 Email:
[email protected] www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar Seri Pembelajaran dari USAID - KINERJA
2014
KATA PENGANTAR KINERJA merupakan program kerjasama antara Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID-Indonesia dengan Pemerintah Indonesia dengan fokus pada tata kelola pemerintahan yang baik untuk peningkatan pelayanan publik di bidang kesehatan dasar, pendidikan dasar, dan peningkatan iklim usaha. Sejak Tahun 2010, KINERJA telah memberikan pendampingan teknis kepada Pemerintah Daerah yang tersebar di 20 kabupaten/kota di 4 provinsi yaitu Provinsi Aceh, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur. Pada Tahun 2012, USAID memperluas mandat kerja Program KINERJA dengan menambah Provinsi Papua (selanjutnya disebut sebagai KINERJA Papua) selama 3 tahun dimulai dari April 2012 sampai dengan Februari 2015, dengan menggunakan strategi dan pendekatan yang sama seperti yang telah diterapkan di provinsi lainnya dan hanya fokus pada pendampingan bidang kesehatan. Pendekatan Program KINERJA dalam meningkatkan tata kelola pelayanan publik berbasis standar dilakukan dengan menguatkan dua pilar penting, yaitu melalui penyedia pelayanan (supply-side) dan pengguna pelayanan (demand-side). Penguatan penyedia pelayanan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan pelayanan berbasis inovasi, tata kelola, dan praktik yang baik sedangkan pengguna pelayanan ditujukan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kualitas pelayanan pemerintah daerah, melalui peningkatan kemampuan dalam menyuarakan hak-haknya dalam pelayanan publik, melakukan pengawasan, dan monitoring kualitas pelayanan di tingkat unit dan manajemen layanan. Implementasi pendekatan dan bantuan teknis Program KINERJA ini mendapat respon dan antusiasme yang baik dari Pemerintah Kabupaten/Kota dampingan. Sejumlah kabupaten/kota dampingan menunjukkan perubahan nyata pada perbaikan pengelolaan pelayanan publik, yaitu melalui kebijakan, alokasi sumber daya manusia dan keuangan, keterlibatan masyarakat, penerapan standar layanan, dan memunculkan praktik baik (good practices) tata kelola pelayanan publik, baik di tingkat unit layanan maupun di tingkat dinas dan pemerintah kabupaten/kota. Tujuan pembuatan modul ini didasari atas kerjasama Program KINERJA – LAN RI menerapkan praktik baik pelayanan publik di kabupaten/kota. Atas dasar tersebut, kami berinisiatif menyiapkan modul lengkap untuk dijadikan panduan atau referensi bagi LAN RI mengembangkan materi sebagai pemutakhiran peraturan Kepala LAN terkait kurikulum dan materi pelatihan Pelayanan Publik. Modul yang kami siapkan ini berjudul “Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar” yang mencakup Overview Program KINERJA; Peningkatan kualitas Pelayanan Publik berbasis sektor; Praktik baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor; Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor; dan Pelembagaan Tata kelola Sektor. Kami mohon maaf bila terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam penyusunan modul ini baik berupa kata-kata maupun maksud tulisan yang disampaikan. Penyempurnaan-penyempurnaan yang diperlukan dalam modul ini akan terus kami lakukan, tentunya dengan masukkan dari pembaca atau pengguna modul ini. Harapan kami, semoga modul ini bermanfaat untuk pengembangan kurikulum materi pelatihan pelayanan publik ke arah yang lebih baik lagi.
Jakarta, Oktober 2014
ELKE RAPP Chief of Party, USAID - KINERJA
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
1
DAFTAR ISI
Sesi I
Sesi 2
2
KATA PENGANTAR
1
DAFTAR ISI
2
DAFTAR ISTILAH
6
DAFTAR SINGKATAN
8
AGENDA
15
SILABUS PELATIHAN
17
Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
26
•
Gambaran Umum
26
•
Tujuan Sesi
26
•
Bahan dan Alat
27
•
Alur Sesi
27
•
Rencana Sesi
27
•
Powerpoint dan Catatan Fasilitator 1.1.
29
•
Powerpoint dan Catatan Fasilitator 1.2.
46
•
Panduan dan Lembar Kerja
48
•
Bahan Bacaan: Profil Pogram KINERJA
51
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
60
•
Gambaran Umum
60
•
Tujuan Sesi
60
•
Bahan dan Alat
61
•
Alur Sesi
61
•
Rencana Sesi
61
•
Powerpoint dan Catatan Fasilitator
63
•
Panduan dan Lembar Kerja
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
101
www.kinerja.or.id
Sesi 3
•
Bahan Bacaan 2.1. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
103
•
Bahan Bacaan 2.2. Pemetaan Jenis Standar Pelayanan Publik di Indonesia
109
•
Bahan Bacaan 2.3. Penerapan SPM dalam Tata Kelola Distribusi Guru Proposional (DGP)
126
Praktik Baik dalam Penerapan Tata Kelola Sektor
134
•
Gambaran Umum
134
•
Tujuan Sesi
134
•
Bahan dan Alat
134
•
Alur Sesi
135
•
Rencana Sesi
135
•
Powerpoint dan Catatan Fasilitator
137
•
Panduan dan Lembar Kerja
175
•
Bahan Bacaan 3.1. Praktik Cerdas KINERJA – Kemitraan Bidan dan Dukun, Aceh Singkil, Aceh
178
•
Bahan Bacaan 3.2. Praktik Cerdas KINERJA – Mendukung Iklim Usaha yang Baik melalui Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu, Barru, Sulawesi Selatan
188
•
Bahan Bacaan 3.3. Praktik Cerdas KINERJA – Distribusi Guru Proporsional, Luwu Utara, Sulawesi Selatan
198
•
Bahan Bacaan 3.4. Praktik Cerdas KINERJA – Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Berbasis Standar Pelayanan Minimal, Bener Meriah, Aceh
208
•
Bahan Bacaan 3.5. Praktik Cerdas KINERJA – Penuhi SPM, Bulukumba Bantu Sekolah Atasi Kekurangan Dana
214
•
Bahan Bacaan 3.6. Praktik Cerdas KINERJA – Integrasi Standar Pelayanan Minimal dalam Anggaran, Kabupaten Jember, Jawa Timur
219
•
Bahan Bacaan 3.7. Praktik Cerdas KINERJA – Peraturan Walikota Makassar dalam Percepatan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
225
•
Bahan Bacaan 3.8. Praktik Cerdas KINERJA – Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan di Kab. Jayapura
230
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
3
Sesi 4
Sesi 5
4
•
Bahan Bacaan 3.9. Praktik Cerdas KINERJA – Manajemen Berbasis Sekolah Berorientasi Pelayanan Publik, Kota Probolinggo, Jawa Timur
219
•
Bahan Bacaan 3.10. Praktik Cerdas KINERJA – Rencana Strategis Berbasis Pelayanan Beri Peluang Peningkatan Kesehatan Ibu & Anak, Kota Singkawang, Kalimantan Barat
225
Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
230
•
Gambaran Umum
230
•
Tujuan Sesi
230
•
Bahan dan Alat
230
•
Alur Sesi
231
•
Rencana Sesi
231
•
Powerpoint dan Catatan Fasilitator
233
•
Panduan dan Lembar Kerja
284
•
Bahan Bacaan 4.1. Penyusunan RKS & RKAS Berorientasi Pelayanan Publik
286
•
Bahan Bacaan 4.2. Penyusunan SOP Berorientasi Tata Kelola Pelayanan Publik
294
•
Bahan Bacaan 4.3. Jurnalisme Warga dan Peningkatan Tata Kelola Pelayanan Publik (dalam Program KINERJA)
308
•
Bahan Bacaan 4.4. Penerapan Survei Pengaduan & Janji Perbaikan Layanan
319
•
Bahan Bacaan 4.5. Peran MSF dalam Peningkatan Pelayanan Publik di Tingkat Unit Layanan dan Daerah
328
•
Bahan Bacaan 4.6. Pengurangan Jenis Izin sebagai Tahap Lanjutan dari Proses Reformasi Perizinan di PTSP Daerah
344
Pelembagaan Tata Kelola Sektor dalam Pelayanan Publik
354
•
Gambaran Umum
354
•
Tujuan Sesi
354
•
Bahan dan Alat
355
•
Alur Sesi
355
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Sesi 6
•
Rencana Sesi
355
•
Powerpoint dan Catatan Fasilitator
357
•
Panduan dan Lembar Kerja
371
•
Bahan Bacaan 5.1. Analisis Kekuatan Diri
373
Evaluasi Pelatihan
376
•
376
Panduan dan Lembar Kerja
Daftar Pustaka/Referensi
378
Video Praktik Baik KINERJA
379
CD Peraturan Perundangan Terkait
380
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
5
DAFTAR ISTILAH KINERJA
Sebuah program bantuan teknis kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik melalui peningkatan manajemen pelayanan dan partisipasi masyarakat di tiga sektor: pendidikan dasar, kesehatan dasar dan peningkatan iklim usaha.
KINERJA Utama
Adalah pelaksanaan Program KINERJA di empat provinsi di Indonesia yaitu Aceh, Jawa Timur, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan yang mencakup 20 kabupaten/kota.
KINERJA Papua Adalah pelaksanaan Program KINERJA di Provinsi Papua yang meliputi empat kabupaten/ kota: Kota Jayapura, Kab. Jayapura, Kab. Jayawijaya dan Kab. Mimika. Insentif
Upaya-upaya mendorong pemerintah selaku penyedia layanan publik untuk secara terus menerus meningkatkan kinerja penyediaan layanan publiknya melalui peningkatan keterlibatan dan pertanggungjawaban kepada masyarakat (akuntabilitas) selaku pengguna layanan.
Demand (Pengguna Layanan) Tuntutan dan keterlibatan publik/masyarakat sebagai pengguna layanan publik dalam perbaikan
kualitas/inovasi layanan publik yang disediakan. Engaging Demand and Supply Pelibatan semua elemen dalam pemerintahan daerah yaitu pemerintah sebagai penyedia
layanan, publik/masyarakat sebagai pengunan layanan, organisasi masyarakat dan DPRD sebagai pengawas penyediaan layanan yang bertujuan untuk perbaikan/inovasi layanan publik. Inovasi
Praktik baik yang dikembangkan melalui program KINERJA mencakup tiga sektor: kesehatan, pendidikan dan perbaikan ikim usaha. Setiap inovasi terdiri dari sejumlah kegiatan tata kelola yang mencakup mekanisme pemberian masukan dari masyarakat, pembaharuan peraturan dan kebijakan, perencanaan, penganggaran, pemantauan, pengawasan dan umpan balik yang dibutuhkan agar berhasil dalam meningkatkan kualitas layanan publik
Replikasi
Upaya peningkatan sistem manajemen serta menyebarluaskannya pada skala yang lebih besar melalui organisasi-organisasi perantara, termasuk upaya diseminasi dan promosi di
6
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
tingkat yang lebih tinggi agar dapat diadopsi menjadi kebijakan, melakukan diseminasi berbasis web dan peningkatan kapasitas penyedia layanan dengan memanfaatkan hubungan dengan asosiasi pemerintah daerah, lembaga pelatihan nasional dan provinsi, lembaga swadaya masyarakat, serta perguruan tinggi. Supply (Penyedia Layanan)
Pemerintah daerah ataupun badan/organisasi yang berada dibawah pemerintah daerah sebagai penyedia layanan publik.
Scaling Up
Upaya replikasi praktik baik ke tingkat yang lebih luas baik pada pemerintah daerah yang sama (within) ataupun ke pemerintah daerah lain.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
7
DAFTAR SINGKATAN AKD
Analisa Kekuatan Diri
APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APEKSI
Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia
ASI
Air Susu Ibu
AusAID
Australian Agency for International Development
AWP
Annual Work Plan (Rencana Kerja Tahunan)
BAKD
Bina Administrasi Keuangan Daerah
BaKTI
Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia atau Yayasan BaKTI
Bappeda
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
Bappenas
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BEE
Business Enabling Environment (Iklim Usaha yang Baik)
BERMUTU
Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading, Bank Dunia
BKD
Badan Kepegawaian Daerah
BLH
Badan Lingkungan Hidup
BOK
Bantuan Operasional Kesehatan
BOS
Bantuan Operasional Sekolah
BOSP
Biaya Operasional Satuan Pendidikan
BPKA
Badan Pengelolaan Keuangandan Asset
BPMPKB
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana
BPOM
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
BUMN
Badan Usaha Milik Negara
CIDA
Canadian International Development Agency
CMEF
Common Monitoring and Evaluation Framework (Kerangka Pemantauan Dan Evaluasi Bersama)
8
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
CSO
Civil Society Organization (Organisasi Masyarakat Sipil)
DAK Dana Alokasi Khusus DAU
Dana Alokasi Umum
DBE1
Decentralized Basic Education 1
DEO
District Education Office (Dinas Pendidikan Kabupaten)
DG
Office of Democratic Governance
DGP
Distribusi Guru Proporsional
DHO
District Health Office (Dinas Kesehatan Kabupaten)
DinKes Dinas Kesehatan DPA Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPD
Dewan Perwakilan Daerah
DPOD
Direktorat Pemerintahan dan Otonomi Daerah
DPRD
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
EAP
East Asia Pacific
EBF
Exclusive Breastfeeding (ASI Eksklusif)
EDS
Evaluasi Diri Sekolah
FGD
Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Fokus)
FIPO
Fajar Institute for Pro-Autonomy
FKPP
Forum Komunikasi Peduli Pendidikan
Forda UKM
Forum Daerah Usaha Kecil dan Menengah
FY
Fiscal Year (TA, Tahun Anggaran)
GIZ
Lembaga Jerman untuk Kerjasama Internasional (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit)
GOI
Pemerintah Indonesia
HIPMI
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
HSP
Program Pelayanan Kesehatan
IBF
Inisiasi Menyusui Dini/IMD
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
9
IKM
Indeks Kepuasan Masyarakat
IMB
Ijin Mendirikan Bangunan
IPM
Indeks Pembangunan Manusia
IPM
Indeks Pengaduan Masyarakat
IO
Intermediary Organizations (Organisasi Mitra Pelaksana)
IR
Intermediate Result (Hasil Antara)
ISO
International Standardization Organization
IUI
Izin Usaha Industri
IUJK
Izin Usaha Jasa Konstruksi
IT Informasi dan Teknologi JPIP
Jawa Pos Institute for Pro-Autonomy
JPL
Jam Pelajaran
Juklak Petunjuk Pelaksanaan Juknis Petunjuk Teknis JW
Jurnalis Warga
K3
Komite Kesehatan Kecamatan
Kabupaten
District
KDh Kepala Daerah Kemitraan
Kemitraan untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan [organisasi mitra Kinerja]
Kesga Kesehatan Keluarga KIA
Kesehatan Ibu dan Anak
KIE
Komunikasi, Informasi dan Edukasi
Kota Municipality/city KP Konsultasi Publik
10
KP3M
Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal
KPMP
Kantor Penanaman Modal danPerijinan
KPTP
Kantor Pelayanan Terpadu Perijinan
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
KUA PPAS
Kebijakan Umum Anggaran Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
LAN Lembaga Administrasi Negara LOGICA
Local Governance and Infrastructure for Communities in Aceh [Proyek AusAID]
LPKIPI
Lembaga Pelatihan dan Konsultasi Inovasi Pendidikan
LPSS
Local Public Service Specialist (Spesialis Pelayanan Publik Daerah)
LSM
Lembaga Swadaya Masyarakat
M&E
Pemantauan dan evaluasi
MCH
Maternal and Child Health (Kesehatan Ibu dan Anak/KIA)
MDG
Millienium Development Goal (Tujuan Pembangunan Milenium)
MenPAN-RB
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
MI Madrasah Ibtidaiyah MOEC
Ministry of Education and Culture (Kemendikbud/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
MOF
Ministry of Finance (Kemenkeu/Kementerian Keuangan)
MOH
Ministry of Health (Kemenkes/Kementerian Kesehatan)
MOHA
Ministry of Home Affairs (Kemendagri/Kementerian Dalam Negeri)
MONE
Ministry of National Education (Kemendiknas/Kementerian Pendidikan Nasional)
MSF
Multi-Stakeholder Forum (Forum Lintas Pemangku Kepentingan)
MSS
Minimum Service Standards (Standar Pelayanan Minimum)
MTE
Mid-term Evaluation (Evaluasi Jangka Menengah)
MTs
MadrashaTsanawiyah (setingkat SMP)
Musrenbang
Musyawarah Perencanaan Pembangunan
NGO
Non-governmental Organization (LSM/Lembaga Swadaya Masyarakat)
NO
National Office - Kantor Nasional Kinerja
NSPK
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria
OA
Autonomy Awards (Penghargaan di Bidang Otonomi)
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
11
OECD
Organization for Economic Co-operation and Development
OMP
Organisasi Mitra Pelaksana
OMS
Organisasi Masyarakat Sipil/CSO – Civil Society Organization
Ortala Organisasi dan Tatalaksana OSS
One-Stop-Service (Pelayanan Terpadu Satu Atap)
P2PL
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
PC
Provincial Coordinator (Koordinator Provinsi)
PKD
Pelayanan Kesehatan Dasar
PKM
Pusat Kesehatan Masyarakat
PMP
Performance Management Plan (Rencana Manajemen Kinerja)
PMT Pemberian Makanan Tambahan PO
Provincial Office (Kantor Provinsi)
POPI
Provincial OSS Performance Index (Indeks Kinerja OSS Provinsi)
PP
Peraturan Pemerintah
PPD
Public-Private Dialogue (Dialog Pemerintah-Swasta)
PPID
(Modul Pelatihan) Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
PPKBD
Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa
PSD
Public Service Delivery (Penyelenggaraan Pelayanan Publik)
PSS
Public Service Standard/Standar Pelayanan Publik
PTD
Proportional Teacher Distribution (Distribusi Guru secara Proporsional)
PTSP
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
PUM
Ministry of Home Affairs’ Directorate for De-concentration and Regional Cooperation (Direktorat Pemerintahan Umum)
12
Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat
RAPBD
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
RDP
Rapat Dengar Pendapat
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Renja
Rencana Kerja (tahunan)
Renstra
Rencana Strategis (lima tahunan)
Riskesdas
Riset Kesehatan Dasar
RKA
Rencana Kerja dan Anggaran
RKS/RKAS
Rencana Kerja Sekolah/Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah
RPJMD
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RPJMN
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RTI
RTI International [nama dagang untuk Research Triangle Institute]
SBM
School-Based Management (MBS/Manajemen Berbasis Sekolah)
SD Sekolah Dasar SDM
Sumber Daya Manusia
SDU
Service Delivery Unit
SI
Social Impact (organisasi mitra KINERJA)
SITU
Surat IjinTempat Usaha
SIUP
Surat Ijin Usaha Perdagangan
SK
Surat Keputusan (Kepala Daerah)
SKPD
District Technical Working Unit (Satuan Kerja Perangkat Daerah)
SMERU
SMERU Research Institute [organisasi mitra KINERJA]
SMP
Sekolah Menengah Pertama
SMS
Short Message Service
SNP
National Education Standards (Standar Nasional Pendidikan)
SOP
Standard Operating Procedure (Prosedur Operasi Standar)
SPM
Standar Pelayanan Minimal
SPP
Standar Pelayanan Publik
STTA
Short-term Technical Assistance (Bantuan Teknis Jangka Pendek)
TA
Technical Assistance (Bantuan Teknis)
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
13
TAF
The Asia Foundation
TB Tuberculosis TBA
Traditional Birth Attendant (Dukun)
TDI
Tanda Daftar Industri
TDP
Tanda Daftar Perusahaan
TKED
Tata Kelola Ekonomi Daerah
TOT Training of Trainers UGM
Universitas Gadjah Mada
UKL-UPL
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup – Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKM
Usaha Kecil dan Menengah
UNDP
United Nations Development Program
UNfGI
University Network of UGM (Jaringan Universitas untuk Inovasi Tata
Kelola Pemerintahan UGM) UNPSA
United Nation Public Service Award
UPT Unit Pelaksana Teknis UPTD
Unit Pelaksana Teknis Daerah
USAID
United States Agency for International Development/Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat
14
YanKes
Pelayanan Kesehatan
YKP
Women’s Health Foundation (Yayasan Kesehatan Perempuan)
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
AGENDA Hari/Tanggal/Waktu
Agenda
Hari I 12.00-20.00
Check in Peserta
Hari II 08.00 – 09.00
Pembukaan Sambutan Orientasi Program Diklat (informasi susunan agenda pelatihan, tempat sarapan dan makan siang, pengumpulan SPPD, penyelesaian administrasi)
09.00 – 10.15
Sesi 1: Overview tentang Program KINERJA Penilaian Mandiri
10.15 – 10.30
Rehat
10.30 – 11.15
Dinamika Kelompok
10.15 – 12.15
Sesi 2: Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
12.15 – 13.30
Makan Siang
13.30 – 15.30
Sesi 3: Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor di Bidang Pendidikan Dasar, Pelayanan Kesehatan Dasar dan PTSP
15.30 – 16.00
Rehat
16.00 – 17.30
Sesi 3
17.30 – 17.15
Refleksi Hari II
Hari III 08.00 – 10.15
Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
10.15 – 10.30
Rehat
10.30 – 12.15
Melembagakan Tata Kelola Sektor dalam Pelayanan Publik
12.15 – 13.30
Makan Siang
13.30 – 15.30
Action Planning
15.30 – 16.00
Rehat
16.00 – 17.30
Presentasi, Penilaian Mandiri, dan Refleksi Hari III
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
15
Hari/Tanggal/Waktu
Agenda
Hari IV
16
08.00 – 10.00
Identifikasi Pemutakhiran Materi Pelatihan Pelayanan Publik dari Pembelajaran KINERJA
10.00 – 11.00
Penutupan
11.00 – 12.00
Check-out
12.00 – 13.30
Makan Siang
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
SILABUS Penerapan Tata Kelola Pelayanan Publik pada Pemerintah Daerah di Indonesia Peserta Program USAID-KINERJA Tujuan pembelajaran: • Melengkapi para widyaiswara dengan materi/substansi terkini tentang pelayanan publik berbasis tata kelola di Indonesa yang telah terbukti berhasil di sejumlah daerah • Menyediakan alat/bahan ajar baru bagi para widyaiswara untuk pelatihan pelayanan publik
Indikator keberhasilan pembelajaran: Setelah pembelajaran, para widyaiswara diharapkan mampu: • Menjelaskan bentuk penerapan tata kelola pelayanan publik pada pemerintah daerah di Indonesia • Mendampingi penerapan instrumen penguatan penyedia layanan dan pengguna layanan dalam sektor pendidikan dasar, kesehatan dasar, dan peningkatan iklim usaha • Mempromosikan praktik baik dalam tata kelola pelayanan untuk dapat diadaptasi dan diadopsi ke dalam konteks peserta di tingkat daerah dan unit layanan, baik melalui pendampingan langsung maupun melalui diseminasi informasi praktik baik
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
17
18
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
2
1
No
check list
Lembar Evaluasi diri/
PTD
dll.]
Program KINERJA
7. Hasil (indikasi dampak) yang dicapai oleh
KINERJA
6. Sekilas tentang sektor dan program strategis
dalam Tata Kelola
- Penerapan SPM
Warga, Media Mainstream), Survei Pengaduan,
Stakeholder Forum, Peran Media (Jurnalisme
Layanan
- Mapping Standar
4. Pendekatan penguatan Supply
Indonesia
5. Pendekatan Penguatan Demand [Multi
- Tata Kelola Sektor
3. Standar layanan publik di Indonesia
• Bahan Bacaan
Handout:
Catatan Fasilitator
Power point
•
Handout:
Catatan Fasilitator
Power point
Kelola Sektor di
90 menit
15 menit
2. Penguatan Supply – Demand berbasis Standar
replikasi (third party involvement)
1. Konsep tata kelola sektor – inovasi, insentif dan
• Penjelasan dan Tanya jawab:
berkelompok
2. Melaporkan Hasil Penilaian Diri secara
Sektor
1. Penilaian Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis
KINERJA itu?
Apakah Program
Melalui Tata
Pelayanan Publik
Kualitas
Peningkatan
Penilaian Diri
2. Tujuan Pembelajaran
•
Indonesia
Bacaan Pengantar:
Handout:
dalam Peningkatan Pelayanan Publik di
Pembelajaran
Power point
Bahan Pendukung
Facilitator’s note
30 menit
Waktu
Pendampingan Teknis pada Pemerintah Daerah
1. Inisiatif Program Kinerja dan Mandat
Hari I (7 jam = 420 menit)
Rincian / Sub Bahasan
dan Tujuan
Pengantar
Topik Pembahasan
• Tanya Jawab
• Diskusi
Kelas
• Presentasi
atas hasil
• Diskusi pleno
• Bekerja mandiri
Presentasi
Metode Pembelajaran
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
19
3
No
dan PTSP
Kesehatan Dasar
Pelayanan
Dasar,
Pendidikan
Pemutaran Video
•
- Sumber Daya Manusia
- Kelembagaan
- Leadership
dan SPM (MoHA)
• Praktik Baik UNPSA
yang baik
penerapan praktik
• Lembar analisis
dan PTSP
o Identifikasi Faktor Sukses
Handout:
Pendidikan Dasar, Pelayanan Kesehatan Dasar
Power point
- Lembar kerja 2
langkah latihan
- Petunjuk langkah-
• Panduan latihan:
Bahan Pendukung
Catatan Fasilitator
60 menit
45 menit
60 menit
30 menit
Waktu
Praktik-praktik baik dalam Tata Kelola Bidang
Penjelasan dan Tanya jawab
-
Pengantar
Pemutaran Video Praktek Baik
Penerapan
Sektor di Bidang
sektor pilihan peserta
• Presentasi dan tanggapan atas hasil latihan
-
Tata kelola
Rincian / Sub Bahasan
• Kerja Kelompok: Menerapkan tata kelola pada
Baik dalam
Praktik
Topik Pembahasan
Round Robin
Diskusi kelompok
Metode Pembelajaran
20
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
5
4
No
Pelayanan Publik –
Sektor
contoh
RKAS Berorientasi
Tata Kelola
• Penyusunan RKS /
(Supply) dalam
Handout: Bahan bacaan
Catatan Fasilitator
Power point
Lembar kerja
langkah latihan
Petunjuk langkah-
dan Lembar Kerja
45 menit
-
-
Panduan latihan:
Bahan Pendukung
Layanan
Penyedia Layanan (Supply)
• Pendekatan dan Instrumen Penguatan Tata Kelola
Penguatan
Penyedia
Penjelasan dan Tanya jawab
Hari II (7 jam = 420 menit)
15 menit
45 menit
Penyajian dan Pembahasan Hasil Diskusi Kelompok
Kesimpulan dan evaluasi pelatihan hari I
30 menit
Waktu
Diskusi Kelompok untuk Analisis Contoh Praktik Baik
o Adopsi dan Adaptasi Praktik Baik
o Identifikasi Tantangan
- Dll.
- Kompetensi
- Standar Layanan
Rincian / Sub Bahasan
Instrumen
Refleksi Hari I
Topik Pembahasan
lainnya
oleh kelompok
untuk ditanggapi
satu kelompok
Presentasi salah
Metode Pembelajaran
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
21
6
No
Sektor
Tata Kelola
(Demand) dalam
Layanan
dalam Tata Kelola
• Engaging Supply – Demand serta Interaksi Aktif
Layanan (Demand)
• Pendekatan dan Instrumen Penguatan Pengguna
Penguatan
Pengguna
Penjelasan dan Tanya jawab
Presentasi dan Pembahasan Hasil Latihan Kelompok
Pilihan
Kerja Kelompok Penerapan Instrumen pada Sektor
Rincian / Sub Bahasan
Instrumen
Topik Pembahasan
45 menit
60 menit
45 menit
Waktu
Lembar kerja
langkah latihan
Petunjuk langkah-
Engaging S-D
Demand
•
•
Pelayanan Publik di
Peningkatan
Peran MSF dalam
KINERJA
dalam Program
Perkembangannya
Peran JW dan
dan Lembar Kerja
Handout: Bahan bacaan
Catatan Fasilitator
•
•
Power point
-
-
Panduan latihan:
Perizinan PTSP
• Penyederhanaan
Pelayanan Publik
SOP Berorientasi
• Penyusunan
Bahan Pendukung
Round Robin
Diskusi kelompok
Metode Pembelajaran
22
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
7
No
Pelayanan Publik
dalam lokakarya dengan praktik saat ini
Membandingkan praktik baik yang telah diidentifikasi
Diskusi kelompok untuk kasus pilihan:
dan Analisa Kekuatan Diri (AKD)
2. Menggunakan Proses Perbaikan Terus Menerus
yang Baik
30 menit
1. Langkah Mengadopsi dan Mengadaptasi Praktik
Tata Kelola
Sektor dalam
30 menit
Penjelasan dan Tanya Jawab
Melembagakan
45 menit
Waktu
60 menit
Pilihan
Kerja Kelompok Penerapan Instrumen pada Sektor
Rincian / Sub Bahasan
Presentasi dan Pembahasan Hasil Latihan Kelompok
Topik Pembahasan
Layanan
Pengaduan dan Janji
Penerapan Survei
Lembar kerja
langkah latihan
Petunjuk langkah-
-
-
Lembar kerja
langkah latihan
Petunjuk langkah-
Panduan Latihan
(AKD)
• Analisa Kekuatan Diri
Bahan Bacaan
Lanjut
Rencana Aksi /Tindak
• Lembar kerja
Handout:
Catatan Fasilitator
Power point
-
-
Panduan latihan (BW)
•
dan Daerah
tingkat Unit Layanan
Bahan Pendukung
Diskusi kelompok
Round Robin
Diskusi kelompok
Metode Pembelajaran
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
23
8
No
Meliputi penyiapan dan penyelenggaraan fasilitator,
dan materi.
tingkat reaksi
Tindak Lanjut
Pembahasan hasil diskusi kelompok dan Rencana
Rincian / Sub Bahasan
Evaluasi dan
Topik Pembahasan
15 menit
45 menit
Waktu
tingkat reaksi peserta
• Lembar evaluasi
Handout:
Bahan Pendukung
Checklist Isian
kelompok lainnya
untuk ditanggapi
satu kelompok
Presentasi salah
Metode Pembelajaran
Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
www.kinerja.or.id
1
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
25
SESI 1 Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
Gambaran Umum Dalam sesi ini diperkenalkan profil Program USAIDKINERJA, meliputi apa yang menjadi domain kerja Program KINERJA, tujuan program, wilayah kerja, dan latar belakang perlunya program ini, sasaran program, pendekatan yang digunakan, dan unsurunsur governance yang diperkuat. Untuk mendapatkan gambaran pemahaman peserta atas tata kelola pelayanan publik, sesi ini diawali dengan proses “Penilaian Mandiri” terhadap lima aspek penting tata kelola pelayanan publik, yang meliputi legal framework, inovasi, adopsi dan adaptasi praktek baik, keterlibatan stakeholder, dan pelembagaan tata kelola pelayanan publik.
........ sesi ini diawali dengan proses “Penilaian Mandiri” terhadap lima aspek penting tata kelola pelayanan publik, ........
Tujuan Sesi 1. Peserta mendapatkan gambaran tentang Program KINERJA. 2. Peserta memahami batasan, tujuan, pendekatan dan unsur-unsur yang diusung oleh Program Kinerja. 3. Mendapatkan gambaran umum tentang pemahaman peserta akan topik tata kelola pelayanan publik melalui proses “Penilaian Mandiri”.
26
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Bahan dan Alat
1. Media pelatihan: Komputer dan LCD, papan dan kertas flipchart 2. Alat Tulis: Kertas untuk mencatat, Spidol, Pensil atau Ballpoint 3. Bahan Paparan, Lembar Kerja, dan Bahan Bacaan
Alur Sesi (45 menit)
Pengantar (5 menit)
Keterkaitan (5 menit)
Penerapan (20 menit)
Refleksi (10 menit)
Kelanjutan (5 menit)
Rencana Sesi Waktu
Alur
5
Pengantar
Isi
Materi
• Peserta diperkenalkan dengan Program KINERJA sebagai salah satu program Democratic and Decentralized Governance USAID.
• PPT 1.1
• Peserta memahami bahwa Program ini sudah berjalan sejak Tahun 2010 dan akan berakhir pada Tahun 2015. 5
www.kinerja.or.id
Keterkaitan
• Program KINERJA memfokuskan diri pada perbaikan tata kelola pelayanan publik. • LAN juga berperan dalam perbaikan pelayanan publik melalui peningkatan kualitas aparatur.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
27
SESI 1 . Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
28
Waktu
Alur
20
Penerapan
10
5
Isi
Materi
Memaparkan: • Apa yang menjadi domain kerja Program KINERJA, • Tujuan program, • Wilayah kerja, • Latar belakang perlunya program • Sasaran program, • Pendekatan yang digunakan, dan • Unsur-unsur governance yang diperkuat.
• PPT 1.1 • BB 1.1
Refleksi
Melakukan penilaian mandiri dengan langkah-langkah: • Fasilitator menjelaskan tujuan dan panduan melakukan “Penilaian Mandiri”. • Masing-masing peserta mengisi lembar “Penilaian Mandiri”.
• PPT 1.2 • LK 1.1
Kelanjutan
Mengemukakan bahwa gambaran lebih lengkap tentang konsep dan pendekatan tata kelola sektor dalam pelayanan publik akan disampaikan pada Sesi 2.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Powerpoint dan Catatan Fasilitator 1.1.
PROGRAM KINERJA TATA KELOLA SEKTOR PELAYANAN PUBLIK PENGANTAR
1
Mengapa slide ini penting? Ada banyak faktor penyebab rendahnya mutu/kualitas pelayanan publik di Indonesia, antara lain salah satu faktor pentingnya adalah tata kelola (good governance) yang belum tertata dengan baik di Indonesia, khususnya pada tataran program management
Inti uraian: Terdapat 3 kata kunci penting dalam implementasi Program KINERJA: Pertama, kinerja. Misi utama program ini adalah shifting local government behaviour dari regulatory based behaviour menjadi outcome based behaviour. Kinerja adalah outcome/hasil dari pengelolaan program. Kedua, tata kelola. Merupakan pendekatan penting dalam era demokratisasi pelayanan dengan menggunakan 4 prinsip penting; partisipasi, akuntabilitasi, transparansi dan responsiveness. Ketiga, pelayanan publik. Seperti kita ketahui bersama dibandingkan dengan kinerja lainnya dalam tujuan desentralisasi dan otonomi daerah – kinerja pelayanan publik di Indonesia merupakan yang terendah di bandingkan lainnya.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
29
SESI 1 . Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
Apakah Program KINERJA? Program peningkatan penyediaan layanan publik pada pemerintah daerah di Indonesia dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan iklim usaha dengan tujuan memberikan solusi yang sesuai kebutuhan daerah, berjangka panjang dan dapat menjadi basis data yang luas bagi Indonesia. A project to improve public service delivery in education, health and business climate with the intend to deliver locally owned, long term and broad based solutions for Indonesia. 2
Mengapa slide ini penting? Memberikan orientasi kepada peserta tentang deskripsi ruang lingkup pendampingan program KINERJA di Indonesia
Inti uraian: 1. Menegaskan 3 sektor penting fokus pendampingan Program KINERJA yang berkaitan erat dengan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) - Human Develompment Index (HDI), dimana pada posisi 2012 masih berada dalam kategori menengah yakni di urutan 121 dari 188 negara, naik tipis dari 124 di tahun 2012. 2. Bidang fokus wilayah pendampingan KINERJA antara lain pendidikan dasar untuk program – distribusi guru proporsional, biaya operasional satuan pendidikan dan manajemen berbasis sekolah berpelayanan publik. Kedua, kesehatan dasar mencakup isu-isu penting terkait dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), antara lain – Inisiasi menyusu dini dan ASI Eksklusif dan Persalinan Aman (Safe Delivery). Sedangkan berkaitan dengan isu ekonomi, KINERJA mengusung program Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). 3. Pilihan program sesuai dengan prioritas pemerintah daerah dan pemerintah daerah disyaratkan untuk memberikan dana penunjang (cash dan In kind) untuk suksesnya implementasi kegiatan di lapangan. Selain hal itu KINERJA tidak memberikan dukungan berupa belanja modal, melainkan hanya penguatan kapasitas aparatur dan masyarakat. Pada tahun pertama KINERJA mendukung hanya satu sektor, bila dipertimbangkan hasil cukup baik akan diteruskan dengan sektor kedua pada tahun berikutnya.
30
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Tujuan Akhir Program Peningkatan kualitas pelayanan publik bidang pendidikan dasar, pelayanan kesehatan dasar dan iklim usaha pada pemerintah daerah melalui tata kelola (governance) yang lebih baik.
3
Mengapa slide ini penting? Menegaskan tujuan akhir yang ingin dicapai dari pendampingan Program USAID-KINERJA
Inti Uraian: Beberapa isi penting yang perlu dielaborasi dalam menjelaskan objective Program KINERJA antara lain sebagai berikut : a. Peningkatan kualitas pelayanan publik, kualitas berhubungan dengan penerapan standar layanan publik. Standar layanan berhungan dengan manajemen pelayanan publik baik dari sisi input, proses/output dan hasil/outcome b. Sektor pendampingan telah dijelaskan pada power poin presentasi sebelumnya c. Tata kelola merupakan pendekatan penting yang diusung oleh KINERJA, bukan pendekatan teknis, regulatif dan managemen.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
31
SESI 1 . Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
Wilayah Program KINERJA
4
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan 5 provinsi mitra Program KINERJA di Indonesia antara lain: Provinsi Aceh, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Papua. Keempat provinsi di luar Papua disebut sebagai Main KINERJA Partners sedangkan Papua merupakan provinsi ektensi. Pada keempat provinsi non papua, intervensi dilakukan pada tiga sektor sedangkan Provinsi Papua hanya berfokus pada program kesehatan, khususnya TB dan HIV/Aids yang berkaitan dengan KIA.
Inti uraian: Proses pemilihan kota/kabupaten mitra dilakukan dengan proses sebagai berikut : •
KINERJA berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan provinsi
•
Kabupaten/kota diinformasikan atau diundang oleh provinsi untuk sosialisasi program
•
Kabupaten/kota menyampaikan komitmen nyata terhadap program, tidak adanya pemekaran selama empat tahun kedepan, dan tidak adanya dukungan dari program lain yang sejenis
•
Proses seleksi kabupaten/kota akan dilakukan secara acak
• Menunjukkan provinsi lokasi Program KINERJA
32
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Wilayah Kerja Aceh
JaTim
PROVINSI
KOTA/KABUPATEN
ACEH
Banda Aceh Aceh Tenggara Aceh Singkil Bener Meriah Simeulue
JATIM
Kab. Probolinggo Kota Probolinggo Tulungagung Jember Bondowoso
KALBAR
Singkawang Malawi Sekadau Sambas Bengkayang
SULSEL
Makassar Barru Luwu Utara Luwu Bulukumba
SulSel
KalBar
5
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan provinsi, kabupaten/kota lokasi Program KINERJA Utama (4 provinsi)
Inti uraian: Kota/kabupaten mitra Program KINERJA tersebar dari wilayah perkotaan hingga wilayah remote yang memerlukan perjalanan lebih dari 10 jam dari ibukota provinsi seperti Kab. Melawi di Kalbar, Kab. Luwu Utara di Sulawesi Selatan dan Kab. Simeuleu & Aceh Singkil di Provinsi Aceh
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
33
SESI 1 . Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
Kab./Kota Mitra •
Kota Jayapura
•
Kab. Jayapura
•
Kab. Jayawijaya
•
Kab. Mimika
6
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan bahwa Program KINERJA juga bekerja di empat kab/kota di Provinsi Papua, antara lain: Kota Jayapura, Kab. Jayapura, Kab. Jayawijaya dan Kab. Mimika
Inti uraian: Dibandingkan dengan kota/kab. KINERJA utama, tantangan pendampingan implementasi tata kelola (governance) pelayanan publik pada Provinsi Papua jauh lebih berat, khususnya dari sisi demand side. Sebagaimana kita ketahui inovasi dan level penerapan tata kelola khususnya keterlibatan, akuntabilitas dan transparansi sedang berkembang di wilayah paling timur di Indonesia.
34
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Rasional 1. Sukses pelembagaan demokrasi politik dan desentraliasi di Indonesia belum dibarengi dengan kinerja pelayanan publik yang memadai 2. Lemahnya struktur insentif dalam peningkatan pelayanan publik pada pemerintah daerah di Indonesia 3. Belum tersedianya mekanisme penyelenggaraan pelayanan publik yang inovatif, efektif dan efisien (termasuk kebijakan, prosedur dan investasi publik yang mendukung pembangunan ekonomi, peningkatan akses dan efektivitas biaya atau kemitraan dengan sektor swasta dalam peningkatan pelayanan) 4. Keterbatasan daya jangkau program – kerjasama dengan pihak ketiga/ intermediary sebagai katalisator dan multiplier replikasi
7
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan isu kunci yang melatarbelakangi implementasi Program KINERJA. Bahwa meskipun desentralisasi sudah diterapkan sejak Tahun 1999, kualitas kinerja pelayanan publik belum menunjukkan perubahan yang lebih baik. Dipahami bahwa penyedia pelayanan publik yang baik ataupun yang buruk, tidak memperoleh implikasi apapun. Insentif bagi penyedia layanan diperlukan untuk memacu prestasi kerja. Inovasi dari penyedia layanan berperan penting dalam menyiasati dinamika (perubahan) tantangan. Pelibatan pihak ketiga/intermediary untuk pendampingan penyedia dan pengguna layanan dalam proses perbaikan kinerja belum menjadi “budaya”.
Inti uraian: Program KINERJA ada untuk memperbaiki interrelasi antara penyedia dan pengguna layanan, dengan memperbaiki struktur insentif, mendukung munculnya inovasi, dan mempromosikan kemampuan pihak ketiga dalam membantu proses perbaikan pelayanan publik. Tantangan utama untuk meningkatkan pelayanan publik di Indonesia adalah struktur insentif yang lemah. Kewenangan, kapasitas dan sumber daya yang ada di tingkat lokal - meskipun untuk berbagai tingkat - dan bisa lebih baik dilaksanakan dan dimanfaatkan. Dalam pendampingan Inovasi termasuk kebijakan yang lebih baik, prosedur dan investasi publik yang mendukung pembangunan ekonomi, layanan perampingan untuk meningkatkan akses dan mengurangi biaya atau kemitraan dengan sektor swasta untuk mengelola atau meningkatkan layanan. Mengingat dan mempertimbangkan geografical Indonesia, adalah sangat berat untuk program sebesar KINERJA melakukan intervensi langsung dan mengontrol dampak langsung yang bermakna di sejumlah Kota/ Kabupaten. Karena itu KINERJA akan mendukung replikasi praktik yang ada yang telah terbukti efektif. Bantuan terbatas KINERJA ini digunakan sebagai "katalisator" untuk, dan "multiplier" dari, upaya reformasi pelayanan publik di daerah.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
35
SESI 1 . Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
Sasaran Program (Objectives) 1. Sistem insentif yang lebih baik guna peningkatan pelayanan oleh pemerintah daerah 2. Meningkatnya adopsi inovasi “approach” penyediaan pelayanan publik 3. Replikasi praktik pelayanan publik dalam skala yang lebih luas 8
Mengapa slide ini penting? Menegaskan hasil akhir yang menjadi target sasaran Program KINERJA serta menjadi pengukuran penting dalam menilai sukses dan gagalnya Program KINERJA melalui Performance Measurement Plan (PMP).
Inti uraian: Target sasaran Program KINERJA adalah perbaikan sistem insentif, adopsi inovasi penyedia pelayanan, dan replikasi praktek baik dalam skala yang lebih luas dari skala pendampingan program
36
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
3 Pilar Penting Program KINERJA •
Insentif – Memperkuat sisi permintaan (meningkatkan kepedulian masyarakat) terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik yang lebih baik;
•
Inovasi – Memanfaatkan praktik-praktik inovatif yang ada dan mendukung pemerintah daerah untuk menguji dan menerapkan pendekatan-pendekatan pelayanan publik yang menjanjikan; dan
•
Replikasi – Memperkuat keberhasilan inovasi secara nasional dan mendukung lembaga-lembaga perantara dalam menyelenggarakan dan menyebarluaskan praktik pelayanan yang lebih baik kepada pemerintah daerah.
9
Mengapa slide ini penting? Sejalan dengan slide sebelumnya tentang sasaran program bahwa Program KINERJA akan fokus dalam memperbaiki sistem insentif, mendorong adopsi inovasi penyedia pelayanan, dan replikasi praktik baik dalam skala yang lebih luas dari skala pendampingan program.
Inti uraian: Sistem insentif dilakukan melalui sisi pengguna layanan, yakni penguatan organisasi masyarakat sipil (OMP) dan masyarakat luas pengguna layanan. Sedangkan penguatan/pemberdayaan sisi inovasi dilakukan melalui intervensi pada penyedia layanan antara lain pemegang kebijakan (eksekutif dan legislatif), kepala dinas dan manajemen operasional pelayanan publik dan penyedia layanan di tingkat service delivery unit, dan replikasi merupakan proses scaling up praktik baik/inisiatif baik yang telah dihasilkan melalui pihak ketiga ketiga/ intermediary organizations.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
37
SESI 1 . Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
Program Implementasi • - - -
Penyedia Layanan (Supply) Pemegang kebijakan Dinas terkait, Service delivery unit
• Pengguna Layanan (Demand) - Masyarakat (Citizens) - Organisasi Masyarakat (Civil society organizations) - Media • - - -
Diseminasi dan Replikasi Melalui pihak ketiga (University, LSM, Yayasan, dll.) Pemerintah provinsi Pemerintah pusat, donor dan lembaga pelaksana kemitraan lainnya
10
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan siapa saja stakeholder utama yang menjadi kelompok sasaran program baik disisi supply, demand dan proses replikasi program.
Inti uraian: Efektifiitas kinerja hasil pendampingan ditentukan dengan ketepatan pemetaan para pihak mitra kerja Program KINERJA di sisi supply (sisi penyedia layanan), pengguna layanan, dan diseminasi & replikasi. Pada sisi pemegang kebijakan antara lain DPRD dan kepala daerah serta efektifitas peran Banggar dan TAPD dalam mendukung program-program yang didukung oleh USAID KINERJA. Secara umum disisi supply, support intervensi diberikan dari tingkat high-level management, medium level management dan operational level management untuk public service delivery. Pada posisi demand fokus KINERJA melalui stakeholder kunci dan utama selain masyarakat luas pengguna layanan Sedangkan replikasi bertumpu pada Organisasi Mitra Pelaksana Program (OMP) yang telah bekerja bersama KINERJA sejak tahun pertama dilakukan dan telah mendapatkan berbagai penguatan secara teknis maupun managerial.
38
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Roadmap Pendampingan Mitra – KINERJA Tahun
Pelaksana
Kegiatan Orientasi, Kesepakatan, Konsultasi dengan Kabkota
2012
Intermediary Organizations
Pendampingan Paket I
2013
Intermediary Organizations
Pendampingan Paket II
Short Term Technical Assistance Consultant
Scaling Up & Pembelajaran dari Pendampingan Paket I
Intermediary Organizations (Hibah Lanjutan)
Scaling Up & Pembelajaran dari Pendampingan Paket 1 dan Paket 2
2014
Short Term Technical Assistance Consultant 2015 Akhir Project
Penerapan Kebijakan dengan APBD atau non APBD
Pengembangan Kebijakan dan Pelaksanaan Pendampingan Paket I dan Paket II
2011
11
Mengapa slide ini penting? Menggambarkan tahapan intervensi/pendampingan Pogram KINERJA pada pemerintah daerah mitra.
Inti uraian: Strategi pendampingan Program KINERJA pada pemerintah daerah mitra menggunakan modelling dan piloting. Menggunakan hasil baik di tingkat “model”, pemerintah daerah melakukan “buy in” untuk melakukan scaling up menggunakan sumber daya anggaran daerah. KINERJA mendukung melalui quality back assurance. Secara umum program pendampingan KINERJA terdiri dari 2 tahap, paket pertama dan paket kedua, Dukungan paket kedua hanya diberikan apabila mitra daerah menunjukkan kinerja yang baik pada pelaksanaan paket pertama. Secara programatik KINERJA mulai diimplementasikan pada tahun 2011 dan akan berakhir pada periode February 2015.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
39
SESI 1 . Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
Relasi Pendampingan Mitra dan Replikasi
2013
Orientasi, Kesepakatan, Konsultasi
Intermediary Pendampingan Paket I dengan Kab-kota Organizations 2012 Intermediary Pendampingan Paket I (IO) Organizations
(IO) Intermediary
Organizations 2013 Intermediary Organizations Short Term Technical Short Term Technical Assistance Assistance Consultant
2014
Replikasi outside
dengan Kab-kota
2011
Pendampingan Paket II Pendampingan Paket II
Scaling Up & Pembelajaran dari Pendampingan Paket I Scaling Up & Pembelajaran dari Pendampingan Paket I
Consultant
Intermediary Scaling Up & Pembelajaran dari 2014 Intermediary Pendampingan Scaling Up & Pembelajaran dari 2 Organizations Paket 1 dan Paket Organizations Pendampingan Paket 1 dan Paket 2 (Hibah Lanjutan) (Hibah Lanjutan)
Short Term Short Term Technical Technical Assistance Assistance Consultant Consultant 2015 2015 Akhir Akhir Project Project
Penerapan Kebijakan dengan APBD atau Penerapan Kebijakan dengan APBD atau non APBD non APBD
Pengembangan Kebijakandan danPelaksanaan Pelaksanaan Pengembangan Kebijakan Pendampingan Paket II)II) Pendampingan PaketIIII(Round (Round
2012
Kegiatan di Lokasi Mitra
Konsultasi PelaksanaOrientasi, Kesepakatan, Kegiatan di Lokasi Mitra
Pembelajaran yang dituangkan ke dalam dokumen, bentuk kegiatan, dan Kompetensi IOs
Lingkungan/iklim kondusif
Dukungan Pemerintah Pusat dan Provinsi/Universitas/Media: Pemantauan, Validasi, Promosi, dan Insentif
Pelaksana
2011 Tahun
Pengembangan Kebijakandan dan Pelaksanaan Pendampingan Pengembangan Kebijakan Pelaksanaan Pendampingan PaketI (Round I (Round Paket I) I)
Tahun
12
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan hubungan hasil/pembelajaran dari kegiatan di lokasi pendampingan dengan persiapan replikasi
Inti uraian: Bahwa persiapan replikasi (sebagai instrumen keberlanjutan program) sudah dimulai sejak kegiatan pendampingan dilaksanakan. Pembelajaran dan praktik baik yang dihasilkan dari kegiatan pendampingan menjadi input dalam menyusun strategi replikasi.
40
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Area Program KINERJA Apa yang Diterapkan? Instrumen/ Pendekatan Yang telah teruji dan dapat diimplementasikan (Praktik Baik – Best/Good Practice ) Sub Sektor Pendidikan Dasar • • •
Penyebaran Guru secara proporsional Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Manajemen Berbasis Sekolah yang Partisipatif, Transparan, dan Akuntabel
Sub Sektor KIA,TB dan HIV
• • • •
Persalinan Aman, Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Ekslusif Pengelolaan Puskesmas TB HIV / AIDS
Sub Sektor Perbaikan Iklim Usaha PTSP untuk Ijin Usaha dan Reviu Regulasi
13
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan paket program pendampingan dari masing-masing sektor dampingan Program KINERJA
Inti uraian: Pilihan paket intervensi disepakati bersama stakeholder nasional khususnya departemen teknis terkait dan mempertimbangkan masukan dari berbagai focus group discussion (FGD) – bersama mitra donor dari berbagai negara (Australia, Canada, Amerika, Jepang dan lainnya) yang bergerak pada area yang sama. Program paket yang dipilih diharapkan memiliki multiplier effect dan pengungkit terbesar dalam mendongkrak kinerja pelayanan bidang pendidikan dasar, kesehatan dasar dan pengembangan iklim usaha yang baik. Pelayanan pendidikan dasar ditujukan pada pemerataan guru di wilayah perkotaan dan remote agar siswa mendapatkan akses yang sama terhadap pelayanan guru, ketersediaan dana operasional pendidikan yang selama ini masih didominasi oleh anggaran tugas pembantuan pusat dan penyelenggaraan pelayanan belajar mengajar di tingkat sekolah yang berorientasi pada pelayanan publik dan pro – pengguna layanan. Pelayanan kesehatan dasar ditujukan pada upaya pengurangan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu yang cukup tinggi di Indonesia melalui program strategis antara lain kemitraan bidang dukun (safe delivery, ASI eksklusif dan IMD). Pelayanan peningkatan iklim usaha dicapai melalu pengelolaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan kajian regulasi one stop services. Paket-paket pendampingan Program KINERJA
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
41
SESI 1 . Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
Ruang Lingkup/Batasan Program 1. Pelayanan publik yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah 2. Tata kelola (governance) di level sektor khususnya pendidikan dasar, pelayanan kesehatan dasar, dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. KINERJA bukan merupakan program teknis 3. Penguatan kapasitas (capacity building), tidak menyediakan belanja modal 4. Micro (inductive) to macro (deductive) 5. Modeling • Intervensi terbatas pada Puskesmas/sekolah tertentu sebagai model atau piloting 14
Mengapa slide ini penting? Menegaskan batasan teknis maupun pendekatan dalam proses pendampingan Program KINERJA pada pemerintah daerah mitra.
Inti uraian: •
Pelayanan pubik yang menjadi fokus pendampingan teknis Program KINERJA hanya berkaitan dengan kewenangan wajib urusan dasar pemerintah daerah khususnya bidang pendidikan, kesehatan dan penguatan ekonomi.
•
Tata kelola – Program KINERJA bukan program sektoral sehingga fokus pendampingan lebih pada optimasi keterlibatan para pihak dalam pengelolaan sektor terkait.
•
KINERJA tidak menyediakan bantuan belanja modal akan tetapi hanya penguatan kapasitas supply dan demand dalam pengelolaan pelayanan publik melalui capacity building.
•
Pendampingan dilakukan melalui micro to macro – artinya dari skala kecil menuju proses pengelolaan yang lebih luas. Dalam pendampingan penerapan SPM, KINERJA hanya memulai dari indikator terkait paket, tidak secara langsung mengaplikasikan seluruh indikator terkait.
•
42
Modeling dan piloting telah dijelaskan dalam slide terdahulu.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Bentuk & Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pelayanan Publik Bentuk Pelayanan
Penyediaan Barang Publik
Penyediaan Jasa Publik
Penyelenggara Pelayanan
Pelayanan Administrasi
Pemerintah
Korporasi
Lembaga Independent
Daerah
Pusat
Urusan Wajib
Pelayanan Dasar
Urusan Pilihan
Pelayanan bukan Dasar
15
Mengapa slide ini penting? Menegaskan skema pelayanan publik sesuai dengan UU 25 tahun 2009 tentang UU Pelayanan Publik.
Inti uraian: Apakah pelayanan publik? Menurut UU 25 tahun 2009, pelayanan publik adalah rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Sejalan dengan definisi tersebut pelayanan publik dapat dijelaskan kedalam dua kategori besar antara lain kedalam jenis/bentuk pelayanan dan aktor/penyelenggara pelayanan publik. Menururut jenisnya pelayanan publik dibagi ke dalam 3 jenis layanan: penyediaan barang publik, penyediaan jasa publik dan pelayanan administrasi. Sedangkan menurut penyelenggara pelayanan publik terbagi kedalam tiga pelaku utama: pemerintah pusat, pemerintah kota/kabupaten, korporasi dan lembaga independen. Program KINERJA hanya fokus pada pendampingan penyediaan jasa publik yang disediakan menurut kewenangan pemerintah daerah.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
43
SESI 1 . Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
Tujuan Pelatihan •
Melengkapi para widyaiswara dengan materi/substansi terkini tentang pelayanan publik berbasis tata kelola di Indonesia yang telah terbukti berhasil di sejumlah daerah
•
Menyediakan alat/bahan ajar baru bagi para widyaiswara untuk pelatihan pelayanan publik
16
Mengapa slide ini penting? Menegaskan orientasi pelaksanaan pelatihan ini.
Inti uraian: Seluruh materi dalam pelatihan ini merupakan hasil kapitalisasi pengalaman KINERJA dalam proses pendampingan teknis hingga tahun ke empat. Banyak praktik baik yang telah dihasilkan oleh Program KINERJA di lapangan, Pelatihan ini dimaksudkan untuk memenuhi beberapa hal penting, antara lain: • Melengkapi para widyaiswara dengan materi/substansi terkini tentang pelayanan publik berbasis tata kelola di Indonesa yang telah terbukti berhasil di sejumlah daerah • Menyediakan alat/bahan ajar baru bagi para widyaiswara untuk pelatihan pelayanan publik
44
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
TERIMA KASIH
17
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
45
SESI 1 . Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
Powerpoint dan Catatan Fasilitator 1.2.
Penilaian Mandiri
1
Tujuan Penilaian Mandiri 1. Memberikan kesempatan kepada para pelatih untuk memahami level awal pengetahuan tentang tata kelola sektor di Indonesia sebelum kegiatan pelatihan dilaksanakan 2. Memahami tingkat aplikasi konsep tata kelola sektor kedalam praktek penerapan pelayanan publik di Indonesia. 3. Memiliki orientasi lebih baik dalam mengikuti proses belajar 2
46
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Aspek Penting dalam Penilaian Mandiri 1. Legal framework dalam tata kelola pelayanan publik di Indonesia 2. Pendekatan (approach), mekanisme, dan prosedur dalam inovasi pelayanan publik di Inonesia 3. Adopsi dan adaptasi praktik baik dalam tata kelola pelayanan publik 4. Strategi keterlibatan multi stakeholders dalam peningkatan kualitas pelayanan publik di Indonesia 5. Pelembagaan dalam tata kelola pelayanan publik di Indonesia 3
Aplikasi Pelaksanaan Penilaian Mandiri 1. Lakukan praktek pengisian lembar penilaian diri secara individual 2. Fasilitator meminta para pelatih untuk menyampaikan kesan terhadap proses penilaian diri yang telah dilakukan. 3. Fasilitator meminta para pelatih berbagi pengalaman terhadap substansi/isi materi penilaian diri 4. Penguatan/affirmasi terhadap pengalaman penilaian diri 5. Peninjauan pengukuran dan “range” pengetahuan setiap pertanyaan evaluasi diri 6. Penambahan dan atau pengurangan pernyataan penilaian diri 4
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
47
SESI 1 . Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
Panduan dan Lembar Kerja
Panduan Fasilitator Judul:
Penilaian Mandiri Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Tujuan:
Membantu para peserta untuk melakukan evaluasi diri terhadap tingkat pemahaman yang dimiliki pada saat awal pelatihan, khususnya yang berhubungan dengan konsep dan penerapan Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar di Indonesia.
Waktu:
10 menit
Tahapan Kegiatan:
1. Bagikan lembar pernyataan ini kepada setiap peserta 2. Jelaskan kepada para peserta tujuan evaluasi diri ini dan minta kepada setiap para peserta untuk menjawab setiap pernyataan yang ada dengan memilih jawaban Ya, Tidak atau Tidak Yakin. Jawaban tidak yakin diberikan bila peserta merasa belum memahami maksud pernyataan atau tidak yakin tingkat nilai pernyataan dimaksud sesuai dengan kondisi daerah masingmasing. 3. Pilih 1 atau 2 peserta untuk berbagi pengalaman setelah mengisi lembar evaluasi diri ini. 4. Hasil isian dikumpulkan, para peserta mengisi kembali lembar ini pada akhir proses pelatihan untuk melihat peningkatan pemahaman setelah mengikuti proses pelatihan (bersifat optional) 5. Sebagai bagian dari upaya mempraktikkan tata kelola pelayanan publik sejak dini, fasilitator mencatat/mendata hasil latihan seluruh peserta (dikelompokkan), selanjutnya menampilkan hasil tersebut dalam pleno. Fasilitator memperlihatkan hasil isian daerah dengan bagian jawaban terbanyak Ya, dan daerah dengan jawaban paling banyak Tidak.
Lembar Kerja:
Lihat lembar kerja terlampir
Simpulan
48
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Lembar Kerja 1 Penilaian Mandiri Tata Kelola Pelayanan Publik di Indonesia Tahun 2014 Pilih salah satu jawaban (Ya, Tidak atau Tidak Yakin) sesuai dengan pengetahuan Anda mengenai pernyataan berikut ini.
No
Pernyataan
1
Demokratisasi pelayanan publik merupakan inti dari negara demokrasi modern, oleh karena itu pelayanan yang diterima publik merupakan akibat keputusan yang dibuat secara bersama/ demokratis antara berbagai pihak (multi stakeholder), sejak proses perencanaan, penyelenggaraan hingga evaluasinya. Masyarakat sebagai penerima layanan tidak hanya menjadi pihak pasif penerima informasi layanan, akan tetapi juga terlibat dalam proses konsultatif dan lebih dari itu juga sebagai mitra penyedia layanan bahkan memiliki kendali terhadap tingkat standar layanan yang ditetapkan.
2
Pilar penting dalam tata kelola pelayanan publik berbasis standar antara lain melalui penguatan penyedia layanan (supply) dari sisi inovasi, pengguna layanan (demand) melalui insentif, interaksi intensif antara keduanya serta diseminasi secara luas praktik baik.
3
Berikut ini merupakan elemen penting penciptaan insentif dalam pelayanan publik, antara lain: (a) penguatan pengguna layanan agar mampu menyuarakan hak-haknya; (b) penetapan ukuran kinerja pelayanan; dan (c) kompetisi antar penyelenggara pelayanan intra dan inter distrik serta inter unit layanan.
4
Sebagian besar kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintah daerah menetapkan peningkatan kualitas pelayanan publik sebagai prioritas utama dan telah tercermin dalam dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan, anggaran dan pelaporan daerah.
5
Penyelenggaraan pelayanan publik (supply) di unit layanan (Puskesmas dan sekolah) telah mengakomodasi hak-hak warga melalui SOP layanan, menjamin partisipasi aktif pengguna layanan (demand) dalam perencanaan (misalnya, Perencanaan BOK dan Tingkat Puskesmas, Rencana Kerja Sekolah serta Rencana Kerja Anggaran Sekolah), memberikan ruang bagi kelompok warga/ forum multi stakeholder, keterbukaan dalam menginformasikan hasil layanan dan kinerja pelayanan.
www.kinerja.or.id
Ya
Tidak
Tidak Yakin
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
49
SESI 1 . Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
50
No
Pernyataan
6
Revitalisasi peran forum lintas pemangku kepentingan (Multi Stakeholder Forum) sangat diperlukan dalam menyuarakan dan mengawal penyelenggaraan pelayanan publik berbasis standar layanan, akan tetapi tidak perlu sampai pada pencermatan alokasi anggaran di KUA PPAS, APBD dan RKA-SKPD.
7
Penyelenggara layanan dapat melakukan penjaringan pengaduan warga secara aktif dan pasif terhadap kualitas pelayanan yang telah diberikan, antara lain cukup dengan menyediakan kotak saran serta SMS dan telepon pengaduan.
8
Penting bagi setiap penyelenggara layanan untuk menginfomasikan hak-hak masyarakat secara kreatif dan inovatif dalam pengelolaan layanan sesuai dengan standar layanan yang ada, baik yang bersifat suka rela seperti ISO maupun yang wajib seperti SPM, SOP dan SPP, sebagai acuan dalam mengukur kinerjanya dari waktu ke waktu.
9
Penyelenggara layanan publik seperti Dinas Kesehatan cq Puskesmas dan Dinas Pendidikan cq sekolah diwajibkan hanya melakukan Survei Kepuasan Pelanggan secara internal, dan tidak perlu menunjuk pihak ketiga untuk melakukannya.
10
Tidak terdapat perbedaan yang mendasar antara janji dan maklumat layanan, keduanya adalah kewajiban dinas yang disusun bersama dengan stakeholder/customers mengacu kepada hasil survei pengaduan pelanggan dan informasi kinerja layanan lainnya dari masyarakat.
11
Penyusunan Renja dan Renstra SKPD dan RPJMD wajib menampilkan hasil kinerja pelayanan publik sesuai dengan urusan pemerintahan yang ada dengan mempertimbangkan hasil pencapaian kinerja dan target pencapaian SPM dan MDGs serta prosesnya melibatkan publik/demand secara aktif.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Ya
Tidak
Tidak Yakin
www.kinerja.or.id
kerjasama dengan pemerintah daerah untuk
Bahan Bacaan
membuat penyediaan layanan publik lebih responsif seraya tetap meningkatkan kapasitas organisasi masyarakat sipil dan masyarakat secara luas agar mampu menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik
Profil Program KINERJA
dari pemerintah. KINERJA bekerja sama dengan beberapa pemerintah daerah dalam mengatasi
1. Pengantar
kesenjangan penyediaan pelayanan publik di daerah. Dengan insentif yang lebih baik, inovasi
Program KINERJA adalah program bantuan teknis
yang lebih luas serta bentuk replikasi yang lebih
kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan
banyak, pemerintah daerah di Indonesia diharapkan
Pemerintah Amerika Serikat, melalui United States
dapat memberikan pelayanan yang lebih murah dan
Agency for International Development (USAID)/
lebih baik dan/atau lebih responsif terhadap kebutuhan
Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat,
dan keinginan masyarakat.
yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik melalui peningkatan pengelolaan/manajemen
Lima provinsi telah dipilih oleh Pemerintah dan
pelayanan dan peningkatan partisipasi masyarakat,
USAID, yaitu: Aceh, Jawa Timur, Sulawesi Selatan,
khususnya di tiga sektor yaitu Pendidikan,
Kalimantan Barat, dan Papua. Di masing-masing
Kesehatan, dan Peningkatan Iklim Usaha. Program
provinsi, KINERJA bekerja di 5 kabupaten/kota,
KINERJA dimulai pada bulan Oktober 2010 dan
kecuali di Papua yang hanya bekerja di 4 kabupaten/
akan berakhir pada bulan Februari 2015.
kota sehingga total berjumlah 24 kabupaten/kota. Kabupaten/kota yang menjadi mitra kerja KINERJA
Guna mencapai perubahan dalam penyediaan
adalah sebagai berikut:
layanan publik yang berkelanjutan, dibutuhkan
No
Aceh
Jawa Timur
Sulawesi Selatan
Kalimantan Barat
Papua
1.
Aceh Tenggara
Bondowoso
Bulukumba
Melawi
Kota Jayapura
2.
Aceh Singkil
Probolinggo
Kota Makassar
Sekadau
Jayapura
3.
Bener Meriah
Kota Probolinggo
Barru
Kota Singkawang
Mimika
4.
Simeuleu
Jember
Luwu
Bengkayang
Jayawijaya
5.
Kota Banda Aceh
Tulungagung
Luwu Utara
Sambas
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
51
SESI 1 . Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
Dalam pelaksanaan program, KINERJA bekerja sama dengan universitas, organisasi masyarakat
Keterlibatan warga masyarakat dalam
sipil dan media lokal guna mendorong penyediaan
pengelolaan pelayanan publik, peningkatan
pelayanan yang lebih baik. Kerjasama ini
akuntabilitas, pemberian penghargaan
dilaksanakan melalui pemberian dana hibah untuk
atau sanksi, dan perluasan akses informasi
pelaksanaan program oleh organisasi masyarakat
atas kinerja pemerintah daerah bagi publik
sipil di tingkat nasional, regional dan lokal.
diharapkan akan menjadi insentif atau pendorong bagi pemerintah selaku penyedia layanan guna meningkatkan kinerja penyediaan
2. Pilar Program KINERJA
layanan publiknya secara lebih efektif, efisien dan responsif.
KINERJA mengembangkan 3 pillar program untuk mengupayakan perbaikan layanan publik, yaitu insentif, inovasi, dan replikasi.
Program dukungan KINERJA meliputi aspek peningkatan insentif kinerja pemerintah daerah dengan memberi warga masyarakat hak suara
a. Insentif
sehingga penyediaan pelayanan menjadi lebih efektif, mendukung sistem manajemen
52
Insentif adalah upaya-upaya mendorong
kinerja pemerintah daerah dan meningkatkan
pemerintah selaku penyedia layanan publik
persaingan melalui kompetisi yang sehat,
untuk secara terus menerus meningkatkan
program pemberian penghargaan yang
kinerja penyediaan layanan publiknya melalui
kompetitif, dan penyediaan informasi bagi publik.
peningkatan keterlibatan warga masyarakat
Paket-paket insentif dikembangkan berdasarkan
selaku pengguna layanan.
inovasi yang menjamin adanya kemitraan antara
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
masyarakat dengan pemerintah daerah, di
pemerintah daerah dan masyarakat dalam
dalam maupun di luar daerah mitra KINERJA.
melaksanakan inovasi di satu atau dua sektor di setiap kabupaten/kota, bergantung pada
Bantuan teknis KINERJA untuk memperkuat
pengalaman di masa lalu serta kapasitas dan
sistem insentif berupa: (1) kajian dan advokasi
prioritas pemerintah daerah bersangkutan.
anggaran, (2) pengembangan forum multipemangku kepentingan (multi-stakeholder
c. Replikasi
forums) untuk memantau pelayanan publik, (3) mekanisme penanganan pengaduan dan
Strategi replikasi KINERJA berupaya
umpan balik, dan (4) sistem benchmarking
meningkatkan sistem manajemen serta
dan penghargaan. KINERJA akan meninjau
menyebarluaskannya pada skala yang lebih
dan menyempurnakan bantuan teknisnya
besar melalui organisasi-organisasi perantara.
guna memperkuat sistem insentif tersebut dan
KINERJA juga akan melakukan upaya
melibatkan lembaga-lembaga perantara untuk
diseminasi dan promosi di tingkat yang lebih
mendukung pemerintah daerah dan masyarakat
tinggi agar dapat diadopsi menjadi kebijakan,
yang telah terpilih selama pelaksanaan program.
melakukan diseminasi berbasis web dan peningkatan kapasitas penyedia layanan
b. Inovasi
dengan memanfaatkan hubungan dengan asosiasi pemerintah daerah, lembaga pelatihan
Inovasi atau praktik baik yang dikembangkan
nasional dan provinsi, lembaga swadaya
melalui program KINERJA mencakup tiga
masyarakat, serta perguruan tinggi.
sektor: kesehatan, pendidikan dan perbaikan ikim usaha.Setiap inovasi terdiri dari sejumlah
Tim replikasi KINERJA telah mengembangkan
kegiatan tata kelola yang mencakup mekanisme
sebuah menu yang terdiri dari empat langkah
pemberian masukan dari masyarakat,
umum “replikasi”, yang mencakup: kompilasi
pembaharuan peraturan dan kebijakan,
praktik baik yang telah dilembagakan (sudah
perencanaan, penganggaran, pemantauan,
tersedia di beberapa sektor); kajian mendalam
pengawasan dan umpan balik yang dibutuhkan
mengenai bagaimana praktik-praktik baik
agar berhasil dalam meningkatkan kualitas
diadopsi dari satu pemerintah daerah ke
layanan publik.
pemerintah daerah lain; diseminasi praktikpraktik baik melalui forum, asosiasi, peer-to-peer
KINERJA akan meninjau dan menyempurnakan
learning dan media serta mengembangkan
model/cara yang berasal dari berbagai
struktur penjaminan kualitas dan peningkatan
sumber (pemerintah, mitra pembangunan,
kapasitas; dan adopsi praktik-praktik baik di
dan organisasi kemasyarakatan) dan, melalui
dalam dan di luar 24 kabupaten/kota mitra
lembaga-lembaga perantara, membantu
KINERJA.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
53
SESI 1 . Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
KINERJA akan meninjau dan menyempurnakan
c. Kemitraan untuk fokus peningkatan
perangkat untuk melakukan replikasi terhadap
permintaan akan pelayanan publik yang
inovasi dengan melibatkan lembaga-lembaga
lebih baik, hubungan antara reformasi
perantara guna mendukung pemerintah
nasional dan kabupaten/kota, dan Indeks
daerah dan masyarakat selama pelaksanaan
Pemerintah Daerah; serta
program. Kabupaten/kota mitra KINERJA akan
d. Social Impact dan Lembaga Penelitian
memilih salah satu paket program replikasi dan
SMERU untuk fokus kerangka pemantauan
menambahkannya pada tahun-tahun berikutnya
dan evaluasi serta sistem pengukuran
sesuai dengan kebutuhan. Replikasi akan
kinerja.
dimulai sejak awal program, kemungkinan besar dengan melakukan kompilasi praktik baik di
KINERJA juga menjalin kerja sama dengan
salah satu sektor tertentu dan tinjauan terhadap
lembaga-lembaga perantara yang dapat
realisasi proses adopsi dari satu pemerintah
menyediakan bantuan teknis dan memfasilitasi
daerah ke pemerintah daerah lain agar tersedia
proses di berbagai kabupaten/kota dan provinsi
waktu yang cukup untuk melakukan proses
untuk tujuan memanfaatkan skala ekonomi serta
replikasi yang sebenarnya sampai berakhirnya
mendorong replikasi.
program KINERJA. Kegiatan replikasi juga bisa dalam bentuk identifikasi forum-forum untuk melakukan diseminasi dan kunjungan lapangan
4. Ruang Lingkup Program KINERJA
antar pemerintah daerah. Ruang lingkup program KINERJA meliputi: 1)
3. Mitra Kerja KINERJA Program KINERJA dikelola oleh sebuah konsorsium dibawah koordinasi RTI International yang beranggotakan: a. The Asia Foundation - Indonesia untuk fokus pengembangan ikim usaha yg baik. b. Universitas Gadjah Mada - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk fokus pembinaan pemerintah daerah dan diseminasi melalui universitas-universitas di daerah.
54
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Pengembangan iklim usaha, 2) Tata kelola program pendidikan dasar, dan 3) Tata kelola program kesehatan dasar.
a. Pengembangan Iklim Usaha yang Baik
Meningkatkan iklim usaha yang baik (BEE) melalui perizinan usaha yang lebih baik agar usaha mikro, kecil dan menengah dapat berkembang merupakan salah satu prioritas pemerintah pusat dan menjadi faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
www.kinerja.or.id
Pemerintah daerah yang memilih BEE sebagai
b. Tata Kelola Program Kesehatan Dasar
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Akses ke
salah satu prioritas mereka akan mendapatkan dukungan untuk menerapkan kerangka kerja seperti gambar di bawah ini. Dialog pemerintah-
Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) merupakan
swasta (public-private dialog atau PPD) yang
prioritas utama pemerintah pusat dan daerah
pertama akan diadakan untuk mengidentifikasi
dalam mencapai Sasaran Pembangunan
intervensi BEE yang sejalan dengan
Milenium (MDGs) dan memenuhi Standar
implementasi Indeks Tata Kelola Ekonomi (EGI).
Pelayanan Minimum (SPM) terkait yang
Hasil EGI dan PPD pertama akan dibahas
ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia.
dalam PPD kedua untuk merumuskan rencana aksi BEE yang akan dilaksanakan kurang-lebih
KINERJA mendukung upaya-upaya pemerintah
selama dua tahun. Pemerintah daerah akan
pusat untuk menyediakan akses ke pelayanan
membahas perbaikan pelayanan satu atap
kesehatan dasar yang lebih berkualitas (PKD).
(OSS) untuk perizinan usaha dan melakukan
KINERJA memilih fokus Kesehatan Ibu dan
kajian dan reformasi peraturan perundang-
Anak (KIA) berdasarkan identifikasi yang
undangan. Kemajuan pelaksanaan rencana
dilakukan oleh para pemangku kepentingan
aksi BEE akan ditinjau setiap enam bulan dalam
antara lain dari pakar pembangunan, praktisi,
PPD di mana dalam kurun waktu tersebut dapat
mitra pemerintah dan perwakilan provinsi bahwa
dilakukan penyesuaian dan memetik pelajaran
masalah kesehatan ibu dan anak adalah isu
yang bermanfaat.
yang paling rentan. Meskipun dalam beberapa
Kerangka Pelaksanaan Iklim Usaha yang Baik.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
55
SESI 1 . Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
tahun terakhir sektor kesehatan telah mengalami
masalah kesehatan, salah satunya adalah
perbaikan namun penurunan angka kematian
persalinan. Program ini digabungkan
ibu dan anak masih terlalu lambat untuk
dengan Program Kemitraan Bidan dan
mencapai MDGs pada tahun 2015.
Dukun yang mempromosikan persalinan dengan fasilitas kesehatan yang tepat dan
KINERJA mendorong para pelaku di pemerintah
tenaga kesehatan yang memenuhi syarat.
daerah untuk mencapai kinerja yang lebih
Hanya bidan yang hendaknya menangani
baik dengan memanfaatkan kesempatan
aspek-aspek klinis sedangkan dukun bayi
yang diberikan oleh reformasi yang telah
memantau persiapan sebelum persalinan.
dilaksanakan.Terutama untuk intervensi kesehatan, KINERJA memilih reformasi
c. Tata Kelola Program Pendidikan
Akses ke pendidikan dasar menjadi prioritas
kebijakan yang berfokus pada pelaksanaan dan pengembangan pemberdayaan masyarakat di bidang KIA dan perbaikan pelayanan
utama pemerintah pusat maupun daerah dalam
Puskesmas serta penguatan mekanisme
rangka mencapai Sasaran Pembangunan
umpan balik.
Milenium (MDGs) dan memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) Pemerintah
KINERJA mendukung program-program
Indonesia di bidang pendidikan dasar. Paket-
nasional Kementerian Kesehatan berikut ini:
paket sektor pendidikan mencakup penyebaran guru, anggaran pendidikan dan analisis biaya
• Promosi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
satuan, serta manajemen berbasis sekolah.
ASI Eksklusif. Kedua program gabungan
Ketiga intervensi ini dipilih karena telah diakui
ini berupaya meningkatkan kesadaran
oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan
akan pentingnya air susu ibu. Program ini
pemerintah daerah sebagai masalah penting
merupakan intervensi berbasis bukti yang
dalam perbaikan pelayanan pendidikan dasar.
efektif untuk mengurangi angka kematian bayi dan kasus-kasus diare. Program ini
KINERJA akan memanfaatkan model-model
juga berupaya meningkatkan nutrisi ibu
yang telah dikembangkan oleh pemerintah
hamil dan menyusui.
daerah dengan bantuan dari berbagai program penyediaan pelayanan publik yang didukung
• Kesiapan Persalinan K1 - K4 (pemeriksaan
56
oleh mitra-mitra pembangunan sebelumnya
ibu hamil/perawatan pasca melahirkan [PNC
terkait dengan proses perencanaan dan
or KN /kunjungan neonatal]). Program ini
penganggaran partisipatif. Dukungan KINERJA
menggambarkan tahapan tindakan yang
akan berfokus pada penerapan model-model
perlu diambil untuk menghadapi berbagai
tersebut, terutama berkaitan dengan mekanisme
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
pelaksanaan, pengawasan, dan umpan balik
guna mendukung pengeluaran operasional
guna mendukung reformasi pendidikan dasar.
pendidikan. Menurut hasil beberapa survei,
Dukungan KINERJA pada tiga program
jumlah BOS tidak cukup untuk memenuhi
pemerintah adalah:
kebutuhan pengeluaran pendidikan yang sebenarnya. Banyak kabupaten/
• Penyebaran Guru secara Proporsional.
kota bersedia membiayai kekurangan
Sebagian besar dinas pendidikan
ini tetapi mereka tidak mengetahui cara
kabupaten/kota mengajukan permintaan
menghitungnya. Analisis Anggaran
tenaga kependidikan berdasarkan
Pendidikan dan Biaya Satuan Operasional
kebutuhan ruang kelas berbasis bukti
Sekolah (BOSP), yang difasilitasi oleh
dan hasil dari upaya pemenuhan
DBE1-USAID, mendorong dinas pendidikan
Standar Pelayanan Minimum Pemerintah
kabupaten dan pemangku kepentingan
Indonesia. Proyek percontohan BERMUTU
terkait untuk menganalisis biaya satuan
Kemendiknas yang didukung pendanaan
pendidikan sebagai dasar dalam
dari Bank Dunia memfasilitasi dinas
menentukan alokasi pendidikan secara
pendidikan untuk melakukan kajian,
keseluruhan per kabupaten/kota. Hasil
menganalisis dan mengembangkan
analisis ini digunakan untuk mengetahui
rekomendasi-rekomendasi di bidang
apakah terjadi kekurangan dana dan,
pengelolaan guru. Hasilnya seringkali
jika ya, maka bagaimana mengatasinya,
memperlihatkan rasio kelebihan guru di
terutama ketika dana BOS tidak cukup untuk
kabupaten/kota dan adanya ketimpangan
menutupi keseluruhan biaya. Kekurangan
besar rasio antara kota dan kecamatan.
dana dapat ditutup dengan dana APBD
Penyebaran guru tidak merata di seluruh
kabupaten atau provinsi atau dengan
sistem pendidikan dan terkonsentrasi di
sumbangan dari masyarakat.
sekolah-sekolah perkotaan, sedangkan yang bersedia mengajar di daerah pedesaan hanya sedikit.
• Manajemen Berbasis Sekolah. Kemendiknas telah mengembangkan kebijakan dan model-model melalui BOS
• Analisis Anggaran Pendidikan dan
untuk membantu pemangku kepentingan
Biaya Satuan Operasional Sekolah.
di sekolah (kepala sekolah, guru,
BOS (Bantuan Operasional Sekolah)
komite sekolah dan orang tua) dalam
adalah hibah Pemerintah Indonesia yang
mengembangkan rencana pembangunan
mulai tahun 2011 telah dialokasikan
sekolah terpadu dan laporan keuangan
ke anggaran pemerintah daerah untuk
sekolah melalui proses yang lebih
kemudian diteruskan ke sekolah-sekolah
partisipatif, transparan dan akuntabel.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
57
SESI 1 . Overview tentang Program KINERJA dan Penilaian Mandiri
58
Salah satu aspek penting pendekatan KINERJA
kapasitasnya memenuhi kebutuhan masyarakat.
adalah keterlibatan masyarakat dan media
Sebagian besar program KINERJA dilaksanakan
lokal dalam menuntut pelayanan publik yang
melalui dana hibah bagi organisasi nasional
lebih baik dan pemberian bantuan teknis
dan daerah yang juga menerima pelatihan
kepada pemerintah daerah guna meningkatkan
peningkatan kapasitas dari KINERJA.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
www.kinerja.or.id
2
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
59
SESI 2 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Gambaran Umum Sesi ini menjelaskan tentang proses pelayanan publik yang berlaku di Indonesia selama ini dan unsur-unsur apa saja yang bisa dan harus berperan dalam mengubah penyediaan pelayanan publik ke arah yang lebih baik melalui tata kelola sektor. Penerapan standar pelayanan merupakan elemen penting dalam mengukur perbaikan pelayanan publik, baik standar ditingkat daerah maupun di tingkat nasional. Sesuai mandat Program KINERJA, tata kelola yang disajikan adalah dalam bidang pendidikan dasar, kesehatan ibu dan anak, serta perbaikan iklim usaha. Namun demikian, pendekatan yang digunakan tetap bisa diaplikasikan untuk sektorsektor lain dengan penyesuaian seperlunya.
Penerapan standar pelayanan merupakan elemen penting dalam mengukur perbaikan pelayanan publik, ...........
Tujuan Sesi 1. Peserta memahami tujuan dari penyediaan pelayanan publik oleh pemerintah 2. Peserta memahami konsep dari tata kelola sektor dan pelayanan publik. 3. Peserta memahami instrumen-instrumen yang berperan dalam pelayanan publik baik dari sisi penyedia layanan (supply) maupun pengguna layanan (demand).
60
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
4. Peserta dapat melihat cara kerja instrumeninstrumen tersebut serta hasil-hasil yang dicapai di lapangan dalam pelaksanaan Program KINERJA.
Bahan dan Alat
1. Media pelatihan: Komputer dan LCD, papan dan kertas flipchart 2. Alat Tulis: Kertas untuk mencatat, Spidol, Pensil atau Ballpoint 3. Bahan Paparan, Lembar Kerja, dan Bahan bacaan
Alur Sesi (120 menit)
Pengantar (5 menit)
Keterkaitan (5 menit)
Penerapan (95 menit)
Refleksi (10 menit)
Kelanjutan (5 menit)
Rencana Sesi Waktu
Alur
5
Pengantar
www.kinerja.or.id
Isi
Materi
• Peserta diajak untuk melihat kembali tujuan akhir Program KINERJA • Peserta memahami sesi ini akan mengupas lebih lengkap konsep dan pendekatan tata kelola sektor pelayanan publik yang diterapkan Program KINERJA
• PPT 2.1
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
61
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
62
5
Keterkaitan
• Menguraikan keterkaitan konsep dan pendekatan yang digunakan Program KINERJA dengan kebijakan dan praktik perbaikan pelayanan publik di Indonesia. • Menjelaskan keunikan pendekatan penerapan standar oleh KINERJA untuk memotivasi stakeholders kabupaten/kota bekerja sama memperbaiki kualitas pelayanan publik.
95
Penerapan
(40 menit) Penjelasan dan tanya jawab mengenai: • Konsep tata kelola sektor – inovasi, insentif dan replikasi (third party involvement) • Penguatan Supply – Demand berbasis Standar • Standar layanan Publik di Indonesia • Pendekatan penguatan Supply • Pendekatan Penguatan Demand [Multi Stakeholder Forum, Peran Media (Jurnalisme Warga, Media Mainstream), Survei Pengaduan, dll.] • Sekilas tentang sektor dan program strategis-KINERJA • Hasil (indikasi dampak) yang dicapai oleh Program Kinerja (25 menit) Kerja Kelompok: Menerapkan tata kelola pada sektor pilihan peserta (30 menit) Presentasi dan tanggapan atas hasil latihan (1 atau 2 kelompok terpilih presentasi, kelompok lain menanggapi)
10
Refleksi
5
Kelanjutan
• PPT 2.1 • LK 2.1 • BB 2.1 • BB 2.2 • BB 2.3
• Melihat kembali apakah tujuan sesi tercapai • Mintalah peserta memberikan umpan balik Contoh-contoh praktik baik yang dihasilkan dari penerapan pendekatan tata kelola sektor akan disampaikan pada Sesi 3
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Powerpoint dan Catatan Fasilitator
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik melalui Tata Kelola Sektor
1
Mengapa slide ini penting : Menegaskan relasi penting kualitas pelayanan dan tata kelola sektor. Hipotesa yang dibangun melalui penerapan tata kelola pelayanan publik yang baik dalam pengelolaan program dan kegiatan maka peningkatan pelayanan publik akan dapat dicapai.
Inti uraian: Menurut UU 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik pernyataan kualitas pelayanan selalu dikaitkan dengan penetapan standar pelayanan publik. Standar pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur. Kualitas pelayanan berhubungan erat beberapa konsep penting di bawah: 1. Prosedur pelayanan: Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan. 2. Waktu penyelesaian: ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan. 3. Biaya pelayanan dalam hal ini biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian layanan. 4. Produk pelayanan hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 5. Sarana dan prasarana harus disediakan secara memadai oleh penyelenggara pelayanan publik. 6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan, harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
63
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Tujuan Sesi 1. Peserta memahami relasi tujuan berdirinya negara RI dengan pelayanan publik. 2. Peserta memahami konsep demokrasi, tata kelola sektor, dan pelayanan publik. 3. Peserta memahami instrumen penguatan penyedia layanan (supply) dan pengguna layanan (demand). 4. Peserta memahami aplikasi tata kelola pelayanan dalam pendampingan paket KINERJA. 5. Peserta mengetahui hasil capaian pendampingan Program KINERJA. 2
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan tujuan sesi, khususnya pernyataan tujuan terkait pemahaman instrumen penguatan penyedia layanan, pengguna layanan, bagaimana aplikasi-nya dan contoh-contoh hasil capaian.
Inti uraian: Bahwa melalui proses pelatihan ini, peserta akan memahami: 1. Instrumen penguatan penyedia layanan. Penyedia layanan selanjutnya diistilahkan dengan supply, pengguna layanan diistilahkan dengan demand. 2. Aplikasi (bagaimana praktik) tata kelola pelayanan dalam pendampingan paket KINERJA. 3. Contoh-contoh hasil capaian pendampingan Program KINERJA.
64
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Pokok Bahasan 1. Konsep tata kelola sektor – inovasi, insentif dan replikasi (third party involvement) 2. Penguatan Supply – Demand berbasis standar 3. Peta standar layanan publik di Indonesia 4. Pendekatan penguatan supply 5. Pendekatan penguatan demand (Multi Stakeholder Forum, Peran Media: Jurnalisme Warga, Media Mainstream, Survei Pengaduan, dll.) 6. Replikasi/scaling up 7. Sektor dan program strategis 8. Hasil (indikasi dampak) yang dicapai oleh Program KINERJA 3
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan lingkup substansi pendekatan KINERJA dalam proses peningkatan kualitas pelayanan publik melalui tata kelola sektor.
Inti uraian: • • • • • • • • • • •
Terdapat 8 pokok bahasan terkait pendekatan KINERJA dalam peningkatan kualitas pelayanan publik melalui tata kelola sektor. Konsep tata kelola sektor; menunjukkan hubungan pilar inovasi, insentif, dan replikasi dalam proses perbaikan tata kelola sektor. Penguatan sisi supply dan demand; berorientasi pada pemenuhan standar/dilakukan berdasarkan standar tertentu. Peta standar layanan publik di Indonesia; menunjukkan ‘semesta’ standar yang telah diterbitkan di Indonesia, karakter (sifat inti) dan bagaimana kewajiban penerapan dari masing-masing standar tersebut. Pendekatan penguatan supply; menjelaskan macam kegiatan/instrument yang digunakan. Pendekatan penguatan demand; menjelaskan macam kegiatan/instrument yang digunakan. Replikasi/scaling up; menjelaskan. Pendekatan penguatan demand; menjelaskan tujuan, strategi, dan instrument yang digunakan. Replikasi/scaling up; menjelaskan target replikasi penerapan tata kelola sektor, baik di tingkat unit layanan maupun di tingkat dinas/pemda. Sektor dan program strategis; menjelaskan paket pendampingan KINERJA dimana konsep dan pendekatan tata kelola sektor diaplikasikan. Hasil (indikasi dampak) yang dicapai Program KINERJA; menjelaskan contoh-contoh hasil yang dicapai melalui penerapan tata kelola sektor.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
65
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Kualitas Pelayanan Publik di Indonesa Saat Ini • • • • •
IPM, urutan ke 121 dari 188 Negara pada tahun 2013 (UNDP) Governance effectiveness index of 7 Asian Economies 1996 – 2012, urutan ke 7 setelah Vietnam Score efisiensi Birokrasi negara-negara Asia, urutan 10 dari 12 negara yang disurvei tahun 2012. Tertinggi Singapore Corruption perception index urutan 134 dari 175 negara Asia Pasific (2013, Transparansi Internasional) Kualitas Kesehatan peringkat 6 dan kesehatan ke-7 dari 10 negara Asia Tenggara dibawah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. 4
Mengapa slide ini penting? Memberikan gambaran pencapaian kinerja pelayanan publik Indonesia pada hari ini di percaturan internasional.
Inti uraian: Berbagai indikator kinerja pembangunan dan pelayanan publik Republik Indonesia pada akhir 2013 menunjukkan level capaian yang masih rendah, bahkan ketika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga terdekat Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Berturut-turut slide di atas menginformasikan beberapa penilaian lembaga internasional terhadap Kinerja pelayanan Indonesia terkait dengan indeks komposit pembangunan manusia – dimana posisi Indonesia berada di bawah garis tengah negara di dunia. Hal yang sama dalam efektifitas penyelenggaraan tata kelola pemerintahan, skore efisiensi birokrasi negara – negara Asia, tingkat persepsi korupsi dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan.
66
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Reformasi Birokrasi, Pelayanan Publik dan Demokrasi •
Tantangan Indonesia Menjadi Negara dengan Pertumbuhan dan Keadilan Ekonomi Tinggi adalah Menciptakan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
•
Reformasi Sektor Publik Merupakan Faktor Pengingat Penting dalam Pembangunan Bangsa dan Negara
•
Pelayanan publik dalam negara modern adalah inti dari demokrasi. Pelayanan yang diterima publik sebagai akibat keputusan yang dibuat secara bersama (demokratis) adalah inti negara demokratis modern. 5
Mengapa slide ini penting? Menegaskan pentingnya reformasi sektor publik serta pelayanan publik sebagai agenda penting.
Inti uraian: •
“Kinerja” kualitas pelayanan publik sebuah negara menjadi cermin level kualitas penerapan demokrasinya. Kualitas demokrasi tidak saja berhenti pada demokrasi-prosedural akan tetapi menunjukkan output dan outcome dari demokrasi. Dalam pelayanan publik demokrasi adalah cara untuk mencapai tingkat pelayanan terhadap hak-hak publik secara jelas dan terukur.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
67
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Paradigma Pelayanan Publik Aspek
Old Public Management
New Public Adminsitration
New Public Service
Dasar Teoritis
Teori Politik
Teori Ekonomi
Teori Demokrasi
Konsep Kepentingan Publik
Kepentingan publik adalah sesuatu didefinisikan secara politik dan yang tercantum dalam aturan
Kepentingan publik mewakili agregasi kepentingan individu
Kepentingan publik adalah hasil dari dialog tentang berbagai nilai
Kepada Siapa Birokrasi publik harus bertanggung jawab
Clients dan pemiliih
customers
Warganegara (citizens)
Peranan Pemerintah
Rowing (pengayuh)
Steering (mengarahkan)
Negosiasi dan mengelaborasi berbagai kepentingan diantara warga negara dan kelompok komunitas
Akuntabilitas
Menurut hierarkhi administratif
Kehendak pasar yang merupakan hasil keinginan customers
Multi aspek: akuntabilitas pada hukum, nilai komunitas, nurma politik, standar profesional, kepentingan warga negara
Sumber: denhardt & denhardt, 2000 : 28 - 29
6
Mengapa slide ini Penting? Memberikan orientasi kerangka teoritis evolusi perkembangan paradigma berfikir pelayanan publik di dunia.
Inti uraian: Organisasi sektor publik sering digambarkan tidak produktif, tidak efisien, selalu rugi, rendah kualitas, miskin inovasi dan kreativitas. Munculnya kritik keras yang ditujukan kepada organisasi – organisasi sektor publik tersebut kemudian menimbulkan gerakan untuk melakukan reformasi manajemen sektor publik. Salah satu gerakan reformasi sektor publik adalah munculnya konsep New Public Management atau NPM. Pada perkembangannya, pendekatan manajerial modern tersebut memiliki banyak sebutan, misalnya: managerialism, ‘new public management’, ‘market-based public administration‘, ‘post bureaucratic paradigm’, dan ‘entrepreneurial government.’ Perubahan model manajemen publik tersebut menunjukkan adanya pergeseran besar model administrasi publik tradisional menuju sistem manajemen publik modern yang memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pencapaian kinerja dan akuntabilitas manajer publik. Oleh karena itu untuk memperbaiki kinerja sektor publik perlu diadopsi beberapa praktik dan teknik manajemen yang diterapkan di sektor swasta ke dalam organisasi sektor publik, seperti pengadopsian mekanisme pasar, kompetensi tender (Compulsory Competitive Tendering-CCT) dan privatisasi perusahaan-perusahaan publik. Penerapan konsep NPM telah
68
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
menyebabkan terjadinya perubahan manajemen sektor publik yang drastis dari sistem manajemen tradisional yang kaku, birokratis, dan hierarkhis menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. Cara berfikir NPM adalah melihat manajemen swasta lebih baik dari manajemen publik. Secara umum ciri NPM: pencapaian kinerja dan akuntabilitas; mengurangi fungsi pemerintah, privatisasi dan mekanisme pasar; depolitisasi kekuasaan/desentralisasi kewenangan dan mendorong demokratisasi. Bila ciri utama New Public Administration lebih fokus pada pasar maka New Public Service memiliki pendekatan sebagai berikut: pilihan kolektif dalam pemerintahan, kebutuhan sumber daya, keterbukaan untuk publik, keadilan kebutuhan (equity of need), mencari keadilan (justice) dan masyarakat adalah penguasa tertinggi (Stewart & ranson, 1988).
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
69
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Pilar Tata Kelola Sektor dalam Pelayanan Publik 1. Insentif – Memperkuat sisi permintaan (meningkatkan kepedulian masyarakat) terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik yang lebih baik; 2. Inovasi – Memanfaatkan praktik-praktik inovatif yang ada dan mendukung pemerintah daerah untuk menguji dan menerapkan pendekatan-pendekatan pelayanan publik yang menjanjikan; dan 3. Replikasi – Memperkuat keberhasilan inovasi secara nasional dan mendukung lembaga-lembaga perantara untuk menyelenggarakan dan menyebarluaskan pelayanan yang lebih baik kepada pemerintah daerah.
7
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan tiga pilar penting dalam penerapan tata kelola sektor pelayanan publik.
Inti uraian: •
Pilar insentif adalah pilar pada sisi demand. Perbaikan tata kelola pada pilar insentif adalah memperkuat sisi permintaan/kepedulian masyarakat pengguna dan masyarakat umum atas peningkatan kualitas pelayanan publik yang lebih baik.
•
Pilar inovasi adalah pilar pada sisi supply. Perbaikan tata kelola pada pilar inovasi adalah memperkuat dinas/unit layanan untuk memanfaatkan praktik-praktik baik yang telah terbukti berhasil dan mendorong munculnya inovasi.
•
Replikasi adalah pilar untuk perluasan dan keberlanjutan perbaikan tata kelola sektor, baik pada tingkat unit layanan maupun pada tingkat dinas/pemerintah daerah, dan mendukung lembaga-lembaga perantara untuk mendiseminasikan dan memberikan pendampingan penerapan praktik baik/inovasi.
70
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Sektor SUPPLY (1) Meningkatkan kapasitas penyedia layanan dalam pengelolaan pelayanan publik yang didasarkan pada inovasi dan praktik baik (Increase the
capacity of service providers for managing service provision based on innovation and good practices).
IN
DEMAND (2)
Meningkatkan minat dan keterlibatan publik dalam penyediaan layanan
PENYEDIAAN LAYANAN PUBLIK yang BAIK
INOVASI
(Increase public interest and engagement in local government service provision)
INSENTIF
(3) Mendokumentasikan dan membangun struktur guna mendukung replikasi praktik baik
REPLIKASI
8
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan bahwa penyediaan layanan publik yang baik melalui konsep tata kelola sektor melibatkan sisi supply, sisi demand, dan proses replikasi/scaling up.
Inti uraian: •
Penyediaan layanan publik yang baik dilakukan melalui pendekatan tata kelola sektor
•
Pendekatan ini memperkuat sisi supply dan demand secara bersamaan
•
Penguatan sisi supply dilakukan untuk meningkatkan kapasitas penyedia layanan dalam pengelolaan pelayanan publik yang didasarkan pada inovasi dan praktik baik
•
Penguatan sisi demand dilakukan untuk meningkatkan minat dan keterlibatan publik dalam penyediaan layanan, menjadi mekanisme insentif bagi penyedia layanan yang berkinerja baik
•
Replikasi dilakukan untuk mendokumentasikan dan membangun struktur guna mendukung replikasi praktik baik.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
71
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Pilar Tata Kelola Sektor dalam Pelayanan Publik SUPPLY (1) • Memperbaiki pelaksanaan dasar • Perubahan struktural
IN
DEMAND
PENYEDIAAN LAYANAN PUBLIK YANG BAIK
INOVASI
(2) • Penciptaan permintaan • Pengukuran kinerja • Mekanisme komunikasi
INSENTIF
(3) • Melatih Penyedia layanan • Mempromosikan dampak • Diseminasi paket-paket
REPLIKASI
9
Mengapa slide ini penting ? Menunjukkan strategi dasar dalam proses perbaikan tata kelola sektor untuk sisi supply, sisi demand, dan replikasi.
Inti uraian: •
Strategi dasar dalam penguatan sisi supply adalah memperbaiki mekanisme pelaksanaan dasar dan memperbaiki struktur kelembagaan.
•
Strategi dasar dalam penguatan sisi demand adalah memperbaiki “ pasar”/kebutuhan akan layanan yang lebih baik, pengukuran kinerja, dan memperbaiki mekanisme komunikasi.
•
Strategi dasar dalam replikasi adalah melatih penyedia layanan, mempromosikan dampak, dan diseminasi paket-paket dampingan KINERJA.
72
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Komponen KINERJA Komponen
Kegiatan
Insentif
1. Menumbuhkan tuntutan (demand) terhadap perbaikan kinerja 2. Menerapkan ukuran kinerja pada sektor 3. Mengkomunikasikan hasil-hasil kinerja
Inovasi
1. Mengidentifikasi berbagai model peningkatan penyediaan layanan 2. Menerapkan berbagai model inovasi dalam penyediaan layanan
Replikasi
1. Menyusun isi dari paket-paket replikasi 2. Membangun jaringan bagi terciptanya replikasi 3. Dukungan kebijakan nasional
10
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan kegiatan kunci dalam tata kelola sektor, masing-masing untuk komponen insentif, inovasi, dan replikasi.
Inti uraian: •
Kegiatan kunci untuk menumbuhkan insentif terdiri dari menumbuhkan tuntutan (demand) terhadap perbaikan kinerja, menerapkan ukuran kinerja pada sektor, dan mengkomunikasikan hasil-hasil kinerja.
•
Kegiatan kunci untuk mendorong inovasi terdiri dari mengindentifikasi berbagai model peningkatan penyediaan layanan dan menerapkan berbagai model inovasi dalam penyediaan layanan.
•
Kegiatan kunci untuk mendorong replikasi terdiri dari: menyusun isi dari paket-paket replikasi, membangun jaringan bagi terciptanya replikasi, dan advokasi kementerian teknis/terkait untuk memperoleh dukungan kebijakan nasional.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
73
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Elemen Insentif No.
Kegiatan
1.
Mengukur & mempublikasikan keluaran/output penyedia layanan
2.
Meningkatkan pengawasan legislatif terhadap layanan publik
3.
Meningkatkan interaksi antara penerima dan penyedia layanan
4.
Pemantauan anggaran oleh LSM dan DPRD
5.
Manajemen SDM berbasis kinerja
6.
Evaluasi dan pelaporan kinerja
7.
Tolok ukur kinerja nasional dan regional
8.
Program penghargaan yang kompetitif
11
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan paket lengkap kegiatan untuk elemen insentif
Inti uraian: Terdapat 8 kegiatan untuk elemen insentif, yang terdiri dari: 1. Mengukur dan mempublikasikan keluaran/output penyedia layanan 2. Meningkatkan pengawasan legislatif terhadap layanan publik 3. Meningkatkan interaksi antara penerima dan penyedia layanan 4. Pemantauan anggaran oleh LSM dan DPRD 5. Manajemen SDM berbasis kinerja 6. Evaluasi dan pelaporan kinerja 7. Tolok ukur kinerja nasional dan regional 8. Program penghargaan yang kompetitif
74
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Elemen Inovasi No.
Kegiatan
1.
Menghubungkan K/K untuk beragam pendekatan penyediaan layanan yang lebih baik
2.
Menerapkan inovasi
3.
Mengaitkan pendapatan dan pengelolaan untuk layanan yang lebih baik
4.
Memperbaiki iklim kepemerintahan yang baik bagi dunia usaha
5.
Menciptakan kemitraan publik-swasta
6.
Kerjasama dengan swasta dalam penyediaan layanan publik
7.
Kerjasama antar lembaga terkait penyediaan layanan publik 12
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan paket lengkap kegiatan untuk elemen inovasi
Inti uraian: Terdapat 7 kegiatan untuk elemen inovasi, yang terdiri dari: 1. Menghubungkan K/K untuk beragam pendekatan penyediaan layanan yang lebih baik 2. Menerapkan inovasi 3. Mengaitkan pendapatan dan pengelolaan untuk layanan yang lebih baik 4. Memperbaiki iklim kepemerintahan yang baik bagi dunia usaha 5. Menciptakan kemitraan publik-swasta 6. Kerjasama dengan swasta dalam penyediaan layanan publik 7. Kerjasama antar lembaga terkait penyediaan layanan publik
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
75
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Elemen Replikasi No.
Kegiatan
1.
Mengukur potensi pasar dari layanan
2.
Pembinaan bagi organisasi-organisasi lokal
3.
Mendorong riset dan analisis tentang tata kelola daerah yang efektif
4.
Dukungan terhadap penyusunan kebijakan strategis
5.
Belajar dari dan membangun jaringan dengan daerah lain 13
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan paket lengkap kegiatan untuk elemen replikasi
Inti uraian: Terdapat 5 kegiatan untuk elemen replikasi, yang terdiri dari: 1. Mengukur potensi pasar dari layanan 2. Pembinaan bagi organisasi-organisasi lokal 3. Mendorong riset dan analisis tentang tata kelola daerah yang efektif 4. Dukungan terhadap penyusunan kebijakan strategis 5. Belajar dari dan membangun jaringan dengan daerah lain
76
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Relasi Peningkatan Pelayanan Publik dan Standar Pelayanan KEBIJAKAN STANDAR LAYANAN A (SAAT INI)
SUMBER DAYA
LAYANAN B (BESOK)
PRAKTIK BAIK KOMPETENSI
14
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan urgensi dan kepentingan penetapan standar layanan sebagai salah satu elemen penting dalam dalam upaya peningkatan pelayanan publik
Inti uraian: Untuk memperbaiki kualitas pelayanan publik, sejumlah instrumen diperlukan mulai dari tataran: 1. Kebijakan, terkait di dalamnya adalah seluruh mata rantai pengelolaan pelayanan publik sejak formulasi kebijakan-penetapannya-perencanaan dan penggangaran – implementasi hingga proses monitoring dan evaluasi kebijakan. 2. Standar-standar layanan berhubungan penyediaan input, proses, output dan outcome. Program Kinerja fokus pada mempromosikan standar proses dan standar pelayanan minimal urusan wajib pelayanan dasar. 3. Sumber daya, dapat terdiri dari sumberdaya uang, manusia dan effort lainnya yang diperlukan dalam membangun pelayanan publik yang lebih baik. 4. Praktek baik, mengadaptasi dan mengadopsi (menggunakan) praktik baik yang telah teruji dan menerapkannya dalam konteks lokal. 5. Kompetensi, tingkat kualifikasi pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai sebagai kinerja yang berpengaruh terhadap peran, perbuatan, prestasi individu dan ditetapkan melalui standar tertentu.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
77
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Mengapa Perlu Standar dalam Pelayanan Publik? PKM di Sulsel
PKM di Jatim
15
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan perbedaan kualitas ketika standar tertentu digunakan sebagai patokan
Inti uraian: Contoh konkrit perbedaan kualitas ketika standar gedung Puskesmas diterapkan
78
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Matriks Komparatif (secara deskripsi) •
Contoh: sifat inti jenis standar pelayanan NSPK
SPP
SPM
SOP
ISO
Terkait berbagai aspek pelayanan publik yang menjadi kepentingan nasional; efisiensi, keselamatan, pemerataan, mutu dll.
Terkait berbagai aspek pelayanan publik yang merupakan praktik baik: transparansi dan informasi, kepastian, biaya yang terjangkau, mekanisme pengaduan, dll.
Terkait berbagai aspek ayanan yang menjadi kepentingan nasional/ internasional; cakupan yang merata dan mutu pelayanan dasar
Terkait berbagai aspek pelayanan publik, dengan fokus pada konsistensi dalam prosedur dan hasil
Terkait komitmen unit pelaksana pelayanan publik terhadap mutu pengelolaan dan hasil yang memuaskan klien – pendekatan manajemen
Pemetaan jenis standar pelayanan publik - KINERJA April 2011
16
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan perbandingan antar jenis standar berdasarkan sifat inti-nya
Inti uraian: Terdapat sejumlah jenis standar yang diberlakukan di Indonesia, yaitu 1. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria 2. Standar Pelayanan Publik 3. Standar Pelayanan Minimal 4. Standard Operation Procedure 5. International Standard Organization Seringkali kita masih belum jelas apa perbedaan dari masing-masing jenis standar tsb. Berdasarkan sifat inti (karakter)-nya, perbandingan antar jenis standar adalah sebagaimana dalam tabel di atas.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
79
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Matriks Komparatif (deskripsi) •
Contoh: Kewajiban menerapkan standar pelayanan NSPK
Wajib (jika urusan dilaksanakan)
SPP
SPM
SOP
Wajib untuk pelayanan publik
Wajib untuk pelayanan dasar
Tergantung instansi (kecuali SOP yang merupakan NSPK)
ISO Wajib jika mendapat akreditasi
Pemetaan jenis standar pelayanan publik - KINERJA April 2011
17
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan perbandingan antar jenis standard berdasarkan kewajiban penerapannya
Inti uraian: Terdapat sejumlah jenis standard yang diberlakukan di Indonesia, yaitu 1. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria 2. Standar Pelayanan Publik 3. Standar Pelayanan Minimal 4. Standard Operation Procedure 5. International Standard Organization Bagaimana bentuk kewajiban penerapan masing-masing standar tsb? Berdasarkan kewajiban penerapannya, perbandingan antar jenis standard adalah sebagaimana dalam tabel di atas.
80
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Keterkaitan Jenis Standar
Pemetaan jenis standar pelayanan publik - KINERJA April 2011
18
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan keterkaitan antar standar
Inti uraian: Dari berbagai standar yang diberlakukan, keterkaitan antar standar tsb dapat dijelaskan sbb: 1. NSPK diberlakukan bagi urusan wajib dan pilihan 2. Untuk urusan wajib yang merupakan pelayanan dasar diberlakukan SPM 3. Dalam mencapai target SPM, diterapkan SPP, SOP, ISO, bahkan SNP khusus untuk pendidikan.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
81
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Matriks Komparatif (deskripsi)
Pemetaan jenis standar pelayanan publik - KINERJA April 2011
19
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan contoh harmonisasi berbagai jenis standar pada sektor kesehatan
Inti uraian: Pada contoh sektor kesehatan: 1. NSPK mengatur bagaimana kualitas input pelayanan dan outcome pelayanan 2. SPM mengatur lebih rinci/teknis bagaiman kualitas outcome dan output untuk setiap jenis pelayanan 3. SPP mengatur dengan rinci bagaimana proses pelayanan dilakukan 4. SOP mengatur dengan rinci bagaimana input layanan dijalankan/dioperasikan 5. ISO mendorong pengelolaan input dan proses pelayanan mampu memenuhi standar kualitas tertentu.
82
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Pendampingan SPM - USAID KINERJA 1. Memastikan Pemda mengadopsi dan mengintegrasikan SPM kedalam pengelolaan pelayanan publik, khususnya di sektor pendidikan dasar dan pelayanan kesehatan dasar. 2. Memperkuat peran masyarakat, MSF dan media dalam melakukan pengawasan dan promosi pelayanan publik berbasis standar. 3. Merekomendasikan hasil pembelajaran pendampingan dalam perbaikan kebijakan di tingkat nasional dan daerah. 20
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan arah pendampingan SPM yang dilakukan oleh USAID KINERJA
Inti uraian: •
Arah pendampingan SPM oleh KINERJA tentu tidak menduplikasi pola pendampingan oleh kementerian teknis terkait.
•
Arah pendampingan SPM oleh KINERJA tetap dalam kerangka pendekatan tata kelola yang memperkuat sisi supply, demand, dan replikasi.
•
Arah pendampingan SPM oleh KINERJA adalah terintegrasinya SPM dalam siklus pengelolaan pelayanan publik, sejak perencanaan s/d evaluasi.
•
Arah pendampingan SPM oleh KINERJA selengkapnya adalah sbb: 1. Memastikan Pemda mengadopsi dan mengintegrasikan SPM kedalam pengelolaan pelayanan publik, khususnya di sektor pendidikan dasar dan pelayanan kesehatan dasar. 2. Memperkuat peran masyarakat, MSF dan media dalam melakukan pengawasan dan promosi pelayanan publik berbasis standar. 3. Merekomendasikan hasil pembelajaran pendampingan dalam perbaikan kebijakan di tingkat nasional dan daerah.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
83
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
SIKLUS PENDAMPINGAN SPM DAN DUKUNGAN KINERJA DI DAERAH
Kesadaran & dukungan politik guna meningkatk an capaian MSS
Peraturan Daerah yang mendukung penerapan MSS
Reviu peraturan pendukung
Penguatan sistem data dan penilaian capaian MSS
Survei-mini untuk menilai capaian MSS
Proses partisipatif untuk menentukan kesenjangan, prioritas dan strategi
Menghitung pengurangan kesenjangan dan strategi terkait
Rencana & anggaran mencantumk an targettarget MSS
Penilaian capaian MSS yang lebih baik
Pendekatan untuk Analisis Menyederhanakan kesenjangan model penghitungan memadukan strategi dan hasil penghitungan dibandingkan biaya biaya dalam rencana & target nasional anggaran
Lokakaya multi-stakeholder skala provinsi, pada awal proses, dan setelah satu siklus, untuk membangkitkan kesadaran/komitmen dan berbagi pendapat
Dukungan KINERJA IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS
21
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan siklus pendampingan SPM yang dilakukan oleh KINERJA
Inti uraian: • •
•
Siklus pendampingan KINERJA adalah sebagaimana dalam gambar, dimulai dari reviu regulasi dan kebijakan daerah dalam implementasi SPM. Dukungan KINERJA di daerah adalah dengan menfasilitasi lokakarya multi-stakeholder skala provinsi, yaitu pada awal proses, dan setelah satu siklus untuk membangkitkan kesadaran/komitmen dan berbagi pendapat. Secara umum USAID-KINERJA menerapkan 8 langkah dalam pendampingan integrasi SPM pada pemerintah daerah: - - - - -
- - -
84
Reviu regulasi dan kebijakan daerah dalam implementasi SPM Evaluasi diri pencapaian SPM Analisis Kesenjangan pencapaian SPM terkini vs target nasional Mengidentifikasi intervensi program dan kegiatan untuk menutup kesenjangan (mempertimbangkan hasil survei pengaduan) Penghitungan kebutuhan biaya dan strategi mendapatkannya untuk menutup kesenjangan º Indikator yang terkait dengan pendampingan Program KINERJA º Seluruh indikator – sektor kesehatan Mengintegrasikan rencana pembiayaan ke dalam dokumen perencanaan di unit layanan dan SKPD Mengintegrasikan rencana pembiayaan ke dalam dokumen perencanaan daerah: Renja, RKPD, Renstra, RPJMD Mengintegrasikan rencana pembiayaan ke dalam dokumen anggaran daerah: º RKA, KUA – PPAS & APBD.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Paket Kegiatan Pendampingan KINERJA/USAID dan Indikator SPM terkait Sektor
Paket
MSS – Indikator
Indikator yg Relevan dgn Paket
18
1-4
ISO
Kesehatan MCH (IBF, EBF dan SD)
Pemeriksaan kehamilan, ranjang bayi, kunjungan pasca melahirkan, gizi buruk, dll.
Pendidikan PTD
27
5-6
Jumlah dan kualitas guru SD dan SMP
BOSP
27
21-27
KTSP, RPP, penilaian, dan pengelolaan
SBM
27
27 (14-27)
Indikator MBS, MSS tingkat sekolah
22
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan macam paket kegiatan pendampingan KINERJA dan indikator SPM yang terkait
Inti uraian: Paket dampingan KINERJA adalah pada sektor Kesehatan, pendidikan, dan peningkatan iklim dunia usaha. Macam paket pada masing-masing sektor dan nomor indikator SPM yang terkait dengan masing-masing paket tersebut adalah sebagaimana tabel tsb
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
85
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Kerangka Tata Kelola dalam Paket Dukungan KINERJA • • • • • • •
Manajemen data Penghitungan Penyusunan kebijakan yg partisipatif Manajemen layanan & program Rencana, monev dan pelaporan Penanganan pengaduan Pakta layanan • • • • •
MSFs Konsultasi publik Penanganan keluhan Jurnalisme warga Integrasi gender
Penyediaan (Supply)
Tuntutan (Demand)
• Peraturan • Standar Pelayanan Minimum
Layanan Publik yang Lebih Baik
Reformasi peraturan perundangan
23
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan bagaimana kerangka pendekatan tata kelola dalam paket dukungan KINERJA
Inti uraian:
86
•
Pada sisi supply, paket dukungan KINERJA meliputi: - Manajemen data - Penghitungan - Penyusunan kebijakan yg partisipatif - Manajemen layanan & program - Rencana, monev dan pelaporan - Penanganan pengaduan - Pakta layanan
•
Pada sisi demand, paket dukungan KINERJA meliputi: - MSFs - Konsultasi publik - Penanganan keluhan - Jurnalisme warga - Integrasi gender
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
MODEL Penerapan tata kelola dalam sektor Pendampingan KINERJA •
Penyebaran Guru Proporsional (PGP)
•
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
•
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
24
Mengapa slide ini penting?
Inti uraian:
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
87
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Tata Kelola Penyebaran Guru Proporsional Hasil yang Diharapkan: •
Tersedianya data pendidikan yang relevan, update dan valid
•
Analisis distribusi guru di tingkat kota/kab.
•
Rekomendasi skema insentif bagi guru di daerah “terpencil”
•
Rencana kerja distribusi guru
•
Guru terdistribusi secara proporsional 25
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan hasil yang diharapkan dari Paket Tata Kelola Penyebaran Guru Proporsional
Inti uraian: Hasil yang diharapkan adalah: 1. Tersedianya data pendidikan yang relevan, update dan valid 2. Analisis distribusi guru di tingkat kota/kab. 3. Rekomendasi skema insentif bagi guru di daerah “terpencil” 4. Rencana kerja distribusi guru 5. Guru terdistribusi secara proporsional
88
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Distribusi Guru Proporsional (1) Rasional • Ketersediaan guru faktor penting dalam meingkatkan kemajuan belajar siswa • Ketimpangan penyebaran guru antara kota/kabupaten (surplus) dan di desa (defisit) • Fakta: Bukan kekurangan akan tetapi penyebaran PENGUATAN SUPPLY SIDE
KETERKAITAN
Kegiatan
Hasil
PENGUATAN DEMAND SIDE Kegiatan
• Persetujuan Tujuan & Pendekatan (Kdh dan DPRD) • Komitmen ketersediaan data yang baik (stakeholder pendidikan) • Rekoleksi data (bila perlu) • Verifikasi data • Kesepakatan penggunaan data terkini • Kesiapan dan penyebaran informasi publik data yang relevan.
Tersedianya data pendidikan yang relevan, update dan valid.
Memfasilitasi keterlibatan masyarakat dalam memahami pentingnya kebutuhan data penyebaran guru yang valid dan update.
• Analisis data pendidikan (menggunakan instrumen teruji) • Kesiapan untuk berbagi informasi data yang relevan ke publik.
Analisis distribusi guru di tingkat kota/kabupaten.
Memperkuat keterlibatan, pemantauan, dan advokasi ke masyarakat mengenai analisis data yang relevan dan sesuai.
26
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan alasan perlunya Distribusi Guru Proporsional dan bagaimana keterkaitan antara penguatan supply side dan demand side dalam DGP
Inti uraian: •
Jelaskan apa saja kegiatan yang dilakukan pada penguatan sisi supply
•
Jelaskan apa saja kegiatan yang dilakukan pada penguatan sisi demand
•
Jelaskan hasil dari keterkaitan/relasi antara hasil penguatan sisi supply dan sisi demand
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
89
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
• Penyusunan proposal teknik dan keuangan • Pendampingan pengajuan rekomendasi ke SKPD • Skema pemberian insentif bagi guru di daerah terpencil • Inovasi manajemen pendidikan dan pembelajaran guru • Pendampingan SKPD dalam mengajukan proposal ke tim eksekutif • Pendampingan SKPD dalam mengajukan proposal ke DPRD • Kesiapan untuk berbagi informasi publik yang relevan • Penyiapan Petugas Purel/ IPO di SKPD
Rekomendasi Skema Penyebaran Guru Proporsional ke SKPD, Bupati dan DPRD
• Penyusunan rencana aksi oleh SKPD • Pendampingan Penyusunan SK Bupati/Walikota
Rencana kerja distribusi guru
Mendorong masyarakat untuk terlibat dalam penyusunan proposal rekomendasi.
• Mendukung Kab/Kota dan SKPD dalam melaksanakan SK dan Rencana aksi
Guru terdistribusi secara proporsional
Mendorong masyarakat untuk melakukan pemantauan dan advokasi mengenai:
Rekomendasi skema insentif bagi guru di daerah “terpencil”
Fasilitasi keterlibatan masyarakat dengan tujuan untuk mengembangkan proposal mengenai: • Sistem/rencana pemberian insentif bagi guru di daerah terpencil. • Inovasi manajemen pendidikan dan pembelajaran guru.
• Implementasi rencana kerja. • Setuju atas komitmen rencana dan kebijakan pada SK. • Media memberitakan informasi mengenai mobilisasi distribusi ulang guru.
27
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan alasan perlunya Distribusi Guru Proporsional dan bagaimana keterkaitan antara penguatan supply side dan demand side dalam DGP.
Inti uraian:
90
•
Jelaskan apa saja kegiatan yang dilakukan pada penguatan sisi supply.
•
Jelaskan apa saja kegiatan yang dilakukan pada penguatan sisi demand.
•
Jelaskan hasil dari keterkaitan/relasi antara hasil penguatan sisi supply dan sisi demand.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Pelayanan Kesehatan Dasar-KIA Hasil yang diharapkan: • •
• •
Meningkatnya ibu melahirkan yang dibantu oleh tenaga kesehatan dan/ atau di fasilitas kesehatan, dan konsumsi ASI Eksklusif Berfungsinya “lembaga antara” sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat untuk melakukan monitoring, pengawasan, advokasi, dan mediasi peningkatan pelayanan Persalinan Aman, IMD, dan ASI Eksklusif. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan (bidang KIA) di Puskesmas Meningkatnya jumlah bayi 0 – 6 bulan mengkonsumsi ASI Eksklusif. 28
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan hasil yang diharapkan dari Paket Tata kelola Pelayanan Kesehatan Dasar-KIA.
Inti uraian: Hasil yang diharapkan adalah: 1. Meningkatnya ibu melahirkan yang dibantu oleh tenaga kesehatan dan/atau di fasilitas kesehatan, dan konsumsi ASI Eksklusif. 2. Berfungsinya “lembaga antara” sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat untuk melakukan monitoring, pengawasan, advokasi, dan mediasi peningkatan pelayanan Persalinan Aman, IMD, dan ASI Eksklusif. 3. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan (bidang KIA) di Puskesmas. 4. Meningkatnya jumlah bayi 0 – 6 bulan mengkonsumsi ASI Eksklusif.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
91
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Tata Kelola - Persalinan Aman, IMD & ASI Eksklusif Supply
Hasil
Demand
Reformasi Kebijakan
Tersedia peraturan yg terintegrasi dg SPP dan SPM
Penguatan OMS untuk penyadaran hak-hak
Mutu pelayanan (kompetensi, konseling, komunikasi, fasilitasi, SOP, dan lainnya
K1, K4, & persalinan sesuai SOP & skenario Pencapaian SPM daerah
Fasilitasi Org Prof, adopsi praktik baik
Memperkuat desain promosi kesehatan
Meningkat K1, K4, persalinan nakes & faskes
Praktik-praktik baik sekaligus mencegah keterlambatan & OMS sebagai agent of change
Memperkuat kemitraan bidan dan dukun
Kemitraan terlaksana dg baik
Masyarakat terlibat dalam pengawasan pelaksanaan
Bekerjasama dg sektor terkait dan Sistem Informasi KIA
Data yg akurat
Masyarakat terlibat dalam SI KIA
Forum Kemitraan OMS & Sektor terkait
Tersedia model kemitraan
Penguatan penyadaran hak-hak kesehatan\
Mendesain Strategi promosi IMD dan ASI
Perbaikan untuk promosi KIA
Masyarakat terlibat dalam promosi 29
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan bagaimana keterkaitan antara penguatan supply side dan demand side dalam tata kelola persalinan aman, IMD, dan ASI Eksklusif
Inti uraian:
92
•
Jelaskan apa saja kegiatan yang dilakukan pada penguatan sisi supply.
•
Jelaskan apa saja kegiatan yang dilakukan pada penguatan sisi demand.
•
Jelaskan hasil dari keterkaitan/relasi antara hasil penguatan sisi supply dan sisi demand.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Hasil yang diharapkan: • • • •
Pelayanan PTSP tertata (kembali) secara lebih baik. Kerangka regulasi yang baik bagi PTSP selesai disusun. PTSP berjalan dengan baik dan efektif. PTSP berjalan baik secara berkelanjutan.
30
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan hasil yang diharapkan dari Paket Tata Kelola Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
Inti uraian: Hasil yang diharapkan adalah: 1. Pelayanan PTSP tertata (kembali) secara lebih baik 2. Kerangka regulasi yang baik bagi PTSP selesai disusun 3. PTSP berjalan dengan baik dan efektif 4. PTSP berjalan baik secara berkelanjutan
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
93
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Tata Kelola PTSP (1) KEGIATAN PADA SISI PENYEDIA LAYANAN
OUTCOME
KEGIATAN PADA SISI PENERIMA LAYANAN
Memfasilitasi PTSP untuk : - Melakukan diagnostic study terhadap alur pelayanan perizinan saat ini. - Menyusun Tim Pembentukan/Perbaikan PTSP. - Menyelenggarakan rangkaian pertemuan partisipatif untuk: • Menyusun action plan perubahan
Pelayanan PTSP tertata (kembali) secara lebih baik.
- Menyelenggarakan Studi Tata Kelola Ekonomi Daerah untuk memahami persepsi pelaku usaha. - Identifikasi stakeholder kunci (termasuk CSO dan pelaku usaha). - Mendorong media mempublikasikan hasil peta peraturan dan rangkaian pertemuan.
Memfasilitasi Pemda (antar-SKPD terkait) untuk: - Identifikasi dan analisis Perda terkait perizinan. - Menyelenggarakan rangkaian pertemuan untuk mengkaji peraturan terkait hasil pemetaan. - Menyusun dan mengeluarkan (revisi) peraturan yang relevan (Perda, SK kepala daerah, SE).
Kerangka regulasi yang baik bagi PTSP tersusun.
- Mendorong pelibatan MSF dalam setiap tahapan kegiatan perbaikan PTSP. - Memobilisasi UKM untuk mendaftarkan usahanya, terutama pelaku usaha perempuan agar mendaftar atas namanya. - Sosialisasi dan promosi PTSP khususnya pada kelompok UKM.
31
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan bagaimana keterkaitan antara penguatan supply side dan demand side dalam tata kelola PTSP.
Inti uraian:
94
•
Jelaskan apa saja kegiatan yang dilakukan pada penguatan sisi supply.
•
Jelaskan apa saja kegiatan yang dilakukan pada penguatan sisi demand.
•
Jelaskan hasil dari keterkaitan/relasi antara hasil penguatan sisi supply dan sisi demand.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Tata Kelola PTSP (2) KEGIATAN PADA SISI PENYEDIA LAYANAN
OUTCOME
Bersama Pemda menyusun mekanisme kerja baru: - Menyusun SOP, SP, dan mekanisme Tim Teknis - Mepublikasikan informasi perizinan - Penyederhanaan izin dan/atau izin paralel - Menyusun sistem database perizinan terintegrasi - Memperkuat kapasitas staf PTSP untuk memahami budaya dan mekanisme kerja yang baru (inhouse training, outbond, magang).
PTSP Berjalan dengan Baik dan Efektif
Kegiatan Monev dan Penanganan Pengaduan: - Menyusun mekanisme monitoring berbasis IT melalui Kartu Kendali sebagai alat manajemen - Menyelenggarakan IKM secara reguler - Menyusun mekanisme penanganan pengaduan berbasis IT - Petugas pengaduan dan penyedia informasi tersedia dan memiliki kemampuan yang memadai.
PTSP Berjalan dengan Baik secara Berkelanjutan
- - -
KEGIATAN PADA SISI PENERIMA LAYANAN - - -
- -
Melibatkan MSF dalam kegiatan perbaikan PTSP dari mulai penyusunan action plan s/d pelaksanaan kegiatan. Memobilisasi UKM untuk mendaftarkan usahanya, terutama bagi pelaku usaha perempuan agar mendaftarkan usaha atas namanya. Melibatkan media untuk sosialisasi dan promosi PTSP.
Mendorong pengguna layanan untuk menggunakan saluran pengaduan di PTSP guna menyalurkan feedback serta mencari informasi yang dibutuhkan. Menyelenggarakan pertemuan regular stakeholder untuk mendiskusikan permasalahan perizinan usaha.
Memfasilitasi pembentukan Forum PTSP di tiap provinsi sebagai wadah pembelajaran antar PTSP. Mendukung provinsi dan Nasional menerapkan mekanisme Monev PTSP secara reguler. Menyusun Modul ToT PTSP dan mencetak kader-kader pelatih melalui ToT level provinsi.
32
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan bagaimana keterkaitan antara penguatan supply side dan demand side dalam tata kelola PTSP.
Inti uraian: Jelaskan apa saja kegiatan yang dilakukan pada penguatan sisi supply Jelaskan apa saja kegiatan yang dilakukan pada penguatan sisi demand Jelaskan hasil dari keterkaitan/relasi antara hasil penguatan sisi supply dan sisi demand
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
95
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Target Capaian – Program KINERJA (2011–2014) Tahapan
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
Program Intervensi
Kab./ Kota
-
20
24
24
24
Replikasi Within
SDU/ Pendekatan
352
475
475
Replikasi Outside & Scaling up
Kab/ Kota
10
15
25
Total Mitra
Kab/Kota
34
49
49
-
-
33
Mengapa slide ini penting: Menunjukkan target capaian Program KINERJA
Inti uraian:
96
•
Target capaian ditinjau dari tahapan program intervensi, replikasi within, dan replikasi outside.
•
Jumlah target capaian sebagaimana dalam tabel.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
CAPAIAN – KINERJA UTAMA • Pendidikan (18 kota/kabupaten) - 9 SBM : 176 sekolah telah menyusun perencanaan dan penganggaran partisipatif. - 3 BOSP: meningkatnya anggaran operasional sekolah untuk menutup kesenjangan. - 6 PTD : menerbitkan regulasi, perhitungan kebutuhan penyebaran guru dan skema insentif serta 1 kota/kab. telah merelokasi 128 guru ke wilayah terpencil. • Kesehatan (19 kota/kabupaten) - Kemitraan dukun beranak dan bidan berkontribusi pada penuruan dan bahkan dalam beberapa kasus menghapus kematian bayi pada 2013. - Peraturan baru yang melarang distribusi susu formula. - Lebih dari 60 Puskesmas telah memiliki manajemen data lebih baik. • BEE (8 kota/kabupaten) - Mendirikan PTSP baru di dua kota/kabupaten dan memperkuat enam lainnya. - Mengurangi waktu, biaya dan jenis perijinan yang diwajibkan oleh Pemda.
34
Mengapa slide ini penting: Menunjukkan capaian Program KINERJA ditinjau dari perubahan yang dihasilkan sisi supply.
Inti uraian: Jelaskan contoh-contoh capaian yang dihasilkan dinas pendidikan, dinas kesehatan, dan kantor perizinan satu pintu.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
97
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
CAPAIAN – KINERJA UTAMA • Dukungan untuk penanganan pengaduan - Survei atas pengaduan pelanggan dilakukan di semua SDU: 58 Puskesmas dan 176 sekolah telah menandatangani pakta layanan. • Memperkuat pengawasan masyarakat - Mendirikan lebih dari 200 MSF untuk pengawasan dan partisipasi warga. - 115 jurnalis warga telah memberitakan isu-isu PSD dan layanan garis depan. Rata-rata 150 publikasi per kuartal. - MSF mendapatkan tambahan dana, memberikan kontribusi tenaga, menjaring donasi. • Mendorong kompetisi dalam penyediaan layanan - Program Penghargaan Bidang Otonomi di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan telah diperkuat dan menyelenggarakan program baru di Kalimantan Barat. - Tujuh k/k dan satu provinsi menerima penghargaan pada 2013, dan tiga menjadi nominasi dalam Penghargaan PBB untuk Pelayanan Publik.
35
Mengapa slide ini penting: Menunjukkan capaian Program KINERJA ditinjau dari perubahan yang dihasilkan sisi demand
Inti uraian: •
Memberikan contoh-contoh capaian pada penanganan pengaduan, pengawasan masyarakat, dan kompetisi penyediaan layanan
98
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
CAPAIAN – KINERJA UTAMA • Pelatihan manajemen eksektutif untuk memperkuat kepemimpinan dan pengelolaan penyediaan layanan kesehatan. - Staf DHO dan Puskesmas menyinggung SPM dalam rencana dan anggaran tahunannya, serta menyusun dan menerapkan rencana aksi. • Memperbesar kesadaran masyarakat untuk paham akan hak-hak kesehatannya - Membangkitkan kesadaran masyarakat melalui program radio, jurnalis warga, dan media alternatif. - 20 jurnalis warga berhasil memberitakan sekitar 30 publikasi per kuartal terkait isu-isu penyediaan layanan kesehatan. • Mendukung tuntutan/permintaan akan layanan kesehatan - Pelibatan multi-stakeholder engagement, pembentukan 16 forum. - Semua kota/kabupaten melibatkan MSF dalam pengawasan layanan kesehatan. - Alokasi dana desa bagi MSF Jayapura untuk kader-kader kesehatan dan pos-pos TB.
36
Mengapa slide ini penting: Menunjukkan capaian Program KINERJA-Papua.
Inti uraian: Menjelaskan contoh-contoh capaian baik pada tingkat unit layanan, dinas/Pemda, dan masyarakat.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
99
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
TERIMA KASIH
17
100
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Panduan dan Lembar Kerja Panduan Fasilitator
Judul
Menerapkan Tata Kelola pada Sektor Pilihan
Waktu
25 menit
Petunjuk Kerja Kelompok
1. Peserta mengelompok, sehingga setiap kelompok terdiri dari max 6 orang 2. Setiap kelompok menyepakati ketua dan notulis 3. Setiap kelompok memilih sektor yang akan menjadi studi kasus 4. Pada studi kasus terpilih, setiap kelompok membahas Bagaimana pendekatan tata kelola diterapkan pada studi kasus: a. Apa hasil yang diharapkan dari penerapan pendekatan tata kelola pada studi kasus? b. Apa saja kegiatan yang dinilai penting/kunci untuk penguatan sisi supply? c. Apa saja kegiatan yang dinilai penting/kunci untuk penguatan sisi demand? d. Apa hasil yang diharapkan dari keterkaitan antar kegiatan sisi supply dan demand? 5. Susun hasil diskusi pada lembar kerja berikut ini:
Lembar Kerja
www.kinerja.or.id
Lihat lembar kerja terlampir
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
101
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Lembar Kerja Kelompok: Studi kasus pilihan: Hasil yang Diharapkan dari Penerapan Tata Kelola:
KEGIATAN PENGUATAN SISI SUPPLY
102
KETERKAITAN HASIL
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
KEGIATAN PENGUATAN SISI DEMAND
www.kinerja.or.id
Bahan Bacaan 2.1. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
• Penguatan Supply – Demand berbasis Standar
dan sosial yang melibatkan pengaruh sektor
Peningkatan penyediaan layanan publik adalah
mengasumsikan banyak aktor yang terlibat dalam
salah satu tantangan terbesar diberbagai
tata pemerintahan, dimana tidak ada yang sangat
belahan dunia. Perlu digarisbawahi, pada
dominan yang menentukan gerak aktor lain. Proses
sistem pemerintahan desentralisasi seperti di
pengambilan keputusan dan kebijakan juga ikut
Indonesia, penting adanya penegakan standar
mempertimbangkan masukan dan arahan dari
pelayanan (NSPK – Standar Pelayanan Minimal,
komponen/aktor yang terlibat.
negara dan sektor non-pemerintah dalam sebuah usaha kolektif (UNDP, 2001). Definisi ini
Standar Pelayanan Publik, Standar Prosedur Operasional) yang kemudian menjadi rujukan
Dalam tata kelola pelayanan publik yang baik
bagi 590-an kabupaten/kota di Indonesia dalam
berbasis standar, ada banyak komponen/aktor yang
menyelenggarakan pelayanan publik yang
perlu memainkan perannya masing-masing agar
memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap
penyediaan layanan publik yang dapat berjalan
warga negara atas barang, jasa, dan pelayanan
efektif, efisien dan responsif terhadap kebutuhan
administrasi yang disediakan. Pelayanan publik
masyarakat setempat. Dua komponen utama yang
dasar terutama di sektor pendidikan, kesehatan
perlu saling bersinergi secara aktif adalah supply/
dan infrastruktur merupakan salah satu determinan/
penyelenggara layanan dan demand/penerima
faktor penentu kunci untuk kualitas hidup yang lebih
layanan. Di saat yang sama, negara/pemerintah
baik bagi masyarakat.
daerah sebagai pembuat kebijakan di daerah juga memilik peran yang penting. Prinsip-prinsip tata
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tata
kelola yang baik, seperti partisipasi aktif masyarakat,
kelola yang baik merupakan salah satu kunci
akuntabilitas, transparansi dan responsif merupakan
dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang
pra-kondisi yang penting untuk dikembangkan.
berkualitas. Sekedar mengingatkan ulang, tata kelola/tata pemerintahan yang dirujuk disini adalah
Masing-masing komponen ini mempunyai
mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi
peran yang saling menguatkan dan mengisi.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
103
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Masyarakat/klien yang menerima layanan
pada swasta/lembaga non-pemerintah lainnya karena
mempunyai peran signifikan dalam menyuarakan
adanya keterbatasan, supervisi dan asistensi
kebutuhannya atas layanan publik yang berkualitas,
teknis dari penyelenggara layanan publik mutlak
efektif dan aman kepada pengambil kebijakan dan/
diperlukan.
negara; selain juga memberikan input/masukan teknis pada penyedia layanan dan melakukan
Negara dan/pemerintah daerah yang merupakan
pengawasan atas layanan publik yang ada. Apabila
pengambil kebijakan utama, memiliki kewajiban
dibutuhkan, maka mobilisasi masyarakat untuk
untuk tanggap terhadap kebutuhan masyarakat/
membantu pelayanan publik (seperti dalam konteks
warganya yang disuarakan melalui berbagai
kesehatan, pendidikan dan infrastruktur) dapat
mekanisme warga. Negara dan/pemerintah daerah
didorong guna menjamin kesetaraan akses terhadap
juga perlu menjamin ketercukupan sumber daya
pelayanan publik yang dibutuhkan. Di saat yang
untuk penyediaan layanan publik serta memberikan
sama, penyelenggara layanan berkewajiban untuk
arahan dan supervisi bagi pemberi layanan.
menyediakan pelayanan publik yang sesuai dengan
Selain negara/pemerintah daerah, peran dari
kebutuhan masyarakat, dengan menggunakan
anggota parlemen yang merupakan representasi
rujukan standar layanan yang ada. Selain itu,
dari masyarakat juga diperlukan, untuk menjamin
penyelenggara layanan juga perlu memberikan
kebijakan yang responsif terhadap masukan/suara
informasi dan laporan serta melakukan lobby kepada
warga dan juga menjamin ketersediaan aturan serta
pengambil kebijakan untuk menjamin ketersediaan
sumber daya yang dibutuhkan dalam penyediaan
sumber daya yang dibutuhkan. Akuntabilitas vertikal
layanan publik. Ketiga aktor dan relasi diantara
dalam bentuk laporan pada pengambil kebijakan
mereka dalam konteks penyediaan layanan publik
perlu juga disertai dengan akuntabilitas sosial pada
dapat digambarkan melalui diagram berikut.
masyarakat yang menjadi penerima utama layanan publik. Dalam situasi pelayanan publik didelegasikan
Daerah: Politisi, Pembuat Kebijakan
Klien/Warga
104
Kekuatan Warga: Input Teknis dan Pengawasan
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Layanan
Penyedia Layanan
www.kinerja.or.id
Dengan demikian, segala usaha untuk meningkatkan layanan publik melalui tata kelola yang baik dalam suatu sektor, akan membutuhkan intervensi yang mendorong masing-masing aktor ini untuk memainkan peran yang diharapkan. Pelayanan publik yang optimal – berkualitas, efektif dan aman, merupakan kondisi yang bisa tercapai ketika ketiga aktor ini memainkan peran yang diharapkan.
Situasi yang mencerminkan praktik tata kelola/pemerintahan sektor yang baik1 : 1. Pengembangan dan penerapan protokol dan standar penyediaan layanan 2. Adanya struktur dan prosedur untuk memungkinkan warga dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan kesehatan dan penyusunan prioritas, keputusan alokasi sumber daya dan kualitas layanan 3. Pengorganisasian forum untuk menjaring masukan dan ide dari masyarakat dan stakeholders terkait layanan dan prioritas kesehatan. 4. Stakeholders/multipihak memiliki kapasitas dan sumber daya untuk mengadvokasi kebijakan dan perubahan layanan kesehatan
• Penerapan Tata Kelola Sektor yang Baik:
layanan (demand) serta pengambil kebijakan memainkan perannya dalam peningkatan pelayanan publik di sektor:
Berikut adalah situasi yang menggambarkan tata kelola sektor yang baik, dimana sisi pemberi/ penyedia layanan (supply) dan sisi penerima
1. Pejabat pemerintah merumuskan kebijakan, rencana, peraturan, prosedur dan standar
1 Diadaptasi dari Health System 20/20 Project* Brinkerhoff, Derick W. and Thomas Bossert. 2008. Health Governance: Concepts, Experience, and Programming Options. Washington, DC: US Agency for International Development, Health Systems 20/20, Policy Brief, February.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
105
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
berdasarkan bukti tentang efektivitas intervensi
7. Adanya pendanaan, pemberian dukungan
sektor, alokasi sumber daya, pola belanja dan
dan aturan pengawasan yang menyediakan/
sebagainya
menawarkan insentif bagi pemerintah, LSM dan
2. Pejabat pemerintah membuat keputusan tentang alokasi sumber daya untuk layanan berdasarkan bukti mengenai kebutuhan dan efektivitas layanan dan sesuai dengan kebijakan. 3. Pembuat regulasi/kebijakan secara teratur mencari masukan dari para ahli teknis dalam organisasi pemerintah dan masyarakat sipil dan pengguna pelayanan publik sebagai masukan bagi undang-undang sektor terkait, termasuk peran masyarakat, masyarakat sipil dan swasta. 4. Penyedia layanan secara teratur meninjau dan memperbarui layanan yang mereka berikan berdasarkan bukti efektivitas pelayanan, kebutuhan klien dan masalah disektor yang ada 5. Protokol, standar, dan kode etik, termasuk prosedur sertifikasi untuk lembaga pelatihan, fasilitas pelayanan publik, dan penyedia layanan, telah dikembangkan untuk semua aktor
penyedia layanan swasta untuk meningkatkan kinerjanya dalam penyediaan layanan publik. 8. Adanya struktur dan prosedur yang memungkinkan/mendorong para pakar teknis layanan publik dan masyarakat local untuk mereviu dan member masukan atas prioritas sektor, keputusan alokasi sumber daya dan kualitas layanan selama proses perencanaan strategis pemerintah berlangsung. 9. Alokasi dan pemanfaatan sumber daya secara teratur dapat dilacak, dan informasi hasil juga tersedia bagi tinjauan publik dan pemangku kepentingan terkait. 10. Adanya sistem monitoring yang memungkinkan dilakukannya pelaporan, penyelidikan dan mengadili mis-alokasi dan penyalahgunaan sumber daya. 11. Pemerintah dan organisasi-organisasi kesehatan
yang terlibat dalam penyediaan pelayanan dan
penyedia layanan publik secara teratur
telah disebarluaskan.
menyelenggarakan forum untuk menjaring
6. Struktur (misalnya, lembaga pembuat kebijakan dengan sumber daya manusia yang sesuai) dan prosedur pengawasan memungkinkan penyedia layanan, klien dan stakeholder terkait lainnya untuk mencari keadilan ketika peraturan, protokol, standar, dan/atau kode etik tidak dipenuhi.
masukan/pendapat/ide dari para pemangku kepentingan publik dan penerima layanan bersangkutan (kelompok rentan, kelompok dengan masalah kesehatan tertentu, dll) terkait prioritas, layanan dan sumber daya. 12. Organisasi masyarakat sipil (termasuk organisasi profesional khusus yang berhubungan dengan sektor, LSM dan media)
106
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
memberikan pengawasan dari sisi masyarakat, LSM dan organisasi penyedia layanan swasta dengan cara memberikan dan membiayai
• Upaya yang Dibutuhkan untuk Mendorong Peran Masing-masing Pelaku
pelayanan dalam rangka membantu pelayanan publik yang ada. 13. Para pelaku atau pemangku kepentingan terkait memiliki kesempatan teratur untuk bertemu dengan manajemen organisasi layanan publik guna membicarakan isu-isu terkait efisiensi atau kualitas layanan.
Untuk mendorong keterlibatan beragam aktor (supply, demand) ini, maka perlu adanya upayaupaya yang terencana dan sistematis agar para aktor dapat terlibat dan memainkan peran masingmasing secara maksimal. Dari sisi supply, di SKPD maupun di unit layanan, penting untuk melakukan promosi dan mendorong keterbukaan dan atau
14. Para pelaku dan pemangku kepentingan terkait
meningkatkan akses informasi, manajemen
memiliki sarana keuangan/alat/ kapasitas untuk
partisipatif, dan memperkuat akuntabilitas.
mendukung dan berpartisipasi secara efektif
Sedangkan dari sisi permintaan, penguatan
dengan pejabat publik dalam pembentukan
kapasitas advokasi dari organisasi masyarakat
kebijakan, rencana dan anggaran pelayanan
sipil dan media menjadi penting sehingga
publik.
mereka dapat terlibat mendorong layanan publik yang lebih baik.
15. Informasi menyangkut kualitas dan biaya pelayanan publik tersedia untuk umum guna
Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai bentuk
membantu klien membuat pilihan kemana
upaya-upaya di atas antara lain:
mereka akan mencari layanan yang mereka butuhkan.
•
dengan isu sektor untuk menjamin pemenuhan
16. Prosedur/sistem yang ada untuk mengurangi/
hak dasar warga, contoh: di sektor kesehatan
menghilangkan/mengendalikan bias dan
Perbup pelarangan promosi susu formula di unit
ketidakadilan dalam mengakses layanan. 17. Tersedia struktur bagi masyarakat sipil dan
Target reformasi kebijakan lokal yang terkait
layanan persalinan. •
Peningkatan kapasitas penyedia layanan publik
sektor swasta untuk berpartisipasi secara setara
dan unit-unit dalam melakukan perencanaan
dalam proses perencanaan dan penganggaran
dan penganggaran partisipatif dengan merujuk
program-program layanan publik dasar baik di
pada pemenuhan standar pelayanan minimal
tingkat nasional dan daerah.
sektor. Tentunya perencanaan partisipatif tidak saja melibatkan SKPD dan unit pelaksana teknis terkait, tapi melibatkan masyarakat untuk
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
107
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
• •
mendengarkan masukan mereka terhadap
– termasuk didalamnya monitoring terhadap
perencanaan sektor.
pemenuhan standar layanan dalam proses
Bantuan teknis pada pengembangan strategi
penyediaan layanan publik - melalui forum
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).
multi-stake holder/MSF baik yang ada di tingkat
Bantuan teknis untuk menghitung kesenjangan
nasional maupun daerah.
dan kebijakan pendanaan untuk Standar
sumber daya dan analisis situasi sebagai
Publik (PSS) yang melibatkan masyarakat sipil
masukan bagi para pembuat kebijakan). •
mengorganisir warga, mediasi pemantauan dan
penanganan pengaduan.
advokasi.
Mengembangkan sistem insentif dan disinsentif.
•
Memperkuat kemitraan antara unit pelayanan/ supply dengan masyarakat dan massa/media
•
Inisiasi dan advokasi bagi maklumat/janji layanan.
•
Dukungan kampanye media untuk layanan publik yang baik.
sosial.
•
Revitalisasi lembaga lokal/mitra dalam
Menetapkan dan memperkuat mekanisme
•
•
Advokasi kebijakan (kebijakan, ketercukupan
Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Pelayanan dan juga pemerhati pelayanan publik lainnya. •
•
Peningkatan kesadaran akan hak sipil (termasuk
•
Pembentukan atau penguatan forum warga.
hak reproduksi, hak konsumen, hak atas
•
Mengembangkan jaringan dengan lembaga
pendidikan), sehingga mereka dapat menuntut
yang lebih tinggi (kabupaten/DPRD, provinsi dan
layanan yang lebih baik.
nasional seperti ombudsman dan KIP) dalam
Mendukung keterlibatan warga dalam
penyelesaian sengketa pelayanan publik.
perencanaan dan monitoring layanan publik
108
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Bahan Bacaan 2.2.
Pemetaan Jenis Standar Berkaitan dengan Pelayanan Publik di Indonesia DAFTAR ISI
1.
Latar Belakang
2.
Pemetaan Jenis Standar
3.
Hakekat Jenis Standar Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Standar Pelayanan Minimal (SPM) Standar Pelayanan Publik (SPP) Standard Operating Procedures (SOP) Standar ISO
4.
Hubungan antar Berbagai Jenis Standar
5.
Peranan Aktor Pemerintah dan Masyarakat
6.
Pendekatan Memaksimalkan Standar Kekayaan di Daerah
1. Latar Belakang
Daerah (UPTD). Standar-standar yang dimaksud, antara lain:
Satu dasawarsa desentralisasi di Indonesia telah melahirkan berbagai kebijakan yang mendukung
I. Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
daerah dalam meningkatkan pelayanan kepada
II. StandarPelayanan Minimal (SPM)
masyarakat. Salah satu cara yang dilakukan
III. Standar Pelayanan Publik (SPP)
pemerintah adalah reformasi dalam penentuan
IV. Standard Operating Procedures (SOP)
standar pelayanan dasar/publik dan melakukan
V. Standar berkaitan akreditasi ISO (International Organization for Standardization)
sosialisasi tentang standar tersebut kepada pemerintah daerah dan Unit Pelaksana Teknis 1
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
109
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Oleh karena semua jenis standar diperkenalkan dan
pengalaman di Sulawesi Selatan kemudian akan
dipromosikan hampir secara simultan oleh berbagai
diperluas di Kalimantan Barat, Jawa Timur dan
instansi pemerintah, “kekayaan” ini cenderung
Aceh. (Lampiran TOR Lokakarya Standar Pelayanan
dipandang menjadi suatu beban daripada suatu
Tingkat Provinsi).
bantuan bagi daerah. Keanekaragaman sifat, dasar hukum, dan sponsor/pendorong standar berbeda-
Dalam menjalankan program ini KINERJA
beda tersebut mengakibatkan kompleksitas dan
didukung oleh satu tim konsorsium yang terdiri
beban kerja yang berat. Hakekat standar dan
dari TAF (The Asia Foundation) yang akan fokus
keterkaitan antar standar belum dijelaskan secara
pada program mendukung pengembangan iklim
memadai di semua daerah, dan upaya sosialisasi
usaha daerah melalui kegiatan PTSP dan kajian
cenderung berjalan secara terpisah-pisah. Banyak
kebijakan; Kemitraan pada penguatan LPSS; Social
aktor di daerah menyambut inisiatif-inisiatif sponsor
Impact dan SMERU fokus pada monitoring dan
berbagai jenis standar dengan baik, tetapi akhirnya
evaluasi program untuk mengukur dampak; dan
mengeluh bahwa secara keseluruhan standar-
Universitas Gajah Mada fokus pada dokumentasi
standar menimbulkan kebingungan dan melampaui
dan pembelajaran beberapa praktik inovasi dan
kapasitas daerah untuk menerapannya. Situasi
replikasi. Kendali manajemen program dilakukan
ini disayangkan, karena semua jenis standar,
oleh kantor Nasional di Jakarta dan didukung oleh
apabila dikenal dengan baik dan diterapkan sesuai
kantor perwakilan di empat provinsi wilayah kerja
sifatnya, sesungguhnya dapat meningkatkan akses
program. Untuk mencapai kualitas pelayanan publik
pelayanan publik, menjadi ukuran kualitas dan
dan standar pelayanan, KINERJA secara langsung
tingkat kepuasan pengguna layanan.
melibatkan Bappenas dan Kementerian Dalam Negeri melalui Direktor Jenderal Pemerintahan
Mengingat tujuan KINERJA adalah untuk
Umum mulai tahap persiapan, pelaksanaan dan
meningkatkan kualitas pelayanan publik yang
bentuk monitoring dan evaluasi program. Dalam
diselenggarakan oleh pemerintah daerah, khususnya
perkembanganya sesuai dengan paket program
dalam sektor pendidikan, kesehatan, peningkatan
maka KINERJA melakukan komunikasi dan
iklim usaha, KINERJA dapat mendukung pihak
melibatkan beberapa pihak dari Kementerian
nasional dan terutama aktor-aktor di daerah untuk
Kesehatan yaitu Direktorat Bina Kesehatan Ibu dan
memaksimalkan kekayaan alat standar yang telah
Direktorat Bina Kesehatan Anak dan Balitbangkes;
ditawarkan atau diwajibkan pada daerah. Upaya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui
menerapkan standar pelayanan pada program
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Direktorat
KINERJA akan diawali di Provinsi Sulawesi Selatan,
Pembinaan Sekolah Menengah dan Direktorat
yang untuk itu telah terlebih dahulu menyelesaikan
Pembinaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
tahap persiapan dalam rangka KINERJA. Dari
Pendidikan Dasar; dan Kementerian Pemberdayaan
2
110
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
2. Pemetaan Jenis Standar
Aparatur Negara melalui dan Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Pelayanan Publik.
Penting bagi daerah untuk memahami secara utuh Untuk mendokumentasikan praktik baik dan
(komprehensif) perbedaan jenis standar, kelebihan
pengembangan model yang mendukung inovasi dan
masing-masing jenis standar, dan hubungan antar
replikasi, KINERJA melakukan kerjasama dengan
jenis standar. Dengan pemahaman yang baik ini,
beberapa donor yang telah memulai program yang
aktor-aktor dapat memutuskan dengan pikiran jernih
relatif mirip dengan program KINERJA antara lain:
bagaimana serangkaian standar dapat diterapkan
DBE-1 USAID, LGSP-USAID, BASICS – CIDA,
di suatu daerah agar tercapai hasil yang maksimal
LOGICA AUSaid, DecGG - GIZ, BEC-World Bank,
-sesuai dengan kebutuhan, kapasitas dan faktor lain
DSF- World Bank, dll.
di suatu daerah. Untuk membantu para pihak yang berkepentingan (stakeholder) mencapai pengertian yang memadai/utuh, KINERJA (dengan sumbangan pikiran dari “tim nasional” yang telah disebutkan) mempersiapkan suatu perbandingan antar jenis standar (Tabel 1). Perbandingan ini dimaksudkan untuk membandingkan/menkonstatasikan perbedaan dan juga kesamaan antar jenis standar dari aspek sifat, hukum, akar dan kelembagaannya.
3
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
111
112
Berkaitan berbagai aspek pelayanan publik yang menjadi kepentigan nasional; efisiensi, keselamatan, pemerataan, mutu dll.
Koordinasi oleh MoHA; Menteri2 menyusun peraturan
PP 38/2007 (pembagian urusan) PP sektoral lain (misalnya PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan)
Wajib (jika urusan dilaksanakan)
Juklak/Juknis sebelum era desentraliasi perlu disesuaikan; lahir NSPK
Menteri-menteri melalui Peraturannya masingmasing
Sifat inti
Unit pemerintah/ badan pendukung
Dasar hukum
Kewajiban menerapkan standar
Asal historis standar
Penentu standar
NSPK
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar Menteri-menteri melalui Peraturannya masingmasing (13 sampai hari ini)
Lahir dalam PP 25/2000; Permen2 keluar 2001, namun konsep perlu dikembangkan lagi; ronde kedua di 2008
Wajib untuk pelayanan dasar
UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP 65/2005 tentang SPM
Koordinasi oleh MoHA/Tim Konsultasi/ DPOD; Menteri2 menyusun peraturan
Berkaitan berbagai aspek pelayanan yang menjadi kepentingan nasional/ internasional; jangkauan yang merata dan mutu pelayanan dasar
SPM
SOP
ISO
Kerangka dari KemPAN, dan spesifik oleh instansi/ UPTD yang relevan
Mulai awal 2000s, namun belum punya dasar hukum yang kuat, sampai keluar UU 25/2009
Wajib untuk pelayanan publik
UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik
KemPAN mendorong daerah dan pihak lain langsung
Instansi daerah yang relevan; badan akreditasi kalau relevan
Telah lama diupayakan, namun popularitas meningkat tahun 2000s
Tergantung instansi (kecuali SOP yang merupakan NSPK)
Contoh: SOP yang berada dalam SNP (lihat NSPK). Juga badan akreditasi
Instansi penyedia pelayanan/ badan akreditasi/Menteri2
International Organization for Standardization
Mulai didorong pertengahan 2000s oleh KemPAN
Wajib jika mendapat akreditasi
Badan internasional
Promosi dari KemPAN; Instansi penyedia pelayanan/badan akreditasi
Berkaitan berbagai aspek Berkaitan komitmen suatu Berkaitan berbagai aspek pelayanan publik, dengan unit pelaksana pelayanan pelayanan publik yang publik terhadap mutu fokus pada konsistensi merupakan praktek yang pengelolaan dan hasil prosedur dan hasil baik: transparansi dan yang memuaskan klien – informasi, kepastian, pendekatan manajemen harga yang terjangkau, mekanisme pengaduan dll.
SPP
Tabel 1: Perbandingan Inti Jenis Standar
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
4
www.kinerja.or.id
5
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
113
Instansi yang melaksanakan urusan yang dibarengi NSPK
Pelayanan apapun yang mempunyai aspek teknis
Sedang; khusunya aspek teknis
Tuntutan NSPK dapat berimplikasi biaya (mis., pilihan teknologi)
Kurang jelas kalau diperlukan
Pelaporannya tergantung kategori dalam NSPK. Menteri-menteri seharusnya memonitor penerapan NSPK
Tergantung kategori NSPK
Instansi daerah yang relevan
Pelayanan sasaran
Kapasitas pelaksana yang diperlukan
Fokus ongkos penerapan
Dasar hukum di daerah
Pelaporan/ pengendalian
Sanksi untuk pengabaian
NSPK
Belum jelas
Pencapaian SPM dilaporkan kepada KDH dan kepada menteri yang bersangkutan. Menteri memonitor pencapaian SPM
Kurang jelas kalau diperlukan; terdapat Perda & peraturan KDH
Jangkauan/mutu sesuai target pencapaian yang diatur oleh menteri-menteri
Sedang-tinggi; aspek perhitungan biaya dan integrasi dalam perencanaan/ anggaran paling rumit
Pelayanan dasar (urusan wajib)
Dinas, dan UPTD dlm. sektor yang mempunyai SPM
SPM
Belum jelas
Belum keluar PP yang akan menjelaskan. Sistem ombudsman?
Masing-masing UPTD mempunyai panduan, dan service charter
Ongkos mengembangkan SPP; SPP cenderung prosedural, namun mutu staf dapat berimplikasi dana
Rendah-sedang; aspek mekanisme pengaduan dan survei kepuasan paling rumit
Pelayanan apapun yang menyentuh publik
Terutama UPTD
SPP
Badan akreditasi dapat tarik statusnya
Kalau SOP intern saja – tidak ada pelaporan. Untuk yang berasal dari badan akreditasi, sesuai tuntutan badan
Pedoman internal UPTD/ dokumen akreditasi
Ongkos awal untuk mengembangkan SOP
Rendah-sedang; perlu pengertian “business process”
Berkaitan pelayanan apapun
UPTD
SOP
Badan akreditasi dapat tarik statusnya?
Sesuai tuntutan ke badan akreditasi nasional (di bawah ISO)
Dokumen akreditasi dari badan akreditasi
Ongkos akreditasi dan monitoring secara berkala cukup tinggi
Tinggi, oleh karena merupakan pendekatan yang menyeluruh
Khususnya RS, Puskesmas, OSS
UPTD
ISO
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Tergantung jenis standar, aktor di daerah diberikan
pengaduan dari unit pelayanan pemerintah daerah/
ruang gerak untuk penerapan yang berbeda.
UPTnya atau hanya Ombudsman yang dibentuk
Sebagian standar merupakan kewajiban (NSPK/
oleh Pemerintah.1 Lagipula, belum jelas apakah
SPM/sebagian dari SPP/sebagian dari SOP). Untuk
masyarakat yang kurang puas dengan pencapaian
sebagian SPP, SOP dan standar berkaitan akreditasi
SPM dapat mengunakan jalur Ombudsman (Pusat
ISO, pengembangan atau penerapannya tergantung
atau Daerah) untuk pengaduannya. Selain contoh
instansi/unit pelaksana – tidak ada keharusan yang
ini, banyak pertanyaan lain yang masih menunggu
berasal dari pemerintah.
klarifikasi, dan upaya klarifikasi sebaiknya dilakukan secara terkait oleh pihak nasional yang berperan
Pencapaian atau penerapan standar sangat
mensponsori berbagai jenis standar.
tergantung pada kapasitas aktor di daerah, dan jenis standar yang dihadapi. Ada standar yang menuntut
Dilihat secara menyeluruh, dapat dimengerti kalau
kapasitas yang tinggi (misalnya beberapa SPM),
penerapan semua jenis standar secara simultan
dan ada yang lebih mudah diterapkan (berbagai
menjadi tantangan yang kurang layak diupayakan
SOP yang sepenuhnya dikembangkan secara
untuk kebanyakan daerah. Oleh karena itu,
intern). Kapasitas yang dimaksudkan termasuk
sebaiknya masing-masing daerah memutuskan
aspek keuangan. SPM sangat berimplikasi pada
secara bijaksana bagaimana memanfaatkan
pendanaan karena terfokus pada jangkauan/akses,
keragaman standar yang didorong oleh berbagai
mutu pelayanan, dan tata kelola. Beberapa dari
“sponsor.”
SOP/SPP lebih menekankan prosedur internal sebuah organisasi, dan tidak menuntut pendanaan
3. Hakekat Jenis Standar
yang besar untuk membenahi prosedur tersebut.
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
Penerapan berbagai standar juga dimudahkan oleh peraturan perundang-undangan yang jelas dan menyentuh hal yang penting. Sebaliknya,
Sebelum era desentralisasi dan reformasi, peranan
masih banyak hal yang perlu diklarifikasi untuk
unit dekonsentrasi (perpanjangan pemerintah pusat
berbagai jenis standar. Misalnya, dalam UU 25/2009
seperti Kantor Wilayah dan Kantor Kementerian),
masyarakat diberikan hak untuk mengajukan
sangat berperan di daerah. Perangkat daerah
pengaduan kepada Ombudsman. Masih belum jelas
melaksanakan beberapa urusan, namun daerah
apakah Ombudsman daerah juga dapat menangani
1 Isu ini digugat oleh beberapa daerah sampai ke Mahkamah Konstitusi. Perlu juga dicatat bahwa lembaga ombudsman belum terbentuk di semua provinsi dan kabupaten/kota (sebagai lembaga pusat atau daerah).
6
114
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
diberikan ruang gerak yang terbatas. Peranan
tidak lagi dinamakan “juklak/juknis,” melainkan
instansi di daerah, apakah “dekon” atau otonom,
diberikan singkatan “NSPK” (Norma, Standar,
sering diberikan koridor yang agak sempit melalui
Prosedur dan Kriteria).3
pentunjuk pelaksanaan - Juklak (yang menekankan aspek peranan dan prosedural) dan petunjuk
Proses penyesuaian pedoman-pedoman tersebut
teknis (Juknis). Juklak biasannya dikeluarkan oleh
telah mulai tahun 2007 (seharusnya diselesaikan
Kementerian Dalam Negeri (pembinaan umum),
pada 2009, sesuai ketentuan PP 38/2007), dan
sedangkan Juknis biasannya dikeluarkan oleh
harus dilakukan dalam semua bidang urusan (31)
kementerian-kementerian sektoral (pembinaan
yang tidak menjadi bidang esklusif pemerintah.
teknis).
Tentu tidak semua urusan yang sekarang dipegang daerah perlu NSPK, atau perlu NSPK yang “berat/
Dengan desentralisasi yang sangat dalam (disebut
tebal.” “Campur tangan” Pemerintah dalam
Big Bang oleh pengamat luar), kebanyakan
urusan otonom hanya dapat dijustifikasi oleh
urusan terkait pelayanan dasar/pelayanan
karena pembagian urusan sebagaimana terdapat
2
publik , diserahkan kepada kabupaten/kota.
dalam PP 38/2007 tetap perlu penjelasan yang
Pedoman-pedoman yang dulu menjadi alat
operasional. Kementerian-kementerian sebenarnya
mendukung Kanwil/Kandep dan unit otonom di
dapat dengan cepat menyelesaikan NSPK apabila
daerah, sebagian menjadi kurang relevan lagi
mereka memanfaatkan (menyesuaikan) juklak/juknis
(khususnya juklak) mengingat perubahan drastis
yang telah ada agar mencerminkan pengaturan
dalam sistem pemerintahan; dari pendekatan
kelembagaan yang terdesentralisasi.
sentralistis ke pendekatan desentralisasi. Konsekuensinya, berbagai juklak/juknis perlu
Beberapa kementerian kemudian menyesuaikan/
disesuaikan agar mencerminkan letak urusan dan
mengkonfirmasikan NSPK dengan tetap
hubungan kelembagaan baru, terutama dengan
menggunakan nama produk hukum yang lama.
memperhatikan pembagian urusan pemerintahan
Misalnya, Kementerian Pendidikan Nasional
yang diuraikan secara rinci dalam Peraturan
menggunakan istilah Standar Nasional Pendidikan
Pemerintah (awalnya dalam PP 25/2000, yang
(SNP) untuk suatu paket standar yang telah lama
kemudian diperbaharui dalam PP 38/2007).
dikembangkan dan telah familiar bagi stakeholders
Pedoman-pedoman baru yang relevan bagi daerah
sektor pendidikan. Ada juga kementerian-
2 Pelayanan dasar adalah “jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan.” (Pasal 1(8) PP 65/2005) 3 Kecuali di Aceh, di mana peraturan perundang-undangan berkaitan otonomi khusus menyebutkan hanya “NSP” (kriteria tidak muncul).
7
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
115
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
kementerian yang mengeluarkan paket parsial
dan peraturan lanjutan lainnya menambah rincian
atau lengkap yang diperbaharui dengan judul yang
tentang konsep SPM.
memuat istilah “NSPK.” Kenyataannya tidak ada cara yang baku dalam penyusunan instrumen
Beberapa kementerian mulai mengeluarkan
kementerian tentang NSPK. Oleh karena itu,
peraturan tentang SPM pada tahun 2001, sebagai
para stakeholders perlu waspada; bisa saja
respon terhadap PP 25/2001. Sebutan SPM pada
suatu kementerian mengeluarkan instrumen baru
tahap ini dianggap terlalu ambisius, khususnya
dengan judul “NSPK”, namun kementerian itu tetap
karena tuntutan pendanaan. Selain itu formulasinya
menjalankan instrumen lain yang juga bersifat NSPK
masih kurang jelas dan kurang layak untuk
(yang juga disesuaikan atau mungkin masih lama/
dikendalikan melalui sistem data/pelaporan yang
kontradiktif).
ada pada saat itu. Pada fase ini muncul juga banyak debat dan kesalahpahaman atas SPM,
Dalam mengkonfirmasi/mengembangkan NSPK,
yang masih perlu banyak diskusi dan klarifikasi.
diharapkan bahwa pembinaan dari Pemerintah
Misalnya,saat ini telah jelas bahwa daerah dapat
diimbangi dengan hak otonomi daerah. Oleh karena
mengejar SPM lebih cepat daripada sasaran
itu, praktik baik dalam menyusun/memperbaharui
periodik yang ditentukan Pemerintah, dan daerah
NSPK adalah dengan membatasinya pada prinsip/
dapat meningkatkan SPM (9 tahun wajib belajar
kepentingan nasional yang pokok, seperti hal-hal
sekarang ditingkatkan di berbagai daerah menjadi
berikut: pemerataan akses pada pelayanan, mutu
12 tahun wajib belajar). Selain itu, sudah lebih jelas
pelayanan, keselamatan, perlindungan, kenyamaan,
bahwa tidak ada dan tidak perlu dana khusus atau
efisiensi, keseragaman/kebangsaan.
organisasi khusus di daerah untuk SPM. Pencapaian SPM merupakan kegiatan inti daerah dan segala
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
sumber daya perlu memprioritaskan pencapaian SPM. Sudah tentu organisasi daerah dapat
Standar pelayanan minimal (SPM) adalah hak warga
disesuaikan agar pelayanan yang dimaksudkan
negara yang tertuang dalam konstitusi,Undang-
menonjol, namun tidak perlu menambah unit-
Undang dan Konvenan Internasional. Sebagaimana
unit khusus seakan SPM adalah suatu “proyek”
diatur dalam UU No. 32/2004, penyelenggaraan
tambahan.
urusan wajib (yang bersifat pelayanan dasar) berpedoman pada standar pelayanan minimal.
Pada tahun 2008, setelah dikeluarkannya PP
Standar yang dimaksudkan ditetapkan oleh
65/2005 dan peraturan pelaksana yang sangat
Pemerintah dan diperkirakan akan dicapai secara
operasional, Tim Konsultasi antar kementerian
bertahap. Peraturan Pemerintah No. 65/2005
membantu DPOD mempedomani kementerian-
8
116
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
kementerian dan menyaring usulan SPM dari
pencapaian SPM di beberapa daerah, misalnya
departmen, dengan kriteria yang lebih sesuai
melalui upaya uji coba/pilot.
konsep dan tertuang dalam PP 65/2005. Kini, 13 menteri mengeluarkan SPM yang disaring
Walaupun informasi atas status penerapan SPM
melalui proses baru. Walaupun masih belum
masih langka, jelas bahwa daerah mengalami
sempurna, daftar SPM saat ini lebih berguna bagi
kesulitan dalam penerapan SPM. Dukungan
4
semua pihak. Diharapkan masyarakat menjadi
bersifat pengembangan kapasitas masih terbatas,
lebih jelas akan pelayanan dasar yang dapat
khususnya untuk pengintegrasian SPM dalam
mereka klaim. Pemerintah daerah akan lebih jelas
proses perencanaan/penganggaran dan metode
atas pencapaian yang diharapkan dalam satu
menghitung biaya yang diperlukan untuk menutupi
periode jangka menengah, dan mampu mengukur
kesenjangan dalam pencapaian SPM.
“kesenjangan” dan merencanakan/menganggarkan
Standar Pelayanan Publik (SPP)
agar kesenjangan dapat ditutup dalam kurun waktu yang ditentukan.
Sesuai UU 25/2009 tentang pelayanan publik, Penerapan SPM telah mulai dilakukan di berbagai
SPP adalah indikator “kualitas pelayanan sebagai
daerah, namun belum jelas sampai sejauh mana.
kewajiban dan janji penyelenggara kepada
Kementerian-kementerian belum mengeluarkan
masyarakat dalam rangka pelayanan yang
gambaran utuh tentang pencapaian SPM di
berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.”
daerah karena sistem pelaporan5 belum berjalan
Motivasi untuk mengembangkan SPP adalah
semestinya, mungkin karena daerah dibebani
untuk mencegahkorupsi dan menjamin masyarakat
terlalu banyak tuntutan laporan dengan format
mendapatkan pelayanan publik yang baik. Tiga aspek
yang berbeda-beda. Terlihat bahwa beberapa
yang diutamakan adalah syarat-syarat pelayanan
kementerian (seperti Pendidikan Nasional)
publik disampaikan dengan jelas dan lengkap, waktu
hanya mengetahui status sistem pendataan dan
pelayanan jelas dan menjamin akses, dan biaya
4 Masih cukup banyak SPM yang dikembangkan untuk urusan yang sebenarnya tidak memenuhi definisi pelayanan dasar.” Lagipula, belum jelas apakah sasaran periodik untuk pencapaian SPM, secara bertahap, seimbang dengan segala sumber daya keuangan yang bersedia untuk daerah. 5 Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah-LPPD, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah- LKPJ, Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah – LAKIP dan lain lain.
9
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
117
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
diketahui dengan pasti.Prinsip transparansi dan
umum. Penyusunan SOP memerlukan pemahaman
akuntabilitas sangat mewarnai standar-standar yang
yang baik akan berbagai sistem/proses dalam suatu
dikembangkan di bawah payung SPP.
organisasi, khususnya yang paling menentukan sukses organisasi. SOP memberikan arahan dan
Dengan adanya SPP, diharapkan bahwa persoalan
petunjuk untuk menambah keseragaman agar
yang seringkali dihadapi oleh penyedia layanan
keluaran menjadi konsisten. SOP juga menekankan
(misalnya penundaan waktu pelayanan, pelayanan
efisiensi suatu proses. Dengan adanya SOP, staf
yang kurang sopan, penyalahgunaan wewenang
akan lebih mudah berkomunikasi dan melatih staf
dan kekuasaan, perlakukan tidak adil terhadap
baru.
pengguna layanan, permintaan imbalan yang tidak sesuai biaya) dapat dibenahi oleh organisasi
Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dan/atau
pelayanan itu sendiri.6
UPT nya dapat mengembangkan SOP. Biasannya, untuk organisasi yang serupa maka SOP nya juga
Belum banyak daerah/organisasi yang
akan hampir serupa sehingga tidak perlu mulai dari
mengembangkan dan menerapkan SPP. Sosialisasi
nol. Namun demikian, SOP perlu mencerminkan
belum dilakukan secara intensif, dan ini dapat
juga perbedaan yang terdapat dalam organisasi
dimengerti karena PP untuk pelaksanaan UU
(dibandingkan kelas organisasi tersebut) dan
25/2009 belum siap. Dalam PP tersebut diharapkan
kekhususan pengguna pelayanan.
akan diuraikan pendekatan kongkrit untuk mewujudkan SPP dan cara menjamin agar SPP
Semua organisasi dapat menggunakan SOP,
dipatuhi. Aspek sanksi diatur secara umum dalam
dan pada umumnya organisasi mengembangkan
undang-undang (misalnya peranan ombudsman)
SOP secara suka rela (atau menerima SOP dari
dan perlu dijelaskan dengan baik dalam peraturan
organisasi induknya). Di Indonesia, dalam bidang
pelaksananya.
pemerintahan, terdapat juga SOP yang wajib diikuti apabila suatu organisasi ingin atau wajib
Standard Operating Procedures (SOP)
mendapat akreditasi. Misalnya, seluruh rumah sakit (RS) wajib melakukan akreditasi, dan dinilai
SOP (prosedur tetap dalam bahasa Indonesia)
3 tahun sekali.Badan yang mengelola akreditasi
dibutuhkan dalam hampir semua organisasi yang
rumah sakit di Indonesia adalah Komisi Akreditasi
menjamin mutu suatu proses, baik pelayanan intern
Rumah Sakit (KARS). Apabila RS inging mendapat
maupun pelayanan langsung kepada masyarakat
akreditasi yang diakui secara internasional,
6 Ombusdman (2010). Banyak Istansi Tak Terapkan Standar Pelayanan Publik, Kamis, 2 September. http://www.ombudsman. go.id/Website/detailArchieve/387/id
10
118
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Sistem ISO telah teruji menjadi suatu pendekatan
perlu menerapkan SOP yang diatur oleh badan internasional ISQua.
7
yang menyeluruh untuk memperbaiki proses internal agar kepuasan klien tercapai. Standar yang dituntut
Standar ISO8
cukup ketat, namun cara untuk memenuhinya masih fleksibel untuk mencerminkan kekhususan organisasi.
ISO 9001:2008 adalah salah satu dari berbagai standar ISO (International Organization for Standardization) yang mengarah pada manajemen
ISO 9001-2008 mengandalkan pada organisasi
organisasi yang bermutu. ISO adalah suatu organisasi
sendiri untuk menerapkan audit manajemen guna
internasional non-pemerintah, dan membentuk
mendapat gambaran atas status organisasi.
jaringan antar 159 organisasi nasional (yang dapat
Aspek yang tercakup termasuk aspek hukum,
merupakan badan pemerintah atau berorientasi
perencanaan, desain proses keluaran organisasi,
pada swasta). Sekretariat ISO berpusat di Jenewa-
komunikasi, kompetensi staf, otoritas dan
Swiss. ISO hanya menentukan standar, dengan
pertanggung jawaban internal, hubungan dengan
kerjasama organisasi nasional dan keahlian tertentu.
klien, pengukuran prestasi, dan lain-lain.
Standar ini bersifat persyaratan proses manajemen
Pelibatan klien dalam tahap ini sangat disarankan
yang dianggap akan menghasilkan suatu sistem
agar nampak apakah organisasi mampu memenuhi
manajemen yang bermutu. Sistem ini relevan untuk
kebutuhan klien. Apabila diinginkan, organisasi
organisasi apapun, publik atau swasta, besar atau
dapat membuktikan statusnya/perbaikan dengan
kecil. Organisasi yang mampu menerapkannya
memanfaatkan suatu “badan independen sertifikasi
mendapat “sertifikasi ISO 9001:2008,” namun
sistem mutu” (independent quality system
organisasi dapat mengikuti standar tanpa mendapat
certification body) yang akan menjamin
sertifikasi.
tingginya kredibilitas bahwa organisasi betul mencapai standar ISO. Di Indonesia, sistem
Organisasi yang pantas mengejar sertifikasi ISO
akreditasi ISO dikelola oleh Komite Akreditasi
adalah yang mengutamakan kepuasan kliennya.
Nasional9 dan didukung oleh pihak ketiga, yaitu
7 Jurnas.com (2010). 2014, RS Ditargetkan Terakreditasi Internasional Jakarta Friday, 9 July, 7 http://www.jurnas.com/ news/3248/2014,_RS_Ditargetkan_Terakreditasi_Internasional/103/Sosial_Budaya 8 Informasi untuk bagian laporan ini disesuaikan sebagian besar dari situs ISO, di bawah judul “ISO 9000 essentials” http://www. iso.org/iso/iso_catalogue/management_and_leadership_standards/quality_management/iso_9000_essentials.htm 9 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2001 Tentang Komite Akreditasi Nasional
11
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
119
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
yang bersifat “pelayanan dasar;” sedangkan NSPK
badan sertifikasi; 14 badan sertifikasi ISO (seri 9000) terakreditasi (data 2003).
10
meliputi semua urusan.
Selain memberikan
sertifikasi, badan ini juga diberikan hak melakukan kunjungan pemeriksaan (surveillance visits) minimal
Bagan 1 berupaya memberikan gambaran
sekali setiap tahun, untuk menjamin bahwa sistem
sederhana tumpang tindihnya berbagai standar
ISO betul berjalan.
secara konseptual, yaitu yang berkaitan dengan urusan daerah. Dalam bidang pendidikan misalnya,
Keputusan untuk mendapatkan sertifikasi,
NSPK (yang dinamakan SNP – Standar Nasional
untuk SKPD atau UPTnya, sangat tergantung
Pendidikan), sebagian merupakan SOP. Keduanya
pada persepsi manfaat dan biaya (yang cukup
berkaitan dengan urusan non-pelayanan dasar,
berat pada tahap sertifikasi, dan kunjungan
namun juga dapat bermain dalam domain urusan
pemeriksaan secara terus-menurus dari badan
wajib yang bersifat pelayanan dasar.
sertifikasi). Perlu juga dipertimbangkan apakah badan sertifikasi (yang berada di Indonesia dan
Wajar jika pihak pemerintah memberi kesan
menawarkan harga sertifikasi yang berbeda-
bahwa NSPK merupakan payung untuk semua
beda) benar-benar memahami organisasi yang
standar, namun perlu disadari bahwa tidak semua
disertifikasi dan mempunyai reputasi yang baik.
standar dapat dipayungi oleh NSPK karena NSPK merupakan suatu kewajiban yang berasal dari Pemerintah (mutlak untuk urusan wajib,
4. Hubungan antar Berbagai Jenis Standar
atau diaktifkan pada saat daerah memilih untuk melaksanakan urusan pilihan). Ini artinya standar yang berasal dari badan akreditasi non-pemerintah
Ada banyak keterkaitan antar jenis standar yang
(sebagian SOP atau standar yang didorong dalam
perlu diperhatikan. Misalnya, apabila NSPK
konteks ISO) tidak masuk dalam Bagan 1, namun
dipahami dalam arti yang luas, seperti dijelaskan
perlu juga mendapatkan perhatian.
di atas, maka kebanyakan standar lain dapat dipayungi oleh NSPK. Contoh, jelas bahwa Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan bagian integral dari NSPK. Namun, sebagaimana dilihat dalam Bagan 1, SPM berkaitan dengan urusan wajib
10 Achmad, Kukuh, S. (2011). The Acceptance of Accredited Conformity Assessment Bodies by Regulatory Authorities – Indonesian Experience, National Accreditation Body of Indonesia (KAN). Obtained April 16, 2011 from http://www.aseansec.org/14899. htm
12
120
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Bagan 1: Keterkaitan Berbagai Jenis Standar
Bagan 2: Standar-standar Dilihat dalam
Suatu Sektor (Pendidikan)
Kembali ke Bagan 1, tumpang tindih juga terlihat
Kompleksitas akan bertambah jika pihak non-
antara SPM dan SPP. Meskipun SPM ditetapkan
pemerintah juga mendapat perhatian. Dalam
oleh Pemerintah, beberapa SPP yang berkaitan
pelayanan publik terdapat juga penyelenggara
dengan mutu staf akan mirip atau sama, karena
pelayanan di luar pemerintah daerah/UPTnya.
jika dilihat dari segi profesionalitas maka menjadi
SOP dan SPP juga digunakan oleh pihak swasta
kewajiban daerah untuk mempekerjakan staf
dan LSM/organisasi masyarakat sipil. Penerapan
yang mempunyai kualifikasi yang pas akan sama
standar dalam organisasi ini juga penting, namun
dengan keinginan suatu organisasi untuk menjamin
derajat/prosedur kewajiban dan pengendalian agak
keterampilan staf setara dengan tuntutan pelayanan
berbeda dari organisasi pemerintah daerah dan
yang ingin diberikan kepada pengguna layanan.
UPTnya. Jelas bahwa beberapa standar tetap sama – SPM terkait mutu guru berlaku juga untuk sekolah
Keterkaitan standar dapat juga dilihat dalam masing-
yang dikelola swasta/LSM/agama. SPP yang
masing sektor. Bagan 2 menunjukan serangkaian
digunakan oleh organisasi non-pemerintah perlu
standar dalam sektor pendidikan.
juga mencerminkan keharusan yang diamanatkan UU 25/2009, misalnya tidak boleh ada diskriminasi dalam pelayanan publik.
13
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
121
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Perlu disadari bahwa SOP, SNP, SPP dan standar
dipertahankan dalam kegiatan imunisasi, sebaiknya
lain dapat mengatur juga peranan pihak Pemerintah,
imunisasi itu tidak dijalankan sama sekali. Hal ini
selain dari aktor-aktor di daerah. Misalnya, SNP
berbeda dari SPM di mana diharapkan bahwa dalam
dapat mengatur peranan Pemerintah dalam
waktu beberapa tahun, misalnya, 95% dari suatu
mengadakan ujian nasional, selain pihak daerah
populasi terjangkau dengan pelayanan imunisasi.
(ujian nasional menyumbangkan 60%, sedangkan ujian daerah 40%).
Sayangnya, masing-masing kementerian/lembaga nasional mengalami kesulitan melihat keseluruhan
Melihat jenis standar dan hubungannya, wajar jika
standar secara utuh, dan ini berdampak bada aktor-
muncul pertanyaan mengapa muncul banyak jenis
aktor di daerah. Masing-masing punya alasan yang
standar seperti yang diwajibkan atau ditawarkan
kuat mengapa jenis standar tertentu perlu diberikan
saat ini? Pertanyaan ini hanya dapat dijawab
perhatian. Namun kapasitas aktor-aktor di daerah
oleh Pemerintah, namun dapat diduga bahwa
untuk menerapkan semua jenis standar kurang
masing-masing instansi sponsor melihat sesuatu
diperhatikan.
yang berguna dalam paket yang disponsori. Apabila Menteri Pendidikan Nasional mengemas
Oleh karena beragam jenis standar sebenarnya
sebagian NSPK menjadi “Standar Nasional
sangat mirip atau merupakan sub-kategori dari
Pendidikan,” stakeholder dalam sektor ini akan
kategori standar yang lebih umum, penting sekali
manangkap maksud dan isinya dengan lebih
sosialisasi standar dilakukan secara koheren. Aktor
mudah. Selain itu, KemPAN akan beranggapan
di daerah perlu mengetahui sifat dan asal standar
bahwa apabila sebagian aspek penyelenggaraan
dan secara persis prestasi apa yang diharapkan
pelayanan dibungkus menjadi SPP maka akan
dari aktor di daerah, serta ruang geraknya dalam
lebih mudahuntuk menjelaskan kepada masyarakat
penerapan standar.
tentang haknya atas pelayanan.
5. Peranan Aktor Pemerintah dan Masyarakat
Dapat dimengerti jika Kementerian Dalam Negeri ingin menekankan bagian dari NSPK yang lebih mangarah pada cakupan, mutu, dan tata kelola
Perbandingan umum jenis standar (Tabel 1) jelas
pelayanan dasar. Standar ini berbeda dari banyak
memperlihatkan sifat masing-masing jenis cukup
standar lain yang dipayungi NSPKkarena diakui
berbeda, walaupun ada juga hubungan yang erat
bahwa perlu waktu untuk mencapai SPM secara
antar berbagai jenis. Mengingat perbedaan yang
sepenuhnya. Untuk sebagian besar NSPK, aspek
dimaksudkan, jelas bahwa peranan aktor-aktor di
waktu kurang relevan; apabila obat “cold chain” tidak
14
122
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
berbagai tingkat pemerintahan (dan masyarakat) akan mencerminkan perbedaan ini. Tabel 2 di bawah menunjukan secara padat peranan masing-masing aktor yang perlu aktif dalam pengembangan dan penerapan berbagai jenis standar.
Tabel 1: Perbandingan Peranan Stakeholder dalam Penerapan Jenis Standar NSPK
SPM
SPP
SOP
ISO
Badan/ Mekanisme Internasional
Asosiasi profesi teknis mempengaruhi sebagian dari NSPK
Konvensi internasional (MDGs) mempengaruhi fokus SPM
Pengalaman Service centres di negara lain untuk “praktik baik”
Badan tertentu menentukan standar (e.g., ISQ, International Baccalaureate)
ISO menentukan standar; misalnya ISO-9001 tentang mutu manajemen
Pemerintah
Menentukan NSPK, dalam Permen2; mendukung penerapannya
Menentukan SPM, dalam Permen2 dan mendukung penerapannya
Menentukan kerangka memanfaatkan SPP dan mendukung penerapannya
Menentukan akreditasi atau tunjuk badan yang memberikan akreditasi
Promosi manfaat ISO dan mendukung daerah/UPTD mendapat akreditasi ISO
Daerah Provinsi/ Gubernur selaku Wakil Pemerintah
Menerapkan NSPK terkait urusannya, dan mendukung monitoring Kabupaten/Kota
Menerapkan SPM terkait urusannya sesuai sasaran menteri/ prioritas daerah; mendukung memonitor kabupaten/kota
Mendukung organisasi yang relevan untuk mengembangkan dan menerapkan SPP
Mendukung organisasi yang relevan untuk mengembangkan dan menerapkan SOP
Mendukung organisasi yang relevan untuk mengikuti akreditasi ISO
Daerah Kabupaten/ Kota
Menerapkan Menerapkan SPM NSPK yang terkait terkait urusannya urusannya sesuai sasaran Menteri/prioritas daerah
Mendukung unit/ organisasi yang relevan untuk mengembangkan dan menerapkan SPP
Mendukung unit/ organisasi yang relevan untuk mengembangkan dan menerapkan SOP
Mendukung organisasi yang relevan untuk mengikuti akreditasi ISO
Penyelenggara Pelayanan (UPTD dan Nonpemerintah)
Menerapkan aspek dari NSPK yang relevan terhadap mandat organisasi
Mengembangkan dan menerapkan SPP sesuai jiwa UU 25/2009
Mengembangkan dan menerapkan SOP sesuai misi, dan sesuai badan akreditasi jika relevan
Menerapkan standar/sistem ISO, sesuai akreditasi (misalnya ISO9001-2008)
Menerapkan aspek dari SPM yang relevan terhadap mandat organisasi
15
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
123
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
NSPK
SPM
SPP
Masyarakat Setempat
Memonitor pemenuhan NSPK; kritik/ menyumbangkan rekomendasi kepada penyelenggara dan Pemda
Mengikuti proses perencanaan daerah berkaitan prioritas SPM yang perlu dikejar; memonitor pemenuhan SPM; kritik/ menyumbangkan rekomendasi kepada penyelenggara dan Pemda
Mengikuti proses penentuan SPP (mis., service charter); memonitor pemenuhan SPP; kritik/ menyumbangkan rekomendasi kepada penyelenggara dan Pemda
Pihak yang MengembangKan Kapasitas
Mendorong, secara komersial atau disubsidi (oleh para donor misalnya), upaya pemerintah dan masyarakat madani untuk mengembangkan dan/atau menerapkan standar-standar peningkan pelayanan publik (termasuk pelayanan dasar). Pihak ini termasuk instansi
SOP
ISO Memonitor pemenuhan standar yang telah ada (SPM/SPP); memberikan rekomendasi kepada penyelenggara
pemerintah di daerah (misalnya LAN regional), universitas, CSO/ jaringan CSOs, dan proyek yang didukung para donor.
16
124
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
6. Pendekatan Memaksimalkan Standar Kekayaan di Daerah
dan/atau menerapakan standar-standar di pemerintah daerah/UPTD dan organisasi lain yang relevan. •
Untuk menerapkan berbagai standar, aktor-aktor
Menentukan strategi pemerintahan daerah
di daerah memerlukan pemetaan seperti yang
dalam implementasi standar, sesuai kemajuan,
diupayakan dalam laporan ini. Diharapkan bahwa
kebutuhan dan kapasitas pemerintah daerah/
pemetaan ini dapat diperhalus agar lebih berguna
UPTD danorganisasi lain yang relevan.
lagi. Masing-masing daerah dapat menyesuaikannya KINERJA siap untuk mendukung pemerintahan
menjadi bagian dari suatu alat daerah untuk:
daerah dalam upaya ini, di provinsi/kabupaten/kota •
Sosialisasi jenis standar-standar di daerah
•
Menilai kemajuan dalam mengembangkan
yang telah menjadi mitranya.
17
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
125
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Bahan Bacaan 2.3.
ditempatkan dan bertugas di daerah-daerah tersebut dalam jangka waktu lama. Di daerah-daerah itu moda transportasi dan fasilitas hidup – terutama tempat tinggal dan ketersediaan bahan kebutuhan pokok – sangat terbatas. Akibatnya, guru cenderung
Penerapan SPM dalam Tata Kelola Distribusi Guru Proprosional (DGP)
terkonsentrasi di daerah-daerah nyaman. Di sisi lain, di perkotaan pun ketidak-merataan guru antar sekolah kerap terjadi yang disebabkan oleh penempatan dan penataan guru yang lebih didasarkan pada pertimbangan politis dibandingkan
Distribusi guru menjadi isu penting dalam upaya
kebutuhan sekolah.
pemerataan akses dan mutu pendidikan di tanah air sehingga Pemerintah Pusat mengeluarkan Surat
Dalam hal penyebaran guru, rasio guru-murid yang
Keputusan Bersama 5 Menteri Tahun 2011 tentang
rendah, khususnya di tingkat sekolah dasar, tidak
Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri
otomatis berarti bahwa semua sekolah memiliki
Sipil. Tulisan hikmah pembelajaran ini bertujuan
jumlah guru yang diperlukan. Bahkan masih
untuk memberi masukan kepada pengambil
banyak sekolah yang kekurangan guru, terutama di
kebijakan, khususnya pemerintah kabupaten/
daerah terpencil, daerah perbatasan, dan daerah
kota dalam menerapkan kebijakan yang dapat
tertinggal. Sebagian besar kabupaten/kota tidak
memecahkan masalah ketimpangan distribusi
memiliki sistem manajemen guru yang efektif untuk
guru antar sekolah dan wilayah. Masukan ini
dapat secara cermat menganalisis kekurangan dan
didasarkan pada pengalaman Program KINERJA
kelebihan guru di setiap satuan pendidikan. Dinas
yang membantu enam kabupaten/kota dalam
Pendidikan cenderung memberi perhatian lebih
menyusun dan melaksanakan kebijakan distribusi
pada kekurangan guru dibandingkan kelebihan guru.
guru sehingga pelayanan publik bidang pendidikan menjadi lebih merata dan meningkat mutunya.
Ketidakmerataan guru mempunyai dampak negatif pada dua hal. Pertama, pelayanan publik bidang
Ketidakmerataan Distribusi Guru dan Dampaknya Karakteristik geografis Indonesia menyebabkan distribusi guru antar wilayah tidak merata. Secara geografis, Indonesia memiliki berbagai wilayah sulit yang dikenal dengan daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Pada umumnya guru enggan
126
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
pendidikan di sekolah-sekolah yang kekurangan guru menjadi tidak maksimal karena pada jam pelajaran banyak kelas dibiarkan kosong tanpa kegiatan belajar, kriteria ketuntasan mengajar tidak tercapai, dan akhirnya kompetensi murid manjadi rendah. Kedua, guru-guru yang bertugas di sekolah-sekolah yang kelebihan guru menjadi ‘idle’ dan tidak dapat memenuhi jumlah jam mengajar sesuai standar (24 jam per minggu) karena harus
www.kinerja.or.id
berbagi dengan guru lainnya. Keadaan ini membawa
jumlah kelas) di tingkat SD, dan guru mata pelajaran
kerugian bagi guru karena berpengaruh pada
tertentu di tingkat SMP dan SMA jika dilihat dari
pengembangan karir guru, yakni sertifikasi dan
jumlah rombongan belajar dan beban mengajar
kenaikan pangkat yang mensyaratkan terpenuhinya
guru. Padahal saat ini dapat diasumsikan bahwa
jam mengajar.
jumlah anak usia sekolah dasar terus menurun.
Sementara itu dapat diasumsikan bahwa
Jelas bahwa kelebihan guru menyebabkan
peningkatan jumlah guru dan rasio guru-murid
inefisiensi penggunaan sumber daya. Dalam
yang rendah akan menunjukkan jumlah murid
konteks ini perlu dicatat bahwa banyak kabupaten/
per rombongan belajar menjadi kecil dan dengan
kota mengalokasikan dana di sektor pendidikan
demikian proses pembelajaran lebih efektif.
sekitar 30% sampai 40% dari total anggaran daerah,
Ada dua aspek terkait dengan situasi tersebut
dan 80% sampai 85% dari porsi itu digunakan untuk
yang memerlukan eksplorasi lebih lanjut, yakni
membayar gaji/honor dan tunjangan guru.
pengangkatan guru baru dan distribusi guru. Dalam era desentralisasi, tanggung jawab pengangkatan guru menjadi urusan pemerintah kabupaten/ kota sedangkan pemerintah pusat berwenang menetapkan kuota jumlah guru PNS. Kuota untuk guru PNS di semua tingkatan terus meningkat dan menyebabkan terus meningkatnya jumlah guru, terutama di tingkat sekolah dasar. Peningkatan ini sebagian disebabkan oleh perubahan status guru honorer menjadi guru PNS. Logikanya, hal ini akan menyebabkan menurunnya jumlah guru non-PNS.
Program Tata Kelola DGP KINERJA untuk pencapaian SPM Permendikbud 15/2010 yang kemudian diubah dengan Permendikbud 23/2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di kabupaten/ kota menyebutkan bahwa: •
untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam)
Namun, kenyataannya di sekolah-sekolah di daerah
orang guru untuk setiap satuan pendidikan,
pedesaan dan terpencil masih banyak ditemukan
dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru
guru yang berstatus honorer, baik yang dibayar oleh pemerintah daerah, maupun oleh sekolah sendiri. Pelimpahan kewenangan pengelolaan guru kepada pemerintah daerah belum disertai dengan peningkatan kapasitas untuk pengelolaan guru, khususnya berkaitan dengan analisis kebutuhan nyata di setiap tingkat dan jenis sekolah. Hal ini tercermin dari masih banyaknya daerah yang berkelebihan guru kelas (dilihat dari rasio guru untuk
www.kinerja.or.id
Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru
setiap satuan pendidikan. •
Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran.
Untuk mencapai SPM tersebut, melalui Program Tata Kelola DGP, KINERJA membantu enam daerah mitra bersama para pemangku kepentingannya dalam hal:
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
127
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
•
Penghitungan dan analisis penyebaran guru;
KINERJA mendorong pemerintah daerah untuk
•
Penyusunan rekomendasi kebijakan dan teknis
melaksanakan program distribusi guru secara
pelaksanaan distribusi secara proporsional;
bertanggung jawab. Semua biaya program
Pelaksanaan inovasi dalam distribusi guru
ditanggung oleh pemerintah daerah, termasuk
secara proporsional.
penyediaan insentif untuk guru yang dipindahkan
•
bilamana diperlukan. Pemerintah daerah juga perlu Pendekatan yang digunakan KINERJA dalam
tanggap terhadap keluhan masyarakat, terutama
program ini adalah transparansi, akuntabilitas,
orangtua/wali murid, tentang ketersediaan guru di
partisipatif, dan responsif. Pengalaman di beberapa
sekolah. Tanggapan juga perlu diberikan kepada
daerah menunjukkan bahwa program distribusi
guru yang dipindahkan ketika menghadapi kesulitan-
guru tidaklah populer dan mempunyai tantangan
kesulitan di tempat tugas yang baru.
tersendiri yang kadangkala sulit dihadapi oleh penyelenggara pendidikan. Banyak penolakan dari pihak guru ketika hendak dipindahkan. Pemindahan guru yang dilakukan secara transparan akan menghindari penolakan tersebut. Pemerintah daerah harus menjelaskan secara terbuka kepada guru dan para pemangku kepentingan tentang kondisi sebaran guru, masalah yang ditimbulkannya, dan rencana pemecahannya. Pelibatan guru dan pemangku kepentingan dalam proses distribusi guru menjadi penting.
128
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Proses Tata Kelola DGP Pendampingan KINERJA bersama organisasi mitra dalam program tata kelola distribusi guru proporsional dilaksanakan dari dua sisi: penyedia dan pengguna layanan atau dari sisi pemerintah daerah dan sisi masyarakat melalui multi stakehoder forum (MSF). Pendekatan Program Tata Kelola DGP KINERJA dapat digambarkan melalui diagram berikut:
www.kinerja.or.id
Di sisi penyedia layanan, pemerintah daerah
Seluruh proses tersebut dilaksanakan dengan
berkewajiban mengelola data guru, menghitung
memegang prinsip-prinsip:
kesenjangan kebutuhan guru, merumuskan kebijakan, membuat perencanaan dan pelaporan
•
Dilaksanakan secara transparan dan akuntabel;
sesuai regulasi untuk mencapai SPM dalam rangka
•
Melibatkan instansi terkait di luar Dinas
meningkatkan akses dan mutu pelayanan publik.
Pendidikan (Bappeda, BKD, Bagian Keuangan,
Di sisi lain, masyarakat melalui multi stakeholder
Bagian Hukum, DPRD);
forum terlibat dalam kegiatan-kegiatan tersebut,
•
Melibatkan forum multi stakeholder;
termasuk menyelenggarakan konsultasi publik,
•
Pendampingan intensif.
mengintegrasikan isu-isu gender dan memberi ruang bagi warga masyarakat untuk menyampaikan
Proses pendampingan tata kelola distribusi guru
aspirasi dan keluhan melalui jurnalisme warga.
menghasilkan:
Secara lebih utuh, proses Tata Kelola DGP adalah
•
Data sebaran guru yang valid dan mutakhir;
sebagai berikut:
•
Analisis distribusi guru di seluruh kecamatan di kabupaten/kota mitra;
•
Pembentukan Tim Teknis;
•
Penghitungan kondisi sebaran guru antar
•
Rekomendasi teknis distribusi guru yang proporsional;
sekolah dan wilayah;
•
Rencana kerja distribusi guru proporsional;
•
Rekomendasi kebijakan;
•
Skema insentif bagi guru yang ditempatkan di
•
Uji publik kebijakan;
•
Publikasi kebijakan;
•
Peraturan bupati/walikota;
•
Penetapan kebijakan dan penerbitan regulasi;
•
Petunjuk teknis pelaksanaan distribusi guru
•
Penyusunan petunjuk teknis;
•
Monitoring dan evaluasi.
daerah “terpencil”;
proporsional; •
Implementasi distribusi guru secara proporsional sesuai rekomendasi teknis;
Tabel-1. Hubungan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Program DGP Kegiatan Penyedia Layanan Pertemuan, FGD, lokakarya Penyamaan Persepsi tentang Pentingnya DGP.
www.kinerja.or.id
Kegiatan Pengguna Layanan
Hasil Pemahaman dan tujuan yang sama mengenai pentingnya DGP. Pembentukan Tim Teknis DGP. Rencana tindak lanjut.
Ikut serta dalam pertemuan, FGD, lokakarya sehingga memahami kebijakan pemerintah daerah mengenai DGP.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
129
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
Kegiatan Penyedia Layanan
Hasil
Lokakarya dan FGD Pengumpulan Data sebaran guru yang valid dan dan Validasi Data Guru mutakhir
Kegiatan Pengguna Layanan Memberi informasi dan masukan tentang kondisi ketersediaan guru di sekolah-sekolah
Lokakarya dan FGD analisis data sebaran guru
Analisis kesenjangan sebaran guru Memberi masukan tentang antar sekolah dan kecamatan kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan guru.
Lokakarya dan FGD penyusunan rekomendasi teknis pemerataan dan penataan guru
Rekomendasi teknis pemerataan dan penataan guru termasuk skema insentifnya.
Memberi masukan tentang bagaimana pemerataan guru dilaksanakan sesuai kondisi kebutuhan masing-masing sekolah.
Lokakarya dan FGD Penyusunan Peraturan Bupati/Walikota Peraturan Bupati/Walikota dan Petunjuk teknis pelaksanaan Petunjuk Teknis Pelaksanaan DGP
Memberi masukan kebijakan DGP termasuk regulasi dan petunjuk teknis pelaksanaan
Pemindahan dan penataan guru secara proporsional
Memonitor dan mengawasi pelaksanaan distribusi guru dan menyampaikan pengaduan guru dan masyarakat kepada pemerintah daerah.
Penempatan guru secara proporsional dan sesuai kebutuhan.
Selain melanjutkan dukungan teknis kepada kota/
Dampak Program Tata Kelola DGP
kabupaten mitra melalui organisasi mitra pelaksana
130
dan konsultan paruh waktu, pada tahun ini KINERJA
Dengan mencapai jumlah jam mengajar yang
mendorong kabupaten/kota non-mitra untuk
diwajibkan secara nasional, guru-guru yang
mereplikasi praktik-praktik baik penerapan distribusi
dipindahtugaskan dapat memenuhi standar
guru proporsional. KINERJA menyediakan bantuan
sertifikasi dan memenuhi persyaratan untuk
teknis terbatas kepada pemerintah daerah yang
promosi lebih lanjut. Selain itu, salah satu
ingin mereplikasi program ini. Untuk mendukung
pemerintah kabupaten mitra KINERJA memberikan
program replikasi, KINERJA juga memperkuat
kesempatan promosi ‘jalur cepat’ bagi guru yang
organisasi mitra pelaksana sehingga siap digunakan
dipindahtugaskan ke daerah terpencil. Pengalaman
oleh pemerintah daerah non-mitra.
KINERJA menunjukkan bahwa Program Tata Kelola
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
DGP ini memberi dampak positif bagi guru, sekolah,
•
masyarakat dan murid.
Melalui forum lintas pemangku kepentingan, lebih banyak warga masyarakat yang dapat menyuarakan keprihatinan mereka dan
Dampak terhadap guru: •
melakukan peran pengawasan.
Meningkatnya kesejahteraan: guru yang
Dampak lainnya adalah bahwa model Tata Kelola
memenuhi persyaratan jam bekerja standar
DGP di salah satu kabupaten mitra KINERJA, yakni
dapat menjaga sertifikasi mereka dan menerima
Kabupaten Luwu Utara diapresiasi oleh Kementerian
honor tambahan atas prestasi yang mereka
PAN-RB untuk dipilih menjadi salah satu dari
capai. Selain itu, Pemerintah Luwu Utara
sembilan peserta yang mewakili Indonesia pada
memberikan insentif bulanan kepada guru-
kompetisi UNPSA (United Nation Public Service
guru yang dipindahtugaskan ke daerah-daerah
Award).
terpencil. •
Meningkatnya pengetahuan tentang kebijakan pendidikan: guru dapat terlibat dalam proses pengambilan kebijakan karena pemerintah daerah transparan dan inklusif dalam merancang dan merencanakan inisiatif.
Dampak terhadap sekolah: •
Sekolah dapat sepenuhnya melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai kurikulum yang berlaku dan dengan guru-guru yang kompeten
Pembelajaran Inisiatif ini dapat menginspirasi kabupaten/kota lain yang telah melakukan penghitungan distribusi guru tetapi masih harus berjuang untuk benar-benar melaksanakan sepenuhnya. Sejumlah pembelajaran yang dapat dipetik dari segi non-teknis pelaksanaan program ini antara lain: •
melaksanakan program distribusi guru
di semua kelas. Dengan demikian sekolah dapat
membutuhkan stimulus, perhatian dan seringkali
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai SPM. •
bantuan teknis dari aktor-aktor eksternal seperti
Sekolah di kota/kabupaten mempunyai kapasitas yang lebih baik untuk mencapai standar pelayanan yang dimandatkan secara nasional
masyarakat sipil. •
keprihatinannya dan melaksanakan peranan
mengajar minimal.
•
Pelayanan pendidikan berkualitas lebih mudah diperoleh oleh masyarakat secara lebih luas.
www.kinerja.or.id
Juga dibutuhkan media independen dimana masyarakat dapat menyampaikan
sehubungan dengan jumlah pertemuan belajar-
Dampak terhadap masyarakat dan murid:
Komitmen pemerintah daerah untuk
pengawasan publik. •
Pengelolaan data distribusi guru membutuhkan perhatian lebih lanjut karena proses memvalidasi jumlah guru membutuhkan investasi waktu yang signifikan dalam konteks Indonesia (negaranegara lain dengan sistem pengumpulan dan
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
131
SESI 2 . Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Tata Kelola Sektor di Indonesia
•
pemeriksaan data yang lebih maju mungkin
dan pemerintah daerah) dapat memahami pokok
tidak menghadapi masalah yang sama). Data
persoalannya, berkomitmen untuk mengatasi
harus terus diperbaharui secara teratur untuk
kekurangan guru dan bekerja sama dalam
menjaga kualitasnya.
mensukseskan inisiatif. Sebagai hasilnya, tidak ada
Dukungan politik dari badan legislatif penting
penolakan besar yang dilaporkan sejak kelompok
untuk menjamin tersedianya sumber daya
pertama guru dipindahtugaskan.
anggaran dan regulasi pendukung. Kunci keberhasilan program ini adalah komunikasi dua arah yang efektif antara pemerintah daerah dan masyarakat. Rekomendasi untuk memastikan adanya komunikasi yang efektif ini adalah: •
Setiap kegiatan yang diprakarsai oleh pemerintah daerah perlu melibatkan warga
Kesimpulan Berdasarkan pengalaman pendampingan KINERJA di enam kabupaten mitra, dapat disimpulkan beberapa hal: •
mempunyai komitmen untuk melaksanakan
masyarakat. • •
program distribusi guru, namun membutuhkan
Memberi dukungan untuk pelembagaan partisipasi publik. Pemerintah daerah perlu mendukung penerbitan
perhatian dan bantuan teknis dari pihak luar; •
dilakukan secara transparan dan partisipatif
(membuka akses ke informasi publik).
dengan melibatkan pihak-pihak terkait, termasuk
Minimalkan “politisasi pendidikan” melalui prosedur pengambilan kebijakan yang berbasis bukti dan transparan.
Di masa lalu untuk melaksanakan distribusi guru proporsional di Indonesia tidak berhasil karena kurangnya kesadaran dan dukungan publik, politisisasi pengambilan keputusan mengenai distribusi guru, dan kurangnya desakan untuk
Distribusi guru dapat dilaksanakan jika proses penghitungan dan perumusan kebijakan
dan pertukaran informasi secara transparan •
Pada dasarnya pemerintah kabupaten
forum multi stakeholder. •
Untuk bisa berperan dalam proses tata kelola distribusi guru proporsional, kapasitas forum multi stakeholder perlu diperkuat terlebih dahulu.
•
Pengelolaan data guru belum berjalan dengan baik di banyak daerah sehingga proses penghitungan sebaran guru yang valid dan mutakhir memerlukan waktu yang cukup lama.
melakukan perubahan. Penerapan program tata kelola DGP di Luwu Utara memberi pelajaran bahwa dengan membuka akses bagi partisipasi publik seluas mungkin, pemerintah dapat mencapai hasil maksimal karena para pemangku kepentingan terkait (guru, orangtua, murid, sekolah
132
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
www.kinerja.or.id
33 Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
133
SESI 3
Gambaran Umum Sesi ini menayangkan film singkat tentang praktik-
Praktik Baik Penerapan Tata Kelola Sektor Pelayanan Publik
praktik baik hasil pendekatan Program KINERJA, di bidang pendidikan dasar, kesehatan dasar, dan pelayanan terpadu satu pintu. Sesi ini juga mengulas kriteria, area, dan cara-cara untuk mendorong penerapan praktik baik, beserta langkahlangkahnya. Melalui sesi ini, peserta diajak untuk mencermati dan menganalisis praktik baik, dan mendiskusikan sejauh mana praktik baik ini dapat diadopsi dan diadaptasi di lingkungan kerjanya.
Tujuan Sesi Sesi ini juga mengulas kriteria, area, dan cara-cara untuk mendorong penerapan praktik baik, beserta langkah-langkahnya.
1. Peserta memahami kriteria praktik baik 2. Peserta mampu mengidentifikasi dan mendokumentasikan praktik baik 3. Peserta memahami cara yang tepat dalam mengadopsi dan mengadaptasi praktik baik
Bahan dan Alat
1. Media Pelatihan: Komputer dan LCD, Papan + Kertas Flipchart 2. Alat Tulis: Kertas untuk mencatat, Spidol, Pensil atau Ballpoint
134
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
3. Video praktik baik 4. Bahan Paparan, Lembar Kerja, dan Bahan bacaan
Alur Sesi (210 menit)
Pengantar (5 menit)
Keterkaitan (5 menit)
Penerapan (175 menit)
Refleksi (20 menit)
Kelanjutan (5 menit)
Rencana Sesi Waktu
Alur
5
Pengantar
Isi
Materi
• Peserta diajak untuk melihat kembali tujuan akhir Program KINERJA
• PPT 3.1
• Peserta memahami sesi ini akan mengupas lebih lengkap konsep dan pendekatan tata kelola sektor pelayanan publik yang diterapkan Program KINERJA 5
Keterkaitan
• Video • LK 3.1 • BB 3.1 sd BB 3.10
• Kumpulan praktik baik yang berpotensi untuk direplikasi secara nasional • Kumpulan praktik baik dikaitkan dengan upaya nasional mendorong inovasi pelayanan publik
175
Penerapan
(45 Menit) Penayangan video praktik baik di 3 sektor dampingan KINERJA (45 Menit) Penjelasan dan tanya jawab: • Praktik-praktik baik dalam Tata Kelola Pendidikan Dasar, Pelayanan Kesehatan Dasar dan PTSP o
Identifikasi Faktor Sukses -
Leadership
- Kelembagaan -
www.kinerja.or.id
Sumber daya manusia
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
135
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Waktu
Alur
Isi -
Materi
Standar Layanan
- Kompetensi - Dll. o
Identifikasi Tantangan
• Adopsi dan Adaptasi Praktik Baik (40 menit) Kerja Kelompok: Analisis Contoh Praktik Baik (45 menit) Presentasi dan tanggapan atas hasil latihan (1 atau 2 kelompok terpilih presentasi, kelompok lain menanggapi) 20 5
Refleksi Kelanjutan
•
Melihat kembali apakah tujuan sesi tercapai
•
Mintalah peserta memberikan umpan balik
Menegaskan kembali instrumen penguatan sisi supply dan demand yang diperkenalkan di sesi 2, dan menyampaikan bahwa sesi 4 akan mengulas lebih lengkap masing-masing instrumen yang digunakan
136
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Powerpoint dan Catatan Fasilitator
Praktik Baik Penerapan Tata Kelola Sektor Pelayanan Publik
1
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
137
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Tujuan Sesi 1. Peserta memahami kriteria praktik-praktik baik dalam tata kelola pendidikan dasar, pelayanan kesehatan dasar, dan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP); 2. Peserta mampu mengidentifikasi praktik baik dan dapat mendokumentasikannya; 3. Peserta memahami cara yang tepat dalam mengadaptasi dan menerapkan praktik baik tersebut. 2
Mengapa slide ini penting? Memberikan koridor/arah apa yang menjadi tujuan sesi ini.
Inti uraian: Terdapat 3 tujuan dari sesi ini, yaitu: 1. Peserta memahami kriteria praktik-praktik baik dalam tata kelola pendidikan dasar, pelayanan kesehatan dasar, dan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP); 2. Peserta mampu mengidentifikasi praktik baik dan dapat mendokumentasikannya; 3. Peserta memahami cara yang tepat dalam mengadaptasi dan menerapkan praktik baik tersebut.
138
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Pokok Bahasan 1. Praktik-praktik baik dalam tata kelola bidang pendidikan dasar, pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP). 2. Kriteria praktik baik/praktik cerdas. 3. Langkah mengadopsi dan mengadaptasi praktik baik. 4. Mencermati dan menganalisis praktik baik dalam tata kelola pelayanan publik. 3
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan apa saja yang menjadi pokok bahasan sesi ini
Inti uraian: Terdapat 3 pokok bahasan dari sesi ini, yaitu: 1. Praktik-praktik baik dalam tata kelola bidang pendidikan dasar, pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) 2. Kriteria praktik baik/praktik cerdas 3. Langkah mengadopsi dan mengadaptasi praktik baik 4. Mencermati dan menganalisis praktik baik dalam tata kelola pelayanan publik
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
139
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Area Praktik Baik •
Tata Kelola Distribusi Guru Proporsional (DGP)
•
Tata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)
•
MBS Berorientasi Pelayanan Publik
•
Tata Kelola Kesehatan Dasar (KIA, IMD, Manajemen Puskesmas)
•
Tata Kelola Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) 4
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan apa saja yang menjadi area praktik baik hasil pendampingan KINERJA.
Inti uraian: Terdapat 5 area praktik baik, yaitu: 1. Tata Kelola Distribusi Guru Proporsional (DGP) 2. Tata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) 3. MBS Berorientasi Pelayanan Publik 4. Tata Kelola Kesehatan Dasar (KIA, IMD, Manajemen Puskesmas) 5. Tata Kelola Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
140
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Kriteria Praktik Baik • • •
•
Inisiatif-inisiatif berdampak positif nyata pada peningkatan kualitas pelayanan publik bidang pendidikan dasar, pelayanan kesehatan dasar dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Inisiatif-inisiatif yang terbukti berkelanjutan dalam pilar dan komponen tata kelola penyelenggaraan pelayanan publik di sisi penyedia layanan dan pengguna layanan. Inisiatif-inisiatif yang memiliki pengaruh yang berkelanjutan pada penyusunan evaluasi kebijakan, pengelolaan pelayanan dan pengelolaan program di unit layanan dan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). Inisiatif berkelanjutan secara sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan.
5
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan apa saja yang menjadi kriteria praktik baik
Inti uraian: Terdapat 4 kriteria praktik baik, yaitu: 1. Inisiatif-inisiatif berdampak positif nyata pada peningkatan kualitas pelayanan publik bidang pendidikan dasar, pelayanan kesehatan dasar dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) 2. Inisiatif-inisiatif yang terbukti berkelanjutan dalam pilar dan komponen tata kelola penyelenggaraan pelayanan publik di sisi penyedia layanan dan pengguna layanan 3. Inisiatif-inisiatif yang memiliki pengaruh yang berkelanjutan pada penyusunan evaluasi kebijakan, pengelolaan pelayanan dan pengelolaan program di unit layanan dan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) 4. Inisiatif berkelanjutan secara sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan Tambahkan standar waktu UNPSA untuk mengukur praktik baik berkelanjutan
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
141
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Area Praktik Baik Tata Kelola Pendidikan Dasar dan Pelayanan Kesehatan Dasar 1. Penyusunan kebijakan bidang pendidikan dan kesehatan yang partisipatif dan berbasis bukti. 2. Perencanaan dan penganggaran bidang pendidikan yang partisipatif, transparan dan akuntabel. 3. Pelaporan yang akuntabel dan transparan. 4. Mekanisme pengaduan yang responsif. 5. Penyediaan pelayanan bidang pendidikan & kesehatan yang berorientasi pada pemenuhan standar pelayanan publik. 6. Kompetisi penyediaan layanan pendidikan yang efektif dan efisien. 7. Pengelolaan pengaduan yang bersifat aktif melalui survei pengaduan. 8. Janji pelayanan dan maklumat pelayanan.
6
Mengapa slide ini Penting? Menjelaskan apa saja yang menjadi tema-tema praktik baik hasil tata kelola pendidikan dasar dan pelayanan kesehatan dasar.
Inti uraian: Terdapat 8 tema praktik baik tata kelola pendidikan dasar dan pelayanan kesehatan dasar, yaitu: 1. Penyusunan kebijakan bidang pendidikan dan kesehatan yang partisipatif dan berbasis bukti 2. Perencanaan dan penganggaran bidang pendidikan yang partisipatif, transparan dan akuntabel 3. Pelaporan yang akuntabel dan transparan 4. Mekanisme pengaduan yang responsif 5. Penyediaan pelayanan bidang pendidikan & kesehatan yang berorientasi pada pemenuhan standar pelayanan publik 6. Kompetisi penyediaan layanan pendidikan yang efektif dan efisien 7. Pengelolaan pengaduan yang bersifat aktif melalui survei pengaduan 8. Janji pelayanan dan maklumat pelayanan
142
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Area Praktik Baik Tata Kelola Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) 1. Pelimpahan Kewenangan (dari SKPD dan kepala daerah ke PTSP) – dimulai dengan pemetaan izin dan analisis regulasi terkait. 2. Pembuatan/revisi SOP Perizinan. 3. Penyusunan Mekanisme Tim Teknis (sebagai konsekuensi kewenangan dan SOP yang baru). 4. Mekanisme Penanganan Pengaduan. 5. Pelaksanaan Survey IKM (berdasar panduan dari KemenPAN-RB yang dimodifikasi). 6. Penyederhanaan/pengurangan izin (termasuk menghapus dan menggabungkan izin-izin yang ada). 7
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan apa saja yang menjadi tema-tema praktik baik hasil tata kelola pelayanan terpadu satu pintu.
Inti uraian: Terdapat 6 tema praktik baik tata kelola PTSP, yaitu: 1. Pelimpahan Kewenangan (dari SKPD dan kepala daerah ke PTSP) – dimulai dengan pemetaan izin dan analisis regulasi terkait 2. Pembuatan/revisi SOP Perizinan 3. Penyusunan Mekanisme Tim Teknis (sebagai konsekuensi kewenangan dan SOP yang baru) 4. Mekanisme Penanganan Pengaduan 5. Pelaksanaan Survey IKM (berdasar panduan dari KemenPAN-RB yang dimodifikasi) 6. Penyederhanaan/pengurangan izin (termasuk menghapus dan menggabungkan izin-izin yang ada)
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
143
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Contoh Praktik Baik Sektor Pendidikan Dasar – USAID KINERJA 1. Pencapaian SPM ketersediaan guru melalui regulasi, penganggaran dan pelaksanaan Distribusi Guru Proporsional 2. Kebijakan, regulasi, dan alokasi dana ke sekolah untuk menutup kesenjangan pembiayaan operasional sekolah 3. Peningkatan pelayanan publik melalui partisipasi publik dan survei pengaduan di sekolah 8
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan contoh praktik baik sektor pendidikan dasar.
Inti uraian: Setidaknya terdapat 3 contoh, meliputi: 1. Pencapaian SPM ketersediaan guru melalui regulasi, penganggaran dan pelaksanaan Distribusi Guru Proporsional 2. Kebijakan, regulasi, dan alokasi dana ke sekolah untuk menutup kesenjangan pembiayaan operasional sekolah 3. Peningkatan pelayanan publik melalui partisipasi publik dan survei pengaduan di sekolah
144
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Contoh Praktik Baik Sektor Kesehatan Dasar – USAID KINERJA 1. Penerapan kebijakan percepatan pencapaian SPM melalui regulasi*) 2. Pencapaian SPM kesehatan melalui perencanaan dan penganggaran kesehatan 3. Penerapan regulasi di bidang kesehatan ibu dan anak (KIA)
*) Peraturan Walikota Makassar tentang Penerapan SPM Kesehatan, mengatur target tahunan SPM di Kota Makassar berdasarkan hasil costing SPM
9
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan contoh praktik baik sektor kesehatan dasar
Inti uraian: Setidaknya terdapat 3 contoh, meliputi: 1. Penerapan kebijakan percepatan pencapaian SPM melalui regulasi*) 2. Pencapaian SPM kesehatan melalui perencanaan dan penganggaran kesehatan 3. Penerapan regulasi di bidang kesehatan ibu dan anak (KIA)
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
145
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Pelayanan Terpadu Satu Pintu: Peningkatan pelayanan perizinan terpadu satu pintu untuk mendorong iklim usaha yang kondusif.
10
146
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Cara Mendorong Penerapan Praktik Baik 1. Berbagi cerita sukses dengan beragam pihak terkait/pemangku kepentingan (stakeholders) untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dasar, kesehatan dasar dan perizinan usaha; 2. Membangun landasan bagi pertukaran gagasan inovatif; 3. Membangun basis data yang dapat diakses oleh pemerintah daerah untuk menemukan solusi atas permasalahan dalam penerapan pelayanan pendidikan dasar, kesehatan dasar, dan iklim usaha yang dihadapi dari waktu ke waktu; 4. Membentuk kemitraan yang efektif inter dan intra pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan, kesehatan, dan iklim usaha.
11
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan bagaimana cara mendorong (mengadvokasi) penerapan praktik baik.
Inti uraian: Untuk mendorong adanya adopsi/penerapan praktek baik, maka cara-cara yang ditempuh adalah; 1. Berbagi cerita sukses dengan beragam pihak terkait/pemangku kepentingan (stakeholders) untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dasar, kesehatan dasar dan perizinan usaha; 2. Membangun landasan bagi pertukaran gagasan inovatif; 3. Membangun basis data yang dapat diakses oleh pemerintah daerah untuk menemukan solusi atas permasalahan dalam penerapan pelayanan pendidikan dasar, kesehatan dasar, dan iklim usaha yang dihadapi dari waktu ke waktu; 4. Membentuk kemitraan yang efektif inter dan intra pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan, kesehatan, dan iklim usaha.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
147
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Format Praktik Baik dan Teknik Evaluasi • •
•
Situasi sebelum inisiatif dimulai Apakah motivasi untuk mengembangkan inisiatif tersebut? Apa inovasinya?
• • • •
Penilaian atas hasil yang dicapai Keberlanjutan Pelajaran yang dapat diperoleh Kemampuan untuk ditransfer dan diadaptasi 12
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan bagaimana format pendokumentasian praktik baik termasuk pointers untuk evaluasi praktik baik.
Inti uraian: Format pendokumentasian praktik baik adalah memuat sekurang-kurangnya;
148
•
Situasi sebelum inisiatif dimulai
•
Apakah motivasi untuk mengembangkan inisiatif tersebut?
•
Apa inovasinya?
•
Penilaian atas hasil yang dicapai
•
Keberlanjutan
•
Pelajaran yang dapat diperoleh
•
Kemampuan untuk ditransfer dan diadaptasi
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
4 Langkah Adopsi Transfer Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Mencocokkan Kebutuhan dengan praktik baik yang ada
Identifikasi penegasan lingkup praktik baik yang akan diadaptasi
Adaptasi transfer
Penerapan dan evaluasi transfer
13
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan langkah-langkah adopsi praktik baik.
Inti uraian: Langkah-langkah adopsi praktik baik ada 4, yaitu: 1. Mencocokkan kebutuhan dengan praktik baik yang ada (praktik yang akan diadopsi) 2. Identifikasi penegasan lingkup praktik baik yang akan diadaptasi 3. Adaptasi transfer 4. Penerapan dan evaluasi transfer
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
149
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Diskusi kelompok
14
150
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Diskusi Kelompok 1. Bacalah bahan bacaan yang tersedia mengenai praktik-praktik baik penerapan tata kelola sektor di bidang pendidikan dasar, kesehatan dasar, dan pelayanan terpadu satu pintu (lihat slide berikutnya) 2. Pilih salah satu praktik baik. 3. Diskusikan dan analisis praktik baik yang sudah dipilih tersebut dalam satu kelompok kerja. 4. Tuliskan hasil analisis yang menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a. Bagaimana praktik baik tersebut dapat mengatasi atau memberi solusi atas permasalahan sebelum inisiatif dilaksanakan? 15
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
151
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Diskusi Kelompok b. Bagaimana penjelasan mengenai keberhasilan penerapan praktik baik tersebut dari berbagai sisi seperti kepemimpinan, kelembagaan, sumberdaya manusia, kemampuan finansial, dan lain sebagainya? c. Apa saja tantangan yang dihadapi ketika praktik baik tersebut dilaksanakan? Bagaimana tantangan tersebut ditangani? d. Apakah praktik baik tersebut dapat diadopsi dan diadaptasi oleh daerah lain? Jika tidak, mengapa? Jika ya, apa syaratnya dan bagaimana caranya? 5. Presentasikan dan diskusikan hasil kerja kelompok.
152
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
16
www.kinerja.or.id
Contoh-contoh praktik baik
17
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
153
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Contoh Praktik Baik Sektor Pendidikan Dasar 1. Distribusi Guru Proporsional, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan 2. Penuhi SPM, Pemerintah Daerah Bantu Sekolah Atasi Kekurangan Dana, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan 3. Manajemen Berbasis Sekolah Berorientasi Pelayanan Publik, Kota Probolinggo, Jawa Timur 18
154
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Contoh Praktik Baik Sektor Kesehatan Dasar a. Kemitraan bidan-dukun dalam peningkatan cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh b. Perencanaan dan penganggaran kesehatan berbasis Standar Pelayanan Minimal, Kabupaten Bener Meriah, Aceh c. Peraturan Walikota Makassar tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan 19
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
155
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Contoh Praktik Baik Sektor Pendidikan Dasar d. Integrasi Standar Pelayanan Minimal dalam Anggaran, Kabupaten Jember, Jawa Timur e. Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan di Kabupaten Jayapura, Papua f. Rencana Strategis Berbasis Standar Pelayanan Beri Peluang Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak, Kota Singkawang, Kalimantan Barat 20
156
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Contoh Praktik Baik Sektor Pelayanan Terpadu Satu Pintu – USAID KINERJA 1. Pembentukan PTSP baru (Lutra, Simeulue) dan Pengembangan PTSP di 6 kabupaten/kota lain 2. Menyederhanakan jumlah izin di 5 kabupaten (Tulungagung: dari 104 – 32; dari Lutra: dari 150 jadi 57) 3. Pelaksanaan izin parallel/izin paket (mengurangi waktu dan biaya) – tidak perlu berurutan, misal: di Singkil, Barru, Probolinggo dan Tulungagung 4. Pelaksanaan IKM di seluruh PTSP dampingan 5. Menyusun SOP izin (termasuk mekanisme penanganan pengaduan) 6. Membentuk forum PTSP di Kalbar, Jatim, Sulsel, revitalisasi forum PTSP di Aceh (sharing antar kabupaten kota) 7. Di Sulsel, Ombudsman-Forum PTSP-CSO membuat MoU untuk mekanisme pengaduan bersama (hotline bersama)
21
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan apa saja yang menjadi tujuan sesi.
Inti uraian: Tujuan sesi terdiri dari: 1. Pelatih memahami langkah-langkah strategis dalam mengadopsi dan mengadaptasi praktik baik tata kelola sektor pelayanan publik 2. Pelatih mampu mengidentifikasi perbandingan antara praktik baik dan kondisi saat ini dalam tata kelola pelayanan publik 3. Pelatih mampu menerapkan model perbaikan yang berkesinambungan dengan menggunakan hasil analisis praktik baik
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
157
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Panduan dan Lembar Kerja
Panduan Fasilitator Judul
Praktik Baik Penerapan Tata Kelola Sektor Bidang Pendidikan Dasar, Pelayanan Kesehatan Dasar, dan PTSP
Waktu
40 menit
Petunjuk Kerja Kelompok
1. Disediakan beberapa bahan bacaan mengenai praktik-praktik baik penerapan tata kelola sektor di bidang pendidikan dasar, kesehatan dasar, dan pelayanan terpadu satu pintudengan judul-judul seperti di bawah ini: Sektor Pendidikan Dasar: a. Distribusi Guru Proporsional, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan b. Penuhi SPM, Pemerintah Daerah Bantu Sekolah Atasi Kekurangan Dana, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan c. Manajemen Berbasis Sekolah Berorientasi Pelayanan Publik, Kota Probolinggo, Jawa Timur Sektor Pelayanan Kesehatan Dasar: a. Kemitraan Bidan-Dukun dalam Peningkatan Cakupan Persalinan dengan Tenaga Kesehatan, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh b. Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Berbasis Standar Pelayanan Minimal, Kabupaten Bener Meriah, Aceh c. Peraturan Walikota Makassar dalam Percepatan Penerapan Standar Pelayanan Minimal d. Integrasi Standar Pelayanan Minimal dalam Anggaran, Kabupaten Jember, Jawa Timur e. Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan di Kabupaten Jayapura, Papua f. Rencana Strategi Berbasis Standar Pelayanan Beri Peluang Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak, Kota Singkawang, Kalimantan Barat
158
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Pelayanan Terpadu Satu Pintu: a. Mendukung iklim usaha yang baik melalui pelayanan perizinan terpadu satu pintu di Barru, Sulawesi Selatan. 2. Pilih salah satu praktik baik. 3. Diskusikan dan analisis praktik baik yang sudah dipilih tersebut dalam kelompok kerja. 4. Tuliskan hasil analisis yang menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a. Bagaimana praktik baik tersebut dapat mengatasi atau memberi solusi atas permasalahan sebelum inisiatif dilaksanakan? b. Bagaimana penjelasan mengenai keberhasilan penerapan praktik baik tersebut dari berbagai sisi seperti kepemimpinan, kelembagaan, sumberdaya manusia, kemampuan finansial, dan lain sebagainya? c. Apa saja tantangan yang dihadapi ketika praktik baik tersebut dilaksanakan? Bagaimana tantangan tersebut ditangani? d. Apakah praktik baik tersebut dapat diadopsi dan diadaptasi oleh daerah lain? Jika tidak, mengapa? Jika ya, apa syaratnya dan bagaimana caranya? 5. Presentasikan dan diskusikan hasil kerja kelompok. Lembar Kerja
www.kinerja.or.id
Lihat lembar kerja terlampir
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
159
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Lembar Kerja
Hasil Kerja Diskusi Kelompok Kelompok: ____________________ Judul praktik baik
Masalah sebelum inisiasi praktik baik
Bagaimana praktik baik memberi solusi
Faktor-faktor keberhasilan (kepemimpinan, kelembagaan, SDM, kemampuan finansial, dll)
Tantangan yang dihadapi
Cara adopsi dan adaptasi praktik baik tersebut
160
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Bahan Bacaan 3.1.
membantu persalinan sesuai standar pelayanan kesehatan ibu dan anak nasional serta mengurangi komplikasi pada kehamilan yang berisiko tinggi melalui suatu pendekatan yang sensitif budaya.
Praktik Cerdas KINERJA
Kemitraan Bidan dan Dukun, Aceh Singkil, Aceh
Situasi Sebelum Inisiatif Aceh Singkil adalah salah satu dari 23 kabupaten di Provinsi Aceh dan memiliki 11 Puskesmas untuk melayani 108.000 warga yang tinggal tersebar di
Ringkasan
daerah pesisir, perbukitan dan daerah aliran sungai.
Sebelum program kemitraan bidan dan dukun
Sebelum program kemitraan bidan dan dukun ini
dilaksanakan di Aceh Singkil, tingkat persalinan
dilaksanakan di Aceh Singkil, banyak ibu yang
dengan bantuan dukun di kabupaten ini tergolong
melahirkan dengan bantuan dukun, terutama di
tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2010,
desa-desa di daerah aliran sungai. Berdasarkan
angka persalinan dengan bantuan dukun mencapai
laporan Badan Pusat Statistik tahun 2010, 38,28%
38,28% dan dukun yang aktif adalah 122.
kelahiran di Aceh Singkil ditangani oleh dukun dan terdapat 122 dukun aktif.
Hal ini karena masyarakat lebih percaya kepada dukun ketimbang tenaga medis yang masih
Meskipun tenaga bidan yang telah menerima
dianggap muda dan kurang berpengalaman. Namun,
pelatihan medis sebenarnya tersedia, tradisi
dukun seringkali kurang mendapat pelatihan medis
masyarakat di daerah ini sangat kuat dan dukun
dan kurang dibekali untuk menangani komplikasi
merupakan sesepuh yang sangat dihormati
kehamilan yang mengancam kesehatan ibu dan bayi
karena dipercaya memiliki kemampuan spiritual
mereka. Karena sebagian besar persalinan yang
dan pengobatan khusus. Kedudukan dukun yang
ditangani oleh dukun dilakukan di rumah dan jauh
dihormati di masyarakat dan tenaga mereka
dari sarana kesehatan maka bantuan profesional
yang murah menjadi alternatif yang menarik bagi
menjadi sulit diperoleh.
sebagian besar keluarga dari golongan ekonomi yang lebih rendah, tingkat pendidikan yang
Untuk mengatasi masalah ini, sebuah proyek
rendah dan daerah terpencil yang jauh dari sarana
percontohan peningkatan tata kelola kemitraan
kesehatan.
bidan dan dukun diluncurkan tahun 2012. Proyek ini bertujuan mengurangi kematian ibu dengan
Akan tetapi, dukun seringkali kurang mendapatkan
memanfaatkan tenaga medis yang terlatih dalam
pelatihan medis atau pemahaman tentang prosedur persalinan yang benar. Akibatnya, dukun
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
161
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
kurang dibekali untuk menangani komplikasi yang
Dalam program ini, dukun sebagai sesepuh yang
mengancam kesehatan ibu dan bayi mereka.
dihormati tetap dilibatkan dalam proses persalinan.
Karena sebagian besar persalinan yang ditangani
Mereka membantu menenangkan dan memberikan
oleh dukun dilakukan di rumah dan jauh dari sarana
bimbingan rohani kepada ibu-ibu yang melahirkan
kesehatan maka bantuan profesional menjadi sulit
dan petugas medis memberikan profesionalnya.
diperoleh.
Jadi, program ini memberikan solusi yang saling menguntungkan bagi dukun dan petugas medis
Sebaliknya, bidan yang sudah terlatih secara medis
yang terlatih.
dipandang terlalu muda dan kurang berpengalaman oleh banyak warga masyarakat untuk menangani
Beberapa strategi yang telah dilakukan adalah
proses persalinan secara benar, dan karena mereka
sebagai berikut:
tidak dapat berbicara dengan logat lokal maka sulit bagi mereka untuk dapat berhubungan dengan
1. Persiapan
masyarakat yang harus mereka layani. Untuk mengatasi masalah ini, suatu program
a. Identifikasi desa dimana masih ada persalinan yang dibantu dukun:
percontohan kemitraan bidan dan dukun diluncurkan tahun 2012. Program ini bertujuan untuk memanfaatkan keterampilan tenaga medis yang
Pada tahap ini, Puskesmas melakukan focus group discussion dengan pemangku
terlatih dalam membantu persalinan sesuai dengan
kepentingan pemerintah dan non-pemerintah
standar pelayanan kesehatan ibu dan anak nasional
untuk membahas masalah dan solusi kesehatan
dan mengurangi komplikasi pada kehamilan yang
terutama kesehatan ibu dan anak di wilayah
berisiko tinggi melalui suatu pendekatan yang
kerja Puskesmas. Focus group discussion
sensitif secara budaya.
tersebut menemukan bahwa dua desa memiliki tingkat persalinan dengan dukun yang tinggi. Salah satu penyebab utama masalah tersebut
Strategi Implementasi
adalah kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan tenaga medis yang masih
Strategi keberhasilan pelaksanaan dan penerapan
muda dan belum banyak pengalaman.
kemitraan bidan-dukun di masyarakat sangat ditentukan dari keterlibatan para pihak di daerah seperti kepala Puskesmas, bidan, kepala desa,
b. Koordinasi
ketua masjid lokal, LSM, tokoh masyarakat, tokoh agama, relawan kesehatan lokal, dukun itu sendiri.
Untuk menidaklanjuti hasil focus group discussion, Puskesmas menyampaikan hasil
162
Program ini menggabungkan kesehatan modern
pertemuan kepada para pembuat kebijakan di
dan budaya lokal yang dihormati sepanjang waktu.
dinas kesehatan dan Kepala Puskesmas Aceh
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Singkil. Hasilnya, dinas kesehatan memutuskan
sebesar Rp. 50,000 per persalinan bagi dukun
untuk mendukung kemitraan bidan dan dukun
yang merujuk ibu untuk bersalin di fasilitas
dan minta saran dari berbagai pemangku
kesehatan. Keputusan desa ini diformalkan
kepentingan tentang cara memfasilitasi
dalam surat keputusan kepala desa tentang
pelaksanaan program secara partisipatif.
dukun beranak desa.
c. Membangun kesepahaman antar sektor
b. Penandatanganan MoU
Pada tahap ini, berbagai pendekatan baik
Setelah membahas ketentuan dalam perjanjian,
formal (lokakarya) dan non formal dilakukan
program ini kemudian diresmikan melalui
kepada berbagai pemangku kepentingan seperti
penandatanganan MoU kemitraan bidan
bidan, dukun, tokoh masyarakat, pemerintah
dan dukun oleh para bidan dan dukun dan
dan organisasi masyarakat sipil. Pendekatan
disaksikan oleh pejabat dinas kesehatan,
tersebut dilakukan untuk membangun
kepala Puskesmas, kepala desa, Ikatan Bidan
kesepahaman lintas sektor tentang pentingnya
Indonesia, tokoh masyarakat dan tokoh agama.
kemitraan bidan dan dukun sehingga semua
Perjanjian ini juga memuat tentang insentif
pihak sepakat untuk melaksanakan program
finansial bagi dukun agar kemitraan ini tetap
tersebut. Setelah mengikuti berbagai lokakarya,
berjalan untuk mencapai praktik persalinan
para pemangku kepentingan menyetujui hak dan
aman.
kewajiban bidan dan dukun sebelum dan selama persalinan yang kemudian dijabarkan dalam MoU kemitraan bidan dan dukun.
3. Monitoring dan Evaluasi Agar lebih memahami pelaksanaan dan memantau
2. Pelaksanaan Program
perkembangan program, Puskesmas, dinas kesehatan, pemerintah desa dan forum lintas
a. Penyusunan surat keputusan kepala desa tentang kemitraan bidan dan dukun
Berdasarkan lokakarya yang telah dilakukan,
pemangku kepentingan (Komite Kesehatan Kecamatan/ K3) melakukan evaluasi secara teratur. Berikut adalah strategi monitoring dan evaluasi yang dilakukan berbagai pihak:
pemerintah desa Teluk Rumbia dan Rantau Gedang, dua desa percontohan, sepakat
a. Komite Kesehatan Kecamatan dan Puskesmas
untuk mengalokasikan anggaran desa (DAAD) sebesar Rp. 50, 000 per bulan sebagai ‘gaji
Komite Kesehatan Kecamatan (K3)
pokok’ bagi dukun dan memberikan insentif
mengadakan pertemuan bulanan untuk
tambahan menggunakan dana Jampersal
mengevaluasi kemitraan bidan-dukun. Dalam
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
163
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
pertemuan ini, kepala Puskesmas menyarankan
Untuk menindaklanjuti hasil pemantauan
agar program kemitraan direplikasi di tiga desa
dan evaluasi, Puskesmas Singkil mulai
lain karena masih banyak proses persalinan
mengembangkan kartu emergensi persalinan
dilakukan tanpa bantuan tenaga medis yang
dengan nomor kontak kepala Puskesmas,
terlatih di desa-desa itu. Program berhasil
koordinator bidan, bidan desa, kepala desa dan
direplikasi di ketiga desa tersebut melalui
komite kesehatan kecamatan.
komitmen bersama yang serupa antara bidan, dukun dan kepala desa.
Dengan adanya dukungan dari masyarakat dan peraturan dari kepala desa, inisiatif ini berhasil
c. Dinas Kesehatan
Dinas kesehatan kabupaten menyusun data dari Puskesmas untuk melakukan evaluasi tahunan
mengalami kemajuan. Warga masyarakat terus
terhadap pelaksanaan inisiatif di kedua desa.
memantau jalannya inisiatif dan berpartisipasi
Dinas kesehatan juga melakukan evaluasi
dalam pelaksanaannya.
terhadap pelayanan persalinan yang ditangani setiap tahun, dengan mengadakan pengawasan
b. Puskesmas
Koordinator bidan Puskesmas mengadakan kunjungan lapangan setiap bulan ke desadesa mitra untuk memantau kepatuhan terhadap MOU yang telah ditandatangani dan mencocokkan hasil yang dicapai dengan dokumen perencanaan.
Selain itu, nomor hotline di Puskesmas
tambahan terhadap kemitraan bidan-dukun.
Anggaran yang Diperlukan Untuk melaksanakan kemitraan dukun-bidan di Aceh Singkil, berbagai pemangku kepentingan menyediakan dana guna mendukung inisiatif ini: •
2012 sebesar Rp.56.250.000 untuk kegiatan
Singkil tersedia untuk menerima keluhan dari masyarakat sehubungan dengan pelayanan bidan dan dukun di desa-desa mitra.Nomor
kemitraan bidan-dukun. •
untuk replikasi inisiatif ini di Puskesmas-
akses dan meningkatkan daya tanggap kesehatan masyarakat. Misalnya, ibu-ibu hamil
Puskesmas lain. •
atau bantuan bidan.
164
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Puskesmas Singkil dengan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) tahun 2013
telah menggunakan nomor hotline ini untuk meminta pelayanan darurat seperti ambulan
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Singkil tahun 2013 sebesar Rp.37.577.000, termasuk dana
hotline ini telah digunakan untuk memudahkan pemerintah terhadap kebutuhan perawatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Singkil tahun
sebesar Rp.25.000.000 •
LSM IMPACT-Yayasan Daun dari hibah internasional sebesar Rp.40.000.000 dan
www.kinerja.or.id
dari kontribusi sumber sendiri sebesar Rp.141.346.584 •
Dampak dan Perubahan
Anggaran Jaminan Persalinan sebesar
Keluaran konkret yang dicapai oleh kemitraan bidan-
Rp.50.000 untuk setiap persalinan yang dibantu
dukun adalah sebagai berikut:
bersama •
Anggaran desa Teluk Rumbia dan Rantau Gedang sebesar Rp.50.000 per bulan per dukun
1. Surat Keputusan Kepala Kampung (Desa) Teluk Rumbia No. 35/VII/IV/2012 tentang insentif untuk dukun dengan struktur kemitraan.
Sumber daya manusia yang terlibat dalam
2. Surat Keputusan Kepala Kampung (Desa)
pelaksanaan kemitraan bidan dan dukun adalah
Rantau Gedang No. 01/07/2012 tentang insentif
sebagai berikut:
untuk dukun dengan struktur kemitraan. 3. MOU di Teluk Rumbia antara bidan desa dan
•
Kepala Puskesmas
dukun untuk meresmikan hubungan kerjasama
•
Komite Kesehatan Kecamatan (K3)
yang sedang terjalin.
•
Koordinator bidan dan bidan-bidan di desa Teluk
•
4. MOU di Rantau Gedang antara bidan desa dan
Rumbia dan Rantau Gedang
dukun untuk meresmikan hubungan kerjasama
Dukun dari desa Teluk Rumbia dan Rantau
yang sedang terjalin.
Gedang •
Koordinator kesehatan desa
Keluaran tersebut telah menyumbang kepada
•
Dukungan teknis dari spesialis pelayanan publik
pencapaian berikut ini:
dan spesialis tata kelola yang disediakan oleh LSM lokal dan internasional.
1. Perbaikan pelayanan petugas medis dan penurunan jumlah persalinan yang dibantu
Semua sumber daya yang disebutkan di atas
hanya oleh dukun. Hubungan kerjasama antara
berperan aktif dalam mendukung dan mendorong
bidan dan dukung di desa Teluk Rumbia dan
pelaksanaan inisiatif di Aceh Singkil. Komitmen
Rantau Gedang memungkinkan dilakukannya
ini ditingkatkan melalui serangkaian diskusi dalam
rujukan lebih dini untuk mendapatkan bantuan
bentuk FGD, rapat koordinasi dan lokakarya. Diskusi
medis profesional dan penyuluhan perawatan
yang diadakan secara terbuka dan bersifat umum
kehamilan. Hal ini membantu mengatasi
ini sangat penting dalam membangun pemahaman
mitos yang berkembang di masyarakat
bersama di kalangan warga desa dan memperkuat
bahwa menyampaikan informasi kepada
dukungan untuk mencapai keberhasilan program.
tenaga profesional medis sejak tahap awal kehamilan dapat memberikan pengaruh negatif. Pemeriksaan triwulan pertama telah meningkat menjadi 100% dari seluruh kehamilan yang
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
165
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
diketahui di desa yang mengadakan kemitraan
telah dibantu melalui kemitraan baru bidan
bidan-dukun.
dan dukun.
2. Perbaikan pelayanan turut menghapuskan
•
Hasil diskusi kelompok fokus
praktek persalinan yang ditangani dukun di desa
memperlihatkan bahwa kepercayaan antara
sekitar Puskesmas Singkil pada tahun 2013 –
bidan dan dukun telah semakin baik di
suatu pencapaian luar biasa mengingat praktek
desa-desa program percontohan. Bidan
ini masih umum di kecamatan-kecamatan lain.
dan dukun menyatakan bahwa kemitraan
3. Warga masyarakat di desa Teluk Rumbia dan
mereka telah memperjelas batas-batas
Rantau Gedang serta desa-desa mitra lainnya
tugas dan tanggung jawab mereka. Dukun
mulai mempercayai tenaga medis untuk pertama
merasa bahwa, dengan kemitraan, tugas
kalinya.
mereka menjadi lebih mudah karena bidan bertanggung jawab atas aspek klinis dan
Bukti anekdotal dan kesaksian masyarakat
dapat diandalkan ketika terjadi komplikasi.
yang ditemukan selama kunjungan pemantauan
Demikian pula, bidan mengatakan bahwa
dan evaluasi bulanan oleh Puskesmas Singkil
dukun telah membantu berbicara dengan
ke desa-desa peserta kemitraan bidan-dukun
ibu-ibu dan keluarga mereka serta
menyingkapkan dampak-dampak berikut ini:
menenangkan mereka selama proses persalinan, menangani aspek-aspek penting
a. Dampak terhadap Kualitas Pelayanan:
non-medis. •
•
•
Kepala Puskesmas Singkil mengatakan
Statistik kesehatan menunjukkan bahwa
bahwa melalui perluasan jaringan dukun,
angka kematian ibu di Puskesmas Singkil
Puskesmas mendapatkan kesempatan
menurun ke titik nol pada tahun 2013. Pada
yang lebih baik untuk mengetahui adanya
tahun 2012, terdapat satu kematian ibu.
ibu-ibu hamil muda di wilayah pelayanan
Statistik serupa yang dikelola oleh
Puskesmas. Karena dukun sekarang
Puskesmas Singkil menunjukkan adanya
membagikan informasi kepada Puskesmas
penurunan jumlah persalinan yang
maka kehamilan yang berpotensi berisiko
ditangani oleh dukun dalam pelayanan
tinggi dan persalinan yang akan segera
Puskesmas dari 17 persalinan pada tahun
terjadi lebih cepat teridentifikasi.
2011 menjadi delapan pada tahun 2012, dan menjadi hanya dua pada tahun 2013. Patut diperhatikan bahwa dua persalinan
b. Dampak terhadap Akses ke Pelayanan Kesehatan:
yang dibantu oleh dukun pada tahun 2013 terjadi di desa di luar wilayah program
166
• Dukun terbukti sangat penting dalam
percontohan. Dari Januari 2012 sampai
mendorong ibu hamil untuk menjalani
Oktober 2013, sebanyak 214 persalinan
pemeriksaan kehamilan di sarana kesehatan
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
yang tepat. Sebagai hasilnya, 113 ibu hamil
untuk berpartisipasi dalam perluasan
melakukan pemeriksaan triwulan pertama
pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
kehamilan mereka pada tahun 2012 dan 109
Sebagian besar penerima manfaat
ibu lagi sampai Oktober 2013.
langsung dengan terus terang mengatakan
• Program kemitraan bidan-dukun telah
mendukung penerapan inisiatif yang lebih
mengidentifikasi kendala logistik yang
luas dan replikasi lebih jauh di desa-desa
menghambat pelayanan kesehatan
lain dan di kecamatan baru.
sehingga akhirnya mendorong pembentukan pelayanan hotline Puskesmas Singkil untuk keadaan darurat. Melalui nomor hotline ini, ibu-ibu yang akan melahirkan dapat memesan ambulan dan ambulan air untuk transportasi darurat ke Puskesmas. Pelayanan ini bukan hanya mempengaruhi ibu hamil melainkan juga mempunyai dampak yang jauh lebih luas terhadap masyarakat sekitarnya. • Berkat adanya kemitraan bidan-dukun, kaum ibu sekarang dapat mengakses pelayanan kesehatan profesional dalam bahasa yang mereka pahami. Dengan adanya pelayanan dukun sebagai perantara
Pembelajaran Inisiatif ini berhasil berkat adanya komitmen dari pemerintah lokal dan tokoh masyarakat. Tanpa kerjasama dari mereka, inisiatif dinas kesehatan ini tidak akan diterima oleh masyarakat atau perubahan perilaku tidak akan terjadi begitu cepat. Pendekatan yang menekankan partisipasi publik untuk meningkatkan rasa memiliki dan akuntabilitas atas hasil terbukti sangat diperlukan.
a. Pembelajaran yang dipetik dari Kemitraan Bidan dan Dukun:
bagi masyarakat desa, bidan sekarang
• Partisipasi publik sangat penting untuk
dapat lebih efektif berkomunikasi dengan
keberhasilan.
pasien-pasiennya.
c. Dampak terhadap Publik: • Diskusi kelompok fokus telah meningkatkan kesadaran masyarakat di desa-desa yang ikut dalam program kemitraan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan dan mencari bantuan medis untuk proses persalinan yang aman.
Komitmen yang kuat dari para pemangku kepentingan termasuk dinas kesehatan, Puskesmas, bidan, dukun dan kepala desa merupakan kunci keberhasilan dalam pelaksanaan inisiatif kemitraan. Tanpa adanya partisipasi aktif masyarakat, kesadaran dan komitmen untuk menanggulangi masalah tidak mungkin terwujud.
• Diskusi kelompok fokus telah menciptakan peluang baru bagi desa-desa yang bermitra
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
167
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
•
• Kepercayaan antara mitra-mitra
Perubahan tradisi budaya yang telah dipelihara secara turun-temurun.
pembangunan merupakan prasyarat untuk keberhasilan.
Mengubah tradisi yang sudah berlangsung
Pengakuan dukun sebagai sumber daya
turun-temurun tidak mudah dan membutuhkan
masyarakat yang penting dan pelaku utama
strategi dan pendekatan yang sesuai dengan
perubahan terhadap hasil-hasil kesehatan
adat istiadat di masyarakat. Dalam kemitraan
ibu dan anak menjadi faktor penting bagi
bidan dan dukun, penguatan dukun merupakan
keberhasilan inisiatif. Demikian pula, menyoroti
strategi yang tepat untuk mengupayakan
peranan bidan sebagai sumber daya dan
perubahan pengakuan peranan strategis
bukan sebagai ancaman terhadap mata
mereka di tingkat desa. Struktur budaya
pencaharian dukun memungkinkan setiap mitra
masyarakat memainkan peranan penting dalam
melaksanakan kewajibannya dengan lebih
mempengaruhi perilaku dan mempromosikan
efektif.
praktek-praktek persalinan aman dalam cakupan yang lebih luas. Karena sesepuh di
Melalui kemitraan bidan dan dukun, posisi
masyarakat sangat dihormati oleh masyarakat
mereka dihormati, dihargai dan tidak dapat
maka pendekatan kemitraan ini merupakan
dipisahkan dengan angka kematian ibu dan
pendekatan yang tepat dalam konteks budaya.
anak di masyarakat.
b. Tantangan yang dihadapi dan solusi • Insentif yang tepat dibutuhkan untuk membuat perubahan perilaku .
Selama pelaksanaan program ini, ada beberapa kendala yang terjadi, diantaranya adalah:
Peraturan yang jelas, yang menjelaskan dan melindungi peranan setiap pihak merupakan
• Kendala utama yang dihadapi dalam
pendorong yang besar bagi keberhasilan
pelaksanaan inisiatif adalah adat istiadat
program ini.
yang sudah tertanam kuat dan penolakan warga masyarakat untuk berubah.
• Komunikasi yang terus-menerus dibutuhkan
Puskesmas di beberapa wilayah di Aceh
untuk menjaga hubungan kerjasama.
Singkil pernah melakukan kampanye,
Kunjungan ke masyarakat setiap bulan oleh
kegiatan dan kunjungan promosi dan
staf Puskesmas dan nomor hotline 24 jam/
sosialisasi kesehatan; tetapi perilaku
hari membantu menjaga jalur komunikasi
masyarakat terhadap kesehatan tidak
tetap terbuka, yang menjadi kunci dalam
banyak berubah. Tradisi seperti lebih
mengidentifikasi dan menyelesaikan kendala yang timbul.
168
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
senang melahirkan di rumah atau
• Kadang-kadang, komitmen bidan terhadap
kepercayaan bahwa membagikan informasi
pengaturan baru ini memudar, tapi upaya
tentang kehamilan masa awal kepada
pemantauan dan evaluasi Puskesmas
petugas medis dapat menyebabkan sang
Singkil dan dinas kesehatan telah
bayi rentan terhadap “ilmu hitam”, masih
membantu mempertahankan semangat
tertanam kuat.
mereka dan menanggulangi permasalahan yang timbul.
Bertahannya kebiasaan-kebiasaan ini sebagian disebabkan oleh kenyataan bahwa
• Pengumpulan data yang berkaitan dengan
dukun hanya memiliki sekilas pemahaman
dampak oleh Puskesmas dari penerima
tentang aspek medis perawatan kehamilan,
manfaat program perlu lebih diperkuat, yang
praktek persalinan aman atau perawatan
telah dicantumkan dalam rencana aksi tahun
pasca melahirkan dan banyak bidan tidak
depan.
dapat berbicara dalam bahasa lokal yang menghambat mereka untuk menghadapi tradisi tersebut dengan contoh-contoh berbasis bukti. • Pendekatan berbasis masyarakat yang dilakukan oleh Puskesmas Singkil dalam pelaksanaan kemitraan bidan-dukun membuka peluang untuk menemui ibuibu hamil dan keluarga mereka serta tokoh masyarakat dan tokoh agama yang berpengaruh untuk membahas pentingnya inisiatif baru ini bagi kesehatan keluarga di masyarakat. Keterlibatan dukun dalam formasi “tradisi baru” membantu mengurangi penolakan terhadap perubahan dengan tetap menghormati kedudukan mereka yang dihormati di masyarakat dan memberikan akses ke bantuan persalinan medis yang modern serta penyuluhan pra dan pasca melahirkan.
www.kinerja.or.id
Rekomendasi Untuk memastikan agar kemitraan bidan-dukun di Puskesmas Singkil dan Kabupaten Aceh Singkil secara keseluruhan berjalan secara berkelanjutan, maka langkah-langkah berikut ini adalah penting sekali: • Dukungan secara hukum atau legal sangat penting. Di Aceh Singkil, sudah ada berperapa surat keputusan kepala desa/ kampung • Pembuatan MOU di antara bidan dan dukun harus transparan dan melibatkan pemangku kepentingan. • Dukungan anggaran yang memadai adalah kunci sukses juga. Untuk memastikan bahwa inisiatif ini terus lanjut, Dinas Kesehatan Aceh Singkil sudah mengalokasikan Rp 938,6 juta untuk replikasi inisiatif ini, ditambah dengan
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
169
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Rp. 6 juta untuk evaluasi inisiatif yang sudah
sektor. Beberapa lokakarya mini diadakan untuk
dilaksanakan.
mempertemukan bidan, dukun, kepala desa,
• Partisipasi para pihak penting untuk membangun percaya diantara pemerintah dan
tokoh agama, petugas kesehatan desa, tokoh masyarakat dan aktor yang lain.
masyarakat serta kesepahaman bersama antar
Testimoni Rahma Efrida Pohon Bidan Desa Rantau Gedang, Aceh Singkil “Setelah adanya kemitraan ini, saya merasa lebih terbantu karena setiap ada pasien persalinan saya ditelpon lebih cepat dan tidak ada kata terlambat. Dan saya terbantu dengan hubungan dengan masyarakat. Harapan saya ke depannya dengan keadaannya kemitraan ini saya harapkan persalinan di desa Rantau Gedang ini adalah ditolong oleh tenaga kesehatan atau bidan. Dan kepada aparat desa atau toko-toko masyarakat agar dapat mendukung saya sepenuhnya dalam melakukan kerjasama ini dengan dukung kampung.” Detail Kontak Bapak Eddy Widodo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Singkil Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Singkil Jl. Bahari No. 55, Aceh Singkil Email:
[email protected]
170
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Bahan Bacaan 3.2.
secara partisipatif dan melibatkan berbagai unsur, seperti DPRD, media, dunia usaha dan LSM. Proyek ini bertujuan untuk menyederhanakan proses perizinan dan memberikan pelayanan perizinan yang transparan dan sesuai dengan standar
Praktik Cerdas KINERJA
Mendukung Iklim Usaha yang Baik (Business Enabling Environment/BEE) melalui Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu di Barru, Sulawesi Selatan Ringkasan Sebelum program pelayanan perizinan terpadu satu pintu diterapkan di Barru, kualitas pelayanan perizinan di kabupaten ini masih tergolong rendah. Proses perizinan kantor PTSP di Kabupaten Barru masih lebih lama dari standar nasional dan pemohon masih harus membayar lebih mahal dari harga resmi. Misal, untuk mengurus surat izin perdagangan (SIUP) dan tanda daftar perusahaan (TDP) rata-rata perlu waktu lebih dari tiga hari. Namun, Kabupaten Barru menyadari bahwa proses perizinan yang rumit dan mahal telah melemahkan daya saingnya dalam mempromosikan investasi swasta, mengurangi dukungan swasta bagi pemerintah dan mencerminkan tata kelola yang buruk dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Barru meluncurkan program pelayanan perizinan terpadu satu pintu
www.kinerja.or.id
operating procedure (SOP) yang pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan iklim usaha.
Situasi sebelum Inisiatif Kesulitan untuk memulai usaha di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Berdasarkan sepuluh indikator Ease of Doing Business2014, Indonesia masih berada di peringkat bawah, yaitu ke 175 – turun dari peringkat 171 di tahun sebelumnya. Secara khusus, Indonesia masih memiliki kelemahan di dua aspek yaitu jumlah prosedur dan waktu yang jauh lebih buruk daripada negaranegara Asia Timur dan Pasifik (EAP) serta anggota OECD. Untuk mendirikan usaha baru di Indonesia, sebuah perusahaan harus menempuh sepuluh prosedur (rata-rata EAP: tujuh prosedur; OECD: lima prosedur) dan membutuhkan waktu 48 hari (EAP: 38 hari, OECD: 11 hari). Meskipun data untuk survei ini dikumpulkan di ibukota negara, Jakarta, data tersebut menunjukkan permasalahan nasional dalam proses formalisasi usaha yang rumit dan korup. Hal ini pernah dibahas secara luas di Indonesia, khususnya sejak dimulainya desentralisasi pada tahun 2001. Pada tahun 2006, Pemerintah Indonesia mulai mempromosikan pembentukan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) untuk perizinan usaha di semua tingkat pemerintahan dalam rangka
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
171
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
menyederhanakan proses perizinan. Sebagaimana
belum memiliki prosedur operasional standar (SOP)
diidentifikasi oleh Rustiani, dkk (2012), jumlah kantor
untuk memproses permohonan izin atau menangani
PTSP daerah yang dibentuk di Indonesia telah
pengaduan.
meningkat dari 111 pada tahun 2001-2005 menjadi 404 kantor (76% dari jumlah total) pada tahun 2012.
Tantangan ini menjadi penyebab kurangnya kualitas
Akan tetapi,laporan tersebut mengidentifikasi bahwa
kinerja pelayanan perizinan. Kantor ini rata-rata
hampir 69% kantor PTSP mempunyai wewenang
memerlukan waktu 20 hari kerja untuk menerbitkan
yang terbatas atau tidak mempunyai wewenang
sebuah izin dan pemohon dikenakan biaya 15-20%
sama sekali untuk menerbitkan lebih dari 100 jenis
lebih mahal daripada tarif resmi. Diperkirakan hanya
izin di tingkat daerah sehingga kurang bermanfaat
26% dari 2.781 perusahaan memiliki izin yang
bagi perusahaan-perusahaan swasta.
masih berlaku pada tahun 2011. Investasi swasta tahunan rata-rata mencapai sekitar Rp 67,8 miliar
Disamping itu, kualitas pelayanan juga masih
setiap pada tahun 2010-11, sekitar 4% dari PDRB
rendah. Misalnya, sekitar 40% kantor PTSP perlu
kabupaten. Pemilik usaha, khususnya yang terlibat
waktu lebih dari tiga hari (standar nasional) untuk
dalam berbagai asosiasi bisnis, mengeluhkan situasi
mengurus surat izin usaha perdagangan (SIUP) dan
perizinan dalam berbagai kesempatan.
tanda daftar perusahaan (TDP); sekitar 80% kantor masih membebankan biaya kepada pemohon,
Namun, Pemerintah Kabupaten Barru menyadari
padahal seharusnya bebas biaya; dan sekitar
bahwa buruknya kinerja di bidang perizinan
separuh dari jumlah total kantor PTSP meminta
usaha telah melemahkan daya saingnya dalam
lebih banyak dokumen untuk diajukan oleh pemohon
mempromosikan investasi swasta, mengurangi
daripada standar nasional. Pada dasarnya,
dukungan swasta bagi pemerintah dan
kebanyakan pemerintah daerah hanya memenuhi
mencerminkan tata kelola yang buruk dalam
kewajibannya untuk membentuk PTSP tanpa banyak
penyelenggaraan pelayanan publik.
memperbaiki pelayanan perizinan. Pemerintah Kabupaten Barru, salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan dengan 165.900 penduduk (2010) juga mengalami hal serupa. Pada tahun 2008, Kabupaten Barru menerbitkan peraturan daerah untuk membentuk PTSP, namun dua tahun kemudian, daerah ini baru mengangkat kepala kantornya dan mengoperasikan PTSP. Pada tahun 2010-2011, PTSP hanya berwenang mengeluarkan
Strategi Implementasi Pemerintah Kabupaten Barru mengatasi hambatan di bidang perizinan ini secara partisipatif. Pemerintah tidak membuat rencana program yang terperinci terlebih dahulu untuk dilakukan begitu saja, tapi terus menyesuaikan rencana tersebut berdasarkan kebutuhan dan kesempatan yang diidentifikasi.
tujuh jenis izin sedangkan 122 sisanya masih menjadi kewenangan 14 instansi teknis. PTSP
172
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Pemerintah Kabupaten Barru mengembangkan
hasil pemetaan ini, konsultasi formal dan
kerangka pelaksanaan program untuk memandu
informal diadakan dengan instansi teknis dan
proses reformasi sebagai berikut:
sektor swasta untuk mengidentifikasi jenis izin yang dapat dihapuskan, digabungkan
a. Membentuk kelompok kerja reformasi
atau dialihkan kepada PTSP. Pemerintah
perizinan.
Barru mengadopsi pendekatan bertahap dan oportunistik – izin-izin yang berada di bawah
Pemerintah kabupaten membentuk sebuah
instansi teknis dengan dukungan yang kuat
kelompok kerja yang dipimpin oleh PTSP
untuk melakukan reformasi diprioritaskan.
dengan anggota dari badan eksekutif dan legislatif daerah (DPRD) untuk memimpin
d. Membangun dukungan yang lebih luas untuk reformasi.
proses reformasi perizinan. b. Lebih memahami masalah perizinan dengan
Serangkaian diskusi yang disebutkan di atas
mengetahui pandangan sektor swasta dan
juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
instansi teknis.
dan memperluas jaringan pendukung reformasi perizinan di kalangan eksekutif bisnis dan
Kelompok kerja mengadakan serangkaian
organisasi masyarakat sipil. Selain diskusi tatap
diskusi dengan instansi teknis lokal maupun
muka, acara talkshow di radio juga disiarkan
sektor swasta. Selain itu, survei kepuasan
dengan melibatkan masyarakat luas. Tuntutan
masyarakat diadakan pada awal tahun 2012
masyarakat umum, organisasi masyarakat sipil
untuk mengukur secara kuantitatif kepuasan
(terutama sektor swasta) dan anggota DPRD
terhadap pelayanan perizinan. Hasil diskusi dan
efektif dalam mendorong reformasi di lingkungan
survei mempertegas bahwa warga masyarakat
pemerintah.
harus membayar perizinan lebih mahal dari biaya resmi, menunggu dalam jangka waktu
e. Menerbitkan kerangka regulasi untuk reformasi perizinan.
lama, dan merasakan ketidakpastian dalam proses perizinan. c. Memetakan izin dan mengembangkan rencana pengurangan izin.
Berdasarkan proses di atas, Pemerintah Kabupaten menerbitkan dua peraturan daerah yang membatasi jenis izin yang diwajibkan untuk menjalankan usaha di kabupaten menjadi
Biro Hukum Pemerintah Kabpaten Barru
30 jenis pada tahun 2011 dan 2012. Selain
mengadakan kegiatan pemetaan yang
itu, Surat Keputusan Bupati diterbitkan untuk
mengidentifikasi 129 jenis izin, 95% di antaranya
menghapuskan pungutan yang berkaitan
belum diserahkan kepada PTSP. Berdasarkan
dengan jenis izin lain untuk usaha mikro dan
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
173
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
kecil. Tiga peraturan diterbitkan pada tahun
dan obrolan (talkshow) di radio, acara “hari
2012-2013 untuk secara bertahap menyerahkan
perizinan massal” diselenggarakan pada tahun
wewenang perizinan atas 23 jenis izin kepada
2012 untuk menjangkau usaha-usaha mikro
PTSP. Dua peraturan tentang SOP – di bidang
dan milik perempuan. Sekitar 60% dari 360
perizinan usaha dan penanganan pengaduan –
pemilik usaha lokal yang berpartisipasi adalah
diterbitkan pada tahun 2012. Surat keputusan
perempuan.
bupati diterbitkan untuk membentuk tim teknis PTSP pada tahun 2012. Selain itu, tiga surat
Pemantauan dan evaluasi diadakan melalui
keputusan lain dikeluarkan untuk meningkatkan
kegiatan-kegiatan berikut ini:
kinerja PTSP – mengenai tunjangan tambahan untuk staf PTSP, kode perilaku dan maklumat
a. Pelaporan internal pemerintah.
pelayanan. f. Meningkatkan kapasitas staf PTSP dan
PTSP bertugas untuk memantau kualitas pelayanan, hasil dan dampak perbaikan
anggota tim teknis.
pelayanan perizinan dan menyampaikan laporan kepada bupati dan pimpinan instansi teknis
LSM YAS memberikan pelatihan kepada
terkait setiap bulan. Indikator-indikator yang
staf PTSP dan anggota tim teknis mengenai
dilaporkan meliputi jumlah izin yang dikeluarkan
pelaksanaan SOP dan standar pelayanan serta
dan dana yang dikumpulkan dari pungutan
membantu mempromosikan budaya kantor yang
perizinan. Selain itu, PTSP sesekali menyusun
berorientasi pada pelayanan.
laporan dan memo kepada kabupaten untuk menyampaikan masalah-masalah spesifik yang
g. Mempersiapkan infrastruktur fisik.
perlu ditindaklanjuti di tingkat yang lebih tinggi maupun untuk mengusulkan inisiatif reformasi
Tata ruang kantor diubah untuk menciptakan
yang baru.
ruang depan dan belakang (front/back offices). Informasi tentang prosedur dan
b. Pelaksanaan survei kepuasan masyarakat.
persyaratan perizinan dicantumkan pada papan pengumuman dan internet. Infrastruktur penanganan pengaduan dipasang.
Seperti disebutkan di atas, Pemda mengadakan survei setiap tahun untuk mengukur kepuasan masyarakat yang dilayani oleh PTSP. Untuk
h. Mempromosikan PTSP dan meningkatkan cakupan pelayanan.
menjaga kualitas dan integritas survei maka sebuah perusahaan survei independen dikontrak untuk melaksanakan survei.
Selain mempromosikan PTSP dan reformasi pelayanan perizinan melalui acara-acara publik
174
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
c. Rapat rutin dengan asosiasi pengusaha.
Dampak dan Perubahan
PTSP bertemu dengan asosiasi pengusaha
Ada tiga keluaran yang paling signifikan dari inisiatif
setiap triwulan terutama untuk membahas hasil-
ini:
hasil pelaksanaan mekanisme penanganan pengaduan maupun mengupas masalah-
a. Berkurangnya jenis izin usaha yang
masalah yang belum terselesaikan yang
diwajibkan oleh Pemerintah Kabupaten
disampaikan oleh sektor swasta.
Barru.
Sebelum pendampingan, ada 129 jenis izin
Anggaran yang Diperlukan
yang diwajibkan oleh Pemerintah Kabupaten
Pemerintah Kabupaten Barru mengeluarkan
intensif dengan instansi teknis dan sektor
dana dalam jumlah besar untuk mendesain dan
swasta, sekarang hanya ada 30 jenis izin yang
melaksanakan inisiatif ini dan untuk mengoperasikan
diwajibkan setelah pendampingan (berkurang
PTSP, yang terdiri dari Rp.409 juta pada tahun 2011,
77%). Deregulasi yang signifikan telah
Rp.558 juta pada tahun 2012, dan Rp.998 juta pada
memudahkan akses ke formalisasi usaha dan
tahun 2013. Selain itu, LSM YAS mendapatkan
mengurangi peluang untuk melakukan korupsi.
Barru. Melalui pemetaan izin dan diskusi yang
dukungan dari Program USAID-KINERJA yang mengalokasikan pendanaan sekitar Rp.393 juta
b. Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan.
dan Rp.283 juta masing-masing pada tahun 2012 dan 2013. Dana ini digunakan untuk membiayai
Saat ini 30 jenis izin usaha seluruhnya dapat
pelatihan/lokakarya/rapat dan kegiatan-kegiatan lain
diterbitkan oleh PTSP. Selain itu, waktu
serta biaya personil YAS dan perjalanan.
pengurusan menjadi jauh lebih singkat.
Sumber daya teknis yang digunakan meliputi
waktu resmi untuk memproses dan menerbitkan
pedoman dan modul pelatihan tingkat nasional serta
izin berkurang sebanyak 30%, terutama
pengalaman kelembagaan YAS dalam mendukung
karena PTSP dapat memproses berbagai
pengembangan PTSP di kabupaten-kabupaten lain
izin secara serentak. Diperkirakan waktu
di Sulawesi Selatan. Sumber daya manusia yang
aktual untuk memproses izin secara umum
digunakan adalah pemangku kepentingan lokal di
berkurang sebanyak 50%. Hal ini terutama
Berdasarkan lima izin dasar1 sebagai proksi,
Barru – pemerintah, sektor swasta dan CSO lainnya – dan personil YAS. 1 Izin mendirikan bangunan (IMB), izin gangguan/lokasi (HO/SITU), tanda daftar industri (TDI), surat izin usaha perdagangan (SIUP), dan tanda daftar perusahaan (TDP).
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
175
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
dihasilkan oleh peraturan-peraturan daerah
dampak yang terukur:
yang diterbitkan, khususnya tentang penyerahan wewenang, SOP untuk menerbitkan izin dan
a. Meningkatnya jumlah izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Barru.
peningkatan kapasitas staf PTSP dan anggota tim teknis PTSP. Survei kepuasan masyarakat memperkuat perbaikan ini, meningkat dari
Sebelum pendampingan, Pemerintah Kabupaten
77,3% pada tahun 2011 menjadi 82,0% setahun
Barru hanya menerbitkan 590 izin (2010)
kemudian.
dan 997 izin (2011). Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan tata kelola PTSP
c. Meningkatnya tata kelola pelayanan
serta adanya upaya-upaya spesifik untuk
perizinan.
menjangkau masyarakat miskin, usaha mikro dan milik perempuan (misalnya melalui acara
Informasi yang jelas dan transparan tentang
“perizinan massal”) telah meningkatkan jumlah
persyaratan dan prosedur untuk mengurus
izin sebanyak 391% pada tahun 2012 menjadi
izin usaha maupun penerapan mekanisme
4.900 izin. Pada tahun 2013, karena tidak
penanganan pengaduan (saluran yang ada
ada upaya spesifik untuk menjangkau usaha-
meliputi telepon, pesan pendek/SMS, kotak
usaha tersebut, jumlah izin yang dikeluarkan
saran, secara pribadi dan email) secara
diperkirakan sekitar 3.100 izin.
signifikan telah mengurangi peluang untuk melakukan korupsi. Peningkatan indeks
b. Meningkatnya formalisasi usaha.
kepuasan masyarakat yang disebutkan di atas mencerminkan hal ini. Survei tahun 2012
Pemerintah Kabupaten Barru memperkirakan
juga tidak menemukan pengaduan tentang
bahwa tingkat formalisasi usaha hanya
biaya yang tidak relevan. Hal ini merupakan
mencapai 26% dari 2.761 perusahaan pada
hasil dari diterbitkannya peraturan daerah
tahun 2011, sebelum dilakukan pendampingan.
tentang SOP penanganan pengaduan serta
Setelah pendampingan, tingkat formalisasi
tunjangan tambahan untuk staf PTSP. Selain
usaha meningkat menjadi 53% dari 3.068
itu, perbaikan infrastruktur fisik dan dorongan
perusahaan pada tahun 2012 dan meningkat
untuk berinteraksi dengan CSO, khususnya
lagi menjadi 70% dari 3.221 perusahaan pada
asosiasi pengusaha, telah menyumbang kepada
tahun 2013 (per akhir November).
pencapaian ini c. Menjangkau usaha kecil dan milik perempuan dengan lebih baik.
Deregulasi perizinan, meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan tata kelola PTSP serta sosialisasi yang lebih intensif kepada usaha mikro dan pengusaha miskin telah menghasilkan empat
176
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Acara “hari perizinan massal” yang memberikan izin secara gratis kepada usaha mikro telah
www.kinerja.or.id
meningkatkan secara signifikan akses ke
di Barru yang cocok untuk direplikasi di kabupaten-
kegiatan ekonomi formal untuk kelompok
kabupaten lain di seluruh Indonesia dan di negara-
ini. Pada tahun 2010, hanya 52 usaha mikro
negara lain:
(dengan modal kurang dari lima juta rupiah) yang mendapatkan izin usaha. Angka tersebut
a. Komitmen yang kuat dari bupati perlu
naik menjadi 82 orang pada tahun 2011, tetapi
dioperasionalisasikan melalui manajemen
melonjak menjadi 394 orang pada tahun 2012.
tingkat menengah.
Sebagian besar pemilik usaha ini berasal dari keluarga berpenghasilan rendah. Inisiatif ini
Bupati Barru telah memperlihatkan komitmen
juga berhasil meningkatkan jumlah usaha milik
yang kuat untuk memperbaiki iklim investasi
perempuan yang mendapatkan izin. Misalnya,
khususnya untuk masyarakat miskin dan usaha
pada tahun 2010, hanya 24% perusahaan
mikro. Tetapi, perbaikan yang berarti hanya
swasta yang mendapatkan surat izin usaha
dapat dilakukan apabila manajemen tingkat
perdagangan (SIUP) dimiliki oleh perempuan,
menengah mampu mengoperasionalisasikan
sedangkan pada tahun 2013, jumlahnya
komitmen tersebut dan membangun koalisi
mencapai 45%.
untuk reformasi di internal pemerintah. Saat yang tepat adalah ketika kelompok kerja
d. Investasi baru yang signifikan.
perizinan dibentuk yang beranggotakan para wakil dari PTSP, Badan Perencanaan
Seperti yang diharapkan, nilai investasi
Pembangunan Daerah dan beberapa divisi di
meningkat tajam meskipun agak lama setelah
lingkuntan Sekretariat Daerah. Kelompok kerja
pendampingan. Pada tahun 2010 dan 2011,
ini merupakan pendorong utama perubahan
berdasarkan catatan Pemda, investasi masing-
yang sangat efektif untuk bekerja sama dengan
masing hanya mencapai Rp.42,8 miliar (dan
instansi teknis lainnya.
Rp.92,8 miliar Pada tahun 2012 terjadi kenaikan sebesar 50% menjadi Rp.147,0 miliar. Setahun
b. Reformasi substansial akan menghadapi
kemudian (sampai 5 Desember 2013), investasi
penolakan sehingga dibutuhkan pendekatan
sektor swasta mencapai Rp.1.306,4 miliar atau
bertahap untuk menanggulanginya.
hampir sembilan kali nilai investasi tahun 2012.
Kurang realistis untuk berharap bahwa instansi teknis yang sebelumnya memiliki kuasa
Pembelajaran Ada tiga pembelajaran utama yang dapat dipetik dari penyederhanaan perizinan dan perbaikan tata kelola
www.kinerja.or.id
untuk menerbitkan izin akan menyerahkan wewenangnya begitu saja dengan adanya berbagai insentif politik dan, barangkali, insentif ekonomi, di tingkat lembaga maupun
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
177
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
perorangan. Kelompok kerja perizinan sebagai
Tantangan dan Solusi
pendorong reformasi perlu bersabar dalam meyakinkan instansi teknis untuk mendukung
Selama program ini dijalankan ada beberapa
proses reformasi. Pendekatan bertahap yang
tantangan yang dihadapi, antara lain adalah:
diadopsi dalam inisiatif ini berguna dari dua segi: (i) perlahan-lahan membangun kapasitas PTSP;
a. Penolakan dari instansi teknis lokal yang biasa
dan (ii) memberikan bukti keberhasilan yang
mengelola penerbitan izin sebelum penyerahan
dapat meyakinkan pihak-pihak yang dulunya
wewenang dan deregulasi. Pengurangan
skeptis untuk bergabung dengan “koalisi
wewenang perizinan menghambat dukungan
reformasi.”
kelembagaan dan individual bagi instansi yang kehilangan wewenangnya.
c. Bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil penting untuk mempercepat reformasi dan mempertahankannya.
b. Ada beberapa peraturan teknis nasional yang tidak mendukung upaya untuk menyederhanakan regulasi atau menyerahkan
Interaksi yang intensif dengan asosiasi
wewenang kepada PTSP. Sebagai contoh,
pengusaha, LSM, jurnalis dan akademisi
peraturan teknis mengenai program kesehatan
sangat bermanfaat dalam meningkatkan
dan lingkungan hidup secara spesifik
pemahaman tentang masalah-masalah
menetapkan bahwa izin harus dikaji oleh
perizinan. Selanjutnya, interaksi ini juga dapat
instansi teknis lokal masing-masing. Demikian
dimanfaatkan untuk menciptakan “tekanan”
pula, salah satu peraturan mewajibkan segala
terhadap instansi teknis yang menolak reformasi
jenis restoran, berapa pun besarnya, untuk
dan untuk menjangkau masyarakat umum
mengadakan analisis dampak lingkungan dan
serta penerima manfaat sasaran tertentu,
menyusun rencana pemantauan (UKL/UPL)
seperti masyarakat miskin dan usaha mikro.
yang mahal bagi usaha mikro.
Setelah pendampingan, organisasi sipil masyarakat dapat membantu mempertahankan
Kelompok kerja perizinan melaksanakan lima solusi
reformasi dan bahkan lebih meningkatkannya.
untuk mengatasi kendala-kendala tersebut:
Kerjasama dengan LSM yang beroperasi di beberapa kabupaten, YAS dalam hal ini, sangat
a. Kelompok kerja mengadopsi pendekatan
bermanfaat untuk merancang pendampingan
bertahap dan terpadu. Pengurangan bertahap
berdasarkan pengalaman mereka maupun untuk
jenis izin dan penyerahan wewenang perizinan
mereplikasi inisiatif di kabupaten-kabupaten lain.
dilaksanakan tanpa menunggu persetujuan semua instansi teknis untuk menyerahkan kendali.
178
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
b. Kelompok kerja mengadakan serangkaian
disetujui oleh DPRD. Ini adalah peraturan tertinggi
diskusi dengan instansi teknis lokal yang
yang dapat dikeluarkan oleh Pemda dan diharapkan
pada awalnya tidak mendukung pelaksanaan
akan dipertahankan meskipun terjadi pergantian
reformasi perizinan. Upaya yang dilakukan
kepala daerah. Penyerahan wewenang perizinan
akhirnya berhasil memenangkan orang-orang
kepada PTSP, meningkatnya kualitas pelayanan
yang tadinya menolak.
dan tata kelola PTSP juga disahkan melalui SK atau Peraturan Kepala Daerah.
c. Berdasarkan masukan dari kelompok kerja, Bupati Barru selalu menyatakan kepada publik
Kedua, desain dan pelaksanaan proses reformasi
dalam berbagai kesempatan bahwa beliau ingin
perizinan yang inklusif sangat mengandalkan
agar Pemerintah Kabupaten meningkatkan iklim
keterlibatan organisasi sipil masyarakat, termasuk
investasi dengan mengurangi jumlah izin yang
asosiasi pengusaha, untuk mendapatkan umpan
diwajibkan dan dengan menambah wewenang
balik dan pendampingan di bidang-bidang prioritas.
PTSP.
Peranan aktif mereka dalam reformasi yang sedang berjalan ini diharapkan akan menciptakan kebutuhan
d. Tim teknis PTSP – yang beranggotakan wakil-
yang berkelanjutan dari masyarakat sipil terhadap
wakil dari instansi teknis yang berwenang
pelayanan perizinan yang berkualitas dan tata kelola
menilai dan mengabulkan permohonan izin –
yang sepatutnya.
dibentuk untuk memastikan agar permohonan izin teknis dinilai secara memadai.
Beberapa aspek dari inisiatif ini direplikasi oleh instansi teknis lain di Pemda Barru. Dinas
e. Pemerintah Kabupaten mengambil inisiatif untuk
Kependudukan dan Catatan Sipil serta Dinas
mengikuti semangat, bukan perincian, peraturan
Tenaga Kerja juga mengembangkan SOP dan
pusat dengan menerbitkan peraturan daerah
standar pelayanan dengan memanfaatkan
sendiri.
pengalaman PTSP. Selanjutnya, Pemda juga sedang merancang suatu unit pelayanan publik yang
Rekomendasi Ada dua strategi utama untuk memastikan agar inisiatif ini berkelanjutan: Pertama, penerbitan berbagai peraturan daerah memastikan bahwa inisiatif ini dilembagakan. Upaya deregulasi perizinan – dengan mengurangi jenis izin yang diwajibkan – disahkan melalui Perda yang
www.kinerja.or.id
terpadu (Masiga Center), sehingga PTSP, Dinas Catatan Sipil dan Dinas Tenaga Kerja mempunyai lokasi yang sama dan front-office yang terpadu untuk memastikan agar kualitas pelayanan dan tata kelolanya sama-sama tinggi. Masiga Center akan diluncurkan pada tahun 2014. Beberapa kabupaten yang lain di provinsi ini juga telah mereplikasi inisiatif Barru. Kabupaten Soppeng dan Sinjai mempelajari PTSP Barru mengenai
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
179
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
caranya untuk mengurangi jenis izin, meningkatkan
Di tingkat nasional, Barru telah diakui sebagai
wewenang PTSP, memperbaiki kualitas pelayanan
kabupaten teladan oleh Kementerian Dalam Negeri
dan memperkuat tata kelola PTSP. Selain itu,
atas upaya reformasi perizinan dan rancangan buku
LSM mitra, YAS, juga membawa pengalaman ini
panduan/manual yang disusunnya. Pada bulan
kepada dua kabupaten lainnya di Sulawesi Selatan
November 2013, Pemerintah Barru membagikan
–Luwu Utara dan Pinrang. Di Luwu Utara, sebuah
pengalamannya dalam menyederhanakan dan
rancangan surat keputusan bupati mengenai
memperbaiki tata kelola perizinan usaha dalam
penyederhanaan perizinan disusun dan PTSP yang
sebuah acara nasional di Jakarta di hadapan 20
baru– dengan kualitas pelayanan dan tata kelola
kabupaten dari empat provinsi di Indonesia. Salah
PTSP Barru yang sama – dibentuk. Di Pinrang, YAS
satu peserta, Kabupaten Tulungagung – yang
berhasil memfasilitasi Pemda untuk mengurangi
berada di Jawa Timur, yang biasanya dianggap
jenis izin dari 89 menjadi 27, semuanya diserahkan
“lebih maju” daripada Sulawesi Selatan – akan
kepada PTSP. YAS tetap bekerja sama dengan
mengunjungi Barru untuk belajar dari pengalaman
pemerintah provinsi dan forum PTSP provinsi untuk
Barru pada bulan Desember 2013.
menerapkan pembelajaran yang diperoleh dari PTSP Barru.
Testimoni Syamsir Kepala Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal, Barru “Kita berupaya melakukan reformasi birokrasi melalui peningkatan kualitas layanan dimana masyarakat sudah mengetahui bahwa di KP3M pelayanannnya sudah pasti, transparan, ramah sehingga kecenderungan untuk melakukan perizinan di KP3M itu sudah mulai ada. Dengan adanya legalitas usaha dalam bentuk SITU, SIUP, TDP maupun ijin lainnya, mereka dapat mengakses perbankan dan menambah modal untuk memperluas usahanya”. Detail Kontak Syamsir Kepala Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal Jl. H.A. Iskandar Unru No. 4, Barru, South Sulawesi 90751 Email
[email protected]
180
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Bahan Bacaan 3.3.
pemenuhan standar jam mengajar dan jarak antara sekolah yang baru dan tempat tinggal guru. Selain itu, keputusan pemindahan guru PNS tidak lagi dilakukan oleh pemerintah secara eksklusif. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara
Praktik Cerdas KINERJA
mempertimbangkan masukan dari masyarakat dan
Distribusi Guru Proporsional, Luwu Utara, Sulawesi Selatan
mulai dari advokasi pengesahan dan pelaksanaan
Ringkasan Salah satu tantangan besar di bidang pendidikan di
melibatkan mereka di setiap proses inisiatif ini, Peraturan Bupati, sosialisasi peraturan hingga monitoring dan evaluasi. Keterlibatan masyarakat ini dilakukan melalui berbagai saluran, seperti pertemuan formal dan informal, dialog radio dan media masa lainnya.
Kabupaten Luwu Utara adalah kesenjangan kualitas pendidikan. Hal ini terutama disebabkan oleh
Situasi sebelum Inisiatif
distribusi guru yang tidak merata di sekolah di desa dan kota. Masih banyak guru yang beranggapan
Kabupaten Luwu Utara di provinsi Sulawesi Selatan
bahwa mutasi terutama ke daerah terpencil
menghadapi masalah serius berkaitan dengan
merupakan hukuman atas kinerja yang kurang
ketimpangan kualitas pelayanan pendidikan di
baik, bukan sebagai kesempatan untuk membuat
sekolah. Penyebab utama kesenjangan ini adalah
perubahan.
penyebaran guru yang tidak merata antara sekolah di desa dan di kota. Sementara pengadaan dan
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah
penempatan guru sangat dipengaruhi oleh faktor
kabupaten Luwu Utara melakukan terobosan
politik ketimbang kebutuhan sekolah.
dengan memindahkan 128 guru PNS ke sekolah yang kekurangan guru melalui kerjasama erat
Data mengenai distribusi guru di Luwu Utara yang
lintas sektoral dan kemitraan dengan masyarakat.
dikumpulkan dan dianalisis oleh Lembaga Pelatihan
Program distribusi guru proporsional di Luwu
dan Konsultasi Inovasi Pendidikan (LPKIPI)
Utara ini unik karena memadukan supply dan
‘Ketersediaan Guru Kelas & Mata Pelajaran’
demand untuk mencapai pelayanan publik yang
memperlihatkan bahwa hanya 47,76% sekolah
berkualitas. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara
dasar di kabupaten ini memiliki guru kelas PNS
mempertimbangkan berbagai aspek teknis dan
dalam jumlah yang memadai. Untuk mengatasi
non-teknis ketika memindahkan guru tersebut, misal
masalah ini dalam jangka pendek, sekolah merekrut
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
181
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
guru honorer yang kualitas dan kompetensinya
penataan dan pemerataan guru PNS kepada
belum terstandar.
jajaran pemerintah daerah yang berkaitan, sekolah, masyarakat dan media massa.
Ironisnya, guru yang ditugaskan di wilayah perkotaan yang kelebihan guru dapat mengalami
Pada tahap ini, organisasi profesi dan
dampak negatif terhadap jenjang karir mereka
masyarakat berinisiatif membentuk Forum
karena mereka tidak dapat melaporkan jam
Komunikasi Peduli Pendidikan (FKPP) yang
pengajaran yang memadai untuk mendapatkan
beranggotakan perwakilan masyarakat dan
kesempatan promosi atau bahkan sertifikasi
pejabat pemerintah atas persetujuan pemerintah
lanjutan.
daerah. Organisasi ini kemudian dilibatkan dalam kegiatan analisis, perencanaan,
Penolakan guru untuk ditempatkan di daerah
monitoring dan evaluasi serta sosialisasi
terpencil salah satunya disebabkan oleh persepsi
program melalui radio dan media cetak.
guru yang merasa bahwa mutasi adalah hukuman atas kinerja mereka yang buruk, bukan sebagai kesempatan untuk melakukan perubahan.
Strategi Implementasi
2. Pengumpulan, verifikasi dan analisa data
bekerjasama dengan LSM Lembaga Pelatihan dan Konsultasi Inovasi Pendidikan (LPKIPI)
Untuk melaksanakan program distribusi guru
untuk memperbaharui dan memvalidasi data
proporsional ini, Pemerintah Kabupaten Luwu
guru secara saksama yang disimpan dalam
Utara menggandeng berbagai pihak, seperti jajaran
basis data guru nasional yang dikelola oleh
pemerintah kabupaten yang berkaitan, DPRD,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
LSM, forum lintas-pemangku kepentingan yang
Selain membantu mengumpulkan data, LPKIPI
beranggotakan perwakilan masyarakat dan pejabat,
juga membantu menganalisis secara mendalam
organisasi profesi, media dan jurnalis warga.
data distribusi guru yang telah diperbaharui. Berdasarkan hasil analisa tersebut, pemerintah
Berikut adalah tahapan implementasi program
kabupaten Luwu Utara dapat mengidentifikasi
distribusi guru proporsional di Luwu Utara:
jumlah sekolah yang kelebihan dan kekurangan guru PNS dan memutuskan untuk memindahkan
1. Persiapan
Tahap ini dimulai dengan lokakarya diseminasi peraturan bersama lima menteri tentang
182
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Pemerintah Kabupaten Luwu Utara
128 guru ke sekolah yang kekurangan guru.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara juga meminta LPKIPI untuk mendampingi dan
www.kinerja.or.id
meningkatkan kapasitas staf dinas pendidikan
Distribusi Guru Proporsional bekerja sama
untuk mengumpulkan, verifikasi dan analisa
dengan forum lintas pemangku kepentingan
data sehingga mereka dapat mengumpulkan
melalui diskusi di warung kopi, kerjasama
dan menganalisis data secara mandiri di masa
dengan jurnalis warga dan surat kabar
depan.
regional dan lokal (Palopo Pos, Upeks, Seputar Indonesia, Tribun Timur), selain
3. Pelaksanaan Distribusi Guru Proporsional
diskusi langsung dan format interaktif program “Selamat Pagi” di radio lokal Adira FM.
a. Pembentukan tim teknis
Untuk membantu guru yang dipindahtugaskan ke daerah terpencil merasa lebih
Untuk melaksanakan program distribusi
nyaman dan betah bekerja di sekolah yang
guru proporsional, pemerintah kabupaten
baru, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara
membentuk tim teknis yang melibatkan
memberikan insentif dan rumah dinas bagi
beberapa instansi dan unit kerja, termasuk
guru-guru yang dipindahkan ke daerah
dinas pendidikan, badan perencanaan
tersebut.
pembangunan daerah, balai pelatihan pemerintah, dinas pendapatan daerah, dinas
Selain itu, sebagaimana ditetapkan dalam
pengelolaan keuangan dan aset daerah,
Prosedur Pelaksanaan Distribusi Guru
biro hukum, instansi pengelola organisasi
Proporsional yang menjadi lampiran
dan Forum Komunikasi Peduli Pendidikan
Peraturan Bupati, Pemerintah Luwu Utara
di Luwu Utara. Tim teknis ini bertugas untuk
akan mengurangi dukungan pendanaan
menyusun, menganalisis dan memverifikasi
kepada sekolah dan/ atau instansi teknis
data distribusi guru dan menyusun
yang menolak inisiatif ini dan memberikan
peraturan bupati beserta lampiran pedoman
sanksi bagi guru yang menolak dipindahkan.
pelaksanaannya. Setelah tim teknis menyelesaikan rancangan peraturan dan
4. Monitoring dan Evaluasi
pedoman pelaksanaannya, Peraturan Bupati No.28/2012 tentang Distribusi Guru
Proporsional diterbitkan.
Upaya pemantauan difokuskan pada 128 guru yang dipindah-tugaskan sesuai dengan ketentuan dalam Surat Keputusan tentang
b. Sosialisasi pelaksanaan Peraturan Bupati
redistribusi guru No. 821.29/31/31/BKDD
dan Insentif Dinas Pendidikan Luwu Utara mendiseminasi Peraturan Bupati mengenai
www.kinerja.or.id
tanggal 31 Oktober 2013.
Untuk memantau kemajuan dan hambatan program distribusi guru proporsional ini,
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
183
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
pemerintah kabupaten menetapkan mekanisme
manfaat-manfaat yang dianggap berasal dari
pemantauan internal yang melibatkan badan
pelaksanaan inisiatif.
perencanaan pembangunan daerah dan unit-unit teknis dinas pendidikan kabupaten.
Rekomendasi dari survei ini akan disampaikan
Secara bersama-sama, tim gabungan ini
kepada Pemerintah Luwu Utara sebagai bagian
mengadakan evaluasi setiap triwulan melalui
dari evaluasi yang berkelanjutan terhadap
wawancara dengan pegawai instansi teknis,
inisiatif.
dengan berfokus pada aspek-aspek finansial dari pelaksanaan inisiatif. Selain itu, instansi teknis juga mengadakan evaluasi internal untuk mengkaji kemajuan inisiatif.
Selain mekanisme formal, wakil bupati juga memberikan tanggapan secara pribadi terhadap pengaduan yang diterimanya selama pelaksanaan inisiatif. Dengan wewenangnya, wakil bupati memanggil semua kepala instansi teknis pendidikan untuk memberikan penjelasan dan segera menyelesaikan permasalahan.
Sebagai bagian dari upaya pemantauan dan evaluasi yang komprehensif, forum lintas pemangku kepentingan melakukan wawancara dengan guru yang diredistribusikan dan mengundang masyarakat untuk berpartisipasi dalam dialog yang dijadwalkan secara teratur.
Forum lintas pemangku kepentingan dan jurnalis warga juga memantau pelaksanaan inisiatif distribusi guru proporsional oleh pemerintah daerah sesuai dengan peraturan bupati dan pedoman pelaksanaannya. Forum lintas pemangku kepentingan juga berencana mengadakan survei kepuasan guru yang direlokasi, sekolah asal, sekolah yang menerima guru baru, murid dan orang tua untuk mengkaji
184
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Anggaran yang Diperlukan Sumber utama pendanaan untuk inisiatif ini berasal dari pemerintah daerah dengan kontribusi waktu dan tenaga dari warga masyarakat melalui forum lintas pemangku kepentingan dan media massa. Selama pelaksanaan inisiatif, Pemerintah Luwu Utara mengalokasikan dana sebesar Rp.148 juta pada tahun 2012 dan Rp.160 juta pada tahun 2013 kepada Dinas Pendidikan dan Bappeda untuk kegiatan sosialisasi dan penyadaran masyarakat mengenai kebijakan baru. Selain itu, pemerintah daerah juga telah memberikan Rp.24 juta kepada forum lintas pemangku kepentingan untuk mengumpulkan masukan mengenai inisiatif melalui serangkaian diskusi publik. Pemerintah daerah juga telah memberikan Rp.110 juta kepada Ikatan Guru Indonesia untuk mendukung pengembangan profesi guru. Setelah Peraturan Bupati dikeluarkan dan pedoman pelaksanaannya difinalisasi, pemerintah daerah mengalokasikan Rp.35 juta untuk pembiayaan relokasi guru dan Rp.600 juta untuk membangun rumah-rumah baru sebagai insentif untuk pemindahtugasan guru ke daerah-daerah terpencil.
www.kinerja.or.id
Untuk memastikan keberlanjutan inisiatif maka
Peraturan bupati berfungsi sebagai mandat
Pemerintah Daerah Luwu Utara menyerahkan
langsung dan perintah dari pemerintah untuk
kontrak senilai Rp.18 juta kepada LSM lokal
mendistribusikan guru secara proporsional.
Lembaga Pelatihan dan Konsultasi Inovasi
Pedoman pelaksanaan berfungsi sebagai acuan
Pendidikan (LPKIPI) untuk melatih staf Dinas
untuk pelaksanaan teknis mandat/perintah ini.
Pendidikan di bidang pengumpulan, verifikasi
Proses redistribusi guru diresmikan dalam Surat
dan analisis data. Selain itu, pemerintah
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan No.47/2012.
mendanai forum lintas pemangku kepentingan
Setelah Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan
senilai Rp 50 juta untuk melaksanakan kajian
dikeluarkan, surat keputusan lain dikeluarkan
pelaksanaan redistribusi guru, termasuk
oleh Bupati untuk mendanai tim pelaksana dalam
mengukur tingkat kepuasan guru-guru yang
mengawasi pelaksanaan peraturan di seluruh
dipindahkan.
kecamatan di Luwu Utara.
Dampak dan Perubahan Dalam jangka waktu yang relatif singkat, sebanyak 128 guru berhasil didistribusikan kembali ke sekolah-sekolah yang mengalami kekurangan guru yang berkualitas, berkat adanya partisipasi aktif pemerintah dan masyarakat. Lima keluaran nyata yang menyumbang kepada keberhasilan inisiatif ini dapat diringkaskan sebagai berikut: a. Peraturan Bupati No. 28/2012 tentang Distribusi Guru Proporsional b. Prosedur Pelaksanaan Distribusi Guru Proporsional c. SK Bupati tentang Penempatan Guru d. Pembentukan Tim Teknis dan Tim Pelaksana oleh Pemerintah Daerah e. Pembentukan Forum Lintas Pemangku Kepentingan
Berdasarkan bukti anekdotal yang dikumpulkan dari pejabat pemerintah, organisasi masyarakat sipil dan jurnalis warga, inisiatif ini menawarkan berbagai manfaat bagi beberapa kelompok kepentingan.
a. Manfaat bagi Pemerintah Daerah: •
Ketersediaan data dan analisis distribusi guru
Sebelumnya, pemerintah daerah menghadapi ketidak-konsistenan data antara badan sumber daya manusia, dinas pendidikan kabupaten dan sekolah. Dengan pendampingan LPKIPI dalam pengumpulan dan analisis data, pemerintah daerah mendapatkan data yang jelas dan terverifikasi yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
• Peningkatan kapasitas dinas pendidikan kabupaten dalam pengelolaan dan analisis data.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
185
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
LPKIPI memberikan pelatihan kepada staf
Inisiatif ini telah meningkatkan kapasitas
dinas pendidikan di bidang pengumpulan,
sekolah dasar di kabupaten untuk mencapai
verifikasi dan analisis data selama tiga
standar pelayanan minimum yang berkaitan
bulan sebelum pelaksanaan distribusi
dengan ukuran standar ruang kelas,
guru proporsional. Selama pelatihan,
rasio murid-guru menurut mata pelajaran,
staf memperlihatkan pemahaman yang
kualifikasi guru, jam mengajar yang
lebih baik mengenai cara menganalisis
diwajibkan dan jumlah pertemuan kelas
dan menghasilkan data yang berkualitas
yang diwajibkan per tahun.
untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Dengan keterampilan yang
• Memperbaiki kepercayaan publik
mereka dapatkan dan pendampingan yang terus menerus dari LPKIPI, staf dinas
Dengan menghormati masukan dari
pendidikan akan lebih mampu mengadakan
masyarakat dan memperlihatkan tanggapan
pengumpulan dan analisis data mereka
yang jelas terhadap kebutuhan masyarakat,
sendiri untuk mendukung rencana
Pemerintah Luwu Utara dapat meningkatkan
pemerintah daerah dalam melaksanakan
kredibilitasnya di antara warga masyarakat.
inisiatif lanjutan bagi guru sekolah menengah pertama di kabupaten.
Dalam kaitannya dengan tanggung jawab pengawasan pemerintah daerah,
• Peningkatan efektivitas pengelolaan guru
forum lintas pemangku kepentingan juga mengadakan kegiatan pemantauan dan
Sebelumnya, dinas pendidikan kabupaten
evaluasi dan bekerja sama dengan jurnalis
tidak mempunyai informasi yang berkualitas
warga untuk mendokumentasikan proses
mengenai status guru, termasuk jam
redistribusi dan perubahan pada tingkat
mengajar dan sekolah tempat mereka
ketidakhadiran guru sebagai hasil dari
bekerja, sehingga pemerintah kesulitan
inisiatif. Rekomendasi diajukan kepada
untuk mempromosikan mereka dan
pemerintah daerah untuk menyelesaikan
meningkatkan kapasitas profesional mereka.
evaluasi terhadap inisiatif.
Dengan informasi yang lebih berkualitas tentang guru, pemerintah dapat membuat
b. Manfaat bagi Guru:
keputusan berbasis bukti dengan lebih baik mengenai kebutuhan sumber daya manusia
• Terlibat penuh dan jumlah jam mengajar
dalam sistem pendidikan. • Standar pelayanan minimum yang diwajibkan secara nasional tercapai.
186
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
terpenuhi.
Inisiatif ini menawarkan kesempatan yang lebih besar bagi guru yang dipindahtugaskan
www.kinerja.or.id
untuk memenuhi jam kerja yang diwajibkan
c. Manfaat bagi Sekolah:
secara nasional yaitu 37,5 jam/minggu, yang mencakup 24 jam mengajar/minggu.
• Sekolah dapat sepenuhnya melaksanakan kurikulum dengan guru-guru yang kompeten
• Kesempatan mengembangkan karir.
di semua kelas. • Sekolah di kabupaten mempunyai kapasitas
Dengan mencapai jam kerja yang
yang lebih baik untuk mencapai standar
diwajibkan secara nasional, guru-guru yang
pelayanan yang dimandatkan secara
dipindahtugaskan dapat lebih memenuhi
nasional sehubungan dengan jumlah
standar sertifikasi dan memenuhi syarat
pertemuan belajar-mengajar minimum.
untuk promosi lebih lanjut. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara
d. Manfaat bagi Masyarakat dan Siswa:
berencana untuk memberikan kesempatan promosi ‘jalur cepat’ bagi guru yang dipindahtugaskan ke daerah terpencil.
• Pelayanan pendidikan berkualitas lebih mudah diperoleh oleh masyarakat yang lebih luas.
• Meningkatnya kesejahteraan
• Melalui forum lintas pemangku kepentingan, lebih banyak warga masyarakat yang dapat
Guru yang memenuhi persyaratan jam
menyuarakan keprihatinan mereka dan
bekerja standar dapat menjaga sertifikasi
melakukan peranan pengawasan.
mereka dan menerima honor tambahan atas prestasi yang mereka capai. Selain itu, Pemerintah Luwu Utara memberikan insentif bulanan kepada guru-guru yang dipindahtugaskan ke daerah-daerah terpencil. • Meningkatnya pengetahuan tentang
Pembelajaran Program distribusi guru proporsional di Luwu Utara dapat memberikan insipirasi bagi daerah lain yang telah menyelesaikan penghitungan distribusi guru
kebijakan pendidikan
tapi masih berjuang untuk melaksanakan inisiatif ini.
Guru dapat terlibat dalam proses
Program distribusi guru proporsional yang
pengambilan kebijakan karena pemerintah daerah transparan dan inklusif dalam mendesain inisiatif.
sebelumnya di berbagai daerah di Indonesia kurang berhasil karena kurangnya kesadaran dan dukungan publik, politisisasi pengambilan keputusan mengenai distribusi guru, dan kurangnya desakan untuk melakukan perubahan. Belajar dari pengalaman berbagai daerah, Luwu Utara merasa bahwa, dengan mendukung partisipasi publik seluas
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
187
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
mungkin, pemerintah Luwu Utara dapat mencapai
mengenai kebijakan distribusi guru diadakan
hasil maksimal karena para pemangku kepentingan
secara partisipatif dengan melibatkan
terkait (guru, orang tua, murid, sekolah dan
berbagai pemangku kepentingan publik.
pemerintah daerah) memahami pokok persoalannya,
• Untuk memperkuat proses distribusi
berkomitmen untuk mengatasi ketidakhadiran guru
guru, peningkatan kapasitas forum lintas
dan bekerja sama dalam menyukseskan inisiatif.
pemangku kepentingan penting dalam
Sebagai hasilnya, tidak ada penolakan besar yang
melakukan pengawasan yang berkelanjutan.
dilaporkan sejak kelompok pertama guru dipindah-
• Komitmen pemimpin pemerintahan sangat
tugaskan.
penting dalam memastikan bahwa distribusi guru yang proporsional dilaksanakan secara
Berikut adalah hasil pembelajaran yang dipetik dari
berkelanjutan dan bahwa para petugas
pelaksanaan program distribusi guru proporsional di
teknis di lapangan terus melaksanakan
Luwu Utara serta tantangan dan solusinya:
inisiatif ini. Pendukung inisiatif dari pejabat pemerintah tingkat tinggi dapat membantu
a. Hasil Pembelajaran dari segi non-teknis pelaksanaan
memastikan agar kerjasama lintas sektor yang diperlukan, seperti sektor pendidikan, keuangan, sumber daya manusia dan
• Komitmen pemerintah daerah untuk
perencanaan pembangunan, terus dilakukan.
melaksanakan program distribusi guru
• Dukungan politik dari badan legislatif penting
membutuhkan stimulus, perhatian dan
untuk menjamin tersedianya sumber daya
seringkali bantuan teknis dari aktor-aktor
anggaran dan regulasi pendukung.
eksternal seperti masyarakat sipil. • Juga dibutuhkan media independen
b. Tantangan yang dihadapi
yang melaluinya masyarakat dapat menyampaikan keprihatinannya dan melaksanakan peranan pengawasan publik. • Pengelolaan data distribusi guru
Inisiatif yang ambisius ini membutuhkan dedikasi dan komitmen dari sejumlah pemangku kepentingan untuk melaksanakan kebijakan
membutuhkan perhatian lebih lanjut
yang sebelumnya terhambat. Selama proses
karena proses memvalidasi jumlah guru
pelaksanaan, ada sejumlah tantangan yang
membutuhkan investasi waktu yang
dihadapi seperti:
signifikan. Data harus terus diperbaharui secara teratur untuk menjaga kualitasnya.
• Keberatan dari guru yang dijadwalkan akan
• Distribusi guru dapat dilaksanakan dengan
diredistribusi karena menganggap bahwa
efektif jika data distribusi guru dibagikan
redistribusi adalah suatu bentuk hukuman.
secara transparan dan pembahasan
188
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
• Ketidakselarasan pengumpulan data dan ketersediaan data di berbagai lokasi yang memperumit analisis masalah. • Lemahnya keterampilan organisasi
Rekomendasi Program distribusi guru proporsional di Kabupaten Luwu Utara dapat terus berjalan karena ada
masyarakat sipil untuk melakukan advokasi
kebijakan pendukung dan prosedur pelaksanaannya.
kebijakan
Inisiatif ini juga dapat dilaksanakan karena ada keikutsertaan masyarakat dalam organisasi
c. Solusi
masyarakat sipil dan forum lintas pemangku kepentingan untuk memantau pelaksanaan inisiatif
Pemangku kepentingan yang terlibat dalam
distribusi guru.
inisiatif menanggulangi dan menyelesaikan masalah dengan cara berikut ini:
Selain itu, komunikasi yang efektif antara pemerintah dan masyarakat merupakan salah satu faktor
• Penjelasan dan dialog yang intens mengenai
pendukung keberhasilan program ini. Berikut adalah
nilai, makna dan pentingnya distribusi guru
rekomendasi untuk memastikan adanya komunikasi
untuk memperbaiki pelayanan publik dengan
yang efektif:
masyarakat secara keseluruhan. • Penjelasan dan dialog yang intensif dengan
•
Setiap kegiatan yang diprakarsai oleh
guru mengenai pentingnya inisiatif untuk
pemerintah daerah perlu melibatkan warga
pengembangan karir dan kesejahteraan
masyarakat.
guru.
•
• Validasi dan verifikasi data yang cermat hasil pengumpulan dari sekolah oleh analis.
partisipasi publik. •
• Penguatan kapasitas organisasi sipil melalui
• Meyakinkan pemangku kepentingan, terutama guru, bahwa mereka adalah bagian
Pemerintah daerah perlu mendukung penerbitan dan pertukaran informasi secara transparan
pelatihan dan lokakarya mengenai advokasi kebijakan.
Berikan dukungan untuk pelembagaan
(membuka akses ke informasi publik). •
Minimalkan “politisasi pendidikan” melalui prosedur pengambilan kebijakan yang berbasis bukti dan transparan.
yang tak terpisahkan dari keberhasilan di sektor pendidikan (pelayanan pendidikan dasar).
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
189
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Testimoni Indah Putri Indriani, Wakil Bupati Luwu Utara “Program ini dapat membantu mengurangi kesenjangan pendidikan antara desa dan kota dan akan meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak di daerah terpencil”. Detail Kontak Indah Putri Indriani Wakil Bupati Luwu Utara Kantor Pemerintah Kabupaten Luwu Utara Jl. Simpurusiang 27, Masamba, Luwu utara; Email:
[email protected]
190
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Bahan Bacaan 3.4.
berdasarkan kebutuhan perkiraan dengan merujuk perencanaan dan penganggaran tahun sebelumnya, perencanaan dan penganggaran yang disusun belum berorientasi pada pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan
Praktik Cerdas KINERJA
Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Berbasis Standar Pelayanan Minimal, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh
dan kesenjangan (gap) dari indikator kesehatan lainnya, tetapi perencanaan pembangunan masih berorientasi pada infrastruktur fisik dan biaya aparatur. Hal ini disebabkan karena sebagian besar staf di Dinas Kesehatan dan Puskesmas belum memahami keterkaitan perencanaan dan penganggaran dengan SPM sesuai PERMENKES Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota dan berbagai regulasi terkait lainnya.
Ringkasan Kabupaten Bener Meriah berdiri sejak tahun 2004, merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah.Sesuai data RISKESDAS Tahun 2011, Bener Meriah menjadi salah satu daerah bermasalah kesehatan. Daerah bermasalah kesehatan sesungguhnya daerah tersebut dapat disebut daerah bermasalah dalam pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM). Letak geografis wilayah yang berada di dataran tinggi serta luas wilayah dengan rasio 6 jiwa/KM menjadi tantangan dalam pencapaian SPM di Bener Meriah terutama dalam optimalisasi akses penduduk terhadap pelayanan kesehatan dasar di Bener Meriah.
Beberapa indikator pencapaian SPM di Bener Meriah pada tahun 2012 adalah Cakupan Kunjungan ibu hamil (K4) 89%, Cakupan Komplikasi Kebidanan yang di tangani 58%, Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani 9%, Cakupan Kunjungan Bayi 87%, Cakupan Pelayanan Anak Balita 66%. Kondisi pencapaian ini belum tergambarkan dalam perencanaan dan penganggaran Dinkes baik untuk mempertahankan SPM yang sudah tercapai maupun penyebab kesenjangan tidak tercapainya indikator SPM tersebut. Pada sisi lain, anggaran Dinas Kesehatan pada tahun 2012 lebih dominan dialokasikan untuk kegiatan aparatur yaitu 73% dari 43 milyar untuk alokasi anggaran kesehatan. Kondisi di atas menjadi dasar utama KINERJA
Situasi sebelum Inisiatif
mendorong perencanaan dan penganggaran Dinas Kesehatan dan Puskesmas Bener Meriah
Penyusunan perencanaan dan penganggaran
untuk lebih berorentasi SPM. Untuk mencapai itu,
sektor kesehatan disusun oleh dinas kesehatan
KINERJA telah melakukan serangkaian kegiatan
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
191
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan
terutama dari Dinas Kesehatan diminta untuk
di Bener Meriah diantaranya Dinas Kesehatan;
menyiapkan data-data terkait dengan indikator
Puskesmas; Rumah Sakit Umum Daerah; Kantor
SPM Kesehatan, dimana data ini menjadi bahan
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
pembahasan untuk pertemuan selanjutnya.
Keluarga Sejahtera; Bappeda; Bagian ORTALA; Komisi D DPRK; Akademisi; Lembaga Swadaya Masyarakat yang peduli terhadap kesehatan serta
• Lokakarya Reviu Capaian SPM dan Analisis Gap.
perwakilan masyarakat lainnya.
bersama Puskesmas diminta mengidentifikasi
Strategi Implementasi
capaian masing-masing indikator SPM, selanjutnya melakukan analisis gap terhadap
KINERJA memiliki beberapa strategi dalam
capaian SPM. Workshop ini diikuti oleh Dinas
mendorong Dinas Kesehatan dan Puskesmas
Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit Umum
dalam perencanaan dan penganggaran berbasis
Daerah, Kantor Pemberdayaan perempuan,
SPM. Waktu yang dibutuhkan sejak awal sampai
perlindungan anak dan keluarga sejahtera,
terintegrasi dalam DPA adalah tujuh bulan.
Bappeda, Bagian ORTALA, Komisi D DPRK, akademisi, lembaga swadaya masyarakat yang
• Lokakarya Standar Pelayanan bidang
peduli terhadap Kesehatan serta perwakilan
Kesehatan.
masyarakat. Sebagai tindaklanjut dari lokakarya ini berdasarkan kesepakatan dan komitmen
Tujuan utama dari lokakarya ini adalah
bersama BAPPEDA diminta untuk membentuk
peningkatan pemahaman para pemangku
Tim Konsultasi Penyusunan Standar Pelayanan
kepentingan di Bener Meriah terhadap filosofis
Minimal yang terdiri dari Dinas Kesehatan,
SPM kesehatan dalam pelayanan publik, SPM
Bappeda dan perwakilan Puskesmas.
sebagai indikator kinerja pemerintah daerah, tinjauan regulasi dan kebijakan terkait dengan kesehatan, diantaranya undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri terkait dengan pemerintah daerah, dan analisis gap sederhana dari kondisi SPM. Satu persatu topik tersebut dijelaskan oleh narasumber KINERJA sehingga diharapkan muncul pemahaman awal bagi para stakeholder pemerintah terhadap standar pelayanan minimal. Sebagai tindaklanjut dari pelaksanaan lokakarya peserta,
192
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Berdasarkan data yang ada, Dinas Kesehatan
• Integrasi Standar Pelayanan Minimal.
Integrasi SPM dalam perencanaan daerah (Rencana Pembangunan Jangka MenengahRPJM) dan rencana strategis (Renstra) Dinas Kesehatan. Pengintegrasian ini dilakukan agar dalam dokumen RPJM dan Renstra Dinas Kesehatan memuat penjabaran tentang strategi pencapaian pemenuhan SPM Kesehatan sehingga dapat menjadi acuan bagi dinas
www.kinerja.or.id
Kesehatan dalam penyusunan rencana kerja
• Asistensi penyusunan RKA Dinas
anggarannya berbasis SPM.
Kesehatan berbasis perencanaan pembiayaan SPM.
• Pelatihan costing/perhitungan kebutuhan pembiayaan SPM.
Kinerja memberikan asistensi untuk memastikan penyusunan RKA berbasis SPM merujuk pada dokumen costing/perhitungan pembiayaan SPM
Pelatihan ini diikuti oleh Bidang Sosial Budaya
untuk tahun I (2014).
Bappeda, Bidang Yankes, Bidang Kesga, Bidang P2PL Dinas Kesehatan. Pelatihan costing/ perhitungan pembiayaan SPM ini merujuk
• FGD (focus group discussion).
pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 317/MenKes/SK/V/2009
Diskusi ini dilakukan sebagai bagian dari
tentang Petunjuk Teknis Perencanaan
advokasi yang melibatkan stakeholder
Pembiayaan Pencapaian Standar Pelayanan
kabupaten Bappeda, Komisi D DPRK,
Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota.
Multistakeholder Forum Kesehatan serta
Sebagai tindaklanjut dari pelatihan ini masing-
para pihak terkait lainnya. Tujuannya adalah
masing peserta menghitung kebutuhan
untuk mengidentifikasi sumber pembiayaan
pembiayaan SPM sesuai dengan bidangnya
perencanaan pencapaian SPM apakah dari
(Yankes, Kesga dan P2PL) selanjutnya
alokasi dana Otsus/DAK atau sumber lainnya
dilakukan reviu dan evaluasi bersama dibawah
dan dikuatkan dengan Surat Edaran Gubernur
koordinasi Bappeda terhadap proses costing/
tentang Kriteria Umum dan Khusus Penyusunan
perhitungan perencanaan pembiayaan SPM.
Program dan Kegiatan Dana Otsus dan TDBH Migas Tahun 2014 sebagai salah satu basis
• Lokakarya Seminasi Hasil. Lokakarya costing/perhitungan perencanaan pembiayaan SPM Kesehatan dimaksudkan sebagai bagian dari strategi advokasi kepada pemerintah daerah (eksekutif dan legislatif) Bappeda, Bagian Organisasi, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah, Komisi D dan Badan Anggaran DPRK serta dinas teknis terkait lainnya, sehingga menghasilkan komitmen bersama untuk dukungan kebijakan perencanaan dan anggaran pelaksanaan SPM oleh pengambil kebijakan.
www.kinerja.or.id
argumen advokasi.
Anggaran yang diperlukan Dalam mengimplementasikan inisiatif ini tidak diperlukan alokasi anggaran yang begitu besar, namun hanya dibutuhkan alokasi anggaran untuk keperluan meeting package dan honor Tim Konsultasi Penyusunan Standar Pelayanan Minimal selama 3 bulan. Untuk meeting package bersumber dari program lembaga donor sebesar 1 juta rupiah dengan rincian 10 orang x Rp. 25.000 x 4 hari,
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
193
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
sementara untuk honor Tim Konsultasi Penyusunan
digunakan sebagai rekomendasi penyusunan
Standar Pelayanan Minimal dan ruang pertemuan
rencana kerja anggarannya dalam setiap tahun
bersumber dari pemerintah daerah melalui Dinas
anggaran. Dokumen ini dapat diakses oleh
Kesehatan yang disesuaikan dengan peraturan
siapapun.
daerah terkait dengan perjalanan dinas dan
•
honorarium.
Meningkatnya alokasi anggaran pemenuhan pencapaian SPM dalam Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kesehatan Tahun 2014 sebesar Rp. 3.877.482.460,- terjadi peningkatan
Dampak dan Perubahan •
35 % dibandingkan dengan tahun 2012.
Perubahan pola pikir para stakeholder dalam perencanaan dan penganggaran. Sehingga
Pembelajaran
perencanaan yang dilakukan sudah lebih partisipatif yang merujuk SPM sesuai dengan
Beberapa pembelajaran dari proses perencanaan
kebutuhan pelayanan dasar bagi masyarakat
dan penganggaran yang terjadi di Bener Meriah
dan gap yang terjadi di masyarakat dan
adalah:
Puskesmas. •
Peningkatan pemahaman seluruh stakeholder
kebijakan menjadi faktor kunci penerapan
memahami indikator dan target pencapaian
standar pelayanan minimal; Keterbukaan Dinas Kesehatan sejak proses penyusunan perencanaan sampai
masyarakat (MSF, media, dan lintas sektor)
penganggaran (penyusunan Dokumen
dalam menilai akuntabilitas dari perencanaan
Pelaksanaan Anggaran/DPA) timbul karena
dan penganggaran daerah.
baiknya proses komunikasi dan koordinasi yang
Mendapat dukungan yang besar dari BAPPEDA
dibangun secara intensif dengan pihak terkait; •
Hasil analisis gap dan costing SPM yang
melalui Komisi D dan Badan Anggaran. Dengan
lebih evidence based menjadi alat advokasi
demikian, Dinas Kesehatan dengan mudah
utama terhadap kebutuhan anggaran SPM di
dapat memberi argumentasi dari pentingnya
Bener Meriah. Hasil ini memudahkan Dinas
perencanaan dan penganggaran SPM tersebut.
Kesehatan dalam advokasi pihak terkait dengan
Sebagai dasar akuntabilitas dan tranparansi,
penganggaran di daerah.
Dinas Kesehatan memiliki dokumen
194
•
pemahaman ini menjadi modal dasar
dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten
•
Keterlibatan multi pihak dalam perubahan suatu
kesehatan (dinas, Puskesmas, bidan desa) telah Standar Pelayanan Minimal. Peningkatan
•
•
•
Pengawalan dan advokasi yang dilakukan oleh
perencanaan pembiayaan standar pelayanan
berbagai pihak sejak dari proses perencanaan
minimal yang memproyeksikan kebutuhan
sampai penganggaran menjadikan alokasi SPM
anggaran pembiayaan SPM selama 5 tahun dan
tidak hilang dalam proses negosiasi dengan
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
•
pengambil kebijakan anggaran pada tingkat
mekanisme monitoring dan melaksanakan
kabupaten.
evaluasi secara berkala dalam pelaksanaan dan
Banyak kebijakan pusat belum terinformasikan
penerapan SPM.
dengan tepat di daerah. Penyampaian
•
informasi yang tepat dan terus menerus kepada berbagai pihak merupakan faktor lain dalam
dalam pelaksanaan dan penerapan SPM. •
Dibutuhkan komitmen dan tindakan nyata
meningkatkan pemahaman Dinas Kesehatan
dari pimpinan daerah eksekutif dan legislatif
dan pihak terkait dalam memahami adanya
dalam memastikan pelaksanaan pembangunan
regulasi/kebijakan yang bersifat mandatory
Kesehatan yang berorientasi pada standar
untuk dilaksanakan.
pelayanan publik. •
Rekomendasi •
Diperlukan mekanisme penghargaan dan sangsi
Maksimalkan peran dan fungsi Bagian ORTALA di Sekretariat Daerah untuk menyusun
Pastikan informasi kebijakan/regulasi terkait, sebagai mandatory diketahui, dipahami dan dapat dilaksanakan oleh pemerintah daerah sesuai dengan pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota.
Testimoni H. Binakir, SKM Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bener Meriah “Dengan adanya SPM ini, akan membuat layanan (kesehatan) lebih efektif dan efisien. Harapannya adalah masyarakat yang dilayani lebih puas.”
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
195
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Risnawati Kepala Puskesmas Simpang Tiga Bukit, Bener Meriah, Aceh “Untuk Program KINERJA yang dilakukan di Puskesmas simpang tiga itu banyak, terutama membantu dalam hal pembentukan pelayanan yaitu tentang SOP standar pelayanan operasional, kemudian SPM. Itu banyak sekali manfaat yang diberikan kepada kita. Dengan adanya KINERJA, masukan, arahan dari mereka itu, sehingga kita bisa memaksimalkan membuat SOP alur, SPM seperti apa sehingga bisa kita laksanakan sesuai dengan yang diharapkan oleh dinas itu sendiri.” Detail Kontak Dinas Kesehatan Kabupaten Bener Meriah Komp. Perkantoran Pemerintahan Kute Kering, Redelong, Bener Meriah
196
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Bahan Bacaan 3.5.
lama, banyak survei menunjukkan bahwa dana tersebut tidak cukup untuk membiayai operasional sekolah, terutama jika dikaitkan dengan upaya pemenuhan SPM dan SNP. Situasi ini diperparah
Praktik Cerdas KINERJA
Penuhi SPM, Bulukumba Bantu Sekolah Atasi Kekurangan Dana
dengan adanya kebijakan pendidikan gratis tanpa dukungan dana yang tidak memungkinkan sekolah memungut iuran dari orang tua siswa. Meskipun banyak pemerintah daerah yang ingin memenuhi kesenjangan dana tersebut, mereka tidak mengetahui secara pasti berapa jumlah dan cara
Ringkasan Salah satu tantangan terbesar sekolah di Bulukumba untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan dan pencapaian delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah keterbatasan anggaran. Meskipun sekolah sudah menerima Bantuan Operasional Sekolah dari Pemerintah Pusat dan dana pendamping pendidikan gratis dari provinsi, dana tersebut tidak cukup untuk membiayai kegiatan operasional sekolah. Tahun 2012, SD dan SMP di Bulukumba kekurangan dana sebesar 11,6 milyar rupiah. Melalui bantuan teknis KINERJA USAID yang mendorong kemitraan pemerintah dan masyarakat, Bulukumba berhasil menghitung kebutuhan riil operasional sekolah berdasarkan indikator SPM. Kerjasama multi-stakeholder (multi-pemangku kepentingan) ini juga mampu mendorong Pemerintah Kabupaten Bulukumba untuk menganggarkan tambahan dana operasional sekolah sebesar 23 milyar rupiah pada tahun 2013.
Situasi sebelum Inisiatif Meskipun Pemerintah Indonesia telah meluncurkan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sejak
www.kinerja.or.id
menghitung dana yang diperlukan untuk menutup kebutuhan operasional sekolah. Di Bulukumba, minimnya dana BOS dan dana bantuan program pendidikan gratis telah menghambat sekolah untuk memenuhi indikator standar pelayanan pendidikan, terutama yang berkaitan dengan penyediaan bahan untuk kegiatan belajar, seperti buku teks dan alat peraga. Selain itu, sekolah juga tidak memiliki anggaran yang cukup untuk mengirimkan guru mengikuti berbagai pelatihan dan pengembangan kompetensi guru. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Bulukumba bermitra dengan KINERJA-USAID untuk menghitung kesenjangan dana operasional SD/MI dan SMP/MTS dan mengatasi tantangan financial tersebut melalui program Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP). Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar.
Strategi Implementasi Sejak tahun 2011, KINERJA-USAID melalui mitra LSM lokalnya LPKIPI (Lembaga Pelatihan dan Konsultan Inovasi Pendidikan Indonesia)
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
197
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
memberikan bantuan teknis kepada Dinas Pendidikan
yang dialami sekolah dan tergerak untuk mendukung
Kabupaten Bulukumba untuk menghitung kekurangan
operasional sekolah.
anggaran operasional sekolah.
• Penghitungan BOSP Pada saat yang sama, KINERJA membantu meningkatkan kapasitas masyarakat agar mereka mampu berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan pemerintah. Keterlibatan masyarakat ini dilakukan melalui forum multi-pemangku kepentingan (FMS) yang terdiri dari berbagai unsur, seperti tokoh masyarakat, komite sekolah, lembaga swadaya masyarakat, dinas pendidikan dan jurnaliswarga sebagai media alternatif untuk mendorong perbaikan pelayanan publik. Forum masyarakat ini bekerja sama dengan dinas pendidikan dalam setiap kegiatan BOSP, mulai dari sosialisasi, penghitungan kebutuhan anggaran operasional hingga advokasi peraturan bupati dan anggaran kepada DPRD.
Pada tahap ini, tim teknis dan MSF menghitung kesenjangan dana operasional sekolah dan anggaran yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut berdasarkan setiap indikator SPM dan SNP serta menggunakan data sekolah yang tersedia di Dinas Pendidikan. Keterlibatan Bappeda sangat diperlukan dalam tahap ini untuk memberikan masukan terutama terkait prosedur perencanaan dan penganggaran serta prioritas kegiatan. Berdasarkan hasil penghitungan BOSP tahun 2012, seluruh SD/MI di Bulukumba masih kekurangan biaya operasional sebesar 9,58 milyar rupiah dan SMP/MTS kekurangan 1,45 milyar rupiah.
Langkah yang diambil untuk memenuhi biaya operasional sekolah adalah:
• Sosialisasi dan Penyamaan Persepsi Langkah awal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah dan masyarakat tentang situasi pendidikan di Bulukumba, tantangan yang dihadapi sekolah dan pentingnya penghitungan BOSP. Kegiatan sosialisasi ini kemudian dilanjutkan dengan lokakarya metode penghitungan BOSP kepada tim teknis daerah, yang terdiri dari perwakilan Bappeda, Dinas Pendidikan dan FMS. Kehadiran masyarakat dalam kegiatan sosialiasi ini agar mereka lebih memahami hambatan finansial
198
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Tabel 1. Hasil analisa kesenjangan pembiayaan pendidikan per siswa/ tahun Kabupaten Bulukumba 2012
www.kinerja.or.id
• Verifikasi hasil penghitungan BOSP
untuk melanjutkan program BOSP. Peraturan ini juga meminta kedua lembaga tersebut untuk
Langkah ini diambil melalui konsultasi internal
menggunakan hasil penghitungan BOSP sebagai
dengan pemerintah daerah dan konsultasi eksternal
dasar perencanaan sekolah dan pengambilan
dengan masyarakat luas. Kegiatan ini dilakukan
kebijakan pendanaan pendidikan.
untuk memastikan bahwa hasil penghitungan BOSP benar-benar mencerminkan kebutuhan di lapangan.
• Penganggaran
• Advokasi peraturan pendukung dan anggaran
Peraturan Bupati ini mendukung Dinas Pendidikan untuk mengintegrasikan kekurangan biaya operasional sekolah dalam Rencana Kerja dan
Tim teknis dan FMS melakukan advokasi kepada
Anggaran (RKA) Dinas Pendidikan. Berdasarkan
Bupati dan DPRD untuk menerbitkan peraturan
hasil penghitungan BOSP, Pemerintah Kabupaten
pendukung untuk menjamin keberlanjutan program
Bulukumba telah menganggarkan 23 milyar rupiah di
BOSP melalui berbagai media, seperti dengar
APBD 2013 untuk memenuhi kebutuhan operasional
pendapat dengan Bupati dan DPRD serta publikasi
sekolah. Anggaran ini naik 12,5% dibanding
artikel di berbagai media oleh jurnalis warga. Selain
anggaran tahun sebelumnya.
itu, tim teknis, FMS dan pemerintah kabupaten juga melakukan konsultasi publik untuk mendapat masukan dari masyarakat terhadap isi dan pelaksanaan peraturan tersebut. Tidak hanya advokasi peraturan, FMS juga mengadvokasi DPRD untuk memperoleh dukungan politik dalam rangka penyediaan tambahan anggaran untuk sekolah. FMS aktif melakukan dialog dengan DPRD tentang situasi pendidikan terkini di kabupaten dan tantangannya serta meyakinkan mereka tentang pentingnya dukungan anggaran untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan. Setelah kurang lebih tujuh bulan advokasi dan konsultasi publik, Bupati Bulukumba menerbitkan Peraturan Bupati No. 19/ 2013 yang meminta pemerintah kabupaten/dinas pendidikan dan sekolah
www.kinerja.or.id
Anggaran yang Diperlukan Perkiraan anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan program BOSP ini adalah sebesar Rp. 250 juta. Dana tersebut dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan sosialisasi tentang pentingnya BOSP, penghitungan BOSP dan kesenjangan pembiayaan operasional sekolah, penyusunan rekomendasi teknis kepada pengambil keputusan, advokasi regulasi (Peraturan Bupati/Walikota), uji publik regulasi, dan penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan.
Dampak dan Perubahan Dampak paling nyata program BOSP ini adalah integrasi hasil penghitungan BOSP dalam rencana
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
199
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
kerja Dinas Pendidikan dan kenaikan anggaran
Untuk DPRD:
pendidikan sebesar 12,5% di tahun 2013 untuk mendukung pencapaian SPM dan SNP.
•
Hasil penghitungan BOSP dapat menjadi acuan bagi DPRD untuk memberikan persetujuan
Program ini juga membawa dampak jangka panjang
rencana kerja dan anggaran dan mengawasi
bagi sekolah, pemerintah kabupaten, DPRD dan
penggunaan anggaran untuk biaya operasional
masyarakat:
pendidikan.
Untuk sekolah:
Untuk masyarakat:
•
•
Sekolah dapat menggunakan hasil perhitungan selisih dana yang dibutuhkan untuk operasional
dan mudah dipahami masyarakat dapat
sekolah dan anggaran yang telah dialokasikan
meningkatkan kepercayaan publik terhadap
sebagai pedoman penyusunan rencana kerja
sekolah dan mendorong partisipasi mereka
dan anggaran sekolah dalam rangka mencapai
untuk mendanai kegiatan operasional sekolah.
standar pelayanan yang lebih baik. •
Penghitungan BOSP yang rinci, transparan
•
Informasi tentang alokasi penggunaan dana
Sekolah dapat menggunakan dokumen hasil
operasional sekolah memberi peluang kepada
perhitungan dana operasional sekolah tersebut
masyarakat untuk ikut mengawasi penggunaan
untuk mendapatkan dukungan dana dari sumber
dana sekolah.
pendanaan lain, seperti industri sesuai dengan peraturan yang berlaku. •
Proses penghitungan kebutuhan dana operasional sekolah yang partisipatif meningkatkan transparansi dan akuntabilitas sekolah dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap sekolah.
Pembelajaran Kegiatan ini menghasilkan beberapa pembelajaran kunci: •
diatasi jika proses penghitungan kebutuhan
Untuk pemerintah kabupaten: •
operasional sekolah, perumusan kebijakan pendukung dan pengalokasian anggaran
Dokumen hasil penghitungan BOSP
dilakukan secara transparan dan partisipatif
dapat menjadi pedoman pemerintah untuk
dengan melibatkan berbagai pemangku
menetapkan kebijakan pendanaan pendidikan. •
Dokumen ini juga dapat mendukung pemerintah kabupaten untuk menegosiasikan tambahan alokasi dana pendidikan dari pemerintah provinsi.
200
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Tantangan finansial yang dihadapi sekolah dapat
kepentingan. •
Peraturan pendukung sangat diperlukan untuk memastikan sekolah terus mendapatkan dukungan dana untuk memenuhi standar pelayanan minimal.
www.kinerja.or.id
•
Pemerintah perlu melibatkan DPRD dalam
•
Pemerintah Pusat perlu menerbitkan peraturan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
yang mewajibkan pemerintah daerah
kegiatan untuk mendapatkan persetujuan usulan
mengalokasikan dana tambahan ke sekolah
anggaran baru.
untuk mengatasi kesenjangan pembiayaan operasional sekolah yang tidak dapat ditutup
Rekomendasi •
Pemerintah pusat perlu mengalokasikan dana BOS berdasarkan kebutuhan riil sekolah dan mempertimbangkan besar kecilnya sekolah sehingga alokasi dana BOS lebih proporsional
dengan BOS. •
Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam menyusun kebijakan pendanaan pendidikan.
•
Pemerintah daerah perlu menerbitkan peraturan pendukung untuk menjamin keberlanjutan dana tambahan operasional sekolah.
dan adil.
Testimoni Drs. H. Isbayir, MM Pengawas Sekolah Menengah, Dinas Pendidikan Kabupaten Bulukumba: “Penghitungan BOSP memberikan acuan bagi pemerintah daerah untuk membuat rencana anggaran pendidikan dan membantu sekolah menghitung kebutuhan operasionalnya selama satu tahun. Bagi masyarakat, formula ini akan meningkatkan transparansi sekolah yang dapat memperkuat partisipasi masyarakat dalam pendanaan sekolah. Dengan adanya tambahan dana ini, saya harap sekolah dapat meningkatkan kualitas guru dan siswa, serta memperbaiki kualitas layanan sekolah.” Detail Kontak Dinas Pendidikan Kabupaten Bulukumba Jl. A. Yani No. 41 Bulukumba, Sulawesi Selatan, 92 152 Telp +62-413-81054
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
201
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Bahan Bacaan 3.6.
Praktik Cerdas KINERJA
Integrasi Standar Pelayanan Minimal dalam Anggaran, Kabupaten Jember, Jawa Timur
yang kuat antara dinas dan masyarakat, pemerintah kabupaten mengganggarkan 14 milyar rupiah untuk pemenuhan SPM kerjasama di APBD 2014.
Situasi sebelum Inisiatif Hingga tahun 2012, Dinas Kesehatan Kabupaten Jember belum mencapai target standar pelayanan minimal (SPM), terutama untuk indikator yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Berdasarkan data dinas kesehatan 2012, ratarata tingkat capaian SPM kesehatan di kabupaten ini sekitar 10%-20% dibawah target nasional.
Ringkasan Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal (SPM) kesehatan Kabupaten Jember hingga tahun 2012 masih di bawah target nasional. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dinas kesehatan dalam pemenuhan SPM adalah keterbatasan anggaran. Meskipun dinas kesehatan telah mengumpulkan data capaian SPM secara teratur, hasil evaluasi ini tidak dimasukkan dalam rencana program dan anggaran mereka.
Salah satu tantangan terbesar dalam pemenuhan target SPM ini adalah kurangnya anggaran untuk mendukung pelaksanaan pedoman ini. Meskipun Pemerintah Kabupaten Jember telah menghitung capaian SPM mereka sejak 2008 seperti yang dimandatkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan No. 741/MENKES/PER/VII/2008, mereka belum mengintegrasikan hasil evaluasi dalam perencanaan program dan anggaran. Hal ini menyebabkan anggaran kesehatan tidak direncanakan berdasarkan target indikator SPM.
Sejak 2013, Dinas Kesehatan Kabupaten Jember bermitra dengan USAID-KINERJA
Strategi Implementasi
untuk menganalisa capaian SPM mereka dan
202
menghitung anggaran yang diperlukan. Seluruh
Sejak 2013, USAID-KINERJA bermitra dengan
proses ini dilakukan dengan melibatkan partisipasi
Dinas Kesehatan Jember dan empat Puskesmas
masyarakat sebagai pengguna layanan kesehatan.
mitra. USAID-KINERJA telah melakukan
Menggunakan hasil evaluasi SPM, masyarakat dan
serangkaian kegiatan untuk memahami, membuat
dinas kesehatan melakukan advokasi anggaran
strategi dan menerapkan pelayanan kesehatan yang
kepada pemerintah kabupaten. Melalui kemitraan
berbasis standar pelayanan minimal. Pada saat
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
yang sama, KINERJA juga membantu meningkatkan
• Analisa capaian SPM
pemahaman masyarakat terhadap hak dasar kesehatannya terutama dalam peningkatan tata
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan
kelola persalinan aman, inisiasi menyusu dini dan
informasi aktual tentang perkembangan
ASI Eksklusif. Selain itu, KINERJA meningkatkan
pemenuhan SPM kesehatan di kabupaten dan
kapasitas masyarakat untuk ikut mengawasi
mengidentifikasi tantangan yang menghambat
penyediaan layanan kesehatan sebagai bagian
pencapaian SPM. Menggunakan pengetahuan
dari upaya untuk peningkatan kualitas pelayanan
yang didapat dari training of trainer, tim trainer
kesehatan.
kemudian membantu Puskesmas dan dinas kesehatan untuk menganalisa perkembangan
Dinas kesehatan melibatkan forum multi-stakeholder
pencapaian SPM dan mencari solusi untuk
(forum multi-pemangku kepentingan/ FMS) yang
mengatasi faktor penghambat.
terdiri dari perwakilan masyaraka, pemerintah dan mediadalam setiap kegiatan kesehatan yang berkaitan dengan SPM, mulai dari peningkatan
• Penghitungan anggaran yang diperlukan (costing)
kapasitas hingga advokasi pemerintah kabupaten untuk mengintegrasikan SPM kesehatan dalam
perencanaan.
Untuk menjamin bahwa program yang telah dirancang dapat diimplementasikan dengan lancar, tim perumus membantu Puskesmas
Tahapan kegiatan ini secara umum dibagi menjadi:
untuk menghitung anggaran yang diperlukan untuk memenuhi setiap indikator SPM.
• Peningkatan kapasitas pemerintah daerah
• Integrasi hasil costing dalam perencanaan dinas kesehatan/SKPD
Langkah awal ini dilakukan untuk memberikan
pemahaman pemerintah dan masyarakat
Pada tahap ini, tim perumus, dinas dan
tentang penggunaan SPM sebagai panduan
Puskesmas berdiskusi dengan tim anggaran
kualitas pelayanan kesehatan melalui kegiatan
pemerintah kabupaten dan Badan Perencanaan
training of trainer. Pada tahap awal ini, USAID-
Pembangunan Kabupaten (Bappekab) tentang
KINERJA memfasilitasi pemerintah kabupaten
integrasi hasil penghitungan anggaran untuk
untuk membentuk trainer SPM yang terdiri
SPM dalam rencana tahunan dan lima tahunan
dari perwakilan FMS, dinas kesehatan dan
satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan
Puskesmas. Tim trainer tersebut bertugas untuk
daerah. Kehadiran tim anggaran pemerintah
membantu Puskesmas dan dinas kesehatan
kabupaten membantu dinas kesehatan untuk
dalam setiap kegiatan SPM.
mengkritisi rencana anggaran dan membuat prioritas kegiatan.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
203
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
• Advokasi anggaran
pertemuan dengan para penentu kebijakan. Melalui tulisan mereka di berbagai media,
Langkah ini diawali dengan presentasi hasil
jurnalis warga diharapkan mampu menyadarkan
costing SPM oleh tim perumus kepada pejabat
masyarakat tentang penggunaan SPM sebagai
yang berwenang dalam perencanaan dan
alat pengawas kebijakan publik dan mendorong
penganggaran pemerintah kabupaten, seperti
pemerintah untuk segera memenuhi SPM.
Bappeda, BPKA dan tim anggaran. Selain itu,
jurnalisme warga juga dilibatkan dalam setiap
Secara ringkas, alur kegiatan bantuan teknis USAID-KINERJA untuk SPM kesehatan di Kabupaten Jember adalah:
2.
1. TRAINING OF TRAINER SPM BIDANG KESEHATAN PENDAMPINGAN PENGHITUNGAN PENCAPAIAN SPM DI KABUPATEN
3.
CAPAIAN SPM TERKINI
MENGIDENTIFIKASI TINGKAT PENCAPAIAN SPM
KEBIJAKAN DAN ALTERNATIF PROGRAM DAN KEGIATAN MEMENUHI GAP, SERTA PRIORITISASI KEGIATAN INTERVENSI
COSTING DAN PEMBIAYAAN PEMENUHAN SPM ANALISIS GAP
TARGET NASIONAL
INTEGRASI HASIL COSTING DAN PEMBIAYAAN SPM DALAM PERENCANAAN & PENGANGGARAN DAERAH DAN SKPD
PENDOKUMENTASIAN HASIL COSTING SPM UNTUK ADVOKASI
MONITORING DAN EVALUASI SERTA LAPORAN KINERJA
Table 1. Alur kegiatan SPM kesehatan di Kabupaten Jember
204
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Anggaran yang Diperlukan
Tidak hanya peningkatan kapasitas teknis dinas kesehatan dan Puskesmas, pengetahuan
Anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan
masyarakat tentang SPM dan peran mereka untuk
seluruh program ini, mulai dari analisa kesenjangan
mengawasi pelayanan publik juga meningkat. Selain
hingga advokasi anggaran sebesar 78.376.500
itu, pengalaman berdiskusi dengan pemerintah
rupiah. Anggaran ini digunakan untuk membiayai
kabupaten tentang anggaran SPM juga
operasional lokakarya dan pertemuan yang berkaitan dengan SPM.
Dampak dan Perubahan
• Peningkatan kerja-kerja advokasi anggaran oleh FMS Pelatihan SPM kepada FMS telah meningkatkan pemahaman masyarakat forum tentang konsep
Setahun setelah program integrasi SPM dalam
SPM dan kegunaannya dalam perencanaan
perencanaan ini dilakukan, Pemerintah Kabupaten
dan penganggaran pelayanan kesehatan yang
Jember telah mengalokasikan dana sebesar 14
berkualitas. Peningkatan kapasitas ini juga telah
milyar rupiah untuk Dinas Kesehatan pada APBD
membuat rasa percaya diri masyarakat meningkat
2014 untuk memenuhi SPM. Anggaran tersebut
sehingga mereka mampu melakukan advokasi
telah dialokasikan per indikator sehingga dinas
anggaran SPM kepada pemerintah dan DPRD.
kesehatan mampu mengetahui berapa banyak dana yang diberikan untuk mendukung capaian setiap indikator. Selain itu kegiatan ini juga menghasilkan sejumlah dampak jangka panjang, seperti:
• Peningkatan kapasitas sumber daya manusia
• Perencanaan dan evaluasi berbasis bukti Peningkatan kapasitas Puskesmas dan dinas kesehatan sudah merubah paradigma perencanaan dan penganggaran dari historical planning menjadi perencanaan berbasis bukti. Puskesmas
Sejak bermitra dengan USAID-KINERJA, dinas
menggunakan dokumentasi hasil costing SPM
kesehatan dan Puskesmas mampu lebih memahami
sebagai data acuan untuk membuat target dan
konsep SPM dan bagaimana panduan tersebut
rencana kerja bulanan, triwulan dan tahunan.
digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Selain itu, staf
Dokumen tersebut juga membantu pemangku
dinas kesehatan dan Puskesmas juga mampu
kepentingan Kabupaten Jember untuk mengukur
menganalisa capaian dan tantangan untuk
kinerja dinas dan Puskesmas untuk mencapai SPM.
memenuhi SPM serta menghitung anggaran yang
Dokumen ini juga memuat waktu dan anggaran
diperlukan untuk mengatasi tantangan tersebut.
untuk mencapai target pemenuhan SPM.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
205
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
• Program kerja yang berkelanjutan
Pembelajaran
Integrasi SPM dalam Rencana Kerja Anggaran
Beberapa pembelajaran yang dapat ditarik dari
(RKA)/Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
inisiatif SPM kesehatan di Jember adalah:
dinas kesehatan dan APBD pemerintah kabupaten membantu menjaga keberlanjutan program dinas
•
Partisipasi aktif dari semua unsur dinas
kesehatan dan Puskesmas. Dokumen hasil
kesehatan, Puskesmas dan masyarakat
penghitungan anggaran SPM juga dapat dikaji
sangat penting untuk mengukur sejauh mana
ulang setiap tahun untuk disesuaikan dengan harga
layanan kesehatan telah memenuhi indikator
satuan kegiatan sebelum diintegrasikan dalam
dalam SPM. Melalui kemitraan pemerintah dan
penganggaran dinas/SKPD.
masyarakat yang kuat, dinas kesehatan mampu mengidentifikasi tantangan yang sebenarnya
• Peningkatan transparansi dan akuntabilitas
terjadi dalam upaya pemenuhan SPM dan mendapatkan alternatif solusi untuk masalah tersebut.
Melalui bantuan teknis USAID-KINERJA, dinas
•
Kerjasama dinas teknis dengan tim anggaran/
kesehatan dan Puskesmas mampu meningkatkan
Bappeda sangat diperlukan untuk memberikan
transparansi dan akuntabilitasnya. Seluruh
pemahaman kepada mereka tentang masalah
pemangku kepentingan baik staf pemerintah
yang menghambat upaya pencapaian SPM.
maupun masyarakat awam dapat mendiskusikan
Selain itu, tim anggaran/Bappeda dapat
program kesehatan secara terbuka.
memberikan masukan dalam rencana anggaran
• Rasa kepemilikan masyarakat terhadap program kesehatan pemerintah meningkat
dinas kesehatan dan membuat prioritas kegiatan. •
Hasil analisa kesenjangan capaian SPM dan anggaran yang diperlukan perlu didokumentasikan sebagai responsif pemerintah
Proses integrasi SPM dalam anggaran pemerintah kabupaten melibatkan masyarakat
206
terhadap pelayanan kesehatan dasar •
Dokumen SPM ini yang memuat indikator-
untuk memastikan bahwa program kesehatan
indikator pencapaian SPM merupakan bentuk
yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan
akuntabilitas Pemerintah Kabupaten Jember
masayarakat. Proses partisipatif ini meningkatkan
terutama Dinas Kesehatan dan Puskesmas
rasa kepemilikan masyarakat terhadap program
dalam pemenuhan hak pelayanan kesehatan
pemerintah karena mereka merasa mempunyai andil
dasar masyarakat. Dokumen costing SPM yang
dalam pembuatan program tersebut.
sudah lebih tranparans akan memudahkan
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
seluruh pemangku kepentingan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pencapaian •
Rekomendasi
SPM.
Belajar dari pengalaman proses integrasi SPM
Dokumen yang sudah tersusun berbasis bukti
kesehatan dalam anggaran pemerintah, ada
merupakan argumentasi kuat dalam melakukan
beberapa rekomendasi yang dihasilkan:
advokasi kepada penentu kebijakan anggaran di tingkat kabupaten. •
Perlu ada peraturan bupati yang mendukung penerapan SPM kesehatan di dinas kesehatan/
mengintegrasikan rencana pencapaian SPM
seluruh SKPD dan Puskesmas. Peraturan ini
dalam dokumen perencanaan dan keuangan
akan membantu masyarakat untuk melakukan
daerah (Rencana Pembangunan Jangka
advokasi pencapaian SPM.
Menengah Daerah/RPJMD, Rencana Kegiatan
•
•
Dukungan pemerintah kabupaten untuk
•
Dinas kesehatan perlu melanjutkan
Prioritas Daerah/RKPD) sangat diperlukan untuk
evaluasi periodik capaian SPM mereka dan
menjaga keberlanjutan upaya dinas kesehatan
mengintegrasikan target yang belum terpenuhi
dan Puskesmas mencapai SPM.
ke dalam rencana kerja periode selanjutnya.
Jurnalis warga dapat menciptakan kebisingan yang lebih mendorong pemerintah kabupaten
•
Pemerintah kabupaten perlu terus menganggarkan pemenuhan SPM.
untuk peningkatan anggaran dalam mempercepat pemenuhan SPM.
Testimoni Muhammad Ichsan Ketua Forum Peduli Kesehatan (Forum Multi-stakeholder) Dengan terbentuknya Forum Peduli Kesehatan, kami bisa menyampaikan program-program Dinas Kesehatan dan keluhan-keluhan masyarakat bisa disampaikan di Dinas Kesehatan, Detail Kontak Dinas Kesehatan Kabupaten Jember Jl. Srikoyo 1/03 Jember Ph. 0331 - 426624 http://jember.dinkesjatim.go.id/
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
207
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Bahan Bacaan 3.7.
pada tingkat nasional meliputi Peraturan Pemerintah no.65 thn 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM, Permendagri no. 6 thn 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penerapan SPM, Permendagri no. 79 thn 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian SPM, dan
Praktik Cerdas KINERJA
Peraturan Walikota Makassar dalam Percepatan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
Permenkes RI no. 741/Menkes/PER/VII/ 2008 tentang SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Kebijakan pusat ini belum menjadi rujukan daerah baik dalam upaya pemenuhan hak pelayanan kesehatan dasar rakyat maupun untuk mengukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
Ringkasan
oleh daerah. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh daerah sesungguhnya adalah pelayanan yang sama dengan SPM. Namun banyak
Upaya percepatan target pencapaian Standar
daerah terutama Kota Makassar belum pernah
Pelayanan (SPM) Kesehatan di Kota Makassar
melakukan perhitungan pencapaian indikator SPM
secara bertahap mulai 2012 – 2015 adalah salah
sebagai wujud akuntabilitas pelayanan daerah.
satu bentuk aksi kongkrit dari komitmen Pemkot
Sehingga sulit menentukan pencapaian target SPM
Makassar untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
dan gap yang ada. Akibatnya anggaran kesehatan
di Kota Makassar. Melalui dukungan Program
juga masih belum terfokus pada pencapaian target
KINERJA-USAID secara bersama sama dengan
atau peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
Dinas Kesehatan dan MSF melakukan analisis
pada indikator yang sudah tercapai target SPM.
pencapaian SPM dan hasilnya dapat diitegrasikan ke dalam perencanaan dan penganggaran SKPD
Pada tahun 2011 Dinas Kesehatan Kota Makassar
Dinas Kesehatan yang kemudian menjadi bagian
pernah melakukan perhitungan pencapaian
yang tidak terpisahkan dari lahirnya regulasi Perwali
indikator SPM kesehatan dengan hasil beberapa
Nomor 101 tahun 2013 tentang Penerapan SPM.
indikator pencapaiannya masih rendah antara lain
Situasi sebelum Inisiatif Proses desentralisasi telah mengakibatkan perubahan–perubahan mendasar dalam pelayanan kesehatan baik di tingkat nasional maupun provinsi dan kabupaten/ kota. Pelimpahan kewenangan pusat ke daerah telah melahirkan beberapa regulasi
208
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
persentasi cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani masih 50% demikian pula persentase Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin masih 44%. Costing perencanaan pencapaian indikator SPM tidak spesifik anggarannya ditujukan untuk alokasi pencapaian SPM karena perencanaan
www.kinerja.or.id
kegiatan dengan alokasi anggaran bersifat
Makassar. Proses penyusunan ini sudah mengacu
“gelondongan”, sehingga relasi antara kegiatan dan
kondisi SPM dengan melibatkan seluruh pemangku
target pencapaian SPM menjadi seringkali tidak
kepentingan. Langkan-langkah yang ditempuh dalam
sinkron, sebelumnya juga belum pernah dilakukan
pengembangan perwali adalah sebagai berikut:
perhitungan sumber daya dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai SPM kesehatan, termasuk
•
Penyiapan Tim Penyusun Peraturan Walikota (Perwali) Makasar
kesenjangan pembiayaan, rencana pencapaian SPM kesehatan dan penetapan target tahunan pencapaian SPM kesehatan. Kebutuhan suatu
Agar proses persiapan penyusunan perwali dan
kebijakan daerah (peraturan walikota atau Perwali)
sistematis, maka sebagai langkah awal Dinas
diasumsikan dapat meningkatkan perhatian para
Kesehatan membentuk tim penyusun Perwali
stakeholder daerah dalam percepatan pencapaian
yang terdiri dari Sekretaris Dinas Kesehatan
target SPM.
Kota Makassar, Kabid BPSDK Kesehatan, Kabid Binkesmas, Kasi Perencanaan, Bagian
Sebelum ada pendampingan dari program
Hukum Pemda Makassar, dan Prof. DR.
USAID-KINERJA, Dinas Kesehatan dalam
Noer Bahri Noor, M.Kes (Konsultan Program
menentukan indikator capaian SPM tahun berikunya
USAID-KINERJA). Tim ini yang bertugas untuk
hanya meminta kepala bidang memberi usulan
penyusunan perwali.
berdasarkan capaian yang ada ditingkat Puskesmas. Dinas belum melakukan analisis situasi kondisi di
•
Analisis Pencapaian SPM
Tim perumus dengan melibatkan berbagai
lapangan dan kemampuan Puskesmas berserta staf. Kurangnya upaya dalam mengejar pemenuhan
pemangku kepentingan seperti kepala dan
target SPM Kesehatan di Kota Makassar
staf Puskesmas, PKK, kader kesehatan,
dimungkinkan salah satunya karena belum adanya
Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Lembaga
kebijakan yang menjadi payung pelaksanaan SPM
Swadaya Masyarakat (LSM) dan media
kesehatan di tingkat daerah. Oleh karena itu upaya
melakukan analisis kesenjangan. Kemudian
penyusunan Peraturan Walikota Makassar dalam
dilakukan analisis biaya yang menjadi proses
Percepatan Pemenuhan SPM Kesehatan menjadi
penganggaran APBD Dinas Kesehatan Kota
penting dan strategis.
Makassar. Hasil analisis ini menjadi naskah akademik yang akan menjadi acuan tim dalam
Strategi implementasi Strategi mempercepat pencapaian SPM Kesehatan di Kota Makassar dilakukan melalui penyusunan payung hukum melalui Peraturan Walikota
www.kinerja.or.id
perumusan Perwali SPM. •
Integrasi hasil costing dalam dokumen perencanaan & Penanggaran melibatkan Multistakeholder Forum
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
209
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Hasil perhitungan gap SPM Kesehatan oleh
Asisten II, Paraf Sekretaris Daerah dan terakhir
tim perumus dan Multi-stakeholder Forum
ditandatangani oleh Walikota Makassar.
(MSF) membahas untuk mengintegrasikan dalam Penggaran Dinas Kesehatan Kota Makassar. Kontribusi MSF cukup signifikan dalam proses pengawalan anggaran. Alokasi anggaran tahunan untuk menutup gap yang
Anggaran yang Diperlukan
Untuk melaksanakan program ini diperlukan dana sekitar 100 juta rupiah untuk pembiayaan
telah dianalisis oleh tim perumus. Program
lokakarya dan advokasi anggaran.
dan kegiatan yang disepakati dengan MSF secara bertahap setiap tahun dituangkan ke dalam RKT/RKS, Rencana Kerja SKPD dan RKAS dengan skenario pemenuhan anggaran berdasarkan kemampuan fiskal Pemerintah Kota Makassar. •
Sosialisasi Draf Perwali Melibatkan MSF
Draf Perwali tentang penerapan SPM
Dampak dan Perubahan •
SPM Kesehatan
mengintegrasikan kedalam perencanaan dan penganggaran sehingga perumusan kebijakan
disosialisasikan kepada seluruh pemangku
menjadi lebih tepat sasaran dan target. Dinas
kepentingan terkait (Dinas Kesehatan, Kepala
Kesehatan dalam upaya mencapai pemenuhan
Puskesmas, MSF Kesehatan, LSM, Jurnalisme
SPM Kesehatan, secara bertahap mulai tahun
Warga, IBI.) Kegiatan dilaksanakan dengan
2012 sampai 2015 Dinas Kesehatan Kota
konsultasi publik sebanyak 3 Kali. Seluruh
Makassar telah mengalokasikan anggaran
masukan yang disampaikan oleh stakeholders
sebesar 27,631 milyar rupiah untuk 18 indikator
menjadi bahan penyempurnaan draf Perwali. Proses Pengesahan Perwali SPM Kesehatan
Proses pengesahan Perwali SPM Kesehatan setelah dianggap cukup oleh Tim kemudian dilakukan dengan penandatangan paraf berjenjang oleh pimpinan SKPD yang terkait mulai dari Paraf Kepala Dinas, Paraf Bagian Hukum yang dilanjutkan dengan telaah, Paraf
Dukungan data perhitungan SPM yang akurat akan lebih memudahkan dalam
Kesehatan bersama dengan hasil costing SPM
•
Peningkatan dan Kesinambungan Anggaran
SPM Kesehatan. •
Peningkatan kapasitas SDM Dinas Kesehatan
Pendampingan yang dilakukan Program KINERJA-USAID dengan selalu menggunakan pendekatan penguatan supply dan demand, secara tidak sadar menumbuhkan kesadaran baru bagi pemerintah dan masyarakat terhadap pemenuhan SPM sebagai wujud kewajiban pemda dalam pelayanan hak kesehatan dasar rakyat.
210
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
•
Timbul saling memahami antara penyedia
•
layanan dan masyarakat dan kepemilikan SPM.
Peraturan Walikota tersebut telah menjadi dasar dinas kesehatan untuk perencanaan dan penganggaran SPM Kesehatan. Namun,
Proses penyusunan regulasi ini telah
hal yang paling penting terhadap peningkatan
meningkatkan kemitraan antara penyedia
anggaran SPM adalah keterlibatan dinas teknis/
layanan, pengambil kebijakan anggaran, dan
kesehatan dengan tim anggaran/Bappeda dalam
masyarakat atau multi stakeholder forum
pembahasan kebijakan SPM. Keterlibatan ini
sehingga memudahkan negosiasi anggaran.
telah menciptakan pemahaman yang mendalam
Karena SPM dibahas secara bersama multi
terhadap perencanaan dinas kesehatan secara
pihak, maka semua memiliki rasa kepemilikan
detil sehingga memudahkan dalam advokasi
terhadap upaya pencapaian indikator dan target
anggaran sesuai dengan pemenuhan target SPM.
SPM. Demikian juga di internal Dinkes terjadi
•
Hasil analisa kesenjangan capaian SPM dan
integrasi perencanaan dan penganggaran
anggaran yang diperlukan merupakan dokumen
sehingga pencapaian indikator dan target SPM
akuntabilitas tinggi dalam penyusunan kebijakan
bukan lagi ego masing-masing program.
dan advokasi anggaran SPM Kesehatan. Dokumen costing SPM juga dapat digunakan sebagai bahan pengawasan implementasi
Pembelajaran Dinas Kesehatan, Puskesmas dan MSF Kesehatan serta Bappeda mengakui Pendampingan Program
SPM (menjadi lampiran Perwali SPM) baik oleh pemerintah maupun MSF. •
makin meningkatkan pengawasan dan dorongan
USAID-KINERJA dalam SPM Kesehatan secara
masyarakat (jurnalis warga) kepada Pemda
khususi memberi beberapa pembelajaran antara lain: •
Partisipasi aktif dari semua unsur dinas
Terbitnya Perwali SPM no. 101 tahun 2013
Makassar untuk mempercepat pemenuhan SPM. •
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara rutin dan sistimatis akan menjamin pencapaian
kesehatan, Puskesmas dan MSF Kesehatan
dan kualitas pelayanan SPM Kesehatan.
sangat penting untuk menyusun regulasi daerah (peraturan wali kota). Partisipasi ini sudah mendorong dengan kuat sehingga lahirnya
Rekomendasi
kebijakan yang sesuai dengan peningkatan pelayanan publik terutama dalam pemenuhan
• Penting regulasi SPM sebagai payung untuk
SPM Kesehatan. Partisipasi ini kuat antara para
memastikan SPM menjadi fokus dalam proses
pemerintah dan masyarakat memunculkan sikap
perencanaan dan anggaran
saling mengawasi dalam upaya pemenuhan SPM dan mendapatkan alternatif solusi dan
•
Pengintegrasian SPM Kesehatan ke dalam tahapan proses perencanaan dan penganggaran
dukungan untuk masalah tersebut.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
211
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
daerah harus mendapatkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan di daerah.
• Keterlibatan masyarakat sebagai pengawas dan advokator sangat berperan dalam menjaga kesesuaian dan kesinambungan program
• Kesinambungan SPM atau program kesehatan lainnya sangat tergantung SPM terintegrasi
meski ada pergantian pimpinan di tingkat SKPD maupun pimpinan daerah.
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah.
Testimoni Samsiah Desni Kepala Puskesmas Batua, Kota Makassar, Sulawesi Selatan “Di Puskesmas ini staf berjumlah hanya kurang lebih 50 orang. Dengan jumlah penduduk 66.204 orang tidak mungkin kami mampu untuk menghandle semua kesehatan masyarakat kalau tidak ada mitra dari kami. Maka dengan adanya partisipasi dari masyarakat, khususnya kader-kader Posyandu maka program-program kesehatan itu kita bisa jalan bersama”. Detail Kontak dr. Hj. A. Naisyah T. Azikin, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar Jl. Teduh Bersinar No. 1 Makassar Telp. 0816276706 / 0411 - 881549 Fax. 0411 - 887710 e-mail.
[email protected] Website: dinkeskotamakassar.net
212
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Bahan Bacaan 3.8.
tahun 2013 yang hanya tertinggal sebesar 5% dari total belanja daerah semakin memprihatinkan. Komitmen pemerintah daerah untuk pembangunan di bidang kesehatan tidak tercermin dalam anggaran urusan kesehatan. Jika dibandingkan dengan jumlah
Praktik Cerdas KINERJA
Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan di Kabupaten Jayapura
penduduk Kabupaten Jayapura pada tahun 2012 sebanyak 118.046 jiwa, maka anggaran kesehatan untuk setiap penduduk Kabupaten Jayapura hanya 249 ribu rupiah pertahun atau hanya 24 ribu rupiah perbulan. Berdasarkan hasil evaluasi pemenuhan SPM yang difasilitasi oleh KINERJA, SPM Kesehatan Kab.Jayapura pada tahun 2013 hanya mencapai
Ringkasan IPM atau Indeks Pembangunan Manusia di Papua menduduki urutan ke-33 dari 33 propinsi yang ada di Indonesia. Status IPM yang rendah tersebut, salah satunya disebabkan karena buruknya/rendahnya kualitas pelayanan publik, termasuk dalam pelayanan kesehatan, padahal anggaran besar telah dialokasikan oleh pemerintah. Peningkatan kualitas pelayanan publik agar memenuhi Standar Pelayanan Minimum termasuk di dalamnya bidang kesehatan merupakan jalan terbaik untuk meningkatkan IPM dari tahun ke tahun, dan partisipasi aktif masyarakat menjadi salah satu strategi kunci untuk pencapaiannya.
36%. Pemahaman pemerintah daerah terhadap Permenkes 741 tahun 2008 tentang SPM Kesehatan serta Permenkes 828 tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis penerapan SPM juga masih rendah. SPM masih belum dianggap penting untuk dijadikan landasan dalam perencanaan dan penganggaran sektor kesehatan, dan juga belum dipakai sebagai alat manejemen untuk menilai kinerja sektor kesehatan di daerah. Beberapa indikator SPM belum dijadikan acuan indikator dan target program kerja dan kegiatan dalam pengembangan rencana kerja sektor. Selain itu, masyarakat masih belum dilihat sebagai mitra yang strategis untuk pembangunan sektor kesehatan di daerah dalam proses ini. Partisipasi masyarakat dalam menentukan kebutuhan kesehatan untuk pemenuhan hak dasarnya belum
Situasi sebelum Inisiatif
banyak didorong dan disaat yang sama ketidak pahaman mengeni standar pelayanan kesehatan
Tren anggaran untuk sektor kesehatan di Kab.
yang menjadi hak-nya belum banyak dipahami
Jayapura menurun dari tahun 2009 (11%) hingga
dengan baik
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
213
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Strategi Implementasi
integrasi SPM bidang kesehatan ke dalam perencanan dan pengganggaran daerah.
USAID-KINERJA di Papua menerapkan pendekatan untuk perbaikan pelayanan publik dari dua sisi, yakni
Bantuan teknis USAID-KINERJA menekankan
sisi penyedia dan pengguna. Dari sisi penyedia,
pentingnya keterlibatan masyarakat dalam proses
KINERJA melakukan asistensi dan penguatan
pengembangan dan pembiayaan SPM kesehatan
kapasitas organisasi lokal dalam melakukan upaya
dan mendorong pemerintah daerah untuk
penyadaran akan hak-hak masyarakat, sehingga
melibatkan masyarakat dalam proses ini, serta
mampu melakukan advokasi untuk peningkatan
sebagai bagian dari upaya untuk memenuhi amanat
kualitas pelayanan publik. SPM diletakkan dalam
akuntabilitas dan transparansi penyelenggara
bingkai hak dasar masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan publik.
pelayanan publik, sehingga diseminasi SPM dan penyadaran akan pentingnya pemerintah memenuhi
Beberapa tahapan pelaksanaan kegiatan antara
SPM bagi masyarakat menjadi prioritas dalam
lain:
penyediaan pelayanan publik yang berbasis standar. •
Lokakarya awal sosialisasi standar layanan
Dari sisi pemerintah, sebagai penyedia pelayanan
kesehatan dan strategi penerapannya di
publik, USAID-KINERJA memberikan peningkatan
daerah.
pemahaman dalam penyediaan pelayanan publik yang berkualitas mengacu kepada standar
Dalam lokakarya ini, dibangun pertama kali
layanan, asistensi dalam melakukan penelaahan
pemahaman penyelenggara pelayanan
pencapaian SPM untuk mengetahui kesenjangan
kesehatan, pelayan kesehatan serta masyarakat
nya, dan kemudian memberikan asistensi dalam
umum tentang SPM sebagai bagian dari
penghitungan dan skema pembiayaan dalam
berbagai standar layanan kesehatan yang
memenuhi SPM serta intervensi kebijakan, program
ada di Indonesia. Lokakarya ini menekankan
dan kegiatan yang diperlukan untuk memenuhi
bahwa dalam pengembangan dan penentuan
kesenjangan yang ada .
pembiayaan standar pelayanan minimal, masyarakat menjadi bagian penting dalam
Tim teknis tingkat kabupaten terdiri dari pengambil
proses tersebut. SPM diletakkan dalam bingkai
kebijakan ditingkat kabupaten, yang berperan
hak dasar masyarakat untuk mendapatkan
menjadi penasihat program tingkat kabupaten
pelayanan publik, sehingga diseminasi SPM
serta memainkan peran penting dalam mendorong
dan penyadaran akan pentingnya pemerintah
pelaksanaan pendampingan dan penghitungan SPM
memenuhi SPM bagi masyarakat menjadi
kesehatan sesuai dengan rencana kerja. Selain
prioritas dalam publik
itu, tim teknis ini juga aktif melakukan mendorong
214
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
•
Lokakarya capaian dan kesenjangan (yang
yang akan memerlukan koordinasi dan sinergi
ada dan lokakarya pembiayaan/costing)
dengan sektor lainnya.
Dalam lokakarya ini, forum multi-pihak serta
Selain itu, konsultasi publik ini menjadi ajang
masyarakat sipil lainnya terlibat dalam lokakarya
untuk memberikan ruang yang lebih luas
memainkan peran penting. Peran ini antara lain
pada masyarakat sipil dan forum multi-pihak
melalui konfirmasi langsung terhadap capaian
baik ditingkat kabupaten dan juga distrik
dilapangan dari sektor kesehatan/Puskesmas,
untuk memberikan masukan sebelum hasil
tetapi juga memberikan masukan-masukan
costing SPM ini diintegrasikan lebih lanjut
untuk pencapaian SPM didaerah kepada dinas
ke dalam perencanaan dan penganggaran
kesehatan dan Puskesmas. Masukan-masukan
daerah. Masyarakat melalui forum multi-
ini juga memperkaya pilihan kegiatan untuk
pihak memberikan masukan dan diharapkan
mengatasi kesenjangan yang ada, dan mampu
kedepannya juga mendukung Dinas Kesehatan
mempercepat pencapaian SPM di daerah.
dalam implementasi rencana. Forum multi-pihak juga akan terus mengawal dan mengawasi
Kemudian, dinas kesehatan dan Puskesmas
pencapaian SPM kesehatan
bersama masyarakat menyusun rencana kerja dan skala prioritas mana yang bisa menjawab
•
Penyebarluasan informasi dan diskusi
persoalan kesenjangan agar di tahun depan
tingkat masyarakat tentang standar
bisa tercapai. Setelah perencanaan kegiatan
pelayanan minimal kesehatan.
terpenuhi dan sesuai sasaran prioritas, masyarakat pun terlibat untuk memberikan
Dalam berbagai kesempatan, pertemuan forum
masukan dan saran terhadap besar anggaran
multi-pihak tingkat distrik dan juga tingkat
yang dibutuhkan untuk bisa menjawab
Kabupaten, SPM menjadi topik diskusi dalam
persoalan
rangka meningkatkan pemahaman masyarakat sipil terhadap SPM dan relevansinya dalam
•
Konsultasi publik dan pengawasan publik
Konsultasi publik dilakukan di Kab.Jayapura
pemenuhan hak kesehatan.
Disamping itu, ada serangkaian radio talkshow
dalam rangka mendiskusikan hasil costing SPM
yang dilakukan dengan bekerjasama dengan
pada pemangku kepentingan yang lebih luas
Radio Kenambai Umbai di Sentani – baik
dan dalam rangka mendapatkan dukungan.
yang dilakukan di dalam studio ataupun di
Dalam konsultasi publik ini, SKPD serta badan
luar ruangan/di kampung yang melibatkan
pemerintah daerah lainnya dilibatkan karena
masyarakat umum – yang fokus membahas
banyak aspek dari pencapaian SPM kesehatan
isu standar layanan termasuk SPM kesehatan.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
215
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Radio talkshow ini membantu membangun
kesehatan sudah mengakomodir SPM didalamnya.
‘kebisingan’ ditingkat masyarakat tentang
Dalam rencana kerja anggaran Dinas Kesehatan
Standar Pelayan Minimal sebagai bagian
2014, terdapat alokasi dana untuk mendukung
pemenuhan hak masyarakat, dan mendorong
pemenuhan SPM sebesar 6,69milyar rupiah.
perbincangan tentang SPM di tingkat akar rumput.
Di saat yang sama, relasi dan kerjasama antara penyelenggara pelayanan kesehatan di Kab.
Selain itu, kelompok jurnalis warga, yang
Jayapura semakin erat terbangun. Dalam berbagai
kemudian membentuk forum jurnalis warga
kegiatan terkait perencanaan program kesehatan,
dengan nama “CYCLOPS” turut juga
forum multi-pihak dilibatkan sebagai peserta.
mengangkat isu SPM bidang kesehatan lewat
Keterlibatan masyarakat, terutama forum multi-pihak
tulisan dan dalam berbagai aktivitas mereka
dalam perencanaan kesehatan untuk pemenuhan
sebagai jurnalis warga.
SPM ini telah mendorong adanya mobilisasi sumber daya yang berasal dari masyarakat.
Dampak dan Perubahan Hasil penghitungan pembiayaan pemenuhan SPM telah disusun untuk empat tahun yakni 2014 - 2017. Anggaran yang dibutuhkan untuk capaian SPM di tahun 2014 adalah sebesar Rp 6.271.382.000 anggaran 2015 sebesar Rp. 10.290.521.550, anggaran SPM 2016 sebesar Rp. 11.876.847.545, dan anggaran SPM 2017 sebesar Rp. 14.232.772.161. Perbedaan anggaran setiap tahunnya merujuk pada perubahan harga setiap tahun yang diperkirakan. Pemerintah daerah telah berkomitmen untuk mengalokasikan APBD nya untuk kebutuhan tersebut. Dampak dari pendampingan SPM yang dilakukan oleh USAID-KINERJA telah membuat dinas kesehatan menyadari bahwa kegiatan yang lebih bisa mengungkit capaian SPM dan meningkatkan kinerja petugas kesehatan adalah dengan menerapkan SPM. Rencana strategis dinas
216
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Sebagai contoh untuk menjamin pencapaian salah satu indikator SPM Kesehatan dalam penanggulangan penyakit menular TB di Kab. Jayapura: Kampung Yoboi di Distrik Sentani telah mengalokasikan dana untuk menyiapkan insentif bagi empat kader TB (Tuberculosis) setempat menggunakan anggaran kampung. Selain itu, Forum Dobonsolo (Multi stakeholder forum Distrik Sentani) dalam proses Musrenbang distrik berhasil mengadvokasi pemerintah distrik untuk merencanakan Pos TB kampong untuk tujuh kampung di distrik Sentani yang nantinya akan dianggarkan lewat dana Prospek. Selama ini kader TB dan Pos TB yang melakukan tugas selalu dibiayai oleh Puskesmas dengan anggaran yang minim. Saat ini MSF ditingkat Kabupaten juga memiliki komitmen yang tinggi untuk mengawal dan mengawasi pelaksanaan pencapaian SPM dan penganggarannya di Kab. Jayapura. Pendampingan
www.kinerja.or.id
yang intensif atas perencanaan dan perhitungan
•
Peran media dan forum- multi-pihak yang
SPM kesehatan, telah mendorong pemerintah
dikembangkan di lapangan, mampu menjadi
daerah untuk mencoba mereplikasi melalui
agen pendorong perubahan didaerah dengan
pendampingan pengembangan SPM untuk
menyebar luaskan informasi tentang SPM
pelayanan publik lainnya di daerah.
dan apa kaitan SPM dalam pemenuhan hak masyarakat. Selain itu, kemitraan yang terbangun antara media, forum multi pihak
Pembelajaran
dan unit pelayanan/Puskesmas atau Dinas Kesehatan telah memberikan kesempatan yang
Pembelajaran yang didapat dari partisipasi
lebih besar untuk pencapaian SPM dengan
masyarakat dalam pengembangan SPM adalah •
Masyarakat Papua mampu memainkan peran aktif untuk memberikan masukan pada
melibatkan berbagai sumber daya yang ada di pemerintah daerah dan juga di masyarakat. •
kegiatan yang dibuat juga disadari oleh para
pengembangan SPM di daerah, ketika sejak
pembuat kebijakan. Kemudian dilakukan analisa
awal proses mereka sudah dilibatkan sebagai
penyebab kesenjangannya sebgai dasar
bagian dari pendampingan teknis di daerah.
membuat skala prioritas. Data menjadi sangat
Pentingnya penyadaran dan keterlibatan dari
penting dalam menentukan capaian dan target
dua belah pihak, baik pemerintah sebagai penyedia layanan dan masyarakat sebagai pengguna layanan dalam perencanaan dan costing SPM menjadi krusial. Kesadaran bersama dari dua belah pihak akan menjamin sinergi dalam melakukan upaya perbaikan. •
Sentuhan kepentingan lokal atau kedaerahan serta menggali kearifan lokal, juga mampu membangkitkan semangat dan kesadaran. Sentuhan lokal ini antara lain ditunjukannya
Pentingnya data riil dalam perencanaan
SPM. •
Pendampingan SPM bagi dinas kesehatan dan Puskesmas menjadi nilai tersendiri bagi pemerintah daerah. Melalui pendampingan SPM bidang kesehatan, pemerintah daerah Kab. Jayapura dan membuat pemerintah mereplikasikan SPM kepada SKPD lainnya yang memiliki peran sebagai penyelenggara pelayanan publik.
kondisi riil kesehatan rakyat Papua dan dibandingkan dengan daerah lain. Sentuhan
Rekomendasi
tentang betapa pentingnya masyarakat lokal untuk berubah mengejar ketertinggalan dan
Peran masyarakat dalam pengembangan,
konsekuensinya bila tidak ada perubahan, telah
perencanaan penerapan dan penghitungan
mampu membangkitkan kesadaran pemerintah
pembiayaan kebutuhan SPM di daerah harus
daerah maupun masyarakat untuk berubah
menjadi bagian penting dari kegiatan pendampingan
melakukan upaya bersama.
SPM di berbagai sektor pelayanan publik. Bahkan
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
217
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
dalam kondisi Papua, dengan segala tantangan
multi-pihak, dll) serta alur informasi yang transparan
pembangunan yang ada, hal ini tetap dapat
antara masyarakat dan pemerintah daerah, dinas
dilaksanakan.
kesehatan atau Puskesmas yang akan menjadi precursor yang penting untuk pelibatan aktif
Pendampingan SPM yang aktif melibatkan
masyrakat di masa mendatang.
masyarakat masih harus terus dilakukan untuk memastikan komitmen yang telah dicapai bisa
Pengawalan tetap masih diperlukan karena
diimplementasikan di lapangan. Dalam hal ini,
kadangkala pemerintah daerah belum memahami
masyarakat memiliki peran untuk mengawasi
harmonisasi dan sinkronisasi teknis penganggaran
pelayanan publik, seperti pencapaian SPM sesuai
antara Permendagri 13 Tahun 2006 sebagai acuan
mandat UU 25 tahun 2009. Untuk menjamin
proses penganggaran dan SPM sektoral yang
masyarakat sipil dapat menjalankan peran
diterbitkan oleh kementerian teknis. Aturan ini pada
pengawasan yang berkelanjutan tersebut ada
beberapa kasus dapat membuat pemerintah daerah
dua hal penting yang perlu dilakukan. Kedua hal
kurang memilik keberanian dalam membuat kegiatan
tersebut antara lain pengembangan kapasitas
inovasi yang dapat meningkatkan capaian SPM dan
kelompok-kelompok masyarakat sipil (LSM, forum
IPM, seperti yang dialami Kab. Jayapura.
Testimoni Bapak Amos Soumilena Ketua forum multi-pihak Kab. Jayapura, Papua “Forum multi-pihak mendorong pemerintahan dengan tata-kelola yang baik. Masyarakat melakukan kerjasama dengan pemerintah untuk mengetahui apa yang menjadi masalah Puskesmas, kemudian diskusi dengan pemerintah dan dijawab oleh pemerintah dalam hal pelayanan publik. Harus ada responsibility masyarakat, mereka harus lebih paham bagaimana mereka bisa sehat dan cerdas.” Detail Kontak Bapak Amos Soumilena Ketua forum multi-pihak Kab. Jayapura, Papua 081248263822
218
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Bahan Bacaan 3.9.
Situasi sebelum Inisiatif Banyak upaya telah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun mitra pembangunan untuk mendukung pemerintah daerah
Praktik Cerdas KINERJA
dan sekolah-sekolah dalam pelaksanaan MBS.
Manajemen Berbasis Sekolah Berorientasi Pelayanan Publik, Kota Probolinggo, Jawa Timur
Sebelum kerjasama dengan USAID-KINERJA dimulai, sekolah-sekolah di Kota Probolinggo ratarata sudah mulai leluasa untuk mengatur urusan operasional, program, dan anggaran secara otonom. Walaupun mereka sudah diberi pembekalan dan dukungan peningkatan kapasitas melalui program
Ringkasan
mitra pembangunan lain, masih ditemukan kekurangan ketrampilan semua pihak untuk
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan
menerapkan kebijakan MBS secara efektif.
wujud otonomi sekolah sejalan dengan kebijakan
Salah satu tantangan utama adalah bagaimana
desentralisasi kewenangan pendidikan dan
pengambilan keputusan melibatkan pihak-pihak
dimaksudkan agar sekolah mempunyai otonomi
selain kepala sekolah. Komite sekolah sebagai
yang lebih besar untuk menyelenggarakan program
wadah orangtua dan masyarakat umum kurang
dan kegiatannya dengan mendorong peran serta
berpartisipasi secara aktif dalam pengambilan
masyarakat melalui Komite Sekolah.
keputusan strategis.
Seperti diketahui desentraliasi pengelolaan
Di sisi lain intervensi Dinas Pendidikan secara
pendidikan hingga ke tingkat sekolah ditujukan
umum juga masih cukup tinggi yang dapat dilihat
kepada upaya memberikan pelayanan
dari intervensi dan dokumen kebijakan yang rata-
pendidikanyang berkualitas sesuai dengan amanat
rata seragam. Akibatnya kebijakan dan inisiatif
standar pelayanan pendidikan, khususnya standar
yang diambil oleh sekolah belum secara efektif
pelayanan minimal (SPM) serta Standar Pelayanan
mencerminkan kondisi dan kebutuhan spesifik setiap
Pubik (SPP) . Di Kota Probolinggo MBS dengan
sekolah dan kurang berdampak pada peningkatan
pendekatan KINERJA diterapkan di 20 sekolah mitra
mutu. Selain itu, sekolah belum mempunyai
sebagai program percontohan. Dalam pendekatan
keterampilan yang dibutuhkan untuk mengkaitkan
ini pihak penyedia (sekolah) dan pengguna layanan
perencanaan dan program sekolah dengan SPM
(murid dan orang tua) diperkuat secara bersamaan.
dan SNP.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
219
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Strategi Implementasi
sekolah, kecamatan maupun kabupaten/kota. IPM menjadi tolok ukur untuk pemantauan perbaikan
Di Kota Probolinggo, sekolah-sekolah yang dipilih
selanjutnya dan juga sebagai dasar untuk terbitnya
sebagai percontohan adalah 20 sekolah yang
Janji Perbaikan Pelayanan oleh kepala sekolah dan
berada di pinggiran kota yang dianggap masih
kepala daerah.
tertinggal dibandingkan sekolah-sekolah di pusat kota dan sekitarnya.
Fasilitasi terhadap pembentukan forum multi pihak yang peduli pendidikan dan kerjasama
Inti konsep USAID-KINERJA adalah bahwa
dengan media setempat maupun jurnalis warga
dukungan disediakan untuk seluruh sistem yang
merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan
berdampak pada peningkatan mutu tata-kelola
kesadaran dan kepedulian tentang perbaikan
sekolah, termasuk Dinas Pendidikan, kepala
layanan pendidikan dan menciptakan insentif bagi
sekolah, anggota komite sekolah, orangtua dan
sekolah dan pengambil keputusan politik di tingkat
siswa, masyarakat umum dan media setempat.
kabupaten/kota.
Tata-kelola sekolah yang baik akan berdampak pada pencapaian SPM dan SNP dan akhirnya akan
Pendekatan seluruh sistem membutuhkan
memberi kepuasan pelayanan bagi pengguna layanan.
komitmen, koordinasi dan interaksi yang intensif diantara semua penyelenggara pendidikan. Program
Intervensi dilaksanakan baik pada pihak penyedia
USAID-KINERJA , menunjuk dua organisasi
layanan pendidikan maupun pada pihak pengguna
masyarakat setempat, yaitu Lembaga Pengkajian
layanan yang mencakup warga sekolah, wali murid,
Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) dan
pemerhati pendidikan dan masyarakat umum.
Konsil LSM, melakukan pendampingan teknis dan
Dukungan untuk penyedia layanan adalah dalam
fasilitasi proses dengan melibatkan pihak-pihak yang
bentuk penyediaan modul MBS dan pendampingan
berpotensi sebagai fasilitator sekolah. Sementara,
teknis dalam perencanaan dan penganggaran
pihak pemerintah daerahmembentuk Tim Teknis
sekolah yang berorientasi pada pemenuhan SPM
yang terdiri dari unsur Dinas Pendidikan, Bappeda,
dan SNP maupun berkaitan dengan peran dan
dan Bagian Organisasi.
fungsi Komite Sekolah. Indikator capaian program MBS disepakati oleh Pihak pengguna diberi ruang untuk menyuarakan
semua pihak.
aspirasinya melalui survei pengaduan di tingkat
220
sekolah yang kemudian dituangkan dalam suatu
Berikut ini adalah pendekatan pengembangan MBS
Indeks Pengaduan Masyakarat (IPM) tingkat
Berpelayanan Publik di Kota Probolinggo
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Pengguna Layanan (Siswa, Ortu, Masy)
Penyedia Layanan (Sekolah)
PROSES
1
Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
Data Sekolah
2
Input analisis STM & EDS
Hasil analisis: • Suvei Pengaduan • SPM Pendidikan • EDS
3
Implementasi & publikasi di Sekolah
Perencanaan Sekolah & Janji Perbaikan Pelayanan
Survei Pengaduan
Input analisis Hasil Suvei Pengaduan
Publikasi oleh Jurnalis Warga
Acuan Standar, SPM Pendidikan, SNP dan SPP Tabel 1. Diagram pendekatan pengembangan MBS berbasis pelayanan publik di Kota Probolinggo
Anggaran yang Diperlukan
2011. Perubahan yang paling menonjol adalah pada aspek pencapaian SPM, pelayanan publik,
Anggaran yang dibutuhkan untuk mengembangkan
transparansi, partisipasi masyarakat, dan perbaikan
pelaksanaan MBS berpelayanan publik adalah 300
lingkungan sekolah yang nyaman sebagai tempat
juta rupiah untuk satu kelompok yang terdiri dari
belajar.
20-25 sekolah. Anggaran ini mencakup pelatihan untuk kepala sekolah, pelatihan untuk komite
Proses evaluasi diri sekolah, perencanaan
sekolah, pelatihan untuk pengawas sekolah, survei
dan pelaporan kegiatan sekolah kepada publik
pengaduan/keluhan, pendampingan teknis di
melibatkan komite sekolah dan mampu mengangkat
lapangan, koordinasi, monitoring, dan evaluasi.
masalah nyata yang dialami oleh sekolah. Komite sekolah melaksanakan peran yang aktif dalam
Dampak dan Perubahan
koordinasi dengan forum multi pihak tingkat kabupaten/kota dengan pemerintah daerah dalam mencari solusi terhadap masalah sekolah yang telah
Kerjasama antara Kota Probolinggo dan KINERJA-
diidentifikasikan.
USAID dalam menerapkan MBS berjalan sejak Juni
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
221
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Hasil survei pengaduan dan janji kepala sekolah
Pembelajaran
dan kepala daerah berhasil mengarahkan perhatian pihak-pihak yang berkepentingan pada isu-isu
Adanya local champions di berbagai kalangan
prioritas yang menjadi kebutuhan warga sekolah.
merupakan faktor penting untuk keberhasilan penerapan MBS. Kepala sekolah sendiri merupakan
Survei pengaduan tidak hanya penting dari aspek
orang kunci yang tidak hanya memotori perubahan
hasil dan tanggapan dari para pengambil keputusan,
berkaitan dengan tatakelola sekolah tetapi juga
namun juga dari prosesnya yang persiapan dan
menjadi perantara dari semua pihak di tingkat
pelaksanaannya melibatkan warga sekolah dalam
sekolah termasuk Komite Sekolah, para guru
penyusunan kuesioner dan umpan balik langsung
dan orangtua, dengan pemerintahan desa, dinas
kepada penyedia layanan. Dengan demikian banyak
pendidikan dan dengan organisasi kemasyarakatan
pihak yang berkepentingan yang akhirnya dapat
sebagai fasilitator dalam proses pelaksanaan MBS.
dimobilisasi untuk ikut dalam program perbaikan
Peranan dan komitmen dari Dinas Pendidikan
sekolah.
sangat penting bagi pemecahan persoalan yang menjadi wewenang pemerintah daerah dan
Akibat langsung survei pengaduan antara lain
berkaitan dengan kepentingan lintas sekolah.
adalah: pemenuhan SPM, pencapaian SNP, perbaikan fasilitas di berbagai sekolah. Di SD Negeri
Penguatan pihak-pihak pada sisi penyedia
Kebonsari Kulon 2 misalnya, semua indikator SPM
layanan maupun pengguna layanan membutuhkan
yang menjadi tanggung sekolah sudah dipenuhi
arsitek yang dapat menghubungkan dan
dan secara bertahap mencapai SNP. Di sekolah ini
mengkoordinasikan semua pihak. Itu berarti
Komite Sekolah menjalin kerjasama dengan Badan
bahwa desain pendampingan tidak hanya
Lingkungan Hidup (BLH) untuk pengadaan toilet
difokuskansemata-mata pada dukungan teknis
dan taman sekolah yang sehat. Hasil perencanaan
terhadap perbaikan proses utama MBS dan tata
dan alokasi anggaran maupun Indeks Pengaduan
kelola sekolah seperti penyusunan perencanaan dan
Masyarakat diumumkan di banyak sekolah mitra
penganggaran sekolah.
melalui papan informasi dan memungkinkan pengawasan oleh masyarakat secara berkelanjutan.
Pendampingan juga dilakukan pada fasilitasi negosiasi dan interaksi yang lebih luas antara
Berdasarkan pengalaman sampai saat ini Kota
sekolah dengan Dinas Pendidikan, komite sekolah,
Probolinggo berkeinginan untuk mereplikasi konsep
dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya seperti
MBS yang telah diujicobakan pada 20 sekolah
dunia usaha, media dan masyarakat melalui forum
percontohan kepada semua sekolah dasar dan
multi pihak. Fasilitasi dan koordinasi yang intensif
menengah dengan menggunakan sumber dari
sebaiknya dikelola oleh organisasi mitra pelaksana
APBD.
dengan tujuan yang disepakati dari awal secara bersamaan.
222
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Salah satu alat penting adalah indikator capaian
hinggaperhatian media yang berbengaruh terhadap
yang disepakati dengan Tim Teknis dari Pemda
masalah-masalah di bidang pendidikan.
sebagai landasan untuk memantau proses secara keseluruhan dan kinerja organisasi lokal sebagai
Oleh karena itu disarankan untuk menciptakan
pelaksana. Indikator capaian perlu mencerminkan
keterkaitan erat antara intervensi dan pendampingan
baik perubahan pada level praktik dan hasil kerja
pada tingkat sekolah dan pada tingkat daerah.
tatakelola sekolah maupun peningkatan mutu
Demikian juga standar pelayanan yang sudah
pendidikan yang menjadi akibat diantara lain dari
ditetapkan oleh pemerintah daerah seperti SPM dan
perubuhan tatakelola sekolah yang dicerminkan oleh
SNP sebaiknya menjadi acuan untuk pelaksanaan
pemenuhan SPM dan pencapaian SNP.
survei pengaduan.
Rekomendasi Keberhasilan intervensi pada tingkat sekolah langsung berhubungan dengan dinamika pada tingkat kabupaten/kota - mulai dari dampak perkembangan kerangka kebijakan terhadap pengembangan sekolah, kontribusi pemerintah daerah terhadap pemenuhan janji perbaikan layanan
Pengalaman di Kota Probolinggo dan juga di tempat lain telah menunjukkan bahwa penerapan konsep MBS secara umum perlu penyesuaian dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Dengan mengingat keterlibatan banyak pihak dan adanya intervensi di berbagai tingkatan perlu ada mekanisme manajemen dan pemecahan permasalahan yang lebih fleksibel.
Testimoni Rukmini Kepala Sekolah, Kebon Sari Kulon 2 Kota Probolinggo, Jawa Timur “Semula saya tidak mengenal caranya untuk mengelola lembaga ini yang manajemen berbasis sekolah yang berorientasi pada pelayanan publik. Dengan adanya USAID-KINERJA, kami menjadi tahu dan manfaatnya banyak sekali. Yang semula tidak bisa menjadi bisa, yang tidak tahu menjadi tahu bagaimana cara pengelolaan lembaga ini yang diharapkan oleh pemerintah. Contoh nyata perubahan yang ada seperti kita kan mengadakan IPM (Indeks Pengaduan Masyarakat). Dari Indeks
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
223
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
Pengaduan Masyarakat yang langsung kita respon positif sehingga salah satu contoh dengan tidak adanya cuci tangan, itu kita mengadakan cuci tangan yang ada dengan dinas terkait. Yaitu bantuan dari Pemkot, ada dari Bappeda, terus ada dari dinas pendidikan yang semula kamar mandi kita hanya punya satu, jumlah murid 253 itu kemudian menjadi tujuh. Tantangannya memang banyak, tidak semudah membalikkan tangan ya. Tetapi disitu ada bukti nyata, dari Dinas Pendidikan mengutarakan bahwa itu tidak tambah merosot tetapi dari nilai keberhasilan, itu dari dua tahun yang lalu itu 30 peringkat kota, sekarang menjadi 18.” Detail Kontak Dinas Pendidikan Kota Probolinggo Jl. Basuki Rahmad, No. 20 A, Kota Probolinggo (0335) 421 160 http://www.dinaspdk-kotaprobolinggo.net/ Email:
[email protected]
224
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Bahan Bacaan 3.10.
rencana kegiatan dan anggaran berdasarkan hasil evaluasi pencapaian SPM. Dua tahun setelah bermitra dengan USAID-KINERJA, dinas kesehatan telah memiliki rencana strategis yang komprehensif dan berbasis standar pelayanan minimal.
Praktik Cerdas KINERJA
Rencana Strategis Berbasis Standar Pelayanan Beri Peluang Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak, Kota Singkawang, Kalimantan Barat
Situasi sebelum Inisiatif Meskipun target pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) kesehatan untuk menjamin pemerintah daerah memberikan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas akan berakhir 2015, masih banyak pemerintah daerah belum memahami dan menggunakan panduan ini. Di Kota Singkawang, Dinas Kesehatan belum
Ringkasan Hingga tahun 2012, Dinas Kesehatan Kota Singkawang belum menggunakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai acuan perencanaan dan penganggaran program kesehatan. Kegiatan SPM masih hanya sebatas pelaporan pencapaian dibanding target nasional. Pada tahun 2011, capaian SPM kesehatan Dinas Kesehatan sangat bervariasi, berkisar 8%-58% di bawah target nasional. Namun, hasil evaluasi ini belum diintegrasikan dalam rencana kerja Dinas Kesehatan. Sejak bermitra dengan KINERJA-USAID, Dinas Kesehatan telah membuat perubahan penting untuk mengintegrasikan SPM dalam rencana strategis dinas. Bersama dengan Puskesmas, dinas membuat
www.kinerja.or.id
menggunakan SPM sebagai acuan perencanaan programnya hingga tahun 2012. Program masih dibuat berdasarkan kegiatan dan penyerapan anggaran tahun sebelumnya. Akibatnya, program yang dibuat tidak mencerminkan kebutuhan riil di lapangan Selain itu, lemahnya kerjasama antar SKPD juga menghambat penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas. Hingga tahun 2012, Kota Singkawang tidak memiliki rencana program kesehatan yang komprehensif karena setiap SKPD membuat rencana sendiri-sendiri, sehingga banyak program yang tumpang-tindih. Selain itu, masyarakat sebagai pengguna layanan kesehatan belum dilibatkan dalam pembuatan rencana kerja pemerintah. Meskipun pada saat itu masyarakat sudah cukup kritis terhadap penyediaan
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
225
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
layanan kesehatan, mereka tidak mempunyai forum
•
Identifikasi dan analisa capaian SPM
Dengan bantuan tim perumus, Dinas
yang mempertemukan dengan pihak penyedia layanan untuk membahas pelayanan kesehatan yang disediakan pemerintah terutama pelayanan
Kesehatan Kota Singkawang dan Puskesmas
kesehatan ibu dan anak (KIA) secara berkala.
mengidentifikasi indikator SPM yang telah mereka capai, analisa kesenjangan dan penyebabnya serta menghitung anggaran yang
Strategi Implementasi Faktor utama dalam keberhasilan SPM menjadi bagian dari rencana strategis di Singkawang adalah
diperlukan untuk mencapai indikator tersebut.
SPM kesehatan Kota Singkawang tahun 2012,
kemitraan dinas kesehatan dan antara bermitra
terutama untuk indikator kesehatan ibu dan anak
dengan dengan forum multi-stakeholder (FMS) yang
sangat beragam, berkisar 8%-58% di bawah
beranggotakan staf pemerintah, tokoh masyarakat,
target nasional.
pekerja sosial dan aktivis. Forum ini dimaksudkan untuk mempertemukan penyedia dan pengguna layanan kesehatan untuk berdiskusi tentang isu-isu kesehatan, terutama kesehatan ibu dan anak di Kota Singkawang.
•
Perencanaan program
Puskesmas dilibatkan secara aktif dalam perencanaan program untuk mengidentifikasi kebutuhan yang sesuai dengan kesenjangan
Kegiatan penerapan SPM dalam perencanaan
pelayanandasar. Berdasarkan hasil diskusi
program kerja pemerintah terbagi menjadi beberapa
para pemangku kepentingan, Kota Singkawang
tahapan: •
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia
Tahap awal ini dilakukan untuk memastikan bahwa staf dinas kesehatan, Puskesmas, dan MSF Kabupaten memiliki pemahaman yang sama tentang konsep SPM dan kegunaan SPM untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Pada tahap ini, tim perumus SPM juga dibentuk untuk membantu Puskesmas dan dinas kesehatan mengidentifikasi capaian
Berdasarkan analisa tersebut, tingkat capaian
memprioritaskan kegiatan penanganan komplikasi kebidanan (indikator 2) dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (indikator 3).
Integrasi SPM dalam rencana lima tahunan dinas kesehatan sangat diperlukan untuk menjamin keberlanjutan program dan memberikan waktu yang cukup agar inisiatif ini memberikan dampak terhadap kualitas layanan kesehatan.
SPM mereka, analisa kesenjangan dan mencari solusi.
226
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Anggaran
•
membahas program kesehatan sesuai SPM dalam proses perencanaan yang partisipatif.
Total anggaran yang dibelanjakan sekitar 50 juta dengan rincian berikut:
Masyarakat sudah memiliki kemampuan
•
Sikap dinas kesehatan dan Puskesmas yang telah membuka diri telah meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Anggaran sumber KINERJA sebesar Rp. 40 juta untuk kegiatan pendampingan (couching clinic) meliputi paket pertemuan dan transportasi peserta sebanyak 3 kali pertemuan. Pemerintah Daerah Singkawang turut berkontribusi sebesar 10 juta rupiah untuk biaya pertemuan sinkronisasi data dan bimbingan teknik penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Singkawang.
Pembelajaran Beberapa hasil pembelajaran yang dipetik dari proses integrasi SPM dalam perencanaan strategis dinas kesehatan adalah: •
Dokumentasi hasil penghitungan SPM yang
Hasil dan Dampak
tercantum dalam Renstra membantu dinas
Satu tahun setelah program ini dijalankan, beberapa
yang responsif dan akuntabel terhadap masalah
dampak terkait dengan perencanaan program
kesehatan di lapangan
kesehatan yang lebih baik, kerjasama lintas-sektoral
kesehatan untuk membuat program kesehatan
•
Keterlibatan masyarakat dalam program ini telah menumbuhkan rasa kepemilikan masyarakat
dan partisipasi masyarakat mulai terlihat:
terhadap program kesehatan pemerintah •
Peningkatan pemahaman pemangku
dan meningkatkan partisipasi publik dalam
kepentingan di Singkawang terhadap pentingnya
pengawasan pelayanan kesehatan
SPM dalam memenuhi hak rakyat dalam •
•
Hasil penghitungan SPM perlu dimasukkan
pelayanan kesehatan dasar.
dalam rencana strategis dinas kesehatan untuk
Dinas memiliki rencana strategi program
menjamin keberlanjutan program
kesehatan yang komprehensif dan berbasis standar pelayanan minimal. Program kerja ini dibuat dan disepakati oleh SKPD dan masyarakat. •
Dinas kesehatan sudah merujuk dokumen ini sebagai rencana kerja tahunan yang memastikan bahwa indikator SPM akan dicapai secara bertahap dalam lima tahun ke depan.
www.kinerja.or.id
Rekomendasi •
Rencana strategis ini perlu ditindaklanjuti dengan dukungan anggaran dari pemerintah kota untuk memastikan bahwa program ini dapat berjalan baik
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
227
SESI 3 . Praktik Baik dalam Penerapan Tata kelola Sektor
•
FMS perlu dilibatkan dalam proses advokasi
•
Kegiatan penghitungan capaian SPM dan
anggaran untuk mendorong pemerintah
analisa kesenjangan perlu terus dilakukan
mengalokasikan anggaran pemenuhan SPM
sebagai bagian dari monitoring dan evaluasi dinas dan Puskesmas.
Testimoni Akhmad Kismed Kepala Dinas Kesehatan Kota Singkawang, Kalimantan Barat “Beberapa kegiatan yang difasilitasi oleh USAID-KINERJA yang pernah kita ikuti yang pertama adalah pendampingan SPM, Standar Pelayanan Minimal. Ini merupakan sesuatu yang sangat bermanfaat sekali yang saya rasakan di dinas kesehatan karena terus terang saja sebelum itu kita belum pernah mendapatkan masukan tentang bagaimana melakukan costing pada SPM. Jadi sangat membantu sekali sehingga teman-teman sudah kita arahkan untuk perencanaan ke depan, agar tetap mengacu kepada SPM yang ada. Karena kita sudah dilatih, diberikan masukan-masukan dengan difasilitasi oleh USAID-KINERJA.” Detail Kontak Bapak Akhmad Kismed Kepala Dinas Kesehatan Kota Singkawang, Hp. 0811579044 Dinas Kesehatan Kota Singkawang Jl. Alianyang No. 7, Kota Singkawang Telp. 0562.631393
228
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
4
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
229
SESI 4
Gambaran Umum Sesi ini menjelaskan instrumen utama yang
Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
digunakan dalam penguatan sisi supply dan sisi demand dalam kerangka tata kelola sektor, beserta bagaimana mengaitkan kedua sisi tersebut untuk mencapai perubahan yang diinginkan/ditargetkan. Sesi ini juga memperlihatkan contoh konkrit hasil aplikasi instrumen penguatan di kedua sisi dari beberapa kabupaten/kota wilayah kerja KINERJA. Melalui sesi ini, peserta diajak untuk mencoba menerapkan instrumen pada sektor pilihan (sektor pilihan studi kasus) sehingga memiliki gambaran bagaimana aplikasinya nanti di lapangan.
Tujuan Sesi Sesi ini menjelaskan instrumen utama yang digunakan dalam penguatan sisi supply dan sisi demand ........
1. Peserta memahami proses aplikasi pendekatan dan aplikasi instrument penguatan sisi supply dan sisi demand. 2. Peserta memahami metoda dan mekanisme engaging sisi supply dan demand.
Bahan dan Alat
1. Media Pelatihan: Komputer dan LCD, Papan + Kertas Flipchart
230
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
2. Alat Tulis: Kertas untuk mencatat, Spidol, Pensil atau Ballpoint 3. Bahan Paparan, Lembar Kerja, dan Bahan bacaan
Alur Sesi (135 menit) Pengantar (5 menit)
Keterkaitan (5 menit)
Penerapan (110 menit)
Refleksi (10 menit)
Kelanjutan (5 menit)
Rencana Sesi Waktu
Alur
5
Pengantar
Isi •
Materi
Peserta diajak untuk mengingat kembali pendekatan
• PPT 4.1
penguatan sisi supply dan demand dalam kerangka tata kelola sektor. •
Bagian menjelaskan bagaimana kedua sisi tersebut dapat bergerak bersama menuju perubahan yang diharapkan.
5
Keterkaitan
•
Perubahan yang dihasilkan dari penerapan instrumen dikaitkan dengan perubahan kualitas pelayanan publik yang dimandatkan oleh regulasi, baik yang diterbitkan Pemerintah maupun Pemerintah Daerah.
110
Penerapan
(45 Menit) Penjelasan dan tanya jawab: •
Pendekatan dan Instrumen Penguatan Tata Kelola Penyedia Layanan (Supply).
•
Pendekatan dan Instrumen Penguatan Penggunan Layanan
• PPT 4.1 • LK 4.1 • BB 4.1 sd BB 4.6
(Demand). •
Engaging Supply – Demand serta interaksi aktif dalam tata kelola.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
231
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Waktu
Alur
Isi
Materi
(30 menit) Kerja Kelompok: penerapan instrumen supplydemand pada sektor pilihan. (35 menit) Presentasi dan tanggapan atas hasil latihan (1 atau 2 kelompok terpilih presentasi, kelompok lain menanggapi).
10 5
Refleksi Kelanjutan
•
Melihat kembali apakah tujuan sesi tercapai.
•
Mintalah peserta memberikan umpan balik.
Hasil diskusi atas penerapan instrument diharapkan dapat diaplikasikan dan melembaga di lingkungan kerja. Sesi 5 akan menjelaskan bagaimana proses pelembagaan tersebut dilakukan.
232
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Powerpoint dan Catatan Fasilitator
Strategi Program Penguatan Masyarakat Pengguna Pelayanan Publik
1
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
233
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Tujuan Sesi 1. Pelatih memahami proses penerapan pendekatan dan instrumen penguatan tata kelola penyedia layanan (supply) pada unit layanan sektor pendidikan, kesehatan, dan PTSP. 2. Pelatih memahami proses penerapan pendekatan dan instrumen penguatan pengguna layanan (demand) untuk sektor pendidikan, kesehatan, dan PTSP. 3. Pelatih mengetahui metode dan mekanisme engaging dan interaksi mutualisme antara pengguna layanan dan penyedia layanan. 2
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan tujuan sesi, guna memberikan orientasi hasil yang perlu dicapai melalui sesi ini.
Inti uraian: Tujuan sesi terdiri dari: 1. Pelatih memahami proses penerapan pendekatan dan instrumen penguatan tata kelola penyedia layanan (supply) pada unit layanan sektor pendidikan, kesehatan, dan PTSP. 2. Pelatih memahami proses penerapan pendekatan dan instrumen penguatan pengguna layanan (demand) untuk sektor pendidikan, kesehatan, dan PTSP. 3. Pelatih mengetahui metode dan mekanisme engaging dan interaksi mutualisme antara pengguna layanan dan penyedia layanan.
234
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Pokok Bahasan 1. Pendekatan dan instrumen penguatan tata kelola penyedia layanan (supply). 2. Pendekatan dan instrumen penguatan pengguna layanan (demand). 3. Engaging supply – demand serta interaksi aktif dalam tata kelola. 3
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan apa saja yang menjadi pokok bahasan sesi ini.
Inti uraian: Pokok bahasan sesi terdiri dari: 1. Pendekatan dan instrumen penguatan tata kelola penyedia layanan (supply) 2. Pendekatan dan instrumen penguatan pengguna layanan (demand) 3. Engaging supply – demand serta interaksi aktif dalam tata kelola.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
235
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Pendekatan Tata Kelola Sektor SUPPLY DEMAND
(1) Meningkatkan kapasitas penyedia layanan dalam pengelolaan pelayanan publik yang didasarkan pada inovasi dan praktik baik.
PENYEDIAAN LAYANAN PUBLIK scr BAIK
IN
INOVASI
(2) Meningkatkan tuntutan dan keterlibatan publik dalam perbaikan kualitas layanan
INSENTIF
(3) Mendokumentasikan Praktik Baik dan Mempromosikannya
REPLIKASI
4
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan bahwa penyediaan layanan publik yang baik melalui konsep tata kelola sektor melibatkan sisi supply, sisi demand, dan replikasi.
Inti uraian: •
Penyediaan layanan publik yang baik dilakukan melalui pendekatan tata kelola sektor.
•
Pendekatan ini memperkuat sisi supply dan demand secara bersamaan.
•
Penguatan sisi supply dilakukan untuk meningkatkan kapasitas penyedia layanan dalam pengelolaan pelayanan publik yang didasarkan pada inovasi dan praktik baik.
•
Penguatan sisi demand dilakukan untuk meningkatkan minat dan keterlibatan publik dalam penyediaan layanan, menjadi mekanisme insentif bagi penyedia layanan yang berkinerja baik.
•
Replikasi dilakukan untuk mendokumentasikan dan membangun struktur guna mendukung replikasi praktik baik.
236
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Kriteria Praktik Baik Tujuan Umum: Peningkatan kualitas pelayanan publik yang transparan, partisipatif, akuntabel, dan responsif. Meningkatkan kapasitas penyedia layanan dalam pengelolaan pelayanan publik yang didasarkan pada inovasi dan praktik baik.
Strategi 1. Mendorong terciptanya kebijakan dan lingkungan kondusif yang mendukung penerapan praktik baik dan tata kelola pelayanan.
2. Pelembagaan dan penerapan inovasi dan praktik baik serta tata kelola yang lebih dalam pada unit pelayanan. 5
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan tujuan dan strategi penguatan sisi supply
Inti uraian: •
Jelaskan tujuan penguatan sisi supply (sisi penyedia layanan)
•
Terdapat dua strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
237
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Aktivitas dan Strategi No
Uraian Strategi
Aktivitas Intervensi
1
Mendorong terciptanya kebijakan dan lingkungan kondusif yang mendukung penerapan praktik baik dan tata kelola pelayanan.
• • • • • • •
2
Pelembagaan dan penerapan inovasi dan praktik baik serta tata kelola yang lebih dalam pada unit pelayanan.
• Tata kelola manajemen program - Perencanaan pelayanan di unit layanan partisipatif dan berbasis standar (SPM) - Pelaporan kinerja dan keuangan yang transparan dan akuntabel - Sistem informasi - Pengelolaan pengaduan dan survei pengaduan - Promosi kesehatan • Tata kelola pelayanan - SOP layanan - Janji layanan (service charter) - Survei IKM - Pengelolaan pengaduan dan survei pengaduan
3
Penguatan Intermediary Organizations.
Manajemen data dan analisis kesenjangan pelayanan Perencanaan dan penganggaran daerah berbasis standar (SPM) Penyusunan kebijakan yang partisipatif Monev kebijakan yang transparan dan partisipatif Compliant handling (penanganan pengaduan) Keterbukaan informasi (PPID) Konsultasi publik
6
Mengapa slide ini Penting? Menjelaskan strategi penguatan sisi supply dan aktivitas/kegiatan yang dilakukan pada setiap strategi tersebut.
Inti uraian: •
Jelaskan kembali dua strategi penguatan sisi supply.
•
Jelaskan macam kegiatan yang dilakukan untuk setiap strategi tersebut.
--
238
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Pengelolaan pengaduan dan survei pengaduan survei pengaduan www.kinerja.or.id
Pendekatan Pendampingan Bidang Pendidikan
7
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
239
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Pelayanan Publik Sektor Pendidikan
8
Mengapa slide ini penting? Menggambarkan penerapan/aplikasi pendekatan tata kelola pada sektor pendidikan, baik pada tingkat kab./ kota maupun pada tingkat sekolah.
Inti uraian: •
Penerapan pendekatan tata kelola tetap berbasis standar tertentu.
•
SPM diterapkan untuk tingkat kabupaten/kota, SNP diterapkan untuk tingkat sekolah.
•
Pada tingkat kabupaten/kota, penguatan penyedia layanan dilakukan melalui paket pendampingan DGP dan BOSP.
240
•
Pada tingkat unit layanan, penguatan penyedia layanan dilakukan melalui paket pendampingan MBS.
•
Penguatan pengguna layanan dilakukan melalui MSF dan media.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Mengapa Berbasis Standar? STANDAR INTERNASIONAL
A K R E D I T A S I
A B C D
8 Standar Nasional Pendidikan
Belum terakreditasi
SPM 9
Mengapa slide ini penting? Menggambarkan contoh bagaimana peran standar dalam menilai kualitas layanan, apakah memenuhi/tidak memenuhi batas kualitas tertentu.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
241
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Pendekatan KINERJA - DGP & BOSP
10
Mengapa slide ini penting? Menggambarkan penerapan/aplikasi pendekatan tata kelola pada sektor pada paket DGP dan BOSP.
Inti uraian: •
Penerapan pendekatan tata kelola tetap berorientasi/berbasis standar tertentu (SPP, SPM, SNP).
•
Ukuran hasil penerapan pendekatan tata kelola ini adalah perbaikan akses dan mutu pelayanan pendidikan.
•
Instrument penguatan sisi penyedia layanan terdiri dari: kebijakan, manajemen data, penghitungan, perencanaan dan anggaran, dan pelaporan.
•
Instrument penguatan sisi pengguna pelayanan terdiri dari: peran FMS, konsultasi publik, penanganan pengaduan, dan media/jurnalisme warga.
•
242
Proses perbaikan tata kelola DGP dan BOSP perlu didukung regulasi lokal.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Pendekatan KINERJA - MBS
11
Mengapa slide ini penting? Menggambarkan penerapan/aplikasi pendekatan tata kelola pada sektor pada paket MBS.
Inti uraian: •
Penerapan pendekatan tata kelola tetap berorientasi/berbasis standar tertentu (SPP, SPM, SNP).
•
Ukuran hasil penerapan pendekatan tata kelola ini adalah perbaikan akses dan mutu pelayanan pendidikan.
•
Instrumen penguatan sisi penyedia layanan terdiri dari: kebijakan, manajemen BOS, manajemen data dan EDS, perencanaan (RKS-RKAS), dan pelaporan.
•
Instrumen penguatan sisi pengguna pelayanan terdiri dari: peran FMS, survei pengaduan, janji perbaikan pelayanan, dan media/jurnalisme warga.
•
Proses perbaikan tata kelola MBS perlu didukung regulasi lokal.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
243
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Pendekatan Pendampingan Bidang Kesehatan
12
244
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Sektor Kesehatan – KIA Sisi Penyedia Layanan (Inovasi)
Layanan
MSS
Peraturan
SD, IBF and EBF
Publik (akses dan mutu)
Sisi Pengguna Layanan (Insentif)
13
Mengapa slide ini penting? Menggambarkan penerapan/aplikasi pendekatan tata kelola pada sektor pada paket KIA.
Inti uraian: 1. Penerapan pendekatan tata kelola tetap berorientasi/berbasis standar tertentu (SPM). 2. Ukuran hasil penerapan pendekatan tata kelola ini adalah perbaikan akses dan mutu pelayanan kesehatan. 3. Instrumen penguatan sisi penyedia layanan terdiri dari: manajemen BOK, SOP, kemitraan bidan-dukun, kantong persalinan, dan promosi. 4. Instrumen penguatan sisi pengguna pelayanan terdiri dari: peran FMS, survei pengaduan, janji perbaikan pelayanan, dan media/jurnalisme warga. 5. Proses perbaikan tata kelola MBS perlu didukung regulasi lokal.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
245
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Tata Kelola Sektor Kesehatan Kegiatan Kesehatan
Partisipasi
Transparansi
Akuntabel
Regulasi bidang Kesehatan
Masyarakat Terlibat sejak identifikasi masalah, penyusunan sampai sosialisasi kebijakan
Dengar pendapat dengan stakeholders lain di tk. K/K dan kecamatan
Kepala daerah menandatangani regulasi
SOP
Masyarakat Terlibat dalam penyusunan SOP non-teknis
Puskesmas mempublikasi kan SOP
Kepala Puskesmas menandatangani SOP teknis
Kemitraan TBA
Menyusun MoU pelibatan masyarakat
MoU ini dipublikasikan kepada semua stakeholders
MoU ditandatangani para bidan dan TBA
Responsif Isi regulasi menjawab masalah MCH termasuk tata kelolanya
14
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan bentuk penerapan prinsip partisipasi, transparansi, akuntabel, dan responsif, pada setiap menu pendampingan paket sektor kesehatan.
Inti uraian: •
Jelaskan ada empat prinsip pelayanan yang dijunjung dalam pendampingan KINERJA (prinsip partisipasi, transparansi, akuntabel, dan responsif)
•
Bentuk penerapan masing-masing prinsip dalam kegiatan/menu pendampingan paket sektor kesehatan adalah sebagaimana dalam tabel
246
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Sektor Kesehatan Kegiatan Kesehatan
Partisipasi
Transparansi
Akuntabel
Responsif
Kantung Pemberian Layanan (delivery pocket)
Masyarakat dilibatkan untuk memonitor ibu hamil dengan resiko tinggi
Puskesmas secara teratur mempublikasikan hasil monitoring delivery pocket
BOK
Masyarakat Terlibat dalam perencanaan BOK
Puskesmas mempublikasikan BOK kepada masyarakat.
Puskesmas memiliki dokumen rencana yg baik
Puskesmas akan mengalokasikan BOK lebih banyak bagi MCH
Janji Layanan
Masyarakat Terlibat dari tahap identifikasi sampai penandatanganan
Puskesmas mempublikasikan Janji Layanan
Puskesmas menandatangani JL
JL mengakomodasi survei pengaduan
Promosi
Melibatkan masyarakat dan lintas sektor
Puskesmas akan lebih memperhatikan dan siap menangani ibu hamil beresiko tinggi
Promosi merespon gender dan budaya
15
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan bentuk penerapan prinsip partisipasi, transparansi, akuntabel, dan responsif, pada setiap menu pendampingan paket sektor kesehatan.
Inti uraian: •
Jelaskan ada empat prinsip pelayanan yang dijunjung dalam pendampingan KINERJA (prinsip partisipasi, transparansi, akuntabel, dan responsif).
•
Bentuk penerapan masing-masing prinsip dalam kegiatan/menu pendampingan paket sektor kesehatan adalah sebagaimana dalam tabel.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
247
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Pendekatan Pendampingan Bidang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
16
248
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Pentahapan Program Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) DEBIROKRATISASI Konsolidasi
Qly 1
DEREGULASI
Qly 4
REPLIKASI 2011 - 2012
2012 - 2013
2013 - 2014
17
Mengapa slide ini penting? Menunjukkan pentahapan (roadmap) pendampingan PTSP.
Inti uraian: •
Roadmap memuat tiga tahapan besar: debirokratisasi, deregulasi, dan replikasi.
•
Kerangka waktu masing-masing tahapan sebagaimana bagan tersebut.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
249
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
PTSP yang Berubah
18
Mengapa slide ini penting? Memberikan contoh keterbukaan komitmen KPTP hasil pendampingan paket PTSP.
250
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Outcome 1: Pelayanan PTSP Tertata (kembali) Secara Lebih Baik • Pada tingkat unit Pemberi Layanan, • Melakukan diagnostic study terhadap alur pelayanan perizinan saat ini. • Menyusun Tim Pembentukan/Perbaikan PTSP • Menyelenggarakan rangkaian pertemuan/ FGD/workshop yang partisipatif untuk - Menyusun action plan - Menata (kembali) PTSP
• • •
•
Menyelenggarakan analisis anggaran daerah khususnya pada sisi pendapatan Menyelenggarakan studi Index TKED Mendorong pelibatan MSF (termasuk asosiasi usaha) dalam kegiatan perbaikan PTSP dari mulai penyusunan action plan sampai pada pelaksanaan kegiatan Mendorong media untuk mempromosikan hasil-hasil dari rangkaian pertemuan/ workshop 19
Mengapa slide ini penting? Memberikan contoh hasil pendampingan paket PTSP.
Inti uraian: •
Jelaskan contoh perubahan/perbaikan yang muncul pada tingkat unit penyedia layanan dalam hal kualitas pelayanan yang lebih baik.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
251
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Outcome 2: Kerangka Regulasi yang Baik bagi PTSP Tersusun • Menyelenggarakan pemetaan peraturan
• Mendorong pelibatan MSF dalam kegiatan
terkait untuk semua peraturan terkait
perbaikan PTSP dari mulai penyusunan
perizinan usaha
action plan sampai pada pelaksanaan
• Menyelenggarakan rangkaian pertemuan untuk mengkaji peraturan tersebut • Menyusun dan mengeluarkan (revisi) peraturan terkait
kegiatan • Memobilisasi UKM untuk mendaftarkan usahanya, terutama bagi pelaku usaha perempuan agar mendaftarkan usaha atas namanya 20
Mengapa slide ini penting? Memberikan contoh hasil pendampingan paket PTSP.
Inti uraian: •
Jelaskan contoh perubahan/perbaikan yang muncul pada tingkat unit penyedia layanan dalam hal adanya dukungan kerangka regulasi yang lebih mendukung/supportif.
252
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Outcome 3: PTSP Berjalan Baik dan Efektif • •
Mendorong pelibatan MSF dalam kegiatan perbaikan PTSP dari mulai penyusunan action plan sampai pada pelaksanaan kegiatan. Sosialisasi dan promosi PTSP khususnya pada kelompok UKM.
• Bersama dengan Pemda dan PTSP menyusun •
• •
mekanisme kerja yang baru (SOP, SPM dan sistem koordinasi Tim Teknis). Membangun sistem informasi yang terbuka bagi publik, data base (perusahaan yang mendaftar, pengaduan masyarakat) yang dapat dijadikan dasar bagi pengambilan keputusan. Jaringan IT yang dapat diakses dengan baik (di dalam PTSP maupun antar PTSP dan dinas) serta menyusun protokolnya. Peningkatan kapasitas staf: training/ magang tentang mekanisme kerja yang baru, bekerjasama dengan media dan pemanfaatan data base. 21
Mengapa slide ini penting? Memberikan contoh hasil pendampingan paket PTSP
Inti uraian: •
Jelaskan contoh perubahan/perbaikan yang muncul dalam hal PTSP yang berjalan dengan lebih baik dan efektif.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
253
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Outcome 4: PTSP Berjalan Baik Secara Berkelanjutan • Kegiatan terkait Monev dan Penanganan Pengaduan, • Menyusun mekanisme monitoring berbasis IT melalui Kartu Kendali sebagai alat managemen, • Menyelenggarakan IKM sebagai mekanisme evaluasi, • Menyusun mekanisme penanganan pengaduan berbasis IT, • Petugas pengaduan dan penyedia informasi tersedia dan memiliki kapasitas yang memadai.
• Mendorong para pengguna layanan untuk menggunakan saluran pengaduan di PTSP untuk menyalurkan feedback serta permintaan informasi yang dibutuhkan, • Mendorong stakeholder untuk mempublikasikan feedback terkait dengan perbaikan pelayanan perizinan, • Menyelenggarakan pertemuan regular stakeholder untuk mendiskusikan permasalahan perizinan usaha.
22
Mengapa slide ini penting? Memberikan contoh hasil pendampingan paket PTSP.
Inti uraian: •
Jelaskan contoh perubahan/perbaikan yang muncul dalam hal keberlanjutan PTSP yang berjalan dengan lebih baik.
254
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Penguatan Sisi Pengguna Layanan (Demand)
IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS
23
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
255
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Tujuan Umum: Pelayanan publik yang transparan, partisipatif, akuntabel dan responsif.
Sasaran: Meningkatnya permintaan/tuntutan untuk perbaikan kualitas pelayanan publik.
Strategi 1. Peningkatan peran media sebagai salah satu pilar tata kelola yang baik.
2. Penguatan Keterlibatan Warga negara dalam peningkatan kualitas tata kelola pelayanan publik.
3. Penguatan DPRD untuk pengawasan dan peng anggaran pelayanan publik berbasis standar. 24
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan tujuan dan strategi penguatan sisi demand.
Inti uraian: • •
256
Jelaskan tujuan penguatan sisi demand (sisi pengguna layanan). Terdapat tiga strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Berbagai Instrumen/Tools Untuk Peningkatan Permintaan/Tuntutan Perbaikan Pelayanan Forum Masyarakat Sipil
Citizen Report Card
Forum Multi Pihak/MSF
Survei pelanggan
Pusat Warga/Komunitas
Jurnalisme Warga Survei Pengaduan Masyarakat & Penanganannya
25
Mengapa slide ini penting? Slide ini memudahkan peserta pelatihan/pembaca melihat apa saja instrumen yang digunakan KINERJA dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengawasi perbaikan pelayanan.
Inti uraian: Terdapat 7 (tujuh) instrumen dalam peningkatan permintaan/tuntutan perbaikan pelayanan, meliputi: •
Forum Masyarakat Sipil
•
Citizen report card
•
Pusat warga/komunitas
•
Forum Multi Pihak/MSF
•
Survei pelanggan
•
Jurnalisme warga
•
Survei pengaduan masyarakat dan penanganannya
KINERJA memilih instrumen Forum Multi Pihak, jurnalisme warga, survei pengaduan karena MSF dan survei pengaduan sudah memiliki payung hukum di tingkat nasional dan sudah terbukti dapat diterapkan di tingkat kabupaten/kota. Demikian juga dengan jurnalisme warga, instrumen ini sudah terbukti dapat diterapkan di tingkat kabupaten/kota.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
257
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Strategi 1: Peningkatan Peran Media dan Jurnalis Warga dalam Advokasi Perbaikan Kualitas Pelayanan Publik
26
258
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Penggunaan Media untuk Tata Pemerintahan yang Baik Tujuan Umum: Organisasi masyarakat sipil, LSM dan stakeholder terkait lainnya di daerah KINERJA memiliki kesempatan untuk memperluas mobilisasi suara publik atau memperkuat opini publik dan keluhan untuk mendapatkan pelayanan publik yang lebih baik lewat media. 27
Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan tujuan umum penggunaan media dalam tata kelola pemerintahan yang baik.
Inti uraian: Jelaskan tujuan umum, dengan menekankan pada “perluasan mobilisasi suara publik atau penguatan opini publik dan keluhan”.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
259
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Tujuan Penguatan Media & Jurnalisme Warga •
Meningkatkan akses masyarakat (jurnalis warga dan jurnalis media arus utama) pada informasi publik lewat penguatan PPID.
• Meningkatkan peran jurnalis warga dan jurnalis media utama dalam menimbulkan ‘suara-suara’ atau ‘noising’ untuk isu pelayanan publik.
28
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan tujuan penguatan pengguna layanan pada strategi I (Peningkatan peran media dan jurnalis warga dalam advokasi perbaikan kualitas pelayanan publik).
Inti uraian: Tujuan penguatan sisi demand (sisi pengguna layanan) pada strategi I ini adalah •
Meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi dan dokumen publik, khususnya jurnalis warga dan media arus utama ke Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) untuk dijadikan basis data untuk peliputan dan advokasi. Transparansi informasi dan kemudahan akses pada dokumen publik menjadi dasar bagi jurnalis warga dan media untuk menjalankan peran ‘noising’.
•
Meningkatkan peran jurnalis warga dan jurnalis media arus utama dalam menimbulkan ‘suara-suara’ atau ‘noising’ untuk isu pelayanan publik.
260
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Penggunaan: Media & Jurnalisme Warga •
Jurnalisme warga atau publik atau jurnalisme partisipatif (juga dikenal dengan nama jurnalisme demokratik) adalah partisipasi aktif warga dalam mengoleksi, melaporkan, menganalisis dan menyebarluaskan berita dan informasi. • Dipilih dari anggota forum multi pihak/stakeholder dan atau warga lain yang punya ketertarikan terhadap isu layanan publik. • Untuk memperbesar daya pengaruh jurnalisme warga, pertautan dengan media arus utama menjadi penting. 29
Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan strategi penggunaan media dan jurnalisme warga dalam tata kelola pelayanan publik.
Inti uraian: Jelaskan bahwa strategi meliputi: •
Mendorong partisipasi aktif warga dalam mengoleksi, melaporkan, menganalisis, dan menyebarluaskan berita dan informasi.
•
Menjaring anggota forum multi pihak/stakeholder/warga lain yang punya ketertarikan terhadap isu layanan publik.
•
Memperbesar daya pengaruh jurnalisme warga dan mengembangkan lingkage dengan media arus utama.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
261
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Kegiatan Penguatan Media & Jurnalisme Warga KINERJA • •
•
Mengidentifikasi individu-individu yang berasal dari Multi Stakeholder Forum/ NGO/pihak-pihak terkait dengan isu sektor pendidikan, kesehatan, dunia usaha. Melaksanakan pelatihan kepada jurnalis warga. Pelatihan ini memberi dasar pemahaman teknis jurnalistik dan produksi konten media, peran jurnalis warga, dan juga pemahaman mendasar tentang isu-isu yang terkait dengan sektor pelayanan publik dibidang kesehatan. Mendampingi jurnalis warga yang didedikasikan untuk mengangkat berbagai isu yang berkembang di sektor kedua. Pendampingan meliputi tiga hal yakni peningkatan kapasitas teknis/skill, pemahaman akan isu yang berkembang dan hubungan dengan media mainstream maupun media alternatif lainnya untuk persebaran berita dan informasi yang diproduksi.
30
Mengapa slide ini penting? Slide ini menunjukkan urutan 7 kegiatan penting dalam penguatan media dan jurnalisme warga.
Inti uraian: Inti uraian: •
Kegiatan 1: mengidentifikasi individu-individu yang berasal dari MSF/NGO/pihak-pihak terkait dengan isu paket pendampingan KINERJA (pendidikan, kesehatan, dunia usaha) sebagai calon jurnalis warga.
262
•
Kegiatan 2: melaksanakan pelatihan kepada jurnalis warga.
•
Kegiatan 3: mendampingi jurnalis warga.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Lanjutan – Kegiatan Jurnalisme Warga - KINERJA 4. Produksi (artikel, reportase verbal, buletin informasi, penggunaan media sosial) untuk memfasilitasi hasil jurnalisme warga. 5. Pelatihan media arus utama tentang pelayanan publik (pendidikan,kesehatan, peningkatan iklim usaha) berbasis standar. 6. Memfasilitasi berbagi konten yang telah diproduksi baik oleh jurnalis warga maupun jurnalis media arus utama ke berbagai jenis media lain untuk memperluas jangkauan dan akses publik terhadap isu yang diangkat media. 7. Pertautan Media arus utama dengan mekanisme penanganan pengaduan (SMS Gateway). 31
Mengapa slide ini penting? Slide ini menunjukkan urutan 7 kegiatan penting dalam penguatan media dan jurnalisme warga.
Inti uraian: •
Kegiatan 4: memproduksi hasil jurnalisme warga
•
Kegiatan 5: membekali media arus utama tentang pelayanan publik
•
Kegiatan 6: memfasilitasi berbagai konten yang dihasilkan jurnalis warga maupun jurnalis media arus utama ke berbagai platform media lain
•
Kegiatan 7: mengaitkan media arus utama dengan mekanisme penanganan pengaduan
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
263
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Strategi 2: Penguatan Forum Multi Stakeholder dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
32
264
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Forum Multi Pihak/Multi Stakeholder Forum (MSF) Tujuan Umum: Penguatan keterlibatan warga negara dalam mendorong peningkatan kualitas Tata Kelola Pelayanan Publik agar menjadi lebih transparan, partisipatif, responsif gender dan akuntabel. Prinsip Pendekatan MSF: Critical Engagement = Keterlibatan & keterkaitan yang kritis 33
Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan tujuan penguatan multi stakeholder forum (MSF) dan prinsip pendekatan MSF.
Inti uraian: •
Jelaskan tujuan umum penguatan MSF.
• Jelaskan prinsip pendekatan MSF yang mengedepankan keterlibatan dan keterkaitan yang kritis (critical engagement). • ‘Critical engagement’ adalah keterlibatan aktif yang tetap mampu mengkritisi dan mempengaruhi pengambilan keputusan dengan duduk bersama dalam suatu forum. Jadi bukan keterlibatan ‘vokal’ di luar sistem/proses pengambilan keputusan, atau keterlibatan di dalam sistem tetapi pasif dan hanya menerima.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
265
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Forum Multi Pihak/MSF (Tingkat Kabupaten/Kota dan Tingkat Unit Layanan - Puskesmas/Sekolah) Perwakilan Lembaga Swadaya Masyarakat; Organisasi kemasyarakatan; Organisasi berbasis Agama; Organisasi perempuan; Perwakilan SKPD; Perwakilan Puskesmas & Sekolah; Tokoh masyarakat/tokoh adat/ tokoh agama/tokoh perempuan/ pemerhati kesehatan - Pendidikan; Kader kesehatan/ kader kampung; Orang Tua Murid, PKK; Kepala kampung ANGGOTA
* Peningkatan pemahaman masyarakat tentang isu pelayanan publik, * Pengorganisasian Masyarakat, * Advokasi kebijakan dan program pelayanan publik, serta monitoring pelaksanaannya, * Mediasi antara masyarakat dan Puskesmas/ Sekolah untuk pengaduan/ keluhan masyarakat dan pengawasan Janji Perbaikan Layanan.
Multi Stakeholder Forum/MSF
PERAN
• Multi Stakeholder Forum/Forum Multi Pihak/Forum Kesehatan/Komite Kesehatan/Komite Sekolah dll.
34
Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan peran Forum Multi Stakeholder dan siapa saja yang menjadi anggotanya. Anggota MSF pada dasarnya sama, yang membedakan hanya skala pengawasan dan keterlibatannya, apakah di skala wilayah unit layanan atau di skala wilayah kabupaten/kota.
Inti uraian:
266
•
Peran Multi Stakeholder Forum adalah: 1. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang isu pelayanan publik 2. Mengorganisasikan masyarakat 3. Mengadvokasi kebijakan dan program pelayanan publik serta monitoring pelaksanaannya 4. Me-mediasi antara masyarakat dan Puskesmas/sekolah untuk pengaduan/keluhan masyarakat dan pengawasan janji perbaikan layanan
•
Anggota MSF terdiri dari (namun tidak terbatas pada): 1. Perwakilan Lembaga Swadaya Masyarakat 2. Organisasi Kemasyarakatan 3. Organisasi Berbasis Agama 4. Organisasi Perempuan 5. Perwakilan SKPD 6. Perwakilan Puskesmas dan Sekolah 7. Tokoh Masyarakat/tokoh adat/tokoh agama/tokoh perempuan/pemerhati kesehatan-pendidikan 8. Kader kesehatan/kader kampung 9. Orangtua murid 10. PKK 11. Kepala kampung
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Relasi/Hubungan antar MSF
MSF tkt Kab/Kota
MSF tkt Unit Layanan
• Keanggotaan: stakeholder tingkat Kab./Kota (dan perwakilan MSF Puskesmas/Sekolah) • Peran Utama: advokasi kebijakan, Pengembangan Aliansi, fasilitator survei pengaduan masyarakat, pengawasan/monitoring
• Keanggotaan: stakeholder tingkat Puskesmas /Sekolah • Peran Utama: mediasi antara masy. dan unit layanan, partisipasi dalam perencanaan unit layanan, pengawasan janji perbaikan pelayanan Puskesmas/Sekolah
35
Mengapa slide ini penting: Slide ini menjelaskan relasi/hubungan antar MSF
Inti uraian: •
Peran utama MSF tingkat kabupaten/kota: 1. Advokasi kebijakan 2. Pengembangan aliansi 3. Fasilitator survei pengaduan masyarakat 4. Pengawasan/monitoring berdasarkan input/feedback dari MSF unit layanan
•
Peran utama MSF tingkat unit layanan: 1. Mediasi antar masyarakat dan unit layanan 2. Partisipasi dalam perencanaan unit layanan 3. Pengawasan janji perbaikan pelayanan Puskesmas/sekolah 4. Memberikan input/feedback pada forum di tingkat kabupaten/kota
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
267
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Forum Multi Pihak (Tingkat Kabupaten/Kota dan Tingkat Unit Layanan) Seluruh kegiatan akan masuk dengan memanfaatkan forum multipihak, dengan demikian seluruh wilayah akan menggunakan pendekatan ini. • Mereviu kebutuhan Forum Multi Pihak pada tingkat tertentu (Kabupaten/ Kota dan Unit Pelayanan). • Pemetaan stakeholder dan Identifikasi anggota Forum Multi Pihak. • Fasilitasi pengembangan/revitalisasi Forum Multi Pihak yang ada saat ini. • Fasilitasi mengelola Forum Multi Pihak (Asistensi pengembangan rencana aksi forum, identifikasi sumber daya, pengembangan kapasitas anggota forum). 36
Mengapa slide ini penting: Slide ini menegaskan bahwa di KINERJA, kegiatan pendampingan memanfaatkan forum multipihak ini.
Inti uraian: Pengembangan forum multipihak dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Mereviu kebutuhan forum multi pihak pada tingkat tertentu. 2. Memetakan stakeholder dan mengidentifikasi anggota forum multipihak. 3. Memfasilitasi pengembangan/revitalisasi forum multi pihak yang ada saat ini. 4. Memfasilitasi pengelolaan forum multipihak (asistensi pengembangan rencana aksi forum, identifikasi sumber daya, pengembangan kapasitas anggota forum).
268
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Forum Multi Pihak (Tingkat Kabupaten/Kota dan Tingkat Unit Layanan) Fasilitasi keterlibatan MSF dalam: •
Pemberian input dalam pengembangan kebijakan dan program (mis. Penyusunan Perbup BOSP/PTD, penyusunan costing SPM) dan pengembangan rencana kerja unit layanan.
•
Advokasi SKPD dan Pemerintah daerah untuk adopsi kebijakan dan program dalam perencanan dan penganggaran jangka menengah dan tahunan.
•
Monitoring pelaksanaan kebijakan dan program yang sudah dikembangkan dalam paket pendampingan KINERJA (Pendidikan, Kesehatan, dan BEE).
•
Terlibat dalam mekanisme penanganan pengaduan – termasuk monitoring janji perbaikan pelayanan dan rekomendasi teknis. 37
Mengapa slide ini penting: Slide ini merupakan lanjutan dari slide sebelumnya.
Inti uraian: Pengembangan forum multipihak dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: •
Mereview kebutuhan forum multi pihak pada tingkat tertentu 1. Memetakan stakeholder dan mengidentifikasi anggota forum multipihak. 2. Memfasilitasi pengembangan/revitalisasi forum multi pihak yang ada saat ini. 3. Memfasilitasi pengelolaan forum multipihak (asistensi pengembangan rencana aksi forum, identifikasi sumber daya, pengembangan kapasitas anggota forum). 4. Fasilitasi keterlibatan MSF dalam: - Memberikan input dalam pengembangan kebijakan dan program: --
Mengadvokasi SKPD/pemerintah daerah/unit layanan untuk adopsi kebijakan dan program dalam perencanaan dan penganggaran masing-masing.
--
Memonitor pelaksanaan kebijakan dan program yang sudah dikembangkan dalam paket pendampingan KINERJA.
--
Mekanisme penanganan pengaduan (termasuk monitoring janji perbaikan pelayanan dan rekomendasi teknis).
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
269
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Survei Pengaduan/Complaint Survey •
Complaint survey merupakan starting point/pintu masuk untuk advokasi berbasis data/fakta warga terhadap pelayanan publik yang lebih baik.
•
Mendorong adopsi atau adaptasi instrumen melalui praktek pengalaman yang baik dari program sebelumnya.
•
Mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 13 tahun 2009 dan modul yang telah dikembangkan oleh lembaga lain.
38
Mengapa slide ini penting: Slide ini menjelaskan strategi penerapan survei pengaduan dalam peningkatan permintaan/tuntutan perbaikan pelayanan.
Inti uraian: •
Complaint survei merupakan starting point/pintu masuk untuk advokasi berbasis data/fakta warga terhadap pelayanan publik yang lebih baik.
•
Instrumen ini dipromosikan untuk diadopsi atau diadaptasi melalui praktek pengalaman yang baik dari program sebelumnya.
•
Penggunaan instrumen ini mengacu pada Permen PAN No 13 Tahun 2009 dan modul-modul yang telah dikembangkan oleh lembaga lain.
270
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Mekanisme Penangangan Pengaduan: Monitoring Janji Perbaikan Pelayanan & Rekomendasi Teknis •
Tindak lanjut dari Survei Pengaduan/ Complaint Survey masyarakat.
•
Unit layanan mengembangkan Janji Perbaikan Layanan dan Rekomendasi Teknis untuk tingkat kabupaten, mengacu pada hasil dari survei pengaduan masyarakat.
•
Diseminasi janji kepada masyarakat dan publik.
•
Peran masyarakat dalam memantau pelaksanaan Janji Perbaikan Pelayanan yang sudah dibuat. 39
Mengapa slide ini penting? Slide ini menjelaskan mekanisme penanganan pengaduan, khususnya untuk monitoring janji perbaikan pelayanan dan rekomendasi teknis
Inti uraian: •
Survei pengaduan/complaint survey masyarakat merupakan instrumen untuk memperoleh data/fakta atas pelayanan apa saja yang paling dikeluhkan masyarakat/pengguna layanan. Sehingga penyelenggara pelayanan publik dapat menyusun kebijakan untuk mengatasi keluhan dan menyusun rekomendasi program dan kegiatan kepada tingkat kabupaten/dinas
•
Mengacu pada hasil survei pengaduan masyarakat, unit layanan mengembangkan janji perbaikan pelayanan dan rekomendasi teknis untuk kabupaten/kota
•
Janji perbaikan pelayanan selanjutnya di-diseminasikan kepada masyarakat dan publik
•
Masyarakat selanjutnya berperan dalam memantau pelaksanaan janji perbaikan pelayanan yang sudah dibuat.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
271
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Strategi 3: Penguatan DPRD untuk Pengawasan & Penganggaran Tujuan Umum:
•
Untuk menjamin pelaksanaan pelayanan publik bidang kesehatan agar berbasis standar dalam perencanaan dan penganggaran tahunan daerah dan SKPD.
40
Mengapa slide ini penting: Menjelaskan tujuan penguatan pengguna layanan pada strategi III: Penguatan DPRD untuk pengawasan dan penganggaran.
Inti uraian: Jelaskan tujuan umum dari penguatan sisi demand (sisi pengguna layanan) pada strategi III.
272
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
DPRD (sebagai representasi masyarakat di daerah) • Fungsi:
Legislasi
Oversight/ Pengawasan
Budgeting/ Penganggaran
Dasar: UU 22/2003 (Susduk MPR, DPR, DPD, DPRD) UU 32/2004 (Pemda)
41
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan 3 fungsi DPRD: legislasi, budgeting/penganggaran, dan oversight/pengawasan
Inti uraian: •
Berdasarkan Pasal 77 UU No 22 Tahun 2003, DPRD mempunyai fungsi (1) legislasi, (2) anggaran, (3) pengawasan.
•
Ketiga fungsi DPRD tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi.
•
Dalam konteks KINERJA, untuk perbaikan pelayanan publik dengan jangka waktu terbatas, KINERJA fokus pada penguatan fungsi DPRD terkait fungsi penganggaran untuk menjamin kecukupan investasi daerah di bidang kesehatan, pendidikan, iklim usaha, dan fungsi pengawasan terhadap pemerintah daerah di bidang pelayanan publik.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
273
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Latar Belakang Pendampingan bagi DPRD dalam Program Kinerja 1. Pendampingan untuk Costing SPM Dinas Terkait, Bappeda, SKPD lainnya, Masyarakat Sipil. 2. SPM terintegrasi dalam perencanaan daerah dan SKPD dan penganggarannya Perlu dikawal lebih lanjut. 3. DPRD memiliki peran penting budgeting/ penganggaran dan juga oversight/pengawasan. 4. Untuk melengkapi siklus pendampingan teknis SPM. 42
Mengapa slide ini penting: Menjelaskan alasan yang melatarbelakangi pendampingan bagi DPRD dalam Program KINERJA
Inti uraian: Terdapat 4 rasional yang melatarbelakangi pendampingan bagi DPRD dalam Program KINERJA. 1. Alasan pertama: Program KINERJA membantu Pemerintah Daerah dalam menerapkan SPM, melalui pendampingan perencanaan dan penganggaran pencapaian target SPM. Istilah yang sering digunakan adalah costing SPM. Proses costing SPM ini melibatkan dinas terkait, Bappeda, SKPD terkait lainnya, dan masyarakat sipil. 2. Alasan kedua: SPM harus terintegrasi dalam perencanaan daerah, perencanaan dinas, dan dalam penganggarannya. Proses integrasi ini memerlukan pengawalan lebih lanjut dan sangat mungkin memerlukan dukungan pengaturan dan pengawasan dari DPRD. 3. Alasan ketiga: DPRD memiliki fungsi penting budgeting/penganggaran dan juga pengawasan. 4. Alasan keempat: Untuk melengkapi siklus pendampingan teknis untuk pemenuhan SPM di daerah.
274
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Kegiatan •
Analisis APBD,
•
Asistensi DPRD untuk pelaksanaan konsultasi publik pembahasan RAPBD (yang terkait dengan program yang didampingi KINERJA),
•
Workshop penyerapan aspirasi dan pengaduan masyarakat,
•
Serial diskusi kebijakan.
43
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan jenis kegiatan yang dilakukan untuk penguatan pengguna layanan pada strategi III (Penguatan DPRD dalam pengawasan dan penganggaran).
Inti uraian: •
Jelaskan macam kegiatan yang dilakukan untuk penguatan pengguna layanan pada strategi III.
•
Analisis APBD terdiri dari analisis makro dan analisis sektoral yang menjadi area pendampingan KINERJA (pendidikan, kesehatan, dan iklim usaha).
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
275
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Engaging Supply – Demand serta Interaksi Aktif dalam Tata Kelola
44
276
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Daerah: Politisi, Pembuat Kebijakan
Klien/Warga
Kekuatan Warga: Input Teknis dan Pengawasan Layanan
Penyedia Layanan
45
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan relasi antara negara/pemerintah daerah, penyedia layanan, dan klien/warga
Inti uraian: •
Relasi antara daerah dengan penyedia layanan: KINERJA melakukan pendampingan/bantuan teknis bagi daerah dalam kerangka penguatan fungsi Pemerintah Daerah dan DPRD dalam memberikan arahan, pengawasan, dan sumber daya. Sedangkan pendampingan bagi penyedia layanan dalam kerangka penguatan penyedia layanan dalam menyediakan informasi, pelaporan, dan lobby.
•
Relasi antara daerah dengan klien/warga: KINERJA melakukan pendampingan/bantuan teknis bagi daerah agar mampu responsif terhadap dinamika kebutuhan warga, sedangkan pendampingan bagi klien/warga dalam kerangka penguatan warga dalam menyampaikan suara warga: agregasi kebutuhan.
•
Relasi antara penyedia layanan dengan klien/warga: KINERJA melakukan pendampingan bagi penyedia layanan dalam kerangka penguatan penyedia layanan dalam menyediakan layanan, sedangkan pendampingan bagi klien/warga adalah dalam rangka penguatan warga menyediakan input teknis dan pengawasan.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
277
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Penguatan peran DPRD: pengawasan & budget
Klien/Warga
Negara/Daerah: Politisi, Pembuat Kebijakan
Kekuatan Warga: Input Teknis dan Pengawasan Layanan
Perencanaan dan Penganggaran Pemda berbasis SPM
Penyedia Layanan
46
Mengapa slide ini penting: Menjelaskan bagaimana program KINERJA membantu meningkatkan kualitas relasi antara negara/pemerintah daerah, penyedia layanan, dan klien/warga
Inti uraian: •
Untuk meningkatkan kapasitas Daerah, Program KINERJA bekerja melalui Program Management Committee/Tim Teknis Pemerintah Daerah.
•
Program peningkatan kapasitas dilakukan bagi pemerintah daerah dan DPRD.
•
Peningkatan kapasitas DPRD adalah untuk penguatan fungsi pengawasan dan budget.
•
Peningkatan kapasitas pemerintah daerah adalah untuk penguatan kapasitas Pemda dalam perencanaan dan penganggaran berbasis SPM.
278
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Negara/Daerah: Politisi, Pembuat Kebijakan
Multi Stakeholder Forum – Keterlibatan Masyarakat dalam advokasi dan pengawasan
Klien/Warga
Kekuatan Warga: Input Teknis dan Pengawasan Layanan
Penyedia Layanan
47
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan bagaimana program KINERJA membantu meningkatkan kualitas relasi antara negara/pemerintah daerah, penyedia layanan, dan klien/warga.
Inti uraian: •
Untuk meningkatkan kapasitas klien/warga, Program KINERJA menerapkan instrument MSF-keterlibatan masyarakat dalam advokasi dan pengawasan.
•
Melalui MSF tingkat kabupaten/kota, peningkatan kapasitas klien/warga ditujukan untuk meningkatkan kualitas suara warga terhadap (pemerintah) daerah.
•
Melalui MSF tingkat unit layanan, peningkatan kapasitas klien/warga ditujukan untuk meningkatkan kualitas input teknis dan pengawasan pelayanan penyedia layanan.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
279
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Negara/Daerah: Politisi, Pembuat Kebijakan
Mekanisme Penanganan Pengaduan (eg. Survey pengaduan) Klien/Warga
Kekuatan Warga: Input teknis dan Pengawasan Layanan
Janji Perbaikan Layanan
Penyedia Layanan
48
Mengapa slide ini penting: Menjelaskan bagaimana program KINERJA membantu meningkatkan kualitas relasi antara negara/pemerintah daerah, penyedia layanan, dan klien/warga.
Inti uraian: Untuk meningkatkan relasi penyedia layanan terhadap klien/warga, Program KINERJA menerapkan sejumlah instrumen sebagai berikut: a. Mekanisme penanganan pengaduan, sebagai instrumen untuk memperoleh data/fakta pelayanan mana saja yang (paling) dikeluhkan klien/warga. b. Janji perbaikan layanan, sebagai instrumen untuk meningkatkan kualitas layanan berdasarkan hasil survei pengaduan. c. Rekomendasi teknis, sebagai instrumen untuk menginformasikan, melaporkan, melobby pembuat kebijakan untuk memperoleh dukungan perbaikan layanan.
280
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Negara/Daerah: Politisi, Pembuat Kebijakan
Media (Jurnalisme Warga & Media arus utama)
Klien/Warga
Kekuatan Warga: Input Teknis dan Pengawasan Layanan
Penyedia Layanan
49
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan bagaimana program KINERJA membantu meningkatkan kualitas relasi antara negara/pemerintah daerah, penyedia layanan, dan klien/warga.
Inti uraian: •
Media (jurnalisme warga dan media arus utama) juga merupakan instrumen dalam meningkatkan kualitas relasi.
•
Lihat kembali tujuan penggunaan media dalam meningkatkan tuntutan/permintaan perbaikan kualitas layanan.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
281
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Negara/Daera: Politisi, Pembuat Kebijakan
Perencanaan Unit layanan
Klien/Warga
Kekuatan Warga: Input Teknis dan Pengawasan Layanan
Penyedia Layanan
50
Mengapa slide ini penting: Menjelaskan bagaimana program KINERJA membantu meningkatkan kualitas relasi antara negara/pemerintah daerah, penyedia layanan, dan klien/warga
Inti uraian: Untuk meningkatkan kapasitas internal penyedia layanan, Program KINERJA menerapkan sejumlah instrumen sebagai berikut: •
SOP: Standard Operating Procedures
•
Perencanaan Unit Layanan
•
Penguatan Manajemen Layanan dan Program
•
Lihat kembali tujuan penggunaan media dalam meningkatkan tuntutan/permintaan perbaikan kualitas layanan.
282
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Te r i m a k a s i h
51
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
283
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Panduan dan Lembar Kerja
Panduan Fasilitator
Judul
Tata Kelola Sektor – Harmoni dan Keterkaitan Penyedia Layanan (Supply) dan Pengguna Layanan (Demand)
Waktu
30 menit
Petunjuk Kerja Kelompok
1. Cermati dan bacalah bahan bacaan pendukung yang tersedia mengenai tata kelola sektor dalam penguatan supply dan demand, antara lain sebagai berikut : a. Tata Kelola Penyusunan RKS dan RKAS b. Tata Kelola Penyusunan SOP Pelayanan Tingkat Puskesmas c. Penyederhanaan Izin oleh PTSP d. Peran MSF dalam Peningkatan Pelayanan Publik e. Survei pengaduan, Janji layanan dan Realisasinya f. Jurnalisme Warga dan Peningkatan Pelayanan Publik 2. Pilih salah satu bahan bacaan pendukung di atas 3. Diskusikan dalam kelompok kerja dan lakukan analisis untuk melihat penerapan penguatan penyediaan, pengguna dan interaksi antara keduanya 4. Tuliskan hasil analisis yang menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a. Identifikasikan pendekatan (approach) tata kelola sektor yang diterapkan dalam bahan bacaan di atas? b. Menurut pendapat kelompok diskusi Anda, apakah pendekatan tersebut cukup memadai untuk meningkatkan kinerja inisiatif tata kelola pelayanan? c. Sebutkan faktor lainya yang penting dan strategis dalam meningkatkan tata kelola pelayanan di unit layanan maupun di tingkat SKPD? 5. Presentasikan dan diskusikan hasil kerja kelompok.
Lembar Kerja
284
Lihat lembar kerja terlampir
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Lembar Kerja Hasil Kerja Diskusi Kelompok Kelompok: ____________________
Pendekatan Tata Kelola
Pendekatan Tata Kelola Penyedia (Supply)
Pendekatan Tata Kelola Penguatan Pengguna (Demand)
Analisis Kecukupan Pendekatan menuju Tata Kelola yang Ideal
Faktor Penting Lainnya dalam Upaya Peningkatan Tata Kelola Pelayanan
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
285
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
BAHAN BACAAN 4.1.
Pada praktiknya pelaksanan MBS perlu lebih ditingkatkan. Sebagian besar sekolah melaksanakan MBS belum secara maksimal, dan belum mengarah pada perbaikan mutu pelayanan. Di sebagian besar sekolah, pengelolaan masih belum transparan dan akuntabel serta tidak partisipatif, apalagi responsif.
Penyusunan RKS dan RKAS Berorientasi Pelayanan Publik
Oleh karena itu KINERJA berupaya mendampingi
Rencana Kerja Sekolah (RKS) merupakan
Program MBS KINERJA
perencanaan sekolah jangka menengah yang umumnya disusun untuk 4 tahun sedangkan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) adalah rencana tahunan sekolah. RKS dan RKAS merupakan bagian penting dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Di Indonesia, konsep manajemen berbasis sekolah (MBS) telah diperkenalkan dan dilaksanakan sejak lama, yakni sejak tahun 1997/1998. MBS merupakan wujud otonomi sekolah sejalan dengan kebijakan desentralisasi kewenangan pendidikan dan dimaksudkan agar sekolah mempunyai otonomi yang lebih besar untuk menyelenggarakan program dan kegiatannya dengan mendorong peran serta masyarakat melalui komite sekolah. Dalam konteks otonomi, sekolah diberi kewenangan untuk mengatur dirinya dan warga sekolah dengan prakarsa sendiri, berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai peraturan perundangan. Sekolah diberi kewenangan mengelola dan memanfaatkan sumber daya sekolah semaksimal mungkin untuk meningkatkan mutu proses dan output pembelajaran.
286
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
sekolah dan komite sekolah untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan dan mutu pelayanan sekolah.
Konsep utuh MBS mencakup setidaknya tiga komponen yang saling berkaitan, yakni manajemen sekolah, pembelajaran, dan partisipasi masyarakat. Program bantuan teknis KINERJA lebih difokuskan pada dua komponen, yakni manajemen sekolah dan partisipasi masyarakat dengan asumsi bahwa jika dua komponen tersebut bekerja dengan baik maka akan berdampak dampak pada peningkatan komponen pembelajaran. Komponen manajemen cukup luas cakupannya, namun pendampingan KINERJA difokuskan pada perencanaan dan penganggaran sekolah (RKS dan RKAS) serta publikasi laporan keuangan sekolah. Tujuan utama pendampingan KINERJA di bidang MBS adalah untuk meningkatkan pelayanan publik sekolah sebagai suatu unit layanan sektor pendidikan. Dengan demikian MBS model KINERJA adalah MBS Berorientasi Pelayanan Publik. Upaya peningkatan pelayanan publik ini disertai dengan penguatan sisi pengguna layanan yang difokuskan pada peningkatan peran komite sekolah sebagai forum multi stakeholder di tingkat sekolah. Upaya
www.kinerja.or.id
sekolah dalam peningkatan pelayanan publik harus dilakukan sejak awal, secara sistematis dan terencana. Oleh karena itu, perencanaan sekolah yang mencakup pencapaian standar pelayanan, standar pelayanan minimal, dan standar nasional pendidikan menjadi sangat penting. Sesuai orientasi MBS KINERJA, maka perencanaan sekolah (RKS dan RKAS) juga berorientasi pelayanan publik yang partisipatif dan responsif. Perencanaan sekolah harus dibuat bersama komite sekolah dan berdasarkan data sekolah yang valid dan mutakhir, evaluasi diri sekolah, dan hasil survei pengaduan masyarakat.
Diagram-1. Skema MBS Berorientasi Pelayanan Publik
Perencanaan Sekolah: RKS dan RKAS
peraturan ini telah digulirkan pada tahun 2007, tetapi sampai saat ini masih banyak sekolah yang belum
Permendiknas 19/2007 menyatakan bahwa sekolah
sepenuhnya menyusun perencanaan sekolah.
harus membuat RKS yang akan dicapai dalam
RKS jarang sekali dibuat dan RKAS dibuat hanya
kurun waktu empat tahun dan RKAS yang disusun
sekadar memenuhui persyaratan penerimaan
dan dilaksanakan berdasarkan RKS. Meskipun
dan BOS yang disediakan oleh pemerintah pusat.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
287
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Sekolah cenderung menyusun perencanaan
•
Pemerintah Daerah – SKPD terkait lebih
hanya berdasarkan dana yang tersedia dari BOS
aktif dalam mendukung upaya peningkatan
dan tidak berorientasi pada pencapaian SPM dan
pelayanan di sekolah.
pelayanan publik. Hal tersebut berdampak pada
•
Adanya mekanisme monitoring implementasi
perkembangan sebagian besar sekolah yang
rencana sekolah berorientasi pelayanan publik
cenderung jalan ditempat. Seharusnya sekolah
oleh forum multi stakeholder.
menyusun perencanaan berdasarkan kebutuhan
•
Memberikan ruang partisipasi yang memadai
yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu
bagi pengguna layanan (siswa, orang tua dan
dengan memanfaatkan anggaran yang tersedia dari
masyarakat sekitar) untuk menyampaikan
sumber BOS maupun sumber-sumber lain, termasuk
masukan, keluhan dan saran guna peningkatan
dari pemerintah daerah dan masyarakat.
pelayanan sekolah melalui survei pengaduan ataupun kotak pengaduan yang tersedia. •
Prinsip-prinsip Penyusunan RKS dan RKAS
Keterlibatan media massa, termasuk jurnalisme warga dalam mempublikasikan praktik-praktik baik, keluhan, dan saran masyarakat guna
Secara umum prinsip-prinsip penyusunan RKS dan
mendukung peningkatan pelayanan publik.
RKAS berorientasi pelayanan publik yang difasilitasi oleh KINERJA adalah sebagai berikut: •
Menempatkan sekolah sebagai unit layanan, dimana sekolah sebagai penyedia layanan diwajibkan untuk memberikan pelayanan sesuai standar yang berlaku (Standar Pelayanan Publik – SPP, Standar Pelayanan Minimal - SPM Pendidikan dan Standar Nasional Pendidikan –
RKS dan RKAS Berorientasi Publik Ada tiga komponen masukan (input) untuk penyusunan RKA dan RKAS yang berorientasi publik, yakni data sekolah atau profil sekolah yang valid dan mutakhir, evaluasi diri sekolah (EDS), dan survei pengaduan masyarakat.
SNP). •
Proses penyusunan RKS dan RKAS dilakukan secara partisipatif, antara pihak sekolah bersama multi stakeholder sekolah (komite sekolah).
•
Memberikan informasi yang memadai bagi multi stakeholder sekolah tentang perencanaan, penganggaran, dan pendanaan sekolah, termasuk pelaporan keuangan dan informasi penting lainnya sebagai upaya transparansi dan akuntabilitas sekolah.
288
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Diagram-2. Proses Penyusunan RKS dan RKAS
Data/Profil Sekolah Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
RKS
SPM
RKAS
SNP
Pelayanan Publik
(Akses dan Mutu)
Survei Pengaduan
a. Data/profil Sekolah
sekolah terhadap 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang hasilnya menjadi masukan dan dasar
Perencanaan sekolah yang baik harus didasarkan
penyusunan RKS. Hasil EDS sangat bermanfaat
pada data yang valid dan mutakhir untuk menjamin
karena melalui EDS, sekolah dapat:
pencapaian sasaran program dan kegiatan sekolah. Tahap pertama perencanaan sekolah
•
Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang
adalah penyiapan data kondisi terkini sekolah.
digunakan sebagai dasar penyusunan rencana
Data sekolah biasanya dikumpulkan oleh satuan
pengembangan lebih lanjut.
tugas perencanaan sekolah. Sumber data berasal
•
Mengenal peluang untuk memperbaiki mutu
dari seluruh unit sekolah, mulai dari bagian
pendidikan, menilai keberhasilan upaya
pembelajaran, bagian kesiswaan, bagian personalia,
peningkatan, dan melakukan penyesuaian
bagian keuangan, bagian sarana prasarana dan
program dan kegiatan sekolah.
bagian humas.
•
Mengetahui tantangan yang dihadapi dan mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan untuk perbaikan.
b. Evaluasi Diri Sekolah • EDS di tiap sekolah menjadi tanggung jawab kepala
Mengetahui tingkat pencapaian kinerja berdasarkan SPM dan SNP.
sekolah dan disusun oleh kepala sekolah, guru, komite sekolah, orangtua murid, dan pengawas
c. Survei Pengaduan Masyarakat
sekolah. Proses EDS dapat mengikutsertakan tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat. Instrumen
Survei pengaduan di sekolah tergolong hal baru
EDS khusus dirancang untuk menilai kinerja
dan langka. Selama ini sekolah tidak dianggap
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
289
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
sebagai unit layanan sebagaimana halnya
masyarakat, khususnya murid dan orangtua
Pukesmas dan Kantor Pos. Survei pengaduan
murid. Sekolah kemudian merespon pengaduan
masyarakat mengacu pada Peraturan Menteri PAN
masyarakat dengan membaginya ke dalam dua
13/2009 tentang Pedoman Peningkatan Kualitas
kategori, yakni pengaduan yang bisa ditindaklanjuti
Pelayanan Publik dengan Partisipasi Masyarakat.
oleh sekolah dan yang ditindaklanjuti oleh
Peraturan ini memberi mandat setiap unit
pemerintah daerah. Tindak lanjut untuk pengaduan
layanan, termasuk sekolah, melaksanakan survei
yang bisa direspon oleh sekolah kemudian
pengaduan masyarakat untuk meningkatkan mutu
dimasukkan ke dalam perencanaan, baik RKS
pelayanannya. Hasil survei pengaduan masyarakat
maupun RKAS. Sedangkan pengaduan yang berada
dianalisis dan dipresentasikan dalam bentuk Indeks
diluar kewenangan sekolah direkomendasikan
Pengaduan Masyakarat (IPM). Dari indeks ini dapat
kepada Dinas Pendidikan untuk ditindaklanjuti.
diketahui apa saja yang menjadi pusat perhatian
290
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Gambar-1. Contoh Indeks Pengaduan Masyarakat Indeks Pengaduan Masyarakat, SMP Negeri 1 Bandar, 2012
Hasil dan Dampak RKS dan RKAS Berorientasi Pelayanan Publik
• Data sekolah yang valid dan mutakhir; • Evaluasi diri sekolah; • Survei pengaduan masyarakat;
Hasil yang diperoleh dari pendampingan di sekolahsekolah mitra KINERJA meliputi, namun tidak terbatas pada:
www.kinerja.or.id
• Janji perbaikan layanan berdasarkan survei pengaduan; • Rekomendasi perbaikan layanan;
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
291
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
•
Perencanaan dan penganggaran sekolah
instansi lain di luar Dinas Pendidikan, yakni Dinas
yang partisipatif menggunakan data yang valid
Kesehatan dan Puskesmas untuk memperbaiki
dan mutakhir, hasil evaluasi diri sekolah, dan
layanan UKS.
hasil survei pengaduan serta mengakomodasi • •
standar pelayanan, SPM, dan SNP;
Beberapa kepala sekolah menyatakan bahwa
Implementasi rencana sekolah yang transparan
survei pengaduan sangat efektif untuk memperbaiki
dan akuntabel;
pelayanan sekolah. Tanpa survei pengaduan,
Komite sekolah aktif dalam survei pengaduaan,
mereka tidak mengetahui apa yang menjadi keluhan
perencanaan sekolah, dan monitoring tindak
dan harapan pengguna layanan.
lanjut janji perbaikan layanan; Laporan kegiatan dan keuangan sekolah
Di Kota Singkawang - Kalimantan Barat dan
terintegrasi, transparan, dan akuntabel;
Kabupaten Barru - Sulawesi Selatan, misalnya,
•
Perbaikan pelayanan sekolah;
terlihat jelas perubahan pelayanan sekolah terhadap
•
Perluasan penerapan praktik-praktik MBS yang
murid dan orangtua murid. Fasilitas dan kegiatan
baik ke sekolah-sekolah lain.
pembelajaran membaik sehingga murid belajar
•
dengan nyaman. Lingkungan sekolah juga menjadi Pendekatan KINERJA telah menunjukkan manfaat
lebih baik berkat peran serta pemerintah daerah,
yang cukup signifikan di hampir semua sekolah
komite sekolah, dan masyarakat yang tanggap
mitra, baik dari aspek peningkatan partisipasi
terhadap pengaduan masyarakat.
forum multi stakeholder melalui komite sekolah, transparansi, akuntabilitas, dan peningkatan kualitas
Beberapa sekolah di Kabupaten Melawi telah
pelayanan sekolah. Sekolah-sekolah menyusun
berhasil meraih dukungan pendanaan dari orangtua/
RKS dan RKAS secara partisipatif dan memasukkan
wali murid, masyarakat, dan dunia industri setelah
program dan kegiatan menuju pencapaian standar
sekolah menerapkan perencaan yang transparan
pelayanan serta berdasarkan data yang valid,
dan partisipatif.
evaluasi diri sekolah, dan hasil survei pengaduan. Sekolah-sekolah mitra KINERJA melaksanakan survei pengaduan, menganalisis hasilnya menjadi sebuah indeks pengaduan masyarakat, membuat janji perbaikan layanan dan menindaklanjuti pengaduan yang menjadi wewenang sekolah dan menyampaikan rekomendasi tindak lanjut kepada Dinas Pendidikan. Di Kabupaten Barru, sebuah sekolah yang menyampaikan rekomendasi kepada
292
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Pembelajaran Berdasarkan pengalaman bekerja bersama sekolah dan komite sekolah, dapat disimpulkan bahwa: •
Melalui survei pengaduan dan keterlibatan komite sekolah, keterkaitan antara penyedia dan pengguna pelayanan menjadi sangat
www.kinerja.or.id
•
jelas dalam manajemen sekolah, khususnya
dari Dinas Pendidikan, khususnya pengawas
penyusunan perencanaan sekolah (RKS dan
sekolah, dan komite sekolah. Dengan demikian,
RKAS).
penguatan di tingkat kabupaten/kota, UPTD, dan
Jika diterapkan dengan benar dan sungguh-
komite sekolah menjadi penting.
sungguh, pelaksanaan perencanaan sekolah
•
•
Penyelenggaraan sekolah yang transparan,
yang berorientasi pada pelayanan publik dapat
partisipatif, dan akuntabel telah terbukti mampu
meningkatkan pelayanan sekolah.
mendatangkan dukungan dari orangtua/wali
Di banyak sekolah, penerapan perencanaan
murid, masyarakat dan dunia usaha.
sekolah berorientasi pelayanan publik ternyata
•
Survei pengaduan, janji perbaikan layanan,
tidaklah mudah dan memerlukan pendampingan
dan rekomendasi kepada instansi terkait sangat
terus menerus. Untuk menjamin keberlanjutan
bermanfaat bagi sekolah guna meningkatkan
diperlukan komitmen dan dukungan nyata
pelayanan publiknya.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
293
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
BAHAN BACAAN 4.2.
bagian dari akuntabilitas. Pemberi layanan akan memberikan pelayanan yang memenuhi standar yang ditentukan. Pelayanan publik harus dapat dipertanggunggugatkan (akuntabel) kualitasnya baik oleh pemberi layanan
Penyusunan SOP Berorientasi Tata Kelola Pelayanan Publik
maupun penerima layanan. Salah satu bentuk pelayanan publik yang akuntabel adalah pelayanan yang berdasarkan standar operasional prosedur (SOP). Kualitas dalam pelayanan kesehatan dipersepsikan menurut input, proses dan ouput. Pelayanan kesehatan dengan tempat yang mewah
Pendahuluan USAID-KINERJA memfokuskan dukungannya untuk optimalisasi kinerja lembaga pelayanan publik melalui intervensi pada sisi pengguna layanan (demand) dan sisi penyedia layanan (supply). Pada sisi demand, yang dilakukan adalah meningkatkan kepedulian dan partisipasi aktif/ keterlibatan masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah, atau disebut sebagai insentif. Pada sisi supply, yang dilakukan adalah meningkatkan kemampuan pemberi layanan dalam mengelola pelayanan melalui praktik baik yang disebut sebagai inovatif. Pada kedua sisi tersebut diterapkan proses tata kelola pemerintahan yang baik dengan memfokuskan pada partisipasi, tranparansi, akuntabilitas dan responsiveness. Berdasarkan empat unsur governance yang menjadi fokus KINERJA, maka penerapan standar (acuan yang dipakai sebagai patokan dalam penyelenggaraan kegiatan/tindakan) merupakan
294
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
dan alat canggih merupakan faktor input yang sering dipersepsikan kualitas/mutu oleh pengguna layanan terutama masyarakat kelompok menengah ke atas. Sedangkan SOP merupakan aspek kualitas dari sisi proses dimana seluruh pelayanan dilakukan sesuai dengan standar yang diterjemahkan dalam SOP. Kepuasan, tingkat kesembuhan, rendahnya komplikasi/kematian merupakan indikator kualitas dari sisi output. USAID-KINERJA memfokuskan penguatan kualitas pelayanan kesehatan pada aspek proses dimana SOP sebagai pendorong dari kualitas pelayanan program Persalinan Aman, IMD dan ASI Eksklusif. Pendekatan yang inovatif dari KINERJA terhadap SOP adalah mengembangkan pendekatan sedemikian rupa sehingga pengguna layanan mengetahui hak mereka sesuai dengan SOP. KINERJA membantu daerah dampingan terutama dalam pengembangan SOP non teknis meskipun turut juga membantu mengembangkan SOP teknis karena permintaan dari dinas kesehatan kabupaten/kota.
www.kinerja.or.id
Berikut adalah ringkasan beberapa hal
a) Dasar hukum
yang berkaitan dengan konsep SOP, proses
b) Persyaratan
pengembangan SOP dan implementasinya di
c) Sistem, mekanisme, dan prosedur
Puskesmas dampingan KINERJA.
d) Jangka waktu penyelesaian e) Biaya/ tarif f) Produk pelayanan
Aspek Legal
g) Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas h) Kompetensi pelaksana
Implementasi SOP sesuai dengan amanat UU
i) Pengawasan internal
No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik bahwa
j) Penanganan pengaduan, saran, dan masukan
“Penyelenggara berkewajiban menyusun
k) Jumlah pelaksana
dan menetapkan standar pelayanan dengan
l) Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian
memperhatikan kemampuan penyelenggara,
pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar
kebutuhan masyarakat, dan kondisi lingkungan”
pelayanan
(pasal 20 ayat 1).
m) Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa
UU tersebut juga mengamanatkan penyusunan
aman, bebas dari bahaya, dan resiko keragu-
Standar Pelayanan Publik (SPP) ini dilakukan
raguan
dengan melibatkan partisipasi masyarakat seperti
n) Evaluasi kinerja pelaksana.
tersurat dalam pasal 20 ayat (2), “…..dengan tidak diskriminatif, terkait langsung dengan pelayanan,
Sebagian dari SPP menentukan standar layanan,
memiliki kompetensi dan mengutamakan
yaitu patokan dalam penyelenggaraan layanan,
musyawarah, dan memperhatikan keberagaman”.
dan sebagiannya adalah SOP, yaitu metode atau
KINERJA-USAID juga membentuk suatu forum
tata cara untuk pelakukan kegiatan tertentu dalam
pada tingkat pelayanan yang disebut dengan Multi
proses pemberian layanan.
StakeholderForum (MSF). Kelompok masyarakat yang non pemerintah akan mewakili pihak
Demi transparansi dalam pemberian layanan,
masyarakat dalam penyusunannya. Dikarenakan
KINERJA mendorong fasilitas publik seperti
rendahnya kapasitas masyarakat terkait SOP, maka
Puskesmas untuk mempublikasikan Standar
KINERJA memfokuskan keterlibatan masyarakat
Layanan dan SOP layanan sebagaimana
pada SOP non teknis.
diamanatkan oleh UU Pelayanan Publik pasal 18, agar masyarakat:
Penyusunan standar pelayanan publik (SPP) harus memiliki beberapa komponen (pasal 21) yaitu:
a) Mengetahui kebenaran isi standar pelayanan b) Mengawasi pelaksanaan standar pelayanan
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
295
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
c) Mendapat tanggapan terhadap pengaduan yang diajukan d) Mendapat perlindungan, dan/atau pemenuhan
dirancang berdasarkan ilmu kesehatan, dan ditetapkan sebagai standar nasionalbahkan standar internasional, dan wajib dilaksanakan.
pelayanan e) Mampu melakukan advokasi dengan
Standar Layanan adalah standar yang memberikan
memberitahukan kepada pimpinan dan
ketentuan bagi pemberi layanan tentang jenis
penyelenggara layanan untuk memperbaiki
pelayanan, persyaratan pelayanan, alur layanan,
pelayanan apabila pelayanan yang diberikan
waktu pelayanan, waktu menyelesaikan pelayanan,
tidak sesuai standar
petugas pemberi layanan, dan biaya yang mesti
f) Mengadukan pelaksana yang melakukan
dibebankan, dan juga memberi informasi kepada
penyimpangan standar pelayanan dan/atau tidak
masyarakat sehingga masyarakat mengetahui
memperbaiki pelayanan kepada penyelenggara,
hak-haknya terhadap layanan tersebut. Bila
pembina penyelenggara, dan ombudsman
Standar Layanan ditetapkan oleh pemerintah pusat,
g) Mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan azas dan tujuan pelayanan.
pemerintah daerah wajib memberi layanan yang mencapai atau melebihi standar yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Pemerintah daerah atau
Pentingnya SOP dan Standar Pelayanan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai cara melakukan kegiatan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor yang berperan dalam kegiatan. Dengan adanya prosedur tetap yang bersifat standar ini diharapkan siapapun, kapanpun dan dimanapun kegiatan tersebut dilakukan maka langkah-langkahnya tidak berubah sehingga akan memberikan kualitas hasil yang sama. SOP kesehatan menjadi penuntun petugas kesehatan dalam memberi pelayanan teknis yang menjadi inti pelayanan kesehatan, yaitu menyangkut pengobatan dan tindakan medis pada pasien,
296
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Puskesmas dapat menetapkan Standar Layanan lokal bila tidak diatur oleh pemerintah pusat atau untuk melebihi standar yang ditetapkan pemerintah pusat. Pemerintah daerah juga dapat menetapkan SOP lokal sebagai instruksi tertulis yang dibakukan mengenai cara mencapai Standar Layanan bilamana tidak ada SOP nasional. SOP dan Standar Layanan yang dimaksudkan disini berbeda dengan SPP dan SPM. SPP adalah standar yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sebagai standar yang harus dicapai dalam waktu tiga tahun sekaligus berisi Maklumat Layanan. SPM adalah standar minimal nasional yang terdiri dari indikator, cakupan yang ditetapkan pemerintah pusat dan yang harus dicapai dalam waktu tertentu. Keduanya
www.kinerja.or.id
adalah standar yang akan dicapai sedangkan SOP
1. Sebagai standarisasi cara atau tindakan
dan Standar Layanan yang dibahas disini adalah
sehingga kapanpun kegiatan tersebut
standar yang sifatnya operasional ketika seorang
dilaksanakan dan oleh siapapun akan
petugas publik/kesehatan memberikan pelayanan
memperoleh hasil yang sama.
kepada klien atau masyarakat.
2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian. 3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas
SOP sangat tepat diterapkan pada aktivitas organisasi yang cenderung bersifat rutin, berulang,
pelaksanaan tugas 4. Memberikan informasi mengenai beban tugas
serta menghendaki adanya keputusan yang
yang dipikul oleh seorang pegawai dalam
terprogram guna melayani pelanggannya,
melaksanakan tugasnya.
misalnya proses pendaftaran pasien, proses
5. Sebagai instrumen yang dapat melindungi
pemeriksaan kehamilan, proses pelayanan obat,
pegawai dari kemungkinan tuntutan hukum
dan sebagainya. Dengan penerapan SOP secara
karena tuduhan penyimpangan.
konsisten maka semua kegiatan organisasi memiliki
6. Membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan
pedoman penyelenggaraan kegiatan yang
tidak tergantung pada intervensi manajemen,
merupakan suatu kebijakan yang komprehensif
sehingga akan mengurangi keterlibatan
dalam peningkatan pelayanan dan kinerja
pimpinan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
organisasi.
7. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas. 8. Menjamin konsistensi pelayanan kepada
Di sisi lain pelaksanaan SOP dan standar
masyarakat, baik dari sisi mutu, waktu dan
pelayanan juga sekaligus memberi umpan balik
prosedur.
(feedback) guna penyesuaian antara kondisi yang
9. Memberikan informasi mengenai kualifikasi
dipersyaratkan dengan kondisi riil yang ada guna
kompetensi yang harus dikuasai oleh pegawai
mencapai kinerja individu dan kinerja organisasi
dalam melaksanakan tugasnya.
yang lebih baik. Umpan balik diberikan kepada
10. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas
instansi yang menetapkan standar terkait, agar dijadikan sebagai langkah perbaikan kinerja pelayanan dan kinerja organisasi berdasarkan konsep manajemen kinerja. Berbagai manfaat Standar Layanan dan SOP yang digunakan dalam organisasi diantaranya adalah:
Penyusunan SOP Lokal SOP lokal dibuat bila Kementerian Kesehatan belum menyusun SOP untuk suatu jenis kegiatan atau tindakan, sehingga daerah dapat melakukan penyeragaman terhadap tindakan kesehatan tersebut.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
297
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
A. SOP Teknis Lokal
Periksa kembali urutan kegiatan yang seharusnya, jangan sampai ada kegiatan yang mendahului kegiatan yang seharusnya
1. Langkah Penyusunan SOP Teknis Lokal
Pada umumnya langkah langkah yang dipergunakan dalam penyusunan SOP teknis lokal adalah sebagai berikut : a) Penetapan Topik/Judul
Judul hendaknya merepresentasikan tujuan dari pada kegiatan. Penulisan judul jangan
dilakukan kemudian. Urutan kegiatan bersifat pasti dan tetap. e) Mengeliminasi Kegiatan yang Tidak Perlu
diperlukan karena dapat mengakibatkan penyimpangan pencapaian tujuan. f) Menggambarkan Flow Chart
yaitu bagan alur yang menggambarkan
• Penerimaan pasien di loket Puskesmas.
urutan kegiatan atau keputusan, atau aliran
• Pelayanan ibu hamil.
Penjelasan mengenai penyusunan flowchart
Tentukan tujuan topik. Dalam penulisan tujuan, dapat menggunakan kerangka SMART (specific, measurable, achievable, relevant dan timely, yaitu spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan tepat waktu).
orang atau barang dalam suatu proses.
b) Penetapan Tujuan
c) Menentukan Kegiatan Inti dalam
Mencapai Tujuan
Identifikasi kegiatan-kegiatan yang harus
Prosedur yang memiliki beberapa keputusan dapat dipresentasikan dalam flowchart
terlalu panjang. Contoh:
Hilangkan kegiatan kegiatan yang tidak
disampaikan dalam materi berikutnya. g) Melaksanakan Uji Coba
Uji coba dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan yang terjadi saat SOP diimplementasikan. Hasil uji coba ini selanjutnya menjadi bahan untuk memperbaiki rancangan SOP yang telah disusun, sebelum menjadi SOP final.
dilakukan untuk mencapai tujuan diatas. Kegiatan tersebut haruslah serinici mungkin,
2. Penyusunan Flowchart (Diagram Alur)
karena yang kita laksanakan bersifat tindakan operasional.
d) Menentukan Waktu Masing-masing
mengarahkan personil yang membacanya untuk
Kegiatan Inti
mengikuti logika dalam pengambilan keputusan
Perhitungkan waktu yang dipergunakan
dan langkah-langkah yang diperlukan untuk
untuk melaksanakan setiap langkah
mencapai hasil. Format ini cocok digunakan
kegiatan.
apabila prosedur yang akan ditulis dalam SOP
d) Menetapkan Urutan Kegiatan Inti
298
Flowchart berfungsi untuk memudahkan untuk
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
terdiri lebih dari banyak langkah dengan banyak
www.kinerja.or.id
keputusan. Di bawah ini adalah satu contoh SOP dengan format flowchart:
Simbol simbol yang digunakan dalam menggambarkan flow chart adalah sebagai berikut :
Simbol
Maksud
Mulai/Selesai
Arah
Keputusan
Dokumen
Ada rincian tugas yang berupa sebuah garis lurus yang berurutan. Ini berarti bahwa setiap
3. Format SOP
langkah dalam tugas tersebut dilakukan secara urutan 1 – 2 – 3 tanpa memerlukan pengambilan keputusan atau pemilihan tindakan alternatif.
Dalam SOP tergambar identifikasi, pengendalian, kemampuan selusur, konsistensi, dan akuntabilitas. Sebuah SOP hendaklah
Cara menggambar diagram alur (flowchart)
mempunyai format sebagai berikut:
adalah sebagai berikut : a. Nama lembaga, selain pada kop juga ada 1) Identifikasi semua jenis layanan yang terdapat di Puskesmas. 2) Tulis dan urutkan kegiatan tersebut sesuai dengan ketentuan. 3) Gambarkan simbol - simbol flowchart pada setiap urutan.
pada setiap halaman. b. Judul, harus jelas terurai dan terukur. Karena, pada setiap prosedur diuraikan bagaimana mengerjakannya, judul mesti bergaya bahasa perintah (direktif) untuk menjelaskan ‘siapa mengerjakan apa’.
4) Gunakan kertas meta plan untuk alat bantu.
SOP berjudul “Alkohol sebagai bahan
5) Lakukan uji coba dengan memindah
desinfektan” tidak menggambarkan
mindahkan meta plan, sampai flowchart
prosedur; lebih cocok diberi judul “Proses
tersusun sesuai urutan kegiatan yang
sterilisasi dengan menggunakan alkohol”.
ditentukan.
c. Halaman, harus tertulis “halaman 3 dari 7”, ini menggambarkan ada kelanjutan dari setiap kegiatan dalam setiap halaman.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
299
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Contoh: Alur Layanan Pemeriksaan Kehamilan di
seperti operasional, prosedur, proses,
Puskesmas
monitoring, dan rutinitas perawatan. f. Ruang lingkup. Ruang lingkup harus mempunyai batas penggunaan prosedur tersebut. Apakah sampel tertentu sesuai pengujian dengan metode ini? Apakah operasi ini digunakan hanya dengan perlengkapan tertentu atau untuk bagian tertentu? Apakah ada batasan kapasitas? g. Tanggung Jawab. Siapa bertanggung jawab melaksanakan uraian pekerjaan? Siapa melaporkan pekerjaan? Apakah diperlukan pelatihan Loket khusus atau sertifikat? Bagian ini memberi batasan bagi petugas yang akan melaksanakan, seperti: siapa yang mempunyai
KIA
atau sesuai kualifikasi dalam melaksanakan uraian pekerjaan.
Periksa LabUraikan prosedur dalam langkah h. Prosedur. demi langkah (step-by-step) atau kronologis cara Hamil? kerja. Gunakan kata kerja aktif dan pernyataan langsung. Penulisan prosedur dilakukan secara serial yaitu, setelah kegiatan yang satu diteruskan dengan kegiatan lain. Pendekatan ini d. Identifikasi dan Pengendalian, setiap prosedur
disebut pendekatan prosedural.
harus teridentifikasi keunikannya. Identifikasi
i. Diagram Alur.
untuk mempersiapkan akuntabilitas dan
j. Sumber. Tuliskan sumber atau rujukan yang
sebagai gambaran dokumentasi, mulai dari
digunakan dalam penulisan SOP, misalnya
fasilitas sampai masa kedaluwarsa perubahan.
Buku Pedoman Penatalaksanaan Kesehatan
Akuntabilitas dan gambaran prosedur
Ibu dan Anak Nasional. SOP yang diperoleh dari
berdasarkan pada sejumlah identifikasi atau
organisasi lain dapat juga dituliskan sebagai
kode, yang merupakan alat pengendalian
sumber, setelah diadaptasikan ditempat yang
(seperti kapan dan berapa kali revisi atau jumlah
baru.
edisi SOP dilakukan). e. Tujuan, suatu tujuan atau sasaran prosedur mesti dapat diulang dan dapat dikembangkan, dan dinyatakan dalam gaya bahasa perintah,
Ya
300
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Contoh Format SOP
Beberapa kalimat pendek biasanya
4. Teknik Penulisan
lebih mudah untuk dipahami. Contohnya
SOP adalah instruksi yang harus dapat dipahami
penulisan SOP dalam kasus pembersihan
oleh semua orang yang menggunakannya (Stup,
suatu mesin adalah sebagai berikut:
2001). Oleh karena itu, penulis harus selalu mencoba untuk menulis prosedur sesederhana mungkin dan mampu mengkomunikasikan isinya dengan baik. Di bawah ini adalah langkahlangkah penulisan SOP yang efektif dan efisien,
Kalimat Panjang Gunakan sarung tangan untuk membersihkan debu dan bercak pada alat kesehatan atau keringkan dengan lap jika mikroskopnya basah.
antara lain:
a) Tulislah tiap langkah dengan kalimat
Kalimat Pendek •
pendek
•
•
Kalimat panjang lebih sulit dipahami dan
Bersihkan debu dan bercak pada alat kesehatan. Gunakan sarung tangan untuk menghilangkan debu dan bercak. Gunakan lap untuk mengeringkan mikroskop yang basah.
cenderung terdiri lebih dari satu langkah.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Tidak
301
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Kalimat pendek pada contoh di atas dibentuk
c) Komunikasikan dengan baik melalui kalimat singkat, sebisa mungkin
dengan format hirarki. Kedua contoh menyampaikan makna yang sama, akan tetapi pada contoh kalimat panjang lebih sulit untuk
Penulis prosedur harus menggunakan kalimat
dipahami. Contoh di atas menampilkan satu
langsung dan pendek, sehingga pembaca dapat
langkah dengan dua cara untuk melakukan
lebih cepat memahami dan mengingat langkah-
langkah tersebut.
langkah dalam prosedur.
b) Tulislah langkah-langkah di SOP sebagai
kalimat perintah atau kalimat aktif
Contohnya penulisan SOP dalam kasus pembersihan tangki sterilisator adalah sebagai berikut:
Kalimat perintah pada instruksi kerja lebih mudah untuk dipahami.Kalimat ini selalu dimulai
Bertele-tele: Pastikan Anda membuang semua sisa bahan kimia lama dari tangki sterilisator sebelum menuangkan bahan kimia baru ke dalamnya. Ringkas: Buang sisa bahan kimia lama sebelum menuangkan bahan kimia baru ke dalam tangki sterilisator.
dengan kata kerja. Berikut adalah contoh SOP penimbangan Balita:
Tidak jelas Berat Balita harus dicatat pada laporan penimbangan. Jelas Catat berat Balita pada laporan penimbangan.
Dua kalimat pada contoh di atas memiliki makna yang sama, akan tetapi kalimat yang ringkas
Pada contoh di atas, penyelia ingin mengetahui
dapat langsung dipahami.
hasil penimbangan Balita sehingga dapat menentukan tindakan terhadap banyaknya
“The reward for clear and concise writing
Balita. Contoh yang jelas mengarahkan personil
is better understanding by readers”.
yang melakukan penimbangan untuk mencatat
“Keunggulan tulisan yang jelas dan ringkas
informasi berat Balita. Pada contoh yang tidak
adalah pemahaman yang lebih baik dari
jelas dapat menimbulkan berbagai makna:
pembaca”.
apakah penimbang itu yang harus mencatat informasi tersebut, atau orang lain yang melakukannya?
Gunakan akronim dan singkatan seminim mungkin.
302
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Akronim dan singkatan digunakan jika
yang akan diberikan. Misal: untuk pelayanan
dikenal secara umum, bukan hanya untuk
pemeriksaan kehamilan (ANC), jenis
memperpendek tulisan. Sebagai contoh,
layanan yang harus diberikan adalah 10 T.
kebanyakan orang mengetahui arti dari
2. Menentukan waktu pelayanan. Misal: Jadwal
singkatan “KIA” - Kesehatan Ibu dan Anak. Pada
pelayanan pemeriksaan kehamilan setiap
kasus lain, kebanyakan orang tidak mengerti
hari adalah Senin – Jumat pukul 09.00 –
akronim CVT, akan tetapi bagi orang-orang yang
12.00
bergerak dalam bidang pemrograman akan mengenalinya sebagai “convert”.
3. Menentukan perkiraan lama waktu yang dibutuhkan untuk satu jenis pemeriksaan. Misal: Dalam proses pemeriksaan
Dalam bidang kesehatan terutama program
kehamilan:
Pencegahan Masalah Kesehatan, ATM dikenal
sebagai singkatan dari HIV/Aids Tuberculosa
Wawancara
dan Malaria, sedangkan secara umum
Pemeriksaan fisik : 10 menit
maknanya akan berbeda.
Konseling
: 10 menit
Total waktu
: 25 menit per
Untuk mengatasi kesulitan bahasa dan waktu
: 5 menit
pasien
baca (misalnya petugas perlu melihat SOP tersebut sambil mengerjakan tugasnya), maka
4. Menentukan lokasi dan petugas pemberi
Contoh SOP dapat dibuat dengan salah satu
layanan. Misal: pemeriksaan kehamilan
cara di bawah ini:
dilakukan di poli KIA, dilayani oleh bidan atau dokter;
a. Dengan bagan alir (flowchart)
5. Menentukan persyaratan layanan. Misal:
b. Dengan gambar, foto atau diagram grafis.
saat pemeriksaan kehamilan pasien harus
c. Dengan daftar periksa (Checklist).
membawa buku KIA yang berwarna pink; 6. Menginformasikan biaya pelayanan atau Barang Habis Pakai (PHB) yang harus dibeli;
B. SOP Non Teknis (layanan)
7. Format, berupa gambar dan alur yang menunjukkan jenis layanan yang diberikan
Penyusunan SOP Alur Layanan dilakukan
dengan mencantumkan semua elemen di
dengan mengacu pada langkah berikut:
atas; 8. Teknik penulisan: agar masyarakat umum
1. Puskesmas bersama masyarakat,yang
dapat mengerti, hindari penggunaan istilah
diwakili oleh MSF, mengidentifikasi jenis
medis. Contoh: ANC sebaiknya ditulis
layanan yang berkaitan dengan pelayanan
dengan pemeriksaan kehamilan
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
303
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
SOP non teknis (layanan) ini dipublikasikan pada area yang mudah dibaca oleh ibu seperti pada ruang tunggu dan tempat lainnya (lihat Gambar 1 dan 2).
Gambar 1. Standar Pelayanan Kehamilan di Puskesmas Bukit Bener Meriah, Aceh
Penerapan SOP dan Standar Layanan
bahwa kualitas hasil pekerjaan akan sesuai dengan
Penerapan SOP dan Standar Layanan merupakan
Penerapan SOP hendaknya mengikuti langkah-
salah satu faktor kunci dalam manajemen mutu
langkah sebagai berikut:
standar mutu yang telah ditetapkan.
layanan. Standar tersebut menyediakan informasi
304
tentang cara melakukan suatu pekerjaan dengan
1. Sosialisasi. Pimpinan menjelaskan kepada
benar dan konsisten bagi tiap personil, sehingga
seluruh staf pekerjaan apa saja yang sudah
memudahkan untuk meningkatkan kualitas suatu
mempunyai dan disusun SOPnya dan rencana
produk atau hasil akhir. Dengan dilaksanakannya
penerapannya. Disamping itu juga dijelaskan
pekerjaan sesuai SOP, maka dapat dipastikan
peran penting SOP dalam menjaga mutu
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Gambar 2. Standar Pelayanan Kehamilan di Puskesmas Kota Probolinggo
10 JENIS PEMERIKSAAN KEHAMIL AN N O 1
JENIS PEL AYANAN
PELAKSANA Bidan
2
Timbang BB dan TB Bumi l Tekanan darah.
3
Ukur L ingkar
Bidan
Bidan
L engan A tas (L IL A) 4 5
6 7 8
9
10
Tin ggi Fu ndus Uteri (TFU). Ten tukan l etak dan Denyu t Jan tung Janin (DJJ) Tox oid Tetanus . Tab let bes i (90 tablet). Tes t Lab ( HB , HI V, I MS . Gol da, Hepatiti s B). Tata l aks an a ruj ukan kasu s kehami lan Ri sti . Temu wic ara konsel ing ( P4K dan KB pasc a
KAPAN Ti ap hari kerja Ti ap hari kerja Ti ap hari
LAMA L AYANAN 1’
KET
3’ 1’
kerja Bidan
Ti ap hari kerja Ti ap hari kerja
2’
Bidan
Ti ap hari kerja
5’
Bidan
Ti ap hari kerja Ti ap hari kerja
1’
Bidan
Anali s laboratoriu m
3’
20’
Bidan
Ti ap hari kerja
3’
Bidan
Ti ap hari kerja
5’
sal in , I MD, Asi Eksklu sif).
Waktu Pelayanan : Hari : Senin s/d J umat • Pukul : 7.30 – 14.00 And a akan dil ayani o leh D okter atau Bidan b erpengalaman •
layanan. Hal ini dilakukan terutama untuk
(misalnya MSF) menyusun instrumen
meningkatkan kesadaran, pemahaman dan komit
untuk memantau kepatuhan petugas dalam
men seluruh petugas dalam menerapkan SOP.
melaksanakan SOP, dan secara berkala
2. Publikasi. Berbagai dokumen SOP yang telah disusun, dipublikasikan dan disampaikan ke semua petugas untuk ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat baik oleh petugas pemberi layanan maupun oleh pengguna layanan/pasien. 3. Monitoring kepatuhan pelaksanaan SOP. Unsur manajemen dinas kesehatan kabupaten/ kota, Puskesmas bersama unsur masyarakat
www.kinerja.or.id
melakukan pengukuran kepatuhan petugas dalam menjalankan SOP. KINERJA mengimplementasikan kartu kontrol sebagai alat monitoring kepatuhan pelaksanaan SOP pemeriksaan kehamilan. Kartu kontrol ini diterima ibu hamil ketika mendaftar di Puskesmas, Pustu atau Polindes. Kartu ini berisi kolom-kolom pelayanan yang harus diisi oleh petugas pemberi
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
305
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
306
layanan sehingga setiap jenis layanan yang sudah
dan direviu oleh Puskesmas bersama MSF. Bidan
dipublikasikan terjamin dilaksanakan. Ibu dapat
atau tenaga kesehatan yang dianggap memberikan
mengingatkan petugas jika petugas lupa memeriksa
layanan memuaskan atau mendapat apresiasi
kondisinya. Kartu ini akan dipergunakan untuk
dari ibu akan menjadi petugas yang akan diberi
menyatakan pelayanan yang diperoleh masyarakat
penghargaan oleh Puskesmas seperti pencantuman
telah memuaskan atau belum. Seorang petugas
foto tenaga kesehatan di dinding informasi
diberi tanggungjawab untuk menjamin kartu tersebut
Puskesmas. Pada akhir tahun prestasi tersebut
diisi dan dimasukkan dalam kotak khusus. Kotak
menjadi rujukan Puskesmas dalam menilai kinerja
tersebut secara reguler (2-3 bulan) akan dibuka
petugas bersangkutan. Contoh kartu kontrol:
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Penutup
menjadi aspek penting bagi pemberi layanan dan penerima layanan. Pemberi layanan akan
SOP sudah menjadi suatu kebutuhan bagi unit
memberikan hak-hak pelayanan yang seharusnya
layanan publik sebagai wujud dari akuntabilitas
diterima oleh masyarakat. Penerma layanan akan
mutu dan legal. SOP teknis merupakan SOP yang
mengetahui hak-haknya sehingga dapat mengurangi
menjadi pedoman singkat bagi pemberi layanan
kealpaan petugas dalam memberikan pelayanan.
sehingga petugas memberikan pelayanan yang
Kunci sukses dari intervensi KINERJA adalah
sama dan mencegah terjadinya mal praktik atau
keterlibatan pemberi layanan, penerima layanan dan
salah prosedur yang dapat berujung pada tuntutan
masyarakat luas dalam mengembangkan SOP non
hukum. Sementara SOP non teknis (layanan)
teknis.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
307
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
BAHAN BACAAN 4.3.
tentang apa yang sesungguhnya terjadi saat tsunami melanda Aceh. Contoh lain, posting yang dilakukan mahasiswa Indonesia di Australia tentang pertemuan dengan rombongan anggota DPR keblog Kompasiana. Tulisan tersebut kemudian banyak dikutip media mainstream termasuk televisi swasta untuk mendalami berita tersebut. Banyak
Jurnalisme Warga dan Peningkatan Tata Kelola Pelayanan Publik (dalam Program KINERJA)
contoh praktik-praktik jurnalisme yang dilakukan “orang biasa” yang belum pernah sekalipun mengecap pendidikan jurnalistik. Setiap warga negara berhak mendapatkan layanan publik dengan kualitas baik dengan relatif murah atau bahkan secara gratis. Layanan itu harus
Jurnalisme Warga merupakan bagian dari strategi
tersedia bagi semua orang, seluruh warga negara,
media USAID-KINERJA guna meningkatkan
tanpa melihat profesi, pendapatan ataupun status
beredarnya konten media terkait isu pelayanan
sosial. Untuk mendapatkan pelayanan publik yang
publik serta membangun variasi dan perspektif
semakin baik dari hari ke hari, keterlibatan pihak
konten media yang beragam.Keragaman konten
luar sudah barang tentu sangat diperlukan guna
ini diharapkanakan memperkuat dorongan dari
mendorong terjadinya perubahan yang lebih baik.
sisi demand. Melalui jurnalis warga diharapkan
Salah satu yang dapat menjalankan peran sebagai
konten semakin bervariasi, baik dari sisi perspektif
watchdog adalah media. Sayangnya isu layanan
konten, maupun keragaman isi serta tipologi media.
publik termasuk yang kurang mendapat perhatian
Jurnalis warga dapat lebih fleksibel memanfaatkan
untuk diliput dan diangkat oleh media khususnya
berbagai jenis media dan umumnya lebih aksesibel
media massa. Wartawan menganggap isu tersebut
bagi publik sehingga konten akan lebih berwarna
kurang menarik, terlebih bila harus bersaing dengan
dan pada gilirannya akan dapat mempengaruhi
isu politik, konflik dan sebagainya.Sesungguhnya isu
pengambilan keputusan yang mengarah pada
layanan publik memiliki banyak aspek yang menarik
perbaikan tata kelola layanan publik.
jika dilihat dari sisi politik, ekonomi, sosial atau bahkan human interest.
Berbagai contoh praktik jurnalisme warga telah
308
banyak kita jumpai. Salah satunya adalah video
Hal lain yang perlu diperbaiki, publik umumnya
yang direkam seorang gadis bernama Cut Putri
kurang tertarik karena liputan layanan publik
saat tsunami menerjang Banda Aceh di penghujung
cenderung menjemukan, berita yang ditampilkan
tahun 2004. Video tersebut membuka mata dunia
hanya di permukaan dan tidak menyentuh
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
kepentingan mereka.Ini terjadi karena wartawan
jurnalisme warga, terutama melalui media sosial
kurang memahami pengertian dan pentingnya
(selain Youtube, tentunya dapat juga menggunakan
layanan publik dalam kaitan dengan politik dan
facebook, twitter dan juga SMS atau BBM bagi
aspek kehidupan lainnya. Sesungguhnya publik
para pengguna blackberry). Begitu sederhananya
bisa berperan lebih besar dalam “memantau”
proses penyebarluasan informasi dengan ponsel
jalannya sektor pelayanan publik. Jurnalisme warga
dan media sosial ini sehingga suatu peristiwa atau
dan media sosial adalah saluran yang tepat untuk
permasalahan dapat diangkat sesegera mungkin ke
merealisasikan peran tersebut. Pada peringatan Hari
ruang publik.
Pers se-Dunia pada 3 Mei 2011 lalu, Perserikatan Bangsa Bangsa member sorotan positif pada
Jika hal tersebut juga dapat diterapkan untuk
meningkatnya peran media sosial, ponsel dan
peningkatan pelayanan publik tentunya akan dapat
internet, dalam menyuarakan pandangan rakyat di
mempercepat terjadinya perbaikan pelayanan
berbagai negara. Pada konflik di Afrika Utara dan
melalui proses keterbukaan informasi publik
Timur Tengah misalnya, peran jurnalisme warga
yang dihasilkan publik sendiri melalui jurnalisme
melalui internet telah dapat melahirkan perubahan
warga. Namun perlu kita pastikan bahwa informasi
yang besar. Sebuah video amatir yang diunggah
dimunculkan di ruang publik tersebut tidak sekedar
melalui internet menggambarkan kondisi jalanan
keluh-kesah atau bahkan caci-maki yang berujung
kota Basrah - Syria dipenuhi pengunjuk rasa yang
pada opini pribadi dan bukan sesuatu yang faktual
berkabung atas tewasnya aktivis prodemokrasi
(berdasarkan fakta) dimana hal tersebut bukanlah
yang diduga dibunuh aparat keamanan Syria. Video
bagian dari jurnalisme. Makna umum kata “jurnal”
lain yang diunggah di Youtube menggambarkan
adalah catatan peristiwa, bukan catatan opini
prosesi pemakaman seorang pengunjuk rasa
sehingga opini pribadi bukanlah karya jurnalisme
yang tewas dalam demo anti-pemerintah di
warga. Tulisan tentang opini dapat dibuat dalam
Damascus sehari sebelumnya. Menurut beberapa
format jurnalisme warga dengan mewawancarai
pengamat media internasional, media sosial dan
orang lain, bukan dengan menulis opini pribadi kita.
jurnalisme warga memegang peran penting dalam mendokumentasikan gejolak yang mengguncang
Untuk memiliki kecakapan dalam mewawancarai
dunia Arab, terutama ketika jurnalisme tradisional
narasumber dan melakukan riset liputan sederhana
(mainstream media) dibungkam atau kurang dapat
serta observasi di lapangan, jurnalis warga perlu
menjalankan perannya. Para jurnalis warga itu telah
bekal pengetahuan dan keterampilan praktis yang
menjadi “mata dan telinga” bagi dunia.Kekuatan rakyat
cukup mumpuni. Untuk itu KINERJA bekerjasama
yang dimotori jurnalis warga pada akhirnya dapat
dengan beberapa mitra organisasi yang bergerak
menggulingkan pemerintahan di Tunisia dan Mesir.
di bidang pengembangan media, mengadakan beberapa pelatihan dan juga mentoring terkait
Di Indonesia, tingginya penggunaan telepon seluler
beberapa keterampilan praktis diatas. KINERJA
menciptakan peluang besar untuk lebih berperannya
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
309
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
juga telah menyiapkan sebuah modul jurnalisme
diharapkan nantinya JW dapat mengangkat isu-isu
warga yang dapat digunakan sebagai pegangan
yang berkaitan erat dengan tiga program utama
atau panduan dasar dalam melaksanakan kegiatan
KINERJA yaitu:
pelatihan bagi para jurnalis warga, terutama yang berkaitan dengan upaya peningkatan pelayanan
a. peningkatan pelayanan publik di bidang
publik di Indonesia, khususnya di lima provinsi
kesehatan, terutama kesehatan ibu dan anak
wilayah KINERJA.
(isu persalinan aman, inisiasi menyusui dini dan ASI ekslusif),
Peran Jurnalis Warga (JW) dalam Program Pelayanan Publik KINERJA
b. pendidikan dasar (isu distribusi guru secara proporsional, biaya operasional satuan pendidikan dan manajemen berbasis sekolah), serta c. peningkatan iklim usaha (peningkatan peran
Pada umumnya mereka yang menjadi JW
PTSP - Pelayanan Terpadu Satu Pintu).
melaksanakan kegiatan jurnalistiknya berdasarkan ketertarikan pada isu tertentu atau mengangkat
JW diharapkan dapat mengangkat isu-isu terkait hal
kejadian-kejadian di sekitarnya. JW bisa
diatas yang terjadi dan diketahui dalam keseharian
mengangkat isu apa saja yang ada di sekitarnya,
para JW sendiri. Itu artinya, program KINERJA
baik yang menyangkut pengalaman pribadi,
membutuhkan para JW yang menggeluti, terlibat di
lingkungan sekitar, hal-hal yang dilihat maupun
dalamnya, memahami atau setidaknya mengetahui
isu-isu lainnya. Program KINERJA menggunakan
salah satu dari isu diatas, terutama yang ada di
pendekatan yang sedikit berbeda dalam mendukung
sekitar mereka. Berikut adalah beberapa praktik baik
JW. Program KINERJA mencari calon JW yang
JW di wilayah KINERJA:
memiliki perhatian terhadap isu-isu program sehingga diharapkan dapat mengangkat berbagai persoalan terkait isu-isu tersebut. KINERJA memberikan pembinaan bagi JW dan
310
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Jurnalis Warga di Jawa Timur Beberapa karya JW yang mampu menciptakan forum diskusi publik dengan pihak penyedia layanan dan mempengaruhi perubahan kebijakan publik antara lain adalah: •
Tulisan Ika Surya, JW Tulungagung tentang beroperasinya bus sekolah yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung di website Pemkab Tulungagung telah membuka ruang diskusi antara masyarakat dengan pihak penyedia layanan. Seperti yang bisa disimak pada link http://www.tulungagung.go.id/index.php/jurnalis-warga/item/42-bus-sekolahberoperasi-hari-ini, terlihat bagaimana komentar berupa masukan dan kritik pengguna layanan atas penyediaan bus sekolah untuk beberapa rute di Tulungagung.
•
Berita karya Sholikhul Huda, JW Jember dengan judul Nasib Para Bagas yang Mengabdi di Tingkat Kelurahan Prihatin karena Masih Sering Dikucilkan Staf Lain yang dimuat di Radar Jember 25 Juni 2013, menyadarkan pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember untuk membuat kebijakan yang lebih memperhatikan masalah kesejahteraan pembantu petugas (Bagas) di kelurahan/desa yang ditetapkan sebagai Desa Siaga. Sholikhul Huda adalah JW Jember yang sedang magang sebagai reporter di Radar Jember Grup JAWA POS. Sedangkan 2 Bagas yang ditulis dalam berita ini (Tutik dan Denis) juga merupakan JW Jember.
•
BEE: Beberapa aktivitas sektor perijinan yang dijalankan oleh Kantor Penanaman Modal dan Perizinan (KPMP) Kabupaten Probolinggo selalu menjadi bahan liputan JW karena kebetulan Bukhari, JW Kabupaten Probolinggo, juga merupakan salah satu anggota Multi Stakeholder Forum (MSF) di sektor ini. Aktivitas KPMP tidak luput dari keikutsertaannya baik selaku fasilitator, narasumber, maupun JW. Contoh berita yang dihasilkan antara lain: Sosialisasi Perizinan Sarat Kritik dan Pertanyaan (http://www.beritanusa.com/index.php?option=com_content&view= article&id=16245:sosialisasi-perijinan-sarat-kritik-dan-pertanyaan&catid=69:nusantara&It emid=99), Forum Pengusaha “Telorkan” Perbup 37 tahun 2012(http://www.beritanusa.com/ index.php?option=com_content&view=article&id=13339:forum-pengusaha-probolinggoqtelorkanq-perbup-37-tahun-2012&catid=57:bisnis&Itemid=107).
•
Kesehatan: Sektor kesehatan di Jember selalu menjadi bahan liputan JW Jember, terutama dalam hal bagaimana janji perbaikan layanan Puskesmas dijalankan serta tanggapan masyarakat berkaitan dengan program ASI Eksklusif, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), maupun Persalinan Aman. Selain dalam bentuk straight-news (berita langsung), para JW juga
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
311
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
menyajikannya dalam bentuk feature. Beberapa berita yang dihasilkan JW Jember antara lain: Nasib Tragis Diana Fitri, Balita Penyandang Gizi Buruk, Budaya Masyarakat Penyebab Tertinggi Kematian Ibu Melahirkan, Kiat Mudah Memperlancar ASI, Perias Pengantin Turut Promosikan Persalinan Aman di Jember, Dirikan Sekolah Untuk Tekan Pernikahan Dini, Ketika ASI Kuning Tak Lagi Dibuang, Ini Dia 10 Kecamatan dengan Angka Kematian Ibu Tertinggi di Jember. • Pendidikan: Kabupaten Bondowoso memilih program Distribusi Guru Proporsional (DGP) untuk sektor Pendidikan. Selain memberitakan program yang dijalankan oleh OMP sektor ini, para JW Bondowoso juga mengangkat angle lain di seputar dunia pendidikan. Contohnya hasil tulisan beberapa JW berikut: Diana - Bondowoso Godok Draft Redistribusi Guru Proporsional, Nafsiah - Penyebaran Guru di Bondowoso Tidak Merata, Maghfiroh - Bondowoso Kelebihan Guru Agama dan Pemerataan Mutu, Dinas Pendidikan Bondowoso Redistribusi Guru. Ada juga berita-berita menarik di seputar dunia pendidikan misalnya: Sssst! Ada Jual Beli ‘Kursi’ Sekolah di Bondowoso yang ditulis oleh Diah Ay, (JW Remaja Bondowoso yang duduk di kelas 3 SMP), dan Program BOS Tak Lagi Diminati di Bondowoso.
Jurnalis Warga di Kalimantan Barat Informasi-informasi yang menarik dari JW juga banyak dilihat oleh banyak pihak, salah satu contohnya adalah berita mengenai gedung Puskesmas di Kecamatan Sekura, Kabupaten Sambas berjudul Gedung Kesehatan yang Sedang Sakit: Mau Diapakan Gedung ini? karya Jepriari Tarmizi, JW Kabupaten Sambas Round I. Tulisannya tentang sebuah gedung yang dibangun sebagai Puskesmas dan pernah digunakan beberapa saat sebagai tempat administrasi Puskesmas, namun saat ini sudah tidak lagi digunakan dan kondisinya semakin buruk. Berita ini memiliki hits paling banyak dengan jumlah kunjungan mencapai 1.104 (per 18 April 2014). Selain banyaknya hits, beberapa cerita dari lapangan yang ditulis oleh JW ternyata mampu memberikan noising yang besar. Salah satunya adalah tulisan Vitri - JW Kota Singkawang -mengenai bayi yang meninggal akibat keterlambatan penanganan medis. Lokasi yang jauh dari rumah sakit serta mahalnya transportasi menyebabkan penangan menjadi terlambat dan kematian bayi, sementara ibu si bayi dapat diselamatkan. Berita ini membuat noising di media arus utama dan
312
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
juga mendorong beberapa pihak untuk membantu membantu biaya persalinan yang tak mampu ditanggung oleh ibu si bayi. Kabupaten Bengkayang punya cerita yang berbeda. Pertama, berita mengenai gedung Puskesmas yang tidak digunakan hasil tulisan Narwati dengan judul Puskesmas Rangkang Tidak Ada Petugas, yang di muat di Mata Kalbar pada 7 Maret 2013. Tulisan ini bercerita tentang sebuah Puskesmas Pembantu di Kecamatan Bengkayang yang didirikan pada tahun 2000, namun saat ini sudah tidak beroperasi lagi. Berkat tulisan tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkayang memanggil seluruh Kepala Puskesmas se kabupaten untuk melakukan evaluasi dan dikeluarkannya kebijakan Kadis untuk melakukan evaluasi kinerja Kepala Puskesmas setiap tiga bulan. Masih di Kabupaten Bengkayang, Mulianus atau dikenal dengan Chilai, ‘disidang’ oleh ibu-ibu PKK di desanya, Desa Sungai Betung, Kecamatan Bengkayang, karena menulis tentang pelayanan Posyandu yang tidak maksimal. Chilai menulis tentang tentang pelayanan Posyandu yang tidak konsisten dan sering terlambat dan menjadi keluhan pasien. Tulisan ini diterbitkan Mingguan Suara Gong Borneo pada 27 Agustus 2013.
Jurnalis Warga di Sulawesi Selatan Pada Februari 2014, Bupati Luwu Utara, Arifin Junaidi, yang melakukan perjalanan dinas ke kecamatan-kecamatan meminta agar para staf Humas Pemkab Luwu Utara yang juga sebagai JW melakukan liputan perjalanan untuk kemudian dipublikasikan lewat media, yakni blog masingmasing dan press release ke media arus utama. Selain berita tentang kegiatan Pemkab, para JW juga membuat liputan tentang kunjungan evaluasi Tim Kinerja USAID di Luwu dan Luwu Utara di media arus utama. Berita-berita ini tersebar luas bukan hanya di blog, tetapi juga di media arus utama lokal di wilayah Luwu Raya. Di Makassar, pihak Puskesmas Batua dan Puskesmas Cendrawasih yang merupakan Puskesmas dampingan Program Kinerja menghimbau para fasilitator media Jurnal Celebes agar terus membina para JW yang juga staf Puskesmas maupun kader Posyandu sehingga bisa tetap berperan dalam menyampaikan informasi, khususnya terkait pelayanan Puskesmas. Kartini, salah seorang kader Posyandu Puskesmas Cendrawasih Makassar menyatakan kagum dengan peran
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
313
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
JW. Sebelumnya berita-berita tentang kader Posyandu hampir tidak ada di media arus utama. Namun setelah adanya JW, banyak pihak mengenal peran Posyandu, khususnya di Cendrawasih, berkat pemberitaan JW. Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, dr. Hj. Naisyah Tun Azikin juga menyampaikan terima kasih atas peran JW. Berkat tulisan para JW, inisiatif Kelompok Bapak Peduli ASI dikenal luas dan kini banyak dikunjungi berbagai pihak.
Jurnalis Warga di Aceh Keberadaan JW di daerah mulai dirasakan dampaknya oleh warga. Di beberapa daerah, misalnya Singkil, Jurnalis Warga yang telah dilatih aktif memproduksi berita. Keberadaan mereka juga sering menjadi noising bagi jurnalis profesional di Aceh Singkil. Berita berjudul Warga Pasar Harian Gunung Meriah Keluhkan Sampah adalah salah satu suara warga yang selama ini tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Warga sudah lama mengeluhkan keberadaan tumpukan sampah yang ‘dibiarkan’ oleh Dinas Kebersihan Kabupaten Singkil. Aroma busuk yang keluar dari tumpukan sampah sangat menggangu warga. Dua orang Jurnalis Warga bernama Leli dan Sukriadi berinisiatif menuliskan keluhan warga tersebut menjadi sebuah berita. Dengan gaya tulisan yang ringan, mereka menulis berdasarkan pantauan dan pendapat warga yang terganggu oleh aroma tumpukan sampah. Beberapa hari kemudian, berita serupa berjudul: Warga Lae Butar Keluhkan Sampah muncul di Harian Analisa edisi 13 Juni 2013. Seorang koresponden Harian Analisa menulis berita serupa dengan laporan dua jurnalis warga itu. Sebelumnya berita berjudul DPA Bukan Rahasia Negara juga muncul di Harian Analisa setelah adanya tulisan dari Jurnalis Warga (Sukriadi) yang menguji akses informasi di beberapa SKPD di Kabupaten Singkil. Disinilah letak peran kebisingan jurnalis warga. Peran mereka adalah membuat ‘keributan’ sehingga menarik perhatian jurnalis profesional yang bekerja di media arus utama. Ini disebut juga sebagai ‘corong’ warga. Mereka menyuarakan isu warga yang sering dianggap tidak ‘seksi’ bagi jurnalis profesional.
314
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Masih di Aceh Singkil, Laporan atau berita jurnalis warga sudah mendapatkan tempat di kabupaten ini. Laporan mereka menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat Aceh Singkil. Keberadaan mereka telah ‘menguntungkan’ Radio Swasta (X-Tra FM) dan Radio RRI yang ada di Aceh Singkil. Menguntungkan karena laporan mereka adalah laporan lokal. Sementara kecenderungan radio daerah seperti Aceh Singkil kekurangan reporter untuk melakukan liputan di daerah, sehingga berita yang mereka sampaikan adalah berita nasional dari situs online. Kisah lainya muncul dari ibukota Provinsi Aceh. Meski letaknya di ibukota, para jurnalis warga juga produktif menulis laporan khas warga. Salah satunya adalah tulisan jurnalis warga bernama Maslina, Ada kantin sehat di SDN 1 Banda Aceh. SDN 1 Banda Aceh bekerjasama dengan BPOM Banda Aceh melakukan seleksi makanan yang akan dijual di kantin sekolah. Keberadaan kantin sehat ini diharapkan menginspirasi sekolah lain untuk menyediakan kantin serupa agar makanan yang dijual di lingkungan sekolah aman dikonsumsi oleh siswa/i. Berita ini mendapatkan apresiasi dari camat setempat. Melalui sebuah pertemuan dengan PKK, Maslina menceritakan tulisannya. Atas perintah camat, tulisan ini difotokopi dan ditempel di setiap sekolah yang ada di Banda Aceh agar bisa dibaca dan dicontoh oleh sekolah lain.
Kisah Sukses (lainnya) dari Lapangan Sejak pertengahan hingga akhir 2013, USAID-KINERJA juga membantu beberapa lembaga donor lainnya seperti: Basics – CIDA dan ProRep – USAID, untuk mengimplementasikan pendekatan jurnalisme warga dalam program mereka. Selama kurun waktu April – Mei 2013, KINERJA bersama OMP Jurnal Celebes membantu Basics – CIDA melaksanakan pelatihan JW di Manado dan Bitung (Sulawesi Utara) dan Kendari (Sulawesi Tenggara). Total peserta yang dilatih adalah 58 orang (20 diantaranya perempuan). Beberapa kisah menarik terjadi pasca-pelatihan tersebut, terutama yang berkaitan dengan perkembangan program yang mereka jalankan, seperti yang terjadi pada program Basics – CIDA di Kota Bitung berikut ini: Meningkatkan Kepedulian Masyarakat terhadap Permasalahan Pembangunan Pelayanan Publik melalui Pembentukan Jurnalis Warga di Kota Bitung (Catatan dari Basics – CIDA)
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
315
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Grup jejaring sosial internet (facebook) bernama
tersebut secara serius. Beberapa permasalahan
Jurnalis Warga (JW) “Tarsius” Kota Bitung telah
pelayanan publik terbukti mendapat tanggapan balik/
memiliki sekitar 650 orang anggota (dan terus
perhatian langsung dari penyedia layanan publik,
bertambah) yang berasal dari berbagai kalangan
seperti permasalahan pelayanan di Rumah Sakit
dan berbagai lapisan masyarakat termasuk pegawai
Umum Daerah Kota Bitung terkait lamanya waktu
pemerintah, anggota DPRD, masyarakat, OMS,
tunggu saat pemeriksaan. Permasalahan pelayanan
lembaga/perusahaan swasta, serta pelajar dan
publik lainnya walaupun tidak ditanggapi secara
mahasiswa di Kota Bitung.
langsung dalam grup tersebut tapi telah mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Bitung, misalnya
Grup JW Tarsius Kota Bitung menjadi media
masalah sekolah TK yang terancam untuk ditutup.
bagi berbagai kalangan untuk menyampaikan
316
permasalahan ataupun informasi terkait dengan
Seperti yang disampaikan oleh Drs. Audi
pembangunan serta kondisi pelayanan publik di
Pangemanan, MSi (Kepala Bappeda Kota Bitung)
Kota Bitung. Permasalahan dan informasi yang
bahwa jurnalis warga (grup jejaring sosial internet)
disampaikan sangat beragam termasuk pelayanan
sangat bermanfaat dan berpotensi mendekatkan
pendidikan, kesehatan, kondisi infrastruktur, kondisi
warga dengan pemerintah sehingga dapat
lingkungan dan sebagainya. Seluruh informasi yang
dimanfaatkan untuk mempromosikan program-
disampaikan akan langsung diterima oleh seluruh
program Pemerintah Kota Bitung dan juga menjadi
anggota walaupun tidak dapat diketahui secara
ajang bagi masyarakat untuk dapat menyalurkan
pasti berapa anggota grup yang membaca informasi
aspirasi, keluhan serta persoalan apapun melalui
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
media yang kreatif dan damai, tidak seperti
membaiknya hubungan antara masyarakat dengan
sebelumnya yang menggunakan metode demo
Pemerintah Kota Bitungtentu saja tidak terlepas dari
dijalan–jalan.
bantuan dan kerjasama seluruh pihak, terutama USAID-KINERJA yang telah memperkenalkan
Keanggotaan Grup Jurnalis Warga saat ini semakian
metode jurnalis warga, meluangkan waktu, tenaga
bertambah banyak setiap waktu. Telah ada pemikiran
dan pemikirannya untuk dapat melatih para
untuk menambah jumlah JW dan membentuk
jurnalis warga di Sulawesi Utara dan Sulawesi
Jaringan JW hingga ke kelurahan termasuk
Tenggara guna memperbaiki kinerja pelayanan,
menambah variasi media untuk menyalurkan
hubungan antara masyarakat dan pemerintah demi
informasi, misalnya papan informasi di kelurahan.
peningkatan pelayanan dasar.
Perkembangan positif dan rencana pengembangan jaringan jurnalis warga di Kota Bitung dan
Jumlah Jurnalis Warga dan Capaian Tulisan/Produk Mereka
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
317
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
318
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
BAHAN BACAAN 4.4.
penyedia pelayanan publik) serta apa yang terjadi dan diharapkan masyarakat (selaku pengguna pelayanan) harus diupayakan ada titik temu. Pertemuan dan forum juga akan menjadi ajang untuk menyepakati apa saja yang akan dilakukan oleh masing-masing pelaku dengan berbagi peran
Peran MSF dalam Peningkatan Pelayanan Publik di Tingkat Unit Layanan dan Daerah
dan tanggungjawab, berbagi informasi, serta saling mendukung dalam upaya perbaikan bersama. Pada tahap awal MSF, tidaklah harus merupakan pertemuan formal, lokakarya atau bahkan merupakan organisasi atau lembaga formal. Namun, bisa juga merupakan forum-forum terbatas yang informal. Pada tahapan lebih lanjut, MSF bisa saja
Pengertian
membentuk organisasi atau lembaga pelaksana (didorong menjadi organisasi atau lembaga formal)
Multi Stakeholders Forum atau MSFadalah media
jika memang diperlukan sesuai dengan dinamika
atau ruang yang mempertemukan para pemangku
dan kebutuhan lokal.
kepentingan guna merespon isu-isu yang menjadi kepedulian bersama dan tujuan bersama. Anggota
Dalam konteks program KINERJA, pemangku
MSF dapat berasal dari berbagai unsur kepentingan
kepentingan adalah unsur-unsur dari masyarakat,
masyarakat (individu dan atau kelompok) baik dari
baik individu atau kelompok, eksekutif, DPRD,
unsur eksekutif, legislatif, media, sektor bisnis, dan
media yang berkepentingan terhadap pelayanan
lain-lain. Pertemuan, diskusi dan forum bersama
publik khususnya pada sektor dampingan yaitu:
antar pemangku kepentingan menjadi penting untuk mengembangkan proses dialogis dan
a. Kesehatan dasar, khususnya kesehatan ibu
membangun kesadaran bersama serta melakukan
dan anak dengan fokus pada persalinan aman,
aksi bersama. Dalam konteks pelayanan publik,
inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI eklusif
forum multi stakeholders ini merupakan proses
b. Pendidikan dasar dengan fokus pada
dialogis antara penyedia pelayanan dan pengguna
manajemen berbasis sekolah, distribusi guru
pelayanan untuk mencapai pelayanan publik yang
yang proporsional, dan penghitungan biaya
baik yang di tandai dengan penyelenggaraan
operasional satuan pendidikan
pelayanan yang transparan, akuntabel, partisipatif
c. Pengembangan iklim usaha lokal dengan fokus
dan responsif serta berwawasan gender. Apa
pada pengembangan pelayanan perijinan
yang telah diupayakan oleh pemerintah (selaku
terpadu satu atap dan tinjauan regulasi.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
319
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Pentingnya MSF dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Publik
4. Pelaksanaan partisipasi terbukti meningkatkan kepercayaan masyarakat. 5. Partisipasi, termasuk dari kelompok perempuan dan marjinal akan menjamin keberlanjutan
Keberadaan MSF dalam pengelolaan pelayanan publik adalah penting dan strategis, terlebih dalam
6. MSFmerupakan bentuk pelibatan multi
sektor pendidikan, sektor kesehatan dan sektor
stakeholder, hal ini salah satu perwujudan dari
pengembangan ekonomi lokal. Peran MSF dalam
partisipasi masyarakat dalam peningkatan
pengelolaan pelayanan ketiga sektor ini amat
pelayanan publik.
penting karena ketiganya adalah pelayanan publik dasar yang secara minimum harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Melalui MSF para pemangku kepentingan, baik yang berasal dari penyedia pelayanan maupun pengguna pelayanan, termasuk kelompok perempuan dan marjinal, dapat berkomunikasi, berdialog dan berdiskusi untuk membahas dan memberikan kontribusi dalam rangka peningkatan
Peran dan Fungsi MSF dalam Peningkatan Pelayanan Publik Peran yang dapat di lakukan oleh MSF dalam upaya peningkatan pelayanan publik adalah sebagai berikut: a. Sebagai forum untuk penyadaran dan pengorganisasian masyarakat
pelayanan. Beberapa alasan yang menjadi faktor pendorong pentingnya kehadiran MSF dalam upaya peningkatan pelayanan publik, adalah:
melakukan penyadaran akan pentingnya suatu program tertentu, termasuk pelayanan publik
1. Partisipasi adalah hak warga yang merupakan
dalam sektor pendidikan dan kesehatan. Selain
bagian dari hak asasi yang melekat dalam
itu, forum dapat menemukan cakupan atau
diri setiap warga negara. Pengakuan hak ini
sasaran yang relatif lebih banyak dalam jumlah
terdapat dalam kovenan internasional dan
nominal dan unsurnya karena partisipan dalam
peraturan perundangan di Indonesia
forum biasanya berasal dari organisasi atau
2. Partisipasi masyarakat dan transparansi dalam
lembaga yang mempunyai basis anggota yang
pemerintahan telah terbukti memberikan
relatif banyak dan berjenjang.
sumbangan yang signifikan terhadap peningkatan pelaksanaan good governance dan kualitas pelayanan publik, mempermudah
b. Sebagai jaringan komunikasi dan kerja antar pihak yang berkepentingan
pelaksanaan karena trust sudah terbangun. 3. Refleksi pengalaman program/proyek-proyek terdahulu yang tidak atau kurang partisipatif menimbulkan kegagalan.
320
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Adanya forum akan mempermudah untuk
Dengan penyelenggaraan forum akan mempermudah terjadinya komunikasi dan
www.kinerja.or.id
jaringan inter dan antar organisasi/lembaga
forum relevan yang telah ada atau telah terbentuk
partisipan forum.
sebelumnya; apabila belum ada forum yang relevan maka perlu di lakukan inisiasi pembentukan forum.
c. Sebagai forum konsultasi, khususnya antara penyedia layanan dan pengguna layanan
Adapun tahapan pengembangan MSF dalam upaya peningkatan pelayanan publik adalah sebagai berikut:
Melalui forum lintas pihak semacam ini, akan mempercepat terjadinya sharing, tukar dan
a. Tahap Persiapan
bagi pengalaman, mempertemukan penunaian kewajiban dan pemenuhan hak antara penyedia
Tahapan ini merupakan usaha-usaha sangat
dan pengguna pelayanan publik.
awal yang dilakukan oleh fasilitator dalam menginformasikan dan memperkenalkan “apa
d. Sebagai forum untuk memantau kualitas pelayanan
sebenarnya forum multi stakeholder itu”, “apa keuntungan dan tantangan bekerja dalam forum multi stakeholder”, dan lain sebagainya.
Forum akan lebih cepat dalam mendapatkan
Tujuannya adalah agar masyarakat sadar dan
informasi tentang implementasi, cakupan dan
tergugah minatnya dan terbuka wawasannya.
mutu pelayanan publik yang responsif gender,
Tahap ini sangat berkaitan dengan persepsi dan
pro poor dan memihak kelompok rentan. Proses
kesan terhadap informasi yang disampaikan
kegiatan ini juga sekaligus dapat menjadi media
kepada mereka sehingga diperlukan kecermatan
pemantauan capaian pelayanan publik.
dan kehatian-hatian dalam mengemas dan menyampaikan infomasi. Informasi harus
e. Sebagai forum untuk melakukan desakan
menyentuh dan diharapkan mampu menjawab
kebijakan dalam peningkatan pelayanan
keinginan dan kebutuhan masyarakat. Pada tahap
publik
ini, selain kemasan pesan yang tepat dan benar, sosok sang fasilitator pun dapat menjadi faktor yang
Forum dapat digunakan sebagai wahana untuk
mempengaruhi keberhasilan menggugah kesadaran
melakukan strategi dan aksi-aksi advokasi
masyarakat tentang pentingnya kelompok. Untuk
perubahan kebijakan dalam rangka peningkatan
itu, fasilitator harus dapat menampilkan diri sebagai
kuantitas dan kualitas pelayanan publik.
sosok yang dapat dipercaya (trust) dan mampu menarik rasa suka masyarakat. Tahap persiapan ini dilakukan dengan hal-hal berikut:
Tahapan Pengembangan MSF
1. Identifikasi stakeholder; 2. Orientasi tentang pelayanan publik yang
Strategi dalam pengembangan dan penguatan
isi pokoknya terdiri dari konsep dan
MSF adalah dengan mendorong dan memperkuat
kebijakan, kapan orientasi dilakukan, hak
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
321
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
dan kewajiban masyarakat serta kewajiban
menerus melaksanakan pendekatan kepada mereka
pemerintah dalam penyediaan pelayanan
melalui pertemuan-pertemuan baik yang dilakukan
publik;
secara formal maupun informal, seperti berkunjung
3. Analisis stakeholder.
dari rumah ke rumah, mengadakan pertemuan di balai pertemuan ataupun kegiatan lainnya
b. Pembentukan
yang dapat memperkokoh minat serta keinginan masyarakat dalam membentuk wadah kelompok.
Tahapan pembentukan merupakan tahap untuk
Pada tahap ini, informasi penting yang dibutuhkan
mencari cara mengidentifikasi keinginan masyarakat
masyarakat diusahakan harus selalu tersedia. Dapat
dengan melakukan pencarian terhadap kemiripan
juga dengan melakukan kegiatan studi banding yaitu
kebutuhan diantara mereka. Pada tahap ini,
dengan mengajak beberapa anggota masyarakat
diharapkan aspirasi masyarakat dapat digali dan
yang menjadi tokoh mengadakan kunjungan ke
dapat diidentifikasi faktor pendukung maupun faktor
tempat yang memiliki kelompok maju yang dapat
penghambat terbentuknya suatu kelompok. Dengan
dijadikan contoh.
memperoleh informasi tentang apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, maka akan diketahui
Tahap ini dimaksudkan untuk menggiatkan peran
apakah masyarakat merasa butuh atau tidak akan
dan pengembangan kapasitas MSF yang dapat
adanya kelompok. Apabila kondisi tersebut telah
dilakukan melalui kegiatan: survei pengaduan/
dicapai,maka pembentukan forum bisa diinisiasi.
pada tahapan identifikasi pengaduan, analisis
Yang penting untuk diperhatikan dan diusahakan
penyebab pengaduan, penyusunan janji perbaikan
oleh para fasilitator adalah keberadaan kelompok
layanan dan rekomendasi; penguatan kapasitas-JW,
harus merupakan keinginan dan kebutuhan yang
pertemuan rutin, dll.)
datangnya dari masyarakat, untuk masyarakat, dan akan dikelola oleh masyarakat itu sendiri, jadi bukan
d. Tahap Integrasi
merupakan paksaan atau pesanan pemerintah (top down). Kegiatan pembentukan biasanya dilakukan
Setelah semakin terlihat adanya perubahan yang
dalam sebuah lokakarya inisiasi pembentukan MSF.
kuat pada sikap dan perilaku anggota masyarakat, fasilitator kiranya perlu memfasilitasi masyarakat
c. Tahap Penggiatan
untuk mengadakan pertemuan-pertemuan formal. Pertemuan-pertemuan ini penting dalam rangka
322
Tahapan ini ditandai dengan adanya kecenderungan
membangun kesepahaman dan kesepakatan
perubahan sikap. Sebagian besar anggota forum
tentang pentingnya kelompok sebagai kelas
biasanya merasakan sangat perlu dan setuju
belajar, wahana bekerjasama, dan unit produksi.
adanya wadah/proses/mekanisme dalam mencapai
Diharapkan elemen-elemen yang terlibat dalam
tujuan mereka, maka fasilitator perlu secara terus
pertemuan ini adalah tokoh-tokoh masyarakat,
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
pemerintah daerah dan bila perlu melibatkan pula
penguatan dewan penyantun Puskesmas, dan
LSM-LSM, dunia usaha dan pihak lain yang terkait.
komite sekolah. Jika sudah ada dan sudah cukup
Dengan banyaknya pihak yang terlibat dalam dialog
mapan, maka didorong untuk mengembangkan
tersebut maka akan semakin banyak masukan dari
kelompok independen.
berbagai sudut pandang yang dapat memperkaya dan memperkokoh kelancaran dan kesuksesan
Dalam implementasi pendampingan kepada daerah
program kelompok apabila nantinya terbentuk, serta
mitra yang terfokus pada sektor penidikan dasar,
mempermudah pembinaan kelompok di masa datang.
kesehatan dasar dan perbaikan iklim usaha Program KINERJA telah memfasilitasi dan mendorong
Maksud dari tahap integrasi ini adalan memadukan
penguatan dan pengembangan Multi Stakeholders
kegiatan MSF dengan agenda daerah. Misalnya
Forum. MSF yang di kembangkan tidak hanya
perencanaan dan penganggaran/reses, Rapat
fokus di tataran unit pelayanan tetapi di juga di
Dengar Pendapat (RDP), Konsultasi Publik (KP),
kembangkan di tataran kabupaten/kota. Di tingkat
penyadaran akan pemenuhan Standar Pelayanan
sekolah MSF di perankan oleh komite sekolah,
Minimal (SPM), advokasi - monev, dan lain-lain.
sehingga peran KINERJA dalam konteks sekolah adalah dengan memberikan penguatan terkait
e. Tahap Pengikatan atau Pelembagaan
hal-hal teknis pendidikan dan peran serta fungsi MSF. Dengan pendekatan ini di harapkan komite
Dari pertemuan-pertemuan formal akan
sekolah akan mampu mengambil peran dalam
dihasilkan suatu kesepakatan untuk membentuk
advokasi, mediasi, komunikasi dan pengawasan
suatu kelompok. Pada tahap ini, para anggota
penyelenggaraan pelayanan di sekolah.
masyarakat mengikrarkan kesepakatan dalam sebuah kebersamaan atau kelompok kerja. Setelah
Sedangkan di tingkat Puskesmas, di kembangkan
kelompok terbentuk, maka dapat dilanjutkan dengan
MSF Puskesmas yang keberadaannya di sesuaikan
penyusunan struktur organisasi kelompok, norma
dengan kebutuhan di masing masing Puskesmas.
kelompok, program kerja, penentuan sekretariat
Sampai dengan saat ini untuk seluruh daerah
kelompok, sumber dana kegiatan dan lain
mitra KINERJA telah di kembangkan MSF di 61
sebagainya demi kelancaran aktivitas kelompok dan
Puskesmas untuk mengawal penyelenggaraan
kelangsungan hidup kelompok. Kegiatan-kegiatan
pelayanan publik di Puskesmas.
dalam tahapan ini difokuskan untuk melembagakan forum multi stakeholder.
MSF tingkat kabupaten baik untuk sektor pendidikan, kesehatan dan iklim usaha hampir di
Strategi pelembagaan MSF dalam program USAID-
semua daerah mitra telah dikembangkan forum multi
KINERJA lebih menekankan kepada penguatan/
stakeholders. Bahkan di Kabupaten Bengkayang
pembentukan dan/atau pelibatan dewan pendidikan,
dan di Kabupaten Sekadau, MSF yang ada sepakat
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
323
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
untuk berintegrasi menjadi MSF Peduli Pelayanan
Di Kabupaten Sekadau, MSF pendidikan dan
Publik.
kesehatan telah terintegrasi menjadi satu menjadi Forum Sekadau Sehat dan Cerdas. Keberadaan
Untuk MBS, sebagian besar MSF tingkat sekolah
MSF hasil intervensi Program KINERJA pada tahun
atau komite sekolah telah menjalankan fungsinya
pertama di Sulawesi Selatan berjalan cukup baik,
dengan cukup baik. MSF tingkat kabupaten
selain telah mempunyai kepengurusan dan rencana
bidang MBS sebagian besar telah mempunyai
kerja, MSF yang ada juga telah melakukan advokasi
kepengurusan, rencana kerja sederhana dan
dalam penyusunan dan implementasi regulasi
beberapa di antaranya telah melakukan monitoring
terkait dengan pemerataan guru proporsional seperti
pelaksanaan janji perbaikan layanan seperti MSF
di Kabupaten Barru dan Kabupaten Luwu Utara.
Kota Probolinggo. Sedangkan MSF pendidikan di
Sedangkan MSF Kabupaten Bulukumba di Sulawesi
Kabupaten Bengkayang telah terintegrasi dengan
selatan dan Kabupaten Simeuleu di Aceh telah
MSF Kesehatan dan telah berbadan hukum serta
melakukan advokasi penyusunan dan implementasi
telah melakukan kegiatan-kegiatan yang aktif.
BOSP.
Status MSF Tahun Pertama Bidang Pendidikan No
324
Propinsi/Kab/Kota
Ada Kepengurusan
Pertemuan MSF
Rencana Kerja
Pemantauan / advokasiPelayanan
I
ACEH
1
Kab. Simeleu
Ada
Ada
Ada
Sudah
2
Kab. Aceh Tenggara
Ada
Ada
Ada
belum
II
Jawa Timur
1
Kota Probolinggo
Ada
Ada
Ada
Sudah
2
Kab. Jember
Ada
Ada
Ada
Belum
III
Kalimantan Barat
1
Kab. Melawi
Ada
Kurang aktif
Belum
Belum
2
Kab. Sekadau
Ada
Ada
Ada
Belum
3
Kab. Bengkayang
Ada
Ada
Ada
Belum
IV
Sulawesi Selatan
1
Kab. Luwu
Ada
Ada
Ada
Sudah
2
Kab. Luwu Utara
Ada
Ada
Ada
Sudah
3
Kab. Barru
Ada
Ada
Ada
Sudah
4
Kab. Bulukumba
Ada
Ada
Ada
Sudah
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Untuk MSF Pendidikan di tahun kedua, sebagian
Di Aceh Singkil, Jaringan Komunikasi Pendidikan
besar telah cukup aktif dalam menjalankan
Aceh Singkil atau JK Pas, sangat aktif dalam
perannya. MSF di Kabupaten Bener Meriah yang
melakukan advokasi penyusunan regulasi tentang
merupakan kabupaten yang mendapatkan bantuan
pemerataan guru. MSF ini mempunyai peran
teknis bidang MBS, keberadaan MSF baik MSF
yang besar dalam mengawal dan berdialog untuk
tingkat sekolah, kecamatan dan kabupaten telah
mendorong lahirnya Peraturan Bupati tentang
cukup aktif dalam menjalankan perannya. MSF
PTD dan implementasinya. Di Kota Banda Aceh,
ini berperan dalam proses survei pengaduan
Forum Bersama Peduli Pendidikan juga mempunyai
sampai dengan penyusunan Janji Pelayanan dan
peran yang aktif dalam mendorong dan melakukan
rekomendasi teknis. Selain itu MSF di Kabupaten
advokasi implementasi BOSP di Banda Aceh.
Bener Meriah telah mempunyai kepengurusan
Keterlibatan MSF sudah di lakukan sejak awal
lengkap, rencana kerja sederhana, telah melakukan
proses. Peran OMP untuk memberikan penguatan
pemantauan pelaksanaan pelayanan dan monitoring
kepada MSF sangat membantu.
janji pelayanan.
Gambaran MSF Pendidikan Tahun Kedua No
Propinsi/Kab/Kota
Ada Kepengurusan
Pertemuan MSF
Rencana Kerja
Pemantauan Pelayanan
I
ACEH
1
Kota Banda Aceh
Ada
Ada
Ada
Sudah
2
Kab Aceh Singkil
Ada
Ada
Ada
Sudah
3
Kab Bener Meriah
Ada
Ada
Ada
Sudah
II
Jawa Timur
1
Bondowoso
Belum
Belum
Belum
Belum
III
Kalimantan Barat
1
Kab Sambas
Belum
Belum
Belum
Belum
2
Kota Singkawang
Belum
Belum
Belum
Belum
IV
Sulawesi Selatan
1
Kab Barru
Ada
Ada
Ada
Ada
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
325
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Di sektor kesehatan semua MSF tahun pertama
MSF Kesehatan tahun kedua baik di tingkat
telah terbentuk, sudah mempunyai kepengurusan,
kabupaten/kota maupun tingkat Puskesmas/
sudah mempunyai rencana kerja sederhana dan
kecamatan di seluruh kabupaten/kota daerah
sebagian besar MSF masih aktif melakukan
KINERJA telah terbentuk, semua MSF sudah
pertemuan ineternal dan kegiatan untuk memantau
mempunyai kepengurusan, sudah menyusun
pelaksanaan pelayanan publik di Puskesmas.
rencana kerja secara sederhana dan sudah
Contohnya, MSF Puskesmas Semparuk di
melakukan kegiatan advokasi penyusunan regulasi
Kabupaten Sambas, MSF Singkawang Selatan di
maupun pengawasan pelayanan publik.
Kota Singkawang, MSF Kota Banda Aceh, bahkan di Kabupaten Bener Meriah MSF tingkat kecamatan
Di Sulawesi Selatan di Kota Makassar dan
cukup aktif dalam melakukan pertemuan internal
Kabupaten Bulukumba, MSF sudah melakukan
dan telah melakukan pemantauan pelayanan publik
evaluasi maklumat pelayanan bersama-sama
Puskesmas. Kondisi MSF Kesehatan tergambar di
dengan Puskesmas untuk melihat apakah maklumat
bawah ini:
pelayanan yang di susun masih relevan atau tidak.
Status MSF Tahun Pertama Bidang Kesehatan No
326
Propinsi/Kab/Kota
Ada Kepengurusan
Pertemuan MSF
Rencana Kerja
Pemantauan Pelayanan
Ada
Ada
Sudah
I
ACEH
1
Banda Aceh
Ada
2
Bener Meriah
Ada
Ada
Ada
Sudah
3
Aceh Singkil
Ada
Tidak aktif
Ada
Sudah
II
Jawa Timur
1
Bondowoso
Ada
Ada
Ada
Sudah
III
Kalimantan Barat
1
Sambas
Ada
Tidak aktif
Belum
Sudah
2
Singkawang
Ada
Ada
Belum
Sudah
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Berdasarkan hasil evaluasi, maklumat pelayanan
Di Jawa Timur, MSF Kota Probolinggo terlibat aktif
yang disusun masih relevan untuk di lakukan. Selain
dalam penyusunan janji perbaikan pelayanan dan
itu MSF sudah terlibat aktif dalam pengembangan
rekomendasi teknis Puskesmas non mitra yang
mekanisme pengaduan dengan penyediaan kotak
mengadopsi pelaksanaan survei pengaduan.
pengaduan di Puskesmas dan jajarannya. MSF
MSF Kabupaten Jember sudah membangun
terlibat dalam pemantauan dan pembahasan
forum pertemuan bulanan dan terlibat aktif dalam
pengaduan yang di berikan oleh masyarakat melalui
penyusunan SOP di Puskesmas.
kotak pengaduan. Di Luwu dan Luwu Utara, dalam kuartal ini MSF sudah melakukan pembahasan
MSF Kesehatan di Kalimantan Barat di Kabupaten
tugas dan fungsi MSF dan penguatan MSF
Sekadau, Melawi dan Bengkayang terlibat aktif
mengenai teknik advokasi, monitoring dan mediasi.
dalam finalisasi survei pengaduan, pelaksanaan analisis masalah penyebab pengaduan dan
Di Simeuleu, MSF sudah mulai aktif dengan
penyusunan janji perbaikan pelayanan serta
melakukan pertemuan-pertemuan dan telah
rekomendasi teknis. Bahkan MSF Kabupaten
mempunyai sekretariat. Di Aceh Tenggara, Majelis
Bengkayang bertindak sebagai fasilitator utama
Kesehatan Kabupaten dan Majelis Kesehatan
pelaksanaan survei pengaduan hingga selesai. Di
Kecamatan yang merupakan MSF tingkat kabupaten
samping itu MSF di ketiga daerah tersebut aktif
dan kecamatan sudah mulai aktif melakukan
dalam pembahasan regulasi tentang kemitraan
pertemuan dan sudah mempunyai rencana kerja
bidan dan dukun. sebagai wujud kepedulian MSF
sederhana.
dalam mengawal pelayanan yang lebih baik.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
327
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
BAHAN BACAAN 4.5.
suatu unit pelayanan, tidak seperti Survei Kepuasan yang dilakukan 1 atau 2 tahun sekali. Yang menjadi dasar pelaksanaan survei pengaduan sampai saat ini adalah Peraturan Menteri PAN no 13 tahun 2010 tentang Pedoman Peningkatan Kualitas
Penerapan Survei Pengaduan dan Janji Perbaikan Layanan Pendahuluan
Pelayanan Publik dengan Partisipasi Masyarakat. Pelaksanaan survei pengaduan di daerah mitra Program KINERJA untuk sektor kesehatan fokus kepada pelayanan persalinan aman, inisiasi menyusu dini dan asi eksklusif. Sedangkan untuk sektor pendidikan fokus pada sekolah yang menerapkan manajamen berbasis sekolah.
Sejak diberlakukannya UU No. 25/2009 tentang
Survei ini sangat penting untuk dilakukan karena
Pelayanan Publik, setiap penyelenggara layanan
merupakan perwujudan dari partisipasi masyarakat
dituntut untuk terus berupaya memperbaiki
guna menilai penyelenggaraan pelayanan yang
akses maupun kualitas dari layanan yang
diberikan oleh Puskesmas dan sekolah kepada
diselenggarakannya serta tanggap (responsive)
masyarakat.
terhadap kebutuhan masyarakat pengguna layanan. Upaya perbaikan pelayanan publik dapat dilakukan
Oleh karena itu, pelaksanaan survei pengaduan
secara lebih efektif bila didasarkan pada hasil kajian
ini harus dilakukan secara objektif dan independen
persepsi masyarakat terhadap penyelenggaraan
sehingga hasilnya dapat mencerminkan aspirasi
pelayanan yang tersedia. Perbaikan kualitas
masyarakat terhadap pelayanan yang diperolehnya,
pelayanan Puskesmas juga dapat dilakukan melalui
dan dapat dijadikan sebagai pedoman penyusunan
survei pengaduan masyarakat. Beberapa instrumen
janji perbaikan pelayanan dan rekomendasi
untuk mengetahui jenis-jenis pengaduan masyarakat
perbaikan pelayanan serta perbaikan dan
antara lain adalah dengan:
peningkatan kualitas pelayanan. MSF sebagai forum multi pihak yang menjadi pelaku utama
328
1. Kotak pengaduan;
dalam pelaksanaan survei pengaduan yang telah di
2. SMS pengaduan;
laksanakan di daerah mitra KINERJA, peran MSF
3. Hotline/telpon pengaduan;
tidak hanya pada saat pelaksanaan survei tetapi
4. Surat pengaduan; dan
juga berperan aktif mulai dari tahap persiapan,
5. Survei pengaduan. Penyediaan akses untuk
lokakarya penyepakatan kuesioner, pelaksanaan
menerima pengaduan masyarakat pada
survei, pengolahan data, penyusunan indeks
umumnya dilakukan secara permanen oleh
pengaduan, lokakarya analisis penyebab masalah
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
pengaduan, penyusunan dan penyepakatan janji
ingin mengetahui berapa banyak orang yang
dan rekomendasi perbaikan pelayanan hingga
mengadu tentang hal-hal yang selama ini dirasakan
proses pemantauan janji dan rekomendasi serta
kurang oleh masyarakat dalam penyelenggaraan
pengkomunikasian dan advokasi pelaksanaan janji
pelayanan publik.
perbaikan pelayanan. Pengaduan atau keluhan (complaint) adalah pernyataan ketidak-puasan, apapun bentuknya (tertulis maupun lisan) tentang pelayanan, tindakan dan/atau kekurangan tindakan yang dilakukan oleh unit penyedia layanan atau para stafnya yang mempengaruhi atau dirasakan oleh para pengguna layanan tersebut.
Tahapan Survei Pengaduan KINERJA mengadopsi pelaksanaan survei pengaduan untuk diterapkan pelaksanaannya di tingkat unit pelayanan, di Puskesmas dan sekolah. Tahapan pelaksanaan survei pengaduan yang telah di selenggarakan dan di fasilitasi oleh KINERJA adalah:
Berdasarakan uraian-uraian di atas maka survei pengaduan masyarakat di definisikan sebagai sebuah survei dengan menggunakan kuesioner pengaduan (yang berisi pernyataan-pernyataan pengaduan) yang merupakan hasil lokakarya mekanisme pengelolaan pengaduan masyarakat. Dimana dalam lokakarya tersebut masyarakat dan aparatur penyedia layanan bersama-sama merumuskan pernyataan-pernyataan pengaduan terkait dengan kekurangan layanan (sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal) dari unit layanan publik secara partisipatif dan transparan. Setelah itu dilakukan prioritisasi pernyataaan pengaduan dan di masukkan dalam kuesioner pengaduan masyarakat. Survei pengaduan ini merupakan sebuah tahapan dalam metode pengelolaan pengaduan masyarakat, dimana dalam survei ini akan terlihat persepsi masyarakat (demand side) terhadap kualitas layanan yang selama ini telah diberikan oleh penyedia layanan (supply side). Dinamakan survei pengaduan karena memang secara khusus
www.kinerja.or.id
Tahap Persiapan Merupakan tahap awal untuk mengenalkan kepada dinas teknis (pendidikan atau kesehatan), Puskesmas maupun sekolah dan stakeholders lainnya. Tahap ini di gunakan untuk menjelaskan filosofi, proses dan manfaat survei pengaduan bagi unit pelayanan bersangkutan. Komunikasi yang baik dan advokasi yang tepat akan memudahkan proses survei pengaduan selanjutnya. Dukungan dari dinas dan unit pelayanan bersangkutan menjadi sangat penting karena perubahan di harapkan dapat terjadi setelah survei ini di jalankan. Kontribusi OMP KINERJA dalam proses ini adalah: 1. Melakukan audiensi dengan kepala dinas teknis bersangkutan dan komunikasi yang intensif dengan unit pelayanan bersangkutan. Dalam tahapan ini MSF sudah terlibat secara aktif.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
329
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
2. Proses selanjutnya dari tahap persiapan ini
Penentuan Responden
adalah pembentukan tim survei. 3. Penyiapan lokakarya, dalam tahap ini OMP
Responden adalah orang yang dijadikan sasaran
KINERJA bersama dengan MSF, dinas teknis
untuk merespon atau untuk menjawab pernyataan
terkait dan pimpinan unit pelayanan melakukan
pengaduan. Oleh karenanya responden yang dipilih
koordinasi untuk penyelenggaraan lokakarya
harus sesuai dengan tujuan dilakukannya survei
pengelolaan pengaduan. Pada tahap ini,
pengaduan.
fasilitator bersama tim survei melakukan persiapan-persiapan untuk pelaksanaan
Dalam survei pengaduan yang di lakukan oleh
lokakarya seperti penenentuan tanggal
Program USAID-KINERJA sasaran survei
pelaksanaan lokakarya, penyiapan tempat,
pengaduan adalah pengguna pelayanandi unit
undangan dan logistik lokakarya.
layanan baik sekolah maupun Puskesmas yang menjadi sasaran peningkatan pelayanan publik.
Tahap Lokakarya Pengelolaan Pengaduan Lokakarya pengelolaan pengaduan ini sangat penting karena hasil dari lokakarya ini adalah kuesioner survei pengaduan dan rencana kerja pelaksanaan survei pengaduan, sehingga pelaksanaan lokakarya perlu di siapkan dengan baik. Prosentase peserta lokakarya diatur dengan ketentuan sebagai berikut: a) 20% - 30% dari jumlah peserta adalah aparatur penyedia layanan publik/unit layanan publik (sekolah/Puskesmas) dan organisasi/lembaga pembina pelayanan publik (SKPD/dinas/badan) yang bersangkutan b) 70% - 80% dari jumlah peserta lokakarya berasal dari pengguna layanan, LSM, Forum Multi Stakeholder (MSF), akademisi, massa, organisasi profesi, Jurnalis Warga (JW), dan organisasi pemerintah lainnya
330
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Responden yang di maksud dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Sektor pendidikan fokus kepada pelayanan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), respondennya adalah siswa dan orang tua siswa. Siswa yang dipilih sebagai responden untuk siswa SD sebaiknya adalah siswa kelas 4, 5 dan 6, sedangkan untuk siswa SMP sebaiknya adalah siswa kelas 2 dan 3. Hal ini dimaksudkan agar siswa yang dipilih menjadi responden benarbenar merupakan siswa yang sudah memahami pelayanan yang diberikan oleh sekolahnya. 2. Sektor kesehatan pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) - yang dapat di jadikan responden adalah seluruh pengguna pelayanan KIA (Ibu hamil dan ibu menyusui) di Puskesmas dan jajarannya dan sebagian pengantar pengguna pelayanan yang mempunyai hubungan keluarga dan memahami pelayanan yang di berikan oleh Puskesmas dan jajarannya. 3. Sektor kesehatan ko-inveksi TB – HIV - yang dapat dijadikan responden adalah seluruh
www.kinerja.or.id
pengguna layanan dan sebagian pengantar
publik bertemu dengan masyarakat pengguna
pengguna pelayanan Puskesmas dan jajarannya
layanan. Lokakarya ini merupakan kunci menuju
yang menggunakan pelayanan pemeriksaan TB
proses selanjutnya. Kesan awal yang buruk akan
dan HIV.
berdampak pada tahapan selanjutnya dari metode
4. Sektor kesehatan integrasi KIA – HIV - yang
ini. Tips sukses lokakarya adalah ciptakan situasi
dapat dijadikan responden adalah pengguna
kondusif agar antara penyelenggara pelayanan
pelayanan (ibu hamil dan ibu menyusui) dan
publik dan masyaratakat pengguna layanan dapat
sebagian pengantar pengguna pelayanan
berkomunikasi secara efektif sehingga tujuan dari
Puskesmas dan jajarannya yang memanfaatkan
lokakarya ini akan tercapai.
pelayanan KIA dan atau pemeriksaan HIV. Di Papua, untuk memudahkan proses penyusunan
Jumlah Responden Mengacu pada Permenpan no 13 tahun 2009 tentang Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan Partisipasi Masyarakat, jumlah responden yang menjadi sasaran survei pengaduan ini ditentukan sebagai berikut: o Bagi unit layanan yang mempunyai data valid pengguna layanan, maka jumlah responden survei adalah 80% dari total pengguna layanan aktif. o Bagi unit layanan yang tidak mempunyai data pengguna, maka survei dilakukan kepada seluruh pengguna layanan setiap hari selama kurang lebih 14 hari (2 minggu)
kuesioner, sebelum pelaksanaan lokakarya pengelolaan pengaduan yang dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota, untuk memudahkan dalam memberikan pemahaman dan dalam penyusunan kuesioner pernyataan pengaduan di masing masing PKM dapat melakukan FGD, dengan melibatkan unsur unsur dari PKM, MSF dan pengguna layanan serta tokoh masyarakat. FGD ini di maksudkan untuk mengidentifikasi keluhan-keluhan masyarakat di tingkat PKM terkait dengan pelayanan yang di berikan oleh PKM bersangkutan. Utamanya terkait tata kelola pelayanan, tata laksana pelayanan dan SPM. Keluaran dari FGD ini adalah daftar pernyataan pengaduan dari masing masing PKM untuk di bawa dalam lokakarya pengelolaan pengaduan, sehingga dalam lokakarya pengelolaan pengaduan, draft pernyataan pengaduan dari masing masing PKM akan dijadikan bahan untuk
Pelaksanaan Lokakarya Lokakarya ini adalah kegiatan pertama dari
dilokakaryakan ditambah dengan tambahantambahan pernyataan pengaduan pada saat lokakarya.
pengelolaan pengaduan masyarakat untuk peningkatan pelayanan publik, dimana untuk pertama kalinya penyelenggara pelayanan
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
331
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Hasil yang Diharapkan dari Lokakarya
yang mempunyai makna kalimat yang punya makna hampir sama, sudah tercakup di pernyataan lainnya, atau bahkan bisa dihilangkan. Untuk itu perlu di
1. Adanya rancangan kuisioner pernyataan pengaduan masyarakat pengguna layanan yang
periksa ulang sebelum kemudian kuesioner tersebut digandakan dan dipakai dalam survei pengaduan.
telah disepakati oleh seluruh peserta lokakarya 2. Rencana tindak lanjut setelah lokakarya 3. Menetapkan Tim MSF yang akan membantu tim dalam pelaksanaan survei pengaduan masyarakat 4. Seluruh tim termasuk MSF terampil dalam melaksanakan survei pengaduan masyarakat dan mampu mengolah serta menyajikan hasil survei dalam bentuk Indeks Pengaduan Masyarakat
Tahap Pelaksanaan Survei Tahapan kedua dari metode pengelolaan pengaduan masyarakat untuk peningkatan kualitas pelayanan publik adalah survei pengaduan masyarakat.Hal ini menjadi salah satu titik kritis dalam metode penerapan pengelolaan pengaduan masyarakat guna meningkatkan kualitas pelayanan publik karena disinilah (hasil survei) akan diketahui sejauh mana persepsi masyarakat akan kualitas
Uji Coba Kuesioner
pelayanan yang telah diberikan oleh aparatur
Setelah kuesioner selesai dibuat, maka kuesioner
memunculkan ketakutan dikalangan penyelenggara
tersebut digandakan dan dibuat untuk proses
pelayanan bahwasannya penilaian masyarakat
simulasi survei dan tabulasi pada saat hari kedua
atas pelayanan mereka tidak seperti yang mereka
pelaksanaan lokakarya mekanisme pengelolaan
harapkan. Demikian juga dengan responden survei
pengaduan masyarakat. Hal ini perlu dilakukan
yang kadang kala tidak mendapatkan informasi yang
untuk menguji apakah kuesioner tersebut sudah
memadai sehingga kemudian mereka mengisi survei
benar, baik dari tata bahasa, tata letak, tidak
tidak berdasarkan fakta lapangan yang ada, tetapi
adanya pernyataan pengaduan yang multi tafsir
lebih pada asumsi yang membuat hasil survei tidak
ataupun pernyataan ganda, serta terlalu banyaknya
maksimal.
penyedia layanan. Sehingga kadang kala
pernyataan pengaduan yang ada dalam kuesioner. Untuk itu diperlukan upaya sosialisasi dan
Perbaikan Kuesioner
persiapan yang cukup sebelum survei pengaduan dilaksanakan, sehingga baik aparatur penyedia layanan publik maupun masyarakat yang menjadi
332
Dalam proses penyusunan kuesioner ada kalanya
target survei memahami maksud dan kegunaan dari
masih banyak terdapat pernyataan-pernyataan
survei pengaduan ini.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
survei, adalah:
Penyusunan Indeks Pengaduan Masyarakat (IPM)
1. Bagaimana menjangkau responden
Hasil survei pengaduan masyarakat yang telah
2. Bagaimana menjelaskan maksud dan tujuan
dilaksanakan (dalam bentuk format rekapitulasi
Hal–hal yang harus diingat selama pelaksanaan
yang ingin dicapai dari survei adalah dalam
harian) akan dirubah dalam bentuk Indeks
upaya untuk mengetahui prioritas layanan yang
Pengaduan Masyarakat (IPM) yang mudah dilihat
harus segera diperbaiki serta rekomendasi
dan dimengerti oleh siapapun yang membaca data
perbaikan pelayanan yang akan datang
tersebut. Untuk itulah Indeks Pengaduan Masyrakat
3. Meyakinkan responden bahwa mereka tidak perlu takut akan ada tekanan 4. Pastikan kerahasiaan dan kepercayaan selama survei
(IPM) ini dibuat agar menarik untuk dibaca (baik warna tulisan maupun bentuk tabelnya). Proses penyusunan indeks ini tetap melibatkan MSF sebagi tim dalam pelaksanaan survei pengaduan.
5. Jelaskan pernyataan pengaduan menggunakan kata-kata sederhana atau menggunakan bahasa setempat 6. Cara merekapitulasi hasil survei (rekapitulasi harian dan rekapitulasi total)
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
333
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Contoh hasil indeks pengaduan adalah: 0
100
200
300
400
Guru mengajar lebih dari satu pelajaran
480
Toilet tidak berfungsi, jumlahnya masih kurang, dan tidak terpisah antara laki-laki dan perempuan
400
Belum adanya sarana ibadah
400
Penyerahan ijazah seringkali terlambat
340
Ruang kelas belajar tidak cukup
340
Tidak ada guru BP di sekolah
340
Sekolah tidak melarang siswa membawah HP
300
Tidak ada laboratorium dan sarana olahraga untuk praktek
290
Pendaftaran siswa baru masih rumit
280
Pemberian sanksi kepada murid bersifat kekerasan.
280
Tidak tersedia tong sampah yang memadai dan terpisah antara sampah basah dan kering
260
Penyerahan raport atau ijasah selalu terlambat
240
Guru tidak menggunakan alat bantu/peraga/TIK
230
Ruang UKS, Ruang guru BK belum tersedia
230
Guru menambah jam belajar di luar jam sekolah.
200
Jumlah koleksi buku yang tidak memadai di perpustakaan
200
Beasiswa siswa miskin (BSM) yang tidak tepat sasaran dan tidak diterima secara penuh
190
Ruang kelas tidak memadai
190
Hasil ulangan tidak dibagikan
180
Guru mengajar tidak tepat waktu
170
Siswa diharuskan membeli buku paket pelajaran
160
Materi yang diajarkan guru tidak menggunakan buku panduan
150
Guru tidak mengembalikan lembar hasil Ulangan harian siswa
334
140
Mata pelajaran muatan local tidak sesuai dengan kebiasaan siswa
130
Tidak ada pagar sekolah
130
Cara mengajar guru tidak dipahami oleh siswa
90
Belum ada kerjasama yang baik antara orangtua siswa dengan pihak sekolah
90
Siswa dikeluarkan sekolah tanpa alasan yang jelas
80
Lingkungan sekitar sekolah tidak nyaman
80
Masih ada guru yang merokok dalam kelas
10
Masih ada siswa yang merokok di lingkungan sekolah
10
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
500
www.kinerja.or.id
Lokakarya Analisis Masalah Penyebab Pengaduan dan Rencana Perbaikan Pelayanan
Lokakarya ini adalah untuk mencari penyebab masalah pengaduan dari setiap pengaduan masyarakat. Untuk memudahkan peserta dalam melakukan analisis maka dapat menggunakan tabel
Lokakarya ini di laksanakan untuk melakukan
atau matriks analisis penyebab masalah pengaduan.
analisis penyebab permasalahan dari setiap
Dalam menggunakan matrik analisis penyebab
pengaduan masyarakat, oleh karenanya komposisi
pengaduan ini, kita harus kembali mengingat bahwa
peserta lokakarya lebih banyak diikuti oleh
ada rumus logis antara pernyataan pengaduan
penyelenggara pelayanan. Perbandingan peserta
dengan penyebab pengaduan yaitu
lokakarya adalah sebagai berikut: Jika (sebab)...................Maka (pengaduan).............. a) 70% - 80% dari jumlah peserta adalah aparatur penyedia layanan publik/unit layanan publik
Kalimat haruslah merupakan kalimat yang
(sekolah/Puskesmas/perijinan terpadu satu
mempunyai hubungan sebab akibat. Apabila
pintu) dan organisasi/lembaga pembina
syarat ini tidak terpenuhi maka dapat dipastikan
pelayanan publik (SKPD/dinas/badan) yang
faktor terebut bukanlah merupakan penyebab dari
bersangkutan.
pengaduan tersebut.
b) 30% - 20% dari jumlah peserta lokakarya berasal dari pengguna layanan, LSM, Multi
Untuk menghindari adanya kalimat penyebab yang
Stakeholder Forum (MSF), akademisi,
tidak memenuhi kriteria hubungan sebab akibat,
organisasi massa, organisasi profesi, Jurnalis
maka peran fasilitator sangatlah vital untuk selalu
Warga (JW), dan organisasi pemerintah lainnya.
melakukan koreksi dengan cara menyambungkan kalimat sebab dengan pengaduan. Contoh :
JIKA (Sebab)
MAKA (Pengaduan)
Jumlah KM/WC tidak sebanding dengan jumlah siswa (dalam ketentuan SPM, 1 KM = 30 siswa )
Jumlah KM/WC tidak mencukupi untuk siswa
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
335
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Dari hasil analisis pengaduan maka solusi yang
secara menyeluruh” akan kualitas dari sebuah
masih dalam kewenangan dan kemampuan
pelayanan unit layanan publik (baik menyangkut
aparatur penyelenggara pelayanan dimasukkan
sarana prasarana, sumber daya manusia ataupun
dalam kolom Solusi Internal yang kemudian akan
sistem). Untuk perbaikannya, ada yang bisa
menjadi Janji Perbaikan Pelayanan dari unit
dilaksanakan oleh unit layanan publik itu sendiri
pelayanan publik tersebut.
(baik saat itu juga ataupun bertahap sesuai dengan kemampuan) ataupun meminta support kebijakan
Janji perbaikan pelayanan ditulis seperti surat yang
(baik yang menyangkut anggaran ataupun lainnya)
ditujukan kepada pengguna yang memberikan
yang merupakan domain/wilayah/wewenang dari
informasi bahwa pengaduan sudah diterima
para pengambil keputusan (kepala daerah dan ketua
dan merupakan pernyataan terbuka tentang
DPRD) .
upaya perbaikan yang dilakukan. Janji perbaikan pelayanan harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dalam gaya bahasa yang bersahabat dan meyakinkan.
Bagi Pengguna Layanan 1. Akan ada respon positif merasa dihargai karena aspirasi tersalurkan dan dilibatkan dalam
Manfaat Survei Pengaduan dalam Peningkatan Pelayanan Publik Survei pengaduan masyarakat ini sangatlah penting dan menjadi tolok ukur akan kualitas pelayanan yang telah diberikan oleh aparatur kepada masyarakat. Hal ini juga menunjukkan kelemahan-kelemahan
analisis dan pemecahan masalah 2. Adanya jaminan bahwa sebagian dari masalah yang dihadapi dapat terselesaikan 3. Terbangunnya kepercayaan terhadap unit layanan (Pemerintah Daerah) 4. Terbangunnya komunikasi yang harmonis antara penyedia dan pengguna layanan 5. Sebagian beban pengguna layanan bisa dikurangi
dari unit pelayanan publik yang harus segera diperbaiki (jika masih dalam kewenangan dan
Bagi Kepala Daerah
kemampuan unit layanan bisa langsung diperbaiki) ataupun merupakan input bagi penyusunan rencana
1. Diperolehnya informasi pengaduan masyarakat
kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah di level yang
yang aktual dan akurat sebagai bahan
lebih tinggi (misalnya Dinas Pendidikan dan Dinas
pengambilan keputusan
Kesehatan dalam konteks Program KINERJA).
2. Legitimasi politik dari masyarakat cenderung meningkat
Manfaat survei pengaduan masyarakat ini seperti “General Check Up” atau merupakan “pemeriksaan
336
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
3. Terbangunnya sistem pelayanan publik yang transparan, partisipatif, dan akuntabel
www.kinerja.or.id
4. Salah satu metode pendekatan kepada rakyat (konstituen)
Penerapan dan Realisasi Hasil Survei Pengaduan di Daerah Mitra KINERJA
Bagi Kepala SKPD Program KINERJA telah memfasilitasi pelaksanaan 1. Sebagai bahan perencanaan pelayanan yang tepat sasaran dan tepat manfaat 2. Sebagai bahan kajian untuk memperbaiki kualitas layanan 3. Sebagai bahan masukan untuk usulan pengajuan kegiatan 4. Sebagai bahan kajian untuk mengetahui efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program
survei pengaduan di 180 sekolah yang tersebar di Kalimantan Barat, Sulawesi selatan, Aceh dan Jawa Timur, serta di 61 Puskesmas mitra. Tahapan pelaksanaan survei yang di lakukan mengacu pada tahapan survei yang di tetapkan oleh Kemenpan. Realisasi dan implementasi hasil survei pengaduan di beberapa daerah mitra KINERJA melalui proses dan dinamika yang sangat bervariatif di kabupaten/ kota. Hasil survei pengaduan masyarakat seperti
Bagi Unit Layanan 1. Mendapatkan data valid tentang kekurangan kualitas layanan secara rinci baik tentang prosedur dan proses pelayanan, fasilitas yang tersedia, biaya, serta kompetensi dan perilaku aparatur pelayananan 2. Menjadi prioritas untuk rencana perbaikan dan pembiayaan untuk tahun kegiatan yang akan datang 3. Menjadi basis data yang kemudian dianalisis dan dimasukkan dalam janji dan rekomendasi perbaikan pelayanan 4. Sebagai instrumen komunikasi dua arah yang sangat efektif dengan pengguna layanan dalam upaya untuk perbaikan kualitas pelayanan publik secara terus –menerus (continuous improvement).
grafik IPM, grafik KIA dan Janji Layanan sudah diinformasikan di media publik dan ditempelkan di papan Puskesmas. Evaluasi yang melibatkan staf Puskesmas mitra terkait, Multi Stakeholder Forum, dan dinas kesehatan dilakukan pada Desember 2012 hingga Januari 2013. Laporan evaluasi verifikasi status realisasi Janji Layanan sudah dilakukan oleh Puskesmas Singkawang Barat dan Puskesmas Singkawang Selatan. Evaluasi oleh MSF dan dinas kesehatan kepada Puskesmas mitra dilakukan pada pertengahan bulan Desember 2012. Hasil evaluasi ini ditindaklanjuti dengan rapat koordinasi dan evaluasi program KINERJA bersama-sama dengan Pemkot Singkawang pada akhir Desember 2012 untuk mendorong diterbitkannya peraturan walikota. Janji Layanan dan rekomendasi bidang layanan KIA sudah dilakukan antara lain adanya kotak pengaduan di Puskesmas dan dibentuknya tim pelaksana perbaikan di Puskesmas mitra.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
337
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Diterbitkannya Perwako terkait ASI Ekslusfif dan IMD
di Puskesmas.Berikut adalah tabel yang memuat
yang telah disosialisasikan diyakini oleh beberapa
sejumlah pengaduan untuk ditindaklanjuti baik di
informan turut mendorong realisasi Janji Layanan
tingkat Puskesmas maupun lintas sektor.
Tabel 1. Hasil Survei Pengaduan Masyarakat di Dua Puskesmas di Kota Singkawang Pengaduan
338
Solusi Tingkat Puskesmas
Solusi Lintas Sektor
• Alat kontrasepsi gratis masih diperjualbelikan • Sulit mendapatkan alat kontrasepsi gratis
Sosialisasi dan informasi untuk akses alat kontrasepsi, daftar alat kontrasepsi gratis, pengawasan Puskesmas
Sosialisasi dan informasi untuk akses alat kontrasepsi, daftar alat kontrasepsi gratis, pengawasan Puskesmas
PMT Balita & PMT ASI
• PMT berbasis lokal • Costing pengadaan PMT Gibur dan Girang
• Dinas kesehatan mengalokasikan anggaran stok PMT • Pemkot bekerjasama dengan pihak swasta • Dinas kesehatan mempercepat pencairan PMT tepat waktu • Pemantauan oleh Dinas Kesehatan Gibur dan Girang secara berkala
Kader Posyandu kurang aktif
Pembinaan & penguatan kapasitas kader, koordinator dan kerjasama dengan kader
Koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait kelurahan-kecamatan Forum MSF, Dinas Kesehatan, PKK, BPMPKB
Sarana dan peralatan untuk Posyandu
• Sosialisasi ke masyarakat bahwa sarana dan peralatan merupakan bantuan stimulan oleh Dinas Kesehatan& pihak lain • Indentifikasi prasarana yang belum lengkap
Koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait kelurahan-kecamatan Forum MSF, Dinas Kesehatan, PKK, BPMPKB, pihak swasta
Penyaluran Jamkesmas tidak tepat sasaran
Penjelasan dan sosialisasi ke masyarakat
Penyuluhan KIA, Imunisasi, Jampersal
Peningkatan KIA dan sosialisasi ke masyarakat kerjasama dengan MSF
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
Media KIA, sosialisasi dari dinas kesehatan dan dinas terkait
www.kinerja.or.id
Pengaduan
Solusi Tingkat Puskesmas • Pelaksanaan Posyandu tetap berjalan • Diskusi konsep posyandu
Media KIAsosialisasi dari Dinas kesehatan dan dinas terkait
Solusi Lintas Sektor • Dinas kesehatan bekerjasama dengan kelurahan, kecamatan di lokasi posyandu • Pemkot bekerjasama dengan BUMN, swasta untuk peningkatan dan pengembangan posyandu • Mendukung program dan pengembangan oleh sektor lain
Sumber: Laporan OMP Survei Pengaduan Masyarakat Kota Singkawang (2013)
Selain pengguna layanan, yang juga merasakan
penerapan layanan 5S (Senyum, Sapa Salam,
dampak intervensi Janji Layanan ini adalah
Sopan, Santun);dan (9) adanya SOP alur layanan
para petugas Puskesmas. Mereka merasa
dan SOP untuk layanan KIA dan gizi. Penyediaan
bebannya bertambah karena harus memenuhi
alat kontrasepsi oleh Pemda dilakukan pada tahun
1
Janji Layanan tersebut. Keluhan yang umumnya
2013 melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat
langsung ditanggapi adalah aduan non fisik yang
Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB).
berhubungan dengan pelayanan. Adapun aduan
Alat kontrasepsi dalam bentuk pil KB diberikan
yang bersifat fisik belum direspon karena terkendala
kepada masyarakat melalui kader-kader PPKBD.
oleh dana dan SDM. Disisi lain realisasi janji pelayanan telah merespon perubahan-perubahan
Realisasi survei pengaduan di Kota Probolinggo
di Puskesmas, diantaranya: (1) ruang tunggu
dengan dukungan dari organisasi mitra pelaksana
pelayanan umum sudah dipisah dengan ruang
survei pengaduan serta partisipasi multi stakeholder
tunggu KIA; (2) sudah ada ruang laktasi; (3) kotak
forum terus ditingkatkan tidak hanya keaktifannya
pengaduan sudah tersedia; (4) jam pelayanan tidak
tapi juga pengetahuan dan pemahamanya. Proses
molor; (5) tidak ada perbedaan pelayanan antara
pembentukan MSF, sosialisasi, diskusi bersama,
pasien umum dengan pasien Jamkesmas atau
pertemuan koordinasi, pertemuan pembahasan alat
Jamkesda; (6) ada himbauan kepala Puskesmas
monev, dan lain-lain. Awal Maret 2013, perwakilan
mengenai alat kontrasepsi gratis; Selain itu,
anggota MSF mengikuti Lokakarya Penguatan
sudah terdapat (7) Mading ditiap Puskesmas; (8)
MSF selama 3 hari di Malang. Lokakarya ini membahas isu-isu seputar advokasi di bidang
1 Pelayanan yang tepat waktu juga dipengaruhi Perwako No.8 Tahun 2013 tentang disiplin PNS tampaknya berdampak pula pada petugas-petugas kesehatan dengan
pendidikan dan kesehatan. Metode penguatan yang dipakai adalah getuk tular, artinya anggota multi stakeholder forum yang mengikuti lokakarya akan
pelayanan Puskesmas sudah dimulai pada tepat pada pukul
membagi ilmu advokasi tersebut kepada anggota
8 pagi.
MSF lainnya. Agenda MSF selanjutnya adalah
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
339
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
melakukan monitoring dan mengumpulkan data-
Menjelang kegiatan monitoring ke sekolah mitra,
data pendukung mengenai pelaksanaan MBS di
anggota MSF lebih intensif melakukan pertemuan
sekolah-sekolah mitra. Evaluasi MBS ini bertujuan
untuk membahas alat dan metode monitoring dan
untuk melihat sekolah mana yang menerapkan
persiapan lainnya. Tim Organisasi Mitra Pelaksana
MBS dengan baik. Pada tahap awal akan diambil
MBS sudah pernah melakukan monitoring dan
5 sekolah mitra dalam kategori emas. Adapun data
evaluasi di 20 sekolah mitra pada bulan Desember
yang dikumpulkan akan dipakai sebagai bahan
2012 dan Maret 2013. Laporan hasil verifikasi status
untuk melakukan hearing dengan dinas dan DPRD.
realisasi Janji Layanan diuraikan di bawah ini.
Tabel 2. Hasil Verifikasi Status Realisasi Janji Layanan Presentase Perbaikan 2012 Realisasi Janji Pelayanan
Presentase Perbaikan 2013 Realisasi Janji Pelayanan
(%)
(%)
UNIT PELAYANAN Sudah direalisasi
Sedang direalisasi
Belum terealisasi
Sudah direalisasi
Sedang Belum direalisasi Direalisasi
SDN Tisnonegaran 1
67
27
6
88
6
6
SDN Kebonsari Kulon 2
92
4
4
92
4
4
SDN Kanigaran 5
100
0
0
100
0
0
SDN Curahgrinting 1
92
8
0
92
8
0
SDN Kebonsari Wetan 1
81
4
15
81
4
15
SDN Sukoharjo 4
89
11
0
95
5
0
MTSN
70
20
10
97
0
3
SDN Jrebeng Wetan 1
92
8
0
96
4
0
SDN Jrebeng Kulon 2
77
14
9
86
14
0
SDN Kedopok 1
93
4
4
100
0
0
SDN Sumber Wetan 1
39
26
35
78
9
13
SDN Karenglor 2
100
0
0
100
0
0
SMPN 6
78
0
22
95
0
5
SDN Wonoasih 2
84
16
0
89
11
0
SDN Jrebeng Kidul 1
72
24
4
92
4
4
SDN Kedunggaleng
84
8
8
92
0
8
SDN Pakistaji 1
95
0
5
95
0
5
SDN Kedungasem 3
78
13
9
78
13
9
SDN Sumber Taman 1
87
13
0
87
13
0
SMPN 8
86
10
4
95
5
0
Sumber: Laporan OMP Survei Pengaduan Masyarakat Kota Probolinggo (2013)
340
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Dari Tabel 2 di atas, tercatat kemajuan yang cukup
dari kepala sekolah. Meski demikian, hambatan
berarti. Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan
berupa masih lemahnya pemahaman warga sekolah
oleh MSF pada Desember 2012 dan Maret 2013
mengenai penerapan MBS yang berorientasi
menunjukkan beberapa capaian yaitu:
layanan publik dan keterbatasan anggaran merupakan dua hambatan utama dalam realisasi
•
Ada 3 sekolah mitra yang mendapatkan dana
Janji Layanan.
bantuan melalui dinas pendidikan, yaitu: SDN
•
•
Kanigaran 5, SDN Kebonsari Kulon 2, SDN
Selain melakukan monitoring terhadap pemenuhan
Kebonsari Wetan 1
Janji Layanan di tingkat sekolah, MSF juga melakukan
Keluhan mengenai kurangnya media
monitoring terhadap pemenuhan rekomendasi
pembelajaran dan alat peraga sudah
perbaikan yang sudah disampaikan kepada dinas
ditindaklanjuti melalui bantuan dinas pendidikan
terkait. Laporan hasil monitoring oleh MSF juga
yaitu kepada 7 sekolah, yaitu: SDN Sumber
menyebutkan bahwa baik langsung atau pun tidak
Wetan 1, SDN Jrebeng Wetan 1, SDN
langsung rekomendasi yang diajukan oleh sekolah
Tisnonegaran 1, SDN Kedunggaleng, SDN
mitra telah dipenuhi oleh pemerintah melalui dana
Kedungasem, SMPN 6, dan SMPN 8.
DAK dan DAU tahun anggaran 2012. Adapun
Keluhan mengenai meja, kursi dan perabot
rekomendasi pemenuhan sarana ibadah dan
kelas kurang layak sudah ditindaklanjuti dengan
halaman sering becek mendapat tanggapan dari
bantuan kepada 9 sekolah yang mendapatkan
komite sekolah, misalnya di SDN Sukoharjo 4, SMP
bantuan, yaitu SDN Kebonsari Kulon 2, SDN
8 Probolinggo, SDN Tisnonegaran 1.
Kedopok 1, SDN Jrebeng Kulon 2, SDN Jrebeng Wetan 1, SDN Wonoasih 2, SDN Kedungasem 3, SDN Sumber Taman 1, SDN Pakistaji 1, dan SDN Jrebeng Kidul •
Keluhan mengenai kurangnya buku paket sudah ditanggapi oleh beberapa sekolah dengan cara menganggarkan pengadaan buku paket dalam RKAS sekolah.
Pemenuhan janji layanan di Kota Probolinggo dipengaruhi oleh adanya kerja sama antara pemangku kepentingan di sekolah, komitmen yang tinggi dan komunikasi yang intens diantara pemangku kepentingan, serta keinginan yang kuat
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
341
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
Tabel 3. Hubungan Saling Mendukung antara Survei Aduan, SPP, SOP, dan SPM
342
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Catatan: a. Jenis aduan diringkas dan dikelompokkan berdasarkan urutan komponen SPP. b. Komponen SPP #2 persyaratan; #3 sistem, mekanisme, prosedur; #4 jangka waktu penyelesaian; #5 biaya/tarif;#6 produk pelayanan; #7 sarana, prasarana, fasilitas; #8 kompetensi pelaksana; #9 pengawasan internal; #10 penanganan pengaduan, saran, dan masukan; #11 jumlah pelaksana; #12
e. SPM Pendidikan #2 jumlah siswa/rombel; #15 buku paket/siswa; #17 alat peraga IPA; #19 guru bekerja 37,5 jam/minggu; #20 proses pembelajaran 34 minggu/tahun; #21 penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; #22 silabus untuk setiap mata pelajaran; #23 program penilaian untuk peningkatan kemampuan siswa; #24 supervisi kepala sekolah; #25 laporan hasil penilaian siswa; #26 hasil test tengah tahun dan ujian; #27 Manajemen Berbasis Sekolah.
jaminan pelayanan; #13 jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan. c. Janji Layanan dipilih berdasarkan kesesuaiannya dengan perbaikan SPM dan perumusan SOP. d. SPM Kesehatan #1 cakupan ibu hamil; #2 cakupan komplikasi kebidanan; #3 persalinan oleh tenaga kesehatan; #4 pelayanan nifas; #5 neonatus komplikasi; #6 kunjungan bayi; #7 immunisasi; #8 pelayanan balita; #9 makanan pendamping asi; #10 balita gizi buruk; #12 peserta KB aktif; #14 kesehatan dasar pasien miskin; #15 kesehatan rujukan pasien miskin.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
343
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
BAHAN BACAAN 4.6.
Melalui Permendagri 24/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perizinan Terpadu Satu Pintu, Pemerintah Indonesia mulai mempromosikan pembentukan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP atau OSS) untuk perizinan usaha di semua tingkat pemerintahan dalam rangka menyederhanakan
Pengurangan (Jenis) Izin Sebagai Tahap Lanjutan dari Proses Reformasi Perizinan di Instansi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Daerah
proses perizinan. Sebagai konsekuensinya, jumlah kantor PTSP daerah yang dibentuk di Indonesia telah meningkat dari 111 pada tahun 2001-2005 menjadi 404 kantor (76% dari jumlah total) pada tahun 2012. Akan tetapi,hampir 69% kantor PTSP mempunyai wewenang yang terbatas atau tidak mempunyai wewenang sama sekali untuk menerbitkan lebih dari 100 jenis izin di
Pendahuluan
tingkat daerah sehingga kurang bermanfaat bagi pelaku usaha. Kualitas pelayanan juga masih
Kesulitan untuk memulai usaha di Indonesia sudah
buruk. Misalnya, untuk mengurus surat izin usaha
banyak dikeluhkan dunia usaha. Peringkat Indonesia
perdagangan (SIUP) dan tanda daftar perusahaan
untuk indikator ini terburuk dari 10 indikator survei
(TDP), sekitar 40% kantor PTSP membutuhkan
tahunan yang dilakukan International Finance
waktu lebih dari tiga hari (standar nasional) untuk
Corporation (IFC), Doing Business, yaitu ke-
memproses permohonan; sekitar 80% masih
175 (tahun 2014)— lebih rendah daripada tahun
membebankan biaya kepada pemohon (seharusnya
sebelumnya di peringkat ke-171. Secara khusus,
bebas biaya); dan sekitar separuh dari jumlah
dua aspek yaitu jumlah prosedur dan waktu yang
kantor PTSP meminta lebih banyak dokumen
dibutuhkan jauh lebih buruk daripada negara-negara
untuk diajukan oleh pemohon daripada standar
Asia Timur dan Pasifik (EAP) serta anggota OECD.
nasional. Pada dasarnya, kebanyakan pemerintah
Untuk mendirikan usaha baru di Indonesia, sebuah
daerah hanya menggugurkan kewajiban dengan
perusahaan harus menempuh sepuluh prosedur
membentuk PTSP tanpa banyak memperbaiki
(rata-rata 7 prosedur untuk negara EAP dan 5
substansi pelayanan.
prosedur untuk negara OECD) dan membutuhkan
344
waktu 48 hari (rata-rata 38 hari untuk negara EAP
Salah satu komponen penting dalam Program
dan 11 hari untuk negara OECD). Meskipun data
KINERJA dukungan USAID adalah mewujudkan
survei ini dikumpulkan di ibukota negara, Jakarta,
iklim usaha yang lebih Baik (Business Enabling
data tersebut menunjukkan permasalahan nasional
Environment - BEE) dengan melakukan reformasi
dalam proses formalisasi usaha yang cenderung
sistem perizinan melalui pendampingan
berbelit-belit dan korup.
pembentukan dan/atau pengembangan Pelayanan
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Terpadu Satu Pintu (PTSP) di kabupaten/kota.Para
Ketiga, berbagai jenis peningkatan kapasitas—di
organisasi mitra pelaksana (OMP) BEE-KINERJA di
bidang teknis dan budaya pelayanan—akan
8 kabupaten/kota memfasilitasi pemerintah daerah
diberikan kepada staf PTSP dan anggota tim
melakukan hal-hal strategis berikut:
teknis.
(1) Penguatan kelembagaan melalui peningkatan
(3) Memperbaiki tata kelola pelayanan perizinan.
wewenang PTSP. Agar pelayanan perizinan
Kegiatan yang termasuk di sini adalah: (i)
usaha dapat diselenggarakan secara efektif
informasi yang jelas dan transparan tentang
maka PTSP harus menjadi “pelayanan terpadu
waktu, biaya, ketentuan dan prosedur untuk
satu pintu yang nyata” di mana pemohon izin
mengurus setiap jenis izin akan diberikan
tidak perlu mengunjungi kantor lain untuk
kepada sektor swasta, khususnya pemohon izin;
mengurus berbagai jenis izin. Oleh karena itu,
(ii) mekanisme penanganan pengaduan untuk
pemindahan wewenang perizinan instansi teknis
memastikan agar masyarakat yang merasa
kepada PTSP menjadi strategi utama.
tidak puas dapat dengan mudah menyampaikan permasalahannya untuk ditindaklanjuti oleh
(2) Memperbaiki kualitas pelayanan perizinan.
PTSP; dan (iii) survei kepuasan masyarakat
Pertama, prosedur operasional standar (SOP)
dilaksanakan secara berkala untuk menyediakan
dan standar pelayanan (SP) untuk setiap
dasar bagi peningkatan kualitas pelayanan
jenis izin harus dikembangkan dan ditetapkan
secara keseluruhan.
sehingga standar pelayanan tingkat nasional (waktu, biaya dan persyaratan untuk mengurus
(4) Mengurangi jenis izin yang diwajibkan oleh
izin) terpenuhi. SOP juga harus memisahkan
Pemda. Integrasi pelayanan perizinan di
pelayanan front office dan back office untuk
PTSP akan membantu pelaku usaha untuk
memastikan pemisahan wewenang yang jelas
mengurus semua izin yang diperlukan di satu
dan mengembangkan sistem pemeriksaan
tempat. Tetapi, perbaikan nyata iklim investasi
dan keseimbangan (checks and balances).
membutuhkan deregulasi dan penyederhanaan
Kedua, karena PTSP mungkin tidak mempunyai
persyaratan perizinan.
kapasitas teknis yang lengkap untuk memeriksa permohonan izin maka perwakilan dari instansi
(5) Bekerja sama dengan organisasi masyarakat
teknis dipilih untuk mendampingi sebagai
sipil (CSO) dan sektor swasta dalam
anggota “tim teknis” guna membantu PTSP
melaksanakan keempat strategi di atas.
dalam menilai aspek-aspek yang lebih bersifat
KINERJA menyadari bahwa proses perbaikan
teknis dari permohonan izin. Oleh karena itu,
pelayanan perizinan yang dibahas di atas akan
proses keseluruhan tetap berada di bawah
lebih efektif apabila CSO, khususnya sektor
pengawasan PTSP tanpa mengurangi kualitas
swasta, dilibatkan dalam proses perubahan.
penilaian teknis terhadap permohonan izin.
Oleh karena itu, CSO akan dikonsultasikan
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
345
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
secara intensif dalam mengidentifikasi masalah
melakukan pemetaan atau identifikasi setiap izin
dan membahas berbagai alternatif solusi.
dan non-izin yang dikeluarkan oleh seluruh SKPD di Kabupaten Barru. Pemetaan izin difasilitasi oleh YAS
Proses Pengurangan/ Penyederhanaan Jenis Izin di Kabupaten Barru – Sulawesi Selatan Kabupaten Barru di Sulawesi Selatan, menjadi salah satu dari delapan daerah yang mendapatkan pendampingan teknis untuk komponen BEE. Melalui organisasi mitra pelaksananya di daerah, Yayasan Adil Sejahtera (YAS) Makassar, pendampingan yang dimulai pada sejak 2011 bertujuan untuk memperkuat Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal (KP3M) dalam memberikan pelayanan terpadu untuk perizinan dan nonperizinan yang lebih baik kepada masyarakat, khususnya pelaku usaha. Hasil survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada akhir tahun 2011 yang dilaksanakan oleh mitra KINERJA, YAS Makassar, bekerja sama dengan KP3M menunjukkan bahwa kepastian jadwal, biaya, serta persyaratan perizinan menjadi 3 hal yang mendapatkan skor terendah dari 14 unsur pelayanan yang ditanyakan kepada pelaku usaha di Barru.
Pemetaan Izin dan Analisis Regulasi Tahapan penting yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan menjadi prasyarat sebelum Tim melakukan proses penyederhanaan, adalah
346
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
dengan keterlibatan aktif staf KP3M, Bagian Hukum, SKPD teknis terkait, serta pemangku kepentingan non-pemerintah-CSO, asosiasi usaha, bahkan media lokal. Secara paralel, pemerintah daerah, di bawah koordinasi Bagian Hukum juga melakukan identifikasi dan analisis regulasi terkait perizinan agar bisa melakukan pengelompokan rumpun kewenangan. Melakukan identifikasi dan analisis regulasi perizinan serta menyusun peta izin bukanlah sesuatu yang sederhana karena kecenderungan pemerintah daerah tidak memilik database yang baik sehingga seringkali informasi yang dicari tidak ditemukan. Pemerintah daerah berhasil mengidentifikasi sebanyak 129 jenis izin dan non izin di Kabupaten Barru setelah mengumpulkan dan membaca dasar hukum yang menjadi rujukan. Ke 129 izin tersebut masuk ke dalam 19 rumpun kewenangan sektoral, yang sebagian besar belum dilimpahkan ke KP3M/ PTSP (Lihat Tabel 1). Dalam peta izin, Pemda harus melengkapi informasi tentang dasar hukum rujukan (baik daerah maupun nasional), jenis persyaratan, serta waktu dan biaya yang diperlukan (lihat contoh format peta izin pada Tabel 2). Apabila peta izin sudah lengkap, rangkaian diskusi teknis dengan partisipan yang multipihak diselenggarakan untuk bersama sama menganalisis peta izin dengan satu tujuan besar yaitu melakukan pengurangan atas jenis izin dan jumlah prosedur atau persyaratan, serta waktu dan biaya yang ditetapkan.
www.kinerja.or.id
Tabel 1. Hasil Analisis Regulasi: Pengelompokan Rumpun Kewenangan Perizinan di Kabupaten Barru
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
347
348
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar (HO), bagi usaha yang memerlukan;
UU No. 09/1995
4
3
b. Foto Copy Undang-undang Gangguan/
UU No. 01/1995
tahun 2002
Usaha
c. NPWP d. Surat keterangan domisili e. Surat keterangan dari pemerintah setempat f. Surat pernyataans umur IPR max 25 m g. Surat pernyataan menggunakan pompa
2009
Perda tentang
pertambangan
mineral dan
batu bara
dalam proses
penetapan
Rakyat (IPR)
nilai kompensasi data
k. Bukti pembayaran pencetakan peta atau
j. Surat persetujuan lingkungan
perlindungan pengelolaan lingkungan
i. Pernyataan mematuhi peraturan
bahan peledak
h. Surat pernyataan tidak pakai alat berat dan
mekanik max. 25 HP
b. Peta lokasi WPR
a. Surat permohonan
Belum ada SOP
UU No.4 tahun
Rancangan
Sama dengan SIUP (Satu Paket)
Pertambangan
Gratis
Izin
5 hari
PP No. 66/2001
tahun 2002
UU No. 03/1992
Perda No. 6
f. Surat Keterangan Usaha dari Desa
e. Materai 6000 2 (dua) lembar;
d. Pas Photo Warna 3 x 4 cm 3 (tiga) lembar;
c. Foto Copy Surat IjinTempat Usaha;
Perusahaan
UU No. 03/1982
a. Foto Copy KTP 2 (dua) Lembar;
d. NPWP
Gratis
(terlampir) 5 hari
c. Denah (Gambar) Lokasi
PP No. 19/1997
Tanda Daftar
Perdagangan
UU No. 25/1992
Perda No. 5
Surat Izin
2
b. Gambar Desain Reklame
Gratis. Biaya Pajak
UU No. 19/1997
a. Foto Copy KTP
tahun 1998
Retribusi Izin
UU No. 18/1997
3 hari
Persyaratan yang harus dipenuhi
Perda No 4
Biaya
Waktu Proses
Pajak Reklame
Regulasi Nasional yang menjadi Konsideran
1
No & Tahun Peraturan
Tipe Izin atau Non Izin
No
Tabel 2. Contoh Format Tabel Peta Izin Kabupaten Barru
Bupati
izin oleh :
Tandatangan
Energi
bangan &
Dinas Pertam
oleh :
lingkungan
finansial,
administratif,
teknis,
Evaluasi
KP3M
KP3M
KP3M
Instansi Berwenang
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
www.kinerja.or.id
Hapus – Gabung – Sederhanakan (HGS) Proses penyederhanaan merujuk kepada peta izin
pelaku usaha sudah bisa mendapatkannya ketika mengurus SITU, HO, dan TDP. • Menggabungkan/mengelompokkan izin atau non-izin yang fungsinya sejenis.
yang sudah dibuat sebelumnya oleh pemerintah daerah (Lihat Tabel 2). Penyederhanaan atau
o Tiga izin sektor perhubungan, yakni Izin
pengurangan izin dan non-perizinan dilakukan
Usaha Ekspedisi, Isin Usaha Bongkar
dengan prinsip H-G-S-L (Hapus, Gabung,
Muat, dan Izin Usaha Jasa Angkutan
Sederhanakan, Limpahkan). Dalam prosesnya,
disatukan menjadi satu yaitu Izin Trayek.
pemerintah daerah melibatkan Forum Daerah
Terkait usaha, para pelaku usaha cukup
Usaha Kecil Menengah (Forda UKM), Himpunan
menggunakan SITU, HO, SIUP dan TDP.
Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), serta beberapa pelaku usaha lain yang menjadi responden survei
•
IKM untuk memberi masukan dan validasi atas izin-
Menyederhanakan prosedur dan persyaratan yang dibutuhkan.
izin yang memberatkan masyarakat dan dianggap tidak perlu.
•
Melanjutkan pelimpahan kewenangan pemrosesan dan penandatanganan izin dan
•
Menghapus izin atau non-izin dengan kriteria: (i)
non-izin yang masih berada di SKPD kepada
yang sudah tidak berlaku lagi; (ii) yang disertai
KP3M. Pelimpahan kewenangan menjadi
pungutan retribusi yang dilarang oleh UU No.
salah satu prasyarat untuk keberhasilan proses
28/2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
penyederhanaan izin. Jika kewenangan masih
Daerah. Untuk kasus ini, bisa saja dokumen
tersebar, akan sulit bagi pemerintah daerah
izin tetap ada, untuk pengaturan, namun
untuk mendudukkan sekian banyak SKPD (dan
retribusinya dihapuskan; (iii) yang tidak sesuai
tentu saja kepentingan) guna memperoleh
dengan situasi dan kondisi kebutuhan terkini.
konsensus untuk menghapuskan/mengurangi izin-izin (termasuk prosedur/persyaratan, waktu,
o Dari dua puluh lebih izin sarana kesehatan
dan biaya).
dan sarana penunjang kesehatan serta izin terkait usaha kesehatan semua dihapuskan
Berdasarkan rekomendasi dari pertemuan-
dan cukup menggunakan SITU, SIUP dan
pertemuan untuk analisis penyederhanaan izin,
TDP. Namun dalam proses administrasinya
pemerintah daerah mengeluarkan sebuah peraturan
mensyaratkan rekomendasi yang
daerah baru terkait izin-izin non retribusi. Perda
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan melalui
No 2/2012 tentang Penyelenggaraan Izin Non
Tim Teknis.
Retribusi yang ditandatangani pada bulan April
o Demikian pula halnya dengan Izin Usaha Pariwisata dan Izin Usaha Peternakan, para
www.kinerja.or.id
2012 ini menjadi dasar hukum baru bagi KP3M untuk memroses 14 jenis izin yang sebelumnya
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
349
SESI 4 . Instrumen Penguatan Penyedia dan Pengguna Layanan dalam Tata Kelola Sektor
diikuti dengan kewajiban membayar retribusi bagi
dan SKPD teknis terkait, narasumber juga berasal
pemohon izin. Perda ini sekaligus menunjukkan
dari LSM, asosiasi atau pelaku usaha yang menjadi
komitmen Pemda dalam mematuhi mandat UU
peserta pada diskusi-diskusi sebelumnya.
28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang hanya mengizinkan pungutan retribusi
Secara perlahan lahan dan bertahap, akhirnya
pada 4 jenis izin saja.
KP3M menerima pelimpahan kewenangan untuk total 129 jenis izin dan non-izin, dan berhasil
Untuk mensosialisasikan proses reformasi perizinan,
menyederhanakannya sehingga sejak pertengahan
mulai dari pelimpahan kewenangan SKPD sampai
2013 total perizinan dan non-perizinan yang
dengan penyederhanaan serta pengurangan izin,
diproses di KP3M hanya sebanyak 22 jenis saja,
pemerintah daerah melakukan rangkaian pertemuan
sebagaimana diatur pada SK Bupati Barru No 266/
dengan masyarakat di tujuh kecamatan dan
KP3M/VI/2013 tentang Pelimpahan Kewenangan
mendiseminasikan melalui empat kali talkshow di
Penandatanganan Perizinan kepada Kepala KP3M
Radio IGA FM Barru. Selain staf YAS, KP3M (PTSP)
Kabupaten Barru.
Tabel 3. Daftar Izin dan Non-iIzin yang ditangani oleh KP3M (berlaku mulai Juni 2013) No
350
Jenis Izin dan Non Izin
No
Jenis Izin dan Non Izin
1
Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
12
Izin Usaha Industri (IUI)
2
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
13
Izin Pengelolaan Air Tanah
3
Izin Gangguan (HO)
14
Izin Pendirian Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Swasta
4
Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
15
Izin Lingkungan
5
Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)
16
Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu pada Hutan Produksi
6
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
17
Izin Pemanfaatan Penggunaaan Tanah
7
Izin Penyelenggaraan Reklame
18
Izin Penelitian
8
Izin Trayek
19
Izin Pemakaian Kios, Lods, dan Pelataran
9
Izin Usaha Perikanan
20
Izin Pertambangan Rakyat
10
Tanda Daftar Gudang (TDG)
21
Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi
11
Tanda Daftar Industri (TDI)
22
Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Rangkaian upaya perbaikan yang dilakukan,
perizinan di PTSP sebagaimana dilaksanakan
khususnya upaya penting untuk penyederhanaan
dan disebarluaskan oleh Program KINERJA juga
(jenis) izin, bisa tercremin dari peningkatan skor
sejalan dengan kebijakan dan menjadi perhatian
IKM. Terjadi kenaikan dari 77,6 (IKM 2011, kategori
pemerintah. Hal ini bisa dilihat dari Surat Edaran
Baik), menjadi 82,2 (IKM 2013, kategori Sangat
Menteri Dalam Negeri No 500/5961/SJ tertanggal
Baik). Bila pada survei 2011, Unsur Prosedur,
30 Agustus 2013, tentang Kebijakan Stabilisasi
Persyaratan dan Biaya menjadi 3 unsur yang
dan Pertumbuhan Ekonomi yang menyerukan
mendapat skor terendah, maka pada survei 2013,
percepatan penyederhanaan perizinan investasi
unsur Prosedur dan Persyaratan sudah tidak lagi
melalui optimalisasi penyelenggaraan PTSP di
berada di posisi tiga terendah.
daerah. Apabila di sebuah daerah pembentukan kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
Penyederhanaan Jenis dan Prosedur Izin di Daerah KINERJA Lainnya Selain di Kabupaten Barru, proses penting pengurangan jenis izin yang difasilitasi oleh para organisasi mitra pelaksana Program KINERJA komponen BEE juga terjadi di daerah-daerah berikut ini: •
Kabupaten Aceh Singkil (Aceh), dari 52 menjadi Kabupaten Melawi (Kalimantan Barat), dari 59 menjadi 23 jenis izin
•
Kabupaten Tulungagung (Jawa Timur), dari 104 menjadi 32 jenis izin
•
kewenangan perizinan dari SKPD teknis, maka daerah tersebut didorong untuk: (i) Menyusun dan menerapkan Standard Operating Procedures; (ii) Melakukan penyederhanaan jenis dan prosedur, dan (iii) Mengurangi waktu dan biaya. Semakin banyak daerah yang mereplikasi upayaupaya penyederhanaan dan pengurangan (jenis)
16 jenis izin •
sudah terjadi dan sudah diikuti oleh pelimpahan
Kabupaten Pinrang (Sulawesi Selatan), dari 76
izin, maka semakin optimal keberadaan PTSP dan semakin riil perbaikan layanan yang diterima oleh masyarakat. Dengan demikian, kita semua berharap reformasi perizinan tidak berhenti pada pembuatan regulasi dan pembangunan kantor PTSP yang megah tanpa kewenangan yang berarti, atau bagai macan tanpa gigi.
menjadi 27 jenis izin •
Kabupaten Sinjai (Sulawesi Selatan), dari 66 menjadi 25 jenis izin
Pentingnya penyederhanaan dan pengurangan jenis izin sebagai tahap lanjutan dari reformasi
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
351
Pelembagaan Tata Kelola Sektor dalam Pelayanan Publik
www.kinerja.or.id
5
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
353
SESI 5
Gambaran Umum Sesi ini memberikan contoh instrumen untuk
Pelembagaan Tata Kelola Sektor dalam Pelayanan Publik
melembagakan tata kelola sektor dalam pelayanan publik, yaitu Analisis Kekuatan Diri (yang selanjutnya dipahami sebagai analisis lingkungan strategis) dan mengintegrasikannya ke dalam siklus manajemen PDCA (Plan, Do, Check, Act) dan Improve. Analisis Kekuatan Diri membantu memetakan praktik baik dan langkah adaptasinya dalam konteks lokal. Penerapan Analisis Kekuatan Diri dan integrasinya ke dalam siklus PDCA akan diwujudkan dalam bentuk action plan. Sesi ini juga akan memperkenalkan konsep pengembangan diri melalui manajemen energy dan
Penerapan Analisis Kekuatan Diri dan integrasinya ke dalam siklus PDCA akan diwujudkan dalam bentuk action plan .........
waktu yang diadopsi dari buku Seven Habits of Highly Effective People by Steven R Covey.
Tujuan Sesi 1. Pelatih memahami langkah-langkah strategis dalam mengadopsi dan mengadaptasi praktik baik tata kelola sektor pelayanan publik. 2. Pelatih mampu mengidentifikasi perbandingan antara praktik baik dan kondisi saat ini dalam tata kelola pelayanan publik. 3. Pelatih mampu menerapkan model perbaikan yang berkesinambungan dengan menggunakan hasil analisis praktik baik.
354
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Bahan dan Alat
1. Media Pelatihan: Komputer dan LCD, Papan + Kertas Flipchart 2. Alat Tulis: Kertas untuk mencatat, Spidol, Pensil atau Ballpoint 3. Bahan Paparan, Lembar Kerja, dan Bahan bacaan
Alur Sesi (315 menit)
Pengantar (5 menit)
Keterkaitan (5 menit)
Penerapan (260 menit)
Refleksi (15 menit)
Kelanjutan (30 menit)
Rencana Sesi Waktu
Alur
5
Pengantar
Isi • •
•
5
www.kinerja.or.id
Keterkaitan
Materi
Mengingatkan kembali atas langkah adopsi dan adaptasi praktik baik yang dikemukakan pada Sesi 3. Untuk menjadikan praktik baik yang diadopsi/diadaptasi menjadi “kebiasaan” di lingkungan kerja, maka ada proses pelembagaan. Memperkenalkan proses perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) dan analisis kekuatan diri yang digunakan dalam penyusunan rencana aksi untuk pelembagaan tata kelola sektor.
• PPT 5.1
Rencana aksi pelembagaan praktik baik sebagai upaya sustainability “sikap/karakter” untuk terus memperbaiki/
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
355
Sesi 5: Pelembagaan Tata Kelola Sektor dalam Pelayanan Publik
Waktu
Alur
Isi
Materi
mempertahankan kualitas pelayanan publik berdasarkan standar tertentu.
260
Penerapan
(80 Menit) Penjelasan dan tanya jawab: 1. Langkah mengadopsi dan mengadaptasi praktik yang baik 2. Menggunakan proses perbaikan terus menerus dan Analisa Kekuatan Diri (AKD)
• PPT 5.1 • LK 5.1 • BB 5.1
(120 Menit) Action planning menurut lingkungan kerja masingmasing peserta (60 Menit) Presentasi dan tanggapan atas rencana aksi (seluruh kelompok presentasi) 15
• •
Melihat kembali apakah tujuan sesi tercapai Mintalah peserta memberikan umpan balik
30
Bagian ini merupakan kulminasi proses belajar dan latihan penerapan pendekatan tata kelola sektor dalam pelayanan publik. Untuk memperoleh gambaran pemahaman peserta atas tata kelola sektor dalam pelayanan publik, maka dilakukan kembali Penilaian Mandiri. Bagian berikutnya adalah evaluasi atas proses dan hasil pelatihan.
356
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Powerpoint dan Catatan Fasilitator
Pelembagaan Tata Kelola Sektor dalam Pelayanan Publik
1
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
357
Sesi 5: Pelembagaan Tata Kelola Sektor dalam Pelayanan Publik
Tujuan Sesi 1. Pelatih memahami langkah-langkah strategis dalam mengadopsi dan mengadaptasi praktik baik tata kelola sektor pelayanan publik. 2. Pelatih mampu mengidentifikasi perbandingan antara praktik baik dan kondisi saat ini dalam tata kelola pelayanan publik. 3. Pelatih mampu menerapkan model perbaikan yang berkesinambungan dengan menggunakan hasil analisis praktik baik. 2
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan apa saja yang menjadi tujuan sesi.
Inti uraian: Tujuan sesi terdiri dari: 1. Pelatih memahami langkah-langkah strategis dalam mengadopsi dan mengadaptasi praktik baik tata kelola sektor pelayanan publik. 2. Pelatih mampu mengidentifikasi perbandingan antara praktik baik dan kondisi saat ini dalam tata kelola pelayanan publik. 3. Pelatih mampu menerapkan model perbaikan yang berkesinambungan dengan menggunakan hasil analisis praktik baik.
358
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Pokok Bahasan 1. Langkah mengadopsi dan mengadaptasi praktik baik. 2. Membandingkan praktik baik yang telah diidentifikasi dalam lokakarya/pelatihan dengan praktik saat ini. 3. Menggunakan proses perbaikan terus menerus dan analisa kekuatan diri (AKD). 4. Rencana tindak lanjut. 3
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan apa saja yang menjadi pokok bahasan sesi
Inti uraian: Pokok bahasan dalam sesi ini terdiri dari: 1. Langkah mengadopsi dan mengadaptasi praktik baik 2. Membandingkan praktik baik yang telah diidentifikasi dalam lokakarya/pelatihan dengan praktik saat ini 3. Menggunakan proses perbaikan terus menerus dan analisa kekuatan diri (AKD) 4. Rencana tindak lanjut.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
359
Sesi 5: Pelembagaan Tata Kelola Sektor dalam Pelayanan Publik
Analisis Kekuatan Diri Analisis Lingkungan Strategic dalam Pelayanan Publik Mendukung
Menghambat
Rencana
4
Mengapa slide ini penting? Slide ini memperkenalkan sebuah pendekatan dalam mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang mendukung dan menghambat, yang perlu dipertimbangkan ketika merencanakan perbaikan/perubahan.
Inti uraian: Analisis Kekuatan Diri merupakan pendekatan untuk: •
Mengidentifikasi kekuatan dan faktor-faktor yang mendukung atau menghambat penyelesaian suatu isu/ masalah.
•
Memperkuat faktor-faktor pendukung (kekuatan pendukun) sehingga dapat diterapkan.
•
Mengelola, mengurangi atau menghilangkan yang negatif (kekuatan penghambat).
•
Memprioritaskan faktor-faktor pada setiap sisi “neraca” guna menentukan pendekatan dalam mengelola, menghilangkan atau mengurangi hambatan yang potensial (kekuatan penghambat).
360
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Kriteria Praktik Baik
5
Mengapa slide ini penting? 1. Memberikan informasi mengenai latar belakang proses perbaikan terus-menerus melalui: Plan (rencana), Do (penerapan), Check (periksa), Act (tindakan). 2. Mengedapankan bahwa perubahan/pembangunan merupakan sebuah proses dinamis yang memerlukan perbaikan terus menerus yang berfokus pada: akhir dari satu putaran siklus langsung mengalir ke awal siklus berikutnya – ide dari sebuah perbaikan yang berjalan terus.
Inti uraian: Dikenal sebagai Siklus Shewhart – awalnya merupakan alat untuk memeriksa kualitas (pada sektor manufaktur). 1. PLAN (RENCANA): Menyusun, merancang, merevisi komponen proses usaha untuk meningkatkan hasil – tahap penting dalam setiap proses perbaikan. 2. DO (PENERAPAN): Menerapkan dan mengukur kinerja. 3. CHECK (PERIKSA): Memonitor, mereviu, menilai kinerja dan laporan untuk para pengambil keputusan. 4. ACT (TINDAKAN): Menentukan perubahan yang dibutuhkan untuk perbaikan; menyusun RENCANA perbaikan – siklus berlanjut.............
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
361
Sesi 5: Pelembagaan Tata Kelola Sektor dalam Pelayanan Publik
Dimana Anda Menghabiskan Waktu dan Tenaga Anda? Lingkaran Kepedulian Lingkaran Pengaruh
Lingkaran Kendali
6
Mengapa slide ini Penting? Lingkaran menggambarkan rentang kendali dan pengaruh yang dimiliki individu serta memperlihakan pengaruh eksternal berupa kepedulian yang tidak bisa dikuasai individu. Gambaran ini digunakan oleh Steven Covey dalam bukunya: Seven Habits of Highly Effective People untuk membantu orang memahami di mana mereka menghabiskan waktu dan energi mereka dan untuk memperlihatkan bagaimana mereka dapat meningkatkan lingkaran kendali mereka melalui penggunaan teknikteknik mempengaruhi.
Inti uraian: • •
•
362
1 Lingkaran yang di tengah mewakili apa yang ada dalam kendali diri kita, yaitu cara kita mengelola diri sendiri. 2 Lingkaran kedua mewakili apa yang ada dalam pengaruh Anda. Semakin besar lingkaran, semakin besar pengaruhnya. Covey memposisikan pemimpin/mereka yang sangat efektif akan berpikir dan bertindak sebagian besar dalam lingkaran pengaruh mereka. Mereka memfokuskan waktu dan tenaganya pada isu-isu dimana mereka benar-benar bisa melakukan perbedaan/perubahan. Dengan demikian, secara bertahap mereka memperluas lingkaran pengaruhnya sejalan dengan meningkatnya kekuasaan dan rasa hormat. Kualitas kepemimpinan meliputi: visi dan kegigihan; kreativitas dan inovasi; perhatian dan kepedulian pada orang lain; memberikan contoh dengan melakukan; penuh inisiatif dan praktis. 3 Lingkaran ketiga mewakili konteks kepedulian eksternal dimana individu tidak punya pengaruh atasnya, misalnya Krisis Keuangan Global. Tingkat stres yang tinggi umumnya didapati pada individu yang sebagian besar waktunya dicurahkan pada lingkaran ini.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Keterkaitan Materi Pelatihan dengan Sasaran yang Akan Dicapai Mengaitkan dengan cara merunut kembali pada tujuan pelatihan: • meningkatkan kesadaran terhadap praktik-praktik baik berkaitan dengan tata kelola sektor; • meningkatkan pemahaman mengenai syarat-syarat untuk tata kelola dan penyediaan pelayanan pendidikan, kesehatan dan PTSP yang baik; • mengadaptasi praktik-praktik baik guna mendukung tata kelola pelayanan publik. 7
Mengapa slide ini Penting? Slide ini menegaskan pentingnya memahami korelasi sasaran-sasaran awal pembahasan dengan tujuan pelembagaan yang akan dicapai.
Inti uraian • • •
Sebutkan kembali masing-masing sasaran yang telah diidentifikasi dalam sesi awal pelatihan di hari Pertama. Petakan jarak antara pencapaian (hasil yang telah diperoleh) dengan proses yang telah terjadi. Berikan Penjelasan kepada peserta (tanpa pretensi memberikan penyimpulan akhir), faktor-faktor yang menyebabkan “gap” tersebut terjadi dan cara untuk mendekatkan delta dimaksud.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
363
Sesi 5: Pelembagaan Tata Kelola Sektor dalam Pelayanan Publik
Penerapan Pelembagaan 1 Memperkenalkan dan menjelaskan siklus Rencana, Penerapan, Periksa, Tindakan (Plan, Do, Check, Act/ PDCA) guna perbaikan terus-menerus. • Jelaskan bahwa proses perbaikan berjalan dinamis – akhir dari satu putaran siklus langsung menjadi awal dari siklus berikutnya. • Tekankan bahwa: -- Penyusunan rencana harus dianggap sebagai salah satu bagian terpenting siklus -- Sesi ini fokus pada penyusunan rencana untuk menjadi lebih baik/berubah.
Kegiatan: 1. Reviu ‘Self-Assessment’ Minta pelatih untuk: • Melihat kembali lembar “Self-Assessment” masing-masing yang telah dilengkapi di awal lokakarya; • Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki mengenai praktik baik tentang Tata Kelola Pelayanan Publik, mana yang dapat diadaptasi/diperbaiki; • Menjelaskan konsep “Lingkaran Kendali, Lingkaran Pengaruh, dan Lingkaran Kepedulian”; • Identifikasi kegiatan-kegiatan yang dapat diadaptasi/diperbaiki yang berada dalam “lingkaran kendali” dan “lingkaran pengaruh” mereka. 8
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan metode dan jenis kegiatan dalam penerapan konsep PDCA
Inti uraian
364
•
Jelaskan tahapan latihan dan tujuan yang akan dicapai
•
Minta peserta untuk berkelompok seperti instruksi di atas
•
Bagikan lembar Handout latihan untuk peserta
•
Lakukan urutan kegiatan seperti direkomendasikan dalam rencana sesi 5 ini.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Application (Penerapan) 2 2. Perbaikan Terus Menerus: Siklus PDCA • Memperkenalkan siklus PDCA dan menegaskan kembali pentingnya mengalokasikan waktu yang cukup pada tahap perencanaan – ini merupakan dasar/pondasi dari semua yang akan dilakukan. • Jelaskan bahwa perubahan berjalan dinamis dan proses akan terus berlangsung. Akhir dari satu siklus mengalir langsung ke awal siklus berikutnya = perbaikan terus-menerus. 9
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan metode dan jenis kegiatan dalam penerapan konsep PDCA
Inti uraian •
Jelaskan tahapan latihan dan tujuan yang akan dicapai
•
Minta peserta untuk berkelompok seperti instruksi di atas
•
Bagikan lembar Handout latihan untuk peserta
•
Lakukan urutan kegiatan seperti direkomendasikan dalam rencana sesi 5 ini.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
365
Sesi 5: Pelembagaan Tata Kelola Sektor dalam Pelayanan Publik
Application (Penerapan) 3 3. Analisis Kekuatan Diri: AKD (Force Field Analysis: FFA) • Penjelasan tentang AKD: • Sebuah ‘alat’ untuk membantu dilakukannya perbaikan terus-menerus. Kegiatan: a. Kelompok besar: • Jelaskan Handout tentang Proses Analisis Kekuatan Diri: • Minta pelatih memberikan contoh berdasarkan pengalaman masing-masing ketika Anda mendiskusikan setiap tahapan proses. • Ajukan pertanyaan langsung: Perubahan apa yang dapat Anda lakukan dalam pekerjaan Anda sehari-hari guna memastikan dilakukannnya praktik transparansi dan akuntabilitas yang baik? b. Tugas individu: Minta pelatih untuk mengisi template AKD. c. Kelompok Besar: Minta pelatih untuk mengungkapkan peluang-peluang perbaikan dan strategi untuk mengurangi/ menghilangkan kekuatan penghambat atau memperkokoh kekuatan pendukung.
10
Mengapa slide ini penting? Menjelaskan metode dan jenis kegiatan dalam penerapan konsep PDCA
Inti uraian
366
•
Jelaskan tahapan latihan dan tujuan yang akan dicapai
•
Minta peserta untuk berkelompok seperti instruksi di atas
•
Bagikan lembar Handout latihan untuk peserta
•
Lakukan urutan kegiatan seperti direkomendasikan dalam rencana sesi 5 ini.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Refleksi Kegiatan: • Mintalah pelatih untuk melakukan refleksi atas: - -
Ide/teknik yang akan mereka gunakan dalam pekerjaan mereka Cara-cara yang mereka gunakan untuk mempengaruhi sekitarnya dalam mengintegrasikan pendekatan tata kelola pelayanan publik yang baik ke dalam pekerjaan mereka.
• Rencana aksi – Praktik baik dan perbaikannya. -
Minta pelatih untuk menyusun rencana aksi mereka sendiri - yang mencantumkan indikator keberhasilan – gunakan template kosong Rencana Aksi. 11
Mengapa slide ini penting? Slide ini memastikan fasilitor memberikan ruang yang cukup bagi peserta untuk melakukan evaluasi pencapaian pemahaman, sekaligus meminta peserta memberikan input dan saran untuk pengkayaannya.
Inti uraian •
Ajukan pertanyaan kepada peserta berkaitan dengan sasaran-sasaran, seperti telah dicantumkan dalam permulaan sesi.
•
Pastikan peserta memberikan feedback secara objectives sehingga level pencapaian penyampaian materi dapat diukur.
•
Peserta diminta untuk mengisi lembar kerja 8, yang berisikan rencana aksi peserta setelah mengikuti lokakarya selama dua hari ini.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
367
Sesi 5: Pelembagaan Tata Kelola Sektor dalam Pelayanan Publik
Evaluasi Tingkat Reaksi Kegiatan: Evaluasi tingkat reaksi •
Minta pelatih untuk melengkapi form evaluasi
12
Mengapa slide ini penting? Memberikan gambaran level kepuasan peserta setelah mengikuti lokakarya dua hari
Inti uraian Simpulkan evaluasi tingkat reaksi peserta terhadap materi yang dievaluasikan:
368
•
Terhadap fasilitator
•
Fasilitasi materi
•
Fasilitasi akomodasi
•
dll.
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Penutupan Pelatihan •
Menegaskan kembali tujuan sesi dan hal-hal penting dari kegiatan dan diskusi yang menyangkut perubahan yang diperlukan guna perbaikan dalam hal transparansi dan akuntabilitas serta tata kelola pendidikan.
•
Ucapkan terima kasih pada para pelatih atas partisipasinya.
13
Mengapa slide ini penting? Menegaskan pentingnya lokakarya dan mengucapkan selamat berpisah.
Inti uraian 1. Sampaikan kemajuan proses belajar yang telah ditempuh peserta dan berbagai proses perubahan yang harus dilakukan di daerah masing-masing. 2. Sampaikan delta yang memerlukan fokus dalam perbaikan di daerah masing-masing. 3. Ucapkan banyak terima kasih atas kerjasamanya dan partisipasi aktif selama kegiatan berlangsung. 4. Ucapkan selamat jalan.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
369
Sesi 5: Pelembagaan Tata Kelola Sektor dalam Pelayanan Publik
TERIMA KASIH
14
370
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Panduan dan Lembar Kerja Panduan Fasilitator
Judul
Next Step
Tujuan
Mengidentifikasi praktik dan strategi tata kelola pelayanan yang baik di sektor pendidikan, kesehatan dan dan PTSP serta mengadaptasi praktik-praktik tersebut ke dalam konteks pemerintah daerah yang bersangkutan.
Waktu
120 menit
Tahapan
•
Mengidentifikasi kondisi sebenarnya di daerah masing-masing saat ini
Kegiatan
•
Melihat kembali lembar “Self-Assessment” masing-masing yang telah dilengkapi pada awal lokakarya;
•
Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki mengenai praktik baik tentang transparansi dan akuntabilitas, pertimbangkan mana yang dapat diadaptasi/ diperbaiki;
•
Dengan mengacu pada konsep “Lingkaran Kendali, Lingkaran Pengaruh, dan Lingkaran Kepedulian”; Identifikasi kegiatan-kegiatan yang dapat diadaptasi/ diperbaiki yang berada dalam “lingkaran kendali” dan “lingkaran pengaruh” mereka.
•
Identifikasi kendala-kendala yang mungkin dihadapi dalam usaha mengadaptasi/memperbaiki kondisi saat ini.
•
Identifikasi cara/strategi yang bisa/akan dilakukan dalam mengelola kendala tersebut.
Lembar Kerja
Lihat halaman berikut
Simpulan
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
371
No
372
Kondisi saat ini
Kesenjangan terhadap Good Practices
Rencana Mengatasi Kesenjangan Kendala
Strategi Mengelola Kendala
Buatlah rencana aksi dan strategi Anda untuk mengatasi kendala-kendala yang telah diidentifikasi baik di lingkungan kerja Anda
Sesi 5: Pelembagaan Tata Kelola Sektor dalam Pelayanan Publik
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
BAHAN BACAAN 5.1. Analisis Kekuatan Diri Tujuan: Membantu mengidentifikasi kekuatan dan faktor-faktor yang mendukung atau mempercepat pencapaian kemajuan rencana di dalam proses perencanaan tindak lanjut.
Tahapan Proses: Tahap 1: Mengidentifikasi peluang untuk menjadi lebih baik - mengacu pada praktik-praktik baik dalam bidang transparansi, akuntabilitas, dan good governance; kemudian menuliskannya ke dalam kolom yang sesuai pada template. Pastikan yang ditulis mencakup: - - -
kondisi saat ini. kondisi yang diharapkan (target atau kondisi ideal). kesenjangan antara kondisi sekarang dengan kondisi yang diinginkan/ideal.
Tahap 2:
Tahap 3:
a. Tuliskan faktor atau kekuatan utama yang dapat membantu Anda mencapai kondisi yang diinginkan/ideal. b. Buat catatan pada setiap faktor untuk menunjukkan tingkat intensitas: R (rendah), S (sedang), T (tinggi). c. Identifikasi tindakan-tindakan untuk memperkokoh faktor pendukung.
a. Tuliskan faktor atau kendala utama yang akan menghambat usaha Anda mencapai kondisi yang diinginkan/ideal. b. Buat catatan pada setiap faktor untuk menunjukkan tingkat intensitas: R (rendah), S (sedang), T (tinggi). c. Identifikasi hal-hal yang dapat mengurangi atau menghilangkan faktor penghambat.
Mendukung
RENCANA AKSI: PERBAIKAN BERDASARKAN PRAKTIK BAIK
Menghambat
Tips: Untuk mengatasi “Hambatan untuk Berubah”, perhatikan bahwa hanya dengan mengedepankan faktor pendukung atau faktor positif saja terkadang justru memberikan efek yang berlawanan. Akan lebih baik jika menghilangkan hambatan – atau menguranginya.
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
373
Sesi 5: Pelembagaan Tata Kelola Sektor dalam Pelayanan Publik
Template Analisis Kekuatan Diri Peluang untuk Menjadi Lebih Baik:
Faktor pendukung dan tingkat intensitas (Tinggi, Sedang, Rendah)
Faktor penghambat dan tingkat intensitas (Tinggi, Sedang, Rendah)
RENCANA AKSI: PERBAIKAN BERDASARKAN PRAKTIK BAIK
374
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Evaluasi Pelatihan
www.kinerja.or.id
6 Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
375
SESI 6 Evaluasi Pelatihan
Panduan dan Lembar Kerja Panduan Fasilitator Judul
Evaluasi
Tujuan
• • •
Untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta akan materi pelatihan. Untuk mengetahui apakah harapan yang dibawa peserta pada awal pesertaan dapat terpenuhi setelah mengikuti pelatihan ini. Untuk mengetahui pendapat peserta tentang penyelenggaraan pelatihan secara keseluruhan.
Waktu
15 menit
Tahapan Kegiatan
1. Bagikan lembar evaluasi kepada peserta. 2. Minta peserta untuk mengisi lembar evaluasi secara individu tanpa mencantumkan nama. 3. Setelah 15 menit berakhir, kumpulkan kembali lembar evaluasi, atau peserta dapat meninggalkan lembar evalusi di meja masing-masing.
Lembar Kerja
Lihat lembar evaluasi terlampir
Simpulan
376
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Evaluasi Melalui evaluasi ini Anda diminta untuk menggambarkan kesan Anda terhadap pelatihan hari ini. Beri tanda
pada kolom angka yang menggambarkan pendapat Anda dan beri penjelasan mengapa Anda
memberi penilaian demikian. Mengapa Anda memberi nilai tersebut? 5 4 3 2 1
Tuliskan alasan yang mendukung penilaian Anda
Menarik
Membosankan
Berkaitan dan berguna untuk pekerjaan saya
Tidak berkaitan
Bagus, diskusi dan kegiatannya beragam
Sedikit diskusi, struktur terlalu kaku
Isi pelatihan menantang
Terlalu mudah
Alur: terpetakan dengan baik
Terlalu padat
Pengaturan waktu baik
Pengaturan waktu buruk
Tujuan saya tercapai – sesuai harapan
Tujuan dan harapan saya tidak tercapai
Tempat pelatihan baik
Tempat pelatihan tidak nyaman
Gaya mengajar, pengetahuan, daya tanggap penyaji sangat efektif
Tidak efektif
Kualitas materi &relevansinya sangat baik
Kualitas buruk
Saya akan merekomendasikan pelatihan ini kepada rekan saya
Ya/Tidak
Komentar tambahan:
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
377
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka/Referensi •
Achmad, Kukuh, S. (2011). The Acceptance of Accredited Conformity Assessment Bodies by Regulatory Authorities – Indonesian Experience, National Accreditation Body of Indonesia (KAN). Obtained April 16, 2011 from http://www.aseansec.org/14899.htm
•
Brinkerhoff, Derick W. and Thomas Bossert (2008). Health System 20/20 Project, Health Governance: Concepts, Experience, and Programming Options. Washington, DC: US Agency for International Development, Health Systems 20/20, Policy Brief, February
•
Covey, R. Steven. Seven Habits of Highly Effective People
•
Citizen Report Card, Panduan Monitoring Pelayanan Publik Berbasis Masyarakat, Panduan Pelatitahn (2009). Local Governance Support Program (LGSP) – An USAID Project
•
Membangun Partisipasi Warga Dalam Tata Pemerintahan Daerah di Indonesia, Publikasi (2009). Local Governance Support Program (LGSP) – An USAID Project
•
Modul Transparansi dan Kuntabilitas (2010). Basic Education Capacity – A World Bank Project.
•
Modul Standarisasi Layanan Pendidikan (2010). Basic Education Capacity – A World Bank Project
•
Modul Perencanaan Daerah (2009). Local Governance Support Program (LGSP) – An USAID Project
•
Modul Penganggaran Berbasis Kinerja (2009). Local Governance Support Program (LGSP) –
An USAID Project
•
Modul Pengawasan DPRD terhadap Layanan Publik (2009). Local Governance Support Program (LGSP) – An USAID Project.
•
Partisipasi Organisasi Masyarakat dalam Proses Perencanaan dan Penganggaran Daerah, Panduan Fasilitator (2009). Local Governance Support Program (LGSP) – An USAID Project
•
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomer 13 Tahun 2009 tentang Pedoman Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan Partisipasi Masyarakat
•
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik
378
•
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
•
Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
Video Praktik Baik KINERJA (CD Terlampir)
www.kinerja.or.id
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
379
CD Peraturan Perundangan Terkait
380
Modul Tata Kelola Pelayanan Publik Berbasis Standar
www.kinerja.or.id
IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS
USAID-KINERJA Gedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46 Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832 Email:
[email protected] www.kinerja.or.id