Model Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Melalui Penguatan Kelembagaan Koperasi Nelayan Berkelanjutan
Iin Indarti
MODEL PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PESISIR MELALUI PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI NELAYAN BERKELANJUTAN Iin Indarti STIE Widya Manggala Semarang email :
[email protected] Kata kunci: Kesejahteraan, Koperasi, Lingkaran Kemiskinan
Abstrak Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan melalui penguatan kelembagaan koperasi nelayan yang berkelanjutan. Selain itu penelitian ini menemukan model dalam rangka mengurai lingkaran kemiskinan di wilayah pesisir kota Semarang. Responden dalam penelitian ini adalah nelayan di wilayah pesisir kota Semarang. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) langsung kepada nelayan, juragan dan bakul ikan. Hasil penyebaran questioner kemudian dianalisa secara deskriptif serta SWOT Matrix. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Manajemen koperasi dikelola apa adanya, cenderung statis, tidak maksimal dilingkungan sumber daya yang melimpah. Koperasi tidak mampu sebagai motor penggerak perekonomian, motivasi anggota koperasi untuk berkembang sangat rendah, cenderung masa bodoh. Penguatan kelembagaan koperasi nelayan berkelanjutan merupakan langkah strategis dalam mengurai lingkaran kemiskinan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir Kota Semarang.
Abstract Keywords: welfare, economic cooperation, coasted area
This research generally aimed to increase the welfare of fisherman community through the strengthening of fisherman cooperation institution sustainably. Moreover, this research attempts to find the model to disentangle the poverty circle in the coastal area of Semarang. Respondents of this research are fishermen in the coastal area of Semarang. The collection of primary data is conducted trough Participatory Rural Appraisal (PRA) method directly to the fishermen, fish traders and fishermen’s bosses. The result of the questionnaires distribution is then analyzed descriptively and by SWOT matrix. The result of this research reveals that cooperation management is managed unprofessionally, tend to be static and not maximal although located in the rich resources area. This situation causes the cooperation cannot act as the locomotive of the economy, the motivation of cooperation members to move ahead is very low and tend to be apathetic. The strengthening of the fishermen cooperation institution sustainably is the strategic action in disentangling the poverty circle to increase the welfare of coastal Semarang community.
Vol. 12 No. 1 Maret 2015
Model Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Melalui Penguatan Kelembagaan Koperasi Nelayan Berkelanjutan
Iin Indarti
juta km2 yang terdiri atas 0,3 juta km2 laut
Pendahuluan Indonesia adalah negara maritim
territorial, 2,8 juta km perairan nusantara
yang mempunyai luas laut sekitar 70% dari
dan 2,7 juta km perairan Zona Ekonomi
total
Eksklusif
luas wilayah
Indonesia. Potensi
(ZEE).
Sehingga
secara
sumberdaya alam yang melimpah semakin
ekonomis sangat logis bila pada masa yang
menambah keyakinan bahwa negara ini
akan
adalah negara maritim. Di balik nama besar
diarahkan
itu, masih banyak penduduk yang tidak
perikanan.
atau
bahkan
pada
bidang
nasional
kelautan
dan
Kata pembangunan bagi sebagian
pembangunan yang telah lama digalakkan
masyarakat pesisir adalah kata asing yang
di
pesisirnya
tidak terdeteksi oleh pemikiran masyarakat
dalam
yang sehari-hari hanya bergulat dengan
ini.
kebanyakan
merasakan
pembangunan
udara
negara
belum
datang
Masyarakat
masih
hidup
kemiskinan. Oleh karena itu diperlukan
alam
upaya untuk meningkatkan pemberdayaan
maksimal dengan pola kerja dan peralatan
masyarakat pesisir, salah satunya melalui
yang minimal. Masyarakat pesisir identik
hukum atau kebijakan pemerintah yang
dengan individu yang hidup di areal sekitar
mempertimbangkan budaya dan nilai-nilai
pantai yang terkadang terlupakan oleh
yang dianut masyarakat.
pembangunan sebab kebijakan pemerintah
Selama tiga dasawarsa terakhir pembangunan
hasil
yang
yang hanya terfokus pada pembangunan wilayah pesisir. Kehidupan nelayan yang
selalu diposisikan sebagai sektor yang
masih menggantungkan nasib kepada hasil
dipinggirkan (peripheral sector) dalam
laut, yang semakin sulit dan sebagai sarana
pembangunan ekonomi nasional. Hal ini
para
berarti
hidupnya.
bidang
dan
mendapatkan
perikanan
bahwa
kelautan
untuk
kelautan
yang
didefinisikan sebagai sektor perikanan, pariwisata
bahari,
pertambangan
laut,
nelayan
memperbaiki
kualitas
Selain itu, sebagian besar anggota keluarga
masyarakat
pesisir
termasuk
industri maritim dan jasa-jasa kelautan,
anggota keluarga yang tidak produktif,
bukan merupakan tujuan utama (main
terutama dari segi ekonomi, karena hanya
stream) kebijakan pembangunan ekonomi
menggantungkan
nasional.
ironis,
pendapatan suami dari melaut, semata-mata
mengingat bahwa hampir 70% wilayah
istri hanya berfungsi sebagai ibu rumah
Indonesia merupakan lautan dengan potensi
tangga. Di sisi lain hasil tangkapan yang
ekonomis yang sangat tinggi. Luas perairan
merupakan sumber utama dijual bukan
laut Indonesia diperkirakan mencapai 5,8
kepada konsumen langsung tapi kepada
Kondisi
ini
sangat
Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis
pola
hidupnya
dari
Iin Indarti
Model Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Melalui Penguatan Kelembagaan Koperasi Nelayan Berkelanjutan
tengkulak atau kepada nelayan lain yang
yang didalamnya mengandung 2 pengertian
kondisi ekonominya lebih baik (bakul ikan
yaitu pengertian secara kelembagaan dan
atau pedagang ikan), yang mempunyai 2
pengertian
fungsi yaitu sebagai pedagang ikan dan
Pengertian secara kelembagaan terdiri dari
rentenir. Nelayan harus menjual ikannya
hal yang lebih abstrak yang menentukan
dengan harga yang sangat murah sebagai
jiwa dari organisasi itu sendiri, yang
kompensasi pinjaman yang telah diberikan.
menyengkut
Kondisi ini yang menjerat leher nelayan,
berbaagai hal yang terkait atau berbagai
yang mau tidak mau harus dijalani demi
aturan yang tertulis, yang berkaitan dengan
kehidupan dan di sisi lain mereka harus
system kepercayaan, moral, ide, gagasan,
membayar bunga yang cukup tinggi
doktrin, keinginan, kebutuhan, orientasi
Pola-pola pekerjaan sebagai nelayan
secara
nilai,
keorganisasian.
norma,
etika
dan
dan lain-lain (Syahyuti, 2005).
membatasi aktivitas ke sektor pekerjaan
Sedangkan
jika
berhubungan
lain, mengingat nelayan sangat terikat
dengan aspek keorganisasian menunjukkan
dengan pekerjaan menangkap ikan di laut
sesuatu yang lebih statis, yaitu struktur,
sehingga nelayan membatasi aktivitas ke
penetapan peran, tujuan, keanggotaan dan
sektor pekerjaan lain. Hal inilah yang
lain-lain, yang difokuskan pada struktur,
menjadi penyebab banyaknya kemiskinan
peran, aktivitas, hubungan antar peran,
di
integritas
kehidupan
memberikan
nelayan. model
Penelitian
ini
peningkatan
sosial,
perbandingan
struktur
kesejahteraan masyarakat pesisir sebagai
struktur
salah satu pengembangan dari program
kekuasaan, hubungan
pengembangan masyarakat pesisir yang
tujuan,
kurang maksimal berjalan dan kurang
kekuasaan dan lain-lain.
menyentuh masyarakat
wilayah paling
riel,
dengan
kewenangan
kegiatan dengan
solidaritas,
tahun
umum,
tekstual
struktur
aspek
Pada
struktur
profil,
2001,
pola
program
ujung.
Pemberdayaan
Ekonomi
Masyarakat
Tinjauan Pustaka
Pesisir
dilakukan
pemerintah
Kelembagaan
satu
mengalami berbagai penyempurnaan oleh
konsep yang belum memperoleh pengertian
pemerintah melalui pemberian masukan
yang
dan
jelas,
dalam
merupakan
yang
pengertian
bahasa
evaluasi
dari
berbagai
pihak,
keilmuan, organisasi formal dan organisasi
masyarakat, LSM maupun instansi-instansi
non formal, lembaga formal dan lembaga
yang terlibat langsung dan tidak langsung.
non formal, institusi, asosiasi, maupun
Akhirnya
pada
kelembagaan disebut dengan kelembagaan,
Ekonomi
Pengembangan Pesisir Mikro
tahun
2004
Lembaga
Vol. 12 No. 1 Maret 2015
Model Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Melalui Penguatan Kelembagaan Koperasi Nelayan Berkelanjutan
Iin Indarti
Mitra Mina yang pada awalnya organisasi
kesejahteraan
kecil
menekankan konsep pemberdayaan, oleh
milik
nelayan
wilayah
pesisir
ditingkatkan statusnya menjadi koperasi.
karena
Perubahan
Pemberdayaan
status
ini
diimbangi
pula
itu
masyarakat
program
dengan
jangka
Ekonomi
panjang
Masyarakat
perubahan sistem penyaluran dan status
Pesisir ini bertujuan untuk :
DEP (Dana Ekonomi Produktif) yang
1. Meningkatkan kemandirian masyarakat
semula berstatus sebagai dana bergulir
pesisir melalui pengembangan kegiatan
yang dikelola oleh LEPP-M3 menjadi dana
ekonomi, peningkatan kualitas SDM,
hibah yang diberikan kepada koperasi yang
partisipasi
dijaminkan kepada perbankan., artinya
kelembagaan
yang
pesisir.
sebelum
tahun
2004
sebelum
dinaikkan menjadi bentuk koperasi DEP
masyarakat, ekonomi
penguatan masyarakat
2. Peningkatan kemampuan masyarakat
yang langsung disalurkan kepada Program
pesisir
Pemberdayaan ke nelayan, tapi setelah
memanfaatkan sumberdaya pesisir dan
menjadi koperasi dana diberikan melalui
laut secara optimal, berkelanjutan dan
perbankan
sesuai
dan
harus
sesuai
dengan
prosedur yang telah ditetapkan, dengan mulai memperkenalkan adanya bunga dan agunan.
untuk
mengelola
dengan
kaidah
dan
kelestarian
lingkungan. 3. Pengembangn kemitraan masyarakat pesisir dengan lembaga swasta dan
Mitra yang diajak kerjasama oleh
pemerintah.
pemerintah dari unsur perbankan adalah BRI atau BPD Jawa Tengah dalam
Pengembangan unit usaha Koperasi
pemberian kredit. Kredit sendiri merupakan
LEPP-M3 diarahkan pada unit usaha
penyerahan sesuatu yang mempunyai nilai
keuangan dan sektor riil, beberapa unit
ekonomi pada saat sekarang, atas dasar
yang dikembangkan oleh program PEMP
kepercayaan, sebagai pengganti sesuatu
adalah :
yang mempunyai nilai ekonomi yang
1. LKM Swamitra Mina merupakan salah
sepadan di kemudian hari (UU No.
satu
20/2008),
bergerak
yang
Kepercayaan
(trust),
memenuhi pertukaran
unsur
unit
usaha di
LEPP-M3
bidang
yang
pelayanan
nilai
permodalan bagi masyarakat pesisir,
ekonomi , kelak di kemudian hari (futurity)
terutama untuk segmen usaha mikro.
dan risiko (risk)
Unit usaha ini bermitra dengan BRI
Perubahan sistem ini, pemerintah bertujuan
untuk
meningkatkan
Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis
dengan permodalan.
bertujuan
pemenuhan
Iin Indarti
Model Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Melalui Penguatan Kelembagaan Koperasi Nelayan Berkelanjutan
2. Unit simpan Pinjam merupakan unit
pelaksanaan
Program
usaha LEPP-M3 yang begerak dalam
Ekonomi
pelayanan permodalan terutama untuk
Umum Organisasi pengelola PEMP kota
segmen
Semarang dalam pelaksanaannya dikelola
usaha
mikro
melalui
mekanisme simpan pinjam.
Masyarakat
Pemberdayaan Pesisir.
Struktur
oleh :
3. Bank Perkreditan Rakyat Pesisir, unit
a. Pemerintah Pusat, yaitu Departemen
usaha ini merupakan bagian dari
Kelautan dan Perikanan (DKP) melalui
program
Direktorat Jeneral Kelautan, Pesisir
pemerintah
mendekatkan
untuk
lembaga
perbankan
kepada masyarakat pesisir.
dan
pulau-pulau
kecil,
bertugas
menyusun pedoman umum, sosialisasi nasional dan regional, pelatihan skala
Koperasi adalah kepribadian yang merupakan ciri, sifat dan watak koperasi
nasional dan monitoring serta evaluasi. b. Pemerintah
Daerah
yaitu
yang membedakannya dengan lembaga
Bupati/Walikota sebagai penanggung
ekonomi lain, dengan kata lain koperasi
jawab program di daerah, sedangkan
dalam pemikiran, sikap dan tindakannya
penanggungjawab langsung di daerah
tidak sesuai dengan perumusan jati diri
adalah Kepala Dinas Kelautan dan
tersebut maka dapat dikatakan bahwa
Perikanan Kabupaten/Kota bertugas
koperasi
menetapkan
yang
bersangkutan
telah
Konsultan
manajemen
menyimpang atau kehilangan jati dirinya,
Kabupaten/Kota,
sehingga jati diri koperasi meliputi tiga
publikasi
bagian, yang satu sama lain tidak dapat
menetapkan
dipisahkan-pisahkan, yaitu definisi, nilai—
recruitment tenaga pendamping desa,
nilai dan prinsip-prinsip (Soedjono, 2002)
pelatihan, monitoring dan evaluasi.
Koperasi
sendiri
merupakan
c. Tenaga
sosialisasi
tingkat
dan
kabupaten/kota,
koperasi
pendamping
pelaksana,
Desa
perkumpulan otonom dari orang-orang
bertugas
yang
secara terus menerus selama kegiatan
bersatu
memenuhi aspirasi
secara
sukarela
kebutuhan-kebutuhan
ekonomi,
dan
dan
program
dalam
bentuk
masyarakat
menyusun
budaya
perencanaan, pelaksanaan dan tindak
bersama melalui perusahaan yang dimilki
lanjut, penyiapan rencana usaha dan
bersama
pengelolaannya.
dan
sosial
untuk
mendampingi
(TPD),
dikendalikan
secara
demokratis.
d. Koperasi,
Koperasi merupakan salah satu organisasi
yang
dilibatkan
dalam
merupakan
representasi
holding company milik masyarakat pesisir dengan berbagai unit usaha, Vol. 12 No. 1 Maret 2015
Model Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Melalui Penguatan Kelembagaan Koperasi Nelayan Berkelanjutan
Iin Indarti
yang diharapkan mampu berperan dalam
pemberdayaan
Metode Pengumpulan Data
masyarakat
Data yang dikumpulkan berupa data
pesisir melalui pengembangan unit
primer dan data sekunder. Pengumpulan
usaha lain.
data primer dilakukan dengan metode
e. Bank pelaksana, bertugas menyalurkan kredit
kepada
LEPP-M3
dan
Participatory dengan
Rural
Appraisal
menggunakan
(PRA)
kuesioner
dan
melakukan pendampingan teknis dan
wawancara. Responden yaitu stakeholder
administratif kepada koperasi
yaitu juragan kapal, Bakul ikan dan nelayan
Metode Penelitian
itu sendiri.
Waktu dan Tempat Penelitian
Teknik Analisis Data
Penelitian dilakukan pada tahun
Penelitian ini menggunakan análisis
2014, dengan pengambilan data dilakukan
deskriptif untuk menilai implikasi dari
selama 5 bulan dengan lokasi pengambilan
Koperasi nelayan terhadap peningkatan
data di wilayah pesisir Kota Semarang yang
pendapatan nelayan serta menggunakan
meliputi 4 kecamatan yaitu Kecamatan
juga analisis kondisi internal dan eksternal
Tugu,
kelembagaan.
Kecamatan
Kecamatan
Semarang
Semarang
Utara
Barat, dan
Analisis
kondisi
internal
dan
Kecamatan Genuk, dan tersebar dalam 11
eksternal kelembagaan Koperasi di wilayah
Kelurahan, yaitu kelurahan Mangunhardjo,
pesisir Kota Semarang yang meliputi empat
Kelurahan Mangkang wetan, Kelurahan
Kecamatan
Randugarut,
dan
tersebar
dalam
11
Kelurahan
Karanganyar,
kelurahan menggunakan metode Internal
Kelurahan
Tugurejo,
Kelurahan
Factors Analysis Summary (IFAS) dan
Tambakhardjo,
Kelurahan
TanjungMas,
bandarhardjo,
Kelurahan
Kelurahan
eksternal (EFAS).
Factor
Analysis
Analisis
IFAS
Summary untuk
Terboyo Kulon, Kelurahan Terboyo Wetan
mengidentifikasi strategi-strategi alternatif
dan Kelurahan Trimulyo.
kelembagaan yang bisa dikembangkan
Adapun tempat penelitian adalah
sehingga
program
pemberdayaan
kelurahan Tanjung Mas dan Kelurahan
masyarakat pesisir dapat berjalan dengan
Bandarhardjo Kecamatan Semarang Utara.
maksimal. Penilaian dengan metode ini
Dua kelurahan tersebut mewakili seluruh
didasarkan pada nilai penting suatu atribut
kecamatan pesisir Kota Semarang karena
dan pengaruh atribut tersebut terhadap
terdapat kesamaan sosial-ekonomi, kultur,
atribut yang lainnya dalam satu faktor
budaya dan demografi.
(Marimin, 2008).
Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis
Iin Indarti
Model Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Melalui Penguatan Kelembagaan Koperasi Nelayan Berkelanjutan
Pengelompokkan atribut ke dalam 4
c. Diversifikasi sistem kelembagaan dan
faktor, yaitu kekuatan, kelemahan, peluang
usaha sesuai dengan potensi dan
dan ancaman. Pengelompokkan atribut
permasalahan koperasi
yang termasuk dalam faktor kekuatan adan kelemahan
berdasarkan
pada
kondisi
lapangan, yaitu atribut yang kondisinya sangat buruk atau kurang baik masuk dalam faktor kelemahan sedangkan yang optimal
d. Peningkatan
pengelolaan
koperasi baik dari sisi anggota, usaha maupun keuangannya. e. Meningkatkan komunikasi internal dan eksternal lembaga
sampai sangat baik masuk dalam faktor kekuatan.
usaha
Berikut adalah gambar fungsi dan hubungan lembaga PEMP dan koperasi wilayah pesisir.
Gambar 1 Fungsi dan Hubungan Lembaga PEMP dan Koperasi Wilayah Pesisir BANK PELAKSANA
dkp
TINGKAT PUSAT
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANPROPINSI
KM
TPD
KANTOR CABANG BANK PELAKSANA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB/KOTA
KOPERASI
MASYARAKAT PESISIR
Sumber : Koperasi LEPP-M3 Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan
Analisis SWOT Berdasarkan penguatan
dan
kelembagaan koperasi dan PEMP serta
analisis
SWOT,
kelembagaan
strategi
Koperasi
di
wilayah pesisir Semarang, meliputi : a. Optimalisasi
fungsi
peranan
dan
hasil
evaluasi
internal
dan
eksternal
keberadaan dan peranan koperasi nelayan di wilayah pesisir Semarang memiliki
kinerja
kelembagaan koperasi b. Perluasan jaringan kelembagaan dan
potensi sebagai kekuatan dan peluang serta memiliki kendala sebagai kelemahan dan ancaman. Berdasarkan perkembangan dan
usaha Vol. 12 No. 1 Maret 2015
Model Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Melalui Penguatan Kelembagaan Koperasi Nelayan Berkelanjutan
Iin Indarti
keadaan koperasi nelayan mulai berdiri
mengembangkan kekuatan dan peluang
sampai sekarang, maka :
yang dimiliki, meminimalkan kelemahan
1. Kekuatannya meliputi tenaga kerja
dan
yang
dihadapi,
yang
cukup tersedia, usia potensial, motivasi
dirumuskan dalam matriks SWOT. Hasil
untuk
analisis
mendirikan
koperasi
serta
SWOT
dirumuskan
alternatif
dorongan pemenuhan kebutuhan modal
perbaikan strategi sebagai berikut :
untuk menjalankan hidup.
1. Pengembangan pengetahuan tentang
2. Peluang, meliputi potensi sumber daya ikan yang masih tersedia, kesempatan
perkoperasian 2. Pengembangan jiwa motivasi untuk
kerja di bidang perikanan, keberadaan perkumpulan
keagamaan,
serta
mendirikan koperasi 3. Pengembangan ketrampilan nelayan
dukungan pemerintah. 3.
ancaman
Kelemahannya,
terutama tentang perkoperasian.
meliputi
rendahnya
4.
taraf pendidikan, rendahnya sumber daya
manusia,
keterbatasan
Pengembangan
perkoperasian
yang
berjiwa koperasi dan padat karya
akses
5.
Pengembangan akses permodalan
permodalan,
keterbatasan
akses
6.
Pengembangan akses pemasaran
pemasaran,
keterbatasan
akses
7.
Penguatan
hubungan
dengan
ketergantungan
pihak
dengan
luar,
rentenir,
peranan
kelompok
masyarakat pesisir serta keterbatasan
informal
dalam masyarakat 8.
keterbatasan jiwa wirausaha, belum maksimalnya
Kelembangan
Pembangunan sarana penunjang usaha perikanan
9.
Pengelolaan sumber daya perikanan berbasis masyarakat.
fasilitas penunjang. 4.
Ancamannya, meliputi tidak ada daya
Dengan demikian, keseriusan dan
tawar hasil ikan, harga ikan rendah,
ketulusan
harga BBM tinggi, pekerjaan yang
kepentingan nelayan merupakan syarat
menanggung resiko, cuaca dan musim
mutlak
buruk,
manajemen
kesejahteraan dan kemandirian sehingga
tdk
akan menimbulkan kebanggaan sebagai
illegal
keuangan
fishing,
keluarga,
ada
diversifikasi pekerjaan
nelayan, bahwa
Berdasarkan penilaian internal dan eksternal diatas maka dirumuskan strategi perbaikan kelembagaan koperasi dengan Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis
untuk
untuk
berpihak
bisa
sehingga faktor-faktor
kepada
meningkatkan
dapat
disimpulkan
yang
menjadi
penyebab lemahnya kelembagaan koperasi nelayan, antara lain:
Iin Indarti
Model Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Melalui Penguatan Kelembagaan Koperasi Nelayan Berkelanjutan
1.
Belum adanya komitmen dari pihak
kelembagaan koperasi nelayan dengan
terkait untuk penguatan kelembagaan
indikasi
koperasi nelayan, khususnya tentang
ketergantungan
minimnya pendidikan dan pelatihan
terhadap bantuan dana pemerintah.
perkoperasian bagi para pengurus dan
2.
3.
semakin
meningkatnya
koperasi
nelayan
Pengurus dan anggota koperasi nelayan
anggota koperasi nelayan.
belum mempunyai pengetahuan yang
Belum adanya komitmen dari pihak
memadai tentang perkoperasian yang
terkait untuk memberikan kesempatan
benar
sepenuhnya kepada koperasi nelayan
4.
Rendahnya kesadaran nelayan terhadap
untuk mengelola program pemerintah
pentingnya
pendidikan
sehingga
secara mandiri. Program pemerintah
menimbulkan perilaku yang negatif
yang ada justru semakin melemahkan
dan kredibilitas yang rendah
Tabel 1 Matrik SWOT Strategi Perbaikan Kelembagaan Koperasi Kekuatan (Strengths) Faktor Internal
Faktor Eksternal Peluang(Opportunities)
1. 2. 3. 4.
Kelemahan(Weakness)
Tenaga Kerja cukup tersedia Usia Potensial Motivasi mendirikan koperasi Dorongan alternatif sumber pendanaan Strategi S-O
Strategi W-O
1. Potensi SDI masih bisa 1. Pengembangan pengetahuan dan dimanfaatkan maksimal ketrampilan nelayan 2. Peluang kesempatan kerja 2. Pengembangan perkoperasian di sampingan wilayah pesisir untuk akses 3. Mendirikan koperasi modal kerja 4. Dukungan Pemerintah Ancaman (Threats) 1. 2. 3. 4.
Harga ikan rendah Daya tawar nelayan rendah Harga BBM tinggi Kerusakan sunber daya alam
1. Pengetahun nelayan ttg koperasi masih sgt rendah 2. Lemahnya sumber modal 3. Akses pemasaran terbatas 4. Keterbatasan fasilitas penunjang
Strategi S-T Pengolahan masyarakat, pengetahun manajerial
1. 2. 3. 4.
Pengembangan teknologi Pengembangan akses permodalan. Pengembangan akses pemasaran Penguatan kelembangaan koperasi nelayan 5. Pembangunan sarana dan prasarana Strategi W-T
koperasi berbasis 1. Pengembangan akses pemasaran pengembangan 2. Pengembangan pengetahuan dan dan ketrampilan ketrampilan nelayan 3. Pengembangan sumber daya perikanan berbasis nelayan
Vol. 12 No. 1 Maret 2015
Model Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Melalui Penguatan Kelembagaan Koperasi Nelayan Berkelanjutan
Iin Indarti
Gambar 2 Lingkaran Kemiskinan Nelayan Pesisir Kota Semaran Karakte negative nelayan : a. Kesadaran Pendidikan rendah. b. Kesadaran kesehatan rendah. c. Sifat konsumtif rumah tangga nelayan d. Suka menunda pembayaran pinjaman e. Manajemen Keuangan Rumah tangga kacau f. Perempuan nelayan tidak optimal
Tingkat kesejahteraan nelayan Masa Paceklik (4 bulan krn musim hujan) dan 2 bulan kemarau panjang
Tidak ada alternative mata pencaharian /Differensiasi pekerjaan
Kebutuhan Modal
a. Koperasi nelayan tidak berfungsi karena kelembagaan koperasi nelayan lemah. b. Tidak ada motivasi dari nelayan untuk berkoperasi c. Pendampingan hanya berlaku setahun d. Pembinaan menjelang ada tamu penting
Tidak ada alternativepermodalan
Lembaga keuangan formal tidak terjangkau oleh nelayan 1. Ketidakpastian pendapatan. 2. Tidak mempunyai jaminan 3. Prosedur rumit 4, Kemampuan menulis dan membaca 5. Bunga tinggi 6. Kredibitas diragukan
Ketergantungan pada rentenir
Daya tawar nelayan di pasar input rendah
Kredibilitas & daya kerjasama nelayan dengan pihak eksteren rendah
Daya tawar nelayan di pasar out put rendah
Kelembagaan koperasi tdk efisien
Biaya Produksi nelayan tinggi
Perkembangan usaha nelayan rendah
Pendapatan nelayan rendah
Koperasi macet / tidak ada
Kemiskinan Nelayan
Sumber: Analisis Situasi Wilayah Kampung Nelayan di pesisir Semarang
nelayan sangat sulit berkembang karena Model
Penguatan
Kelembagaan
Koperasi Nelayan Pemberdayaan
lemahnya kekuatan pasar yang dimiliki. Tetapi secara kolektif melalui manajemen
ekonomi
nelayan
melalui penguatan kelembagaan koperasi nelayan merupakan solusi yang sangat
koperasi yang profesional, kekuatan pasar nelayan di pasar input dan output akan meningkat. Dengan demikian kesejahteraan nelayan juga meningkat.
Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis
Iin Indarti
Model Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Melalui Penguatan Kelembagaan Koperasi Nelayan Berkelanjutan
sosial budaya, teknologi, Gambarperikanan, 3 Alur Model Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir melalui Penguatan Kelembagaan ekonomi dan kelembagaan masyarakat Koperasi Nelayan pesisir kota Semarang, maka diperoleh
Revitalisasi fungsi koperasi nelayan melalui Model Penguatan potensi, kekuatan, Kelembagaan Koperasi Nelayan
Potensi
dan
kelemahan dan ancaman.
kekuatan
harus
tetap
dipertahankan dan dimanfaatkan secara optimal untuk mengatasi kelemahan dan ancaman. Peningkatan daya tawar nelayan di pasar input
Peningkatan Kredibilitas & daya kerjasama nelayan dengan pihak ekstereng pihak eksteren rendah
Program
PEMP
merupakan
Peningkatan Pengembangan program tentunya implementasi di Daya nasional, tawar Kelembagaan nelayan di pasar koperasi efisien daerah menghadapi kendala aspek lokalitas out put
dan tipologi, sehingga program ini perlu mengakomodasi inisiatif-inisiatif bersifat
a. Penurunan Biaya produksi nelayan b. Sistem rantai dingin c. Program motorisasi d. Sarana dan prasarana perikanan
Peningkatan Perkembangan usaha nelayan dan pemberdayaan perempuan pesisir pihak ekstern rendah
a. Peningkatan
a. Peningkatan Pendapatan sumber permodalan nilainelayan pemberdayaan pada nelayan dapat b. Manajemen b. Koperasi motor berjalan dengan baik dan penggerak berkelanjutan. Ekonomi rumah tangga Model PEMP ekonomi mengedepankan c. Pemanfaatan pendekatan kelembagaan sosial, tetapi kelompok masyarakat menjadi justru aspek kelembagaan
lokalitas, agar dalam transformasi nilai-
kelemahan, teerutama kelompok-kelompok masyarakat
dan
koperasi
terbentuk Peningkatan Kesejahteraan Ekonomikurang Rakyatmendapat program, Sumber: Analisa data, 2014
Model
penguatan
sehingga
yang
telah
perhatian pasca
koperasi-koperasi
nelayan sulit untuk mandiri atau bahkan kelembagaan
bergeser
dari
tujuan
awal
untuk
koperasi tidak bisa berjalan maksimal
menyejahterakan nelayan. Berdasarkan hal
apabila lembaga yang mempelopori juga
inilah maka perlu adanya program atau
tidak melakukan perubahan, dibawah ini
model
ada strategi yang harus dilakukan sehingga
kelembagaan
pemberdayaan masyarakat pesisir melalui
berkembang
penguatan kelembagaan dapat maksimal
berkelanjutan.
dalam pencapaian kesejahteraan nelayan di
Simpulan
wilayah pesisir kota Semarang. Berdasarkan hasil analisa implikasi program PEMP terhadap aspek sumberdaya
untuk agar
penguatan bisa
secara
Berdasarkan
kapasitas
tumbuh mandiri
uraian
dan dan
sebelumnya,
maka beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: Vol. 12 No. 1 Maret 2015
Model Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Melalui Penguatan Kelembagaan Koperasi Nelayan Berkelanjutan
Iin Indarti
1. Apabila sekelompok nelayan bergabung
1. Setiap program pemerintah hendaknya
membentuk kerjasama koperasi, maka
bersifat terpadu antar instansi terkait,
mereka dapat meraih manfaat dari
sehingga
pencapaian
kesalahpahaman
skala
ekonomi
dan
tidak
menimbulkan diantara
para
penguatan daya tawar di pasar input dan
pelaksana program serta mendorong
output.
kemandirian
Manfaat-manfaat
ekonomi
tersebut
dari
skala
diperoleh melalui
economies of materials, economies of machinery,
economies
organized
buying
of
and
highly
selling
dan
economies of skill.
dan
partisipasi
masyarakat secara optimal. 2. Pengurus
dan
anggota
koperasi
sebaiknya diberi bekal pendidikan dan pelatihan tentang perkoperasian yang memadai
2. Manfaat koperasi merupakan output dari pelaksanaan
fungsi-fungsi
kegiatan
koperasi di dalam melayani anggota. Koperasi
melaksanakan
produksi
yang
aspek
kegiatan
menekankan
kepada
kewirausahaan
pengorganisasian
dan
(entrepreneurial-
organisational aspects). 3. Skala
kegiatan
melalui
ekonomis
koperasi
karena
tercapai koperasi
merupakan kerjasama kegiatan ekonomi yang sama dari seluruh anggota yang tergabung
di
dalamnya.
Dengan
demikian, pembentukan suatu koperasi merupakan
keputusan
Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik, Semarang dalam Angka 2009/2010, Semarang ___________________, Semarang dalam Angka 2011/2012, Semarang Bapermas, Jateng, 2012, Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Pantai Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, 2003, Pedoman Umum Pemberdayaan Ekonomi Ekonomi masyarakat Pesisir PEMP, Departemen Kelautan dan Perikanan Dwi,
2009, Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisisr (PEMP) di Propinsi Daerah Istemewa Yogyakarta Tahun 2008, Kompas, 18 Februari 2009
Fajar,
Mukti ND, 2011, Kebijakan pemberdayaan Masyarakat Pesisir Hendaknya Pertimbangkan Nilai Masyarakat, UMY
untuk
membangun suatu aliansi strategis atau intercompany cooperation di antara nelayan guna mencapai keunggulan kompetitif. Saran Berdasarkan uraian maka
beberapa
saran
sebelumnya, yang
dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut: Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis
Fedriansyah, Andi Muhammad, 2008, Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Ekonomi
Model Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Melalui Penguatan Kelembagaan Koperasi Nelayan Berkelanjutan
Masyarakat Pesisir (PEMP) di Kecamatan Tugu, Semarang, UNDIP Joenita, JD, 2012, “Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEPM) di Kabupaten Muna”, S2PPUNS Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 18 Tahun 2004, tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (PEMP), 2009 Nikijuluw, Victor P.H., 2001, Populasi dan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir serta Strategi Pemberdayaan Mereka dalam Konteks Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Secara Terpadu, Makalah Pelatihan Pengelolaan Pesisir Terpadu, Proyek Pesisir, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, IPB Nurani, TW, 2003, Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process), Suatu Metoda untuk Analisis Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan, Konsep Pengembangan Sektor Perikanan dan Kelautan di Indonesia, Bogor, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan, IPB
Iin Indarti
_____________, 2003, InstrumenInstrumen Pengembangan Koperasi, LSP2I, ISBN:979-959185-6, Jakarta Subyantoro, Arief, 2008, Strategi Pengembangan Koperasi dalam Upaya Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Bangsa, UPN Veteran, Yogyakarta Suyanto, Igit, 2012, Studi Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (PEMP) Studi Kasus Masyarakat Pesisir Kelurahan Tanjungmas Kota Semarang. Diakses di core.ac.uk/download/pdf/11708253. pdf pada 27 Desember 2014 Syahyuti, 2005. “Peran Kelembagaan dalam Upaya Pemulihan Sosial Ekonomi Masyarakat Poso Pasca Konflik” diselenggarakan oleh Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI. Subang Umar, Husein, Metode Penelitian Sosial, 2004, PT. Grafindo Persada, Jakarta Undang-Undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Sumber Daya Alam antara Pusat dan Daerah. Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
Ranupandojo, Heiddjirachman, 1992, Aspek Kelembagaan Koperasi, Makalah Seminar, FE-UGM, Yogyakarta Soedjono, Ibnoe, 2003, Hubungan Gerakan Koperasi dengan Pemerintah ditinjau dari Pandangan Internasional, Penerbit Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LSP2I), Jakarta
Vol. 12 No. 1 Maret 2015