MODEL KEBIJAKAN REDUKSI PENCEMARAN PM10 DARI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DI DKI JAKARTA
NURAINI SOLEIMAN
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam disertasi saya yang berjudul “MODEL KEBIJAKAN REDUKSI PENCEMARAN PM10 DARI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DI DKI JAKARTA” merupakan hasil penelitian disertasi saya sendiri, dengan pembimbingan Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Disertasi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis diperguruan tinggi lain. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, April 2008
Nuraini Soleiman P062034014 - PSL
ABSTRACT
NURAINI SOLEIMAN. Policy Model to Reduce the Particulate Matter Pollution from Vehicle Emission in Jakarta. R.C. TARUMINGKENG, as chairman; AKHMAD FAUZI and BUNASOR SANIM, as Members of the Advisory Committee.
Air pollution from vehicle emission becomes a major problem in Jakarta. This vehicle emission worsening ambient air concentration because of increasingly use of diesel engine for urban transportation, which exhaust particulate matter (PM10). This problem is difficult to solve under standard regulation only, therefore, economic instruments should be included as part of an environmental policy in Jakarta in order to reduce the emission level from vehicles. This study aims to develop model to analysis the dynamic interaction of environmental, social, and economic aspects as based for analyzing the environmental policies. To accomplish this objective, dynamic model and multiple criteria decision analysis (MCDA) are developed. Several scenarios are designed to analysize relevant policies altervatives. Based on the output of the models, some environmental policies are reviewed to find the best environmental policies for reducing emission level from vehicles in Jakarta area. Simulation of the models show that had every vehicle in Jakarta used the emission standard, the standard regulation effectively reducing emission from vehicles. However, the monitoring and inspection program which is part of the standard regulation cannot be implemented due to the not cost-effectiveness of the program. Using polluter pays principle, economic instrument is used as additional policies to standard regulation. Comparing the effectiveness of the CAC and EI policies using MCDA shows that the EI provides better solution, consequently Jakarta should use EI as part of the environmental policies. Some EIs such as tax on car, subsidy to PCE, and road pricing are proposed to become part of the environmental policies for reducing emission level in Jakarta.
RINGKASAN
Meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor di Jakarta mengakibatkan menurunnya kualitas udara ambien yang disebabkan oleh meningkatnya polutan yang diemisikan oleh kendaraan bermotor. Jenis polutan yang diemisikan sangat bergantung pada kondisi kendaraan dan kualitas bahan bakar yang digunakannya. Kendaraan yang menggunakan bahan bakar bensin sebagian berkontribusi terhadap gas buang Karbon monoksida (CO), Nitrogen oksida (NOx), dan Hidrokarbon (HC) serta Timbel (Pb), sedangkan kendaraan yang menggunakan bahan bakar solar mengemisikan debu/partikulat dan Sulfur dioksida (SO2). Jenis partikulat atau partikel-partikel debu yang umum terdapat di udara mengandung berbagai zat kimia diantaranya adalah partikel Karbon, Besi oksida (Fe2O3, Fe3O4), Magnesium oksida (MgO), Aluminium oksida (AL2O3) dan lainnya. Beberapa sifat partikel yang dapat menentukan tingkat bahaya bagi kesehatan manusia adalah ukuran partikel dan kemampuan absorbsi partikel terhadap molekul-molekul gas. Partikel Karbon merupakan partikel yang memiliki daya absorbsi molekul-molekul gas yang baik, termasuk molekul-molekul gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. PM10 adalah partikel debu yang diameternya berukuran lebih kecil dari 10 µmeter (mikrometer atau mikron). Partikel tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui sistem pernapasan, sehingga semakin kecil ukuran partikel semakin jauh penetrasi partikel tersebut ke dalam sistem pernapasan. Ditinjau dari ukuran partikel dan daya absorbsi partikel serta kandungan zat kimia dari partikel, maka PM10 termasuk polutan yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan dapat menyebabkan kematian. Data statistik menunjukkan bahwa meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor di Jakarta menyebabkan meningkatnya emisi PM10 dengan rata-rata peningkatan lebih dari 500 ton/tahun antara tahun 1999-2004. Diprediksi penggunaan kendaraan terutama kendaraan pribadi akan terus meningkat selama belum tersedianya alternatif sarana transportasi umum yang dapat memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat. Dengan demikian, emisi PM10 akan terus meningkat. Monitoring udara ambien menunjukkan bahwa konsentrasi ambien PM10 di beberapa wilayah telah melampaui BMA. Secara rata-rata konsentrasi ambien PM10 tahunan di Jakarta telah melampaui BMA. Semakin besar selisih konsentrasi ambien PM10 terhadap BMA, akan semakin besar dampak PM10 terhadap gangguan kesehatan. Beberapa kebijakan telah dilaksanakan untuk mereduksi emisi polutan dari kendaraan di Jakarta, baik melalui penetapan baku mutu emisi (BME) yang merupakan kebijakan nasional maupun kebijakan yang bersifat lokal untuk mereduksi jumlah kendaraan yang memasuki pusat kota Jakarta. Namun, kebijakan tersebut belum dapat mereduksi emisi polutan total dari kendaraan di Jakarta, sehingga emisi polutan total yang berasal dari kendaraan terus meningkat per tahunnya. Dengan meningkatnya emisi polutan total dari kendaran tersebut, maka konsentrasi ambien polutan tahunan akan terus meningkat. Berdasarkan analisis pengaruh meningkatnya emisi dari kendaraan terhadap konsentrasi ambien PM10 dan tidak berhasilnya kebijakan yang diterapkan untuk
mereduksi kerusakan lingkungan yang terjadi, maka penelitian ini dibutuhkan. Secara umum penelitian ini bertujuan membangun model untuk menganalisis interaksi dinamis antara faktor-faktor lingkungan, sosial, dan ekonomi sebagai dasar analisis kebijakan pengendalian pencemaran PM10 dari kendaraan bermotor. Secara spesifik penelitian ini bertujuan menganalisis dampak meningkatnya emisi PM10 dari kendaraan terhadap menurunnya kualitas udara ambien, mengestimasi kerugian sosial dan ekonomi dari pencemaran PM10, dan merumuskan kebijakan berdasarkan hasil analisis dan estimasi tersebut. Pemodelan dengan sistem dinamis merupakan metode penelitian yang dapat digunakan untuk mengestimasi variabel lingkungan, sosial dan ekonomi yang akan terjadi pada masa mendatang, sehingga intervensi kebijakan dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan, kerugian sosial dan ekonomi yang lebih besar. Validasi model menggunakan uji teori dan uji sensitivitas (robustness) dilakukan untuk menghasilkan model yang valid dan reliabel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari metode statistik sederhana, metode pemodelan sistem dinamis, dan metode analisis multi kriteria. Metode statistika sederhana untuk menganalisis variabel yang digunakan seperti data penduduk, PDRB, dan data meteorologi. Metode pemodelan dengan sistem dinamis digunakan untuk mengestimasi besarnya emisi, konsentrasi ambien, dan dampak pencemaran PM10 pada kerugian sosial dan kerugian ekonomi. Metode analisis multi kriteria untuk menganalisis kebijakan. Data yang digunakan adalah data sekunder dari berbagai sumber. Keterbatasan data penggunaan kendaraan di Jakarta untuk mengestimasi emisi kendaraan, model dinamis yang dibangun menggunakan metode perbandingan antara data penelitian telah digunakan pada penelitian sebelumnya. Model dispersi Gaussian untuk wilayah perkotaan digunakan untuk menentukan besarnya konsentrasi ambien PM10. Model dampak sosial dan ekonomi menggunakan fungsi dose-response. Melalui model dinamis dapat diestimasi pengaruh meningkatnya emisi PM10 dari kendaraan per tahun terhadap menurunnya kualitas udara ambien, besarnya gangguan kesehatan (kerugian sosial), dan kerugian ekonomi akibat pencemaran PM10. Simulasi model dinamis dilakukan pada kondisi emisi kendaraan tidak terkontrol (Bussiness as Usual = BAU), kondisi diberlakukan baku mutu emisi (BME) kendaraan, dan kondisi di mana diberlakukan kontrol terhadap volume kendaraan. Simulasi tersebut dilakukan untuk menentukan efektivitas masing-masing kebijakan tersebut dalam mereduksi kerusakan lingkungan, kerugian sosial, dan kerugian ekonomi. Untuk menentukan keberhasilan intervensi kebijakan dalam mereduksi kerusakan lingkungan, kerugian sosial dan kerugian ekonomi, digunakan metode analisis multi kriteria (Multiple Criteria Decision Analysis = MCDA). Variabel-variabel yang digunakan dalam MCDA tersebut adalah variabel lingkungan, sosial, ekonomi yang diperoleh dari simulasi model dinamis dan variabel institusi sebagai variabel yang turut mempengaruhi keberhasilan kebijakan untuk mencapai tujuan. Kebijakan lingkungan yang telah diterapkan di Jakarta merupakan kebijakan command and control (CAC), sedangkan kebijakan lingkungan yang menggunakan instrumen ekonomi (IE) belum pernah diterapkan. Menggunakan MCDA dapat ditentukan efektivitas kebijakan CAC dan IE dalam menurunkan tingkat kerusakan lingkungan, kerugian sosial, dan kerugian sosial.
Hasil model dinamis menunjukkan bahwa estimasi emisi PM10 dari kendaraan pada tahun 2005 sekitar 8812 ton/tahun dan kontribusi emisi kendaraan pada emisi total PM10 di Jakarta sebesar 74.5 persen pada tahun tersebut. Hal tersebut menyebabkan konsentrasi ambien PM10 telah berada di atas BMA bagi kesehatan di sebagian besar wilayah di Jakarta. Agar konsentrasi ambien PM10 memenuhi BMA maka emisi kendaraan harus direduksi lebih dari 60 persen. Meningkatnya konsentrasi ambien PM10 di atas BMA menyebabkan dampak pencemaran pada kesehatan penduduk Jakarta dan kerugian ekonomi akibat pencemaran tersebut juga meningkat. Pada tahun 2005 diestimasi jumlah kasus gangguan pernapasan akibat pencemaran PM10 lebih besar dari 78 ribu kasus dengan nilai ekonomi mencapai 4.6 triliun rupiah. Sedangkan biaya degradasi lingkungan mencapai 5.7 triliun rupiah atau sekitar 8.1 persen dari PDRB Jakarta pada tahun 2004. Kerugian secara sosial dan ekonomi tersebut akan terus meningkat apabila tidak dilakukan intervensi kebijakan untuk mereduksi tingkat emisi PM10 dari kendaraan bermotor. Beberapa skenario kebijakan dibangun untuk menganalisis efektivitas masingmasing kebijakan tersebut dalam mereduksi emisi PM10 dari kendaraan bermotor. Skenario tersebut adalah skenario penggunaan BME Euro2, skenario penggunaan BME kendaraan diesel sama dengan BME kendaraan bensin untuk kategori kendaraan penumpang, bis kecil dan truk kecil, dan skenario pembatasan volume kendaraan di wilayah Jakarta. Skenario tersebut disimulasikan untuk 2 (dua) kondisi yaitu kondisi pertama di mana kebijakan dapat diberlakukan secara langsung atau sekaligus dan kondisi kedua di mana pemberlakuan kebijakan dilaksanakan secara bertahap. Simulasi model dinamis untuk kondisi pertama menghasilkan bahwa kebijakan penggunaan BME Euro2 merupakan kebijakan yang paling efektif menurunkan tingkat emisi PM10 dari kendaraan. Sedangkan simulasi model dinamis pada kondisi kedua menghasilkan bahwa kebijakan pembatasan volume kendaraan merupakan kebijakan yang paling efektif dalam menurunkan emisi PM10 dari kendaraan. Dengan demikian untuk simulasi kebijakan lebih lanjut digunakan hasil model dinamis pada kondisi kedua. Hasil simulasi kebijakan menggunakan MCDA menunjukkan bahwa kebijakan pembatasan volume kendaraan merupakan kebijakan yang memiliki tingkat kegagalan terkecil. Namun, kebijakan pembatasan volume kendaraan membutuhkan kesiapan sarana transportasi umum yang memadai dan karena itu membutuhkan pengelolaan yang lebih sulit dan pendanaan yang lebih besar dibandingkan skenario lainnya. Kebijakan penggunaan BME Euro2 merupakan kebijakan kedua terbaik karena kebijakan ini baru dapat dilaksanakan untuk kendaraan baru. Dari sisi pengelolaan kebijakan ini lebih mudah dilakukan dan membutuhkan pendanaan yang lebih kecil di bandingkan skenario pembatasan volume kendaraan dan penggunaan BME diesel sama dengan BME kendaraan bensin. Dengan demikian, kebijakan BME Euro2 merupakan kebijakan yang fisibel untuk diterapkan di Jakarta. Kebijakan BME Euro2 dituangkan dalam Kepmen LH Nomor 141/2003 dan dioperasionalkan melalui Perda Provinsi DKI Jakarta Nomor 2/2005 yang menetapkan bahwa setiap kendaraan harus memenuhi BME dan harus melakukan uji emisi. Kegiatan uji emisi kendaraan merupakan kegiatan untuk memastikan bahwa setiap kendaraan
memenuhi BME, atau dengan kata lain kegiatan ini bertujuan untuk memonitor emisi total kendaraan. Kepmen LH Nomor 141/2003 dan Perda Provinsi DKI Jakarta Nomor 2/2005 merupakan kebijakan CAC. Kegiatan uji emisi atau monitoring emisi dari sumber bergerak dalam hal ini dari kendaran bermotor sulit dilakukan melalui kebijakan CAC karena kegiatan tersebut membutuhkan teknologi peralatan untuk pengawasan, dan pendanaan kegiatan yang besar, serta kesiapan sumberdaya manusia (SDM) dalam mengoperasikan. Karena itu, berbagai negara menggunakan instrumen ekonomi sebagai instrumen insentif yang dapat mengubah perilaku masyarakat untuk menurunkan emisi polutan dari kendaraan bermotor. Beberapa negara menggunakan berbagai jenis instrumen ekonomi dan berhasil menurunkan emisi polutan dari kendaraan secara efektif. Pada penelitian ini, dilakukan perbandingan untuk menilai efektivitas antara kebijakan CAC dan instrumen ekonomi menggunakan metode MCDA. Hasil yang diperoleh adalah bahwa kebijakan instrumen ekonomi merupakan kebijakan terbaik dengan tingkat kegagalan terkecil dalam mereduksi emisi dari kendaraan. Berdasarkan hasil analisis kebijakan tersebut dan polluter pays principle maka instrumen ekonomi dapat diterapkan untuk mengendalikan pencemaran dari emisi kendaraan bermotor sebagai bagian dari kebijakan lingkungan. Beberapa instrumen ekonomi seperti pajak kendaraan, subsidi terhadap penggunaan alat kontrol polusi pada kendaraan, dan pajak penggunaan jalan yang telah diterapkan dibeberapa negara dapat digunakan sebagai model instrumen ekonomi dalam kebijakan lingkungan di wilayah Jabodetabek. Kesimpulan dari penelitian ini adalah meningkatnya emisi PM10 dari kendaraan mempercepat terjadinya degradasi kualitas udara ambien. Untuk memperoleh konsentrasi ambien sesuai dengan BMA untuk kesehatan maka dibutuhkan reduksi emisi lebih dari 60 persen dari tingkat emisi kendaraan pada tahun 2005. Menurunnya kualitas udara ambien menyebabkan meningkatnya berbagai gangguan kesehatan dan secara rata-rata gangguan kesehatan meningkat di atas 10 persen per tahun. Nilai ekonomi dari gangguan kesehatan tersebut pada tahun 2005 mencapai 7 persen dari PDRB Jakarta pada tahun 2004. Upaya pengendalian pencemaran udara selama ini dilakukan melalui kebijakan penetapan standar emisi kendaraan belum efektif menurunkan emisi dari kendaraan bermotor. Karena itu, kebijakan standar emisi tersebut harus diikuti oleh kebijakan instrumen ekonomi karena pengawasan emisi total kendaraan melalui kebijakan CAC tidak cost-effective. Pemberlakuan kebijakan lingkungan harus mencakup wilayah Jabodetabek, karena tingginya penglaju dari wilayah Bodetabek. Penggunaan revenu dari instrumen insentif yang berkaitan dengan kendaraan bermotor harus dapat dikembalikan kepada masyarakat dalam 3 (tiga) bentuk yaitu: pertama meningkatkan prasarana dan sarana transportasi sebagai pelayanan yang diberikan pada pembayar pajak. Kedua, meningkatkan fasilitas kesehatan sebagai pelayanan yang diberikan pada masyarakat yang terkena dampak. Ketiga, untuk biaya abatemen dengan memberikan subsidi bagi penggunaan alat kontrol polusi pada kendaraan lama yang belum memenuhi BME serta memperluas ruang terbuka hijau yang dapat mereduksi emisi polutan dari kendaraan.
@ Hak Cipta Milik Institut Pertanian Bogor, Tahun 2007 Hak Cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya ilmiah dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
MODEL KEBIJAKAN REDUKSI PENCEMARAN PM10 DARI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DI DKI JAKARTA
NURAINI SOLEIMAN
Disertasi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Penguji Luar Komisi Ujian Tertutup: Prof. Dr. Ir. Hermanto Siregar. Penguji Luar Komisi Ujian Terbuka: 1. Dr. Indra Darmawan MSc. 2. Prof. Dr. Ir. Bambang Pramudya Noorachmat M.Eng.
Judul Disertasi : Nama : Nomor Pokok : Program Studi :
Model Kebijakan Reduksi Pencemaran PM10 dari Emisi Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta Nuraini Soleiman P062034014 Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Disetujui Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng MF. Ketua
Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.Sc Anggota
Prof. Dr. Ir. Bunasor Sanim M.Sc Anggota
Diketahui Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, M.S.
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.
Tanggal Ujian: 28 April 2008
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Ternate, Maluku Utara, pada tanggal 30 Juli 1954 sebagai anak pertama dari pasangan Doa Soleiman dan Nurdewi Soleiman (almarhumah). Penulis menikah dengan M.Herman dan dikaruniai dua orang anak, Nanda Heraini Herman dan Yudhistira Abjani Herman. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar dan pendidikan menengah pertama di Jakarta. Penulis mengawali pendidikan menengah atas penulis masuk di SMAN IV Jakarta pada tahun 1971 dan menyelesaikannya di Sekolah Indonesia Nederland, Wassenaar, pada tahun 1973. Setelah menyelesaikan SMA penulis melanjutkan studi di Haagse Analisten School, sekolah analis kimia di Scheveningen, Den Haag. Kembali dari Belanda pada akhir tahun 1977 dan pada tahun 1978 penulis meneruskan pendidikan di ITB-Bandung pada Jurusan Matematika dan lulus sebagai Sarjana Matematika ITB pada tahun 1984 dengan judul tugas akhir ‘Fungsi Green’. Setelah lulus dari ITB penulis bekerja di Universitas Terbuka (UT) sebagai dosen Matematika dan ditempatkan di Pusat Komputer UT, sebagai programer dan sistem analis untuk aplikasi komputer yang dikembangkan UT. Di samping itu, antara tahun 1984-1987 penulis menjadi staf pengajar pada Jurusan Matematika FMIPA Universitas Nasional (UNAS) di Jakarta untuk beberapa matakuliah Matematika. Pada tahun 1988 penulis dikirim ke Canada untuk mengikuti pendidikan S2 dalam program studi Manajemen Pendidikan Jarak Jauh di Simon Fraser University (SFU), Vancouver-British Columbia, dan lulus pada tahun 1990 dengan judul tugas akhir ‘A Study of Materials Distribution Centers of Three Distance Education Institutions’. Tahun 1994-2000 penulis ditugaskan sebagai Kepala Pusat Komputer UT dan tahun 2000-2003 penulis ditugaskan sebagai Kepala Pusat Distribusi Bahan Ajar UT. Tahun 2003-2004 penulis ditugaskan sebagai Sekretaris Lembaga Pengabdian pada Masyarakat UT dan tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan S3 di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan di IPB.
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penulisan disertasi ini. Tema yang dipilih adalah Model Kebijakan Reduksi Pencemaran PM10 dari Emisi Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta, sebagai upaya mereduksi degradasi kualitas udara di Jakarta. Data statistik menunjukkan bahwa meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor di Jakarta menyebabkan meningkatnya emisi PM10 dengan rata-rata peningkatan lebih dari 500 ton/tahun antara tahun 1999-2004. Diprediksi penggunaan kendaraan terutama kendaraan pribadi akan terus meningkat selama belum tersedianya alternatif sarana transportasi umum yang dapat memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat. Dengan demikian, emisi PM10 akan terus meningkat. Data hasil monitoring udara ambien menunjukkan bahwa konsentrasi ambien PM10 di beberapa wilayah telah melampaui BMA untuk kesehatan. Secara rata-rata konsentrasi ambien PM10 tahunan di Jakarta telah melampaui BMA untuk kesehatan. Semakin besar selisih konsentrasi ambien PM10 terhadap BMA, akan semakin besar dampak PM10 terhadap gangguan kesehatan yang menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi penduduk Jakarta. Berbagai kebijakan lingkungan yang diterapkan pemerintah belum berhasil mengurangi tingkat emisi total PM10 dari kendaraan bermotor. Berdasarkan isu tersebut, penulis menentukan topik disertasi ini dengan tujuan dapat memberikan kontribusi pada program-program pengendalian pencemaran yang berasal dari emisi kendaraan bermotor di Jakarta khususnya. Pemodelan dengan metode sistem dinamis merupakan metode penelitian yang dapat mengestimasi variabel lingkungan, sosial dan ekonomi yang akan terjadi pada masa mendatang, sehingga intervensi kebijakan dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan, kerugian sosial dan ekonomi yang lebih besar. Simulasi dari model menggunakan perangkat lunak Vensim, karena perangkat lunak ini menurut penulis cukup baik dalam mengakomodasi keinginan penulis dalam pengembangan model. Validasi model menggunakan uji teori dan uji sensitivitas untuk melihat tingkat ketahanan model terhadap waktu (robustness) dilakukan untuk menghasilkan model yang valid dan reliabel. Untuk menentukan efektivitas kebijakan yang diterapkan penulis menggunakan metode analisis multi kriteria, karena beberapa variabel tidak dapat ditentukan besarannya secara kuantitatif untuk menganalisis kebijakan. Prime merupakan perangkat lunak yang dapat mengakomodasi kebutuhan analisis kebijakan yang penulis butuhkan. Hasil penenlitian ini menyimpulkan bahwa sekalipun kebijakan BME kendaraan telah diterapkan, namun emisi total PM10 dari kendaraan tidak dapat dikontrol menggunakan kebijakan CAC tersebut, sehingga dibutuhkan kebijakan instrumen ekonomi agar emisi kendaraan dapat direduksi. Hasil analisis kebijakan menunjukkan bahwa kebijakan instrumen ekonomi memiliki tingkat kegagalan yang lebih kecil dibandingkan dengan kebijakan CAC. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan, kerugian sosial dan ekonomi yang lebih besar, maka kebijakan lingkungan pengendalian pencemaran udara dari emisi
kendaraan bermotor di Jakarta harus menggunakan instrumen ekonomi sebagai tambahan dari kebijakan BME kendaraan yang telah ada. Berbagai pihak telah memberikan kontribusi secara langsung ataupun tidak langsung terhadap penyelesaian disertasi ini. Penulis telah menerima berbagai bantuan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan disertasi ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi banyak pihak. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis kepada para pembimbing, yaitu: Prof. Dr. Ir. R.C. Tarumingkeng MF, sebagai ketua komisi pembimbing; Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.Sc dan Prof. Dr. Bunasor Sanim M.Sc., masing-masing sebagai anggota komisi pembimbing. Tanpa arahan dan masukan yang diberikan oleh komisi pembimbing maka sulit dibayangkan disertasi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Pimpinan IPB, Dekan Sekolah Pascasarjana; Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, atas kesempatan yang diberikan pada penulis untuk melanjutkan studi di IPB. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada rekan-rekan satu kelas S3-PSL kelas Kimpraswil tahun 2004 atas dorongan dan bantuannya dalam menyelesaikan studi; rekanrekan di Universitas Terbuka atas bantuan dan dukungannya. Penulis menyampaikan terima kasih pada berbagai lembaga: Universitas Terbuka atas dukungan untuk mengikuti studi di IPB; BMG, BPS Pusat, BPS-DKI Jakarta, Ditlantas Polda Metrojaya, atas dukungan data yang penulis butuhkan; Kementrian Lingkungan Hidup, khususnya Perpustakaan LH dalam membantu penulis mengumpulkan berbagai literatur. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta (Doa Soleiman dan Nadirah Soleiman) atas doa dan dukungan yang tiada hentinya untuk memudahkan jalan yang penulis lalui. Terima kasih pada suami (M. Herman) dan kedua anak (Nanda Heraini Herman dan Yudhistira Abjani Herman) atas kasih dan dukungannya. Tanpa pengertian dan dukungan dari suami dan anak-anak tercinta sulit dibayangkan studi ini dapat diselesaikan dengan baik. Berbagai pihak yang telah memberikan dukungan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih atas bantuannya. Kiranya Tuhan dapat membalas kebaikan yang diberikan. Akhirnya, hanya karena RidhoNya maka studi dan disertasi ini dapat diselesaikan. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT apabila terdapat kesalahan dan kekurangsempurnaan dalam penulisan disertasi ini adalah karena ketidak sempurnaan penulis semata.
Bogor, April 2008
Nuraini Soleiman
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI.........................................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL................................................................................................. xviii DAFTAR GAMBAR.............................................................................................
xx
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
xxi
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................... xxii
I.
II.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah...............................................................................
4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................
7
1.4 Ruang Lingkup Penelitian .....................................................................
8
1.5 Novelty Penelitian .................................................................................
9
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan, Lingkungan dan Pembangunan...................................... 10 2.2 Tinjauan Literatur Hasil Penelitian Terdahulu ..................................... 17 2.3 Pemodelan Kualitas Udara Wilayah Perkotaan .................................... 24 2.4 Analisis Multi Kriteria........................................................................... 30 2.5 Kebijakan Pengendalian Pencemaran.................................................... 34
III
METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Pelaksanaan Penelitian .......................................
44
3.2 Data yang Digunakan............................................................................. 47 3.3 Metode Analisis..................................................................................... 48 3.4 Pemodelan.............................................................................................. 51 3.4.1. Estimasi Tingkat Emisi .............................................................. 51
xv
3.4.2. Estimasi Tingkat Pencemaran .................................................... 52 3.4.3. Estimasi Dampak Kesehatan ……………..........……................ 53 3.4.4. Estimasi Biaya Sosial dan Biaya Degradasi …………............... 54 3.4.5. Estimasi Nilai Ekonomi Kerusakan Lingkungan ....................... 55 3.4.6. Skenario Analisis Kebijakan ...................................................... 55 3.5 Asumsi yang Digunakan………...............……..…………....….…...... 57 3.6 Validasi Model.....................................................................................
59
3.6.1. Uji Teori ....................................................................................... 60 3.6.2. Uji Kestabilan Struktur Model.....................................................
IV.
60
ANALISIS KONDISI YANG MEMPENGARUHI PENCEMARAN UDARA DI JAKARTA 4.1 Penduduk dan Laju Urbanisasi ........................................................... 62 4.1.1 Penduduk Jakarta ....................................................................... 62 4.1.2 Laju Urbanisasi ............................................................................ 64 4.2 Kondisi Sosial Ekonomi ........……………….............……………....... 65 4.3 Pendapatan per Kapita .......................................................................... 67
V.
4.4 Sumber Emisi .......................................................................................
68
4.4.1 Sumber Industri ..........................................................................
69
4.4.2 Sumber Domestik ...... ................................................................
71
4.4.3 Sumber Kendaraan Bermotor ....................................................
71
4.5 Kualitas Udara .....................................................................................
73
4.5.1 Emisi ...... ..................................................................................
73
4.5.2 Konsentrasi Udara Ambien ......................................................
75
4.6 Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara .........…............………..
77
PROSES PEMODELAN 5.1
Identifikasi Model...........................................................................
81
5.2
Konstruksi Sub-model Emisi..........................................................
82
xvi
VI.
5.3
Konstruksi Sub-model Dispersi......................................................... 85
5.4
Konstruksi Sub-model Dampak Pencemaran .................................. 86
5.5
Template Model……………………. .............................................. 88
5.6
Konstruksi Model Kebijakan............................................................. 92
HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1
6.2
6.3
VII.
VIII.
Analisis Hasil Model Dinamis .......................................................... 95 6.1.1
Estimasi Emisi....................................................................... 95
6.1.2
Estimasi Konsentrasi Ambien................................................ 100
6.1.3
Estimasi Gangguan Kesehatan…………………………….. 104
6.1.4
Estimasi Nilai Ekonomi Gangguan Kesehatan..................... 111
6.1.5
Analisis Manfaat dan Biaya.................................................. 116
Skenario Reduksi Emisi Kendaraan................................................. 121 6.2.1
Skenario Euro2……………………………………………. 123
6.2.2
Skenario Diesel…………………………………………… 124
6.2.3
Skenario Volume................................................................. 126
Skenario Kebijakan Reduksi Emisi Menggunakan Prime............... 130
ANALISIS KEBIJAKAN 7.1
Aspek Lingkungan……................................................................
140
7.2
Aspek Sosial..................................................................................
146
7.3
Aspek Ekonomi.............................................................................
148
7.4
Aspek Kelembagaan......................................................................
153
7.4.1
Pengelolaan ......................................................................
153
7.4.2
Pendanaan ........................................................................
158
KESIMPULAN DAN SARAN 8.1
Kesimpulan...................................................................................
160
8.2
Saran.............................................................................................
162
xvii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
165
LAMPIRAN.............................................................................................
172
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Matrik Penelitian Terdahulu Kualitas Udara..............................................
23
2.
Matrik Keputusan.........................................................................................
30
3.
Data yang digunakan....................................................................................
47
4.
Matriks Keputusan Penelitian ......................................................................
56
5.
Konsentrasi Hasil Pengamatan dan Model ..................................................
60
6.
Korelasi Pendapatan per Kapita dan Jumlah Kendaraan ……..……….......
68
7.
Penggunaan Bahan Bakar Sektor Industri di Jakarta Tahun 2003 ................
69
8.
Persentase Emisi Debu Menurut Sumber Emisi ...........................................
70
9.
Pemanfaatan Lahan Industri per Wilayah di Jakarta Tahun 2004 ………..
70
10.
Peraturan Perundang-undangan Tentang Kualitas Udara ............................
77
11.
Emisi Total dari Sumber Industri ................................................................
82
12.
Faktor Emisi Sumber Domestik ..................................................................
83
13.
Parameter Koefisien Dispersi Vertikal .......................................................
84
14.
Value Tree Reduksi Emisi Kendaraan …………….....................................
94
15.
Value Tree Kebijakan Lingkungan...............................................................
94
16.
Estimasi Emisi dari sumber Kendaraan, Domestik, dan Industri.................
95
17.
Persentrase Emisi per Kategori Kendaraan...................................................
96
18.
Emisi per Jenis Bahan Bakar........................................................................
96
19.
Kurva Estimasi Emisi Kendaraan.................................................................
97
20.
Emisi Kendaraan per Wilayah......................................................................
98
21.
Kurva Estimasi Konsentrasi dan Emisi Kendaraan......................................
102
22.
Gangguan Kesehatan Dampak Pencemaran PM10 di Jakarta.....................
106
23.
Korelasi antara Prematur Mortalitas dan Konsentrasi Ambien PM10.........
109
24.
Korelasi antara Tingkat Morbiditas dan Konsentrasi Ambien PM10..........
109
25.
Jumlah Kasus Kesehatan Akibat Pencemaran PM10 di Jakarta ..................
111
26.
Nilai Ekonomi Kesehatan Akibat Pencemaran PM10 di Jakarta...................
114
xix 27.
Korelasi Biaya Kesehatan dan Konsentrasi Ambien PM10..........................
115
28.
Biaya Kerusakan dan Manfaat.......................................................................
117
29.
Korelasi antara Biaya Degradasi dan Konsentrasi Ambien PM10................
117
30.
Korelasi Manfaat Bersih dan Kosentrasi Ambien.........................................
119
31.
Perubahan Variabel Endogen Simulasi Cara-1.…………………………….
122
32.
Estimasi Reduksi Emisi Kendaraan dengan BME Euro2..............................
124
33.
Skenario Reduksi Emisi Kendaraan Diesel.................................................... 125
34.
Skenario Reduksi Volume Kendaraan………………………………………
127
35.
Perubahan Variabel Endogen Simulasi Cara-2...............................................
129
36.
Matrik Keputusan Alternatif Kebijakan Reduksi Emisi PM10........................
130
37.
Value Tree Reduksi Emisi Kendaraan............................................................. 131
38.
Matrik Keputusan Alternatif Kebijakan Lingkungan......................................
39.
Value Tree Kebijakan Lingkungan.................................................................. 135
40.
Matrik Kebijakan Reduksi Emisi Kendaraan................................................... 140
135
xix
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.
Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................................
44
2.
Diagram Alir Model .....................................................................................
46
3.
Peta Penelitian ..............................................................................................
50
4.
Peta Pembagian Grid Jakarta ......................................................................
51
5.
Konsentrasi Udara Ambien PM10 per Grid .................................................
61
6.
Penduduk per Kota Madya di Jakarta............................................................
63
7.
Perkembangan Penduduk Jakarta 1995-2004 ...............................................
64
8.
Persentase Migrasi Penduduk .......................................................................
64
9.
Kecenderungan Pertumbuhan Penduduk Jabodetabek .................................
65
10.
Pendapatan per Kapita Jakarta 1995-2004 ....................................................
67
11.
Penduduk dan Pendapatan per Kapita Jakarta 1995-2004 ............................
68
12.
Populasi Kendaraan Bermotor di Jakarta ......................................................
71
13.
Rasio Penduduk-Kendaraan .........................................................................
72
14.
Konsumsi BBM Sektor Transportasi Tahun 2000-2004 ..............................
73
15.
Emisi Kendaraan Bermotor Tahun 2000-2004 ............................................
74
16.
Konsentrasi Ambien PM10 BMG ................................................................
75
17.
Konsentrasi Ambien PM10 Bapelda-Jakarta ...............................................
76
18.
Sub-model Emisi PM10 ………….…………………………………….…
89
19.
Sub-model Dispersi PM10 …………….………………………….………
90
20.
Sub-model Dampak Pencemaran PM10 ……………………….…………
91
21.
Emisi Total per Wilayah di Jakarta...............................................................
100
22.
Sebaran Konsentrasi Ambien PM10.............................................................
101
23.
Hubungan antara Konsentrasi Ambien PM10 dan Emisi Kendaraan...........
103
24.
Peningkatan Dosis Pencemaran dan Gangguan Kesehatan.........................
105
25.
Biaya Kesehatan dan Konsentrasi Ambien PM10………............................
115
26.
Fungsi Kerusakan Lingkungan Pencemaran PM10.....................................
118
xxi 27.
Korelasi antara Manfaat Bersih dan Konsentrasi Ambien ...........................
119
28.
Interval Bobot Atribut Pengendalian Pencemaran PM10...............................
132
29.
Value Interval Reduksi Emisi Kendaraan.....................................................
133
30.
Decision Rules Kebijakan Reduksi Emisi Kendaraan..................................
133
31.
Interval Bobot Atribut Kebijakan Lingkungan.............................................
136
32.
Value Interval Kebijakan Lingkungan..........................................................
137
33.
Struktur Dominan Kebijakan Lingkungan....................................................
137
34.
Decision Rules Kebijakan Lingkungan........................................................
138
35.
Persentase Kerugian Ekonomi terhadap PDRB Model................................
149
36.
Pendapatan per Kapita vs Emisi PM10 Kendaraan........................................
150
37.
Pendapatan per Kapita, Pencemaran dan Kebijakan Pemerintah .................
151
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Informasi Grid dan Penduduk Tahun 2004 ..............................................
173
2.
Matrik Origin-Destination 1995 ...............................................................
174
3.
Kategori Kendaraan, Faktor Emisi dan Komposisi Kendaraan ...............
175
4.
Utilisasi Kendaraan 1995 .........................................................................
175
5.
Kemiringan Fungsi Dose-Response ........................................................
176
6.
Nilai Ekonomi Kesehatan..........................................................................
176
7.
Perhitungan Konversi Matrik OD ............................................................
178
8.
Emisi Kendaraan per Grid ........................................................................
179
9.
Konsentrasi Ambien PM10 per Grid.........................................................
181
10.
Gangguan Kesehatan per Wilayah............................................................
183
11.
Nilai Ekonomi Kesehatan per Wilayah.....................................................
186
12.
Nilai Ekonomi Kerusakan Lingkungan per Wilayah................................
189
13.
Dokumen Model Vensim..........................................................................
192
DAFTAR ISTILAH
AA AKK AP AQ
Serangan Asma (Asthma Attacks) Angka Kematian Kasar Persentase Penderita Asma Air Quality, studi Kualitas Udara di Jakarta, Syahril et al. 2002
BAPELDA
Badan Pengendali Lingkungan Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas BAU Bussiness as Usual BBM Bahan Bakar Minyak BC Bronchitis Kronis (Chronic Bronchitis) BMA Baku Mutu Ambien BME Baku Mutu Emisi BMG Badan Meteorologi dan Geofisika BPS Badan Pusat Statistik CAC Command and Control Departemen Perhubungan Dephub Depkes Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Ditjen Migas Ditlantas Polda Metro Jaya Direktorat Lalu Lintas Polisi Daerah Metro Jakarta DKI Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta, selanjutnya disebut Jakarta DR Dose-response EKC Environmental Kuznets Curve ERV Perawatan UGD RS Gangguan Pernapasan (Emergency Room Visit) ESDM FE IE IIGHGER JABODETABEK Jakbar Jakpus
Energi dan Sumber Daya Minyak Faktor Emisi Instrumen Ekonomi The Impact of International GHG Emissions Reduction on Indonesia, Susandi 2004. Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi Jakarta Barat Jakarta Pusat
Jaksel Jaktim Jakut JDA Kepmen KLH KRL LH LRI Matrik-OD MCDA NPV OECD PA PCE PDRB Pemda PM PM10 POP PP PU RAD RHA RSD SFD SK SPBU UGD UMP US-EPA VKT VSL
Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Utara Jakarta Dalam Angka Keputusan Menteri Kementrian Lingkungan Hidup Kereta Api Listrik Lingkungan Hidup Simpton Pernapasan pada Anak-anak (Respiratory Symptoms a/g Children =LRI Matrik Origin and Destination Analisis Multi Kriteria (Multiple Criteria Decision Analysis) Net Present Value Organization for Economic Cooperation and Development Persentase Anak Alat Kontrol Polusi (Pollution Control Equipment) Produk Domestik Regional Bruto Pemerintah Daerah Kematian Lebih Awal (Premature Mortality) Partikel yang diameternya lebih kecil dari 10 mikron. Populasi Peraturan Pemerintah Departemen Pekerjaan Umum Keterbatasan Hari Kerja (Restricted Activated Days ) Perawatan RS Gangguan Pernapasan (Respiratory Hospital Admission ) Simpton Gangguan pernapasan (Respiratory Symptoms) Stock Flow Diagram Surat Keputusan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Unit Gawat Darurat Upah Minimum Propinsi Institusi Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat Vehicle Kilometer Travel Value of Statistical Life