LINGUA, Vol. 12, No. 2, September 2015 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X; Web: lingua.pusatbahasa.or.id
Pusat Kajian Bahasa dan Budaya, Surakarta, Indonesia
Hanggoro, P. Wahyu. 2015. Model Bermain Sulap dalam Pembelajaran Menulis Berita Kelas VIII SMP. Lingua, 12(2): 255-270.
MODEL BERMAIN SULAP DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BERITA KELAS VIII SMP Wahyu Puji Hanggoro Pascasarjana Universitas Negeri Malang e-mail:
[email protected]
Abstract: The objective of this paper is to describe how teaching to write news using creative and innovative techniques. The model is BERMAIN SULAP an acronym of Cover the News, Use recording tools, Recall evidences in the sites, Organize, and Report. The product being described in this paper is an instructional model explaining how writing news is developed for teaching for the grade VIII SMP students and steps to teach news using Bermain Sulat techniques. This model is designed based upon instructional objective in the School Based Curriculum 2006 (KTSP) incurring benefuts and weaknesses of the model. Keywors: model, creative, innovative, news writing.
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP selama ini belum berlangsung seperti yang diharapkan. Salah satu penyebabnya adalah metode yang digunakan guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang cenderumg kaku, monoton dan membosankan. Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia belum mampu melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional, kognitif, emosional, dan afektif. Salah satu kemampuan berbahasa yang diajarkan kepada siswa adalah kemampuan menyimak. Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya tidak terlepas dari kegiatan menyimakbeberapa ucapan-ucapan atau pembicaraan dari lingkungan sekitar. Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 2008: 31). Keberhasilan siswa memahami serta menguasai pelajaran di awali oleh keterampilan menyimak yang baik. Siswa menganggap bahwa keterampilan menyimak adalah keterampilan yang mudah karena orang yang normal pasti akan menyimak. Pikiran itu harusnya dihilangkan karena pada kenyataannya siswa masih banyak yang mengeluh dalam menyimak suatu pembelajaran dengan baik. Berdasarkan observasi, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran langsung tentang cara yang baik untuk menyimak masih terlupakan danterabaikan karena beberapa faktor: 1) pembelajaran menyimak khususnya menyimak berita di sekolah-sekolah pada umumnya kurang mendapat perhatian khusus; 2) pembelajaran memahami isi berita yang diberikan di kelas masih menggunakan metode ceramah; 3) guru juga kurang menekankan pada latihan-latihan untuk memahami suatu berita, melainkan lebih
257
LINGUA, Vol. 12, No. 2, September 2015 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X; Web: lingua.pusatbahasa.or.id
Pusat Kajian bahasa dan Budaya, Surakarta, Indonesia
Hanggoro, P. Wahyu. 2015. Model Bermain Sulap dalam Pembelajaran Menulis Berita Kelas VIII SMP. Lingua, 12(2): 255-270.
menekankan pada pengenalan-pengenalan istilah seperti menjelaskan pengertian berita dan aspek-aspek yang ada dalam berita. Dalam pembelajaran di sekolah, khususnya pembelajaran dan tesmenyimak kurang mendapat perhatian guru secara khusus. Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam upaya meningkatkan keterampilan menyimak siswa.Model pembelajaran merepresentasikan komponen pembelajaran yang perlu diperhatikan apabila guru berorientasi pada keberhasilan belajar peserta didik. Komponen pembelajaran terdiri atas aksi esensial guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai. Ketiga komponen tersebut mempresentasikan sebuah siklus yang ‘continum’ dalam upaya menghasilkan model pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu, pembelajaran di kelas yang efektif memerlukan komitmen profesional. Jacobsen et. al (2009: i) menyatakan bahwa hal-hal yang menakjubkan atau mencengangkan dapat terjadi selama pembelajaran secara spontan dan tak terduga karena peserta didik sangat dinamis dan memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Dalam kelas yang dinamis, ketercapaian kompetensi, pematangan sosial-emosional, dan intelektual peserta didik merupakan tujuan-tujuan utama yang harus dicapai guru sebagai pendidik profesional. Peran guru dalam mencapai tujuan-tujuan itu adalah memfasilitasi pembelajaran. Kelas adalah miniatur dunia nyata, maka secara akademik model pembelajaran harus relevan dengan dunia sekitar peserta didik. Kemudian secara sosial-emosional, kelas menjadi tempat interaksi beragam karakter, gaya belajar, dan latar belakang. Penekanan model pembelajaran yang efektif pada keterlibatan peserta didik sebagai pembelajar aktif. Model pembelajaran efektif yang dikemas dengan cara kreatif dan menyenangkan, tentu menyisakan cerita-cerita berkesan. Kesan itu tidak hanya tertangkap dari ekspresi peserta didik melainkan juga dari hasil karya peserta didik dan proses pembelajaran itu sendiri. Hasil pembelajaran aktif yang dapat dilihat adalah peserta didik menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, memanfaatkan beragam sumber belajar, bekerja dalam kelompok, menghasilkan karya yang merupakan hasil gagasannya sendiri, memajangkan hasil karya dalam kelas serta mempresentasikannya (USAID, 2011: 1-2). Oleh karena itu, makalah ini bermaksud memberikan sumbang saran model pembelajaran bahasa Indonesia untuk kompetensi menulis, khususnya dalam pembelajaran menulis berita. Model yang ditawarkan adalah “BERMAIN SULAP”, yang merupakan akronim dari langkah-langkah pembelajaran berita, yaitu 1) Liput Beritanya, 2) Manfaatkan alat perekam, 3) Ingat-ingat hal-hal yang terjadi di sekitar lokasi peliputan berita, 4) Susun beritanya dengan memperhatikan unsur 5W-1H, 4) Laporkan hasilnya di depan kelas. METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah studi pustaka dan observasi. Pengumpulan data dengan studi pustaka, dilakukan untuk mendapatkan referensi terpercaya dalam pengembangan model pembelajaran. Data hasil studi pustaka disintesis dan dikembangkan. Observasi merupakan langkah kedua dalam melakukan pengumpulan data setelah melakukan studi pustaka. Observasi pembelajaran dilakukan di SMP Negeri 1 Wagir, Kabupaten Malang- Jawa Timur. 258
LINGUA, Vol. 12, No. 2, September 2015 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X; Web: lingua.pusatbahasa.or.id
Pusat Kajian bahasa dan Budaya, Surakarta, Indonesia
Hanggoro, P. Wahyu. 2015. Model Bermain Sulap dalam Pembelajaran Menulis Berita Kelas VIII SMP. Lingua, 12(2): 255-270.
HASIL DAN BAHASAN Landasan Filosofis Model pembelajaran BERMAIN SULAP merupakan sintesis dan pengembangan pemikiran para ahli. Landasan filosofis yang melatarbelakangi model BERMAIN SULAP adalah Contextual Teaching and Learning (Johnson, 2011). Modifikasi dan pengembangan langkah diperlukan agar mampu diterapkan dalam kelas. Modifikasi dan pengembangan langkah bermaksud menerjemahkan ide dari konteks global untuk diimplementasikan dalam konteks lokal (Zaini dkk., 2008: v). Peningkatan kemampuan berpikir dalam pembelajaran sejalan dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) (Johnson, 2011:181). Dalam pandangan CTL, peserta didik diarahkan pada pencapaian intelektual yang berasal dari partisipasi aktif merasakan pengalaman-pengalaman bermakna. Pengalaman belajar dengan cara terlibat secara langsung melalui (1) mengaitkan makna, (2) melakukan pekerjaan yang berarti, (3) regulasi diri, (4) bekerja sama, (5) berpikir kritis dan kreatif, (6) membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, (7) mencapai standar yang tinggi, dan (8) asesmen otentik (Johnson, 2011: 65-66). Tujuan Pembelajaran Ada dua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui penggunaan model BERMAIN SULAP dalam pembelajaran menulis berita, yaitu tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. 1. Tujuan Pembelajaran Umum: a. Siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran menulis berita. 2. Tujuan Pembelajaran Khusus: a. Siswa mampu menulis berita dari hasil liputannya di lapangan. b. Siswa mampu menulis isi berita dengan data yang mendukung. c. Siswa mampu menyususn berita dengan mengandaikan diri sebagai wartawan. Langkah-Langkah Pembelajaran Sesuai dengan inovasi pembelajaran yang diusulkan, disediakan model BERMAIN SULAP dalam pembelajaran menulis berita. Metode ini dikemas ke dalam jenis metode diskusi kelompok berbasis pembelajaran kooperatif yang lebih menekankan pengajaran individual meskipun tetap menggunakan pola kooperatif (Team-Assisted Individualization). Dalam praktiknya, model BERMAIN SULAP dalam pembelajaran menulis berita, didukung oleh penggunaan alat perekam yang berupa HP ataupun alat perekam yang lain.Selain itu juga didukung oleh penggunaan alat bantu berupa tongkat yang terbuat dari kayu berbentuk tongkat kecil berukuran diameter 1 cm dan panjang 30 cm. tongkat ini diandaikan seperti tongkat ajaib yang sering digunakan pemain sulap dalam setiap aksinya. Penggunaan tongkat kayu ini juga dapat digantikan dengan gulungan kertas HVS atau yang lain dengan tujuan menjadi sebuah alat bantu dalam proses pembelajaran untuk memberikan giliran atau estafet dalam membacakan berita yang ditulis siswa di depan kelas. 259
LINGUA, Vol. 12, No. 2, September 2015 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X; Web: lingua.pusatbahasa.or.id
Pusat Kajian bahasa dan Budaya, Surakarta, Indonesia
Hanggoro, P. Wahyu. 2015. Model Bermain Sulap dalam Pembelajaran Menulis Berita Kelas VIII SMP. Lingua, 12(2): 255-270.
Kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa lebih ditekankan pada kompetensi individual dalam hal menulis berita meskipun dalam prakteknya nanti, siswa juga dituntut untuk membaca hasil penulisan beritanya ketika dia mendapatkan giliran memegang tongkat ajaib yang telah disediakan. Penggunaan tongkat ajaib juga dimaksudkan sebagai upaya untuk membangkitkan motivasi siswa secara individual dalam membacakan hasil penulisan beritanya ketika ia mendapatkan tongkat ajaib tersebut. Dengan cara demikian, setiap siswa akan selalu siap untuk membacakan beritanya jika sewaktu-waktu mendapatkan atau memegang tongkat ajaib tersebut. Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut. 1. Persiapan Ada lima hal yang dilakukan dalam tahap persiapan, antara lain sebagai berikut. Pengembangan Silabus (dikembangkan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam KTSP). Pemilihan Materi Ajar (disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan perkembangan jiwa siswa yang diintegrasikan dengan penanaman nilai sikap). Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): RPP dijadikan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar bisa berlangsung runtut dan sistematis. Mempersiapkan alat perekam yang akan digunakan siswa dalam meliput berita (1 kelompok 1 alat perekam). Pembuatan tongkat ajaib: tongkat ini digunakan sebagai alat bantu untuk memotivasi dan melatih keberanian dan tanggung jawab siswa secara individual. 2. Pelaksanaan Kegiatan Langkah-langkah penggunaan model BERMAIN SULAP dalam pembelajaran menulis berita pada pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dibagi menjadi 3 bagian. Bagian-bagian tersebut dapat dideskripsikan berikut ini. Kegiatan Pendahuluan 1) Guru memasuki kelas dengan mengucap salam. 2) Peserta didik dan guru menyiapkan alat dan media pembelajaran. 3) Guru membuka pelajaran. 4) Peserta didik dan pendidik berdoa dipimpin salah satu peserta didik. 5) Guru melakukan ice breaking dengan pertunjukan sulap sederhana atau sejenisnya. 6) Guru menyampaikan rencana pembelajaran, latar belakang atau topik pembelajaran, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan target ketercapaian kompetensi. Kegiatan Inti 1) Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 3 orang dalam setiap kelompok. 2) Guru memberikan contoh berita tertulis yang telah dipersiapkan untuk dibaca siswa. 3) Setiap kelompok menyepakati tema berita apa yang akan ditulis. 4) Setiap kelompok menuju tempat peliputan berita yang disepakati. 260
LINGUA, Vol. 12, No. 2, September 2015 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X; Web: lingua.pusatbahasa.or.id
Pusat Kajian bahasa dan Budaya, Surakarta, Indonesia
Hanggoro, P. Wahyu. 2015. Model Bermain Sulap dalam Pembelajaran Menulis Berita Kelas VIII SMP. Lingua, 12(2): 255-270.
5) Kelompok meliput berita dan mewawancarai nara sumber yang sesuai dengan tema berita yang disepakati kelompok. 6) Secara individu, siswa menulis berita yang telah diliput bersama kelompoknya dengan memperhatikan unsur 5W-1H. 7) Siswa menyempurnakan berita yang ditulisnya dengan melihat contoh yang telah diberikan guru di awal pembelajaran. 8) Setelah selesai, siswa bergantian melaporkan beritanya di depan kelasdengan mengandaikan diri sebagai pembaca berita di televisi. 9) Setelah siswa tersebut selesai membacakan beritanya, tongkat ajaib diberikan kepada teman yang ia kehendaki. 10) Siswa yang memegang tongkat ajaib berikutnya, memberikan tanggapan terhadap pembacaan berita yang telah disampaikan oleh siswa pertama dengan memberikan alasan yang logis. 11) Tongkat ajaib diserahkan kepada guru untuk melanjutkan tugas pembacaan berita yang akan dilakukan siswa yang lain. 12) Guru dapat menanyakan berbagai hal yang berhubungan dengan berita yang telah dibacakan kepada semua siswa. 13) Demikian dan seterusnya, diskusi berjalan dengan tongkat yang terus berpindah tangan di antara siswa dan guru. 14) Siswa mengumpulkan tugasnya di meja guru. 15) Guru menyimpulkan hasil pembelajaran memberikan penilaian terhadap siswa serta memberikan penghargaan terhadap siswa dengan penampilan terbaik. Kegiatan Penutup 1) Peserta didik dan guru menuliskan catatan refleksi pada kertas warna yang telah disediakan (diiringi musik). Catatan refleksi tersebut kemudian ditempelkan pada papan pajang di kelas. 2) Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pembelajaran. 3) Peserta didik diberikan penguatan dan diberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum dimengerti. 4) Guru mengucapkan terima kasih, menutup pelajaran, dan mengucapkan salam penutup. Evaluasi Proses Pembelajaran Ada dua jenis penilaian yang digunakan, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung untuk menilai sikap siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Penilaian hasil dilakukan berdasarkan unjuk kerja yang dilakukan siswa dalam bentuk tulisan berupa berita hasil liputannya. Dalam penilaian proses digunakan lembar penilaian sikap (afektif) yang terdiri dari aspek: (1) kedisiplinan; (2) minat; (3) kerja sama; (4) keaktifan; dan (5) tanggung jawab. Dalam penilaian hasil digunakan rubrik penilaian untuk mengetahui kompetensi siswa dalam pembelajaran menulis berita. Ada beberapa aspek yang dinilai, yaitu (1) Ketepatan unsur261
LINGUA, Vol. 12, No. 2, September 2015 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X; Web: lingua.pusatbahasa.or.id
Pusat Kajian bahasa dan Budaya, Surakarta, Indonesia
Hanggoro, P. Wahyu. 2015. Model Bermain Sulap dalam Pembelajaran Menulis Berita Kelas VIII SMP. Lingua, 12(2): 255-270.
unsur berita; (2) kejelasan bahasa; (3) ketepatan ejaan; (4) ketepatan pilihan kata (diksi); (5) struktur kalimat; (6) isi berita. Keunggulan Model Bermain Sulap Keunggulan dari model BERMAIN SULAP dalam pembelajaran berita, antara lain sebagai berikut: 1) Cukup efektif untuk menumbuhkembangkan kedisplinan, minat, kerja sama, keaktifan, dan tanggung jawab siswa karena model ini sangat menekankan kemampuan siswa secara individual meskipun dilaksanakan secara berkelompok. 2) Cukup efektif untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menulis berita. 3) Cukup efektif untuk menumbuhkan budaya kompetetif di kalangan siswa karena secara kejiwaan siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk tampil sebaik-baiknya secara individual dan memiliki keterlibatan emosional untuk menjaga solidaritas kelompok ketika melaporkan beritanya. 4) Kegiatan pembelajaran benar-benar berpusat pada siswa sehingga dapat menemukan jawaban sendiri (inquiri) terhadap hal yang menjadi pertanyaannya. Guru hanya sebatas menjadi fasilitator yang membantu siswa dalam menumbuhkembangkan potensi dirinya. Kelemahan Model Bermain Sulap Adapun kelemahan dari pembaharuan model BERMAIN SULAP dalam pembelajaran berita, antara lain sebagai berikut: 1) Siswa cenderung gaduh, terutama saat proses pemberian tongkat ajaib dari satu siswa ke siswa yang lain atau dari guru ke siswa. 2) Guru harus membimbing anak-anak dalam menulis berita secara klasikal, sehingga dirasa sulit ketika harus menguasai siswa dalam jumlah yang besar dalam waktu yang bersamaan. 3) Ketika diskusi pada kelompoknya masing-masing, hanya ada beberapa siswa yang aktif dalam kelompoknya. Sedangkan siswa yang lain hanya mengikuti anggota kelompoknya. SIMPULAN Model pembelajaran BERMAIN SULAP (1) Liput Beritanya, 2) Manfaatkan alat perekam, 3) Ingat-ingat hal-hal yang terjadi di sekitar lokasi peliputan berita, 4) Susun beritanya dengan memperhatikan unsur 5W-1H, 4) Laporkan hasilnya di depan kelas), akan memberikan hasil yang efektif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran menulis berita. Keefektifan hasil belajar tersebut dapat tercapai jika guru melaksanakan tahapan-tahapan dalam pembelajaran berita model BERMAIN SULAP dengan baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam model BERMAIN SULAP adalah alokasi waktu, penataan ruang kelas, media dan peralatan pembelajaran yang digunakan, questioning dan instruksi yang baik untuk peserta didik. Kelebihan model BERMAIN SULAP dalam pembelajaran berita yaitu 262
LINGUA, Vol. 12, No. 2, September 2015 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X; Web: lingua.pusatbahasa.or.id
Pusat Kajian bahasa dan Budaya, Surakarta, Indonesia
Hanggoro, P. Wahyu. 2015. Model Bermain Sulap dalam Pembelajaran Menulis Berita Kelas VIII SMP. Lingua, 12(2): 255-270.
1) Cukup efektif untuk menumbuhkembangkan kedisplinan, minat, kerja sama, keaktifan, dan tanggung jawab siswa karena model ini sangat menekankan kemampuan siswa secara individual meskipun dilaksanakan secara berkelompok. 2) Cukup efektif untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menulis berita. 3) Cukup efektif untuk menumbuhkan budaya kompetetif di kalangan siswa karena secara kejiwaan siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk tampil sebaik-baiknya secara individual dan memiliki keterlibatan emosional untuk menjaga solidaritas kelompok ketika melaporkan beritanya. 4) Kegiatan pembelajaran benar-benar berpusat pada siswa sehingga dapat menemukan jawaban sendiri (inquiri) terhadap hal yang menjadi pertanyaannya. Guru hanya sebatas menjadi fasilitator yang membantu siswa dalam menumbuhkembangkan potensi dirinya. Sedangkan kelemahan penggunaan metode ini diantaranya adalah: 1) Siswa cenderung gaduh, terutama saat proses pemberian tongkat ajaib dari satu siswa ke siswa yang lain atau dari guru ke siswa. 2) Guru harus membimbing anak-anak dalam menulis berita secara klasikal, sehingga dirasa sulit ketika harus menguasai siswa dalam jumlah yang besar dalam waktu yang bersamaan. 3) Ketika diskusi pada kelompoknya masing-masing, hanya ada beberapa siswa yang aktif dalam kelompoknya. Sedangkan siswa yang lain hanya mengikuti anggota kelompoknya. SARAN Berdasarkan simpulan di atas, penulis menyampaikan saran sebagai berikut (1) pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya dilakukan secara interaktif, menggunakan questioning yang baik, media yang berinstruksi, dan menjadikan kelas sebagai sumber belajar dan wahana berkreativitas peserta didik; (2) pembelajaran bahasa Indonesia sebaiknya memanfaatkan kearifan lokal sebagai model atau sumber belajar sehingga pembelajaran akan bermakna bagi peserta didik; (3) sebaiknya guru menggunakan model pembelajaran aktif dan yang mengikuti perkembangan zaman; dan (4) makalah ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan, pedoman, informasi, atau bahan bandingan oleh penulis berikutnya yang ingin mengembangkan model pembelajaran bahasa Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas. ——————-. 2004. Kurikulum 2004: Naskah Akademik Mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. ——————-. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi: Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Zaini, Hisyam, dkk. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CSTD.
263
LINGUA, Vol. 12, No. 2, September 2015 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X; Web: lingua.pusatbahasa.or.id
Pusat Kajian bahasa dan Budaya, Surakarta, Indonesia
Hanggoro, P. Wahyu. 2015. Model Bermain Sulap dalam Pembelajaran Menulis Berita Kelas VIII SMP. Lingua, 12(2): 255-270.
Jacobsen, David A., Eggen, Paul, dan Kauchak, Donald. 2009. Methods for Teaching: Promoting Student Learning in K-12 Classroom. Terjemahan Achmad Fawaid dan Khoirul Anam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Johnson, Elaine B. 2011. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan BelajarMengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Terjemahan Ibnu Setiawan. Bandung: Kaifa. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa: Bandung. USAID. 2011. Praktik yang Baik: Pembelajaran bermakna Bahasa Indonesia. Jakarta: USAID Prioritas. Zaini, Hisyam, Munthe, Bermawy, dan Aryani, Sekar Ayu. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
264
LINGUA, Vol. 12, No. 2, September 2015 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X; Web: lingua.pusatbahasa.or.id
Pusat Kajian bahasa dan Budaya, Surakarta, Indonesia
Hanggoro, P. Wahyu. 2015. Model Bermain Sulap dalam Pembelajaran Menulis Berita Kelas VIII SMP. Lingua, 12(2): 255-270.
LAMPIRAN: TEKNIK MENULIS TEKS BERITA A. Judul 1. Judul berita harus bisa menggambarkan isi beritasecara keseluruhan. Pemberian judul ini menjadi penentu apakah pembaca akan tertarik membaca berita yang ditulis atau tidak. 2. Menggunakan kalimat aktif agar daya dorongnya lebih kuat. 3. Persoalan judul menjadi menarik seiring munculnya media berita internet. B. Kepala Berita/ Teras Berita Selain judul, kepala berita atau teras berita bisa menjadi penentu seorang pembaca akan melanjutkan bacaannya atau tidak. Beberapa buku panduan menulis berita menyebut lebih dari 10 hal yang bisa dipakai dalam kepala berita sebuah berita. Namun, hal yang tak boleh dilupakan dalam menulis kepala berita adalah unsur 5W + 1H (Apa/What, Di mana/Where, Kapan/When, Mengapa/Why, Siapa/Who dan Bagaimana/How). C. Badan Berita 1. Penentuan kepala berita ini juga membantu reporter menginventarisasi bahan-bahan berita. Sehingga penulisan berita menjadi terarah dan tidak keluar dari unsurunsur kepala berita. Inilah yang disebut badan berita. 2. Untuk lebih mudahnya, susun berita yang berawal dari kepala berita itu secara kronologis. Sehingga pembaca bisa mengikuti seolah-olah berita itu suatu cerita. 3. Cek dan ricek bahan yang sudah didapat. Dalam berita, akurasi menjadi hal yang sangat penting. D.Bahasa 1. Bahasa menjadi elemen yang penting dalam berita. Bayangkan bahwa pembaca itu berasal dari beragam strata. Bahasa yang digunakan untuk berita hendaknya bahasa percakapan. Hilangkan kata bersayap, berkabut bahkan klise. 265
LINGUA, Vol. 12, No. 2, September 2015 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X; Web: lingua.pusatbahasa.or.id
Pusat Kajian bahasa dan Budaya, Surakarta, Indonesia
Hanggoro, P. Wahyu. 2015. Model Bermain Sulap dalam Pembelajaran Menulis Berita Kelas VIII SMP. Lingua, 12(2): 255-270.
2. Menulis lead yang bicara. Untuk mengujinya, bacalah lead atau berita tersebut keras-keras. Jika sebelum titik, nafas sudah habis, berarti berita yang dibuat tidak bicara, melelahkan dan tidak enak dibaca. 3. Berita yang bagus adalah berita yang seolah-olah bisa didengar. Prinsipnya sederhana, makin sederhana makin baik. 4. Menghidari kata sifat. Menulis berita dengan kata sifat cenderung menggurui pembaca. Pakailah kata kerja. Menulis berita adalah menyusun fakta-fakta. Kata "memilukan", misalnya, tidak lagi menggugah pembaca dibanding menampilkan fakta-fakta dengan kata kerja dan contoh-contoh.
CONTOH BERITA TERTULIS Contoh 1 Pelanggar Lalu Lintas di Riau Dihadiahi Batu Akik Liputan6.com, Rokan Hulu - Membuat orang taat hukum tak melulu dengan cara kekerasan. Bersikap bersahabat, lebih-lebih memberikan sesuatu yang bermakna dinilai akan menjadi cara ampuh untuk membuat warga cepat sadar hukum. Pendapat inilah yang tampaknya dipegang Satuan Lalu Lintas Polres Rokan Hulu, Riau. Dalam Operasi Simpatik yang sudah berlangsung 8 hari, pelanggar lalu lintas tidak ditilang, malah diganjar batu akik. Kepala Satuan Lalu Lintas Kabupaten Rokan Hulu AKP Amru Hutahuruk mengatakan, batu akik yang diberikan kepada pelanggar rambu-rambu lalu lintas adalah akik khas Riau. "Batu akik khas jenis Solar Rokan, Blue Rokan, Batik Suligi, dan jenis lainnya. Selain batu, pengendara juga diberikan helm baru," ujar Amru di Rokan Hulu, Riau, Rabu (8/4/2015). Dia menjelaskan, langkah itu diambil untuk membantu mempromosikan batu akik daerah dan mengubah paradigma tentang operasi lalu lintas. "Polisi itu adalah teman. Polisi bertugas melindungi dan mengayomi. Setelah memberi batu, polisi menerangkan bagaimana pentingnya keselamatan berlalu lintas," papar Amru. Guna menyukseskan Operasi Simpatik ini, Amru dan Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu menyiapkan 100 batu akik berbagai jenis yang sudah diikat dengan cincin. Diharapkan, 266
LINGUA, Vol. 12, No. 2, September 2015 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X; Web: lingua.pusatbahasa.or.id
Pusat Kajian bahasa dan Budaya, Surakarta, Indonesia
Hanggoro, P. Wahyu. 2015. Model Bermain Sulap dalam Pembelajaran Menulis Berita Kelas VIII SMP. Lingua, 12(2): 255-270.
pemberian batu akik membuat masyarakat ingat pada polisi. "Dengan mengingat polisi, masyarakat akan tahu dan sadar betapa pentingnya kesalamatan berlalu lintas dengan melengkapi surat, helm, dan atribut keselamatan lainnya," ucap Amru. (Sun/Yus).
Contoh 2 Persiapan KAA Terus dikebut Liputan6.com, Jakarta - Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Jakarta dan Bandung tinggal menghitung waktu. Segala persiapan baik secara substantif maupun infrastruktur terus dikebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, sampai saat sudah ada 21 kepala negara yang mengkonfirmasi hadir. Selain kepala negara beberapa wakil pemerintahan serta utusan khusus juga telah memastikan hadir. "Untuk pertemuan (Konferensi Tingkat Menteri) KTM, (Konferensi Tingkat Tinggi) KTT pada tingkat commemorative summit Konfirmasi terus berlangsung. 54 negara di berbagai tingkatan, 21 kepala negara, 3 wakil kepala negara sisanya tingkat menteri maupun special envoy," ujar Arrmanatha Nasir di kantornya, Rabu (8/4/2015). Meski demikian pria yang karib disapa Tata itu menyatakan, kemungkinan jumlah kepala negara yang hadir di KAA bakal bertambah. Sebab, secara tidak resmi sudah ada sejumlah pemimpin yang bersedia hadir. "Beberapa kepala negara telah mengindikasikan secara informal, namun belum bisa disampaikan. Baru bisa dihitung yang akan hadir di KAA," tambah dia. 267
LINGUA, Vol. 12, No. 2, September 2015 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X; Web: lingua.pusatbahasa.or.id
Pusat Kajian bahasa dan Budaya, Surakarta, Indonesia
Hanggoro, P. Wahyu. 2015. Model Bermain Sulap dalam Pembelajaran Menulis Berita Kelas VIII SMP. Lingua, 12(2): 255-270.
"Diharapkan akan terus bertambah selama 11 terakhir ini. Sudah ada beberapa mengindikasikan secara lisan, baik kepada Presiden maupun kepada Menlu." Selain negara Asia-Afrika, Arrmanatha menjelaskan, ada beberapa negara lain di luar dua benua itu yang menyatakan hadir. Di KAA, mereka akan berperan sebagai peninjau. "Ada beberapa negara dari Amerika Latin, Eropa, dan Australia telah disampaikan undangan," tandas Arrmanatha. KAA ke-60 ini akan dilaksanakan di 2 kota yaitu Jakarta pada 19-23 April dan Bandung pada 24 April. Agenda KAA meliputi "Asia Afrika Bussiness Summit" dan "Asia Africa Carnival". Tema yang dibawa Indonesia dalam acara yang akan dihadiri 109 pemimpin negara dan 25 organisasi internasional tersebut adalah peningkatan kerja sama negara-negara di kawasan Selatan, kesejahteraan serta perdamaian. (Riz)
Contoh 3 Libur Panjang, Kawasan Puncak, Bandung, dan Jalur Pantura Padat Liputan6.com, Jakarta - Memasuki libur Paskah yang disambung dengan libur akhir pekan, warga beramai-ramai pergi berlibur. Ribuan kendaraan warga yang berasal dari berbagai daerah sudah mulai terlihat antre panjang memasuki pintu Tol Ciawi mengarah ke kawasan wisata jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat. Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (3/4/2015), antrean panjang dan penyempitan ruas jalan mengakibatkan kemacetan mulai dari dalam Tol Ciawi dan pintu karcis Tol Ciawi. Karena terjebak kemacetan, sejumlah pengendara bahkan sempat keluar dari kendaraannya. Untuk mengurai kemacetan parah, jajaran Satuan Lalu Lintas Polres Bogor melakukan rekayasa lalu lintas dengan memberlakukan sistem buka tutup. Sistem 1 arah diberlakukan mulai dari arah Jakarta menuju ke kawasan Puncak. Kemacetan di jalur kawasan Puncak sudah terjadi mulai pukul 06.00 hingga mencapai 15 km.
268
LINGUA, Vol. 12, No. 2, September 2015 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X; Web: lingua.pusatbahasa.or.id
Pusat Kajian bahasa dan Budaya, Surakarta, Indonesia
Hanggoro, P. Wahyu. 2015. Model Bermain Sulap dalam Pembelajaran Menulis Berita Kelas VIII SMP. Lingua, 12(2): 255-270.
Kemacetan parah hingga sepanjang 3 km juga terjadi di ruas Simpang Jomin dan Pantura. Para pengguna jalan harus menempuh waktu lebih dari 2 jam untuk sampai di gerbang Tol Cikampek. Guna mengatasi kemacetan ini, polisi mengalihkan lalu lintas di Pertigaan Mutiara ke arah Pantura serta himbauan untuk menggunakan jalur tengah melalui Sadang, Subang, dan Cikamurang. Sementara itu, arus kendaraan di ruas Tol Cipularang, Purwakarta, Jawa Barat juga terpantau padat. Meski demikian, kepadatan di ruas Tol Cipularang tidak sampai menimbulkan kemacetan parah. Kendaraan didominasi mobil pribadi dengan pelat nomor Jakarta yang hendak berwisata ke wilayah Bandung dan sekitarnya. Selain ke kota Bandung, kendaraan juga ramai keluar menuju Gerbang Tol Ciganea, Jatiluhur. Diperkirakan kepadatan arus kendaraan di Tol Cipularang akan terjadi hingga sore hari. (Vra/Sun)
269
LINGUA, Vol. 12, No. 2, September 2015 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X; Web: lingua.pusatbahasa.or.id
Pusat Kajian bahasa dan Budaya, Surakarta, Indonesia
Hanggoro, P. Wahyu. 2015. Model Bermain Sulap dalam Pembelajaran Menulis Berita Kelas VIII SMP. Lingua, 12(2): 255-270.
270