SKRIP KARYA SENI
MISTERI WAJAH SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS
Oleh : I Wayan Linggih NIM : 021474556 Program Studi Seni Rupa Murni Jurusan Seni Lukis
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011
i
SKRIP KARYA SENI
MISTERI WAJAH SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS
Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Seni pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Oleh : I Wayan Linggih NIM : 021474556 Program Studi Seni Rupa Muni Jurusan Seni Lukis
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIP KARYA SENI
Nama
: I Wayan Linggih
NIM
: 021471556
Program Studi
: Seni Rupa Murni
Minat Seni Lukis : Seni Lukis
MISTERI WAJAH SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS
Telah diperiksa untuk diuji sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar.
Denpasar ……………... Pembimbing I
Pe mbimbing II
(Drs. A. A. Gde Ngurah T.Y.,M.Si) NIP : 195410281986011001
(Dewa Putu Gede Budiarta, S.Sn,M.Si) NIP : 196804081995121001
iii
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAGA SKRIP KARYA
Nama
: I Wayan Linggih
NIM
: 021471556
Program studi
: Seni Rupa Murni
Minat Seni Lukis : Seni Rupa Murni
Judul :
MISTERI WAJAH SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Sarjana Falkutas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar pada tanggal 10 Juni 2011, dan dinyatakan sah
Dewan Penguji Nama lengkap
NIP
Tanda Tangan
Ketua Sidang
: Drs. A.A. Gde Ngurah T.Y.,M.Si
195410281986011001 ……..
Sekretaris
: Dewa Putu Gede Budiarta, S.Sn,M.Si
196804081995121001 ……..
Penguji Utama : Drs. I Wayan Gulendra, M.Sn
196012311990021024 ……..
Anggota
: Dra. Ni Made Purnami Utami, M.Erg
196901021993032001 …….
Anggota
: Drs. I Nyoman Nirma
194808281974031007 …….
Mengesahkan
Mengetahui
Denpasar …………………………… Dekan Faku ltas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Ketua Jurusan Seni Rupa Murni Fakutlas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
( Dra. Ni Made Rinu, M.Si ) NIP: 195702241986012002
( Drs. I Wayan Kondra, M.Si ) NIP: 196608101992031003 iv
MOTO PENCIPTA SESUATU YANG PERMULAAN BARANGKALI SEPERTI RACUN TETAPI AKHIRNYA SEPERTI MINUMAN KEKEKALAN DAN MENYADARKAN SESEORANG TERHADAP KEINSAFAN DIRI DIKATAKAN SEBAGAI KEBAHAGIAN DALAM SIFAT KEBAIKAN. (BHAGAVAD GITA MENURUT ASLINYA, SLOKA 18.37 : 816 ) Oleh : Sri-Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada.
v
PERSEMBAHAN
Karya tulis dan karya seni dengan judul “ Misteri Wajah sebagai sumber penciptaan karya seni lukis” ini pencipta persembahkan kepada : Untuk Bapak pencipta I Nengah Linggih, Ibu tercinta Ni Nyoman Ketil yang telah membesarkan pencipta hingga sampai seperti sekarang ini, I Wayan Tetep yang berperan penting dalam kehidupan pencipta, Ni Ketut Santi yang selama ini telah menemani baik suka maupun duka, dan yang terakhir dengan tidak mengurangi rasa horhat pencipta kepada Ni Ketut Jasi (Alamahum). Akhir kata pencipta ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkatNyalah Skrip Karya ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam skrip ini diuraikan tentang proses kreativitas dalam berkarya seni lukis yang merupakan salah satu persyaratan untuk dapat mengikuti Ujian Tugas Akhir Program Studi S-1, Jurusan Seni Rupa Murni, Institut Seni Indonesia Denpasar tahun akademik 2010/2011. Pencipta menyadari sepenuhnya bahwa dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, Skrip Karya ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, sehubungan dengan hal tersebut penc ipta mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar – besarnya kepada : 1.
Prof. Dr. I Wayan Rai. S., M.A, selaku Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
2.
Dra. Ni Made Rinu, M.Si, selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Indonesia (ISI) Denpasar.
3.
Drs. I Wayan Kondra, M.Si, selaku Ketua Jurusan Seni Rupa dan Desain Institut Indonesia Denpasar, dan selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan dorongan motivasi dan pengarahan dalam penyelesaian tugas – tugas akademik.
4.
Drs. A.A. Ngurah Gde Surya Buana,M.Sn, selaku Ketua Program Studi Seni Rupa dan Desain Institit Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
5.
Drs. A. A. Gde Ngurah T.Y.,M.Si, selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam penulisan Skrip Karya maupun Karya Seni Tugas Akhir. vii
6.
Dewa Putu Gede Budiarta, S.Sn, M.Si, selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasai dalam penulisan Skrip Karya maupun Karya Seni Tugas Akhir.
7.
Bapak / Ibu Dosen Seni Rupa Institut Indonesia (ISI) Denpasar yang telah banyak membimning dalam penyelesaian tugas – tugas akademik.
8.
Seluruh civitas Akademik Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
9.
Seluruh staf karyawan perpustakaan Institut Seni Indonesia Denpasar.
10.
Bapak, Ibu dan saudara berserta keluarga terc inta yang telah banyak membantu baik moral maupun material sehingga Tugas Akhir dapat terselesaikan.
11.
Teman – teman dan para sahabat yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah banyak membantu di dalam penyelesaian Tugas Akhir.
Atas segala jasa baik yang telah diberikan sekali lagi pencipta ucapkan terima kasih dan semoga dengan terselesaikannya Skrip Karya Seni ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak.
Denpasar, Juni 2011 Pencipta
I Wayan Linggih
viii
ABSTRAK MISTERI WAJAH SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS Oleh : I Wayan Linggih
Skrip karya ini mengangkat tema “ Misteri Wajah Sebagai Sumber Penciptaan Karya Seni Lukis”berawal dari melihat gerak gerik ekspresi wajah yang dimunculkan seperti: perasaan bahagia, sedih, marah, murung, berteriak dan lain sebagainya yang merupakan sifat alami yang dimiliki oleh manusia. Setiap orang memiliki karakteristik berbeda- beda, sehingga menarik bagi pencipta untuk mewujudkannya kedalam media lukis diatas kanvas, yang nantinya bagai mana cara mentranspormasikan tema misteri wajah kedalam karya seni lukis, sehingga ide – ide dapat terealisasikan melalui penerapan teknik dan material yang digunakan, sehingga dapat mengungkap tema misteri wajah itu sendiri dengan memadukan unsur- unsur maupun elemen -elemen seni rupa yang terkandung didalamnya. Sehingga apa yang diinginkan dapat memuaskan perasaan pribadi maupun orang lain dapat terealisasi melalui bentuk visual rupa. Untuk mempermudah dalam proses perwujudan karya pencipta menerapkan beberapa metode sebagai refrensi yang dilakukan dalam yang dilakukan di dalam penciptaan karya lukis. Adapun hal tersebut yang di terapkan dalam penciptaan karya ini adalah melalui; pengamatan objek secara langsung sesuai dengan tema yang di angkat, melalui pengamatan karya – karya terdahulu, melalui media komunikasi atu media cetak lainya, yang kemudian diteruskan pada proses penciptaan karya melalui tahap penjajagan, tahap ekspe rimen, dan tahap pembentukan, sehingga terwujud 12 ( dua belas ) karya seni lukis yang sesuai dengan tema - tema yang diingginkan. Akhirnya dapat disimpulkan terkait dengan tema diatas bahwa ekspresi wajah hanya sebagai kesan kasat mata saja apa yang di alami seseorang namun dibalik ekspresi wajah tersebut menyimpan misteri yang hanya diketahui oleh jiwanya itu sendiri atas apa sebenarnya sedang di alaminya. wajah manusia memiliki berbagai macam ekspresi yang dapat dimunculkan, dari setiap ekspresi wajah memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dan wajah juga sebagai identitas dari seseorang, sehingga hal ini mendorong imajinasi pencipta untuk memunculkan ide- ide karya lukis, melalui berbagai pengolahan teknik dan bahan yang di gunakan untuk menciptakan karya seni yang dinamis dan sarat dengan makna yang ingin disampaikan lewat visual rupa.
Kata kunci : Misteri wajah, penciptaan seni lukis.
ix
ABSTRACT MYSTERY FACE AS A SOURCE OF CREATION PAINTING WORKS BY: I WAYAN LINGGIH
This script works the theme “The Mystery Face as a Source Creation Artworks Painting” begins to see facial expressions gestures that appear such as: feeling happy, sad, angry, moody, yelling and so forth which is a natural trait possessed by humans. Everyone has different characteristics, making it attractive for the creators to make it into the media painting on canvas, which will whichever way I do move the theme of the mystery face into works of art, so that ideas can be realized through the application and material used, so it can uncover the mystery of the face was his one theme by combing elements and elements of art contained therein. So what is wanted can satisfy personal feelings as well as others can be realized through a form of visual art. To simplify the process of realization of the work of creators to apply several methods as a references made in the creation of paintings. The thing is that in applied in the creation of this work is through; observation of objects directly in accordance whit the theme in the lift, trough observation of the workthe work of earlier, through the medium of communication or other print media, which is the forwarded to the process of creating the work through the stages of assessment stage, and its formative stages, so that manifested 12 (twelve) paintings that match the theme – the theme might have been looking. Finally it can be concluded relating to the theme above that special expressions are just as visible impression on juts what one’s natural facial expression but reversed the mystery known only to save his soul because of itself for what is actually being in nature. Human face has a wide range of expressions that ca be raised, from every facial expression has different characteristics, and face as well as the identity of a person, so it encourages the creator’s imagination to came up with paintings, through various processing techniques and materials in use to create artwork that is dynamic and loaded with meaning to be conveyed through the visual arts.
Keywords: Mystery of the face, the creation of art.
x
DAPTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING……………………………..
iii
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PEN GESAHAN PANITIA UJIAN…
iv
HALAMAN MOTO…………………………………………………………..
v
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………… vi KATA PENGANTAR……………………………………………………….. vii HALAMAN ABSTRAK……………………………………………………..
ix
HALAMAN ABSTRACT…………………………………………………….
x
DAFTAR ISI…………………………………………………………………
xi
DAFTAR FOTO……………………………………………………………
xiv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………
1
1.1
Latar Belakang……………………………………………………
2
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….
6
1.3
Ide Penciptaan…………………………………………………….
6
1.4 Tujuan dan Manfaat………………………………………………..
8
1.4.1 Tujuan…………………………………………………………..
8
1.4.2 Manfaat……………………………………………………….
8
1.5 Ruang Lingkup Pencipta…………………………………………..
9
BAB II KAJIAN SUMBER…………………………………………………
11
2.1 Kajian Tertulis…………………………………………………….
11
2.1.1 Pengertian Tentang Judul………………………………….
11
2.1.2 Kajian Tentang Seni………………………………………….
17
2.1.3 Kajian Tentang Seni Lukis……………………………………
19
2.1.4 Kajian Tentang Seni Lukis Konterporer………………………
20
xi
2.1.5 Kajian Tentang Simbol………………………………………
21
2.1.6 Kajian Tentang Deformasi…………………………………
24
2.1.7 Motivasi Pencipta……………………………………………
25
2.1.8 Unsur – Unsur Seni Rupa……………………………………
26
2.1.9 Prinsip – prinsip penyusunan unsur - unsur seni rupa………
29
2.1.10 Kajian Tentang Teknik……………………………………….
32
2.2 Kajian Tak Tertulis…………………………………………………
34
BAB III Proses Penciptaan………………………………………………….
45
3.1 Penjajagan(Exploration)………………………………………….
46
3.2 Persiapan (Preparation)……………………………………………..
48
3.3 Percobaan (Eksperiment)……………………………………………
53
3.4 Pembentukan (Forming)…………………………………………
54
3.5 Penyelesaian (Finishing)…………………………………………...
60
BAB IV Wujud Karya……………………………………………………
62
4.1 Aspek Material………………………………………………………
63
4.2 Aspek Ideoplastis…………………………………………………..
64
4.3 Aspek Fisikoplastis………………………………………………….
61
BAB V Penutup……………………………………………………………..
89
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………
89
5.2 Saran – Saran……………………………………………………….
90
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN
xii
DAFTAR FOTO
1. Foto Kajian Sumbe r Foto 1 karya Leonardo Da Vinci yang berjudul”Mona Lisa”......
35
Foto 2 karya Vincent Van Gogh yang berjudul”Self-Potrait in a Grey Hat ”…………………………………………………….
37
foto 3 karya Edovard Manet yang berjudul”Potrait of Irma Brunner In a Black Hat”…………………………………………..
38
Foto 4 karya Affandi yang berjudul”Potret Diri Untuk Istriku”………………………………………………..
39
Foto 5 karya ini diambil dari majalah…………………………….
40
Foto 6 karya ini diambil dari majalah”Cinemags”………………..
41
Foto 7 karya ini diambil dari majalah”Photo PRO”………………
42
Foto 8 karya ini diambil dari majalah”National Geographic”……
43
Foto 9 karya ini diambil dari majalah……………………………..
44
2. Foto Karya Foto Karya 1, Derai Air Mata…………………………………….
65
Foto Karya 2, Tatapan Dingin……………………………………
67
Foto Karya 3, Lelah Berteriak……………………………………
69
Foto Karya 4, Introsveksi Dalam Garis…………………………..
71
Foto Karya 5, Senyum Yang Terpendam……………………….
73
Foto Karya 6, Introveksi…………………………………………
75
Foto Karya 7, Reaksi…………………………………………….
77
Foto Karya 8, Dilema……………………………………………
79
xiii
Foto Karya 9, Selamatkan Otakmu…………………………….
81
Foto Karya 10, Harapan…………………………………………
83
Foto Karya 11, Bukan Teriakan Yang Aku Inginkan………….
85
Foto Karya 12, Misteri Mata…………………………………….
87
3 foto lampiran Foto 1, Foto alat dan bahan melukis Foto 2, Foto studi cat air di atas media kertas Foto 3, Foto studi cat air di atsa media kertas Foto 4, Foto studi cat air di atas media kertas Foto 5, Foto sketsa di kertas menggunakan pensil Foto 6, Foto sketsa di kertas menggunakan pensil Foto 7, Foto sketsa di kertas mrnggunakan pencil Foto 8, Foto pencipta saat berkarya lukis Foto 9, foto pencipta saat berkarya lukis
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Bostomi, Sowaji, 1990, Wawasan Seni, IKIP Semarang, Semarang. Darsono Sony Kartika, 2004, Seni Rupa Modern, Penerbit Rekayasa Sains, Bandung. Dillistone, F.W, 2002, The Power Of Symbols, Kanisius Yoyakarta. EM Zul Fajri dan Ratu Aprililia Serja, Tanpa Tahun Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,Penerbit Difa Publisher. Gie, The Liang, 1976, The Drawing of Lan fairwearther Australia, Nasional Gallery Of Australia. Hartoko, Dik, 1984, Manusia dan Seni, Kanisius, jogyakarta. Houve van, H.Z.W, 1950, Ensiklopedia Indonesia, Granvanhage, Bandung. Herbet Read, 2000, The Meaning of Art, University press Yogyakarta. Iskandar, Popo, 2000 Alam Pikir Seniman, Yayasan Popo Iskandar, Bandung. National Geographic, 2002, Exclusif Son Histoire, National Geographic Chennel. Peowadarminta, W.J.S, 1966, Kamus Umum Bahasa Indonesia, P.N. Balai Pustaka, Jakarta. Partanto, A, Pius dan AL. Barry, M. Dahlan, 1994, Kamus ilmiah Populer, Surabaya. Phaidon, 1994, The Art Book, Phaidon University press Limited, London. Pringgodigdo, Ag. 1977, Ensiklopedia umum, Yayasan Kanisius, Joyakarta. Rahorjo, J. Bundy, 1984, Himpunan Materi Pendidikan Seni Rupa, CV Irama, Bandung.
xv
Sidik, Fajar, 1977, Diktat Kritik Seni Yogyakarta, Sekolah Tinggi Seni Rupa”ASRI”, Jogyakarta. Sumardjo, Jakob, 2000, Filsafat Seni, Penerbit ITB, Bandung. Supono, 1983, Perkembangan Seni Rupa Moderen, Penerbit Rekayasa Sains, Bandung. Sustrisno, Muji, 2005, Filsafat Seni, Teks – Teks Kunci Estetika , Percetakan Galang Press, Yogyakarta. Suryahadi, A.A, 1994, Pengembangan Kreativitas Melalui Seni Rupa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Susanto, MIkke, 2002, Diksi Rupa, Yayasan Kaninsius, Yogyakarta. Taschen, 2006, Impressionist Art, Taschen GmbH, Singapore. Visual Art, 2004, Majalah Seni Rupa Edisi Perdana, PT Media Visual Art, Jakarta www.Artikatamisteri.com , Google.
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Be lakang Interaksi antara sesama ma nus ia d ilingkungan masyarakat me njadi
kegiata n
rutin
da la m
keseharia n,
khus usnya
dala m
komunikasi interpersonal wajah ser ing digunakan untuk berekspresi, me la lui kontak fis ik atau bertutur sapa merupakan sebuah kewajiban untuk menja lin hubunga n ya ng d ina mis antar sesama manus ia . Mela lui ekspresi wajah maka dapat dipahami e mos i yang sedang bergejolak pada dir i ind ividu ba ik secara sengaja maupun tidak sengaja ak ibat perasaan atau emos i ma nus ia terse but.
Karena
ekspresi atau mimik wajah sebenar nya sa lah satu bentuk komunikasi nonverbal ya ng mer upakan hasil dari satu atau leb ih gerakan dari posisi otot pada wajah serta dapat menya mpaika n keadaan e mosi seperti; ekspresi sebuah senyuman mengungkap k eramah ta mahan dan kasih sayang, me nga ngkat a lis mata me nunjukan ekspresi heran dari seseorang kepada orang yang menga matinya. Mela lui kontak fis ik antara orang lain sebuah d ia log enta h itu berhubunga n penc ipta
sebaga i ma nus ia
bermasyarakat ataup un
tentang per masala han ya ng d ihadapi personal itu send ir i. Dari s inilah pencipta me ngga li dan menge nali pema ha man sebuah lingkungan bermasyarakat, karena lingk ungan mer upakan sebuah pembelajaran 1
tanpa gur u, Penga la man muncul me la lui interaks i denga n lingkungan itu send ir i ya ng d ijadikan introsveks i penyadaran bagi pencipta. Sebuah perbedaan pola pikir
mer upakan feno mena ya ng
dimilik i o leh manus ia, terkadang muncul pemik ira n ya ng sama ataupun sebalik nya, karena sebuah mister i berpik ir manus ia terkadang me mbawa imbas yang positif dan ne gatif. Dari yang positif kita dapat belajar tentang sesuatu d i dala mnya atau pun sebalik nya, ya ng bersifat
negatif kadang- kadang
menjad i c ibira n atau serangan
terhadap mental k ita send ir i, seperti yang terjad i dewasa ini d isebuah dunia d ima na seperti zama nnya ya ng mana ketidak pesrcayaan a ntara sesama sulit rasanya me ndapat spirit
idea lis me filoso fis ya ng
berpihak pada proyek sejati ma nus ia ya itu memanusiak an manusia itu sendir i. Seperti terjadi d i za man ini leb ih s uka mengurus i ha l- hal yang lebih praktis untuk me menuhi leisure (waktu sengga ng) dan pleasure (kenik matan), yang seo lah hid up ha nya sebaga i a lat untuk me menuhi na fs u sesaat. Sehubungan dengan ha l tersebut maka dala m pe nciptaan karya seni ini penc ipta mengangkat ”M ister i Wajah Sebaga i Sumber Penciptaan Karya Seni Luk is”. Wajah mer upakan bagian depan dari kepala atau roman muka ya ng me milik i beberapa indra diantara nya; mata, a lis, hid ung, p ipi, serta mulut yang dapat menya mpaikan bermacam – maca m karakter yang d icerminkan me la lui ekspresi wajah itu se ndir i ( Fajri dan apr ilia senja, 425 ). Wajah mer upakan 2
penanda untuk me ngena li d ir i send ir i dan juga na ma dari ora ng – orang
yang dikena l. Seperti ha lnya ketika perasaan cinta muncul
dalam d ir i seseorang baik pria ma upun wanita ya ng pertama ketertarikan muncul dari ekspresi ya ng d itimbulka n dari wajahnya apakah cantik, gante ng, le mbut, ba ik, dan yang la inya, seperti ha lnya pepatah mengatakan “pandangan pertama dari mata tur un kehati” dis ini ba hwa wajah merupakan pusat perhatian perta ma ketika me nge na li seseorang. Kemunc ulan ekspresi waja h yang d imilik i d i setiap individu seseorang berbeda – beda dan dapat dilihat denga n secara jelas ya ng sesuai dengan kond is i ata u suasana hati seseorang yang sedang dia la minya, ataupun sebalik nya yang terkadang ekspresi wajah juga dapat menipu pandangan ata u kesalaha n dala m me nerka situas i dengan kondis i perasaan yang sedang d ia la minya, karena dari ekspresi wajah sesorang tidak se mua nya dapat dibaca denga n secara jelas, na mun me la lui sebuah ekspresi k ita dapat me mbantu untuk me nafs ir seseorang sedang menga la mi s ituas i sedang baha gia, sedih, ataupun me milik i rahas ia atau mister i d i balik sebuah ekspresi yang disa mpaikan. Menangkap sebuah mis teri wajah lewat bahasa vis ual ya ng pencipta lakukan me la lui pe maha ma n s imbolik representasional (figur - figur atau bentuk- bentuk yang terangkum de nga n s imbulsimbo l). Warna- warna mencer minka n imajinas i penc iptaan tenta ng 3
suasana pada karya, seperti kesan bahagia denga n warna - warna terang, kesan sed ih denga n warna- warna dingin, sedangkan r ua ng pada karya dibuat denga n penempatan- penempatan objek wajah ya ng sesuai dengan kompos is i yang d iinginkan, dan yang terkait dengan maksud dan tujua n dar i sebuah karya luk is ya ng d isa mpaikan me lalui ekspresi- ekspresi wajah. Teknik ungkap dari v isual karya merupakan respon atau rekayasa estetik dari kepekaan terhadap obyek yang dapat dibuat, dengan mister i wajah sebaga i perantara penya mpaia n sebuah kond is i dari sud ut pandang penc ipta. Pergunakan tek nik dusel dengan me nggunakan
kuas pada karya luk is, dilakukan secara teratur dan
spontan na mun tetap terkontrol de nga n kecenderungan penaruhan objek
ditengah- tengah
b idang
kanvas,
yang
bertujuan
untuk
me mper mudah da la m me nentukan keseimba nga n yang d ina mis pada karya lukis itu send ir i. Sket dengan menggunakan media pens il mer upakan tahap awal dar i proses berkarya lukis penc ipta lakukan pada bidang kanvas sebelum objek di respon dengan war na akrylik. Karya luk is penc ipta me ngacu pada seni lukis konte mporer dimana tidak ada ketentuan- ketentuan baku, dengan eksp lorasi dan kebebasan dalam berkarya, dengan kata la in tidak ada salah satu mainstreams (kecenderungan) modern, tradis i, dan k lasik ya ng pencipta adopsi secara utuh. Namun dengan kreativitas dala m pengungkapan mister i wajah me la lui sebuah ekspresi bentuk – bentuk 4
wajah manus ia, d iharapkan ma mpu da la m jiwa imajinasi penc ipta sampaikan sebuah mister i wajah ter ungkap ke dalam kar ya seni luk is, yang mana d isetiap individ u manus ia memilik i mister i untuk dicar i, ataupun d isa mpaikan secara la ngs ung ma upun tidak langsung. Dari sebuah mis teri d ir i itu send ir i, akan tetap menjad i sebuah mister i dengan sega la rahas ia dan dijad ikan sebaga i alat untuk me lind ungi atas kekuranga n dan kelebihan yang dimilik inya. Manus ia me milik i beberapa keistimewaan, sehingga padanya me lekat beberapa sebutan. Salah satunya ia lah Tuhan, ya ng me milik i kelebihan
ya itu
akal dan
bud i.
Aka l
bukanla h
se mata- mata
kemamp uan berp ikir, me la inkan me lip uti se lur uh ke mamp uan ya ng spesifik ma nus iawi ba ik daya c ipta, karsa maupun rasa. Oleh karena itu maka ma nus ia disebut “Homo Loguens”. Hal ini berkaita n dengan me nggunakan ba hasa tanda, ma nus ia d isebut “Animal Symbolicum ”. Dari karunia ini pula muncul kema mp uan berpik ir secara abstrak dan konseptual, sehingga manus ia d ina makan mahluk pe mik ir “Homo Sapiens”. Dari beberapa
kemampua n
yang
d imilik i o leh
ma nus ia
diantara nya ke ma mpuan untuk berpikir dari ma hluk ya ng la in d imuka bumi, menjad ikan ma nus ia sangat istimewa se hingga menimb ulkan berbagai macam pengetahuan ya ng dapat dihasilka n, wa laup un disetiap ind ivid u manus ia tingkat untuk menge ndalikan p ik irannya berbeda- beda sesuai dengan tingkat untuk me ngasah daya kerja otak 5
untuk berpik ir. Dar i inilah berbaga i macam karakter divisua lisas ikan yang sesua i dengan pe mbawaan terhadap sikap ind ivid u ya ng dimilik i, d ikarenakan manus ia me milik i sud ut pandang berbeda- beda dalam me nanggap i suatu permasala han atas kehid upan yang sudah me njadi sebuah mister i atas kelahira nnya . 1.2 Rumus an M asalah Dari uraia n tersebut di atas pencipta dapat rumuskan sebagai berikut : 1.2.1
Baga imana mentra ns formas i te ma mister i wajah ke dalam karya seni luk is?
1.2.2
Baga imana penerapan teknik dan mater ia l te ma mister i wajah sehingga dapat mend ukung ga gasan yang ingin d iungkapkan dalam wujud karya seni lukis?
1.2.3
Baga imana menyusun dan mengorganis ir ele me n dan uns uruns ur se ni r upa ke dala m karya agar dapat mena mp ilkan mister i wajah?
1.3 Ide Pe nciptaan Ide merupakan suatu ga gasan ataupun rancangan tenta ng sesuatu, atau gambaran dar i c ita rasa yang dapat me mbentuk dala m dir i kita sebagai suatu kua litas abstrak yang sepenuhnya dapat ditrans fer da lam karya- karya yang k ita buat. Karena karya seni ya ng tumbuh dar i manifestas i pengo laha n terhadap rasa estetik yang pa ling 6
dalam dar i dir i penc ipta terhadap segala permasalaha n yang terjadi disetiap
ind ividu dengan respon dari lingkunga n disek itarnya.
Sedangkan bentuk dan is inya itu terga ntung pada jenis karya seninya, yang mana karya seni memb ut uhkan imajinas i, intlektua l, ekspresi, dan ma mpu me njawab segala permasa laha n ya ng d isa mpaikan lewat karya
seni
lukis
yang
dic iptakan.
Hal
ini na ntinya
ma mpu
me mber ikan penyadaran berpikir secara positif da lam d ir i penc ipta. Sesuai dengan te ma mister i waja h ya ng pe ncipta angkat sebagai sumber dalam penc iptaan karya seni luk is, dala m ha l ini mister i wajah penc ipta me mfokuskan tenta ng mis teri berp ikir tenta ng ses uatu ha l yang terjadi d i dala m sekitar lingkunga n penc ipta ala mi me lalui sebuah
ekspresi wajah
yang
ditimb ulkan
dari setiap
realitas
kehid upan, wala upun mister i wajah se la lu berubah - ubah itu dikarenakan daya kerja otak di setiap ind ivid u dala m rentang waktu setiap detik bisa berubah tergantung dari s usana dala m hatinya. Sebuah mister i terjawab ketika kita langs ung bersentuha n atau berhadapan dengan orang la in me lalui sebuah d ia log ya ng terjad i. Mister i yang pengungkapannya me la lui ekspresi waja h seperti; tatapan, senyuma n, ekspresi kesedihan, kebahagiaan yang se mua nya mer upakan sebuah respon se nsor motorik daya kerja otak ya ng ditimbulka n. Itupun setela h me lalui s ystem se nsor cara kerja otak me mpengaruhi sel – sel saraf, mera ngsa ng otot sehingga terjadi perubahan secara pisik pada aktivitas anato mis d isetiap individ u. 7
Karena mister i tetap menjad i mister i karena di dala mnya terdapat sejuta rahas ia atau teka- teki yang ber ma in diwilaya h hati yang pa ling kecil ya itu rasa. 1.4 Tujua n dan M anfaat 1.4.1 Tujua n Adapun tujua n yang ingin dicapa i dala m karya seni luk is adalah sebagai berik ut : a. Untuk mengungkapkan te ma mister i wajah ke dala m ide- ide karya seni luk is me lalui ekspresi wajah. b. Unt uk
mengo lah
teknik
dan
mater ia l
dengan
me madukan unsur - uns ur vis ua l yang la in, sebagai jembatan da la m me ngangkat mister i waja h ke dala m karya seni luk is. c. Untuk me mbangun rua ng eksploras i dan kebebasan dalam
bereskpresi,
serta
mampu
me mbahasakan
konsep lewat karya seni luk is. 1.4.2 Manfaat Adapun manfaat yang ingin d icapai penc ipta adalah sebaga i berikut : a. Secara pribadi pencipta dapat menge mbangkan proses berkreativitas ya ng leb ih menda la m untuk me maha mi arti sebua h berkesenia n itu send ir i, khus usnya seni
8
luk is yang ma mpu me mbahasakan suatu ide tanpa me niadakan kebebasan berkreasi. b. Terhadap le mbaga karya ini na ntinya dapat memba ntu dalam
menumbuhkan
ide- ide
berkreativitas
bagi
ma hasiswa ISI Denpasar, khusus nya Mahasis wa Seni Rupa ( luk is) dan kala nga n pe luk is umumnya, sebagai pertimbangan dala m pengemba nga n seni luk is. c. Terhadap masyarakat, khusus nya pencipta seni luk is, karya seni lukis ya ng dihas ilkan d iharapkan dapat me njadi bahan apresias i d itengah- tenga h masyarakat. d. Denga n penc iptaan karya seni lukis ya ng berte makan mister i waja h d iharapkan dapat mena mbah se marak ragam d i tenga h- tengah aneka konsep dan te ma vis ual seni luk is pada masyarakat kita. 1.5
Ruang Lingkup Pe ncipta Untuk menghindar i me luasnya per masala han dan kesa lahan dalam pema ha man tenta ng te ma mister i wajah penc ipta angkat sebagai sumber
penciptaan
karya
seni
luk is,
dis ini penc ipta
me mbatasi per masa lahan da la m me maha mi mister i wajah itu se ndir i, sebagai bahan penc iptaan karya seni luk is penc ipta ingin berusaha me nya mpa ikan sega la ide- ide karya me la lui sebua h ekspresi wajah dengan berbaga i karakter yang d isa mpaika n seperti da la m keadaan sedih, me lamun, bahagia, bingung, marah ya ng kesemua karakter 9
hanya sebaga i a lat penya mpaia n sebua h ide – ide penc ipta dapat terealisasikan dan sesua i dengan te ma mister i wajah yang penc ipta angkat sebagai sumber penc iptaan karya seni luk is. Sebuah mister i yang d ibangun da lam karya penc ipta, mer upakan sebuah pencar ian kedalaman makna tentang rasa yang terda lam untuk me maha mi sebuah permasala h yang disa mpa ikan mela lui ekspresi wajah pada karya yang penc ipta ciptakan.
10
BAB II KAJIAN SUMBER
Menciptakan karya seni d iper lukan pema hama n teor itis, teknik ma upun pemaha ma n terhadap karya- karya terdahulu. Proses pemahaman ini merupakan stud i leb ih ja uh te ntang refre ns i rupa dan berbagai teori penunjang, sehingga terjalin kesatuan dia ntara semua kerangka proses tadi. Proses penciptaan karya se ni luk is ya ng mengangkat tenta ng te ma mister i waja h sebagai la ndasan berkarya, pencipta menggunakan berbagai sumber kajia n ya ng mend ukung untuk menghas ilkan karya se ni lukis ya ng diinginkan, ba ik yang bers ifat tertulis, s umber karya seni s udah ada sebelumnya, maup un s umber- sumber dari media massa dan sumber la in yang menunja ng terciptanya sebuah karya seni. 2.1 Kajian Te rtulis 2.1.1
Kajian te ntang Judul Kajian ini merupakan pengga lian atas pemaha ma n makna dari
tema sebagai penduk ung dala m proses pembuatan karya. Dimana akan terbentuk s uatu kerangka berpik ir agar nantinya tidak terjad i sebuah kesalahan paha man berpik ir tentang makna dari jud ul “M ister i Wajah Sebagai Sumber Penciptaan Karya Seni Luk is’’ yang merupakan judul dari tulisa n skrips i karya luk is ya ng penc ipta garap. Sehubungan dengan
11
ha l ini penc ipta, akan me maparkan lebih jauh makna dari mas ingmas ing e le men kata perkata pada judul. a.
Mister i “M ister i” dala m Kamus Bahasa I ndones ia berarti sesuatu ya ng
mas ih bersifat rahas ia, sesuatu yang mas ih be lum dapat dibuktikan, sesuatu ya ng mas ih menjad i teka- teki (Fajri dan Aprilia Senja,Tanpa Tahun, 571). Masyarakat umum sering me ngkaitkan kata mis teri dengan ha l- hal yang bersifat ga ib, me nakutkan, ma gis, me nyeramkan ataup un benda-benda yang me milik i taksu, seperti ha lnya masyarakat Bali me nghayati tenta ng istila h taksu merupakan kekuatan yang bers ifat absolute atau penapsiran d isetiap individu me leb ihi dari ke ma mpuan ma nus ia biasa. Pada Kamus Besar Ba hasa Indones ia ed is i ke 3 menyatakan mister i d ikaitkan menyangkut tenta ng ha l- hal ya ng begitu luhur sehingga secara mendasar me la mp ui daya tangkap ma nus ia, apapun semakin dapat d imengerti dan d iha yati, tetapi tidak pernah d ita ngk ap selur uhnya sehingga tetap mer upakan rahas ia ya ng menyangkut kehadiran atau kegiatan ila hi (www.artikatamister i.com). Berbicara tentang seni luk is tentu tidak bisa lepas dari unsur seni rupa yang mend ukung s uatu karya seni luk is ( gar is, bidang, warna dan la in sebagainya), juga intuis i ya ng me ndorong ter lahir nya karya seni yang imajinatif. Namun hal ya ng tidak kala h pentingnya, 12
ya itu “kreatifitas” merupakan sa lah satu faktor penting da lam me lahirkan karya seni ( lukis). Dis inila h ma nus ia sering berbicara bahwa kreativitas pengga lia n pontens i – pontens i me ndasar yang dimilik i d isetiap ind ividu ma nus ia,
da la m menggola h rasa untuk
berimajinas i yang tidak akan pernah hab is untuk diga li, karena kreativitas bukan ha nya munc ul dari suatu has il pemik iran atau dorongan perasaan, nalar, rasa dan indrawi, tetapi juga me libatkan kebenaran intuitif, karena ses uatu ya ng intuitif bersifat b awah sadar dan mer upakan mister i jiwa pada manus ia itu send ir i (S umadjo, 2000 : 84). Mister i yang penc ipta maksud dala m ha l ini adala h, mis teri yang pengungkapanya me lalui sebuah ekspesi wajah, karena ekspresi wajah yang di timbulka n tidak sepenuhnya sesua i dengan s uasana dalam
hatinya.
Maka
ekspresi wajah
hanya
sebaga i s imbol
pengungkapan dala m karya yang d ic iptakan seperti : ekspresi sedih, marah,
ter menung,
penyesa lan
dan
la inya
yang
kesemuanya
mer upakan s ifat manus iawi ya ng d i milik i pada setiap manus ia, na mun d i balik semua ekspresi ya ng d i cer minkan me la lui wajah hanya sebatas pandangan atau kontak mata saja me nyatakan bahwa seseorang sedang menga la mi sesuatu kejadian. Batasan atau ukuran perasaan yang d ia la mi tidak sepenuhnya d iketahui, inila h ya ng pencipta maksud dar i d i balik ekspresi wajah perasaan
jiwa
seseorang
sepenuhnya
13
t idak
yang me ncer minkan diketahui,
karena
kedalaman perasaan yang paling kecil atau kedalama n
jiwa
seseorang merupakan mister i atas sebuah kelahiran. Seorang pelukis besar seperti ha lnya Vincent Van Gogh, ya ng tercermin pada mister i d iba lik karya – karya luk is seperti bunga matahar i dan tenta ng potret d ir inya, denga n se mangatnya ya ng me nggebu – gebu. Dimana semasa hidup nya kesenia n mer upakan segala nya ba ginya, yang pada akhir nya berujung pada mister i d iba lik pemotonga n te linga nya send ir i. Begitu juga pada karya Leonardo da Vinc i, dengan judul “Mo na Lisa” ya ng mana mister i diba lik senyuman pada karya tersebut hingga k ini me njadi sebuah mis teri yang tidak terpecahkan. Mister i dala m karya luk is bagi penc ipta mer upakan sebuah ekspresi kreativitas da la m me la hirkan ide- ide ya ng ditua ngkan kedalam karya, karena mister i yang bers ifat rahas ia seperti ha lnya rahasia jiwa ma nus ia itu se ndir i, batasan yang te lah d ibuat te ntu akan me lahirkan batasan penantangnya karena jiwa ma nus ia tidak bisa dirumuskan. Karena kelahira n ma nus ia mer upakan mister i ya ng nantinya me mbawa kemana ma nus ia itu berpikir untuk me ngarungi realitas kehid upan ya ng ber masyarakat. b. Wajah “Wajah” dala m Kamus Besar Bahasa Indones ia yang be rarti bagia n depan kepala, dari dahi atas hingga dagu yang me lip uti, mata, hidung, mulut, a lis dan p ip i atau sega la sesuatu ya ng ta mpak leb ih dahulu (Fajri dan Aprilia Senja Tanpa Tahun : 452). 14
Raut wajah mer upakan angota tub uh yang muda h dapat dilihat, sedangkan angota tubuh ya ng la innya banyak ya ng tertutup oleh busana yang dikenakan. Karena wajah secara langsung dapat diamati ketika berhadapan la ngsung dengan seseorang. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Konterporer menyatakan “Wajah” mer upakan roman muka yang ta mpak secara jelas dari depan (Salim, 1991 : 1711). Sehubunga n denga n ha l ini penc ipta dapat disimpulka n bahwa wajah merupakan sala h satu bagia n dari anato mi tubuh ya ng paling domina n dia ntara bagia n tubuh la inya. Dimana dala m berinteraksi antar sesama manus ia, ha l ya ng uta ma menjadi perhatia n adalah wajahnya itu send ir i, dan wajah se lain sebaga i untuk mengingat atau me mbaya ngkan orang la in, waja h juga merupakan cir i k has atau sebagai ide ntitas seseorang. Pada wajah dengan beberapa panca ind ra yang terdapat disekitar muka seperti; mata, yang sangat penting untuk me lihat segala sesuatu yang ada d isekitar k ita, hid ung
berfungs i
untuk
me ncium bau dan juga sebagai a lat pernapasan untuk asupan oksigen dalam tubuh, mulut ya ng berfungs i untuk makan dan alis ya ng berfungs i sebagai penyar ing s inar mata hari agar tidak s i la u da lam me manda ng sesuatu objek yang ada di depan kita. Selain itu wajah juga sebagai a lat untuk me ngekspresikan segala perasaan yang sedang d ia la minya, dan ekspresi wajah tidak dapat membohongi penge lihatan kita tentang suasana hati ya ng 15
dia la mi ole h orang ya ng bersangkutan. Da la m bahasa Sansekerta dina makan “bha va” ya ng jumla hnya me nur ut k itab Natyasastra ia lah delapan perasaan ya itu ; e mos i sena ng, kege mbiraa n, kesediha n, kemurkaan, kebulata n tekad, ketakutan, kebencian dan emosi kagum. Inilah de lapan keadaan jiwa yang pokok dan baku, yang tertera di dalam jiwa manus ia dan yang sewaktu- waktu dapat tumbuh la lu disadarinya (Hartoko,1984;68). Dari ura ian te ntang mas ing- masing kata dari judul d i atas, dapat dis impulkan bahwa ha l - hal manus iawi ya ng dimilik i o leh setiap
ind ivid u
me la lui
ekspresi
wajah
sebagai
alat
untuk
me ngekspresikan se ga la permasa laha n yang d ihadapi atas kehidupan yang suda h menjad i sebuah mister i atas kela hirannya, yang penc ipta tuangkan me la lui proses pengendapan imajinas i kedala m bentuk karya seni luk is. c. Sebagai Sebagai adala h sebuah kata penghub ung atau kata depan me nyatakan
perbandingan
(Kamus
Besar
Bahasa
Indones ia
Ketiga,2002 : 25 ) d.
Sumber Sumber dala m Kamus Bahasa Indones ia mer upakan sega la
sesuatu yang d igunakan untuk me ncapai has il, s umber bisa beraati banyak tergantung dari apa ya ng me njad i tujua n atau acua n dari sebuah penelitia n ( Fajri dan Aprilia Senja, Tanpa Tahun : 778 ).
16
e.
Penciptaan Penciptaan
da la m
Kamus
Besar
Ba hasa
Indones ia
mer upakan kemaua n p ikira n untuk me ngadakan sesuatu ya ng baru : anga n – angan ya ng kreatif, proses atau cara untuk me nciptakan sesuatu. f.
Karya Karya merupakan hasil perbuatan atau has il ciptaan ya ng bukan saduran sa lina n atau terje ma han. Karya juga berarti hasil ciptaan ya ng bukan tir uan.
g.
Seni Seni menur ut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia mer upakan keahlia n me mb uat karya bermutu(d lihat dar i segi keha lusa nnya, keindaha nnya, dan sebagainya). Seni dapat diartikan karya yang d iciptakan dengan keahlia n yang luar biasa (Fajri dan Aprillia Senja, tanpa tahun : 750).
h. Luk is Luk is
atau
lukisa n
adalah
me mb uat
ga mbar
dengan
me nggunakan pens il, p ulpen, kuas, dan sebia nnya baik dengan warna maupun tidak menggunakan war na. Luk is b isa diartikan ga mbaran – gambaran ya ng indah (Fajri dan Apr illia Senja, tanpa tahun : 536). 2.1.2 Kajian Te ntang Se ni Seni adala h has il karya ya ng dapat meng getarkan jiwa dan keselarasan dari perasaan serta pikira n me la lui wujud sesuatu ya ng indah dan murni, Has il karya ya ng d iwujudkan ole h seorang senima n, 17
biasanya merupakan has il dari s uatu ide yang mer upakan pengga lian estetik dala m jiwanya (Raharjo, 1984 : 9). Seni juga mer upakan suatu wujud yang ter indra. Karena karya seni merupakan sebuah benda atau artepak yang dapat dilihat, didengar, atau dilihat dan seka ligus d idengar, seperti; luk isan, mus ik, dan teater. Apa yang o leh seseorang d isebut indah dan dapat tidak indah bagi orang la in, karena sifatnya ya ng subjektif, ya itu ter gantung tanggapan ind ivid u terhadap sesuatu berdasarkan penga la man ya ng d ia la mi dan kualitas pengetahuannya (Sumardjo, 2000 : 45). Selanjutnya me nurut The Lia ng Gie, da la m Buku Pilsa fat Seni me nyatakan, seni itu ses uatu ke giatan ma nus ia yang me nje lajahi dan dengan ini menc iptakan kenyataan baru dala m suata u cara pegelihatan yang me leb ihi akal, dan me nyajikannya secara perlamba ng ( s imbol ) atau kiasan sebagai s uatu kebutuha n ala m kecil yang me ncer minkan suatu kebutuhan a la m semesta ( Gie, 1996 : 14 ). Jadi seni menur ut pe ncipta mer upakan rep leksi tanggapan dari hasil
renunga n
penc ipta
terhadap
kehid upan
masyrakat
ya ng
direalisas ikan me la lui perla mbang ( s ymbol ), ya ng terekspresikan b isa berfungs i sebagai hib uran, penceraha n, kome ntar atas s ituas i, potret keadaan atau ekspresi tragedi, yang kesemuanya terpik irkan dan dikonsepkan secara intlektua l untuk me menuhi kebutuhan ro haninya sendir i, maupun orang la in yang menjad i peresp on terhadap karya yang dihas ilkan. 18
2.1.3
Kajian te ntang se ni lukis Pengertian
seni
luk is
da la m
Ens iklopedia
I ndones ia
me nyebutka n bahwa seni luk is adalah pernyataan perasaan atau pandangan te ntang kenyataan dengan me maha mi berbaga i a lat dan warna untuk mengekspresikan ha l tersebut (Houve, 1950 : 1233). Seni luk is merupakan bahasa ungkap dari penga la ma n artistik ma upun
id io logis
ya ng
menggunakan
warna
da n
gar is,
guna
me ngungkapkan perasaan, mengekspresikan emos i, gerak, ilus i maup un ilustras i dari kondis i seseorang. Sela njutnya secara teknis seni luk is mer upakan tebaran pigme n atau warna ca ir pada permukaan b idang datar ( kanvas, panel, dinding , kertas ) untuk menghasilka n ilus i keruanga n, gerak, tekstur, bentuk sama baiknya dengan tekanan ya ng dihas ilkan me la lui kombinas i unsur – uns ur tersebut ( Susanto, 2002 : 71 ). Mengena i seni luk is ( luk isan ) da la m Ens ik lopedia Umum me nyebutka n bahwa seni luk is adalah bentuk lukis pada bidang d ua dimens io na l berupa hasil dari pencamp uran warna yang me nga ndung maksud ( Pringgodigdo,1977 : 977 ). Mela lui ura ia n d iatas dapat diamb il suatu pengertian bahwa seni luk is mer upakan ungkapan ekspresi perasaan ma nus ia pada suatu bidang datar dala m bentuk visua l lewat e le men – e le men seni rupa. Oleh karena itu seni lukis ada lah transpor masi e ndapan – endapan penga la man estetis untuk menyatakan penga la man batin yang dapat 19
me nye nangkan kebutuhan ro hani da lam d ir i send ir i ma upun orang la in, me la lui bentuk vis ua l ya ng terkonsepkan secara intlektua l.
2.1.4
Kajian te ntang Se ni Lukis Konte mpore r Seni rupa ( luk is) konte mporer secara umum diartikan seni r upa
yang berkembang masa kini, karena kata “kontemporer” itu sendir i berarti masa ya ng seza man dengan penc ipta atau pengamat saat ini, dan istila h ini tidak merujuk pada satu karakter tertentu. Karena istila h ini me nunjuk pada sudut waktu, sehingga yang terlihat adala h trend ya ng terjadi dan banyak mewar na i pada suatu masa atau za man (S usanto, 2002 : 102). Dala m b uku “Ala m P ikira n Senima n ” o le h Popo Iskandar me nyatakan seni konte mporer adalah “Seni Masa Kini” atau juga “Seni Mutakhir ” dan da la m kehad irannya ya ng cukup r umit dan me nimbulkan kontroversi
yang
berkepanjanga n
“Seni Konte mporer”
ini pada
tempatnya justr u banyak me mb ingungkan karena setiap ungkapan seni sepuluh, dua p uluh, lima puluh, sampa i seratus tahun ya ng la lu atau yang akan datang, pada za ma nnya ya ng bersangkutan teta p mer upakan “seni konte mporer” dan ditinjau dari sud ut ini, seni kontemporer bukanlah s uatu konsep tetap. Seni konte mporer adalah d ime ns i waktu yang terus bergulir mengikuti perkemb angan masyarakat za mannya (Popo Iskandar, 2000 : 29).
20
Kaitannya dengan penc ipta menurut konsepsi se ni, karya seni pencipta adalah karya seni yang me ngac u pada seni konte mporer, karena tidak ada ketentuan- ketentuan baku, artinya tidak ada salah satu kecenderunga n modern, tradis i ata u klas ik yang penc ipta adopsi utuh, seperti penc ipta me masukkan unsur realis dala m karya na mun di la in pihak terdapat distors i be ntuk- bentuk yang berto lak belakang dari pakem realis dan me madukan denga n s imbul- simb ul atau bentuk- bentuk tertentu. Denga n mencoba untuk tidak terjebak pada satu macam a liran atau gaya (rea lis, natura lis, impres ionis da n sebagainya). Pencipta dapat berkreativitas dan bero lah rasa den gan bebas tanpa ada ketakutan untuk keluar dar i pakem- pakem tertentu. Penc ipta me ncoba me nggunakan semua pengetahuan tenta ng se mua ga ya atau a liran untuk ke mud ian me nelaa h dan me nggabungkannya untuk ditua ngkan kemba li me njadi satu bentuk atau corak yang sesuai dengan c ita rasa pribadi pencipta. Dis ini bukan alira n jenis karya luk is yang menjad i masa lah atau perdebatan, yang terpenting baga ima na tugas penc ipta me lalui o lah kreativitas sebaga i pe laku se ni ada lah me la hirkan kar ya seni baru, ya ng nantinya karya tersebut dapat diar gume ntas ikan dan me mber ikan s udut pandang baru tentang arti dari berkesenian itu send ir i. 2.1.5
Kajian te ntang Simbol Simbol berarti tanda atau la mbang, yang se mua natura l dan
tidak sepenuhnya terbentuk begitu saja, atau ter motivasi, sebuah tanda
21
dapat masuk da lam kategor i yang ikonik, indeksika l atau s imbolis semua dapat terjadi pada saat sama (Susanto, 2002 : 104). Menur ut Er win Goodenough mende finis ikan s imbo l sebaga i barang atau po la, ya ng apapun sebabnya bekerja pada manus ia dan berpengaruh pada manus ia me la lui pengakua n semata - mata tenta ng apa yang d isajikan secara arafia h da la m bentuk Sebaliknya berbeda dengan
Arno ld
Toynbee,
yang d iber ikannya. yang
me musatkan
perhatia n te ntang s imbo l leb ih kepada dunia inte lek ( Dillis tone, 2002 ;19). Penggunaan s imbo l bagi manus ia s udah k ita jumpa i sejak berabad- abad yang lalu, seperti luk isa n telapak tanga n pada dinding gua- gua d i Prancis Se latan dan Spanyo l (tetapi juga beberapa gua di Iria n Jaya, wa laupun umurnya jauh leb ih muda). Hasrat untuk me ngabdika n dir i, hasrat untuk me ngis yaratkan kepada kita, bahwa “Aku perna h ada disini”, bukan sebuah goresan tanpa kesan atau makna, me la inkan memilik i makna s imbo lis ma gis ya ng begitu besar (Hartoko, 1984 : 24). Menjala ni realitas kehidupan sehar i- har i penggunaan s imbol mas ih tetap d igunakan, juga da la m seni r upa (Seni lukis) d igunakan istila h s imbo lis me yang berarti pr iha l pe makaian s imbol (tanda, la mbang) untuk me ngekspresikan ide- ide, simbol ata u pertanda adalah sesuatu yang me mp unya i arti tertentu yang leb ih luas dar i pada apa yang secara nyata d ilihat atau d idengar. Misa lnya simbo l yang bers ifat 22
kolektif ( s imbo l bersama ) seperti : bur ung dara sebagai s imbo l untuk perdamaian, pala ng merah sebaga i simbo l dari perike manus iaan dan la in sebagainya. Penggunaan s imbo l mer upakan suatu usaha yang d ilakukan dengan
sengaja,
terencana
dan
sa ngat
d iperhitungkan,
untuk
me nterjema hkan (secara mental) konsep- konsep menjadi istila h- istilah yang ilustratif, indrawi, dan d idaktis bers ifat mend id ik (Susa nto, 2003 : 52). Simbol d ic ir ikan ole h pena mpakan sifat- sifat yang menc ir ikan dari ind ivid u (simbo l pribad i) seperti simbo l ma nus ia bermata ge lap karya Jeiha n atau I Made Wianta denga n gar is dan titik- titiknya dan juga pada karya- karya Joko Pekik hewan cele ng (Babi). S imbol dapat dihad irkan me la lui goresan dan mere fleks ikan makna - makna tertentu atau juga dihad irkan me la lui warna (s imbo l a la mi) ya ng d ipakai o leh senima n,
misa lnya
warna
merah
menjadi
perla mba ng
sebuah
kemarahan, kegarangan, atau kehangatan, warna kuning sebagai s imbol keagungan. Mela lui proses kreatif, penc ipta juga menggunakan s imbolsimbo l, baik s imbo l bers ifat pr ibadi maupun s imbol ya ng bersifat ala mi atau
bentuk- bentuk
tertentu
yang
dapat
merepresentasikan
atau
mewak ili akan sesuatu ha l (maks ud) yang ingin pe nc ipta sampaikan dalam karya luk is, seperti pola pada mata da lam karya penc ipta dib uat dengan sa mar- samar sebagai s imbul sebuah mister i berpik ir, atau awan 23
simbo l dar i cobaan dala m menghadapi masa lah, se la in me nggunakan bentuk- bentuk tertentu sebaga i s imbo lisas i, penc ipta juga me nggunakan warna dan gar is sebagai s imbo l atau pela mbang seperti war na merah sebagai s imbo l ener gi, e mosi, rasa tertekan, warna hija u dan warna b iru leb ih me nekankan terhadap simbo l perasaan jiwa ya ng d ingin pada obyek luk is pencipta, warna kuning sebagai s imbol keceriaan tenta ng suasana hati. Sedangkan gar is pada karya pencipta ya ng d itimbulkan dari efek le lehan penc ipta s imbolkan te ntang kesediha n, atau pase –pase kehid upan ya ng harus d ilewati dan lain sebaga inya (ya ng leb ih bers ifa t simbo lis me ala mi). 2.1.6 Kajian te ntang Deformas i Defor mas i
da lam
Kamus
I lmia h
populer
me nyatakan
deformas i merupakan pengubaha n atau perubaha n bentuk
hingga
me njadi bentuk yang bur uk (Partanto dan Al Barry, 1994 :96). Menur ut
M ikke
Susanto
dala m
buk unya
Diks i
Rupa
me nyatakan defor mas i mer upakan perubahan bentuk yang sangat kuat/besar sehingga kadang- kadang tidak la gi berwujud figure se mula atau sebenarnya. Sehingga ha l ini dapat me munc ulkan figure/karakter baru yang la in dari sebelumnya ( Susanto, 2003 : 8 ). Mela lui vis ua l karya, penc ipta juga me lakukan de for masi pada bentuk- bentuk ya ng akan penc ipta lukiskan dala m media kanvas, deformas i yang penc ipta lak ukan pada karya luk is adala h me la lui pembesaran obyek wajah manus ia dari pada aslinya, namun tanpa 24
me ningga lkan karakter dari objek wajah tersebut, terkadang wajah – wajah penc ipta buat a gak lonjong, atau objek wajah hamp ir me menuhi bidang pada kanvas, dan deformas i objek pada karya luk is penc ipta sering
lakukan
ya itu,
pada
objek
mata
dan
alis.
Kebiasaan
me ndefor mas i bentuk penc ipta lakukan sejak mendapat mata kuliah seketsa III, dalam me mbaca suatu benda atau objek– objek tertentu me nur ut cara pandang pr ibadi mas ing – mas ing, dan itu sangat me mbantu penc ipta dala m berkarya seni luk is. De formas i mer upakan ha l ya ng penting bagi penc ipta, karena me la lui defor mas i bentuk – bentuk objek dala m karya luk is, pencipta me ndapatkan karakter atau bentuk- bentuk yang baru, nantinya sangat berguna ba gi penc ipta untuk perkembangan karya seni luk is sela njutnya. 2.1.7
Motivas i Pe ncipta Sebelum me ne laah leb ih jauh tenta ng motivas i penc ipta, ada
baiknya penc ipta menera ngkan arti hara fiah dari motivas i. Motivasi dalam Ka mus Besar I ndonesia berarti kecenderungan yang timbul pada dir i seseorang secara sadar atau pun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu. Usaha- usaha ya ng me nyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak untuk me lakukan karena ingin mencapai tujuan ya ng d ikehendak i (Fajri dan Aprilia Senja , Tanpa Tahun : 575). Menciptakan karya seni sebaga i has il dari o la h kreativitas me mer lukan kesadaran spiritua l dan kesadaran jasmani, artinya seorang peluk is sebelum berkarya, peluk is tersebut te la h me mpunya i arah dan 25
tujuan pada hasil karyanya ya ng d ic iptakan berdasarkan kesadaran spir itual yang d imilik inya, ke mud ia n d iwujudkan atas aktivitas atau kesadaran jasmani. Hasil dari be ntuk ekspresi wajah pada karya seni luk is pencipta mer upakan penya luran perasaan yang dituntun o leh intuis i (gerak hati, bis ika n hati, kema mpua n mengetahui ( mema ha mi) sesuatu tanpa dip ik irkan). Motivas i penc ipta mer upakan dorongan kesadaran untuk me lakukan aktivitas da lam me nc iptakan karya seni ya ng berawal dari me lihat, me ndengar, merasakan getaran ya ng ada d isekeliling pencipta kemudia n mengola h has il dar i tangkapan tersebut secara teratur. Sehubunga n
dala m ha l ini geja la- gejala dari adaptasi dari
orang- orang sekitar yang merupakan sumber atau rangsangan untuk me nciptakan mister i wajah sebagai perwujudan karya seni luk is pencipta sendir i. 2.1.8
Uns ur- uns ur Se ni Rupa Berik ut ini mer upakan ura ia n dar i mas ing- mas ing uns ur seni
rupa yang me nduk ung tercipta nya karya pencipta, ya ng menga mb il te ma “M ister i Wajah Sebagai Sumber Penc iptaan Karya Seni Luk is ” ya itu : a. Warna Warna merupakan kesan yang d itimbulka n ole h cahaya pada mata. Warna sangat berperan penting dala m me nc iptakan karya seni luk is, dapat memberikan nila i stestis dan penjelasan. Menur ut ilmu bahan warna adalah ca mpuran dar i pigmen- pigme n warna. Yang 26
hub ungannya denga n ma nus ia, maka warna me mpunyai peranan yang sangat penting ya itu : war na sebagai war na, warna sebagai representasi a la m, dan war na sebagai tanda/la mb ing/s imbo l ( Sony Kartika, 2004 ; 48). b. Garis Garis mer upakan suatu goresan atau batas dari suatu benda, gar is terbentuk dar i re ntetan titik - titik yang terja lin menjadi satu, sejajar dan sama besar yang memilik i d ime ns i me manja ng dan punya arah b isa pendek, panjang, me le ngk ung, lurus, zig- zag dan la in sebagainya (Susanto, 200 ; 45). c.
Bentuk Bentuk adalah wujud fis ik ya ng dapat dilihat (Bosto mi, 1992
: 550). Bentuk merupakan wujud yang diga mbarkan, di jelaskan atau bentuk me milik i dua s ifat; geo metr is dan orga nis. Bentuk geometr is berupa bentuk segi e mpat, segitiga, lingkaran dan sebagainya. Bentuk organis adalah sus una n / struktur nya tidak beraturan, hal ini dapat dilihat pada be ntuk – bentuk ala mia h ( Suryahad i, 1994 : 5 ). Kemud ian dapat diterjema hkan da lam karya pencipta ya itu bentuk ya ng berupa bentuk fis ik yang d iluk iskan dan bentuk yang dimunculkan, sus unannya tidak teratur dan merupakan hasil o lah dar i citra rasa dan kemauan ya ng dimilik i.
27
d. Ruang Ruang dika itkan denga n b idang dan keluasaan, d igo lo ngkan dalam bentuk ya itu; r ua ng positif dan r uang negatif adalah rua ng yang dibatas i tepi berupa gar is, sedangkan r uang ne gatif adalah ruang atau bida ng yang berada disekitar ruang atau bidang positif ,dan keduanya saling ber interaks i saling berhub ungan a ntara satu dengan yang la innya ( Suryahad i, 1994 : 4 ). Ruang terwujud sebagai bayangan berkat persefektif atau dengan me nggunakan kontras antara terang gelap. Jadi yang pencipta ta mpilka n me milik i sifat keluasan dan datar dimana me mpunya i tujua n agar luk isan tidak monoto n.
e. Tekstur Tekstur adala h nila i raba pada suatu per mukaan, k ua litas permukaan, unsur r upa yang me nunjukkan rasa permukaan bahan ( Sony Kartika 2004 : 49 ). Tekstur dapat terwujud pada permukaan baik nyata ma upun se mu ,sesuatu permukaan mungk in kasar, mungk in juga ha lus, kontras ata u bentuk bisa berupa kasap atau lic in ( Sidik, 1979 : 26 ). Tekstur mendukung dala m pengungkapan karakter sifat. Terwujud tekstur akibat dari tumpang tind ih warna, sengaja dibuat untuk me ndapatkan karakter dan dapat membangun dimens i diper mukaan objek karya luk is yang d iingginkan pada karya pencipta. 28
f.
Bidang Bida ng mer upakan permukaan yang datar atau rata dan
batasannya s udah pasti : ukura n panja ng atau lebar. Bidang da lam seni r upa ( luk is) b isa terwujud dari perte muan antara gar is ya ng satu denga n ya ng la innya, bidang juga b isa terbentuk dari pertemua n diantara warna- warna. 2.1.9 Prins ip-prins ip Pe nyus unan Uns ur- uns ur Se ni Lukis Berik ut ini mer upakan ura ia n dari pr ins ip - prins ip penyusunan dari unsur- uns ur seni rupa, ya itu : a. Komposisi Komposisi mer upakan penyus unan atau pengor ganisas ian dari unsur –unsur seni r upa ( Sidik, 1981 : 44 ). Komposisi mer upakan suatu cara untuk mewujudkan bagia n keseluruhannya didala m mendapatkan suatu wujud ( Poerwadarminta, 1976 : 17 ). Maka komposisi ya ng pnc ipta ta mp ilkan berupa me ngatur atau me nyusun uns ur – unsur seni r upa baik berup garis, b idang, r uang, warna, dan tekstur secara bertumpukan karena dapat me mberikan keharmonisa n dan kedimens ian da la m suatu karya.
b.
Proporsi Proposi adala h hub ungan uk uran a ntara bagian dan bagia n,
serta bagian dan kesatuan/keselur uhannya. Proporsi berhub ungan
29
erat dengan balance (keseimba nga n), rhythm (irama, har moni), dan kesatuan (Susanto, 2002 : 92).
c. Kesatuan Kesatuan adalah kohesi,
kons istens i,
ketungga lan atau
keutuhan, yang mer upakan is i pokok dari kompos is i. Kesatuan mer upakan efek d icapai da la m s uatu s us una n atau komposis i diantara
hub ungan
unsur pe ndukung karya,
sehingga secara
keselur uha n me na mpilka n kesan tanggapan secara utuh. Hub ungan yang re leva n antara bagian buka n berarti se mata- mata atau begitu saja, tetapi yang satu me mer lukan kehad iran yang la in, bagianbagia n saling me ngis i. Hingga terjalin kekompakan antara bagian yang satu dengan ya ng la innya. Untuk me ndapatkan kesadaran utuh, e le men- ele men rupa da la m karya harus me nyatu dengan perasaan rasa pribadi dala m mengatur dan me nyatukan, ya ng mer upakan tangkapan e mosio na l s i senima n secara langs ung atas obyeknya (Herbert, 2000 : 29).
d. Keseimbangan Keseimbangan dala m vis ua l r upa merupakan keadaan atau kesadaran
antara
kekuatan
yang
saling
berhadapan
dan
me nimbulkan adanya kesan seimba ng secara visua l ataupun se cara intens itas kekaryaan (Sony Kartik, 2004 : 60). Ada dua macam 30
keseimbanga n yang perlu diperhatika n dala m penyusuna n bentuk, ya itu
keseimbangan
forma l da n
keseimbangan
no n
for ma l.
Keseimbangan forma l bersifat s imestr is, sedangkan keseimbangan non for ma l me nggunakan pr ins ip kontras dan se la lu asimestis ( Supono, 1983 : 69 ). Demik ia n juga dengan karya pencipta, keseimbanga n yang d imunc ulkan adala h keseimba nga n infor mal dimana keseimbanga n ini me mber ikan gerak dina mis pada wujud karya yang d ic iptakan.
e. Harmoni Harmoni merupakan tatana n ragawi yang merupakan pr oduk transfor mas i ata u pe mberdayagunaan ide- ide dan potens i- potensi bahan dan teknik terte ntu dengan pedoma n pada aturan- aturan ideal (Susanto, 2002 : 49). Harmoni juga mer upakan paduan uns ur- unsur yang berbeda dekat. Jika unsur- unsur estetika d ipadu secara berdampinga n maka akan timb ul komb inas i tertentu dan timbul kesenian ata u har moni (Sony Kartika, 2004 : 54). Untuk pencapaian har moni pada karya lukis penc ipta me la lui me ngko mposis ikan warna – warna, perbedaan ukuran bentuk dan tebal tip is nya gar is.
f. Kontras Kontras adalah perbedaan antara ele me n- eleme n da la m sebuah tanda yang ada pada sebuah komposis i atau desain. Kontras dapat 31
dimunc ulkan dengan menggunakan war na, bentuk, tekstur, ukura n, dan ketajaman. Kontras digunakan untuk me mberi ketegasan dan me nga ndung oposis i- oposisi seperti ge lap, terang, cerah- sura m, besar- kecil, dan la in sebagainya. Da lam ha l ini kontras dapat pula me mber i peluang munculnya tanda- tanda yang d ipakai sebagai tamp ilan uta ma ma upun bukan uta ma da la m sebuah karya ( S usanto, 2002 : 66). Kontras merupakan paduan unsur- unsur yang berbeda. Semua matra sangat berbeda, kontras merupakan bumb u komposis i dalam pencapaia n bentuk (Sony Kartika, 2004 ; 55).
2.1.10
Kajian te ntang Teknik Teknik
merupakan
cara
me mb uat
sesuatu
atau
cara
me ngerjakan sesuatu yang berhubungan de nga n seni (Fajri dan Aprilia Senja, Ta npa Tahun : 801) . Denga n demik ia n, teknik mer upakan suatu kebutuhan bagi penc ipta ketika me lakukan penerapan warna – warna yang sesua i dengan te ma itu send ir i, dan dalam penerapannya penc ipta mengunakan beberapa teknik di antaranya : a. Teknik Plakat Teknik Plakat ya itu dengan menggunakan k uas ya ng da lam penerapan warna – warna di atas media kanvas, dilakukan pencipta berula ng – ulang sehingga warna – warna ya ng dihas ilkan dapat memp is ua lisasika n karya yang sesua i dengan 32
tema. Meala lui penump ukan – penumpukan war na secara berula ng – ula ng dengan k uas, sehingga dala m karya penc ipta dapat membangun keseimbangan dan kesan war na – war na ya ng har monis.
b. Teknik transparan Teknik
transparan
merupakan
teknik
me lukis
di
da lam
me larutkan p igme n warna ke b idang kanvas lebih banyak me ngunakan air ( S upono, 1992 : 65 ).teknik ini leb ih banyak pencipta terapkan dalam me nc iptakan karya luk is, penerapanya me la lui penumpukan warna awa l yang tra nsparan dan sete lah kering penc ipta menyapu kemba li dengan k uas me nggunakan warna- warna yang la in se hingga me mdapatkan has il ya ng di inginkan. Pada karya pencipta teknik le le han pun penc ipta lakukan de nga n sama ya itu, le le han- le han perta ma penc ipta buat secara transparan dan setelah ker ing d itumpuk ke mbali, be gitu seterusnya sehingga me nghas ilkan e fek – efek warna le lehan yang berpariasi dan me milik i bentuk le lehan besar maup un kecil.
c. Teknik Campur Teknik camp ur yaitu s uatu teknik me luk is dengan me nggunakan leb ih dari satu macam teknik dan bahan warna me luk is 33
(med ium), umpa manya cat akrilik di ca mpur denga n cat minyak , cat air dan te mpra digunakan bersama - sama dala m ss uatu proses pada sebuah luk isan ( Supono, 1992 : 66 ). Hal ini teknik campur
ya ng
penc ipta
terapkan
yaitu
teknik
plakat
dikomb inasika n denga n teknik transparan dan teknik le leha n. Adapun tujua n dari teknik ini yang penc ipta terapkan dalam berkarya yaitu untuk mendapatkan efek – e fek warna ya ng diinginkan dala m karya yang sesua i dengan te ma penc ipta angkat, sehingga mendapatkan kesan karya yang har monis dan dapat membangun rua ng d ina mis da lam karya tersebut.
2.2 Kajian Tak Te rtulis Kajian ter hadap sumber- sumber la in berupa pe maha man lebih jauh tentang karya- karya seniman masa la lu maup un literatur ya ng me ngungkap seputar mister i wajah ya ng penc ipta jadikan acuan.
34
Foto 1 Foto karya Leonardo da Vinc i yang berjudul “Mona Lisa” ukuran 77 cm x 53 cm, oil on kanvas, tahun 1503 / 6 ( Foto ini d ia mbil dar i The Art Book ) Pada foto karya Leonardo da Vinc i ini, penc ipta tertarik dengan bentuk figur wanita yang sedang tersenyum berfose menghadap ke depan, dengan latar belakang yang berte makan pe mandangan. Karya Leo nardo da Vinc i ini sa mpa i sekarang mas ih menjad i teka- teki d ibalik mis teri senyumannya, yang d ivisua lisas ikan pada karya lukis de nga n judul Mo na Lisa. Menur ut Ssgmund Freud mend uga bahwa senyum Mona Lisa demikia n me mikat merupakan buah ”kresi bebas” fantas i Leonardo yang 35
berasal dari ingatan masa la lunya (old memory) dan terus mendesak untuk me ndapatkan
“ekspresinya
yang
bar u”.
I ngatan
ya ng
sela ma
ini
direpresnya – d itekan ke luar kesadaran – adalah ingatan me ngena i ib unya. Bagi Freud, Leo nardo adalah seorang leaf handed ( kidal ) yang pa ling terkenal, juga ( tidak seperti artis- artis terkena l di za manya ) tidak me milik i k isah perc intaan dengan wa nita ( infor masi ya ng sa ngat sed ik it, Freud menduga bahwa Leonardo adalah seorag homo seksual ). Leonardo da Vinc i ( 1452- 1519 ) dihormati sebaga i salah satu seorang tokoh Rena isans Ita li ya ng terbesar, seorang jeni u ya ng karyakaryanya hanya bias d iduga tanpa pernah b ias d ipaha mi. Ia adalah seorang senima n luk is sekaligus seorang ilmuwan dala m b idang
ilmu ala m dan
me milik i kepribadian ya ng s ulit d ipaha mi ole h orang – ora ng pada za mannya (Sutr is no, 2005 :64 ).
36
Foto 2 Foto karya Vincent Van Gogh yang berjud ul “Self -Portrait in a Grey Felt Hat”, oil on card, 41cm x 32 cm, 1887 ( Foto ini d ia mbil dar i buku I mpressio nis m ) Adapun karya yang me njad i litiatur r upa dalam penc iptaan karya seni luk is denga n te ma mister i waja h adala h karya dar i Vincent Van Go gh dengan judul “Self -Portrait in a Grey Felt Hat”. Pada karya ini penc ipta tertarik dengan ekspresi wajah yang le ma h na mun me milik i sorotan mata yang taja m, dengan me nggunakan warna hija u ke bir uan pada latar belakang karya, menjadikan s uasana ya ng di bangun menjad i leb ih dramatis berkesan dingin dan jelas tercermin pada ekspresi wajahnya. 37
Foto 3 Foto karya Edouard Manet yang berjud ul “portrait of Irma Bruner ina Black Hat”, pastel on peper, 54cm x 46 cm, 1880 ( poto ini dia mb il dar i Buk u Impress ionis m) Pada karya ini penc ipta tertarik kombinas i dari warna nya ya ng har monis pada karya yag d ivis ualisas ikan le wat figur seorang wanita dengan
me nggunakan top i hitam,
dengan posis i figur
menghadap
kesamping, dengan penggunaan lipstik war na merah yang sangat menjo lok pada bibirnya dan sorotan mata ya ng sa ngat taja m me njadika n karya ini me milik i mister i tersend ir i.
38
Foto 4 Foto karya Affa nd i yang berjudul “Potret Dir i untuk Istr iku” Akrilik pada kanvas, repro : Visual Art ( Foto karya ini dia mb il dari Maja lah Visual Art ) Pada karya – karya Affa ndi penc ipta tertarik denga n penggunaan warna – war nanya cerah, dan warna kuning sela lu muncul pada setiap karya yang dihas ilkan. Menjad ikan karya Affand i sebaga i inspiras i da lam berkarya rupa bagi penc ipta adalah mister i d ibalik wajahnya yang sering dijadika n objek pada karyanya.
39
Foto 5 foto dia mb il dari majala h Foto ini d iamb il dari maja lah denga n d ua orang yang sa ling berteriak, yang satunya berter iak di depan te linga ses eorang dan d iba las juga denga n ter iakan. Ekspresi ter iakan sangat kuat terkesan pada ekspresi wajah yang ditimbulkan.
40
Foto 6 Foto diamb il dari maja lah Cinemags Edis i 133, Agustus 2010 Pencipta me nggunakan foto ini sebaga i refre ns i untuk me nc iptakan karya – karya yang berhub ungan dengan te ma ekspresi menangis pada karya luk is penc ipta.
41
Foto 7 Foto ini dia mb il dari maja lah Digital Photo PRO Volume 6 number 7,Desember 2008
Foto ekspresi mena ngis yang dramatis yang d i banggun pada foto tersebut sangat menar ik bagi penc ipta untuk dijad ikan re frens i da lam karya yang d ic iptakan sesuai dengan te ma yang dia ngkat.
42
Foto 8 Foto ini damb il dari maja lah National Geographic April 2002 Pencipta menggunakan foto ini sebaga i re fre ns i, karena ekspresi mata yang divis ua lisasika n denga n sorotannya yang taja m, dapat membaggun mester i dari sebuah tatapan atau pandangan te ntang ojek yang ada didepannya.
43
Foto 9 Foto ini di a mbil dar i majala h Alternativ e Press,April 2008 Pada foto yang dia mb il dari maja lah Alternativ e Press yaitu maja lah ya ng banyak me mbahas te ntang mus ic, dengan ekspresi ter iakan ya ng sangat kencang dengan mata terpejam, menghisaratkan ada suatu ke marahan atau tekanan yang sedang dihadapinya.
44
BAB III PROSES PENCIPTAAN
Dala m me ngola h rasa untuk me nghas ilkan suatu karya seni har us me la lui tahap- tahap
yang d ilakukan sehingga terc ipta karya yang
diinginkan, begitu juga dengan penc ipta, dala m berolah kreativitas seni luk is denga n judul “M ister i Wajah Sebagai Sumber Penc iptaan Karya Seni Luk is ” ya ng me lip uti beberapa tahap untuk terwujudnya sebuah karya seni luk is, yaitu : 1) penjajagan (ek sploration) 2) persiapan (preparation) 3) percobaan (ex periment ) 4) pembentukan (forming) 5) penyelesa ian (finishing) Waktu yang d ibutuhkan untuk me nye lesa ik an masing- mas ing karya tidakla h sa ma wa la upun ta hap ya ng dijadikan acuan tetap sama ( lima tahap). Lama tidaknya waktu yang d ibutuhkan penc ipta dala m
berkarya
luk is tergantung pada kondisi, baik ya ng me nya ngk ut fis ik maup un suasana hati (mood). Semua proses pencipta dala m me luk is d ilakukan di dalam stud io. Untuk lebih je las mengena i se mua tahapan da lam proses penciptaan suatu karya seni luk is d i atas, penc ipta akan me ngura ikan tenta ng ta hapan kreativitas dala m berkarya, yaitu : 45
3.1 Pe njajagan (Exploration) Tahapan ini merupakan proses dari penjajagan ide - ide, yaitu pencipta me lakukan penga matan secara langsung d ilapanga n me la lui me nga mati dari gerak- gerik atau tingka h laku orang- orang disek itar. Melihat orang- orang yang sedang me nga la mi kebahagiaan, kesenanga n, marah, sedih, atau mur ung sedang me lakukan intropeksi terhadap dir inya. Ide- ide dalam karya yang menga mb il te ma “M ister i Wajah Sebagai Sumber Penc iptaan Karya Seni Luk is” penc ipta juga me lakukannya dengan d ialo g langsung terhadap teman- tema n, pencipta mencoba untuk me ngga li pe mik irannya tentang te ntang per masala han ya ng d ihadapi ma upun permasa laha n
d i masyarakat sekarang ini. Dari s inila h penc ipta
coba merangk umkan permasa laha n atau kegiata n yang dilakuka n setiap orang me milik i cara yang berbeda-beda di dalam penye lesaia nya. Bagi pencipta send ir i d i setiap bertemu dengan orang baru tatapan
ekspresi
wajah yang d itimbulka n berbeda-beda, itupun berkalu bagi te ma n dekat pencipta. Dari me lihat berbagai karakteristik ekspresi wajah ya ng d itimb ulkan pada setiap manus ia, wa laupun ekspresi itu d ibuat- buat ataupun mur ni dari sebuah ekspresi wajah, yang se muanya itu mer upakan sifat ala mi ya ng dimilik i o leh ma nus ia. Maka dari me lihat berbagai karakteristik inilah munc ul dorongan da la m d ir i penc ipta untuk mewujud kan kedala m karya seni luk is yang sesua i dengan te ma yang di angkat, me la lui sebuah perenungan (konte np lasi) da n kemudia n munc ul gagasan ataup un ide - ide 46
yang d iola h
me la lui kepekaan estetik
yang penc ipta
miliik i dan
diekspresikan kedalam permukaan kanvas. Dala m merealisas ikannya ke med ia kanvas pencipta menc iptakan bentuk - bentuk distors i wajah ya ng artinya me mbedah bentuk nyata menjadi bentuk - bentuk imajinasi, serta tak terlepas dari ele men- ele men seni r upa yang akan me ndukung has il karya pencipta. Namun sebelum penc ipta me nua ngkan ide- ide yang perna h d ia la mi atau pengamata n ter hadap gerak - gerik atau tingkah lak u orang la in, dengan o lah rasa atau kema mpua n kreativitas pencipta milik i me la lui med ia kanvas, ter leb ih da hulu penc ipta me lakukan sket- sket imajinat if diatas kertas dan juga me lakukan stud i cat a ir denga n menggunakan med ia di atas kertas. Dengan me lakuka n sket dan stud i cat a ir d i atas kertas terleb ih
dahulu,
gunanya
untuk
me mpermudahkan
me nua ngkannya kembali ke med ia kanvas. Sket dan akan dijad ikan
penc ipta
dalam
studi cat air yang
karya luk is, ter leb ih dahulu penc ipta me milihnya ya ng
cocok menur ut rasa estetik penc ipta send ir i, na mun se mua sket dan studi cat air yang tela h dip ilih untuk ditua ngka n kedalam media kanvas tak jarang me nga lami s uatu impro visas i (ekspresi yang sponta n dengan me lakukan pena mbahan- penamba han tertentu pada suatu bentuk) agar tercapai bentuk yang leb ih sempur na.
47
3.2 Pe rs iapan (Preparations) Tahap ini, pencipta menyiapkan segala mater ia l dan bahan dala m me lukis ba ik kanvas yang s udah dire ntangkan pada spandram serta kuas dan cat. Semua alat dan bahan dala m kond is i siap pakai, dengan kata la in semua baha n dan alat ya ng ada merupakan kebutuhan ya ng sesuai dengan standar teknik yang d ipakai, berik ut kebutuha n untuk dapat me namp ilkan citra dari te ma yang penc ipta angkat. Di bawah ini penc ipta paparkan semua a lat dan baha n yang d ipersiapkan dan d iperlukan da lam proses penciptaan karya seni luk is adalah sebaga i berikut : 3.2.1 Kanvas Istila h kanvas digunakan untuk kain apa saja yang direnta ngkan sebagai dasar untuk me lukis. Kanvas ya ng ba ik apabila bahan ka innya kuat dan liat, me mpunya i anya man atau tenuna n rapat ya ng terdir i dari benang- benang ya ng sa ling menja lin te gak lur us. Dala m me luk is, pencipta me nggunakan kanvas yang dibuat send ir i ( lapisa n dasar permukaan kanvas). Sebelum pe ncipta me lakukan pelap isan dasar pada kanvas, terleb ih da hulu penc ipta merenta ngkan ka in kanvas dengan me nggunakan spandra m, dan bagian bawahnya d i stap les sebagai pemegang a gar ka in kanvas tidak kendor. Adapun bahan ya ng digunakan dala m pemb uatan lapisa n dasar kanvas adalah ; zine white (bubuk atau sejenis zat yang berupa tepung yang dapat berfungs i sebagai pe lapis dasar kanvas), cat ultra proot UPR.960 yang mer upakan bahan kedap air ya ng terb uat dari ca mpura n disperse 48
elastomer sintetik , zat warna dan filler ya ng me milik i s ifat e lastis. Cat tembok paragon dan le m sitetis (PVAC) yang kesemua bahan ini dicamp ur dengan perband ingan + 2 : 1 dan a ir sebagai pelar ut, sehingga
baha n
tercamp ur
berbentuk
pasta.
Kain
yang
sudah
direnta ngka n diatas spandram ya ng berbentuk segi empat kotak atau segi empat me ma njang dengan berbaga i uk uran. Pelap isan tahap pertama dan kedua
pencipta menggunakan
pisau palet,
yang
fungs inya a gar pori- pori kain cepat tertutup, se lanjutnya ta hap ke tiga dan keempat pencipta menggunakan kuas tembok untuk me lap is i dasar kanvas, dan setelah lap isan kanvas kering penc ipta me nga mp las untuk me ndapatkan tingkat kehalusan tekstur ka mpas ya ng sesua i dengan teknik penc ipta gunakan dala m me luk is.
3.2.2 Spandram Spandram yang penc ipta gunakan yaitu spandra m sudah jad i ya ng terbuat dari kayu dammar atau kayu ya ng la in dan tidak mudah dimakan o leh rayap, fungs i spandra m d is ini sebaga i perenta ng untuk kain kanvas. Biasa nya spandram pe ncipta me mbe li langsung ke te mpat pembuatan dan untuk ukura n spandram yang dipakai bervar ias i. Bentuk spandram yang pencipta pakai segi empat, sama sis i dan segi e mpat me manjang atau me lebar.
49
3.2.3 Cat akrilik Cat merupakan bahan seni luk is yang menghasilka n warna, dan da lam me lukis penc ipta memilih cat akrilik sebagai baha n. Pemilihan bahan ini d idasari o le h pertimba nga n e fis iens i, mudah ker ing (karena dapat me nggunakan a ir sebaga i media penca mpur nya) serta me milik i aneka kemungkinan e fek artistik. Cat akrilik juga dapat dipakai dalam berbagai macam teknik, baik teba l (inpasto), transparan dan la in sebagainya.
Juga
faktor
kesehatan,
karena
c at
akrilik
tidak
me nimbulkan bau ya ng menyengat seperti ha lnya cat minyak, sehingga tidak me nggagu pernapasan. Dari ura ian s ingkat tentang bahan- bahan d i atas beserta fungs i dan kegunaa nnya ya ng dijad ikan penduk ung untuk mewujudkan karya luk is pencipta, alat juga berperan penting da la m proses kreativitas. Sifat dan fungs i dar i a lat
d ipertimba ngkan
da la m proses
me luk is
guna
me ndapatkan kesan atau suasana kejiwaan yang dapat mewakili te ma yang pencipta angkat. Berikut merupakan alat- alat ya ng d igunakan dalam proses berkarya yaitu :
3.2.4 Kuas Kuas adalah a lat yang d igunakan untuk me masang cat pada permukaan kanvas. Kuas yang penc ipta gunakan dala m berkarya seni luk is adalah beberapa jenis kuas dengan berbagai ukuran yang bisa dipergunakan dalam teknik cat akrilik. Adapun uk urannya bervar iasi dar i no mor 1 50
sampai no mor 12. Selain itu, penc ipta juga menggunakan kuas cat tembok yang me milik i ukuran lebih lebar da la m penerapan sapuan yang lebar pula. Kuas jenis ini yang b iasa digunakan no mor 2, 3 dan 4. Ukuran k uas dari no mor 1 sa mpa i dengan no mor 5, penc ipta gunakan untuk detail objek luk isan. Dan untuk kuas tembok ukuran no mor 2 dan 3 pencipta pakai pe mbuatan latar belakang. Untuk ukura n kuas tembok nomor 5 dan 6 pencipta gunakan untuk teknik transparan pada awal pewarnaan objek lukisan.
3.2.5 Palet Palet adalah a lat ya ng dipakai untuk menca mpur warna, baik ya ng terbuat dari trip lek
playwood, kanvas yang d irentangkan pada
spandram dengan ukura n yang tidak terla lu besar atau produk a lat rumah tangga ya ng me mungk inka n d igunakan sebaga i a lat penca mpur warna. Dis ini penc ipta me milih kapar atau na mpan p lastik sebagai tempat penca mpur war na karena alat ini r inga n, datar dan me milik i dind ing pada mas ing- mas ing s is inya sehingga adonan war na tidak tumpah. Karena bahannya dari p lastik ya ng me mungkinkan cat akr ilik tidak dapat merekat secara permanent sehingga ga mpang dibers ihkan.
3.2.6 Pisau palet Pisau pa let adala h a lat semaca m p isau kec il ya ng d ipakai untuk me ncamp ur cat pada palet yang bentuk nya seperti cetok tukang batu. 51
Dis ini p isa u palet penc ipta gunakan dala m proses pembuatan lap isan dasar pembuatan kanvas, ukura n pisa u palet yang digunakan dari ukuran yang me nengah sampa i ukura n yang besar. Dan d i da lam pewarnaan pada luk isan, penc ipta sa ma sekali tidak me nggunakan pisau pa let karena keselur uha n pewarnaan pada luk isan penc ipta me nggunakan kuas.
Selain me mpers iapkan sega la bahan dan a lat d i atas, penc ipta juga me mpersiapkan d ir i send ir i (kesiapan me nta l penc ipta sendir i), artinya pik iran harus terkonsentras i dan terfokus pada kemamp uan untuk me luk is. Semua aspek kesiapan ba ik bahan dan a lat sangat berpengaruh pada kelancaran proses pencipta karya itu send ir i. Pada proses persiapan apa yang akan diluk is, pencipta s udah me mpunya i banyak ide yang akan dibuat, wa laup un da la m proses selanjutnya terjadi per ubahan atau improvisas i, ini merupakan kondis i awa l yang penc ipta jadikan titik pijakan dari s uatu penc iptaan. Pijakan dar i penc ipta yang d imaksud adalah upaya untuk me mbangun kesadaran diri tenta ng mister i waja h yang di angkat sebaga i vis ua l r upa denga n berbaga i kesan karakteristik ya ng dicapai dar i e fek bahan dan a lat diatas. Kesemua nya d iatas penc ipta gabungkan dengan perasaan, kesan dan p esan diri ya ng ingin penc ipta sampaikan lewat proses meluk is.
52
3.3 Pe rcobaan(Eksperiment ) Percobaan merupakan upaya untuk mengeskpresikan se mua ide- ide lewat peluapan seluas- luas nya me la lui ele me n rupa, yang sejalan dengan gerakan kuas menua ngkan war na di atas kanvas secara teratur dan terkontrol. Dis ini akan terjadi e fek ala mi dar i percampuran a neka warna cat dengan berbaga i maca m teknik atas cat itu se ndir i. Dari tumpang tind ihnya
war na
lewat
penump ukan
war na
yang
berula ng- ula ng
me nimbulkan berbaga i macam e fek- efek warna yang artistik, le lehanle leha n warna me mbentuk gar is, dan trans is i war na menimb ulkan rua ngruang kedalama n, yang ter libat dari ekspresi wajah itu send ir i. Walaupun da lam proses ini leb ih me nguta makan peluapan batin, tumpahan e mos i na mun se mua pencapaian artistik dan kesan yang ditimbulka n tidaklah se la lu abadi sebagai e le men rupa dala m karya pencipta. Semua yang menyangkut te ntang artistik dan kesan mer upakan la ngkah awa l dar i estetik, dan har us sejala n mend ukung de nga n te ma ya ng pencipta garap. Semua efek ya ng ditimb ulkan dar i olesan k uas, pencipta lakukan d i atas med ia kanvas ya ng berupa garis, b idang, r uang dan sebagainya, terc ipta secara tidak sengaja akan mendorong penc ipta untuk merespon dan menjad ikannya bentuk, atau bisa juga dihila ngk an beberapa efek ya ng penc ipta anggap tidak sesua i de nga n visua l rupa yang ingin dicapai. Proses percobaan ( ek speriment ) digunakan sebagai wila yah eksperimant dari berbagai baha n dan teknik ya ng penc ipta milik i, dan
53
segala eksperime nt ma upun pe luapan ide di atas akan menga la mi berbagai maca m sentuhan estetik pada tahap berikutnya. 3.4 Pe mbe ntukan (Forming) Proses pembentukan da la m karya luk is, penc ipta me lakukan sketsa terleb ih dahulu, dala m proses skesta pencipta me mbangun komposis i objek dengan latar belakang sesuai ya ng diinginkan, dan dilanjutkan dengan pember ian warna secara transparan pada objek luk isan maup un latar belakang.
Tahap
selanjutnya pe mberia n warna dala m proses
pembentuka n penc ipta lakukan secara teratur dan terkontro l dengan me nggunakan teknik duse l. Me la lui tek nik duse l dar i k uas penc ipta berusaha memba ngun nila i- nila i astistik da n kesan ya ng d itimbulkan seperti tumpang tind ihnya warna me nghas ilkan r uang, bidang dan e le men rupa la innya. Kedudukan mas ing- mas ing e le men r upa diwacanakan da lam tatanan makna, arti gar is, warna, b idang, rua ng maupun bentuk yang hadir mer upakan relasi makna dari te ma mister i wajah ya ng penc ipta garap. Berik ut ura ian tentang mas ing- masing ele me n rupa dalam proses pembentuka n karya lukis penc ipta : 3.4.1 Warna Warna dala m karya lukis pe ncipta mer upakan identitas dari tumpahan rasa kejiwaan akan te ma ya ng dihad irkan, dan juga sebagai penye imbang estetik pada karya. Warna dalam karya penc ip ya me mpunya i makna s imbolik tertentu, baik persepsi simbolik pr ibadi, ma upun persepsi simbolik kolektif (k onv ensional). Tidak semua warna 54
mer upakan simbolisas i dari sesuatu, na mun ada juga warna ya ng hadir demi war na, artinya warna yang had ir merupakan war na sebagai ele men seni r upa ta npa ada maksud la in ata u me nghubungkannya dengan sesuatu. Jadi warna hanya had ir sebagai kua litas kesan artistik dari warna itu send ir i penggunaa n warna d ilakukan tahap, demi tahap, dari teknik tra nsparan dan ke mud ia n d ilanjutkan denga n teknik p lakat secara dusel. Kesan warna kabur yang ditimbulkan pada obyek kar ya luk is pencipta bertujua n untuk memba ngun kesan mister i me la lui ekspresi wajah yang d itimb ulkan. Semua penerapan tek nik dilak ukan dengan pertimbangan- pertimbangan
har mo nisasi
vis ual
karya,
berikut
kesesuaian dengan te ma karya itu send ir i, sehingga dapat me mbangun kesan mister i sesuai dengan penc ipta harapkan. 3.4.2 Garis Garis da lam kar ya luk is penc ipta hadir sebaga i pe mbatas limit dari figur, bentuk maupun b idang- bidang. Dis ini gar is tercipta me la lui goresan kuas ya ng berulang- ulang sehingga menimb ulkan e fek semu, gar is juga hadir dar i le lehan war na ya ng me mbentuk gar is, kadang munc ul sebaga i permasa laha n, tangisan air mata atau garis muncul secara sengaja ataupun tidak sengaja dari perte mua n warna- warna ya ng satu dengan
la innya,
sehingga
me mbe ntuk
b idang- bidang
ya ng
beraturan ataup un bida ng- bidang tak beratura n. Dar i se gi bentuk, gar is
55
hadir dengan berbagai macam var ias i seperti gar is lur us , lengkung dan la in sebagainya berik ut denga n var ias i tebal dan tipis nya. Garis- gar is ya ng had ir akan me mbangun berbaga i k arakter kejiwaan, seperti karakter le mbut, kuat, te nang, dan la innya da lam karya lukis yang d ic iptakan. Pembentukan gar is tersebut adala h upaya spontanitas
ma upun
rekayasa
siste matis
dengan
tetap
me mpertimbangkan kesatuan harmo nis dala m luk isan. Gar is sangat penting dala m karya, karena kekuatan gar is dapat me mbangun kekuatan karya luk is itu send ir i.
3.4.3 Bentuk Bentuk dala m karya luk is penc ipta, dibuat untuk me lukiskan subjek matter yang berhubungan dengan te ma dan juga bentuk - bentuk la in sehingga dapat menunjang suasana dala m karya pencipta. Bentuk bentuk yang lahir dar i ide- ide imajinas i estetik lebih dido minas i oleh ekspresi wajah manus ia ( laki- laki dan pere mpua n) denga n berbagai gerak, ekspresi ma upun pola kompos is i. Meluk iskan ekspresi wajah, pencipta berusaha untuk me mbuat wujud ya ng bisa mewak ili identitas karya, seperti bentuk wajah yang te lah me nga la mi d istors i ya ng seja lan dengan intuis i pe ncipta. Sela in objek wajah ada juga bentuk- bentuk yang berupa s imbol- simbo l yang leb ih bersifat pr ibadi na mun tak jarang had ir bentuk- bentuk ya ng berupa s imbol bersifat ko lektif
56
(konv ensional), dengan tujuan untuk me ndukung ide pada karya seperti bentuk- bentuk awan dan la in sebaga inya. Semua penerapan objek karya, dan bentuk- bentuk yang berupa simbo l dipertimbangkan demi mendapatkan keseimba nga n dan untuk me mbangun kehar monisa n pada karya, sehingga dari vis ua l karya dapat menya mpaikan pesan ya ng d iharapkan dari penc ipta.
3.4.5 Ruang Terciptanya ruang pada karya lukis penc ipta terjadi dari perbedaan warna dan ite ns itas warna. Rua ng bisa terc ipta begitu saja setelah penerapan berbagai warna di atas kanvas. Namun b isa juga kesan ruang dic iptakan secara sengaja untuk memba ngun kesan antara objek dengan latar be lakang, ataup un untuk me na mbah kesan artistik pada karya yang tentunya denga n pertimba nga n semua e le men- ele men rupa. Denga n intens itas warna yang berkesan semu pada
tumpang
tind ik pada objek wajah, bertujuan untuk me mbangun r uang kedala man mister i ya ng ingin d iga li dan pada latar belakang karya pencipta itu sendir i.
3.4.6 Tekstur Tekstur da lam karya luk is penc ipta, berupa tekstur se mu. Pengga lia n tekstur semu dala m karya pencipta bertujuan untuk me mbangun kesan kedala man mister i wajah itu send ir i, me la lui 57
penumpukan warna yang berula ng- ula ng denga n kesan kabur pada objek wajah dan kesan tekstur juga dapat mewujudkan kesan keras, le mbut, dan la in sebaga inya. Tekstur b isa juga menjad i r ua ng ya ng kaya akan warna sehingga menjad i kesatuan untuk me na mbah nila inila i artistik pada karya. Untuk mencapai kesan yang diinginkan dari unsur- unsur r upa diatas perlu dipertimbangkan pola penyusunannya. Berik ut uns ur - unsur estetik seni rupa yang me ndukung da la m upaya penyus una n e le men rupa :
3.4.7 Komposisi Komposisi mer upakan penataan obyek atas luas bida ng kanvas dengan keinginan untuk me mvis ua lisasika n te ma dan tetap me mpertimba ngkan kesan estetik dari penataan uns ur rupa tersebut. Dala m penyusunan komposis i pada karya pencipta kecenderunga n d itengah- tenga h b idang kanvas ya ng bertujua n untuk me mfokuskan obyek karya itu send ir i dan untuk mendapatkan keseimbanga n ya ng secara wajar. Komposisi sangat penting dala m karya luk is karena dalam vis ua l karya tidak me nga la mi kejangga la n atau keseimbanga n ya ng tidak diinginkan, sehingga dapat mengga ngu karya itu send ir i.
58
3.4.8 Kesatuan Dala m kar ya lukis penc ipta, kesatuan terc ipta d imana uns ur- uns ur seni rupa tersus un secara har monis, utuh dan sa ling me ndukung satu sa ma la innya. Kesatuan dapat tercapai dengan pe nggarapan secara sungguhsungguh dengan pertimbangan estetik demi me mvisua lisas ikan te ma. Dala m ta hapan ini akan dipertimbangkan dengan me lakuka n koreksi pada bagian- bagian tertentu ya itu mena mbahkan ata u me ngura ngi bagia n dari ele me n- ele men terte ntu sehingga tercapai kesatuan ya ng estetik.
3.4.9 Keseimbangan Keseimbangan da lam karya penc ipta had ir me lalui pert imbangan rasa estetik
dari pengatura n- pengatura n
mas ing- mas ing
e le men
rupa.
Keseimbangan juga d ilakukan dengan pene mpatan objek -objek secara teratur. Penempatan objek untuk me nentukan kese imbangan dapat me nghas ilkan kehar monisan dan nila i estetik karya luk is itu send ir i.
3.4.10 Pusat perhatian Pusat perhatian mer upakan hal yang sangat penting akan me nuntun apresiasi ke arah ya ng paling penting dar i karya. Pusat perhatian dapat dicapai dengan me ngatur pene mpatan- penempatan objek, dengan me ngo lah intens itas warna, penyusunan r uang di sekeliling objek,
59
perbandingan antar besar kecilnya objek, ataupun me mber ikan aksenaksen tertentu denga n pertimbangan yang maksima l.
3.4.11 Kerumitan Kerumitan da la m karya luk is penc ipta dicapai lewat penggunaan berbagai maca m teknik seperti teknik kuas secara dusel me mbangun tekstur yang artistik, lele han war na. Pencipta juga me nggunakan kerumitan sebaga i penonjola n atas subjek metter dan juga sebaga i gambaran pengo la han tek nik ya ng unik. Penguasaan teknik dala m proses kerumita n pada karya luk is me njadi kunc i untuk me nghas ilkan kekuatan tersend ir i da la m karya luk is ya ng dic iptakan. Setelah penyus una n uns ur- unsur d iatas tela h tercapai denga n maks ima l dan menye lur uh serta dapat memb icarakan tema, untuk dapat me ncapai karya yang leb ih se mpur na maka akan menga la mi proses evaluas i terakhir ya itu proses penyelesa ian (finishing).
3.5 Pe nye les aian (Finishing) Tahapan ini mer upakan eva luas i terakhir atas sega la renteta n proses sebelumnya yang berdasarkan sensivitas rasa estetik dan kea mana n untuk me njadikan mister i kepala sebagai tujuan visua l. Semua uns ur dari subjek metter dari komposis i, pusat perhatian, keseimbangan, kesatuan dite liti kembali bahkan tak
jarang ada bagia n- bagian ya ng dihapus atau 60
dita mbahkan aksen- aksen tertentu untuk me ncapai kua litas kar ya ya ng leb ih ba ik. Proses evaluas i penga mata n karya lukis penc ipta dilakukan dengan me ngamb il jarak pandang tertentu, dar i jarak yang dekat sampai jarak yang lebih jauh, karena dengan cara ini akan memungk inkan k ita dapat melihat secara teliti. Setelah respon ya ng dilak ukan dapat me muaskan hati atau kemamp uan untuk menjad ikan mister i kepala sebaga i te ma dapat terwakili ke dalam wujud karya, maka kemud ian perlu untuk menca ntumka n na ma atau identitas pada karya itu send ir i sebaga i pertanggungjawaban dap at dilakukan. Pencantuman na ma itu send ir i tidak dilakukan secara gegabah, artinya dengan penuh pertimbangan sebaga i sehingga tidak merusak tamp ilan visua l dari karya, dengan demik ia n proses penciptaan telah selesai. Ta hap selanjutnya penc ipta me mber ikan lapisan pe lind ung berupa clear gloss varnish (Galeria, Winsor, and Newton) yang bertujuan untuk me njaga ketaha nan kar ya dari seka ligus me mudahkan dibers ihka n dari debu. Dala m penye lesaia n ta hap akhir ini, berarti karya - karya yang dic iptakan telah s iap dipajang atau dipa merkan untuk kepentingan apresiasi. Da la m me na mp ilkan karya, penc ipta tidak menggunakan p igura, me la inkan langs ung d ibentuk denga n me manfaatkan spandra m ya ng me milik i lebat + 5 c m. Ha l ini d ilakukan denga n maksud a gar karya na mpak
leb ih
bebas,
luas,
dan
dapat
menyatu
denga n
keadaan
sekelilingnya tanpa adanya kesan batas yang ditimb ulkan ole h pigura. 61
BAB IV WUJUD KARYA
Wujud karya mer upakan tamp ila n vis ua l karya secara keseluruhan yang te lah me lewati semua tahap proses penciptaan dengan perg ulatan ide. Untuk me maha mi is i dari karya atau hubunga n a ntara wujud karya dengan ide, dapat dipahami dengan mengana lisa vis ua lisas i dari karya itu send ir i. Artinya sebuah ide pencipta akan me njadi realitas v isual apabila semua ele men r upa dapat berkomunikasi secara maksima l. Visual dari karya pencipta merupakan hasil dar i hubunga n antara ide pencipta dengan kema mp uan teknis penc iptaannya. Da la m mengkaji hub ungan antara mak na ide dan wujud karyase ni luk is, digunakan tiga aspek penelitia n ,ya itu : aspek mater ia l, aspek pormal ( fis ikop lastis), dan aspek ideoplastis.Berik ut d iura ikan te ntang tiga aspek di atas sesuai dengan visua lisas i mas ing- mas ing karya.
4.1 As pe k M ate rial Pemiliha n mater ia l ya ng ba ik merupakan upaya untuk mend ukung proses kreativitas sehingga dapat menghas ilkan s uatu karya ya ng me milik i kualitas da n ma mpu mena mp ilkan karakter bahasa v isual yang tepat untuk mewak ili ide. Pencipta me milih kanvas dengan perenta ng ya ng berbentuk konv ensional (segi empat panjang) sebagai media untuk 62
berkarya
dikarenakan o leh kema uan untuk me mbangun ko mposis i yang bebas, dan kanvas yang dipakai penc ipta ya itu, kanvas di buat sendir i dengan meberi lap isa dasar me ngunakan : le m s ite ntis, cat ultra proof , dan zine white. Bahan cat ya ng d ipakai penc ipta untuk me luk is,ya itu cat akr ilik dengan pertimbangan kesehatan seperti yang pencita jabarkan dalam BAB sebelumnya, adapun jenis cat ya ng d ipakai, liquitex basics, talens Amsterdam, winsor newton galleria. Alat- alat yang d ipakai da lam berkreativitas seperti : kuas denga n berbagai ukuran dan p isau pa let ya ng pencipta gunakan ha nya untuk me mpoleskan baha n lapisa n dasar kanvas saja.
4.2 As pe k Ide oplas tis Aspek ideoplstis adala h suatu ga mbaran tenta ng gagasan atau ide, konsep dan dasar pemik iran yang d ijadikan a lat untuk d ieksp resikan kedalam karya seni luk is. Citra yang d ibangun d i balik wujud v isual karya seni lukis penc ipta adalah s uatu ke mauan untuk mengungkap kesan, pesan dan perasaan pencipta terhadap mister i waja h ya ng d ijad ikan te ma dalam berkarya luk is, wujud ya ng hadir merupakan upaya untuk merekrontruks i a ntara imajinas i dan rea litas ya ng pe ncipta a la mi. Wujud kesan pada karya pencipta bertujuan untuk mena mp ilkan s uasana sedih, marah, ter me nung, berpik ir dan la in sebaga inya, yang d i wujudkan dengan pengo la h – pengo lahan warna serta penempatanya yang ses uai antara ide dan v isual karya. 63
4.3
As pe k fis ikoplas tis Aspek fis ikop lastis adalah ga mbaran tentang teknik – teknik ya ng
digunakan untuk mewujudkan karya seni r upa (seni luk is) denga n te ma mister i waja h. Uns ur – uns ur seni r upa seperti, gar is, bentuk, bidang, tekstur, dan rua ng mas ih me njad i v isual karya. Penempatan atau pengorga nisasia n dari uns ur – unsur seni r upa dipadu dengan pr ins ip – prins ip penyus una n se ni r upa ( keseimba nga n, kesatuan ,mar mo ni, keseimbanga n ) di upayakan menyatu denga n kebutuhan estetika dan tema agar munc ul kepribadian dan or ijinalitas pada karya. Garis ya ng had ir merupakan upaya artistik untuk menghas ilkan aksentuasi ya ng d ina mis, ini terlihat pada aksen – aksen gar is pada figur kepala yang munc ul me la lui goresa – goresan war na .Uns ur la innya ya ng me njadi identitas pada karya pencipta adalah bentuk
dan warna.
Penjelasan te ntang bentuk dan warna d ilakukan scara bersamaan, karena bentuk – bentuk d istorsi dari obyek wajah penc ipta akan me mbangun imagenya sesuai denga n war na yang d ipasang. Warna yang d ipasang dengan kesan kabur dan bertekstur se mu akan me mbangun nua nsa ya ng diingginkan dari te matik karya. Komposisi, kerumita n dan kesatuan d ibangun lewat kesadaran reflektivitas pada setiap
langkah proses penc iptaan dan ke mauan
me mbebaskan ide - ide, sehingga ko mposis i, kerumita n dan kesatuan mas ing – mas ing pada karya akan berbeda. 64
Berik ut d iura ikan te ntang wujud dari kar ya pencipta yang te lah terseleksi o leh pe mb imb ing untuk d iikutsrtakan da lam kar ya Tugas Akhir adalah sebagai berik ut :
Foto Karya 1
Judul
: Derai Air Mata
Bahan
: Akrilik on Kanvas
Ukuran
: 165 cm x140 cm
Tahun
: 2011 65
Karya ini bersubjek matter dari figur wanita ya ng te lah d i distors i sehingga bentuk figur pada karya ini lebih lonjo ng dar i bentuk proposi ma nus ia umumnya. Karya ini la hir dar i imajinasi pe ncipta te ntang seorang gadis ya ng sedang kesepian denga n ekspresi wajah me la mun dan deraian air mata tanpa disadari me mbasahi wajahnya ya ng penc ipta visua lkan me la lui sebuah le lehan war na, le leha n warna ya ng hadir mer upakan simbol tangisa n penyesa lan ya ng me me ndam te ntang kesepian ya ng d ihadapinya. Warna – warna berkesan pastel dan didominas i warna merah muda dan oranye merupakan rep leksi a ura tub uh tenta ng perasaannya. Warna kuning pada baju yang d i pakai merupakan usaha untuk me mba ngun s uasana keceriaan. Pemakaian warna oranye dan hijau ke abu- abuan pada latar belakang karya merupakan symbo l dari kebimba nga n perasaan yang dihadapi dan d ua warna ya ng me mbent uk gar is tep i pada samping k ir i, kanan dan atas pencipta s imbolka n sebagai be lenggu atas pemik ira n ya ng di hadapinya.
66
Foto karya 2
Judul
: Tatapan Dingin
Bahan
: Akrilik on Kanvas
Ukuran
: 125 cm x125 cm
Tahun
: 2011
67
Lingkunga n me ngajarkan pe ncipta untuk me lihat sega la feno me na realitas yang terjadi di sekitr penc ipta, me lalui sebuah pandanga n atau tatapan kita dapat menge na li sesuatu ha l enta h baik dan buruk, tatapan wajah denga n menggunakan war na coklat kemera han pada karya lak i – lak i dengan
figur
pandangan mistir ius ter inspiras i ketika orang la in
me manda ng penc ipta dengan penuh tanda tanya dan berkesan dingin. Karya ini penc ipta visua lkan menggunakan war na hijau tua dan hij au kebiruan, le leha n warna had ir untuk mena mbah kesan dramatis dan sekaligus sebagai latar belakang karya. Sorotan mata me nandakan ketajam ,ketelitia n dan keseriusa n dala m me nangap i situas i ya ng sedang trjad i.
68
Foto Karya 3
Judul
: Lela h Berteriak
Bahan
: Akrilik on Kanvas
Ukuran
: 150 cm x 140 cm
Tahun
: 2011
69
Permasalaha n yang d ihadapi di setiap individ u manus ia pasti berbeda–beda terkadang mudah dan terkadang sulit untuk dise lesa ikannya. Permasalaha n yang sulit untuk d i se lesaikan terkadang menjad ikan le lah untuk me ncar i jalan penye lesaikannya, yang pada akhirnya kejenuha n pun munc ul sehingga mena mbah tekana n terhadap menta l itu send ir i. Ha l ini pencipta ungkapkan pada
karya luk is yang berjudul “Le la h Berter iak”,
dengan bentuk objek wajah ya ng hamp ir me menuhi b idang pada kanvas dengan ekspresi waja h ya ng berter iak kele laha n. Warna – warna oranye ke merah – merahan pada sekitar mulut penc ipta s imbo lkan sebaga i luapan ekspresi jiwa yang sedang di a laminya. Lele han warna ya ng had ir pada samp ing k ir i dan d isekitar mulut penc ipta maksudkan dapat me mbangun suasana ya ng dramatis, denga n d ibantu o leh ekspresi
mata ke le lahan
nantinya dapat memp isua lisas ikan tekan permasa lahan d ida lam jiwanya yang tercermin pada karya luk is itu sendir i .
70
Foto Karya 4
Judul
: Introspeksi Dala m Gar is
Bahan
: Akrilik on Kanvas
Ukuran
: 140 cm x 150 cm
Tahun
: 2011
71
Manus ia
merupakan
ma hluk
Tuha n
ya ng
semp urna
dengan
kelebihan pik ira n ya ng d imilik inya, na mun te ntunya tidak ter lepas dari kesalahan karena s udah me njadi mister i atas kela hirannya. Pandangan ini pencipta ungkapkan lewat karya denga n mene mpatkan objek wajah yang tepat di tengah – tengah pada bidang kanvas. Ekspresi berpikir ya ng ditimbulka n pada wajah dengan vis ua l mata ya ng s ip it penc ipta s imbolkan sebagai proses perenungan (konte np lasi) da la m dir i yang sedang di lakukan. De ngan kesan war na – warna pastel ya ng di do minasi ole h war na merah muda pencipta simbo lkan sebagai aura ya ng di bangun dala m dir i pada objek figur tersebut. Lele han – le le han warna ya ng tegak lur us dan teratur me mbentuk gar is – garis lur us pada bidang kanan dan k ir i kanvas dan sangat me nonjo l ini penc ipta maksudkan sebagai irama atau dina mika kehid upan. Kesan warna kabur pada objek karya pencipta s imbolkan sebagai mis teri berpik ir tenta ng kehid upan ya ng d ija laninya.
72
Foto Karya 5
Judul
: Senyum Ya ng Terpenda m
Bahan
: Akrilik on Kanvas
Ukuran : 160 cm x 140 cm Tahun
: 2011 73
Ketika permasala han me njadi mo mok yang me ngha ntui d i da lam pik iran, sega la ha l tindakan atau pr ilaku ya ng menjad i kabur ta npa tujuan pasti ya ng di pokuskan dar i sebuah pe nye lesa ian yang d i kehe ndaki. Pencipta me milih me nggunakan warna ya ng d i dominas i o leh war na oranye kemera h - meraha n pada objek wajah, dengan ekspresi sed ikit tersenyum ya ng dip is ua lisasikan pada karya ini, karena penc ipta ingin me mbangun kesan/ima ge tekana dari per masala han yang ada pada dalam dir inya. Le leha n – le leha n warna yang had ir pada karya pencipta simbo lkan sebagai pene gasan dari per masala han itu send ir i, denga n vis ual le leha n ya ng me nga la ngi pandangan mata pada ob jek karya yang di ciptakan. Kesan kabur pada objek karya pencipta simbo lkan sebagai mister i atas permasalaha n yang di p enda m,
tercermin pada kombinasi
warna merah tua dan ora nye ke merahan serta di padu denga n war na – warna yang la in. Penggunaan war na yang berkesan ke warna – warna pastel yang d ibagi me njadi d ua warna ya ng berbeda pad a latar belakang karya pencipta maksudkan agar kesan yang d ivisua lkan tidak mo noton, sehingga dapat me mbangun ira ma pada karya tersebut.
74
Foto karya 6
Judul
: Introspeksi
Bahan
: Akrilik on Kanvas
Ukuran
: 140 cm x 160 cm
Tahun
: 2011
75
Pada karya ini pe ncipta ter insp irasi dari penga la ma n ya ng pernah dia la mi d imana dala m s uatu mister i kehidupan se ga la sesuatu b ias terjadi disadari
maup un
tidak
disadar i.
Sebuah
penyadaran
mer upakan
penenangan dir i untuk metralis ir s ituas i atau keadaan yang d i ala mi. Hal inilah yang me ndasari penc ipta untuk me ngkapkannya pada karya luk is pencipta denga n mene mpatkan objek pada tengah- tenga h bidang kanvas yang
ber fungs i
untuk
me mfokuskan
pa ndanga n.
Warna
merah
me ndominas i pada karya ini ya ng d is imb ulkan sebaga i energ i untuk bangk it dari keterpurukan dan objek awan pada belakang objek wajah pencipta simbo lkan bahwa masa lah harus dilewati dan dija dikan pelajaran untuk se lanjutnya dengan sorotan mata kedepan mer upakan simb ul dari sebuah harapan terbentang lebar yang ada didepan untuk d icari.
76
Foto Karya 7
Judul
: Reaksi
Bahan
: Akrilik on Kanvas
Ukuran
: 140 cm x 160 cm
Tahun
: 2011
77
Fenomena – fe nome na ya ng ter interaksi seperti apa yang di dengar dan pencipta lihat disekeliling lingkungan sekitar merupakan gejala – gejala yang secara langsung dirasakan ya ng terkadang ber imbas baik atau sekaligus me nyak itkan. Ha l inila h ya ng mendasar i pemik iran penc ipta untuk me lahirkan karya dengan jud ul “Reaksi”kesan war na- warna pastel me ndominas i pada karya luk is ini yang bertujua n untuk kehar monisan karya itu send ir i. Warna mera h muda pada objek telinga penc ipta simbo lkan seb uah reaks i dar i berita je lek atau sebua h s ind iran ya ng di dengarnya, le lehan mena ndakan sebuah ta ngisa n dar i reaksi apa ya ng di dengar. Terjebak dalam s ituas i yang terjadi penc ita s imbo lkan dengan warna abu – abu kehija uan yang me njad i gar is tep i pada karya tersebut.
78
Foto Karya 8
Judul
: Dile ma
Bahan
: akrilik on kanvas
Ukuran
: 200 cm x 180 cm
Tahun
: 2011
79
Pada karya ini penc ipta ter insp iras i dar i s ituas i seseorang ya ng sedang menga la mi berbaga i maca m tekana n terhadap realitas ya ng dija laninya. Hal ini penc ipta vis ua lkan me la lui ekspresi wajah ya ng sedang berteriak le mas, dengan objek tangan ya ng ada di depanya. Warna – warna yang hadir d idominas i ole h warna kuning dan merah ya ng pencipta s imbolka n sebaga i reaksi dar i tekana n yang ada pada dir inya , objek tangan yang mere gang me nghadap ke atas merupakan s imbo l dari sebuah permo hona n untuk me ndapatkan jawaban tenta ng s ituasi ya ng sedang dia la minya.Sorotan mata ya ng mengarah ke sa mp ing s imb ul dari sebuah harapan bantuan dar i orang la in. Le leha n – lele han war na ya ng hadir pada objek wajah pencipta simbolkan sebaga i guratan guratan atau penegasan s uatu masala h yang tela h me ngha ntuinya, dan de nga n sed ikit penggunaan warna hijau penc ipta simbo lkan sebaga i sebua h harapan penye lesaia n dari dile ma ya ng dia la minya.
80
Foto Karya 9
Judul
: Sela matkan Otakmu
Bahan
: Akrilik on Kanvas
Ukuran
: 200 cm x 150 cm
Tahun
: 2011
81
Karya ini lahir dar i pandanga n pencipta tenta ng kejujuran atau kemur nian ya ng d i timb ulkan dar i ekspresi wajah sebaga i s ubjek metter pada karya yang c iptakan, wajah ya ng d ijad ikan sebagi s imbo l ekspres i atas pemik iran yang dia la mi. Karena kejujuran pemik ira n ya ng sedang dia la mi tidak dapat termanip ulasi o leh ekspresi waja h itu send ir i, dengan visua l wajah yang le mah pada karya pencipta simbo lkan sebaga i kejujuran yang se la lu identik denga n ke le mbuta n, d engan pe nggunaan war na – warna ya ng di dominas i
o leh warna hijau kebir u- birua n penc ipta
simbo lkan sebagai ketena nga n. Sedangkan objek otak yang dib uat pada lingkaran mulut ya ng terbuka pencipta vis ua lkan mulut sebaga i pelindung terhadap pemik ira n itu send ir i, penc ipta terapkan dengan pe nggunaan warna yang dido minas i ole h mera h pencipta simbo lkan sebagai ener gi. Garis – garis yang tercipta me la lui le leha n – lele han war na pada karya pencipta s imbolka n sebagai penduk ung penguat ekspresi wajah ya ng disa mpaikan, sehingga kekuatan keseluhan karya menjad i munc ul me la lui karya luk is itu sendir i.
82
Foto karya 10
Judul
: Harapan
Bahan
: Akrilik on Kanvas
Ukuran
: 200 cm x 200 cm
Tahun
: 2011
83
Pada karya ini terdapat dua objek pria dan wa nita yang sa ma- sama me nghadap kedepan dan pada atas
o bjek wanita nya
terdapat bunga.
Karya ini mencer itakan tentang p erjalan dua sosok manus ia di da lam me la lui berbagai r intangan ya ng penc ipta s imbulkan me la lui le leha n – le leha n war na pada objek figur tersebut. Warna hita m yang me njadi latarbelakang karya mer upakan s imbul dari mister i per masala han itu sendir i dan sekuntum b unga ya ng ada di atas kepala wanita tersebut mer upakan simbul harapan atas permasalahan yang dihad api.
84
Foto karya 11
Judul
: Bukan Ter iakan Yang Aku Inginkan
Bahan
: Akrilik on Kanvas
Ukuran
: 160 cm x 180 cm
Tahun
: 2011
85
Sebuah dia lo g terjad i apabila ada lawan yang d i ajak untuk b icara , pada karya ini penc ipta me mvis ualka n dua objek ekspresi wajah berteriak dan menatap terdia m mengharapkan suatu jawaban bukan teriakan ya ng diinginkan. Karya ya ng di dominas i war na merah ini penc ipta bertujuan untuk me mbangun suasa na keteganga n yang terjadi d i antara kedua objek tersebut, le leha n - le leha n hadir pada wajah d imas ing - mas ing objek tersebut pencipta maksud untuk me na mbah kesan keteganga n tersebut. Penggunaan warna merah
pada latar belakang karya bertujuan untuk
me mbangun s uasana pada karya menjad i leb ih har monis dengan objek karya itu send ir i.
86
Foto karya 12
Judul
: Misteri mata
Ukura
: 200 cm x 150 cm
Bahan
: Akrilik on Kanvas
Tahun
: 2011
87
Mata merupakan panca indra yang dimilik i pada setiap individu ma nus ia, dan me milik i perana n yang sangat pent ing d i da la m me ngamati segala feno mena realitas ya ng terjadi d i sekitarnya. Pada karya ini pencipta me mvis ua lisas ikan objek wajah yang d i dominas i o leh war na coklat denga n pandangan sorotan mata ya ng tajam, dan objek wajah pencipta vis ua lkan ha np ir meme nuhi b idang pada kanvas. Sorotan mata yang di buat secara detail dan denga n pandanga n yang tajam penc ipta simbo lkan bahwa di dala m me lihat sega la sesuatu yang terjadi di sek itar kita d ibutuhkan sebuah kete litian atau kejelia n untuk me nangapi se ga la ha l –hal ya ng bersifat positif ma upun ngatif, dan ekspresi wajah yang serius dengan pos is i mulut yang tertutup mena ndakan keseriusan da lam me nangapi sesuatu ha l ya ng terjadi. Lele han – le le han war na yang had ir, pencipta hanya maksudkan untuk me me nuhi kebutuhan nila i artistik pada karya, dengan latar belakang putih pada karya ini pencipta vis ua lkan untuk me mbangun keluasan rua ng pada karya itu send ir i.
88
BAB V PENUTUP
5.1 Kes impulan Berdasarkan proses yang d ilakukan penc ipta dar i pencar ian ide, pengkajia n sumber gagasan, eksperimen dan eks ploras i teknik serta bahan, maka diperoleh beberapa kesimp ulan dan saran sebagai berik ut : 5.1.1
Dalam karya penc ipta, ekspresi wajah tidak diga mbarkan atau direpresentasikan secara realis, me lainkan te la h ditrans for masi me la lui d istors i dengan tanpa meninggalka n bentuk dasar ( karakter ) wajah perempuan maupun lak i – laki. Semua karya pencipta merupakan penuangan sega la imajinas i penc ipta tenta ng mister i wajah itu send ir i, baik itu berupa ekspresi kesedihan, berteriak, me lamun,emos i dan la in sebagainya. Dala m pena mp ilan karya, pencipta menggunakan atau merekrontr uks i makna konsep dalam wila yah s imbol –s imbol, ba ik yang bers ifat konvens io nal ma upun s imbol ya ng bers ifat pr ibadi yang me ngara h pada tematik karya itu send ir i.
5.1.2
Pencipta memilih bahan ma upun a lat yang te la h d ireduksi berdasarkan dari berbagai eksperime n berikut a neka efek yang dihas ilkannya hingga sa mpaila h pada penentuan beberapa teknik seperti: teknik lele han, dusse l, teknik transparan, p lakat serta 89
penerapan warna secara bertahap seb agai penduk ung dar i vis ual karya. 5.1.3
Aspek – aspek yang terkandung da la m karya seni luk is penc ipta me liputi; aspek ideof lstis sebagai is i ata u s umber ide dan aspek pisikoplastis sebagai bentuk yang banyak dipe ngar uhi o leh ketrampila n teknik, pengo laha n media ya ng digunakan da lam penciptaan serta ketramp ila n dala m menggunakan e le men dan uns ur uns ur se ni r upa serta prins ip penyusuna n dari unsur – unsur estetik. Semua aspek di atas digabungkan dan di padu dengan imajinas i penc ipta akan mister i wajah sebaga i te ma berkarya, sehingga tercermin kepribadia n dala m karya.
5.2 Saran – saran Berdasarkan uraian d i atas dan ber ikut proses penciptaan karya seni luk is, pencipta ingin menyarankan kepada pelukis pe mula atau ca lon senima n agar leb ih bebas dan berkreativ itas dan bereksperime n me ncari kemungkinan – kemungk ina n baru atau ide – ide baru yang sesua i dengan pemaknaan atas suatu konsep dan berusaha keluar dari pakem – pakem yang s udah ada. Tidak ragu – ragu untuk me lakuka n percoban berbagai teknik denga n me ngunakan berbagai alat dan media dala m berkarya, karena bermacam alat dan media sangat me mungk inkan memunculkan bentuk
–
bentuk
artistik
ya ng
unik
dan belum pernah d ijumpai
sebelumnya. Tek nik, alat dan bahan ya ng sama dapat diuji coba untuk 90
mewujudkan karya seni lukis dengan pendekatan tema ya ng berbeda sehingga me mungk inka n munculnya bentuk – bentuk yang me milik i karekteristik yang berbeda pula. Pencipta juga menyarankan kepada teman – te ma n mahas iswa ISI Denpasar dan calon seniman a gar leb ih terbuka dala m mener ima berbagai maca m kritik dan me njadika nnya sebagai pe micu berkreati vitas kearah yang lebih baik, sehingga dapat membangun jati dir i sebaga i seniman luk is yang professio na l. Demik ian kes impula n dan saran dalam penc iptaan
Tugas Akhir
karya seni luk is di ISI Denpasar ini, semoga karya – karya yang dita mp ilkan dan tulisa n ya ng d isajika n ini me mberikan sumbanga n ya ng berharga bagi perkembangan seni luk is d i Ba li serta me mperkaya khasanah seni luk is d i Indones ia.
91
LAMP IRAN - LANP IRAN
92
Lamp ira n foto 1
Foto lampira n alat dan bahan yang pencipta gunakan dala m meluk is
93
Lamp ira n foto 2
Foto studi cat air di atas media kertas
94
Lamp ira n foto 3
Foto studi cat air di atas media kertas
95
Lamp ira n foto 4
Foto studi cat air di atas media kertas
96
Lamp ira n poto 5
Studi sketsa di atas media kertas menggunakan pensil
97
Foto lampira n 6
Foto studi seketsa diatas media kertas menggunakan pensil
98
Lamp ira n foto 7
Foto studi seketsa di atas media kertas menggunakan pens il
99
Lamp ira n foto 8
Foto pencipta pada saat proses berkarya luk is
100
Lamp ira n Foto 9
Foto pencipta pada saat berkarya luk is
101
DAFTAR PUSTAKA
Bostomi, Sowaji, 1990, Wawasan Seni, IKIP Semarang, Semarang. Darsono Sony Kartika, 2004, Seni Rupa Modern, Penerbit Rekayasa Sains, Bandung. Dillistone, F.W, 2002, The Power Of Symbols, Kanis ius Yoyakarta. EM Zul Fajri da n Ratu Apr ililia Serja, Tanpa Tahun Kamus Lengk ap Bahasa Indonesia,Penerbit Difa Pub lisher. Gie, The Lia ng, 1976, The Drawing of Lan fairwearther Australia, Nasional Gallery Of Australia. Hartoko, Dik, 1984, Manusia dan Seni, Kanis ius, jogyakarta. Houve
va n,
H.Z.W,
1950,
Ensik lopedia
Indonesia,
Granvanhage,
Bandung. Herbet Read, 2000, The Meaning of Art , Univers ity press Yogyakarta. Iskandar, Popo, 2000 Alam Pik ir Seniman, Yayasan Popo Iskandar, Bandung. National Geograp hic, 2002, Ex clusif Son Histoire, National Geographic Chennel. Peowadarminta, W.J.S, 1966, Kamus Umum Bahasa Indonesia, P.N. Bala i Pustaka, Jakarta. Partanto, A, Pius dan AL. Barry, M. Dahla n, 1994, Kamus ilmiah Populer, Surabaya. Phaidon, 1994, The Art Book , Phaidon University press Limited, London. Pringgodigdo,
Ag.
1977,
Ensik lopedia
umum ,
Yayasan
Kanis ius,
Joyakarta. Rahorjo, J. Bundy, 1984, Himpunan Materi Pendidikan Seni Rupa, CV Irama, Bandung. Sidik, Fajar, 1977, Diktat Kritik Seni Yogyakarta, Sekolah Tinggi Seni Rupa”ASRI ”, Jogyakarta. Sumardjo, Jakob, 2000, Filsafat Seni, Penerbit ITB, Bandung. 102
Supono, 1983, Perkembangan Seni Rupa Moderen, Penerbit Rekayasa Sains, Bandung. Sustris no, Muji, 2005,
Filsafat Seni, Tek s – Teks Kunci Estetik a ,
Percetakan Galang Press, Yogyakarta. Suryahad i, A.A, 1994, Pengembangan Kreativ itas Melalui Seni Rupa , Departemen Pendid ikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Susanto, MIkke, 2002, Dik si Rupa, Yayasan Kanins ius, Yogyakarta. Taschen, 2006, Impressionist Art , Taschen GmbH, Singapore. Vis ua l Art, 2004, Majalah Seni Rupa Edisi Perdana, PT Media Visual Art, Jakarta www.Artikatamister i.com , Google.
103
104
105