1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika di SD/MI pada dasarnya dilakukan untuk
membangun kemampuan siswa untuk memahami konsep dasar dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran matematika. Salah satu kemampuan yang dilakukan dalam pembelajaran matematika adalah kemampuan berhitung. Keterampilan berhitung di SD/MI merupakan kemampuan dasar untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lebih lanjut, maka pembelajaran berhitung harus mendapat perhatian sejak awal. Persoalan belajar pada siswa salah satunya yaitu kesulitan siswa dalam mempelajari matematika. Banyak faktor yang menyebabkan siswa kurang menguasai mata pelajaran matematika, diantaranya adalah anak kurang berminat untuk mempelajari matematika, karena matematika merupakan satu pelajaran yang kurang menarik. Siswa berasumsi bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit sehingga siswa merasa terbebani saat berinteraksi dalam `proses pembelajaran, dan masih rendah karena tingkat pemahaman siswa terhadap konsep berhitung. Hal ini menyebabkan pembelajaran kurang maksimal (Prastowo, 2012:12). Tujuan pembelajaran Matematika untuk SD/MI dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat, dalam memecahkan permasalahan. (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
1
2
menyusun bukti, atau menjalaskan gagasan dan pernyataan matematika. (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam pembelajaran matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Aisyah, 2008:4). Melihat tujuan pembelajaran Matematika untuk SD/MI maka peran guru menjadi salah satu penentu atas keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan tersebut. Peran guru disini sebagai perencana dan pelaksana kegiatan belajar mengajar sangat penting dan keterlibatan secara aktif kedua belah pihak yaitu guru dan siswa akan mewarnai kegiatan belajar yang diharapkan untuk mencapai tujua pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya (Danim,2012:5). Kenyataan ini dapat memberikan gambaran mengenai peran pentingnya guru dalam proses penguasaan konsep pembelajaran disekolah dalam hal ini bidang pelajaran matematika. Penguasaan konsep pada pelajaran matematika pada siswa akan ditandai dengan kemampuan siswa untuk mengenal, memahami serta menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Rohana (2011:111) dalam memahami konsep matematika diperlukan kemampuan generalisasi serta abstraksi yang cukup tinggi. Sedangkan saat ini penguasaan peserta didik terhadap materi konsep-konsep matematika masih lemah bahkan dipahami
2
3
dengan keliru. Upaya memahami konsep pembelajaran matematika tersebut harus diperlukan suatu konsep, sehingga pada akhirnya dapat memberikan dukungan secara maksimal dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Jihad (2013:23) mengatahan, bila hendak mengajarkan suatu mata pelajaran tuntutan yang muncul adalah harus memilih pendekatan, strategi, metode, teknik yang sesuia dengan kondisi dan situasi anak, materi yang diajarkan dan lingkungan tempat belajar, supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode ice breaking. Ice breaking adalah padanan dua kata Inggris yang mengandung makna “memecah es”. Istilah ini sering dipakai dalam proses pembelajaran dengan maksud menghilangkan kebekuan-kebekuan di antara pada anak didik, sehingga mereka saling mengenal, mengerti dan bisa saling berinteraksi dengan baik antara satu dengan yang lainnya. Metode Ice breaking merupakan permainan atau kegiatan yang berfungsi untuk mengubah suasana kebekuan dalam kelompok. Ice breaking merupakan salah satu upaya untuk melebur dindingdinding kebekuan interaksi dan pembelajaran. Apabila dikaitkan dengan pembelajaran, peranan ice breaking akan sangat penting, karena keberhasilan guru tersebut diantara peserta didik yang sedang melakukan pembelajaran. Terlihat dari latar belakang karakteristik siswa yang berbeda (Sunarto (2012:3). MI Miftahul Huda Ngadireso Poncokusumo merupakan salah satu MI yang terdapat di Kabupaten Malang. Meskipun MI Miftahul Huda merupakan sekolah swasta yang terletak di tempat terpencil, tetapi memiliki kualitas yang setara dengan sekolah negeri lainnya. Kultur yang terdapat di MI Miftahul Huda adalah sekolah berbasis Islam yang menumbuhkan karakter-karakter islami
3
4
dengan cara membiasakan siswanya untuk membaca Asmaul Husna sebelum masuk ke dalam kelas masing-masing, kemudian setiap siswa disuruh untuk membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an yang sudah ditetapkan oleh guru kelas masing-masing. Sedangkan di MI Miftahul Huda menggunakan sistem kurikulum KTSP dalam sistem pembelajarannya. Alasan peneli memilih MI Miftahul Huda sebagai tempat penelitian ini adalah karena pernah membantu mengajar di sekolah ini selama sebulan penuh saat pelaksanaan KKN ganjil di tahun 2015 lalu, sehingga peneliti mengetahui tentang sistem pembelajaran di MI Miftahul Huda. Selama ini guru mengajar di MI Miftahul Huda, masih ada siswa yang terlihat kurang berminat dan kurang berkonsentrasi dalam proses pembelajaran matematika di kelas V. Maka dari itu pada pelaksanaannya, guru, dalam mata pelajaran matematika sering menggunakan kreativitasnya untuk meningkatkan minat dan konsentrasi siswanya, seperti mengunakan ice breaking sebagai metode pendukung dalam kegiatan pembelajaran matematika yang dilakukan. Guru selalu berupaya untuk membuat kondisi kelas terkesan menyenangkan, dengan harapan agar siswa dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Dengan demikian guru selalu berusaha untuk membuat siswa merasa senang dan tidak merasa terkekan ketika mengikuti pelajaran melalui implementasi ice breaking dalam pembelajaran matematika yang dilakukan. Oleh sebab itu, berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti menetapkan judul penelitian: Analisis Ice Breaking Guru Dalam Pembe-lajaran Matematika Kelas V di MI Miftahul Huda Ngadireso Poncokusumo Malang.
4
5
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan maka rumusan
masalah penelitian yaitu sebagai berikut: a. Bagaimana pelaksanaan ice breaking yang dilakukan guru dalam pembelajaran matematika Kelas V di MI Miftahul Huda Ngadireso Poncokusumo Malang? b.
Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan ice breaking guru dalam pembelajaran matematika Kelas V di MI Miftahul Huda Ngadireso Poncokusumo Malang?
c.
Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi faktor penghambat pelaksanaan ice breaking guru dalam pembelajaran matematika Kelas V di MI Miftahul Huda Ngadireso Poncokusumo Malang?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendiskripsikan tentang:
a. Untuk mengetahui pelaksanaan Ice breaking yang dilakukan guru di MI Miftahul Huda Ngadireso Poncokusumo Malang. b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat ice breaking guru dalam pembelajaran matematika Kelas V di MI Miftahul Huda Ngadireso Poncokusumo Malang. c. Untuk mengetahu Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi faktor penghambat pelaksanaan ice breaking guru dalam pembelajaran matematika Kelas V di MI Miftahul Huda Ngadireso Poncokusumo Malang.
5
6
1.4
Manfaat Penelitian a.
Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi serta menambah
wawasan guru dalam upaya peningkatan pembelajaran matematika dengan menggunakan konsep ice breaking. b.
Bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dalam upaya peningkatan kemampuan dalam proses pembejaran matematika dalam dengan menggunakan konsep ice breaking. c. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan yang positif untuk dilakukan pengembangan dalam kajian topik penelitian yang sama.
1.5
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian dalam penelitian ini akan
dilaksanakan pada kelas V, bentuk ice breaking yang digunakan guru dalam proses pembelajaran matematika pada kelas V semester genap tahun ajaran 2015/2016, manfaat penerapan Ice breaking yang diberikan guru pada siswa kelas V, serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan ice breaking pada pembelajaran matematika di kelas V.
6
7
1.6
Definisi Istilah Definisi istilah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Ice Breaking merupakan teknik-teknik yang digunakan dalam suatu forum atau pembelajaran untuk memecahkan kebekuan, kejenuhan yang terjadi dalam forum atau pembelajaran agar peserta didik kembali dapat berkonsentrasi dan menerima materi dalam pembelajaran dengan baik b. Pembelajaran matematika merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam hubungannya dengan siswa, dan bahan pengajar serta mengatur situasi belajar siswa sehingga tercipta situasi dan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung proses belajar mengajar pada mata pelajaran matematika. Mencapai tujuan pembelajaran tersebut, diperlukan suatu metode, salah satunya menggunakan metode ice breaking.
7