IV. 4.1.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan
Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang akan dilakukan karena Desa Cikarawang merupakan salah satu daerah yang potensial untuk pegembangan usaha pupuk kompos. Hal ini dikarenakan penduduk di desa ini sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani yang ratarata memiliki kemampuan untuk membuat pupuk kompos, selain itu keberadaan limbah-limbah pertanian yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos cukup melimpah. 4.2.
Jenis dan Sumber Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan
data sekunder. Data primer berupa pengamatan langsung ke lapangan dengan metode wawancara langsung dengan responden. Responden yang dipilih adalah ketua dan anggota kelompok Tani Hurip dari Desa Cikarawang. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari studi literatur dan informasi dari beberapa instansi terkait seperti BPS Kabupaten Bogor dan referensi-referensi lainnya berupa buku, makalah, penelitian terdahulu, serta internet. 4.3.
Metode Pengumpulan Data Data dan informasi dikumpulkan untuk mendapatkan suatu gambaran
berbagai keterangan yang berkaitan dengan lingkup usaha. Pengumpulan data primer diperoleh pada saat turun lapang ke lokasi penelitian yaitu usaha pupuk
42
kompos Kelompok Tani Hurip di Desa Cikarawang. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data primer berupa wawancara langsung serta observasi lapang. Untuk lokasi pengumpulan data sekunder meliputi kantor Kepala Desa Cikarawang dan perpustakan Institut Pertanian Bogor. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data sekunder berupa studi literatur dan browsing internet. Tahapan analisis data yang dilakukan antara lain : tahap pemasukan data, pemeriksaan data, pengolahan data dan pengelompokan data. Pengolahan data dilakukan secara manual dengan menggunakan alat bantu kalkulator dan komputer dengan menggunakan program Microsoft Excel, kemudian interpretasi data secara deskriptif. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kelayakan finansial dan analisis nilai pengganti. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menghitung kelayakan usaha pupuk kompos dari aspek finansialnya. 4.4.
Analisis Data
4.4.1. Analisis Kelayakan Finansial Penelitian ini menggunakan analisis kelayakan finansial karena bertujuan untuk melihat dampak dari adanya usaha pupuk kompos dari sisi pelaku usaha yaitu para petani di Desa Cikarawang. Disamping itu, analisis kelayakan finansial ini sudah mampu untuk menjawab permasalahan yang ada di lapang. Analisis kelayakan finansial yang dilakukan untuk melihat kelayakan usaha pupuk kompos, dibutuhkan data arus penerimaan dan pengeluaran. Arus penerimaan dan pengeluaran disajikan dalam bentuk cashflow. Kelayakan finansial dari suatu investasi dinilai dengan menggunakan metode arus tunai terpotong (Discounted Cashflow). Metode ini adalah suatu cara
43
penilaian manfaat atau penilaian kelayakan investasi dari suatu proyek dengan memperhitungkan nilai waktu dari uang. Kriteria investasi yang digunakan adalah NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Periode (Gray, et. al. 1992) : a.
Net Present Value (NPV) Metode ini merupakan selisih manfaat dan biaya selama umur ekonomis
proyek yang diukur dengan nilai uang sekarang dengan menggunakan discount rate. Rumus : NPV =
∑
^
Keterangan : NPV = Jumlah pendapatan bersih diwaktu sekarang selama n tahun (Rp) Bt
= Penerimaan proyek pada tahun ke-t (Rp)
Ct
= Biaya proyek pada tahun ke-t (Rp)
n
= Umur ekonomis proyek
i
= Tingkat diskonto (%)
t
= Tahun
apabila : 1.
NPV < 0 (negatif), mengartikan bahwa sampai pada t tahun investasi masih merugi sehingga tidak layak dilaksanakan.
2.
NPV = 0, waktu tepat dimana biaya investasi dapat dikembalikan sehingga perusahaan tidak mendapat keuntungan atau merugi.
3.
NPV > 0 (positif), menunjukkan kondisi perusahaan menguntungkan, dengan semakin besarnya NPV maka semakin besar pula keuntungan yang akan dicapai.
44
b.
Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return adalah suatu tingkat diskonto yang membuat NPV
proyek sama dengan nol. Internal Rate of Return merupakan arus pengembalian yang menghasilkan NPV aliran kas masuk sama dengan NPV aliran kas yang keluar. Rumus : IRR
Keterangan : IRR
= Besarnya Internal Rate of Return dalam persen (%) = Discount rate yang menghasilkan NPV positif = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif
NPV(+)
= NPV positif
NPV(-)
= NPV negatif
Apabila : IRR < tingkat diskonto : Proyek tidak layak IRR = tingkat diskonto : Proyek tidak untung dan tidak rugi IRR > tingkat diskonto : Proyek layak c.
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) Net B/C adalah perbandingan antara present value dari total benefit positif
dengan total benefit negatif. Rumus :
∑
^
...> 0
Net B/C =
∑
^
...< 0 45
Keterangan : Net B/C
= Net Benefit-Cost Ratio
Bt
= Penerimaan pada tahun-t
Ct
= Biaya pada tahun-t
i
= Tingkat suku bunga (%)
n
= Umur ekonomis proyek
t
= Tahun
Apabila : Net B/C > 1 = Proyek layak dilaksanakan Net B/C < 1 = Proyek tidak layak dilaksanakan d.
Payback Periode (PP) Payback Periode atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu
metode dalam menilai kelayakan usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat modal itu dapat kembali, semakin baik suatu proyek untuk diusahakan karena modal yang kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan lain (Husnan dan Suwarsono 2000). Adapun perhitungan Payback Periode adalah sebagai berikut: Payback Periode =
n+
x 1 tahun
Keterangan : n = Tahun terakhir dimana arus kas masih belum bisa menutupi initial investment a = Jumlah initial investment b = Jumlahkumulatif arus kas pada tahun ke- n c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke- n+1
46
4.4.2. Analisis Nilai Pengganti Analisis nilai pengganti bertujuan untuk mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi terhadap manfaat dan biaya selama proyek berlangsung. Asumsi yang digunakan adalah penurunan harga output/penerimaan. Penentuan besarnya penurunan harga output berdasarkan fluktuasi harga yang terjadi di lokasi penelitian. Asumsi kedua adalah kenaikan harga input. Melalui analisis nilai pengganti ini akan diketahui faktor-faktor apa saja yang paling sensitif. Untuk mengukur tingkat sensitivitas digunakan formula Switching Value (SV) yang menggambarkan tingkat perubahan parameter tertentu yang menyebabkan NPV = 0. NPV NPV
NPV
Keterangan : i(+)
= Tingkat diskon yang membuat nilai NPV positif
i(-)
= Tingkat diskon yang membuat nilai NPV negatif
NPV(+)
= Nilai NPV positif
NPV(-)
= Nilai NPV negatif
4.5.
Asumsi Dasar Asumsi dasar yang digunakan untuk menganalisis usaha pupuk kompos
dalam penelitian ini, yaitu: 1.
Umur proyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 tahun, didasarkan pada umur ekonomis bangunan tempat produksi.
2.
Sumber modal seluruhnya berasal dari modal sendiri.
47
3.
Inflow dan Outflow pada tahun 2011 hingga akhir umur proyek merupakan proyeksi berdasarkan pada penelitian dan informasi yang didapatkan pada tahun 2010 dan tahun 2011.
4.
Harga input produksi pupuk kompos adalah harga perolehan ditempat produksi (farm gate price) dimana marjin pemasaran tidak termasuk dalam harga.
5.
Semua bahan baku habis di produksi sehingga tidak ada persediaan bahan baku di awal dan akhir tahun.
6.
Banyaknya pupuk kompos yang dihasilkan 1.200 Kg setiap bulannya.
7.
Harga pupuk kompos yang digunakan mulai tahun ke-1 hingga akhir umur proyek adalah harga yang berlaku pada tahun 2011 yaitu Rp 1.500,00 per Kilogram. Tingkat harga yang digunakan adalah tingkat harga ditempat produksi (farm gate price).
8.
Produk yang dihasilkan habis terjual sehingga tidak ada persediaan di akhir dan di awal tahun.
9.
Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke-1 dan biaya reinvestasi dikeluarkan untuk peralatan-peralatan yang telah habis umur ekonomisnya. Nilai dari investasi dan reinvestasi merupakan nilai perolehan barang modal (investasi) pada tahun 2011.
10. Nilai penyusutan dihitung berdasarkan perhitungan nilai sisa dengan menggunakan metode garis lurus dimana harga beli dikurangi dengan nilai sisa kemudian dibagi dengan umur ekonomis. 11. Tingkat discount rate yang akan digunakan adalah suku bunga deposito Bank Indonesia yang berlaku pada periode pengambilan data pada bulan Februari
48
2011. Hal ini juga berkaitan dengan inflasi yang mungkin terjadi di masa yang akan datang sehingga mempengaruhi tingkat produktivitas dari investasi yang akan ditanamkan dalam usaha pupuk kompos atau tingkat pengembalian internal. Maka dari itu, nilai discount rate yang digunakan ialah sebesar 6,75 persen. 12. Biaya yang dikeluarkan untuk usaha pupuk kompos terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. 13. Analisis nilai pengganti dilakukan dengan melihat pengaruh yang terjadi pada perubahan hasil produksi, harga jual output, dan harga input pupuk.
49